Praktikum destilasi sederhana bertujuan untuk memisahkan metanol dari campuran metanol dan air melalui proses destilasi berdasarkan perbedaan titik didih kedua zat tersebut. Metode yang digunakan adalah destilasi sederhana dengan peralatan dasar seperti labu alas bulat dan kondensor. Hasilnya menunjukkan rendemen metanol sebesar 12%.
Praktikum membuat nitrobenzene melalui nitrasi benzene dengan asam nitrat dan asam sulfat sebagai katalis. Produk utama nitrobenzene dimurnikan dengan distilasi dan sifatnya diuji.
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
1. Analisis tiga sampel menunjukkan kadar magnesium dan kalsium dalam batu fosfat dan sampel lainnya. Kadar magnesium dan kalsium dihitung dari berat endapan yang dihasilkan.
2. Analisis dua sampel menunjukkan kadar zink sulfida dan belerang dalam sampel, serta kadar kalsium dalam sampel lain. Kadar zink dan belerang dihitung dari berat endapan, sedangkan kadar kalsium dihitung dari perbedaan berat kert
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinFransiska Puteri
Ekstraksi kafein dari kopi dan teh dilakukan menggunakan metode soxhlet dengan pelarut etanol. Kafein kemudian diekstrak dan diuji kadarnya. Hasilnya menunjukkan kadar kafein pada teh sebesar 0,225% dan kopi 0,30%. Metode ini memanfaatkan sirkulasi pelarut baru secara berkelanjutan untuk memisahkan kafein secara efisien.
Dokumen tersebut membahas tentang alkalimetri yang merupakan metode titrasi asam-basa dengan menggunakan larutan baku sekunder basa dan larutan baku primer asam. Metode ini digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan yang tidak diketahui melalui proses titrasi dengan menambahkan larutan standar sampai titik akhir.
Praktikum destilasi sederhana bertujuan untuk memisahkan metanol dari campuran metanol dan air melalui proses destilasi berdasarkan perbedaan titik didih kedua zat tersebut. Metode yang digunakan adalah destilasi sederhana dengan peralatan dasar seperti labu alas bulat dan kondensor. Hasilnya menunjukkan rendemen metanol sebesar 12%.
Praktikum membuat nitrobenzene melalui nitrasi benzene dengan asam nitrat dan asam sulfat sebagai katalis. Produk utama nitrobenzene dimurnikan dengan distilasi dan sifatnya diuji.
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
1. Analisis tiga sampel menunjukkan kadar magnesium dan kalsium dalam batu fosfat dan sampel lainnya. Kadar magnesium dan kalsium dihitung dari berat endapan yang dihasilkan.
2. Analisis dua sampel menunjukkan kadar zink sulfida dan belerang dalam sampel, serta kadar kalsium dalam sampel lain. Kadar zink dan belerang dihitung dari berat endapan, sedangkan kadar kalsium dihitung dari perbedaan berat kert
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinFransiska Puteri
Ekstraksi kafein dari kopi dan teh dilakukan menggunakan metode soxhlet dengan pelarut etanol. Kafein kemudian diekstrak dan diuji kadarnya. Hasilnya menunjukkan kadar kafein pada teh sebesar 0,225% dan kopi 0,30%. Metode ini memanfaatkan sirkulasi pelarut baru secara berkelanjutan untuk memisahkan kafein secara efisien.
Dokumen tersebut membahas tentang alkalimetri yang merupakan metode titrasi asam-basa dengan menggunakan larutan baku sekunder basa dan larutan baku primer asam. Metode ini digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan yang tidak diketahui melalui proses titrasi dengan menambahkan larutan standar sampai titik akhir.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pemisahan dan identifikasi kation golongan I (Ag+, Hg2+, Pb2+) dari campuran. Kation-kation tersebut diendapkan terlebih dahulu menggunakan asam klorida encer menjadi garam-garamnya. PbCl2 kemudian dipisahkan dengan air panas, sedangkan AgCl dan Hg2Cl2 dipisahkan dengan penambahan amonia menjadi kompleks senyawa. Berdasarkan hasil uji dengan
Dokumen tersebut merangkum proses sintesis etil asetat melalui reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat. Prosesnya meliputi refluks campuran bahan selama satu jam, dievaporasi, dipisahkan menjadi dua lapisan, dan diperoleh etil asetat murni setelah dikeringkan dan disaring.
Alkana memiliki sifat-sifat fisika seperti fase, titik didih, titik leleh dan kelarutan yang tergantung pada jumlah atom karbonnya. Alkana dapat mengalami reaksi oksidasi, halogenasi, nitrasi, sulfonasi dan isomerisasi. Sumber alkana meliputi bahan bakar fosil seperti gas alam, minyak bumi dan batu bara. Alkana dapat diproduksi melalui hidrogenasi alkena, reduksi alkil halida,
Program Studi Farmasi menjelaskan tiga metode utama dalam argentometri (titrasi pengendapan perak), yaitu Metode Mohr, Volhard, dan Fajans. Metode-metode ini berbeda dalam penggunaan indikator dan jenis larutan standar yang digunakan untuk menentukan titik akhir.
