1. Lemari asam berfungsi untuk mereaksikan senyawa berbahaya seperti asam dan basa serta logam alkali yang menghasilkan gas berbahaya. Lemari asam menyedot gas hasil reaksi dan mengeluarkannya ke udara setelah ditangani scrubber.
2. Alat-alat kimia penting dalam laboratorium antara lain pipet, pipet ukur, labu ukur, buret, erlenmeyer, spektrofotometer, tabung reaksi, timbangan analit
1. 1. Tugas
1.1 Contoh bahan kimia pada simbol berbahaya.
Harmful irritant (bahaya,
iritasi)
Benzyl Klorida,Aseton
Explosive (bersifat mudah
meledak)
NH4NO3, C7H5N3O6
Corrosive (korosif)
Klor, Belerang dioksida
Oxidizing (pengoksidasi)
H2O2, KCl03
Dangerous for
Enviromental (Bahan
berbahaya bagi
lingkungan)
Petroleum Bensin,
Toxic (beracun) Arsen triklorida, Merkuri klorida
Flammable (mudah
terbakar)
C6H6,Aseton
2. 1.2 MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan kimia
MSDS Benzyl Klorida
Bentuk Cair
Bau Menyengat
Rasa Tidak Tersedia
Berat Molekul 126.59 g/mole
Warna Tidak Bewarna
pH (1%) Tidak Ditemukan
Titik Didih 179°C (354.2°F)
Titik Leleh -43°C (-45.4°F)
Titik Nyala Not available.
Tekanan Uap 0.1 kPa (@ 20°C)
Densitas 4.36 (Air = 1)
Keatsirian 100% (v/v).
MSDS Aseton
Bentuk cair
Warna tidak berwarna
Bau menyengat
Rentang/titik lebur -95.35 °C
Rentang/titik didih 56.2 °C
Titik nyala -20 °C
Suhu swa-sulut/suhu
penyulutan otomatis 465 °C
Batas ledakan bawah 2.6 %(V)
Batas ledakan atas 12.8 %(V)
Tekanan uap 307.974 hPa; 25 °C
Densitas 0.79 g/cm3
Kelarutan dalam air larut
Viskositas, kinematis 0.4 mm2/s
Berat jenis uap relatif 2
MSDS 𝐍𝐇 𝟒 𝐍𝐎 𝟑
Bentuk Padat
Bau Tidak berbau
Rasa Tidak Tersedia
Berat Molekul 80.05 g/mole
Warna Tidak Tersedia
pH (1%) 4.5 - 6.0 @ 25 deg.
Titik Didih 210°C (410°F)
Titik Leleh 169.6°C (337.3°F)
Titik Nyata Tidak Tersedia
Tekanan Uap Not applicable.
Densitas Tidak Tersedia
Keatsirian Tidak Tersedia
Kelarutan dalam air Tidak Tersedia
3. MSDS TNT
Keadaan fisik pada suhu kamar kuning, berbau padat
Berat Molekul (g/ mol) 227,13
Kelarutan air (% pada 20°C) 0,013
Koefisien partisi (KOW) 1,6
Titik didih(°C) 240
Titik lebur(°C) 80,8
Tekanan uap pada 20°C(mm Hg)1,99 x 10-4
Densitas (g/cm3 pada 20°C) 1,654
MSDS Klor
Penampilan Kuning-kehijauan gas
Gravitasi gas Gas kering (2.48 @ 0°C)
Kelarutan Larut (1.47 @ 0/4°C)
Bau Tajam
Titik Leleh -101°C (-150°F)
Berat molekul 70.9
Mudah menguap >99.5
Tekanan uap 73 psia @ 50°F
Daya larut dalam air Sedikit Larut
Densitas 2.5 (Air=1)
MSDS Belerang Dioksida
Penampilan Tidak Berwarna gas
Solubility (water) Terlarut
Bau Berbau tajam
Specific Gravity Tidak Tersedia
pH ACIDIC %
Volatiles Tidak tersedia
Tekanan uap Tidak tersedia
Mudah terbakar Tidak mudah terbakar
Densitas uap Tidak tersedia
Titik api Tidak bersangkutan
Titik didih -10°C
Upper Explosion Limit Tidak bersangkutan
Titik leleh -72.4°C
Lower Explosion Limit Tidak bersangkutan
