2. Apa yang dimaksud BKB?
Bahan berbahaya adalah bahan kimia baik dalam bentuk tunggal
maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan
lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung yang mempunyai
sifat racun, karsinogenik, teratogenic, mutagenic, korosif dan iritasi
(Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 472/Menkes/Per/V/1996
tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan)
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, B3 didefinisikan
sebagai bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
3. Beracun menurut OSHA (Occupational Safety and Health of the United
State Government) adalah bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi
fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia,
kerusakan properti dan atau lingkungan.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun mendefinisikan Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) sebagai zat, energi, dan/atau komponen lain yang
karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
Apa yang dimaksud BKB?
4. Klasifikasi umum BKB
1. Bahan kimia beracun (toxic substances)
2. Bahan kimia mudah terbakar (flamable substances)
3. Bahan peledak (explosive)
4. Bahan kimia korosif (corrosive substances)
5. Bahan kimia oksidator (oxidation agent)
6. Gas bertekanan (compressed gases)
7. Bahan Kimia menyebabkan iritasi
8. Bahan Kimia membahayakan pernafasan penyebab kanker
9. Bahan kimia membahayakan lingkungan
10. Bahan Kimia berbahaya
5. Bahan Kimia Beracun
Yaitu bahan yang bersifat racun bagi
manusia dan akan menyebabkan
kematian atau sakit yang serius
apabila masuk ke dalam tubuh
melalui pernafasan, kulit atau mulut.
6. Contoh bahan kimia beracun
Jenis zat beracun Jenis bahan Akibat keracunan dan
gangguan
1.Logam/metaloid •Pb
•Hg(senyawa org dan inorg)
•Krom (Cr)
•Arsen (As)
•Posfor (P)
•Syaraf, ginjal dan darah
•Syaraf, ginjal
•Kanker
•Iritasi, kanker
•Metabolisme KH, lemak
dan protein
2. Bahan pelarut •Hidrokarbon alifatik
(bensin, minyak tanah)
•Hidrokarbon terhalogenasi
(kloroform
•Alkohol (etanol,metanol)
•Glikol
•Pusing
•Hati dan ginjal
•Syaraf pusat, leukemia
•Ginjal, hati dan tumor
7. Contoh bahan kimia beracun
Jenis zat beracun Jenis bahan Akibat keracunan dan
gangguan
3. Gas-gas beracun •Asam Sianida
•Asam sulfida
•Karbon monoksida
•Pusing, sesak napas
•Sesak napas, kejang,
hilang kesadaran
•Sesak napas, saraf, hilang
kesadaran
4. Kasinogen •Benzena
•Asbes
•Krom
•Vinil klorida
•Leukemia
•Paru-paru
•Paru-paru
•Hati, paru-paru, syaraf
pusat, darah
5. Pestisida •Organoklorin
•Oganofosfat
•Pusing, kejang, hilang
kesadaran
•Pusing, kejang, hilang
kesadaran
8. Klasifikasi zat beracun menurut angka LD 50
Klas zat beracun LD 50 (mg/kg) Contoh
Racun super
Amat sangat beracun
Amat beracun
Beracun sedang
Sedikit beracun
Tidak beracun
<5
5 - 50
50 - 500
500 - 5000
5000 - 15000
>15000
Nikotin
Timbal arsenat
Hidrokinon
Isopropanol
Asam sorbat
Propilen glikol
9. Cara Penanganan
Lewat pernapasan:
Penanganan dalam ruang khusus(lemari asam)
Ruang kerja berventilasi (polutan diencerkan)
Memakai APD yang tepat.