Identifikasi kation dalam dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara mengidentifikasi lima golongan kation logam, yaitu golongan I (Ag+), golongan II (Cu2+, Hg2+), golongan III (Fe2+), golongan IV, dan golongan V. Dokumen ini juga menjelaskan reaksi kimia dan hasil observasi dari beberapa kation logam seperti pembentukan endapan, perubahan warna larutan, dan kelarutan endapan dalam berbag
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan bertujuan untuk mengukur nilai konsentrasi misel kritis (CMC) pada berbagai surfaktan. Prinsip dari tegangan permukaan adalah energi tarik menarik antar partikel, sedangkan prinsip dari turbiditas adalah penghamburan cahaya oleh molekul koloid. Metode yang digunakan adalah pengukuran tegangan permukaan dengan metode pipa kapiler dan turbiditas dengan turbidimetri. Hasil yang diperoleh adalah nilai turbiditas surfaktan akan berbanding lurus dengan konsentrasinya, dan nilai tegangan permukaan akan berbanding terbalik dengan konsentrasinya.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi pengendapan, khususnya titrasi argentometri untuk menentukan kadar halida dan pseudohalida. Terdapat tiga metode utama yaitu titrasi Mohr menggunakan kromat sebagai indikator, titrasi Volhard yang melibatkan titrasi balik, dan titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi seperti fluorescein.
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriUNIMUS
Dokumen ini menjelaskan metode penetapan kadar soda abu (Na2CO3) dengan titrasi asidimetri menggunakan larutan HCl yang telah distandarisasi. Langkah-langkahnya meliputi penimbangan sampel, standarisasi HCl, dan titrasi sampel dengan HCl. Hasilnya adalah normalitas HCl rata-rata 0,0902 N dan kadar Na2CO3 rata-rata 41,33213%.
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa organohalogen dan reaksi-reaksinya. Secara singkat, dokumen tersebut membahas:
1. Jenis senyawa organohalogen dan sifat fisikanya
2. Reaksi substitusi dan eliminasi pada senyawa organohalogen
3. Mekanisme reaksi SN1 dan SN2
Buku ini membahas tentang Kimia Analitik untuk SMK yang mencakup pengertian, penggunaan, dan metode dalam analisis kimia seperti titrasi, argentometri, kompleksometri, graviometri, spektrofotometri, dan kromatografi serta keselamatan di laboratorium.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pemisahan dan identifikasi kation golongan I (Ag+, Hg2+, Pb2+) dari campuran. Kation-kation tersebut diendapkan terlebih dahulu menggunakan asam klorida encer menjadi garam-garamnya. PbCl2 kemudian dipisahkan dengan air panas, sedangkan AgCl dan Hg2Cl2 dipisahkan dengan penambahan amonia menjadi kompleks senyawa. Berdasarkan hasil uji dengan
Dokumen tersebut merangkum proses sintesis etil asetat melalui reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat. Prosesnya meliputi refluks campuran bahan selama satu jam, dievaporasi, dipisahkan menjadi dua lapisan, dan diperoleh etil asetat murni setelah dikeringkan dan disaring.
Alkana memiliki sifat-sifat fisika seperti fase, titik didih, titik leleh dan kelarutan yang tergantung pada jumlah atom karbonnya. Alkana dapat mengalami reaksi oksidasi, halogenasi, nitrasi, sulfonasi dan isomerisasi. Sumber alkana meliputi bahan bakar fosil seperti gas alam, minyak bumi dan batu bara. Alkana dapat diproduksi melalui hidrogenasi alkena, reduksi alkil halida,
Program Studi Farmasi menjelaskan tiga metode utama dalam argentometri (titrasi pengendapan perak), yaitu Metode Mohr, Volhard, dan Fajans. Metode-metode ini berbeda dalam penggunaan indikator dan jenis larutan standar yang digunakan untuk menentukan titik akhir.
Identifikasi kation dalam dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara mengidentifikasi lima golongan kation logam, yaitu golongan I (Ag+), golongan II (Cu2+, Hg2+), golongan III (Fe2+), golongan IV, dan golongan V. Dokumen ini juga menjelaskan reaksi kimia dan hasil observasi dari beberapa kation logam seperti pembentukan endapan, perubahan warna larutan, dan kelarutan endapan dalam berbag
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan bertujuan untuk mengukur nilai konsentrasi misel kritis (CMC) pada berbagai surfaktan. Prinsip dari tegangan permukaan adalah energi tarik menarik antar partikel, sedangkan prinsip dari turbiditas adalah penghamburan cahaya oleh molekul koloid. Metode yang digunakan adalah pengukuran tegangan permukaan dengan metode pipa kapiler dan turbiditas dengan turbidimetri. Hasil yang diperoleh adalah nilai turbiditas surfaktan akan berbanding lurus dengan konsentrasinya, dan nilai tegangan permukaan akan berbanding terbalik dengan konsentrasinya.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi pengendapan, khususnya titrasi argentometri untuk menentukan kadar halida dan pseudohalida. Terdapat tiga metode utama yaitu titrasi Mohr menggunakan kromat sebagai indikator, titrasi Volhard yang melibatkan titrasi balik, dan titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi seperti fluorescein.
