4. Pengantar
Selamat datang kembali, semoga dalam keadaan
sehat. Pelajaran kali ini sebenarnya masih seputar pesan.
Saya pribadi ingin sekali menerapkan sebuah pemahaman
yang sangat mendalam tentang pemahaman “pesan” ini,
terutama dengan cara mengolah pesan dalam bentuk
“cerita”.
Banyak sekali kawan - kawan penulis dengan
percaya diri dengan merangkai kata – kata dan mengarang
sebuah cerita namun sering kali gagal, atau tidak sampai
karena belum paham unsur - unsur cerita. Kali ini kita lebih
mendalami unsur media “cerita”, semoga bisa terus
mengikuti.
Zakki
6. Cerita itu media, dan kita sebenarnya
mencoba memasukan pesan dalam media ini.
Medium is the message, bahwa saran dan
perantara juga sebuah pesan, “jadi pesan
di dalam pesan”
Semua itu media, semua itu pesan, dan
semua itu sama; “semua itu memiliki nilai”
8. Tugas seorang penulis harus mampu
menyampaikan pesan... Dan hal ini adalah
sebuah gambaran besar tentang komunikasi
yakni cara yang efektif untuk “menyebarkan
pesan”
Siklus pesan antara penulis dan pembaca
mengalami kecepatan yang tinggi.
Menunjukan bahwa penulis adalah juga
pembaca, dan sebaliknya.
9. Pesan bertujuan mempengaruhi pembaca, dan
itu hanya terjadi bila Penulis mampu
mengarang cerita dengan baik.
Ketika pesan ditolak, maka pesan harus
diolah kembali dan mengalami perubahan
sesuai keadaan pembaca. Mengubah pesan ini
hanya bisa terjadi ketika penulis merubah
ide-nya. Penulis pun mengalami perubahan,
sehingga ide-nya pun berubah.
Pesan yang baik mampu menyesuaikan dengan
keadaan masyarakat.
Pesan yang baik adalah cerita tentang
perubahan.
Pesan yang baik datang dari penulis yang
mengalami perubahan.
Merubah dunia
dimulai dari
dalam diri
11. Pemahaman pesan, baru sebuah langkah
pertama. Sebelum kita bisa melangkah
lebih lanjut ada baiknya kita memahami
struktur dari wacana “cerita”
Struktur, menyangkut dua hal yakni
komunikasi (pesan dan media,
menyampaikan) dan etika (prihal nilai,
dan menempatkannya)
Struktur itu
seperti
tulang belakang
Struktur menopang sebuah “pesan”
secara mendasar, tanpa adanya
struktur maka cerita tidak bisa
“berdiri”, tidak akan pernah ada
12. Cerita itu pesan, dan
seperti halnya bahasa,
semua itu punya aturannya
15. " Janganlah berbentuk seperti
air. Ketika dituangkan ke dalam
cangkir, (air) menjadi cangkir.
Ketika dituangkan ke dalam
botol, itu menjadi botol.
Ketika dituangkan ke dalam
teko , itu menjadi teko . Air
dapat menetes dan dapat
menghantam. Jadilah seperti
air. "
Bruce Lee
17. (神奈川沖浪裏 Kanagawa Oki Nami Ura) ombak besar Kanagawa oleh Hokusai, 1830
Salah satu kutipan Bruce Lee, yang terkenal dalam menerapkan ajaran seni bela diri yang
bernama “Jeet kun do” sangat sarat dengan nilai nilai “perubahan” atau “adaptasi” atau
bagaimana kita bisa mencapai kekokohan dengan kemampuan berubah. Dia menggunakan perumpamaan
air yang tidak berbentuk, dan dapat mengikuti bentuk apa saja yang dikehendaki sesuai
keinginannya.
Air tidak hanya bisa menjadi lembut tetapi juga bisa menjadi kasar (water can flow and water
can crash) dan brutal. Perumpamaan air ini juga adalah contoh kekuatan cerita
Cerita adalah
Bentuk perubahan
pesan
18. Cerita itu harus menyebar
dan dapat diterima oleh
semua kalangan…
22. Adaptasi adalah perubahan fisik
menyesuaikan dengan keadaan. Bila pesan ada
“biji” yang menjadi intisari, maka
kemampuan jelajah biji adalah kekuatan
cangkangnya yang melindungi, menarik dan
memungkinkan biji bisa menempuh jarak yang
jauh
Cerita disesuaikan dengan keadaan,
penonton, pasar, pembaca, minat, bahasa dsb
agar bisa diterima dengan baik. Pesan yang
baik adalah pesan dapat diterima secara
umum, dan cerita adalah bagaimana cerita
itu bisa disampaikan.
29. Pesan dalam pesan; adalah sebuah cara
pemahaman struktur mengenai “isi” dari
nilai. Atau lebih dikenal dengan nama
intisari. Inilah yang menjadi inti yang
paling terdalam
Semua-nya
Memiliki nilai
medium is the message
34. “Atlas Supporting the Heavens” by Peter Paul Rubens
1635–1640
Kekuatan sebuah premis itu
tidak hanya kemampuan-nya
untuk bisa menciptakan pesan
yang mampu mem-penetrasi
khalayak, tetapi juga mampu
untuk bisa menopang sebuah
“cerita” secara keseluruhan.
Premis yang kuat adalah
premis yang mampu bertahan
dan beradaptasi, dalam sebuah
cerita yang bagaimanapun,
mengandung nilai yang sangat
universal sehingga mampu
merubah dirinya sesuai dengan
kebutuhan.
