Dokumen tersebut membahas tentang sistem koordinat, metode penentuan koordinat, tinggi dan beda tinggi, serta metode pengukuran beda tinggi menggunakan alat ukur tanah seperti teodolit, altimeter, dan waterpassing."
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran poligon tertutup. Metode ini digunakan untuk menentukan titik kontrol horisontal berupa poligon yang akan berfungsi sebagai kerangka peta. Terdapat beberapa jenis poligon berdasarkan bentuk dan titik ikatnya. Pengukuran dilakukan menggunakan peralatan seperti theodolit, statif, bak ukur, dan meteran. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi penentuan titik pol
Teks tersebut berisi contoh-contoh soal latihan ilmu ukur tanah yang meliputi hitungan back azimut, back bearing, hubungan antara azimut dan bearing, true bearing, azimut kaki-kaki poligon, jarak, sudut dalam, dan koordinat titik-titik pada poligon terbuka dan tertutup. Secara keseluruhan teks tersebut memberikan penjelasan tentang konsep-konsep dasar dalam ilmu ukur tanah beserta contoh soal latihannya.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan arah dan sudut serta pengukuran luas. Secara singkat, dibahas tentang istilah-istilah sudut seperti azimuth, jurusan, bearing, sudut kanan/kiri, zenith, nadir, dan miring. Juga dibahas cara membuat sudut siku-siku menggunakan meteran dan alat sederhana. Terakhir, dibahas metode pengukuran luas secara geometris, grafis, dan mekanis.
(1) Dokumen tersebut membahas tentang aliran air pada saluran terbuka dan tertutup, termasuk klasifikasi, jenis, dan kondisi aliran. (2) Secara khusus, dibahas tentang aliran seragam pada saluran terbuka dan rumus Chezy untuk menentukan kecepatan aliran. (3) Contoh soal juga diberikan untuk mengaplikasikan rumus tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan alinyemen horizontal untuk jalan kelas III. Terdapat tiga tikungan horizontal yaitu PI1, PI2, dan PI3. Dokumen menjelaskan perhitungan komponen geometrik setiap tikungan seperti jari-jari minimum, panjang lengkung, superelevasi, dan stationing.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koordinat, metode penentuan koordinat, tinggi dan beda tinggi, serta metode pengukuran beda tinggi menggunakan alat ukur tanah seperti teodolit, altimeter, dan waterpassing."
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran poligon tertutup. Metode ini digunakan untuk menentukan titik kontrol horisontal berupa poligon yang akan berfungsi sebagai kerangka peta. Terdapat beberapa jenis poligon berdasarkan bentuk dan titik ikatnya. Pengukuran dilakukan menggunakan peralatan seperti theodolit, statif, bak ukur, dan meteran. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi penentuan titik pol
Teks tersebut berisi contoh-contoh soal latihan ilmu ukur tanah yang meliputi hitungan back azimut, back bearing, hubungan antara azimut dan bearing, true bearing, azimut kaki-kaki poligon, jarak, sudut dalam, dan koordinat titik-titik pada poligon terbuka dan tertutup. Secara keseluruhan teks tersebut memberikan penjelasan tentang konsep-konsep dasar dalam ilmu ukur tanah beserta contoh soal latihannya.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan arah dan sudut serta pengukuran luas. Secara singkat, dibahas tentang istilah-istilah sudut seperti azimuth, jurusan, bearing, sudut kanan/kiri, zenith, nadir, dan miring. Juga dibahas cara membuat sudut siku-siku menggunakan meteran dan alat sederhana. Terakhir, dibahas metode pengukuran luas secara geometris, grafis, dan mekanis.
(1) Dokumen tersebut membahas tentang aliran air pada saluran terbuka dan tertutup, termasuk klasifikasi, jenis, dan kondisi aliran. (2) Secara khusus, dibahas tentang aliran seragam pada saluran terbuka dan rumus Chezy untuk menentukan kecepatan aliran. (3) Contoh soal juga diberikan untuk mengaplikasikan rumus tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan alinyemen horizontal untuk jalan kelas III. Terdapat tiga tikungan horizontal yaitu PI1, PI2, dan PI3. Dokumen menjelaskan perhitungan komponen geometrik setiap tikungan seperti jari-jari minimum, panjang lengkung, superelevasi, dan stationing.
