SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
KONEKSI ANTAR MATERI
MODUL 3.2
PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
REτffO {UfffffG DEWf βUSβARAτR
CGβ Ahgk. 9, {đg. Sle+đh
Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan
‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber
Daya’ dan bagaimana Anda bisa
mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan
masyarakat sekitar sekolah.
Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan implementasinya
Sekolah sebagai ekosistem pendidikan adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik
(unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling
berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras
dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi
dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya sehingga dapat menjadi modal
dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Sekolah
sebagai
ekosistem
pendidikan
Biotik
murid
kepala sekolah
guru
tenaga kependidikan
pengawas
orang tua
masyarakat
dinas terkait
Abiotik
keuangan
sarana
prasarana
lingkungan alam
Green & Haines (2010) menjelaskan kecenderungan cara pandang yang
menggunakan pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan berbasis
aset
fokus pada masalah atau isu
berkutat pada masalah utama
Mengidentifikasi kebutuhan dan
kekurangan selalu bertanya apa yang
kurang?
Fokus mencari bantuan dari sponsor
atau institusi lain
Merancang program atau proyek untuk
menyelesaikan masalah
Mengatur kelompok yang dapat
melaksanakan proyek
Deficit - Based Approach
(Pendekatan berbasis masalah)
Asset - Based Approach
(Pendekatan berbasis masalah)
Fokus pada aset dan kekuatan
Membayangkan masa depan
Berpikir tentang kesuksesan yang telah
diraih dan kekuatan untuk mencapai
kesuksesan tersebut
Mengorganisasikan kompetensi dan
sumber daya (aset dan kekuatan)
Merancang sebuah rencana
berdasarkan visi dan kekuatan
Melaksanakan rencana aksi yang sudah
diprogramkan
Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor
biotik akan saling mempengaruhi dan
membutuhkan keterlibatan aktif satu
sama lainnya, diantaranya hubungan
antara murid, kepala sekolah, guru,
tenaga kependidikan, pengawas
sekolah, orang tua dan masyarakat.
Sedangkan faktor abiotik juga berperan
aktif dalam menunjang keberhasilan
proses pembelajaran seperti: keuangan,
sarana dan prasarana termasuk media
pembelajaran dan teknologi informasi
komunikasi.
Pemimpin pembelajaran juga harus dapat
memanfaatkan pendekatan berpikir dalam
pengelolaan aset, diantaranya Pendekatan
Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-
Based Thinking) akan melihat dengan cara
pandang negatif, memusatkan perhatian
kita pada apa yang mengganggu, apa
yang kurang, dan apa yang tidak bekerja,
dan Pendekatan Berbasis Aset (Asset-
Based Thinking) adalah memusatkan
pikiran pada kekuatan positif, pada apa
yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang
menjadi kekuatan ataupun potensi yang
positif.
MAKEUP
M
B
O
EA
D
UT
A
Y
L
M
EY
A
ES
N
HA
U
D
S
OI
W
A
LIPSTICK
BLUSH
EYELINER
MODAL
FISIK
DECORATION
M
GA
O
RL
D
A
A
ND
L
SP
O
AS
RT
IY
AL
ORNAMENTS
DESIGN
TINSEL
MODAL
AGAMA DAN
BUDAYA
MOUNTAIN
MO
HI
D
KE
AL
PO
CL
L
IM
IT
BIK
RANGE
SUMMIT
EXPEDITION
1
2
3
4
5
7 Aset/modal
MODAL
LINGKUNGAN
/ ALAM
MODAL
FINANSIAL
6 7
Cara mengimplementasikan di kelas, sekolah dan masyarakat
Di Kelas
Saya akan memasimalkan
pengelolaan dan
pemanfaatan aset yang ada
di sekolah agar dapat
menunjang pembelajaran
yang berpihak pada murid
dan lebih berkualitas
Di Sekolah
Saya akan berdiskusi
dengan kepala sekolah
dan rekan sejawat
mengenai pentingnya
pendekatan berbasis aset
dan mengoptimalkan
sumber daya yang ada
