SlideShare a Scribd company logo
Bab 2. Respon Organisme terhadap
Lingkungan
Hukum Minimum
Hukum Toleransi
Interaksi Gabungan Faktor Pembatas
Syarat Sebagai Faktor Pengatur
Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas
Aplikasi respon organisme
1
Respon Organisme terhadap
Lingkungan


Dalam merespon faktor abiotik dari
lingkungan, organisme mengikuti
aturan:





Hukum minimum
Hukum toleransi
Mekanisme faktor pembatas.
Hasil dari interaksi organisme dengan
lingkungannya berupa distribusi.
2
Hukum Minimum




Pada keadaan yang kritis, bahan bahan
pendukung kehidupan suatu organisme yang
tersedia dalam jumlah minimum bertindak
sebagai faktor pembatas.
Justus Liebig (1840) menemukan hasil
tanaman tidak ditentukan oleh unsur hara
N,P, K yang diperlukan dalam jumlah banyak
tetapi oleh mineral seperti magnesium yang
diperlukan dalam jumlah sedikit oleh
tanaman.
3
Hukum Minimum

4
Hukum Minimum






Temuan ini dikenal sebagai Hukum Minimum
Liebig.
Bukan hanya unsur hara N,P,K yang dapat
bertindak sebagai faktor pembatas, tetapi
materi kimiawi lainnya seperti oksigen, fosfor
untuk proses pertumbuhan dan reproduksi.
Hukum minimum Liebig telah diterapkan pada
program pengendalian lingkungan terhadap
organisme.
5
Hukum Minimum






Temuan ini dikenal sebagai Hukum Minimum
Liebig.
Bukan hanya unsur hara N,P,K yang dapat
bertindak sebagai faktor pembatas, tetapi
materi kimiawi lainnya seperti oksigen, fosfor
untuk proses pertumbuhan dan reproduksi.
Hukum minimum Liebig telah diterapkan pada
program pengendalian lingkungan terhadap
organisme.
6
Hukum Minimum




Namun, hukum minimun Liebig hanya dapat
diterapkan pada habitat atau ekosistem
dengan arus energi dan materi yang masuk
seimbang dengan yang keluar.
Fosfor merupakan faktor pembatas bagi
organisme perairan. Meningkatnya nutrien
seperti nitrogen dan fosfor diperairan disebut
proses eutropikasi.
7
Hukum Minimum


Pencegahan eutropikasi dapat dengan
mengurangi kandungan bahan organik dan
unsur hara di perairan sehingga
pertumbuhan organisme seperti
phytoplankton dan makrophyta terhambat.

8
Hukum Toleransi Shelford




Kegagalan suatu organisme dalam
mempertahankan hidupnya dapat ditentukan
oleh kekurangan atau kelebihan (kuantitatif
dan kualitatif) beberapa faktor lingkungan
yang mendekati batas toleransinya.
Bukan hanya dalam jumlah sedikit atau
rendah yang bersifat membatasi tetapi juga
dalam jumlah yang berlebihan atau tinggi,
seperti sinar matahari.
9
Hukum Toleransi Shelford




Kisaran minimum merupakan batas batas
toleransi digambarkan sebagai Hukum
Toleransi Shelford (1913).
Dengan mengetahui kisaran toleransi suatu
organisme dapat diketahui keberadaan dan
penyebaran (distribusi) organisme tersebut.

10
Hukum Toleransi Shelford

11
Hukum Toleransi Shelford

12
Hukum Toleransi Shelford


Beberapa asas tambahan :






Organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang
lebar untuk satu faktor dan sempit untuk faktor
yang lain
Organisme yang memiliki kisaran toleransi yang
lebar untuk beberapa faktor akan memiliki
penyebaran geografis yang luas
Kisaran toleransi terhadap suatu faktor dapat
berkurang karena faktor lainnya seperti
kekurangan nitrogen mengakibatkan menurunnya
kisaran toleransi terhadap kekeringan.
13
Hukum Toleransi Shelford




Kisaran toleransi akan berkurang karena
interaksi antar populasi seperti pemangsa,
parasit dan persaingan. Interaksi
menyebabkan organisme tidak dapat
memanfaatkan keadaan alam secara
optimal.
Periode reproduktif merupakan periode
yang renta. Tingkatan kehidupan dari biji,
telur, embrio, kecambah atau larva lebih
renta terhadap faktor faktor lingkungan
daripada tingkatan dewasa.
14
Hukum Toleransi Shelford


Istilah yang digunakan dalam
menggambarkan kisaran toleransi :



steno : sempit dan eury : lebar
stenothermal – eurythermal (temperatur)





stenohaline – euryhaline (salinitas)





Telur ikan stenothermal (0 – 12 oC),
Telur katak eurythermal (0 - 30 oC).

Ikan salmon euryhaline (tawar – laut),
ikan mas stenohaline (tawar)

stenophagik – euryphagik (makanan)



Kelinci stenophagik (rumput),
kambing euryphagik (rumput, perdu, semak dll).
15
Hukum Toleransi Shelford

16
Hukum Toleransi Shelford




Organisme berusaha menyesuaikan diri
dengan lingkungannya untuk menggurangi
pengaruh faktor faktor lingkungan. Usaha ini
merupakan faktor kompensasi dari suatu
organisme
Faktor kompensasi terlihat effetif pada tingkat
komunitas. Pada tingkat spesies akan terlihat
pada populasi yang menyesuaikan diri
dengan lingkunganya yang disebut dengan
EKOTIPE
17
Hukum Toleransi Shelford




EKOTIPE merupakan populasi yang mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kompensasi terhadap temperatur atau sinar
bisa sampai tingkat genetik (perubahan
morfologi) atau hanya tingkat aklimatisasi
secara fisiologis.

