1. MATERI DAN
PEMEBELAJARAN PKN SD
MODUL 9
Materi dan Pembelajaran Komunikasi Sosial Budaya
Indonesia dan Karakter WNI Baru
2. Kegiatan belajar 1
Karakter warga negara baru
Dalam era refromasi sekarang ini, kita mendambakan suatu masyarakat yang dami, aman, dan
sejahtera. Untuk mencapai hal itu, setiap warga indonesia dituntut memiliki kemampuan,
kreativitas, dan keterbukaan. Setiap warga negara masyarakat harus terbatas dari rasa
ketakutan, dan bebas berkreasi untuk menyumbangkan , kemampuanya kepada
Menurut HAR Tilar; 1998 (Modul Materi dan Pembelajaran PKn SD, 2016:9.5) bahwa masyarakat yang
kita cita-citakan adalah masyarakat Teknologi, masyarakat terbuka dan masyarakat madani. Masyarakat
teknologi adalah suatu masyarakat yang bukan hanya melek teknologi, tetapi mampu berpartisipasi aktif
dalam kehidupan. Masyarakat terbuka adalah msyarakat yang mampu menyumbangkan kemampuannya dan
mampu berkreasi untuk peningkatan mutu kehidupan masyarakat dan bangsanya. Sedangkan masyarakat
madani adalah masyarakat yang saling menghargai satu dengan lainnya, yang mengakui hak-hak manusia
yang menghormati prestasi dari para anggota sesuai dengan kemampuan yang dapat ditunjukkan bagi
masyarakatnya, serta memegang teguh etika pergaulan
3. Secara sederhana yang dimaksud dengan manusia antar budaya
adalah manusia yang berfikir, bersikap dan berprilaku sebagai
manusia yang menghargai, menghormati dan mampu
berkomunikasi dengan sesamanya dan hidup damai dalam
masyarakat majemuk, masyarakat yang Bhinneka, yaitu
masyarakat multi budaya.
Menurut Gurdy Kunst & Kim; Deddy, 2000:233 (Modul Materi dan
Pembelajaran PKn SD, 2016:9.6) menjelaskan bahwa “manusia
antarbudaya adalah orang yang telah mencapai tingkat tinggi
dalam proses antarbudaya yang kognisi, afeksi dan perilakunya
tidak terbatas tetapi berkembang melewati parameter-parameter
psikologi sesuai budayanya.
4. DeVito, mengemukakan ciri – ciri dari manusia antar budaya
1. Keterbukaan
2. Empati
3. Sikap mendukung
4. Sikap positif
5. Kesetiaan
6. Percaya diri
7. Kedekatan
8. Manajamen Interaksi
9. Reorentasi pada pihak lain
10. Daya Ekspresi
5. Menurut Margaret S. Branson, dkk mengemukakan tentang karakter warga negara (civic
diposition), karakter adalah sikap atau kebiasaan pikiran warga negara yang kondusip bagi berfungsinya
dan kelangsungan sistem demokrasi.
Menurutnya karakter warga negara adalah :
1.Kedaban (civility).
2.Tanggung jawab individu dan kecendrungan untuk memnerima tanggung
jawab pribadi dan konsekuensi tindakan pribadi.
3.Disiplin diri dan penghormatan peraturan-peraturan untuk pemerintahan
konstitusional tampa perlu paksaan dari otoritas eksternal.
4.Rasa kewargaan (civic mindedness) dan kehendak untuk mendahulukan
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.
5.Kemampuan untuk kompromi, menyadari bahwa nilai dan prinsip kadang-
kadang saling bertentangan karena pengakun bahwa tidak semua nilai dan
prinsip bisa dikompromikan karena kadang-kadang kompromi bisa mengancam
kelangsungan demokrasi.
6.Toleransi terhadap keagamaan.
6. Dari beberapa pendapat yang sudah disebutkan, dapat kita simpulkan bahwa
karakter warga negara Indonesia dapat mengakomodasi sebagai manusia
antarbudaya. Karakter warga negara Indonesia memiliki ciri-ciri berikut :
1. Manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Mencintai sesama manusia, keluarga, masyarakat, bangsa
dan tanah airnya.
3. Menghormati sesama warga negara tanpa membedakan latar
belakang sosial dan budaya.
4. Dapat hidup bersama dalam masyarakat majemuk yang
terdiri dari perbedaan budaya, etnik, agama, istiadat dan
sebagainya.