Di masyarakat
Saya akan berkolaborasi
dengan masyarakat sekitar
agar ikut serta mendukung
terciptanya ekosistem
sekolah yang berkualitas
dan beprihak pada murid
Jelaskan dan berikan contoh
bagaimana hubungan
pengelolaan sumber daya
yang tepat akan membantu
proses pembelajaran murid
menjadi lebih berkualitas.
Pengelolaan sumber daya yang
tepat dan dapat mendorong pada
proses pembelajaran di kelas
menjadi lebih berkualitas merupakan
bagian dari pengelolaan sumber
daya yang ada di sekolah.
Pengelolaan modal lingkungan
dipadu dengan modal fisik akan
berkorelasi dengan peningkatan
pembelajaran murid. Lingkungan
sekolah yang kondusif dari segi sosial
maupun politik akan menciptakan
pembelajaran yang nyaman,
menyenangkan dan berpihak pada
murid. Sumber daya ini sebagai aset
sekolah dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Modal manusia sebagai
sumber daya manusia, yaitu
guru dan tenaga kependidikan
sebagai salah satu modal yang
berkorelasi langsung pada
peningkatan pembelajaran
yang berkualitas. Sekolah dapat
memotivasi guru untuk
mengikuti kegiatan
pengembangan diri melalui
bimtek, diklat, workshop dan
kegiatan lain yang mendukung
kompetensi diri kekinian.
Modal sosial melalui
kerjasama dengan MGMP
untuk meningkatkan
kompetensi guru. Kerjasama
dengan Puskesmas untuk
meningkatkan mutu
kesehatan di sekolah.
Modal fisik adalah bangunan
dan sarana prasarana yang
dapat dimanfaatkkan sesuai
dengan bentuk dan
pemanfaatanya, misalnya
gedung utama, sarana
prasarana pendukung di
sekolah.
Modal lingkungan/alam yang ada
disekitar sekolah adalah sumber
daya menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan, seperti
memanfaatkan lingkungan
menjadi area apotik hidup, green
house dan tempa sumber belajar
tentang obat dan
pemanfaatannya.
Modal finansial dengan
membuat rencana kerja
anggaran sekolah (RKAS)
sesuai prioritas dan
kebutuhan sekolah sehingga
mendukung keberlangsungan
proses pembelajaran lebih
berkulitas
Modal politik berupa
kerjasama dengan
instansi/dinas terkait yang
di pemerintah daerah untuk
mendukung program
sekolah
Modal agama dan budaya untuk
membantu pembelajaran menjadi
lebih berkualitas yakni melestarikan
budaya kearifan lokal misal belajar
tari tradisional dan kegiatan religi
berupa pondok ramadhan,
memperingati hari besar nasional
keagamaan melibatkan tokoh
agama disekitarnya.
Berikan beberapa contoh
bagaimana materi ini juga
berhubungan dengan
modul lainnya yang Anda
dapatkan sebelumnya
selama mengikuti
Pendidikan Guru Penggerak.
Modul 1.1.
Filosofi Pendidikan Nasional – KiHadjar Dewantara
Modul 1.2.
Nilai dan Peran Guru Penggerak
Ki Hadjar Dewantara melalui filosiofinya bahwa
pendidikan “ kegiatan menuntun segala kekuatan
kodrat yang pada anak-anak agar mereka
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setingi-tingginya baik sebagai manusia maupun
anggota masyarakat.” Pemanfaatan aset kekuatan
guru dan murid sehingga guru sebagai pemimpin
pembelajaran harus dapat melakukan proses
pembelajaran yang menyenangkan, dan berpihak
pada murid, karena murid bukanlah kertas kosong,
namun setiap murid memiliki potensi yang berbeda-
beda, dan tugas kita sebagai guru hanya menuntun
dan menebalkan potensi yang sudah mereka miliki.
Guru sebagai pendidik merupakan salah satu dari 7
modal utama, yaitu modal manusia. Guru sebagai
pemimpin pembelajaran memiliki nilai dan peran yang
sangat penting dalam pembelajaran di kelas sehingga
nilai-nilai mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif dan
berpihak pada murid harus dijadikan landasan dalam
terciptanya pebelajar yang sesuai dengan profil pelajar
pancasila.
a
Modul 1.3.
Visi Guru Penggerak
Modul 1.4.
Budaya Positif
Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus
memilki visi guru penggerak yang berbasis IA
(Inkuiri Apresiatif) melalui alur BAGJA. Pada
konsep terebut dapat juga digunakan sebagai
pengelolaan sumber daya yang ada disekolah.
Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, landasan
berpikir, yang berfokus pada upaya kolaboratif
menemukan hal positif dalam diri seseorang,
organisasi, dan dunia sekitarnya, baik dari masa
lalu, masa kini, maupun masa depan.
Salah satu aset/kekuatan berupa modal agama
dan budaya. Budaya positif di lingkungan sekolah
merupakan budaya yang mendukung segala
bentuk perkembangan murid dengan tujuan
memanusikan manusia dengan menerapkan
disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman
dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan
sekolah/kelas, sehingga akan menghasilkan produk
murid yang memiliki karakter kuat di masa depan.
Modul 2.1
Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan
Murid (Berdiferensiasi)
Modul 2.2.
Pembelajaran Sosial dan Emosional
Pembelajaran berdiferensiasi adalah sebuah cara
dalam pembelajaran yang sangat berpihak
kepada murid berupa pemetaan murid berupa
kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid
yang berbeda sesuai dengan keunikannya.
Sebelum melaksanakan pembelajaran
berdiferensiasi, seorang guru harus sudah
melaksakanan pemetaan terhadap minat belajar
siswa. .
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan
strategi seorang pemimpin pembelajaran dalam
melakukan kolaboratif oleh seluruh komunitas
sekolah, yang menekankan pada keterampilan
dan pengelolaan mengenai aspek-aspek sosial
emosional.
Modul 2.3
Coaching untuk Supervisi Akademik
Modul 3.1
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-
nilai Kebajikan Seorang Pemimpin
Coaching merupakan sebuah strategi
seorang pemimpin pembelajaran untuk
melakukan pengembangan kekuatan diri
pada diri anak dengan menuntun,
mendampingi anak, untuk menggali potensi
anak dan memaksimalkannya. Pada proses
Coachee memberikan kesempatan anak-
anak berkembang dan menggali proses
berpikir pada diri anak, yang didalamnya
terdapat Caach sebagai pengembangan
kekuatan dan potensi pada coachee
sebagai lawan bicara.
Sebagai pemimpin pembelajaran dalam prosesnya
akan selalu berhadapan dengan dua situasi yakni,
dilema etika dan bujukan moral yang dituntut pada
pengembilan keptusan. Sebagai pemimpin pemimpin
pembelajaran dalam pengambilan keputusan yang
baik, diharapkan pada pengambilan keputusan
tersebut dengan mengedepankan keputusan-
keputusan yang bermanfaat bagi seluruh elemen
yang terlibat didalamnya,yaitu dengan langkah-
langkah pengambilan keputusan berdasarakn 4
paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan.
Ceritakan pula bagaimana
hubungan antara sebelum dan
sesudah Anda mengikuti modul
ini, serta pemikiran apa yang
sudah berubah di diri Anda
setelah Anda mengikuti proses
pembelajaran dalam modul ini.
Sebelum mempelajari dan memahami modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan
Sumber Daya. Dalam langkah-langkah pengelolaan kelas atau pengambilan
keputusan lebih banyak berpikir pada kekurangan.masalah, hal ini
menyebabkan perasaan yang pesimis, keraguan, negatif sehingga berakhir
dengan kegagalan. Dengan mempelajari modul 3.2 ini, wawasan dan pola pikir
mengenai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya ini
menjadi berubah. Ternyata seorang pemimpin harusnya selalu
mengedepankan pola pikir berbasis kekuatan/aset yang dimiliki sehingga hal ini
membuat kita akan berpikir positif dan optimis dengan memanfaatkan dan
memberdayakan sumber daya atau aset yang ada di sekolah dan lingkungan
sekitarnya.
THANK YOU