Bab ini membahas pengukuran titik detail lapangan menggunakan theodolit. Data yang didapatkan meliputi sudut mendatar, sudut zenit, dan bacaan rambu. Data ini kemudian digunakan untuk menghitung jarak mendatar dan beda tinggi antara titik menggunakan prinsip trigonometri.
Catatan Kuliah Ilmu Ukur Tanah ini disusun secara ringkas dari beberapa referensi. Mencakup bahasan tentang pengertian survei, peta, pengukuran jarak, sudut, azimut, bearing, penggunaan pita ukur, theodolite, dan waterpas, perhitungan poligon, beda tinggi, luas dan volume. Disamping itu disertai pula contoh hitungan sederhana untuk memudahkan pemahaman dari setiap materi. Modul ini dapat dijadikan pegangan praktis dalam mempelajari survei dan pemetaan tingkat dasar.
Tugas besar ini membahas perencanaan geometrik jalan raya yang mencakup perhitungan awal, alinyemen horizontal, diagram super elevasi, dan alinyemen vertikal untuk merancang jalan yang aman dan nyaman bagi pengguna.
Alinemen vertikal adalah bagian dari alinemen jalan yang menghubungkan dua garis kelandaian. Dokumen ini membahas konsep jarak pandangan, perhitungan panjang lengkung vertikal, analisis lengkung vertikal, dan perhitungan volume galian dan timbunan.
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolitedidiek hermansyah
Titik BM digunakan sebagai referensi untuk melakukan pengukuran dan pematokan titik-titik lainnya. Proses setting out/stake out bangunan dilakukan dengan mengukur jarak, sudut, dan koordinat titik-titik referensi menggunakan theodolite berdasarkan data rencana proyek. Hasil pengukuran dituangkan ke dalam tabel untuk memastikan ketepatan lokasi konstruksi.
Dokumen tersebut membahas tentang teori perhitungan teodolit. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan:
1. Pengukuran dengan teodolit dapat mengukur sudut dan koordinat titik-titik, serta menentukan luas suatu daerah.
2. Ada dua cara pengukuran sudut dengan teodolit, yaitu triangulasi dan poligon tertutup atau terbuka.
3. Dibahas pula rumus-rumus yang dipakai d
Teks tersebut membahas tentang pengukuran sudut yang merupakan aspek penting dalam pengukuran dan pemetaan horizontal atau vertikal. Terdapat beberapa sistem pengukuran sudut seperti sistem seksagesimal, sentisimal, radian, dan waktu. Jenis-jenis sudut yang diukur meliputi sudut horizontal, arah, azimuth, dan vertikal. Dokumen juga membahas tentang konversi antar sistem pengukuran sudut dan variasi magnetik.
1. Dokumen tersebut membahas perencanaan bendung tetap, termasuk pendefinisian bendung dan jenis-jenisnya, data yang dibutuhkan, pemilihan lokasi, penentuan ketinggian air, perhitungan debit banjir, dan komponen-komponen penting bendung seperti pintu pengambilan dan lebar efektif.
2. Langkah-langkah perencanaan bendung tetap mencakup analisis data topografi, hidrologi, geologi, dan lingkungan
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)candrosipil
Dokumen tersebut membahas analisis hidrometer untuk menentukan distribusi ukuran butiran tanah yang lolos saringan nomor 200. Metode ini digunakan untuk membedakan tanah lanau dan tanah lempung dengan mengukur kecepatan sedimentasi partikel tanah dalam larutan air berdasarkan hukum Stokes. Alat yang digunakan antara lain hidrometer, gelas ukur, dan stopwatch, sedangkan teorinya meliputi rumus untuk menghitung diameter butir, persentase yang
Pengukuran jarak dapat dilakukan dengan kasar menggunakan skala peta atau langkah, atau secara teliti menggunakan alat ukur seperti rantai ukur, pita ukur, odometer, atau alat ukur jarak elektronik. Pengukuran jarak mencakup pengukuran jarak horizontal, vertikal, dan miring, dengan menggunakan alat ukur seperti waterpas atau teodolit. Faktor ketelitian pengukuran melip
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu ukur tanah (geomatika) yang mencakup pengukuran mendatar dan tinggi untuk menentukan posisi titik-titik di permukaan bumi. Ia menjelaskan berbagai sistem satuan yang digunakan seperti satuan panjang, luas, dan sudut serta hubungan antara satuan-satuan tersebut. Dokumen ini juga mendefinisikan pengertian jarak mendatar, jarak tegak, dan jarak miring untuk menentuk
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai alat ukur yang digunakan dalam pekerjaan pengukuran tanah, seperti odometer untuk mengukur jarak, pita ukur dan rantai ukur untuk mengukur panjang, kompas dan cermin sudut untuk mengukur sudut, serta alat-alat lain seperti rambu ukur, slang ukur, dan patok untuk menandai titik dan garis di lapangan.