18
Interaksi Gabungan Faktor
Pembatas






Dengan menggabungkan konsep hukum minimum
dan konsep toleransi, maka dapat dipahami konsep
faktor pembatas (limiting factor).
Faktor pembatas (limiting factor) dapat diartikan
sebagai keadaan yang mendekati atau melampaui
ambang batas toleransi suatu kondisi.
Faktor pembatas suatu organisme mencakup kisaran
minimum atau maksimum dari faktor-faktor abiotik
suatu ekosistem. Misal : Suhu, cahaya, pH yang
terlalu rendah (minimum) atau terlalu tinggi
(maksimum).
19
Interaksi Gabungan Faktor
Pembatas


Kehidupan suatu organisme di alam
dikendalikan oleh :
 Jumlah dan keragaman material (senyawa)
yang esensial yang harus ada dalam
jumlah minimum.
 Faktor-faktor fisik yang kritis
 Batas-batas toleransi organisme itu sendiri

20
Interaksi Gabungan Faktor
Pembatas




Bagi organisme dengan kisaran toleransi yang
lebar (eury) terhadap faktor abiotik X yang
relatif konstant bukan merupakan faktor
pembatas, sehingga organisme tersebut dapat
hadir dalam jumlah banyak.
Sebaliknya, bagi organisme dengan toleransi
yang sempit (steno) terhadap faktor abiotik (Y)
yang selalu berubah akan menjadi “faktor
pembatas” sehingga akan hadir dalam jumlah
sedikit

21
Interaksi Gabungan Faktor
Pembatas




Contohnya Kandungan O2 di udara dalam
jumlah banyak dan konstan bukan
merupakan faktor pembatas organisme darat.
Sebaliknya, kandungan O2 terlarut di perairan,
terdapat dalam jumlah sedikit dan jumlahnya
selalu berubah-ubah, menjadi faktor
pembatas bagi organisme yang hidup di
perairan.
22
Syarat sebagai Faktor Pengatur


Faktor lingkungan yang penting dalam setiap
ekosistem berbeda beda seperti






di darat: sinar, suhu dan air;
di laut: sinar, suhu dan salinitas;
di perairan tawar: kandungan oksigen.

Faktor lingkungan tidak hanya sebagai faktor
pembatas (negatif) tetapi juga menjadi faktor
menguntungkan (positif) bagi organisme yang
mampu menyesuaikan diri sehingga
komunitasnya.
23
Syarat sebagai Faktor Pengatur





Sehingga mencapai tingkatan homeostatis
Hal ini terjadi karena organisme mampu
memanfaatkan perubahan faktor lingkungan
yang berkala dengan cara mengatur waktu
kegiatannya sehingga memperoleh
keuntungan dari lingkungannya.
Ritme musiman seperti panjang hari
(photoperiode: Juni 16.5 jam dan desember 8
jam)
24
Syarat sebagai Faktor Pengatur


Photoperiode merupakan pengatur waktu
untuk memulai proses fisiologis yang
menghasilkan:





pertumbuhan,pembungaan pada tumbuhan
penimbunan lemak, pergantian bulu, migrasi dan
pekembang biakan pada burung dan mamalia
Diapause (telur yang akan menetas sampai
musim semi mendatang) pada serangga.

25
Syarat sebagai Faktor Pengatur


Di gurun, panjang hari dan hujan sangat tidak
terduga, oleh tumbuhan gurun dimanfaatkan
sebagai faktor pengatur. Dengan cara
menghasilkan biji biji yang mengandung
hormon penghambat perkecambahan, biji
dapat tetap hidup dalam tanaha bertahun
tahun setelah hujan lebat.

26
Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas
1. Suhu

Organisme dapat hidup pada suhu
sampai 300oC dengan kisaran suhu
100 – 200 oC.

Akan tetapi kebanyakan organisme
hanya dapat hidup pada kisaran suhu
yang lebih sempit.

Pada umumnya batas atas
(maksimum) lebih kritis atau lebih
membahayakan kehidupan organisme
daripada batas bawah (minimum).
27
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas
Pada ekosistem perairan, variasi suhu
lebih sempit daripada ekosistem darat.
Oleh karena itu, biasanya organisme
perairan mempunyai kisaran toleransi
terhadap suhu lebih sempit daripada
organisme darat.
 Misal: algae air dan algae darat,
invertebrata air dan darat seperti
serangga


28
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas
2. Radiasi cahaya matahari

Cahaya matahari mempunyai dua fungsi
yang saling berlawanan, di satu pihak
radiasi cahaya matahari menguntungkan
karena sebagai sumber energi bagi
proses fotosintesa. Dilain pihak, radiasi
cahaya matahari merugikan karena
cahaya matahari langsung akan merusak
atau membunuh protoplasma.
29
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Dari segi ekologi, bagi kehidupan organisme
yang penting radiasi adalah kualitas sinar
(panjang gelombang dan warna) dan
intensitas cahaya (lama penyinaran), karena
laju fotosintesa akan bervariasi sesuai
dengan perbedaan panjang gelombang yang
ada.

30
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas






Sinar merah dan biru disaring oleh komponen
air dan menghasilkan sinar hijau yang sukar
sekali diabsobsi oleh klorofil.
Intensitas cahaya matahari berpengaruh
langsung secara linear terhadap laju
fotosintesis.
Penurunan tingkat kejenuhan sinar akan
diikuti dengan penurunan intensitas cahaya.
31
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas
3. Air
 Air merupakan faktor pembatas utama
pada lingkungan darat dan perairan. Curah
hujan, kelembaban, penguapan
(evaporasi) dan suplai air permukaan yang
menjadi faktor-faktor yang harus diukur:

32
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


3a. Curah hujan

Penyebaran hujan sepanjang tahun
merupakan faktor pembatas yang penting
bagi organisme.

Umumnya curah hujan tersebar tidak
merata. Tabel berikut menggambarkan
curah hujan pada berbagai ekosistem

33
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas







Curah hujan
0 – 10 inchi/tahun
10 – 30 inchi/tahun
30 – 50 inchi /tahun
> 50 inchi/tahunHutan

Keadaan
Gurun
Padang rumput,
savana
Hutan kering
Hutan basah

34
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


3b. Kelembaban

Kelembaban diartikan sebagai jumlah
uap air yang berada di udara.

Kelembaban mutlak : jumlah air di udara
yang dinyatakan dengan berat air per
satuan udara.

Jumlah air yang dapat disimpan oleh
udara bervariasi tergantung pada suhu
dan tekanan udara.
35
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Oleh karena itu, dikenal istilah kelembaban
nisbi (relatif) yaitu presentase (%)
kandungan uap air yang sebenarnya ada
dibandingkan dengan kandungan uap air
jenuh pada udara dengan tekanan dan
temperatur tertentu.