More Related Content

Similar to Koneksi antar materi 3.2 pada kegiatan guru pengerak

Koneksi antar materi modul 3.3.pdf_20231022_092645_0000.pdf
Koneksi antar materi modul 3.3.pdf_20231022_092645_0000.pdfKoneksi antar materi modul 3.3.pdf_20231022_092645_0000.pdf
Koneksi antar materi modul 3.3.pdf_20231022_092645_0000.pdf
Yana653554
 
3.2.a.8 Koneksi Antar Materi Indah.pdp CGP
3.2.a.8 Koneksi Antar Materi Indah.pdp CGP3.2.a.8 Koneksi Antar Materi Indah.pdp CGP
3.2.a.8 Koneksi Antar Materi Indah.pdp CGP
indahpradita02
 
Aset Based Community Development untuk pendidikan
Aset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikan
Aset Based Community Development untuk pendidikan
SabarinaNurSarah
 
koneksiantarmateri3-230711211238-f97edc33.pdf
koneksiantarmateri3-230711211238-f97edc33.pdfkoneksiantarmateri3-230711211238-f97edc33.pdf
koneksiantarmateri3-230711211238-f97edc33.pdf
ssuser2ba3c9
 
652591994-Koneksi-Antar-Materi-Modul-3-2-a-8.pdf
652591994-Koneksi-Antar-Materi-Modul-3-2-a-8.pdf652591994-Koneksi-Antar-Materi-Modul-3-2-a-8.pdf
652591994-Koneksi-Antar-Materi-Modul-3-2-a-8.pdf
ni5448
 

Similar to Koneksi antar materi 3.2 pada kegiatan guru pengerak (20)

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.2 .pdf
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.2 .pdfJurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.2 .pdf
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.2 .pdf
 
04 - Jurnal Refleksi.pdf........................................................
04 - Jurnal Refleksi.pdf........................................................04 - Jurnal Refleksi.pdf........................................................
04 - Jurnal Refleksi.pdf........................................................
 
Modul 3.2 - Elaborasi Pemahaman CGP 7.pdf
Modul 3.2 - Elaborasi Pemahaman CGP 7.pdfModul 3.2 - Elaborasi Pemahaman CGP 7.pdf
Modul 3.2 - Elaborasi Pemahaman CGP 7.pdf
 
Koneksi antar materi modul 3.3.pdf_20231022_092645_0000.pdf
Koneksi antar materi modul 3.3.pdf_20231022_092645_0000.pdfKoneksi antar materi modul 3.3.pdf_20231022_092645_0000.pdf
Koneksi antar materi modul 3.3.pdf_20231022_092645_0000.pdf
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2 Pendidikan Guru Penggerak
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2 Pendidikan Guru PenggerakKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2 Pendidikan Guru Penggerak
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Koneksi Antar Materi Modul 3.2 Andi Patria.pdf
Koneksi Antar Materi Modul 3.2 Andi Patria.pdfKoneksi Antar Materi Modul 3.2 Andi Patria.pdf
Koneksi Antar Materi Modul 3.2 Andi Patria.pdf
 
KONEKSI ANTAR MATAERI 3.2.pptx
KONEKSI ANTAR MATAERI 3.2.pptxKONEKSI ANTAR MATAERI 3.2.pptx
KONEKSI ANTAR MATAERI 3.2.pptx
 
Koneksi antar materi modul 3.2 guru penggerak
Koneksi antar materi  modul 3.2 guru penggerakKoneksi antar materi  modul 3.2 guru penggerak
Koneksi antar materi modul 3.2 guru penggerak
 
