Dokumen tersebut membahas tentang pengertian peta kontur, cara menghitung dan menggambar garis kontur serta tracking jalan pada peta kontur menggunakan dua metode yaitu interpolasi linier dan grafis. Juga dijelaskan cara menghitung luas dan volume daerah yang dibatasi garis kontur tertentu.
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMRega Surveyor
Rega
SALES
WA/TLP 085211828148
E. infoindosurta@yahoo.co.id
PT. Alat Ukur Indosurta bergerak di bidang penjualan, penyewaan dan service kalibrasi alat-alat survey. Kami hadir lebih luas dan lebih dekat untuk melayani kebutuhan pengukuran anda di bidang konstruksi, telekomunikasi, kehutanan, pertambangan, kelautan, dll.
Kantor Pusat :
Tangerang Selatan
Nusaloka Sektor XIV,5
Jln. Bangka Blok N2 No 03
BSD City – Serpong
Kantor Cabang :
-Surabaya
-Makassar
-Balikpapan
- Batam
-Palembang
-Cikarang
-Semarang
-Manado
-Jakarta
-Tangerang Selatan
“BAGI ANDA YANG BERADA DI DEKAT KANTOR PUSAT MAUPUN CABANG KAMI, KAMI MELAYANI SYSTEM ANTAR JEMPUT, DAN JANGAN KHAWATIR BAGI ANDA YANG BERADA DILUAR KOTA, KAMI SIAP MELAYANI VIA EXPEDISI SESUAI DENGAN YANG ANDA INGINKAN”
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMRega Surveyor
Rega
SALES
WA/TLP 085211828148
E. infoindosurta@yahoo.co.id
PT. Alat Ukur Indosurta bergerak di bidang penjualan, penyewaan dan service kalibrasi alat-alat survey. Kami hadir lebih luas dan lebih dekat untuk melayani kebutuhan pengukuran anda di bidang konstruksi, telekomunikasi, kehutanan, pertambangan, kelautan, dll.
Kantor Pusat :
Tangerang Selatan
Nusaloka Sektor XIV,5
Jln. Bangka Blok N2 No 03
BSD City – Serpong
Kantor Cabang :
-Surabaya
-Makassar
-Balikpapan
- Batam
-Palembang
-Cikarang
-Semarang
-Manado
-Jakarta
-Tangerang Selatan
“BAGI ANDA YANG BERADA DI DEKAT KANTOR PUSAT MAUPUN CABANG KAMI, KAMI MELAYANI SYSTEM ANTAR JEMPUT, DAN JANGAN KHAWATIR BAGI ANDA YANG BERADA DILUAR KOTA, KAMI SIAP MELAYANI VIA EXPEDISI SESUAI DENGAN YANG ANDA INGINKAN”
Presentasi bagaimana menemukan rumus luas bangun datar melalui penurunan rumus luas bangun datar lainnya dilengkapi dengan gambar dan langkah-langkah, sehingga mudah untuk dipahami.
Semester 6.
PEMBANGUNAN IPAL SENTRA PENGASAPAN IKAN
DI DESA WONOSARI KECAMATAN BONANG
Tugasnya mencari tahu input ouput outcome sama goal.
"output", "outcome", sama "goal" miripan tapi beda.
Intinya mengevaluasi apakah suatu proyek/pekerjaan sudah benar2 memenuhi tujuannya atau blm, dilihat dari beberapa variabel/kriteria.
Kami sempat sok-sok-an jadi IPA lagi pake termometer gelas ukur sama kertas (apasihya namanya) untuk tes pH air limbah.
Bau banget coy airnya untung yang ngambil sample-nya bukan eyke tapi hafis sama aul wakwaw.
Kami ketemu sama Pak Juyamin, motor dan pelopor di Sentra tsb. keren deh bapake. ntap. salut.
Kami ngerjainnya manipulasi dikit2 tapi nilai kita A dooong hahaayy!
