SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Surat 
Al-hasyr
سَبَّحَ لَِلََّّ ما فَي السَّ ماواتَ وَ ما 
فَي األَْأر ض 
"Telah bertasbih kepada Allah apa yang 
ada di sekalian langit dan apa yang di 
bumi. (Ayat 1).
Inilah pangkal dari ayat yang pertama yang selanjutnya akan 
didapati bagaimana Kebesaran Ilahi dan kekuatan Mutlak dari 
Allah yang menjadi penyebab utama dari kehancuran Bani Nadhir 
itu. Berita kejaAllah Bani Nadhir dan pengusiran mereka dari 
Madinah adalah suatu berita besar dan hebat bagi kaum 
Muslimin. 
Terlepasnya Rasulullah s.a.w. dari percobaan Yahudi yang 
hendak membunuh beliau pun suatu berita yang dahsyat. Semua 
telah dapat dilalui dengan baik. Pihak kaum Muslimin telah 
menang. Sama-sekali ini tidak lain adalah karena pertolongan 
Allah belaka. Oleh sebab itu sudah sepatutnya jika mengingat ini 
semuan, orang mengingat kebesaran Allah dan bersyukur kepada- 
Nya, bertasbih mengucapkan pujian dan kesucian.
Ayat pertama ini terlebih dahulu memperingatkan bahwa 
seluruh apa yang ada di ketujuh lapisan langit dan segenap yang berada 
di muka bumi ini mengucapkan syukur. "Dan Dia adalah Maha 
Perkasa," tidak boleh dilanggar hukumNya, dan Maha Berwibawa, 
sehingga orang-orang yang kedapatan telah bersekongkol hendak 
membunuh Nabi-Nya, patutlah menerima hukum yang setimpal, 
apatah lagi pada mulanya mereka telah terikat dengan janji akan hidup 
damai dengan kaum Muslimin dalam kotaMadinah. 
Keperkasaan Allah itu berlaku lagi bagi diri Huyay bin Akhthab 
yang pergi menemui pemuka-pemuka Quraisy lalu memberikan 
nasihat bahwa agama Quraisy Iebih baik daripada agama Muhammad. 
Pengkhianatannya menyebabkan Rasulullah menyuruhMuhammad 
bin Maslimah pergi membunuhnya, walaupun di zaman jahiliyah 
mereka adalah sepersusuan.
Kebijaksanaan bagi Allah adalah sebagai imbalan dari Keperkasaan. 
Meskipun peraturan Allah berjalan dengan penuh kekerasan dan disiplin dan 
hukum Allah tidak sekali-kali boleh dilanggar, namun di samping itu Allah 
pun mempunyai kebijaksanaan. Huyay bin Akhthab dibunuh karena 
berkhianat. Tetapi beberapa waktu kemudian setelah sisa Bani Nadhir yang 
berdiam di Khaibar dapat pula dikalahkan dan benteng-benteng di Khaibar 
dapat ditaklukkan semuanya, sehingga sisa-sisa Yahudi di Khaibar tertawan, 
laki-laki dan perempuan, maka turut tertawan Shafiah anak perempuan dari 
Huyay bin Akhthab. 
Dia akhimya menjadi tawanan Nabi, tetapi dia dimerdekakan dan 
kemerdekaan daripada tawanan dan perbudakan itulah yang menjadi 
maharnya. Sesudah dahulunya ayahnya dibunuh dan kaum kabilahnya diusir, 
Shafiah sendiri dimerdekakan dari perbudakan lalu beliau kawini. Mahar 
(maskawin nya) ialah kemerdekaan itu. Shafiah akhirnya menjadi salah 
seorang dari isteri beliau yang mulia dan mendapat gelar "Ummul Mu'minin".
Setelah Rasulullah dan kaum Muslimin di Makkah 
berpindah (hijrah) keMadinah, sesudah mengatur 
persaudaraan di antaraMuslim sesamaMuslim, Rasulullah 
s.a.w. pun membuat pula perjanjian dengan penduduk Madinah 
sendiri, yang terdiri dari kaum Yahudi dan orang Arab sendiri 
yang masih musyrik, belum memeluk Islam. 
Dalam perjanjian itu, yang di surat hitam atas putih 
disebutkan bahwa orang Muhajirin dan orang Anshar telah 
menjadi ummat yang satu. Disuratkan pula bahwa segala 
kabilah Yahudi yang berdiam di negeri Madinah itu akan hidup 
aman sentosa, bertetangga secara damai. Kaum Muslimin 
berjanji akan memberikan perlindungan bagi mereka itu dalam 
mengerjakan agama mereka. Dan jika ada bahaya mengancam 
kota Madinah mereka akan mempertahan kannya bersama-sama.
Pada mulanya tidaklah keberatan kaum Yahudi itu menyetujui 
perjanjian yang telah dituliskan hitam di atas putih itu, sebab orang Yahudi 
tidak me nyangka bahwa pengaruh Nabi s.a.w. dan agama yang beliau bawa 
itu ber tambah lama akan bertambah kuat, yang berbeda sama sekali 
daripada apa yang mereka duga, namun setelah nyata bahwa 
perkembangan Islam berlainan dari yang mereka duga semula, mulailah 
hati mereka tidak merasa senang lagi. Dan itu pun kian lama terasa oleh 
Nabi s.a.w. dan kaum Muslimin; sudah banyak masalah, sudah banyak 
persoalan, bahkan kepala yang amat terkemuka dari Bani Nadhir, Ka'ab bin 
al-Asyraf pemah membuat hubungan rahasia dengan pemuda Quraisy dan 
ketika ditanyakan kepadanya mana yang benar di antara agama 
Muhammad dengan agama Quraisy penyembah berhala, dia tidak segan-segan 
mengatakan bahwa agama penyembah berhalalah yang lebih benar. 
Padahal kalau dia hendak tegak pada kebenaran, sepatutnya dikatakan nya 
bahwa agama Islam lebih dekat dengan agama Yahudi sebab sama-sama 
percaya kepada Tuhan Yang Esa. Tetapi politik jangka pendek rupanya telah 
sangat mempengaruhi jalan fikiran Ka'ab bin al-Asyraf itu.
Akhirnya terjadilah suatu kemelut dengan Bani Nadhir. 
Asal mulanya ialah ketika Nabi ditipu oleh seorang pemimpin musyrik ber 
nama 'Amr bin Thufail agar mengirim utusan ke negerinya untuk mengajarkan 
agama kepada kaumnya, lalu Rasulullah s.a.w. mengirimkan 70 (tujuh puluh) orang 
yang sudah ahli tentang al-Quran untuk mengabulkan permintaan 'Amr bin Thufail 
itu, tetapi sesampai di satu tempat bemama sumurMa'unah utusan yang dikirim itu 
telah dicederai secara jahat, mereka dikepung dan dibunuh. Yang terlepas hanyalah 
seorang, bernama 'Amr bin Umayyah. Karena sakit hatinya atas pengkhianatan itu, 
ketika akan pulang keMadinah, dibunuhnya dua orang dari kabilah Bani Kilab yang 
disangkanya termasuk golongan kaum mengkhianati itu pula. Kemudian ternyata 
bahwa Bani Kilab adalah kabilah yang telah membuat perjanjian damai dengan Nabi. 
Sebab itu maka 'Amr bin Umayyah mesh membayar diyat atas pembunuhan yang 
salah itu. 
Oleh karena telah ada perjanjian akan bantu membantu jika terjadi hal 
yang serupa itu maka datanglah Nabi s.a.w. ke perkampungan Bani Nadhir menemui 
pemuka-pemuka mereka meminta supaya mereka turut mengumpulkan bantuan 
diyat yang mesti dibayar oleh `Amr bin Umayyah atas kematian dua orang yang 