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriUNIMUS
Dokumen ini menjelaskan metode penetapan kadar soda abu (Na2CO3) dengan titrasi asidimetri menggunakan larutan HCl yang telah distandarisasi. Langkah-langkahnya meliputi penimbangan sampel, standarisasi HCl, dan titrasi sampel dengan HCl. Hasilnya adalah normalitas HCl rata-rata 0,0902 N dan kadar Na2CO3 rata-rata 41,33213%.
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa organohalogen dan reaksi-reaksinya. Secara singkat, dokumen tersebut membahas:
1. Jenis senyawa organohalogen dan sifat fisikanya
2. Reaksi substitusi dan eliminasi pada senyawa organohalogen
3. Mekanisme reaksi SN1 dan SN2
Buku ini membahas tentang Kimia Analitik untuk SMK yang mencakup pengertian, penggunaan, dan metode dalam analisis kimia seperti titrasi, argentometri, kompleksometri, graviometri, spektrofotometri, dan kromatografi serta keselamatan di laboratorium.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa metode analisis kualitas air, yaitu penetapan alkalinitas, COD, BOD, TOM, kadar CO2 bebas, DO. Metode yang dijelaskan meliputi prinsip, tujuan, alat dan bahan, tahapan kerja, data pengamatan, perhitungan, dan pembahasan.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis volumetri yang merupakan metode analisis kuantitatif berdasarkan pengukuran volume larutan titran yang bereaksi sempurna dengan analit. Langkah-langkahnya meliputi pengambilan sampel, pengukuran volume titran dan analit, serta perhitungan konsentrasi berdasarkan reaksi stoikiometri.
Reaksi titrasi asam-basa digunakan untuk menentukan kadar analit yang bersifat asam atau basa. Titrasi dilakukan dengan menambahkan titran secara bertahap hingga mencapai titik ekivalen, yang ditandai perubahan warna indikator. Kurva titrasi memberikan informasi tentang kesesuaian reaksi untuk analisis kuantitatif.
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok II yang terdiri dari 7 orang mahasiswa dan latar belakang tentang kimia analitik khususnya volumetri. Volumetri merupakan analisis kuantitatif yang mengukur volume larutan standar yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan analit. Metode ini memenuhi syarat tertentu seperti reaksi harus cepat dan sempurna serta larutan standar yang stabil. Volumetri memiliki berbagai manfaat seperti diagnosa
SMK-MAK kelas10 smk kimia analitik adam ririni akhmadsekolah maya
Buku ini membahas tentang kimia analitik yang mencakup metode-metode analisis kimia seperti titrasi, argentometri, kompleksometri, oksidasi reduksi, gravimetri, spektrofotometri UV-tampak, inframerah dan serapan atom, serta kromatografi. Pembahasan meliputi teori, prosedur, dan praktikum untuk masing-masing metode analisis.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis kimia, terutama analisis kuantitatif seperti titrasi asam basa. Secara singkat, dokumen menjelaskan konsep dasar analisis kimia, jenis-jenis analisis kuantitatif seperti volumetri dan gravimetri, unsur-unsur penting dalam analisis kuantitatif seperti persamaan kimia, gram ekuivalen, dan pH, serta prosedur titrasi asam basa sebagai contoh analisis volumetrik.
[dokumen]
1. Membahas konsep hidrolisis garam dan jenis-jenis garam berdasarkan asam dan basanya.
2. Menghitung pH larutan garam yang mengalami hidrolisis secara parsial dan total.
3. Memberikan contoh aplikasi konsep hidrolisis dalam kehidupan sehari-hari seperti pelarutan sabun dan penjernihan air.
Dokumen tersebut membahas tentang harga pH dari beberapa senyawa seperti kopi kental, sabun, dan jus lemon serta cara mengukur dan menentukan derajat kekuatan asam dan basa. Juga dijelaskan teori asam-basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis beserta contohnya dan reaksi yang terjadi ketika asam dan basa direaksikan.
Dokumen tersebut membahas tentang hidrolisis garam, yaitu penguraian garam oleh air yang menghasilkan asam dan basanya kembali. Terdapat dua jenis hidrolisis, yaitu parsial dan total. Jenis garam yang mengalami hidrolisis dipengaruhi oleh sifat asam dan basa pembentuknya, seperti garam dari asam kuat dan basa lemah hanya mengalami hidrolisis parsial.
Dokumen tersebut membahas tentang stoikiometri, yang merupakan kajian hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia. Dibahas pula beberapa hukum dasar kimia seperti hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, dan hukum kelipatan perbandingan. Selain itu, dibahas pula konsep-konsep seperti mol, rumus empiris, rumus molekul, dan penyetaraan persamaan reaksi.
Dokumen tersebut membahas tentang asam basa, termasuk teori-teori asam basa, tetapan kesetimbangan pengionan, konsentrasi ion H+ dan pH, indikator asam basa, serta campuran penahan."
