SlideShare a Scribd company logo
0
SOSIALISASI DAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN SEKOLAH
DAN KELUARGA
Makalah
Di susun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sosiologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Hj. Nur Khasanah M.Ag
Di susun oleh
Kelompok: 8
Khoridah (2021113109)
Mia Arismaya (2021113131)
Agyana Nadia Nur I (2021113179)
Indah Nur Baiti (2021113270)
Kelas: C
JURUSAN TARBIYAH/PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah sosialisasi sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, hal
tersebut dikarenakan setiap individu pasti bersosialisasi dengan individu yang
lain. Sosialisasi merupakan proses pemberian bimbingan individu agar
mampu memasuki dunia sosial masyarakat.
Sosialisasi terjadi ketika seseorang berhubungan dengan orang lain.
Melalui sosialisasi membuat individu mampu mempelajari polala-pola yang
ada dalam masyarakat, baik berupa pola kebudayaan maupun pola dalam
berinteraksi satu sama lain.
Sosialisasi dilakukan dengan mendidik individu tentang kebudayaan
yang harus dimiliki dan diikutinya, agar ia menjadi anggota yang baik dalam
masyarakat. Sosialisasi dapat tercapai melalui komunikasi antara satu anggota
dengan anggota yang lain dalam masyarakat
Sosialisasi dapat terjadi dimanapun dan kapanpun, namun dalam
pembahasan kali ini kami akan menguraikan mengenai sosialisasi dan
penyesuaian diri di sekolah dan dikeluarga. Mengenai hal-hal apa saja yang
terkait akan kami bahas didalam poin-poin yang dijabarkan dalam pembahsan
materi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari sosialisasi dan penyesuaian diri?
2. Bagaimana penyesuaian diri yang terjadi di lingkungan sekolah?
3. Bagaimana penyesuaian diri yang terjadi di lingkungan keluarga?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosialisasi dan Penyesuaian Diri
Proses membimbing individu kedalam dunia sosial disebut sosialisasi.
Sosialisasi dilakukan dengan mendidik individu tentang kebudayaan yang
harus dimiliki dan di ikutinya, agar ia menjadi anggota yang baik dalam
masyarakat dan dalam berbagai kelompok khusus, sosialisasi dapat di anggap
sama dengan pendidikan.
Sosialisasi adalah soal belajar. Dalam proses sosialisasi individu belajar
tingkah laku, kebiasaan serta pola-pola kebudayaan lainnya, juga
keterampilan-keterampilan sosial serta berbahasa, bergaul, berpakaian, cara
makan dan sebagainya.1 Sosialisasi identik dengan makna penyesuaian diri
(adjusment).
Terdapat berbagai pengertian menurut para ahli, diantaranya yaitu,
Kimball young dalam Ary H. Gunawan mengatakan bahwa sosialisasi
merupakan hubungan interaktif dimana seorang dapat mempelajari kebutuhan
sosial dan kultural yang menjadikan sebagai anggota masyarakat.
Thomas ford hoult mengatakan bahwa sosialisasi merupakann proses
belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar dalam
kebudayaan suatu masyarakat. S. Nasution menuturkan bahwa sosialisasi
merupakan proses bimbingan individu kedalam dunia sosial.2
1. Proses Sosialisasi
Proses sosialisasi terjadi melalui “conditioning” oleh lingkungan
yang menyebabkan individu mempelajari pola kebudayaan yang
fundamental seperti berbahasa, cara jalan, duduk, makan, apa yang di
makan, berkelakuan sopan, mengembangkan sikap yang di anut dalam
masyarakat seperti sikap terhadap agama, seks, orang yang lebih tua,
pekerjaan, rekreasi, dan segala sesuatu yang perlu bagi warga masyarakat
1 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hlm.126.
2 Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu,Masyarakat,dan Pendidikan (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 100.
3
yang baik. Belajar norma-norma kebudayaan pada mulanya banyak
terjadi di rumah dan sekitar, kemudian di sekolah, bioskop, televisi dan
lingkungan lain.
Sosialisasi tercapai melalui komunikasi dengan anggota
masyarakat lainnya. Pola kelakuan yang di harapkan dari anak terus-
menerus di sampaikan dalam segala situasi dimana ia terlibat. Kelakuan
yang sesuai dengan norma yang di harapkan dimantapkan dan yang tidak
sesuai norma dikesampingkan.3
Terdapat beberapa jenis sosialisasi yang dapat dilihat dari berbagai
sisi, yaitu sebagai berikut:
1. Sosialisasi berdasarkan kebutuhan.
a. Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer menunjukan pada suatu proses melaluinya
seorang anak manusia mempelajari atau menerima pengetahuan, sikap,
nilai, norma, perilaku esensial dan harapan agar mampu berpartisipasi
efektif dalam masyarakat dan menjadi anggota masyarakat.
b. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder menurut berger dan luckman adalah setiap
proses selanjutnya yang mengimbas individu yang telah
disosialisasikan itu ke dalam sektor-sektor baru dari dunia objektif
masyarakat. Sosialisasi sekunder dikenal juga sebagai resosialisasi
yaitu suatu proses mempelajari norma, nilai, sikap dan perilaku baru
agar sepadan dengan situasi baru yang mereka hadapi dalam
kehidupan.
2. Sosialisasi berdasarkan cara yang di pakai.
Kamanto sunarto menerangkan sosialisasi berdasarkan cara yang di
gunakan dapat berlangsung dalam dua bentuk, yaitu:
a. Sosialisasi Represif, yaitu sosialisasi yang menekankan pada
kepatuhan anak dan penghukuman terhadap perilaku yang keliru.
3 S. Nasution, Op.,Cit, hlm. 127.
4
b. Sosialisasi Partisipasif, yaitu sosialisasi yang menekankan pada
otonomi anak dan memberikan imbalan terhadap perilaku anak
yang baik.
3. Sosialisasi berdasarkan keberadaan perencanaan.
a. Sosialisasi berdasarkan perencanaan, yaitu sosialisasi dilakuakan
atas dasar rencana yang berkelanjutan dan sistematis.
b. Sosialisasi tanpa perencanaan, yaitu sosialisasi yang terjadi secara
spontan dan tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu. Sosialisasi
ini terjadi dalam suatu proses interaksi dalam masyarakat misalnya
dalam keluarga, kelompok teman sebaya, atau lingkungan tempat
tinggal.4
Dalam sosialisasi anak didik terdapat sejumlah media, yaitu:
1. Keluarga.
2. Teman sepermainan dan sekolah.
3. Lingkungan kerja.
4. Media massa.5
2. Proses Penyesuaian Diri
Proses penyesuaian diri dapat di pandang dari dua sudut yaitu:
1. Kualitas atau Efesiensinya.
Apabila proses penyesuaian diri di tinjau dari sudut kualitas atau