bukan musuh itu, sesuai dengan bunyi perjanjian yaitu akan hidup bantu membantu 
di antara Muslimin dengan Yahudi tersebut.
هُوَ الَّذي أَخْرَجَ الَّذينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِ تابِ مِنْ دِيارِهِمْ لَِِوَّلِ ا لحَشْرِ ما 
ظَنَنْتمُْ أَنْ يَخْرُجُوا وَ ظَنُّوا أَنَّهُمْ ما نِعَتهُُمْ حُصُونُهُمْ مِنَ اللََِّّ فَأتَاهُمُ اللََُّّ مِنْ 
حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَ قَذَفَ في قُلُوبِهِ مُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُو تَهُمْ بِأيَْديهِمْ وَ 
أَيْدِي الْمُؤْمِنينَ فَاعْتَبِرُوا يا أوُلِي الِْ بصارِ 
Dialah yang telah mengeluarkan orang-orang kafir itu, dari 
ahlil- kitab dari kampung halaman mereka pada permulaan 
pengusiran. Tidaldah kamu menyang ka bahwa mereka akan 
keluar dan mereka pun menyangka bahwa pertahanan mereka 
dari Allah adalah benteng mereka. Maka Allah pun mendatangi 
mereka dari arah yang tidak mereka sangka; dan Allah pun 
melem parkan ketakutan ke dalam hati mereka. Mereka 
robohkan rumah-rumahmereka dengan tangan mereka sendiri 
dan dengan tangan orang-orang yang beriman; maka ambillah 
pela jaran wahai orang-orang yang mempunyai pandangan.
هُوَ الَّذي أَخْرَجَ الَّذينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتابِ 
"Dialah yang telah mengeluarkan orang-orang 
kafir itu, dari ahlil-kitab." (pangkal ayat 2). 
Orang-orang kafir dari ahlil-kitab itu ialah 
Yahudi Bani Nadhir, 
مِنْ دِيارِهِمْ 
"Dari kampung halaman mereka.'' 
Yaitu perkampungan Bani Nadhir yang 
terletak di pinggir kota Madinah dan mempunyai 
benteng yang kuat kokoh itu;
لََْوَّلَ األحَأشر 
"Pada permulaan pengusiran". 
Artinya itulah pengusiran yang pertama ter hadap orang Yahudi dari 
Hejaz atau dari Madinah sebagai pusat kekuasaan Islam yang baru tumbuh di 
masa itu. Tersebutlah bahwa mereka itu diusir, se bahagian besar berangkat ke 
negeri Syam, menetap di negeri Ariiha dan Adzru'aat, dan dua keluarga lagi, 
yaitu keluarga Abil Haqiiq dan keluarga Huyay bin Akhthab, termasuk 
puterinya Shafiah pindah ke Khaibar. Pengusiran ini disebut sebagai 
pengusiran yang pertama. Pengusiran yang kedua ialah di zaman Umar bin 
Khathab; segala Yahudi yang tinggal di Jazirah Arab mesti meninggalkannya, 
lalu berpindah ke Syam, karena Umar telah memutuskan di jantung Jazirah 
Arab itu tidak boleh berkumpul dua agama lagi untuk selama lamanya. Maka 
sisa-sisa Yahudi yang tinggal di Madinah atau Khaibar, dipersilahkan pindah 
semuanya. 
Dengan bunyi ayat "permulaan pengusiran" mafhumlah kita bahwa ini 
pun salah satu daripada mu'jizat Nabi kita s.a.w. yang akan dilakukan oleh 
salah seorang sahabatnya di belakang hari.
ما ظَنَنْتمُْ أَنْ يَخْرُجُوا 
"Tidaklah kamu menyangka bahwa mereka akan keluar," 
Dari sebab kuatnya benteng pertahanan mereka, sehingga orang-orang yang beriman pun 
tidak menyangka bahwa mereka akan begitu mudahnya keluar dari benteng pertahanan 
mereka itu. Apatah lagi kalau perbekalan yang mereka sediakan buat bertahan cukup 
untuk makan sekian bulan. Apatah lagi terdengar pula berita bahwa ada di kalangan 
munafikin yang bersedia membantu mereka; 
وَ ظَنُّوا أَنَّهُمْ مانِعَتهُُمْ حُصُونُهُمْ مِنَ اللََِّّ 
"Dan mereka pun menyangka bahwa pertahanan mereka daripada Allah ialah benteng-benteng mereka." 
Itulah persangkaan yang meleset. 
فَأتَاهُمُ اللََُّّ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَ قَذَفَ في قُلُوبِهِمُ الرُّ عْبَ 
"Maka Allah pun mendatangi mereka dari arah yang tidak mereka sangka; dan Allah pun melemparkan 
ketakutan ke dalam hati mereka." 
Bagaimanapun kuat dan teguhnya benteng dari luar, namun pertahanan mereka 
diruntuhkan Allah dari dalam, yaitu pertahanan hati. Hati itu sendiri yang diserbu Allah 
dengan "pelor" ketakutan. Artinya semangat mereka patah! Bantuan yang mereka harap-harapkan 
dari kaum munafik itu tidak juga datang. Kian lama kian terasa bahwa bantuan 
dari luar tidak akan ada. Lama-lama tentara Nabi Muhammad kian mendesak juga, bah 
kan kebun korma mereka telah ada yang ditebangi. Lantaran itu semuanya maka rasa 
takut kian mencekam. Takut pula mereka kalau kaum Muslimin ini menang nanti, maka 
kekayaan mereka akan dirampas semuanya. Terutama rumah-rumah mereka yang bagus 
dan kokoh. Karena ketakutan itu mereka runtuhkan rumah-rumah mereka dengan tangan 
mereka sendiri. Dengan niat kalau kaum Muslimin menang, tidak ada lagi yang mereka 
dapati. Apatah lagi dengan matinya dua orang pemimpin mereka, yaitu Ka'ab bin al-Asyraf 
dan Huyay bin Akhthab, tidak ada lagi pemimpin yang berani bertindak atau yang akan 
menyalakan semangat perjuangan;
يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأيَْديهِمْ وَ أَيْدِي الْمُؤْمِنينَ 
"Mereka robohkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan dengan tangan 
orang-orang yang beriman." 
Mereka merobohkan yang di dalam perkampungan mereka atau yang di 
dalam lingkungan benteng dan kaum Muslimin merobohkan bangunan- 
Mngunan di luar yang akan menghalangi serbuan mereka kelak ke dalam 
benteng yang dianggap kokoh itu. Semuanya ini menambah kacau-balaunya 
keadaan dan lunturnya semangat perlawanan mereka; 
فَاعْتَبِرُوا 
"Maka ambillah pelajaran" 
atau ambillah i'tibar dari kejadian Bani Nadhir itu ; 
يا أوُلِي الَِْبْصار 
Wahai orang orang yang mempunydi pandangan." (ujung ayat 2). 
Pelajaran yang terutama akan diambil dari kejadian ini oleh orang-orang 
yang mempunyai pandangan jauh yang mengerti perhitungan fikiran dan 
logika, ialah bahwa kalau nasib sudah akan jatuh, betapa pun kokohnya per 
tahanan, akan hancurlah pertahanan itu berkeping-keping. Dapatlah dengan 
pandangan yang jauh kita membandingkan ini dengan jatuhnya kekuasaan 
Belanda ketika Jepang mulai menyerang, pada akhii tahun 1941 dan selesai di 
kwartal pertama dari tahun 1942. Segala pertahanan yang dikatakan kokoh 
kuat itu menjadi runtuh hancur karena semangat mereka sendiri yang patah.
وَ لَوْ لا أَنْ كَتَبَ اللََُّّ عَلَيْهِمُ 
"Walaupun tidak ditentukan Allah pengusiran atas diri mereka." (pangkal ayat 3); 