5. Toleransi keagamaan
7. Simpati adalah
strategi komunikasi
yang tepat untuk
menjalin komunikasi
antarbudaya
Menurut Milton J. Bennet; Deddy, M. Ed, 2000 (Materi dan Pembelajaran PKn SD, 2016:9.12)
menjelaskan tentang pentingnya simpati dan empati sebagai karakteristik warga negara.
Menurut Bennet, empati
adalah partisipasi
emosinal dan intelektual
secara imajinatif pada
pengalaman orang lain
Dikemukakan oleh Bank
Dunia Good Governance
adalah suatu cara
menyatakan kekuatan yang
digunakan untuk mengelola
sumber ekonomi dan
sosial.
Simpati Empati Good Governance
8. INFOGRAPHICS MAKE YOUR IDEA
UNDERSTANDABLE…
partisipasi
Penegakan the rule of law
Tranparasi
Akuntabilitas
konsesus
responsivitas
Responsibilitas
Fairness
Efektivitas dan efisiensi
9. Kegitan Belajar 2
Pembelajaran Materi Komunikasi Antarsosial Budaya
Keberhasilan Pendidikan kita ditentukan oleh seberapa besar kepedulian
kita terhadap masalah keragaman social budaya ini. Menurut Dr.Zamroni,
MA,2001 (Materi dan Pembelajaran PKn SD, 2016:9.24) pendidikan
merupakan proses pembudayaan atau enkulturasi, suatu proses untuk
mentasbihkan seseorang mampu hidup dalam budaya tertentu. Di sisi lain
pendidikan juga memiliki peran sebagai culture heritage, yaitu salah satu
peran pendidikan sebagai pewarisan kebudayaan.oleh karena itu , kita harus
dapat mewariskan sesuatu yang baik terhadap generasi berikutnya.
10. Angin segar sudah ditunjukkan oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional
yang telah mengeluarkan kebijakan sesuai dengan pradigma baru dalam pendidikan, yaitu
merancang kurikulum masa depan yang berorientasi pada learning to be, learning to
know,learning to do, dan learning to live together. Terakhir yaitu learning to live together adalah
merupakan usaha untuk merespons berbagai permasalahan yang disebabkan oleh adanya
perbedaan. Untuk hidup bersama, berdampingan dengan sesama warga Negara lainnya walaupun
berbeda etnik dan budayanya maka UNESCO dalam sidangnya pada bulan oktober 1999 di Geneva
( Deddy , 2000) merumuskan sebagai berikut.
1. Pendidikan seyogiyanya mengembangkan kemampuan untuk mengakui dan menerima nilai-nilai
yang ada dalam kebhinnekaan pribadi, jenis kelamin, masyarakat dan budaya serta
mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi, berbagi dan bekerja sama dengan yang lain.
2. Pendidikan seyogiyanya menumbuhkan solidaritas dan kesamaan pada tataran nasional dan
internasional, dalam perspektif pembangunan yang seimbang dan lestari.
11. Untuk membekali siswa dengan pengetahuan seperti itu, diperlukan
pendidikan yang cocok untuk materi komunikasi antarbudaya.
Dalam dunia pendidikan dikenal istilah “’Pendidikan Multikultural “,
Menurut Tobroni dkk Yaitu suatu pendidikan yang memberikan
kesempatan pada semua siswanya tanpa memandang jenis kelamin,
kelas social, etnis, ras, agama, dan budayanya. Suatu masyarakat
yang anggotanya terdiri dari latar belakang yang berbeda-beda baik
etnik,agama,adat istiadat, dan budaya , disebut multikulturalisme.
12. Menurut HAR Tilaar, 2004 Multikulturalisme adalah proses pembudayaan, oleh sebab
proses pendidikan adalah proses pembudayaan, maka masyarakat multicultural
hanya dapat diciptakan melalui proses pendidikan.
It’s the closest planet to
the Sun
1. Studi Kasus
It’s the biggest planet in
the Solar System
Jupiter
It’s the second planet
from the Sun
2. Cerita Daerah
It’s a gas giant and has
several rings
Saturn
Despite being red, Mars
is a cold place
3. Cerita tentang para pahlawan
It’s the farthest planet
from the Sun
Neptune
A. Komunikasi Sosial Budaya Sebagai Materi Pelajaran
13. 1. Studi Kasus
Studi kasus merupakan teknik dalam pembelajaran yang berusaha untuk mendapatkan gambaran
lengkap tentang suatu kasus atau masalah, dengan menemukan factor penyebabnya, dan
penyimpangan dari nilai yang sesungguhnya.
