Makalah ini membahas tentang lapangan berhingga dengan menjelaskan pengertian dan sifat-sifatnya, serta cara mengkonstruksinya. Pertama, dibahas tentang materi pendukung seperti group siklik, gelanggang, dan ruang vektor. Kemudian dijelaskan bahwa lapangan berhingga memiliki elemen berjumlah pn dengan p bilangan prima dan n bilangan bulat positif. Terakhir, cara mengkonstruksi lapangan berhingga dengan memanfa
Bab 1 membahas tentang grup. Definisi grup dijelaskan sebagai himpunan yang memenuhi sifat tertutup, asosiatif, adanya unsur identitas, dan adanya unsur invers. Contoh grup diantaranya grup bilangan bulat di bawah penjumlahan, grup matriks, dan grup permutasi.
Ringkuman dari dokumen tersebut adalah:
1. Definisi ring polinomial atas suatu ring komutatif R adalah himpunan semua ekspresi polinomial dengan koefisien dari R.
2. Jika R adalah ring, maka himpunan ring polinomial R[x] dengan operasi penjumlahan dan perkalian polinomial adalah ring.
3. Jika D adalah daerah integral, maka ring polinomial D[x] juga merupakan daerah integral.
Dokumen tersebut membahas tentang permutasi dan kombinasi, termasuk definisi, teorema, dan contoh soal latihan. Secara singkat, permutasi adalah jumlah urutan objek, sedangkan kombinasi adalah jumlah pemilihan objek tanpa memperhatikan urutannya. Rumus untuk menghitung jumlah permutasi dan kombinasi diberikan beserta buktinya.
Bab 1 membahas tentang grup. Definisi grup dijelaskan sebagai himpunan yang memenuhi sifat tertutup, asosiatif, adanya unsur identitas, dan adanya unsur invers. Contoh grup diantaranya grup bilangan bulat di bawah penjumlahan, grup matriks, dan grup permutasi.
Ringkuman dari dokumen tersebut adalah:
1. Definisi ring polinomial atas suatu ring komutatif R adalah himpunan semua ekspresi polinomial dengan koefisien dari R.
2. Jika R adalah ring, maka himpunan ring polinomial R[x] dengan operasi penjumlahan dan perkalian polinomial adalah ring.
3. Jika D adalah daerah integral, maka ring polinomial D[x] juga merupakan daerah integral.
Dokumen tersebut membahas tentang permutasi dan kombinasi, termasuk definisi, teorema, dan contoh soal latihan. Secara singkat, permutasi adalah jumlah urutan objek, sedangkan kombinasi adalah jumlah pemilihan objek tanpa memperhatikan urutannya. Rumus untuk menghitung jumlah permutasi dan kombinasi diberikan beserta buktinya.
1. Ring faktor adalah ring yang terbentuk dari ideal suatu ring R, ditandai R/S. Operasinya mempertahankan struktur ring asli.
2. Homomorfisma ring adalah pemetaan yang melestarikan operasi penjumlahan dan perkalian ring. Contohnya pemetaan identitas antara bilangan bulat dan riil.
KOSET GRUP , DALAM MAKALAH INI TERDAPAT PEMBAHASAN TENTANG KOSET GRUP. SELAIN ITU JUGA TERDAPAT SIFAT-SIFAT DAN DEFINSI KOSET KIRI DAN KOSET KANAN. DALAM FILE INI JUGA TERDAPAT PENGERTIAN INDEX SERTA SOAL-SOAL YANG DAPAT DI APLIKASIN DALAM TEOREMA-TEOREMA
Dokumen tersebut membahas tentang koefisien binomial yang merupakan bilangan yang muncul dari hasil penjabaran ekspresi pemangkatan dua variabel seperti (a + b)n. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa koefisien binomial dapat ditentukan menggunakan rumus kombinasi dan dibuktikan menggunakan teorema binomial.
Jawaban latihan soal bagian 2.1 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
Dokumen tersebut membahas tentang grup siklik, termasuk definisi, contoh, teorema, dan latihan soalnya. Grup siklik dijelaskan sebagai grup yang dibangun oleh satu generator, dan subgrup siklik adalah subgrup yang dibangun oleh satu unsur. Beberapa contoh grup siklik dan subgrup siklik diberikan beserta buktinya.
1. Dokumen tersebut membahas prinsip inklusi-eksklusi dalam menghitung banyaknya obyek yang memenuhi beberapa sifat tertentu.
2. Bentuk umum prinsip inklusi-eksklusi ditulis sebagai rumus yang menghitung jumlah obyek tanpa sifat tertentu berdasarkan jumlah obyek dengan berbagai kombinasi sifat.
3. Beberapa contoh penerapan prinsip inklusi-eksklusi untuk
Modul ini membahas tentang matriks dan operasi-operasi aritmatik matriks seperti penjumlahan, perkalian, transpose, dan matriks khusus seperti matriks diagonal, identitas, simetris dan lainnya. Terdapat contoh-contoh soal untuk memperjelas penjelasan.
Dokumen tersebut membahas beberapa buktian matematika terkait bilangan bulat, induksi matematika, dan keterbagian. Secara ringkas, dokumen tersebut membuktikan sifat-sifat dasar operasi bilangan bulat, menggunakan induksi untuk menghitung jumlah, dan membuktikan teorema keterbagian.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan riil dan kompleks. Bilangan kompleks didefinisikan sebagai bilangan berbentuk a + bi, dimana a dan b adalah bilangan riil dan i^2 = -1. Bilangan kompleks dapat digambarkan secara geometris sebagai titik pada bidang kompleks dan operasi aljabar bilangan kompleks memiliki interpretasi geometris.
1. Dokumen tersebut membahas tentang batas atas, batas bawah, infimum, dan supremum dari beberapa himpunan. Terdapat pembuktian bahwa 0 adalah batas bawah S2 dan S2 tidak memiliki batas atas. Juga terdapat pembuktian bahwa inf S2 dan sup S3 ada.
Makalah ini membahas tentang lapangan berhingga. Pembahasannya dimulai dengan penjelasan materi pendukung seperti definisi group siklik dan beberapa teoremanya. Group siklik adalah group yang elemen-elemennya terbentuk dari operasi sebuah generator terhadap diri sendiri. Lapangan berhingga kemudian akan dibahas pengertian, sifat-sifat, sublapangan, dan cara mengkonstruksinya.
1. Ring faktor adalah ring yang terbentuk dari ideal suatu ring R, ditandai R/S. Operasinya mempertahankan struktur ring asli.
2. Homomorfisma ring adalah pemetaan yang melestarikan operasi penjumlahan dan perkalian ring. Contohnya pemetaan identitas antara bilangan bulat dan riil.
KOSET GRUP , DALAM MAKALAH INI TERDAPAT PEMBAHASAN TENTANG KOSET GRUP. SELAIN ITU JUGA TERDAPAT SIFAT-SIFAT DAN DEFINSI KOSET KIRI DAN KOSET KANAN. DALAM FILE INI JUGA TERDAPAT PENGERTIAN INDEX SERTA SOAL-SOAL YANG DAPAT DI APLIKASIN DALAM TEOREMA-TEOREMA
Dokumen tersebut membahas tentang koefisien binomial yang merupakan bilangan yang muncul dari hasil penjabaran ekspresi pemangkatan dua variabel seperti (a + b)n. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa koefisien binomial dapat ditentukan menggunakan rumus kombinasi dan dibuktikan menggunakan teorema binomial.
Jawaban latihan soal bagian 2.1 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
Dokumen tersebut membahas tentang grup siklik, termasuk definisi, contoh, teorema, dan latihan soalnya. Grup siklik dijelaskan sebagai grup yang dibangun oleh satu generator, dan subgrup siklik adalah subgrup yang dibangun oleh satu unsur. Beberapa contoh grup siklik dan subgrup siklik diberikan beserta buktinya.
1. Dokumen tersebut membahas prinsip inklusi-eksklusi dalam menghitung banyaknya obyek yang memenuhi beberapa sifat tertentu.
2. Bentuk umum prinsip inklusi-eksklusi ditulis sebagai rumus yang menghitung jumlah obyek tanpa sifat tertentu berdasarkan jumlah obyek dengan berbagai kombinasi sifat.
3. Beberapa contoh penerapan prinsip inklusi-eksklusi untuk
Modul ini membahas tentang matriks dan operasi-operasi aritmatik matriks seperti penjumlahan, perkalian, transpose, dan matriks khusus seperti matriks diagonal, identitas, simetris dan lainnya. Terdapat contoh-contoh soal untuk memperjelas penjelasan.
Dokumen tersebut membahas beberapa buktian matematika terkait bilangan bulat, induksi matematika, dan keterbagian. Secara ringkas, dokumen tersebut membuktikan sifat-sifat dasar operasi bilangan bulat, menggunakan induksi untuk menghitung jumlah, dan membuktikan teorema keterbagian.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan riil dan kompleks. Bilangan kompleks didefinisikan sebagai bilangan berbentuk a + bi, dimana a dan b adalah bilangan riil dan i^2 = -1. Bilangan kompleks dapat digambarkan secara geometris sebagai titik pada bidang kompleks dan operasi aljabar bilangan kompleks memiliki interpretasi geometris.
1. Dokumen tersebut membahas tentang batas atas, batas bawah, infimum, dan supremum dari beberapa himpunan. Terdapat pembuktian bahwa 0 adalah batas bawah S2 dan S2 tidak memiliki batas atas. Juga terdapat pembuktian bahwa inf S2 dan sup S3 ada.
Makalah ini membahas tentang lapangan berhingga. Pembahasannya dimulai dengan penjelasan materi pendukung seperti definisi group siklik dan beberapa teoremanya. Group siklik adalah group yang elemen-elemennya terbentuk dari operasi sebuah generator terhadap diri sendiri. Lapangan berhingga kemudian akan dibahas pengertian, sifat-sifat, sublapangan, dan cara mengkonstruksinya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang struktur aljabar khususnya grup simetri dan grup siklik.
2. Grup simetri adalah grup dari semua permutasi dari himpunan unsur, sedangkan grup siklik adalah grup yang dibangkitkan oleh satu elemen yang disebut generator.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan definisi, contoh, dan teorema-teorema terkait grup simetri dan grup siklik.
Sebagai bahan refrensi atau bahan dasar membuat rpp pendidikan matematika SMA/SMK kelas X Kurikulum K13 Revisi 2017. silahkan komen jika ada yang ingin ditanyakan terkaait RPP ini. dan mohon saran dan krittiknya untuk menjadikan rpp ini semakin sempurna
1. Dokumen tersebut membahas tentang struktur aljabar khususnya subgrup normal dan grup faktor.
2. Subgrup normal didefinisikan sebagai subgrup H dimana untuk setiap g dalam G dan h dalam H, g-1hg masuk dalam H.
3. Grup faktor G/H didefinisikan sebagai himpunan koset G terhadap H dengan operasi (g1H)*(g2H)= (g1g2)H.
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran matematika tentang eksponen dan logaritma di SMK Negeri 1 Samarinda meliputi:
1. Materi pembelajaran eksponen dan logaritma serta sifat-sifatnya.
2. Pendekatan pembelajaran langsung dan penugasan untuk mencapai tujuan pemahaman konsep.
3. Langkah-langkah pembelajaran meliputi pendahuluan, inti, dan penutup.
Banyak orang menganggap mempelajari kitab Wahyu adalah sulit. Selain karena membicarakan simbol-simbol yang tidak biasa, kitab Wahyu juga memiliki tema-tema yang kompleks. Nah, bagaimana cara terbaik membedah kitab Wahyu?
Mari kita pelajari bersama lebih dahulu 3 pasal pertama dari kitab ini dalam kelas diskusi "Bedah Kitab Wahyu" (BKW) pada 19—26 Juni 2024 melalui grup WA.
Sebelum kelas dimulai, ikuti lebih dahulu pemaparan materinya via Zoom pada:
Rabu, 19 Juni 2024.
- Pagi: pkl. 10.30—12.00 WIB
- Malam: pkl. 19.00—20.30 WIB
Daftarkan diri Anda segera di https://bit.ly/form-mlc.
Kontak:
WA: 0821-3313-3315 (MLC)
E-Mail: kusuma@in-christ.net
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
1. tutur widodo : pend. matematika uns
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................II
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... III
KATA PENGANTAR......................................................................................IV
DAFTAR ISI..................................................................................................... V
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH..................................................................1
B. PEMBATASAN MASALAH ..........................................................................2
C. PERUMUSAN MASALAH ............................................................................2
D. TUJUAN PENULISAN .................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................4
1. MATERI PENDUKUNG ................................................................................4
1.1 Group Siklik ..........................................................................................4
1.2 Gelanggang..........................................................................................8
1.3 Lapangan ............................................................................................16
1.4 Ruang Vektor ......................................................................................21
1.5 Perluasan Lapangan ...........................................................................23
1.6 Suku Banyak (Polinomial) ...................................................................26
2. PEMBAHASAN .........................................................................................33
2.1 Pengertian Lapangan Berhingga.........................................................33
2.2. Sifat – Sifat Lapangan Berhingga.......................................................34
2.3. Sublapangan ......................................................................................38
2.4 Cara Mengkonstruksi Lapangan Berhingga ܨܩሺ
ሻ ...........................39
2.5 Ketunggalan dari Lapangan Berhingga Berorder Sama (up to
Isomorphisma) ...........................................................................................43
2. tutur widodo : pend. matematika uns
viLapangan Berhingga
BAB III PENUTUP..........................................................................................51
A. KESIMPULAN ..........................................................................................51
B. SARAN....................................................................................................51
LAMPIRAN.....................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................56
3. tutur widodo : pend. matematika uns
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lapangan adalah salah satu objek yang dipelajari dalam aljabar abstrak,
salah satu cabang ilmu matematika. Dalam disiplin ilmu matematika sendiri,
lapangan memegang peranan yang sangat penting. Bahkan dalam perkuliahan pun
lapangan memegang peranan penting. Sebagai contoh, ketika belajar kalkulus,
teori bilangan, analisis riil maupun analisis kompleks, lapangan berperan penting
di dalamnya. Mengapa bisa dikatakan demikian. Sebab objek seperti himpunan
bilangan riil ( Թ ), himpunan bilangan kompleks ( ԧ ), himpunan bilangan
rasional ( Է) serta himpunan bilangan bulat modulo p ( Ժ ) dengan operasi
penjumlahan dan perkalian adalah contoh dari lapangan.
Dalam perkuliahan Struktur Aljabar telah dipelajari pengertian awal
tentang lapangan dan beberapa sifatnya. Salah satu objek yang dipelajari di
lapangan yaitu lapangan berhingga. Lapangan berhingga ternyata memiliki sifat-
sifat yang menarik untuk dipelajari, pun lapangan berhingga sendiri memiliki
aplikasi yang cukup luas misalnya di criptografi atau di teorema coding.
Salah satu yang menarik dari lapangan berhingga adalah bahwa dapat
dibuktikan setiap lapangan berhingga memiliki elemen sebanyak pn
dengan p
bilangan prima dan n bilangan bulat positif. Selain itu hal yang menarik penulis
adalah bagaimana mengkonstruksi suatu lapangan berhingga, serta apa saja sifat -
sifat dari lapangan berhingga itu sendiri. Oleh karena itu, berdasarkan latar
belakang tersebut di atas, dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian
lapangan berhingga, sifat - sifat serta cara mengkonstruksinya.
4. tutur widodo : pend. matematika uns
2Lapangan Berhingga
B. Pembatasan Masalah
Pada makalah ini, pembahasan mengenai materi lapangan berhingga
lebih ditekankan pada teori – teori dasar yaitu tentang pengertian dan sifat –
sifatnya. Sedangkan untuk terapannya termasuk mengenai Galois Field tidak
dibahas pada makalah ini. Selain itu, cara mengkonstruksi lapangan berhingga
yang diperkenalkan hanya satu yaitu dengan memanfaatkan gelanggang
polinomial ԺPሾxሿ dan polinomial tak tereduksi pሺxሻ א ԺPሾxሿ. Demikian pula
bagaimana cara mencari polinomial tak tereduksi tersebut tidak dibahas pada
makalah ini.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas , penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah pengertian lapangan berhingga ?
2. Apasaja sifat – sifat yang dimiliki oleh lapangan berhingga?
3. Bagaimana sifat sublapangan dari lapangan berhingga ?
4. Bagaimana cara mengkonstruksi lapangan berhingga sesuai dengan banyak
elemen yang dimuatnya ?
5. tutur widodo : pend. matematika uns
3Lapangan Berhingga
D. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian lapangan berhingga.
2. Mengetahui sifat – sifat lapangan berhingga.
3. Mengetahui sifat sublapangan dari lapangan berhingga.
4. Dapat mengkonstruksi lapangan berhingga sesuai dengan banyak elemen
yang dimuatnya.
