SlideShare a Scribd company logo
1 of 164
KELAS X
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
           (NKRI)
Standar Kompetensi ..
* Memahami hakikat bangsa dan negara kesatuan Republik
  Indonesia (NKRI)


Kompetensi Dasar ..
* Mendeskripsikan hakikat bangsa dan unsur-unsur
  terbentukya negara.
* Mendeskripsikan hakikat negara dan bentuk-bentuk
  kenegaraan.
* Menjelaskan pengertian, fungsi, dan tujuan NKRI.
* Menunjukkan semangat kebangsaan, nasionalisme, dan
  patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
  dan bernegara
Hakikat Bangsa dan Negara
                   Kesatuan Republik Indonesia


                         Makna Manusia,
                      Masyarakat – Bangsa, dan
                              Negara

Terbentuknya                                       Terbentuknya
   Bangsa                                             Negara

Hakikat Bangsa                                   Hakikat Negara dan
                                                  Bentuk-Bentuk
                                                    Kenegaraan


                         Pengertian, Tujuan
                         dan Fungsi Negara
                            Kesatuan RI
     Partiotisme       Semangat Kebangsaan        Nasionalisme


                       Semangat Kebangsaan
                            Lainnya
1. Manusia
   Manusia diciptakan oleh tuhan yang maha esa memiliki
kedudukan dan martabat yang paling tinggi diantar makhluk
lain ciptaan-Nya. Manusia diberikan akal dan pikiran sehingga
dalam kondisi tertentu mampu memenuhi hasrat dan
kebutuhan hidupnya. Kemudian, setiap manusia dilahirkan
dalam keadaan merdeka dan mempunyai haik serta martabat
yang sama.
   Manusia berasal dari bahasa sansekerta, yaitu manu. Artinya
berpikir dan berakal budi. Dalam sejarah homo berarti
manusia.
   Manusia didalam pergaulan hidupnya ditakdirkan sebagai
makhluk social. Aristoteles (384-322 SM), salah seorang filsuf
yunani mengatakn bahwa manusia itu makhluk yang bergaul,
bermasyarakat.
2. Masyarakat - Bangsa
   Masyarakat adalah persatuan manusia yang timbul dari
kodrat yang sama. Mereka hidup bersama dalam berbagai
hubungan antara individu yang berbeda – beda tingkatannya.
   Kehidupan bersama itu dapat berbentuk desa, kota, daerah,
dan Negara. Pada umumnya ada tiga macam golongan
masyarakat, yaitu sebagai berikut :
a) Golongan yang berdasarkan hubungan kekeluargaan,
    perkumpulan keluarga, suami-istri (gemeinschaft)
b) Golongan yang berdasarkan hubungan kepentingan /
    pekerjaan, perkumpulan ekonomi, koperasi, serikat kerja,
    perkumpulan social, perkumpulan kesenian, dan olahraga
    (gezelschaft).
c) Golongan yang berdasarkan hubunugan tujuan /
    pandangan hidup atau ideology, partai politik,
    perkumpulan agama, bangsa, dan Negara.
Bangsa adalah sekelompok manusia / orang yang memiliki
hal – hal berikut.
a) cita-cita bersama yang mengikat dan menjadi satu
     kesatuan
b) perasaan senasib sepenanggungan
c) karakter yang sama
d) adat istiadat / budaya yang sama
e) satu kesatan wilayah
f)   teroganisir dalam satu wilayah hukum
3. Negara
     Istilah Negara merupakan terjemahan dari de staat
(belanda), the state (inggris), I’etat (prancis), statum (latin), lo
stato (Italia), dan der staat (jerman).
   Menurut bahasa sansekerta, nagari atau Negara, berarti
kota, sedangkan menurut bahasa suku-suku di Indonesia sering
disebut negeri atau Negara, yaitu tempat tinggal.
   Menurut kamus umum bhasa Indonesia Negara adalah
persekutuan bangsa yang hidup dalam suatu wilayah dengan
batas-batas tertentu yang diperintah dan diurus oleh suatu
badan pemerintha dengan teratur.
   Negara dalam arti sempit sama dengan pemerintahan dalam
arti luas (lembaga legislative, eksekutif, yudikatif ) yang
merupakan alat untuk mencapai kepentingan bersama,
sedangkan Negara dalam arti luas adalah kesatuan social yang
mengatur, memimpin, dan mengkoordinasi masyarakat supaya
dapat hidup wajar dan berkembang terus. Dalam mengemban
tugasnya, Negara memliki aparatur Negara dengan
wewenangnya
Pengertian bangsa yang dikemukakan secara unik oleh Ben
Anderson, dapat ditelaah lebih lanjut mngenai proses dan
unsur-unsur pembentuknya. Menurut pengamatan Ben
Anderson, ilmuwan politik dari universitas cornel, bangsa
merupakan komunitas politik yang dibayangkan dalam wilayah
yang jelas batsnya dan berdaulat. Mengapa dikatakan sebagai
komunitas polotik yang dibayangkan? Karena suatu bangsa
yang paling kecil sekalipun, setiap individunya tidak kenal satu
sama lain. Begitupula dengn bangsa yang besar sekalipun, yang
jumlah anggota atau penduduknya hingga ratusan jiwa,
mempunyai batas wilayah yang relatif jelas. Kekuasaan dan
wewenang suatu bangsa atas suatu wilayah yang berdaulat,
merupakan dibawah wewenang kenegaraan atau Negara yang
mempunyai kekuasaan atas seluruh wilayah dan bangsa
tersebut.
1. Faktor Pembentukan Bangsa Menurut
   Dasar Identitas
 a. Primordial, yaitu ikatan kekerabatan (darah dan keluarga) dan
    kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa, dan adat istiadat.
 b. Sakral, kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat
    menimbulkan ideologi dokttriner yang kuat dalam suatu
    masyarakat, sehingga keterkaitannya dapat membentuk bangsa
    negara.
 c. Tokoh, tokoh yang kharismatik bagi masyarakat akan menjadi
    panutan untuk mewujudkan misi-misi bangsa.
 d. Sejarah, sejarah dan pengalaman masa lalu seperti penderitaan
    akibat penjajahan akan melahirkan solidaritas (senasib dan
    sepenanggungan).
 e. Bhinneka Tunggal Ika, yaitu faktor kesadaran antaranggota
    masyarakat mengenai pentingnya persatuan dan berbagai
    perbedaan.
 f. Perkembangan Ekonomi, perkembangan ekonomi yang
    terspesialisasi sesuai kebutuhan masyarakat akan meningkatkan
    mutu dan variasi kebutuhan masyarakat yang lain.
g.   Kelembagaan, Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik
      mempertemukan berbagai kepentingan di kalangan
      masyarakat.


2. Faktor Pembentuk Bangsa Menurut Segi
   Organisasi
 a.   Negara sebagai Organisasi Kekuasaan
 b.   Negara sebagai Organisasi Politik
 c.   Negara Ditinjau dari Segi Organisasi Kesusilaan
 d.   Negara Ditinjau dari Segi Integritas antara Pemerintah dan
      Rakyat
1. Unsur-Unsur Negara
   Menurut para ahli Negara, antara lain Oppenheim dan
Lauterpacht, tiga unsure pokok tersebut adalah sebagai
berikut:
   a. rakyat atau masyarakat
   b. wilayah / daerah, meliputi udara, darat, dan perairan (perairan
      bukan merupakan syarat mutlak).
   c. Pemerintah yang berdaulat
Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang berdiam di dalam Negara suatu
Negara atau menjadi penghuni Negara. Rakyat merupakan unsur
terpenting dari Negara.
Pengelompokan Rakyat
• Penduduk dan bukan penduduk (berdasarkan hubungannya
dengan wilayah dan Negara). Penduduk adalah mereka yang
bertempat tinggal tetap atau berdomosili tetap di dalam wilayah
Negara (menetap). Bukan Penduduk adalah mereka yang berada
didalam wilayah Negara, tetapi tidak bermaksud bertempat
tinggal di Negara itu. Termasuk kedalam golongan bukan
penduduk antara lain wisata asing yang sedang melakukan
perjalanan wisata didalam wilayah.
• Warga Negara dan bukan warga Negara (berdasarkan
hubungannya dengan pemerintah Negara). Warga Negara adalah
mereka yang berdasarkan hukum merupakan anggota dari Negara
(menurut undang-undang diakui sebagai warga Negara). Bukan
warga Negara (orang asing) adalah mereka yang mengakui Negara
lain sebagai negaranya.
Wilayah
Pembatasan wilayah suatu Negara sangat pentings sekali karena
menyangkut pelaksanaan kedaulatan suatu Negara dalam segala
bentuk seprti hal-hal berikut :
• berkuasa penuh terhadap kekayaan yang ada dildalamnya
• berkuasa mengusir orang-orang yang bukan warga negaranya
dalam wilayah tersebut bila tidak izin dari Negara itu.
Pembagian Wilayah
1. Daratan
 Pembatasan antara Negara dapat berupa hal-hal berikut.
   1.   Batas alam. Misalnya sungai, danau, pegunungan, atau lembah.
   2.   Batas buatan, misalnya Pagar tembok, pagar kawat berduri.
   3.   Batas menurut geofisika, misalnya lintang utara / selatan , bujur
        timur / barat.
2. Lautan
   Wilayah laut suatu Negara ialah semua perairan, lautanh, dan
   sungai yang berada dalam batas-batas Negara (laut
   territorial). Penentuan batas laut harus berpedoman kepada
   hukum laut internasional.
   Masalah laut menjadi masalh internasional karena ada dua
   konsepsi kalautan yang bertentangan, yaitu sebagai berikut.
   Masalah Kelautan
 • Res Nullius, yaitu lautan dapat dimilkki oleh Negara karena
   tidak ada yang memlikinya.
 • Res Kommunis, yaitu laut merupakan milik bersama
   masyarakat dunia. Oleh karena itu, tidak dapat dimilkki oleh
   Negara mana pun.
   Sekarang masalah kelautan telah memperoleh kepastian
   hukum melalui “Konferensi Hukum Laut Internasional III”, 10
   Desember 1982 yang diselenggarakan oleh PBB di Montego
   Bay, Jamaica, yang ditandatangani 119 negara peserta.
   Konferensi tersebut menghasilkan batas-batas wilayah
   kenegaraan, yaitu :
a.   Laut Teritorial, setiap negara memiliki kedaulatan atas laut
     teritorial selebar 12 mil laut yang diukur berdasarkan garis
     lurus yang ditarik dari garis dasar (base line) garis pantai ke
     arah laut bebas.
b.   Zona Bersebelahan, dalam daerah ini negara pantai (costal
     state) dapat mengambil tindakan bagi pihak-pihak yang
     melanggar ketentuan-ketentuan berdasarkan undang-
     undang bea-cukain, fiskal, imigrasi, dan ketertiban negara
     yang bersangkutan.
c.   Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), dalam wilayah ini, negara
     pantai menggali kekayaan alam yang ada dan menangkap
     para nelayan asing yang kedapatan sedang melakukan
     penangkapan ikan.
d.   Landas Benua, dalam wilayah ZEE ini, negara pantai boleh
     mengadakan eksploitasi dan eksplorasi kekayaan alam
     dengan persyaratan harus membagikan keuntungan dengan
     masyarakat internasional.
3. Udara
 Batas wilayah udara menjadi masalah, karena terdapat
 beberapa aliran pemikiran yang dikelompokkan atas dua
 bagian, yaitu :
 a. Aliran Udara Bebas
     Aliran ini dilengkapi oleh tiga macam pendapatan, yaitu :
     1. Kebebasan ruang udara tanpa batas.
     2. Kebebasan ruang udara yang dilengkapi oleh hak khusus
        dari negara kolong.
     3. Kebebasan ruang udara dilengkapi zona teritorial dari negra
        kolong untuk dapat dilaksanakan.
 b. Aliran Kedaulatan atas Udara di Atas Wilayah Negaranya
     Aliran ini membagi diri ke dalam tiga pendapat, yaitu:
     1. Negara kolong berdaulat penuh dalam ketinggian tertentu.
     2. Negara kolong berdaulat penuh dibatasi oleh navigasi asing.
     3. Negara kolong berdaulat penuh tanpa batas.
4. Wilayah Ekstrateritorial
 Berdasarkan ketentuan hukum internasional, yang termasuk
 wilayah ekstrateritorial adalah wilayah di mana kapal-kapal
 laut yang berbendera negara tertentu sedang berlayar di
 lautan bebas, pesawat-pesawat terbang yang sedang
 mengangkasa di atas lautan bebas di bawah identitas negara
 tertentu dan tempat atau gedung perwakilan diplomatik
 suatu negara tertentu.


Pemerintahan yang Berkedaulatan
Pemerintahan yang berdaulat memiliki arti sebagai berikut :
1. Dalam arti luas, merupakan gabungan antara lembaga
   legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
2. Dalam arti sempit, hanya mencakup lembaga eksekutif.
2. Kedaulatan
Istilah kedaulatan merupakan terjemahan dari superanus
(Latin), sovereignty (Inggris), sovranus (Italia),
souverainete (Perancis) yang berarti kekuasaan tertinggi.
Beberapa teori kedaulatan, yaitu :
1. Teori Kedaulatan Tuhan
2. Teori Kedaulatan Raja


3. Asal Mula Terjadinya Negara
1.   Terjadinya   Negara   secara Primer
2.   Terjadinya   Negara   secara Sekunder
3.   Terjadinya   Negara   Berdasarkan Fakta Sejarah
4.   Terjadinya   Negara   Berdasarkan Pendekatan Toritis
Hobos menggambarkan keadaan manusia sebagai serigala bagi
sesamanya (homo homini lupus) sebelum adanya negara (state
                       of nature).
John Locke (29 Agustus 1632 – 28 Oktober 1704) adalah filsuf
 dari Inggris dengan pandangan empirisme. Ia sering disebut
      sebagai tokoh yang memberikan titik terang dalam
 perkembangan psikologi. Teori yang sangat penting darinya
adalah tentang gejala kejiwaan adalah bahwa jiwa itu pada saat
mula-mula seseorang dilahirkan masih bersih bagaikan sebuah
                         "tabula rasa"
Charles-Louis de Secondat, Baron de La Brède et de
Montesquieu (18 Januari 1689 – 10 Februari 1755), atau lebih
dikenal dengan Montesquieu, adalah pemikir politik Perancis
yang hidup pada Era Pencerahan (Inggris : Enlightenment). Ia
terkenal dengan teorinya mengenai pemisahan kekuasaan yang
banyak disadur pada diskusi-diskusi mengenai pemerintahan dan
diterapkan pada banyak konstitusi di seluruh dunia. Ia memegang
peranan penting dalam mempopulerkan istilah “feodalisme" dan
"Kekaisaran Bizantium"
Jean Jacques Rousseau (Geneva, 28 Juni 1712
– Ermenonville, 2 July 1778) adalah seorang
tokoh filosofi besar, penulis and komposer
pada abad pencerahan. Pemikiran filosofinya
mempengaruhi revolusi Perancis,
perkembangan politika modern dan dasar
pemikiran edukasi. Karya novelnya, Emile,
atau On Education yang dinilai merupakan
karyanya yang terpenting adalah tulisan kunci
pada pokok pendidikan kewarganegaraan yang
seutuhnya. Julie, ou la nouvelle Héloïse, novel
sentimental tulisannya adalah karya penting
yang mendorong pengembangan era pre-
romanticism dan romanticism di bidang
tulisan fiksi.
1. Negara Kesatuan (Unitarusme)
   Negara kesatuan suatu Negara yang mereka dan berdaulat,
hanya ada satu pemerintah (pusat) yang mengatur seluruh
daerah. Bentuk negara kesatuan sebagai berikut :
a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, yaitu segala
   sesuatu dalam negara itu langsung diatur dan diurus oleh
   pemerintah pusat, sedangkan daerah-daerah tinggal
   melaksanakannya.
b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, yaitu
   pelimpahan kesempatan dan kekuasaan kepada daerah
   untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi
   daerah0 disebut pula daerah swatantra.
2. Negara Serikat (Federal)
   Negara serikat (federasi) adalah suatu Negara yang
merupakan gabungan dari beberapa Negara bagian dari Negara
serikat itu. Artinya, suatu negara yang merdeka dan berdaulat
serta berdiri sendiri kemudian menggabungkan diri dalam
suatu negara serikat sehingga menjadi negara bagian yang
melepaskan sebagian kekuasaannya kepada negara serikat itu.
3. Bentuk Kenegaraan Lainnya
    Bentuk kenegaraan lainnya di dunia di antaranya sebagai
berikut :
a. Negara Dominion
   Negara dominion adalah suatu negara yang tadinya daerah
   jajahan Inggris yang telah merdeka dan berdaulat, termasuk
   menguru politik ke dalam dan ke luar negeri.
b. Negara Protektorat
   Negara protektorat adalah suatu negara yang berada di
   bawah lindungan (to protect = melindungi) negra pelindung
   (suzeren), biasanya soal hubungan luar negeri dan
   pertahanan.
c. Negara Uni
   Negara uni adalah dua atau lebih negara yang mesing-masing
   merdeka dan berdaulat tetapi mempunyai satu kepala negara
   yang sama.
1. Uni Riil, yaitu apabila negara-negara itu memiliki alat
     kelengkapan dan mengurus kepentingan bersama sesuai
     kesepakatan yang telah ditentukan lebih dahulu.
  2. Uni Personil, yaitu apabila hanya kepala negara saja yang
     sama, sedangkan kepentingan dan alat kelengkapannya
     berbeda.
  3. Uni Sui Generis, yaitu bentuk lain dari uni riil dan uni
     personil.
d. Mandat dan Trust
   Bentuk negara-negara mandat dan trust diatur dan diawasi
   oleh Dewan Perwakilan PBB. Negara bekas jajahan yang
   kalah perang dalam Perang Dunia II, kemudian diatur oleh
   pemerintah perwalian dengan pengawasan komisi Mandat
   PBB disebut negara Mandat. Sedangkan negara-negara yang
   pemerintahannya diawasi Dewan Perwakilan PBB disebut
   negara Trust.
1. Pengertian NKRI
    Menurut UUD 1945 pasal 1 ayat 1, Negara Indonesia adalah
Negara kesatuan yang berbentuk republik. Selanjutnya, Negara
Indonesia dikenal dengan nama Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
    Berdasarkan paham integralistik, setiap unsur merasa
berkewajiban untuk menciptakan keselamatan, kesejahteraan,
dan kebahagiaan bersama. Lebih jelasnya adalah sebagai
berikut :
a. Negara merupakan suatu susunan masyarakat yang integral.
b. Semua golongan bagian, bagian dan anggotanya berhubungan
   erat dan merupakan persatuan masyarakat yang organis.
c. Perhimpunan bangsa merupakan hal terpenting dalam
   kehidupan bersama.
d. Negara tidak memihak atau menjamin kepentingan golongan
   atau perseorangan.
e. Negara tidak menganggap kepentingan seseorangan sebagai
   pusat.
f. Negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya
  sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
   Berdasarkan rangkaian terjadinya negara RI, dapat
disimpulkan bahwa pengertian Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) adalah bentuk negara yang terdiri dari
banyak wilayah / kepulauan yang tersebar dengan
keanekaragaman adat, suku, budaya, dan keyakinan yang
memiliki tujuan dasar menjadi bangsa yang merdeka,
berdaulat, bersatu adil dan makmur dengan pemerintahan yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia serta mewujudkan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dn melaksanakan ketertiban
dunia.
2. Tujuan NKRI
   Tujuan Negara republic Indonesia tercantum didalam
undang-undang dasar Negara Indonesia, yaitu pada
pembukaan UUD 1945 yang berbunyi ‘untuk membentuk
suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruuh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social.. denga
berdasarkan kepada ketuhanan Yang Maha Esa;
kemanusiaan yanga dil dan beradab; persatuan Indonesia;
dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratuan/perwakilan serta dengan
mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia”
Tujuan Negara menurut beberapa ajaran ahli kenegaraan :
a. Ajaran Plato, negara bertujan untuk mewujudkan kesusilaan
   manusia, sebagai perseorangan (individu) dan sebagai
   makhluk sosial.
b. Negara kekuasaan, menurut Machiavelli dan Shan Yang.
   Negara bertujuan untuk memperluas kekuasaan semata-mata.
   Rakyat harus rela berkorban untuk mencapai kejayaan
   negara.
c. Ajaran Teokratis (kedaulatan Tuhan) tujuan negara adalah
   mencapai penghidupan dan kehidupan yang aman dan
   tenteran dengan taat kepada dan di bawah pimpinan Tuhan.
d. Ajaran Negara Polis, negara bertujuan mengatur semata-mata
   keamanan dan ketertiban dalam negara.
e. Ajaran Negara Hukum, negara bertujuan menyelenggarakan
   ketertiban hukum memuat hukum yang berlaku di negara itu.
f. Negara Kesejahteraan (welfare state = social service state),
   tujuan negara adalah mewujudkan kesejahteraan umum.
3. Fungsi NKRI
     Beberapa fungsi mutlak dari setiap negara adalah :
a. Melaksanakan penertiban (law and order)
b. Mengusahakan Kesejahteraan dan Kemakmuran Rakyat
c. Pertahanan
d. Menegakkan Keadilan
     Berdasarkan pemikiran para ahli kenegaraan, tugas-tugas
pemerintah dalam mengurus rumah tangga juga memiliki fungi
reguler dan fungsi agent of development.
a. Fungsi Reguler
   Dalam hal ini, pemerintah menjalankan fungsinya dengan
   pelaksanaan tugas yang mempunyai akibat langsung ang
   dirasakan oleh seluruh masyarakat.
a. Negara sebagai political state, yaitu pemeliharaan
   ketenangan dan ketertiban, serta pertahanan dan
   keamanan.
b. Negara sebagai diplomatik, yaitu menjalankan kerukunan
   dan persahabatan dengan negara-negara lain terutama
   negara tetangga.
c. Negara sebagai sumber hukum, yaitu pemerintah harus
   bertindak adil terhadap warga negaranya melindungi
   hak/harta benda setiap warganya dari gangguan anggota
   masyarakat lain.
d. Negara sebagai adminitratif, pada hakikatnya fungsi ini
   menitikberatkan pada kekuatan di tangan rakyat,
   pemerintah hanya menerima pendelegasian yang diberikan
   rakyat melalui wakil-wakilnya di MPR dan DPR.
b. Fungsi Agent of Development
  Fungsi ini antara lain meliputi sebagai berikut :
 1. Sebagai Stabilisator
     Pemerintah wajib melaksanakan fungsi stabilisator seperti
    hal-hal berikut ini.
    • Stabilitas Politik
    • Stabilisasi Ekonomi
    • Stabilisasi Sosial Budaya
 2. Sebagai inovator
     Menciptakan ide-ide baru terutama yang berhubungan
    dengan pembangunan. Dalam ketetapan MPR RI Nomor
    IV/MPR/1999 disebutkan mengenai hal-hal pelimpahan
    tugas dan wewenang kepada presiden untuk melaksanakan
    tugas-tugas pembangunan.
Untuk menerapkan semangat kebangsaan kepada generasi
muda, diperlukan prinsip-prinsip patriotisme dan
nasionalisme.


