a. Pemikiran Ibnu Khaldun sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari akar pemikiran Islam. Sebernarnya karya Ibnu Khaldu al-Muqaddimah, yang merupakan manifestasi pemikiran Ibnu Khaldun diilhami dari al-Qur’an sebagai sumber utama dan pertama dalam ajaran Islam. Ibnu Khaldun adalah pemikir yang teguh beriman dan berkomitmen terhadap ajaran agama. Ibnu Khaldun mensejajarkan secara proporsional antara otoritas wahyu dan rasio
a. Pemikiran Ibnu Khaldun sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari akar pemikiran Islam. Sebernarnya karya Ibnu Khaldu al-Muqaddimah, yang merupakan manifestasi pemikiran Ibnu Khaldun diilhami dari al-Qur’an sebagai sumber utama dan pertama dalam ajaran Islam. Ibnu Khaldun adalah pemikir yang teguh beriman dan berkomitmen terhadap ajaran agama. Ibnu Khaldun mensejajarkan secara proporsional antara otoritas wahyu dan rasio
Makalah sejarah munculnya teologi islamsaiful anwar
teologi islam muncul pada masa nabi muhammad saw wafat sehingga menimbulkan banyak masalah pada umat islam kala itu sahabat-sahabt rasullullah yaitu pada masa sahabat umar bin khatab berakhir sehingga terjadi kekosongan kepemimpinan muncul dua kelompok besar yang dipimpin oleh sahabat nabi yaitu usman bin afwan dan ali bin abi thalib kedua kelompok besar ini melakukan musyawarah yang akhirnya usman bin affan lah yang mendapat suara terbanyak untuk menjadi pemegang kekuasaan namun, dilain pihak kelompok ali sangat tidak terima dengan hasil musyawarah akhirnya terjadilah perang antara mereka itulah awal mula munculnya teologi islam.
Ilmu menurutpakar mantiqadalahkemampuanhatiuntuk memahami (idrak) secaraumum, meskipuntidak mantapatautidaksesuaidengankenyataan.
Mencakup dhan(dugaan), jahl murakkab (kebodohanberlapis), tashawwur an-nisbat al-maskukah wa almutawahammah(menggambarkan penyandaran
hukum yangdiragukandanyangdikhayalkan).
qawaid fiqhiyyah merupakan hal yang paling esensial unutk menetukan suatu hukum utamanya di zaman modern ini. dengan menguasainya,maka kita akan tahu mengenai tujuan dalam beragama Islam.
Makalah sejarah munculnya teologi islamsaiful anwar
teologi islam muncul pada masa nabi muhammad saw wafat sehingga menimbulkan banyak masalah pada umat islam kala itu sahabat-sahabt rasullullah yaitu pada masa sahabat umar bin khatab berakhir sehingga terjadi kekosongan kepemimpinan muncul dua kelompok besar yang dipimpin oleh sahabat nabi yaitu usman bin afwan dan ali bin abi thalib kedua kelompok besar ini melakukan musyawarah yang akhirnya usman bin affan lah yang mendapat suara terbanyak untuk menjadi pemegang kekuasaan namun, dilain pihak kelompok ali sangat tidak terima dengan hasil musyawarah akhirnya terjadilah perang antara mereka itulah awal mula munculnya teologi islam.
Ilmu menurutpakar mantiqadalahkemampuanhatiuntuk memahami (idrak) secaraumum, meskipuntidak mantapatautidaksesuaidengankenyataan.
Mencakup dhan(dugaan), jahl murakkab (kebodohanberlapis), tashawwur an-nisbat al-maskukah wa almutawahammah(menggambarkan penyandaran
hukum yangdiragukandanyangdikhayalkan).
qawaid fiqhiyyah merupakan hal yang paling esensial unutk menetukan suatu hukum utamanya di zaman modern ini. dengan menguasainya,maka kita akan tahu mengenai tujuan dalam beragama Islam.