6. tutur widodo : pend. matematika uns
4
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum memulai pembahasan tentang lapangan berhingga terlebih dahulu
disajikan materi- materi terkait yang menjadi pendukung, sebagai berikut :
1. Materi Pendukung
1.1 Group Siklik
Definisi 1.1.1 ( Definisi group ) Himpunan tak kosong G disebut group jika di
dalam G terdefinisi satu operasi biner ۩ ( operasi biner yaitu fungsi dari
ܩ ݔ ܩ ke ܩ ) dan dipenuhi sifat – sifat berikut :
1. Untuk setiap ܽ, ܾ, ܿ א ܩ berlaku ܽ۩ሺܾ۩ܿሻ ൌ ሺܽ۩ܾሻ۩ܿ ( Berlaku sifat
assosiatif )
2. Terdapat elemen ݁ א ܩ sedemikian sehingga ܽ א ܩ berlaku ܽ۩݁ ൌ
݁۩ܽ ൌ ܽ ( e disebut elemen identitas di G )
3. Untuk setiap ܽ א ܩ terdapat elemen െܽ א ܩ sedemikian sehingga
ܽ۩ሺെܽሻ ൌ ሺെܽሻ۩ܽ ൌ ݁ (െܽ disebut invers dari ܽ )
(Grillet, 2000 : 8)
Contoh :
Himpunan bilangan bulat Ժ dengan operasi penjumlahan ( + ) yang telah kita
kenal membentuk group.
Definisi 1.1.2 ( Definisi group siklik ) Suatu group G disebut group siklik jika
terdapat elemen ܽ א ܩ sedemikian sehingga ܩ ൌ ሼܽ
| ݊ א Ժሽ.
7. tutur widodo : pend. matematika uns
5Lapangan Berhingga
Elemen ܽ א ܩ yang demikian disebut generator dari G. Selanjutnya group siklik
G yang dibangun oleh ܽ א ܩ dinotasikan ܩ ൌ .ۄܽۃ
(J.A. Galian, 1990 : 66)
Contoh :
ܩ ൌ Ժହ െ ሼ0ሽ ൌ ሼ1, 2, 3, 4ሽ terhadap operasi perkalian di Ժହ adalah contoh group
siklik yang dibangun oleh 3 sebab,
3ଵ
ൌ 3, 3ଶ
ൌ 9 ൌ 4, 3ଷ
ൌ 27 ൌ 2, 3ସ
ൌ 81 ൌ 1.
Definisi 1.1.3 ( Definisi Order ) Misalkan G suatu group, order dari suatu
elemen ߙ א ܩ yaitu bilangan bulat positif terkecil t sedemikian sehingga
ߙ௧
ൌ 1ீ (elemen identitas di G). Order dari elemen ߙ dinotasikan ݀ݎሺߙሻ.
Sedangkan order dari group ܩ menyatakan banyaknya elemen yang ada di
,ܩ dinotasikan |.|ܩ
(Fraleigh, 2000 : 408)
Contoh :
Mengacu contoh dari definisi 1.1.2, diperoleh ||ܩ ൌ 4 dan ݀ݎሺ1ሻ ൌ 1 sebab
1ଵ
ൌ 1 sedangkan ݀ݎሺ2ሻ ൌ 4 karena 2ସ
ൌ 16 ൌ 1.
Teorema 1.1.4 Misalkan ܩ ൌ ۄܽۃ adalah group siklik dengan order n. Maka
ܩ ൌ ܽۃۄ jika dan hanya jika ܤܲܨሺ݊, ݇ሻ ൌ 1.
(J.A. Galian, 1990 : 69)
Bukti :
Untuk membuktikan teorema di atas harus dibuktikan dua pernyataan yaitu:
1. Jika ܩ ൌ ܽۃۄ maka ܤܲܨሺ݊, ݇ሻ ൌ 1
8. tutur widodo : pend. matematika uns
6Lapangan Berhingga
2. Jika ܤܲܨሺ݊, ݇ሻ ൌ 1 maka ܩ ൌ ܽۃۄ
Untuk membuktikan pernyataan 1) digunakan kontradiksi. Andaikan
ܤܲܨሺ݊, ݇ሻ ൌ 1. Diperoleh n = pt dengan t < n dan k = pw dengan w < k.
Maka ሺܽሻ௧
ൌ ሺܽ௪ሻ௧
ൌ ሺܽ௧ሻ௪
ൌ ሺܽሻ௪
ൌ ሺ݁ሻ௪
ൌ ݁.
Jadi, ݀ݎሺܽሻ ݐ ൏ ݊. Karena ܽۃۄ ൌ ቄݔଵ, ݔଶ, … , ݔௗሺೖሻቅ berakibat
|ܽۃ|ۄ ൌ ݀ݎሺܽ
ሻ ݐ ൏ ݊. Dengan kata lain ܽۃۄ ് ,ܩ sehingga ܽ
bukan
generator dari G. Timbul kontradiksi karena diketahui ܩ ൌ ܽۃ.ۄ Jadi, haruslah
ܤܲܨሺ݊, ݇ሻ ൌ 1.
Untuk membuktikan pernyataan 2) digunakan cara langsung. Diketahui
ܤܲܨሺ݊, ݇ሻ ൌ 1 berakibat terdapat ,ݔ ݕ א Ժ sehingga ݊ݔ ݇ݕ ൌ 1. Oleh karena
itu ܽ ൌ ܽ௫ା௬
ൌ ܽ௫
. ܽ௬
ൌ ݁. ܽ௬
ൌ ܽ௬
ൌ ሺܽሻ௬
maka ܽ א ܽۃ.ۄ Karena G
dibangun oleh a berakibat ܩ ك ܽۃ.ۄ Diketahui pula bahwa ܽۃۄ ك .ܩ Jadi,
ܩ ൌ ܽۃ.ۄ
Contoh :
Group ܩ ൌ Ժହ െ ሼ0ሽ ൌ ሼ1, 2, 3, 4ሽ. Telah diketahui bahwa 3 adalah generator dari
G. Berdasarkan teorema 1.1.4 diatas, generator dari G yang lain adalah 3ଷ
ൌ
27 ൌ 2. Hal ini benar karena,
1 ൌ 2ସ
, 2 ൌ 2ଵ
, 3 ൌ 2ଷ
, 4 ൌ 2ଶ
Teorema 1.1.5 Misalkan G adalah group berhingga dengan order n, dengan
sifat setiap bilangan bulat positif d yang membagi habis n, terdapat paling
banyak d solusi dari persamaan ݔௗ
ൌ ࢋ di G. Maka G adalah group siklik. (e
elemen identitas di G)
(Herstein, 1996 : 222)
Bukti :
Misalkan ߰ሺ݀ሻ adalah banyaknya elemen di G yang memiliki order d. Ambil
sebarang d bilangan bulat positif yang membagi habis n. Jika terdapat ܽ א ܩ
9. tutur widodo : pend. matematika uns
7Lapangan Berhingga
dimana ord(a) = d maka himpunan penyelesaian dari persamaan ݔௗ
ൌ ݁ adalah
ሼ݁, ܽ, ܽଶ
, ܽଷ
, … , ܽௗିଵሽ. Sehingga setiap elemen di G yang berorder d mempunyai
bentuk salah satu dari ሼ݁, ܽ, ܽଶ
, ܽଷ
, … , ܽௗିଵሽ. Berdasarkan teorema 1.1.4
diperoleh ߰ሺ݀ሻ ൌ ߶ሺ݀ሻ. (߶ሺ݀ሻ adalah fungsi Euler *). Sedangkan bila tidak
terdapat elemen di G yang berorder d maka ߰ሺ݀ሻ ൌ 0. Oleh karena itu, untuk
setiap d yang membagi habis n berlaku ߰ሺ݀ሻ ߶ሺ݀ሻ.
Karena order dari setiap elemen di G membagi |=|ܩ n maka diperoleh
∑ ߰ሺ݀ሻ ൌ ݊ௗ
ൗ . Dari teori bilangan didapat ∑ ߶ሺ݀ሻ ൌ ݊ௗ
ൗ . Sehingga
߰ሺ݀ሻ ൌ ݊ ൌ ߶ሺ݀ሻ
ௗ
ൗௗ
ൗ
tetapi karena ߰ሺ݀ሻ ߶ሺ݀ሻ, ݀ yang membagi habis n berakibat ߰ሺ݀ሻ ൌ ߶ሺ݀ሻ.
Karena n membagi n maka ߰ሺ݊ሻ ൌ ߶ሺ݊ሻ 1, ini berarti terdapat elemen ݐ א ܩ
yang berorder n. Oleh karena itu, elemen – elemen ݁, ,ݐ ݐଶ
, ݐଷ
, … , ݐିଵ
semuanya
berbeda dan ada di G. Dengan kata lain ܩ ൌ ሼ݁, ,ݐ ݐଶ
, ݐଷ
, … , ݐିଵሽ adalah group
siklik dengan generator t.
Contoh :
ܩ ൌ Ժହ െ ሼ0ሽ ൌ ሼ1, 2, 3, 4ሽ terhadap operasi perkalian di Ժହ membentuk group.
Jelas pula bahwa ||ܩ ൌ 4. Perhatikan 1, 2 dan 4 membagi habis 4 dan persamaan
ݔଵ
ൌ 1 di G mempunyai himpunan penyelesaian { 1 }
ݔଶ
ൌ 1 di G mempunyai himpunan penyelesaian { 1, 4 }
ݔସ
ൌ 1 di G mempunyai himpunan penyelesaian { 1, 2, 3, 4 } = G
Jadi, G memenuhi kondisi pada teorema 1.1.5 sehingga G merupakan group siklik
( telah dibuktikan pada contoh 1 ).
*penjelasan tentang fungsi Euler terdapat di lampiran.
10. tutur widodo : pend. matematika uns
8Lapangan Berhingga
1.2 Gelanggang
Definisi 1.2.1( Definisi Gelanggang ) Himpunan R tak kosong disebut
gelanggang jika di dalam R terdapat dua operasi ( umumnya disimbolkan ( + )
dan ( . )) sedemikian sehingga berlaku :
1. jika ܽ, ܾ א ܴ maka (ܽ ܾሻ א ܴ.
2. ܽ ܾ ൌ ܾ ܽ, ,ܽ ܾ א ܴ.
3. ሺܽ ܾ ሻ ܿ ൌ ܽ ሺܾ ܿሻ, ,ܽ ܾ, ܿ א ܴ.
4. Terdapat elemen 0R א R sehingga 0R + ܽ ൌ ܽ, ܽ א ܴ. Selanjutnya 0R
disebut elemen netral dari R.
5. ܽ א ܴ, terdapat ܾ א ܴ ד ܽ ܾ ൌ 0. Selanjutnya b disebut invers dari ܽ
terhadap penjumlahan di R, biasa ditulis ܾ ൌ െܽ.
6. ,ܽ ܾ א ܴ maka ܽ. ܾ א ܴ.
7. ܽ. ሺܾ. ܿሻ ൌ ሺܽ. ܾሻ. ܿ, ,ܽ ܾ, ܿ א ܴ
8. ܽ. ሺܾ ܿሻ ൌ ܽ. ܾ ܽ. ܿ dan ሺܾ ܿሻ. ܽ ൌ ܾ. ܽ ܿ. ܽ, ,ܽ ܾ, ܿ א ܴ.
Jika terdapat 1R א R, sehingga 1R. ܽ ൌ ܽ. 1ோ ൌ ܽ, ܽ א ܴ . R disebut
gelanggang dengan elemen satuan dan 1R disebut elemen satuan di R.
Apabila di R juga berlaku ܽ. ܾ ൌ ܾ. ܽ, ,ܽ ܾ א ܴ maka R dinamakan
gelanggang komutatif.
( Herstein, 1996 : 126 )
Contoh :
Himpunan bilangan real Թ dengan operasi penjumlahan (+) dan operasi perkalian
(.) yang sudah dikenal membentuk gelanggang.
Definisi 1.2.2 ( Definisi daerah integral ) Misalkan R gelanggang komutatif, R
disebut daerah integral jika untuk setiap ܽ, ܾ א ܴ sedemikian sehingga
ܽ. ܾ ൌ 0ோ mengakibatkan ܽ ൌ 0ோ atau ܾ ൌ 0ோ.
( Herstein, 1996 : 127 )
11. tutur widodo : pend. matematika uns
9Lapangan Berhingga
Contoh :
Himpunan bilangan real Թ adalah gelanggang komutatif yang juga merupakan
daerah integral.
Definisi 1.2.3 ( Definisi ideal ) Misalkan R suatu gelanggang. Himpunan tak
kosong I ك ܴ disebut ideal jika berlaku :
1. I subgroup penjumlahan dari R.
2. ݎ א ܴ, ܽ א ܫ berlaku ܽݎ א ܫ dan ܽݎ א .ܫ
( Herstein, 1996 : 140)
Contoh :
Himpunan ሼ… , െ4, െ2, 0, 2, 4, … ሽ ൌ 2Ժ ؿ Ժ adalah ideal dari gelanggang Ժ.
Definisi 1.2.4 ( Definisi ideal maksimal ) Misalkan M ideal dari gelanggang R.
M disebut ideal maksimal jika ideal lain di R yang memuat M hanyalah M
sendiri atau R.
(Herstein, 1996 : 148)
Contoh :
Himpunan ሼ… , െ6, െ3, 0, 3, 6, … ሽ ൌ 3Ժ adalah ideal maksimal dari
gelanggang Ժ.
12. tutur widodo : pend. matematika uns
10Lapangan Berhingga
Lemma 1.2.5 Misalkan R gelanggang dan I ideal dari R, maka ܴ
ܫൗ ൌ
ሼݎ ܫ | ݎ א ܴሽ merupakan gelanggang terhadap operasi yang didefinisikan
sebagai berikut :
untuk setiap ݎଵ ܫ ݀ܽ݊ ݎଶ ܫ א ܴ
ܫൗ ,
ሺݎଵ ܫ ሻ ሺݎଶ ܫሻ ൌ ሺݎଵ ݎଶሻ ܫ dan ሺݎଵ ܫ ሻ כ ሺݎଶ ܫሻ ൌ ሺݎଵݎଶሻ ܫ
(Herstein, 1990 : 135)
Bukti :
Pertama dibuktikan operasi (+) dan (*) yang didefinisikan di atas well defined.
Yaitu harus ditunjukkan untuk setiap ܽଵ ,ܫ ܽଶ ܫ , ܾଵ ,ܫ ܾଶ ܫ א ܴ
ܫൗ jika
ܽଵ ܫ ൌ ܽଶ ܫ dan ܾଵ ܫ ൌ ܾଶ ܫ maka
ሺܽଵ ܫሻ ሺܾଵ ܫሻ ൌ ሺܽଵ ܾଵሻ ܫ ൌ ሺܽଶ ܾଶሻ ܫ ൌ ሺܽଶ ܫሻ ሺܾଶ ܫሻ
serta,
ሺܽଵ ܫሻ כ ሺܾଵ ܫሻ ൌ ሺܽଵܾଵሻ ܫ ൌ ሺܽଶܾଶሻ ܫ ൌ ሺܽଶ ܫሻ כ ሺܾଶ ܫሻ.
Untuk keperluan di atas terlebih dahulu dibuktikan pernyataan berikut :
Untuk setiap ݐ ܫ ݀ܽ݊ ݓ ܫ א ܴ
ܫൗ , ݐ ܫ ൌ ݓ ܫ jika dan hanya jika
ሺݐ െ ݓሻ א .ܫ
ฺ Jika ݐ ܫ ൌ ݓ ܫ berakibat untuk ݐ ݅ א ݐ ܫ terdapat ݓ ݅כ א ݓ ܫ
dengan ݅, ݅כ א ,ܫ sehingga berlaku ݐ ݅ ൌ ݓ ݅כ atau ݐ െ ݓ ൌ ሺെ݅ ݅כሻ א .ܫ
ู Jika ሺݐ െ ݓሻ א ܫ berakibat ݐ െ ݓ ൌ ݅, ݅ א .ܫ Sehingga diperoleh ݐ ൌ ݓ ݅
dan berikutnya diperoleh ݐ ܫ ൌ ሺݓ ݅ሻ ܫ atau ݐ ܫ ൌ ݓ .ܫ
Sekarang kembali kepermasalahan, jika ܽଵ ܫ ൌ ܽଶ ܫ berakibat ሺܽଵ െ ܽଶሻ א ܫ
demikian pula jika ܾଵ ܫ ൌ ܾଶ ܫ berakibat ሺܾଵ െ ܾଶሻ א ܫ sehingga diperoleh,
൫ሺܽଵ ܾଵሻ െ ሺܽଶ ܾଶሻ൯ ൌ ൫ሺܽଵ െ ܽଶሻ ሺܾଵ െ ܾଶሻ൯ א ܫ .