Nasionalisme
    Nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran untuk
mencintai bangsa dan negara atas kesadaran keanggotaan /
warga negara yang secara potensial bersama-sama mencapai,
mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas,
kemakmuran, dan kekuatan bangsanya.
a. Nasionalisme dalam arti sempit
   Nasionalisme dapat diartikan sebagai perasaan cinta terhadap
   bangsanya secara berlebih-lebihan sehingga memandang
   rendah bangsa dan suku bangsa lainnya.
   Nasionalisme dalam arti sempit sering disebut jingoisme atau
   chauvinisme.
b. Nasionalisme dalam arti luas
  Nasionalisme dalam pengertian inu dapat diartikan sebagai
 perasaan cinta dan bangga terhadap tanah air dan bangsanya,
 tanpa memandang bangsa lain lebih rendah dari bangsa dan
 negaranya.


Patriotisme
   Patriotisme adalah semangat dan jiwa yang dimiliki oleh
seseorang untuk berkorban / rela berkorban demi nama suatu
bangsa atau negara.
   Keteladanan dapat diberikan di berbagai lingkungan
kehidupan, seperti di lingkungan kehiduan keluarga,
masyarakat, sekolah, instansi pemerintah ataupun swasta.
SIKAP YANG SESUAI DENGAN
NASIONALISME DAN PATRIOTISME
 MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA.
 SETIA MEMAKAI PRODUKSI DALAM NEGERI.
 RELA BERKORBAN DEMI BANGSA DAN NEGARA.
 BANGGA SEBAGAI BANGSA DAN BERNEGARA INDONESIA.
 MENDAHULUKAN KEPENTINGAN NEGARA DAN BANGSA DIATAS
  KEPENTINGAN PRIBADI
 MENJAGA NAMA BAIK BANGSA DAN NEGARA.
 BERPRESTASI DALAM BERBAGAI BIDANG UNTUK
  MENGHARUMKAN NAMA BANGSA DAN NEGARA.
 SETIA KEPADA BANGSA DAN NEGARA TERUTAMA DALAM
  MENGHADAPI MASUKNYA DAMPAK NEGATIF GLOBALISASI KE
  INDONESIA .
SIKAP YANG TIDAK SESUAI DENGAN
NASIONALISME DAN PATRIOTISME :
 EGOISME :
    Sikap mementingkan diri sendiri.
   EKSRIMISME :
    Sikap keras mempertahankan pendirian dgn menghalalkan segala cara
    untuk mencapai tujuan pribadi.
   TERORISME :
    tindakan sistematis yang bertujuan menciptakan kepanikan, keresahan
    dan suasana tidak aman dalam masyarakat.
   PRIMORDIALISME
    sikap mementingkan daerah, suku, agama ,ras ,antar golongan sendiri .
   SEPARATISME :
    Sikap yang ingin memisahkan diri dari NKRI
   PROPINSIONALISME :
    Sikap yang hanya mementingkan propinsinya sendiri dan tidak
    mempedulikan kepentingan propinsi lain.
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN
         NASIONAL
Standar Kompetensi ..
* Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan
  peradilan nasional.


Kompetensi Dasar ..
* Mendeskripsikan pengertian dan sistem hukum dan
  peradilan nasional.
* Menganalisis peranan lembaga-lembaga peradilan.
* Menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum
  yang berlaku.
* Menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
* Menampilkan peran serta dalam upaya pemberantasan
  korupsi di Indonesia.
Tujuan Pembelajaran..
Setelah mempelajari bab ini, kamu mampu menjelaskan sistem
hukum dan peradilan nasional, peranan lembaga-lembaga
peradilan, dan menunjukan sikap yang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berklaku.Selain itu,kamu mampu
menjelaskan upaya pemberantasan korupsi dan menampilkan
peran serta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia
Sistem Hukum dan Peradilan
                        Nasional




                  Makna Nilai dan Norma




Sistem Hukum                                Peranan Lembaga-
   Nasional                                 Lembaga Peradilan




                       Sadar Hukum



                      Pemberantasan
                    Korupsi di indonesia
1. Nilai
    Nilai atau value mengandung pengertian sesuatu yang
berharga. Sesuatu yang bernilai apabila memiliki guna
(memiliki keindahan) kebenaran atau kebaikan.
    Ada beberapa nilai yang dijunjung tinggi serta berkembang
dalam kehidupan masyarakat yaitu :
a. Nilai Agama
   Setiap agama mengajarkan kebaikan, yaitu tentang
   kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan manusia terhadap
   Tuhan Yang Maha Esa.
b. Nilai Hati Nurani Manusia
   Hati nurani manusia (batin manusia) merupakan perasaan
   yang paling dalam dan secara kodrat mendapat cahaya
   kebaikan-kebaikan dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga
   manusia memiliki moral dan mampu membedakan hal-hal
   yang baik atau buruk.
c. Nilai Adat Istiadat dan Budaya
  Budaya / kebudayaan merupakan hasil pikir, rasa, karsa, dan
  karya serta cita-cita manusia yang berdasar atas rasa
  tanggung jawab terhadap diri sendiri, sesama manusia,
  bangsa, negara, serta terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Nilai Pancasila
  Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
  merupakan kristalisasi nilai yang dimiliki bangsa Indonesia
  yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad untuk
  mewujudkannya.
2. Norma
    Manusia dalam pergaulan hidupnya di masyarakat diliputi
oleh norma-norma atau kaidah-kaidah, yaitu peraturan hidup
yang memengaruhi tingkah laku manusia dalam masyarakat.
    Norma adalah aturan-aturan yang disepakati dalam suatu
masyarakat.
    Tujuan dari berlakunya suatu norma pada dasarnya untuk
menjamin terciptanya pergaulan hidup dan ketertiban
masyarakat, yaitu :
a. Perintah yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk
    berbuat sesuatu karena akibat-akibatnya dipandang baik.
b. Larangan yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk
    tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya
    dipandang tidak baik.
Ada 4 macam norma / kaidah dalam pergaulan hidup
masyarakat, yaitu :
a. Norma Agama
   Norma agama merupakan aturan hidup yang berupa
   perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk atau
   anjuran yang berasal dari Tuhan tentang kebenaran.
b. Norma Kesusilaan
   Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang bersumber
   pada hati nurani manusia, yaitu berupa bisikan-bisikan kalbu
   atau suara hati yang diakui dan diinsafi oleh setiap orang
   sebagai pedoman dalam bersikap dan berbuat.
c. Norma Kesopanan
   Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul
   karena pergaulan masyarakat dan diikuti atau ditaati manusia
   lain sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku manusia
   yang satu dengan yang lain.
d. Norma Hukum
  Norma hukum merupakan aturan-aturan yang bersumber
  atau dibuat oleh lembaga negara yang berwenang, bersifat
  mengikat dan memaksa. Negara (alat negara) memiliki
  kekuasaan untuk memaksakan aturan-aturan hukum agar
  dipatuhi dan bagi siapa saja yang bertindak melawan hukum,
  dapat diancam dan dijatuhi hukuman tertentu.
  Sanksi huumannya tegas dan nyata. Berbeda dengan sanksi
  dari norma-norma lain. Misalnya:
• Barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang
  lain, dikenakan sanksi pidana karena membunuh dengan
  hukuman setinggi-tingginya 15 tahun (hukum pidana)
• Barang siapa yang tidak memenuhi suatu perikatan yang
  diadakan, misalnya jual-beli, sewa-menyewa diwajibkan
  mengganti kerugian (hukum perdata)
• Suatu perseroan terbatas harus didirikan dengan akte notaris
  dan disetujui oleh Departemen Kehakiman (hukum dagang)
3. Nilai sebagai Sumber Norma
    Manusia sebenarnya memiliki kemampuan material dan
spiritual yang keduanya menghasilkan nilai.
    Kemampuan material adalah sesuatu yang mengandung
karya, yaitu kemampuan untuk menghasilkan benda ataupun
lainnya.
    Kemampuan spiritual mengandung cipta (menghasilkan
ilmu pengetahuan) dan karsa (menghasilkan kaidah
kepercayaan, kesusilaan, kesopanan, dan hukum serta rasa
menghasilkan keindahan).
    Untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan itu tentu ada
penilaian. Nilai/penilaian merupakan sesuatu yang paling
dasar, hakiki, atau makna yang terdalam (abstrak) yang
berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan, dan hal-hal
yang bersifat ideal.
1. Definisi Hukum
    Banyak ahli hukum yang mencari suatu batasan tentang hukm
(definisi hukum), namun setiap pembatasan tentang hukum yang
diperoleh belum pernah memberikan kepuasan. Mengapa
demikian ? Karena hukum itu mengandung pengertian yang luas,
seta meliputi bidang yang luas berkaitan dengan sistem yang
berlaku di masyarakat.
    Sistem Hukum Nasional adalah perangkat hukum negara yang
secara teratur saling berkaitan mengatur ketertiban jalannya suatu
operaional kenegaraan, sehingga membentuk suatu totalitas kerja
di bidang hukum secara menyeluruh di suatu negara.
    Dari beberapa definisi hukum dapat disimpulkan bahwa
hukum itu meliputi beberapa unsur, yaitu :
a. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan
   masyarakat.
b. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
c. Peraturan itu bersifat memaksa.
d. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut bersifat tegas.
Berdasarkan unsur-unsur hukum di atas diperoleh ciri-ciri
hukum, yaitu :
a. Adanya perintah atau larangan
b. Perintah dan larangan itu harus dipatuhi dan ditaati oleh
   setiap orang.
c. Pelanggarannya dapat dihukum, jadi ada sanksi yang
   berupa hukuman.
2. Tata Hukum
      Keseluruhan norma hukum yang mengatur pergaulan hidup
bernegara terwujud dalam tata hukum negara. Suatu
masyarakat menetapkan sendiri tata hukumnya serta tunduk
kepadanya. Masyarakat yang tunduk kepada tata hukumnya
sendiri disebut masyarakat hukum.
      Adanya tata hukum Indonesia sejak berdirinya/ lahirnya
negara Indonesia 17 Agustus 1945, yang dinyatakan dalam :
a. Proklamasi
    “ Kami bangsa Indonesia … menyatakan Kemerdekaan
   Indonesia ”
b. Pembukaan UUD 1945
    “ Atas berkat rahmat Allah .. Maka rakyat Indonesia
   menyatakan …”
    “ Kemudian daripada itu .. Disusunlah kemerdekaan
   kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undnag-Undang Dasar
   Negara Indonesia ..”
Pernyataan tersebut mengandung arti :
•   Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat
•   Di dalam undang-undang dasar negra itulah tertulis tata hukum
    Indonesia.
Proklamasi merupakan tonggak sejarah dimulainya tata hukum dan
pemerintahan negara RI, sedangkan UUD 1945 yang mencakup di
dalamnya Preambul / Pembukaan UUD 1945 menjadi hukum dasar
tertulis negara RI.
3. Tujuan Hukum
   Ada berbagai rumusan yang dikemukakan para ahli hukum
mengenai tujuan hukum, yaitu :
a. Prof. Soebekti, SH : Hukum mengabdi kepada tujuan
   negara. Karena itu, tujuan hukum adalah untuk mencapai
   kemakmuran dan kebahagiaan seluruh rakyat.
b. L.J. Van Apeldoorn : Tujuan hukum adalah mengatur
   pergaulan hidup manusia secara damai.
c. Jeremy Bentham : Hukum bertujuan untuk mewujudkan
   kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi sebanyak mungkin
   orang (the great happiness of the greatest number).
d. Van Kan : Tujuan hukum adalah menjaga kepentingan tiap-
   tiap manusia supaya kepentingan-kepentingan itu tidak
   diganggu.
e. O. Notohamidjojo : Tujuan hukum ada tiga, yaitu : 1. Segi
   reguler. 2. Segi Keadilan. 3. Segi memanusiakan manusia.
4. Penggolongan Hukum
  Menurut sumbernya :
  • Undang-Undang
  • Kebiasaan (custom)
  • Keputusan hakim (yurisprudentie)
  • Traktat (treaty)
  • Pendapat sarjana hukum
  Menurut bentuknya :
  • Hukum tertulis
  • Hukum tak tertulis
  Menurut tempat berlakunya :
  • Hukum nasional
  • Hukum internasional
  • Hukum asing
  • Hukum gereja
Menurut waktu berlakunya ;
• Hukum positif (ius constitutum)
• Ius constituendum
• Hukum alam
Menurut sifatnya :
• Hukum yang memaksa
• Hukum yang mengatur
Menurut wujudnya :
• Hukum objektif
• Hukum subjektif
Menurut isinya :
• Hukum publik
• Hukum privat
Sistem peradilan nasional merupakan suatu mekanisme
keseluruhan komponen peradilan nasional, pihak-pihak dalam
proses peradilan, hierarki kelembagaan peradilan dan spek-
aspek yang bersifat prosedural dan saling berkaitan.


1. Mahkamah Agung (MA)
  Mahkamah Agung adalah pengadilan negara tertinggi dari
  semua lingkungan peradillan di Indonesia. Tugasnya
  terlepas dari pengaruh pemerintah dan pengaruh-pengaruh
  yang lain.

2. Mahkamah Konstitusi (MK)
  Berdirinya lembaga MK diawali dengan amandemen
  konstitusi yang dilakukan oleh MOR pada tahun
  2001, sebagaimana dirumuskan dalam ketentuan Pasal 24
  ayat (2), Pasal 24C, dan Pasal 7B UUD 1945 (amandemen
  ketiga) yang disahkan pada 9 November 2001.
3. Komisi Yudisial
 Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang berperan
 mewujudkan kekuasaan kehakiman yang merdeka dengan
 cara atu melalui pencalonan hakim agung serta penguasaan
 terhadap hakim. Tujuan dibentuknya komisi ini adalah agar
 harapan masyarakat terhadap kekuasaan kehakiman yang
 merdeka, transparan, dan partisipatif terwujud.
1. Sadar Hukum di Lingkungan Keluarga
   Setiap anggota keluarga harus dapat mengembangkan
kesadaran diri dengan membiasakan berperilaku seperti di
bawah ini.
   • Selalu menjaga nama baik keluarga
   • Mentaati aturan keluarga yang berlaku
   • Menggunakan fasilitas keluarga secara baik
   • Mendengarkan nasihat dari orang tua
   • Menghormati semua anggota keluarga.


2. Sadar Hukum di Lingkungan Sekolah
   Kesadaran hukum dapat dikembangkan oleh setiap siswa
sekolah dengan membiasakan diri melakukan perilaku-perilaku
sebagai berikut.
   • Selalu menaati peraturan yang berlaku di sekolah
   • Disiplin belajar
   • Ikut upacara bendera seminggu sekali
   • Menyeberang jalan pada tempatnya
   • Tidak membuat resah di masyarakat.
3. Sadar Hukum di Lingkungan Masyarakat
    Perilaku-perilaku yang mencerminkan sikap sadar hukum,
antara lain sebagai berikut.
   • Menjaga nama baik lingkungan masyarakat
   • Menghormati sesama warga masyarakat
   • Taat dan patuh terhadap atura-aturan masyarakat
   • Tidak bertindak di luar norma
   • Selalu memelihara ketertiban, keamanan, dan ketenteraman.