36
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


3c. Evaporasi
Kadar air di udara merupakan faktor yang
penting bagi ekosistem darat, karena
penguapan dapat mengakibatkan dehidrasi
terhadap hewan dan tumbuhan .
Untuk mengurangi dehidrasi binatang
berlindung atau lebih giat di malam hari. 9799 % air yang masuk dari tanah, hilang oleh
penguapan dari daun/ transpirasi pada
tumbuhan.
37
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas
4. Interaksi antara suhu dan kelembaban
 Interaksi antara suhu dan kelembaban
mempunyai pengaruh yang penting bagi
ekosistem darat, terlihat pada efek
temperatur yang bertambah hebat apabila
kelembaban dalam keadaan ekstrim.

38
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Berdasarkan suhu dan kelembaban
dikenal dua tipe dasar iklim di bumi ini
yaitu :
 Iklim laut yang ditandai dengan fluktuasi
suhu yang tidak ekstrim. Pergantian
temperatur tidak menyolok atau drastis.

Iklim darat yang ditandai dengan
fluktuasi suhu yang ekstrim
39
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas
5. Gas-gas atmosfer
Penambahan sedikit kandungan CO2 dan
penurunan kandungan O2 akan
meningkatkan laju fotosintesis.
Pada tanaman kacang-kacangan, laju
fotosintesa akan naik 50 % apabila
kandungan O2 diturunkan 5 %.
40
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas




Di dalam tanah, kandungan O2 dapat menjadi
faktor penentu yang penting bagi organisme
aerob. Kandungan CO2 akan meningkat jika
kedalaman media atau tanah bertambah.
Kandungan O2, CO2 dan gas lain di perairan
tersedia dalam bentuk terlarut, sehingga
yang dapat diperoleh organisme air bervariasi
dari temporal (waktu) maupun spartial
(tempat).
41
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas






Konsentrasi ion hidrogen atau pH terkait erat
dengan kandung CO2 di dalam air.
pH sering menjadi faktor pembatas yang
penting bagi organisme aquatik karena dapat
mempengaruhi pernafasan dan kerja enzim.
Tanah dan perairan dengan pH rendah/asam
seringkali mengalami kekurangan unsur hara
dan produktivitasnya rendah.
42
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


6. Garam-garam biogenik : makro dan mikro
nutrien
 Garam biogenik adalah garam-garam yang
terlarut dalam air dan merupakan unsur
yang vital bagi kelangsungan hidup
organisme.
 Garam biogenik terdiri dari makro nutrien :
C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg dan mikro
nutrien : Fe, Mn, Cu, Zn,Si, Mo, Co,Cl.
43
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Ditinjau dari fungsinya mikronutrien pada
tumbuhan dapat dibagi menjadi untuk:
 fotosintesa : Mn, Fe, Zn, V .
 metabolisme nitrogen : Mo, Bo, Co, Fe
 metabolisme zat lain : Mn, Co, Cu, Si.

44
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


7. Arus dan tekanan air.

Arus air tidak hanya mempengaruhi
konsentrasi gas dalam air, tetapi juga
secara langsung sebagai faktor
pembatas.

Misal perbedaan organisme sungai dan
danau sering disebabkan oleh arus yang
deras pada sungai.

Tumbuhan dan binatang di sungai harus
mampu menyesuaikan diri terhadap arus
baik secara morfologis dan fisiologis.
45
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas




Tekanan air tidak berpengaruh langsung bagi
kehidupan organisme yang hidup di darat,
tetapi melalui perubahan iklim.
Di lautan, tekanan hidrostatis terjadi karena
adanya perubahan tekanan dari permukaan
laut ke laut yang dalam. Tekanan ini sangat
mempengaruhi kehidupan organisme laut.

46
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Di laut, tekanan air akan bertambah 1
atmosfer pada setiap penurunan kedalaman
10 meter. Pada bagian laut yang paling
dalam, tekanan ini dapat mencapai 1000
atmosfer.

47
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


8. Tanah

Tanah berasal dari lapisan kulit bumi
yang dilapukkan oleh organisme hidup,
sehingga sebagian ahli menyatakan
tanah bukan hanya sebagai faktor
lingkungan tetapi juga merupakan hasil
kerja organisme.

Dengan demikian tanah terdiri atas
komponen abiotik dan biotik yang sering
kali sukar untuk dipisahkan.
48
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Gambaran lapisan tanah dari permukaan ke
bagian bawah disebut profil tanah dengan
rincian :
1. Lapisan teratas (top soil/horizon A)
 Pada lapisan ini terdapat tubuh
tumbuhan atau hewan menjadi bahanbahan organik karena proses
humifikasi.
49
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Pada tanah yang matang, bagian ini
terdiri atas lapisan-lapisan yang jelas
terpisah dari masing-masing tahap
progesif dari humifikasi seperti berikut:
 Lapisan sisa (seresah atau litter) A-O
mewakili komponen detritus
 Lapisan humus A-1
 Lapisan tercuci A-2 (warna muda)
50
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


2. Lapisan B (horizon B)
 Lapisan ini terdiri atas tanah mineral hasil
dari proses dekompossisi dan mineralisasi
dan bercampur dengan bahan material
dasar (induk) dari tanah yang halus.
 Bahan-bahan yang larut pada lapisan B
seringkali berasal dari lapisan A, disimpan
atau dicuci oleh aliran air.
51
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Lapisan C (horizon C)

Merupakan lapisan induk yang tidak
banyak mengalami perubahan.

Materi induk setelah pecah dapat
berpindah tempat karena:


Gravitasi ( colluvial deposit), air (alluvial
deposit) glacier (glacial deposit) dan angin
(colian deposit).

52
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


9. Api sebagai faktor ekologi

Secara alamiah organisme telah
beradaptasi terhadap api seperti halnya
terhadap suhu dan air.