1. Kuliah 3-4. 13 Maret 2012
♣ DASAR-DASAR ANALISA
KUANTITATIF
♣ TITRASI ASAM BASA
2. ANALISA KUANTITATIV
: bertujuan menentukan jumlah suatu zat
atau komponen zat
Cara analisa kuantitatif:
Metode klasik:
berdsrkan interaksi materi dgn materi
Metode instrumental:
berdsrkan interaksi energi dgn materi
3. METODA INSTRUMENTAL
Berdasarkan interaksi energi dengan materi
Energi yg digunakan :
* energi cahaya,
* energi listrik,
* energi panas
4. Contoh:
Spektrofotometri Absorpsi
: Berdasarkan absorpsi cahaya yg
diserap analat
Prinsipnya:
* seberkas cahaya dilewatkan pada analat
* Setelah melewati analat,intensitas cahaya
berkurang sebanding dengan banyaknya
molekul analat yg menyerap cahaya tsb.
5. Mengapa cara klasik msh dipertahankan ?
Cara klasik pada dasarnya sederhana
Tidak perlu kalibrasi
Tdk memerlulkan peralatan yg mahal
Kalibrasi dan standarisasi alat diperlukan cara
klasik
Tahap-tahap pengukuran sama cara klasik
6. METODE KLASIK
cara yg menggunakan Rx kimia
dgn zat yg akan ditentukan
METODE:
► Gravimetri
► Gasometri
► Volumetri
7. GRAVIMETRI
Zat diubah menjadi st hsl Rx yg sukar lrt,
CaCl2 + H2SO4 → CaSO4 + 2 HCl
10 gr
* Saring
* Cuci
* Keringkan/pijar
* Timbang
→ 1,36 gr
8. GRAVIMETRI
CaCl2 + H2SO4 → CaSO4 ↓ + 2 HCl
10 gr 1,36 gr
0,01 mol 0,01 mol
1,11 gr
Kadar CaCl2 = 1,11/10 x 100% = 11,1 %
9. GASOMETRI
Hsl Rx mer. st gas yg dpt diukur
volumenya pd P ,T tertentu
Zn + HCl → ZnCl2 + H2
o
10 gr 2,24 ltr(0 C,1atm)
0,1 mol 0,1 mol
6,35 gr
10. VOLUMETRI
Dgn menambahkan pereaksi yg sdh
diketahui konsentrasinya dlm juml yg
tepat ekivalent dan dinyatakan dalam
satuan volum
Titik ekivalent
: st keadaan dimana :
grek analat = grek titran
[ V x N ] analat = [ V x N ] titrant
12. TITRASI ASAM BASA
♦ Dasar reaksi: asam basa
♦ Titrasi st zat yg bersifat asam(basa) dgn st zat
yg bersifat basa(asam) yg sdh dik. kadarnya,
dlm juml yg tepat ekivalent
♦ Perhitungan:
grek. Asam = grek basa
(V x N)asam = (V x N)basa
13. Istilah
* Titrasi
* Larutan standar
♦ Larutan standar primer
♦ Larutan standar sekunder
* Titik akhir titrasi
14. Titrasi
titrant
Penambahan larutan
yg sdh diketahui kadar
nya (titrant) kedalam
larutan yang akan di
tentukan kadarnya
sampel
15. LARUTAN STANDAR
* Larutan standar primer
Lrt yg M ditentukan melalui perhitungan
Persyaratan:
* Kemurnian tinggi
* Stabil
* RM pasti
* BE besar
* Mdh dikeringkan
16. Contoh:
1,34 gr Na2C2O4 dilarutkan dlm 250 ml H2O
0,01 mol Na2C2O4 /250 ml
Konsentrasi Na2C2O4 = 0,04 M
17. Contoh:
4 gram NaOH dilarutan dlm 250 ml H2O
0,1 mol NaOH / 250 ml
Konsentrasi NaOH ≠ 0,4 M ???
* NaOH bukan larutan standart primer
* NaOH higroskopis
* 4 gram adalah berat (NaOH + H2O)
18. Larutan standar sekunder
Lrt yg Molaritasnya ditentukan
dgn melakukan titrasi dgn lrt
standar primer
contoh:
Larutan NaOH
19. pH ekivalent
Adalah pH pada titik ekivalent
NaOH + HCl → NaCl + H2O
Pd titik Ekivalent:
* Grek NaOH = Grek HCl
* Zat yg ada pd titik ekivalent NaCl
* pH ekivalent adlh pH NaCl =7
20. Titik akhir titrasi
St keadaan dimana
NaOH
pe+an titran dihentikan
berdsrkan perubahan
warna Indikator
NaOH+ HCl →NaCl+H2O
HCl
pH ekivalent = 7
pH akhir =range pH ind
Ttk akhir ≠ Ttk ekivalent
21. Acidi-alkalimetri
Dasar reaksi asam basa
Perhitungan:
Grek asam = grek basa
(V x N)asam = (V x N)basa
1 grek asam = 1 mol H+ yg dilepas
1 grek basa = 1 mol H+ yg diikat
24. KELAYAKAN TITRASI ASAM-BASA
Suatu Rx dpt digunakan dalam st titrasi
jika
1. Rx tsb sempurna kekanan pd
TE dpl. nilai K >>>
Contoh:
Asam lemah HA dititrasi dgn basa kuat
HA + OH- ⇌ A- + H2O
25. ASAM LEMAH HA DITITRASI DGN BASA KUAT
HA + H2O ⇌ A-+H3O+
HA + OH- ⇌ A-+H2O [ A − ][ H 3O + ]
Ka =
[ HA]
[ A− ] (1)
K= [ A− ] Ka
[ HA][OH − ] =
[ HA] [ H 3 O + ]
Dr (1) dan (2) (2)
Ka
Ka K=
K= Kw
[ H 3O + ][OH − ]
Makin besar nilai K
Kw Reaksi makin sempurna
27. Titration of a Strong Acid With a Strong Base
14.0
12.0
Solution
Solution
of NaOH
of
NaOH 10.0
OH-
Na +
Na +
OH - OH- 8.0
pH
Na+ Na+
OH-
equivalence point
6.0
4.0
Solution
of HCl H+ Cl 2.0
Cl- H+
H+
H + Cl- 0.0
Cl- 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0
Volume of 0.100 M NaOH added
(mL)
28. 3. Salah titrasi ≤ 2%
♦ SALAH TITRASI KEBETULAN
* Dihitung utk mengetahui apakah st Rx dpt
digunakan
* d.p.l. apakah TE tsb dpt digunakan
♦ SALAH TITRASI SISTIMATIK
* Dihitung untuk mengetahui dapat tidaknya
suatu indikator dipergunakan pada titrasi
asam basa.
