Integrated Pest Management (IPM) merupakan pendekatan terpadu dalam mengendalikan hama, penyakit dan gulma yang melibatkan berbagai teknik pengendalian secara bersamaan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Penerapan IPM bertujuan mengurangi ketergantungan terhadap pestisida serta menjaga kelestarian lingkungan.
Hama adalah organisme yang merusak tanaman dan secara ekonomik merugikan manusia. Hama yang menyerang tumbuhan antara lain tikus, walang sangit, wereng, tungau, dan ulat.
Program pengelolaan pertanian secara terpadu dengan memperhatikan aspek-aspek ekologi, ekonomi dan budaya untuk menciptakan suatu sistem pertanian yang berkelanjutan dengan menekan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh pestisida dan kerusakan lingkungan secara umum dengan memanfaatkan berbagai Teknik pengendalian yang layak (kultural, mekanik, fisik dan hayati).
Di dalam ini akan dijelaskan (1) pengendalian OPT secara kimiawi, (2) macam-macam pestisida, (3) peranan pestisida, (4) kelebihan, kekurangan, dan pengendalian pestisida, (5) klasifikasi pestisida, (6) formulasi pestisida, dan (7) cara menggunakan pestisida.
Maaf :-
Hama adalah organisme yang merusak tanaman dan secara ekonomik merugikan manusia. Hama yang menyerang tumbuhan antara lain tikus, walang sangit, wereng, tungau, dan ulat.
Program pengelolaan pertanian secara terpadu dengan memperhatikan aspek-aspek ekologi, ekonomi dan budaya untuk menciptakan suatu sistem pertanian yang berkelanjutan dengan menekan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh pestisida dan kerusakan lingkungan secara umum dengan memanfaatkan berbagai Teknik pengendalian yang layak (kultural, mekanik, fisik dan hayati).
Di dalam ini akan dijelaskan (1) pengendalian OPT secara kimiawi, (2) macam-macam pestisida, (3) peranan pestisida, (4) kelebihan, kekurangan, dan pengendalian pestisida, (5) klasifikasi pestisida, (6) formulasi pestisida, dan (7) cara menggunakan pestisida.
Maaf :-
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaRozi Aziz
Materi Kuliah pertemuan 1 dan 2 pada Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura, Program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu semester ganjil 2017/2018
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaRozi Aziz
Materi Kuliah pertemuan 1 dan 2 pada Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura, Program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu semester ganjil 2017/2018
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
1. PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Integrated Pest Management(IPM)
1.Pest = OPT (hama, penyakit, gulma)
Seluruh organisme yang hidup di lingkungan
pertanaman yang menyebabkan kerusakan pada tanaman
dan menurunkan hasil panen (kuantitas/kualitas)
2.Management = Pengelolaan
Proses pengambilan keputusan dalam mengendalikan OPT
yang didasarkan pada prinsip ekologi dan ekonomi
3.Integrated = Terpadu
• Mencakup berbagai OPT
• Ramuan berbagai teknologi pengendalian yang selaras
• Pengendalian OPT merupakan bagian dari sistem usahatani
• Pertimbangan ekonomi, ekologi, dan sosial
2. Kogan(1998):
Sistem penunjang pengambilan keputusan dalam memilih dan
menerapkan taktik pengendalian OPT yang didasarkan pada analisis
biaya/manfaat, dan pertimbangan kepentingan dari
dan dampak pada petani/produser, khalayak,dan lingkungan
Definisi: terdapat sebanyak 67 definisi tentang PHT
Secara umum memiliki kesamaan:
•Perpaduan yang serasi dari berbagai teknik pengendalian
•Populasi OPT dipertahankan di bawah tingkat yang merugika
•Memberi manfaat ekonomi bagi petani dan khalayak
•Melestarikan lingkungan hidup
•Mempertimbangkan kompleks OPT
3. • Smith (1978) menyatakan PHT adalah pendekatan ekologi
yang bersifat multidisplin untuk pengelolaan populasi hama
dengan memanfaatkan beraneka ragam teknik pengendalian
secara kompatibel dalam suatu kesatuan kordinasi
pengelolaan
• Bottrell (1979) menekankan bahwa PHT adalah pemilihan
secara cerdik dari penggunaan tindakan pengendalian hama,
yang dapat menjamin hasil yang menguntungkan dilihat dari
segi ekonomi, ekologi dan sosiologi
• Kenmore (1989) memberikan definisi singkat PHT sebagai
perpaduan yang terbaik. Yang dimaksud perpaduan terbaik
ialah menggunakan berbagai metode pengendalian hama
secara kompatibel. Sehingga melalui penerapan PHT,
diharapkan kerusakan yang ditimbulkan hama tidak
merugikan secara ekonomi, sekaligus menghindari kerugian
bagi manusia, binatang, tanaman dan lingkungan.