efesiensinya berarti kita menilai proses itu, kita membedakan proses
penyesuaian diri yang berhasil dan yang gagal, yang efisien dan yang
tidak efisien.
2. Proses Berlangsungnya.
Apabila penyesuaian diri di tinjau dari sudut prosesnya, maka yang
di pandang adalah berlangsungnya penyesuaian diri itu. Proses
4 Damsar, PengantarSosiologi Pendidikan (Jakarta: KENCANA, 2012), hlm. 69.
5Abdullah Idi, op.,cit. Hlm. 112-113.
5
penyesuaian diri itu suatu proses progresif yang memungkinkan
individu makin menguasai impuls-impulsnya dan lingkungannya.
Proses perkembangan manusia sebagai makhluk sosial atau
kepribadian itu di pengaruhi oleh banyak faktor. Menurut F.G.
Robbins ada lima faktor yang menjadi dasar perkembangan
kepribadian itu. Kelima faktor tersebut ialah:
a) Sifat dasar.
b) Lingkungan prenatal
c) Perbedaan individual
d) Lingkungan
e) Motivasi.6
B. Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sekolah memegang peranan yang penting dalam proses sosialisasi anak,
walaupun sekolah merupakan hanya salah satu lembaga yang bertanggung
jawab atas pendidikan anak. Anak mengalami perubahan dalam kelakuan
sosial setelah ia masuk ke sekolah. Dirumah ia hanya bergaul dengan orang
yang terbatas jumlahnya. Di sekolah anak mengalami suasana yang berlainan.
Ia bukan lagi anak istimewa yang diberi perhatian khusus oleh ibu guru,
melainkan hanya salah seorang diantara puluhan murid lainnya di dalam
kelas. Guru tidak mungkin memberikan perhatian banyak kepadanya karena
harus mengutamakan kepentingan kelas sebagai keseluruhan. Untuk itu anak-
anak harus mengikuti peraturan yang bersifat formal yang tidak dialami anak
dirumah, yang dengan sendirinya membatasi kebebasannya.
Dengan demikian anak melihat dirinya sebagai salah seorang diantara
anak-anak lainnya. Jadi di sekolah anak itu belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial yang baru yang memperluas ketrampilan sosialnya. Dalam
perkembangan fisik dan psikologis anak, selanjutnya anak memperoleh
pengalaman-pengalaman baru dalam hubungan sosialnya dengan anak-anak
6 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), hlm. 158.
6
lain yang berbeda status sosial, kesukuan, agama, jenis kelamin, dan
kepribadiannya.
Sekolah merupakan lembaga tempat anak terutama untuk diberi
pendidikan intelektual, yakni mempersiapkan anak untuk sekolah yang lebih
lanjut. Oleh sebab tugas itu cukup penting dan berat , maka perhatian sekolah
sebagian besar ditujukan kepada aspek intelektual itu. Aspek lain seperti
pendidikan moral melalui pendidikan agama dan moral pancasila juga
diperhatikan, namun dapat kita katakan bahwa pendidikan sosial masih belum
mendapat tempat yang menonjol.
Untuk mengetahui hingga manakah pendidikan sosial di sekolah
dilakukan, kita perlu mempelajari hal-hal berikut:
1. Nilai-nilai yang dianut di sekolah
Untuk seluruh warga negara Indonesia berlaku Pancasila sebagai
falsafah dan pandangan hidup Bangsa dan dasar Negara. Dalam hal ini
terdapat kesamaan bagi seluruh bangsa dan dengan demikian bagi seluruh
masyarakat sekolah. Norma-norma yang diajarkan di sekolah tidak boleh
bertentangan dengan adat istiadat masyarakat sekitar.
Dalam hal nilai-nilai moral sekolah kebanyakan berpedoman pada
norma-norma yang berlaku bagi golongan menengah misalnya menghargai
nilai-nilai seperti kejujuran, kebersihan, kerajinan, rasa tanggung jawab,
ketekunan, ketertiban, dan sebagainya. Perbuatan seperti penipuan,
kekerasan, pelanggaran seks, pencurian dipandang sebagai kelakuan yang
melanggar norma yang baik.
2. Pengaruh Iklim Sosial terhadap Sosialisasi Anak
Dalam iklim demokratis anak-anak mendapat lebih banyak
kebebasan untuk berkelakuan menurut kepribadian masing-masing sedang
dalam iklim otokratis kelakuan anak dikontrol ketat oleh guru. Namun
individu yang hanya dapat berbuat menurut perintah orang lain tanpa
diberi kesempatan untuk memberi pertimbangannya sendiri, sukar akan
berkembang menjadi manusia yang sanggup berpikir dan berdiri sendiri,
bahkan sulit menjalankan peranannya dengan baik dalam iklim demokrasi.
7
Dalam iklim otokratis lebih banyak dikeluarkan kecaman tajam
yang bersifat pribadi, sedangkan dalam iklim demokratis terdapat suasana
kerja sama, pujian terhadap sesama teman, saran-saran konstruktif, dan
kesediaan menerima buah pikiran orang lain. Dalam iklim otokratis lebih
ditonjolkan diri sendiri, misalkan “aku”, sedangkan dalam suasana
demokratis terasa ke-“kita”-an. Individualitas murid dapat berkembang
dalam iklim demokrasi, sedangkan perkembangannya tertekan dalam
suasana otokratis.
Iklim kelompok banyak ditentukan oleh guru atau pemimpin. Oleh
sebab pemimpin atau guru ada bersifat demokratis dan ada pula yang
otokratis, maka murid tiap kali akan beralih dari iklim demokratis ke iklim
otokratis setiap kali gurunya berganti.
Iklim otokratis dianggap lebih serasi untuk mencapai prestasi
akademis yang diutamakan oleh sekolah “tradisional”, sedangkan sekolah
yang “progresif” lebih mengutamakan perkembangan kepribadian anak
yang dianggap lebih mungkin tercapai dalam suasana demokratis. Dapat
pula dipersoalkan apakah prestasi akademis memang hanya diperoleh
dalam iklim otokratis atau dapat juga dicapai dalam iklim demokratis.
3. Persaingan dan Kerja sama
Dalam banyak hal murid harus bersaing dengan murid-murid lain.
Persaingan itu paling menonjol dalam hal angka-angka. Murid yang
mempunyai prestasi yang baik mendapat angka tinggi sedangkan mereka
yang prestasinya buruk mendapat angka rendah, seperti diadakannya
“rangking” dalam buku rapor.
Dalam masyarakat sendiri persaingan senantiasa timbul dalam
usaha untuk meningkatkan mutu serta melebihi lawan. Kerja sama atau
gotong-royong sangat dihargai dalam masyarakat kita dan karena itu sudah
selayaknya dipupuk pula di sekolah. Dapat kita lihat bahwa kesempatan
kerja sama ini di sekolah kurang mendapat perhatian. Kerja kelompok
8
sebagai metode mengajar jarang dilakukan. Murid-murid justru dilarang
bekerja sama atau bertukar pikiran selama jam pelajaran.7
C. Sosialisasi dan Penyesuaiandiri di Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan agen sosialisasi primer. Keluarga adalah kelompok
sosial terkecil yang pada umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak. Namun
