Dokumen tersebut membahas konsep faktor pembatas dalam ekologi yang terdiri dari Hukum Minimum Liebig, Hukum Toleransi Shelford, dan kombinasi kedua hukum tersebut. Hukum Minimum menyatakan bahwa pertumbuhan suatu organisme dibatasi oleh nutrisi yang tersedia dalam jumlah terbatas, sedangkan Hukum Toleransi menyatakan bahwa pertumbuhan organisme dibatasi oleh batas toleransi terhadap berbagai faktor lingkun
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Komunitas klimaks adalah komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan ekosistem.
2. Terdapat 3 teori klimaks yaitu teori monoklimaks, teori poliklimaks dan teori informasi.
3. Sifat fasa klimaks antara lain komposisi jenis pada fasa klimaks relatif tetap, tidak ada akumulasi tahunan berlebihan dan fasa klimaks dapat mengelola diri sendiri atau mandiri.
4. Komunitas klimaks dipengaruhi oleh faktor yaitu musim dan biasanya komposisinya bercirikan spesies yang dominan.
5. Proses terjadinya komunitas klimaks terjadi dalam 3 tahapan yaitu tahap perintis, tahap intermediet dan tahap klimaks.
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Komunitas klimaks adalah komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan ekosistem.
2. Terdapat 3 teori klimaks yaitu teori monoklimaks, teori poliklimaks dan teori informasi.
3. Sifat fasa klimaks antara lain komposisi jenis pada fasa klimaks relatif tetap, tidak ada akumulasi tahunan berlebihan dan fasa klimaks dapat mengelola diri sendiri atau mandiri.
4. Komunitas klimaks dipengaruhi oleh faktor yaitu musim dan biasanya komposisinya bercirikan spesies yang dominan.
5. Proses terjadinya komunitas klimaks terjadi dalam 3 tahapan yaitu tahap perintis, tahap intermediet dan tahap klimaks.
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...UNESA
Â
Senyawa organik menyimpan energi dalam susunan atomnya. Dengan bantuan enzim, sel secara sistematik merombak molekul organik kompleks yang kaya akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah. Sebagian energi yang diambil dari simpanan kimiawi dapat digunakan untuk melakukan kerja; sisanya dilepas sebagai panas. Jalur metabolisme yang melepaskan energi simpanan dengan cara memecah molekul kompleks disebut jalur katabolik. Suatu proses katabolik, fermentasi, merupakan perombakan parsial gula yang terjadi tanpa bantuan oksigen. Akan tetapi, jalur katabolik yang paling umum dan paling efisien ialah respirasi seluler, di mana oksigen dikonsumsi sebagai reaktan bersama-sama dengan bahan bakar organik.
Dalam sel eukariotik, mitokondria mewadahi sebagian besar perlengkapan metabolik yang digunakan untuk respirasi seluler. Walau sangat berbeda mekanismenya, respirasi pada prisipnya serupa dengan pembakaran bensin dalam mesin mobil setelah oksigen dicampiur dengan bahan bakar (hidrokarbon). Makanan merupakan bahan bakar untuk respirasi, dan buangannya adalah karbon dioksida dan air (Campbell dkk., 2002: 159).
Proses keseluruhan dapat dirangkum sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + ATP
glukosa oksigen karbon dioksida air energi
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, semakin rendah suhu, maka semakin lambat laju respirasi, begitu pula dengan semakin tinggi suhu maka semakin cepat cepat laju respirasi.