Bab ini membahas pengukuran titik detail lapangan menggunakan theodolit. Data yang didapatkan meliputi sudut mendatar, sudut zenit, dan bacaan rambu. Data ini kemudian digunakan untuk menghitung jarak mendatar dan beda tinggi antara titik menggunakan prinsip trigonometri.
Catatan Kuliah Ilmu Ukur Tanah ini disusun secara ringkas dari beberapa referensi. Mencakup bahasan tentang pengertian survei, peta, pengukuran jarak, sudut, azimut, bearing, penggunaan pita ukur, theodolite, dan waterpas, perhitungan poligon, beda tinggi, luas dan volume. Disamping itu disertai pula contoh hitungan sederhana untuk memudahkan pemahaman dari setiap materi. Modul ini dapat dijadikan pegangan praktis dalam mempelajari survei dan pemetaan tingkat dasar.
Tugas besar ini membahas perencanaan geometrik jalan raya yang mencakup perhitungan awal, alinyemen horizontal, diagram super elevasi, dan alinyemen vertikal untuk merancang jalan yang aman dan nyaman bagi pengguna.
Alinemen vertikal adalah bagian dari alinemen jalan yang menghubungkan dua garis kelandaian. Dokumen ini membahas konsep jarak pandangan, perhitungan panjang lengkung vertikal, analisis lengkung vertikal, dan perhitungan volume galian dan timbunan.
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolitedidiek hermansyah
Titik BM digunakan sebagai referensi untuk melakukan pengukuran dan pematokan titik-titik lainnya. Proses setting out/stake out bangunan dilakukan dengan mengukur jarak, sudut, dan koordinat titik-titik referensi menggunakan theodolite berdasarkan data rencana proyek. Hasil pengukuran dituangkan ke dalam tabel untuk memastikan ketepatan lokasi konstruksi.
Dokumen tersebut membahas tentang teori perhitungan teodolit. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan:
1. Pengukuran dengan teodolit dapat mengukur sudut dan koordinat titik-titik, serta menentukan luas suatu daerah.
2. Ada dua cara pengukuran sudut dengan teodolit, yaitu triangulasi dan poligon tertutup atau terbuka.
3. Dibahas pula rumus-rumus yang dipakai d
Teks tersebut membahas tentang pengukuran sudut yang merupakan aspek penting dalam pengukuran dan pemetaan horizontal atau vertikal. Terdapat beberapa sistem pengukuran sudut seperti sistem seksagesimal, sentisimal, radian, dan waktu. Jenis-jenis sudut yang diukur meliputi sudut horizontal, arah, azimuth, dan vertikal. Dokumen juga membahas tentang konversi antar sistem pengukuran sudut dan variasi magnetik.
1. Dokumen tersebut membahas perencanaan bendung tetap, termasuk pendefinisian bendung dan jenis-jenisnya, data yang dibutuhkan, pemilihan lokasi, penentuan ketinggian air, perhitungan debit banjir, dan komponen-komponen penting bendung seperti pintu pengambilan dan lebar efektif.
