Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Defisit perawatan diri (DPD) pada pasien gangguan jiwa yang menyebabkan isolasi sosial. DPD disebabkan penurunan proses berpikir yang mengakibatkan kurangnya motivasi untuk merawat diri. Diagnosa keperawatan pasien tersebut adalah DPD dan isolasi sosial. Rencana tindakan keperawatan bertujuan meningkatkan kemampuan pasien dalam merawat diri secara mandiri
Halusinasi dan isolasi sosial menyebabkan risiko mencederai diri dan lingkungan. Diagnosa keperawatan meliputi perubahan sensori persepsi berupa halusinasi dan isolasi sosial akibat menarik diri. Rencana tindakan mencakup membantu klien mengenal dan mengontrol halusinasi, serta meningkatkan interaksi sosial dengan dukungan keluarga untuk mencegah gejala dan komplikasi.
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku KekerasanYusuf Saktian
Laporan ini membahas masalah perilaku kekerasan dan gangguan harga diri rendah. Perilaku kekerasan didefinisikan sebagai perilaku maladaptif dalam memanifestasikan perasaan marah yang dapat berupa mencederai diri, menganiaya orang lain, atau merusak lingkungan. Gangguan harga diri rendah dapat menyebabkan perilaku kekerasan dan ditandai dengan perasaan negatif terhadap diri, kehilangan percaya diri, dan rasa malu. Diagnosa keperaw
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Defisit perawatan diri (DPD) pada pasien gangguan jiwa yang menyebabkan isolasi sosial. DPD disebabkan penurunan proses berpikir yang mengakibatkan kurangnya motivasi untuk merawat diri. Diagnosa keperawatan pasien tersebut adalah DPD dan isolasi sosial. Rencana tindakan keperawatan bertujuan meningkatkan kemampuan pasien dalam merawat diri secara mandiri
Halusinasi dan isolasi sosial menyebabkan risiko mencederai diri dan lingkungan. Diagnosa keperawatan meliputi perubahan sensori persepsi berupa halusinasi dan isolasi sosial akibat menarik diri. Rencana tindakan mencakup membantu klien mengenal dan mengontrol halusinasi, serta meningkatkan interaksi sosial dengan dukungan keluarga untuk mencegah gejala dan komplikasi.
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku KekerasanYusuf Saktian
Laporan ini membahas masalah perilaku kekerasan dan gangguan harga diri rendah. Perilaku kekerasan didefinisikan sebagai perilaku maladaptif dalam memanifestasikan perasaan marah yang dapat berupa mencederai diri, menganiaya orang lain, atau merusak lingkungan. Gangguan harga diri rendah dapat menyebabkan perilaku kekerasan dan ditandai dengan perasaan negatif terhadap diri, kehilangan percaya diri, dan rasa malu. Diagnosa keperaw
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Latihan Range of Motion (ROM) untuk memelihara fungsi sendi dan mencegah kemunduran dengan melakukan berbagai gerakan seperti fleksi, ekstensi, rotasi, dan lainnya pada berbagai bagian tubuh seperti bahu, tangan, panggul, kaki secara perlahan dan diulang minimal 3 kali. Latihan ROM bertujuan untuk memelihara pergerakan dan sirkulasi
Laporan pendahuluan ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi di Poli 158 Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. Dokumen ini menjelaskan pengertian hipertensi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, pathways, diagnosa keperawatan, dan intervensi untuk menangani pasien hipertensi. Secara keseluruhan laporan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang penatalaksanaan keperawatan pas
Interaksi antara perawat dengan klien berjalan lancar. Klien dapat memperkenalkan diri dengan baik dan menjawab pertanyaan sederhana tentang dirinya. Pada interaksi selanjutnya, klien menceritakan masalahnya dengan jujur namun mengalami halusinasi suara. Perawat membantu klien mengenali halusinasinya. Pada akhir interaksi, klien menerima proses terminasi dengan baik.