4. TUJUAN & SASARAN PHT
• TUJUAN
Mengupayakan agar OPT tidak menimbulkan kerugian melalui
cara-cara pengendalian yang efektif, ekonomis, dan aman
• SASARAN
Mengupayakan produksi yang tetap tinggi dan menguntungkan
(profitability)
Memelihara kesehatan manusia dan kualitas lingkungan hidup
(safety)
Menjamin agar hasil pengendalian bersifat awet (durability)
5. KOMPONEN UTAMA PHT
1. Informasi dan Pengetahuan
• Bioekologi OPT
2. Sarana pengambilan keputusan
• Metode pemantauan dan/atau model peramalan
• Ambang tindakan (berdasarkan pengamatan)
3. Teknologi pengendalian
• Pengendalian secara bercocok tanam
• Pengendalian hayati
• Pengendalian fi sik/mekanis
• Varietas tahan
• Pengendalian dengan perundang-undangan
• Pengendalian kimiawi, dll
4. Sumberdaya manusia
• Pelaku langsung PHT di lapangan
• Pelaku penunjang
6. Prinsip dasar penerapan PHT
•Mengupayakan pertanaman yang sehat dan tahan OPT
•Meningkatkan peran komponen pengendali alami
(hayati/fisik yang ada di pertanaman)
•Melakukan pemantauan untuk menentukan perlu-tidaknya
tindakan intervensi untuk mengamankan hasil panen
(penggunaan pestisida hanya bila diperlukan)
Manfaat penerapan PHT
• Meningkatkan pendapatan bersih petani
• Mengurangi risiko kegagalan panen
• Memelihara kualitas lingkungan hidup
• Mengurangi risiko keracunan pestisida pada produsen dan
konsumen
• Memelihara keberlanjutan sistem ekologi (musuh alami,
keanekaragaman hayati)
• Menurunkan ongkos usahatani
7. Latar Belakang Munculnya PHT di
Indonesia:
• Kegagalan pengendalian hama dengan cara lama karena:
Timbulnya resistensi hama
Timbulnya hama sekunder
Timbulnya resurjensi
• Kepedulian lingkungan
• Kebijaksanaan Pemerintah
• GBHN (sejak PELITA III)
• Inpres no 3/1986 – PHT
• UU No 12/1992 – Budidaya tanaman
8. • Revolusi pengendalian terjadi pada masa pasca PD II
• Dimulai dengan penemuan insektisida organik sintetik DDT
pada tahun 1939
• Pada mulanya insektisida dianggap ampuh membasmi dan
memusnahkan hama dengan efektif dan efisien
• Cara-cara tradisional pengendalian hama ditinggalkan
• Tahun 1950 industri pestisida berkembang sangat pesat
• Insektisida menjadi satu-satunya cara pengendalian
obat-obat pertanian
• Aplikasi insektisida dilakukan secara berjadwal
9. Pemakaian insektisida yang intensif
Resistensi
hama
Muncul permasalahan
Resurgensi
hama
Munculnya
hama sekunder
Pencemaran
lingkungan
Keracunan
pekerja
Residu pada
bahan yang
dipanen
11. Munculnya Hama Sekunder
Sebelum aplikasi
Hama B
Ledakan hama B
Aplikasi insektisida
t
N
AE
Hama A
Hama A
Predator A
Hama B
Predator B
Segera setelah aplikasi
14. •Pokok-pokok isi Inpres No 3 tahun 1986:
• Pengembangan sumberdaya manusia pada
tingkat paling bawah (petani) dan para petugas
lapangan melalui pelatihan-pelatihan PHT
• Kepedulian terhadap kelestarian lingkungan,
termasuk kesehatan manusia
• Pelarangan penggunaan 57 jenis formulasi
• pestisida yang dapat menimbulkan resurjensi
hama
15. Undang-undang No 12 tahun 1992
(Sistem Budidaya Tanaman) Pasal 20
menyatakan :
• Perlindungan tanaman dilaksanakan dengan
sistem PHT
• Pelaksanaan perlindungan tanaman menjadi
tanggung jawab masyarakat dan
pemerintah.