2. Langkah-langkah perencanaan bendung tetap mencakup analisis data topografi, hidrologi, geologi, dan lingkungan
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)candrosipil
Dokumen tersebut membahas analisis hidrometer untuk menentukan distribusi ukuran butiran tanah yang lolos saringan nomor 200. Metode ini digunakan untuk membedakan tanah lanau dan tanah lempung dengan mengukur kecepatan sedimentasi partikel tanah dalam larutan air berdasarkan hukum Stokes. Alat yang digunakan antara lain hidrometer, gelas ukur, dan stopwatch, sedangkan teorinya meliputi rumus untuk menghitung diameter butir, persentase yang
Pengukuran jarak dapat dilakukan dengan kasar menggunakan skala peta atau langkah, atau secara teliti menggunakan alat ukur seperti rantai ukur, pita ukur, odometer, atau alat ukur jarak elektronik. Pengukuran jarak mencakup pengukuran jarak horizontal, vertikal, dan miring, dengan menggunakan alat ukur seperti waterpas atau teodolit. Faktor ketelitian pengukuran melip
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu ukur tanah (geomatika) yang mencakup pengukuran mendatar dan tinggi untuk menentukan posisi titik-titik di permukaan bumi. Ia menjelaskan berbagai sistem satuan yang digunakan seperti satuan panjang, luas, dan sudut serta hubungan antara satuan-satuan tersebut. Dokumen ini juga mendefinisikan pengertian jarak mendatar, jarak tegak, dan jarak miring untuk menentuk
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai alat ukur yang digunakan dalam pekerjaan pengukuran tanah, seperti odometer untuk mengukur jarak, pita ukur dan rantai ukur untuk mengukur panjang, kompas dan cermin sudut untuk mengukur sudut, serta alat-alat lain seperti rambu ukur, slang ukur, dan patok untuk menandai titik dan garis di lapangan.
Dokumen tersebut berisi soal ujian tengah semester mata kuliah Ilmu Ukur Tanah yang mencakup berbagai aspek seperti perbedaan ilmu ukur tanah dan geodesi, kesalahan pengukuran dan pemetaan, metode pengukuran kerangka dasar vertikal, perhitungan tinggi titik, koordinat trigonometri dan geometris, proyeksi peta, pengikatan ke muka dan belakang menggunakan metode Collins.
Dokumen tersebut berisi soal-soal latihan mengenai perhitungan luas bidang, sudut, dan volume untuk kontur pada peta topografi dengan berbagai skala. Termasuk di dalamnya adalah perhitungan luas bidang, sudut, volume untuk penimbunan dan penggalian, serta jumlah kontur pada berbagai segmen dan skala peta.
Laporan ini menjelaskan praktikum pengukuran tanah menggunakan alat theodolit untuk mengukur beda tinggi dan jarak kontur. Mahasiswa belajar cara mengoperasikan theodolit di lapangan dan mengolah data pengukuran untuk gambar profil lapangan. Mereka melakukan pengukuran di dua titik dan mendapatkan beda tinggi dan jarak antara titik-titik tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu ukur tanah (surveying) yang mencakup pengukuran mendatar dan tinggi untuk menentukan posisi titik-titik di permukaan bumi. Ia menjelaskan berbagai konsep seperti sistem koordinat, satuan ukuran, hubungan antara sudut dan jarak, serta penentuan posisi suatu titik melalui koordinat-koordinatnya.
Laboratorium ukur tanah merangkum teknik pengukuran vertikal dan horizontal menggunakan alat ukur seperti waterpass dan theodolite untuk membuat peta dan menghitung volume galian serta kemiringan tanah. Metode pengukuran meliputi poligon terbuka dan tertutup dengan rumus-rumus perhitungan jarak, sudut, dan tinggi titik untuk menentukan kontur tanah.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu ukur tanah khususnya metode sipat datar. Metode sipat datar adalah menentukan beda tinggi antara dua titik berdasarkan garis bidik yang mendatar dari alat ukur dengan membaca nilai pada rambu ukur yang ditempatkan pada masing-masing titik. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai metode pengukuran sipat datar dan syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Dokumen tersebut membahas tiga jenis alat ukur tanah digital yaitu total station Nikon DTM-352, DTM-522, dan DTM-362 beserta spesifikasi masing-masing. Total station adalah alat ukur jarak dan sudut yang dapat digunakan untuk survei tanah.
Laporan ini berisi data hasil praktik Ilmu Ukur Tanah yang meliputi menentukan azimuth, menentukan azimuth dari azimuth awal, penentuan sudut ukur, poligon tertutup, poligon terbuka, mengikat ke muka, mengikat ke belakang dan detail situasi.
Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mengajarkan teknik pengukuran permukaan dan bawah bumi untuk keperluan pemetaan. Hasilnya adalah peta yang merupakan gambaran permukaan bumi dalam skala tertentu yang digunakan untuk berbagai keperluan seperti navigasi, pengembangan lahan, dan perencanaan wilayah. Peta dibedakan berdasarkan isi, skala, dan penggunaannya.
Teks tersebut membahas tentang theodolit, alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dan sudut mendatar serta sudut tegak dengan ketelitian tinggi. Dibahas pula bagian-bagian, jenis, dan cara kerja theodolit beserta kesalahan yang mungkin terjadi saat pengukuran.