Studio Perancangan dan Pembangunan Kota. Semester 6. Studio ini temanya kawasan pertumbuhan baru. Nah, angkatan kami, ngambil kawasannya ini di focus area (perencanaan kota). Dari sini, diambil 30 hektar aja. Disini disebutkan kelompok meso. Terus satu kelompok dibagi 3, masing-masing kira-kira 10 hektar, yang kemudian namanya kelompok mikro. Mikro-messo-makro harus sinkron, dari konsep desain dan parameternya.
Terus yaudah dicari titik masalahnya apa, bisa diselesaikan pake konsep apa, indikatornya apa, bentuk indikatornya dalam desain gimana. Terus itu semua, rancangan desain kawasan dihitung biayanya. Mulai dari pra-konstruksi sampe pasca-konstruksi. Karena ngga mungkin pemerintah bangun sendirian karena ngga punya uang, pasti kita buat kerjasama, kan, biasanya dengan swasta. Bentuk kerjasamanya apa?
lots of love for :
Ahmad Dayrobi [Lubuk Linggau, Sumatera Selatan], Bayu Rizqi [Pati, Jawa Tengah], akuu, Kiki Andriani [Muara Enim, Sumatera Selatan], Nafisah Anas [Kalianda, Lampung Selatan], Intan Hasiani Pasaribu [Medan, Sumatera Utara], Dhita Mey Diana Kusuma [Ungaran, Jawa Tengah], Intan Hapsari Hasmantika [Semarang, Jawa Tengah], Nurul Almira [Semarang, Jawa Tengah], Arief Adhika Pratama [Tangerang Selatan], Aqib Abdul Aziz [Medan, Sumatera Utara].
Weblog Studio Perancangan dan Pembangunan Kota semester 6. Weblog adalah media utk mengomunikasikan hasil perancangan kami jd kita di media weblog halah. Jadi yg ahli blog desain macem2 ditaruh disini. di kelompokku Nafisah juragannya
Artikel Jurnal dari tugas Studio Perancangan dan Pembangunan Kota semester 6. jadi hasil tugas kami dijadiin jurnal artikel gitu yg isinya lebih singkat padat jelas. ini ngeditnya manual bgt ya pake nambal pake shape segala tolong tolong karena kurangnya pengetahuan mainan ms.word ini. nangis2 ini nggarap sama ngumpulinnya.
btw di seri studio rancang ini nomor 2 itu isinya gambar (jpeg) 2D,
nomor 3 nya gambar (jpeg) 3D,
nomor 4 nya Gambar detail 3D (jpeg)
nomor 5 nya banner (jpeg).
kalp jpeg ga bs di aplod di slideshare harus file doc atau pdf.
pan kapan deh aku jadiin pdf terus aku aplodin ya. etapi udah ada di laporan jg si.
semester 6. ini adalah tugas matkul perumahan dan permukiman.
Ini tugasnya intinya nyariin desain perumahan yang layak buat masyarakat yang belum punya rumah sendiri. Lokasi dimana (udah dipatok maksimal 10 km dari UNDIP), rumahnya tipe berapa, denahnya (siteplan) gimana, buat bayarnya nyicil berapa tahun dan sebulannya berapa. Disini jumlah yang harus dibayarin per bulan itu harus tidak lebih dari 30% dari pemasukan perbulannya. Kalo sama biaya transport, ga boleh lebih dari 40%, gitu-gitu.
Perkim Kelompok 4:
Mazaya Ghaizani Nadiantika
Dhanna Prasetya Nusantara
Muhammad Hafidz Satria Pratama
Reksa Istiana
Yonika Evidonta Meilala Boru Sembiring
Aku.
bersama pak wisnu gtg
pas ini aku tidur di kelas haha --" tp pas menit terakhir aja kok dan tetep nyatet tapi ya gitu catetannya ga kebaca haha
ngerjainnya pas studio haha ~
Laporan MKP Perenc Infras buat UTS
Rencana Optimalisasi Kinerja BRT tugas mata kuliah pilihan perencanaan infrastruktur transportasi perkotaan
yang ini masih ada revisi tp yg versi revisian aku blm punyaa.