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)HaffazFurqani
Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu “Philoshophia” yang terbentuk dari kata “philos” berarti sahabat atau kekasih, dan “Sophia” berarti kebijaksanaan. Kata filsafat dalam bahasa Indonesia juga mempunyai persamaan dengan kata falsafah (Arab), philoshophie (Jerman, Belanda, Prancis), philoshophie (Inggris). (Wello, 2013). Kata “pendidikan” berasal dari kata didik yang diberi awalan pe- dan akhiran -an yang diartikan sebagai perbuatan atau cara. Istilah pendidikan juga berawal dari bahasa Yunani yaitu paedagogie yang bermakna bimbingan yang diberikan pada anak.
Filsafat pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat seputar pendidikan. Filsafat pendidikan bersifat filosofis pada dasarnya diterapkan dalam suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.(Salminawati, 2011). Filsafat dan ilmu pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat tidak semata hanya ke insidentalan, akan tetapi suatu keharusan.
Dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam adalah prinsip berfikir terhadap pendidikan yang berlandaskan pada ajaran Islam tentang hakikat kemampuan manusia untuk dapat dikembangkan dan dibina untuk menjadi manusia muslim seutuhnya yang dijiwai oleh ajaran dan aturan agama islam.
Konsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh Dunia
1. MAKALAH
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM
PERSPEKTIF BEBERAPA TOKOH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Sejarah Pendidikan Islam
Dosen pengampu: Dr. H. Mukh Nursikin., S.Ag., M.SI., M.Pd
Disusun Oleh:
M. Fauzil ’Adzim (111-14-120)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2. 2016
2 | S e j a r a h P e n d i d i k a n I s l a m
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah hal penting yang menjadi sorotan semua bangsa, karena
dengan pendidikan dapat diketahui bangsa tersebut bermartabat atau tidak.
Pendidikan banyak mengajarkan kita tentang pentingnya kesadaran diri dalam
berbenah, memperbaiki tingkah laku, mampu mempunyai nalar yang kritis
dan menuntut kita untuk segera berubah dan beranjak dari ketertinggalan.
Namun, keterbatasan yang dimiliki oleh setiap individu menuntut individu lain
untuk dapat mengatasi berbagai macam persoalan yang terjadi dalam
pendidikan.
Upaya dalam perbaikan pendidikan pun terus dilakukan, mulai dari
kurikulum, tujuan pendidikan, metode yang harus dipakai pada saat belajar
mengajar berlangsung, strategi yang harus digunakan dan lain-lain yang
berkenaan dengan pendidikan. Beberapa tokoh pendidikan yang banyak
menyumbangkan pemikirannya dalam dunia pendidikan terutama pendidikan
islam adalah John Dewey, Imam Al-Ghazali dan Hasan Langgulung.
Tulisan ini akan mengulas tentang konsep pemikiran pendidikan islam
yaitu John Dewey, Imam Al-Ghazali dan Hasan Langgulung. Maka dari itu,
pemikiran ini bisa menjadi salah satu rujukan untuk perbaikan pendidikan
Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pendidikan Islam menurut John Dewey?
2. Bagaimana konsep pendidikan Islam menurut Imam Al-Ghazali?
3. Bagaimana konsep pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep pendidikan Islam menurut John Dewey?
2. Untuk mengetahui konsep pendidikan Islam menurut Imam Al-Ghazali?
3. Untuk mengetahui konsep pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung?
3 | S e j a r a h P e n d i d i k a n I s l a m
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Pendidikan Islam Menurut John Dewey
1. Riwayat Hidup
John Dewey (1850-1952) adalaah seorang filsuf dan ahli pendidikan
berkebangsaan Amerika yang sangat berpengaruh pada zamannya.
Pemikiran filsafatnya tentang “instrumentalisme”, tulisan dan
pengajarannya secara umum, tampaknya tidak hanya berpengaruh dalam
bidang filsafat, teori dan praktek pendidikan, melainkan dalam bidang
psikologi juga. John Dewey mula-mula mengajar di Chicago, kemudian
Universitas Columbia.1
2. Dasar Pemikiran
John Dewey menganggap negara sebagai bentuk masyarakat tertinggi,
untuk itu pendidikan harus diarahkan kepada pembentukan warga negara
yang baik. John Dewey sering mempratikkan metode eksperimental. Bagi
Dewey, proses pendidikan mempunyai dua segi (aspek psikologis dan
sosiologis). Dalam mengembangkan pendidikan, harus mengertahui apa
yang ada pada anak untuk dikembangkan dan kemana potensi-potensi
anak itu harus disalurkan. Semua itu harus diabdikan kepada kehidupan
sosial.