Pemahaman struktur cerita,
dimulai dari pemahaman premis
yang baik. Jika premis
“lemah” akhirnya cerita tidak
mampu mem-penetrasi khalayak
dan gagal menyampaikan pesan.
Tidak ada cerita yang lemah,
karena cerita dimulai dari
intisarinya, yakni premis.
Pesan yang kuat
mampu
menyokong
sebuah
“Kepercayaan”
Cerita yang gagal
Bermula dari
Premis yang lemah
Mitos Yunani tentang
kekuatan alam semesta
ini diceritakan melalui
tokoh raksasa atau
“titan” yang bernama
Atlas.
Atas hukuman para dewa
dia dibebankan untuk
memanggul segala isi
alam semesta, selamanya.
43. Element cerita (story element)
Character (TOKOH)
Desire (HASRAT)
Conflict (MASALAH)
Kepala patung Odesseus dari Pameran “the
Illiade” di Colosseum 2006.
44. Odysseus atau Ulysses adalah seorang tokoh dari sebuah cerita pada mitos Yunani yang menceritakan
seorang Jendral yang berangkat untuk berperang ke negeri Troy. Menggunakan sebuah patung kuda
sebagai tempat berseumbunyi tentaranya (Trojan horse) untuk menyelinap masuk ke dalam pertahanan
yang sangat ketat dia memenangkan perang dan pulang ke Ithaca. Perjalanan pulang ini memakan waktu
hingga 10 tahun yang sengaja dipermainkan oleh para Dewa. Perjalanan yang sangat jauh ini
dinamakan “Odyssey”. Di dalam perjalanan dia harus menghadapi Cyclop, kebuasaan makhlut laut
Scylla, dan godaan para Siren.
Odysseus and the Sirens oleh John William Waterhouse 1891
Keinginan Odysseus untuk pulang dan halangan yang harus dia hadapi dalam perjalanan ini
menyampaikan nilai keberanian, kecerdikan dan keteguhan.
Odysseus
Diserap oleh
bahasa inggris
jadi ;Odyssey
47. Bang Jek makan mie ayam, di depan rumah
Bang Jek makan mie ayam seharga 5 juta
Bang Jek ingin makan mie ayam, tapi ngga punya
uang buat membelinya
Berita itu apa adanya
Berita
48. Bang Jek yang di Bandung, kangen ingin makan nasi
goreng buatan bang Toha di Depok
Untuk membeli tiket mudik, Bang Jek akan memasak
hidangan “mie goreng spesial” seharga 5 juta
Demi membeli mie ayam kesukaanya, Bang Jek
akhirnya mendadak Ngojek
Cerita itu ada
Unsur “nilai”
Cerita
49. Sebuah cerita adalah permukaan, dan apa
yang dikenal dengan “pesan” cerita
seharusnya menjadi sesuatu dibawah
permukaan. Ernest Hemingway, mengatakan
bahwa penulis harus mampu “mengarang” atau
“meracik” permukaan, agar pembacanya
menyelami “nilai”
“pesan” adalah Aspek cerita, yakni konsep
tentang rasio atau besar kecilnya “nilai”
yang bisa disampaikan dalam sebuah
ceriya.Aspek ini akan dibahas dalam materi
selanjutnya.
Cerita bisa dikatakan sebagai propaganda
dar sebuah nilai, yakni karangan fiksi yang
diciptakan dengan sengaja untuk bisa masuk
ke dalam pembaca dengan cara menyusupi
dengan konsep cerita.
Hemingway yang sebelumnya jurnalis terlatih
untuk menulis berita yang dapat membentuk
rasa terhadap pembacanya. Di Indonesia,
gaya penyampaian berita ini dikenal dengan
nama “Jurnalisme sastrawi”. Yakni mengolah
berita dan menghubungkan dengan nilai lokal
sehingga dapat menciptakan rasa.Nilai itu ghaib!
hiiiiiiiiiii
medium is the message
50. aspect elements factor
Bagian dari sebuah
keseluruhan yang
memiliki rasio
Sebuah konsep
tentang bagian
bagian yang
didasari oleh sebuah
“pemahaman”
Bagian dari sebuah
keseluruhan yang
tidak memiliki rasio
51. Pesan itu
Apa yang dirasakan
Cerita itu
Apa yang kelihatan
58. Emosi membentuk pesan yang
sangat kuat… dan akan
tersimpan dengan baik
Tidak ada pesan yang
baik atau yang buruk
59. Bang Jek yang di Bandung, kangen ingin makan nasi
goreng buatan bang Toha di Depok… (inspirasi,
pilihan, harapan)
Untuk membeli tiket mudik, Bang Jek akan memasak
hidangan “mie goreng spesial” seharga 5 juta
(kemungkinan, cita cita)
Demi membeli mie ayam kesukaanya, Bang Jek
akhirnya mendadak Ngojek (perjuangan, keteguhan)
65. Mau menyampaikan apa ? cerita
Bagaimana menyampaikannya ? emosi
Akhirnya apa sampai ? nilai
Kesalahan umum;
Yang sampai hanya cerita…
cerita yang tanpa “nilai”
69. Apa nilai anda? Apa
cerita anda?
Apa yang kalian telah disampaikan
sebelumnya sebagai “pesan”, sekarang
adalah “nilai”, selanjutnya adalah
bagaimana anda mengolahnya menjadi
ide cerita
Buatlah 10 ide cerita dalam bentuk
premis yang berbeda dalam
menyampaikan pesan/nilai anda