Praktikum bertujuan untuk mempelajari spesifikasi bahan kimia, lambang bahaya, dan penggunaan yang aman. Dokumen menjelaskan kriteria spesifikasi bahan kimia berdasarkan tingkat kemurnian, serta simbol-simbol bahaya menurut beberapa organisasi.
1. Tujuan Praktikum
Mengenal Spesifikasi Bahan kimia
Mengenal lambang bahaya bahan KIMIA
Dapat menyebutkan beberapa bahan kima
Mampu menggunakan bahan kimia dengan baik,
efisien dan tidak merusak lingkungan sekitar.
2. SPESIFIKASI CHEMICALLY
Laboran, analis, peneliti atau praktikan
harus mengetahui sifat-sifat atau spesifikasi
pereaksi (reagen) yang digunakan
Tingkat kemurnian
Berdasarkan tingkat kemurnian, Bahan
KIMIA dikelompokkan menjadi 4 tingkat :
SPESIFIKASI BAHAN KIMIA
3. Kriteria Spesifikasi Bahan kimia
1.Tingkat Teknik (Technical Grade)
Dikenal Bahan teknis tingkat komersial
Digunakan untuk kebutuhan industri, jarang untuk
tujuan analisis kimia
kecuali :
a. untuk larutan pembersih/pencuci
b. untuk larutan pereaksi kualitatif (demonstratif)
4. 2. Tingkat Farmasi (Pharmaceutical Grade)
Tingkat kemurnian memenuhi kebakuan
USP (United States Pharmacopeia)
Biasa digunakan untuk kebutuhan bidang
farmasi dan kedokteran, sebagai pereaksi
kimia di laboratorium kecuali untuk analisis
kimia
Kriteria Spesifikasi Bahan Kimia
5. 3. Tingkat Murni (Chemically Pure, CP)
General Purpose Reagent, GPR
Kemurniannya jauh di atas tingkat farmasi
Tidak ada ketentuan khusus aturan
kebakuan kemurnian, tergantung pabrik
pembuatnya
Umumnya digunakan untuk analisis kimia
Kriteria Spesifikasi Bahan Kimia
6. 4. Tingkat Pereaksi (Analyzed Grade)
Pro Analysis, p.a.; Analar Reagent, AR;
Guaranteed Reagent,GR
Tingkat kemurnian memenuhi aturan kebakuan
ACS (The American Chemical Society Committee
on Analytical Reagents
Pabrik pembuatnya selalu mencantumkan
pernyataan pada label pereaksi : “Conforms to
ACS Specifications”
Memenuhi persyaratan analisis
Kriteria Spesifikasi Bahan Kimia
7.
8.
9.
10. Klasifikasi Berdasarkan
Bahaya
Mudah meledak (explosive)
Pengoksidasi (oxidizing)
Sangat mudah sekali menyala (extremely
flammable)
Sangat mudah menyala (highly flammable)
Mudah menyala (flammable)
Amat sangat beracun (extremely toxic)
Sangat beracun (highly toxic)
11. Klasifikasi Berdasarkan
Bahaya….lanjutan
Beracun (moderately toxic)
Berbahaya (harmful)
Korosif (corrosive)
Bersifat iritasi (irritant)
Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to
the environment)
Karsinogenik (carcinogenic)
Teratogenik (teratogenic)
Mutagenik (mutagenic)
13. Bahaya : Sangat Mudah Sekali terbakar
Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas).
Simbol bahaya
menurut EEC
( European Economic
Coorporation)
14. Nama : Highly Flammable / Sangat Mudah
Terbakar (titik nyala rendah di bawah 21°C)
Contoh : Aseton dan Logam natrium.
15. Nama : Flammable / mudah terbakar
Contoh : Minyak terpentin.
16. Oksidator
Nama : Oxidizing / pengoksidasi
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan
kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan
organik dan bahan pereduksi.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.
20. Iritasi
Bahan iritan adalah bahan yang karena reaksi kimia dapat
menimbulkan kerusakan atau peradangan atau sensitisasi bila
kontak dengan permukaan tubuh yang lembab seperti kulit, mata,
dan saluran pernapasan. Bahan iritan pada umuninya adalah bahan
korosif.
28. Nama : Flammable Solid
Arti : Padatan yang mudah terbakar.
Contoh : Sulfur, Picric acid, Magnesium
29. Nama : Flammable Liquid
Arti : Cairan yang mudah terbakar.
Contoh : Petrol, Acetone, Benzene.
30. Nama : Flammable Gas
Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada tempat penyimpanan
material gas yang mudah terbakar.
Contoh : Acetelyne, LPG, Hydrogen.
31. Nama : Spontaneously Combustible Substances
Arti : Material yang dapat secara spontan mudah terbakar.
Tindakan : Simpan di tempat yang jauh dari sumber panas atau
sumber api.
Contoh : Carbon, Charcoal-non-activated, Carbon black.
32. Nama : Dengerous When Wet
Arti : Material yang bereaksi cukup keras dengan air..