Teks tersebut berisi contoh soal latihan mengenai ilmu ukur tambang. Terdapat lima contoh soal yang mencakup materi bearing, azimut, koordinat, dan orientasi poligon pengukuran.
Bab ini membahas perhitungan koordinat pada pemetaan dengan kerangka poligon. Terdapat dua jenis poligon yaitu tertutup dan terbuka. Poligon tertutup digunakan untuk bangunan sedangkan terbuka untuk jalan. Langkah perhitungannya meliputi koreksi sudut, hitung sudut definitif, jarak datar, delta x dan y, hingga koordinat titik poligon.
Laporan praktikum ini menjelaskan tentang pengukuran profil air dengan waterpass untuk mengetahui tinggi tanah di beberapa titik. Peralatan yang digunakan antara lain waterpass, statif, rambu ukur, dan meteran. Praktikan melakukan pengukuran dari titik A hingga D dengan membaca nilai pada rambu ukur. Terjadi beberapa kesalahan akibat sulitnya membaca rambu dan ketidaktegakan rambu terhadap tanah
Theodolit adalah alat ukur yang dapat mengukur sudut horisontal dan vertikal dengan tingkat akurasi tinggi. Ia terdiri dari teropong, piringan skala horisontal dan vertikal, serta bagian-bagian lain untuk membaca dan mengunci sudut. Theodolit digunakan dalam survei untuk mengukur relief tanah dan menentukan posisi geografis dengan tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar pemetaan, jenis-jenis peta, skala peta, proyeksi peta, dan jenis citra fotografi udara. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan mengenai konsep pemetaan, SIG, skala peta, proyeksi peta, dan jenis citra fotografi udara seperti ortokromatik, inframerah, dan multispektral.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai soal-soal unifikasi nasional (UN) mata pelajaran fisika SMA berdasarkan indikator soal. Diberikan contoh soal-soal UN dan pembahasan jawabannya untuk materi pengukuran besaran fisika, vektor, dan gerak lurus serta melingkar beraturan.
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian nasional fisika untuk siswa SMA/MA dengan 40 soal pilihan ganda. Terdapat petunjuk umum tentang pelaksanaan ujian dan cara mengerjakan soal-soal. Soal-soal meliputi berbagai materi fisika seperti mekanika, termodinamika, gelombang, dan hukum-hukum fisika.
Dokumen tersebut berisi petunjuk pelaksanaan ujian fisika SMA/MA yang mencakup waktu, jumlah soal, dan instruksi lainnya seperti penulisan nama peserta, cara mengisi lembar jawaban, serta larangan menggunakan alat bantu.
Tes matematika mengenai trigonometri dengan 15 soal yang mencakup konsep sin, cos, tan, csc, cot. Soal-soal meliputi penentuan nilai fungsi trigonometri, hubungan antar fungsi, penyelesaian persamaan dan penentuan panjang sisi segitiga.
Dokumen tersebut berisi soal ujian tengah semester mata pelajaran fisika untuk kelas X di SMAN 1 Sragi. Soal ujian terdiri dari pilihan ganda dan tugas hitung-hitungan yang berkaitan dengan besaran vektor, kecepatan, gaya, dan notasi ilmiah.
Perencanaan transportasi bertujuan mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan manusia dan barang bergerak dengan aman, nyaman dan murah. Sistem transportasi terdiri dari sistem kegiatan, jaringan, dan pergerakan lalu lintas yang saling terkait. Kebutuhan transportasi berasal dari interaksi aktivitas sosial dan ekonomi. Tata guna lahan dan transportasi saling mempengaruhi, di mana peningkatan aksesibilitas dapat mengubah penggunaan
Sistem transportasi terdiri dari beberapa komponen utama yaitu fasilitas terminal, alat transportasi, sistem pemeliharaan, dan sistem manajemen yang saling terkait untuk memindahkan orang dan barang dari asal ke tujuan dengan aman, nyaman, dan efisien melalui jaringan jalan, udara, dan air.
Dokumen ini membahas pendahuluan tentang statistika. Secara singkat, statistika telah ada sejak awal peradaban manusia, dan saat ini terus berkembang seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya terkait teori peluang dan prediksi. Dokumen ini juga membahas metode statistika deskriptif dan inferensial serta beberapa definisi dasar seperti populasi, contoh, dan contoh acak.