16. • Pengelolaan OPT Terpadu: pemilihan dan
penggunaan cara pengendalian yang bijak, yang
menjamin keadaan yang baik dari segi ekologi,
ekonomi dan sosial. Di dalam usaha pertanian,
pengelolaan hama menjamin pertanian yang kuat
dan lingkungan hidup yang sehat. Dalam kegiatan
pengendaliannya, termasuk memonitor populasi
hama serta penggunaan pestisida yang bijak.
17. Paradigma PHT:
Memahami agroekosistem
Memaksimalkan pengendalian secara alami dan kultur teknis
Pestisida hanya bila dibutuhkan
Dalam perjalanannya, penerapan PHT lebih didominasi oleh tujuan
optimasi penggunaan pestisida melalui kegiatan pemantauan dan
ambang ekonomi sebagai acuan pengambilan keputusan pengendalian
MENGURANGI PESTISIDA
MENGURANGI KETERGANTUNGAN TERHADAP PESTISIDA
18. • Strategi Pengendalian Konvensional:
Strategi preventif: tindakan pengendalian
yang dilakukan sebelum terlihat adanya
OPT/ kerusakan tanaman
Strategi kuratif: tindakan yang dilakukan
segera setelah terlihat adanya OPT/
kerusakan
19. • Dalam PHT, istilah yang lebih tepat adalah sbb:
Strategi preemtif: tindakan pengendalian yang
didasarkan pada informasi keadaan serangan
hama musim sebelumnya, serta sekedar dugaan
manfaat yang mungkin diperoleh dari tindakan
pengendalian yang dilakukan.
Strategi responsif: tindakan pengendalian yang
didasarkan pada informasi status hama pada
musim yang sedang berlangsung, serta
didasarkan pada evaluasi terhadap manfaat yang
dapat diperoleh dari tindakan pengendalian yang
dilakukan
20. Strategi mana yang dipilih tergantung pada
karakteristik hama
• Pengendalian yang sifatnya preemtif harus merupakan
bagian dari cara budidaya tanaman, dan dilakukan
secara berkesinambungan, mulai sebelum
tanam,selama pertumbuhan tanaman hingga panen.
• Pengendalian yang sifatnya responsif hanya dilakukan
sebagai tindakan intervensi, yaitu bila pengendalian
preemtif tidak mampu menekan perkembangan hama
Preemtif
Responsif
21. Ambang Ekonomi (AE)
ambang ekonomi merupakan kerusakan yang
timbul secara ekonomi akibat dari suatu
organisme perusak
• Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingginya AE :
1. Kultur tanaman
2. Masalah tempat
3. Tipe tanah
4. Iklim
22. Status hama
• Status hama dicapai apabila populasi
organisme tersebut sudah merusak
secara ekonomi.,
• yang berarti jika populasi
dikendalikan dengan suatu cara, maka
harga yang diperoleh paling tidak
sama dengan biaya pengendalian
23. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pengelolaan
PHT (Stein)
1. Harus mengenal ekosistem terlebih dahulu, ex;
ekosistem padi
2. Mengetahui hubungan antra serangga yang satu
dengan yang lainnya, ex; wc dengan mA
3. Tehnik penarikan contoh
4. Mengetahui cara merangsang mA, ex;
tan.pengh.nektar, paederus menyukai tanah2 BO
5. Menggunakan insektisida yang selektif
6. Memanipulasi penggunaan insektisida, ex; tepat
dosis, tepat waktu aplikasi.