pada lingkup yang lebih luas keluarga juga terdiri atas nenek, kakek, pamam,
bibi, saudara-saudara dan lainnya.
Hubungan sosial antar anggota keluarga dijiwai oleh rasa afeksi atau
kasih sayang dan rasa tanggung jawab. Hubungan tersebut relatif tetap
karena didasari oleh ikatan darah, perkawinan atau adopsi. Keluarga
berfungsi untukmemelihara, merawat dan melindungi anak dalam rangka
sosialisasi agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.8
Sosialisasi dilakukan berdasarkan pola keluarga yang dimiliki. Bernstein
menemukan dua tipa ideal dari pola sosoalisasi dalam keluarga, yaitu:
1. Berorientasi pada posisi atau keluarga posisional (psition–centered family).
Pola keluarga dimana terjadi pemisahan peran yang jelas di antara
para anggotanya, sebagai ayah, ibu, anak atau pada usia tertentu sebagai
kakek dan nenek. Sosialisasi dalam pola ini terjadi dalam suatu kerangka
yang jelas karena mengikuti perannya masing-masing. Dengan
menggunakan pola ini maka anak akan sangat memperhatikan posisi
mereka dalam hubunganya dengan orang lain. Mereka juga mampu
memahami kedudukan yang dimiliki antrara berbagai posisi yang ada
dalam masyarakat.
2. Berorientasi pada pribadi (person-centered family).
Merupakan pola keluarga dimana anak dipandang dalam rangka
karakteristik unik yang dimilikinya sebagai pribadi. Sejak anak masih
kecil, telah pekadan secara aktif dirangsang perkembanganya agar dapat
dikontrol sesuai cara mereka sendiri. Mereka disosialisasikan melelui
7 S Nasution, op.,cit. Hlm. 129-138.
8 Abu Ahmadi, op.,cit. Hlm. 167.
9
keluarga yang terpusat pada pribadi akan didik, diuji dan dikembangakan
sesuai dengan format keluarga. Dengan kata lain bakat, potensi dan
kompetensi yang dimilikinya dikembangkan tidak jauh dari apa yang
dimiliki oleh keluarga.9
Seiring dengan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat maka
mempengaruhi fungsi-fungsi sosial keluarga sehingga mengalami perubahan.
Fungsi-fungsi sosial keluarga yang mengalami perubahan yaitu, sebagai
berikut:
1. Fungsi Pendidikan
Dahulu keluaraga merupakan satu-satunya institusi pendidikan,
namun sekarang ini fungsi tersebut telah mengalami banyak perubahan.
Secara informal fungsi pendidikan keluarga masih tetap penting, namun
secara formal fungsi tersebut sudah diambil alih oleh sekolah.
2. Fungsi Rekreasi
Dahulu keluarga merupakan pusat rekreasi dan hiburan bagi anggota
keluarga, namun pada saat ini telah banyak pusat rekreasi di luar keluarga,
seperti gedung bioskop, taman-taman kota, supermarket dan lain
sebagainya.
3. Fungsi Keagamaan
Pada awalnya keluarga merupakan pusat bagi seorang anak untuk
mendapat pendidikan keagamaan seperti praktik-praktik ibadah selain
peranan yang dilakukan oleh institusi agama. Namun dikarenakan
sekularisasi dalam masyarakat dan merosotnya pengaruh institusi agama
menmbulkan kemunduran fungsi keagamaan dalam keluarga.
4. Fungsi Perlindungan
Dahulu keluarga berfungsi memberikan perlindungan, baik fisik
maupun sosial bagi anggotanya. Sekarang ini fungsi tersebut diambil alih
oleh badan-badan sosial, seperti tempat perawatan bagi anak-anak cacat
tubuh dan mental, anak yatim piatu, panti jompo , dan lain sebagainya.
9 Damsar, op.,cit. hlm. 70-71.
10
Sebagai kelompok yang primer, keluarga memberikan pengaruh-
pengaruh bagi anggota keluarganya, meliputi sebagai berikut:
1. Keluarga memberikan kesempatan yang unik kepada anggotanya untuk
menyadari dan memperkuat nilai kepribadianya.
2. Keluarga mengatur dan menjadi perantara bagi anggotanya kepada dunia
luar.
Keluarga merupakan institusi yang paling penting pengaruhnya terhadap
proses sosialisasi anak. Penyebab pentingnya peranan keluarga dalam proses
sosialisasi anak adalah, sebagai berikut:
1. Keluarga merupakan kelompok kecil yang anggotanya berinteraksi
secara langsung dan tetap.
2. Orang tua mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak, dengan
hal tersebut akan melahirkan hubungan emosional antara orang tua dan
anak.
3. Karena sosialisasi dalam keluarga bersifat relatif tetap, maka orang tua
memainakan peranan yang sangat penting terhadapproses sosial anak.
Dalam lingkungan keluarga terdapat tiga tujuan sosialisasi, yaitu:
1. Penguasaan diri. Seorang anak diberi pelajaran untuk mampu menguasai
diri secara emosial, sehingga membuatnya mampu berhubungan dengan
masyarakat luas.
2. Nilai-nilai. Selain penguasaan diri anak juga diberi pelajaran mengenai
nilai-nilai, seperti nilai kerjasama dan lain sebagainya.
3. Peranan-peranan sosial. Mempelajari peranan-peranan sosial terjadi
melalui interaksi sosial dalam keluarga.10
10 Abu Ahmadi, op.,cit. Hal. 170-177.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sosialisasi merupakan proses membimbing individu kedalam dunia sosial.
Makna sosialisasi identik dengan penyesuaian diri (adjusment). Didalam
sosialisasi terdapat hubungan interaktif dimana seseorang dapat mempelajari
kebutuhan sosial dan kultural yang menjadikannya sebagai anggota masyarakat.
Dengan sosialisasi individu belajar untuk bertingkah lakuyang sesuai dengan
kebudayaan yang ada dalam masyarakat.
Sekolah memegang peranan yang penting dalam proses sosialisasi anak,
meskipun sekolah hanya merupakan lembaga yang bertanggung jawab atas
pendidikan anak. Anak mengalami perubahan dalam kelakuan sosial setelah ia
masuk ke sekolah. Ketika dirumah anak hanya bergaul dengan orang yang
terbatas jumlahnya, setelah masuk ke dunia sekolah anak mengalami suasana
yang berbeda. Didalam sekolah anak tidak hanya belajar pengetahuan intelektual,
namun di sekolah anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang
baru yang memperluas ketrampilan sosialnya.
Selain sekolah, keluarga merupakan institusi yang paling penting
pengaruhnya terhadap proses sosialisasi anak. Hubungan sosial dalam keluarga
dijiwai oleh rasa kasih sayang dan berlangsung relatif tetap. Keluarga berfungsi
untul memelihara, merawat dan melindungi anak dalam rangka sosialisasi agar
mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Damsar. 2012. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: KENCANA.
Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nasution, S. 2011. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