dengan jalan pengepungan benteng mereka, karena pada 
mulanya mereka mencoba bertahan; 
الْجَلاءَ لَعَذَّبَهُمْ فِي الدُّنْيا 
"Namun Allah akan mengazab mereka juga di dunia.'' 
Azab siksaan itu akan mereka derita juga dengan jalan lain sebab 
kesalahan mereka sendiri. Yang rusak itu adalah sikap jiwa mereka 
sendiri. Yaitu perasaan hasad dengki yang mendalam, merasa diri terlalu 
dan selalu lebih dari orang. Lantaran itu tidak mereka ingat lagi atau 
mereka pandang enteng janji yang dibuat di permulaan Nabi Muhammad 
s.a.w datang ke Madinah. Kemudian itu hendak mereka laksanakan niat 
yang sangat busuk, yaitu membunuh Nabi s.a.w. yang tengah menjadi 
tamu di dalam kampung mereka. Oleh sebab itu misalnya, tidaklah 
mereka dikepung dalam benteng ini, kehinaan mereka pasti akan datang 
juga di dunia ini. Karena tidak ada orang dengki yang dapat naik 
bintangnya atau tinggi gengsinya. Mereka akan hina juga sebagaimana 
hinanya pelawan-pelawan dan penantang Rasulullah s.aw. yang lain.
وَ لَهُمْ فِي الْْخِرَةِ عَذابُ النَّار 
"Dan bagi mereka di hari akhirat kelak adalah azab neraka." (ujung ayat 3). 
Sebab kekafiran mereka itu adalah dari kejahatan jiwa mereka sendiri. 
Agama yang mereka peluk sendiri yang menyuruh menerima kebenaran. Tetapi 
hawanafsu dan dendam menyebabkan inti ajaran agama itu telah lama mereka 
tinggalkan, walaupun mulut mereka mengatakan bahwa mereka tetap 
mempertahankan agama itu. 
ذلِكَ بِأنََّهُمْ شَاقُّوا اللَََّّ وَ رَسُولَه "Terjadi yang demikian itu ialah karena mereka telah menantang Allah dan RasulNya." (pangkal 
ayat 4). 
Allah telah membangkitkan seorang Rasul dalam kalangan bangsa Arab. Padahal 
selama ini orang Yahudi merasa diri mereka lebih tinggi, lebih mulia dan yang 
berhak menjadi Nabi atau Rasul hanya ke turunan Bani Israil. Sekarang berkat 
bimbingan Nabi ini, bangsa Arab yang selama ini mereka pandang rendah telah 
naik, kuasanya tambah meluas. Bah kan orang Arab yang selama ini hanya 
menggantungkan nasib kepada Yahudi, meminjam kepada Yahudi, sekarang telah 
ada yang mampu beniaga, telah ada yang kaya. 
Oleh sebab itu maka mereka menantang Allah dan Rasul benar-benar 
karena mempertahankan pengaruh (dominasi) yang telah runtuh belaka. 
وَ مَنْ يُشَا قِ اللَََّّ فَإِنَّ اللَََّّ شَديدُ الْعِقاب 
"Dan barangsiapa yang menantang Allah, sesungguhnya Allah adalah sangat keras hukumanNya." 
(ujung ayat 4). 
Hukuman yang keras itulah yang telah diderita oleh Bani Nadhir itu.
ما قَطَعْتمُْ مِنْ لينَةٍ أَوْ تَرَكْتمُُوها قائِمَةً عَلى أصُُولِها 
'Tidaklah kamu tebang satu diantara pohon-pohon itu atau kamu biarkan dia berdiri atas urat 
akarnya.'(pangkal ayat 5). 
Yaitu pohon-pohon korma yang ditebangi oleh kaum Muslimin pada 
kebun-kebun Bani Nadhir tengah mereka dikepung itu, baik yang ditebang atau 
yang dibiarkan saja berdiri dengan tidak diganggu, 
فَبِإِذْنِ اللََِّّ 
"Maka itu adalah dengan izin Allah." 
Bukan dengan kehendak Nabi Muhammad s.a.w. sendiri saja. Karena 
dengan menebang beberapa batang pohon korma itu mengertilah Bari Nadhir 
bahwa pengepungan atas mereka itu tidaklah main-main dan kalau kaum 
munafikin hendak datang menolong, di waktu itulah mereka matinya datang. 
Namun telah beberapa pohon yang ditebang, seorang pun tidak ada yang datang 
membantu; 
وَ لِيُخْزِيَ الْفاسِقين 
"Karena Dia hendak membuat hina orang-orang yang durhaka." (ujung ayat 5). 
Sehingga mereka tidak menyombong lagi dan segera menyerah karena 
telah merasa hina dan kecil di hadapan kebesaran dan kekuatan kaum Muslimin 
yang telah datang mengepung mereka. Bertahan terus adalah kehancuran juga, 
sedang kalau menyerah, mereka akan dibiarkan tinggal hidup dan boleh pergi 
meninggalkan Madinah.
sebenarnya judul diatas sudah dijelaskan pada ayat pertama 
yang menjelaskan bagaimana Kebesaran Ilahi dan kekuatan Mutlak dari 
Allah yang menjadi penyebab utama dari kehancuran Bani Nadhir itu. 
Pihak kaum Muslimin telah menang dalam menghancurkan Bani 
Nadhir. Sama-sekali ini tidak lain adalah karena pertolongan Allah 
belaka. Oleh sebab itu sudah sepatutnyalah jika mengingat ini semuanya 
orang mengingat kebesaran Allah dan bersyukur kepadaNya, bertasbih 
mengucapkan pujian dan kesucian. 
Dan itulah sebabnya maka ayat yang pertama terlebih dahulu 
memperingatkan bahwa seluruh apa yang ada di ketujuh lapisan langit 
dan segenap yang berada di muka bumi ini mengucapkan syukur. "Dan 
Dia adalah Maha Perkasa,“ 
Keperkasaan Allah itu berlaku lagi bagi diri Huyay bin Akhthab 
yang pergi menemui pemuka-pemuka Quraisy lalu memberikan nasihat 
bahwa agama Quraisy Iebih baik daripada agama Muhammad. Ke 
khianatannya menyebabkan Rasulullah menyuruh Muhammad bin 
Muslimah pergi membunuhnya, walaupun di zaman jahiliyah mereka 
adalah sepersusuan.
Judul diatas menegaskan bahwa sekalipun kaum tidak 
berbuat dengan mengusir Bani Nadhir maka Allah tetap akan 
mengusir dan menyiksa mereka. 
Azab siksaan itu akan mereka derita juga dengan jalan 
lain sebab kesalahan mereka sendiri. Yang rusak itu adalah sikap 
jiwa mereka sendiri. Yaitu perasaan hasad dengki yang 
mendalam, merasa diri terlalu dan selalu lebih dari orang. 
Lantaran itu tidak mereka ingat lagi atau mereka pandang enteng 
janji yang dibuat di permulaan Nabi Muhammad s.a.w datang ke 
Madinah. Kemudian itu hendak mereka laksanakan niat yang 
sangat busuk, yaitu membunuh Nabi s.a.w. yang tengah menjadi 
tamu di dalam kampung mereka. Oleh sebab itu misalnya, 
tidaklah mereka dikepung dalam benteng ini, kehinaan mereka 
pasti akan datang juga di dunia ini. Karena tidak ada orang 
dengki yang dapat naik bintangnya atau tinggi gengsinya. Mereka 
akan hina juga sebagaimana hinanya pelawan-pelawan dan 
penantang Rasulullah s.aw. yang lain.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Materi Kajian Umum - Darimana Kita Berasal?
Materi Kajian Umum - Darimana Kita Berasal?Materi Kajian Umum - Darimana Kita Berasal?
Materi Kajian Umum - Darimana Kita Berasal?
 