i didnt do much here tho
SEMESTER 4. Studio 1 (Studio Proses Perencanaan)
studio proses perencanaan isinya ttg memahami profil wilayah secara komprehensip alias dari berbagai sisiiii.
wilstudnya regionalisasi Weleri Raya di Kabupaten Kendal
dari sini dibandingin antara ekspektasi sama realitas (bukan lelucon), dimana ketika kedua hal itu tdk sama berarti ada masalah. masalahnya lalu distrukturkan, dikelompokkan, dan dikasih bobot mana masalah prioritas 1, 2, 3, yang harus diselesaikan duluw
Dosennya Pak Jawoto yang baiiik bgttt
disini kita sangat diajari tentang BERPROSES.
SEMESTER 5. ini propteknya studio perencanaan wilstud regionalisasi Kendal Raya
proptek tu isinya "gimana caranya kita bakal nyari data dan ngerjain tugas ini" gitu
memuat hal-hal teknis deh, ttg desain survey istilahnya
SEMESTER 5. PPT buat Presentasi Final Studio Perencanaan bareng sama kelas A di ruang teater. Layout by Teh Sally. Pas presentasi, poster dan x-banner dipasang di depan. PWK FT UNDIP Semarang 2015 angkatan 2013.
Studio 1 belajar ttg memahami profil wilayah, dari situ bisa ditarik garis besar permasalahan utama di swatu wilayah. Nah di studio 2 ini, diselesaikan masalahnya. Jadi wilstudnya ya sama. Cari data juga, cuma data yg buat perencanaan ini lebih dalam, kalo yg di studio 1 kan kaya secara umum aja gituw. Jadi yg studio 2 ini nentuin dulu mau direncanain kaya gimana, aspek dan objek apa aja yang kena perencanaan, terus nyari data mendalam ttg aspek dan objek itu.
Jadi alurnya bukan survey-->dapat masalah-->tujuan--> rencana, karena itu udah di studio 1; tetapi yang ini tujuan-->rencana-->survey-->perencanaan.
Studio Perencanaan kebagi jadi perencanaan wilayah (regional) sama perencanaan focused area (perkotaan). Kalau kurikulum dulu, studio perencanaannya dipisah jadi 2 itu, kalo sekarang dirapel.
Disini aku ganti wilstud, di studio 1 aku di kelompok Weleri Raya (Welerich), di studio 2 aku di kelompok Kendal Raya (Bondokenceng) haha sempet baper
melihat kondisi ekonomi kabupaten banjarnegara secara agregat (keseluruhan) dan secara intra. secara agregat artinya dari sudut pandang jawa tengah, secara intra artinya dari sudut pandang per kecamatan dalam kabupaten itu.
*by: Hanifah Cindy Pratiwi dari Kuningan + Novi Yanti dari Kebumen (tapi punya darah sunda juga) + Tegar Satriani dari Purwodadi) + me
disparitas = ketimpangan wilayah. artinya ada satu wilayah yang maju banget, ada yang kurang. ketimpangan ini bisa dilihat dari indeks williamson-nya. dapet nilainya dari perhitungan pdrb gitu
Ini tugas dari Pak Ipep. Inti laporan ini tu apakah orang-orang mau peduli atas adanya sebuah kejadian yang berpengaruh thd mereka dan apakah mereka DO ACTION sebagai respon atas kejadian tsb (yang cenderung negatif).
Secara alami sih menurutku manusia bakal ngerespon dan do action. Nah bagaimana dengan kasus yang ada di laporan ini? Check this aaaawt.
Btw habis tugas ini ada lagi tugas buat UAS, dari pak Samsul, kelompoknya berdasar Kelompok Proper, beda sama kelompok di tugas ini. Tapi laporannya di Intan Pasaribu belum sempat ngopy HEHE jangan ditiru .
Ini ialah tugas terakhir matkul tekkom yang dikerjakan dengan sisa-sisa semangat yang ada plus semangat-semangat baru yang mau ga mau harus dikumpulkan.