Berkaitan dengan hal tersebut, Dewey menunjuk adanya empat
karakter pada anak, yaitu: sosial, suka membentuk, suka menyelidiki dan
suka pada kesenian sebagi suatu alat ekspresi.2
Jadi dasar pemikiran John Dewey yaitu mengukur nilai-nilai manusia
dengan kehidupan praktis dan pendidikan adalah suatu proses sosial.
3. Corak Pemikirank Pendidikan
Corak pemikiran filsafat pendidikan John Dewey yaitu bertumpu pada
filsafat progresivisme, filsafat yang senantiasa mengarah pada kemajuan
dengan bertitik tolak pada pengalaman yang bersifat berubah. Dengan
1
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam & Barat, cet. II, (Jakarta: PT RajaGrafindo,
2013), hlm. 217.
2
Baihaqi, Ensiklopedia Tokoh Pendidikan, cet. I, (Bandung: Nuansa, 2007), hlm. 48.
4 | S e j a r a h P e n d i d i k a n I s l a m
5. dimikian, baginya pendidikan adalah suatu yang dinamis dan harus
dikembangkan sesuai dengan keadaan manusia yang selalu berkembang
dan berubah.
Sejalan dengan dasar pemikiran diatas, John Dewey mengemukakan
hal-hal sebagai berikut:
a. Dari segi hakikat, bahwa pendidikan berarti perkembangan dari sejak
lahir sampai menjelang kematian dan pendidikan juga berarti sebagai
kehidupan. Pendidikan tidak memiliki tujuan luar dirinya, melainkan
terdapat dalam pendidikan itu sendiri.
b. Dari segi tujuan, bahwa tujuan pendidikan merupakan usaha agar
individu melanjutkan pendidikannya sehungga tercipta konsep belajar
seumur hidup (life long education) yang mengarah pada dihasilkanya
masyarakat belajar (learning soceity).
c. Dari segi proses, bahwa pendidikan bersifat kontinu, merupakan
reorganisasi, rekonstruksi dan pengubahan pengalaman hidup,
organisasi pengalaman hidup, organisasi pengalaman hidup,
pembentukan kembali pengalaman hidup, dan juga perubahan
pengalaman hidup.
d. Dari segi bahan ajar atau kurikulum, 1) bahan ajar konkret, 2)
pengetahuan yang telah diperoleh sebagai hasil belajar, 3) bahan
pelajaran tidak semata-mata dari buku, 4) bahan pelajaran harus berupa
dorongan anak untuk giat dan berbuat, 5) bahan pelajaran berupa
kegiatan yang berkenaan dengan sesatu masalah.
e. Dari segi tenaga pendidikan, bahwa peran guru bukan hanya
berhubungan dengan mata pelajaran, melainkan harus menempatkan
dirinya dalam seluruh interaksinya dengan kebutuhan, kemampuan dan
kegiatan siswa.
f. Dari segi lingkungan sekolah, memiliki peranan dan fungsi yaitu: 1)
menyediakan lingkungan sederhana, 2) membentuk masyarakat yang
5 | S e j a r a h P e n d i d i k a n I s l a m
6. lebih baik dimasa mendatang, 3) mencari keseimbangan, 4) memberi
arahan sosial.3
Dengan demikian bahwa pemikiran John Dewey bercorak pragmatis,
pogresif, integrated dan kotekstual. Yakni pendidikan yang diarahkan
pada upaya merancang berbagai konsep pendidikan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang terjadi dimasa sekarang.