24. Ekosistem---sistem ekologi ;
seluruh kompleksitas organisme
hidup dan faktor2 ling.fisik
•Ex ; hama-hama dan saigannya
•Gulma, tanah, air
•Kegiatan2 pertanian dsb
Dalam ekosistem terdapat :
Perputaran energi, rantai makanan, ruang dan
waktu, siklus biokimia, perkembangan dan
evolusi, kontrol / cybernities
Unsur dari ekosistem perlu diketahui
untuk memahami gejala
25. Fase – fase perkembangan
pengelolaan PHT :
1. Single tactic phase / fase awal
(1 teknik pengendalian)
2. Multiple tactis / pengend.ganda
(>1 teknik pengendalian)
3. Biological monitoring phase
(faktor biotik + pengend.lain)
4. Modelling phase (teknik pengend.yg lebuh baik)
5. Management phase
6. Acceptance phase (diterima tanpa keberatan)
26. Di sul-sel PHT diterapkan
sekitar tahun 1969-1970
• Wereng coklat menyerang dengan
intensitas serangan yang sangat
tinggi
• Hama kelapa Artona catoxantha
27. Contoh kasus penerapan
PHT
• Penerapa PHT pada tanaman kubis telah
mengurangi penggunaan pestisida 61-81%
• Meningkatkan parasitasi Plutella xylostella
dan Diadegma semiclausum menjadi 80%
• Hasil panen meningkat 8-16% dan
keuntungan ekonomis 1,9 juta/ha
28. Pada tanaman kentang
• Berkurangnya penggunaan fungisida
52,4-75%, insektisida 62,3-88,3%
• Hasil panen meningkat 17,7-24,8%
• Keuntungan ekonomis 1,9 juta/ha
29. Pemasyarakatan PHT:
• Tindak lanjut Inpres No 3 1986 adalah
terbentuknya Program Nasional PHT yang salah
satu tujuannya adalah melatih petani agar mampu
dan dapat menerapkan PHT di lahannya sendiri
• Pelatihan PHT untuk petani mulai dilaksanakan
pada tahun 1989 (PHT padi) melibatkan 6 provinsi
(Jatim, Jateng, DI Yokyakarta, Jabar,Sumut dan
Sulsel). Pada tahun 1991 diperluas menjadi 20
provinsi, termasuk Sumbar, Bengkulu,Riau, Jambi,
Sumsel, Bali, NTB, NTT, Timtim, Sulut, Kalteng,
Kaltim, Sulteng, Sultra.