Selamat Bersemangat ! Fight For Tugas.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
1. 1
Menghitung dan Menggambar Peta Kontur serta Menggambar
Tracking Jalan
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Interpretasi Ruang TKP 256
Dosen Pengampu: Dra. Bitta Pigawati, MT.
Disusun oleh:
Laras Kun Rahmanti Putri
21040113130114
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Semarang
2014
2. 2
Daftar Isi
Tujuan pembelajaran:....................................................................................................................................................... 3
Alat dan Bahan:.................................................................................................................................................................... 3
Kajian Teori ........................................................................................................................................................................... 3
1. Pengertian ............................................................................................................................................................... 3
2. Sifat-sifat Garis Kontur ...................................................................................................................................... 3
3. Metode pembuatan garis kontur................................................................................................................... 4
a. Metode Interpolasi linear ............................................................................................................................ 4
b. Metode Grafis .................................................................................................................................................... 4
4. Menghitung Luas Kontur dan Volume ........................................................................................................ 4
a. Menghitung luas kontur menggunakan square method ........................................................ 4
b. Menghitung luas kontur menggunakan stripped method..................................................... 5
c. Menghitung volume kontur.................................................................................................................... 5
5. Membuat tracking jalan dengan pertimbangan ..................................................................................... 7
Langkah Kerja....................................................................................................................................................................... 7
Hasil dan Pembahasan....................................................................................................................................................10
Daftar pustaka ....................................................................................................................................................................11
3. 3
Tujuan pembelajaran:
- Mahasiswa dapat mengerti tentang definisi dan sifat-sifat garis kontur.
- Mahasiswa dapat menghitung titik-titik tinggi untuk selanjutnya digambar menjadi
garis-garis kontur
- Mahasiswa mampu menghitung serta menggambar garis kontur dengan metode
interpolasi dan grafis
- Mahasiswa mampu menghitung luasan daerah yang dibatasi garis kontur tertentu dan
menghitung volume kontur
- Mahasiswa dapat membuat tracking jalan pada peta kontur tersebut.
Alat dan Bahan:
- Peta titik tinggi
- Penggaris
- Kertas kalkir
- Milipen
- Kalkulator
Kajian Teori
1. Pengertian
Peta kontur adalah peta yang menunjukkan lokasi titik yang sama tinggi yang
digambarkan dalam garis khayal/ garis-garis kontur. Peta kontur berfungsi salah
satunya adalah untuk menggambarkan relief muka bumi. Untuk dapat menggambarkan
peta kontur terlebih dulu dapat dilakukan dengan pengukuran ketinggian suatu lokasi.
Metode untuk pengukuran titik tinggi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain pengukuran lapangan dengan survey Theodolite, GPS, Water pass,
penghitungan denga citra satelit, penghitungan dengan foto udara stereo.
Gambar Contoh Peta Kontur
Sumber: sekolahmandiri.blogspot.com
2. Sifat-sifat Garis Kontur
o Tidak bercabang/berpotongan
o Merupakan garis tertutup
4. Artinya garis pantai adalah juga termasuk garis kontur 0 (nol), jika terbuka maka
akan terhubung dengan garis kontur lembar selanjutnya.
4
o Garis kontur yang lebih rapat lerengnya akan lebih curam
Ini dapat dibuktikan dengan memproyeksikan garis kontur tersebut menjadi bentuk
3 dimensi.
o Selalu membelok mengikuti lereng dari lembah ke arah hulu
o Selalu tegak lurus jurusan/ arah air yang mengalir di permukaan
3. Metode pembuatan garis kontur
a. Metode Interpolasi linear
Digunakan dengan menghitung titik tinggi yang akan mewakili garis kontur dengan
cara membandingkan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya. Setelah titik-titik
tinggi yang akan mewakili garis kontur tersebut diperoleh, maka selanjutnya
adalah menghubungkan titik-titik tersebut menjadi sebuah garis.
Setelah didapat titik dengan jarak seperti yang dihitung di atas, selanjutnya dapat
dicari titik-titik lainnya sesuai kontur interval dengan membagi garis sama besar.
b. Metode Grafis
Metode ini pada dasarnya membagi garis dengan garis-garis bantu.