Lewat kulit :
Memakai sarung tangan, pelindung muka dan badan
Lewat mulut :
Tidak makan, minum dalam ruang kerja yang tercemar
Tidak menyimpan bahan makanan/minuman berdekatan
dengan bahan beracun
Bahan Kimia Beracun
10. Syarat Penyimpanan
Bahan beracun (Sianida, Sulfida, Arsenida dll) Syarat :
Ruangan dingin dan berventilasi
Jauhkan dari bahaya kebakaran
Dipisahkan dari bahan2 yg mungkin bereaksi
Sediakan APD, pakaian kerja, masker dan gloves
Bahan Kimia Beracun
11. Bahan-bahan kimia “incompatible” dan menghasilkan
racun bila dicampur
Kelompok A Kelompok B
Bahaya yg timbul bila
dicampur (C)
Sianida Asam Asam sianida
Hipokorit Asam Klor dan As. Hipoklorit
Nitrat Asam sulfat Nitrogen dioksida
Asam nitrat Tembaga Nitrogen dioksida
Nitrit Asam Asam nitrogen oksida
Senyawa Arsenik Reduktor Arsin
Sulfida Asam Hidrogen sulfida
12. Bahan Kimia Mudah Terbakar /
Menyala
Bahan yang bersifat mudah terbakar. Bahan
mudah terbakar terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Extremely Flammable (amat sangat
mudah terbakar), memiliki titik nyala 0⁰C
dan TD pada 35⁰C. Bahan ini umumnya
berupa gas pada suhu normal dan
disimpan dalam tabung kedap udara
bertekanan tinggi.
2. Highly flammable (sangat mudah
terbakar), memiliki titik nyala pada suhu
21⁰C dan TD pada suhu yang tidak
terbatas. Bahan ini biasanya disimpan
pada kondisi kelembaban tinggi.
13. Bahan kimia mudah menyala
Bahan Kimia mudah terbakar yang berbahaya berupa : uap, gas
atau debu halus
Pelarut Organik cair dapat menghasilkan uap pada suhu kamar
(semakin TD↓, semakin banyak uap yg dihasilkan).
Salah satu unsur yang dapat menyebabkan kebakaran adalah
Sumber panas :
Api terbuka
Loncatan api listrik/akibat mekanik
Hubungan pendek
Logam panas
14. Contoh bahan bersifat mudah
menyala
1. Zat terbakar langsung. Contohnya adalah alumunium alkil fosfor,
hindari kontak bahan dengan udara.
2. Gas amat mudah terbakar. Contohnya adalah butane dan propane,
hindari kontak bahan dengan udara dan api.
3. Cairan mudah terbakar. Contohnya adalah aseton dan benzene,
jauhkan dari sumber api atau loncatan bunga api.
4. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah
terbakar bila kena air.
16. Bahan kimia mudah menyala
CARA PENYIMPANAN
Bahan mudah terbakar (Benzen, Aseton, Eter dll)
Syarat :
Suhu dingin dan berventilasi
Jauhkan dari sumber api atau panas (loncatan listrik dan api rokok)
Tersedia Alat Pemadam Kebakaran
Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan
yg mudah menjadi panas sengan sendirinya atau bahan yg bereaksi
dengan udara atau uap air yang lambat laun menjadi panas
Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok
17. Bahan Kimia Mudah Meledak
(Explosive)
Bahan explosive yaitu bahan yang pada suhu
dan tekanan standar (25 0C, 760 mmHg)
dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan
atau fisika dapat menghasilkan gas dengan
suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
18. Ledakan pada bahan tersebut bisa terjadi karena beberapa penyebab, misalnya
karena benturan, pemanasan, pukulan, gesekan, reaksi dengan bahan kimia lain,
atau karena adanya sumber percikan api. Ledakan pada bahan kimia dengan
simbol ini kadang kali bahkan dapat terjadi meski dalam kondisi tanpa oksigen.
Beberapa contoh bahan kimia dengan sifat explosive misalnya TNT, ammonium
nitrat, dan nitroselulosa.