Contoh : Calcium carbide, Potassium phosphide
33. Non Flammable Gas
Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada
transportasi dan penyimpanan material gas
yang tidak mudah terbakar.
Contoh : Oksigen, Nitrogen, Helium.
40. Klasifikasi Label Untuk Bahan Bahan Berbahaya
KLASIFIKASI KETERANGAN
Class 1 Bahan Peledak (explossive)
Class 2 Gasses, compressed, liquelied or dissolved under
pressure
Class 3 Inflammable liquids
Class 4 (a) Inflammmable solids
Class 4 (b) Inflammmable solids or substances which in contact
with water emit flammable
Class 5 (a) Oxidising substances
Class 5 (b) Organic perosides
Class 6 (a) Poisonous (toxic) substances
Class 6 (b) Infectious substances
Class 7 Radioactive substances
Class 8 corrosives
41. Hal yang perlu diperhatikan saat
bekerja dengan bahan kimia
Hindari kontak langsung dengan bahan
kimia
Hindari menghirup langsung uap bahan
kimia
Dilarang mencicipi atau mencium bahan
kimia kecuali ada perintah khusus (Cukup
mengibaskan ke arah hidung)
Bahan kimia dapat bereaksi langsung
dengan kulit menimbulkan iritasi
44. Kalium Klorat (KClO3)
Kalium klorat merupakan oksidator yang
relatif kuat. Biasanya diproduksi dalam skala
besar untuk industri kembang api korek api,
peledak, dan antiseptik.
Kalium klorat sering digunakan sebagai
komponen pengoksidasi dalam peledak walau
dalam peledak berdaya ledak rendah. Namun,
peledak daya ledak rendah pun, bila ada dalam
jumlah besar, daya ledaknya akan besar pula.
Sebaiknya jauhkan dari asam sulfat dan asam
lainnnya
45. Sifat Fisika dan Kimia Tampilan
KClO3 :
Rumus molekul : KClO3
Massa molar :122.5495 g / mol
Penampilan : Putih kristal atau bubuk
Densitas : 2.34 g/cm3
Titik lebur : 356 °C, 673 °F; 629 K
Titik didih :400 °C, 752 °F, 673 K
Kelarutan dalam air : 3.25 g/100 mL (0 ° C)
7.19 g/100 ml (20 ° C)
8,61 g/100 m: (25 ° C)
57 g/100 mL (100 ° C)
Kelarutan : Larut dalam gliserol, amonia cair
Indeks bias (nD) :1,40835
46. Reaksi
Potassium chlorate can be produced in small
amounts by disproportionation in a sodium
hypochlorite solution followed by metathesis
reaction with potassium chloride:
3 NaClO → 2NaCl + NaClO3
KCl + NaClO3 → NaCl + KClO3
It can also be produced by passing chlorine
gas into a hot solution of caustic potash:
3Cl2(g) + 6KOH (aq) → KClO3 (aq) + 5KCl (aq)
+ 3H2O(l)
48. Kalium Permanganat (KMnO4)
Kalium permanganat (KMnO4) merupakan
alkali kaustik yang akan tersdisosiasi dalam air
membentuk ion permanganat (MnO4-) dan
juga mangan oksida (MnO2) bersamaan
dengan terbentuknya molekul oksigen
elemental.
Kalium permanganat merupakan oksidator
kuat. Sebaiknya kalium permanganat dijauhkan
dari gliserin, etilen glikol, asam sulfat .
49. Sifat Fisika dan Kimia Tampilan
KMnO4 :
Rumus molekul : KMnO4
Massa molar :158,034 g / mol
Penampilan : keunguan
Bau : Tidak berbau
Kepadatan : 2.703 g/cm3
Titik lebur : 240 ° C, 464 ° F, 513 K
Kelarutan dalam air : 63,8 g / L (20 ° C)
250 g / L (65 ° C)
Kelarutan : terurai dalam alkohol
dan pelarut organik
Indeks bias (nD) :1,59
52. Kromium (III) Oksida [Cr2O3]
Kromium (III) oksida adalah senyawa
anorganik dari rumus Cr2O3. Ini adalah
salah satu oksida utama kromium dan
digunakan sebagai pigmen.
53. Sifat Fisika dan Kimia Tampilan
Cr2O3:
Rumus molekul : Cr2O3
Massa molar :151.9904 g / mol
Warna : Hijau - hijau tua,
Bentuk : kristal halus
Densitas : 5.22 g/cm3
Titik lebur : 2.435 °C; 4.415 °F; 2.708 K
Titik didih : 4.000 ° C; 7.230 ° F; 4.270 K
Kelarutan dalam air : tidak larut
Kelarutan dalam alkohol : larut dalam alkohol, aseton, asam
Indeks bias (nD) : 2.551
Bau : tidak berbau
kerapatan relatif (air =1) 5,21
54. Reaksi
Na2Cr2O7 + S → Na2SO4 + Cr2O3
Oksida ini juga dibentuk oleh dekomposisi
garam kromium seperti kromium nitrat atau
oleh dekomposisi eksotermis amonium
dikromat.
(NH4)2Cr2O7 → Cr2O3 + N2 + 4 H2O