4. Sadar Hukum di Lingkungan Negara
     Bentuk sadar hukum di dalam ruang lingkup kenegaraan antara
lain sebagai berikut.
    • Menjaga nama baik bangsa dan negara
    • Taat dan patuh dalam menjalankan aturan-aturan yang
       dikeluarkan oleh negara
    • Membayar pajak
    • Saling hormat antarsesama warga.
1. Makna Korupsi
   Korupsi berasal dari kata Latin, yaitu corruptio, dari kata
kerja corrumpere yang berarti
busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalikkan, menyogok.
Menurut Transparency International adalah perilaku pejabat
publik, baik politisi maupun pegawai negeri yang secara tidak
wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya
mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan
kekuasaan publik yang dipercaya kepada mereka.
    Dari sudut pandang hukum, perbuatan korupsi mencakup
unsur-unsur berikut.
   • Melanggar hukum yang berlaku
   • Penyalahgunaan wewenang
   • Merugikan negara
   • Memperkaya pribadi/ diri sendiri.
2. Faktor-Faktor Penyebab Munculnya
   Korupsi
 •   Konsentrasi kekuasaan pada si pengambil keputusan yang
     tidak bertanggung jawab langsung kepada rakyat.
 •   Kurangnya transparansi pada pengambilan keputusan
     pemerintah.
 •   Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran
     lebih besar dari pendanaan politik yang normal.
 •   Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.
 •   Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan
     jaringan “teman lama”.
 •   Lemahnya ketertiban hukum.
 •   Lemahnya profesi hukum.
 •   Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasn media
     massa.
 •   Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.
 •   Rakyat yang “cuek”, tidak tertarik, atau mudah dibohongi yang
     gagal memberikan perintah yang cukup ke pemilu.
3. Bentuk-Bentuk Penyalahgunaan
 • Penyogokan pesongok dan penerima sogokan
 • Sumbangan kampanye dan “Uang Lembek”
 • Tuduhan korupsi sebagai alat politik
 • Mengukur korupsi



4. Dampak Negatif Korupsi
 •   Sistem Demokrasi
     Korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan
     yang baik (good govermance) dengan cara
     menghancurkan proses formal. Korupsi mengikis
     kemampuan institusi dari pemerintah seperti
     mengabaikan prosedur, penyedotan sumber daya, dan
     mengangkat pejabat atau menaikkan jabatannya bukan
     karena prestasi.
• Sistem Ekonomi
   Korupsi dapat mempersulit pembangunan ekonomi dan
  mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan. Korupsi
  juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan
  membuat distorsi dan ketidaefisienan yang tinggi.
• Sistem Kesejahteraan Umum Negara
   Korupsi politisi ada di banyak negara dan memberikan
  ancaman besar bagi warga negaranya, Korupsi politisi
  berarti kebijaksanaan pemerintah sering menguntungkan
  pemberi sogok, bukannya rakyat luas.
5. Upaya Pemberantasan Korupsi di
   Indonesia
    Proses pendidikan merupakan suatu proses pembudayaan
dan membudaya. Jika korupsi merupakan suatu gejala
kebudayaan dalam masyarakat Indonesia maka adalah
tanggung jawab moral pendidikan nasional untuk membenahi
pendidikan nasionalnya sebagai upaya pemberantasan korupsi.
Korupsi adalah pelanggaran moral dan oleh sebab itu
merupakan bagian dari tanggung jawab dari sisi moral dan sisi
akademis dari pendidikan nasional untuk memberantasnya.
    Selain UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Kriminal Korupsi, diperlukan juga aturan pendukung
sebagai bagian dari sistem di Indonesia yang diarahkan sebagai
usaha preventif dan partisipatif dalam pelaksanaannya yaitu
SISDIKNAS. Hal ini berarti SISDIKNAS selain bertujuan seperti
yang telah dirinci dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, perlu secara eksplisit ditujukan kepada
pencapaian tujuan-tujuan untuk menghilangkan ketimpangan-
ketimpangan yang ada dalam masyarakat.
SISDIKNAS haruslah secara proaktif menciptakan suatu
masyarakat yang demokratis; dan lembaga pendidikan haruslah
menegakkan disiplin, disiplin dalam kehidupan: bernegara,
dalam masyarakat yang pluralis dan multikultural.
    Selain itu SISDIKNAS hendaknya menjadi alat untuk
mengoreksi agar arah kehidupan masyarakat Indonesia tidak
terlalu berorientasi kepada kepentingan ekonomi. Sebagai
salah satu lembaga kebudayaan yang penting, SISDIKNAS
haruslah bersih dari segala bentuk korupsi. Salah satu cara
untuk melaksanakannya memang sudah dimulai dengan
peningkatan partisipasi masyarakat di dalam pelaksanaan dan
manajemen SISDIKNAS, dengan adanya Komite Sekolah,
Dewan Sekolah dari tingkat kabupaten sampai nasional. Semua
ini upaya untuk mencegah korupsi dengan meningkatkan
kontrol masyarakat terhadap pelaksanaan SISDIKNAS agar
terhindar dari penyalahgunaan kekuasan baik oleh pemerintah
maupun masyarakat sendiri.
6. Peran Serta Masyarakat dalam
   Pemberantasan Korupsi di Indonesia
  •   Mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya
      dugaan terjadinya tindak pidana korupsi.
  •   Memperoleh dan memberikan pelayanan dalam mencari,
      memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan telah
      terjadi tindak pidana korupsi kepada penegak hkum yang
      menangani perkara tindak pidana korupsi.
  •   Menyampaikan saran dan pendapat atau permintaan
      informasi bertanggung jawab kepada aparat penegak hukum
      yang menangani perkara tindak pidana korupsi sesuai
      peraturan perundang-undangan yang berlaku norma agama,
      kesusilaan, dan kesopanan.
•   Informasi, saran, atau pendapat dari masyarakat harus
    disampaikan secara tertulis, disertai data nama dan alamat
    pelapor, pimpinan organisasi masyarakat, atau pimpinan LSM
    dengan melampirkan foto kopi KTP atau identitas diri lain
    dan bukti-bukti permulaan agar dapat diklarifikasi oleh
    penegak hukum.
•   Berhak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan
    tentang laporan yang diberikan kepada penegak hukum
    dalam waktu paling lama 30 hari.
•   Berhak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam
    hal mencari, memperoleh, dan memberikan informasi
    serta menyampaikan saran dan pendapatnya.
HAK ASASI MANUSIA
      (HAM)
Standar Kompetensi ..
* Menampilkan peran serta dalam upaya
  pemajuan, penghormatan, dan perlindungan Hak Asasi
  Manusia (HAM)


Kompetensi Dasar ..
* Menganalisis upaya pemajuan, penghormatan, dan
  penegakan HAM
* Menampilkan peran serta dalam upaya
  pemajuan, penghornatan, dan penegakan HAM di
  Indonesia.
* Mendeskripsikan instrumen hukum dan peradilan
  internasional HAM
Tujuan Pembelajaran..
Setelah mempelajari bab ini, kamu mampu menjelaskan sistem
hukum dan peradilan nasional, peranan lembaga-lembaga
peradilan, dan menunjukan sikap yang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berklaku.Selain itu,kamu mampu
menjelaskan upaya pemberantasan korupsi dan menampilkan
peran serta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia
Hak Asasi Manusia (HAM)


                         Makna HAM


                      Macam-Macan HAM

                       Upaya Pemajuan,
                      Penghormatan, dan
                       Penegakan HAM

 Instrumen HAM                                Instrumen HAM
     nasional                                   Internasional
Upaya Penegakan                              Upaya Pengadilan
     HAM                                          HAM

   Peran serta                               Instrumen Hukum
Penegakan HAM di       Peradilan HAM         dan Peradilan HAM
    Indonesia                                   Internasional
1. Pengertian HAM

  Hak asasi manusia (HAM)
adalah hak pokok atau hak
dasar yang dibawa oleh manusia
sejak lahir yang secara kodrat
melekat pada setiap manusia dan
tidak dapat diganggu gugat
karena merupakan anugrah
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Macam-Macam HAM
 a.   Hak Asasi Pribadi, meliputi kemerdekaan memeluk
      agama, beribadat menurut agama masing-masing, menyatakan
      pendapat, dan kebebasan berorganisasi
 b.   Hak Asasi Ekonomi atau Hak Milik, meliputi kebebasan
      memiliki sesuatu, membeli dan menjual sesuatu, dan
      mengadakan perjanjian atau kontrak
 c.   Hak Asasi Persamaan Hukum, meliputi mendapatkan
      pengayoman dan keailan yang sama
 d.   Hak Asasi Politik, meliputi hak untuk diakui sebagai warga
      negar yang sederajat
 e.   Hak Asasi Sosial dan Kebudayaan, meliputi hak kebebasan ntuk
      berpendidikandan pengembangan kebudayaan
 f.   Hak Asasi Perlakuan yang Sama Dalam Tata Cara Peradilan dan
      Perlindungan Hukum, meliputi hak mendapat perlakuan yang
      wajar dan adil dalam penggeledahan.
1. Instrumen HAM Nasional
  a. Instrumen Hukum HAM Nasional
           UUD 1945
           Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998
           UU Nomor 39 Tahun 1999

  b. Instrumen Kelembagaan HAM Nasional
           Komnas HAM
           Pengadilan HAM
           Pengadilan HAM Ad Hoc
           Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
           Organisasi Pemerintah atau Lembaga Swadaya
            Masyarakat
2. Upaya Penegakan HAM di Indonesia
 • Pencegahan Pelanggaran HAM
   1.   Penciptaan perundang-undangan HAM
   2.   Penciptaan lembaga-lembaga pemantauan dan pengawas
        pelaksanaan HAM
   3.   Penciptaan perundang-undangan dan pembentukan lembaga
        peradilan HAM
   4.   Pelaksanaan pendidikan Ham kepada masyarakat
   5.   Menugaskan kepada lembaga-lembaga tinggi negara dan
        seluruh aparatur pemerintah untuk
        menghormati, menegakkan, dan menyebarluaskan
        pemahaman tentang HAM kepada seluruh masyarakat.
   6.   Menugaskan kepada presiden serta DPR untuk segera
        meratifikasi berbagai instrumen internasional tentang HAM.
• Penindakan Atas Pelanggaran HAM
  1.   Pelayanan, konsultasi, pendampingan, dan advokasi bagi
       masyarakat yang menghadapi kasus HAM
  2.   Penerimaan pengaduan dari korban pelanggaran HAM
  3.   Investigasi, yaitu pencarian data, informasi, dan fakta yang
       berkaitan dengan peristiwa dalam masyarakat yang patut
       diduga merupakan pelanggaran HAM
  4.   Penyelesaian perkara melalui perdamaian, negosiasi,
       mediasi, konsiliasi, dan penilaian ahli.
  5.   Penyelesaian perkara pelanggaran HAM berat melalui proses
       peradilan di pengadilan HAM
1. Peran Siswa dalam Penegakan HAM
 a. Dalam kehidupan bermasyarakat
    •    Mencegah segala tindakan atau perbuatan yang mengarah ke
         pelanggaran HAM
    •    Menghindari perbuatan yang kiranya dapat
         merendahkan, melecehkan nilai-nilai kemanusiaan
    •    Memahami berbagai instrumen HAM dan menyebarluaskan
    •    Mengamati dan mendiskusikan berbagai perkembangan
         kebijakan HAM pelanggaran HAM
  b. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
    •    Bersedia menjadi saksi dalam proses di pengadilan jika benar-
         benar mengetahui peristiwa pelanggaran HAM
    •    Melaporkan pada pihak yang berwajib
    •    Turut serta dalam pembangunan opini publik
    •    Melibatkan diri dalam kelompok minad yang bertujuan
         melakukan studi, penyadaran, kampanye, konsultan, dan
         advokasi HAM.
2. Proses Penegakan HAM di Indonesia
 Proses penegakan hak asasi manusia dilakukan dengan Hukum
 Acara Pengadilan Hak Asasi Manusia.
  Hukum acara tersebut meliputi:
    1. Penangkapan
    2. Penahanan
    3. Penyelidikan
    4. Penyidikan
    5. Penuntutan
a. Hambatan dalam Penegakan HAM
1.    Masih adanya sikap mental feodal di kalangan sekelompok
      orang Feodalisme bertentangan secara diametral dengan hak
      hak asasi manusia.
2.    Adanya kecurigaan dari beberapa individu yang
      mengkawatirkan bahwa gerakan yang memperjuangkan hak
      asasi manusia akan menyebabkan disintegrasi nasional,
      membahayakan persatuan dan kesatuan yang telah dibina
      berpuluh puluh tahun.
3.    Rendahnya kesadaran hukum dan kesadaran kemanusiaan
      masyarakat.
4.    Masih rendahnya kesadaran politik yang berimplikasi pada
      penyalahgunaan wewenang yang mengakibatkan terjadinya
      pelanggaran hak asasi manusia, dan juga dapat melahirkan
      kebijakan publik yang potensial memungkinkan terjadinya
      pelanggaran hak asasi manusia.
b. Tantangan dalam Penegakan HAM
   1.  Dengan disahkannya UU Nomor 26 Tahun 200 tentang HAM
       ditegaskan bahwa pelanggaran hak-hak asasi manusia yang
       terjadi sebelum UU Nomor 26 disahkan tidak dapat diadili
       berdasarkan prinsip-prinsip HAM, sehingga peristiwa
       pelanggaran HAM yang besar tidak mungkin lagi dapat
       diselesaikan berdasarkan HAM ad hoc.
   2. Adanya larangan hukum berlaku surut (nonretroaktif)
       memungkinkan para tersangka dan terdakwa luput dari proses
       hukum keadilan dan luput dari tegaknya hukum acara.
   3. Nebis in idem (double jeopardy). Asas mengatur bahwa orang
       yang telah dihukum oleh pengadilan HAM tidak dapat lagi
       dituntut oleh pengadilan biasa.
3. Konsekuensi suatu Negara yang Tidak
   Menegakkan HAM
    Apabila suatu negara tidak menegakkan HAM, maka ada
beberapa konsekuensi yang dapat diberikan, yaitu :
   • Negara tersebut akan dikucilkan dari peraturan dunia
     internasional
   • Adanya tuntutan-tuntutan dari LSM-LSM nasional maupun
     internasional terhadap pemerintah dari negara yang
     bersangkutan
   • Jika terjadi pelanggaran HAM, misalnya genosida (pemantaian
     massal) dari pemerintah yang berkuasa kepada rakyatnya,
     maka melalui resolusi Dewan Keamanan PBB, pemimpin
     negara yang bersangkutan dapat dituntut untuk diajukan ke
     Mahkamah Agung.
1. Sejarah Penegakan HAM
 a. Magna Charta (Piagam Agung), 15 Juni 1215
    Piagam pertama yang mengakui hak kemerdekaan
    diri dan amat masyhur di Eropa.
 b. Hobeas Corpus Act, 1674
    Piagam ini lahir pada masa pemerintahan Charles II
    yang memuat jaminan seseorang tidak boleh
    ditangkap dan ditahan dengan semena-mena kecuali
    menurut peraturan perundangan yang berlaku.
 c. Bill of Rights (Pernyataan Hak Asasi Manusia), 1689
     Piagam ini diciptakan oleh parlemen Inggris sebagai
    tuntutan kepada Prince of Orange dan memuat
    pengakuan terhadap hak petisi, kebebasan berbicara
    dan mengeluarkan pendapat bagi parlemen dan
    pemilihan parlemen harus bebas.
d. Declaration of Independence (Pernyataan Kemerdekaan Rakyat
   Amerika), 4 Juli 1776
   Piagam ini merupakan piagam hak asasi manusia yang
   mengandung pernyataan bahwa sesungguhnya semua bangsa
   diciptakan sama derajatnya oleh Yang Maha Pencipta.
e. Declaration des Droits de L’Homme et du Citoyen (Pernyataan
   Hak-Hak Manusia dan Warga Negara), 4 Juli 1789
   Undang-undang ini dicetuskan pada permulaan Revolusi Perancis
   sebagai pahlawan terhadap kesewenang-wenangan Raja Louis
   XVI.
f. Right of Self Determination, Januari 1918
   Naskah ini diusulkan T. Woodrow Wilson yang memuat 14 pasal
   sebagai dasar untuk mencapai perdamaian yang adil.
g. The Four Freedom (Empat Kebebasan), 1941
   Naskah ini dicetus oleh Franklin D. Roosevelt yang memuat
   kebebasan berbicara, menyatakan pendapat, kebebasan beragama,
   kebebasan dari rasa ketakutan, dan kebebasan dari segala
   kekurangan.
h. The Universal Declaration of Human Rights, 10 Desember 1948
   Piagam ini memuat 30 pasal pernyataan umum tentang hak-hak
   asasi manusia yang diterima dan diproklamasikan oleh Majelis
   Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948.
2. Instrumen Hukum HAM Internasional
 a.   Instrumen umum, meliputi: Piagan PBB 1945, Deklarasi
      Universal HAM
 b.   Penentuan nasib sendiri
 c.   Pencegakan diskriminasi
 d.   Administrasi Peradilan, Penahanan dan Penganiayaan
 e.   Kejahatan Perang, Kejahatan Kemanusiaan, termasuk
      Genosida
 f.   Perbudakan dan Praktek Serupa, diatur oleh: Konvensi
      Penghapusan Kerja Paksa
 g.   Kewarganegaraan, Ketiadaan Kewarganegaraan, Suaka dan
      Pengungsi
 h.   Perkawinan dan Keluarga, Anak-anak dan Remaja
 i.   Hak untuk Bekerja dan Hak untuk Berhimpun
 j.   Kesejahteraan Sosial, Kemajuan dan Pembangunan
 k.   Hak Politik dan Sipil Wanita
 l.   Kebebasan Informasi dan Perlindungan Data
 m.   Penduduk Asli dan Kelompok Minoritas
Instrumen terpenting HAM yang merupakan induk dari seluruh
instrumen HAM lainnya adalah The International Bill of Human
Rights. The International Bill of Human Rights adalah istilah yang
digunakan untuk menunjuk tiga instrumen atau dokumen pokok
HAM, yaitu :
   • The Universal Declaration of Human Rights
   • International Convention on Economic, Social and Cultural
     Rights
   • International Convention on Civil and Political Rights.
3. Peradilan HAM International
   Sumber kewenangan dan legitimasi peradilan hak asasi
manusia internasional dapat dilihat dari 3 dimensi:
1.   Adanya persetujuan dari PBB sebagai badan internasional
2. Adanya asas hukum umum ‘jus congens’ bahwa norma-
     norma fundamental yang diakui oleh masyarakat
     internasional berstatus lebih tinggi terhadap norma
     lainnya.
3. Adanya berbagai konvensi dan traktat internasional


  Contoh peradilan hak asasi manusia Internasional
a. Mahkamah Militer Internasional Nuremberg dan Tokyo
b. Mahkamah Pidana Internasional untuk Yugoslavia
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
Standar Kompetensi ..
* Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi


Kompetensi Dasar ..
* Mendeskripsikan hubungan dasar negara dengan
  konstitusi
* Menganalisis substansi konstitusi negara
* Menganalisis kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara
  Kesatuan Republik Indonesia
* Menunjukkan sikap positif terhadap konstitusi negara
Dasar Negara dan Konstitusi

            Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi

                   Substansi Konstitusi

Pembukaan UUD 1945                    Nilai- Nilai Dasar Negara

                Kedudukan Pembukaan UUD 1945

          Sikap Positif terhadap Konstitusi Negara
Dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Pancasila merupakan
   ketetapan dasar atau pokok yang mengatur kehidupan negara.
         Latar belakang diputuskannya Pancasila sebagai dasar negara
   Indonesia adalah karena Pancasila memuat nilai-nilai karakter dasar
   kehidupan berbangsa dan bernegara.
         Pancasila diresmikan menjadi dasar negara pada tanggal 1 Juni
   1945 yang ditegaskan oleh Soekarno dalam sidang BPUPKI.
         Konstitusi merupakan ketentuan hukum dasar pokok yang
   sifatnya tertulis memuat watak dan sebagai sumber berlakunya
   ketetapan hukum dan perundang-undangan lainnya dan konstitusi
   negara Indonesia adalah UUD 1945.
   Tinjauan terhadap pancasila :
** sebagai dasar negara, mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan
   meliputi IPOLEKSOSBUDHANKAM.
** sebagai pandangan hidup, pedoman tingkah laku bagi setiap warga
   negara.
Nilai filosofis adalah nilai-nilai yang sifatnya
     mendasar. Nilai filosofis UUD 1945 adalah sebagai berikut.
1.    Ditentukannya rumusan dasar negara Indonesia, yaitu
      Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945.

2.    Ditentukan tujuan nasional Indonesia merdeka dalam
  Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yaitu:
      melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
       darah Indonesia;
      memajukan kesejahteraan umum;
      mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
      ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
       kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

3. Pengakuan bahwa kemerdekaan yang dicapai berkat
   karunia Tuhan dan perjuangan seluruh bangsa Indonesia.
Nilai yuridis adalah nilai mengenai hukum. UUD
1945 mempunyai nilai yuridis bagi negara Indonesia yang
akan mengatur kehidupan Indonesia dari segi:
   bentuk negara;
   bentuk dan susunan pemerintahan;
   hak dan kewajiban warga negara;
   perekonomian nasional; dan
   lambang identitas nasional, seperti bendera dan bahasa
    nasional.

        Selain itu, UUD 1945 merupakan aturan hukum yang
tertinggi tata urutan peraturan perundangan di Indonesia.
  Segala
aturan harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan
UUD.
Nilai sosiologis adalah nilai yang menyangkut
kehidupan sosial masyarakat. UUD 1945 menjadikan
kehidupan negara Indonesia mendapat dukungan
dari segenap warga negara Indonesia.
Substansi konstitusi negara Indonesia
 adalah naskah yang merupakan rangka dan
 tugas-tugas pokok dari badan-badan
 pemerintahan suatu negara Indonesia dan
 menentukan pokok-pokok kerja tersebut
 berdasarkan pancasila.