Bahan Kimia Mudah Meledak
(Explosive)
Contoh campuran eksplosif
Oksidator Reduktor/teroksidasi
KCLO3, NaNO3 Karbon, belerang
Asam nitrat Etanol
Kalium permanganat Gliserol
Krom trioksida Hidrazin
19. Bahan-bahan reaktif yg bila bercampur menimbulkan reaksi hebat,
kebakaran dan atau ledakan
Bahan kimia Hindarkan kontak dengan
Amonium nitrat
Asam, klorat, nitrat, pelarut organik mudah
terbakar,bubuk logam
Asam asetat
Asam kromat, asam nitrat, perklorat,
peroksida, permanganat
Asam kromat
Asam asetat, gliserin, alkohol dan BK mudah
terbakar
Cairan mudah terbakar
Amonium nitrat, asam kromat, hidrogen
peroksida, asam nitrat
Kalium klorat, perklorat Asam sulfat
Kalium permanganat Gliserin, asam sulfat
Benzena Flour, klor, peroksida
20. SYARAT PENYIMPANAN
Bahan mudah meledak (NH4NO3; Trinitrotoluen)
Syarat :
Ruangan dingin dan berventilasi
Jauhkan dari sumber api atau panas
Hindarkan dari gesekan/tumbukan mekanis
Penyimpanan tidak boleh dilakukan dekat dengan bangunan
yang terdapat oli, bensin, api terbuka atau nyala api.
Bahan Kimia Mudah Meledak
(Explosive)
21. BAHAN KIMIA KOROSIF
Simbol bahan kimia di samping
menunjukan bahwa suatu bahan
tersebut bersifat korosif dan dapat
merusak jaringan hidup. Karakteristik
bahan dengan sifat ini umumnya bisa
dilihat dari tingkat keasamaannya. pH
dari bahan bersifat korosif lazimnya
berada pada kisaran < 2 atau >11,5.
Beberapa contoh bahan dengan simbol
ini misalnya belerang oksida dan klor.
22. CARA PENANGANAN
Lewat pernapasan:
Penanganan dalam ruang khusus(lemari asam)
Ruang kerja berventilasi (polutan diencerkan)
Memakai APD yang tepat.
Lewat kulit :
Memakai sarung tangan, pelindung muka dan
badan
Lewat mulut :
Tidak makan, minum dalam ruang kerja yang
tercemar
Menyimpan bahan makanan/minuman berdekatan
dengan bahan beracun
CARA PENYIMPANAN
Bahan Korosif (Asam-asam, alkali)
Syarat :
Ruangan dingin dan berventilasi
Wadah tertutup
Dipisahkan dari bahan beracun
Sediakan APD seperti kacamata, pakaian
kerja
Pada tempat penyimpanan harus
tersedia sumber air untuk pertolongan
pertama bagi pekerja yang terkena
bahan tsb.
BAHAN KIMIA KOROSIF
23. BAHAN KIMIA KOROSIF
CONTOH BAHAN KIMIA KOROSIF
Sodium hydroxide (NaOH) : Analisa FFA, regenerasi demin water
Hydrochloric acid (HCl) : Regerenerasi demin water,
membuat larutan analisa
Sodium dichromate : analisa air (posphate)
Poly aluminium chloride : koagulasi air baku
24. BAHAN KIMIA MUDAH TEROKSIDASI
Bahan kimia yang bersifat mudah
menguap dan mudah terbakar melalui
oksidasi (oxidizing). Penyebab
terjadinya kebakaran umumnya terjadi
akibat reaksi bahan tersebut dengan
udara yang panas, percikan api, atau
karena reaksi dengan bahan-bahan
yang bersifat reduktor. Adapun
beberapa contoh bahan kimia dengan
sifat ini misalnya hidrogen peroksida,
sodium perklorat dan kalium perklorat.
25. BAHAN KIMIA MUDAH TEROKSIDASI
CARA PENYIMPANAN
Bahan Oksidator (Perklorat, permanganat,
peroksida org.)
