Dokumen tersebut membahas analisis kadar aspirin dalam obat oskadon. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang aspirin sebagai bahan aktif dalam obat tersebut, proses sintesis aspirin, sifat fisika dan kimia aspirin, serta komposisi dan cara kerja obat oskadon yang merupakan kombinasi parasetamol dan ibuprofen.
Dokumen tersebut membahas tentang pasta sebagai sediaan farmasi semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat untuk pemakaian topikal. Dibahas pula karakteristik, penggolongan, metode pembuatan, contoh formula standar, perbedaan dengan salep, serta keuntungan dan kerugian pasta. Dokumen ini menyimpulkan bahwa kelebihan pasta adalah mengikat cairan luka dan melekat lebih lama pada kulit, sement
Dokumen tersebut membahas analisis kadar aspirin dalam obat oskadon. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang aspirin sebagai bahan aktif dalam obat tersebut, proses sintesis aspirin, sifat fisika dan kimia aspirin, serta komposisi dan cara kerja obat oskadon yang merupakan kombinasi parasetamol dan ibuprofen.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk sediaan farmasi yang umum digunakan beserta keuntungan dan kerugiannya, seperti tablet, kapsul, pil, larutan, salep, krim, gel, pasta, lotion, injeksi, suppositoria, inhaler, serbuk, tetes, emulsi, dan suspensi.
Dokumen tersebut membahas tentang pasta sebagai sediaan farmasi semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat untuk pemakaian topikal. Dibahas pula karakteristik, penggolongan, metode pembuatan, contoh formula standar, perbedaan dengan salep, serta keuntungan dan kerugian pasta. Dokumen ini menyimpulkan bahwa kelebihan pasta adalah mengikat cairan luka dan melekat lebih lama pada kulit, sement
Dokumen tersebut membahas analisis kadar aspirin dalam obat oskadon. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang aspirin sebagai bahan aktif dalam obat tersebut, proses sintesis aspirin, sifat fisika dan kimia aspirin, serta komposisi dan cara kerja obat oskadon yang merupakan kombinasi parasetamol dan ibuprofen.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk sediaan farmasi yang umum digunakan beserta keuntungan dan kerugiannya, seperti tablet, kapsul, pil, larutan, salep, krim, gel, pasta, lotion, injeksi, suppositoria, inhaler, serbuk, tetes, emulsi, dan suspensi.
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
Laporan ini merangkum hasil praktikum identifikasi senyawa golongan alkohol, fenol, dan asam karboksilat. Praktikum ini bertujuan untuk mengenali gugus fungsional dari senyawa-senyawa tersebut melalui reaksi kimia khas. Beberapa senyawa diuji meliputi etanol, gliserin, mentol, fenol, dan asam tartrat. Hasil pengujian menunjukkan adanya reaksi esterifikasi pada alkohol dan pembentukan kompleks
1. Eksperimen ini bertujuan untuk membuat larutan standar AgNO3 dan menentukan konsentrasinya, serta menggunakannya untuk menentukan kadar klorida dalam garam dapur melalui titrasi argentometri.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Ekstraksi dingin menggunakan maserasi dan perkolasi dilakukan untuk mengekstrak senyawa aktif dari dua jenis simplisia, yaitu daun jambu biji dan rimpang kunyit. Maserasi digunakan untuk daun jambu biji sedangkan perkolasi untuk rimpang kunyit. Parameter yang diukur antara lain susut pengeringan, kadar air, dan rendemen ekstrak. Senyawa marker daun jambu biji adalah kuersetin sedangkan rimpang kun
Ekskresi obat melalui ginjal melibatkan tiga proses: filtrasi glomerulus, sekresi tubular aktif, dan reabsorpsi tubular. Parameter klirens berguna untuk mengukur kemampuan tubuh mengeliminasi obat. Faktor seperti usia, pH urin, dan ikatan protein plasma dapat mempengaruhi ekskresi ginjal.
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi teknologi sediaan suppositoria non steril yang berisi parasetamol. Secara ringkas, dibahas tentang indikasi, farmakokinetik, mekanisme kerja, efek samping, kontraindikasi, peringatan, dan interaksi obat parasetamol. Juga dibahas sifat fisika kimia zat aktif dan bahan tambahan seperti oleum cacao dan cetaceum yang digunakan dalam pembuatan suppositoria. Terakhir
Titrasi asam basa melibatkan reaksi netralisasi antara asam dan basa. Tujuannya adalah menentukan kadar asam asetat dengan menggunakan titrasi alkalimetri menggunakan larutan NaOH sebagai titran dan indikator sebagai penanda titik akhir reaksi.
Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
Laporan praktikum ini menjelaskan percobaan untuk mengetahui pengaruh pelarut campuran terhadap kelarutan zat, yaitu kelarutan luminal dalam campuran air, alkohol, dan propilen glikol dengan berbagai perbandingan. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin besar kadar alkohol dalam campuran pelarut, semakin besar pula kelarutan luminal yang dicapai.
Praktikum ini bertujuan untuk membuat dan menstandarisasi larutan standar HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M serta menggunakannya untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka perdagangan. Larutan HCl distandarisasi dengan boraks sebagai larutan standar primer, sedangkan NaOH distandarisasi dengan asam oksalat. Kedua larutan standar kemudian digunakan untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka melalui
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis sediaan obat luar yang umum, yaitu salep, krim, pasta, dan jelly. Jenis-jenis tersebut memiliki komposisi dan sifat yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan penggunaannya sebagai obat luar.
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
Laporan ini merangkum hasil praktikum identifikasi senyawa golongan alkohol, fenol, dan asam karboksilat. Praktikum ini bertujuan untuk mengenali gugus fungsional dari senyawa-senyawa tersebut melalui reaksi kimia khas. Beberapa senyawa diuji meliputi etanol, gliserin, mentol, fenol, dan asam tartrat. Hasil pengujian menunjukkan adanya reaksi esterifikasi pada alkohol dan pembentukan kompleks
1. Eksperimen ini bertujuan untuk membuat larutan standar AgNO3 dan menentukan konsentrasinya, serta menggunakannya untuk menentukan kadar klorida dalam garam dapur melalui titrasi argentometri.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Ekstraksi dingin menggunakan maserasi dan perkolasi dilakukan untuk mengekstrak senyawa aktif dari dua jenis simplisia, yaitu daun jambu biji dan rimpang kunyit. Maserasi digunakan untuk daun jambu biji sedangkan perkolasi untuk rimpang kunyit. Parameter yang diukur antara lain susut pengeringan, kadar air, dan rendemen ekstrak. Senyawa marker daun jambu biji adalah kuersetin sedangkan rimpang kun
Ekskresi obat melalui ginjal melibatkan tiga proses: filtrasi glomerulus, sekresi tubular aktif, dan reabsorpsi tubular. Parameter klirens berguna untuk mengukur kemampuan tubuh mengeliminasi obat. Faktor seperti usia, pH urin, dan ikatan protein plasma dapat mempengaruhi ekskresi ginjal.
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi teknologi sediaan suppositoria non steril yang berisi parasetamol. Secara ringkas, dibahas tentang indikasi, farmakokinetik, mekanisme kerja, efek samping, kontraindikasi, peringatan, dan interaksi obat parasetamol. Juga dibahas sifat fisika kimia zat aktif dan bahan tambahan seperti oleum cacao dan cetaceum yang digunakan dalam pembuatan suppositoria. Terakhir
Titrasi asam basa melibatkan reaksi netralisasi antara asam dan basa. Tujuannya adalah menentukan kadar asam asetat dengan menggunakan titrasi alkalimetri menggunakan larutan NaOH sebagai titran dan indikator sebagai penanda titik akhir reaksi.
Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
Laporan praktikum ini menjelaskan percobaan untuk mengetahui pengaruh pelarut campuran terhadap kelarutan zat, yaitu kelarutan luminal dalam campuran air, alkohol, dan propilen glikol dengan berbagai perbandingan. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin besar kadar alkohol dalam campuran pelarut, semakin besar pula kelarutan luminal yang dicapai.
Praktikum ini bertujuan untuk membuat dan menstandarisasi larutan standar HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M serta menggunakannya untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka perdagangan. Larutan HCl distandarisasi dengan boraks sebagai larutan standar primer, sedangkan NaOH distandarisasi dengan asam oksalat. Kedua larutan standar kemudian digunakan untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka melalui
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis sediaan obat luar yang umum, yaitu salep, krim, pasta, dan jelly. Jenis-jenis tersebut memiliki komposisi dan sifat yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan penggunaannya sebagai obat luar.
Dokumen tersebut membahas beberapa asam organik penting seperti asam asetilsalisilat (aspirin), asam format, vitamin C, asam piruvat, asam asetat, dan asam oksalat. Asam-asam organik tersebut memiliki peran yang berbeda-beda dalam bidang kedokteran, industri kimia, dan proses biokimia dalam tubuh.