More Related Content

What's hot

Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
 
sejarah bimbingan dan konseling
 sejarah bimbingan dan konseling sejarah bimbingan dan konseling
sejarah bimbingan dan konseling
komisariatimmbpp
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)coryditapratiwi
 
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di SekolahSosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Non Formal Education
 
Teori kepribadian humanistik abraham maslow
Teori kepribadian humanistik abraham maslowTeori kepribadian humanistik abraham maslow
Teori kepribadian humanistik abraham maslow
Zulfa Meizanita
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Deep Walker
 
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
dwilaksmid
 
KONSELING LINTAS BUDAYA
KONSELING LINTAS BUDAYAKONSELING LINTAS BUDAYA
KONSELING LINTAS BUDAYA
Sefti Rholanjiba
 
Gordon Allport
Gordon AllportGordon Allport
Gordon Allport
dina_nadifah4d1113500004
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilakuAfra Balqis
 
Filsafat kontemporer
Filsafat kontemporerFilsafat kontemporer
Filsafat kontemporer
Mahrus Ali
 
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
Sely Ai
 
Teori Psikologi: Humanistik
Teori Psikologi: HumanistikTeori Psikologi: Humanistik
Teori Psikologi: Humanistik
Indah Fatmawati
 
Psikologi individual
Psikologi individualPsikologi individual
Psikologi individualNaeya Hasbi
 
Psikologi sosial - perilaku menolong
Psikologi sosial -  perilaku menolongPsikologi sosial -  perilaku menolong
Psikologi sosial - perilaku menolong
Bagus Aji
 
Perkembangan masa kanak kanak awal
Perkembangan masa kanak kanak awalPerkembangan masa kanak kanak awal
Perkembangan masa kanak kanak awalCommunity Design
 
MASA AKHIR KANAK-KANAK
MASA AKHIR KANAK-KANAKMASA AKHIR KANAK-KANAK
MASA AKHIR KANAK-KANAK
Tatik prisnamasari
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individuFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individufara dillah
 
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASA
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASAPERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASA
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASA
safutri nurhidayah
 
Tokoh Psikoanalisa
Tokoh PsikoanalisaTokoh Psikoanalisa
Tokoh Psikoanalisa
Levi Rolan
 

What's hot (20)

Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)
 
sejarah bimbingan dan konseling
 sejarah bimbingan dan konseling sejarah bimbingan dan konseling
sejarah bimbingan dan konseling
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)
 
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di SekolahSosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
 
Teori kepribadian humanistik abraham maslow
Teori kepribadian humanistik abraham maslowTeori kepribadian humanistik abraham maslow
Teori kepribadian humanistik abraham maslow
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
 
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
 
KONSELING LINTAS BUDAYA
KONSELING LINTAS BUDAYAKONSELING LINTAS BUDAYA
KONSELING LINTAS BUDAYA
 
Gordon Allport
Gordon AllportGordon Allport
Gordon Allport
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilaku
 
Filsafat kontemporer
Filsafat kontemporerFilsafat kontemporer
Filsafat kontemporer
 
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
 
Teori Psikologi: Humanistik
Teori Psikologi: HumanistikTeori Psikologi: Humanistik
Teori Psikologi: Humanistik
 
Psikologi individual
Psikologi individualPsikologi individual
Psikologi individual
 
Psikologi sosial - perilaku menolong
Psikologi sosial -  perilaku menolongPsikologi sosial -  perilaku menolong
Psikologi sosial - perilaku menolong
 
Perkembangan masa kanak kanak awal
Perkembangan masa kanak kanak awalPerkembangan masa kanak kanak awal
Perkembangan masa kanak kanak awal
 
MASA AKHIR KANAK-KANAK
MASA AKHIR KANAK-KANAKMASA AKHIR KANAK-KANAK
MASA AKHIR KANAK-KANAK
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individuFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
 
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASA
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASAPERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASA
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASA
 
Tokoh Psikoanalisa
Tokoh PsikoanalisaTokoh Psikoanalisa
Tokoh Psikoanalisa
 

Viewers also liked

Sos pend
Sos pendSos pend
Sos pend
abdul manan
 
Makalah Sosialisasi
Makalah SosialisasiMakalah Sosialisasi
Makalah Sosialisasi
Esti Dyah
 
Pengolahan Sampah Berbasis Keluarga.
Pengolahan Sampah Berbasis Keluarga.Pengolahan Sampah Berbasis Keluarga.
Pengolahan Sampah Berbasis Keluarga.
Ines Indrati
 
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-Kafiruun
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-KafiruunPembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-Kafiruun
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-Kafiruun
siyatik
 
Pengertian sosiologi pendidikan
Pengertian sosiologi pendidikanPengertian sosiologi pendidikan
Pengertian sosiologi pendidikan
Universitas Islam Balitar
 
GPP1063 : Implikasi Sosiologi Pendidikan Kepada Pendidikan
GPP1063 : Implikasi Sosiologi Pendidikan Kepada PendidikanGPP1063 : Implikasi Sosiologi Pendidikan Kepada Pendidikan
GPP1063 : Implikasi Sosiologi Pendidikan Kepada Pendidikan
Atifah Ruzana Abd Wahab
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN Septia Nur'aini
 

Viewers also liked (7)

Sos pend
Sos pendSos pend
Sos pend
 
Makalah Sosialisasi
Makalah SosialisasiMakalah Sosialisasi
Makalah Sosialisasi
 
Pengolahan Sampah Berbasis Keluarga.
Pengolahan Sampah Berbasis Keluarga.Pengolahan Sampah Berbasis Keluarga.
Pengolahan Sampah Berbasis Keluarga.
 
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-Kafiruun
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-KafiruunPembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-Kafiruun
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-Kafiruun
 
Pengertian sosiologi pendidikan
Pengertian sosiologi pendidikanPengertian sosiologi pendidikan
Pengertian sosiologi pendidikan
 
GPP1063 : Implikasi Sosiologi Pendidikan Kepada Pendidikan
GPP1063 : Implikasi Sosiologi Pendidikan Kepada PendidikanGPP1063 : Implikasi Sosiologi Pendidikan Kepada Pendidikan
GPP1063 : Implikasi Sosiologi Pendidikan Kepada Pendidikan
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
 

Similar to sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah dan keluarga

Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
Septa DYya
 
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYAPENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
imam shofwan
 
27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi
27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi
27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasiFathur Marah
 
BAB 7 SOSIALISASI.pptx
BAB 7 SOSIALISASI.pptxBAB 7 SOSIALISASI.pptx
BAB 7 SOSIALISASI.pptx
lindamas1
 
.Mka lah psikoper zachura,,
.Mka lah psikoper zachura,, .Mka lah psikoper zachura,,
.Mka lah psikoper zachura,,
Arieny HarUno
 
Implikasi kepelbagaian sosiobudaya
Implikasi kepelbagaian sosiobudayaImplikasi kepelbagaian sosiobudaya
Implikasi kepelbagaian sosiobudayaPensil Dan Pemadam
 
Ilmu pendidikan 5
Ilmu pendidikan 5Ilmu pendidikan 5
Ilmu pendidikan 5
FENY DYAH
 
KEL.2 KPK.pptx
KEL.2 KPK.pptxKEL.2 KPK.pptx
KEL.2 KPK.pptx
FardatunNafisa
 
2-Pendidikan dan Kebudayaan.pdf
2-Pendidikan dan Kebudayaan.pdf2-Pendidikan dan Kebudayaan.pdf
2-Pendidikan dan Kebudayaan.pdf
MTs Nurul Huda Sukaraja
 