Bersegera melaksanakan Syariat
Bersegera melaksanakan SyariatBersegera melaksanakan Syariat
Bersegera melaksanakan Syariat
 
Jalan menuju iman
Jalan menuju iman Jalan menuju iman
Jalan menuju iman
 
Menemukan Arah Kehidupan
Menemukan Arah KehidupanMenemukan Arah Kehidupan
Menemukan Arah Kehidupan
 
Tujuan hidup manusia
Tujuan hidup manusiaTujuan hidup manusia
Tujuan hidup manusia
 
Materi aqidah tujuan hidup manusia
Materi aqidah tujuan hidup manusiaMateri aqidah tujuan hidup manusia
Materi aqidah tujuan hidup manusia
 
Materi IBC 22 Hukum Syariat
Materi IBC 22 Hukum SyariatMateri IBC 22 Hukum Syariat
Materi IBC 22 Hukum Syariat
 
HIDAYAH DAN KESASATAN
HIDAYAH DAN KESASATANHIDAYAH DAN KESASATAN
HIDAYAH DAN KESASATAN
 
Kewajiban Dakwah
Kewajiban DakwahKewajiban Dakwah
Kewajiban Dakwah
 
Syukur dan sabar
Syukur dan sabarSyukur dan sabar
Syukur dan sabar
 
Menemukan Arah Kehidupan, Dari Mana..? Untuk Apa..? Mau Kemana..?
Menemukan Arah Kehidupan, Dari Mana..? Untuk Apa..? Mau Kemana..?Menemukan Arah Kehidupan, Dari Mana..? Untuk Apa..? Mau Kemana..?
Menemukan Arah Kehidupan, Dari Mana..? Untuk Apa..? Mau Kemana..?
 
Kepribadian islam
Kepribadian islamKepribadian islam
Kepribadian islam
 
Materi Kajian Umum - Konsekuensi Iman
Materi Kajian Umum - Konsekuensi ImanMateri Kajian Umum - Konsekuensi Iman
Materi Kajian Umum - Konsekuensi Iman
 
Dakwah Khilafah (Materi Dauroh)
Dakwah Khilafah (Materi Dauroh)Dakwah Khilafah (Materi Dauroh)
Dakwah Khilafah (Materi Dauroh)
 
Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanMarhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya Ramadhan
 
Keterikatan terhadap hukum syara
Keterikatan terhadap hukum syara Keterikatan terhadap hukum syara
Keterikatan terhadap hukum syara
 
Sifat-sifat Allah
Sifat-sifat AllahSifat-sifat Allah
Sifat-sifat Allah
 
Menjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang BeruntungMenjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang Beruntung
 
Materi2 - Buku, Ngaji dan Dakwah
Materi2  - Buku, Ngaji dan DakwahMateri2  - Buku, Ngaji dan Dakwah
Materi2 - Buku, Ngaji dan Dakwah
 
Tafsir al 'ashr
Tafsir al 'ashrTafsir al 'ashr
Tafsir al 'ashr
 

Viewers also liked (8)

2.1 ahammiyyatusy syahadatain
2.1 ahammiyyatusy syahadatain2.1 ahammiyyatusy syahadatain
2.1 ahammiyyatusy syahadatain
 
4.1 hajatul insan ilar rasul
4.1 hajatul insan ilar rasul4.1 hajatul insan ilar rasul
4.1 hajatul insan ilar rasul
 
1.1 ta'riful qur'an
1.1 ta'riful qur'an1.1 ta'riful qur'an
1.1 ta'riful qur'an
 
Problematika umat
Problematika umatProblematika umat
Problematika umat
 
Ahammiyyatut tarbiyyah
Ahammiyyatut tarbiyyahAhammiyyatut tarbiyyah
Ahammiyyatut tarbiyyah
 
3.3 al mawani' min ma'rifatillah
3.3 al mawani' min ma'rifatillah3.3 al mawani' min ma'rifatillah
3.3 al mawani' min ma'rifatillah
 
6.13 binaul izzah
6.13 binaul izzah6.13 binaul izzah
6.13 binaul izzah
 
6.7 syumuliyyatul ibadah
6.7 syumuliyyatul ibadah6.7 syumuliyyatul ibadah
6.7 syumuliyyatul ibadah
 

Similar to Surat al-hasyr

Bab i hr. bukhari muslim
Bab i hr. bukhari muslimBab i hr. bukhari muslim
Bab i hr. bukhari muslim
Dhya Ramdhani
 
sejarah dakwah nabi muhammad saw
sejarah dakwah nabi muhammad sawsejarah dakwah nabi muhammad saw
sejarah dakwah nabi muhammad saw
agus susanto
 
24 tanda tanda kubrâ hari kiamat
24 tanda tanda kubrâ hari kiamat24 tanda tanda kubrâ hari kiamat
24 tanda tanda kubrâ hari kiamat
trofidhasari
 