HASIL DISKUSI.pdf
HASIL DISKUSI.pdfHASIL DISKUSI.pdf
HASIL DISKUSI.pdf
 
tugas Rukol modul 3.2 guru penggerak angkatan 9
tugas Rukol modul 3.2 guru penggerak angkatan 9tugas Rukol modul 3.2 guru penggerak angkatan 9
tugas Rukol modul 3.2 guru penggerak angkatan 9
 
3.2.a.8 Koneksi Antar Materi Indah.pdp CGP
3.2.a.8 Koneksi Antar Materi Indah.pdp CGP3.2.a.8 Koneksi Antar Materi Indah.pdp CGP
3.2.a.8 Koneksi Antar Materi Indah.pdp CGP
 
3.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 3.2.pdf
3.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 3.2.pdf3.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 3.2.pdf
3.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 3.2.pdf
 
Elaborsi Pemahaman 3.2.pdf
Elaborsi Pemahaman 3.2.pdfElaborsi Pemahaman 3.2.pdf
Elaborsi Pemahaman 3.2.pdf
 
Aset Based Community Development untuk pendidikan
Aset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikan
Aset Based Community Development untuk pendidikan
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2. guru penggerak angkatan 9
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2. guru penggerak angkatan 9KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2. guru penggerak angkatan 9
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2. guru penggerak angkatan 9
 
Koneksi antar Materi Modul 3.2. CGP pdf
Koneksi antar Materi Modul 3.2. CGP  pdfKoneksi antar Materi Modul 3.2. CGP  pdf
Koneksi antar Materi Modul 3.2. CGP pdf
 
KONEKSI ANTAR MATERI 3.3.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 3.3.pptxKONEKSI ANTAR MATERI 3.3.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 3.3.pptx
 
koneksiantarmateri3-230711211238-f97edc33.pdf
koneksiantarmateri3-230711211238-f97edc33.pdfkoneksiantarmateri3-230711211238-f97edc33.pdf
koneksiantarmateri3-230711211238-f97edc33.pdf
 
652591994-Koneksi-Antar-Materi-Modul-3-2-a-8.pdf
652591994-Koneksi-Antar-Materi-Modul-3-2-a-8.pdf652591994-Koneksi-Antar-Materi-Modul-3-2-a-8.pdf
652591994-Koneksi-Antar-Materi-Modul-3-2-a-8.pdf
 
Karya ilmiah4
Karya ilmiah4Karya ilmiah4
Karya ilmiah4
 

More from Ningrum50

demonstrasikontekstualmodul3-221011004632-03a2791d.pptx
demonstrasikontekstualmodul3-221011004632-03a2791d.pptxdemonstrasikontekstualmodul3-221011004632-03a2791d.pptx
demonstrasikontekstualmodul3-221011004632-03a2791d.pptx
Ningrum50
 
3.3 Demontrasi kontekstual Si Darling.pdf
3.3 Demontrasi kontekstual  Si Darling.pdf3.3 Demontrasi kontekstual  Si Darling.pdf
3.3 Demontrasi kontekstual Si Darling.pdf
Ningrum50
 
Jurnal Dwi Mingguan Modul 3.1 Sri Setio Ningrum.pdf
Jurnal Dwi Mingguan Modul 3.1 Sri Setio Ningrum.pdfJurnal Dwi Mingguan Modul 3.1 Sri Setio Ningrum.pdf
Jurnal Dwi Mingguan Modul 3.1 Sri Setio Ningrum.pdf
Ningrum50
 
Hipotesis Penelitian dalam kegiatan perbankan
Hipotesis Penelitian dalam kegiatan perbankanHipotesis Penelitian dalam kegiatan perbankan
Hipotesis Penelitian dalam kegiatan perbankan
Ningrum50
 