2-Pendidikan dan Kebudayaan.pptx
2-Pendidikan dan Kebudayaan.pptx2-Pendidikan dan Kebudayaan.pptx
2-Pendidikan dan Kebudayaan.pptx
MTs Nurul Huda Sukaraja
 
SOSIALISASI_pptx.pptx
SOSIALISASI_pptx.pptxSOSIALISASI_pptx.pptx
SOSIALISASI_pptx.pptx
heruheru31
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
Risa Martia
 
Sosialisasi sbg pembentukan kepribadian
Sosialisasi sbg pembentukan kepribadianSosialisasi sbg pembentukan kepribadian
Sosialisasi sbg pembentukan kepribadianMeita Purnamasari
 
Bab 4 Pemuda dan Sosialisasi
Bab 4 Pemuda dan SosialisasiBab 4 Pemuda dan Sosialisasi
Bab 4 Pemuda dan Sosialisasi
Mondo Icon
 
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanPengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Hariyatunnisa Ahmad
 

Similar to sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah dan keluarga (20)

Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYAPENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 
27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi
27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi
27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi
 
BAB 7 SOSIALISASI.pptx
BAB 7 SOSIALISASI.pptxBAB 7 SOSIALISASI.pptx
BAB 7 SOSIALISASI.pptx
 
.Mka lah psikoper zachura,,
.Mka lah psikoper zachura,, .Mka lah psikoper zachura,,
.Mka lah psikoper zachura,,
 
Implikasi kepelbagaian sosiobudaya
Implikasi kepelbagaian sosiobudayaImplikasi kepelbagaian sosiobudaya
Implikasi kepelbagaian sosiobudaya
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Ilmu pendidikan 5
Ilmu pendidikan 5Ilmu pendidikan 5
Ilmu pendidikan 5
 
KEL.2 KPK.pptx
KEL.2 KPK.pptxKEL.2 KPK.pptx
KEL.2 KPK.pptx
 
2-Pendidikan dan Kebudayaan.pdf
2-Pendidikan dan Kebudayaan.pdf2-Pendidikan dan Kebudayaan.pdf
2-Pendidikan dan Kebudayaan.pdf
 
2-Pendidikan dan Kebudayaan.pptx
2-Pendidikan dan Kebudayaan.pptx2-Pendidikan dan Kebudayaan.pptx
2-Pendidikan dan Kebudayaan.pptx
 
Sosbud epy
Sosbud epySosbud epy
Sosbud epy
 
SOSIALISASI_pptx.pptx
SOSIALISASI_pptx.pptxSOSIALISASI_pptx.pptx
SOSIALISASI_pptx.pptx
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 
Sosialisasi sbg pembentukan kepribadian
Sosialisasi sbg pembentukan kepribadianSosialisasi sbg pembentukan kepribadian
Sosialisasi sbg pembentukan kepribadian
 
Bab 4 Pemuda dan Sosialisasi
Bab 4 Pemuda dan SosialisasiBab 4 Pemuda dan Sosialisasi
Bab 4 Pemuda dan Sosialisasi
 
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanPengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
 

More from agyana_nadian

Materi menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Materi menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshorMateri menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Materi menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
agyana_nadian
 
Materi zakat dan ketentuannya
Materi zakat dan ketentuannyaMateri zakat dan ketentuannya
Materi zakat dan ketentuannya
agyana_nadian
 
Materi surat al qadr dan al-alaq 1-5
Materi surat al qadr dan al-alaq 1-5Materi surat al qadr dan al-alaq 1-5
Materi surat al qadr dan al-alaq 1-5
agyana_nadian
 
beriman kepada hari akhir
beriman kepada hari akhirberiman kepada hari akhir
beriman kepada hari akhir
agyana_nadian
 
Ppt sumber-hukum-islam
Ppt sumber-hukum-islamPpt sumber-hukum-islam
Ppt sumber-hukum-islam
agyana_nadian
 
manusia sebagai khalifah di muka bumi
manusia sebagai khalifah di muka bumi manusia sebagai khalifah di muka bumi
manusia sebagai khalifah di muka bumi
agyana_nadian
 
Ppt bab-asmaul-husna
Ppt bab-asmaul-husnaPpt bab-asmaul-husna
Ppt bab-asmaul-husna
agyana_nadian
 
Keteladanan rasulullah-saw-periode-mekka hppt(1)
Keteladanan rasulullah-saw-periode-mekka hppt(1)Keteladanan rasulullah-saw-periode-mekka hppt(1)
Keteladanan rasulullah-saw-periode-mekka hppt(1)
agyana_nadian
 
Ikhlas dalam beribadah
Ikhlas dalam beribadahIkhlas dalam beribadah
Ikhlas dalam beribadah
agyana_nadian
 
materi-asmaul-husna
materi-asmaul-husnamateri-asmaul-husna
materi-asmaul-husna
agyana_nadian
 
Materi sumber-hukum-islam pdf
Materi sumber-hukum-islam pdfMateri sumber-hukum-islam pdf
Materi sumber-hukum-islam pdf
agyana_nadian
 
Materi manusia-sbg-khalifah
Materi manusia-sbg-khalifahMateri manusia-sbg-khalifah
Materi manusia-sbg-khalifah
agyana_nadian
 

More from agyana_nadian (12)

Materi menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Materi menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshorMateri menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Materi menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
 
Materi zakat dan ketentuannya
Materi zakat dan ketentuannyaMateri zakat dan ketentuannya
Materi zakat dan ketentuannya
 
Materi surat al qadr dan al-alaq 1-5
Materi surat al qadr dan al-alaq 1-5Materi surat al qadr dan al-alaq 1-5
Materi surat al qadr dan al-alaq 1-5
 
beriman kepada hari akhir
beriman kepada hari akhirberiman kepada hari akhir
beriman kepada hari akhir
 
Ppt sumber-hukum-islam
Ppt sumber-hukum-islamPpt sumber-hukum-islam
Ppt sumber-hukum-islam
 
manusia sebagai khalifah di muka bumi
manusia sebagai khalifah di muka bumi manusia sebagai khalifah di muka bumi
manusia sebagai khalifah di muka bumi
 
Ppt bab-asmaul-husna
Ppt bab-asmaul-husnaPpt bab-asmaul-husna
Ppt bab-asmaul-husna
 
Keteladanan rasulullah-saw-periode-mekka hppt(1)
Keteladanan rasulullah-saw-periode-mekka hppt(1)Keteladanan rasulullah-saw-periode-mekka hppt(1)
Keteladanan rasulullah-saw-periode-mekka hppt(1)
 
Ikhlas dalam beribadah
Ikhlas dalam beribadahIkhlas dalam beribadah
Ikhlas dalam beribadah
 
materi-asmaul-husna
materi-asmaul-husnamateri-asmaul-husna
materi-asmaul-husna
 
Materi sumber-hukum-islam pdf
Materi sumber-hukum-islam pdfMateri sumber-hukum-islam pdf
Materi sumber-hukum-islam pdf
 
Materi manusia-sbg-khalifah
Materi manusia-sbg-khalifahMateri manusia-sbg-khalifah
Materi manusia-sbg-khalifah
 