• Ruang lingkup komoditi: padi, kedelai, kubis,
kentang, bawang merah
30. • PHT TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT
(PHT-PR)
BERLANGSUNG TAHUN 1997- 2006
(TERSEBAR DI BEBERAPA PROVINSI)
• KOMODITAS
KOPI, KAKAO, TEH, KAPAS, JAMBU
METE, LADA
31. • Metode pelatihan:
Pelatihan PHT untuk petani dilakukan di
lapangan terbuka, disebut: Sekolah
Lapangan PHT (SL- PHT)
• Metode pelatihan mulai:
Partisipatif – mencari – menemukan –
mencobakan – menganalisa – memutuskan
32. Dampak PHT pada petani:
• Pengurangan penggunaan pestisida
• Kemampuan mengambil keputusan dan sasaran aplikasi pestisida yang
lebih tepat
• Pengeluaran biaya untuk pestisida berkurang
• Pencemaran lingkungan dapat diminimalkan, kehidupan biologik dapat
dipulihkan, kecelakaan pada manusia (keracunan) berkurang
• Studi kasus sosial budaya memberikan kesan adanya perubahan sikap
pada petani
• Di antara petani yang sudah ikut SL-PHT, banyak yang dengan sukarela
meneruskan pengetahuannya kepada petani lain yang belum sempat
dilatih
• Kebijakan penyuluhan pertanian secara bertahap dirubah mengikuti
metode SL-PHT
33. 5 KOMPONEN TEKHNIK
PENGENDALIAN DALAM PHT
1.PENGENDALIAN SECARA FISIK / MEKANIK
- Pengendalian secara fisik berarti menggunakan
unsur fisik. Hal ini didasarkan bahwa setiap
organisme mempunyai toleransi terhadap faktor
fisik (ex ; faktor suhu)
- Pengendalian secara mekanik adalah tehnik
pengendalian dengan menggunakan alat, dengan
tujuan :
a. untuk mematikan hama
b. untuk mengganggu aktivitas fisiologis suatu jenis
hama
c. untuk mengubah lingkungn agar tidak sesuai bagi
pertumbuhan dan perkembangan hama
(ex ; pemanasan, pembakaran, pendinginan,
pembasahan, pengeringan, penggunaan radiasi
UV, gelombang suara)
34. Keuntungan dan Kelemahan
pengendalian secara fisik / mekanik
• Keuntungan :
murah
Tidak merusak lingkungan
Dapat diaaplikasikan dengan
pengendalian lain
• Kelemahan :
Banyak membutuhkan tenaga
35. 2. Tehnik Pengendalian Secara
Kultur Budaya
• Adalah didasarkan pada biologi & ekologi
hama.
• Tujuan : untuk membuat lingkungan agar
kurang sesuai bagi serangga untuk
berkembang, bereproduksi, bertumbuh,&
bertahan hidup. Kunci utama pengendalian
ini ditujukan pada tahp perkembangan
hama terlemah seperti telur, larva dan
pupa.
36. Contoh-contoh tehnik pengendalian
secara kultur budaya :
• Sanitasi pada sisa-sisa pertanaman
• Mengelola tanah dengan baik
• Mengatur waktu tanam & waktu panen
• Pemangkasan & penjarangan
• Pengaturan air
• Pemasangan tanaman perangkap
• Pemupukann
• Pergiliran tanaman
37. Keuntungan & Kelemahan
Pengendalian Secara Kultur Budaya
• Kentungan
Biasa dilakukan dalam usaha produksi jadi
tidak memerlukan biaya tambahan
Tidak memiliki efek samping
• Kelemahan
Hanya merupakan usaha preventif
Tidak selalu memberikan hasil yang sempurna
38. 3. Pengendalian Hayati
• Adalah suatu tehnik pengendalian
yang memanfaatkan agens hayati
seperti parasitoid, predator, patogen
• Tujuan untuk menekan populasi
perkembangan hama dan penyakit
39. Ada 3 tehnik yang digunakan dalam
pengendalian hayati
1). Introduksi / importasi musuh alami.
Ada beberapa langkah yang dilakukan :
a. Melakukan penjelajahan asal musuh alami
b. Melakukan pengiriman ketempat tujuan
c. Melakukan karantina
d. Melakukan perbanyakan
e. Melakukan pelepasan & pemapanan
f. Evaluasi efektifitas
40. 2). Augmentasi (pembesar populasi)
Tujuan untuk meningkatkan jumlah & pengaruh dari
musuh alami
3). Pelepasan musuh alami.
Ada 2 tehnik pelepasan yaitu :
a. Inundasi
adalah pelepasan dalam jumlah yang relatif besar
dibanding populasi hama untuk menekan populasi hama
dalam waktu yang singkat.