Klien mengalami harga diri rendah kronis dan defisit perawatan diri. Berdasarkan pengkajian, klien menolak mandi dan terlihat kurang bersih. Tindakan keperawatan yang tepat adalah menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan anak dengan diare. Secara ringkas, diare adalah kondisi buang air besar yang tidak normal lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer yang disebabkan oleh inflamasi usus dan gangguan absorpsi cairan dan elektrolit. Gejala klinis diare antara lain buang air besar encer, dehidrasi, dan gangguan keseimbangan asam basa. Penanganannya meliputi pemberian cair
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiWarnet Raha
Bab II meninjau konsep dasar hipertensi dari sudut pandang medis dan keperawatan. Pada bagian medis dijelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, dan penatalaksanaan hipertensi. Bagian keperawatan membahas pengkajian keperawatan pada aktivitas dan sirkulasi pasien hipertensi yang meliputi gejala, tanda, dan pemeriksaan fisik terkait.
Berduka adalah respon normal terhadap kehilangan yang memungkinkan individu melakukan koping secara bertahap untuk menerima kehilangan. Berduka diwujudkan secara unik pada setiap orang dan dipengaruhi pengalaman pribadi, budaya, dan keyakinan. Teori Engel menjelaskan proses berduka melalui lima fase mulai dari penyangkalan hingga penerimaan.
Dokumen tersebut membahas strategi pelaksanaan untuk menangani defisit perawatan diri pasien melalui tiga tahap, yaitu membahas kebersihan diri, berdandan, dan cara makan minum yang benar. Setiap tahap mencakup orientasi, pelaksanaan tindakan, dan terminasi untuk melatih pasien agar dapat merawat diri secara mandiri.
Dokumen tersebut membahas tentang diare pada anak, yang merupakan masalah kesehatan utama di berbagai negara termasuk Indonesia. Diare dapat menyebabkan kematian akibat dehidrasi, terutama pada bayi dan balita. Dokumen ini menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, komplikasi, dan pencegahan diare.
Tindakan keperawatan untuk pasien isolasi sosial meliputi melatih pasien berinteraksi secara bertahap dengan berkenalan dengan perawat dan pasien lain, serta melatih keluarga untuk merawat pasien dengan membina hubungan, memberikan dukungan, dan menjadwalkan kegiatan bersama.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut berisi daftar diagnosa keperawatan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association), NOC (Nursing Outcomes Classification), dan NIC (Nursing Interventions Classification) yang digunakan di Ruang I RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada bulan September 2008. Daftar tersebut mencakup 36 diagnosa keperawatan yang umum dijumpai beserta definisi masalah, tanda-tanda dan gejala, serta rencana intervensi keperawatan.
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
8
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi sebagai salah satu penyakit kardiovaskuler yang umum di masyarakat. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Dokumen juga menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, dan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
Konsep pasien terminal & menjelang ajalMitha Khair
Dokumen tersebut membahas konsep pasien terminal dan menjelang ajal. Ia menjelaskan pengertian kondisi terminal, tanda-tanda klinis menjelang kematian, serta tahapan yang dijalani pasien dalam menerima kenyataan menjelang kematian seperti penyangkalan, marah, depresi, hingga penerimaan."
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri RendahYusuf Saktian
Laporan pendahuluan ini membahas gangguan konsep diri berupa harga diri rendah pada seorang pasien. Gangguan ini dapat terjadi karena faktor situasional maupun kronis, dengan gejala seperti perasaan negatif diri, isolasi sosial, dan perilaku kekerasan yang berisiko mencederai diri atau orang lain. Diagnosa masalahnya adalah harga diri rendah dan isolasi sosial akibat menarik diri. Rencana tindakan m
Laporan pendahuluan ini membahas gangguan konsep diri berupa harga diri rendah pada seorang pasien. Gangguan ini dapat terjadi karena faktor situasional maupun kronis, dengan gejala seperti perasaan malu, isolasi sosial, dan perilaku kekerasan terhadap diri sendiri. Diagnosa masalahnya adalah harga diri rendah dan isolasi sosial, dengan rencana tindakan keperawatan untuk meningkatkan konsep diri dan hubungan s
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Latihan Range of Motion (ROM) untuk memelihara fungsi sendi dan mencegah kemunduran dengan melakukan berbagai gerakan seperti fleksi, ekstensi, rotasi, dan lainnya pada berbagai bagian tubuh seperti bahu, tangan, panggul, kaki secara perlahan dan diulang minimal 3 kali. Latihan ROM bertujuan untuk memelihara pergerakan dan sirkulasi
Laporan pendahuluan ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi di Poli 158 Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. Dokumen ini menjelaskan pengertian hipertensi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, pathways, diagnosa keperawatan, dan intervensi untuk menangani pasien hipertensi. Secara keseluruhan laporan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang penatalaksanaan keperawatan pas
Interaksi antara perawat dengan klien berjalan lancar. Klien dapat memperkenalkan diri dengan baik dan menjawab pertanyaan sederhana tentang dirinya. Pada interaksi selanjutnya, klien menceritakan masalahnya dengan jujur namun mengalami halusinasi suara. Perawat membantu klien mengenali halusinasinya. Pada akhir interaksi, klien menerima proses terminasi dengan baik.