4. Uraian Dan Analisis
Dilihat dari segi ajaran Islam, konsep pendidikan John Dewey ini
tidak dapat diterima sepenuhnya. Dikarenakan konsep pendidikan John
Dewey itu terlalu mementingkan kebutuhan masa sekarang, terlalu
mementingkan kebutuhan masyarakat yang tidak selamanya sejalan
dengan nilai-nilai yang ada dalam agama. Karena Islam menghendaki
pendidikan yang progresif yang seimbang, yakni yang maju dalam urusan
dunia dan akhirat yang menghargai akal, wahyu, jiwa dan raga antara
kebutuhan individu dan masyarakat.
Akan tetapi pada zaman modern sekarang, konsep pendidikan John
Dewey sangat penting untuk diterapkan agar pemikiran peserta didik dapat
berkembang mengikuti relita sekarang dan tentunya harus sesuai dengan
nilai-nilai ajaran Islam.
B. Konsep Pendidikan Islam Menurut Imam Al-Ghazali
1. Riwayat Hidup
Nama lengkap Imam Al-Ghazali adalah Abu Hamid Muhammad bin
Muhammad Imam Al-Ghazali yang terkenal dengan hujjatul Islam.
Ayahnya tukang pemintal wool. Beliau lahir di kota Thus (ibu kota
Khurasan), Persia pada 450 H/ 1059 M dan menjadi seorang ulama’ fikih,
ahli ilmu kalam dan ahli tasawwuf. Imam Al-Ghazali hidup pada zaman
Daulah Abbasiyah yang kedua dan beliau wafat pada 505 H/ 1111 M.4
3
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam & Barat, cet. II, hlm. 221-227.
4
Ali Al-Jumbulati dan Abdul Futuh At-Tuwaanisi, Perbandingan Pendidikan Islam, terj.
Arifin, (Jakarta: PT Rineka Putra, 2002), hlm. 131-133.
6 | S e j a r a h P e n d i d i k a n I s l a m
7. 2. Dasar Pemikiran
Masa hidup Imam Ghazali adalah masa munculnya aliran-aliran,
paham agama dan anspirasi pemikiran yang saling yang saling
berlawanan. Imam Ghazali memiliki naluri gemar mencari kegemaran dan
berusaha membebaskan dirinya dari pendapat yang berbeda-beda dan
aliran yang beraneka ragam.
Untuk itu beliau mulai mempelajari Ilmu Kalam dan Aliran
Kebatinan. Lantas beralih kepada teori-teori filsafat dan aliran-aliran
tasawuf dan mulai meneliti dan mendalami pembahasan agar dapat
mencari suatu keyakinan yang tidak diragukan.5
Oeleh karena itu Imam Ghazali dikenal sebagai kritis ilmu
pengetahuan dan ahli pikir yang cemerlang dan luas pendangannya.
3. Corak Pemikiran Pendidikan
a. Tujuan Pendidikan
1) Insan purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah swt.
2) Sarana yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan hidup dunia dan
akhirat.6
Dalam hal ini, Imam Al-Ghazali mencerminkan sikap zuhud
terhadap dunia, merasa Qana`ah (merasa cukup dengan yang ada) dan
banyak memikirkan kehidupan akhirat dari pada kehidupan dunia. Dan
juga memandang bahwa dunia ini bukan merupakan hal pokok, tidak
abadi dan akan rusak. Tujuan pendidikan Imam Al-Ghazali tidak sama
sekali menistakan dunia, melainkan dunia ini hanya sebagai alat.
b. Kurikulum Pendidikan
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh Imam Al-Ghazali,
maka ia membagi isi kurikulum pendidikan Islam pendidikan Islam
kedalam empat kelompok dengan mempertimbangkan jenis, dan
kebutuhan ilmu itu sendiri yakni:
5
Fatihyah Hasan Sulaiman, Sistem Pendidikan vesi Al-Ghazaly, terj. Fathur Rahman dan
Syamsuddin Asyrafi, (Baandung: PT Al Ma’arif, 1986), hlm.16-19.
6
Ibid., hlm. 24.
7 | S e j a r a h P e n d i d i k a n I s l a m
8. 1) Tingkat pertama, Al Qur’an dan ilmu-ilmu pengetahuan agama
misalnya Fiqh, As-Sunnah dan Tafsir.