Evaporation Rate Tidak tersedia
Autoignition Temperature Tidak tersedia
MSDS 𝐇 𝟐 𝐎 𝟐
Penampilan tak berwarna ,sedikit kabur
Bau berbau seperti bunga dan buah
pH berkonsentrasi 5,0
Bentuk fisik cairan
Gravitasi 1,035
Viskositas tidak kental
Titik didih N.AP
4. Titik lebur N.AP
UEL N.AP
LEL N.AP
Tingkat penguapan N.AP
Tekanan uap N.AP
Densitas N.AP
Kelarutan larut
MSDS 𝐊𝐂𝐥𝟎 𝟑
Keadaan fisik dan penampilan Solid
Bau Tidak tersedia
Rasa Tidak tersedia
Berat molekul 122,55 g/ml
Warna Tidak tersedia
pH(1%) Tidak tersedia
Titik didih Terurai
Titik lebur 368 °C
Suhu Kritis Tidak Tersedia
Berat Jenis 2,34(Air=1)
Tekanan uap Tidak dipakai
Densitas uap Tidak tersedia
MSDS Petroleum Eter
Fisik dan Penampilan Cair
Bau Ringan
Rasa Tidak Tersedia
Berat Molekul Tidak tersedia
Warna Bening
pH (1% soln/water) Tidak tercantum
Titik didih 60°C (140°F)
Titik leleh Tidak tersedia
Suhu kritis Tidak tersedia
Specific Gravity 0.7 (Water = 1)
Tekanan uap Tidak tersedia.
disensitas 3.9 (Air = 1)
Volatility Tidak tersedia
Odor Threshold Tidak tersedia
Water/Oil Dist .Coeff Tidak tersedia
Ionicity (in Water) Tidak tersedia
Dispersion Properties Tidak tersedia.
Solubility Larut dalam air dingin
MSDS Arsen triklorida
Fisik dan Penampilan Padat
Bau Tidak Tersedia
Rasa Tidak Tersedia
Berat Molekul 74.92 g/mol
Warna Seperti perak
pH (1% soln/water): Tidak Tercantum
Titik didih Tidak tersedia
5. Titik leleh 615°C (1139°F)
Suhu Kritis Tidak tersedia
gravitasi 5.72 (Water = 1)
Tekanan uap tidak tercantum
Densitas uap tidak tersedia
Viskositas Tidak tersedia
Odor Threshold Tidak tersedia
Water/Oil Dist. Coeff. Tidak tersedia
Kelarutan (in Water) Tidak tersedia
Dispersion Properties Tidak tersedia
Solubility: Dapat larut dalam air dingin, air panas
MSDS Merkuri klorida/ HgCl2
Potensi Efek Kesehatan Akut:
Berbahaya jika terkena mata, kulit, tertelan dan terhirup. Korosif terhadap mata dan kulit.
Jumlah kerusakan jaringan tergantung seberapa lama tersentuh. Terkena mata akan
mengakibatkan kerusakan pada kornea atau kebutaan. Terkena kulit dapat menyebabkan
peradangan dan gatal gatal. Menghirup gasnya akan menyebabkan iritasi pada saluran
pencernaan atau pernapasan, yang ditandai dengan rasa terbakar, bersin dan batuk. Jika
terhirup dalam waktu yang sangat lama akan menyebabkan kerusakan pada paru-paru,
tersedak, pingsan bahkan kematian. Peradangan mata ditandai dengan kemerahan, berair,
dan gatal-gatal. Radang kulit ditandai dengan gatal, kemerahan scaling,, atau, kadang-
kadang, memerah.
Potensi Efek Kesehatan kronis:
Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), dan terhirup.
Efek-efek Karsinogenik: Baris MUNGKIN oleh IRIS, 3 (bukti samar-samar.) Dengan
NTP. A4 (Tidak diklasifikasikan untuk manusia atau hewan.) Oleh ACGIH. Mutagenik
EFEK: Mutagenic untuk sel somatik mamalia. Mutagenik untuk bakteri dan ragi.