Recently uploaded

PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptxPUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
Dedi Dwitagama
 
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
SobriCubi
 
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
sdpurbatua03
 
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamilEtikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
NurWana20
 
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Universitas Sriwijaya
 
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptxSketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
muhammadriza64
 
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptxPermasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Zainul Akmal
 
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIATRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
Universitas Sriwijaya
 
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptxPPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
LuhAriyani1
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
emalestari711
 
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Universitas Sriwijaya
 
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegaraMATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
vannia34
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
NurHalifah34
 

Recently uploaded (13)

PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptxPUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
 
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
 
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
 
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamilEtikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
 
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
 
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptxSketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
 
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptxPermasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
 
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIATRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
 
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptxPPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
 
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
 
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegaraMATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
 

sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah dan keluarga

  • 1. 0 SOSIALISASI DAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KELUARGA Makalah Di susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Sosiologi Pendidikan Dosen Pengampu : Hj. Nur Khasanah M.Ag Di susun oleh Kelompok: 8 Khoridah (2021113109) Mia Arismaya (2021113131) Agyana Nadia Nur I (2021113179) Indah Nur Baiti (2021113270) Kelas: C JURUSAN TARBIYAH/PAI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN 2015
  • 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sosialisasi sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut dikarenakan setiap individu pasti bersosialisasi dengan individu yang lain. Sosialisasi merupakan proses pemberian bimbingan individu agar mampu memasuki dunia sosial masyarakat. Sosialisasi terjadi ketika seseorang berhubungan dengan orang lain. Melalui sosialisasi membuat individu mampu mempelajari polala-pola yang ada dalam masyarakat, baik berupa pola kebudayaan maupun pola dalam berinteraksi satu sama lain. Sosialisasi dilakukan dengan mendidik individu tentang kebudayaan yang harus dimiliki dan diikutinya, agar ia menjadi anggota yang baik dalam masyarakat. Sosialisasi dapat tercapai melalui komunikasi antara satu anggota dengan anggota yang lain dalam masyarakat Sosialisasi dapat terjadi dimanapun dan kapanpun, namun dalam pembahasan kali ini kami akan menguraikan mengenai sosialisasi dan penyesuaian diri di sekolah dan dikeluarga. Mengenai hal-hal apa saja yang terkait akan kami bahas didalam poin-poin yang dijabarkan dalam pembahsan materi B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut. 1. Apa pengertian dari sosialisasi dan penyesuaian diri? 2. Bagaimana penyesuaian diri yang terjadi di lingkungan sekolah? 3. Bagaimana penyesuaian diri yang terjadi di lingkungan keluarga?
  • 3. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Sosialisasi dan Penyesuaian Diri Proses membimbing individu kedalam dunia sosial disebut sosialisasi. Sosialisasi dilakukan dengan mendidik individu tentang kebudayaan yang harus dimiliki dan di ikutinya, agar ia menjadi anggota yang baik dalam masyarakat dan dalam berbagai kelompok khusus, sosialisasi dapat di anggap sama dengan pendidikan. Sosialisasi adalah soal belajar. Dalam proses sosialisasi individu belajar tingkah laku, kebiasaan serta pola-pola kebudayaan lainnya, juga keterampilan-keterampilan sosial serta berbahasa, bergaul, berpakaian, cara makan dan sebagainya.1 Sosialisasi identik dengan makna penyesuaian diri (adjusment). Terdapat berbagai pengertian menurut para ahli, diantaranya yaitu, Kimball young dalam Ary H. Gunawan mengatakan bahwa sosialisasi merupakan hubungan interaktif dimana seorang dapat mempelajari kebutuhan sosial dan kultural yang menjadikan sebagai anggota masyarakat. Thomas ford hoult mengatakan bahwa sosialisasi merupakann proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar dalam kebudayaan suatu masyarakat. S. Nasution menuturkan bahwa sosialisasi merupakan proses bimbingan individu kedalam dunia sosial.2 1. Proses Sosialisasi Proses sosialisasi terjadi melalui “conditioning” oleh lingkungan yang menyebabkan individu mempelajari pola kebudayaan yang fundamental seperti berbahasa, cara jalan, duduk, makan, apa yang di makan, berkelakuan sopan, mengembangkan sikap yang di anut dalam masyarakat seperti sikap terhadap agama, seks, orang yang lebih tua, pekerjaan, rekreasi, dan segala sesuatu yang perlu bagi warga masyarakat 1 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hlm.126. 2 Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu,Masyarakat,dan Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 100.
  • 4. 3 yang baik. Belajar norma-norma kebudayaan pada mulanya banyak terjadi di rumah dan sekitar, kemudian di sekolah, bioskop, televisi dan lingkungan lain. Sosialisasi tercapai melalui komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya. Pola kelakuan yang di harapkan dari anak terus- menerus di sampaikan dalam segala situasi dimana ia terlibat. Kelakuan yang sesuai dengan norma yang di harapkan dimantapkan dan yang tidak sesuai norma dikesampingkan.3 Terdapat beberapa jenis sosialisasi yang dapat dilihat dari berbagai sisi, yaitu sebagai berikut: 1. Sosialisasi berdasarkan kebutuhan. a. Sosialisasi Primer Sosialisasi primer menunjukan pada suatu proses melaluinya seorang anak manusia mempelajari atau menerima pengetahuan, sikap, nilai, norma, perilaku esensial dan harapan agar mampu berpartisipasi efektif dalam masyarakat dan menjadi anggota masyarakat. b. Sosialisasi Sekunder Sosialisasi sekunder menurut berger dan luckman adalah setiap proses selanjutnya yang mengimbas individu yang telah disosialisasikan itu ke dalam sektor-sektor baru dari dunia objektif masyarakat. Sosialisasi sekunder dikenal juga sebagai resosialisasi yaitu suatu proses mempelajari norma, nilai, sikap dan perilaku baru agar sepadan dengan situasi baru yang mereka hadapi dalam kehidupan. 2. Sosialisasi berdasarkan cara yang di pakai. Kamanto sunarto menerangkan sosialisasi berdasarkan cara yang di gunakan dapat berlangsung dalam dua bentuk, yaitu: a. Sosialisasi Represif, yaitu sosialisasi yang menekankan pada kepatuhan anak dan penghukuman terhadap perilaku yang keliru. 3 S. Nasution, Op.,Cit, hlm. 127.