1. Louis Pasteur adalah seorang kimiawan dan ahli mikrobiologi Perancis yang dikenal karena penemuannya tentang vaksinasi, fermentasi mikroba, dan pasteurisasi. Ia menciptakan vaksin pertama untuk rabies dan antraks serta mengembangkan teori kuman penyakit. Penemuannya tentang pengolahan susu dan anggur untuk menghentikan kontaminasi bakteri dikenal sebagai pasteurisasi. Ia dianggap sebagai salah sat
Dokumen tersebut membahas tentang ekstraksi kasar tanin dari daun salam dengan tujuan mengidentifikasi senyawa tanin yang terkandung. Metode ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi pelarut etanol karena mampu memperoleh ekstrak dengan kadar tanin tertinggi yakni 82,7%. Tanin yang terisolasi dari ekstrak etanol adalah tanin terkondensasi jenis prodelfinidin.
Lap. praktikum destilasi uap bunga kambojaCarlosEnvious
Destilasi uap digunakan untuk memisahkan minyak atsiri dari bunga kamboja berdasarkan perbedaan titik didihnya. Proses ini memanfaatkan sifat zat yang mudah menguap untuk dipisahkan dari zat yang tidak mudah menguap melalui pendinginan dan kondensasi. Minyak atsiri kemudian dikumpulkan sebagai hasil akhir proses destilasi.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Laporan lengkap aspirin
1. I. TOPIK : MENGANALISIS ASPIRIN DALAM OSKADAN
II. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar aspirin dalam obat oskadon.
III. DASAR TEORI
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah suatu jenis obat dari keluarga
salisilat yang sering digunakan sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor),
antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi. Aspirin juga memiliki efek antikoagulan
dan digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung.
Aspirin adalah asam organik lemah yang unik diantara obat-obat AINS dalam asetilasi
(dan juga inaktivasi) siklo-oksigenase irreversible. Aspirin cepat dideasetilasi oleh esterase
dalam tubuh, menghasilkan salisilat yang mempunyai efek anti-inflamasi, antipiretik dan
atau analgesik. Efek antipiretik dan anti-inflamasi salisilat terjadi karena penghambatan
sintesis prostaglandin di pusat pengaturan panas dalam hipotalmus dan perifer di daerah
target (Mycek, 2002).
Pada tahun 1853, seorang ahli kimia Perancis bernama Charles Frederic Gerhardt
berhasil menetralkan salicin alami menjadi asam salisilat (salicylic acid) lewat
penyanggaan (buffering) dengan natrium dan asam asetat. Asam salisilat ini lebih "ramah"
terhadap perut. Kemudian di tahun 1899, seorang ahli kimia Jerman, bernama Felix
Hoffmann, yang bekerja bagi Bayer, menemukan kembali formula Gerhardt. Hoffmann
membujuk Bayer untuk memasarkan obat itu, yang selanjutnya muncul di pasar dengan
nama pasaran "Aspirin". Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk
tablet. Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer).
Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat
menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi.Asam salisilat adalah asam
bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH.Karenanya asam salisilat ini
dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Dengan anhidrida asam asetat akan
menghasilkan aspirin, sedangkan dengan metanol ekses akan menghasilkan metil salisilat.
Asam salisilat diubah melalui perubahan dari gugus gugus fenol menjadi gugus ester
asetat sehingga membentuk senyawa asam asetilsalisilat.Asam ini bersifat lebih kuat
daripada asam salisilat tetapi tidak korosif.( Kusuma, 2003 )
2. Aspirin atau asam asetil salisilat merupakan senyawa derivatif dari asam salisilat.
Aspirin berupa kristal putih dan berbentuk seperti jarum. Dalam pembuatan aspirin tidak
akan dihasilkan produk yang baik jika suasananya berair, karena asam salisilat yang
terbentuk akan terhidrolisa menjadi asam salisilat berair. Aspirin diperoleh dengan proses
asetilasi terhadap asam salisilat dengan katalisator H2SO4 pekat. Asetilasi adalah
terjadinya pergantian atom H pada gugus –OH dan asam salisilat dengan gugus asetil dari
asam asetil anhidrat.Karena asam salisilat adalah desalat phenol, maka reaksinya adalah
asetilasi destilat phenol.Asetilasi ini tidak melibatkan ikatan C-O yang kuat dari phenol,
tetapi tergantung pada pemakaian, pemisahan ikatan –OH. Jika dipakai asam karboksilat
untuk asetilasi biasanya rendemen rendah. Hasil yang diperoleh akan lebih baik. Jika
digunakan suatu derivat yang lebih reaktif menghasilkan ester asetat. Nama lain aspirin
adalah metil ester asetanol (karena doperoleh dari esterifikasi asam salisilat sehingga
merupakan asam asetat dan fenilsalisilat). ( Vogel, 1990)
Struktur Aspirin :
1. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Aspirin
Sifat Fisik :
1. Bentuk kristal seperti jarum
2. Berwarna putih mengkilat
3. Dalam alkohol panas larut
4. Titik leleh 135-136 o C
5. Bilangan molekul: 180 g/mol
Sifat Kimia:
1. Dengan NaOH 10% terhidrolisa menjadi asam salisilat bebas
2. Dengan air terhidrolisis menjadi asam salisilat bebas dan asam asetat
3. 3. Tidak terhidrolisis dalam asam lemak, karena dalam lambung tidak diserap dahulu.