Kalau digunakan dengan tepat api dapat
merupakan faktor ekologi yang berguna,
namun yang terjadi api menjadi sumber
bencana kebakaran.
53
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Tipe kebakaran di alam dapat dibedakan
menjadi :

Kebakaran tajuk/crown fire. seringkali
memusnahkan semua vegetasi dalam
ekosistem. Api menjadi faktor pembatas
bagi semua organisme yang hidup pada
ekosistem yang terbakar. Untuk
memulihkannya ke keadaan semula
memerlukan waktu yang lama karena
ekosistemnya telah rusak dan semua
vegetasi musnah.
54
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Kebakaran permukaan/ Surface fire

Menguntungkan bagi organisme yang
toleransi terhadap api. Api merupakan
faktor pembatas hanya untuk beberapa
organisme.

Kebakaran permukaan dapat
mengurangi kerja bakteri dalam proses
pembusukan dan membantu
pemecahan kulit yang keras, misalnya
buah pinus sehingga membantu
55
peremajaan hutan.
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


10. Lingkungan Mikro
 Organisme yang hidup di habitat yang
sama (pada skala makro) sebenarnya
berada dalam keadaan yang berbeda pada
skala lingkungan mikro.
 Iklim mikro, mempunyai peranan yang
relatif besar, dapat berupa iklim lingkungan
kecil (skala mikro) di sekitar pohon pinus,
atau iklim lingkungan besar (skala makro)
di lereng dari suatu lembah.
56
Aplikasi respon organisme






Seringkali faktor-faktor tertentu dapat dengan
tepat menentukan organisme yang ditemukan
di suatu daerah
Atau sebaliknya kita dapat menentukan
keadaan lingkungan fisik dengan
menggunakan organisme yang ditemukan
pada suatu daerah.
Hal ini disebut dengan indikator ekologi/
indikator biologi.
57
Aplikasi respon organisme


Hal yang harus diingat jika kita memakai
indikator ekologi adalah :

Umumnya organisme steno merupakan
indikator yang lebih baik dari pada
organisme eury.

Species yang besar merupakan indikator
yang lebih baik daripada species yang
lebih kecil, karena organisme yang besar
mempunyai biomass lebih stabil.

58
Aplikasi respon organisme




Dan organisme kecil mempunyai turn
over rate yang pendek. Sekarang
banyak, mungkin besok sudah mati,
maka algae tidak pernah dipakai sebagai
indikator ekologi.
Sebelum species dipercaya sebagai
indikator ekologi, harus ada bukti-bukti di
lapangan dan uji laboratorium, untuk
mengetahui persyaratan hidup spesies
organisme tersebut.

59
Aplikasi respon organisme


Hubungan antar spesies, populasi atau
komunitas seringkali menjadi indikator yang
lebih baik daripada hanya satu spesies
saja, karena hal ini akan lebih
menggambarkan keadaan yang terintegrasi.

60

More Related Content

What's hot

Faktor Pembatas
Faktor PembatasFaktor Pembatas
Faktor Pembatas
Nur Aini
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
Ken Ken
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
Google
 
Ekologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia pptEkologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia ppt
Google
 
Komunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhanKomunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhan
Jessy Damayanti
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
Ekal Kurniawan
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
PT. SASA
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 AmphibiaLaporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Selly Noviyanty Yunus
 
Metabolisme nitrogen.pptx amrul
Metabolisme nitrogen.pptx amrulMetabolisme nitrogen.pptx amrul
Metabolisme nitrogen.pptx amrul
SMPN 4 Kerinci
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
dewisetiyana52
 
Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes
Nana Citra
 
Konsep Faktor Pembatas_Dewi
Konsep Faktor Pembatas_DewiKonsep Faktor Pembatas_Dewi
Konsep Faktor Pembatas_Dewi
dewisetiyana52
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga MajemukPPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
Agustin Dian Kartikasari
 
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimEnzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
adeputra93
 
Sistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewanSistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewan
Devit Hari Ashari
 
Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem Syarifah Algadri
 
Komunitas
KomunitasKomunitas
Komunitas
Sirod Judin
 
dormansi biji
dormansi bijidormansi biji
dormansi biji
adamnaufan
 

What's hot (20)

Faktor Pembatas
Faktor PembatasFaktor Pembatas
Faktor Pembatas
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Ekologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia pptEkologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia ppt
 
Makalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasiMakalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasi
 
Komunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhanKomunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhan
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
 
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 AmphibiaLaporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 Amphibia
 
Metabolisme nitrogen.pptx amrul
Metabolisme nitrogen.pptx amrulMetabolisme nitrogen.pptx amrul
Metabolisme nitrogen.pptx amrul
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
 
Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes
 
Konsep Faktor Pembatas_Dewi
Konsep Faktor Pembatas_DewiKonsep Faktor Pembatas_Dewi
Konsep Faktor Pembatas_Dewi
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga MajemukPPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
 
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimEnzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
 
Sistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewanSistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewan
 
Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem
 
Komunitas
KomunitasKomunitas
Komunitas
 
dormansi biji
dormansi bijidormansi biji
dormansi biji
 

Similar to Bab 2. respon organisme

materi ekologi
materi ekologimateri ekologi
materi ekologi
MiaAzizah4
 
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptxSlide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptx
ElMa426365
 
60912445648bb6b3710181754b5e73adc1a3f81c.pptx
60912445648bb6b3710181754b5e73adc1a3f81c.pptx60912445648bb6b3710181754b5e73adc1a3f81c.pptx
60912445648bb6b3710181754b5e73adc1a3f81c.pptx
mikaelrich3
 
3. hewan dan lingkungan
3. hewan dan lingkungan3. hewan dan lingkungan
3. hewan dan lingkungan
Vick Muhammad
 
bahan ajar faktor pembatas teknologi hasil pertanian.ppt
bahan ajar faktor pembatas teknologi hasil pertanian.pptbahan ajar faktor pembatas teknologi hasil pertanian.ppt
bahan ajar faktor pembatas teknologi hasil pertanian.ppt
GuavaGardenGowa
 
5.ekologi to2 k_revisi
5.ekologi to2 k_revisi5.ekologi to2 k_revisi
5.ekologi to2 k_revisiLivi Pungus
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
Nur Aini
 
Pada slide ini dibahas tentang Ekosistem Dasar
Pada slide ini dibahas tentang Ekosistem DasarPada slide ini dibahas tentang Ekosistem Dasar
Pada slide ini dibahas tentang Ekosistem Dasar
TristiIndah1
 