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Â
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisiJeanne Isbeanny LFH
Â
Tanah adalah material yang dinamis dan merupakan sistem kompleks yang terdiri atas komponen anorganik, organik dan biotik yang memiliki kapasitas untuk mendukung kehidupan suatu tanaman. Dekomposisi serasah adalah perubahan secara fisik maupun kimiawi yang sederhana oleh mikroorganisme tanah (bakteri, fungi, dan hewan tanah lainnya). Tujuan dari praktikum ini yakni mahasiswa dan mahasiswi mengetahui struktur dan ukuran di penampang melintang tanah, mengetahui fauna yang ada di penampang melintang tanah, mengetahui terjadinya proses – proses dekomposisi, dan mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi dekomposisi. Metode yang digunakan yakni dengan cara melakukan pengamatan di dua lokasi berbeda yakni di bawah kanopi dan di luar kanopi.Setiap lokasi digali 30 cm dan diukur pH, suhu tanah dan kelembaban tanah, kemudian diukur pula faktor abiotik yang lain seperti kecepatan angin, kelembaban udara, intensitas cahaya dan suhu udara. Selanjutnya, serasah berupa daun dan rumput dikoleksi dari setiap lokasi praktikum sebanyak 10 gram untuk masing – masing lokasi praktikum. Dicatat kondisi persentase kerusakan serasah, fauna yang ada dan waktu kemudian dimasukkan ke dalam kantong sampah (litter bag) yang telah diberi label dan ditimbang. Kantong yang telah diisi kemudian ditimbang berat awal dan kembali diletakkan ke tempat semula (tempat pengambilan sampel). Selanjutnya, diamati dan dicatat kondisi fisik serasah dan fauna yang ada di setiap interval i minggu selama 4 minggu. Analisis dilakukan dengan menganalisis persentase kadar air, persentase kerusakan serasah dan persentase kehilangan serasah. Faktor abiotik yang mempengaruhi proses dekomposisi adalah suhu tanah, kelembaban tanah, pH tanah, kecepatan angin, suhu udara, kelembaban udara, suhu udara dan intensitas cahaya. Jenis biota dekomposer yang ditemukan anatara lain arthropoda, cacing, keong, larva, dan yang paling mendominasi adalah semut. Proses dekomposisi ditandai dengan berkurangnya bobot massa serasah yang lama kelamaan terdegradasi. Faktor yang mempengaruhi dekomposisi diantaranya yakni kadar serasah, ukuran serasah, temperatur, kelembaban udara, organisme flora dan fauna mikro dan kandungan kimia dari serasah.
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...UNESA
Â
Senyawa organik menyimpan energi dalam susunan atomnya. Dengan bantuan enzim, sel secara sistematik merombak molekul organik kompleks yang kaya akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah. Sebagian energi yang diambil dari simpanan kimiawi dapat digunakan untuk melakukan kerja; sisanya dilepas sebagai panas. Jalur metabolisme yang melepaskan energi simpanan dengan cara memecah molekul kompleks disebut jalur katabolik. Suatu proses katabolik, fermentasi, merupakan perombakan parsial gula yang terjadi tanpa bantuan oksigen. Akan tetapi, jalur katabolik yang paling umum dan paling efisien ialah respirasi seluler, di mana oksigen dikonsumsi sebagai reaktan bersama-sama dengan bahan bakar organik.
Dalam sel eukariotik, mitokondria mewadahi sebagian besar perlengkapan metabolik yang digunakan untuk respirasi seluler. Walau sangat berbeda mekanismenya, respirasi pada prisipnya serupa dengan pembakaran bensin dalam mesin mobil setelah oksigen dicampiur dengan bahan bakar (hidrokarbon). Makanan merupakan bahan bakar untuk respirasi, dan buangannya adalah karbon dioksida dan air (Campbell dkk., 2002: 159).
Proses keseluruhan dapat dirangkum sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + ATP
glukosa oksigen karbon dioksida air energi
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, semakin rendah suhu, maka semakin lambat laju respirasi, begitu pula dengan semakin tinggi suhu maka semakin cepat cepat laju respirasi.