2) Tingkat kedua yakni Ilmu bahasa Arab dan ilmu nahwu ( tata
bahasa) serta ilmu Makhorij al Huruf wal Al Fazh (Linguistik)
sebagai alat untuk mempelajari ilmu-ilmu agama.
3) Tingkat ketiga yakni ilmu-ilmu yang hukum mempelajarinya
fardlu Kifayah misalnya; Ilmu Kedokteran, Matematika,
Teknologi, dan lain-lain.
4) Tingkat keempat yakni ilmu Kebudayaan seperti sastra, filsafat,
sejalah dan lain-lain.7
Dari rangkaian isi kurikulum yang ditawarkan oleh Imam Al-
Ghazali maka diperoleh kesimpulan bahwa Imam Al-Ghazali ingin
memberikan porsi yang berimbang antara Ilmu dunia dan ilmu akhirat
meskipun tetap dengan menempatkan ilmu agama dalam porsi yang
lebih besar.
c. Metode Pengajaran
1) Metode pendidikan agama yang dimulai dengan metode menghafal
tentang kaidah-kaidah agama, kemudian dilanjutkan dengan guru
memberikan penjelasan kepada murid tentang arti disertai dengan
dalil dan bukti dengan maksud agar murid memahami, meyakini
serta membenarkannya. Proses ini berlangsung secara bertahap
disesuaikan dengan kondisi murid.
2) Metode pendidikan akhlaq atau etika dilakukan dengan
pembiasaan. Keyakinan Imam Ghazali dalam meluruskan karakter
dan mendidik akhlak melalui pendidikan budi pekerti adalah kuat
sekali, seperti memperbaiki, menyempurnakan dan mendidik moral
orang-orang dan mensucikan jiwa mereka.
Dalam metode pengajaran diatas lebih menekankan pada
pendidikan akhlak. Metode tersebut sangat efektif dan efisien
diterapkan pada pendidikan Islam pada era sekarang. Akhlak peserta
7
Ibid., hlm. 28.
8 | S e j a r a h P e n d i d i k a n I s l a m
9. didik sekarang telah menurun drastis dan bisa dikatakan tidak
mempunyai akhlak atau moral sama sekali, karena telah terpengaruh
oleh lingkungan. Maka dengan metode pendidikan akhlak, diharapkan
bisa menjadi tolak ukur seorang pendidik untuk mendidik akhlak
peserta didiknya.
4. Uraian Dan Analisis
Konsep pendidikan Imam Al-Ghazali bertujuan mendidik insan
purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah swt dan sarana yang
bertujuan mendapatkan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Dan Imam
Al-Ghazali ingin memberikan porsi yang berimbang antara Ilmu dunia dan
ilmu akhirat meskipun tetap dengan menempatkan ilmu agama dalam
porsi yang lebih besar. Maka dalam metode pengajarannya lebih
menekankan pada pendidikan akhlak. Karena dengan metode pendidikan
akhlak, diharapkan bisa menjadi tolak ukur seorang pendidik untuk
mendidik akhlak peserta didiknya.
C. Konsep Pendidikan Islam Menurut Hasan Langgulung
1. Riwayat Hidup
Hasan Langgulung lahir di Rapang, Sulawesi Selatan, Indonesia, pada
16 Oktober 1934. Pendidikannya dimulai di sekolah formal, yakni Sekolah
Dasar di desa kelahirannya. Setelah itu ia melajutkan pendidikannya di
sekolah menengah pertama dan sekolah menengah Islam di Ujung Padang
pada tahun 1942-1952. Ia melanjutkan studinya ke Sekolah Guru Agama
Islam Atas pada tahun 1952-1955, serta Bahasa Inggris di Ujung Padang
pada tahun 1957-1962.