Jatuh bangunnya peradaban
Jatuh bangunnya peradabanJatuh bangunnya peradaban
Jatuh bangunnya peradaban
Edi Awaludin
 
Perang fathu makkah
Perang fathu makkahPerang fathu makkah
Perang fathu makkah
anindianr
 
Perang fathu makkah
Perang fathu makkahPerang fathu makkah
Perang fathu makkah
Scifi
 
Perang fathu makkah
Perang fathu makkahPerang fathu makkah
Perang fathu makkah
anindianr
 

Similar to Surat al-hasyr (20)

Kitab 40 tanda akhir zaman
Kitab 40 tanda akhir zamanKitab 40 tanda akhir zaman
Kitab 40 tanda akhir zaman
 
Bab i hr. bukhari muslim
Bab i hr. bukhari muslimBab i hr. bukhari muslim
Bab i hr. bukhari muslim
 
Dakwah Rasulullah Periode Mekah
Dakwah Rasulullah Periode MekahDakwah Rasulullah Periode Mekah
Dakwah Rasulullah Periode Mekah
 
Kronologi perjanjian hudaibiyah
Kronologi perjanjian hudaibiyahKronologi perjanjian hudaibiyah
Kronologi perjanjian hudaibiyah
 
Biografi muhammad bin ala hanafiyah
Biografi muhammad bin ala hanafiyah Biografi muhammad bin ala hanafiyah
Biografi muhammad bin ala hanafiyah
 
Kisah nabi sholeh as
Kisah nabi sholeh asKisah nabi sholeh as
Kisah nabi sholeh as
 
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto ApriyantoMendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
 
sejarah dakwah nabi muhammad saw
sejarah dakwah nabi muhammad sawsejarah dakwah nabi muhammad saw
sejarah dakwah nabi muhammad saw
 
Ghazwul fikri
Ghazwul fikriGhazwul fikri
Ghazwul fikri
 
24 tanda tanda kubrâ hari kiamat
24 tanda tanda kubrâ hari kiamat24 tanda tanda kubrâ hari kiamat
24 tanda tanda kubrâ hari kiamat
 
Ghazwul fikri
Ghazwul fikriGhazwul fikri
Ghazwul fikri
 
Jatuh bangunnya peradaban
Jatuh bangunnya peradabanJatuh bangunnya peradaban
Jatuh bangunnya peradaban
 
Perang fathu makkah
Perang fathu makkahPerang fathu makkah
Perang fathu makkah
 
slide kelebihan bulan muharram.pptx
slide kelebihan bulan muharram.pptxslide kelebihan bulan muharram.pptx
slide kelebihan bulan muharram.pptx
 
Bangsa Islam Akhir Zaman
Bangsa Islam Akhir ZamanBangsa Islam Akhir Zaman
Bangsa Islam Akhir Zaman
 
Bangsa Islam Akhir Zaman
Bangsa Islam Akhir ZamanBangsa Islam Akhir Zaman
Bangsa Islam Akhir Zaman
 
Bangsa islam Akhir Zaman
Bangsa islam Akhir Zaman Bangsa islam Akhir Zaman
Bangsa islam Akhir Zaman
 
Korespodensi dakwah
Korespodensi dakwahKorespodensi dakwah
Korespodensi dakwah
 
Perang fathu makkah
Perang fathu makkahPerang fathu makkah
Perang fathu makkah
 
Perang fathu makkah
Perang fathu makkahPerang fathu makkah
Perang fathu makkah
 

More from Isalzone Faisal

More from Isalzone Faisal (20)

Hizbusy syaithan
Hizbusy syaithanHizbusy syaithan
Hizbusy syaithan
 
Ghazwul fikri
Ghazwul fikriGhazwul fikri
Ghazwul fikri
 
6.12 risalatul insan
6.12 risalatul insan6.12 risalatul insan
6.12 risalatul insan
 
6.11 tawazun
6.11 tawazun6.11 tawazun
6.11 tawazun
 
6.10 nataijut taqwa
6.10 nataijut taqwa6.10 nataijut taqwa
6.10 nataijut taqwa
 
6.9 nata'ijul ibadah
6.9 nata'ijul ibadah6.9 nata'ijul ibadah
6.9 nata'ijul ibadah
 
6.8 qabulul ibadah
6.8 qabulul ibadah6.8 qabulul ibadah
6.8 qabulul ibadah
 
6.6 haqiqatul ibadah
6.6 haqiqatul ibadah6.6 haqiqatul ibadah
6.6 haqiqatul ibadah
 
6.5 sifatul insan
6.5 sifatul insan6.5 sifatul insan
6.5 sifatul insan
 
6.4 nafsul insan
6.4 nafsul insan6.4 nafsul insan
6.4 nafsul insan
 
6.3 potensi manusia
6.3 potensi manusia6.3 potensi manusia
6.3 potensi manusia
 
6.1 ta'riful insan
6.1 ta'riful insan6.1 ta'riful insan
6.1 ta'riful insan
 
6.2 hakikat manusia
6.2 hakikat manusia6.2 hakikat manusia
6.2 hakikat manusia
 
1.5 syuruthul intifa' bil qur'an
1.5 syuruthul intifa' bil qur'an1.5 syuruthul intifa' bil qur'an
1.5 syuruthul intifa' bil qur'an
 
1.4 akhtharu nisyanil qur'an
1.4 akhtharu nisyanil qur'an1.4 akhtharu nisyanil qur'an
1.4 akhtharu nisyanil qur'an
 
1.3 muqtadhal iman bil qur'an
1.3 muqtadhal iman bil qur'an1.3 muqtadhal iman bil qur'an
1.3 muqtadhal iman bil qur'an
 
1.2 asma'ul qur'an
1.2 asma'ul qur'an1.2 asma'ul qur'an
1.2 asma'ul qur'an
 
3.15 ilmullah
3.15 ilmullah3.15 ilmullah
3.15 ilmullah
 
3.14 al ihsan
3.14 al ihsan3.14 al ihsan
3.14 al ihsan
 
3.13 ma'iyyatullah
3.13 ma'iyyatullah3.13 ma'iyyatullah
3.13 ma'iyyatullah
 

Recently uploaded (6)

Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
 
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
 
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islamKEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
 
4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt
4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt
4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt
 
PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...
PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...
PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...
 