Klien mengalami harga diri rendah kronis dan defisit perawatan diri. Berdasarkan pengkajian, klien menolak mandi dan terlihat kurang bersih. Tindakan keperawatan yang tepat adalah menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan anak dengan diare. Secara ringkas, diare adalah kondisi buang air besar yang tidak normal lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer yang disebabkan oleh inflamasi usus dan gangguan absorpsi cairan dan elektrolit. Gejala klinis diare antara lain buang air besar encer, dehidrasi, dan gangguan keseimbangan asam basa. Penanganannya meliputi pemberian cair
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiWarnet Raha
Bab II meninjau konsep dasar hipertensi dari sudut pandang medis dan keperawatan. Pada bagian medis dijelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, dan penatalaksanaan hipertensi. Bagian keperawatan membahas pengkajian keperawatan pada aktivitas dan sirkulasi pasien hipertensi yang meliputi gejala, tanda, dan pemeriksaan fisik terkait.
Berduka adalah respon normal terhadap kehilangan yang memungkinkan individu melakukan koping secara bertahap untuk menerima kehilangan. Berduka diwujudkan secara unik pada setiap orang dan dipengaruhi pengalaman pribadi, budaya, dan keyakinan. Teori Engel menjelaskan proses berduka melalui lima fase mulai dari penyangkalan hingga penerimaan.
Dokumen tersebut membahas strategi pelaksanaan untuk menangani defisit perawatan diri pasien melalui tiga tahap, yaitu membahas kebersihan diri, berdandan, dan cara makan minum yang benar. Setiap tahap mencakup orientasi, pelaksanaan tindakan, dan terminasi untuk melatih pasien agar dapat merawat diri secara mandiri.
Dokumen tersebut membahas tentang diare pada anak, yang merupakan masalah kesehatan utama di berbagai negara termasuk Indonesia. Diare dapat menyebabkan kematian akibat dehidrasi, terutama pada bayi dan balita. Dokumen ini menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, komplikasi, dan pencegahan diare.
Tindakan keperawatan untuk pasien isolasi sosial meliputi melatih pasien berinteraksi secara bertahap dengan berkenalan dengan perawat dan pasien lain, serta melatih keluarga untuk merawat pasien dengan membina hubungan, memberikan dukungan, dan menjadwalkan kegiatan bersama.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut berisi daftar diagnosa keperawatan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association), NOC (Nursing Outcomes Classification), dan NIC (Nursing Interventions Classification) yang digunakan di Ruang I RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada bulan September 2008. Daftar tersebut mencakup 36 diagnosa keperawatan yang umum dijumpai beserta definisi masalah, tanda-tanda dan gejala, serta rencana intervensi keperawatan.
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
8
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi sebagai salah satu penyakit kardiovaskuler yang umum di masyarakat. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Dokumen juga menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, dan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
Konsep pasien terminal & menjelang ajalMitha Khair
Dokumen tersebut membahas konsep pasien terminal dan menjelang ajal. Ia menjelaskan pengertian kondisi terminal, tanda-tanda klinis menjelang kematian, serta tahapan yang dijalani pasien dalam menerima kenyataan menjelang kematian seperti penyangkalan, marah, depresi, hingga penerimaan."