Jika terdapat dua titik yang masing-masing merepresentasikan ketinggian 17 m dan
39 m, maka untuk mendapatkan posisi titik yang menunjukkan ketinggian dengan
interval 5:
- menghubungkan kedua titik tersebut dengan sebuah garis
- menghitung selisih ketinggian yang diketahui, yaitu 35 m-17 m = 18 m.
- Membuat garis bantu sembarang yang ditarik dari titik 39 m yang memiliki 18
titik (sebagai proyeksi dari garis bantu pertama) dengan skala sembarang,
semisal jarak tiap titik merepresentasikan 1 m dan digambar dengan jarak 0,5
cm atau 0,25 cm. Sehingga pada garis bantu kedua, tiap turun satu titik,
ketinggian yang direpresentasikan ialah 18 m – 1 m =17 m.
- menghubungkan titik ketinggian 17 m dengan titik di garis bantu kedua yang
merepresentasikan ketinggian 17 m (garis sejajar I)
- menentukan titik pada garis bantu kedua yang merepresantasikan ketinggian
20 m, 25 m, dan 30 m.
- Membuat garis lurus sejajar dengan garis sejajar I dengan acuan titik
ketinggian 20 m, 25 m, dan 30 m tersebut.
4. Menghitung Luas Kontur dan Volume
a. Menghitung luas kontur menggunakan square method
Dilakukan dengan membagi luasan yang dibatasi oleh garis kontur tertentu dengan
segi empat yang sama besar dan kemudian semua segi empat tersebut dihitung dan
dikalikan dengan skala penyebut peta.
Karena pada dasarnya luas ialah sisi x sisi, dan sisi yang dihitung ini harus dikalikan
dengan skala agar didapat luas yang sesungguhnya, sehingga satuannya bukan lagi
cm x cm, melainkan meter x meter.
Cara untuk menghitung luas kontur di ialah:
5. - Membuat segi empat dengan panjang sisi kotak = 2 cm, jadi luas satu kotak ialah
5
4 cm2.
- Luas 1 kotak sebenarnya = (2 x 100.000) x (2 x 100.000) = 400.000.000 cm2.
- Cara menghitung jumlah kotak ialah kotak yang terisi penuh dihitung 1, yang
tidak terisi penuh diperkirakan besarnya dan digabungkan dengan kotak lain
yang juga tidak terisi penuh.
Sumber: geomasyhudiyah.blogspot.com
b. Menghitung luas kontur menggunakan stripped method
Metode ini hampir sama dengan square method, yang membedakan adalah
kotak yang dibuat bukan segi empat, melainkan kotak persegi panjang.
Prinsip perhitungannya juga sama dengan mengalikan jumlah kotak dengan
luas kotak sebenarnya.
Cara untuk menghitung luas kontur di atas adalah sebagai berikut:
1. Membuat persegi panjang yang membagi kontur menjadi beberapa
bagian misalnya 3, dengan ukuran lebar 2 cm dan panjang menyesuaikan
kontur yang terpotong.
2. Luas 1 kotak persegi panjang sebenarnya = (panjang kotak x 10000) x (2
x 10000= n cm2, jadi untuk luas kotak satu dengan lainnya tidak sama.
Luas daerah = luas kotak I + luas kotak II + luas kotak III
3. Cara menghitung jumlah kotak adalah kotak yang terisi penuh dihitung 1,
yang tidak terisipenuh diperkirakan besarnya dan digabungkan degann
kotak lain yang juga tidak terisi penuh.
c. Menghitung volume kontur
Perhitungan dilakukan untuk mengetahui isi baik dari kontur berupa cekungan
maupun berupa bukit. Dengan perhitungan kontur ini dapat untuk melakukan
beberapa perhitungan volume waduk, volume bukit untuk mengetahui seberapa
6. besar isi bukit tersebut jika akan melakukan pengurukan dan lain sebagainya.
Berikut contoh perhitungan volume kontur, diketahui kontur dengan interval (KI) 5
meter, berapakah volume dari kontur tersebut.