Akibatnya ሺܽଵ ܾଵሻ ܫ ൌ ሺܽଶ ܾଶሻ .ܫ
14. tutur widodo : pend. matematika uns
12Lapangan Berhingga
ൌ ሺݎଵݎଶݎଷሻ ܫ ൌ ൫ݎଵሺݎଶݎଷሻ൯ ܫ
ൌ ሺݎଵ ܫሻ כ ൫ሺݎଶݎଷሻ ܫ൯
ൌ ሺݎଵ ܫሻ כ ൫ሺݎଶ ܫሻ כ ሺݎଷ ܫሻ൯ ൌ ܽ כ ሺܾ כ ܿሻ
8. ሺܽ ܾሻ כ ܿ ൌ ൫ሺݎ1 ܫሻ ሺݎ2 ܫሻ൯ כ ሺݎଷ ܫ ሻ
ൌ ൫ሺݎଵ ݎଶሻ ܫ൯ כ ሺݎଷ ܫ ሻ
ൌ ൫ሺݎଵݎଶሻݎଷ൯ ܫ ൌ ൫ሺݎଵݎଷሻ ሺݎଵݎଷሻ൯ ܫ
ൌ ሺݎଵݎଷሻ I ሺݎଵݎଷሻ ܫ ൌ ܽ כ ܿ ܾ כ ܿ
dan
ܽ כ ሺܾ ܿሻ ൌ ሺݎଵ ܫ ሻ כ ൫ሺݎ2 ܫሻ ሺݎ3 ܫሻ൯
ൌ ሺݎଵ ܫ ሻ כ ൫ሺݎଶ ݎଷሻ ܫ൯
ൌ ൫ݎଵሺݎଶݎଷሻ൯ ܫ ൌ ൫ሺݎଵݎଶሻ ሺݎଵݎଷሻ൯ ܫ
ൌ ሺݎଵݎଶሻ I ሺݎଵݎଷሻ ܫ ൌ ܽ כ ܾ ܽ כ ܿ
Berdasarkan sifat – sifat 1 sampai 8, terbukti bahwa ܴ
ܫൗ adalah gelanggang.
Contoh :
Telah diketahui bahwa Ժ adalah gelanggang dan 2Ժ merupakan ideal dari Ժ.
Berdasarkan lemma 1.2.5 di atas diperoleh Ժ
2Ժൗ ൌ ሼሾ0ሿ, ሾ1ሿሽ ൌ Ժଶ merupakan
suatu gelanggang.
Catatan : Ժ adalah himpunan bilangan bulat modulo n. Operasi penjumlahan
dan perkalian di Ժ seperti yang telah dipelajari di teori bilangan.
Definisi 1.2.6 ( Definisi homomorphisma ) Misalkan R dan R’ suatu gelanggang,
pemetaan ݂ dari R ke R’ disebut homomorphisma jika berlaku :
1. ݂ሺܽ ܾሻ ൌ ݂ሺܽሻ ݂ሺܾሻ
2. ݂ሺܾܽሻ ൌ ݂ሺܽሻ݂ሺܾሻ
untuk setiap ܽ, ܾ א ܴ.
(Herstein, 1990 : 131)
15. tutur widodo : pend. matematika uns
13Lapangan Berhingga
Didefinisikan pula Kernel dari ݂ dinotasikan ݎ݁ܭሺ݂ሻ, yaitu
ݎ݁ܭሺ݂ሻ ൌ ሼݔ א ܴ | ݂ሺݔሻ ൌ 0ோᇲ ሺ݈݁݁݉݁݊ ݈݊݁ܽݎݐ ݀݅ ܴԢሻሽ. Sedangkan bayangan
dari ݂ dinotasikan ݉ܫሺ݂ሻ didefinisikan ݉ܫሺ݂ሻ ൌ ሼݕ א ܴᇱ
| ݔ א ܴ ד ݂ሺݔሻ ൌ ݕሽ.
Apabila ݂ suatu homomorphisma dan sekaligus injektif, ݂ disebut
isomorphisma. Selanjutnya gelanggang R dan R’ disebut isomorphic jika terdapat
isomorphisma dari R onto R’. Gelanggang R isomorphic dengan R’ disimbolkan
ܴ ؆ ܴԢ.
Lemma 1.2.7 Misalkan R gelanggang dan M ideal dari R, didefinisikan
pemetaan ݂ ܴ ՜ ܴ
ܯൗ yaitu ݂ሺܽሻ ൌ ܽ ,ܯ ܽ א ܴ maka ݂ suatu
homomorphisma dari R onto ܴ
ܯൗ .
(Herstein 1990 :135 )
Bukti :
Pertama, dibuktikan ݂ well defined. Untuk itu, ambil sebarang ܽ, ܾ א ܴ dengan
ܽ ൌ ܾ akan ditunjukkan ݂ሺܽሻ ൌ ݂ሺܾሻ. Perhatikan, karena ܽ െ ܾ ൌ 0ோ(elemen
netral di R) dan M ideal di R berakibat ሺܽ െ ܾሻ א ܯ sehingga ݂ሺܽሻ ൌ ܽ ܯ ൌ
ܾ ܯ ൌ ݂ሺܾሻ. Jadi, ݂ well defined.
Untuk membuktikan ݂ suatu homomorphisma ambil sebarang ܽ, ܾ א ܴ.
Perhatikan,
݂ሺܽ ܾሻ ൌ ሺܽ ܾሻ ܯ ൌ ሺܽ ܯሻ ሺܾ ܯሻ ൌ ݂ሺܽሻ ݂ሺܾሻ, serta
݂ሺܾܽሻ ൌ ሺܾܽሻ ܯ ൌ ሺܽ ܯሻ כ ሺܾ ܯሻ ൌ ݂ሺܽሻ כ ݂ሺܾሻ .
Terbukti ݂ homomorphisma.
Untuk membuktikan ݂ surjektif, ambil sebarang ܿ א ܴ
ܯൗ berarti c dapat
dinyatakan c = r + M untuk suatu ݎ א ܴ. Dengan kata lain ܿ ൌ ݂ሺݎሻ. Jadi, ݂
surjektif.
Jadi, terbukti ݂ homomorphisma dari R onto ܴ
ܯൗ .
16. tutur widodo : pend. matematika uns
14Lapangan Berhingga
Teorema 1.2.8 Misalkan R dan R’ gelanggang. Jika pemetaan ݂ ܴ ՜ ܴԢ
adalah suatu homomorphisma, maka ܴ
ܫൗ ؆ ݉ܫሺ݂ሻ dengan ܫ ൌ ݎ݁ܭሺ݂ሻ.
(Herstein,1990 :135 )
Bukti :
Untuk menunjukkan ܴ
ܫൗ ؆ ݉ܫሺ݂ሻ berarti harus ditunjukkan terdapat
isomorphisma dari ܴ
ܫൗ onto ݉ܫሺ݂ሻ. Terlebih dahulu dibuktikan bahwa
ܫ ൌ ݎ݁ܭሺ݂ሻ ideal dari R. Berdasarkan definisi kernel, didapat ܫ ك ܴ dan karena
݂ homomorphisma berlaku ݂ሺ0ோሻ ൌ 0ோᇱ jadi ܫ ് . Selanjutnya ambil sebarang
ܽ, ܾ א ܫ dan sebarang ݎ א ܴ maka berlaku,
݂ሺܽ െ ܾሻ ൌ ݂൫ܽ ሺെܾሻ൯ ൌ ݂ሺܽሻ ݂ሺെܾሻ ൌ ݂ሺܽሻ ൫െ݂ሺܾሻ൯
ൌ 0ோᇱ 0ோᇱ ൌ 0ோᇱ
Jadi, ሺܽ െ ܾሻ א .ܫ
݂ሺܽݎሻ ൌ ݂ሺܽሻ כ ݂ሺݎሻ ൌ 0ோᇱ כ 0ோᇱ ൌ 0ோᇱ serta berlaku pula
݂ሺܽݎሻ ൌ ݂ሺݎሻ כ ݂ሺܽሻ ൌ 0ோᇱ כ 0ோᇱ ൌ 0ோᇱ
Sehingga ܽ,ݎ ܽݎ א .ܫ Oleh karena itu, terbukti I ideal dari R.
Dari lemma 1.2.7 diperoleh, terdapat homomorphisma ߮ dari R onto ܴ
ܫൗ yaitu
߮ሺݎሻ ൌ ݎ .ܫ Selanjutnya didefinisikan pemetaan ߬ ܴ
ܫൗ ՜ ݉ܫሺ݂ሻ yaitu
߬ሺܽሻ ൌ ߬൫߮ሺݎሻ൯ ൌ ݂ሺݎሻ untuk setiap ܽ א ܴ
ܫൗ dan suatu ݎ א ܴ. Akan
dibuktikan bahwa ߬ adalah isomorphisma dari ܴ
ܫൗ onto ݉ܫሺ݂ሻ.
Pertama, dibuktikan bahwa pemetaan ߬ well defined. Untuk itu ambil sebarang
ܽ, ܾ א ܴ
ܫൗ dengan ܽ ൌ ܾ. Karena ߮ surjektif, berarti ܽ ൌ ߮ሺݎଵሻ dan ܾ ൌ ߮ሺݎଶሻ
untuk suatu ݎଵ ,ݎଶ א ܴ. Sehingga ݎଵ ܫ ൌ ߮ሺݎଵሻ ൌ ߮ሺݎଶሻ ൌ ݎଶ ܫ berakibat
ሺݎଵ െ ݎଶሻ א ܫ atau ݎଵ െ ݎଶ ൌ ݅ ݎଵ ൌ ݅ ݎଶ untuk suatu ݅ א .ܫ Oleh karena itu
diperoleh,
݂ሺݎଵሻ ൌ ݂ሺ݅ ݎଶሻ ൌ ݂ሺ݅ሻ ݂ሺݎଶሻ ൌ 0ோᇱ ݂ሺݎଶሻ ൌ ݂ሺݎଶሻ.
17. tutur widodo : pend. matematika uns
15Lapangan Berhingga
Jadi, ߬ሺܽሻ ൌ ߬൫߮ሺݎଵሻ൯ ൌ ݂ሺݎଵሻ ൌ ݂ሺݎଶሻ ൌ ߬൫߮ሺݎଶሻ൯ ൌ ߬ሺܾሻ. Sehingga terbukti
߬ well defined.
Kedua, ditunjukkan ߬ suatu homomorphisma. Untuk itu ambil sebarang ܽ, ܾ א ܴ
ܫൗ
sehingga dapat dinyatakan ܽ ൌ ߮ሺݎଵሻ dan ܾ ൌ ߮ሺݎଶሻ untuk suatu ݎଵ , ݎଶ א ܴ.
Diperoleh pula ሺܽ ܾሻ ൌ ߮ሺݎଵሻ ߮ሺݎଶሻ ൌ ߮ሺݎଵ ݎଶሻ dan
ሺܾܽሻ ൌ ߮ሺݎଵሻ כ ߮ሺݎଶሻ ൌ ߮ሺݎଵݎଶሻ
Perhatikan,
߬ሺܽ ܾሻ ൌ ߬൫߮ሺݎଵ ݎଶሻ൯ ൌ ݂ሺݎଵ ݎଶሻ ൌ ݂ሺݎଵሻ ݂ሺݎଶሻ ൌ ߬ሺܽሻ ߬ሺܾሻ serta
߬ሺܾܽሻ ൌ ߬ሺ߮ሺݎଵݎଶሻ ሻ ൌ ݂ሺݎଵݎଶሻ ൌ ݂ሺݎଵሻ כ ݂ሺݎଶሻ ൌ ߬ሺܽሻ כ ߬ሺܾሻ .
Terbukti, ߬ homomorphisma.
Terakhir, tinggal ditunjukkan ߬ injektif sekaligus surjektif.
Untuk menunjukkan ߬ injektif , ambil sebarang ܽ, ܾ א ܴ
ܫൗ sehingga dapat
dinyatakan ܽ ൌ ߮ሺݎଵሻ dan ܾ ൌ ߮ሺݎଶሻ untuk suatu ݎଵ , ݎଶ א ܴ. Jika ߬ሺܽሻ ൌ ߬ሺܾሻ
harus ditunjukkan ܽ ൌ ܾ. Karena ߬ሺܽሻ ൌ ݂ሺݎଵሻ dan ߬ሺܾሻ ൌ ݂ሺݎଶሻ serta ߬ሺܽሻ ൌ
߬ሺܾሻ berakibat ݂ሺݎଵሻ ൌ ݂ሺݎଶሻ. Sehingga ݂ሺݎଵ െ ݎଶሻ ൌ ݂ሺݎଵሻ െ ݂ሺݎଶሻ ൌ 0ோᇱ. Oleh
karena itu, ሺݎଵ െ ݎଶሻ א .ܫ Hal ini berakibat ݎଵ ܫ ൌ ݎଶ ܫ yang berarti
ܽ ൌ ߮ሺݎଵሻ ൌ ݎଵ ܫ ൌ ݎଶ ܫ ൌ ߮ሺݎଶሻ ൌ ܾ. Jadi, terbukti ߬ injektif.
Untuk menunjukkan ߬ surjektif, ambil sebarang ݐ א ݉ܫሺ݂ሻ akan ditunjukkan
terdapat ܽ א ܴ
ܫൗ sedemikian hingga ߬ሺܽሻ ൌ .ݐ Perhatikan, karena ݐ א ݉ܫሺ݂ሻ
berarti ݎ א ܴ sedemikian hingga berlaku ݂ሺݎሻ ൌ .ݐ Demikian pula dengan
memanfaatkan homomorphisma ߮, ݓ א ܴ
ܫൗ sehingga ߮ሺݎሻ ൌ .ݓ Oleh karena
itu pilih ܽ ൌ ,ݓ sehingga berlaku ߬ሺܽሻ ൌ ߬ሺݓሻ ൌ ߬൫߮ሺݎሻ൯ ൌ ݂ሺݎሻ ൌ .ݐ Terbukti
߬ surjektif.
Oleh karena itu, ߬ adalah isomorphisma dari ܴ
ܫൗ onto ݉ܫሺ݂ሻ yang berarti
ܴ
ܫൗ ؆ ݉ܫሺ݂ሻ.
18. tutur widodo : pend. matematika uns
16Lapangan Berhingga
1.3 Lapangan
Definisi 1.3.1( Definisi Lapangan ) Gelanggang F disebut lapangan jika berlaku
sifat – sifat sebagai berikut :
1. F gelanggang komutatif dan F memiliki elemen satuan.
2. Setiap elemen tak nol di F memiliki invers terhadap operasi perkalian di F.
(Grillet, 2000:116)
Contoh :
Himpunan bilangan rasional Է dan himpunan bilangan real Թ dengan operasi
penjumlahan dan operasi perkalian yang telah dikenal membentuk lapangan.
Definisi 1.3.2( Definisi Sublapangan ) Misalkan F suatu lapangan dan ് ܶ ك
.ܨ T disebut sublapangan dari F jika T sendiri membentuk lapangan terhadap
operasi penjumlahan dan perkalian yang ada di F.
(Grillet, 2000:118)
Contoh :
Himpunan Է adalah sublapangan dari lapangan Թ.
Teorema 1.3.3 Misalkan R gelanggang komutatif dengan elemen satuan, dan M
ideal maksimal dari R, maka ܴ
ܯൗ = {r + M | r א ܴ} adalah lapangan.
(Herstein, 1996 : 149)
Bukti :
Untuk menunjukkan ܴ
ܯൗ lapangan, harus dibuktikan ܴ
ܯൗ adalah gelanggang
komutatif dengan elemen satuan serta setiap elemen tak nol di ܴ
ܯൗ memiliki
invers terhadap operasi perkalian di ܴ
ܯൗ .
19. tutur widodo : pend. matematika uns
17Lapangan Berhingga
Apabila (+) dan (*) menyatakan operasi seperti pada lemma 1.2.5 maka telah
dibuktikan ൫ܴ
ܯൗ , , כ൯ adalah gelanggang. Selanjutnya akan ditunjukkan ܴ
ܯൗ
komutatif dan memiliki elemen satuan. Perhatikan,
untuk setiap ሺܽ ܯሻ, ሺܾ ܯሻ א ܴ
ܯൗ , ܽ, ܾ א ܴ berlaku,
ሺܽ ܯሻ כ ሺܾ ܯሻ ൌ ሺܾܽሻ ܯ ൌ ሺܾܽሻ ܯ ൌ ሺܾ ܯሻ כ ሺܽ ܯሻ.
Misalkan pula, 1ோ elemen satuan di R. Sehingga ሺ1ோ ܯሻ א ܴ
ܯൗ dan untuk
setiap ሺܽ ܯሻ א ܴ
ܯൗ berlaku ሺܽ ܯሻ כ ሺ1ோ ܯሻ ൌ ሺ1ோ ܯሻ כ ሺܽ ܯሻ ൌ
ሺ1ோܽሻ ܯ ൌ ܽ .ܯ Berarti 1ோ ܯ adalah elemen satuan di ܴ
ܯൗ .
Jadi, terbukti ܴ
ܯൗ gelanggang komutatif dengan elemen satuan.