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Â
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisiJeanne Isbeanny LFH
Â
Tanah adalah material yang dinamis dan merupakan sistem kompleks yang terdiri atas komponen anorganik, organik dan biotik yang memiliki kapasitas untuk mendukung kehidupan suatu tanaman. Dekomposisi serasah adalah perubahan secara fisik maupun kimiawi yang sederhana oleh mikroorganisme tanah (bakteri, fungi, dan hewan tanah lainnya). Tujuan dari praktikum ini yakni mahasiswa dan mahasiswi mengetahui struktur dan ukuran di penampang melintang tanah, mengetahui fauna yang ada di penampang melintang tanah, mengetahui terjadinya proses – proses dekomposisi, dan mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi dekomposisi. Metode yang digunakan yakni dengan cara melakukan pengamatan di dua lokasi berbeda yakni di bawah kanopi dan di luar kanopi.Setiap lokasi digali 30 cm dan diukur pH, suhu tanah dan kelembaban tanah, kemudian diukur pula faktor abiotik yang lain seperti kecepatan angin, kelembaban udara, intensitas cahaya dan suhu udara. Selanjutnya, serasah berupa daun dan rumput dikoleksi dari setiap lokasi praktikum sebanyak 10 gram untuk masing – masing lokasi praktikum. Dicatat kondisi persentase kerusakan serasah, fauna yang ada dan waktu kemudian dimasukkan ke dalam kantong sampah (litter bag) yang telah diberi label dan ditimbang. Kantong yang telah diisi kemudian ditimbang berat awal dan kembali diletakkan ke tempat semula (tempat pengambilan sampel). Selanjutnya, diamati dan dicatat kondisi fisik serasah dan fauna yang ada di setiap interval i minggu selama 4 minggu. Analisis dilakukan dengan menganalisis persentase kadar air, persentase kerusakan serasah dan persentase kehilangan serasah. Faktor abiotik yang mempengaruhi proses dekomposisi adalah suhu tanah, kelembaban tanah, pH tanah, kecepatan angin, suhu udara, kelembaban udara, suhu udara dan intensitas cahaya. Jenis biota dekomposer yang ditemukan anatara lain arthropoda, cacing, keong, larva, dan yang paling mendominasi adalah semut. Proses dekomposisi ditandai dengan berkurangnya bobot massa serasah yang lama kelamaan terdegradasi. Faktor yang mempengaruhi dekomposisi diantaranya yakni kadar serasah, ukuran serasah, temperatur, kelembaban udara, organisme flora dan fauna mikro dan kandungan kimia dari serasah.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
Â
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
3. 1. Hukum Minimum Liebig
Pelopor: Justus von Liebig (1840)
(ahli Kimia Jerman)
-- Hasil panen dibatasi oleh nutrisi yg diperlukan dlm
jumlah kecil dan bukan ditentukan oleh nutrisi yg
diperlukan dlm jumlah besar
JADI, ada faktor penentu yg membatasi produktivitas
HUKUM MINIMUM
Pertumbuhan tergantung kpd sejumlah bahan nutrisi
yg berada dlm jumlah sedikit sekali
Contoh: CO2 dan H2O jumlahnya banyak shg tidak
membatasi
Fosfor jumlahnya sedikit di alam, shg fosfor
mrp faktor pembatas pertumbuhan dan
reproduksi
4. Ketentuan:
a. Hukum minimum berlaku hanya dlm kondisi steady
state (seimbang)
Bila input + output energi + materi dr ekosistem tak
seimbang maka jumlah berbagai substansi yg
diperlukan akan bertabah terus ==== hukum tak
berlaku
b. Hukum minimum hrs mempertimbangkan adanya
interaksi antar faktor lingkungan
Contoh: molusca akan memanfaatkan
strontium sbg pengganti calsium untuk
pembentukan cangkangnya
5. 2. Hukum Toleransi Shelford
Pelopor: Victor Shelford (1913)
-- Suatu faktor dikatakan penting apabila faktor
itu sangat mempengaruhi hidup dan perkembangan
organisme krn tdp dlm batas minimum, maksimum
dan optimum menurut batas2 toleransi dr
mahluk hiduptsb
HUKUM TOLERANSI
Keadaan minimum maupun maksimum dr faktor
lingkungan akan membatasi pertumbuhan
organisme
6. Diantara dua harga ekstrim (minimum dan maksimum) ini
mrp kisaran toleransi dan termasuk suatu kondisi optimum
temperatur
max maxminmin
opt
opt
opt
eurythermal
Stenothermal
(polythermal)
Stenothermal
(oligothermal)
Aktivitas/pertumbuhan
Contoh:
1) Telur ikan Salvelinus, hidup pd kisaran temperatur 0o
C –
20o
C dan optimum pd 4o
C, maka mrp hewan stenothermal
yg toleran thdp temperatur rendah
2) Telur katak Rana pipiens, hidup pd kisaran temperatur 0o
C –
30o
C, Optimum pd 22o
C, maka mrp hewan eurythermal yg
tolerant thdp temperatur tinggi
7. Contoh lanjutan:
3) Ikan antartika Trematomus bernacchi
- kisaran -2o
C sampai +2o
C
- termasuk stenothermal
- bila suhu naik ke 0o
C maka laju metabolise naik
bila suhu sampai 1,9o
C ikan tak dpt bergerak krn lesu oleh hawa
panas
4) Ikan gurun Cyprinodon macularius
- kisaran 10o
C – 40o
C
- Optimum pada 20o
C
- Termasuk hewan Eurythermal
8. Tambahan konsep toleransi:
1. Suatu organisme dpt tolerant thd suatu faktor
lingkungan tapi tidak toleran thd faktor lingkungan
lainya.