Artist Inventions Group Work in Pink Blue Illustrative Style.pptx
Artist Inventions Group Work in Pink Blue Illustrative Style.pptxArtist Inventions Group Work in Pink Blue Illustrative Style.pptx
Artist Inventions Group Work in Pink Blue Illustrative Style.pptx
Ningrum50
 

More from Ningrum50 (9)

Kompetensi sosial emosional bagi guru dan siswa
Kompetensi sosial emosional bagi guru dan siswaKompetensi sosial emosional bagi guru dan siswa
Kompetensi sosial emosional bagi guru dan siswa
 
demonstrasikontekstualmodul3-221011004632-03a2791d.pptx
demonstrasikontekstualmodul3-221011004632-03a2791d.pptxdemonstrasikontekstualmodul3-221011004632-03a2791d.pptx
demonstrasikontekstualmodul3-221011004632-03a2791d.pptx
 
3.3 Demontrasi kontekstual Si Darling.pdf
3.3 Demontrasi kontekstual  Si Darling.pdf3.3 Demontrasi kontekstual  Si Darling.pdf
3.3 Demontrasi kontekstual Si Darling.pdf
 
Jurnal Dwi Mingguan Modul 3.1 Sri Setio Ningrum.pdf
Jurnal Dwi Mingguan Modul 3.1 Sri Setio Ningrum.pdfJurnal Dwi Mingguan Modul 3.1 Sri Setio Ningrum.pdf
Jurnal Dwi Mingguan Modul 3.1 Sri Setio Ningrum.pdf
 
Ruang Kolaborasi Modul 3.2 Sri Setip NIngrum.pdf
Ruang Kolaborasi Modul 3.2 Sri Setip NIngrum.pdfRuang Kolaborasi Modul 3.2 Sri Setip NIngrum.pdf
Ruang Kolaborasi Modul 3.2 Sri Setip NIngrum.pdf
 
Hipotesis Penelitian dalam kegiatan perbankan
Hipotesis Penelitian dalam kegiatan perbankanHipotesis Penelitian dalam kegiatan perbankan
Hipotesis Penelitian dalam kegiatan perbankan
 
Artist Inventions Group Work in Pink Blue Illustrative Style.pptx
Artist Inventions Group Work in Pink Blue Illustrative Style.pptxArtist Inventions Group Work in Pink Blue Illustrative Style.pptx
Artist Inventions Group Work in Pink Blue Illustrative Style.pptx
 
Rencana Tindakan Aksi Nyata 1.4 Sri Setio Ningrum.pdf
Rencana Tindakan Aksi Nyata 1.4 Sri Setio Ningrum.pdfRencana Tindakan Aksi Nyata 1.4 Sri Setio Ningrum.pdf
Rencana Tindakan Aksi Nyata 1.4 Sri Setio Ningrum.pdf
 
Modul 1.1.a.3.pdf
Modul 1.1.a.3.pdfModul 1.1.a.3.pdf
Modul 1.1.a.3.pdf
 

Recently uploaded

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Recently uploaded (20)