Substansi adalah racun bagi otak, sistem saraf perifer, kulit, sistem saraf pusat (SSP),
mata, lensa atau kornea. Substansi mungkin beracun untuk sistem reproduksi. Berulang
atau berkepanjangan paparan substansi dapat menghasilkan kerusakan target organ.
Paparan berulang dari mata ke tingkat butiran zat yang rendah dapat menghasilkan iritasi
mata. Paparan berulang pada kulit dapat menghasilkan kerusakan kulit lokal, atau
dermatitis. Terhirup dari debu dapat menghasilkan berbeda-beda pernapasan iritasi atau
kerusakan paru-paru. Pemaparan berulang terhadap bahan yang sangat beracun dapat
menghasilkan kerusakan umum kesehatan oleh akumulasi dalam satu atau organ manusia
banyak. Inhalasi diulang atau diperpanjang debu dapat menyebabkan pernafasan kronis
iritasi.
MSDS 𝐂 𝟔 𝐇 𝟔/ Benzena
Benzena merupakan cairan yang tak berwarna, baunya yang khas, mudah menguap,
larutdalam pelarut yang sedikit polar dan nonpolar seperti eter dan tetraklorometana dan
6. tidak larut dalam pelarut polar seperti air tapi. Bersifat karsinogenik, mutagenik, mudah
terbakar,iritan, dan toksik.
Efek terhadap kesehatan :
Bila terkena bisa menimbulkan iritasi pada mata, dan kulit.Dapat mengakibatkan kanker,
dapat menyebabkan kerusakan gen yang diturunkan, bilatertelan maka akan
menyababkan kerusakan paru-paru.
Nilai ambang batas :
10 ppm (32 mg/m
Toksisitas :
LDLO : 50 mg/kg (IUCLID)
MSDS Aseton
Tindakan Penanggulangan Kebakaran
Media pemadam yang sesuai Semprotan air, Busa tahan-alkohol, Bahan kimia kering,
Karbon dioksida (CO2)
Media pemadam yang
tidak boleh digunakan
karena alasan
keselamatan
Tidak tersedia informasi.
Bahaya tertentu selama
memadamkan kebakaran
Api bisa meluncur balik pada rentang jarak yang cukup
panjang.
Alat perlindungan khusus
bagi petugas pemadam
kebakaran
Pakai alat bantu pernapasan SCBA dan pakaian pelindung.
Alat Pelindung Diri
Perlindungan pernapasan Pada kondisi ventilasi yang tidak baik, kenakan peralatan
pernapasan yang cocok.
Pelindung tangan sarung tangan cocok untuk kontak permanen:
Materi: karet butil
Waktu terobosan: 4 h
Ketebalan bahan: 0.5 mm
sarung tangan tidak cocok
Materi: Polivinilklorida, kulit, karet nitril/getah nitril, karet
alam/getah alam
Pelindung mata Kacamata-pengaman berpelindung-samping
Pelindung kulit dan tubuh Pakaian pelindung, Sepatu pengaman
Tindakan higienis Cuci tangan sebelum waktu istirahat dan segera setelah
menangani produk.
Langkah-langkah
Perlindungan Pakailah peralatan perlindungan yang sesuai
7. 1.3 Fungsi Lemari Asam dalam Laboratorium Kimia
Sebagai tempat mereaksikan senyawa yang pekat (asam/basa) atau logam alkali yang
berbahaya yang menghasilkan gas/uap/kabut, dan tempat untuk penggunaan bahan kimia yang
mudah menguap (asam, oksidator kuat). Lemari asam menyedot semua gas-gas yang terbentuk
dari senyawa kimia atau gas yang mudah menguap dengan menggunakan motor blower dan
dibuang di udara bebas. Sekarang ini Lemari Asam dilengkapi dengan wet scrubber yang
berfungsi untuk menjebak dan menetralisir gas/uap/kabut sebelum dibuang ke udara bebas –
yang harapannya aman bagi lingkungan.