29. SALAH TITRASI KEBETULAN
♦ Dihitung utk mengetahui apakah st
Rx dpt digunakan
♦ utk titrasi d.p.l. apakah TE tsb dpt
digunakan.
Fabsolut = ± [( H 3 O + ) + (OH − ) + Σ as + Σ bs ] grek / l
Fabsolut
Frelatif = x 100 %
ΣT
ΣT = jml grek/l zat pentiter yg ditambahkan
30. SALAH TITRASI SISTIMATIK
♦ Dihitung untuk mengetahui dapat tidaknya suatu
indikator dipergunakan pada titrasi asam basa.
{ [ ] [ ]}
Aabsolut = ∑[ asam] − ∑[ basa ] + H 3O + − OH − grek / l
Aabsolut
Arelatif = × 100%
∑C
ΣC = konsentrasi akhir zat yg dititrasi
35. Diagram logaritmik asam lemah
as + H2O ⇄ bs + H3O+
Awal : C
RX : Cα Cα
Akhir : C - Cα Cα
as + bs = C
[bs ]× [ H 3O + ] +
[C − as ][ H 3O ] C × [ H 3O + ]
Ka = K a = C - as
bs = [as ] =
[as ] [as ] K a + [ H 3O + ]
36. Diagram logaritmik asam lemah
♣ Absis : pH
C × [ H 3O + ]
♣ Ordinat: -log(asam) [as] =
[ H 3O + ] + [ H 3O + ]
Pendekatan [as] = C/2
1. pH = pKa -log[as] = - logC+log 2
[H3O+] = Ka
+
Diperoleh :
C × [ H 3O ] ttk dgn koordinat:
[as ] =
K a + [ H 3O + ]
[pKa,(-logC+log2)]
37. Diagram logaritmik asam lemah
2. pH >>> pKa
[H3O+] <<< Ka
C × [ H 3O + ] C × [ H 3O + ]
[as ] =
K a + [ H 3O + ] [as ] =
Ka
diabaikan
-log[as] = pH + [-pKa – log C]
y mx n
Grafik: grs dgn arah 45o kekanan
melalui ttk (pKa,-logC)
38. Diagram logaritmik asam lemah
3. pH <<< pKa
[H3O+] >>>> Ka
C × [ H 3O + ]
[as] = [as ] = C
K a + [ H 3O + ]
diabaikan
− log ( as ) = − log C
y n
Grafik:
grs //absis,memotong ordinat di -logC
39. contoh
Buatlah diagram logaritmik CH3COOH 10-4M
Ka = 2 x 10-5
1.Titik dgn koordinat [pKa,(-logC+log2)]
(4,7;4,3)……ttk belok
2. Buat ttk dgn koordinat (4,7 ; 4)
tarik grs melalui (4,7;4) dgn arah 45 o
kekanan
3. Grs //absis,memotong ordinat di –logC
41. Diagram logaritmik basa lemah
• Kembalikan ke bentuk asam konyugasinya
as + H2O ⇄ bs + H3O+
as + bs = C
[bs ]× [ H 3O + ]
Ka = as = C - bs
[as ]
Ka × C
Ka =
[bs ]× [ H 3O + ] ( bs ) =
[C − bs ] K a + ( H 3O + )
42. Diagram logaritmik basa lemah
Pendekatan:
1. pH = pKa (H3O+)= Ka
Ka × C C
( bs ) = ( bs ) =
K a + ( H 3O + ) 2
− log(bs ) = − log C + log 2
43. Diagram logaritmik basa lemah
2. pH >>> pKa
[H3O+] <<< Ka
Ka × C
( bs ) = (bs ) = C
K a + ( H 3O + )
diabaikan
− log(bs ) = − log C
y n
Grafik:
grs //pH,memotong ordinat di - logC
44. Diagram logaritmik basa lemah
3. pH <<< pKa
(H3O+) >>> Ka
Ka × C
( bs ) = ( bs ) = Ka × C
K a + ( H 3O + ) ( H 3O + )
diabaikan
− log(bs ) = − pH + ( pK a − log C )
Grafik:
grs dgn arah 45o kekiri
melalui ttk (pKa,-logC)
46. MANFAAT DIAGRAM LOGARITMIK
Utk mengetahui hubungan antara konsentrasi dan pH
Dapat digunakan untuk menghitung pH larutan