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 

Koneksi antar materi 3.2 pada kegiatan guru pengerak

  • 1. KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA REτffO {UfffffG DEWf βUSβARAτR CGβ Ahgk. 9, {đg. Sle+đh
  • 2. Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
  • 3. Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan implementasinya Sekolah sebagai ekosistem pendidikan adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya sehingga dapat menjadi modal dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sekolah sebagai ekosistem pendidikan Biotik murid kepala sekolah guru tenaga kependidikan pengawas orang tua masyarakat dinas terkait Abiotik keuangan sarana prasarana lingkungan alam
  • 4. Green & Haines (2010) menjelaskan kecenderungan cara pandang yang menggunakan pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan berbasis aset fokus pada masalah atau isu berkutat pada masalah utama Mengidentifikasi kebutuhan dan kekurangan selalu bertanya apa yang kurang? Fokus mencari bantuan dari sponsor atau institusi lain Merancang program atau proyek untuk menyelesaikan masalah Mengatur kelompok yang dapat melaksanakan proyek Deficit - Based Approach (Pendekatan berbasis masalah) Asset - Based Approach (Pendekatan berbasis masalah) Fokus pada aset dan kekuatan Membayangkan masa depan Berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan) Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan Melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan
  • 5. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling mempengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya, diantaranya hubungan antara murid, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua dan masyarakat. Sedangkan faktor abiotik juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran seperti: keuangan, sarana dan prasarana termasuk media pembelajaran dan teknologi informasi komunikasi. Pemimpin pembelajaran juga harus dapat memanfaatkan pendekatan berpikir dalam pengelolaan aset, diantaranya Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit- Based Thinking) akan melihat dengan cara pandang negatif, memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja, dan Pendekatan Berbasis Aset (Asset- Based Thinking) adalah memusatkan pikiran pada kekuatan positif, pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.
  • 7. Cara mengimplementasikan di kelas, sekolah dan masyarakat Di Kelas Saya akan memasimalkan pengelolaan dan pemanfaatan aset yang ada di sekolah agar dapat menunjang pembelajaran yang berpihak pada murid dan lebih berkualitas Di Sekolah Saya akan berdiskusi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat mengenai pentingnya pendekatan berbasis aset dan mengoptimalkan sumber daya yang ada Di masyarakat Saya akan berkolaborasi dengan masyarakat sekitar agar ikut serta mendukung terciptanya ekosistem sekolah yang berkualitas dan beprihak pada murid
  • 8. Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.
  • 9. Pengelolaan sumber daya yang tepat dan dapat mendorong pada proses pembelajaran di kelas menjadi lebih berkualitas merupakan bagian dari pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah. Pengelolaan modal lingkungan dipadu dengan modal fisik akan berkorelasi dengan peningkatan pembelajaran murid. Lingkungan sekolah yang kondusif dari segi sosial maupun politik akan menciptakan pembelajaran yang nyaman, menyenangkan dan berpihak pada murid. Sumber daya ini sebagai aset sekolah dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Modal manusia sebagai sumber daya manusia, yaitu guru dan tenaga kependidikan sebagai salah satu modal yang berkorelasi langsung pada peningkatan pembelajaran yang berkualitas. Sekolah dapat memotivasi guru untuk mengikuti kegiatan pengembangan diri melalui bimtek, diklat, workshop dan kegiatan lain yang mendukung kompetensi diri kekinian.
  • 10. Modal sosial melalui kerjasama dengan MGMP untuk meningkatkan kompetensi guru. Kerjasama dengan Puskesmas untuk meningkatkan mutu kesehatan di sekolah. Modal fisik adalah bangunan dan sarana prasarana yang dapat dimanfaatkkan sesuai dengan bentuk dan pemanfaatanya, misalnya gedung utama, sarana prasarana pendukung di sekolah. Modal lingkungan/alam yang ada disekitar sekolah adalah sumber daya menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, seperti memanfaatkan lingkungan menjadi area apotik hidup, green house dan tempa sumber belajar tentang obat dan pemanfaatannya. Modal finansial dengan membuat rencana kerja anggaran sekolah (RKAS) sesuai prioritas dan kebutuhan sekolah sehingga mendukung keberlangsungan proses pembelajaran lebih berkulitas