Surat al-hasyr

  • 2.
  • 3. سَبَّحَ لَِلََّّ ما فَي السَّ ماواتَ وَ ما فَي األَْأر ض "Telah bertasbih kepada Allah apa yang ada di sekalian langit dan apa yang di bumi. (Ayat 1).
  • 4. Inilah pangkal dari ayat yang pertama yang selanjutnya akan didapati bagaimana Kebesaran Ilahi dan kekuatan Mutlak dari Allah yang menjadi penyebab utama dari kehancuran Bani Nadhir itu. Berita kejaAllah Bani Nadhir dan pengusiran mereka dari Madinah adalah suatu berita besar dan hebat bagi kaum Muslimin. Terlepasnya Rasulullah s.a.w. dari percobaan Yahudi yang hendak membunuh beliau pun suatu berita yang dahsyat. Semua telah dapat dilalui dengan baik. Pihak kaum Muslimin telah menang. Sama-sekali ini tidak lain adalah karena pertolongan Allah belaka. Oleh sebab itu sudah sepatutnya jika mengingat ini semuan, orang mengingat kebesaran Allah dan bersyukur kepada- Nya, bertasbih mengucapkan pujian dan kesucian.
  • 5. Ayat pertama ini terlebih dahulu memperingatkan bahwa seluruh apa yang ada di ketujuh lapisan langit dan segenap yang berada di muka bumi ini mengucapkan syukur. "Dan Dia adalah Maha Perkasa," tidak boleh dilanggar hukumNya, dan Maha Berwibawa, sehingga orang-orang yang kedapatan telah bersekongkol hendak membunuh Nabi-Nya, patutlah menerima hukum yang setimpal, apatah lagi pada mulanya mereka telah terikat dengan janji akan hidup damai dengan kaum Muslimin dalam kotaMadinah. Keperkasaan Allah itu berlaku lagi bagi diri Huyay bin Akhthab yang pergi menemui pemuka-pemuka Quraisy lalu memberikan nasihat bahwa agama Quraisy Iebih baik daripada agama Muhammad. Pengkhianatannya menyebabkan Rasulullah menyuruhMuhammad bin Maslimah pergi membunuhnya, walaupun di zaman jahiliyah mereka adalah sepersusuan.
  • 6. Kebijaksanaan bagi Allah adalah sebagai imbalan dari Keperkasaan. Meskipun peraturan Allah berjalan dengan penuh kekerasan dan disiplin dan hukum Allah tidak sekali-kali boleh dilanggar, namun di samping itu Allah pun mempunyai kebijaksanaan. Huyay bin Akhthab dibunuh karena berkhianat. Tetapi beberapa waktu kemudian setelah sisa Bani Nadhir yang berdiam di Khaibar dapat pula dikalahkan dan benteng-benteng di Khaibar dapat ditaklukkan semuanya, sehingga sisa-sisa Yahudi di Khaibar tertawan, laki-laki dan perempuan, maka turut tertawan Shafiah anak perempuan dari Huyay bin Akhthab. Dia akhimya menjadi tawanan Nabi, tetapi dia dimerdekakan dan kemerdekaan daripada tawanan dan perbudakan itulah yang menjadi maharnya. Sesudah dahulunya ayahnya dibunuh dan kaum kabilahnya diusir, Shafiah sendiri dimerdekakan dari perbudakan lalu beliau kawini. Mahar (maskawin nya) ialah kemerdekaan itu. Shafiah akhirnya menjadi salah seorang dari isteri beliau yang mulia dan mendapat gelar "Ummul Mu'minin".
  • 7.
  • 8. Setelah Rasulullah dan kaum Muslimin di Makkah berpindah (hijrah) keMadinah, sesudah mengatur persaudaraan di antaraMuslim sesamaMuslim, Rasulullah s.a.w. pun membuat pula perjanjian dengan penduduk Madinah sendiri, yang terdiri dari kaum Yahudi dan orang Arab sendiri yang masih musyrik, belum memeluk Islam. Dalam perjanjian itu, yang di surat hitam atas putih disebutkan bahwa orang Muhajirin dan orang Anshar telah menjadi ummat yang satu. Disuratkan pula bahwa segala kabilah Yahudi yang berdiam di negeri Madinah itu akan hidup aman sentosa, bertetangga secara damai. Kaum Muslimin berjanji akan memberikan perlindungan bagi mereka itu dalam mengerjakan agama mereka. Dan jika ada bahaya mengancam kota Madinah mereka akan mempertahan kannya bersama-sama.
  • 9. Pada mulanya tidaklah keberatan kaum Yahudi itu menyetujui perjanjian yang telah dituliskan hitam di atas putih itu, sebab orang Yahudi tidak me nyangka bahwa pengaruh Nabi s.a.w. dan agama yang beliau bawa itu ber tambah lama akan bertambah kuat, yang berbeda sama sekali daripada apa yang mereka duga, namun setelah nyata bahwa perkembangan Islam berlainan dari yang mereka duga semula, mulailah hati mereka tidak merasa senang lagi. Dan itu pun kian lama terasa oleh Nabi s.a.w. dan kaum Muslimin; sudah banyak masalah, sudah banyak persoalan, bahkan kepala yang amat terkemuka dari Bani Nadhir, Ka'ab bin al-Asyraf pemah membuat hubungan rahasia dengan pemuda Quraisy dan ketika ditanyakan kepadanya mana yang benar di antara agama Muhammad dengan agama Quraisy penyembah berhala, dia tidak segan-segan mengatakan bahwa agama penyembah berhalalah yang lebih benar. Padahal kalau dia hendak tegak pada kebenaran, sepatutnya dikatakan nya bahwa agama Islam lebih dekat dengan agama Yahudi sebab sama-sama percaya kepada Tuhan Yang Esa. Tetapi politik jangka pendek rupanya telah sangat mempengaruhi jalan fikiran Ka'ab bin al-Asyraf itu.
  • 10. Akhirnya terjadilah suatu kemelut dengan Bani Nadhir. Asal mulanya ialah ketika Nabi ditipu oleh seorang pemimpin musyrik ber nama 'Amr bin Thufail agar mengirim utusan ke negerinya untuk mengajarkan agama kepada kaumnya, lalu Rasulullah s.a.w. mengirimkan 70 (tujuh puluh) orang yang sudah ahli tentang al-Quran untuk mengabulkan permintaan 'Amr bin Thufail itu, tetapi sesampai di satu tempat bemama sumurMa'unah utusan yang dikirim itu telah dicederai secara jahat, mereka dikepung dan dibunuh. Yang terlepas hanyalah seorang, bernama 'Amr bin Umayyah. Karena sakit hatinya atas pengkhianatan itu, ketika akan pulang keMadinah, dibunuhnya dua orang dari kabilah Bani Kilab yang disangkanya termasuk golongan kaum mengkhianati itu pula. Kemudian ternyata bahwa Bani Kilab adalah kabilah yang telah membuat perjanjian damai dengan Nabi. Sebab itu maka 'Amr bin Umayyah mesh membayar diyat atas pembunuhan yang salah itu. Oleh karena telah ada perjanjian akan bantu membantu jika terjadi hal yang serupa itu maka datanglah Nabi s.a.w. ke perkampungan Bani Nadhir menemui pemuka-pemuka mereka meminta supaya mereka turut mengumpulkan bantuan diyat yang mesti dibayar oleh `Amr bin Umayyah atas kematian dua orang yang bukan musuh itu, sesuai dengan bunyi perjanjian yaitu akan hidup bantu membantu di antara Muslimin dengan Yahudi tersebut.