Hitung pH 100 ml larutan HAc 10-4M, Ka = 2 x 10-5
Tahapan kerja:
Tulis protolisa zat yg akan dihitung pH nya
HAc + H2O ⇄ Ac- + H3O+
Buat diagram logaritmik HAc 0,1M
Buat diagram logaritmik H O+
3
Buat diagram logaritmik OH-
47. Diagram logaritmik HAc 10-4M,
Ka = 2 x 10-5
Buat titik P dgn koordinat [pKa,-logC] → (4,7 ; 4 )
Tarik garis lurus dari ttk P (4,7 ; 4 )
45o ke kanan (grs asam → grs HAc)
45o ke kiri ( grs basa → grs Ac-)
Buat titik Q dgn koordinat [pKa,(-logC+log2)] → (4,7;4,3)
Titik Q (4,7;4,3) adalah ttk belok
Tarik grs // absis,memotong ordinat di – log C. dr kiri,
melalui ttk Q dan grs asam
Tarik grs // absis,memotong ordinat di – log C. dr kanan,
melalui ttk Q dan grs basa
49. HAc + H2O ⇄ Ac- + H3O+
pH dihitung dengan melihat protolisa HAc
pH dihitung pada keadaan setimbang
Pd keadaan setimbang [Ac- ] = [ H3O+] ?????
Di titik potong:
garis Ac- dengan grs H3O+
53. pH dihitung dari protolisa:
HCO3- + HCO3- ⇄ CO3= + H2CO3
pH dihitung pada keadaan setimbang
Pd keadaan setimbang :
[ CO3= ] = [ H2CO3 ] → dimana ????
Di titik potong:
garis CO3= dengan grs H2CO3
54. Buat Diagram log H2CO3,H3O+ dan OH-
Tarik grs // ordinat melalui ttk pot grs
garis CO3= dengan grs H2CO3
sampai memotong sumbu pH
Bandingkan nilai pH dengan menggunakan rumus:
pH = ½ (pKw – pKb HCO3- - pKa HCO3- )
56. soal
Dapatkah 25 ml HAc 0.1M dititrasi dengan
0.1N NaOH ?
♣ Dpl. Dptkah reaksi HAc dgn NaOH
digunakan utk analisa kuantitatif
♣ Hitung salah titrasi kebetulan
57. Tahapan kerja:
1. Buat diagram logaritmik HAc 0,1M
2. Tulis persamaan reaksi yang terjadi
HAc + NaOH → NaAc + H2O
3. Tentukan pH ekivalent
→ pH Ekivalent = pH Ac-
Ac- + H2O ⇆ HAc + OH-
58. Ac- + H2O ⇆ HAc + OH-
PH ekivalent :
grs //ordinat,melalui titik potong
grs HAc dan grs OH-
5. Tarik grs // ordinat, pd pH ekivalent
6. Hitung salah titrasi kebetulan
Titrasi dpt dilakukan bila :
salah titrasi Kebetulan ≤ 2%
59. Fabsolut = ± [( H 3 O + ) + (OH − ) + Σ as + Σ bs ] grek / l
Fabsolut
Frelatif = x 100 %
ΣT
F relatif = 0,04 %
<2%
Rx dpt
digunakan
61. H3PO4 sbg asam bervalensi I
H3PO4 + OH- ⇄ H2PO4- + H2O
pH ekivalent
Rx Protolisa H2PO4-
H2PO4- + H2PO4- ⇄ HPO4= + H3PO4
PH ekivalent adl : grs //ordinat,melalui titik
pot grs HPO4= dgn grs H3PO4
62.
63. PH ekivalent adl :
grs //ordinat,melalui titik potong grs
HPO4= dan grs H3PO4 = 4,4
F absolut = ± { [H3O+] + [OH-] + Σas + Σbs } grek/l
= 10-4,4 + 10-9,6 + 10-3,4 + 10-3,4
= 4,4 x 10-4
F relatif = (4,4 x 10-4) / (5 x 10-2) x 100%
= 0,9 % < 2 %
→ H3PO4 dpt dititrasi sbg as ber val I
64. soal
Dptkah indikator fenolftalein ( pH 8 – 9,6)
dipergunakan pada titrasi HAc dengan NaOH 0,1M?