Pendidikan selanjutnya ia tempuh Diploma of Education di Ein Syam
University, cairo, pada tahun 1963-1964. Pada 1964 ia juga memperoleh
gelar Diploma dalam Bahasa Arab modrn dari Institute of Higher Arab
Studies, Arab League, Cairo. Setelah itu melanjutkan studi Pascasarjana di
Ein Syam University pada tahun 1967 dan memperoleh gelar MA dalam
9 | S e j a r a h P e n d i d i k a n I s l a m
10. psikologi dan mental hygiene. Pada tahun 1971, ia memperoleh gelar Ph.D
dari Universitas of georgia, Amerika Serikat.8
2. Corak Pemikiran Pendidikan
Corak pemikiran Hasan Langgulung adalah bebrbasis psikologi Islam
yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Corak pemikirannya yang
demikian itu dapat dilihat pada beberapa aspek pendidikan sebagai berikut.
a. Tujuan Pendidikan
Menurut Hasan Langgulung, bahwa tujuan pendidikan dalam Islam
adalah sama dengan tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu memikul
amanah Allah SWT dimuka bumi (beribadah kepada-Nya). Tujuan
diperinci yaitu:
1) Membina generasi muda agar menyembah Allah
2) Mendidik generasi muda agar dapat hidup di masyarakat
3) Mendidik generasi muda agar menggunakan akal pikirannya
dengan cermat dan produktif
4) Membentuk pribadi yang suka terbuka dan bergaul dengan
orang lain
5) Mendidik generasi muda agar menggunakan pemikiran ilmiah9
Dengan tercapainya tujuan tersebut, maka anak tercipta
keseimbangan hidup individual dan sosial, serta keseimbangan
pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh.
b. Kurikulum Pendidikan
Menurut Hasan Langgulung, kurikulum hendaknya dapat membina
seluruh potensi peserta didik, baik fitroh rahani maupun akal dan
perasaan, sehingga memberikan corak mewarnai segala aktivitas
manusia, baik menjadi khalifah maupun dibumi sebagai hamba Allah.
Sehubungan dengan demikian, maka pendidikan dituntut agar
memberiakn materi pendidikan universal (pendidikan yang dapat
menyentuh potensi peserta didik). Dengan hal ini sejalan dengan
8
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam & Barat, cet. II, hlm. 341.
9
Ibid., hlm. 343.
10 | S e j a r a h P e n d i d i k a n I s l a m
11. pandangan Islam tentang manusia sebagai makhluk yang dilihat secara
integral dan seimbang.10
Dengan demikian kurikulum pendidikan harus mampu
mengembangkan potensi peserta didik, serta menciptakan suatu proses
belajar mengajar yang dapat mengikuti realita dan dapat menjawab
tantangan zaman.
c. Metode Pendidikan
Dalam kegiatan belajar mengajar atau metode pendidikan agar
menggunakan berbagai macam metode yang sejalan dengan jiwa
manusia, seperti metode ceramah, tanya jawab, kisah, cerita, dramatis
dan lain sebagainya.
Selain itu dalam metodoligi agar memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Metode harus berkaitan dengan tujuan pendidikan
2) Harus benar-benar berlaku sesuai al-Qur’an dan as-Sunnah
3) Bagaimana guru dapat menggerakkan peserta didik untuk
senantiasa disiplin ilmu
4) Agar memilih dan menerapkan metode yang memiliki relevansi
dan sekaligus menunjang bagi tercapainya tujuan.11
Dengan berbagai metode tersebut, diharapkan tidak akan terjadi
kebosanan dalam menerima pelajaran. Maka seorang pendidik dapat
memilih metode tersebut yang lebih relevan dan mudah diterima oleh
peserta didik.
d. Asas-Asas Pendidikan
1) Asas Historis (berkaitan dengan pengalaman positif umat dimasa
lalu dibidang pebdidikan yang masih relevan diterapkan)
2) Asas Sosiologis (berkaitan dengan kesesuaian antara pendidikan
dengan keadaan dan perkembangan masyarakat)
10
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke-21, Cet. I, (Jakarta: Pustaka
Al-Husana, 1988), hlm. 117-118.
11
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam & Barat, cet. II, hlm. 346-347.