Sejarah berlakunya konstitusi di Indonesia :
a). UUD 1945 : Bentuk negara kesatuan
                Bentuk pemerintahan republik
                Sitem pemerintahan presidensil
  dan parlementer
b). Konstitusi RIS :   Bentuk negara serikat
                  Bentuk pemerintahan uni
                  Sitem pemerintahan parlementer

c). UUDS ‘50 :   Bentuk negara kesatuan
                 Bentuk pemerintahan republik
                 Sitem pemerintahan parlementer

c). UUD 1945 :   Bentuk negara kesatuan
                 Bentuk pemerintahan republik
                 Sitem pemerintahan presidensil
Pembukaan UUD 1945 mengandung unsur-unsur yang sifatnya
 mutlak dari pokok kaidah yang fundamental menyangkut dasar dan tujuan
 negara, bentuk negara, dan falsafah negara.

a. Sumber Kekuasaan
 1. Dalam alinea ketiga disebutkan bahwa pernyataan kemerdekaan itu
 adalah atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, hal ini bermakna bahwa
 kemerdekaan yang dinyatakan oleh rakyat Indonesia itu semata-mata
 karena mendapatkan rahmat dan ridho Allah Yang Maha Kuasa. Suatu
 pengakuan adanya suatu kekuasaan di atas kekuasaan manusia yang
 mengatur segala hal yang terjadi di alam semesta ini. Dengan kata lain
 bahwa kekuasaan yang diperoleh rakyat Indonesia dalam menyatakan
 kemerdekaan dan dalam mengatur kehidupan kenegaraan bersumber dari
 Allah Yang Maha Kuasa.
 2. Sementara itu dalam alinea keempat disebutkan bahwa negara Republik
 Indonesia tersusun dalam bentuk kedaulatan rakyat, yang berarti bahwa
 sumber kekuasaan terletak di tangan rakyat. Hal ini ditegaskan lebih lanjut
 dalam Bab I, pasal 1 ayat (2) yang menyatakan bahwa “kemerdekaan adalah
 di tangan rakyat,…..”.
3. Dengan demikian terdapat dua sumber kekuasaan sekaligus,
yakni bersumber pada Tuhan dan bersumber pada rakyat.
4. Sebagai akibat maka perlu adanya suatu pola sistem
penyelenggaraan pemerintahan sebagai penerapan kekuasaan
yang bersumber dari dua arah tersebut. Perlu dipikirkan
bagaimana menyusun suatu sistem yang mampu
mengintegrasikan kedua sumber kekuasaan yang bersumber
dari Tuhan dan bersumber dari rakyat.
b. Hak Asasi Manusia
   Perumusan hak asasi manusia dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
   tidak begitu explisit, namun bila kita cermati secara mendalam nampak
   dengan jelas bahwa Pembukaan UUD dijiwai oleh konsep hak asasi
   manusia. Berikut kami sampaikan beberapa perumusan yang
   menggambarkan prinsip-prinsip hak asasi manusia yang dapat kita
   temukan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar.
   1. Kemerdekaan yang dinyatakan oleh rakyat Indonesia ini adalah untuk
   menciptakan kehidupan kebangsaan yang bebas, salah satu hak asasi
   manusia yang selalu didambakan, dan dituntut untuk dapat
   direalisasikannya.
   2. Kemerdekaan negara Indonesia berciri merdeka, bersatu, berdaulat, adil
   dan makmur. Merdeka, adil dan makmur merupakan suatu gambaran hak
   asasi manusia yakni hak kebebasan dan hak mengejar kebahagiaan.
   3. Keseluruhan alinea pertama merupakan penjabaran hak asasi manusia,
   yakni kebebasan dan kesetaraan. Kemerdekaan, perikemanusiaan dan
   perikeadilan merupakan suatu penjabaran dari kebebasan dan kesetaraan.

c. Faham Demokrasi
   Negara Indonesia dengan jelas menganut faham demokrasi, yang
   mengakui kedaulatan di tangan rakyat, serta susunan negara Republik
   Indonesia terbentuk dalam kedaulatan rakyat, yang merupakan istilah lain
   dari demokrasi. Meskipun demokrasi yang diterapkan di negara Indonesia
   hendaknya berdasar pada Pancasila.
d. Faham Persatuan
   Yang diutamakan dalam kehidupan bernegara adalah keseluruhan rakyat
   Indonesia. Hal ini terbukti dari rumusan-rumusan berikut :
   1. Tujuan dibentuknya pemerintah negara Indonesia adalah untuk (1)
   melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
   Indonesia, (2) memajukan kesejahteraan umum, (3) mencerdasakan
   kehidupan bangsa, dan (4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
   berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Hal ini
   menggambarkan bahwa kepentingan umum diletakkan di atas
   kepentingan pribadi tanpa kepentingan pribadi dikorbankan atau
   diabaikan.
   2. Yang ingin diwujudkan dengan berdirinya negara Indonesia ini adalah
   suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nampak dalam
   rumusan tersebut bahwa bukan kepentingan individu yang ditonjolkan
   tetapi keseluruhan rakyat Indonesia.
   3. Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa : “Negara” – begitu
   bunyinya – “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
   darah Indonesia dengan dasar persatuan dengan mewujudkan keadilan
   sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Dalam pembukaan ini diterima
   aliran pengertian negara persatuan, negara yang melindungi dan
   meliputi segenap bangsa seluruhnya. Negara, menurut pengertian
   “pembukaan” itu menghendaki persatuan, meliputi segenap bangsa
   Indonesia seluruhnya. inilah suatu negara yang tidak boleh dilupakan.
1. Menghargai Jasa Para Pahlawan Kemerdekaan
         Setiap warga negara harus menghargai dan berterima kasih
   kepada para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan
   Indinesia. Tanpa pengorbanan dan perjuangan mereka, mungkin
   kemerdekaan terlambat atau gagal dicapai. Dengan demikian, sudah
   kewajiban setiap warga negara untuk mempertahankan dan
   meneruskan apa yang dicita-citakan dan yang telah diperjuangkan oleh
   para pahlawan.
2. Menaati Peraturan
        Sebagai warga negara yang baik kita harus menaati peraturan
   yang berlaku, baik yang diatur dalam UUD 1945 maupun peraturan
   hukum lain. Peraturan yang dibuat oleh pemerintah bertujuan
   menciptakan kehidupan yang aman, tenteram, serasi, dan seimbang.
        Oleh karena itu, sebagai generasi penerus, kita semua harus
   menaati peraturan yang berlaku di Indonesia. Jika peraturan ditaati,
   Indonesia akan menjadi negara yang tertib dan generasi mudanya
   hidup menjunjung tinggi hukum.
3. Mendukung upaya Pembangunan
     Pembangunan yang dilakukan oleh bangsa
 Indonesia tidak lain adalah untuk kesejahteraan
 rakyatnya. Sebagai warga negara dan generasi muda
 yang baik kelak akan menjadi penerus bangsa, harus
 mendukung upaya pembangunan.
     Generasi muda yang cerdas, cekatan, terampil, dan
 berwawasan luas sangat dibutuhkan oleh negara kita
 yang sedang membangun. Generasi-generasi muda yang
 berkualitas akan memicu semakin cepatnya upaya
 pembangunan
WARGA NEGARA
Warga Negara

            Hakikat Warga Negara dan pewarganegaraan di Indonesia



Asas kewarganegaraan                                   Pewarganegaraan

           Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan



                   Penerapan Prinsip Persamaan KedudukanWarga Negara
Standar Kompetensi ..
* Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam
  berbagai aspek kehidupan.


Kompetensi Dasar ..
* Mendeskripsikan kedudukan warga negara dan
  pewarganegaraan di Indonesia
* Menganalisis persamaan kedudukan warga negara dala
  kehidupan bermasyrakat, berbagsa dn bernegara
* Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa
  membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya, dan
  suku
Penduduk adalah mereka yang
bertempat tinggal secara tetap,
turun temurun di dalam satu wilayah
negara.
   Warga negara adalah orang-orang
Indonesia asli dan orang-orang asing
yang bertempat tinggal di satu
wilayah negara berdasarkan
ketentuan hukum (legal).
a). UUD 945 pasal 26
 (1) Yang menjadi warga negara ialah orang-
 orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
 bangsa lain yang disahkan dengan undang-
 undang sebagai warga negara.
 (2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan
 orang asing yang bertempat tinggal di
 Indonesia.
 (3) Hal-hal mengenai warga negara dan
 penduduk diatur dengan undang-undang.
b). Undang-undang no.3 tahun 946
Warga Negara Indonesia ialah :
a. orang yang aseli dalam daerah Negara Indonesia;
b. orang yang tidak masuk dalam golongan tersebut diatas akan tetapi turunan dari seorang dari
     golongan itu, yang lahir dan bertempat kedudukan dan kediaman di dalam daerah Negara
     Indonesia, dan orang bukan turunan dari golongan termaksud, yang lahir dan bertempat
     kedudukan dan kediaman selama sedikitnya 5 tahun berturut-turut yang paling akhir di dalam
     daerah Negara Indonesia, yang telah berumur 21 tahun, atau telah kawin, kecuali jika ia
     menyatakan keberatan menjadi Warga Negara Indonesia karena ia adalah warga negara
     Negeri lain;
c. orang yang mendapat kewargaan Negara Indonesia dengan cara naturalisasi;
d. anak yang sah, disahkan atau diakui dengan cara yang sah oleh bapanya, yang pada waktu
     lahirnya bapanya mempunyai kewargaan Negara Indonesia;
e. anak yang lahir dalam 300 hari setalah bapanya, yang mempunyai kewargaan Negara
     Indonesia, meninggal dunia;
f. anak yang hanya oleh ibunya diakui dengan cara yang sah, yang pada waktu lahirnya ibunya
     mempunyai kewargaan Negara Indonesia;
g. anak yang diangkat dengan cara yang sah oleh seorang Warga Negara Indonesia;
h. anak yang lahir di dalam daerah Negara Indonesia, yang oleh bapanya ataupun oleh ibunya
     tidak diakui dengan cara yang sah;
i. anak yang lahir di dalam daerah Negara Indonesia, yang tidak diketahui siapa orang tuanya
atau kewargaan negara orang tuanya.
Berdasarkan Pasal 9 UU No. 12 Tahun 2006
 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
 menyatakan bahwa bagi WNA yang ingin
 menjadi WNI harus memenuhi syarat:
 Telah tinggal di Indonesia lima tahun berturut-turut
    atau 10 tahun tidak berturut-turut;
   Sehat jasmani dan rohani;
   Berumur di atas 18 tahun atau telah kawin;
   Dapat berbahasa Indonesia;
   Tidak dipidana;
   Tidak berkewarganegaraan ganda;
   Mempunyai pekerjaan/penghasilan tetap;
   Membayar biaya ke kas negara.
Bagi WNA yang telah kawin dengan WNI dan ingin
menjadi WNI, berdasarkan Pasal 19 UU No. 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa
WNA yang bersangkutan harus:

1. Mengajukan pernyataan ke pejabat/Menteri Hukum dan HAM
untuk menjadi WNI;
2. Memberikan surat pernyataan bahwa dia telah tinggal di
Indonesia 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-
turut; dan
3. Pernyataan bahwa bila mendapat kewarganegaraan Indonesia
tidak menjadi dwikewarganegaraan (Kewarganegaraan ganda).
1.    Asas Kewarganegaraan
     ** azas iusoli : penetapan kewarganegaraan seseorang
     berdasarkan tepat ia dilahirkan.
     ** azas ius sanguinis : penetapan kewarganegaraan
     sesorang berdasrkan keturunan.

     ** azas kewarganegaraan tunggal : satu
     kewarganegaraan bagi setiap orang
     ** Apratide : tidak memiliki
     kewarganegaraan
     **Bipratide : meiliki dua kewarganegraan
2. Pewarganegaraan (Naturalisasi)

Naturalisasi ialah permohonan
  kewarganegaraan:
1) Naturalisasi biasa : sesuai aturan
   perundang-undangan yang berlaku
2) Naturalisasi luar biasa : berdasarkan
   penglihatan jasa dan kemampuan

   Pewarganegaraan aktif:
 seseorg dpt menggunakan hak
 opsi utk memilih atau
 mengajukan kehendak menjadi
 warga negara dari suatu
 negara
** menikah dengan pria asing
** diakui oleh orang asing sebagai anak
** masuk dalam dinas asing
** bertempat tinggal di luar negeri 5 (lima) tahun
  berturut-turut
Hak adalah: Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan
penggunaannya tergantung kepada kita sendiri.
Contohnya: hak mendapatkan pengajaran, hak
mendapatkan nilai dari guru dan sebagainya

Kewajiban adalah: Sesuatu yang harus dilakukan dengan
penuh rasa tanggung jawab.

Contohnya: melaksanakan tata tertib di sekolah,
membayar SPP atau melaksanakan tugas yang diberikan
guru dengan
Hak dan kewajiban dalam bidang
politik
 1. Hak untuk diperlakukan yang sama di dalam hukum dan
 pemerintahan.
 2. Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan.
 3. Hak berserikat dan berkumpul.
 4. Hak mengeluarkan pikiran (berpendapat).
 5. Kewajiban untuk memiliki kemampuan beroganisasi
 dan melaksanakan aturan-aturan lainnya, di antaranya:
 Semua organisasi harus berdasarkan Pancasila sebagai
 azasnya, semua media pers dalam mengeluarkan pikiran
 (pembuatannya selain bebas harus pula bertanggung jawab
 dan sebagainya)
Hak dan kewajiban dalam
bidang sosial budaya
  Hak memperoleh kesempatan pendidikan pada segala tingkat, baik
     umum maupun kejuruan.
    Hak menikmati dan mengembangkan kebudayaan nasional dan
     daerah.
    Kewajiban mematuhi peraturan-peraturan dalam bidang
     kependidikan.
    Kewajiban memelihara alat-alat sekolah, kebersihan dan
     ketertibannya.
    Kewajiban ikut menanggung biaya pendidikan.
    Kewajiban memelihara kebudayaan nasional dan daerah.
    Hak untuk mengembangkan dan menyempurnakan hidup moral
     keagamaannya, sehingga di samping kehidupan materiil juga
     kehidupan spiritualnya terpelihara dengan baik.
    Kewajiban untuk percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
c. Hak dan kewajiban dalam bidang Hankam
   bahwa setiap warga negara berhak dan wajib dalam usaha pembelaan
    negara.

d. Hak dan kewajiban dalam bidang Ekonomi
 Hak memperoleh jaminan kesejahteraan ekonomi, misalnya
  dengan tersedianya barang dan jasa keperluan hidup yang
  terjangkau oleh daya beli rakyat.
 Hak dipelihara oleh negara untuk fakir miskin dan anak-anak
  terlantar.
 Kewajiban bekerja keras dan terarah untuk menggali dan
  mengolah berbagai sumber daya alam.
 Kewajiban dalam mengembangkan kehidupan ekonomi yang
  berazaskan kekeluargaan, tidak merugikan kepentingan orang
  lain.
 Kewajiban membantu negara dalam pembangunan misalnya
  membayar pajak tepat waktu.
 Indonesia = multikultural ->ras, gender, golongan,
  budaya, suku bangsa -> KONFLIK
 Menjaga tali persaudaraan.
 Bergosip, Menggunjingkan keburukan orang lain, iri ->
  DIHILANGKAN!
 Saling mengisi
 Memperkaya pengetahuan dengan berbagi cerita atau
  keahlian tanpa mempedulikan perbedaan yang ada.
 Memupuk kekayaan yang ada.
 Bangsa Yang kokoh -> KUAT
SISTEM POLITIK INDONESIA
Sistem Politik Indonesia

                       Definisi Sistem Politik


                     Sistem Politik di Dunia
Suprastruktur                                           Infrastruktur
                            Struktur Poltik

                Sistem Politik Demokrasi di Indonesia

                     Peran serta Masyarakat Indonesia
Standar Kompetensi ..
* Menganalisis sistem politik di Indonesia


Kompetensi Dasar ..
* Mendeskripsikan suprastruktur dan infrastruktur politik
  di Indonesia
* Mendeskripsikan perbedaan sistem politik di berbagai
  negara
* Menampilkan peran serta dala sistem politik di Indonesia
Politik ialah ilmu yang mempelajari tentang negara,
  tujuan dan lembaga negara dala melaksanakn fungsi,
  tujuan dan hubungan dengan negara maupun warga
  negara

Konsep pokok politik ::
 negara
 kekuasaan
 pengmblan keputusan
 kebijakan
 pembagian kekuasaan
1. Suprastruktur Politik
    Ialah suasana kehidupan politik pemerintahan yang
    terdiri dari :
   MPR
   Anggota MPR
   Presiden
   Legislatif
   BPK
   MA
Fungsi suprastruktur politik :
1. Fungsi pengambilan keputusan
2. Fungsi pelaksanaan keputusan
3. Fungsi pengawasan pelaksanaan
   keputusan

2. Infrastruktur Politik
   Ialah suasana kehidupan politik
   rakyat
1.   Partai Politik
     Suatu organisasi dalam melakasnakan aktivitas
     politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan
2. Kelompok Kepentingan
 Menyalurkan aspirasi dan usulan politik.
 Contohnya: organisasi buruh, tani, golongan
 pedagang, pegawai negeri, dan cendekiwan
3. Kelompok Penekan
 Tidak berminat pada jabatan politik tapi
 berperan mengajukan kepentingan dan aspirasi
 masyarakat
4. Alat Komunikasi Politik
 Ialah media massa yang dapat dijadikan penyalur
 dan pembawa suara rakyat dalam aktiitas politik.
5. Tokoh Politik
 Ialah tokoh-tokoh masyarakat yang memperoleh
a. Sistem Politik Di Negara Komunis :
  Bercirikan pemerintahan yang sentralistik, peniadaan hak
  milk pribadi, peniadaan hak-haak sipil dan politik, tidak
  adanya mekanisme pemilu yang terbuka, tidak adanya
  oposisi, serta terdapat pembatasan terhadap arus informasi
  dan kebebasan berpendapat
b. Sistem Politik Di Negara Liberal :
  Bercirikan adanya kebebasan berpikir bagi tiap individu
  atau kelompok; pembatasan kekuasaan; khususnya dari
  pemerintah dan agama; penegakan hukum; pertukaran
  gagasan yang bebas; sistem pemerintahan yang transparan
  yang didalamnya terdapat jaminan hak-hak kaum
  minoritas
Sistem Politik di Indonesia :

 Sistem politik yang didasarkan pada
 nilai, prinsip, prosedur, dan kelembagaan yang
 demokratis. Adapun sendi-sendi pokok dari sistem
 politik demokrasi di Indonesia adalah :

 Ide kedaulatan rakyat
 Negara berdasarkan atas hukum
 Bentuk Republik
 Pemerintahan berdasarkan konstitusi
 Pemerintahan yang bertanggung jawab
 Sistem Perwakilan
 Sistem pemerintahan presidensiil
Peran serta masyarakat dalam
 politik adalah terciptanya
 masyarakat politik yang “Kritis
 Partisipatif” dengan ciri-ciri ::
 Meningkatnya respon masyarakat
  terhadap kebijakan pemerintah
 Adanya partisipasi rakyat dalam
  mendukung atau menolak suatu
  kebijakan politik
 Meningkatnya partisipasi rakyat
Hakikat Bangsa dan Negara

More Related Content

What's hot

Wawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkriWawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkrihadiarnowo
 
Memahami wawasan kebangsaan dan integritas bangsa
Memahami wawasan kebangsaan dan integritas bangsa Memahami wawasan kebangsaan dan integritas bangsa
Memahami wawasan kebangsaan dan integritas bangsa Supardi Pasgu
 
Wawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkriWawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkrihadiarnowo
 
Bab 1 dan bab 2 kwn kelas x
Bab 1 dan bab 2 kwn kelas xBab 1 dan bab 2 kwn kelas x
Bab 1 dan bab 2 kwn kelas xfarahfarahna
 
Hakikat bangsa dan negara, bangsa dan negara
Hakikat bangsa dan negara, bangsa dan negaraHakikat bangsa dan negara, bangsa dan negara
Hakikat bangsa dan negara, bangsa dan negararcvaganza
 
2 identitas-nasional
2 identitas-nasional2 identitas-nasional
2 identitas-nasionalTIPD StainPMK
 
wawasan kebangsaan - diklat prajabatan 2012
wawasan kebangsaan - diklat prajabatan 2012wawasan kebangsaan - diklat prajabatan 2012
wawasan kebangsaan - diklat prajabatan 2012Gabriel Nazarrio
 
Hakikat negara kesatuan republik indonesia
Hakikat negara kesatuan republik indonesiaHakikat negara kesatuan republik indonesia
Hakikat negara kesatuan republik indonesiaBonadea Visakha
 
Revisi wawasan kebangsaan
Revisi wawasan kebangsaanRevisi wawasan kebangsaan
Revisi wawasan kebangsaanTeguh Suyitno
 
Wawasan Kebangsaan
Wawasan KebangsaanWawasan Kebangsaan
Wawasan KebangsaanFahmi Hakam
 
2 identitas-nasional
2 identitas-nasional2 identitas-nasional
2 identitas-nasionaljojosudarjo
 

What's hot (18)

Ppt kewarganegaraan
Ppt kewarganegaraanPpt kewarganegaraan
Ppt kewarganegaraan
 
Wawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkriWawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkri
 
Hakikat Bangsa dan Negara
Hakikat Bangsa dan NegaraHakikat Bangsa dan Negara
Hakikat Bangsa dan Negara
 