Tujuan dari teknik belajar studi kasus adalah agar siswa terlatih menggunakan daya dan
kemampuan berpikir kritik, analitik dan evaluative terhadap suatu peristiwa.
Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan studi kasus ini maka peran guru adalah seperti
berikut :
a. Membuat dan mengembangkan contoh-contoh kasus,
b. Membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 3-4 orang
c. Memfasilitasi dan mengarahkan diskusi siswa untuk menganalisis dan mengkaji kasus
d. Meminta setiap kelompok siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi sehingga kelompok lain
dapat menanggapi, bertanya atau memberikan masukan
e. Meminta murid untuk membuat kesimpulan ,memberikan komentar
f. Memberikan tanggapan,pendalaman,pengayaan, atau pengurusan terhadap hasil diskusi siswa.
14. 2. Cerita Daerah
Cerita daerah adalah suatu cerita yang menggambarkan kejadian atau peristiwa di mana tokoh
atau tempat dan peristiwanya terjadinya di suatu daerah.cerita atau legenda suatu daerah
merupakan bahan kajian yang sangat bermanfaat untuk menggenali budaya suatu daerah. Dengan
mengenali cerita atau legenda daerah kita dapat menarik manfaat terutama melatih berpikir untuk
mengenali dan menyelami nilai,norma,dan moral yang dimiliki dalam budaya daerah.
15. 3. Cerita tentang para pahlawan
Setiap daerah memiliki pahlwan masing-masing.kita mengenal para pahlawan nasional kita seperti
Teuku Umar dari Aceh, Imam Bonjol dari sumatera Barat, Dewi Sartika dari Jawa Barat, RA Kartini
dan Pangeran Diponegoro dari Jawa Tengah dan masih banyak lagi. Mereka semua bertujuan
untuk memerdekakan bangsanya atau golongannya dari penindasan bangsa atau golongan yang
lain. Mereka berjuang untuk persamaan derajat golongannya ( Dewi Sartika dan RA Kartini ),
mereka menuntut persamaan hak antara pria dan wanita yang sekarang ini kita kenal sebagai
emansipasi wanita.pria dan wanita memiliki status ‘’ berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah’’.
16. b. Pengelolaan Kelas
Kondisi sekolah di pedesaan berbeda dengan sekolah di kota-kota besar. Di pedasaan
latar belakang sosial budaya siswa-siswinya relative homogeny, biasanya hanya dari
satu kelompok social budaya tertentu. Sebaliknya di kota besar, siswa-siswi sekolah
sangat heterogen di mana satu sekolah atau kelas memiliki siswa yang latar belakang
social budayanya sangat beragam (heterogen). Ini tidak berarti bahwa materi yang
berkaitan dengan komunikasi antar social buday hanya dapat diberikan di sekolah di
kota-kota besar saja. Siswa di pedesaan juga perlu mengetahui budaya orang di luar
daeranya.
17. Pengelolaan kelas yang mencerminkan kebersamaan dalam keragaman budaya ini dapat
dilakukan , seperti berikut :
- Tempat duduk siswa diatur secara bercampur dan berganti-ganti dalam kurun waktu tertentu
- Apabila ada siswa dari etnik yang berlainan,diatur penempatannya dan penugasannya agar
menyatu dengan yang lain
- Pembentukan kelompok belajar juga harus mencerminkan pembauran etnik atau budaya.
18. Perlakuan guru seperti ini adalah mel;atih siswa untuk bergaul dengan sesame siswa tanpa
melihat latar belakang sosial budaya mereka. Selain perlakuan seperti itu, guru juga harus
menghindari perlakuan atau tindakan yang mendorong siswa berbuat yang bertentangan dengan
multikultural, seprti berikut:
- Guru memberikan petanyaan kepada siswa yang pintar saja,sedangkan anak yang kurang mampu
diabaikan (kemampuan)
- Guru melarang anak perempuan membuat tugas seperti menggambar mobil, atau kerbau tetapi
harus menggambar bunga (gender)
- Guru mengatakan : “ kamu masih kecil nanti kalau sudah besar boleh mamakai celana panjang
“(umur)
- Kamu tidak boleh menggunakan bahasa Jawa, karena kamu orang Sunda (etnik)
Guru mengatakan : “ untuk memperingati hari Kartini kamu harus memakai pakaian daerah
masing-masing, tidak boleh memakai pakaian daerah yang bukan daerahnya” (budaya).