Syarat :
Ruangan dingin dan berventilasi
Jauhkan dari sumber api atau panas
(loncatan listrik dan api rokok)
Jauh dari bahan cairan mudah terbakar
(reduktor)
26. GAS BERTEKANAN
Bila bocor akan mencemari lingkungan,
Korosif, Bahaya yang terjadi tergantung
jenis gas. Bersifat aspiksian maksudnya
mengganggu pernafasan dan darah.
Contohnya : CO2, CO, hidrogen sianida,
argon, helium, nitrogen
27. Penggunaan gas bertekanan dan bahayanya
Gas Penggunaan bahaya
•Asetilen •Gas bakar •Mudah terbakar
•Amoniak •Bahan baku •Beracun
•Etilen oksida •Sterilisasi •Beracun dan mudah terbakar
•Hidrogen •Hidrogenasi, gas karier •Mudah terbakar, aspiksian
•Nitrogen •Gas pencuci, membuat udara inert •Aspiksian
•Klor •Klorinasi •Beracun, korosif
•Vinil klorida •Produksi plastik •Beracun dan mudah terbakar
28. GAS BERTEKANAN
SYARAT PENYIMPANAN
Gas bertekanan ( gas N2, Asetilen, H2 dalam silinder)
Syarat :
Ruangan dingin dan tidak kena langsung sinar matahari
Disimpan dalan keadaan tegak berdiri dan terikat
Jauhkan dari api atau panas
Jauhkan dari bahan korosif yg dpt merusak kran atau katup2.
29. BAHAN KIMIA BESIFAT IRITASI
Bahan kimia dapat menyebabkan
iritasi, luka bakar pada kulit, berlendir,
mengganggu sistem pernafasan bila
kontak dengan kulit, dihirup atau
ditelan. Misal NaOH, C6H5OH, Cl2, poly
aluminium chloride, hydrochloric acid,
potassium hydroxide.
Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata,
dan alat pernapasan. Contoh :
ammonia dan benzyl klorida.
Keamanan : hindari terhirup
pernapasan, kontak dengan kulit
dan mata.
30. BAHAN KIMIA MEMBAHAYAKAN
PERNAFASAN PENYEBAB KANKER
Simbol ini menunjukkan paparan
jangka pendek, jangka panjang
atau berulang.
BKB klasifikasi bersifat
karsinogenik, teratogenik dan
mutagenik (carcinogenic,
tetragenic,mutagenic).
Contoh Bahan kimianya yaitu
sodium dichromate, kalium iodide
31. 1. Karsinogenik yaitu bahan yang dapat menyebabkan sel kanker.
2. Teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio;
3. Mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genética;
4. Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik.
32. BAHAN KIMIA BERBAHAYA
BAGI LINGKUNGAN
Simbol ini untuk menunjukkan suatu
bahan yang dapat menimbulkan bahaya
terhadap lingkungan. Bahan kimia ini
dapat merusak atau menyebabkan
kematian pada ikan atau organisme
aquatic lainnya atau bahaya lain yang
dapat ditimbulkan, seperti merusak
lapisan ozon (misalnya CFC =
Chlorofluorocarbon), persistent di
lingkungan (misalnya PCBs =
Polychlorinated Biphenyls.
Contoh bahan kimianya Kalium Iodide
(KI), Ammonium heptamolibdate
tetrahydrate.
33. BAHAN KIMIA BERBAHAYA
Berbahaya (harmful), yaitu bahan baik
padatan maupun cairan ataupun gas
yang jika terjadi kontak atau melalui
inhalasi ataupun oral dapat
menyebabkan bahaya terhadap
kesehatan sampai tingkat tertentu.
Contoh bahan kimia yaitu kalium
hidroksida (KOH), karbon dioksida (CO2),
Bahaya : menimbulkan kerusakan kecil
pada tubuh. Contoh : peridin. Kemanan :
hindari kontak dengan tubuh atau
hindari menghirup, segera berobat ke
dokter bila kemungkinan keracunan.
