3. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kondisi yang jauh dari apa yang diharapkan. Masalah dalam duni
pendidikan di Negara ini sangat bermacam-macam, meliputi hubungan sistem pendidikan dengan aspek-asp
lain dalam masyarakat, hubungan antar manusia di dalam sekolah,pengaruh sekolah terhadap perilaku dan
kepribadian semua pihak sekolah dan lembaga pendidikan dalam masyarakat.Untuk itu, para guru dan calon
guru harus paham dan dibekali sosiologi pendidikan serta terampil mengoperasionalkan dalam kegiatan
pendidikan. Pendidikan pada hakekatnya merupakan tali untuk mengantarkan peserta didik menuju pada
kesadaran sosial yang lebih tinggi dari sebelum ia mengenyam pendidikan. Namun, kadang dalam
perjalanannya pendidikan kerap kali malah memisahkan pesrta didik dari kehidupan sosialnya. Hal ini terjadi
karena pendidikan yang diberikan bukan lagi berbasis akan realitas masyarakat. Akan tetapi lebih berorientas
apada pemenuhan kebutuhan pasar baik yang sekarang ataupun yang akan datang. Sehingga peserta didik
setelah selesai mendapatkan pendidikan bukan peka akan realitas sosial malah hilang dari realitas sosial yang
ada dimasyarakat. Melihat realitas tersebut perlu kiranya merubah akan orientasi dari pendidikan tersebut.
Agar pendidikan dapat memainkan peranannya sebagai motor penggerak mobilitas sosial. Sebab, pendidikan
sebagai pembentuk intelektual peserta didiknya merupakan faktor yang sangat penting dalam peruabahan
yang terjadi di masyarakat.
4. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah faktor-faktor pendorong mobilitas
social ?
2. Apa sajakah faktor-faktor penghambat mobilitas
social ?
3. Bagaimanakah proses terjadinya mobilitas social
?
4. Bagaimanakah dampak mobilitas social ?
5. Bagaimanakah hubungan pendidikan dan
mobilitas social
5. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa sajakah faktor-faktor pendorong
mobilitas sosial.
2. Untuk mengetahui apa sajakah faktor-faktor
penghambat mobilitas sosial.
3. Untuk mengetahui bagaimanakah proses terjadinya
mobilitas sosial.
4. Untuk mengetahui bagaimanakah dampak mobilitas
sosial.
5. Untuk mengetahui bagaimanakah hubungan pendidikan
dan mobilitas sosial.
6. 1. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOBILITAS SOSIAL
1. Status Sosial
2. Keadaan Ekonomi
3. Situasi Politik
4. Pertumbuhan Penduduk
8. 3. ketrampilan membawa pokok pembicaraan (focusing
skill)
Pada saat konselor berwawancara denga klien, konselor
memfokuskan pembicaran pada satu topik menukan dan menentukan
sember massalah klien. metode ini digunakan apabila klien dalam
menyampaikan pesan, terjadi ketidak aturan, kabur, kacau dan
sebagainya. Tujuanya agar konselor mendorong klien untuk
menemukan dan mempertajam benang masalah utama yang
berkaitan dengan massalahnya. Apabila konselor berhasil pada
pembicara itu dan memang terkait dengan sumber masalah klien,
maka konselor dpat memintak klien untuk memfokuskan pada satu
aspek pembicaraan yang di angap mempunyai kaitan erat dengan
sumber masalah tersebut
9. 4. ketrampilan bertanya (questioning skill)
Pertanyaan yang digunakan dalam questioning skill dapat
berbentuk pertanyaan terbuka (open –ended) dan pertanya
tertutup (colosed ended). pada pertanyan terbuka tujuanya
agar klien mampu mengemukan lebih banyak massalahnya.
pertanyan pertanyan itu tidak digunakan untuk memperoleh
informasi, tetapi untuk memberikan rangsangan agar klien lbih
bebas dalam menemukan msalah dan lebih aktif dalam
wawancara. tujuan lain agar dengan pertanyan terbuka, dapat
membantu klien lebih mampu memahami diri meraka
10. KESIMPULAN
Tujuan konselor mengarahkan klien adalah untuk
memotivasi dan menimbulkan keberanian diri dalam
merespons atau mereaksi selama berlangsungnya
komunikasi. Konselor sebagai pemimpin dilukiskan
sebagai orang yang mampu memotivasi dan
mendorong klien agar mampu berpikir ke masa
depan yang lebih kreatif. Tujuan lain metode ini
adalah meningkatkan kesadaran klien untuk lebih
memahami diri mereka sendiri sehingga mendorong
klien untuk menemukan dan mempertajam benang-
benang masalah utama yang berkaitan dengan
masalanya.