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri RendahYusuf Saktian
Laporan pendahuluan ini membahas gangguan konsep diri berupa harga diri rendah pada seorang pasien. Gangguan ini dapat terjadi karena faktor situasional maupun kronis, dengan gejala seperti perasaan negatif diri, isolasi sosial, dan perilaku kekerasan yang berisiko mencederai diri atau orang lain. Diagnosa masalahnya adalah harga diri rendah dan isolasi sosial akibat menarik diri. Rencana tindakan m
Laporan pendahuluan ini membahas gangguan konsep diri berupa harga diri rendah pada seorang pasien. Gangguan ini dapat terjadi karena faktor situasional maupun kronis, dengan gejala seperti perasaan malu, isolasi sosial, dan perilaku kekerasan terhadap diri sendiri. Diagnosa masalahnya adalah harga diri rendah dan isolasi sosial, dengan rencana tindakan keperawatan untuk meningkatkan konsep diri dan hubungan s
Laporan ini membahas masalah perilaku kekerasan dan gangguan harga diri rendah. Perilaku kekerasan didefinisikan sebagai perilaku maladaptif dalam memanifestasikan perasaan marah secara fisik atau verbal. Gangguan harga diri rendah dapat menyebabkan perilaku kekerasan. Diagnosa keperawatan yang diberikan adalah perilaku kekerasan dan gangguan harga diri rendah. Rencana tindakan mencakup membantu klien mengidentifikasi penyebab, t
Laporan ini membahas tentang perilaku kekerasan dan gangguan harga diri yang rendah pada pasien gangguan jiwa. Masalah utama adalah perilaku kekerasan seperti amuk. Penyebabnya antara lain frustasi, takut, manipulasi, dan gangguan harga diri yang rendah. Rencana tindakan mencakup pencegahan perilaku kekerasan dengan cara fisik, sosial, spiritual, dan kepatuhan minum obat, serta meningkatkan harga diri dengan membangun
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Klien mengalami halusinasi dan isolasi sosial. Perawat merencanakan tindakan untuk membantu klien mengontrol halusinasi, berinteraksi dengan orang lain, dan mendapat dukungan dari keluarga.
Halusinasi dan isolasi sosial menyebabkan risiko mencederai diri dan lingkungan. Diagnosa keperawatan meliputi perubahan sensori persepsi seperti halusinasi dan isolasi sosial seperti menarik diri. Rencana tindakan mencakup membantu klien mengenal dan mengontrol halusinasi, serta membina hubungan sosial dan dukungan keluarga untuk mencegah isolasi sosial.
Dokumen tersebut membahas laporan pendahuluan keperawatan jiwa mengenai perubahan proses pikiran berupa waham. Laporan ini menjelaskan pengertian, penyebab, gejala, akibat, dan rencana tindakan keperawatan untuk menangani masalah tersebut seperti meningkatkan hubungan saling percaya, menghadirkan realitas, serta meningkatkan harga diri dan kemampuan klien.
Isolasi sosial merupakan masalah utama yang dialami klien. Laporan ini menjelaskan definisi, faktor risiko, gejala, dan diagnosis isolasi sosial serta rencana tindakan keperawatan untuk meningkatkan keterlibatan sosial dan harga diri klien."
Rencana pelaksanaan layanan membahas bimbingan kelompok tentang akibat pergaulan bebas. Tujuannya adalah mengetahui dampak pergaulan bebas, mampu menjaga diri dari pergaulan, dan menolak ajakan teman yang tidak baik. Metode layanannya meliputi diskusi, tanya jawab, dan permainan. Pelaksanaannya selama 2x45 menit dengan materi terlampir. Penilaian dilakukan melalui observasi proses dan tes tertulis.
Rencana pelaksanaan layanan bimbingan klasikal di SMK Paramitra membahas 3 hal:
1. Materi layanan tentang pengertian, macam-macam, dan cara menumbuhkan percaya diri serta akibat kurangnya rasa percaya diri.