b. Inokulasi
adalah pelepasan dalam jumlah yang relatif kecil
dibanding populasi hama pada saat itu (populasi yang kecil
tsb diharapkan berkembang dan menjadi banyak)
41. Keuntungan & Kelemahan
Pengendalian Hayati
• Keuntungan
Sifatnya selektif
Memanfatkan musuh alami yang sudah ada
Dapat mencari & menemukan inang dengan
sendirinya
mA dapat meningkat & memencar
Hama tidak resisten
Pengendalian kekal
42. • Kelemahan :
Pengendaliannya lambat
mA bukan pemusnah hanya mengendalikan
secara lambat
Hasilnya tidak dapat diramalkan
Kadang-kadang sulit dikembangkan
Memerlukan supervisi dari para ahli
43. 4. Pengendalian dengan
Varietas Tahan
• Menggunakan varietas tahan
• Dapat menggunakan varietas yang
mempunyai sifat yang dapat
mendukung perkembangan alamiah /
dapat mengelak serangan hama
• Memanfatkan pengaruh makan
terhadap perkembangan serangga
44. • Beberapa teori tentang varietas tahan
yaitu :
Snelling (1941) ; varietas tahan adalah
sifat tanaman yang memungkinkan tanaman
terhindar, toleran atau sembuh dari
serangan hama pada tingkat kerusakan
sama, hama sama, varietas lain rusak
Painter (1951) ; varietas tahan adalah
sifat tanaman yang dapat diturunkan.
Mempengaruhi derajat kerusakan tanaman.
Tanaman dapat bereproduksi tapi pada
tingkat serangga / populasi itu varietas
lain bereproduksi.
45. Mekanisme Resistensi
• Non preferensi (adanya ketahanan fisik)
• Antibiosis (dipilih sebagai tempat makan, telur
tetapi tanaman memiliki racun atau nutrisi
tidak seimbang)
• Toleransi (dipilih & menyokong hidup serangga
tetapi kerusakan yang ditimbulkan tidak
berarti / tidak mengurangi produksi).
46. Keuntungan & Kelemahan
Pengendalian dengan Varietas Tahan
• Keuntungan :
Sifatnya spesifik (tahan terhadap hama-
hama tertentu)
Berdampak kumulatif (jika tahan pada
generasi I maka generasi II juga bertahan)
Tahan lama
Tidak menimbulkan dampak
Dapat dikombinasikan dengan tehnik
pengendalian lain
47. • Kelemahan :
Terbentuk biotipe baru
Kadang-kadang bertentangan sifat
dengan agronomis tertentu
Penyediannya lama
48. 5. Pengendalian Dengan Perundang-
undangan (karantina)
• Secara umum yang dimaksud dengan
karantina adalah suatu tindakan yang sah
dilakukan oleh pemerintah dalam usaha
mencegah pemasukan dan penyebaran
hama/penyakit tumbuhan dari luar negeri
dan usaha mencegah penyebaran lebih
lanjut hama/penyakit tumbuhan tertentu
dalam negeri, dengan berdasarkan
peraturan perundang-undangan
49. Analisa risiko hama / penyakit tumbuhan
(penetapn status pemasukan tumbuhan)
• Risiko tertinggi (pemasukan tanaman hidup (berbatang,
berakar, berdaun) yang dikoleksi lansung dari lapangan)
• Risiko tinggi (pemasukan stek tumbuhan yang masih
berakar)
• Risiko menengah (introduksi stek tumbuhan tanpa disertai
akar)
• Risiko sedang (pemasukan biji-bijian)
• Risiko rendah (introduksi plasma nutfah dalam bentuk
kultur jaringan)
• Risiko terendah (pemasukan tepung sari (pollen), meskipun
masih tidak luput dari kontaminasi / serangan virus)
50. Penyakit-Penyakit Tumbuhan yang Sudah di Karantina :
(Sastrahidayat : 1990)
• Penyakit darah pada pisang
(blood diseases ; P. celebensis) kep.sulawesi
• Peny. Phytophtora infestans pada kentang
• Penyakit cacar daun cengkeh
(Phyllosticta sp.) ---- lampung
• Penyakit CVPD pada jeruk
(Bacterium like organism) ----- jawa &
sumatera
51. 6. Pengendalian dengan menggunakan
bahan kimia / pestisida
Tugas :
• Mencari artikel tentang dampak
penggunaan pestisida
• Diskusi