  • 5. 4 b. Sosialisasi Partisipasif, yaitu sosialisasi yang menekankan pada otonomi anak dan memberikan imbalan terhadap perilaku anak yang baik. 3. Sosialisasi berdasarkan keberadaan perencanaan. a. Sosialisasi berdasarkan perencanaan, yaitu sosialisasi dilakuakan atas dasar rencana yang berkelanjutan dan sistematis. b. Sosialisasi tanpa perencanaan, yaitu sosialisasi yang terjadi secara spontan dan tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu. Sosialisasi ini terjadi dalam suatu proses interaksi dalam masyarakat misalnya dalam keluarga, kelompok teman sebaya, atau lingkungan tempat tinggal.4 Dalam sosialisasi anak didik terdapat sejumlah media, yaitu: 1. Keluarga. 2. Teman sepermainan dan sekolah. 3. Lingkungan kerja. 4. Media massa.5 2. Proses Penyesuaian Diri Proses penyesuaian diri dapat di pandang dari dua sudut yaitu: 1. Kualitas atau Efesiensinya. Apabila proses penyesuaian diri di tinjau dari sudut kualitas atau efesiensinya berarti kita menilai proses itu, kita membedakan proses penyesuaian diri yang berhasil dan yang gagal, yang efisien dan yang tidak efisien. 2. Proses Berlangsungnya. Apabila penyesuaian diri di tinjau dari sudut prosesnya, maka yang di pandang adalah berlangsungnya penyesuaian diri itu. Proses 4 Damsar, PengantarSosiologi Pendidikan (Jakarta: KENCANA, 2012), hlm. 69. 5Abdullah Idi, op.,cit. Hlm. 112-113.
  • 6. 5 penyesuaian diri itu suatu proses progresif yang memungkinkan individu makin menguasai impuls-impulsnya dan lingkungannya. Proses perkembangan manusia sebagai makhluk sosial atau kepribadian itu di pengaruhi oleh banyak faktor. Menurut F.G. Robbins ada lima faktor yang menjadi dasar perkembangan kepribadian itu. Kelima faktor tersebut ialah: a) Sifat dasar. b) Lingkungan prenatal c) Perbedaan individual d) Lingkungan e) Motivasi.6 B. Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah Sekolah memegang peranan yang penting dalam proses sosialisasi anak, walaupun sekolah merupakan hanya salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan anak. Anak mengalami perubahan dalam kelakuan sosial setelah ia masuk ke sekolah. Dirumah ia hanya bergaul dengan orang yang terbatas jumlahnya. Di sekolah anak mengalami suasana yang berlainan. Ia bukan lagi anak istimewa yang diberi perhatian khusus oleh ibu guru, melainkan hanya salah seorang diantara puluhan murid lainnya di dalam kelas. Guru tidak mungkin memberikan perhatian banyak kepadanya karena harus mengutamakan kepentingan kelas sebagai keseluruhan. Untuk itu anak- anak harus mengikuti peraturan yang bersifat formal yang tidak dialami anak dirumah, yang dengan sendirinya membatasi kebebasannya. Dengan demikian anak melihat dirinya sebagai salah seorang diantara anak-anak lainnya. Jadi di sekolah anak itu belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru yang memperluas ketrampilan sosialnya. Dalam perkembangan fisik dan psikologis anak, selanjutnya anak memperoleh pengalaman-pengalaman baru dalam hubungan sosialnya dengan anak-anak 6 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), hlm. 158.
  • 7. 6 lain yang berbeda status sosial, kesukuan, agama, jenis kelamin, dan kepribadiannya. Sekolah merupakan lembaga tempat anak terutama untuk diberi pendidikan intelektual, yakni mempersiapkan anak untuk sekolah yang lebih lanjut. Oleh sebab tugas itu cukup penting dan berat , maka perhatian sekolah sebagian besar ditujukan kepada aspek intelektual itu. Aspek lain seperti pendidikan moral melalui pendidikan agama dan moral pancasila juga diperhatikan, namun dapat kita katakan bahwa pendidikan sosial masih belum mendapat tempat yang menonjol. Untuk mengetahui hingga manakah pendidikan sosial di sekolah dilakukan, kita perlu mempelajari hal-hal berikut: 1. Nilai-nilai yang dianut di sekolah Untuk seluruh warga negara Indonesia berlaku Pancasila sebagai falsafah dan pandangan hidup Bangsa dan dasar Negara. Dalam hal ini terdapat kesamaan bagi seluruh bangsa dan dengan demikian bagi seluruh masyarakat sekolah. Norma-norma yang diajarkan di sekolah tidak boleh bertentangan dengan adat istiadat masyarakat sekitar. Dalam hal nilai-nilai moral sekolah kebanyakan berpedoman pada norma-norma yang berlaku bagi golongan menengah misalnya menghargai nilai-nilai seperti kejujuran, kebersihan, kerajinan, rasa tanggung jawab, ketekunan, ketertiban, dan sebagainya. Perbuatan seperti penipuan, kekerasan, pelanggaran seks, pencurian dipandang sebagai kelakuan yang melanggar norma yang baik. 2. Pengaruh Iklim Sosial terhadap Sosialisasi Anak Dalam iklim demokratis anak-anak mendapat lebih banyak kebebasan untuk berkelakuan menurut kepribadian masing-masing sedang dalam iklim otokratis kelakuan anak dikontrol ketat oleh guru. Namun individu yang hanya dapat berbuat menurut perintah orang lain tanpa diberi kesempatan untuk memberi pertimbangannya sendiri, sukar akan berkembang menjadi manusia yang sanggup berpikir dan berdiri sendiri, bahkan sulit menjalankan peranannya dengan baik dalam iklim demokrasi.
  • 8. 7 Dalam iklim otokratis lebih banyak dikeluarkan kecaman tajam yang bersifat pribadi, sedangkan dalam iklim demokratis terdapat suasana kerja sama, pujian terhadap sesama teman, saran-saran konstruktif, dan kesediaan menerima buah pikiran orang lain. Dalam iklim otokratis lebih ditonjolkan diri sendiri, misalkan “aku”, sedangkan dalam suasana demokratis terasa ke-“kita”-an. Individualitas murid dapat berkembang dalam iklim demokrasi, sedangkan perkembangannya tertekan dalam suasana otokratis. Iklim kelompok banyak ditentukan oleh guru atau pemimpin. Oleh sebab pemimpin atau guru ada bersifat demokratis dan ada pula yang otokratis, maka murid tiap kali akan beralih dari iklim demokratis ke iklim otokratis setiap kali gurunya berganti. Iklim otokratis dianggap lebih serasi untuk mencapai prestasi akademis yang diutamakan oleh sekolah “tradisional”, sedangkan sekolah yang “progresif” lebih mengutamakan perkembangan kepribadian anak yang dianggap lebih mungkin tercapai dalam suasana demokratis. Dapat pula dipersoalkan apakah prestasi akademis memang hanya diperoleh dalam iklim otokratis atau dapat juga dicapai dalam iklim demokratis. 3. Persaingan dan Kerja sama Dalam banyak hal murid harus bersaing dengan murid-murid lain. Persaingan itu paling menonjol dalam hal angka-angka. Murid yang mempunyai prestasi yang baik mendapat angka tinggi sedangkan mereka yang prestasinya buruk mendapat angka rendah, seperti diadakannya “rangking” dalam buku rapor. Dalam masyarakat sendiri persaingan senantiasa timbul dalam usaha untuk meningkatkan mutu serta melebihi lawan. Kerja sama atau gotong-royong sangat dihargai dalam masyarakat kita dan karena itu sudah selayaknya dipupuk pula di sekolah. Dapat kita lihat bahwa kesempatan kerja sama ini di sekolah kurang mendapat perhatian. Kerja kelompok