2. Pelaksanaan kegiatan bimbingan klasikal meliputi tahap awal, inti, dan penutup.
3. Evaluasi proses dan hasil kegiatan bimbingan untuk menilai tingkat pemahaman siswa.
Masalah utama dokumen ini adalah harga diri rendah. Harga diri rendah terjadi ketika seseorang menolak dirinya sendiri dan tidak bertanggung jawab atas kehidupannya. Faktor-faktor seperti penolakan orang tua, kegagalan berulang, dan kehilangan kasih sayang dapat memengaruhi harga diri seseorang. Diagnosa keperawatan yang diidentifikasi meliputi resiko isolasi sosial dan gangguan konsep diri berupa harga di
Modul ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan klien, tipe-tipe pengambil keputusan, dan cara memberikan informasi secara efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Modul ini juga menjelaskan tentang situasi sulit yang mungkin dihadapi dalam proses konseling dan cara mengatasinya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas beberapa pendekatan dalam konseling seperti non-direktif, rasional emotif, analisis transaksional, dan klinikal.
2. Pendekatan non-direktif menekankan peran sentral klien dan konselor sebagai pendukung pertumbuhan pribadi klien.
Similar to Laporan pendahuluan isolasi_sosial (20)
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Satuan acara penyuluhan tentang gastroenteritis yang berisi tujuan, materi, metode, dan evaluasi penyuluhan selama 30 menit kepada pasien dan keluarga di rumah sakit untuk meningkatkan pemahaman tentang definisi, penyebab, gejala, pencegahan, dan penanganan gastroenteritis.
Diare merupakan kondisi dimana seseorang mengalami pembuangan air besar berulang kali selama lebih dari 2 hari. Penyebabnya adalah infeksi bakteri atau virus dari makanan atau air yang terkontaminasi, serta susu atau makanan yang mengandung laktosa. Pengobatan diare dapat dilakukan dengan meminum oralit atau larutan garam gula untuk mencegah dehidrasi, atau pergi ke fasilitas kesehatan jika gej
Dokumen ini membahas tentang gastroenteritis, yaitu penyakit perubahan bentuk dan konsistensi tinja serta bertambahnya frekuensi buang air besar yang disebabkan oleh infeksi, masalah pencernaan, makanan, atau faktor psikologis. Tanda dan gejalanya meliputi gelisah, lesu, muntah, haus, dan diare. Penatalaksanaannya berfokus pada penggantian cairan dan elektrolit yang hilang melalui diare dan muntah
Dokumen tersebut merupakan satuan acara penyuluhan tentang hipertensi yang diadakan untuk ibu S. Penyuluhan ini membahas tentang pengertian, gejala, penyebab, komplikasi, dan pengobatan hipertensi serta cara pencegahannya melalui pola makan sehat dan olahraga. Tujuan dari penyuluhan ini adalah agar ibu S dapat memahami hipertensi dan menerapkan pencegahan hipertensi secara tepat dalam ke
Hipertensi atau darah tinggi adalah kondisi dimana tekanan darah seseorang melebihi 160/95 mmHg dan dapat disebabkan oleh stres, obesitas, dan merokok. Gejala hipertensi antara lain sakit kepala, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang. Hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke.
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Perilaku KekerasanYusuf Saktian
1. Dokumen tersebut merupakan rangkaian strategi pelaksanaan risiko perilaku kekerasan melalui 4 pertemuan. Pada setiap pertemuan dilatih cara mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik, sosial, spiritual dan cara keempat yang akan dibahas. Latihan dilakukan dengan membina hubungan, mengidentifikasi penyebab marah, dan cara mengontrolnya melalui nafas, gerakan fisik, komunikasi dan ibadah.
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Defisit Perawatan DiriYusuf Saktian
Dokumen tersebut merupakan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan untuk menangani defisit perawatan diri pada seorang pasien. Strategi tersebut mencakup evaluasi kondisi pasien, diagnosa keperawatan, tujuan tindakan, dan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk membantu pasien dalam melakukan perawatan diri secara mandiri melalui diskusi dan latihan tentang kebersihan diri, berdandan, makan, dan minum
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Laporan pendahuluan isolasi_sosial
1. LAPORAN PENDAHULUAN
A. MASALAHUTAMA
ISOLASISOSIAL: MENARIKDIRI
B. PROSESTERJADINYA MASALAH
1. Pengertian
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin
merasaditolak,tidakditerima,kesepian,dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain.