  • 11. Modal politik berupa kerjasama dengan instansi/dinas terkait yang di pemerintah daerah untuk mendukung program sekolah Modal agama dan budaya untuk membantu pembelajaran menjadi lebih berkualitas yakni melestarikan budaya kearifan lokal misal belajar tari tradisional dan kegiatan religi berupa pondok ramadhan, memperingati hari besar nasional keagamaan melibatkan tokoh agama disekitarnya.
  • 12. Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
  • 13. Modul 1.1. Filosofi Pendidikan Nasional – KiHadjar Dewantara Modul 1.2. Nilai dan Peran Guru Penggerak Ki Hadjar Dewantara melalui filosiofinya bahwa pendidikan “ kegiatan menuntun segala kekuatan kodrat yang pada anak-anak agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.” Pemanfaatan aset kekuatan guru dan murid sehingga guru sebagai pemimpin pembelajaran harus dapat melakukan proses pembelajaran yang menyenangkan, dan berpihak pada murid, karena murid bukanlah kertas kosong, namun setiap murid memiliki potensi yang berbeda- beda, dan tugas kita sebagai guru hanya menuntun dan menebalkan potensi yang sudah mereka miliki. Guru sebagai pendidik merupakan salah satu dari 7 modal utama, yaitu modal manusia. Guru sebagai pemimpin pembelajaran memiliki nilai dan peran yang sangat penting dalam pembelajaran di kelas sehingga nilai-nilai mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif dan berpihak pada murid harus dijadikan landasan dalam terciptanya pebelajar yang sesuai dengan profil pelajar pancasila. a
  • 14. Modul 1.3. Visi Guru Penggerak Modul 1.4. Budaya Positif Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memilki visi guru penggerak yang berbasis IA (Inkuiri Apresiatif) melalui alur BAGJA. Pada konsep terebut dapat juga digunakan sebagai pengelolaan sumber daya yang ada disekolah. Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, landasan berpikir, yang berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang, organisasi, dan dunia sekitarnya, baik dari masa lalu, masa kini, maupun masa depan. Salah satu aset/kekuatan berupa modal agama dan budaya. Budaya positif di lingkungan sekolah merupakan budaya yang mendukung segala bentuk perkembangan murid dengan tujuan memanusikan manusia dengan menerapkan disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, sehingga akan menghasilkan produk murid yang memiliki karakter kuat di masa depan.
  • 15. Modul 2.1 Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Murid (Berdiferensiasi) Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional Pembelajaran berdiferensiasi adalah sebuah cara dalam pembelajaran yang sangat berpihak kepada murid berupa pemetaan murid berupa kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid yang berbeda sesuai dengan keunikannya. Sebelum melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru harus sudah melaksakanan pemetaan terhadap minat belajar siswa. . Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan strategi seorang pemimpin pembelajaran dalam melakukan kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah, yang menekankan pada keterampilan dan pengelolaan mengenai aspek-aspek sosial emosional.
  • 16. Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai- nilai Kebajikan Seorang Pemimpin Coaching merupakan sebuah strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk melakukan pengembangan kekuatan diri pada diri anak dengan menuntun, mendampingi anak, untuk menggali potensi anak dan memaksimalkannya. Pada proses Coachee memberikan kesempatan anak- anak berkembang dan menggali proses berpikir pada diri anak, yang didalamnya terdapat Caach sebagai pengembangan kekuatan dan potensi pada coachee sebagai lawan bicara. Sebagai pemimpin pembelajaran dalam prosesnya akan selalu berhadapan dengan dua situasi yakni, dilema etika dan bujukan moral yang dituntut pada pengembilan keptusan. Sebagai pemimpin pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan yang baik, diharapkan pada pengambilan keputusan tersebut dengan mengedepankan keputusan- keputusan yang bermanfaat bagi seluruh elemen yang terlibat didalamnya,yaitu dengan langkah- langkah pengambilan keputusan berdasarakn 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
  • 17. Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
  • 18. Sebelum mempelajari dan memahami modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Dalam langkah-langkah pengelolaan kelas atau pengambilan keputusan lebih banyak berpikir pada kekurangan.masalah, hal ini menyebabkan perasaan yang pesimis, keraguan, negatif sehingga berakhir dengan kegagalan. Dengan mempelajari modul 3.2 ini, wawasan dan pola pikir mengenai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya ini menjadi berubah. Ternyata seorang pemimpin harusnya selalu mengedepankan pola pikir berbasis kekuatan/aset yang dimiliki sehingga hal ini membuat kita akan berpikir positif dan optimis dengan memanfaatkan dan memberdayakan sumber daya atau aset yang ada di sekolah dan lingkungan sekitarnya.