  • 9. 8 sebagai metode mengajar jarang dilakukan. Murid-murid justru dilarang bekerja sama atau bertukar pikiran selama jam pelajaran.7 C. Sosialisasi dan Penyesuaiandiri di Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan agen sosialisasi primer. Keluarga adalah kelompok sosial terkecil yang pada umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak. Namun pada lingkup yang lebih luas keluarga juga terdiri atas nenek, kakek, pamam, bibi, saudara-saudara dan lainnya. Hubungan sosial antar anggota keluarga dijiwai oleh rasa afeksi atau kasih sayang dan rasa tanggung jawab. Hubungan tersebut relatif tetap karena didasari oleh ikatan darah, perkawinan atau adopsi. Keluarga berfungsi untukmemelihara, merawat dan melindungi anak dalam rangka sosialisasi agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.8 Sosialisasi dilakukan berdasarkan pola keluarga yang dimiliki. Bernstein menemukan dua tipa ideal dari pola sosoalisasi dalam keluarga, yaitu: 1. Berorientasi pada posisi atau keluarga posisional (psition–centered family). Pola keluarga dimana terjadi pemisahan peran yang jelas di antara para anggotanya, sebagai ayah, ibu, anak atau pada usia tertentu sebagai kakek dan nenek. Sosialisasi dalam pola ini terjadi dalam suatu kerangka yang jelas karena mengikuti perannya masing-masing. Dengan menggunakan pola ini maka anak akan sangat memperhatikan posisi mereka dalam hubunganya dengan orang lain. Mereka juga mampu memahami kedudukan yang dimiliki antrara berbagai posisi yang ada dalam masyarakat. 2. Berorientasi pada pribadi (person-centered family). Merupakan pola keluarga dimana anak dipandang dalam rangka karakteristik unik yang dimilikinya sebagai pribadi. Sejak anak masih kecil, telah pekadan secara aktif dirangsang perkembanganya agar dapat dikontrol sesuai cara mereka sendiri. Mereka disosialisasikan melelui 7 S Nasution, op.,cit. Hlm. 129-138. 8 Abu Ahmadi, op.,cit. Hlm. 167.
  • 10. 9 keluarga yang terpusat pada pribadi akan didik, diuji dan dikembangakan sesuai dengan format keluarga. Dengan kata lain bakat, potensi dan kompetensi yang dimilikinya dikembangkan tidak jauh dari apa yang dimiliki oleh keluarga.9 Seiring dengan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat maka mempengaruhi fungsi-fungsi sosial keluarga sehingga mengalami perubahan. Fungsi-fungsi sosial keluarga yang mengalami perubahan yaitu, sebagai berikut: 1. Fungsi Pendidikan Dahulu keluaraga merupakan satu-satunya institusi pendidikan, namun sekarang ini fungsi tersebut telah mengalami banyak perubahan. Secara informal fungsi pendidikan keluarga masih tetap penting, namun secara formal fungsi tersebut sudah diambil alih oleh sekolah. 2. Fungsi Rekreasi Dahulu keluarga merupakan pusat rekreasi dan hiburan bagi anggota keluarga, namun pada saat ini telah banyak pusat rekreasi di luar keluarga, seperti gedung bioskop, taman-taman kota, supermarket dan lain sebagainya. 3. Fungsi Keagamaan Pada awalnya keluarga merupakan pusat bagi seorang anak untuk mendapat pendidikan keagamaan seperti praktik-praktik ibadah selain peranan yang dilakukan oleh institusi agama. Namun dikarenakan sekularisasi dalam masyarakat dan merosotnya pengaruh institusi agama menmbulkan kemunduran fungsi keagamaan dalam keluarga. 4. Fungsi Perlindungan Dahulu keluarga berfungsi memberikan perlindungan, baik fisik maupun sosial bagi anggotanya. Sekarang ini fungsi tersebut diambil alih oleh badan-badan sosial, seperti tempat perawatan bagi anak-anak cacat tubuh dan mental, anak yatim piatu, panti jompo , dan lain sebagainya. 9 Damsar, op.,cit. hlm. 70-71.
  • 11. 10 Sebagai kelompok yang primer, keluarga memberikan pengaruh- pengaruh bagi anggota keluarganya, meliputi sebagai berikut: 1. Keluarga memberikan kesempatan yang unik kepada anggotanya untuk menyadari dan memperkuat nilai kepribadianya. 2. Keluarga mengatur dan menjadi perantara bagi anggotanya kepada dunia luar. Keluarga merupakan institusi yang paling penting pengaruhnya terhadap proses sosialisasi anak. Penyebab pentingnya peranan keluarga dalam proses sosialisasi anak adalah, sebagai berikut: 1. Keluarga merupakan kelompok kecil yang anggotanya berinteraksi secara langsung dan tetap. 2. Orang tua mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak, dengan hal tersebut akan melahirkan hubungan emosional antara orang tua dan anak. 3. Karena sosialisasi dalam keluarga bersifat relatif tetap, maka orang tua memainakan peranan yang sangat penting terhadapproses sosial anak. Dalam lingkungan keluarga terdapat tiga tujuan sosialisasi, yaitu: 1. Penguasaan diri. Seorang anak diberi pelajaran untuk mampu menguasai diri secara emosial, sehingga membuatnya mampu berhubungan dengan masyarakat luas. 2. Nilai-nilai. Selain penguasaan diri anak juga diberi pelajaran mengenai nilai-nilai, seperti nilai kerjasama dan lain sebagainya. 3. Peranan-peranan sosial. Mempelajari peranan-peranan sosial terjadi melalui interaksi sosial dalam keluarga.10 10 Abu Ahmadi, op.,cit. Hal. 170-177.
  • 12. 11 BAB III PENUTUP Kesimpulan Sosialisasi merupakan proses membimbing individu kedalam dunia sosial. Makna sosialisasi identik dengan penyesuaian diri (adjusment). Didalam sosialisasi terdapat hubungan interaktif dimana seseorang dapat mempelajari kebutuhan sosial dan kultural yang menjadikannya sebagai anggota masyarakat. Dengan sosialisasi individu belajar untuk bertingkah lakuyang sesuai dengan kebudayaan yang ada dalam masyarakat. Sekolah memegang peranan yang penting dalam proses sosialisasi anak, meskipun sekolah hanya merupakan lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan anak. Anak mengalami perubahan dalam kelakuan sosial setelah ia masuk ke sekolah. Ketika dirumah anak hanya bergaul dengan orang yang terbatas jumlahnya, setelah masuk ke dunia sekolah anak mengalami suasana yang berbeda. Didalam sekolah anak tidak hanya belajar pengetahuan intelektual, namun di sekolah anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru yang memperluas ketrampilan sosialnya. Selain sekolah, keluarga merupakan institusi yang paling penting pengaruhnya terhadap proses sosialisasi anak. Hubungan sosial dalam keluarga dijiwai oleh rasa kasih sayang dan berlangsung relatif tetap. Keluarga berfungsi untul memelihara, merawat dan melindungi anak dalam rangka sosialisasi agar mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
  • 13. 12 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Damsar. 2012. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: KENCANA. Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Nasution, S. 2011. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.