Setelah dalam usus halus, dalam suasana basa dapat terhidrolisis menghasilkan
asam salisilat bebas. (Fieser, 1987)
Reaksi asetilasi merupakan jalur metabolisme obat yang mengandung fungsi amin
pertama hes N-asetilasi tidak banyak meningkatkan kelarutan air.Fungsi utama reaksi
asetilasi adalah membuat senyawa menjadi tidak aktif dan untuk diefektifikasi.Kadang-
kadang hasil N-asetilasi bersifat lebih reaktif daripada senyawa induk.Faktor-faktor yang
mempengaruhi reaksi asetilasi adalah pemanasan. Dengan adanya pemanasan sampai suhu
tertentu, molekul akan putus ikatannya dan terionisasi. Faktor lainnya adalah adanya
perbedaan aktivasi enzim. (Wilcox, 1995)
Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu,
aspirin juga merupakan zat anti-inflammatory, untuk mengurangi sakit pada cedera ringan
seperti bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang
berfungsi untuk mengurangi demam. Tiap tahunnya, lebih dari 40 juta pound aspirin
diproduksi di Amerika Serikat, sehingga rata-rata penggunaan aspirin mencapai 300 tablet
untuk setiap pria, wanita serta anak-anak setiap tahunnya. Penggunaan aspirin secara
berulang-ulang dapat mengakibatkan pendarahan pada lambung dan pada dosis yang
cukup besar dapat mengakibatkan reaksi seperti mual atau kembung, diare, pusing dan
bahkan berhalusinasi. Dosis rata-rata adalah 0.3-1 gram, dosis yang mencapai 10-30 gram
dapat mengakibatkan kematian (Austin, 1984).
Pembuatan aspirin sintesis dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Sintesa Aspirin menurut Kolbe.
Pembuatan asam salisilat dilakukan dengan Sintesis Kolbe, metode ini
ditemukan oleh ahli kimia Jerman yang bernama Hermann Kolbe. Pada sintesis ini,
sodium phenoxide dipanaskan bersama CO2 pada tekanan tinggi, lalu ditambahkan
asam untuk menghasilkan asam salisilat. Asam salisilat yang dihasilkan kemudian di
reaksikan dengan asetat anhidrat dengan bantuan asam sulfat sehingga dihasilkan asam
asetilsalisilat dan asam asetat.
4. 2. Sintesa Aspirin Setelah Modifikasi Sintesa Kolbe oleh Schmit.
Larutan sodium phenoxide masuk ke dalam revolving heated ball mill yang
memiliki tekanan vakum dan panas (130 O C). Sodium phenoxide berubah menjadi
serbuk halus yang kering, kemudian dikontakkan dengan CO2 pada tekanan 700 kPa
dan temperatur 100 °C sehingga membentuk sodium salicylate. Sodium salicylate
dilarutkan keluar dari mill dan lalu dihilangkan warnanya dengan menggunakan
karbon aktif. Kemudian ditambahkan asam sulfat untuk mengendapkan asam salisilat,
asam salisilat dimurnikan dengan sublimasi. Untuk membentuk aspirin, asam salisilat
di reflux bersama asetat anhidrat di dalam pelarut toluene selama 20 jam. Campuran
reaksi kemudian di dinginkan dalam tangki pendingin aluminium, asam asetilsalisilat
mengendap sebagai kristal besar. Kristal dipisahkan dengan cara filtrasi atau
sentrifugasi, dibilas, dan kemudian dikeringkan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
2C6H5ONa + 2 H2O 2 C6H5OH + 2NaOH
Phenol Sodium Phenoxide
ONaC6H4COONa + C6H5OH 2C6H5ONa + CO2
Sodium salicylate
OHC6H4COOH + Na2SO4 ONaC6H4COONa + H2SO4
Asam salisilat
OHC6H4COOCH3 + H2O OHC6H4COOH + (CH3CO)2O
Asetat anhidrid Aspirin
Berdasarkan proses ini, untuk menghasilkan 1 ton asam salisilat, dibutuhkan phenol
800 kg, NaOH 350 kg, CO2 500 kg, Seng 10 kg, Seng Sulfat 20 kg, dan karbon aktif 20
kg.Aspirin dalam bentuk tablet mengandung asam asetilsalisilat 0,5 g. Dimaksudkan untuk
mengatasi segala rasa sakit terutama sakit kepala dan pusing, sakit gigi, pegal linu dan
nyeri otot, demikin juga pilek, indfluenza dan demam. Efek terapeutik aspirin,
menghambat pengaruh dan biosintesa dari pada zat-zat yang menimbulak rasa nyeri,
demam dan peradangan (prostaglandin, kinin), days keria antipiretik dan analgetik dari
5. pada aspirin diperkuat oleh pengaruhnya langsung terhadap susunan saraf pusat (Dirjen
POM, 1979).