Oleh karena itu, tinggal dibuktikan untuk setiap elemen tak nol di ܴ
ܯൗ memiliki
invers. Untuk keperluan ini, sebelumnya dibuktikan terlebih dahulu ideal di ܴ
ܯൗ
hanya { M } dan ܴ
ܯൗ . Untuk membuktikannya andaikan terdapat ideal lain misal
N di ܴ
ܯൗ harus ditunjukkan N = { M } atau N = ܴ
ܯൗ .
Ambil sebarang N ideal di ܴ
ܯൗ . Apabila N = { M } maka terbukti, oleh karena
itu andaikan ܰ ് ሼ ܯ ሽ. Ini berarti terdapat elemen ݊ ൌ ሺݐ ܯሻ א ܰ dengan
ݐ א ܴ tetapi ݐ ב .ܯ
Berdasarkan lemma 1.2.7 terdapat homomorphisma ݂ ܴ ՜ ܴ
ܯൗ yaitu
݂ሺݎሻ ൌ ݎ ,ܯ ݎ א ܴ. Selanjutnya misalkan ܶ ൌ ሼݐ א ܴ | ݂ሺݐሻ א ܰሽ berarti
ܶ ് ܯ dan ܯ ؿ ܶ. Akan dibuktikan T ideal dari R.
Jelas T tak kosong dan ܶ ك ܴ. Demikian pula untuk sebarang ܽ, ܾ א ܶ diperoleh
݂ሺܽ െ ܾሻ ൌ ݂൫ܽ ሺെܾሻ൯ ൌ ݂ሺܽሻ ݂ሺെܾሻ ൌ ݂ሺܽሻ ሺെ݂ሺܾሻሻ. Karena N ideal,
berakibat ሺ݂ሺܽሻ ሺെ݂ሺܾሻሻሻ א ܰ sehingga ሺܽ െ ܾሻ א ܶ.
Selanjutnya, ambil sebarang ݎ א ܴ dan ܽ א ܶ diperoleh,
݂ሺܽݎሻ ൌ ሺܽݎሻ ܯ ൌ ሺܽ ܯሻ כ ሺݎ ܯሻ karena N ideal dan ሺܽ ܯሻ א ܰ serta
ሺݎ ܯሻ א ܴ
ܯൗ berakibat ݂ሺܽݎሻ ൌ ൫ሺܽ ܯሻ כ ሺݎ ܯሻ൯ א ܰ.
20. tutur widodo : pend. matematika uns
18Lapangan Berhingga
Jadi, ܽݎ ൌ ܽݎ א ܶ. Terbukti T ideal di R. Karena ܯ ؿ ܶ dan M ideal maksimal
serta ܶ ് ܯ berakibat ܶ ൌ ܴ.
Sekarang ambil sebarang א ܴ
ܯൗ berarti dapat ditulis ൌ ݎ ,ܯ untuk suatu
ݎ א ܴ ൌ ܶ. Jadi, ܰ ד ݂ሺݎሻ ൌ ݎ ܯ ൌ . Sehingga ܴ
ܯൗ ك ܰ , padahal diketahui
pula ܰ ك ܴ
ܯൗ . Jadi, terbukti ܴ
ܯൗ ൌ ܰ. Oleh karena itu, ideal di ܴ
ܯൗ hanya
{ M } dan ܴ
ܯൗ .
Sekarang kembali ke tujuan awal yaitu membuktikan setiap elemen tak nol di
ܴ
ܯൗ memiliki invers. Oleh karena itu, ambil sebarang ܽ ൌ ሺݎ ܯሻ א
ܴ
ܯൗ tetapi ܽ ് .ܯ ( Perhatikan, elemen nol atau elemen netral di ܴ
ܯൗ
adalah M ). Mudah dibuktikan bahwa ܹ ൌ ൛ܽ כ ݔ | ݔ א ܴ
ܯൗ ൟ adalah ideal di
ܴ
ܯൗ . Perhatikan pula bahwa,
ܽ ൌ ൫ܽ כ ሺ1ோ ܯሻ൯ א ܹ. Jadi, ܹ ് ሼܯሽ, berarti ܹ ൌ ܴ
ܯൗ . Karena
ሺ1ோ ܯሻ א ܴ
ܯൗ ൌ ܹ berarti 1ோ ܯ ൌ ܽ כ ݔ untuk suatu ݔ א ܴ
ܯൗ . Dengan
kata lain, ݔ invers dari a.
Jadi, terbukti setiap elemen tak nol di ܴ
ܯൗ memiliki invers. Sebelumnya juga
telah dibuktikan ܴ
ܯൗ adalah gelanggang komutatif dengan elemen satuan.
Sehingga terbukti ܴ
ܯൗ adalah lapangan.
Contoh :
Pada contoh dari lemma1.2.5, Ժ
2Ժൗ adalah suatu gelanggang. Tetapi karena 2Ժ
adalah ideal maksimal dari Ժ diperoleh Ժ
2Ժൗ merupakan lapangan.
Teorema 1.3.4 Daerah integral berhingga adalah lapangan.
(Herstein, 1990 : 127 )
21. tutur widodo : pend. matematika uns
19Lapangan Berhingga
Bukti :
Misalkan D adalah daerah integral berhingga dan ||ܦ ൌ ݊. Misalkan pula
D ={d1, d2, d3, ... ,dn} dimana di = dj jika dan hanya jika i = j. Untuk
membuktikan D suatu lapangan harus ditunjukkan bahwa D memiliki elemen
satuan dan setiap elemen tak nol di D memiliki invers.
Ambil elemen x ് 0D א .ܦPerhatikan bahwa xd1, xd2, xd3, . . . ., xdn semuanya ada
di D dan klaim bahwa semuanya berbeda. Andaikan ݀, ݀, ד ݀ݔ ൌ ݀ݔ,
dengan ݅ ് ݆ diperoleh, ݀ݔ െ ݀ݔ ൌ 0 sehingga ݔ൫ ݀ െ ݀൯ ൌ 0. Karena D
daerah integral dan ݔ ് 0D, maka haruslah di – dj = 0D atau di = dj. Timbul
kontradiksi karena i ് ݆, sehingga terbukti xd1, xd2, xd3, . . . ., xdn semuanya
berbeda. Dengan kata lain, dapat ditulis D = { xd1, xd2, xd3, . . . ., xdn }. Padahal
ݔ א ,ܦ sehingga ݔ ൌ ݀ݔ untuk suatu ݀ א .ܦ Klaim bahwa ݀ adalah
elemen identitas dari D. Ambil sebarang elemen ܽ א ,ܦ dapat ditulis
ܽ ൌ ݀ݔ , untuk suatu ݀ א .ܦ Perhatikan, ܽ݀ ൌ ݀ݔ ݀ ൌ ݀ݔ݀ ൌ ݀ݔ ൌ ܽ
Karena D komutatif, diperoleh ܽ ൌ ܽ݀ ൌ ݀ܽ . Berarti ݀ adalah elemen
satuan di D.
Selanjutnya ditunjukkan setiap elemen taknol di D memiliki invers. Perhatikan
kembali bahwa ݀ א ܦ sehingga ݀ ൌ ݀ݔ, untuk suatu ݀ א .ܦ Jadi, ݀ adalah
invers dari x. Terbukti bahwa D adalah lapangan.
Definisi 1.3.5 ( Definisi Sublapangan Prima ) Sublapangan terkecil dari
lapangan F disebut sublapangan prima.
(Robinson, 2003 : 185)
Dengan kata lain sublapangan prima adalah irisan dari seluruh sublapangan yang
ada di F. Lapangan yang sama dengan sublapangan primanya disebut lapangan
prima.
22. tutur widodo : pend. matematika uns
20Lapangan Berhingga
Definisi 1.3.6 ( Definisi karakteristik gelanggang ) Misal R gelanggang, dan n
adalah bilangan bulat positif sedemikian sehingga ݊ݎ ൌ 0ோ, ݎ א ܴ. Bilangan
terkecil n yang memenuhi sifat tersebut dinamakan karakteristik dari R, dan R
dikatakan memiliki karakteristik n. Apabila bilangan bulat positif yang demikian
tidak ada, dikatakan R memiliki karakteristik 0.
(Rudolf Lidl, 1994 : 16)
Contoh :
Ժ adalah contoh gelanggang dengan karakteristik 0, sedangkan Ժଶ adalah contoh
gelanggang dengan karakteristik 2.
Lemma 1.3.7 Jika R adalah gelanggang dengan karakteristik p, p bilangan
prima. Maka untuk setiap ߙ, ߚ ߳ ܴ ܾ݁ݑ݈݇ܽݎ ሺߙ ߚሻ
ൌ ߙ
ߚ
.
(Rudolf Lidl, 1994 : 16)
Bukti :
Berdasarkan Binomial Newton didapat,
ሺߙ ߚሻ
ൌ ߙ
ቀ
݅
ቁ ߙି
ߚ
ߚ
ିଵ
ୀଵ
Perhatikan, ൫
൯ adalah bilangan bulat serta
ቀ
݅
ቁ ൌ
. ሺ െ 1ሻ. ሺ െ 2ሻ … ሺ െ ݅ 1ሻ
݅. ሺ݅ െ 1ሻ. ሺ݅ െ 2ሻ … 2.1
Karena p bilangan prima dan 1 ݅ ൏ maka faktor p pada pembilang tidak
dapat dihilangkan. Dengan kata lain ൫
൯ merupakan kelipatan p.
23. tutur widodo : pend. matematika uns
21Lapangan Berhingga
Hal ini berakibat ∑ ൫
൯ߙି
ߚିଵ
ୀଵ merupakan kelipatan p. Karena p karakteristik
dari R diperoleh ∑ ൫
൯ߙି
ߚିଵ
ୀଵ ൌ 0ோ. Oleh karena itu, ሺߙ ߚሻ
ൌ ߙ
ߚ
.
Contoh :
Di Ժଷ diperoleh, ሺݔ 1ሻଷ
ൌ ݔଷ
3ݔଶ
3ݔ 1 ൌ ݔଷ
1ଷ
.
Teorema 1.3.8 Lapangan prima dengan karakteristik p ≠ 0 isomorphic dengan
Ժ.
(Robinson, 2003 : 186)
Bukti :
Ambil sebarang lapangan prima F dengan karakteristik p ≠ 0.
Konstruksi homomorphisma,
߮ Ժ ՜ ܨ
dengan definisi ߮ሺ݊ሻ ൌ ݊1ி, ݊ א Ժ.
Perhatikan bahwa ߮ሺ݊ሻ ൌ 0ி, jika dan hanya jika ݊ adalah kelipatan p. Sehingga
Ker(߮) = pԺ , berdasarkan teorema 1.2.8 diperoleh
Im(߮ሻ ؆ Ժ
Ժൗ ൌ Ժ
Jadi, Ժ isomorphic dengan Im(߮ሻ sublapangan dari F. Tetapi F lapangan prima
sehingga terbukti F = Im(߮ሻ ؆ Ժ.
1.4 Ruang Vektor
Definisi 1.4.1( Definisi bergantung linier dan bebas linier ) Diberikan ruang
vektor V. Himpunan S = { v1, v2, . . . .vn } subset V disebut bergantung linier
jika terdapat scalar ߣଵ, ߣଶ, … . , ߣ yang tidak semuanya nol, sedemikian
sehingga
ߣଵ. ݒଵ ߣଶ. ݒଶ … . ߣ. ݒ ൌ 0
24. tutur widodo : pend. matematika uns
22Lapangan Berhingga
Apabila himpunan S = { v1, v2, . . . .vn } tidak bergantung linier, maka himpunan
S = { v1, v2, . . . .vn } disebut bebas linier.
(Herstein, 1990 : 178)
Definisi 1.4.2 ( Definisi merentang / spanning ) Himpunan S = {v1, v2, . . . .vn}
subset ruang vektor V disebut merentang V, dinotasikan V = span( S ) jika untuk
setiap ݔ א ܸ dapat dinyatakan dalam bentuk ݔ ൌ ߣଵ. ݒଵ ߣଶ. ݒଶ … . ߣ. ݒ,
dengan ߣଵ, ߣଶ, … . , ߣ suatu scalar.
(Herstein, 1990 : 179)
Definisi 1.4.3( Definisi basis ) Himpunan S = {v1,v2, . . . .vn} subset ruang vektor
V disebut basis dari V jika S bebas linier dan S merentang V.
(Herstein, 1990 : 180)
Lemma 1.4.4 Apabila {v1, v2, . . . ,vn } adalah basis dari V maka untuk setiap
ݒ ߳ ܸ , penyajian ݒ ൌ ߣଵ. ݒଵ ߣଶ. ݒଶ … . ߣ. ݒ ݀݁݊݃ܽ݊ ߣ ݎ݈ܽܽ݇ݏ
adalah tunggal (unik).
(Herstein, 1990 : 178)
Bukti :
Andaikan ݒ Ԗ ܸ, dimana penyajian ݒ ൌ ߣଵ. ݒଵ ߣଶ. ݒଶ … . ߣ. ݒ tidak
tunggal. Katakanlah ݒ ൌ ߣଵ. ݒଵ ߣଶ. ݒଶ … . ߣ. ݒ
dan
ݒ ൌ ߤଵ. ݒଵ ߤଶ. ݒଶ … . ߤ. ݒ,
dimana terdapat ݅ ߳ ሼ1, 2, … , ݊ሽ, sehingga ߣ ് ߤ. Selanjutnya diperoleh
0 ൌ ݒ െ ݒ ൌ ሺߣଵ. ݒଵ ߣଶ. ݒଶ … . ߣ. ݒሻ െ ሺߤଵ. ݒଵ ߤଶ. ݒଶ … . ߤ. ݒሻ
ൌ ሺߣଵ െ ߤଵሻ. ݒଵ ሺߣଶ െ ߤଶሻ. ݒଶ … . ሺߣ െ ߤሻ. ݒ
25. tutur widodo : pend. matematika uns
23Lapangan Berhingga
Padahal terdapat ݅ ߳ ሼ1,2, … , ݊ሽ, sehingga ߣ െ ߤ ് 0, hal ini kontradiksi
dengan kenyataan bahwa {v1, v2, . . . .vn } basis dari V.
Jadi, terbukti penyajian ݒ ൌ ߣଵ. ݒଵ ߣଶ. ݒଶ … . ߣ. ݒ tunggal.
Definisi 1.4.5( Definisi dimensi ) Dimensi ruang vektor V adalah cacah
banyaknya elemen himpunan basisnya. Dimensi ruang vektor V dinotasikan
݀݅݉.
(Herstein. 1990 : 181)
Contoh :
Misal ruang vektor V dengan basis ܵ ൌ ሼܽ, ܾ, ܿሽ maka diperoleh ݀݅݉ ൌ 3.
1.5 Perluasan Lapangan
Definisi 1.5.1( Definisi perluasan lapangan ) Misalkan F dan E suatu lapangan
dengan operasi yang sama. E disebut perluasan lapangan dari F jika ܨ ك .ܧ
(Robinson, 2003 : 186)
Cara pandang lain yang berguna dalam belajar teori lapangan yaitu
andaikan terdapat suatu homomorphisma yang injektif dari lapangan A ke
lapangan B, katakanlah
߮ ܣ ื ܤ
diperoleh ܣ ؆ ݉ܫ ሺ ߮ሻ ك .ܤ
Untuk selanjutnya dapat diasumsikan A sublapangan dari B, anggapan ini muncul
dikarenakan A dapat digantikan oleh ݉ܫ ሺ ߮ሻ ك .ܤ Sehingga dapat dianggap B
perluasan lapangan dari A. Dengan demikian, berdasarkan bukti teorema 1.3.8
diperoleh setiap lapangan dengan karakteristik ് 0 merupakan perluasan
26. tutur widodo : pend. matematika uns
24Lapangan Berhingga
lapangan dari Ժ. Untuk keperluan analisis, lapangan B dapat pula dipandang
sebagai ruang vektor atas A dengan operasi penjumlahan dan perkalian yang ada
di B.
Definisi 1.5.2 ( Derajat perluasan lapangan ) Misalkan E perluasan lapangan
dari F. Derajat E atas F adalah dimensi dari E sebagai ruang vektor atas F.
Derajat E atas F dinotasikan dengan [E: F]. Apabila [E: F] berhingga, maka E
disebut perluasan berhingga dari F.
(Herstein, 1996 :191)
Teorema 1.5.3 Jika K adalah perluasan berhingga dari lapangan L dan L
adalah perluasan berhingga dari lapangan F, maka K adalah perluasan
berhingga dari lapangan F dan
ሾ:ܭ ܨሿ ൌ ሾ:ܭ ܮሿሾ:ܮ ܨሿ
(Fraleigh, 2000 : 389)
Bukti :
Misalkan ሼܽ| ݅ ൌ 1, 2, … , ݊ሽ adalah basis dari ruang vektor K atas L dan
൛ܾ| ݆ ൌ 1,2,3, … , ݉ൟ adalah basis dari ruang vektor L atas F. Apabila bisa
ditunjukkan bahwa ൛ܾܽ| ݅ ൌ 1,2,3, … , ݊ dan ݆ ൌ 1,2,3, … , ݉ൟ adalah basis dari
ruang vektor K atas F maka bukti selesai.