Memahami wawasan kebangsaan dan integritas bangsa
Memahami wawasan kebangsaan dan integritas bangsa Memahami wawasan kebangsaan dan integritas bangsa
Memahami wawasan kebangsaan dan integritas bangsa
 
Hakikat Negara
Hakikat NegaraHakikat Negara
Hakikat Negara
 
Identitas Nasional
Identitas NasionalIdentitas Nasional
Identitas Nasional
 
Wawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkriWawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkri
 
Hand out kajian ba
Hand out kajian baHand out kajian ba
Hand out kajian ba
 
Bab 1 dan bab 2 kwn kelas x
Bab 1 dan bab 2 kwn kelas xBab 1 dan bab 2 kwn kelas x
Bab 1 dan bab 2 kwn kelas x
 
Hakikat bangsa dan negara, bangsa dan negara
Hakikat bangsa dan negara, bangsa dan negaraHakikat bangsa dan negara, bangsa dan negara
Hakikat bangsa dan negara, bangsa dan negara
 
2 identitas-nasional
2 identitas-nasional2 identitas-nasional
2 identitas-nasional
 
Wasbang nkri
Wasbang nkriWasbang nkri
Wasbang nkri
 
wawasan kebangsaan - diklat prajabatan 2012
wawasan kebangsaan - diklat prajabatan 2012wawasan kebangsaan - diklat prajabatan 2012
wawasan kebangsaan - diklat prajabatan 2012
 
Hakikat negara kesatuan republik indonesia
Hakikat negara kesatuan republik indonesiaHakikat negara kesatuan republik indonesia
Hakikat negara kesatuan republik indonesia
 
Revisi wawasan kebangsaan
Revisi wawasan kebangsaanRevisi wawasan kebangsaan
Revisi wawasan kebangsaan
 
Wawasan Kebangsaan
Wawasan KebangsaanWawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan
 
2 identitas-nasional
2 identitas-nasional2 identitas-nasional
2 identitas-nasional
 
PKn Kelas X
PKn Kelas XPKn Kelas X
PKn Kelas X
 

Similar to Hakikat Bangsa dan Negara

PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL
PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONALPANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL
PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONALRifin Sugiarto
 
Bab i materi pengantar pendidikan kewarganegaraan
Bab i  materi pengantar pendidikan kewarganegaraanBab i  materi pengantar pendidikan kewarganegaraan
Bab i materi pengantar pendidikan kewarganegaraanArdhiYahya1
 
Negara Bangsa, Nasionalisme dan Identitas Nasional
Negara Bangsa, Nasionalisme dan Identitas NasionalNegara Bangsa, Nasionalisme dan Identitas Nasional
Negara Bangsa, Nasionalisme dan Identitas NasionalDyah Fitriana
 
pendidikan kewarganegaraan materi tentang identitas
pendidikan kewarganegaraan materi tentang identitaspendidikan kewarganegaraan materi tentang identitas
pendidikan kewarganegaraan materi tentang identitasAlumniKajianStrateji
 
KompetensiDasar1.1.ppt
KompetensiDasar1.1.pptKompetensiDasar1.1.ppt
KompetensiDasar1.1.pptAhmadAfandi98
 
KompetensiDasar1.1.ppt
KompetensiDasar1.1.pptKompetensiDasar1.1.ppt
KompetensiDasar1.1.pptAhmad Afandi
 
Bangsa, negara, sikap keterbukaan dan keadilan
Bangsa, negara, sikap keterbukaan dan keadilanBangsa, negara, sikap keterbukaan dan keadilan
Bangsa, negara, sikap keterbukaan dan keadilaneli priyatna laidan
 
Materi Kewarganegaraan
Materi KewarganegaraanMateri Kewarganegaraan
Materi KewarganegaraanIsmail Yusuf
 
Peran Serta dalam Upaya Pembelaan Negara Tempo Dulu
Peran Serta dalam Upaya Pembelaan Negara Tempo DuluPeran Serta dalam Upaya Pembelaan Negara Tempo Dulu
Peran Serta dalam Upaya Pembelaan Negara Tempo DuluEstiWidyaa
 
Pengantar pendidikan kewarganegaraan
Pengantar  pendidikan kewarganegaraanPengantar  pendidikan kewarganegaraan
Pengantar pendidikan kewarganegaraanbayuandella
 
PPT 1 HAKIKAT BANGSA & NEGARA.pdf
PPT 1 HAKIKAT BANGSA & NEGARA.pdfPPT 1 HAKIKAT BANGSA & NEGARA.pdf
PPT 1 HAKIKAT BANGSA & NEGARA.pdffikaanurlaila
 
Tugas softskill STEFANIE
Tugas softskill STEFANIETugas softskill STEFANIE
Tugas softskill STEFANIEvannystefanie
 
wawasan kebangsaan dalam kerangka NKRI
wawasan kebangsaan dalam kerangka NKRIwawasan kebangsaan dalam kerangka NKRI
wawasan kebangsaan dalam kerangka NKRIDeni Wahyu
 
Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan KewarganegaraanPengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan KewarganegaraanRilo Pambudi
 
BANGSA DAN NEGARA SERTA BELA NEGARA
BANGSA DAN NEGARA SERTA BELA NEGARABANGSA DAN NEGARA SERTA BELA NEGARA
BANGSA DAN NEGARA SERTA BELA NEGARARifin Sugiarto
 
Pertemuan 3 - revisi Hakikat Bangsa Unsur Pembentuk Negara (1).pptx
Pertemuan 3 - revisi Hakikat Bangsa  Unsur Pembentuk Negara (1).pptxPertemuan 3 - revisi Hakikat Bangsa  Unsur Pembentuk Negara (1).pptx
Pertemuan 3 - revisi Hakikat Bangsa Unsur Pembentuk Negara (1).pptxLugaspragnya
 

Similar to Hakikat Bangsa dan Negara (20)

PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL
PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONALPANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL
PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL
 
Bab i materi pengantar pendidikan kewarganegaraan
Bab i  materi pengantar pendidikan kewarganegaraanBab i  materi pengantar pendidikan kewarganegaraan
Bab i materi pengantar pendidikan kewarganegaraan
 
BANGSADANNEGARA.ppt
BANGSADANNEGARA.pptBANGSADANNEGARA.ppt
BANGSADANNEGARA.ppt
 
Negara Bangsa, Nasionalisme dan Identitas Nasional
Negara Bangsa, Nasionalisme dan Identitas NasionalNegara Bangsa, Nasionalisme dan Identitas Nasional
Negara Bangsa, Nasionalisme dan Identitas Nasional
 
Bab 1 pkn
Bab 1 pknBab 1 pkn
Bab 1 pkn
 
pendidikan kewarganegaraan materi tentang identitas
pendidikan kewarganegaraan materi tentang identitaspendidikan kewarganegaraan materi tentang identitas
pendidikan kewarganegaraan materi tentang identitas
 
Hakikat Nasional
Hakikat NasionalHakikat Nasional
Hakikat Nasional
 
KompetensiDasar1.1.ppt
KompetensiDasar1.1.pptKompetensiDasar1.1.ppt
KompetensiDasar1.1.ppt
 
KompetensiDasar1.1.ppt
KompetensiDasar1.1.pptKompetensiDasar1.1.ppt
KompetensiDasar1.1.ppt
 
Bangsa, negara, sikap keterbukaan dan keadilan
Bangsa, negara, sikap keterbukaan dan keadilanBangsa, negara, sikap keterbukaan dan keadilan
Bangsa, negara, sikap keterbukaan dan keadilan
 
Materi Kewarganegaraan
Materi KewarganegaraanMateri Kewarganegaraan
Materi Kewarganegaraan
 
Peran Serta dalam Upaya Pembelaan Negara Tempo Dulu
Peran Serta dalam Upaya Pembelaan Negara Tempo DuluPeran Serta dalam Upaya Pembelaan Negara Tempo Dulu
Peran Serta dalam Upaya Pembelaan Negara Tempo Dulu
 
Pengantar pendidikan kewarganegaraan
Pengantar  pendidikan kewarganegaraanPengantar  pendidikan kewarganegaraan
Pengantar pendidikan kewarganegaraan
 
Bangsa dan negara
Bangsa dan negaraBangsa dan negara
Bangsa dan negara
 
PPT 1 HAKIKAT BANGSA & NEGARA.pdf
PPT 1 HAKIKAT BANGSA & NEGARA.pdfPPT 1 HAKIKAT BANGSA & NEGARA.pdf
PPT 1 HAKIKAT BANGSA & NEGARA.pdf
 
Tugas softskill STEFANIE
Tugas softskill STEFANIETugas softskill STEFANIE
Tugas softskill STEFANIE
 
wawasan kebangsaan dalam kerangka NKRI
wawasan kebangsaan dalam kerangka NKRIwawasan kebangsaan dalam kerangka NKRI
wawasan kebangsaan dalam kerangka NKRI
 
Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan KewarganegaraanPengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan
 
BANGSA DAN NEGARA SERTA BELA NEGARA
BANGSA DAN NEGARA SERTA BELA NEGARABANGSA DAN NEGARA SERTA BELA NEGARA
BANGSA DAN NEGARA SERTA BELA NEGARA
 
Pertemuan 3 - revisi Hakikat Bangsa Unsur Pembentuk Negara (1).pptx
Pertemuan 3 - revisi Hakikat Bangsa  Unsur Pembentuk Negara (1).pptxPertemuan 3 - revisi Hakikat Bangsa  Unsur Pembentuk Negara (1).pptx
Pertemuan 3 - revisi Hakikat Bangsa Unsur Pembentuk Negara (1).pptx
 