Efek samping aspirin yang sering terjadi adalah indikasi tukak lambung atu tukak
peptik yang kadang – kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna
(Tjay, 2002).Salisilat merupakan obat yang paling banyak digunakan sebagai analgesic,
antipiretik, dan anti-inflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai
antipiretik. Dengan dosis ini laju metabolisme juga meningkat. Pada dosis toksik obat ini
justru memperlihatkan efek piretik sehingga terjadi demam dan hiperhidrosis pada
keracunan berat (Ganiswarna, 1995). Asam asetil salisilat diabsorbsi cepat dan mencapai
suatu persentase yang tinggi setelah pemberian secara oral. Bagian asetil sebagian sudah
diuraikan pada jalur mukosa. Dalam hati, setelah dihidrolisis ester lebih lanjut, terbentuk
ester glukuronida dan eter glukuronida serta glisinat (asam salisilurat) dari asam salisilat.
Hanya sebagian kecil yang dioksidasi menjadi asam gentisinat (Mustchler, 1991).
Pada pemberian asam asetil salisilat bersama-sama dengan anti koagulan dan
glukokortiroid, bahaya perdarahan pada saluran cerna dipertinggi. Selanjutnya asam asetil
salisilat menaikkan kerja hipoglikemik, golongan sulfonylurea dan toksisitas metotreksat.
Di samping itu senyawa ini mengurangi kerja diuretic dari diuretika jerat henle akibat
penghambatan sintesis prostaglandin, serta mengurangi efek urikosurika karena persaingan
terhadap pembawa asam pada alat tubuli ginjal. Walaupun asam salisilat memiliki banyak
kegunaan, namun ada efek samping yang tidak disukai yaitu menyebabkan iritasi pada
lambung. Penelitian dilakukan untuk menetralisir keasaman asam salisilat dengan natrium,
dan dengan mengkombinasikan natrium salisilat dan asetil klorida, namun usaha ini masih
belum berhasil. Baru pada tahun 1899, ilmuwan yang bekerja pada Bayer, Felix Hoffman
berhasil menemukan asam asetilsalisilat yang lebih ramah ke lambung. Kemudian produk
ini diberi nama aspirin, a- dari gugus asetil, -spir- dari nama bunga spiraea , dan –in
merupakan akhiran untuk obat pada waktu itu (Tjay, 2002).
6. 2. Oskadon Sp
a. (Paracetamol, Ibuprofen)
Manfaat, Kegunaan, Penggunaan, Fungsi, Kandungan, Indikasi, Dosis, Efek
Samping.Penyakit Terkait : Sakit Kepala, Migrain : Kenali gejala dan pencetusnya,
Migrain : Tips mengatasi migraine.
b. Komposisi/kandungan
Tiap tablet Oskadon SP mengandung Paracetamol 350 mg dan Ibuprofen 200 mg.
c. Farmakologi ( cara kerja obat)
Oskadon SP merupakan kombinasi antara paracetamol dan ibuprofen.