Untuk itu ambil sebarang ߛ א ,ܭ ߛ dapat dinyatakan
ߛ ൌ ߤଵܽଵ ߤଶܽଶ ڮ ߤܽ dengan ߤ א ܮ
Akan tetapi ߤ dapat dinyatakan ߤ ൌ ∑ ߤܾ
ୀଵ dengan ߤ א .ܨ Sehingga
ߛ א ܭ dapat dinyatakan,
27. tutur widodo : pend. matematika uns
25Lapangan Berhingga
ߛ ൌ ߤଵܾ
ୀଵ
ܽଵ ߤଶܾ
ୀଵ
ܽଶ ڮ ߤܾ
ୀଵ
ܽ
ߛ ൌ ߤܾܽ
ୀଵ
ୀଵ
Jadi, ൛ܾܽ| ݅ ൌ 1,2,3, … , ݊ dan ݆ ൌ 1,2,3, … , ݉ൟmerentang K. Selanjutnya akan
ditunjukkan bahwa ൛ܾܽ| ݅ ൌ 1,2,3, … , ݊ dan ݆ ൌ 1,2,3, … , ݉ൟ bebas linier.
Andaikan ∑ ∑ ܾܿܽ
ୀଵ
ୀଵ ൌ 0 . Dalam penyajian lain,
ܿଵܾ
ୀଵ
ܽଵ ܿଶܾ
ୀଵ
ܽଶ ڮ ܾܿ
ୀଵ
ܽ ൌ 0
Karena ሼܽ| ݅ ൌ 1, 2, … , ݊ሽ basis dari K atas L, dan ∑ ܾܿ
ୀଵ א ܮ maka
berakibat untuk setiap i, berlaku
ܾܿ
ୀଵ
ൌ 0
Dengan argumentasi yang sama, karena ൛ܾ| ݆ ൌ 1,2,3, … , ݉ൟ adalah basis dari
ruang vektor L atas F maka berakibat ܿ ൌ 0ி untuk setiap i = 1,2,…, n dan
j = 1,2,…, m. Jadi, ൛ܾܽ| ݅ ൌ 1,2,3, … , ݊ dan ݆ ൌ 1,2,3, … , ݉ൟbebas linier. Oleh
karena itu, ൛ܾܽ| ݅ ൌ 1,2,3, … , ݊ dan ݆ ൌ 1,2,3, … , ݉ൟ membentuk basis dari
ruang vektor K atas F. Sehingga K merupakan perluasan berhingga dari
lapangan F. Dan
ሾܭ ܨሿ ൌ ݊݉ ൌ ሾܭ ܮሿሾܮ ܨሿ
Teorema terbukti.
28. tutur widodo : pend. matematika uns
26Lapangan Berhingga
1.6 Suku Banyak (Polinomial)
Untuk selanjutnya, simbol ܨሾݔሿ menyatakan gelanggang polinomial atas
lapangan ,ܨ kecuali apabila dikatakan lain.
Definisi 1.6.1( Definisi polinomial monic ) ݂ሺݔሻ א ܨሾݔሿ disebut polinomial
monic jika koefisien tak nol dari pangkat tertinggi dari x adalah 1.
(Herstein, 1996 : 157)
Contoh :
݂ሺݔሻ ൌ ݔଷ
െ 8ݔ 9 merupakan polinomial monic, sedangkan ݃ሺݔሻ ൌ 3ݔଷ
െ
8ݔ 9 bukan polinomial monic.
Definisi 1.6.2( Definisi daerah integral utama ) Misalkan ܨ suatu gelanggang.
ܨ disebut daerah integral utama jika untuk setiap ideal I di ܨ berlaku
ܫ ൌ ۄݐۃ ൌ ሼ|ݔݐ ݔ א ܨሽ, untuk suatu ݐ א .ܨ
(Fraleigh, 2000 : 332)
Teorema 1.6.3 ܨሾݔሿ merupakan daerah integral utama.
(Herstein, 1990 :156 )
Bukti :
Ambil sebarang ideal ܫ di ܨሾݔሿ. Akan ditunjukkan bahwa ܫ ൌ ݉ۃሺݔሻۄ untuk suatu
݉ሺݔሻ א ܨሾݔሿ.
Jika ܫ ൌ ሼ 0 ሽ maka jelas ܫ ൌ .ۄ0ۃ Oleh karena itu andaikan ܫ ് ሼ 0 ሽ. Selanjutnya,
ambil sebarang ݂ሺݔሻ א ܫ dan pilih polinomial taknol ݉ሺݔሻ א ܫ sedemikian
29. tutur widodo : pend. matematika uns
27Lapangan Berhingga
hingga deg൫݉ሺݔሻ൯ deg൫݂ሺݔሻ൯ , ݂ሺݔሻ א .ܫ Berdasarkan algoritma pembagian
Euclid diperoleh,
݂ሺݔሻ ൌ ݉ሺݔሻ. ݄ሺݔሻ ݏሺݔሻ dengan ݄ሺݔሻ, ݏሺݔሻ א ܨሾݔሿ dan degሺݏሺݔሻሻ ൏
deg ሺ݉ሺݔሻሻ atau ݏሺݔሻ ൌ 0. Perhatikan pula, ݏሺݔሻ ൌ ݂ሺݔሻ െ ݉ሺݔሻ. ݄ሺݔሻ karena
ܫ ideal di ܨሾݔሿ berakibat ݏሺݔሻ א .ܫ Selain itu karena deg൫݉ሺݔሻ൯ deg൫݂ሺݔሻ൯ ,
݂ሺݔሻ א ܫ berakibat ݏሺݔሻ ൌ 0 yang berarti ݂ሺݔሻ ൌ ݉ሺݔሻ. ݄ሺݔሻ. Jadi, ݉ሺݔሻ
adalah pembangun dari I atau ܫ ൌ ݉ۃሺݔሻ.ۄ Terbukti ܨሾݔሿ adalah daerah integral
utama.
Definisi 1.6.4 ( Definisi polinomial tak tereduksi ) Polinomial ሺݔሻ א ܨሾݔሿ
disebut tak tereduksi (irreducible) jika p(x) berderajat positif dan ሺݔሻ tidak dapat
dinyatakan sebagai perkalian antara dua polinomial berderajat positif. Dengan
kata lain, jika ሺݔሻ ൌ ܽሺݔሻܾሺݔሻ maka ܽሺݔሻ konstan atau ܾሺݔሻkonstan.
(Herstein, 1996 : 159 )
Contoh :
ݔଶ
1 merupakan polinomial tak tereduksi di Թሾݔሿ tetapi tereduksi di ԧሾݔሿ.
Teorema 1.6.5 Jika ሺݔሻ א ܨሾݔሿ, ሺݔሻ tak tereduksi maka ideal ۃሺݔሻۄ yaitu
ideal yang dibangun oleh ሺݔሻ adalah ideal maksimal dari ܨሾݔሿ.
(Herstein, 1996 : 160 )
Bukti :
Misalkan M = ۃሺݔሻۄ . Untuk menunjukkan M ideal maksimal dari ܨሾݔሿ, harus
ditunjukkan jika N ideal dari ܨሾݔሿ sedemikian sehingga ܯ ك ܰ maka
ܰ ൌ ܯ atau ܰ ൌ ܨሾݔሿ.
30. tutur widodo : pend. matematika uns
28Lapangan Berhingga
Karena ܨሾݔሿ adalah daerah integral utama, maka
ܰ ൌ ݂ۃሺݔሻ,ۄ untuk suatu ݂ሺݔሻ א ܨሾݔሿ. Perhatikan pula bahwa ሺݔሻ א ܯ ك ܰ,
sehingga ሺݔሻ ൌ ݂ሺݔሻ݃ሺݔሻ, ݃ሺݔሻ א ܨሾݔሿ. Karena ሺݔሻ tak tereduksi berakibat
݂ሺݔሻ konstan atau ݃ሺݔሻ konstan.
Jika ݃ሺݔሻ konstan maka ݃ሺݔሻ ൌ ܽ, untuk suatu ܽ א .ܨ Berarti
ሺݔሻ ൌ ݂ሺݔሻ. ܽ atau ݂ሺݔሻ ൌ ሺݔሻ. ܽିଵ
. Berarti ݂ሺݔሻ א ,ܯ berakibat ܰ ك .ܯ
Karena ܯ ك ܰ serta ܰ ك ܯ maka ܯ ൌ ܰ.
Jika ݂ሺݔሻ konstan maka ݂ሺݔሻ ൌ ,ݐ untuk suatu ݐ א .ܨ Sehingga .ݐ ݐିଵ
ൌ 1ி א ܰ
Oleh karena itu, untuk setiap ݉ሺݔሻ א ܨሾݔሿ berlaku 1ி. ݉ሺݔሻ ൌ ݉ሺݔሻ א ܰ.
( Karena N ideal dari F [x] ). Jadi, N = F[x]. Terbukti bahwa
M = ۃሺݔሻۄ ideal maksimal dari ܨሾݔሿ.
Teorema 1.6.6 Misalkan polinomial ݂ሺݔሻ א ܨሾݔሿ berderajat n. Maka ݂ሺݔሻ
memiliki paling banyak n akar di sebarang perluasan lapangan dari F.
(Herstein, 1996 : 209)
Bukti :
Akan dibuktikan teorema ini dengan induksi matematika.
Untuk n = 1, maka dapat ditulis ݂ሺݔሻ ൌ ܽݔ ܾ, dengan ܽ, ܾ א ܨ dan ܽ ് 0ி.
Sehingga satu – satunya akar dari ݂ሺݔሻ adalah െܾܽିଵ
א .ܨ
Asumsikan pernyataan benar untuk ݊ ൌ ݇. Akan ditunjukkan pernyataan juga
benar untuk ݊ ൌ ݇ 1. Ambil polinomial ݂ሺݔሻ א ܨሾݔሿ berderajat k +1. Apabila
݂ሺݔሻ tidak memiliki akar di sebarang perluasan lapangan ܭ dari ܨ maka
pernyataan terbukti. Oleh karena itu, andaikan ݂ሺݔሻ memiliki akar. Katakanlah
ܽ א ܭ adalah akar dari ݂ሺݔሻ. Sehingga dapat ditulis ݂ሺݔሻ ൌ ሺݔ െ ܽሻ݃ሺݔሻ,
dengan ݃ሺݔሻ א ܭሾݔሿ dan ݀݁݃ሺ݃ሺݔሻሻ ൌ ݇.
31. tutur widodo : pend. matematika uns
29Lapangan Berhingga
Perhatikan bahwa untuk sebarang ߚ א ܭ akar dari ݂ሺݔሻ maka ߚ ൌ ܽ atau ߚ akar
dari ݃ሺݔሻ karena 0 ൌ ݂ሺߚሻ ൌ ሺߚ െ ܽሻ݃ሺߚሻ. Padahal berdasarkan assumsi ݃ሺݔሻ
memiliki paling banyak k akar. Jadi, ݂ሺݔሻ memiliki paling banyak k +1 akar .
Dengan kata lain pernyataan benar untuk ݊ ൌ ݇ 1.
Berdasarkan prinsip induksi matematika teorema terbukti.
Teorema 1.6.7 Misalkan F suatu lapangan dan f (x) adalah polinomial
berderajat n di F[x]. Maka terdapat perluasan lapangan K atas F dimana f (x)
memiliki akar dan ሾܭ ܨሿ ݊.
(Herstein, 1996 : 211)
Bukti :
Perhatikan bahwa f (x) dapat dinyatakan ݂ሺݔሻ ൌ ሺݔሻ. ݃ሺݔሻ dengan
ሺ ݔሻ polinomial tak tereduksi di F [x] dan ݃ሺݔሻ א ܨሾݔሿ. Jika a adalah akar dari
p(x) di suatu perluasan lapangan F maka a juga akar dari f (x), karena
݂ሺܽሻ ൌ ሺܽሻ. ݃ሺܽሻ ൌ 0. ݃ሺܽሻ ൌ 0. Jadi untuk membuktikan teorema ini, cukup
dengan mencari suatu perluasan lapangan dari F dimana p(x) memiliki akar.
Karena p(x) tak tereduksi maka ܯ ൌ ۃሺݔሻۄ adalah ideal maksimal dari F [x],
sehingga ܭ ൌ
ܨሾݔሿ
ܯൗ adalah lapangan. Kita klaim bahwa ܭ adalah perluasan
lapangan yang dicari. Tetapi, ܨ م .ܭ Untuk itu konstruksi homomorphisma ߰
dari F [x] ke K sebagai berikut :
߰ ܨሾݔሿ ื ܭ
yaitu ߰൫݃ሺݔሻ൯ ൌ ݃ሺݔሻ ܯ
Sehingga didapat, ݎ݁ܭሺ߰ሻ ൌ ൛݂ሺݔሻ߳ ܨሾݔሿ| ߰൫݂ሺݔሻ൯ ൌ 0 ൌ ܯൟ
ൌ ሼ݂ሺݔሻ ߳ ܨሾݔሿ| ݂ሺݔሻ ܯ ൌ 0 ൌ ܯሽ
ൌ ሼ݂ሺݔሻ ߳ ܨሾݔሿ| ݂ሺݔሻ ߳ ܯሽ ൌ ܯ
32. tutur widodo : pend. matematika uns
30Lapangan Berhingga
Perhatikan bahwa M adalah ideal yang dibangun oleh p(x), sehingga setiap elemen
tak nol di M pasti memiliki derajat lebih besar atau sama dengan p(x), sehingga
ܨ ת ܯ ൌ ሼ0ሽ. Dari sini lebih jauh bisa diperoleh apabila homomorphisma ߰ di
atas dibatasi dari F ke ݉ܫ ሺ߰ሻ di ܭ saja maka akan menjadi suatu isomorphisma.
Maka ܨ ؆ ݉ܫ ሺ߰ሻ ك .ܭ Sehingga dengan relasi isomorphisma ini, bisa
dikatakan bahwa K adalah perluasan lapangan dari F.
Misalkan, ߰ሺݔሻ ൌ ݔ ܯ ൌ ܽ ߳ .ܭ Dengan sifat homomorphisma dari ߰, bisa
diperoleh untuk setiap ݃ሺݔሻ߳ ܨሾݔሿ, berlaku ߰ሺ݃ሺݔሻሻ ൌ ݃ሺܽሻ. Karena
ሺݔሻ ߳ ܨሾݔሿ, maka ߰ሺሺݔሻሻ ൌ ሺܽሻ padahal ሺݔሻ߳ ܯ ൌ ݎ݁ܭሺ߰ሻ sehingga
߰ሺሺݔሻሻ ൌ ሺܽሻ ൌ 0. Dengan kata lain ܽ ߳ ܭ adalah akar dari p(x). Jadi,
ܭ ൌ
ܨሾݔሿ
ܯൗ adalah lapangan yang kita cari.
Selanjutnya tinggal dibuktikan bahwa K terbatas. Perhatikan untuk setiap
݄ሺݔሻ߳ ܨሾݔሿ dengan algoritma pembagian diperoleh,
݄ሺݔሻ ൌ ሺݔሻ. ݃ሺݔሻ ݎሺݔሻ,
dengan ݃ሺݔሻ, ݎሺݔሻ߳ ܨሾݔሿ dan ݎሺݔሻ ൌ 0 atau ݀݁݃൫ݎሺݔሻ൯ ൏ ݀݁݃ሺሺݔሻሻ
sehingga, ߰ሺ݄ሺݔሻሻ ൌ ߰൫ ሺݔሻ. ݃ሺݔሻ ݎሺݔሻ൯
ൌ ߰൫ሺݔሻ൯߰൫݃ሺݔሻ൯ ߰൫ݎሺݔሻ൯
ൌ ሺܽሻ݃ሺܽሻ ݎሺܽሻ ൌ ݎሺܽሻ
Ambil sebarang ݇ א ,ܭ maka terdapat ݉ሺݔሻ א ܨሾݔሿ, sehingga
݇ ൌ ߰ሺ݉ሺݔሻሻ ൌ ݎሺܽሻ. Jika dimisalkan ݀݁݃ሺሺݔሻሻ ൌ ,ݐ karena ݎሺݔሻ ൌ 0 atau
݀݁݃ሺݎሺݔሻሻ ൏ ݀݁݃ሺሺݔሻሻ maka ሼ1, ܽ, ܽଶ
, ܽଷ
, … . . , ܽ௧ିଵሽ merentang K. Akan
dibuktikan bahwa ሼ1, ܽ, ܽଶ
, ܽଷ
, … . . , ܽ௧ିଵሽ bebas linier.
