"Perubahan bentuk benda elastis akan sebanding dengan gaya yang bekerja padanya sampai batas tertentu (batas elastisitas). Jika gaya yang diberikan ditambah hingga melebihi batas elastisitas benda maka benda akan mengalami deformasi (perubahan bentuk) permanen".
Laporan Resmi dari Praktikum IPA 1 bertopik Nabitor (Natural Acid Base Indicator)
Laporan ini laporan lengkap mulai dari judul hingga daftar pustaka
semoga laporan ini bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik
"Perubahan bentuk benda elastis akan sebanding dengan gaya yang bekerja padanya sampai batas tertentu (batas elastisitas). Jika gaya yang diberikan ditambah hingga melebihi batas elastisitas benda maka benda akan mengalami deformasi (perubahan bentuk) permanen".
Laporan Resmi dari Praktikum IPA 1 bertopik Nabitor (Natural Acid Base Indicator)
Laporan ini laporan lengkap mulai dari judul hingga daftar pustaka
semoga laporan ini bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. LAPORAN PRAKTIKUM HUKUM MELDE
Nama Kelompok:
1. Muh.Fahmi Ridho (19)
2. Nita Dewi M. (23)
3. Nurina Rahmatika S. (25)
4. Ramadhan Ghinan N. (28)
A. Tujuan
1. Menunjukkan gelombang transversal stasioner pada tali.
2. Mempelajari hubungan antara cepat rambat gelombang (v) dengan tegangan tali
(F) melalui grafik.
B. Alat Dan Bahan
1. Papan atau meja
2. Benang kasur
3. Katrol penjepit
4. Beban bercelah
5. Pembangkit getaran
6. Mistar 1 meter
7. Kabel penghubung merah
8. Kabel penghubung hitam
C. Landasan Teori
Hukum Melde mempelajari tentang besaran-besaran yang mempengaruhi
cepat rambat gelombang tranversal pada tali. Melde menemukan bahwa cepat rambat
gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding
terbalik dengan akar massa per satuan panjang dawai.
D. Langkah Kerja
1. Rangkaikan seutas tali dengan sebuah ujung terikat pada vibrator dan ujung
lainnya melalui katrol dengan beban tergantung seperti pada gambar.
2. 2. Hidupkan vibrator dengan tegangan input 6 volt AC (lihat spesifikasi tegangan
pada vibrator)
3. Aturlah panjang benang AB dengan mengatur posisi vibrator, sehingga pada
benang terbentuk gelombang stasioner.
4. Ukurlah 2 simpul berurutan (S1-S2) jarak ini merupakan panjang gelombang.
Jarak = ...cm, sehingga jarak = ...cm = ...m
Jawab :
a. Pada beban 50 gram, panjang gelombang = 127 cm = 1,27 m
b. Pada beban 60 gram, panjang gelombang = 134 cm = 1,34 m
c. Pada beban 70 gram, panjang gelombang = 143 cm = 1,43 m
d. Pada beban 80 gram, panjang gelombang = 153 cm = 1,53 m
e. Pada beban 90 gram, panjang gelombang = 161 cm = 1,61 m
f. Pada beban 100 gram, panjang gelombang = 169 cm = 1,69 m
5. Jika digunakan sumber daya listrik dari PLN, maka dianggap frekuensi 50 Hz,
sehingga dengan rumus, maka kecepatan rambat gelombang dalam tali adalah v =
...m/s
Jawaban :
a. Jika dianggap f = 50 Hz, maka v = λ.f
= 1,27 . 50
= 63,5 m/s
b. Jika dianggap f = 50 Hz, maka v = λ.f
= 1,34 . 50
= 67 m/s
c. Jika dianggap f = 50 Hz, maka v = λ.f
= 1,43 . 50
3. = 71,5 m/s
d. Jika dianggap f = 50 Hz, maka v = λ.f
= 1,53 . 50
= 76,5 m/s
e. Jika dianggap f = 50 Hz, maka v = λ.f
= 1,61 . 50
= 80,5 m/s
f. Jika dianggap f = 50 Hz, maka v = λ.f
= 1,69 . 50
= 84,5 m/s
6. Ulangi percobaan tersebut dengan menggunakan beban yang berbeda.
E. Tabel Hasil Pengamatan
No.
Masa
Beban
(kg)
Panjang
Gelombang (m)
Cepat rambat
Gelombang v
(m/s)
( / )
Tegangan
Tali F (N)
1. 5.10-2
1,27 63,5 4032,25 0,5
2. 6.10-2
1,34 67 4489 0,6
3. 7.10-2
1,43 71,5 5112,25 0,7
4. 8.10-2
1,53 76,5 5852,25 0,8
5. 9.10-2
1,61 80,5 6480,25 0,9
6. 10-1
1,69 84,5 7140,25 1
F. Simpulan dan Saran
Dalam percobaan Melde, dapat disimpulkan bahwa :
1. Jika seutas tali digetarkan secara terus menerus, maka akan
menimbulkan gelombang transversal pada tali. Jika kedua ujung tali tertutup,
maka gelombang transversal itu akan bersifat stasioner atau diam.
2. Semakin besar gaya ketegangan tali (F), maka semakin besar pula cepat rambat
gelombang (v). Cepat rambat gelombang (v) berbanding lurus dengan akar
kuadrat gaya ketegangan tali (F).
3. Cepat rambat gelombang dapat ditentukan dengan persamaan v=λ.f
Saran :
Dalam percobaan ini, kami menyarankan :
a. Dalam melakukan pengukuran panjang gelombang yang tepat, harus
dilakukan dengan keadaan yang tenang sehingga gelombang yang terbentuk
tidak hilang sesaat.
4. b. Untuk mendapatkan hasil perbandingan cepat rambat secara teori dan
secara hukum Melde yang lebih tepat, sebaiknya frekuensi yang dihasilkan
diukur terlebih dahulu.
c. Untuk mendapatkan data yang lebih tepat sebaiknya, pengukuran
dilakukan lebih dari satu orang untuk memastikan hasil pengukuran.
Lampiran