  • 11.
  • 12. هُوَ الَّذي أَخْرَجَ الَّذينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِ تابِ مِنْ دِيارِهِمْ لَِِوَّلِ ا لحَشْرِ ما ظَنَنْتمُْ أَنْ يَخْرُجُوا وَ ظَنُّوا أَنَّهُمْ ما نِعَتهُُمْ حُصُونُهُمْ مِنَ اللََِّّ فَأتَاهُمُ اللََُّّ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَ قَذَفَ في قُلُوبِهِ مُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُو تَهُمْ بِأيَْديهِمْ وَ أَيْدِي الْمُؤْمِنينَ فَاعْتَبِرُوا يا أوُلِي الِْ بصارِ Dialah yang telah mengeluarkan orang-orang kafir itu, dari ahlil- kitab dari kampung halaman mereka pada permulaan pengusiran. Tidaldah kamu menyang ka bahwa mereka akan keluar dan mereka pun menyangka bahwa pertahanan mereka dari Allah adalah benteng mereka. Maka Allah pun mendatangi mereka dari arah yang tidak mereka sangka; dan Allah pun melem parkan ketakutan ke dalam hati mereka. Mereka robohkan rumah-rumahmereka dengan tangan mereka sendiri dan dengan tangan orang-orang yang beriman; maka ambillah pela jaran wahai orang-orang yang mempunyai pandangan.
  • 13. هُوَ الَّذي أَخْرَجَ الَّذينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتابِ "Dialah yang telah mengeluarkan orang-orang kafir itu, dari ahlil-kitab." (pangkal ayat 2). Orang-orang kafir dari ahlil-kitab itu ialah Yahudi Bani Nadhir, مِنْ دِيارِهِمْ "Dari kampung halaman mereka.'' Yaitu perkampungan Bani Nadhir yang terletak di pinggir kota Madinah dan mempunyai benteng yang kuat kokoh itu;
  • 14. لََْوَّلَ األحَأشر "Pada permulaan pengusiran". Artinya itulah pengusiran yang pertama ter hadap orang Yahudi dari Hejaz atau dari Madinah sebagai pusat kekuasaan Islam yang baru tumbuh di masa itu. Tersebutlah bahwa mereka itu diusir, se bahagian besar berangkat ke negeri Syam, menetap di negeri Ariiha dan Adzru'aat, dan dua keluarga lagi, yaitu keluarga Abil Haqiiq dan keluarga Huyay bin Akhthab, termasuk puterinya Shafiah pindah ke Khaibar. Pengusiran ini disebut sebagai pengusiran yang pertama. Pengusiran yang kedua ialah di zaman Umar bin Khathab; segala Yahudi yang tinggal di Jazirah Arab mesti meninggalkannya, lalu berpindah ke Syam, karena Umar telah memutuskan di jantung Jazirah Arab itu tidak boleh berkumpul dua agama lagi untuk selama lamanya. Maka sisa-sisa Yahudi yang tinggal di Madinah atau Khaibar, dipersilahkan pindah semuanya. Dengan bunyi ayat "permulaan pengusiran" mafhumlah kita bahwa ini pun salah satu daripada mu'jizat Nabi kita s.a.w. yang akan dilakukan oleh salah seorang sahabatnya di belakang hari.
  • 15. ما ظَنَنْتمُْ أَنْ يَخْرُجُوا "Tidaklah kamu menyangka bahwa mereka akan keluar," Dari sebab kuatnya benteng pertahanan mereka, sehingga orang-orang yang beriman pun tidak menyangka bahwa mereka akan begitu mudahnya keluar dari benteng pertahanan mereka itu. Apatah lagi kalau perbekalan yang mereka sediakan buat bertahan cukup untuk makan sekian bulan. Apatah lagi terdengar pula berita bahwa ada di kalangan munafikin yang bersedia membantu mereka; وَ ظَنُّوا أَنَّهُمْ مانِعَتهُُمْ حُصُونُهُمْ مِنَ اللََِّّ "Dan mereka pun menyangka bahwa pertahanan mereka daripada Allah ialah benteng-benteng mereka." Itulah persangkaan yang meleset. فَأتَاهُمُ اللََُّّ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَ قَذَفَ في قُلُوبِهِمُ الرُّ عْبَ "Maka Allah pun mendatangi mereka dari arah yang tidak mereka sangka; dan Allah pun melemparkan ketakutan ke dalam hati mereka." Bagaimanapun kuat dan teguhnya benteng dari luar, namun pertahanan mereka diruntuhkan Allah dari dalam, yaitu pertahanan hati. Hati itu sendiri yang diserbu Allah dengan "pelor" ketakutan. Artinya semangat mereka patah! Bantuan yang mereka harap-harapkan dari kaum munafik itu tidak juga datang. Kian lama kian terasa bahwa bantuan dari luar tidak akan ada. Lama-lama tentara Nabi Muhammad kian mendesak juga, bah kan kebun korma mereka telah ada yang ditebangi. Lantaran itu semuanya maka rasa takut kian mencekam. Takut pula mereka kalau kaum Muslimin ini menang nanti, maka kekayaan mereka akan dirampas semuanya. Terutama rumah-rumah mereka yang bagus dan kokoh. Karena ketakutan itu mereka runtuhkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri. Dengan niat kalau kaum Muslimin menang, tidak ada lagi yang mereka dapati. Apatah lagi dengan matinya dua orang pemimpin mereka, yaitu Ka'ab bin al-Asyraf dan Huyay bin Akhthab, tidak ada lagi pemimpin yang berani bertindak atau yang akan menyalakan semangat perjuangan;
  • 16. يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأيَْديهِمْ وَ أَيْدِي الْمُؤْمِنينَ "Mereka robohkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan dengan tangan orang-orang yang beriman." Mereka merobohkan yang di dalam perkampungan mereka atau yang di dalam lingkungan benteng dan kaum Muslimin merobohkan bangunan- Mngunan di luar yang akan menghalangi serbuan mereka kelak ke dalam benteng yang dianggap kokoh itu. Semuanya ini menambah kacau-balaunya keadaan dan lunturnya semangat perlawanan mereka; فَاعْتَبِرُوا "Maka ambillah pelajaran" atau ambillah i'tibar dari kejadian Bani Nadhir itu ; يا أوُلِي الَِْبْصار Wahai orang orang yang mempunydi pandangan." (ujung ayat 2). Pelajaran yang terutama akan diambil dari kejadian ini oleh orang-orang yang mempunyai pandangan jauh yang mengerti perhitungan fikiran dan logika, ialah bahwa kalau nasib sudah akan jatuh, betapa pun kokohnya per tahanan, akan hancurlah pertahanan itu berkeping-keping. Dapatlah dengan pandangan yang jauh kita membandingkan ini dengan jatuhnya kekuasaan Belanda ketika Jepang mulai menyerang, pada akhii tahun 1941 dan selesai di kwartal pertama dari tahun 1942. Segala pertahanan yang dikatakan kokoh kuat itu menjadi runtuh hancur karena semangat mereka sendiri yang patah.