Pert. 9 Komponen-komponen Lingkungan.pptx
Pert. 9 Komponen-komponen Lingkungan.pptxPert. 9 Komponen-komponen Lingkungan.pptx
Pert. 9 Komponen-komponen Lingkungan.pptx
Muhammad Jarnawi
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
VaUlin Nuha
 
Asas asasdancabang2ilmuekologi kelompok4
Asas asasdancabang2ilmuekologi kelompok4Asas asasdancabang2ilmuekologi kelompok4
Asas asasdancabang2ilmuekologi kelompok4
ilhamzul
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
Intan Irawati
 
Tugas rangkuman ekologi umum
Tugas rangkuman ekologi umumTugas rangkuman ekologi umum
Tugas rangkuman ekologi umumsherlyoha
 
3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx
3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx
3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx
OzgurOmelin
 
Ruang Lingkup Ekologi
Ruang Lingkup EkologiRuang Lingkup Ekologi
Ruang Lingkup Ekologi
Nurul Afdal Haris
 
respon tanaman terhadap stress lingkungan
respon tanaman terhadap stress lingkunganrespon tanaman terhadap stress lingkungan
respon tanaman terhadap stress lingkungan
maya safitri
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Nurul Afdal Haris
 
ekologi tumbuhan pertemuan 4 untuk mahasiswa
ekologi tumbuhan pertemuan 4 untuk  mahasiswaekologi tumbuhan pertemuan 4 untuk  mahasiswa
ekologi tumbuhan pertemuan 4 untuk mahasiswa
zulfanarico1
 
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistemZaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
zaenalofficial48
 

Similar to Bab 2. respon organisme (20)

materi ekologi
materi ekologimateri ekologi
materi ekologi
 
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptxSlide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptx
 
60912445648bb6b3710181754b5e73adc1a3f81c.pptx
60912445648bb6b3710181754b5e73adc1a3f81c.pptx60912445648bb6b3710181754b5e73adc1a3f81c.pptx
60912445648bb6b3710181754b5e73adc1a3f81c.pptx
 
3. hewan dan lingkungan
3. hewan dan lingkungan3. hewan dan lingkungan
3. hewan dan lingkungan
 
bahan ajar faktor pembatas teknologi hasil pertanian.ppt
bahan ajar faktor pembatas teknologi hasil pertanian.pptbahan ajar faktor pembatas teknologi hasil pertanian.ppt
bahan ajar faktor pembatas teknologi hasil pertanian.ppt
 
5.ekologi to2 k_revisi
5.ekologi to2 k_revisi5.ekologi to2 k_revisi
5.ekologi to2 k_revisi
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Pada slide ini dibahas tentang Ekosistem Dasar
Pada slide ini dibahas tentang Ekosistem DasarPada slide ini dibahas tentang Ekosistem Dasar
Pada slide ini dibahas tentang Ekosistem Dasar
 
Pert. 9 Komponen-komponen Lingkungan.pptx
Pert. 9 Komponen-komponen Lingkungan.pptxPert. 9 Komponen-komponen Lingkungan.pptx
Pert. 9 Komponen-komponen Lingkungan.pptx
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Asas asasdancabang2ilmuekologi kelompok4
Asas asasdancabang2ilmuekologi kelompok4Asas asasdancabang2ilmuekologi kelompok4
Asas asasdancabang2ilmuekologi kelompok4
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Tugas rangkuman ekologi umum
Tugas rangkuman ekologi umumTugas rangkuman ekologi umum
Tugas rangkuman ekologi umum
 
3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx
3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx
3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx
 
Ruang Lingkup Ekologi
Ruang Lingkup EkologiRuang Lingkup Ekologi
Ruang Lingkup Ekologi
 
respon tanaman terhadap stress lingkungan
respon tanaman terhadap stress lingkunganrespon tanaman terhadap stress lingkungan
respon tanaman terhadap stress lingkungan
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
 
ekologi tumbuhan pertemuan 4 untuk mahasiswa
ekologi tumbuhan pertemuan 4 untuk  mahasiswaekologi tumbuhan pertemuan 4 untuk  mahasiswa
ekologi tumbuhan pertemuan 4 untuk mahasiswa
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistemZaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
 

Recently uploaded

NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 

Recently uploaded (20)

NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 

Bab 2. respon organisme

  • 1. Bab 2. Respon Organisme terhadap Lingkungan Hukum Minimum Hukum Toleransi Interaksi Gabungan Faktor Pembatas Syarat Sebagai Faktor Pengatur Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas Aplikasi respon organisme 1
  • 2. Respon Organisme terhadap Lingkungan  Dalam merespon faktor abiotik dari lingkungan, organisme mengikuti aturan:     Hukum minimum Hukum toleransi Mekanisme faktor pembatas. Hasil dari interaksi organisme dengan lingkungannya berupa distribusi. 2
  • 3. Hukum Minimum   Pada keadaan yang kritis, bahan bahan pendukung kehidupan suatu organisme yang tersedia dalam jumlah minimum bertindak sebagai faktor pembatas. Justus Liebig (1840) menemukan hasil tanaman tidak ditentukan oleh unsur hara N,P, K yang diperlukan dalam jumlah banyak tetapi oleh mineral seperti magnesium yang diperlukan dalam jumlah sedikit oleh tanaman. 3
  • 5. Hukum Minimum    Temuan ini dikenal sebagai Hukum Minimum Liebig. Bukan hanya unsur hara N,P,K yang dapat bertindak sebagai faktor pembatas, tetapi materi kimiawi lainnya seperti oksigen, fosfor untuk proses pertumbuhan dan reproduksi. Hukum minimum Liebig telah diterapkan pada program pengendalian lingkungan terhadap organisme. 5
  • 6. Hukum Minimum    Temuan ini dikenal sebagai Hukum Minimum Liebig. Bukan hanya unsur hara N,P,K yang dapat bertindak sebagai faktor pembatas, tetapi materi kimiawi lainnya seperti oksigen, fosfor untuk proses pertumbuhan dan reproduksi. Hukum minimum Liebig telah diterapkan pada program pengendalian lingkungan terhadap organisme. 6
  • 7. Hukum Minimum   Namun, hukum minimun Liebig hanya dapat diterapkan pada habitat atau ekosistem dengan arus energi dan materi yang masuk seimbang dengan yang keluar. Fosfor merupakan faktor pembatas bagi organisme perairan. Meningkatnya nutrien seperti nitrogen dan fosfor diperairan disebut proses eutropikasi. 7
  • 8. Hukum Minimum  Pencegahan eutropikasi dapat dengan mengurangi kandungan bahan organik dan unsur hara di perairan sehingga pertumbuhan organisme seperti phytoplankton dan makrophyta terhambat. 8
  • 9. Hukum Toleransi Shelford   Kegagalan suatu organisme dalam mempertahankan hidupnya dapat ditentukan oleh kekurangan atau kelebihan (kuantitatif dan kualitatif) beberapa faktor lingkungan yang mendekati batas toleransinya. Bukan hanya dalam jumlah sedikit atau rendah yang bersifat membatasi tetapi juga dalam jumlah yang berlebihan atau tinggi, seperti sinar matahari. 9
  • 10. Hukum Toleransi Shelford   Kisaran minimum merupakan batas batas toleransi digambarkan sebagai Hukum Toleransi Shelford (1913). Dengan mengetahui kisaran toleransi suatu organisme dapat diketahui keberadaan dan penyebaran (distribusi) organisme tersebut. 10
  • 13. Hukum Toleransi Shelford  Beberapa asas tambahan :    Organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang lebar untuk satu faktor dan sempit untuk faktor yang lain Organisme yang memiliki kisaran toleransi yang lebar untuk beberapa faktor akan memiliki penyebaran geografis yang luas Kisaran toleransi terhadap suatu faktor dapat berkurang karena faktor lainnya seperti kekurangan nitrogen mengakibatkan menurunnya kisaran toleransi terhadap kekeringan. 13
  • 14. Hukum Toleransi Shelford   Kisaran toleransi akan berkurang karena interaksi antar populasi seperti pemangsa, parasit dan persaingan. Interaksi menyebabkan organisme tidak dapat memanfaatkan keadaan alam secara optimal. Periode reproduktif merupakan periode yang renta. Tingkatan kehidupan dari biji, telur, embrio, kecambah atau larva lebih renta terhadap faktor faktor lingkungan daripada tingkatan dewasa. 14
  • 15. Hukum Toleransi Shelford  Istilah yang digunakan dalam menggambarkan kisaran toleransi :   steno : sempit dan eury : lebar stenothermal – eurythermal (temperatur)    stenohaline – euryhaline (salinitas)    Telur ikan stenothermal (0 – 12 oC), Telur katak eurythermal (0 - 30 oC). Ikan salmon euryhaline (tawar – laut), ikan mas stenohaline (tawar) stenophagik – euryphagik (makanan)   Kelinci stenophagik (rumput), kambing euryphagik (rumput, perdu, semak dll). 15
  • 17. Hukum Toleransi Shelford   Organisme berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk menggurangi pengaruh faktor faktor lingkungan. Usaha ini merupakan faktor kompensasi dari suatu organisme Faktor kompensasi terlihat effetif pada tingkat komunitas. Pada tingkat spesies akan terlihat pada populasi yang menyesuaikan diri dengan lingkunganya yang disebut dengan EKOTIPE 17
  • 18. Hukum Toleransi Shelford   EKOTIPE merupakan populasi yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kompensasi terhadap temperatur atau sinar bisa sampai tingkat genetik (perubahan morfologi) atau hanya tingkat aklimatisasi secara fisiologis. 18
  • 19. Interaksi Gabungan Faktor Pembatas    Dengan menggabungkan konsep hukum minimum dan konsep toleransi, maka dapat dipahami konsep faktor pembatas (limiting factor). Faktor pembatas (limiting factor) dapat diartikan sebagai keadaan yang mendekati atau melampaui ambang batas toleransi suatu kondisi. Faktor pembatas suatu organisme mencakup kisaran minimum atau maksimum dari faktor-faktor abiotik suatu ekosistem. Misal : Suhu, cahaya, pH yang terlalu rendah (minimum) atau terlalu tinggi (maksimum). 19
  • 20. Interaksi Gabungan Faktor Pembatas  Kehidupan suatu organisme di alam dikendalikan oleh :  Jumlah dan keragaman material (senyawa) yang esensial yang harus ada dalam jumlah minimum.  Faktor-faktor fisik yang kritis  Batas-batas toleransi organisme itu sendiri 20
  • 21. Interaksi Gabungan Faktor Pembatas   Bagi organisme dengan kisaran toleransi yang lebar (eury) terhadap faktor abiotik X yang relatif konstant bukan merupakan faktor pembatas, sehingga organisme tersebut dapat hadir dalam jumlah banyak. Sebaliknya, bagi organisme dengan toleransi yang sempit (steno) terhadap faktor abiotik (Y) yang selalu berubah akan menjadi “faktor pembatas” sehingga akan hadir dalam jumlah sedikit 21
  • 22. Interaksi Gabungan Faktor Pembatas   Contohnya Kandungan O2 di udara dalam jumlah banyak dan konstan bukan merupakan faktor pembatas organisme darat. Sebaliknya, kandungan O2 terlarut di perairan, terdapat dalam jumlah sedikit dan jumlahnya selalu berubah-ubah, menjadi faktor pembatas bagi organisme yang hidup di perairan. 22