contoh: Jenis A tahan terhadap suhu
tapi tidak terhadap kondisi tanah
2. Jenis organisme yg punya kisaran toleransi yg luas
untuk berbagai faktor akan menyebar secara luas
3. Fase reproduksi (telur, embrio) mempunyai kisaran yg
sempit jika dibanding fase dewasanya
4. Reaksi organisme thd faktor lingkungan ttt
mempunyai hubungan yg erat dg kondisi lingkungan
lainnya.
5. Akibat kompetisi ataupun tak toleran thd suatu faktor
lingkungan, maka organisme hidup pd kondisi yg tak
optimum
9. 3. Konsep Faktor Pembatas
merupakan gabungan hukum minimum dan hukum
toleransi
Kehadiran dan keberhasilan suatu organisme
tergantung pada ompleksitas faktor lingkungan
Keadaan manapun yg mendekati atau melampaui batas
toleransi dinamakan sbg faktor pembatas
Organisme di alam dikendalikan oleh:
1. Jumlah dan keragaman materi untuk memenuhi
kebutuhan minimum
2. batas2 toleransi organismenya sendiri thd keadaan
materi tsb
Contoh:
1) di darat O2 berlimpah dan cepat tersedia, maka
bukan mrp faktor pembatas, shg dpt diabaikan
2) di perairan O2 terbatas, maka merupakan faktor
pembatas shg perlu diperhatikan
10. Faktor fisik sbg faktor pembatas
1. Temperatur
- Mahluk hidup hanya mampu berada pd kisaran -200o
C sampai 100o
C
Contoh:
* pd suhu rendah: organisme tahap istirahat
* pd suhu tingi: bakteri dan algae
- Batas atas lebih berbahaya dp batas bawah
- Organisme perairan mempunyai batas toleransi lebih sempit dp
organisme daratan
- Ritme temperatur, sinar dan kelembaban akan mengatur kegiatan
musiman ataupun harian dp organisme
- Yang penting dlm ekologi ialah variabilitas temperatur – bukan
temperatur konstan
* Organisme cenderung tertekan, terhambat atau diperlambat oleh
temperatur konstan
Contoh:
1) Codling moth, telur dan larva/pupanya berkembang 7-8% lebih
cepat dibawah keadaan temperatur yg berbeda-beda dp
temperatur konstan walaupun harga rata-ratanya sama (Shelford,
1929)
2) Telur belalang 38,6% dan nymphanya 12% lebih cepat berkembang
pd temperatur yg berbeda-beda dp temperatur konstan (Parker,
1930)
11. 2. Radiasi – sinar
- Radiasi terdiri dr gelombang elektromagnetik dg kisaran panjang
gelombang yg lebar
* sinar panjang gelombang pendek 3.000 – 3.900o
A
* sinar tampak 3.900 – 7.600o
A
* sinar gelombang panjang >7600 – 10.000o
A
- Yang penting dlm ekologi:
1. Kualitas sinar (panjang gelombang)
2. Intensitas
3. Lama penyinaran
Intensitas sinar
(gr kal/cm2/jam)
Volume
Fitoplankton laut
Diatomae pantai
10 20 30 40 50 60 70 80 90