Andaikan ߣ1 ߣଵ ܽ ߣଶܽଶ
ߣଷ ܽଷ
… . . ߣ௧ିଵܽ௧ିଵ
ൌ 0 dengan ߣ א ,ܨ
misalkan pula ݏሺܽሻ ൌ ߣ1 ߣଵ ܽ ߣଶܽଶ
ߣଷ ܽଷ
… . . ߣ௧ିଵܽ௧ିଵ
ൌ 0.
Maka diperoleh ߰ሺݏሺݔሻሻ ൌ ݏሺܽሻ ൌ 0. Jadi, ݏሺݔሻ߳ ݎ݁ܭሺ߰ሻ ൌ .ܯ Karena
݀݁݃ሺݏሺݔሻሻ ൏ ݀݁݃ሺሺݔሻሻ sedang elemen tak nol di M memiliki derajat lebih besar
atau sama dengan derajat ሺݔሻ maka diperoleh
33. tutur widodo : pend. matematika uns
31Lapangan Berhingga
ݏሺݔሻ ൌ ߣ.1ி ߣଵ. ݔ ߣଶ.ݔଶ
ߣଷ ݔଷ
… . . ߣ௧ିଵݔ௧ିଵ
ൌ 0ிሾ௫ሿ, sehingga
ߣ ൌ ߣଵ ൌ ߣଶ ൌ ߣଷ ൌ … . . ൌ ߣ௧ିଵ ൌ 0F. Jadi, ሼ1, ܽ, ܽଶ
, ܽଷ
, … . . , ܽ௧ିଵሽ bebas
linier yang berarti menjadi basis dari K.
Sehingga terbukti ሾ:ܭ ܨሿ ൌ ݐ ൌ ݀݁݃ሺሺݔሻሻ ݀݁݃ሺ݂ሺݔሻሻ ൌ ݊.
Teorema 1.6.8 Diketahui polinomial ݂ሺݔሻ א ܨሾݔሿ berderajat n. Maka terdapat
perluasan lapangan K atas F dengan derajat paling besar n! dimana f (x)
memiliki n akar.
(Herstein, 1996 : 212)
Bukti :
Akan dibuktikan teorema ini dengan cara induksi.
Untuk n = 1, bisa dimisalkan ݂ሺݔሻ ൌ ߙ ߚ,ݔ dengan ߙ, ߚ ߳ ܨ dan ߚ ് 0
sehingga akar dari ݂ adalah െ ߙߚିଵ
߳ .ܨ Jadi, pilih K = F sehingga [K : F] = 1 =
1!
Andaikan pernyataan benar untuk ݊ ൌ ݇ akan ditunjukkan pernyataan juga benar
untuk ݊ ൌ ݇ 1. Oleh karena itu, ambil sebarang polinomial ݂ሺݔሻ߳ ܨሾݔሿ
berderajat k +1. Berdasarkan teorema 1.6.7 terdapat perluasan lapangan K1 atas
F dengan ሾܭଵ ܨሿ ݇ 1 sehingga f memiliki akar, katakanlah a adalah akar
dari f di K1. Berarti dapat ditulis ݂ሺݔሻ ൌ ሺݔ െ ܽሻݍሺݔሻ, dengan ݍሺݔሻ߳ ܭଵሾݔሿ. dan
݀݁݃ሺݍሺݔሻሻ ൌ ݇. Berdasarkan asumsi, terdapat perluasan lapangan K atas K1
sehingga q(x) memiliki k akar dan ሾܭ 1ܭሿ ݇! Jadi, f (x) memiliki k + 1 akar
di K dan ሾܭ ܨሿ ൌ ሾܭ ܭଵሿ. ሾܭଵ ܨሿ ݇! ሺ݇ 1ሻ ൌ ሺ݇ 1ሻ!. Sehingga
teorema terbukti.
Lemma 1.6.9 Jika ݈݈ܽ݅݉݊݅ ݂ሺݔሻ א ܨሾݔሿ memiliki akar ganda ( multiple
root ) maka ݂ሺݔሻ ݀ܽ݊ ݂ᇱ
ሺݔሻ memiliki faktor yang sama. ( f’ merupakan turunan
pertama dari f ).
34. tutur widodo : pend. matematika uns
32Lapangan Berhingga
(Herstein, 1990 : 233)
Bukti :
Andaikan a adalah akar ganda dari f, maka diperoleh
݂ሺݔሻ ൌ ሺݔ െ ܽሻ
ݍሺݔሻ, dimana ݉ 1. Sehingga,
݂ᇱሺݔሻ ൌ ݉ሺݔ െ ܽሻିଵ
ݍሺݔሻ ሺݔ െ ܽሻ
ݍᇱሺݔሻ ൌ ሺݔ െ ܽሻݎሺݔሻ, ݎሺݔሻ א ܨሾݔሿ
Jadi, f dan f’ bersama – sama memiliki faktor (x – a). Lemma terbukti.
Akibat. Jika F adalah lapangan dengan karakteristik ് 0 maka polinomial
ݔ
െ ݔ א ܨሾݔሿ, ݊ 1 semua akarnya berbeda.
(Herstein, 1990 : 234)
Bukti :
Misalkan ݂ሺݔሻ ൌ ݔ
െ ݔ , maka ݂ᇱሺݔሻ ൌ
ݔି ଵ
െ 1 ൌ െ1
sehingga ݂ dan ݂Ԣ saling prima. Berdasarkan kontraposisi dari lemma 1.6.9 ݂
tidak memiliki akar ganda atau dengan kata lain semua akarnya berbeda.
35. tutur widodo : pend. matematika uns
33Lapangan Berhingga
2. Pembahasan
2.1 Pengertian Lapangan Berhingga
Definisi 2.1.1 Suatu lapangan yang memuat elemen sebanyak berhingga disebut
lapangan berhingga.
(Herstein, 1996 : 221 )
Sebelum pembahasan lebih jauh tentang lapangan berhingga, berikut diberikan
contoh lapangan berhingga yang paling sederhana dan sudah cukup dikenal.
Teorema 2.1.2 Himpunan Ժ merupakan lapangan jika dan hanya jika n adalah
bilangan prima.
(Rudolf Lidl, 1994 : 14)
Bukti :
֜ Andaikan n bukan bilangan prima , maka n = a. b dengan 1 < a, b < n.
Karena Ժ suatu lapangan maka setiap elemen tak nol di Ժ memiliki invers.
Padahal [b] elemen di Ժ berarti terdapat [c] di Ժ sehingga [b][c] = [1] atau
ܾ. ܿ ؠ 1 ሺ݉݀ ݊ሻ. Lebih lanjut diperoleh bahwa ܽ. ܾ. ܿ ؠ ܽ ሺ݉݀ ݊ሻ
Karena n = a.b, berarti ܽ. ܾ ؠ 0 ሺ ݉݀ ݊ሻ sehingga 0 ؠ ܽ ሺ݉݀ ݊ሻ.
Padahal 1 < a < n. Timbul kontradiksi, sehingga haruslah n bilangan prima.
ู Diketahui bahwa n bilangan prima. Ժ sendiri merupakan gelanggang
komutatif. Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa Ժ daerah integral. Untuk setiap
[a], [b] anggota Ժ andaikan [a][b] = [ab] = [0] berarti ab = nk, untuk suatu
bilangan bulat k. Karena n prima maka n membagi a atau n membagi b. Jadi, [a] =
[0] atau [b] = [0].
Sehingga terbukti Ժ daerah integral. Berdasarkan teorema 1.3.3, Ժ adalah
lapangan. Dalam kasus ini karena elemen Ժ berhingga maka Ժ suatu lapangan
berhingga.
36. tutur widodo : pend. matematika uns
34Lapangan Berhingga
2.2. Sifat – Sifat Lapangan Berhingga
Teorema 2.2.1 Karakteristik dari lapangan berhingga adalah berupa bilangan
prima.
(Rudolf Lidl, 1994 : 16)
Bukti :
Ambil sebarang lapangan berhingga F. Misalkan |F| = n.
Perhatikan himpunan { 1F, 2.1F, 3.1F, . . . ., (n + 1).1F} kelipatan dari 1F yang
semuanya termuat di F. Karena F hanya terdiri dari n elemen, berarti terdapat
bilangan bulat k, m dimana 1 ≤ k < m ≤ (n +1) sedemikian sehingga k.1F = m.1F
atau (m – k ).1F = 0F. Selanjutnya, untuk sebarang ܽ א ܨ berlaku
(m- k). ܽ = (m – k ).1F.ܽ = 0F.ܽ = 0F. Karena m – k > 0, maka F memiliki
karakteristik berupa bilangan bulat positif. Katakanlah karakteristik dari F adalah
p, karena F memuat elemen tak nol maka p ≥ 2. Andaikan p bukan prima, berarti
p = x.y dengan 1 < x, y < p.
Perhatikan bahwa, 0F = p.1F = (x.y).1F = (x.1F).(y.1F). Padahal, F adalah lapangan
yang berarti juga suatu daerah integral. Sehingga haruslah x.1F = 0F atau y.1F = 0F.
Selanjutnya, untuk sebarang ܽ א ܨ berlaku
x. ܽ = x.1F. ܽ = 0F.ܽ = 0F atau y. ܽ = y.1F. ܽ = 0F.ܽ = 0F. Hal ini kontradiksi
dengan fakta bahwa p karakteristik dari F. Sehingga terbukti p prima.
Teorema 2.2.2 Jika F adalah lapangan berhingga dengan karakteristik p, maka
F memuat pn
elemen dengan n suatu bilangan bulat positif.
(J.A. Gallian, 1990 : 309)
Bukti :
Karena F merupakan lapangan berhingga dengan karakteristik p maka F
merupakan perluasan lapangan dari Ժ. Jadi, pandang F sebagai ruang vektor atas
Ժ. Karena F berhingga maka dimensi F juga hingga, katakanlah ݀݅݉ி ൌ ݊.
Misalkan pula ሼݔଵ, ݔଶ, … , ݔሽ basis dari F. Perhatikan pula bahwa setiap ݒ א
,ܨ dapat dinyatakan sebagai
37. tutur widodo : pend. matematika uns
35Lapangan Berhingga
ݒ ൌ ߤଵݔଵ ߤଶݔଶ … , ߤ ݔ, ߤ ߳ Ժ
dan penyajian ini tunggal. Jadi, banyak elemen dari F adalah
.
Teorema di atas menyatakan bahwa banyaknya elemen dari lapangan
berhingga berupa bilangan prima atau pangkat dari bilangan prima. Akan tetapi,
untuk setiap bilangan prima p dan bilangan bulat positif n belum ada jaminan
ditemukan lapangan berhingga F yang banyak elemennya pn
. Namun, teorema
berikut memberikan jaminan lapangan berhingga tersebut ada.
Teorema 2.2.3 Untuk setiap p dan n, dengan p bilangan prima dan n bilangan
bulat positif terdapat lapangan berhingga yang memuat elemen sebanyak pn
.
(Herstein, 1996 : 226)
Bukti :
Perhatikan polinomial ݔ
െ ݔ א Թሾݔሿ, dengan ݉ ൌ
. Berdasarkan teorema
1.6.8 terdapat perluasan lapangan K dimana ݔ
െ ݔ memiliki m akar, atau
dengan kata lain ݔ
െ ݔ dapat difaktorkan menjadi
ݔ
െ ݔ ൌ ሺݔ െ ܽଵሻሺݔ െ ܽଶሻሺݔ െ ܽଷሻ … … ሺݔ െ ܽሻ
Sehingga ܽଵ, ܽଶ, ܽଷ, … … , ܽ adalah akar- akar dari ݔ
െ ݔ dan semuanya di K.
Berdasarkan akibat lemma 1.6.9 semua akar tersebut berbeda.
Jadi ܽ ൌ ܽ ݅ ൌ ݆. Selanjutnya perhatikan himpunan ܣ ൌ ሼ ܽ ߳ ܭ |ܽ
ൌ ܽሽ
yaitu himpunan akar – akar dari ݔ
െ ݔ . Akan ditunjukkan bahwa A adalah
lapangan.
Perhatikan bahwa 0
ൌ 0, serta 1
ൌ 1. Jadi, 0 dan 1 anggota A. Berarti
ܣ ് ߶.
Berikutnya ambil sebarang ܽ, ܾ א ,ܣ diperoleh :
0 ൌ 0
ൌ ሺܾ െ ܾሻ
ൌ ܾ
ሺെܾሻ
. Jadi, ሺെܾሻ
ൌ െܾ
ൌ െܾ.
sehingga diperoleh pula ሺܽ െ ܾሻ
ൌ ܽ
ሺെܾሻ
ൌ ܽ ሺെܾሻ ൌ ܽ െ ܾ
Jadi, ܽ െ ܾ א .ܣ
38. tutur widodo : pend. matematika uns
36Lapangan Berhingga
Demikian pula, ሺܾܽሻ
ൌ ܽ
ܾ
ൌ ܾܽ. Sehingga ܾܽ א .ܣ
Sampai sejauh ini, telah dibuktikan bahwa A suatu gelanggang. Karena K
lapangan maka ܣ ك ܭ adalah gelanggang komutatif . Selain itu 1 juga anggota
A. Jadi, tinggal ditunjukkan bahwa setiap invers perkalian dari elemen tak nol di A
juga ada di A.
Perhatikan,
1 ൌ 1
ൌ ሺܽ. ܽିଵሻ
ൌ ܽሺܽିଵሻ
. Jadi, ܽሺܽିଵሻ
ൌ 1 atau
ሺܽିଵሻ
ൌ ሺܽሻିଵ
ൌ ܽିଵ
. Sehingga, ܽିଵ
א .ܣ
Terbukti bahwa A adalah lapangan dengan pn
elemen.
Teorema terbukti.
Teorema 2.2.3 di atas memberikan jaminan adanya lapangan berhingga
untuk setiap bilangan prima p dan bilangan bulat positif n yang kita ambil. Untuk
selanjutnya, lapangan berhingga F yang memuat q elemen dapat pula dinotasikan
dengan GF(q) yaitu Galois Field yang memuat q elemen. Khususnya untuk Ժ
dapat dinotasikan dengan ܨܩሺሻ.
Definisi 2.2.4 Diketahui lapangan berhingga GF(q) dan didefinisikan GF(q) *
yaitu himpunan elemen – elemen tak nol di GF(q), ܨܩሺݍሻכ
ൌ ܨܩሺݍሻሼ0ீிሺሻሽ.
Elemen ߙ א ܨܩሺݍሻכ
disebut elemen primitive apabila ߙ membangun GF(q)*
yaitu ܨܩሺݍሻכ
ൌ ൛ߙ
| ݅ א Ժൟ ൌ ۄߙۃ
(Fraleigh, 2000 : 408)
Teorema 2.2.5 Untuk setiap lapangan berhingga ܨܩሺݍሻ, ܨܩሺݍሻכ
terhadap
operasi perkalian di ܨܩሺݍሻ merupakan group siklik.
(Herstein, 1996 : 223)
39. tutur widodo : pend. matematika uns
37Lapangan Berhingga
Bukti :
Berdasarkan teorema 1.6.6 diperoleh untuk setiap persamaan ݔௗ
ൌ 1ீிሺሻ di
ܨܩሺݍሻ terdapat paling banyak d solusi, dengan d sebarang bilangan bulat positif.
Demikian pula karena ܨܩሺݍሻכ
ؿ ܨܩሺݍሻ maka persamaan ݔௗ
ൌ 1ீிሺሻ juga
memiliki paling banyak d solusi di ܨܩሺݍሻכ
, hal ini juga berlaku khususnya bagi d
yang membagi habis |GF(q)*|.
Jadi, berdasarkan teorema 1.1.5 dapat disimpulkan bahwa ܨܩሺݍሻכ
adalah group
siklik.
Lemma 2.2.6 Misalkan F perluasan lapangan dari ܨܩሺݍሻ dan ߙ א .ܨ Maka
ߙ א ܨܩሺݍሻ jika dan hanya jika ߙ
ൌ ߙ.
(Fraleigh, 2000 : 408)
Bukti :
ฺ Misalkan ݔଵ, ݔଶ, ݔଷ, … , ݔିଵ merupakan elemen – elemen di ܨܩሺݍሻכ
yang
semuanya berbeda. Ambil sebarang elemen ߙ א ܨܩሺݍሻכ
maka diperoleh
ߙݔଵ, ߙݔଶ, ߙݔଷ, … , ߙݔିଵ dan klaim semuanya berbeda. Andaikan terdapat
݅, ݆ untuk 1 ݅, ݆ ݍ െ 1 dengan ݅ ് ݆ sedemikian sehingga ߙݔ ൌ ߙݔ.
Apabila kedua ruas kita kalikan dengan ߙିଵ
diperolah ݔ ൌ ݔ. Kontradiksi
dengan fakta bahwa ݔଵ, ݔଶ, ݔଷ, … , ݔ semuanya berbeda. Klaim terbukti.