Paracetamol adalah analgesik dan antipiretik, bekerja dengan cara meningkatkan
ambang nyeri di dalam otak yang disebut hipotalamus. Sedangkan ibuprofen
merupakan suatu antiinflamasi nonsteroid, efektif meredakan nyeri. Efek analgesik
ibuprofen berdasarkan penghambatan sintesis prostaglandin yaitu suatu zat perantara
rasa nyeri.
d. Indikasi / kegunaan
Indikasi Oskadon SP adalah untuk mengurangi rasa nyeri yang disebabkan oleh
sakit kepala, nyeri sendi dan nyeri otot (pada pinggang dan punggung), dan sakit gigi.
e. Kontraindikasi
Oskadon SP tidak boleh digunakan pada :
Penderita dengan riwayat hipersensitif/alergi terhadap paracetamol, ibuprofen dan
obat antiinflamasi nonsteroid lainnya.
Penderita dengan ulkus peptikum (tukak lambung dan usus 12 jari) yang berat dan
aktif, gangguan fungsi hati.
Penderita dimana bila menggunakan acetosal atau obat-obat antiinflamasi non
steroid lainnya akan timbul gejala asma, rhinitis atau urtikaria.
Wanita hamil 3 bulan terakhir.
7. f. Dosis dan aturan pakai
Dewasa : 1 tablet Oskadon SP, 3 – 4 kali sehari.
g. Efek samping
Efek sampng Oskadon SP jarang terjadi, walaupun dapat timbul gangguan saluran
pencernaan termasuk mual, muntah, nyeri lambung, atau rasa panas di ulu hati,
diare, konstipasi, dan perdarahan lambung.
Juga pernah dilaporkan terjadi ruam kulit, pusing, penyempitan bronkus,
trombositopenia, limfopenia, gangguan hati dan ginjal.
Penurunan ketajaman penglihatan dan keseulitan membedakan warna dapat terjadi
tetapi sangat jarang dan akan sembuh bila obat dihentikan.
Penggunaan Oskadon SP dosis besar dan jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan hati.
h. Peringatan dan perhatian
Oskadon SP tidak dianjurkan digunakan pada anak umur di bawah 12 tahun, ibu
menyusui, dan wanita hamil.
Sebelum minum obat ini agar dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter apabila
menderita penyakit saluran cerna bagian atas, gangguan fungsi ginjal, gagal jantung,
hipertensi, gangguan pembekuan darah, asma, lupus ertematosus sistemik.
Laporkan ke dokter, bila selama penggunaan obat ini terjadi efek samping obat.
Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan karena dapat menyebabkan kerusakan
fungsi hati.
Bila setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera hubungi dokter atau unit
pelayanan kesehatan.
Jangan diminum bersama asetosal, atau obat lain yang mengandung paracetamol,
ibuprofen atau obat pencegah pembekuan darah golongan warfarin.
8. i. Interaksi obat
Alkohol, antikoagulan oral.
j. Kemasan
Ultraflu tablet, dus.
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No Alat Ukuran Jumlah
1 Erlenmeyer 100 mL 4 Buah
2 Penangas air 50 mL 1 Buah
3 Buret Lengkap 50 mL 1 Buah
4 Gelas Arloji - 1 Buah
5 Pipet Tetes - 4 Buah
6 Gelas Ukur 10 ml, 25 mL 2 Buah
7 Lumpang porselin - 1 Buah
8 Penggerus - 1 Buah
9 Neraca analitik - 1 Buah
10 Botol Semprot - 1 Buah
11 tissue - secukupnya
B. Bahan
No Bahan Satuan Jumlah
1 Oskadon gram 4,5
2 Alkohol mL 50
3 Aquadest mL 20
4 NaOH 0,1 N mL 100
5 Indikator PP Tetes 6
V. PROSEDUR KERJA
1. Digerus tablet oskadon sampai halus
2. Ditimbang serbuk oskadon sebanyak 2 gram dan 2,5 gram kemudian di masukkan ke
dalam masing-masing labu erlenmeyer 100 ml
3. Dicuci lumpang dengan alkohol kemudian menuangkannya ke dalam erlenmeyer
sampai volume alkohol yang dimasukkan ke dalam erlenmeyer adalah 25 ml
4. Digoyang-goyangkan erlenmeyer selama 5 menit
5. Dipanaskan labu erlenmeyer pada penangas air sehingga larutan mendidih
9. 6. Ditambahkan 5 ml air suling dan indikator pp pada labu erlenmeyer yang telah dingin
7. Dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai larutan berubah menjadi ungu muda dan bila
dibiarkan 1 menit warnanya tetap
8. Diulangi titrasi sampai 2 kali dengan massa yang berbeda
VI. HASIL PENGAMATAN
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Digerus tablet oskadon sampai halus Obat oskadon yang berbentuk
tablet berubah menjadi
bubuk/serbuk.