Dokumen ini membahas tentang parameter dan statistik sebagai ukuran statistik data. Ia menjelaskan definisi parameter sebagai nilai yang menjelaskan karakteristik populasi, sedangkan statistik adalah nilai yang menjelaskan karakteristik sampel. Dokumen ini juga menjelaskan ukuran pemusatan seperti nilai rata-rata, median, dan modus, serta ukuran keragaman seperti varians dan nilai z.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1
1. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 1
ILMU UKUR TANAH
BAHAN AJAR
SPL 102 SKS 3(2-1)
SEMESTER 3
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL S1
2. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 2
DISUSUN
IR. YOHANNES, MT
NIP. 19520407 198603 1 001
2014
OLEH
3. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 3
PROFIL DOSEN
Nama Dosen : Ir. Yohannes, MT
NIP. : 195204071986031001
Alamat Blog : Blog.unila.ac.id/Yohannes/
Alamat E-mail : Yohanes@unila.ac.id
Yohannessp@gmail.com
Alamat Rumah : Jl. Patimura Gg. Gn. Pesagi 38
Bandar Lampung 35211
Alamat Kantor : Fak. Teknik UNILA
Telp. Rumah/HP : (0721) 487910 / 085669918715
Kelulusan : S1 Teknik Geodesi UGM
S2 Teknik Geodesi ITB
4. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 4
MATERI
ILMU UKUR
TANAH
DASAR
PEMETAAN
KERANGKA
PETA
PEMETAAN
SITUASI
PENAMPANG
TEKNIK
PEMANCANGAN
LUAS DAN
VOLUME
6. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 6
PENGERTIAN
PETA
UNSUR POKOK
PENGUKURAN
TINGGI DAN
BEDA TINGGI
PERALATAN
UKUR TANAH
DASAR
PEMETAAN
SISTEM
KOORDINAT
8. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 8
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh
permukaan bumi yang diproyeksikan pada suatu
bidang datar dengan skala tertentu disertai
keterangan, simbol, anotasi, dan arah utara
DEFINISI PETA
Peta dapat dibedakan atas:
a. Peta Garis atau Peta Vektor, yaitu peta yang
dibuat dengan menarik garis atau mendigit
titik-titik detail
b. Peta Citra atau Peta Raster, yaitu peta yang
dibuat melalui rekaman citra atau scanning
9. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 9
Sumber:http://www.primaironline.com/images_content/2009714peta_lampung.jpg
Peta Garis Lampung
10. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 10
Sumber: http://www.badilag.net/data/petabadilag/images/propinsi/9.jpg
18. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 18
SKALA PETA
Skala peta dibedakan atas:
a. Skala angka/numerik
b. Skala garis/grafis
Skala peta adalah perbandingan antara
jarak di peta dan jarak sebenarnya di bumi
19. SKALA ANGKA/NUMERIK
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 19
Ditulis dalam bentuk perbandingan angka
Misal skala 1 : 100.000
Artinya, 1 cm di peta = 100.000 cm
= 1000 m
= 1 km di lapangan
Sebaliknya, 100 meter di lapangan =
10.000 cm dibagi 100.000 = 0,1 cm =
1 mm di peta
20. SKALA GARIS/GRAFIS
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 20
Ditulis dalam bentuk perbandingan nilai
garis
Misal skala 1 : 50.000, digambar sbb:
0 2 4 cm
0 1 2 km
21. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 21
JENIS PETA BERDASAR
SKALA
PETA IKHTISAR :
< 1:100.000
PETA TOPOGRAFI :
1:25.000 s/d 1:50.000
PETA TEKNIS :
1:1.000 s/d 1:10.000
22. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 22
INFORMASI KUANTITATIF
ISI PETA
INFORMASI KUALITATIF
Berisi informasi mengenai data ukuran:
koordinat atau posisi, jarak, sudut, arah,
azimut, tinggi, kemiringan, dll.
Berisi informasi mengenai detail:
a. Detail buatan manusia : jalan, irigasi,
bangunan, jembatan, batas, dll.
b. Detail alami : sungai, danau, rawa, pantai,
kontur, dll.
23. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 23
LATIHAN
1. Terdapat peta dengan skala 1 : 2.000, berapakah :
a. Jarak di lapangan, jika jarak di peta 5,3 cm?
b. Jarak di peta, jika jarak di lapangan 124,567 m?
c. Sudut di peta, jika sudut di lapangan 370?