11 | S e j a r a h P e n d i d i k a n I s l a m
12. 3) Asas Ekonomi (penyelenggaraan pendidikan disesuaikan dengan
keadaan ekonomi masyarakat)
4) Asas Politik (agar materi yang diajarkan tidak bertentangan dengan
tujuan dan falsafat serta ideologi ajaran Islam dan ideologi
masyarakat)
5) Asas Psikologi (berkaitan dengan kondisi kejiwaan manusia)
6) Asas Filsafat (berkaitan dengan visi, misi dan tujuan pendidikan
agar sesuai dengan ajaran Islam).12
Dengan asas-asas diatas yang kuat agar tujuan, muatan dan metode
pendidikan dapat berjalan dengan baik. Karena asas-asas tersebut
sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar di setiap lembaga
pendidikan
3. Uraian Dan Analisis
Hasan Langgulung termasuk dalam kategori ulama’ yang intelek yakni
ulama’ yang menguasi ilmu agama dengan baik dan juga ilmu
pengetahuan modern lainnya, dengan titik tekan keahliannya dalam bidang
psikologi. Seluruh pandangan beliau didasarkan pada nilai-nilai ajaran
agama Islam serta pengetahuan modern yang tidak bertentangan dengan
ajaran Islam. Hal ini dapat dilihat dari konsep pendidikan, tujuan,
kurikulum, metode dan asas-asas tidak lepas dari ajaran Islam.
12
Ibid., hlm. 347.
12 | S e j a r a h P e n d i d i k a n I s l a m
13. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep pendidikan John Dewey dilihat dari segi ajaran Islam, ini tidak
dapat diterima sepenuhnya. Dikarenakan konsep pendidikan John Dewey itu
terlalu mementingkan kebutuhan masa sekarang, terlalu mementingkan
kebutuhan masyarakat yang tidak selamanya sejalan dengan nilai-nilai yang
ada dalam agama. Akan tetapi pada zaman modern sekarang, konsep
pendidikan John Dewey sangat penting untuk diterapkan agar pemikiran
peserta didik dapat berkembang mengikuti relita sekarang dan tentunya harus
sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Konsep pendidikan Imam Al-Ghazali bertujuan mendidik insan purna
yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah swt dan sarana yang bertujuan
mendapatkan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Dan Imam Al-Ghazali
ingin memberikan porsi yang berimbang antara Ilmu dunia dan ilmu akhirat
meskipun tetap dengan menempatkan ilmu agama dalam porsi yang lebih
besar. Dalam metode pengajarannya lebih menekankan pada pendidikan
akhlak. Karena akhlak peserta didik sekarang telah menurun drastis, maka
dengan metode pendidikan akhlak, diharapkan bisa menjadi tolak ukur
seorang pendidik untuk mendidik akhlak peserta didiknya.
Konsep pendidikan Hasan Langgulung ini bercocak keagamaan. Karena
seluruh pandangan beliau didasarkan pada nilai-nilai ajaran agama Islam serta
pengetahuan modern yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini
dapat dilihat dari konsep pendidikan, tujuan, kurikulum, metode dan asas-asas
tidak lepas dari ajaran Islam.
B. Saran
13 | S e j a r a h P e n d i d i k a n I s l a m
14. DAFTAR PUSTAKA
Al-Jumbulati, Ali & At-Tuwaanisi, Abdul Futuh. Perbandingan Pendidikan
Islam. terj. Arifin. Jakarta: PT Rineka Putra. 2002.
Baihaqi. Ensiklopedia Tokoh Pendidikan. cet. I. Bandung: Nuansa. 2007.
Hasan Sulaiman, Fatihyah. Sistem Pendidikan vesi Al-Ghazaly. terj. Fathur
Rahman dan Syamsuddin Asyrafi. Baandung: PT Al Ma’arif. 1986.
Langgulung, Hasan. Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke-21. Cet. I. Jakarta:
Pustaka Al-Husana. 1988.
Nata, Abuddin. Pemikiran Pendidikan Islam & Barat. cet. II. Jakarta: PT
RajaGrafindo. 2013.
14 | S e j a r a h P e n d i d i k a n I s l a m