34. Klasifikasi National fire Protection Association
(NFPA)
Klasifikasi ini dimaksudkan agar dengan mudah
seseorang dapat mengetahui sifat bahaya terhadap:
1. Kesehatan (warna biru)
2. Mudah terbakar (warna merah)
3. Reaktivitas (warna kuning)
Setiap klasifikasi, diberi angka-angka yang menunjukkan
tingkat bahaya secara relatif dari angka 4 sampai 0
35. Bahaya terhadap kesehatan
Tingkat bahaya terhadap kesehatan diberikan angka 4 (amat
berbahaya) sampai 0 (tidak berbahaya).
4: Bahan yang dapat menyebabkan kematian pada paparan jangka
pendekatau yang dapat menimbulkan luka fatal meskipun ada pertolongan
segera
3: Bahan yang dapat menimbulkan akibat serius pada paparan jangka
pendek, meskipun ada pertolongan segera
2: Bahan yang pada paparan intensif atau terus menerus dapat menimbulkan
luka, kecuali ada pertolongan segera
1: Bahan yang menyebabkan iritasi atau sedikit luka meskipuntidak ada
pertolongan segera
0: Bahan yang tidak berbahaya meskipun kena api
36. Bahan mudah terbakar
Ukuran kemudahan terbakar suatu zat dengan
tingkat-tingkat sebagai berikut :
4 : Bahan yang segera menguap dalam udara normal dan
dapat terbakar dengan cepat
3: Bahan cair atau padat yang dapat dinyalakan pada suhu
biasa
2: Bahan yang perlu sedikit dipanaskan dahulu sebelum
dapat terbakar
1: Bahan yang perlu dipanaskan sebelum dapat terbakar
0: Bahan yang tak dapat dibakar
37. Bahaya Reaktivitas
Adalah ukuran derajat kemudahan dalam melepaskan energy dengan
sendirinya atau akibat kontak dengan bahan lain :
4: Bahan yang dengan mudah diledakkan atau meledak pada suhu dan
tekanan biasa atau sensitif terhadap pengaruh mekanik atau panas
setempat
3: Bahan yang mudah meledak, tetapi memerlukan sumber penyebab
yang kuat, seperti suhu yang tinggi atau tumbukan
2: bahan yang tidakstabil dan menghasilkan reaksi hebat, tetapi tidak
meledak
1: Bahan yang stabil pada keadaan normal, tetapi tidak stabil pada
suhu tinggi
0: Bahan yang stabil dan juga tidak reaktif meskipun kena api atau
pada suhu tinggi
38. Contoh Tabel Informasi bahan-bahan Kimia berbahaya
Health Fire Reacty LFL UFL
1. Ammonia, NH3 25 3 1 0 16 25 -33 0,59
2. Benzena, C6H6 25 2 3 0 1,4 8 80 2,80
3. Karbon Disulfida, CS2 10 2 3 0 1 44 -46 2,60
4. Ethylen Oksida, (CH2)2O 50 2 4 3 3 100 11 1,49
5. Formaldehyde, HCHO 1 2 4 0 7 73 -19 1,08
6. Hydrocyanic Acid, HCN 10 4 4 2 6 41 26 0,93
NFPA
Fire Exp
Limit
Nama zat
Boiling
point º C
Vapour
Dens (air =1)
TLV
ppm
39. Tabel Informasi BKB
Tabel informasi mencantumkan kriteria-kriteria utama untuk mengenal sifat bahaya BK.