6
Volume = Volume I + Volume II + Volume III
Volume I =
Luas I+Luas II
2
x KI
Volume II =
Luas II+Luas III
2
x KI
Volume III =
Luas III
2
x KI
Dari kontur, dapat dilihat apakah permukaan bumi tersebut berbentuk cekungan
atau bukit.
Sumber: wahyudwiaprianto.blogspot.com
Sumber: 110.138.206.53
7. 7
5. Membuat tracking jalan dengan pertimbangan
Berbagai pertimbangan dalam pembangunan jalan salah satunya adalah pertimbangan
dengan garis kontur. Pertimbangan ini, mempertimbangkan tingkat kelerengan/
tanjakan seta panjang jalan yang akan dibangun supaya lebih aman dan ekonomis.
Untuk membuat tracking jalan perlu diperhatikan ketentuan sebagai berikut:
1. Tracking jalan maksimal melewati lereng 5% artinya dibutuhkan jarak 100 meter
untuk naik 5 m
2. Jika kontur interval (sisi tegak) 25 m, maka dibutuhkan jarak maksimal 500 m.
5 m
100 m
=
25 m
푥 m
,
x = 500 m.
3. Jarak maksimal untuk tracking jalan 500 m, dengan skala 1:25.000 atau 250 meter,
maka jarak maksimal yang digambar di peta ialah
500 m
. 1 cm = 2 cm.
250 m
Jadi, untuk membuat tracking jalan dari kontur 25 m ke 50 m maksimal yang
tergambar di peta ialah 2 cm.
Langkah Kerja
Membuat Garis Kontur Metode Interpolasi Linier
o Titik yang menunjukkan ketinggian puncak ialah titik 250. Tiap titik ketinggian lain
dihubungkan dengan titik 250 ini.
o Pada dasarnya penentuan titik-titik tinggi dengan metode ini ialah dengan
membandingkan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya. Sehingga akan diperoleh
persamaan :
jarak dari ketinggian A ke ketinggian B (m)
jarak dari ketinggian A ke puncak (m)
=
jarak dari jarak dari ketinggian A ke ketinggian B (cm)
jarak dari ketinggian A ke puncak (cm)
o Misal sebagai permulaan diambil data dari ketinggian 250 ke ketinggian 40.
Kedua titik tinggi ini dihubungkan dengan garis.
Dengan kontur interval 50 m, maka titik-titik ketinggian yang berada di antara
titik 40 dan titik 250 yang dicari ialah: titik-titik tinggi 50 m, 100 m, 150 m, dan
200 m.
Dari sini, akan dicari letak titik tinggi 50 m, atau jarak dari titik 40 ke titik 50 (x).
o Jarak antara antara titik 250 dan titik 40 diukur menggunakan penggaris, didapat
4,25 cm.
o Pada keadaan sebenarnya, jarak antara titik 40 dan titik 50 tentulah 50m-
40m=10m.
o Dan jarak antara titik 40 dengan titik 250 ialah 250m-40m=210m.
Maka untuk mencari letak titik 50 ialah dengan menggunakan persamaan di atas:
jarak dari titik 40 ke titik 50 (cm)
jarak dari titik tinggi 40 ke titik 250 (cm)
=
jarak dari jarak dari titik 40 ke titik 250 (m)
jarak dari titik 40 ke titik 250 (m)
푥
4,25 cm
=
10 m
210 m
x = 0,2 cm
8. 8
Jadi, jarak titik 40 ke titik 50 ialah sepanjang 0,2 cm.
o Lalu letak titik 100, 150, dan 200, didapat dengan membagi sisa garis menjadi empat
bagian sama panjang.
o Begitu pula dengan titik-titik tinggi lainnya.
