Dokumen ini membahas tentang keutamaan kota Madinah sebagai kota yang suci dan sakral bagi umat Islam. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain: (1) Madinah diharamkan untuk menebang pohonnya dan melakukan bid'ah, (2) Madinah mampu menyingkirkan manusia-manusia yang buruk, (3) Dajal tidak akan dapat memasuki Madinah karena dilindungi oleh malaikat.
1. Kitab Keutamaan-Keutamaan Kota
Madinah
Bab 1: Kesucian Kota Madinah
901. Anas r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, "Madinah itu haram (tanah
suci) dari ini sampai ini, tidak boleh dipotong (ditebang) pohonnya, dan tidak boleh
dilakukan bid'ah di dalamnya. Barangsiapa yang membuat bid'ah (atau melindungi
orang yang berbuat bid'ah) di dalamnya, maka ia terkena laknat Allah, malaikat, dan
manusia seluruhnya."
902. Abu Hurairah r.a. berkata, "Seandainya saya melihat biawak memakan rumput
di Madinah, niscaya saya tidak akan menghardiknya." Nabi saw. bersabda, "Apa
yang ada di antara dua batu hitam (tanda pembatas) Madinah itu diharamkan lewat
lisanku." (Dalam satu riwayat: "Apa yang ada di antara dua batu hitam Madinah
adalah haram.") Abu Hurairah berkata, "Nabi mendatangi bani Haritsah, lalu beliau
bersabda, "Saya kira kalian wahai bani Haritsah, telah keluar dari Tanah Haram."
Kemudian beliau berpaling dan bersabda, "Namun, kalian masih ada di Tanah
Haram."
Bab 2: Keutamaan Madinah dan Bahwa Madinah Itu Melenyapkan Manusia
yang Buruk-Buruk
903. Abu Hurairah r.a. berkata, "Rasulullah bersabda, 'Saya diperintahkan pergi ke
suatu desa yang memakan desa-desa yang lain, mereka menyebutnya Yatsrib. Yaitu,
Madinah, yang meniadakan manusia (yang buruk) sebagaimana ubupan (embusan
tukang besi) meniadakan kotoran besi."
2. Bab 3: Madinah Itu Dapat Disebut Thabah
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya
sebagian dari hadits Abu Humaid as-Sa'idi yang tertera pada nomor 726 di muka.")
Bab 4: Dua Buah Batu Pembatas Kota Madinah
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits
Abu Hurairah yang baru disebutkan pada bab pertama di atas.")
Bab 5: Orang Yang Membenci Madinah
904. Abu Hurairah r.a. berkata, "Saya mendengar Rasulullah bersabda, 'Mereka
meninggalkan Madinah atas keadaannya yang terbaik. Ia tidak didatangi selain oleh
pencari rezeki (yang beliau maksudkan adalah binatang buas dan burung). Akhir
orang yang dikumpulkan adalah dua orang penggembala dari (kabilah) Muzainah,
yang mau ke Madinah. Keduanya berteriak memanggil-manggil kambingnya.
Kemudian mereka mendapatinya telah menjadi binatang liar. Sehingga, setelah
keduanya sampai di Tsaniyatul Wada', mereka tersungkur pada kedua wajahnya.'"
905. Sufyan bin Abu Zuhair r.a. berkata, "Saya mendengar Rasulullah bersabda,
'Yaman itu akan ditaklukkan. Maka, datanglah satu kaum yang menggiring
binatangnya. Mereka membawa keluarganya dan orang-orang yang menaatinya,
sedang Madinah itu lebih baik bagi mereka. Seandainya mereka mengetahui Syam
itu akan ditaklukkan, maka akan datang padanya suatu kaum dengan menggiring
binatang ternaknya dan membawa keluarganya dan orang-orang yang menaatinya.
Padahal, Madinah itu lebih baik bagi mereka, jika mereka mengetahuinya. Irak akan
ditaklukkan, maka datanglah suatu kaum yang menggiring binatangnya. Lalu,
3. mereka membawa keluarganya dan orang-orang yang menaatinya. Padahal,
Madinah itu lebih baik bagi mereka, jika mereka mengetahuinya."
Bab 6: Iman Itu Akan Berhimpun ke Madinah
906. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Sesungguhnya iman itu berkumpul ke Madinah sebagaimana ular berkumpul di
lubangnya."
Bab 7: Dosa Orang yang Bermaksud Berbuat Buruk terhadap Para
Penghuni Kota Madinah
907. Sa'ad r.a. berkata, "Saya mendengar Nabi bersabda, 'Tidaklah seseorang
membuat tipu daya terhadap penghuni Madinah melainkan ia akan hancur
sebagaimana hancurnya garam dalam air.'"
Bab 8: Benteng-Benteng Kota Madinah
908. Usamah r.a. berkata, "Nabi naik ke salah satu benteng Madinah lalu beliau
bersabda, 'Apakah kalian melihat apa yang aku lihat? (Mereka menjawab, 'Tidak.'
Beliau bersabda 8/89) 'Sesungguhnya aku melihat tempat-tempat terjadinya fitnah
di sela-sela rumah-rumah kamu seperti tempat tempat jatuhnya tetesan air hujan.'"
Bab 9: Dajal Tidak Bisa Memasuki Kota Madinah
909. Abu Bakrah mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, "Tidaklah masuk kota
Madinah ketakutan terhadap Masih ad-Dajal, (dan 8/102) pada hari itu Madinah
4. mempunyai tujuh buah pintu gerbang, di atas setiap pintu ada dua malaikat."
910. Abu Hurairah r.a. berkata, "Rasulullah bersabda, 'Pada pintu-pintu kota
Madinah ada malaikat yang menyebabkan tha'un 'wabah' dan Dajal tidak
memasukinya.'"