Recently uploaded

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 

Recently uploaded (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 

Hakikat Bangsa dan Negara

  • 2.
  • 3. BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5 BAB 6
  • 4. HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI)
  • 5. Standar Kompetensi .. * Memahami hakikat bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Kompetensi Dasar .. * Mendeskripsikan hakikat bangsa dan unsur-unsur terbentukya negara. * Mendeskripsikan hakikat negara dan bentuk-bentuk kenegaraan. * Menjelaskan pengertian, fungsi, dan tujuan NKRI. * Menunjukkan semangat kebangsaan, nasionalisme, dan patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
  • 6. Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia Makna Manusia, Masyarakat – Bangsa, dan Negara Terbentuknya Terbentuknya Bangsa Negara Hakikat Bangsa Hakikat Negara dan Bentuk-Bentuk Kenegaraan Pengertian, Tujuan dan Fungsi Negara Kesatuan RI Partiotisme Semangat Kebangsaan Nasionalisme Semangat Kebangsaan Lainnya
  • 7.
  • 8. 1. Manusia Manusia diciptakan oleh tuhan yang maha esa memiliki kedudukan dan martabat yang paling tinggi diantar makhluk lain ciptaan-Nya. Manusia diberikan akal dan pikiran sehingga dalam kondisi tertentu mampu memenuhi hasrat dan kebutuhan hidupnya. Kemudian, setiap manusia dilahirkan dalam keadaan merdeka dan mempunyai haik serta martabat yang sama. Manusia berasal dari bahasa sansekerta, yaitu manu. Artinya berpikir dan berakal budi. Dalam sejarah homo berarti manusia. Manusia didalam pergaulan hidupnya ditakdirkan sebagai makhluk social. Aristoteles (384-322 SM), salah seorang filsuf yunani mengatakn bahwa manusia itu makhluk yang bergaul, bermasyarakat.
  • 9. 2. Masyarakat - Bangsa Masyarakat adalah persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang sama. Mereka hidup bersama dalam berbagai hubungan antara individu yang berbeda – beda tingkatannya. Kehidupan bersama itu dapat berbentuk desa, kota, daerah, dan Negara. Pada umumnya ada tiga macam golongan masyarakat, yaitu sebagai berikut : a) Golongan yang berdasarkan hubungan kekeluargaan, perkumpulan keluarga, suami-istri (gemeinschaft) b) Golongan yang berdasarkan hubungan kepentingan / pekerjaan, perkumpulan ekonomi, koperasi, serikat kerja, perkumpulan social, perkumpulan kesenian, dan olahraga (gezelschaft). c) Golongan yang berdasarkan hubunugan tujuan / pandangan hidup atau ideology, partai politik, perkumpulan agama, bangsa, dan Negara.
  • 10. Bangsa adalah sekelompok manusia / orang yang memiliki hal – hal berikut. a) cita-cita bersama yang mengikat dan menjadi satu kesatuan b) perasaan senasib sepenanggungan c) karakter yang sama d) adat istiadat / budaya yang sama e) satu kesatan wilayah f) teroganisir dalam satu wilayah hukum
  • 11. 3. Negara Istilah Negara merupakan terjemahan dari de staat (belanda), the state (inggris), I’etat (prancis), statum (latin), lo stato (Italia), dan der staat (jerman). Menurut bahasa sansekerta, nagari atau Negara, berarti kota, sedangkan menurut bahasa suku-suku di Indonesia sering disebut negeri atau Negara, yaitu tempat tinggal. Menurut kamus umum bhasa Indonesia Negara adalah persekutuan bangsa yang hidup dalam suatu wilayah dengan batas-batas tertentu yang diperintah dan diurus oleh suatu badan pemerintha dengan teratur. Negara dalam arti sempit sama dengan pemerintahan dalam arti luas (lembaga legislative, eksekutif, yudikatif ) yang merupakan alat untuk mencapai kepentingan bersama, sedangkan Negara dalam arti luas adalah kesatuan social yang mengatur, memimpin, dan mengkoordinasi masyarakat supaya dapat hidup wajar dan berkembang terus. Dalam mengemban tugasnya, Negara memliki aparatur Negara dengan wewenangnya
  • 12.
  • 13. Pengertian bangsa yang dikemukakan secara unik oleh Ben Anderson, dapat ditelaah lebih lanjut mngenai proses dan unsur-unsur pembentuknya. Menurut pengamatan Ben Anderson, ilmuwan politik dari universitas cornel, bangsa merupakan komunitas politik yang dibayangkan dalam wilayah yang jelas batsnya dan berdaulat. Mengapa dikatakan sebagai komunitas polotik yang dibayangkan? Karena suatu bangsa yang paling kecil sekalipun, setiap individunya tidak kenal satu sama lain. Begitupula dengn bangsa yang besar sekalipun, yang jumlah anggota atau penduduknya hingga ratusan jiwa, mempunyai batas wilayah yang relatif jelas. Kekuasaan dan wewenang suatu bangsa atas suatu wilayah yang berdaulat, merupakan dibawah wewenang kenegaraan atau Negara yang mempunyai kekuasaan atas seluruh wilayah dan bangsa tersebut.
  • 14. 1. Faktor Pembentukan Bangsa Menurut Dasar Identitas a. Primordial, yaitu ikatan kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa, dan adat istiadat. b. Sakral, kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat menimbulkan ideologi dokttriner yang kuat dalam suatu masyarakat, sehingga keterkaitannya dapat membentuk bangsa negara. c. Tokoh, tokoh yang kharismatik bagi masyarakat akan menjadi panutan untuk mewujudkan misi-misi bangsa. d. Sejarah, sejarah dan pengalaman masa lalu seperti penderitaan akibat penjajahan akan melahirkan solidaritas (senasib dan sepenanggungan). e. Bhinneka Tunggal Ika, yaitu faktor kesadaran antaranggota masyarakat mengenai pentingnya persatuan dan berbagai perbedaan. f. Perkembangan Ekonomi, perkembangan ekonomi yang terspesialisasi sesuai kebutuhan masyarakat akan meningkatkan mutu dan variasi kebutuhan masyarakat yang lain.
  • 15. g. Kelembagaan, Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik mempertemukan berbagai kepentingan di kalangan masyarakat. 2. Faktor Pembentuk Bangsa Menurut Segi Organisasi a. Negara sebagai Organisasi Kekuasaan b. Negara sebagai Organisasi Politik c. Negara Ditinjau dari Segi Organisasi Kesusilaan d. Negara Ditinjau dari Segi Integritas antara Pemerintah dan Rakyat
  • 16.
  • 17. 1. Unsur-Unsur Negara Menurut para ahli Negara, antara lain Oppenheim dan Lauterpacht, tiga unsure pokok tersebut adalah sebagai berikut: a. rakyat atau masyarakat b. wilayah / daerah, meliputi udara, darat, dan perairan (perairan bukan merupakan syarat mutlak). c. Pemerintah yang berdaulat
  • 18. Rakyat Rakyat adalah semua orang yang berdiam di dalam Negara suatu Negara atau menjadi penghuni Negara. Rakyat merupakan unsur terpenting dari Negara. Pengelompokan Rakyat • Penduduk dan bukan penduduk (berdasarkan hubungannya dengan wilayah dan Negara). Penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal tetap atau berdomosili tetap di dalam wilayah Negara (menetap). Bukan Penduduk adalah mereka yang berada didalam wilayah Negara, tetapi tidak bermaksud bertempat tinggal di Negara itu. Termasuk kedalam golongan bukan penduduk antara lain wisata asing yang sedang melakukan perjalanan wisata didalam wilayah. • Warga Negara dan bukan warga Negara (berdasarkan hubungannya dengan pemerintah Negara). Warga Negara adalah mereka yang berdasarkan hukum merupakan anggota dari Negara (menurut undang-undang diakui sebagai warga Negara). Bukan warga Negara (orang asing) adalah mereka yang mengakui Negara lain sebagai negaranya.
  • 19. Wilayah Pembatasan wilayah suatu Negara sangat pentings sekali karena menyangkut pelaksanaan kedaulatan suatu Negara dalam segala bentuk seprti hal-hal berikut : • berkuasa penuh terhadap kekayaan yang ada dildalamnya • berkuasa mengusir orang-orang yang bukan warga negaranya dalam wilayah tersebut bila tidak izin dari Negara itu. Pembagian Wilayah 1. Daratan Pembatasan antara Negara dapat berupa hal-hal berikut. 1. Batas alam. Misalnya sungai, danau, pegunungan, atau lembah. 2. Batas buatan, misalnya Pagar tembok, pagar kawat berduri. 3. Batas menurut geofisika, misalnya lintang utara / selatan , bujur timur / barat.
  • 20. 2. Lautan Wilayah laut suatu Negara ialah semua perairan, lautanh, dan sungai yang berada dalam batas-batas Negara (laut territorial). Penentuan batas laut harus berpedoman kepada hukum laut internasional. Masalah laut menjadi masalh internasional karena ada dua konsepsi kalautan yang bertentangan, yaitu sebagai berikut. Masalah Kelautan • Res Nullius, yaitu lautan dapat dimilkki oleh Negara karena tidak ada yang memlikinya. • Res Kommunis, yaitu laut merupakan milik bersama masyarakat dunia. Oleh karena itu, tidak dapat dimilkki oleh Negara mana pun. Sekarang masalah kelautan telah memperoleh kepastian hukum melalui “Konferensi Hukum Laut Internasional III”, 10 Desember 1982 yang diselenggarakan oleh PBB di Montego Bay, Jamaica, yang ditandatangani 119 negara peserta. Konferensi tersebut menghasilkan batas-batas wilayah kenegaraan, yaitu :
  • 21. a. Laut Teritorial, setiap negara memiliki kedaulatan atas laut teritorial selebar 12 mil laut yang diukur berdasarkan garis lurus yang ditarik dari garis dasar (base line) garis pantai ke arah laut bebas. b. Zona Bersebelahan, dalam daerah ini negara pantai (costal state) dapat mengambil tindakan bagi pihak-pihak yang melanggar ketentuan-ketentuan berdasarkan undang- undang bea-cukain, fiskal, imigrasi, dan ketertiban negara yang bersangkutan. c. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), dalam wilayah ini, negara pantai menggali kekayaan alam yang ada dan menangkap para nelayan asing yang kedapatan sedang melakukan penangkapan ikan. d. Landas Benua, dalam wilayah ZEE ini, negara pantai boleh mengadakan eksploitasi dan eksplorasi kekayaan alam dengan persyaratan harus membagikan keuntungan dengan masyarakat internasional.
  • 22. 3. Udara Batas wilayah udara menjadi masalah, karena terdapat beberapa aliran pemikiran yang dikelompokkan atas dua bagian, yaitu : a. Aliran Udara Bebas Aliran ini dilengkapi oleh tiga macam pendapatan, yaitu : 1. Kebebasan ruang udara tanpa batas. 2. Kebebasan ruang udara yang dilengkapi oleh hak khusus dari negara kolong. 3. Kebebasan ruang udara dilengkapi zona teritorial dari negra kolong untuk dapat dilaksanakan. b. Aliran Kedaulatan atas Udara di Atas Wilayah Negaranya Aliran ini membagi diri ke dalam tiga pendapat, yaitu: 1. Negara kolong berdaulat penuh dalam ketinggian tertentu. 2. Negara kolong berdaulat penuh dibatasi oleh navigasi asing. 3. Negara kolong berdaulat penuh tanpa batas.
  • 23. 4. Wilayah Ekstrateritorial Berdasarkan ketentuan hukum internasional, yang termasuk wilayah ekstrateritorial adalah wilayah di mana kapal-kapal laut yang berbendera negara tertentu sedang berlayar di lautan bebas, pesawat-pesawat terbang yang sedang mengangkasa di atas lautan bebas di bawah identitas negara tertentu dan tempat atau gedung perwakilan diplomatik suatu negara tertentu. Pemerintahan yang Berkedaulatan Pemerintahan yang berdaulat memiliki arti sebagai berikut : 1. Dalam arti luas, merupakan gabungan antara lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. 2. Dalam arti sempit, hanya mencakup lembaga eksekutif.
  • 24. 2. Kedaulatan Istilah kedaulatan merupakan terjemahan dari superanus (Latin), sovereignty (Inggris), sovranus (Italia), souverainete (Perancis) yang berarti kekuasaan tertinggi. Beberapa teori kedaulatan, yaitu : 1. Teori Kedaulatan Tuhan 2. Teori Kedaulatan Raja 3. Asal Mula Terjadinya Negara 1. Terjadinya Negara secara Primer 2. Terjadinya Negara secara Sekunder 3. Terjadinya Negara Berdasarkan Fakta Sejarah 4. Terjadinya Negara Berdasarkan Pendekatan Toritis
  • 25. Hobos menggambarkan keadaan manusia sebagai serigala bagi sesamanya (homo homini lupus) sebelum adanya negara (state of nature).
  • 26. John Locke (29 Agustus 1632 – 28 Oktober 1704) adalah filsuf dari Inggris dengan pandangan empirisme. Ia sering disebut sebagai tokoh yang memberikan titik terang dalam perkembangan psikologi. Teori yang sangat penting darinya adalah tentang gejala kejiwaan adalah bahwa jiwa itu pada saat mula-mula seseorang dilahirkan masih bersih bagaikan sebuah "tabula rasa"
  • 27. Charles-Louis de Secondat, Baron de La Brède et de Montesquieu (18 Januari 1689 – 10 Februari 1755), atau lebih dikenal dengan Montesquieu, adalah pemikir politik Perancis yang hidup pada Era Pencerahan (Inggris : Enlightenment). Ia terkenal dengan teorinya mengenai pemisahan kekuasaan yang banyak disadur pada diskusi-diskusi mengenai pemerintahan dan diterapkan pada banyak konstitusi di seluruh dunia. Ia memegang peranan penting dalam mempopulerkan istilah “feodalisme" dan "Kekaisaran Bizantium"
  • 28. Jean Jacques Rousseau (Geneva, 28 Juni 1712 – Ermenonville, 2 July 1778) adalah seorang tokoh filosofi besar, penulis and komposer pada abad pencerahan. Pemikiran filosofinya mempengaruhi revolusi Perancis, perkembangan politika modern dan dasar pemikiran edukasi. Karya novelnya, Emile, atau On Education yang dinilai merupakan karyanya yang terpenting adalah tulisan kunci pada pokok pendidikan kewarganegaraan yang seutuhnya. Julie, ou la nouvelle Héloïse, novel sentimental tulisannya adalah karya penting yang mendorong pengembangan era pre- romanticism dan romanticism di bidang tulisan fiksi.
  • 29.
  • 30. 1. Negara Kesatuan (Unitarusme) Negara kesatuan suatu Negara yang mereka dan berdaulat, hanya ada satu pemerintah (pusat) yang mengatur seluruh daerah. Bentuk negara kesatuan sebagai berikut : a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, yaitu segala sesuatu dalam negara itu langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah-daerah tinggal melaksanakannya. b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, yaitu pelimpahan kesempatan dan kekuasaan kepada daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi daerah0 disebut pula daerah swatantra.
  • 31. 2. Negara Serikat (Federal) Negara serikat (federasi) adalah suatu Negara yang merupakan gabungan dari beberapa Negara bagian dari Negara serikat itu. Artinya, suatu negara yang merdeka dan berdaulat serta berdiri sendiri kemudian menggabungkan diri dalam suatu negara serikat sehingga menjadi negara bagian yang melepaskan sebagian kekuasaannya kepada negara serikat itu.
  • 32. 3. Bentuk Kenegaraan Lainnya Bentuk kenegaraan lainnya di dunia di antaranya sebagai berikut : a. Negara Dominion Negara dominion adalah suatu negara yang tadinya daerah jajahan Inggris yang telah merdeka dan berdaulat, termasuk menguru politik ke dalam dan ke luar negeri. b. Negara Protektorat Negara protektorat adalah suatu negara yang berada di bawah lindungan (to protect = melindungi) negra pelindung (suzeren), biasanya soal hubungan luar negeri dan pertahanan. c. Negara Uni Negara uni adalah dua atau lebih negara yang mesing-masing merdeka dan berdaulat tetapi mempunyai satu kepala negara yang sama.
  • 33. 1. Uni Riil, yaitu apabila negara-negara itu memiliki alat kelengkapan dan mengurus kepentingan bersama sesuai kesepakatan yang telah ditentukan lebih dahulu. 2. Uni Personil, yaitu apabila hanya kepala negara saja yang sama, sedangkan kepentingan dan alat kelengkapannya berbeda. 3. Uni Sui Generis, yaitu bentuk lain dari uni riil dan uni personil. d. Mandat dan Trust Bentuk negara-negara mandat dan trust diatur dan diawasi oleh Dewan Perwakilan PBB. Negara bekas jajahan yang kalah perang dalam Perang Dunia II, kemudian diatur oleh pemerintah perwalian dengan pengawasan komisi Mandat PBB disebut negara Mandat. Sedangkan negara-negara yang pemerintahannya diawasi Dewan Perwakilan PBB disebut negara Trust.
  • 34.
  • 35. 1. Pengertian NKRI Menurut UUD 1945 pasal 1 ayat 1, Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk republik. Selanjutnya, Negara Indonesia dikenal dengan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Berdasarkan paham integralistik, setiap unsur merasa berkewajiban untuk menciptakan keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan bersama. Lebih jelasnya adalah sebagai berikut : a. Negara merupakan suatu susunan masyarakat yang integral. b. Semua golongan bagian, bagian dan anggotanya berhubungan erat dan merupakan persatuan masyarakat yang organis. c. Perhimpunan bangsa merupakan hal terpenting dalam kehidupan bersama. d. Negara tidak memihak atau menjamin kepentingan golongan atau perseorangan. e. Negara tidak menganggap kepentingan seseorangan sebagai pusat.
  • 36. f. Negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Berdasarkan rangkaian terjadinya negara RI, dapat disimpulkan bahwa pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah bentuk negara yang terdiri dari banyak wilayah / kepulauan yang tersebar dengan keanekaragaman adat, suku, budaya, dan keyakinan yang memiliki tujuan dasar menjadi bangsa yang merdeka, berdaulat, bersatu adil dan makmur dengan pemerintahan yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dn melaksanakan ketertiban dunia.
  • 37. 2. Tujuan NKRI Tujuan Negara republic Indonesia tercantum didalam undang-undang dasar Negara Indonesia, yaitu pada pembukaan UUD 1945 yang berbunyi ‘untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruuh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.. denga berdasarkan kepada ketuhanan Yang Maha Esa; kemanusiaan yanga dil dan beradab; persatuan Indonesia; dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratuan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”
  • 38. Tujuan Negara menurut beberapa ajaran ahli kenegaraan : a. Ajaran Plato, negara bertujan untuk mewujudkan kesusilaan manusia, sebagai perseorangan (individu) dan sebagai makhluk sosial. b. Negara kekuasaan, menurut Machiavelli dan Shan Yang. Negara bertujuan untuk memperluas kekuasaan semata-mata. Rakyat harus rela berkorban untuk mencapai kejayaan negara. c. Ajaran Teokratis (kedaulatan Tuhan) tujuan negara adalah mencapai penghidupan dan kehidupan yang aman dan tenteran dengan taat kepada dan di bawah pimpinan Tuhan. d. Ajaran Negara Polis, negara bertujuan mengatur semata-mata keamanan dan ketertiban dalam negara. e. Ajaran Negara Hukum, negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum memuat hukum yang berlaku di negara itu. f. Negara Kesejahteraan (welfare state = social service state), tujuan negara adalah mewujudkan kesejahteraan umum.
  • 39. 3. Fungsi NKRI Beberapa fungsi mutlak dari setiap negara adalah : a. Melaksanakan penertiban (law and order) b. Mengusahakan Kesejahteraan dan Kemakmuran Rakyat c. Pertahanan d. Menegakkan Keadilan Berdasarkan pemikiran para ahli kenegaraan, tugas-tugas pemerintah dalam mengurus rumah tangga juga memiliki fungi reguler dan fungsi agent of development. a. Fungsi Reguler Dalam hal ini, pemerintah menjalankan fungsinya dengan pelaksanaan tugas yang mempunyai akibat langsung ang dirasakan oleh seluruh masyarakat.
  • 40. a. Negara sebagai political state, yaitu pemeliharaan ketenangan dan ketertiban, serta pertahanan dan keamanan. b. Negara sebagai diplomatik, yaitu menjalankan kerukunan dan persahabatan dengan negara-negara lain terutama negara tetangga. c. Negara sebagai sumber hukum, yaitu pemerintah harus bertindak adil terhadap warga negaranya melindungi hak/harta benda setiap warganya dari gangguan anggota masyarakat lain. d. Negara sebagai adminitratif, pada hakikatnya fungsi ini menitikberatkan pada kekuatan di tangan rakyat, pemerintah hanya menerima pendelegasian yang diberikan rakyat melalui wakil-wakilnya di MPR dan DPR.
  • 41. b. Fungsi Agent of Development Fungsi ini antara lain meliputi sebagai berikut : 1. Sebagai Stabilisator Pemerintah wajib melaksanakan fungsi stabilisator seperti hal-hal berikut ini. • Stabilitas Politik • Stabilisasi Ekonomi • Stabilisasi Sosial Budaya 2. Sebagai inovator Menciptakan ide-ide baru terutama yang berhubungan dengan pembangunan. Dalam ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1999 disebutkan mengenai hal-hal pelimpahan tugas dan wewenang kepada presiden untuk melaksanakan tugas-tugas pembangunan.
  • 42.
  • 43. Untuk menerapkan semangat kebangsaan kepada generasi muda, diperlukan prinsip-prinsip patriotisme dan nasionalisme. Nasionalisme Nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara atas kesadaran keanggotaan / warga negara yang secara potensial bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsanya. a. Nasionalisme dalam arti sempit Nasionalisme dapat diartikan sebagai perasaan cinta terhadap bangsanya secara berlebih-lebihan sehingga memandang rendah bangsa dan suku bangsa lainnya. Nasionalisme dalam arti sempit sering disebut jingoisme atau chauvinisme.
  • 44. b. Nasionalisme dalam arti luas Nasionalisme dalam pengertian inu dapat diartikan sebagai perasaan cinta dan bangga terhadap tanah air dan bangsanya, tanpa memandang bangsa lain lebih rendah dari bangsa dan negaranya. Patriotisme Patriotisme adalah semangat dan jiwa yang dimiliki oleh seseorang untuk berkorban / rela berkorban demi nama suatu bangsa atau negara. Keteladanan dapat diberikan di berbagai lingkungan kehidupan, seperti di lingkungan kehiduan keluarga, masyarakat, sekolah, instansi pemerintah ataupun swasta.
  • 45. SIKAP YANG SESUAI DENGAN NASIONALISME DAN PATRIOTISME  MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA.  SETIA MEMAKAI PRODUKSI DALAM NEGERI.  RELA BERKORBAN DEMI BANGSA DAN NEGARA.  BANGGA SEBAGAI BANGSA DAN BERNEGARA INDONESIA.  MENDAHULUKAN KEPENTINGAN NEGARA DAN BANGSA DIATAS KEPENTINGAN PRIBADI  MENJAGA NAMA BAIK BANGSA DAN NEGARA.  BERPRESTASI DALAM BERBAGAI BIDANG UNTUK MENGHARUMKAN NAMA BANGSA DAN NEGARA.  SETIA KEPADA BANGSA DAN NEGARA TERUTAMA DALAM MENGHADAPI MASUKNYA DAMPAK NEGATIF GLOBALISASI KE INDONESIA .
  • 46. SIKAP YANG TIDAK SESUAI DENGAN NASIONALISME DAN PATRIOTISME :  EGOISME : Sikap mementingkan diri sendiri.  EKSRIMISME : Sikap keras mempertahankan pendirian dgn menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan pribadi.  TERORISME : tindakan sistematis yang bertujuan menciptakan kepanikan, keresahan dan suasana tidak aman dalam masyarakat.  PRIMORDIALISME sikap mementingkan daerah, suku, agama ,ras ,antar golongan sendiri .  SEPARATISME : Sikap yang ingin memisahkan diri dari NKRI  PROPINSIONALISME : Sikap yang hanya mementingkan propinsinya sendiri dan tidak mempedulikan kepentingan propinsi lain.
  • 47. SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
  • 48. Standar Kompetensi .. * Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional. Kompetensi Dasar .. * Mendeskripsikan pengertian dan sistem hukum dan peradilan nasional. * Menganalisis peranan lembaga-lembaga peradilan. * Menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. * Menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. * Menampilkan peran serta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