Kriteria utama tersebut :
1. NAB, yakni batas maksimun konsentrasi dalam ruang kerja
2. Daerah konsentrasi mudah, yang dibatasi oleh LFL dan UFL, yakni daerah konsentrasi
suatu gas/uap dapat terkar
3. Titik nyala (flash point), yakni suhu dimana suatu pelarut mempunyai uap pada
permukaannya yg dapat terbakar
4. Titik bakar (ignation point), yakni suhu dimana suatu zat padat terbakar dengan
sendirinya
5. Titik didih, yakni suhu dimana tekanan zat cair sama dengan tekanan atmosfir. Titik didih
menunjukkan kecenderungan zat cair untuk merubah menjadi uap
6. Tingkat bahaya NFPA, yakni meliputi bahaya terhadap kesehatan, mudah terbakar dan
reaktivitas.
40. Penanganan dan Penyimpanan BKB
Penanganan BKB meliputi :
Pencampuran
Pengadukan
Pemanasan
Pemindahan
Penyimpanan BKB meliputi :
Penyimpanan bahan baku
Penyimpanan Produk
Untuk menangani BKB harus memperhatikan
Sifat kimia, fisika bahaya dan akibatnya.
41. Penanganan BKB
Penanganan yang tepat sesuai dengan informasi pabrik/pemasok
Menurut NFPA dibagi dalam 3 kelompok :
Bahan kimia beracun dan korosif → Bahaya terhadap kesehatan
Bahan kimia mudah terbakar → Bahaya kebakaran
Bahan kimia reaktif → Bahaya eksplosif
Perlu informasi tentang :
Nama bahan dan formula
Bentuk fisik : gas, cair atau padat
Sifat fisik : ttk didih, ttk lebur, tek. Uap, berat jenis
Sifat bahaya : toksik, mudah terbakar, eksplosif
42. Penanganan dan pemakaian
Baca dan mengerti dari isi label; lembar keselamatan
bahan
Telah mendapat pelatihan
Pastikan bahwa tindakan pencegahan berfungsi baik
(ventilasi)
Kontrol bahaya bahan kimia yang akan menimbulkan
resiko
Periksa APD (jumlah dan keadaan)
Pastikan alat untuk keadaan darurat tersedia
44. Identifikasi
Prinsip : Untuk mengetahui bahan kimia apa yang dipakai atau
diproduksi
Bagaimana bahan kimia kontak dengan badan
Bagaimana bahan kimia dapat menyebabkan kebakaran, keracunan
Semua bahan kimia harus mempunyai label dan lembar data
keselamatan
45. Label
Tujuan: untuk meningkatkan pengetahuan TK
mengenai bahaya potensial dari BKB
Label berisi:
Nama dagang
Identitas dari bahan kimia
Nama, alamat dan No. tilpon dari pemasok
Simbul bahaya
Resiko tertentu sehubungan dengan pemakaian dari bahan
kimia
Tindakan pengamanan
Adanya klasifikasi
46. Pengelolaan harian bahan kimia
Pastikan semua bahan kimia telah diberi label dan mempunyai
lembar data keselamatan
Siapkan keterangan dan instruksi mengenai pemakaian dan
penyimpanan yang aman
Pastikan adanya kerjasama untuk meningkatkan pengendalian
Sediakan APD yang sesuai
Buatlah dan peliharalah prosedur pemantauan paparan,
termasuk pengamatan medis
Rencanakan dan terapkan program pelatihan
Susunlah evaluasi dan laksanakan latihan keadaan darurat
47. Praktek-praktek kerja yang aman
Mengurangi jumlah tenaga kerja yang terpapar
Mengurangi waktu pemaparan tenaga kerja
Membersihkan secara teratur kontaminan dari dari dinding dan
permukaan
Menyediakan tempat penyimpanan dan pembuangan bahan-bahan
berbahaya
Larangan makan, minum, dan merokok di daerah terkontaminasi
Menghilangkan debu-debu dari daerah dimana proses pemotongan
sedang berjalan
Menyediakan fasilitas-fasilitas untuk menghilangkan kontaminasi secara
efektif
Menjaga agar wadah tetap terlindung/tertutup jika tidak digunakan