  • 17. وَ لَوْ لا أَنْ كَتَبَ اللََُّّ عَلَيْهِمُ "Walaupun tidak ditentukan Allah pengusiran atas diri mereka." (pangkal ayat 3); dengan jalan pengepungan benteng mereka, karena pada mulanya mereka mencoba bertahan; الْجَلاءَ لَعَذَّبَهُمْ فِي الدُّنْيا "Namun Allah akan mengazab mereka juga di dunia.'' Azab siksaan itu akan mereka derita juga dengan jalan lain sebab kesalahan mereka sendiri. Yang rusak itu adalah sikap jiwa mereka sendiri. Yaitu perasaan hasad dengki yang mendalam, merasa diri terlalu dan selalu lebih dari orang. Lantaran itu tidak mereka ingat lagi atau mereka pandang enteng janji yang dibuat di permulaan Nabi Muhammad s.a.w datang ke Madinah. Kemudian itu hendak mereka laksanakan niat yang sangat busuk, yaitu membunuh Nabi s.a.w. yang tengah menjadi tamu di dalam kampung mereka. Oleh sebab itu misalnya, tidaklah mereka dikepung dalam benteng ini, kehinaan mereka pasti akan datang juga di dunia ini. Karena tidak ada orang dengki yang dapat naik bintangnya atau tinggi gengsinya. Mereka akan hina juga sebagaimana hinanya pelawan-pelawan dan penantang Rasulullah s.aw. yang lain.
  • 18. وَ لَهُمْ فِي الْْخِرَةِ عَذابُ النَّار "Dan bagi mereka di hari akhirat kelak adalah azab neraka." (ujung ayat 3). Sebab kekafiran mereka itu adalah dari kejahatan jiwa mereka sendiri. Agama yang mereka peluk sendiri yang menyuruh menerima kebenaran. Tetapi hawanafsu dan dendam menyebabkan inti ajaran agama itu telah lama mereka tinggalkan, walaupun mulut mereka mengatakan bahwa mereka tetap mempertahankan agama itu. ذلِكَ بِأنََّهُمْ شَاقُّوا اللَََّّ وَ رَسُولَه "Terjadi yang demikian itu ialah karena mereka telah menantang Allah dan RasulNya." (pangkal ayat 4). Allah telah membangkitkan seorang Rasul dalam kalangan bangsa Arab. Padahal selama ini orang Yahudi merasa diri mereka lebih tinggi, lebih mulia dan yang berhak menjadi Nabi atau Rasul hanya ke turunan Bani Israil. Sekarang berkat bimbingan Nabi ini, bangsa Arab yang selama ini mereka pandang rendah telah naik, kuasanya tambah meluas. Bah kan orang Arab yang selama ini hanya menggantungkan nasib kepada Yahudi, meminjam kepada Yahudi, sekarang telah ada yang mampu beniaga, telah ada yang kaya. Oleh sebab itu maka mereka menantang Allah dan Rasul benar-benar karena mempertahankan pengaruh (dominasi) yang telah runtuh belaka. وَ مَنْ يُشَا قِ اللَََّّ فَإِنَّ اللَََّّ شَديدُ الْعِقاب "Dan barangsiapa yang menantang Allah, sesungguhnya Allah adalah sangat keras hukumanNya." (ujung ayat 4). Hukuman yang keras itulah yang telah diderita oleh Bani Nadhir itu.
  • 19.
  • 20. ما قَطَعْتمُْ مِنْ لينَةٍ أَوْ تَرَكْتمُُوها قائِمَةً عَلى أصُُولِها 'Tidaklah kamu tebang satu diantara pohon-pohon itu atau kamu biarkan dia berdiri atas urat akarnya.'(pangkal ayat 5). Yaitu pohon-pohon korma yang ditebangi oleh kaum Muslimin pada kebun-kebun Bani Nadhir tengah mereka dikepung itu, baik yang ditebang atau yang dibiarkan saja berdiri dengan tidak diganggu, فَبِإِذْنِ اللََِّّ "Maka itu adalah dengan izin Allah." Bukan dengan kehendak Nabi Muhammad s.a.w. sendiri saja. Karena dengan menebang beberapa batang pohon korma itu mengertilah Bari Nadhir bahwa pengepungan atas mereka itu tidaklah main-main dan kalau kaum munafikin hendak datang menolong, di waktu itulah mereka matinya datang. Namun telah beberapa pohon yang ditebang, seorang pun tidak ada yang datang membantu; وَ لِيُخْزِيَ الْفاسِقين "Karena Dia hendak membuat hina orang-orang yang durhaka." (ujung ayat 5). Sehingga mereka tidak menyombong lagi dan segera menyerah karena telah merasa hina dan kecil di hadapan kebesaran dan kekuatan kaum Muslimin yang telah datang mengepung mereka. Bertahan terus adalah kehancuran juga, sedang kalau menyerah, mereka akan dibiarkan tinggal hidup dan boleh pergi meninggalkan Madinah.
  • 21.
  • 22. sebenarnya judul diatas sudah dijelaskan pada ayat pertama yang menjelaskan bagaimana Kebesaran Ilahi dan kekuatan Mutlak dari Allah yang menjadi penyebab utama dari kehancuran Bani Nadhir itu. Pihak kaum Muslimin telah menang dalam menghancurkan Bani Nadhir. Sama-sekali ini tidak lain adalah karena pertolongan Allah belaka. Oleh sebab itu sudah sepatutnyalah jika mengingat ini semuanya orang mengingat kebesaran Allah dan bersyukur kepadaNya, bertasbih mengucapkan pujian dan kesucian. Dan itulah sebabnya maka ayat yang pertama terlebih dahulu memperingatkan bahwa seluruh apa yang ada di ketujuh lapisan langit dan segenap yang berada di muka bumi ini mengucapkan syukur. "Dan Dia adalah Maha Perkasa,“ Keperkasaan Allah itu berlaku lagi bagi diri Huyay bin Akhthab yang pergi menemui pemuka-pemuka Quraisy lalu memberikan nasihat bahwa agama Quraisy Iebih baik daripada agama Muhammad. Ke khianatannya menyebabkan Rasulullah menyuruh Muhammad bin Muslimah pergi membunuhnya, walaupun di zaman jahiliyah mereka adalah sepersusuan.
  • 23.
  • 24. Judul diatas menegaskan bahwa sekalipun kaum tidak berbuat dengan mengusir Bani Nadhir maka Allah tetap akan mengusir dan menyiksa mereka. Azab siksaan itu akan mereka derita juga dengan jalan lain sebab kesalahan mereka sendiri. Yang rusak itu adalah sikap jiwa mereka sendiri. Yaitu perasaan hasad dengki yang mendalam, merasa diri terlalu dan selalu lebih dari orang. Lantaran itu tidak mereka ingat lagi atau mereka pandang enteng janji yang dibuat di permulaan Nabi Muhammad s.a.w datang ke Madinah. Kemudian itu hendak mereka laksanakan niat yang sangat busuk, yaitu membunuh Nabi s.a.w. yang tengah menjadi tamu di dalam kampung mereka. Oleh sebab itu misalnya, tidaklah mereka dikepung dalam benteng ini, kehinaan mereka pasti akan datang juga di dunia ini. Karena tidak ada orang dengki yang dapat naik bintangnya atau tinggi gengsinya. Mereka akan hina juga sebagaimana hinanya pelawan-pelawan dan penantang Rasulullah s.aw. yang lain.