  • 49. Tujuan Pembelajaran.. Setelah mempelajari bab ini, kamu mampu menjelaskan sistem hukum dan peradilan nasional, peranan lembaga-lembaga peradilan, dan menunjukan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berklaku.Selain itu,kamu mampu menjelaskan upaya pemberantasan korupsi dan menampilkan peran serta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia
  • 50. Sistem Hukum dan Peradilan Nasional Makna Nilai dan Norma Sistem Hukum Peranan Lembaga- Nasional Lembaga Peradilan Sadar Hukum Pemberantasan Korupsi di indonesia
  • 51.
  • 52. 1. Nilai Nilai atau value mengandung pengertian sesuatu yang berharga. Sesuatu yang bernilai apabila memiliki guna (memiliki keindahan) kebenaran atau kebaikan. Ada beberapa nilai yang dijunjung tinggi serta berkembang dalam kehidupan masyarakat yaitu : a. Nilai Agama Setiap agama mengajarkan kebaikan, yaitu tentang kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. b. Nilai Hati Nurani Manusia Hati nurani manusia (batin manusia) merupakan perasaan yang paling dalam dan secara kodrat mendapat cahaya kebaikan-kebaikan dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga manusia memiliki moral dan mampu membedakan hal-hal yang baik atau buruk.
  • 53. c. Nilai Adat Istiadat dan Budaya Budaya / kebudayaan merupakan hasil pikir, rasa, karsa, dan karya serta cita-cita manusia yang berdasar atas rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, bangsa, negara, serta terhadap Tuhan Yang Maha Esa. d. Nilai Pancasila Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia merupakan kristalisasi nilai yang dimiliki bangsa Indonesia yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad untuk mewujudkannya.
  • 54. 2. Norma Manusia dalam pergaulan hidupnya di masyarakat diliputi oleh norma-norma atau kaidah-kaidah, yaitu peraturan hidup yang memengaruhi tingkah laku manusia dalam masyarakat. Norma adalah aturan-aturan yang disepakati dalam suatu masyarakat. Tujuan dari berlakunya suatu norma pada dasarnya untuk menjamin terciptanya pergaulan hidup dan ketertiban masyarakat, yaitu : a. Perintah yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu karena akibat-akibatnya dipandang baik. b. Larangan yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik.
  • 55. Ada 4 macam norma / kaidah dalam pergaulan hidup masyarakat, yaitu : a. Norma Agama Norma agama merupakan aturan hidup yang berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk atau anjuran yang berasal dari Tuhan tentang kebenaran. b. Norma Kesusilaan Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang bersumber pada hati nurani manusia, yaitu berupa bisikan-bisikan kalbu atau suara hati yang diakui dan diinsafi oleh setiap orang sebagai pedoman dalam bersikap dan berbuat. c. Norma Kesopanan Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul karena pergaulan masyarakat dan diikuti atau ditaati manusia lain sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku manusia yang satu dengan yang lain.
  • 56. d. Norma Hukum Norma hukum merupakan aturan-aturan yang bersumber atau dibuat oleh lembaga negara yang berwenang, bersifat mengikat dan memaksa. Negara (alat negara) memiliki kekuasaan untuk memaksakan aturan-aturan hukum agar dipatuhi dan bagi siapa saja yang bertindak melawan hukum, dapat diancam dan dijatuhi hukuman tertentu. Sanksi huumannya tegas dan nyata. Berbeda dengan sanksi dari norma-norma lain. Misalnya: • Barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain, dikenakan sanksi pidana karena membunuh dengan hukuman setinggi-tingginya 15 tahun (hukum pidana) • Barang siapa yang tidak memenuhi suatu perikatan yang diadakan, misalnya jual-beli, sewa-menyewa diwajibkan mengganti kerugian (hukum perdata) • Suatu perseroan terbatas harus didirikan dengan akte notaris dan disetujui oleh Departemen Kehakiman (hukum dagang)
  • 57. 3. Nilai sebagai Sumber Norma Manusia sebenarnya memiliki kemampuan material dan spiritual yang keduanya menghasilkan nilai. Kemampuan material adalah sesuatu yang mengandung karya, yaitu kemampuan untuk menghasilkan benda ataupun lainnya. Kemampuan spiritual mengandung cipta (menghasilkan ilmu pengetahuan) dan karsa (menghasilkan kaidah kepercayaan, kesusilaan, kesopanan, dan hukum serta rasa menghasilkan keindahan). Untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan itu tentu ada penilaian. Nilai/penilaian merupakan sesuatu yang paling dasar, hakiki, atau makna yang terdalam (abstrak) yang berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan, dan hal-hal yang bersifat ideal.
  • 58.
  • 59. 1. Definisi Hukum Banyak ahli hukum yang mencari suatu batasan tentang hukm (definisi hukum), namun setiap pembatasan tentang hukum yang diperoleh belum pernah memberikan kepuasan. Mengapa demikian ? Karena hukum itu mengandung pengertian yang luas, seta meliputi bidang yang luas berkaitan dengan sistem yang berlaku di masyarakat. Sistem Hukum Nasional adalah perangkat hukum negara yang secara teratur saling berkaitan mengatur ketertiban jalannya suatu operaional kenegaraan, sehingga membentuk suatu totalitas kerja di bidang hukum secara menyeluruh di suatu negara. Dari beberapa definisi hukum dapat disimpulkan bahwa hukum itu meliputi beberapa unsur, yaitu : a. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat. b. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib. c. Peraturan itu bersifat memaksa. d. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut bersifat tegas.
  • 60. Berdasarkan unsur-unsur hukum di atas diperoleh ciri-ciri hukum, yaitu : a. Adanya perintah atau larangan b. Perintah dan larangan itu harus dipatuhi dan ditaati oleh setiap orang. c. Pelanggarannya dapat dihukum, jadi ada sanksi yang berupa hukuman.
  • 61. 2. Tata Hukum Keseluruhan norma hukum yang mengatur pergaulan hidup bernegara terwujud dalam tata hukum negara. Suatu masyarakat menetapkan sendiri tata hukumnya serta tunduk kepadanya. Masyarakat yang tunduk kepada tata hukumnya sendiri disebut masyarakat hukum. Adanya tata hukum Indonesia sejak berdirinya/ lahirnya negara Indonesia 17 Agustus 1945, yang dinyatakan dalam : a. Proklamasi “ Kami bangsa Indonesia … menyatakan Kemerdekaan Indonesia ” b. Pembukaan UUD 1945 “ Atas berkat rahmat Allah .. Maka rakyat Indonesia menyatakan …” “ Kemudian daripada itu .. Disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undnag-Undang Dasar Negara Indonesia ..”
  • 62. Pernyataan tersebut mengandung arti : • Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat • Di dalam undang-undang dasar negra itulah tertulis tata hukum Indonesia. Proklamasi merupakan tonggak sejarah dimulainya tata hukum dan pemerintahan negara RI, sedangkan UUD 1945 yang mencakup di dalamnya Preambul / Pembukaan UUD 1945 menjadi hukum dasar tertulis negara RI.
  • 63. 3. Tujuan Hukum Ada berbagai rumusan yang dikemukakan para ahli hukum mengenai tujuan hukum, yaitu : a. Prof. Soebekti, SH : Hukum mengabdi kepada tujuan negara. Karena itu, tujuan hukum adalah untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan seluruh rakyat. b. L.J. Van Apeldoorn : Tujuan hukum adalah mengatur pergaulan hidup manusia secara damai. c. Jeremy Bentham : Hukum bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi sebanyak mungkin orang (the great happiness of the greatest number). d. Van Kan : Tujuan hukum adalah menjaga kepentingan tiap- tiap manusia supaya kepentingan-kepentingan itu tidak diganggu. e. O. Notohamidjojo : Tujuan hukum ada tiga, yaitu : 1. Segi reguler. 2. Segi Keadilan. 3. Segi memanusiakan manusia.
  • 64. 4. Penggolongan Hukum Menurut sumbernya : • Undang-Undang • Kebiasaan (custom) • Keputusan hakim (yurisprudentie) • Traktat (treaty) • Pendapat sarjana hukum Menurut bentuknya : • Hukum tertulis • Hukum tak tertulis Menurut tempat berlakunya : • Hukum nasional • Hukum internasional • Hukum asing • Hukum gereja
  • 65. Menurut waktu berlakunya ; • Hukum positif (ius constitutum) • Ius constituendum • Hukum alam Menurut sifatnya : • Hukum yang memaksa • Hukum yang mengatur Menurut wujudnya : • Hukum objektif • Hukum subjektif Menurut isinya : • Hukum publik • Hukum privat
  • 66.
  • 67. Sistem peradilan nasional merupakan suatu mekanisme keseluruhan komponen peradilan nasional, pihak-pihak dalam proses peradilan, hierarki kelembagaan peradilan dan spek- aspek yang bersifat prosedural dan saling berkaitan. 1. Mahkamah Agung (MA) Mahkamah Agung adalah pengadilan negara tertinggi dari semua lingkungan peradillan di Indonesia. Tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah dan pengaruh-pengaruh yang lain. 2. Mahkamah Konstitusi (MK) Berdirinya lembaga MK diawali dengan amandemen konstitusi yang dilakukan oleh MOR pada tahun 2001, sebagaimana dirumuskan dalam ketentuan Pasal 24 ayat (2), Pasal 24C, dan Pasal 7B UUD 1945 (amandemen ketiga) yang disahkan pada 9 November 2001.
  • 68. 3. Komisi Yudisial Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang berperan mewujudkan kekuasaan kehakiman yang merdeka dengan cara atu melalui pencalonan hakim agung serta penguasaan terhadap hakim. Tujuan dibentuknya komisi ini adalah agar harapan masyarakat terhadap kekuasaan kehakiman yang merdeka, transparan, dan partisipatif terwujud.
  • 69.
  • 70.
  • 71. 1. Sadar Hukum di Lingkungan Keluarga Setiap anggota keluarga harus dapat mengembangkan kesadaran diri dengan membiasakan berperilaku seperti di bawah ini. • Selalu menjaga nama baik keluarga • Mentaati aturan keluarga yang berlaku • Menggunakan fasilitas keluarga secara baik • Mendengarkan nasihat dari orang tua • Menghormati semua anggota keluarga. 2. Sadar Hukum di Lingkungan Sekolah Kesadaran hukum dapat dikembangkan oleh setiap siswa sekolah dengan membiasakan diri melakukan perilaku-perilaku sebagai berikut. • Selalu menaati peraturan yang berlaku di sekolah • Disiplin belajar • Ikut upacara bendera seminggu sekali • Menyeberang jalan pada tempatnya • Tidak membuat resah di masyarakat.
  • 72. 3. Sadar Hukum di Lingkungan Masyarakat Perilaku-perilaku yang mencerminkan sikap sadar hukum, antara lain sebagai berikut. • Menjaga nama baik lingkungan masyarakat • Menghormati sesama warga masyarakat • Taat dan patuh terhadap atura-aturan masyarakat • Tidak bertindak di luar norma • Selalu memelihara ketertiban, keamanan, dan ketenteraman. 4. Sadar Hukum di Lingkungan Negara Bentuk sadar hukum di dalam ruang lingkup kenegaraan antara lain sebagai berikut. • Menjaga nama baik bangsa dan negara • Taat dan patuh dalam menjalankan aturan-aturan yang dikeluarkan oleh negara • Membayar pajak • Saling hormat antarsesama warga.
  • 73.
  • 74. 1. Makna Korupsi Korupsi berasal dari kata Latin, yaitu corruptio, dari kata kerja corrumpere yang berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalikkan, menyogok. Menurut Transparency International adalah perilaku pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercaya kepada mereka. Dari sudut pandang hukum, perbuatan korupsi mencakup unsur-unsur berikut. • Melanggar hukum yang berlaku • Penyalahgunaan wewenang • Merugikan negara • Memperkaya pribadi/ diri sendiri.
  • 75. 2. Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Korupsi • Konsentrasi kekuasaan pada si pengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab langsung kepada rakyat. • Kurangnya transparansi pada pengambilan keputusan pemerintah. • Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari pendanaan politik yang normal. • Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar. • Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan “teman lama”. • Lemahnya ketertiban hukum. • Lemahnya profesi hukum. • Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasn media massa. • Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil. • Rakyat yang “cuek”, tidak tertarik, atau mudah dibohongi yang gagal memberikan perintah yang cukup ke pemilu.
  • 76. 3. Bentuk-Bentuk Penyalahgunaan • Penyogokan pesongok dan penerima sogokan • Sumbangan kampanye dan “Uang Lembek” • Tuduhan korupsi sebagai alat politik • Mengukur korupsi 4. Dampak Negatif Korupsi • Sistem Demokrasi Korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good govermance) dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi mengikis kemampuan institusi dari pemerintah seperti mengabaikan prosedur, penyedotan sumber daya, dan mengangkat pejabat atau menaikkan jabatannya bukan karena prestasi.
  • 77. • Sistem Ekonomi Korupsi dapat mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan. Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan ketidaefisienan yang tinggi. • Sistem Kesejahteraan Umum Negara Korupsi politisi ada di banyak negara dan memberikan ancaman besar bagi warga negaranya, Korupsi politisi berarti kebijaksanaan pemerintah sering menguntungkan pemberi sogok, bukannya rakyat luas.
  • 78. 5. Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia Proses pendidikan merupakan suatu proses pembudayaan dan membudaya. Jika korupsi merupakan suatu gejala kebudayaan dalam masyarakat Indonesia maka adalah tanggung jawab moral pendidikan nasional untuk membenahi pendidikan nasionalnya sebagai upaya pemberantasan korupsi. Korupsi adalah pelanggaran moral dan oleh sebab itu merupakan bagian dari tanggung jawab dari sisi moral dan sisi akademis dari pendidikan nasional untuk memberantasnya. Selain UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Kriminal Korupsi, diperlukan juga aturan pendukung sebagai bagian dari sistem di Indonesia yang diarahkan sebagai usaha preventif dan partisipatif dalam pelaksanaannya yaitu SISDIKNAS. Hal ini berarti SISDIKNAS selain bertujuan seperti yang telah dirinci dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, perlu secara eksplisit ditujukan kepada pencapaian tujuan-tujuan untuk menghilangkan ketimpangan- ketimpangan yang ada dalam masyarakat.
  • 79. SISDIKNAS haruslah secara proaktif menciptakan suatu masyarakat yang demokratis; dan lembaga pendidikan haruslah menegakkan disiplin, disiplin dalam kehidupan: bernegara, dalam masyarakat yang pluralis dan multikultural. Selain itu SISDIKNAS hendaknya menjadi alat untuk mengoreksi agar arah kehidupan masyarakat Indonesia tidak terlalu berorientasi kepada kepentingan ekonomi. Sebagai salah satu lembaga kebudayaan yang penting, SISDIKNAS haruslah bersih dari segala bentuk korupsi. Salah satu cara untuk melaksanakannya memang sudah dimulai dengan peningkatan partisipasi masyarakat di dalam pelaksanaan dan manajemen SISDIKNAS, dengan adanya Komite Sekolah, Dewan Sekolah dari tingkat kabupaten sampai nasional. Semua ini upaya untuk mencegah korupsi dengan meningkatkan kontrol masyarakat terhadap pelaksanaan SISDIKNAS agar terhindar dari penyalahgunaan kekuasan baik oleh pemerintah maupun masyarakat sendiri.
  • 80. 6. Peran Serta Masyarakat dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia • Mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan terjadinya tindak pidana korupsi. • Memperoleh dan memberikan pelayanan dalam mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi kepada penegak hkum yang menangani perkara tindak pidana korupsi. • Menyampaikan saran dan pendapat atau permintaan informasi bertanggung jawab kepada aparat penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku norma agama, kesusilaan, dan kesopanan.
  • 81. Informasi, saran, atau pendapat dari masyarakat harus disampaikan secara tertulis, disertai data nama dan alamat pelapor, pimpinan organisasi masyarakat, atau pimpinan LSM dengan melampirkan foto kopi KTP atau identitas diri lain dan bukti-bukti permulaan agar dapat diklarifikasi oleh penegak hukum. • Berhak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporan yang diberikan kepada penegak hukum dalam waktu paling lama 30 hari. • Berhak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam hal mencari, memperoleh, dan memberikan informasi serta menyampaikan saran dan pendapatnya.
  • 82.
  • 84. Standar Kompetensi .. * Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan, dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) Kompetensi Dasar .. * Menganalisis upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan HAM * Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghornatan, dan penegakan HAM di Indonesia. * Mendeskripsikan instrumen hukum dan peradilan internasional HAM
  • 85. Tujuan Pembelajaran.. Setelah mempelajari bab ini, kamu mampu menjelaskan sistem hukum dan peradilan nasional, peranan lembaga-lembaga peradilan, dan menunjukan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berklaku.Selain itu,kamu mampu menjelaskan upaya pemberantasan korupsi dan menampilkan peran serta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia
  • 86. Hak Asasi Manusia (HAM) Makna HAM Macam-Macan HAM Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan Penegakan HAM Instrumen HAM Instrumen HAM nasional Internasional Upaya Penegakan Upaya Pengadilan HAM HAM Peran serta Instrumen Hukum Penegakan HAM di Peradilan HAM dan Peradilan HAM Indonesia Internasional
  • 87.
  • 88. 1. Pengertian HAM Hak asasi manusia (HAM) adalah hak pokok atau hak dasar yang dibawa oleh manusia sejak lahir yang secara kodrat melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat karena merupakan anugrah Tuhan Yang Maha Esa.
  • 89. 2. Macam-Macam HAM a. Hak Asasi Pribadi, meliputi kemerdekaan memeluk agama, beribadat menurut agama masing-masing, menyatakan pendapat, dan kebebasan berorganisasi b. Hak Asasi Ekonomi atau Hak Milik, meliputi kebebasan memiliki sesuatu, membeli dan menjual sesuatu, dan mengadakan perjanjian atau kontrak c. Hak Asasi Persamaan Hukum, meliputi mendapatkan pengayoman dan keailan yang sama d. Hak Asasi Politik, meliputi hak untuk diakui sebagai warga negar yang sederajat e. Hak Asasi Sosial dan Kebudayaan, meliputi hak kebebasan ntuk berpendidikandan pengembangan kebudayaan f. Hak Asasi Perlakuan yang Sama Dalam Tata Cara Peradilan dan Perlindungan Hukum, meliputi hak mendapat perlakuan yang wajar dan adil dalam penggeledahan.
  • 90.
  • 91. 1. Instrumen HAM Nasional a. Instrumen Hukum HAM Nasional  UUD 1945  Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998  UU Nomor 39 Tahun 1999 b. Instrumen Kelembagaan HAM Nasional  Komnas HAM  Pengadilan HAM  Pengadilan HAM Ad Hoc  Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi  Organisasi Pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat
  • 92. 2. Upaya Penegakan HAM di Indonesia • Pencegahan Pelanggaran HAM 1. Penciptaan perundang-undangan HAM 2. Penciptaan lembaga-lembaga pemantauan dan pengawas pelaksanaan HAM 3. Penciptaan perundang-undangan dan pembentukan lembaga peradilan HAM 4. Pelaksanaan pendidikan Ham kepada masyarakat 5. Menugaskan kepada lembaga-lembaga tinggi negara dan seluruh aparatur pemerintah untuk menghormati, menegakkan, dan menyebarluaskan pemahaman tentang HAM kepada seluruh masyarakat. 6. Menugaskan kepada presiden serta DPR untuk segera meratifikasi berbagai instrumen internasional tentang HAM.
  • 93. • Penindakan Atas Pelanggaran HAM 1. Pelayanan, konsultasi, pendampingan, dan advokasi bagi masyarakat yang menghadapi kasus HAM 2. Penerimaan pengaduan dari korban pelanggaran HAM 3. Investigasi, yaitu pencarian data, informasi, dan fakta yang berkaitan dengan peristiwa dalam masyarakat yang patut diduga merupakan pelanggaran HAM 4. Penyelesaian perkara melalui perdamaian, negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan penilaian ahli. 5. Penyelesaian perkara pelanggaran HAM berat melalui proses peradilan di pengadilan HAM
  • 94.
  • 95. 1. Peran Siswa dalam Penegakan HAM a. Dalam kehidupan bermasyarakat • Mencegah segala tindakan atau perbuatan yang mengarah ke pelanggaran HAM • Menghindari perbuatan yang kiranya dapat merendahkan, melecehkan nilai-nilai kemanusiaan • Memahami berbagai instrumen HAM dan menyebarluaskan • Mengamati dan mendiskusikan berbagai perkembangan kebijakan HAM pelanggaran HAM b. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara • Bersedia menjadi saksi dalam proses di pengadilan jika benar- benar mengetahui peristiwa pelanggaran HAM • Melaporkan pada pihak yang berwajib • Turut serta dalam pembangunan opini publik • Melibatkan diri dalam kelompok minad yang bertujuan melakukan studi, penyadaran, kampanye, konsultan, dan advokasi HAM.
  • 96. 2. Proses Penegakan HAM di Indonesia Proses penegakan hak asasi manusia dilakukan dengan Hukum Acara Pengadilan Hak Asasi Manusia. Hukum acara tersebut meliputi: 1. Penangkapan 2. Penahanan 3. Penyelidikan 4. Penyidikan 5. Penuntutan
  • 97. a. Hambatan dalam Penegakan HAM 1. Masih adanya sikap mental feodal di kalangan sekelompok orang Feodalisme bertentangan secara diametral dengan hak hak asasi manusia. 2. Adanya kecurigaan dari beberapa individu yang mengkawatirkan bahwa gerakan yang memperjuangkan hak asasi manusia akan menyebabkan disintegrasi nasional, membahayakan persatuan dan kesatuan yang telah dibina berpuluh puluh tahun. 3. Rendahnya kesadaran hukum dan kesadaran kemanusiaan masyarakat. 4. Masih rendahnya kesadaran politik yang berimplikasi pada penyalahgunaan wewenang yang mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia, dan juga dapat melahirkan kebijakan publik yang potensial memungkinkan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia.
  • 98. b. Tantangan dalam Penegakan HAM 1. Dengan disahkannya UU Nomor 26 Tahun 200 tentang HAM ditegaskan bahwa pelanggaran hak-hak asasi manusia yang terjadi sebelum UU Nomor 26 disahkan tidak dapat diadili berdasarkan prinsip-prinsip HAM, sehingga peristiwa pelanggaran HAM yang besar tidak mungkin lagi dapat diselesaikan berdasarkan HAM ad hoc. 2. Adanya larangan hukum berlaku surut (nonretroaktif) memungkinkan para tersangka dan terdakwa luput dari proses hukum keadilan dan luput dari tegaknya hukum acara. 3. Nebis in idem (double jeopardy). Asas mengatur bahwa orang yang telah dihukum oleh pengadilan HAM tidak dapat lagi dituntut oleh pengadilan biasa.
  • 99. 3. Konsekuensi suatu Negara yang Tidak Menegakkan HAM Apabila suatu negara tidak menegakkan HAM, maka ada beberapa konsekuensi yang dapat diberikan, yaitu : • Negara tersebut akan dikucilkan dari peraturan dunia internasional • Adanya tuntutan-tuntutan dari LSM-LSM nasional maupun internasional terhadap pemerintah dari negara yang bersangkutan • Jika terjadi pelanggaran HAM, misalnya genosida (pemantaian massal) dari pemerintah yang berkuasa kepada rakyatnya, maka melalui resolusi Dewan Keamanan PBB, pemimpin negara yang bersangkutan dapat dituntut untuk diajukan ke Mahkamah Agung.
  • 100.
  • 101.