Lemari Asam harus sesuai fungsi dan kegunaannya. Lemari Asam harus kokoh, kuat, tahan
kimia, tahan panas, tahan asam dan penyedotan gas/uap/kabut berjalan dengan baik
(Sumardjo,2006).
8. 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pipet Volum
Alat Laboratorium yang bagian tengahnya terdapat skala tertentu yang digunakan
untuk mengambil larutan sesuai volum yang diinginkan (Moore,2011).
2.2 Pipet Ukur
Alat ini terbuat dari kaca dengan volum terntentu dan digunakan untuk mengambil
larutan dengan volum terntentu (Moore,2011).
2.3 Labu Ukur
Untuk Membuat dan atau mengencerkan larutan dengan tingkat ketelitian yang
tinggi (Pauling,2012)
9. 2.4 Buret
Alat yang digunakan untuk titrasi namun dalam keadaan tertentu dapat pula
digunakan untuk mengukur volum suatu larutan. Alat ini terbuat dari kaca dan
terdapat skala dakran (Pauling,2012).
2.5 Erlenmeyer
Alat atau tempat untuk membuat larutan. Dalam membuat larutan Erlenmeyer
selalu digunakan (Linus,2012).
2.6 Spektrofotometer
Alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya
dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang
disebut kuvet (Moore,2011).
10. 2.7 Tabung Reaksi
Alat laboratorium terbuat dari kaca berbentuk tabung yang digunakan untuk
mereaksikan dua atau lebih zat (Moore,2011).
2.8 Timbangan Analitik
Alat laboratorium yang digunakan untuk menimbang zat yang membutuhkan
ketelitian tinggi dan dalam skala kecil/mikro (Pauling.2012)
2.9 Pipet Tetes
Alat yang terbuat dari kaca yang ujung atasnya tertutup karet yang digunakan
untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil.(Pauling.2012)
2.10 Bulb
Alat laboratorium yang berupa bola bertangkai yang digunakan untuk membantu
proses pengambilan cairan. Bahan bola ini terbuat dari karet yang disertai dengan
tanda untuk menyedot cairan. (Bishup.2012)
11. 2.11 pH Meter
Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman atau
kebasaan.(Bishup.2012)
12. DAFTAR PUSTAKA
Bishup, David M. 2012. Group Theory and Chemistry. Oxford: Dover Publication
Considine, Glenn D. 2005. Van Nostrand’s Encyclopedia of Chemistry. St Hoboken:
Wiley Interscience
Imamkhasani, Soemanto. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Binalab Indonesia
Moore, John T. 2011. Chemistry for Dummies. St Hoboken: Wiley Publising
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia. Bandung: Penerbit Buku Kedokteran
Sutrisno, Julius. 2015. Ensiklopedia Kimia. Jakarta: PT Lentera Abadi
13. DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Anonim. 2008. Buku Pedoman Pelaksanaan Kesehatan Keselamatan Kerja.
Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kedokteran Hewan FKG. Universitas
Airlangga. Surabaya.
Curran, Greg. 2006. Chemistry. London: Homework Helpers
Gunawan, Edy. 2011. Keselamatan Kesehatan Kerja dan Ergonomi (K3E). Surakarta:
Harapan Press
14. 3. Pembahasan
3.1 Tujuan Pengenalan Alat dan Budaya K3
Praktikan dapat mengetahui nama alat-alat yang digunakan di dalam
laboratorium kimia serta mengetahui fungsinya dan mengetahui cara penggunaan
beberapa alat-alat dalam laboratorium (Gunawan,2008)
3.2 Pengenalan Alat
Penggunaan pipet volum hanya bisa digunakan untuk mengambil larutan
sesuai dengan volum yang tertera dalam pipet. Larutan disedot dengan bulb dan
disesuaikan sampai garis yang tertera didalam pipet. Sama dengan pipet volum
pipet ukur juga digunakan untuk mengambil larutan dengan volum tertentu. Jika
larutan itu bening maka pengukuran dibawah cekung dan jika larutan yang diukur
merupakan larutan berwarna maka pengukurannya di atas cekung.