911. Anas bin Malik r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, "Tidak ada suatu
negeri kecuali akan dimasuki oleh Dajal selain kota Mekah dan Madinah yang setiap
pintu gerbangnya ada malaikat-malaikat yang berbaris menjaganya, (maka Dajal
dan wabah tha'un tidak akan dapat mendekatinya insya Allah 8/103), (dan dalam
satu riwayat: Dajal datang sehingga turun di sudut kota Madinah 8/102). Kemudian
Madinah menggoncang penghuninya tiga kali. Sehingga, Allah mengeluarkan seluruh
orang kafir dan munafik."
912. Abu Sa'id al Khudri r.a. berkata, "Rasulullah menceritakan kepada kami sebuah
cerita panjang tentang Dajal. Beliau menceritakan Dajal itu kepada kami dengan
bersabda, 'Dajal itu akan datang dan ia diharamkan masuk pintu Madinah. Lalu, ia
singgah di sebagian kota Madinah yang gersang (dalam satu riwayat: di dekat
Madinah). Pada saat itu keluarlah seorang laki-laki yang merupakan sebaik-baik
manusia atau dari golongan manusia yang terbaik. Ia berkata, 'Saya bersaksi bahwa
kamu adalah Dajal yang Rasulullah telah menceritakan kepada kami tentang kamu.'
Lalu Dajal berkata, 'Bagaimana pendapatmu, jika aku matikan orang ini kemudian
aku hidupkan lagi, apakah kamu masih meragukan terhadap persoalan itu?' Mereka
menjawab, 'Tidak.' Kemudian ia menghidupkan lalu mematikannya. Ketika
menghidupkannya, ia berkata, 'Demi Allah, saya tidak pernah dapat melihat engkau
yang lebih jelas daripada yang aku lihat hari ini.' Lalu, Dajal berkata, 'Saya bunuh
dia.' (Dalam satu riwayat: Lalu Dajal hendak membunuhnya). Namun, ia tidak diberi
kekuasaan terhadapnya."
Bab 10: Madinah Itu Dapat Melenyapkan Apa-Apa yang Buruk
5. 913. Zaid bin Tsabit r.a. berkata, "Ketika Nabi pergi ke Uhud, sebagian orang dari
sahabat beliau kembali pulang (dan para sahabat Nabi pada waktu itu terbagi
menjadi dua kelompok 5/31). Lalu yang satu golongan berkata, 'Kita bunuh mereka.'
Golongan yang lain berkata, 'Tidak, jangan bunuh mereka!' Maka, turunlah ayat 88
surah an-Nisaa', 'Maka, mengapa kamu terpecah menjadi dua golongan dalam
menghadapi orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada
kekafiran disebabkan usaha mereka sendiri?' Nabi bersabda, 'Sesungguhnya kota
Madinah itu adalah (negeri yang bagus 5/181), ia mengeluarkan orang-orang (dalam
satu riwayat: dosa-dosa, dan dalam riwayat lain: kotoran yakni manusia-manusia
kotor),[1] sebagaimana halnya api membersihkan karat besi (dalam satu riwayat:
karat perak)."
Bab 11: Ketidaksenangan Nabi Jika Madinah Dikosongkan
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits
Anas yang tertera pada nomor 360 di muka.")
Bab 12: Raudhah (Taman)
914. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, "Di antara
rumahku[2] dengan mimbarku terletak sebuah raudhah (taman) dari taman-taman
surga. Mimbarku itu ada di atas telagaku."
915. Aisyah r.a. berkata, "Ketika Rasulullah tiba di Madinah, Abu Bakar dan Bilal
jatuh sakit. (Lalu saya menemui keduanya, saya berkata, 'Duhai Ayahanda,
bagaimana keadaanmu? Wahai Bilal, bagaimana keadaanmu?' 7/5). Abu Bakar
apabila terserang demam ia mengucapkan:
'Setiap orang berpagi-pagi di kalangan keluarganya.
Sedang kematian lebih dekat daripada sepasang sandalnya'
Dan Bilal, apabila demamnya telah hilang, ia menarik suara dengan perkataannya:
6. 'Ketauhilah, merinding bulu romaku
Apakah nanti malam aku masih bermalam
Di sebuah lembah
Sedang di sekitarku ada pohon idzkhir dan pohon jalil?
Apakah pada suatu hari aku akan sampai ke perairan Majannah
Apakah akan tampak bagiku (bukit) Syamah dan Thafil?'Ia berkata, 'Ya Allah,
laknatilah Syaibah bin Rabi'ah, Utbah bin Rabi'ah, dan Umayyah bin Khalaf
sebagaimana mereka telah mengusir kami dari tanah kami ke tanah waba 'wabah'.'
Lalu aku datang kepada Rasulullah menginformasikan hal itu. (4/246) Beliau berdoa,
'Ya Allah, jadikanlah kami cinta kepada Madinah seperti cinta kami terhadap Mekah
atau bahkan melebihinya. Ya Allah, berkahilah di dalam (takaran) sha' kami dan mud
kami, sehatkanlah Madinah kepada kami, dan pindahkanlah panasnya ke Juhfah.'"
Aisyah berkata, "Kami datang ke Madinah yang waktu itu merupakan bumi Allah
yang paling banyak wabahnya." Ia berkata, "Buth-han waktu itu mengalirkan air." Ia
maksudkan air yang telah berubah warna dan baunya.
916. Umar r.a. berdoa, "Ya Allah, karuniakanlah aku suatu anugerah, yaitu mati
syahid di jalan-Mu (yakni dalam membela agama Mu), dan jadikanlah kematianku di
negeri Rasul-Mu."