Tahapan kerja
1. Buat diagram logaritmik HAc
2. Tarik grs // ordinat pada pH 8 ( sesuai
dengan range pH indicator)
3. Hitung salah titrasi sistimatik
4. Indikator dapat dipergunakan bila
perhitungan salah titrasi relatif ≤ 2 %
66. Perhitungan Salah Titrasi sistimatik
{ [ ] [ ]}
Aabsolut = ∑[ asam] − ∑[ basa ] + H 3 O + − OH − grek / l
= - [ 10-4,3 - 0 + 10-8 - 10-6
= - 2,4 x 10-5 grek/lt
Aabsolut − 2,4 x10 −5
Arelatif = × 100% Arelatif = × 100%
∑C 0,05
Arelatif = 4,8 x 10 −2 % < 2%
ind PP dpt digunakan
67. SOAL
Dibawah ini adalah data data dari asam,basa dan
indikator
Dapatkah HB dititrasi dgn NaOH
Dapatkah HC dititrasi dgn NaOH
68. Dapatkah HB dititrasi dgn NaOH
Tulis pers reaksi HB + H2O → B- +H3O+
HB + OH- → H O + B-
2 [ B − ][ H 3O + ]
Ka =
Hitung nilai K [ HB]
[B − ] [B− ] Ka
K= =
[ HB][OH − ] [ HB] H 3O +
Ka K a 10 −8,7
K= = = −14 = 105,3 <<<<
[ H 3O + ][OH − ] K w 10
69. INDIKATOR ASAM BASA
♣ Indikator asam basa, umumnya
merupakan asam - basa lemah
HIn(aq) H+(aq) + In¯(aq)
asam basa
70. KERJA INDIKATOR ASAM BASA
Gunakan prinsip Le Chatelier’s :
untuk memprediksi perubahan warna:
ASAM
HIn(aq) H+(aq) + In¯(aq)
H+ bertambah
Kesetimbangan bergeser ke kiri :
membentuk warna merah
71. KERJA INDIKATOR ASAM BASA
BASA:
OH- dominan
OH- bereaksi dengan H+ membentuk air
HIn (aq) H+(aq) + In¯(aq)
+
OH-
H2O
Persamaan bergeser ke kanan membentuk warna biru
72. Indikator asam basa
HIn(aq) H+ (aq) + In- (aq)
[ H + ][ In − ]
Ka =
[ HIn]
[ In − ]
pH = pK a + log
[ HIn]
73. [ In − ]
pH = pK a + log
[ HIn]
Warna asam: warna HIn
[ In − ] 1 1
= pH = pK a + log pH1 = pKa – 1
[ HIn] 10 10
Warna basa: warna In-
[ In − ] 10 10 pH2 = pKa + 1
= pH = pK a + log
[ HIn] 1 1
pH1 + pH2 = 2 pKa
pKaindikator = ½ [pH1 + pH2]
74. SYARAT INDIKATOR ASAM BASA
Perubahan warna harus mudah diamati.
Harus segera berubah dalam rentang pH yang dibutuhkan
dengan penambahan 'setengah' tetes reagen.
PERUBAHAN WARNA BEBERAPA INDIKATOR
pH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
METHYL ORANGE CHANGE
LITMUS CHANGE
PHENOLPHTHALEIN CHANGE
75.
76.
77.
78. SOAL 1
Dapatkah 25 ml H2C2O4 0.1M dititrasi
dengan NaOH 0.1N sebagai asam
bervalensi satu, jika ya indikator apa
yang dapat digunakan?
Ka H2C2O4 - HC2O4¯ = 6,5 x 10-2
Ka HC2O4- - C2O4-2 = 6,1 x 10-5
Kw = 10-14
79. 1. Hitung nilai K
H2C2O4 + OH- HC2O4¯ + H2O H2C2O4 +H2O HC2O4¯ +H3O+
− [ HC 2 O4 ][ H 3 O + ]
−
[ HC 2 O ] K a1 =
K= 4
(1) [ H 2 C 2 O4 ]
[ H 2 C 2 O4 ][OH − ] −
[ HC 2 O4 ] K a1 (2)
=
[ H 2 C 2 O4 ] [OH − ]
Dr (1) dan (2) Ka H2C2O4 - HC2O4¯ = 6,5 x10-2
Ka Kw = 10-14
K=
[ H 3O + ][OH − ] 6,5 x 10 −2
K= = 6,5 x 1012
10 −14
80. 2. Hitung salah titrasi kebetulan
H2C2O4 + OH- HC2O4¯ + H2O
pH ekivalent
HC2O4¯ + HC2O4¯ H2C2O4 + C2O4 -2
pH ekivalent = adl grs // ordinat
melalui ttk pot grs H2C2O4
dan grs C2O4 -2
81. Fabsolut = ± [( H 3O + ) + (OH − ) + Σ as + Σ bs ] grek / l
Fabsolut =10 −3,19 + 10 −10,81 + 10 −3,3 + 10 −3,3 = 2 x 10 −5
2 x 10 −5
Frelatif = −2
x 100%
5 x 10
Frelatif = 0,04%
Reaksi dpt digunakan
82. Pemilihan indikator
♣ pH ekivalent = 3,19
♣ Pilih indikator yg range pH ≈ pH ekiv
♣ Metil orange ∆pH 3,2 – 4,4
♣ Hitung salah titrasi sistimatik dgn :
pH akhir 3.2
♣ Bila salah titrasi sistimatik < 2%, maka indikator
MO dpt digunakan
83. Soal2.
10 ml larutan yang mgd NaOH,Na2HPO4
diencerkan dengan aquades sp volume
menjadi 100 ml. Kemudian 10 ml larutan ini di
+ indikator PP dan tepat dititrasi dgn 10 ml lrt
HCl 0,1 N,setelah titrasi selesai kedalamnya
di + indikator MO dan titrasi dilanjutkan dgn 5ml
lrt HCl 0,1N.