Penggunaa bulb, bulb sendiri digunakan untuk menghisap larutan dengan
bantuan pipet(Bishup.2012). Cara penggunaan bulb adalah dibagian atas terdapat
tombol dengan huruf “A” (Aspirate) digunakan untuk mengeluarkan udara dari
filler dibagian tengah terdapat tombol dengan huruf “S”(Suction) yang digunakan
untuk menyedot larutan dan sebelah samping terdapat tombol dengan huruf “E”
(Exhaust) yang digunakan untuk mengeluarkan larutan.
Penggunaan labu ukur, labu ukur digunakan untuk membuat dan
mengencerkan larutan dengan tingkat ketelitian tinggi (Pauling.2012). Saat ingin
mengocok labu ukur ada standar sendiri yaitu pertama jari tulunjuk memegang
bagian atas labu ukur lalu pegang dengan tiga jari lainnya. Saat mengocok
gerakan mirip seperti mengangkat burble lalu di botol di bolak-balik sebanyak 12
kali pengocokkan.
Penggunaan buret dan erlenmeyer, buret digunakan untuk titrasi
(Pauling,2012) sedangkan Erlenmeyer digunakan untuk membuat larutan
(Linus,2012). Buret terdiri dari dua ada yang berwarna bening dan berwarna gelap,
buret yang berwarna bening digunakan untuk larutan yang berwarna bening
sedangkan yang berwarna gelap digunakan untuk larutan berwarna pekat. Cara
penggunaan buret yaitu letakkan erlemeyer dibawah buret sesuaikan tinggi buret
dengan erlyenmeyer. Saat ingin membuka lubang peluklah pembuka dengan
kedua jari tangan kiri sedangkan tangan kanan memegang erlenmeyer lalu putar
erlenmeyer dengan pelan-pelan sampai larutan habis didalam buret.
Penggunaan spektrofotometer dan kuvet. Spektrofotometer digunakan untuk
mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang
tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet (Moore,2011).
Langkah-langkah penggunaan spektrofotometer, pertama tama nyalakan mesin
selama 15 menit untuk dipanaskan lalu pencet tombol kalibrasi selanjutnya
letakkan kuvet yang terdapat tanda segitiga kedalam mesin dan menghadap
gambar yang berbentuk segitiga. Lalu pilih besar panjang gelombang lalu pencet
tombol absorbansi. Setiap ganti besar panjang gelombang maka harus di kalibrasi
kembali.
Penggunaan tabung reaksi, tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan dua
atau lebih larutan (Moore,2011). Saat ingin memanaskan larutan menggunakan
tabung reaksi gunakanlah penjepit kayu dekatkan tabung dengan api namun
15. arahkan mulut tabung kearah ruang yang kosong agar saat tabung panas dan
larutan tiba-tiba mendidih tidak mengenai kita dan orang lain. Saat memanaskan
tabung dekat dengan api usahakan selalu menggoyang-goyangkan tabung agar
larutan yang mendidih tidak keluar.
Penggunaan timbangan analitik, timbangan analatik digunakan untuk
menimbang zat yang membutuhkan ketelitian tinggi dan dalam skala kecil/mikro
(Pauling,2012). Saat menimbang dengan gelas arloji yang berupa padatan bukalah
pintu kaca yang berada disamping kanan dan kiri saat ingin mengambil bahan
gunakan spatula, saat membuka pintu usahakan jangan dibuka terlalu lama agar
tidak terkontaminasi debu yang dapat membuat penimbangan menjadi tidak akurat.
Sedangkan jika ingin menimbang larutan gunakanlah pintu yang berada dibagian
atas letakkan laturan kedalam gelas beker dan masukkan kedalam timbangan.
Sebelum menimbang pencetlah tombol agar berat gelas beker atau gelas arloji
menjadi nol.
Penggunaan hotplate stirrer, hotplate stirrer sendiri digunakan untuk mengaduk
dan memanaskan larutan (Kiecky,2011). Sebelum gunakan biarkan mesin panas
selama 15 menit letakkan gelas beker diatas hotplate lalu akan dimasukkan alat
yang bernama magnetic stirrer yang digunakan untuk memutar larutan
(Kiecky,2011) sesuaikalah kecepatan stirrer dan pemanas.