2. Jika jarak di peta 17,5 cm dan jarak di lapangan
3,5 km, berapakah skala peta itu?
3. Sebuah peta skala 1:2.500, diperkecil 2 kali,
berapakah skalanya? jika diperbesar 3 kali?
4. Sebuah peta skala 1:1.000 dikopi. Ternyata peta
kopian menyusut 2 mm ke arah mendatar
maupun vertikal, berapa skala peta kopian itu?
24. DISKUSI
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 24
Dapatkah perancangan jembatan dengan bentang
30 meter dilakukan menggunakan peta topografi
1:50.000? Berikan alasan anda?
Bagaimanakah teknik memetakan suatu daerah
seluas 100.000 ha dengan skala 1:5.000. Berikan
alasan anda?
Menggunakan atlas, anda bisa mendapatkan peta
seluruh Indonesia, bahkan dunia. Mengapa masih
diperlukan pembuatan peta untuk berbagai hal?
Peta tematik adalah peta yang menyajikan data
untuk suatu tema tertentu, misalnya peta curah
hujan, peta tutupan lahan, peta kependudukan, dll.
Berikan 5 contoh peta tematik lainnya.
26. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 26
KUADRAN
0o
90o
180o
270o
Kuadran IKuadran II
Kuadran IVKuadran III
Sistem Kuadran
Matematika
Sistem Kuadran
Ilmu Ukur Tanah
90o
0o
270o
180o
Kuadran IKuadran IV
Kuadran IIKuadran III
Utara
Timur
Selatan
Barat
28. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 28
Menghitung Panjang Busur
L
θ R
θ = besar sudut (derajat)
R = Jari-jari busur (meter)
L = panjang busur (meter)
θ
360o
=
L
2πR
θ
360o
=L 2πR
Contoh:
Besar sudut suatu busur θ = 27o 11’ 34” dengan jari-
jari R = 500 meter. Tentukan panjang busur L
Panjang L = θ
360o
2πR =
27o 11’ 34”
360o
2π500 = 237,302 m
Jawab:
29. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 29
LATIHAN
1. Ubah sudut S = 103o 23’ 11” dalam desimal derajat
2. Ubah sudut S = 121, 334121o dalam derajat, menit
dan detik
3. Ubah sudut S = 103o 23’ 11” dalam sistem radian
4. Ubah sudut S = 2/3 π radian dalam sistem
seksagesimal
5. Sudut S1 = 103o 46’ 53” dan S2 = 258o 36’ 27”,
hitunglah sudut S1 + S2 dan S1 – S2
6. Panjang busur suatu lingkaran = 1.352 m dengan
jari-jari R = 750 meter. Tentukan sudut busurnya.
30. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 30
Dalam Ilmu Ukur Tanah, sudut dibedakan atas:
a. Sudut Horizontal / Sudut Datar
P
Q
R
1
2
Sudut Q1 = arah QP – arah QR
Sudut Q2 = arah QR – arah QP
Sudut Q1 + Sudut Q2 = 360o
Misal : Alat pengukur sudut (teodolit) didirikan di Q,
teropong diarahkan ke R, arah QR = 60o 10’ 10”. Lalu
teropong diarahkan ke P, arah QP = 130o 50’ 40”. Maka,
Sudut Q1 = 130o 50’ 40” – 60o 10’ 10” = 70o 40’ 30”
Sudut Q2 = 60o 10’ 10” – 130o 50’ 40” = – 70o 40’ 30”
= – 70o 40’ 30” + 360o = 289o 19’ 30”
31. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 31
LATIHAN
P
A
R
1
2
Q
S
3
4
Diketahui :
Arah AP = 53o 20’ 19”
Arah AQ = 149o 52’ 08”
Arah AR = 194o 05’ 56”
Arah AS = 279o 45’ 07”
Hitung:
Sudut A1, A2, A3, A4, A12, dan A34
32. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 32
b. Sudut Vertikal dibedakan atas:
1. Sudut Helling:
0o
90o
0o
– 90o
Bidang Datar
Bidang Vertikal
Sudut Elevasi
Sudut Depresi
Sudut Elevasi
Misal : 15o 17’ 06”
Sudut Depresi
Misal : – 10o 25’ 47”
garis nol pada bidang datar
2. Sudut Zenit:
garis nol pada
bidang vertikal 90o
0o
270o
180o
Bidang Datar
Bidang Vertikal
Sudut Zenit
Misal : 65o 24’ 56”
Sudut zenit meniadakan
sudut minus
33. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 33
DISKUSI
Pada awal pembuatan alat teodolit, sistem sudut
vertikal adalah sudut helling. Lalu diproduksi teodolit
menggunakan sudut zenit. Apa tujuannya? Mengapa
sudut minus berusaha dihindari?