T’kan M NaOH dan Na2HPO4 dlm lrt tsb diatas
84. TITRASI ASAM BASA POLIVALENT
Bentuk awal bentuk 1 bentuk 2
♣ CO3= HCO3- H2CO3
♦ PO4-3 HPO4-2 H2PO4-
♠ indikator pp mo
86. Mis NaOH z M ; Na2HPO4 y M (V x N)HPO4== (V x N)HCl
(V x N)NaOH = (V x N)HCl 10 x y = 5 x 0,1
10 x z = 10 x 0,1 y = 0,05 M
z = 0,1 M
87. 10 ml
z = 0,1 M
Y = 0,05 M
awal Setelah + H2O
NaOH Na2HPO4
(VxN)awal = (VxN)stlh +H2O (VxN)awal = (VxN)stlh +H2O
10 x NNaOH = 100 x 0,1 10 x NNa2HPO4 = 100 x 0,05
NNaOH = 1M NNa2HPO4 = 0,5M
88. Soal 3.
Tuliskan tahapan kerja yang sdr lakukan
jika sdr ingin menentukan kadar
NaHCO3 dalam 10 ml larutan yang
mengandung Na2CO3 dan NaHCO3
89. I. Data
♦ Na2CO3 basa CO3=
Reaksi: CO3= ⇄ HCO3- Titrant: HCl
1mol = 1 grek Ind PP
Reaksi: CO3= ⇄ H2CO3 Titrant: HCl
1 mol = 2 grek Ind MO
♦ NaHCO3 HCO3-
Titrant: NaOH xxxx
Asam : HCO3- ⇄ CO3= Titrant: HCl
Basa : HCO3- ⇄ H2CO3 Ind MO
90. II.ANALISA
TITRAN HCl asam I. PP ind
zat yg tertitrasi basa Yg tertitrasi
Na2CO3 : PP indikator CO3= ⇄ HCO3-
PP
CO3= ⇄ HCO3- ⇄ H2CO3 II. MO ind
MO
Yg tertitrasi
NaHCO3: MO indikator CO3= ⇄ H2CO3
-
⇄
HCO3MO H2CO3 HCO3- ⇄ H2CO3
91. III.METODA
Titrasi I.
Titrant HCl
Ind : PP
Reaksi: CO3= ⇄ HCO3-
1mol Na2CO3 = 1 grek
Perhitungan:
Grek HCl = grek Na2CO3
(VxN)HCl = (VxN) Na2CO3
92. METODE
Titrasi II.
Titrant HCl ; Ind : MO
Reaksi: Na2CO3 CO3= ⇄ H2CO3
1mol Na2CO3 = 2 grek
NaHCO3 HCO3- ⇄ H2CO3
1mol NaHCO3 = 1 grek
Perhitungan:
Grek HCl = grek Na2CO3 + grek NaHCO3
(VxN)HCl = (VxN) Na2CO3 + (V x N) NaHCO3
93. PERHITUNGAN
dr titrasi I:
Grek HCl = grek Na2CO3
(VxN)HCl = (VxN) Na2CO3 ………(pers 1.)
dr titrasi II:
Grek HCl = grek Na2CO3 + grek NaHCO3
(VxN)HCl = (VxN) Na2CO3 + (V x N) NaHCO3 …. (pers2)
Dr pers (1) dan (2)
dpt dihit : NNa2CO3
N NaHCO3
94. IV PELAKSANAAN
1. Persiapan sample:
ambil 100 ml sampel dgn volum pipet,masukkan
kedalam labu takar 250 ml, encerkan dgn
aquadest sp vol 250 ml
2. Pembuatan larutan standart:
Lar standart HCl 0,1N
Lar Na2CO3 0,1N
Ind PP,MO
95. IV PELAKSANAAN
3. Standarisasi lar HCl
dgn lar Na2CO3
4. Pelaksanaan titrasi
Prosedur:I
ambil 25 ml sampel + ind PP lalu
titrasi dgn HCl 0,1N sp warna pink
hilang (mis digunakan HCl 5 ml)
96. Perhitungan prosedur 1.
Mis:
Na2CO3 : z M / 250 ml
NaHCO3 : y M / 250 ml
Grek Na2CO3 = grek HCl
(V x N) Na2CO3 = (V x N)HCl
25 x z = 5 x 0,1
z = 0,02 M
97. Titrasi II:
Prosedur: 25 ml sampel + ind MO,titrasi dgn HCl 0,1N
mis HCl yg digunakan 15 ml
Perhitungan:
Grek HCl = grek Na2CO3 + grek NaHCO3
(VxN)HCl = (VxN) Na2CO3 + (V x N) NaHCO3
15 x 0,1 = (25 x 0,04) + 25 x y
Y = 0,02 M
98. 100 ml sampel +H2O sp vol 250 ml
Na2CO3 : z M / 250 ml NaHCO3 : y M / 250 ml
Na2CO3 0,02M/250 ml
Kadar Na2CO3
100 x MNa2CO3 = 250 x 0,02
MNa2CO3 = 0,05
NaHCO3 0,02M/250 ml
Kadar NaHCO3
100 x MNaHCO3 = 250 x 0,02
MNaHCO3 = 0,05