Penggunaan lemari asam, lemari asam digunakan sebagai tempat mereaksikan
senyawa pekat yang berbahaya yang menghasilkan gas yang dikeluarkan di udara
bebas dengan menggunakan blower (Sumardjo,2006). Saat mereaksikan bahan
masukan kedua tangan dan gunakanlah sarung tangan agar lebih aman lalu lihat
lah diluar kaca jangan menengok kebawah.
Penggunaan pH meter, pH meter digunakan untuk mengukur derajat
keasamaan dan kebasaan suatu zat (Bishup,2012). Cara penggunaan pH meter
digital ini sedikit rumit pertama-gunakan kertas lakmus agar mengetahui zat
tersebut asam atau basa setelah itu nyalakkan alat dan pencet tombol kalibrasi
setiap kali pengecekkan maka harus dibersihkan tempatnya. Cara pembersihan
elektroda ialah usahakan searah sehingga kotoran yang sudah terlepas tidsk
kembali menempel sedangkan untuk probe yang cukup ditepuk-tepuk
menggunakan tangan yang dilapisi tissue.
Penggunaan corong pisah, corong pisah digunakan untuk memisahkan larutan
yang memiliki 2 atau lebih layer (Gunawan,2008). Penggunaan kertas saring,
kertas saring digunakan untuk menyaring larutan dari koloid (Donald,2009). Cara
pelipatan kertas saring ada standarnya tersendiri yaitu kertas dilipat menjadi dua
setelah itu dilipat lagi menjadi dua lalu lipat hingga membentuk segitiga setelah
itu lipat kebawah sisi kanan dan sisi kiri lalu lipat lagi kebawah ke sisi kanan dank
e sisi kiri kemudian buka kertas saring sehingga terbentuk pola yang meruncing
lalu letakkan diatas corong.
3.3 Hal- Hal yang harus Dilakukan pada saat Bekerja di Laboratorium
a. Tahap Persiapan
Dapat mengetahui cara kerja pelaksanaan praktikum serta mengetahui sifat
bahan yang akan digunakan sehingga terhindar dari kecelakaan kerja selama di
Laboratotium. Lalu mengetahui peralatan yang digunakan serta fungsi dan cara
16. penggunaannya. Dan dapat mempersiapkan alat pelingdung diri seperti jas
praktikum lengan panjang, masker, sarung tangan karet, dll.
b. Tahap Pelaksanaan
Mengenakan alat pelindung diri lalu mengambil bahan seperlunya dapat
menggunakan peralatan percobaan dengan benar. Mengetahui cara membuang
limbah pada tempat yang sesuai. Dan mampu bekerja dengan tertib, tenang
dan hati-hati, serta catat data yang seperlunya.
c. Tahap Pasca Pelaksanaan
Cuci peralatan yang digunakan kemudian kembalikan ke tempat semula,
matikan peralatan, kran air, dan tutup bahan kimia dengan rapat lalu bersihkan
meja praktikum dan rapika. Cuci tangan dan lepaskan jas praktikum sebelum
keluar laboratotium.
17. 4. Kesimpulan
Dari percobaan di atas ,dapat disimpulkan bahwa banyak hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melaksanakan praktikum di Laboratorium seperti prosedur pakaian
yang digunakan lalu alat alat yang berada di dalam Laboratotium serta bahan- bahan
kimia dan cara menghindari kecelakaan kerja saat berada di Laboratorium. Alat-alat
yang digunakan dalam praktikum memiliki fungsi dan perawatannya sendiri-sendiri.
Peralatan yang digunakan untuk di Laboratorium terbagi menjadi dua bagian yaitu
peralatan gelas seperti pipet volum, pipet ukur, gelas beker, pipet tetes, corong,
erlenmeyer, tabung reaksi, gelas ukur, buret, labu ukur dll serta peralatan non gelas
seperti spektrofotometer, timbangan analitik, pH meter digital, lemari asama, hotplate
stirrer dll. Jadi, alat – alat yang berada di dalam laboratorium harus digunakan
sebagaimana mestinya serta mematuhi tata tertib yang berada di dalam laboratorium.