Dari sini diperoleh,
ሼݔଵ, ݔଶ, ݔଷ, … , ݔିଵሽ ൌ ሼߙݔଵ, ߙݔଶ, ߙݔଷ, … , ߙݔିଵሽ yang berakibat
ݔଵ. ݔଶ. ݔଷ. … . ݔିଵ ൌ ߙݔଵ. ߙݔଶ. ߙݔଷ. … . ߙݔିଵ
ݔଵ. ݔଶ. ݔଷ. … . ݔିଵ ൌ ߙିଵ
ሺݔଵ. ݔଶ. ݔଷ. … . ݔିଵሻ
ߙିଵ
ൌ 1ீிሺሻ
ߙ
ൌ ߙ
40. tutur widodo : pend. matematika uns
38Lapangan Berhingga
Jadi,untuk setiap elemen ߙ tak nol di GF(q) belaku ߙ
ൌ ߙ. Sedangkan untuk
elemen 0ீிሺሻ א ܨܩሺݍሻ sendiri juga pasti berlaku ሺ0ீிሺሻሻ
ൌ 0ீிሺሻ.
Sehingga untuk setiap elemen ߙ א ܨܩሺݍሻ berlaku ߙ
ൌ ߙ.
֚ Berdasarkan bukti di atas diperoleh bahwa setiap elemen ߙ א ܨܩሺݍሻ
merupakan penyelesaian dari persamaan ݔ
ൌ .ݔ Padahal persamaan ݔ
ൌ ݔ
memiliki solusi paling banyak sejumlah q. Jadi, untuk setiap elemen ߙ yang
memenuhi kesamaan ߙ
ൌ ߙ pasti merupakan anggota ܨܩሺݍሻ.
2.3. Sublapangan
Teorema 2.3.1 Diketahui lapangan berhingga ܨܩሺ
ሻ. Untuk setiap bilangan
bulat m yang membagi n terdapat tepat satu sublapangan dari ܨܩሺ
ሻ yang
berorder
.
(Gallian, 1990 : 313)
Bukti :
Karena m membagi n diperoleh,
ሺ
െ 1ሻ ൌ ሺ
െ 1ሻሺି
ିଶ
ڮ
1ሻ
Dengan kata lain,
െ 1 membagi
െ 1. Dengan assumsi yang sama
diperoleh polinomial ݔିଵ
െ 1 membagi polinomial ݔିଵ
െ 1. Ini berarti
setiap akar dari ݔ൫ݔିଵ
െ 1൯ ൌ ݔ
െ ݔ juga merupakan akar dari
ݔ൫ݔିଵ
െ 1൯ ൌ ݔ
െ .ݔ Padahal berdasarkan lemma 2.2.6 himpunan semua
akar dari ݔ
െ ݔ adalah ܨܩሺ
ሻ, demikian pula himpunan semua akar dari
ݔ
െ ݔ adalah ܨܩሺ
ሻ. Jadi, ܨܩሺ
ሻ merupakan sublapangan dari ܨܩሺ
ሻ.
Selanjutnya hanya tinggal ditunjukkan ketunggalan dari ܨܩሺ
ሻ. Andaikan
terdapat dua sublapangan berbeda dari ܨܩሺ
ሻ, katakanlah A dan B yang berorder
. Hal ini berakibat polinomial ݔ
െ ݔ memiliki akar lebih dari
yang
41. tutur widodo : pend. matematika uns
39Lapangan Berhingga
kontradiksi dengan fakta bahwa ݔ
െ ݔ memiliki paling banyak
akar. Jadi,
haruslah A = B.
Berdasarkan teorema di atas, lapangan berhingga ܨܩሺ
ሻ. memiliki sublapangan
yaitu ܨܩሺభሻ, ܨܩሺమሻ, . . . , ܨܩሺሻ dengan syarat ݉ membagi habis ݊.
Sebagai contoh dapat diperhatikan diagram berikut,
Berdasar teorema 2.3.1 dan contoh diagram di atas, secara natural akan muncul
pertanyaan apakah tidak ada sublapangan lain dari ܨܩሺ
ሻ selain ܨܩሺభሻ,
ܨܩሺమሻ, . . . , ܨܩሺሻ. Untuk menjawab pertanyaan tersebut diperlukan sifat
isomorphisma di lapangan berhingga dan akan dibahas kemudian.
2.4 Cara Mengkonstruksi Lapangan Berhingga ࡳࡲሺ
ሻ
Sejauh ini telah dipelajari beberapa sifat dari lapangan berhingga ܨܩሺ
ሻ.
Berikutnya akan diberikan salah satu alternatif mengkonstruksi lapangan
berhingga berdasarkan teorema 1.6.8 dan 2.2.3 yang telah dipelajari sebelumnya.
Pertama, diperkenalkan terlebih dahulu pengertian tentang modulo dan kongruensi
di F[x].
ܨܩሺ2
ሻ
ܨܩሺ2ଶ
ሻ
ܨܩሺ2ሻ
ܨܩሺ2ଷ
ሻ
: memiliki sublapangan
42. tutur widodo : pend. matematika uns
40Lapangan Berhingga
Definisi 2.4.1 Polinomial ݄ሺݔሻ א ܨሾݔሿ disebut kongruen dengan ݃ሺݔሻ modulo
݂ሺݔሻ jika dan hanya jika terdapat polinomial ݈ሺݔሻ א ܨሾݔሿ sedemikian hingga
݄ሺݔሻ െ ݃ሺݔሻ ൌ ݈ሺݔሻ݂ሺݔሻ
Ditulis ݄ሺݔሻ ؠ ݃ሺݔሻሺ݉݀ ݂ሺݔሻሻ.
(http://zaki.math.web.id)
Berdasarkan definisi di atas, ݄ሺݔሻ dan ݃ሺݔሻ dikatakan kongruen modulo ݂ሺݔሻ
jika ݄ሺݔሻ dan ݃ሺݔሻ mempunyai sisa yang sama apabila dibagi oleh ݂ሺݔሻ. Sama
seperti pengertian kongruensi pada bilangan bulat, dengan relasi modulo ini dapat
dibentuk klas- klas ekuivalensi sebagai berikut,
Definisi 2.4.2 Untuk suatu polinomial ݂ሺݔሻ א ܨሾݔሿ, klas ekuivalensi yang
memuat ݃ሺݔሻ א ܨሾݔሿ ialah
ሾ݃ሺݔሻሿ ൌ ሼ݄ሺݔሻ א ܨሾݔሿ| ݄ሺݔሻ ؠ ݃ሺݔሻ ሺ݉݀ ݂ሺݔሻሻሽ
yaitu himpunan semua polinomial yang kongruen dengan ݃ሺݔሻ modulo ݂ሺݔሻ.
Operasi penjumlahan dan perkaliannya didefinisikan sebagai berikut,
ሾ݃ሺݔሻሿ ሾ݄ሺݔሻሿ ൌ ሾ݃ሺݔሻ ݄ሺݔሻሿ
dan
ሾ݃ሺݔሻሿ. ሾ݄ሺݔሻሿ ൌ ሾ݃ሺݔሻ. ݄ሺݔሻሿ
(http://zaki.math.web.id)
Akhirnya, untuk mengkonstruksi ܨܩሺሻ bisa memanfaatkan gelanggang Ժሾݔሿ
dan polinomial tak tereduksi ሺݔሻ א Ժሾݔሿ berderajat n, yaitu
ܨܩሺሻ ൌ
Ժሾݔሿ
ۃሺݔሻۄ൘
yaitu himpunan semua polinomial di Ժሾݔሿ yang berderajat kurang dari n.
43. tutur widodo : pend. matematika uns
41Lapangan Berhingga
Sebagai contoh,
Untuk membangun ܨܩሺ4ሻ ൌ ܨܩሺ2ଶሻ, dapat memanfaatkan gelanggang Ժଶሾݔሿ
dan polinomial tak tereduksi ሺݔሻ ൌ ݔଶ
ݔ 1 א Ժଶሾݔሿ .
Sehingga,
ܨܩሺ4ሻ ൌ
Ժଶሾݔሿ
ۃሺݔሻۄ൘ ൌ ሼሾ0ሿ, ሾ1ሿ, ሾݔሿ, ሾݔ 1ሿሽ
Seperti telah dijelaskan di atas, untuk mengkonstruksi ܨܩሺ
ሻ bisa memanfaatkan
gelanggang Ժሾݔሿ dan polinomial tak tereduksi ሺݔሻ א Ժሾݔሿ berderajat n. Lalu
pertanyaan yang muncul, apakah untuk sebarang bilangan asli n selalu terdapat
polinomial tak tereduksi berderajat n di Ժሾݔሿ . Teorema berikut memberi
jawaban pertanyaan tersebut,
Teorema 2.4.3 Untuk sebarang lapangan berhingga ܨ ൌ ܨܩሾ௧ሿ dan sebarang
bilangan asli n, terdapat polinomial tak tereduksi ሺݔሻ א ܨሾݔሿ berderajat n.
(Fraleigh, 2000 :410)
Bukti :
Berdasarkan teorema 2.2.3 terdapat lapangan berhingga K yang memuat ௧
elemen. Karena t membagi tn maka F merupakan sublapangan dari K. Dengan
kata lain, K adalah perluasan lapangan dari F.
Apabila K dipandang sebagai ruang vektor atas F, sedangkan K memiliki ௧
elemen dan F memiliki ௧
elemen maka ݀݅݉ ൌ ݊. Selain itu K* merupakan
group siklik, katakanlah ܽ א ܭ merupakan elemen primitive dari K. Selanjutnya
didefinisikan homomorphisma ߮ ܨሾݔሿ ՜ ܭ yaitu
߮ሺ݂ሺݔሻሻ ൌ ݂ሺܽሻ
Akan dibuktikan ݉ܫሺ߮ሻ ൌ .ܭ
Ambil sebarang ݐ א ܭ maka t dapat dinyatakan
44. tutur widodo : pend. matematika uns
42Lapangan Berhingga
ݐ ൌ ܾଵ݇ଵ ܾଶ݇ଶ ܾଷ݇ଷ ڮ ܾ݇ dengan ܾ א ܨ dan ݇ basis dari .ܭ
Karena a adalah elemen primitive dari K* maka untuk setiap i berlaku ݇ ൌ ܽ.
Jadi, ݐ ൌ ܾଵܽభ ܾଶܽమ ܾଷܽయ ڮ ܾܽ ൌ ݂ሺܽሻ untuk suatu ݂ሺݔሻ א ܨሾݔሿ.
Sehingga ݐ א ݉ܫሺ߮ሻ atau ܭ ك ݉ܫሺ߮ሻ. Karena ݉ܫሺ߮ሻ ك ܭ dan ܭ ك ݉ܫሺ߮ሻ
diperoleh ݉ܫሺ߮ሻ ൌ .ܭ
Perhatikan pula bahwa ݎ݁ܭሺ߮ሻ merupakan ideal dari F [x]. Padahal F [x]
merupakan daerah integral utama, sehingga terdapat polinomial tak nol ሺݔሻ א
ܨሾݔሿ sedemikian sehingga ݎ݁ܭሺ߮ሻ ൌ ۃሺݔሻ.ۄ Dari sini diperoleh ሺݔሻ
merupakan polinomial berderajat minimal di F [x] sedemikian hingga ሺܽሻ ൌ 0.
Klaim bahwa ሺݔሻ merupakan polinomial tak tereduksi berderajat n yang dicari.
Pertama, dibuktikan bahwa ሺݔሻ merupakan polinomial tak tereduksi. Andaikan
ሺݔሻ dapat direduksi, misalkan ሺݔሻ ൌ ݂ሺݔሻ݃ሺݔሻ dengan ݂ሺݔሻ, ݃ሺݔሻ א ܨሾݔሿ dan
0 ൏ deg൫݂ሺݔሻ൯ , deg൫݃ሺݔሻ൯ ൏ deg ሺሺݔሻሻ. Diperoleh ݂ሺܽሻ݃ሺܽሻ ൌ ሺܽሻ ൌ 0.
Karena F [x] daerah integral berakibat ݂ሺܽሻ ൌ 0 atau ݃ሺܽሻ ൌ 0. Kontradiksi
dengan fakta bahwa ሺݔሻ merupakan polinomial berderajat minimal di F [x]
sedemikian hingga ሺܽሻ ൌ 0. Jadi, terbukti ሺݔሻ adalah polinomial tak tereduksi
di F [x].
Kedua, ditunjukkan bahwa deg൫ሺݔሻ൯ ൌ ݊. Untuk itu perhatikan himpunan
ܶ ൌ ሼ1, ܽ, ܽଶ
, ܽଷ
, … . . , ܽሽ ؿ ܭ , karena K berdimensi n berakibat T tidak bebas
linier. Berarti terdapat ܾ ് 0 א ܨ sedemikian hingga ܾ ܾଵܽ ܾଶܽଶ
ڮ
ܾܽ
ൌ 0. Jadi, terdapat polinomial taknol ݂ሺݔሻ ൌ ܾ ܾଵݔ ܾଶݔଶ
ڮ ܾݔ
di F [x] dimana ݂ሺܽሻ ൌ 0. Karena ሺݔሻ merupakan polinomial berderajat minimal
di F [x] sedemikian hingga ሺܽሻ ൌ 0 maka diperoleh ݀݁݃ሺሺݔሻሻ ݊.
Andaikan ݀݁݃ሺሺݔሻሻ ൌ ݓ ൏ ݊ . Karena ݉ܫሺ߮ሻ ൌ ܭ maka diperoleh
ܭ ؆
ܨሾݔሿ
ۃሺݔሻۄ൘ . Diketahui pula ||ܭ ൌ ௧
sehingga ቮ
ܨሾݔሿ
ۃሺݔሻۄ൘ ቮ ൌ ௧
.
45. tutur widodo : pend. matematika uns
43Lapangan Berhingga
Perhatikan pula bahwa anggota dari
ܨሾݔሿ
ۃሺݔሻۄ൘ adalah polinomial berderajat
kurang dari w di F [x]. Jadi,untuk setiap ݒ א
ܨሾݔሿ
ۃሺݔሻۄ൘ dapat di sajikan
ݒ ൌ ሾܾ ܾଵݔ ܾଶݔଶ
ڮ ܾ௪ݔ௪ିଵሿ dengan ܾ א .ܨ Karena ||ܨ ൌ ௧
maka
kemungkinan banyaknya elemen di
ܨሾݔሿ
ۃሺݔሻۄ൘ yaitu
ቮ
ܨሾݔሿ
ۃሺݔሻۄ൘ ቮ ൌ ௧௪
൏ ௧
Timbul kontradiksi karena diketahui ቮ
ܨሾݔሿ
ۃሺݔሻۄ൘ ቮ ൌ ௧
. Jadi, tidak mungkin
݀݁݃ሺሺݔሻሻ ൌ ݓ ൏ ݊. Oleh karena itu, diperoleh ݀݁݃ሺሺݔሻሻ ൌ ݊.
Sehingga terbukti, ሺݔሻ א ܨሾݔሿ merupakan polinomial tak tereduksi berderajat n.
Dengan adanya teorema di atas memberikan jaminan yang pasti bahwa
cara mengkonstruksi lapangan berhingga yang dikemukan di depan dapat
diterapkan untuk membangun sebarang lapangan berhingga berorder
yang
diminta. Sedangkan bagaimana cara menemukan polinomial tak tereduksi ሺݔሻ
tersebut tidak dikemukan pada makalah ini. Pembaca dapat mencari referensi lain
untuk keperluan tersebut.
2.5 Ketunggalan dari Lapangan Berhingga Berorder Sama (up to
Isomorphisma)
Teorema berikut akan menunjukkan bahwa setiap lapangan berhingga yang
berorder sama saling isomorphic.
46. tutur widodo : pend. matematika uns
44Lapangan Berhingga
Teorema 2.5.1 Jika K dan L adalah lapangan berhingga yang berorder sama
maka K dan L isomorphic.
(Herstein, 1996 : 228)
Bukti :
Misalkan ||ܭ ൌ ||ܮ ൌ
. Telah diketahui bahwa Ժ merupakan sublapangan dari
K dan L . Sehingga K dan L adalah perluasan lapangan dari Ժ. Misalkan pula
ߙ א ܭכ
merupakan elemen primitive dari K* dan ߚ א ܮכ
adalah elemen primitive
dari L*.
Konstruksi homomorphisma ߮ఈ ݀ܽ݊ ߮ఉ yaitu
߮ఈ: Ժሾݔሿ ՜ ܭ
dengan definisi, ߮ఈሺ݂ሺݔሻሻ ൌ ݂ሺߙሻ, untuk setiap ݂ሺݔሻ א Ժሾݔሿ
serta,
߮ఉ: Ժሾݔሿ ՜ ܮ
dengan definisi, ߮ఉሺ݃ሺݔሻሻ ൌ ݃ሺߚሻ, untuk setiap ݃ሺݔሻ א Ժሾݔሿ.