2. Ditimbang serbuk oskadon sebanyak 2 gram dan
2,5 gram lalu dimasukan ke dalam masing-masing
labu erlenmeyer 100 ml.
Labu erlenmeyer I = 2 gram.
Labu erlenmeyer II = 2,5 gram.
3. Lumpang dicuci dengan alkohol kemudian
dituangkan ke dalam erlenmeyer sampai volume
alkohol 25 ml.
Tercium bau alkohol.
4. Digoyang-goyangkan erlenmeyer selama 5 menit. Labu erlenmeyer I :
Larutan berwarna putih pudar.
Labu erlenmeyer II :
Larutan berwarna putih pudar.
5. Dipanaskan labu erlenmeyer pada penangas air
hingga larutan mendidih.
Labu erlenmeyer I :
Larutan tetap berwarna putih
pudar.
Labu erlenmeyer II :
Larutan tetap berwarna putih
pudar.
6. Ditambahkan 5 ml air suling dan 2 tetes indikator
pp pada labu erlenmeyer yang telah dingin.
Labu erlenmeyer I :
Tidak ada perubahan.
Labu erlenmeyer II :
Tidak ada perubahan.
7. Dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai larutan
berubah menjadi ungu muda dan bila dibiarkan 1
menit warnanya tetap.
Labu erlenmeyer I :
Larutan berubah menjadi ungu
muda pada volume NaOH 26, 5
ml.
Labu erlenmeyer II :
Larutan berubah menjadi ungu
muda pada volume NaOH 25,3
ml.
10. VII. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
A. PERHITUNGAN
Berat Aspirin NaOH 0,1 N yang diperlukan
2 gram 26,5 ml
2,5 gram 25,3 ml
Sedangkan diketahui bahwa 1 ml NaOH adalah setara dengan 0,01802 gram aspirin.
a. Massa NaOH
Massa NaOH = N x VH20 x MrNaOH
= 0,1 N x 100 ml x 40
= 0,4 gram
b. Massa Aspirin
1). Massa aspirin pada obat oskadon 2 gram
Diketahui : massa obat = 2 gram
Volume NaOH = 2,6 ml
1 ml NaOH = 0,01802 gram / ml aspirin
Massa aspirin = VNaOH x 0,01802 gram/ml
= 2,6 ml x 0,08102 gram/ml
= 0,477 gram
2). Massa aspirin pada obat oskadon 2,5 gram
Diketahui : massa obat = 2,5 gram
Volume NaOH = 25,3 ml
1 ml NaOH = 0,01802 gram/ml aspirin
Massa aspirin = VNaOH x 0,01802 gram/ml
= 25,3 ml x 0,01802 gram/ml
= 0,459 gram
c. Kadar aspirin
1). Massa oskadon 2 gram
Kadar aspirin =
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛
2 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑥 100%
=
0,477 𝑔𝑟𝑎𝑚
2 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑥 100%
= 23.85 %
12. B. PEMBAHASAN
Dalam percobaan kali ini bertujuan untuk menetukan kadar aspirin pada obat
oskadon. Bahan yang digunakan adalah tablet oskadon 2 gram dengan 2,5 gram.
Percobaan pertama adalah menentukan kadar aspirin. Untuk menetukan kadar aspirin
digunakan tablet oskadon yang kemudian digerus sampai halus dengan lumpang
porselin. Tablet yang sudah dihaluskan, dimasukan dalam erlemeyer ditambah 25 ml
alkohol. Penggunaan alkohol karena aspirin bersifat semipolar, alkohal juga semipolar
sehingga dapat saling melarutkan, sehingga aspirim pada obat oskadon dapat terlarut.
Kemudian erlemeyer yang berisi serbuk aspirin dan 25 ml alkohol dikocok kurang lebih
selama 5 menit agar aspirin dan alkohol bercampur. Selanjutnya erlemeyer dipanaskan
agar ikatan COOH terputus menjadi COO- dan H+.