Jika anda diberikan suatu teodolit, bagaimana anda
mengetahui bahwa sudut vertikalnya adalah sudut
helling atau sudut zenit?
Dalam pengukuran sudut datar, mengapa harus
mengamat arah terlebih dulu? Mengapa tidak
langsung mengukur sudut?
34. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 34
AZIMUT
Azimut suatu garis adalah besar sudut datar yang
diukur searah jarum jam dari garis arah Utara sampai
ke garis tersebut. Umumnya diberi simbol α
Utara
A
B
αAB Azimut dari utara ke garis AB
Besar azimut mulai dari 0o (mengarah ke utara)
sampai dengan 360o (kembali mengarah ke utara)
Alat pengukur azimut adalah kompas
35. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 35
Relasi antara azimut dan sudut
Utara
A
B
αAB
C
D
SBAC
SCAD
azimut AB = αAB
sudut BAC = SBAC
sudut CAD = SCAD
maka
azimut AC = αAB + SBAC
azimut AD = αAB + SBAC + SCAD
Misal :
αAB = 76o 27’ 46”, SBAC = 34o 51’ 03”, SCAD = 77o 05’ 44”,
maka αAC = 111o 18’ 49”, dan αAD = 188o 24’ 33”
36. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 36
Utara
A
B
αAB
αBA
Utara
αAB
180o
Dari gambar di atas dapat dirumuskan:
αBA = αAB + 180o untuk αAB < 180o
Misal : αAB = 261o 12’ 10” maka
αBA = 261o 12’ 10”– 180o = 81o 12’ 10”
αBA = αAB – 180o untuk αAB ≥ 180o
Relasi antara azimut yang berlawanan arah
37. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 37
Dari gambar di atas dapat dirumuskan:
Menghitung azimut 2 titik bersebelahan
αBC = αAB + B1 – 180o untuk sudut sehadap
Utara
A B
αAB
αBC
Utara
αAB
C
B1
B2
atau
αBC = αAB – B2 + 180o untuk sudut sebalik
38. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 38
CONTOH
U
A B
αAB
C
SB
Diketahui: Azimut αAB = 72o 10’ 14”
Sudut SB = 215o 32’ 07”
Hitung: azimut αBC
Jawab:
azimut αBC = 72o 10’ 14” + 215o 32’ 07” – 180o
= 107o 42’ 21”
39. 6/30/2014
by Yohannes T. Sipil UNILA
39
LATIHAN
U
B
αPBA
C
S1
S2
S3
P
Arah:
PA = 125o 42’ 37”
PB = 291o 11’ 20”
PC = 015o 25’ 19”
Hitung:
a. Sudut S1, S2, dan S3
b. Azimut αPC, αPA
Dari titik P diukurlah
Azimut:
αPB = 84o 22’ 34”
40. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 40
Azimut:
αPA = 125o 42’ 37”
αPB = 291o 11’ 20”
αPC = 015o 25’ 19”
Hitung:
a. Sudut APB
b. Sudut BPC
c. Sudut CPA
d. Jumlah sudut total
U
B
αPBA
C
P
αPA
αPC
Dari titik P diukurlah
41. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 41
Diketahui: Azimut αAB = 115o 40’ 54”
Sudut SB = 201o 02’ 37”
Hitung: Azimut αBC dan αCD
U
A
B
αAB
C
SB
D
SC
Sudut SC = 224o 45’ 07”
42. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 42
JARAK
Yang dimaksud adalah jarak mendatar
bukan jarak miring
jarak mendatar
P
Q
43. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 43
Metode Pengukuran Jarak
1. Pengukuran Jarak Langsung
2. Pengukuran Jarak Optis
3. Pengukuran Jarak Elektronik
Menggunakan meteran
Menggunakan teodolit / waterpas
Menggunakan Pengukur Jarak Elektronik