  • 102. 1. Sejarah Penegakan HAM a. Magna Charta (Piagam Agung), 15 Juni 1215 Piagam pertama yang mengakui hak kemerdekaan diri dan amat masyhur di Eropa. b. Hobeas Corpus Act, 1674 Piagam ini lahir pada masa pemerintahan Charles II yang memuat jaminan seseorang tidak boleh ditangkap dan ditahan dengan semena-mena kecuali menurut peraturan perundangan yang berlaku. c. Bill of Rights (Pernyataan Hak Asasi Manusia), 1689 Piagam ini diciptakan oleh parlemen Inggris sebagai tuntutan kepada Prince of Orange dan memuat pengakuan terhadap hak petisi, kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat bagi parlemen dan pemilihan parlemen harus bebas.
  • 103. d. Declaration of Independence (Pernyataan Kemerdekaan Rakyat Amerika), 4 Juli 1776 Piagam ini merupakan piagam hak asasi manusia yang mengandung pernyataan bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan sama derajatnya oleh Yang Maha Pencipta. e. Declaration des Droits de L’Homme et du Citoyen (Pernyataan Hak-Hak Manusia dan Warga Negara), 4 Juli 1789 Undang-undang ini dicetuskan pada permulaan Revolusi Perancis sebagai pahlawan terhadap kesewenang-wenangan Raja Louis XVI. f. Right of Self Determination, Januari 1918 Naskah ini diusulkan T. Woodrow Wilson yang memuat 14 pasal sebagai dasar untuk mencapai perdamaian yang adil.
  • 104. g. The Four Freedom (Empat Kebebasan), 1941 Naskah ini dicetus oleh Franklin D. Roosevelt yang memuat kebebasan berbicara, menyatakan pendapat, kebebasan beragama, kebebasan dari rasa ketakutan, dan kebebasan dari segala kekurangan. h. The Universal Declaration of Human Rights, 10 Desember 1948 Piagam ini memuat 30 pasal pernyataan umum tentang hak-hak asasi manusia yang diterima dan diproklamasikan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948.
  • 105. 2. Instrumen Hukum HAM Internasional a. Instrumen umum, meliputi: Piagan PBB 1945, Deklarasi Universal HAM b. Penentuan nasib sendiri c. Pencegakan diskriminasi d. Administrasi Peradilan, Penahanan dan Penganiayaan e. Kejahatan Perang, Kejahatan Kemanusiaan, termasuk Genosida f. Perbudakan dan Praktek Serupa, diatur oleh: Konvensi Penghapusan Kerja Paksa g. Kewarganegaraan, Ketiadaan Kewarganegaraan, Suaka dan Pengungsi h. Perkawinan dan Keluarga, Anak-anak dan Remaja i. Hak untuk Bekerja dan Hak untuk Berhimpun j. Kesejahteraan Sosial, Kemajuan dan Pembangunan k. Hak Politik dan Sipil Wanita l. Kebebasan Informasi dan Perlindungan Data m. Penduduk Asli dan Kelompok Minoritas
  • 106. Instrumen terpenting HAM yang merupakan induk dari seluruh instrumen HAM lainnya adalah The International Bill of Human Rights. The International Bill of Human Rights adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk tiga instrumen atau dokumen pokok HAM, yaitu : • The Universal Declaration of Human Rights • International Convention on Economic, Social and Cultural Rights • International Convention on Civil and Political Rights.
  • 107. 3. Peradilan HAM International Sumber kewenangan dan legitimasi peradilan hak asasi manusia internasional dapat dilihat dari 3 dimensi: 1. Adanya persetujuan dari PBB sebagai badan internasional 2. Adanya asas hukum umum ‘jus congens’ bahwa norma- norma fundamental yang diakui oleh masyarakat internasional berstatus lebih tinggi terhadap norma lainnya. 3. Adanya berbagai konvensi dan traktat internasional Contoh peradilan hak asasi manusia Internasional a. Mahkamah Militer Internasional Nuremberg dan Tokyo b. Mahkamah Pidana Internasional untuk Yugoslavia
  • 108.
  • 109. DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
  • 110. Standar Kompetensi .. * Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi Kompetensi Dasar .. * Mendeskripsikan hubungan dasar negara dengan konstitusi * Menganalisis substansi konstitusi negara * Menganalisis kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia * Menunjukkan sikap positif terhadap konstitusi negara
  • 111. Dasar Negara dan Konstitusi Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi Substansi Konstitusi Pembukaan UUD 1945 Nilai- Nilai Dasar Negara Kedudukan Pembukaan UUD 1945 Sikap Positif terhadap Konstitusi Negara
  • 112.
  • 113. Dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Pancasila merupakan ketetapan dasar atau pokok yang mengatur kehidupan negara. Latar belakang diputuskannya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia adalah karena Pancasila memuat nilai-nilai karakter dasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila diresmikan menjadi dasar negara pada tanggal 1 Juni 1945 yang ditegaskan oleh Soekarno dalam sidang BPUPKI. Konstitusi merupakan ketentuan hukum dasar pokok yang sifatnya tertulis memuat watak dan sebagai sumber berlakunya ketetapan hukum dan perundang-undangan lainnya dan konstitusi negara Indonesia adalah UUD 1945. Tinjauan terhadap pancasila : ** sebagai dasar negara, mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan meliputi IPOLEKSOSBUDHANKAM. ** sebagai pandangan hidup, pedoman tingkah laku bagi setiap warga negara.
  • 114. Nilai filosofis adalah nilai-nilai yang sifatnya mendasar. Nilai filosofis UUD 1945 adalah sebagai berikut. 1. Ditentukannya rumusan dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945. 2. Ditentukan tujuan nasional Indonesia merdeka dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yaitu:  melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;  memajukan kesejahteraan umum;  mencerdaskan kehidupan bangsa; dan  ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 3. Pengakuan bahwa kemerdekaan yang dicapai berkat karunia Tuhan dan perjuangan seluruh bangsa Indonesia.
  • 115. Nilai yuridis adalah nilai mengenai hukum. UUD 1945 mempunyai nilai yuridis bagi negara Indonesia yang akan mengatur kehidupan Indonesia dari segi:  bentuk negara;  bentuk dan susunan pemerintahan;  hak dan kewajiban warga negara;  perekonomian nasional; dan  lambang identitas nasional, seperti bendera dan bahasa nasional. Selain itu, UUD 1945 merupakan aturan hukum yang tertinggi tata urutan peraturan perundangan di Indonesia. Segala aturan harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan UUD.
  • 116. Nilai sosiologis adalah nilai yang menyangkut kehidupan sosial masyarakat. UUD 1945 menjadikan kehidupan negara Indonesia mendapat dukungan dari segenap warga negara Indonesia.
  • 117.
  • 118. Substansi konstitusi negara Indonesia adalah naskah yang merupakan rangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara Indonesia dan menentukan pokok-pokok kerja tersebut berdasarkan pancasila. Sejarah berlakunya konstitusi di Indonesia : a). UUD 1945 : Bentuk negara kesatuan Bentuk pemerintahan republik Sitem pemerintahan presidensil dan parlementer
  • 119. b). Konstitusi RIS : Bentuk negara serikat Bentuk pemerintahan uni Sitem pemerintahan parlementer c). UUDS ‘50 : Bentuk negara kesatuan Bentuk pemerintahan republik Sitem pemerintahan parlementer c). UUD 1945 : Bentuk negara kesatuan Bentuk pemerintahan republik Sitem pemerintahan presidensil
  • 120.
  • 121. Pembukaan UUD 1945 mengandung unsur-unsur yang sifatnya mutlak dari pokok kaidah yang fundamental menyangkut dasar dan tujuan negara, bentuk negara, dan falsafah negara. a. Sumber Kekuasaan 1. Dalam alinea ketiga disebutkan bahwa pernyataan kemerdekaan itu adalah atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, hal ini bermakna bahwa kemerdekaan yang dinyatakan oleh rakyat Indonesia itu semata-mata karena mendapatkan rahmat dan ridho Allah Yang Maha Kuasa. Suatu pengakuan adanya suatu kekuasaan di atas kekuasaan manusia yang mengatur segala hal yang terjadi di alam semesta ini. Dengan kata lain bahwa kekuasaan yang diperoleh rakyat Indonesia dalam menyatakan kemerdekaan dan dalam mengatur kehidupan kenegaraan bersumber dari Allah Yang Maha Kuasa. 2. Sementara itu dalam alinea keempat disebutkan bahwa negara Republik Indonesia tersusun dalam bentuk kedaulatan rakyat, yang berarti bahwa sumber kekuasaan terletak di tangan rakyat. Hal ini ditegaskan lebih lanjut dalam Bab I, pasal 1 ayat (2) yang menyatakan bahwa “kemerdekaan adalah di tangan rakyat,…..”.
  • 122. 3. Dengan demikian terdapat dua sumber kekuasaan sekaligus, yakni bersumber pada Tuhan dan bersumber pada rakyat. 4. Sebagai akibat maka perlu adanya suatu pola sistem penyelenggaraan pemerintahan sebagai penerapan kekuasaan yang bersumber dari dua arah tersebut. Perlu dipikirkan bagaimana menyusun suatu sistem yang mampu mengintegrasikan kedua sumber kekuasaan yang bersumber dari Tuhan dan bersumber dari rakyat.
  • 123. b. Hak Asasi Manusia Perumusan hak asasi manusia dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar tidak begitu explisit, namun bila kita cermati secara mendalam nampak dengan jelas bahwa Pembukaan UUD dijiwai oleh konsep hak asasi manusia. Berikut kami sampaikan beberapa perumusan yang menggambarkan prinsip-prinsip hak asasi manusia yang dapat kita temukan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar. 1. Kemerdekaan yang dinyatakan oleh rakyat Indonesia ini adalah untuk menciptakan kehidupan kebangsaan yang bebas, salah satu hak asasi manusia yang selalu didambakan, dan dituntut untuk dapat direalisasikannya. 2. Kemerdekaan negara Indonesia berciri merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Merdeka, adil dan makmur merupakan suatu gambaran hak asasi manusia yakni hak kebebasan dan hak mengejar kebahagiaan. 3. Keseluruhan alinea pertama merupakan penjabaran hak asasi manusia, yakni kebebasan dan kesetaraan. Kemerdekaan, perikemanusiaan dan perikeadilan merupakan suatu penjabaran dari kebebasan dan kesetaraan. c. Faham Demokrasi Negara Indonesia dengan jelas menganut faham demokrasi, yang mengakui kedaulatan di tangan rakyat, serta susunan negara Republik Indonesia terbentuk dalam kedaulatan rakyat, yang merupakan istilah lain dari demokrasi. Meskipun demokrasi yang diterapkan di negara Indonesia hendaknya berdasar pada Pancasila.
  • 124. d. Faham Persatuan Yang diutamakan dalam kehidupan bernegara adalah keseluruhan rakyat Indonesia. Hal ini terbukti dari rumusan-rumusan berikut : 1. Tujuan dibentuknya pemerintah negara Indonesia adalah untuk (1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (2) memajukan kesejahteraan umum, (3) mencerdasakan kehidupan bangsa, dan (4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Hal ini menggambarkan bahwa kepentingan umum diletakkan di atas kepentingan pribadi tanpa kepentingan pribadi dikorbankan atau diabaikan. 2. Yang ingin diwujudkan dengan berdirinya negara Indonesia ini adalah suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nampak dalam rumusan tersebut bahwa bukan kepentingan individu yang ditonjolkan tetapi keseluruhan rakyat Indonesia. 3. Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa : “Negara” – begitu bunyinya – “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan dasar persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Dalam pembukaan ini diterima aliran pengertian negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. Negara, menurut pengertian “pembukaan” itu menghendaki persatuan, meliputi segenap bangsa Indonesia seluruhnya. inilah suatu negara yang tidak boleh dilupakan.
  • 125.
  • 126.
  • 127. 1. Menghargai Jasa Para Pahlawan Kemerdekaan Setiap warga negara harus menghargai dan berterima kasih kepada para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indinesia. Tanpa pengorbanan dan perjuangan mereka, mungkin kemerdekaan terlambat atau gagal dicapai. Dengan demikian, sudah kewajiban setiap warga negara untuk mempertahankan dan meneruskan apa yang dicita-citakan dan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan. 2. Menaati Peraturan Sebagai warga negara yang baik kita harus menaati peraturan yang berlaku, baik yang diatur dalam UUD 1945 maupun peraturan hukum lain. Peraturan yang dibuat oleh pemerintah bertujuan menciptakan kehidupan yang aman, tenteram, serasi, dan seimbang. Oleh karena itu, sebagai generasi penerus, kita semua harus menaati peraturan yang berlaku di Indonesia. Jika peraturan ditaati, Indonesia akan menjadi negara yang tertib dan generasi mudanya hidup menjunjung tinggi hukum.
  • 128. 3. Mendukung upaya Pembangunan Pembangunan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia tidak lain adalah untuk kesejahteraan rakyatnya. Sebagai warga negara dan generasi muda yang baik kelak akan menjadi penerus bangsa, harus mendukung upaya pembangunan. Generasi muda yang cerdas, cekatan, terampil, dan berwawasan luas sangat dibutuhkan oleh negara kita yang sedang membangun. Generasi-generasi muda yang berkualitas akan memicu semakin cepatnya upaya pembangunan
  • 130. Warga Negara Hakikat Warga Negara dan pewarganegaraan di Indonesia Asas kewarganegaraan Pewarganegaraan Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Penerapan Prinsip Persamaan KedudukanWarga Negara
  • 131. Standar Kompetensi .. * Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan. Kompetensi Dasar .. * Mendeskripsikan kedudukan warga negara dan pewarganegaraan di Indonesia * Menganalisis persamaan kedudukan warga negara dala kehidupan bermasyrakat, berbagsa dn bernegara * Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya, dan suku
  • 132.
  • 133. Penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal secara tetap, turun temurun di dalam satu wilayah negara. Warga negara adalah orang-orang Indonesia asli dan orang-orang asing yang bertempat tinggal di satu wilayah negara berdasarkan ketentuan hukum (legal).
  • 134. a). UUD 945 pasal 26 (1) Yang menjadi warga negara ialah orang- orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang- undang sebagai warga negara. (2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. (3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
  • 135. b). Undang-undang no.3 tahun 946 Warga Negara Indonesia ialah : a. orang yang aseli dalam daerah Negara Indonesia; b. orang yang tidak masuk dalam golongan tersebut diatas akan tetapi turunan dari seorang dari golongan itu, yang lahir dan bertempat kedudukan dan kediaman di dalam daerah Negara Indonesia, dan orang bukan turunan dari golongan termaksud, yang lahir dan bertempat kedudukan dan kediaman selama sedikitnya 5 tahun berturut-turut yang paling akhir di dalam daerah Negara Indonesia, yang telah berumur 21 tahun, atau telah kawin, kecuali jika ia menyatakan keberatan menjadi Warga Negara Indonesia karena ia adalah warga negara Negeri lain; c. orang yang mendapat kewargaan Negara Indonesia dengan cara naturalisasi; d. anak yang sah, disahkan atau diakui dengan cara yang sah oleh bapanya, yang pada waktu lahirnya bapanya mempunyai kewargaan Negara Indonesia; e. anak yang lahir dalam 300 hari setalah bapanya, yang mempunyai kewargaan Negara Indonesia, meninggal dunia; f. anak yang hanya oleh ibunya diakui dengan cara yang sah, yang pada waktu lahirnya ibunya mempunyai kewargaan Negara Indonesia; g. anak yang diangkat dengan cara yang sah oleh seorang Warga Negara Indonesia; h. anak yang lahir di dalam daerah Negara Indonesia, yang oleh bapanya ataupun oleh ibunya tidak diakui dengan cara yang sah; i. anak yang lahir di dalam daerah Negara Indonesia, yang tidak diketahui siapa orang tuanya atau kewargaan negara orang tuanya.
  • 136. Berdasarkan Pasal 9 UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa bagi WNA yang ingin menjadi WNI harus memenuhi syarat:  Telah tinggal di Indonesia lima tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut;  Sehat jasmani dan rohani;  Berumur di atas 18 tahun atau telah kawin;  Dapat berbahasa Indonesia;  Tidak dipidana;  Tidak berkewarganegaraan ganda;  Mempunyai pekerjaan/penghasilan tetap;  Membayar biaya ke kas negara.
  • 137. Bagi WNA yang telah kawin dengan WNI dan ingin menjadi WNI, berdasarkan Pasal 19 UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa WNA yang bersangkutan harus: 1. Mengajukan pernyataan ke pejabat/Menteri Hukum dan HAM untuk menjadi WNI; 2. Memberikan surat pernyataan bahwa dia telah tinggal di Indonesia 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut- turut; dan 3. Pernyataan bahwa bila mendapat kewarganegaraan Indonesia tidak menjadi dwikewarganegaraan (Kewarganegaraan ganda).
  • 138.
  • 139. 1. Asas Kewarganegaraan ** azas iusoli : penetapan kewarganegaraan seseorang berdasarkan tepat ia dilahirkan. ** azas ius sanguinis : penetapan kewarganegaraan sesorang berdasrkan keturunan. ** azas kewarganegaraan tunggal : satu kewarganegaraan bagi setiap orang ** Apratide : tidak memiliki kewarganegaraan **Bipratide : meiliki dua kewarganegraan
  • 140. 2. Pewarganegaraan (Naturalisasi) Naturalisasi ialah permohonan kewarganegaraan: 1) Naturalisasi biasa : sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku 2) Naturalisasi luar biasa : berdasarkan penglihatan jasa dan kemampuan Pewarganegaraan aktif: seseorg dpt menggunakan hak opsi utk memilih atau mengajukan kehendak menjadi warga negara dari suatu negara
  • 141. ** menikah dengan pria asing ** diakui oleh orang asing sebagai anak ** masuk dalam dinas asing ** bertempat tinggal di luar negeri 5 (lima) tahun berturut-turut
  • 142.
  • 143. Hak adalah: Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri. Contohnya: hak mendapatkan pengajaran, hak mendapatkan nilai dari guru dan sebagainya Kewajiban adalah: Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Contohnya: melaksanakan tata tertib di sekolah, membayar SPP atau melaksanakan tugas yang diberikan guru dengan
  • 144. Hak dan kewajiban dalam bidang politik 1. Hak untuk diperlakukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan. 2. Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan. 3. Hak berserikat dan berkumpul. 4. Hak mengeluarkan pikiran (berpendapat). 5. Kewajiban untuk memiliki kemampuan beroganisasi dan melaksanakan aturan-aturan lainnya, di antaranya: Semua organisasi harus berdasarkan Pancasila sebagai azasnya, semua media pers dalam mengeluarkan pikiran (pembuatannya selain bebas harus pula bertanggung jawab dan sebagainya)
  • 145. Hak dan kewajiban dalam bidang sosial budaya  Hak memperoleh kesempatan pendidikan pada segala tingkat, baik umum maupun kejuruan.  Hak menikmati dan mengembangkan kebudayaan nasional dan daerah.  Kewajiban mematuhi peraturan-peraturan dalam bidang kependidikan.  Kewajiban memelihara alat-alat sekolah, kebersihan dan ketertibannya.  Kewajiban ikut menanggung biaya pendidikan.  Kewajiban memelihara kebudayaan nasional dan daerah.  Hak untuk mengembangkan dan menyempurnakan hidup moral keagamaannya, sehingga di samping kehidupan materiil juga kehidupan spiritualnya terpelihara dengan baik.  Kewajiban untuk percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • 146. c. Hak dan kewajiban dalam bidang Hankam  bahwa setiap warga negara berhak dan wajib dalam usaha pembelaan negara. d. Hak dan kewajiban dalam bidang Ekonomi  Hak memperoleh jaminan kesejahteraan ekonomi, misalnya dengan tersedianya barang dan jasa keperluan hidup yang terjangkau oleh daya beli rakyat.  Hak dipelihara oleh negara untuk fakir miskin dan anak-anak terlantar.  Kewajiban bekerja keras dan terarah untuk menggali dan mengolah berbagai sumber daya alam.  Kewajiban dalam mengembangkan kehidupan ekonomi yang berazaskan kekeluargaan, tidak merugikan kepentingan orang lain.  Kewajiban membantu negara dalam pembangunan misalnya membayar pajak tepat waktu.
  • 147.
  • 148.  Indonesia = multikultural ->ras, gender, golongan, budaya, suku bangsa -> KONFLIK  Menjaga tali persaudaraan.  Bergosip, Menggunjingkan keburukan orang lain, iri -> DIHILANGKAN!  Saling mengisi  Memperkaya pengetahuan dengan berbagi cerita atau keahlian tanpa mempedulikan perbedaan yang ada.  Memupuk kekayaan yang ada.  Bangsa Yang kokoh -> KUAT
  • 149.
  • 151. Sistem Politik Indonesia Definisi Sistem Politik Sistem Politik di Dunia Suprastruktur Infrastruktur Struktur Poltik Sistem Politik Demokrasi di Indonesia Peran serta Masyarakat Indonesia
  • 152. Standar Kompetensi .. * Menganalisis sistem politik di Indonesia Kompetensi Dasar .. * Mendeskripsikan suprastruktur dan infrastruktur politik di Indonesia * Mendeskripsikan perbedaan sistem politik di berbagai negara * Menampilkan peran serta dala sistem politik di Indonesia
  • 153.
  • 154. Politik ialah ilmu yang mempelajari tentang negara, tujuan dan lembaga negara dala melaksanakn fungsi, tujuan dan hubungan dengan negara maupun warga negara Konsep pokok politik ::  negara  kekuasaan  pengmblan keputusan  kebijakan  pembagian kekuasaan
  • 155.
  • 156. 1. Suprastruktur Politik Ialah suasana kehidupan politik pemerintahan yang terdiri dari :  MPR  Anggota MPR  Presiden  Legislatif  BPK  MA
  • 157. Fungsi suprastruktur politik : 1. Fungsi pengambilan keputusan 2. Fungsi pelaksanaan keputusan 3. Fungsi pengawasan pelaksanaan keputusan 2. Infrastruktur Politik Ialah suasana kehidupan politik rakyat 1. Partai Politik Suatu organisasi dalam melakasnakan aktivitas politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan
  • 158. 2. Kelompok Kepentingan Menyalurkan aspirasi dan usulan politik. Contohnya: organisasi buruh, tani, golongan pedagang, pegawai negeri, dan cendekiwan 3. Kelompok Penekan Tidak berminat pada jabatan politik tapi berperan mengajukan kepentingan dan aspirasi masyarakat 4. Alat Komunikasi Politik Ialah media massa yang dapat dijadikan penyalur dan pembawa suara rakyat dalam aktiitas politik. 5. Tokoh Politik Ialah tokoh-tokoh masyarakat yang memperoleh
  • 159.
  • 160. a. Sistem Politik Di Negara Komunis : Bercirikan pemerintahan yang sentralistik, peniadaan hak milk pribadi, peniadaan hak-haak sipil dan politik, tidak adanya mekanisme pemilu yang terbuka, tidak adanya oposisi, serta terdapat pembatasan terhadap arus informasi dan kebebasan berpendapat b. Sistem Politik Di Negara Liberal : Bercirikan adanya kebebasan berpikir bagi tiap individu atau kelompok; pembatasan kekuasaan; khususnya dari pemerintah dan agama; penegakan hukum; pertukaran gagasan yang bebas; sistem pemerintahan yang transparan yang didalamnya terdapat jaminan hak-hak kaum minoritas
  • 161. Sistem Politik di Indonesia : Sistem politik yang didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur, dan kelembagaan yang demokratis. Adapun sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia adalah :  Ide kedaulatan rakyat  Negara berdasarkan atas hukum  Bentuk Republik  Pemerintahan berdasarkan konstitusi  Pemerintahan yang bertanggung jawab  Sistem Perwakilan  Sistem pemerintahan presidensiil
  • 162.
  • 163. Peran serta masyarakat dalam politik adalah terciptanya masyarakat politik yang “Kritis Partisipatif” dengan ciri-ciri ::  Meningkatnya respon masyarakat terhadap kebijakan pemerintah  Adanya partisipasi rakyat dalam mendukung atau menolak suatu kebijakan politik  Meningkatnya partisipasi rakyat