  • 23. Syarat sebagai Faktor Pengatur  Faktor lingkungan yang penting dalam setiap ekosistem berbeda beda seperti     di darat: sinar, suhu dan air; di laut: sinar, suhu dan salinitas; di perairan tawar: kandungan oksigen. Faktor lingkungan tidak hanya sebagai faktor pembatas (negatif) tetapi juga menjadi faktor menguntungkan (positif) bagi organisme yang mampu menyesuaikan diri sehingga komunitasnya. 23
  • 24. Syarat sebagai Faktor Pengatur    Sehingga mencapai tingkatan homeostatis Hal ini terjadi karena organisme mampu memanfaatkan perubahan faktor lingkungan yang berkala dengan cara mengatur waktu kegiatannya sehingga memperoleh keuntungan dari lingkungannya. Ritme musiman seperti panjang hari (photoperiode: Juni 16.5 jam dan desember 8 jam) 24
  • 25. Syarat sebagai Faktor Pengatur  Photoperiode merupakan pengatur waktu untuk memulai proses fisiologis yang menghasilkan:    pertumbuhan,pembungaan pada tumbuhan penimbunan lemak, pergantian bulu, migrasi dan pekembang biakan pada burung dan mamalia Diapause (telur yang akan menetas sampai musim semi mendatang) pada serangga. 25
  • 26. Syarat sebagai Faktor Pengatur  Di gurun, panjang hari dan hujan sangat tidak terduga, oleh tumbuhan gurun dimanfaatkan sebagai faktor pengatur. Dengan cara menghasilkan biji biji yang mengandung hormon penghambat perkecambahan, biji dapat tetap hidup dalam tanaha bertahun tahun setelah hujan lebat. 26
  • 27. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas 1. Suhu  Organisme dapat hidup pada suhu sampai 300oC dengan kisaran suhu 100 – 200 oC.  Akan tetapi kebanyakan organisme hanya dapat hidup pada kisaran suhu yang lebih sempit.  Pada umumnya batas atas (maksimum) lebih kritis atau lebih membahayakan kehidupan organisme daripada batas bawah (minimum). 27
  • 28. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas Pada ekosistem perairan, variasi suhu lebih sempit daripada ekosistem darat. Oleh karena itu, biasanya organisme perairan mempunyai kisaran toleransi terhadap suhu lebih sempit daripada organisme darat.  Misal: algae air dan algae darat, invertebrata air dan darat seperti serangga  28
  • 29. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas 2. Radiasi cahaya matahari  Cahaya matahari mempunyai dua fungsi yang saling berlawanan, di satu pihak radiasi cahaya matahari menguntungkan karena sebagai sumber energi bagi proses fotosintesa. Dilain pihak, radiasi cahaya matahari merugikan karena cahaya matahari langsung akan merusak atau membunuh protoplasma. 29
  • 30. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Dari segi ekologi, bagi kehidupan organisme yang penting radiasi adalah kualitas sinar (panjang gelombang dan warna) dan intensitas cahaya (lama penyinaran), karena laju fotosintesa akan bervariasi sesuai dengan perbedaan panjang gelombang yang ada. 30
  • 31. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas    Sinar merah dan biru disaring oleh komponen air dan menghasilkan sinar hijau yang sukar sekali diabsobsi oleh klorofil. Intensitas cahaya matahari berpengaruh langsung secara linear terhadap laju fotosintesis. Penurunan tingkat kejenuhan sinar akan diikuti dengan penurunan intensitas cahaya. 31
  • 32. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas 3. Air  Air merupakan faktor pembatas utama pada lingkungan darat dan perairan. Curah hujan, kelembaban, penguapan (evaporasi) dan suplai air permukaan yang menjadi faktor-faktor yang harus diukur: 32
  • 33. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  3a. Curah hujan  Penyebaran hujan sepanjang tahun merupakan faktor pembatas yang penting bagi organisme.  Umumnya curah hujan tersebar tidak merata. Tabel berikut menggambarkan curah hujan pada berbagai ekosistem 33
  • 34. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas      Curah hujan 0 – 10 inchi/tahun 10 – 30 inchi/tahun 30 – 50 inchi /tahun > 50 inchi/tahunHutan Keadaan Gurun Padang rumput, savana Hutan kering Hutan basah 34
  • 35. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  3b. Kelembaban  Kelembaban diartikan sebagai jumlah uap air yang berada di udara.  Kelembaban mutlak : jumlah air di udara yang dinyatakan dengan berat air per satuan udara.  Jumlah air yang dapat disimpan oleh udara bervariasi tergantung pada suhu dan tekanan udara. 35
  • 36. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Oleh karena itu, dikenal istilah kelembaban nisbi (relatif) yaitu presentase (%) kandungan uap air yang sebenarnya ada dibandingkan dengan kandungan uap air jenuh pada udara dengan tekanan dan temperatur tertentu. 36
  • 37. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  3c. Evaporasi Kadar air di udara merupakan faktor yang penting bagi ekosistem darat, karena penguapan dapat mengakibatkan dehidrasi terhadap hewan dan tumbuhan . Untuk mengurangi dehidrasi binatang berlindung atau lebih giat di malam hari. 9799 % air yang masuk dari tanah, hilang oleh penguapan dari daun/ transpirasi pada tumbuhan. 37
  • 38. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas 4. Interaksi antara suhu dan kelembaban  Interaksi antara suhu dan kelembaban mempunyai pengaruh yang penting bagi ekosistem darat, terlihat pada efek temperatur yang bertambah hebat apabila kelembaban dalam keadaan ekstrim. 38
  • 39. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Berdasarkan suhu dan kelembaban dikenal dua tipe dasar iklim di bumi ini yaitu :  Iklim laut yang ditandai dengan fluktuasi suhu yang tidak ekstrim. Pergantian temperatur tidak menyolok atau drastis.  Iklim darat yang ditandai dengan fluktuasi suhu yang ekstrim 39
  • 40. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas 5. Gas-gas atmosfer Penambahan sedikit kandungan CO2 dan penurunan kandungan O2 akan meningkatkan laju fotosintesis. Pada tanaman kacang-kacangan, laju fotosintesa akan naik 50 % apabila kandungan O2 diturunkan 5 %. 40
  • 41. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas   Di dalam tanah, kandungan O2 dapat menjadi faktor penentu yang penting bagi organisme aerob. Kandungan CO2 akan meningkat jika kedalaman media atau tanah bertambah. Kandungan O2, CO2 dan gas lain di perairan tersedia dalam bentuk terlarut, sehingga yang dapat diperoleh organisme air bervariasi dari temporal (waktu) maupun spartial (tempat). 41