Analog dengan bukti teorema 2.4.3, diperoleh ݉ܫሺ߮ఈሻ ൌ ܭ dan ݉ܫ൫߮ఉ൯ ൌ ܮ
serta ݎ݁ܭሺ߮ఈሻ ൌ ۃఈሺݔሻۄ dengan ఈሺݔሻ adalah polinomial tak tereduksi
berderajat n di Ժሾݔሿ. Juga diperoleh ݎ݁ܭ൫߮ఉ൯ ൌ ۃఉሺݔሻۄ dengan ఉሺݔሻ adalah
polinomial tak tereduksi berderajat n di Ժሾݔሿ.
Jadi, ܭ ൌ ݉ܫሺ߮ఈሻ ؆
Ժሾݔሿ
ۃఈሺݔሻۄ
൘ serta ܮ ൌ ݉ܫ൫߮ఉ൯ ؆
Ժሾݔሿ
ۃఉሺݔሻۄ൘ .
Selanjutnya, akan dibuktikan bahwa
Ժሾݔሿ
ۃఈሺݔሻۄ
൘ ؆
Ժሾݔሿ
ۃఉሺݔሻۄ൘ .
Perhatikan bahwa,
Ժሾݔሿ
ۃఈሺݔሻۄ
൘ ൌ ൛݂ሺݔሻ ۃఈሺݔሻ݂|ۄሺݔሻ א Ժሾݔሿ dan ݀݁݃൫݂ሺݔሻ൯ ൏ ݊ൟ
48. tutur widodo : pend. matematika uns
46Lapangan Berhingga
Untuk sebarang ݐଵ, ݐଶ א
Ժሾݔሿ
ۃఉሺݔሻۄ൘
ݐଵ, ݐଶ dapat dinyatakan sebagai berikut
ݐଵ ൌ ݂ଵሺݔሻ ۃఉሺݔሻۄ ൌ ߰ሺ݂ଵሺݔሻ ۃఈሺݔሻۄሻ
dan
ݐଶ ൌ ݂ଶሺݔሻ ۃఉሺݔሻۄ ൌ ߰ሺ݂ଶሺݔሻ ۃఈሺݔሻۄሻ
andaikan ݐଵ ൌ ݐଶ akan ditunjukkan ݂ଵሺݔሻ ۃఈሺݔሻۄ ൌ ݂ଶሺݔሻ ۃఈሺݔሻ.ۄ
Perhatikan,
ݐଵ ൌ ݂ଵሺݔሻ ۃఉሺݔሻۄ ൌ ݂ଶሺݔሻ ۃఉሺݔሻۄ ൌ ݐଶ
berakibat ݂ଵሺݔሻ െ ݂ଶሺݔሻ א ۃఉሺݔሻۄ
tetapi diketahui pula bahwa ݀݁݃൫݂ଵሺݔሻ െ ݂ଶሺݔሻ൯ ൏ ݀݁݃൫ఉሺݔሻ൯ sehingga didapat
݂ଵሺݔሻ െ ݂ଶሺݔሻ ൌ 0 yang berakibat ݂ଵሺݔሻ ൌ ݂ଶሺݔሻ.
Sehingga jelas bahwa ݂ଵሺݔሻ ۃఈሺݔሻۄ ൌ ݂ଶሺݔሻ ۃఈሺݔሻ.ۄ Jadi, ߰ injektif.
Karena ߰ injektif sekaligus surjektif maka ߰ bijektif. Dengan kata lain, ߰ adalah
suatu isomorphisma.
Jadi, terbukti bahwa
Ժሾݔሿ
ۃఈሺݔሻۄ
൘ ؆
Ժሾݔሿ
ۃఉሺݔሻۄ൘ .
Oleh karena itu,
ܭ ؆
Ժሾݔሿ
ۃఈሺݔሻۄ
൘ ؆
Ժሾݔሿ
ۃఉሺݔሻۄ൘ ؆ ܮ
berarti ܭ ؆ .ܮ Teorema terbukti.
Teorema di atas memberikan bukti bahwa sebarang lapangan berhingga
yang berorder sama saling isomorphic. Dengan kata lain, dengan memanfaatkan
relasi isomorphima ini kita dapat mengambil satu lapangan berhingga saja sebagai
representasi lapangan berhingga lain yang berorder sama. Oleh karena itu,
penulisan lapangan berhingga berorder
dengan simbol ܨܩሺ
ሻ cukup
beralasan.
49. tutur widodo : pend. matematika uns
47Lapangan Berhingga
Berikut dengan memanfaatkan fakta di atas akan dibuktikan jika H sublapangan
berorder
dari lapangan berhingga ܨ ൌ ܨܩሺ
ሻ maka m membagi n.
Berdasarkan teorema 2.5.1, H isomorphic dengan ܨܩሺ
ሻ, sehingga
݊ ൌ ሾܨܩሺሻ: ܨܩሺሻሿ ൌ ሾܨܩሺሻ: ܨܩሺሻሿሾܨܩሺሻ: ܨܩሺሻሿ
ൌ ሾܨܩሺሻ: ܨܩሺሻሿ. ݉
karena ሾܨܩሺሻ: ܨܩሺሻሿ merupakan dimensi dari ܨܩሺሻ sebagai ruang vektor
atas ܨܩሺሻ maka ሾܨܩሺሻ: ܨܩሺሻሿ א Ժା
. Jadi, terbukti m membagi n.
Pada bagian akhir dari makalah ini, diberikan contoh lapangan berhingga dan
pembahasan mengenai elemen primitive dan sublapangannya.
Contoh 1. Lapangan berhingga berorder 9 (ࡳࡲሺ
ሻ)
Untuk mengkonstruksi ܨܩሺ9ሻ kita memanfaatkan gelanggang Ժଷሾݔሿ dan
polinomial tak tereduksi ሺݔሻ ൌ ݔଶ
1 א Ժଷሾݔሿ.
Jadi, ܨܩሺ9ሻ ൌ
Ժଷሾݔሿ
ݔۃଶ 1ۄ
൘ ൌ ሼ0, 1, 2, ,ݔ ݔ 1, ݔ 2, 2,ݔ 2ݔ 1, 2ݔ 2ሽ
Catatan: tanpa mengurangi arti dan untuk menyederhanakan penulisan, tanda
[…] pada tiap elemen anggota ܨܩሺ9ሻ dihilangkan.
Untuk operasi penjumlahan pada ܨܩሺ9ሻ menggunakan modulo 3 sedangkan
operasi perkaliannya menggunakan modulo ሺݔଶ
1ሻ.
Contoh:
2ݔ ሺ2ݔ 1ሻ ൌ 4ݔ 1 ൌ ݔ 1
ሺݔ 1ሻሺ2ݔ 2ሻ ൌ 2ݔଶ
4ݔ 2 ൌ 4ݔ 2ሺݔଶ
1ሻ ൌ 4ݔ ൌ ݔ
Kita juga bisa menggunakan hubungan ݔଶ
ൌ െ1 ൌ 2. Sebagai contoh,
ሺݔ 1ሻሺ2ݔ 2ሻ ൌ 2ݔଶ
4ݔ 2 ൌ 4 4ݔ 2 ൌ 6 4ݔ ൌ 4ݔ ൌ ݔ
Selanjutnya akan dicari elemen primitive dari ܨܩሺ9ሻ. Perhatikan bahwa, ܨܩሺ9ሻ*
membentuk group siklik berorder 8. Karena order dari tiap elemen di ܨܩሺ9ሻ*
membagi 8 maka untuk mencari elemen primitive dari ܨܩሺ9ሻ* cukup mencari
elemen ܽ א ܨܩሺ9ሻ* dengan sifat
ܽଶ
് 1 dan ܽସ
് 1 .
50. tutur widodo : pend. matematika uns
48Lapangan Berhingga
Kita mulai dengan x, diperoleh ݔଶ
ൌ െ1 ൌ 2 dan ݔସ
ൌ ݔଶ
. ݔଶ
ൌ 2.2 ൌ 4 ൌ 1.
Jadi, x bukan elemen primitive dari ܨܩሺ9ሻ.
Sekarang dicoba untuk ݔ 1, diperoleh
ሺݔ 1ሻଶ
ൌ ݔଶ
2ݔ 1 ൌ 2 2ݔ 1 ൌ 2ݔ ് 1
dan ሺݔ 1ሻସ
ൌ ሺݔ 1ሻଶሺݔ 1ሻଶ
ൌ 2.ݔ 2ݔ ൌ 4ݔ ൌ ݔ ് 1
Jadi, ݔ 1 adalah elemen primitive dari ܨܩሺ9ሻ*. Perhatikan tabel dibawah ini !
Bentuk Perkalian Bentuk Penjumlahan
ݔ 1 ݔ 1
ሺݔ 1ሻଶ 2ݔ
ሺݔ 1ሻଷ 2ݔ 1
ሺݔ 1ሻସ 2
ሺݔ 1ሻହ 2ݔ 2
ሺݔ 1ሻ ݔ
ሺݔ 1ሻ ݔ 2
ሺݔ 1ሻ଼ 1
Berdasarkan teorema 1.1.4 selain ݔ 1 elemen primitive dari ܨܩሺ9ሻ* yaitu
ሺݔ 1ሻ3 ൌ 2ݔ 1, ሺݔ 1ሻ5 ൌ 2ݔ 2 dan ሺݔ 1ሻ7 ൌ ݔ 2
Sublapangan dari ܨܩሺ9ሻ yaitu ܨܩሺ9ሻ sendiri dan
ܨܩሺ3ሻ ൌ ሼ0ሽڂሼۃሺݔ 1ሻସۄሽ ൌ ሼ0ሽڂሼۄ2ۃሽ ൌ ሼ0, 1, 2ሽ
Contoh 2. Lapangan berhingga berorder 16 (ࡳࡲሺ
ሻ)
Untuk mengkonstruksi ܨܩሺ16ሻ dapat memanfaatkan gelanggang Ժଶሾݔሿ dan
polinomial tak tereduksi ሺݔሻ ൌ ݔସ
ݔ 1 א Ժଶሾݔሿ.
Jadi,
ܨܩሺ16ሻ ൌ
Ժଶሾݔሿ
ݔۃସ ݔ 1ۄ൘ ൌ ൜
ܽݔଷ
ܾݔଶ
ܿݔ ݀ ݔۃସ
ݔ 1ۄ
dengan ܽ, ܾ, ܿ, ݀ א Ժଶ
ൠ
Atau tanpa mengurangi arti dapat ditulis,
ܨܩሺ16ሻ ൌ ሼܽݔଷ
ܾݔଶ
ܿݔ ݀|ܽ, ܾ, ܿ, ݀ א Ժଶሽ
51. tutur widodo : pend. matematika uns
49Lapangan Berhingga
Analog dengan contoh 1, akan dicari elemen primitive dari ܨܩሺ16ሻ*. Karena
|ܨܩሺ16ሻכ| ൌ 15 berakibat elemen primitive di ܨܩሺ16ሻ* yaitu ܽ א ܨܩሺ16ሻ*
memiliki sifat ܽଷ
് 1 dan ܽହ
് 1 .
Kita coba untuk elemen ݔ א ܨܩሺ16ሻ*. Jelas bahwa ݔଷ
് 1 sedangkan
ݔହ
ൌ ݔସ
. ݔ ൌ ሺݔ 1ሻݔ ൌ ݔଶ
ݔ ് 1
Jadi, x merupakan elemen primitive dari ܨܩሺ16ሻ*.
Perhatikan tabel di bawah ini!
Bentuk Perkalian Bentuk Penjumlahan
ݔ ݔ
ݔଶ
ݔଶ
ݔଷ
ݔଷ
ݔସ ݔ 1
ݔହ ݔଶ
ݔ
ݔ
ݔଷ
ݔଶ
ݔ
ݔଷ
ݔ 1
ݔ଼
ݔଶ
1
ݔଽ
ݔଷ
ݔ
ݔଵ
ݔଶ
ݔ 1
ݔଵଵ
ݔଷ
ݔଶ
ݔ
ݔଵଶ
ݔଷ
ݔଶ
ݔ 1
ݔଵଷ ݔଷ ݔଶ 1
ݔଵସ
ݔଷ
1
ݔଵହ 1
Sublapangan dari ܨܩሺ16ሻ selain ܨܩሺ16ሻ sendiri ada dua yaitu
ܨܩሺ2ሻ ൌ ሼ0ሽڂሼݔۃଵହۄሽ ൌ ሼ0, 1ሽ
dan
ܨܩሺ4ሻ ൌ ሼ0ሽڂሼݔۃହۄሽ ൌ ሼ0ሽڂሼݔହ
, ݔଵ
, 1ሽ ൌ ሼ0,1, ݔଶ
,ݔ ݔଶ
ݔ 1ሽ
52. tutur widodo : pend. matematika uns
50Lapangan Berhingga
Sedangkan elemen primitive dari ܨܩሺ16ሻ* selain x yaitu
a. ݔଶ
b. ݔସ
ൌ ݔ 1
c. ݔ
ൌ ݔଷ
ݔ 1
d. ݔ଼
ൌ ݔଶ
1
e. ݔଵଵ
ൌ ݔଷ
ݔଶ
ݔ
f. ݔଵଷ
ൌ ݔଷ
ݔଶ
1
g. ݔଵସ
ൌ ݔଷ
1
Demikian pembahasan tentang lapangan berhingga yang penulis kemukakan
pada makalah kali ini. Apabila pembaca tertarik terhadap materi ini, dapat
mencari referensi lain yang lebih lengkap dari buku – buku tentang aljabar
abstrak.
53. tutur widodo : pend. matematika uns
51
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Lapangan berhingga ialah lapangan yang memuat elemen sebanyak berhingga.
2. Lapangan berhingga memiliki sifat- sifat sebagai berikut :
a. Karakteristik dari lapangan berhingga berupa bilangan prima.
b. Untuk sebarang lapangan berhingga F, berlaku ||ܨ ൌ
dengan p adalah
bilangan prima dan n berupa bilangan bulat positif.
c. Untuk sebarang bilangan prima p dan sebarang bilangan bulat positif n
terdapat lapangan berhingga F sedemikian sehingga ||ܨ ൌ
.
d. Himpunan elemen – elemen taknol dari suatu lapangan berhingga F
membentuk group siklik, terhadap operasi perkalian di F.
e. Jika A dan B adalah sebarang lapangan berhingga yang berorder sama,
yaitu ||ܣ ൌ ||ܤ maka ܣ ؆ .ܤ
3. Lapangan berhingga ܨܩሺ
ሻ merupakan sublapangan dari ܨܩሺ
ሻ jika dan
hanya jika m membagi habis n.
4. Untuk mengkonstruksi lapangan berhingga ܨܩሺ
ሻ dapat memanfaatkan
gelanggang Ժሾݔሿ dan polinomial tak tereduksi ሺݔሻ א Ժሾݔሿ berderajat n,
yaitu ܨܩሺሻ ൌ
Ժሾݔሿ
ۃሺݔሻۄ൘ .
B. Saran
Bagi pembaca maupun teman – teman Pendidikan Matematika UNS
yang tertarik dengan materi yang dibahas pada makalah ini serta berminat untuk
dijadikan bahan seminar, bisa mempelajari lebih lanjut mengenai Galois Field dan
terapannya. Selain itu dapat pula belajar lebih jauh tentang polinomial tak
tereduksi terutama mengenai cara pengujiannya.
54. tutur widodo : pend. matematika uns
52
LAMPIRAN
Pada bagian pembahasan disebutkan mengenai Fungsi Euler. Berikut akan
dijelaskan tentang fungsi tersebut.
Definisi Fungsi Euler. Misalkan n bilangan bulat positif. Banyaknya bilangan
bulat positif yang kurang dari atau sama dengan n serta relatif prima terhadap n
dilambangkan dengan ߶ሺ݊ሻ. Fungsi ߶ selanjutnya disebut Fungsi Euler.
Contoh,
Bilangan – bilangan 1, 3, 7, 9, 11, 13, 17, 19 relatif prima terhadap 20. Jadi,
߶ሺ20ሻ ൌ 8.
Teorema. Untuk setiap bilangan bulat positif d yang membagi habis n berlaku
߶ሺ݀ሻ ൌ ݊.
ௗ
ൗ
Bukti :
Perhatikan barisan bilangan rasional berikut,
1
݊
,
2
݊
,
3
݊
, … ,
݊
݊
Jelas barisan tersebut terdiri dari n suku. Selanjutnya buat barisan baru dengan
cara mereduksi masing- masing suku barisan di atas menjadi bentuk paling
sederhana ( tiap suku barisan baru berbentuk
dengan FPB(a, b) = 1). Dengan
demikian, barisan baru tersebut tetap terdiri dari n suku dan penyebut dari tiap
sukunya merupakan pembagi n. Pehatikan pula, untuk setiap d yang membagi n
terdapat suku yang penyebutnya adalah d.
Jadi untuk setiap d yang membagi n, ߶ሺ݀ሻ adalah banyaknya suku di barisan baru
yang penyebutnya adalah d. Oleh karena itu, jika kita menghitung
߶ሺ݀ሻ
ௗ
ൗ