Membuat Garis Kontur Metode Grafis
o Misal untuk permulaan, menghubungkan titik 250 dengan titik 90 dengan
sebuah garis, bernama Garis I. Karena kontur intervalnya 50m, maka titik tinggi
yang berada di antara 90 dan 250 yang dipergunakan ialah titik tinggi 100, 150,
dan 200.
o Menghitung selisihnya, yaitu 250m–90m =160m. Jarak 160 meter ini akan
direpresentasikan pada sebuah garis lain yang disebut garis bantu yang memiliki
16 titik, sehingga jarak antara dua titik merepresentasikan 10meter.
o Jarak 10 meter ini diskalakan sesuai keinginan, misal 0,25 cm.
o Dengan begitu, tiap turun satu titik, maka ketinggian yang direpresentasikan
pada garis bantu tersebut ialah 250m-10m=240m, dst.
o Pada garis bantu pada titik ke-16, ketinggian yang direpresentasikan ialah:
= 250 - (16.10)
= 250 – 160
= 90
o Titik ke-16 pada garis bantu ini merepresentasikan ketinggian yang sama
dengan titik tinggi 90. Karena itu, kedua titik ini dihubungkan dengan sebuah
garis, diberi nama Garis II.
o Kemudian mencari titik pada garis bantu yang merepresentasikan ketinggian
100, 150, dan 200. Untuk ketinggian 100 dihitung dari titik 250 :
250 – (x.10) = 100
250 – 100 = 10x
150 = 10x
x = 15
Berarti, titik tinggi 100 pada garis bantu berada pada titik ke-15. Begitu
seterusnya pada titik 150 dan 200.
o Setelah didapat titik-titik pada garis bantu yang merepresentasikan ketinggian
100, 150, dan 250, titik-titik ini diproyeksikan pada Garis I dengan membuat
garis yang sejajar dengan Garis II dengan acuan titik 100, 150, dan 200 yang
berada pada garis bantu tersebut.
o Sehingga pada Garis I, didapat titik-titik tinggi 100, 150, dan 200. Begitu
seterusnya dengan titik-titik tinggi yang lain.
o Setelah mendapat titik-titik tinggi 50, 100, 150, dan 200 yang berada pada garis
di antara titik 250 dan tiap titik tinggi, menghubungkan titik-titik dengan
ketinggian yang sama hingga membentuk garis kontur yang tertutup dan sesuai
dengan sifat-sifatnya.
o Agar tidak bingung antara titik dengan ketinggian yang satu dengan yang lain,
titik dengan ketinggian tertentu dapat diberi warna tertentu. Misalnya titik-titik
dengan ketinggian 200 meter diberi warna oranye, ketinggian 150 meter diberi
warna biru, dan seterusnya.
9. 9
Menentukan Tracking Jalan
o Sebelum menentukan tracking jalan, ditentukan terlebih dulu prosentase
kelerengan. Prosentase kelerengan yang dipakai ialah maksimal 10%.
o Artinya, sisi tegak dibagi dengan sisi mendatar =
10
100
. Atau dengan kata lain, tiap
kenaikan 10 meter, diperlukan jarak mendatar maksimal 100 meter.
Jika kontur interval (sisi tegak)-nya ialah 50 meter, maka jarak mendatar
maksimal yang dibutuhkan agar kelerengannya tetap 10% ialah:
Kelerengan = kelerengan
10 m
100 m
=
50 m
푥 m
,
x = 500 m.
Jadi, jarak mendatar maksimal yang diperlukan untuk naik 50 meter agar
kelerengannya tetap 10% ialah 500 meter.
o 500 meter ini kemudian digambarkan pada peta. Skala peta ialah 1:10.000 (1 cm
pada peta merepresentasikan 10.000 cm atau 100 meter pada kenyataan), dan
kelerengan maksimal 10%. Jika lebih dari 10%, maka jalan akan menjadi
semakin curam.
o Jika digambarkan pada peta, maka 500 meter akan tergambar dengan jarak:
Skala = jarak pada peta
jarak sebenarnya
1 cm
10000 cm
=
푥 m
500 m
,
1 cm
10000 cm
=
푥 m
50000 cm
,
x = 5 cm
Jadi, jarak maksimal yang dapat tergambar pada peta ialah 5 sentimeter. Maka
ketika membuat tracking jalan, jarak maksimal yang digambar pada peta ialah 5
cm. Jika kurang dari 5 cm, maka jalan akan menjadi semakin curam.