2. Tanda dan Gejala
Data subyektif
Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
Pasien merasa tidak berguna
Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
Data obyektif
Tidak memiliki teman dekat
Menarik diri
Tidak komunikatif
Tindakan berulang dan tidak bermakna
Asyik dengan pikirannya sendiri
Tak ada kontak mata
Tampak sedih, afek tumpul
3. Penyebab
Penyebabdari isolasi sosial adalahhargadiri rendah( HDR ). Harga diri rendahadalah
Harga diri rendahadalahperasaantidakberharga,tidakberarti danrendahdiri yang
berkepanjanganakibatevaluasinegatifterhadapdiri sendiri dankemampuandiri.
Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :
Mengkritik diri sendiri
Perasaan tidak mampu
Pandangan hidup yang pesimis
2. Penurunan produktifitas
Penolakan terhadap kemampuan diri
4. Akibat
Akibatisolasi sosialadalahresikoperubahansensori persepsi halusinasi. Halusinasiadalah
suatukeadaan yangmerupakangangguanpencerapan(persepsi) pancaindratanpaada
rangsangandari luaryg dapat meliputi semuasystem penginderaan padaseseorangdalam
keadaansadar penuh( baik).
Gejala Klinis :
Bicara, senyum dan tertawa sendiri.
Menarik diri dan menghindar dari orang lain.
Tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata.
Tidak dapat memusatkan perhatian.
Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya),
takut.
Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.
(Budi Anna Keliat,)
C. POHON MASALAH
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi
Core problem
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
( Budi Anna Keliat, 1999)
D. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Masalah keperawatan:
a. Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi…
b. Isolasi sosial: menarik diri
c. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Isolasi sosial: menarik diri
3. 2. Data yang perlu dikaji
a. Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi
Data Subjektif:
▪ Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus
nyata
▪ Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
▪ Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
▪ Klien merasa makan sesuatu
▪ Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
▪ Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
▪ Klien ingin memukul/melempar barang-barang
Data Objektif:
▪ Klien berbicara dan tertawa sendiri
▪ Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
▪ Klien berhebti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
▪ Disorientasi
b. Isolasi Sosial : menarik diri
Data Subyektif:
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Obyektif:
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
4. c. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Data subyektif:
▪ Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data obyektif:
▪ Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
E. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial: menarik diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
FF.. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa 1: Menarik diri
Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
5. f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:
2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
2.2 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik
diri atau mau bergaul
2.3 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul
2.4 Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
33.. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
33..11 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (
tidur, marah, menyibukkan diri dll)
3.2 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan
orang lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan prang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.3 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
a. beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang
lain
b. diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang
lain
6. c. beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan:
4.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
4.2 Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
▪ K – P
▪ K – P – P lain
▪ K – P – P lain – K lain
▪ K – Kel/Klp/Masy
4.3 Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4.4 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
4.5 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
4.6 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
4.7 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Tindakan:
5.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang
lain
5.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang
lain.
5.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan
manfaat berhubungan dengan oranglain
6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan:
66..11 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga ::
▪ Salam, perkenalan diri
▪ Jelaskan tujuan
7. ▪ Buat kontrak
▪ Eksplorasi perasaan klien
6.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
▪ Perilaku menarik diri
▪ Penyebab perilaku menarik diri
▪ Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
▪ Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
6.3 Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
6.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal
satu kali seminggu
6.5 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga
Diagnosa 2 : Harga Diri Rendah
Tujuan Umum :
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
8. f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan:
2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2.2 Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif
2.3 Utamakan memberikan pujian yang realistik
33.. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
Tindakan:
3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
4. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
Tindakan:
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
▪ Kegiatan mandiri
▪ Kegiatan dengan bantuan sebagian
▪ Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
Tindakan:
5.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien.
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan:
9. 6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga
diri rendah.
6.2 Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
10. DAFTAR PUSTAKA
1. Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo.
2003
2. Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia : Lipincott-
Raven Publisher. 1998
3. Budi Anna Keliat. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK UI.
1999
4. Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
5. Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
6. Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP
Bandung. 2000