Selain itu pemanasan juga akan mempercepat reaksi. Setelah dipanaskan larutan
didinginkan dan ditambahkan dengan 5 ml air, penambahan air ke dalam larutan
dilakukan untuk mengencerkan larutan. Kemudian larutan ditetesi dengan indikator PP
3 tetes agar larutan mengalami perubahan warna ketika mencapai titik akhir titrasi yang
akan membuat larutan berubah warna menjadi ungu muda, tetapi indikator PP tidak
dapat larut dalam air tetapi dapat larut dengan alkohol. Selanjutnya larutan dititrasi
dengan larutan NaOH 0,1 N karena aspirin bersifat asam yang tergolong asam
karboksilat sehingga harus dinetralkan dengan basa. Dalam titrasi terjadi reaksi sebagai
berikut :
+ NaOH
Titrasi dihentikan setelah warna yang semula berwarna putih jernih menjadi ungu
muda. Jika reaksi terjadi kelebihan NaOH, maka reaksi menjadi:
+ NaOH
CH3O C
O
COOH
CH3O C
O
COONa
CH3O C
O
COOH
ONa
CH3O C
O
+ H2O
+ COOH
13. Dari hasil percobaan diatas, didapatkan data bahwa volume NaOH 0,1 N yang
digunakan untuk menitrasi adalah 26,5 ml dan 25,3 ml. Pada proses perubahan warna ini
NaOH mula-mula akan bereaksi dengan aspirin sampai akhirnya aspirin akan habis
bereaksi dengan basa sehingga kelebihan basa akan bereaksi dengan indikator pp
dan membentuk warna larutan ungu muda. Setelah didapat data volume NaOH maka
kadar aspirin dapat dicari dengan rumus:
Kadar aspirin =
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ (𝑔𝑟𝑎𝑚)
𝑥 100%
Dengan rumus diatas didapatkan kadar rata- rata aspirin sebesar 45,3%. Sedangkan
pada Tiap tablet kemasan Oskadon SP mengandung Paracetamol 350 mg dan Ibuprofen
200 mg dan tidak ada menunjukkan aspirin tetapi larutan yang berubah warna menjadi
ungu muda kemungkinan yang bereaksi dengan NaOH adalah parasetamol yang bersifat
asam sehingga dari reaksi tersebut dapat ditentukan aspirin didalamnya. Dari percobaan
ini didapatkan kadar parasetamol yang bereaksi dengan NaOH yang di dalamnya
mengandung aspirin sebesar 21.10 % .
Ketidak sesuaian antara aspirin pada perhitungan dan kadar aspirin pada kemasan
disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu :
1. Faktor kesalahan dalam penitrasian
2. Jumlah sampel yang diperlukan kemungkinan kurang
3. Pada saat penambahan air setelah sampel dipanaskan kemungkinan sampel masih
dalam keadaan panas saat ditambahkan air
4. Larutan standar yang digunakan ( NaOH ) kemungkinan kurang tepat, terutama saat
pembuatan larutan standar, seperti padaa saat penimbangan.
14. VII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah suatu jenis obat dari keluarga
salisilat yang sering digunakan sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri
minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi.
2. Dari hasil percobaan obat oskadon positif mengandung aspirin yang ditunjukan
dengan adanya perubahan warna ungu muda yang terjadi saat dititrasi dengan
NaOH. Dari hasil perhitungan diperoleh kadar aspirin pada 2 gram obat oskadon
adalah 23.85 %, dan 2,5 gram obat oskadon adalah 18.36 %. Dari hasil ini
diperoleh kadar rata-rata aspirin dalam obat oskadon adalah 21.10 %.
B. Saran
Pada percobaan praktikum ini harus teliti supaya dapat hasil yang maksimal,
dengan teliti pada saat penggerusan, pendidihan dan saat titrasi. Karena pada
percobaan ini butuh ketelitian yang baik supaya mendapatkan hasil yang maksimal.
Selain itu kebersihan alat yang digunakan sangat berguna untuk steril.
15. DAFTAR PUSTAKA
Chadijah, Sitti Chadijah, Wa Ode Rustiah dan Anna Handayani. Penuntun
Praktikum Kimia Analitik. Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2012
Ibnu, M. Sodiq Ibnu, et al.. Kimia Analitik I . Malang: Universitas Negeri Malang,
2005
Khopkar, S. M.. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia, 2010
Mursyidi, Achmad dan Abdul Rohman. Volumetri dan Gravimetri. Yogyakarta:
UGM-Press, 2008
Morie, Indigo. “Titrasi Asam Basa”, belajarkimia.com. 7 April 2008.
http://belajarkimia.com/2008/04/titrasi-asam-basa/. Diakses pada tanggal 31
Mei 2012
Wilyta, Intan Wilyta. “Asidimetri”, scribd.com. 30 Oktober 2011.
http://www.scribd.com/doc/70246435/asidimetri. Diakses pada tanggal 31 Mei
2012
Zulfikar. “Titrasi Asam Basa”, Chem-is-try.org-Situs Kimia Indonesia. 27 Desember
2010. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-
kimia-dan-analisis/titrasi-asam-basa/. Diakses pada tanggal 31 Mei 2012