o Tracking jalan dibuat dari pojok kiri bawah hingga pojok kanan atas dengan
melewati setiap kontur dan titik puncak. Dari pojok kiri bawah ke kontur 50,
diambil garis dengan panjang 5 cm dengan tidak menabrak kontur apapun,
sehingga tidak boleh ada penghalang apapun antar kontur ketika akan ditarik
garis.
o Begitu pula dari kontur 50 ke kontur 100. Jika jarak antar kontur tidak sampai 5
cm, diambil garis yang memiliki jarak paling jauh.
Menghitung luas kontur
o Luas kontur dihitung menggunakan square method, didapat data:
ketinggian Luas daerah Luas sebenarnya (jumlah kotak x s x s)
Luas I 100 12 kotak 12 x (2 cm x 10.000 cm) x (2 cm x 10.000
cm) = 480.000 m2
Luas II 150 7 kotak 7 x (2 cm x 10.000 cm) x (2 cm x 10.000
cm) = 280.000 m2
Luas III 200 2 kotak 2 x (2 cm x 10.000 cm) x (2 cm x 10.000
cm) = 80.000 m2
10. 10
Menghitung volume kontur
Volume kontur didapat dari rumus yang telah disebutkan, sehingga didapat:
Luas I + Luas II
Volume I =
2
x KI
=
Luas kontur 100 + Luas kontur 150
2
x 50m
=
480.000 + 280.000
2
m2 x 50 m
= 38.000.000 m3
= 38.000 L
Volume II =
Luas II + Luas III
2
x KI
=
Luas kontur 150 + Luas kontur 200
2
x 50m
=
280.000 + 80.000
2
m2 x 50 m
= 18.000.000 m3
= 18.000 L
Volume III =
Luas III
2
x KI
=
Luas kontur 200
2
x 50m
=
80.000
2
m2 x 50 m
= 2.000.000 m3
= 2.000 L
Hasil dan Pembahasan
Peta yang dikerjakan merupakan peta titik tinggi, dari titik-titik tinggi itu dicari titik-titik untuk
ketinggian dengan interval kontur 50 m.
Dari gambar, dapat dilihat bahwa peta tersebut menunjukkan bentuk bukit, dimana kontur
dengan ketinggian paling rendah memiliki luas dan volume paling besar dan kontur dengan
ketinggian paling tinggi memiliki luas dan volume paling kecil. Berikut ialah tabel luas dan
volume kontur:
Kontur ketinggian Luas
daerah
Luas sebenarnya (jumlah kotak x s x s)
Luas I 100 12 kotak 12 x (2 cm x 10.000 cm) x (2 cm x 10.000 cm) =
480.000 m2
Luas II 150 7 kotak 7 x (2 cm x 10.000 cm) x (2 cm x 10.000 cm) =
280.000 m2
Luas III 200 2 kotak 2 x (2 cm x 10.000 cm) x (2 cm x 10.000 cm) =
80.000 m2
Total luas 840.000 m2
11. 11
ketinggian Volume
Volume I 100 dan 150 38.000 L
Volume II 150 dan 200 18.000 L
Volume III 200 2.000 L
Total Volume 58.000 L
Kemudian untuk membuat tracking jalan, jarak maksimal yang bisa dibuat agar kelerengan
tetap 10% ialah 500 meter dalam jarak sebenarnya dan 5 cm pada peta.
Semakin mendekati puncak, tracking jalan yang dibuat semakin curam karena jarak garis/jalan
yang digambar kurang dari 5 cm, karena jarak antara kontur 150 dan 200 tidak mencapai 5 cm.
Pada kenyataan, memang pada umumnya semakin tinggi suatu bukit/gunung, jalan yang
dibangun juga semakin curam.
Daftar pustaka
Pigawati, Bitta dan Pangi. 2010. “Buku Petunjuk Praktikum Kartografi”. Semarang: Biro Penerbit
Planologi Undip.