  • 42. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas    Konsentrasi ion hidrogen atau pH terkait erat dengan kandung CO2 di dalam air. pH sering menjadi faktor pembatas yang penting bagi organisme aquatik karena dapat mempengaruhi pernafasan dan kerja enzim. Tanah dan perairan dengan pH rendah/asam seringkali mengalami kekurangan unsur hara dan produktivitasnya rendah. 42
  • 43. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  6. Garam-garam biogenik : makro dan mikro nutrien  Garam biogenik adalah garam-garam yang terlarut dalam air dan merupakan unsur yang vital bagi kelangsungan hidup organisme.  Garam biogenik terdiri dari makro nutrien : C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg dan mikro nutrien : Fe, Mn, Cu, Zn,Si, Mo, Co,Cl. 43
  • 44. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Ditinjau dari fungsinya mikronutrien pada tumbuhan dapat dibagi menjadi untuk:  fotosintesa : Mn, Fe, Zn, V .  metabolisme nitrogen : Mo, Bo, Co, Fe  metabolisme zat lain : Mn, Co, Cu, Si. 44
  • 45. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  7. Arus dan tekanan air.  Arus air tidak hanya mempengaruhi konsentrasi gas dalam air, tetapi juga secara langsung sebagai faktor pembatas.  Misal perbedaan organisme sungai dan danau sering disebabkan oleh arus yang deras pada sungai.  Tumbuhan dan binatang di sungai harus mampu menyesuaikan diri terhadap arus baik secara morfologis dan fisiologis. 45
  • 46. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas   Tekanan air tidak berpengaruh langsung bagi kehidupan organisme yang hidup di darat, tetapi melalui perubahan iklim. Di lautan, tekanan hidrostatis terjadi karena adanya perubahan tekanan dari permukaan laut ke laut yang dalam. Tekanan ini sangat mempengaruhi kehidupan organisme laut. 46
  • 47. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Di laut, tekanan air akan bertambah 1 atmosfer pada setiap penurunan kedalaman 10 meter. Pada bagian laut yang paling dalam, tekanan ini dapat mencapai 1000 atmosfer. 47
  • 48. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  8. Tanah  Tanah berasal dari lapisan kulit bumi yang dilapukkan oleh organisme hidup, sehingga sebagian ahli menyatakan tanah bukan hanya sebagai faktor lingkungan tetapi juga merupakan hasil kerja organisme.  Dengan demikian tanah terdiri atas komponen abiotik dan biotik yang sering kali sukar untuk dipisahkan. 48
  • 49. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Gambaran lapisan tanah dari permukaan ke bagian bawah disebut profil tanah dengan rincian : 1. Lapisan teratas (top soil/horizon A)  Pada lapisan ini terdapat tubuh tumbuhan atau hewan menjadi bahanbahan organik karena proses humifikasi. 49
  • 50. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Pada tanah yang matang, bagian ini terdiri atas lapisan-lapisan yang jelas terpisah dari masing-masing tahap progesif dari humifikasi seperti berikut:  Lapisan sisa (seresah atau litter) A-O mewakili komponen detritus  Lapisan humus A-1  Lapisan tercuci A-2 (warna muda) 50
  • 51. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  2. Lapisan B (horizon B)  Lapisan ini terdiri atas tanah mineral hasil dari proses dekompossisi dan mineralisasi dan bercampur dengan bahan material dasar (induk) dari tanah yang halus.  Bahan-bahan yang larut pada lapisan B seringkali berasal dari lapisan A, disimpan atau dicuci oleh aliran air. 51
  • 52. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Lapisan C (horizon C)  Merupakan lapisan induk yang tidak banyak mengalami perubahan.  Materi induk setelah pecah dapat berpindah tempat karena:  Gravitasi ( colluvial deposit), air (alluvial deposit) glacier (glacial deposit) dan angin (colian deposit). 52
  • 53. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  9. Api sebagai faktor ekologi  Secara alamiah organisme telah beradaptasi terhadap api seperti halnya terhadap suhu dan air.  Kalau digunakan dengan tepat api dapat merupakan faktor ekologi yang berguna, namun yang terjadi api menjadi sumber bencana kebakaran. 53
  • 54. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Tipe kebakaran di alam dapat dibedakan menjadi :  Kebakaran tajuk/crown fire. seringkali memusnahkan semua vegetasi dalam ekosistem. Api menjadi faktor pembatas bagi semua organisme yang hidup pada ekosistem yang terbakar. Untuk memulihkannya ke keadaan semula memerlukan waktu yang lama karena ekosistemnya telah rusak dan semua vegetasi musnah. 54
  • 55. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Kebakaran permukaan/ Surface fire  Menguntungkan bagi organisme yang toleransi terhadap api. Api merupakan faktor pembatas hanya untuk beberapa organisme.  Kebakaran permukaan dapat mengurangi kerja bakteri dalam proses pembusukan dan membantu pemecahan kulit yang keras, misalnya buah pinus sehingga membantu 55 peremajaan hutan.
  • 56. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  10. Lingkungan Mikro  Organisme yang hidup di habitat yang sama (pada skala makro) sebenarnya berada dalam keadaan yang berbeda pada skala lingkungan mikro.  Iklim mikro, mempunyai peranan yang relatif besar, dapat berupa iklim lingkungan kecil (skala mikro) di sekitar pohon pinus, atau iklim lingkungan besar (skala makro) di lereng dari suatu lembah. 56
  • 57. Aplikasi respon organisme    Seringkali faktor-faktor tertentu dapat dengan tepat menentukan organisme yang ditemukan di suatu daerah Atau sebaliknya kita dapat menentukan keadaan lingkungan fisik dengan menggunakan organisme yang ditemukan pada suatu daerah. Hal ini disebut dengan indikator ekologi/ indikator biologi. 57
  • 58. Aplikasi respon organisme  Hal yang harus diingat jika kita memakai indikator ekologi adalah :  Umumnya organisme steno merupakan indikator yang lebih baik dari pada organisme eury.  Species yang besar merupakan indikator yang lebih baik daripada species yang lebih kecil, karena organisme yang besar mempunyai biomass lebih stabil. 58
  • 59. Aplikasi respon organisme   Dan organisme kecil mempunyai turn over rate yang pendek. Sekarang banyak, mungkin besok sudah mati, maka algae tidak pernah dipakai sebagai indikator ekologi. Sebelum species dipercaya sebagai indikator ekologi, harus ada bukti-bukti di lapangan dan uji laboratorium, untuk mengetahui persyaratan hidup spesies organisme tersebut. 59
  • 60. Aplikasi respon organisme  Hubungan antar spesies, populasi atau komunitas seringkali menjadi indikator yang lebih baik daripada hanya satu spesies saja, karena hal ini akan lebih menggambarkan keadaan yang terintegrasi. 60