PPT Karakteristik dan Lingkungan Sektor PublikPutri Yulia
Â
1. Pengertian & Ruang Lingkup Sektor Publik
2. Sifat & Karakteristik Akuntansi Sektor Publik
3. Perbedaan Sifat & Karakteristik Organisasi Sektor Publik dengan Sektor Swasta
4. Persamaan Sektor Publik & Sektor Swasta
5. Value for Money
6. Tujuan Akuntansi Sektor Publik
7. Perkembangan Akuntansi Sektor Publik
8. Akuntabilitas Publik
9. Privatisasi
10. Otonomi Daerah
PPT Karakteristik dan Lingkungan Sektor PublikPutri Yulia
Â
1. Pengertian & Ruang Lingkup Sektor Publik
2. Sifat & Karakteristik Akuntansi Sektor Publik
3. Perbedaan Sifat & Karakteristik Organisasi Sektor Publik dengan Sektor Swasta
4. Persamaan Sektor Publik & Sektor Swasta
5. Value for Money
6. Tujuan Akuntansi Sektor Publik
7. Perkembangan Akuntansi Sektor Publik
8. Akuntabilitas Publik
9. Privatisasi
10. Otonomi Daerah
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
Â
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
Â
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Summary untuk materi standar akuntansi dan kerangka konseptual untuk pelaporan kuangan dalam bentuk file pdf.
STANDAR AKUNTANSI DAN KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK PELAPORAN KEUANGAN [SUMMARY]
Karakteristik dari Akuntansi adalah: mengidentifikasi, pengukuran, dan komunikasi informasi keuangan tentang entitas ekonomi untuk pihak yang berkepentingan
Laporan keuangan terdiri dari:
1. Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial Position)
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif (Income Statement or Statement of Comprehensive Income)
3. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)
4. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Changes in Equity)
5. Catatan atas Laporan Keuangan (Note Disclosures)
Tujuan laporan keuangan disusun :
1. Untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Untuk menunjukan baagaimana kinerja dari manajemen atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dimiliki. Pengguna laporan keuangan akan menilai apa yang telah dilakukan manajemen untuk membuat keputusan ekonomi.
Pihak-pihak yang membutuhkan informasi dari laporan keuangan meliputi:
1. Investor
Investor memerlukan informasi dari laporan keuangan untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi (membeli, menahan atau menjual investasi), dan mengetahui kemampuan entitas untuk membayar dividen.
2. Karyawan
Karyawan memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas entitas. Kemudian untuk mengetahui kemampuan entitas dalam memberikan balas jasa, imbalan pascakerja, dan kesempatan kerja.
3. Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik akan informasi mengenai kemampuan entitas untuk mengembalikan hutang/pinjaman beserta dengan bunga dari hutang tersebut.
4. Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya
Informasi yang bermanfaat bagi pemasok dan kreditor usaha lainnya adalah kemampuan entitas unutk membayar pinjaman pada saat jatuh tempo.
5. Pelanggan
Pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup entitas.
6. Pemerintah
Pemerintah memerlukan informasi untuk mengatur aktivitas entitas, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistic pendapatan nasional.
7. Masyarakat
Laporan keuangan dapat membanru masyarakat dengan memberikan informasi mengenai kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran entitas serta rangkaian aktivitasnya.
Organisasi yang berperan dalam membuat standar akuntansi adalah:
1. International Accounting Standards Board (IASB)
IASB berperan dalam membuat International Financial Reporting Standards (IFRS) yang digunakan oleh sebagian besar negara-negara di dunia.
2. Financial Accounting Standards Board (FASB)
FASB berperan dalam pembuatan Statements of Financial Accounting Standards (SFAS) yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Amerika.
Referensi;
Kieso, Weygandt, & Warfield. (2014). Intermediate Accounting. IFRS Edition 2
Laporan Keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkannya.
Untuk lebih lengkap lagi temukan di sini http://adf.ly/di0gF
Ini adalah contoh sederhana dari presentasi tentang Akuntansi Keuangan, Bagi yang butuh referensi tentang contoh presentasi Akuntansi Keuangan mungkin bisa melihat atau menggunakan Powerpoint ini.
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) menurut Soemarso (2006:430), adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. TUGAS
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
OLEH :
KELOMPOK III
1. MARIA HELENA CALA DOS REIS
2. SAMUEL TONITO TILMAN
3. NOGUEIRA ALMEIDA GUSMAO
4. FRANCISCO SOARES VITAL
FAKULTAS : EKONOMI
JURUSAN : AKUNTANSI
SEMESTER : V
KELAS : A/REGULER
MATA KULIAH : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
UNIVERSIDADE DA PAZ
UNPAZ
DILI – TIMOR LESTE
2013
2. KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
1. Tujuan dan Peranan Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik
Kerangka konseptual ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan dalam sector public untuk kepentingan eksternal.
Tujuannya adalah sebagai acuan bagi:
a. Tim penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan tugasnya;
b. Penyusun laporan keuangan untuk memahami praktik akuntansi menurut prinsip
akuntansi secara lazim dan standar akuntansi keuangan sektor publik;
c. Auditor (BPK), dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterim umum; dan
d. Para pemakai laporan keuangan sektor publik, dalam menafsirkan informasi yang
disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan sektor publik.
Kerangka dasar ini bukan merupakan standar akuntansi keuangan sektor publik.
Ketika terjadi pertentangan antara kerangka dasar dan standar akuntansi keuangan
sektor publik, ketentuan standar akuntansi keuangan sektor publik harus
diunggulkan. Namun demikian, penggunaan kerangka dasar sebagai acuan oleh
komite penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik di masa depan dan dalam
peninjauan kembali terhadap standar akuntansi keuangan sektor publik yang berlaku,
menjamin kurangnya konflik tersebut.
2. Ruang Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik
Kerangka dasar membahas :
a. Tujuan laporan keuangan sektor publik.
b. Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan
keuangan di sektor publik.
c. Definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur pembentukan laporan
keuanganpada sektor publik.
d. Konsep ekuitas serta pemeliharaan ekuitas.
Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan sector public untuk tujuan umum
yang selanjutnya hanya disebut “ laporan keuangan sector public”, termasuk Laporan
keuangan konsolidasi.
3. Tujuan Laporan Keuangan Sektor Publik
Laporan keuangan sektor publik merupakan representatife terstruktur dari posisi
keuangan akibat transaksi yang dilakukan. Tujuan umum pelaporan keuangan
sektor publik adalah menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan dan
mendemonstrasi akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan dengan :
a. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber, alokasi dan penggunaan
sumber daya finansial.
b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya dan
memenuhi syarat kasnya.
c. Menyediakan informasi yang berguna dalam evaluasi kemampuan entitas untuk
mendanai aktifitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya.
d. Menyediakan informasi tentang kondisi keuangan suatu entitas dan perubahan di
dalamnya dan
1 | KELOMPOK III
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
3. e. Menyediakan informasi menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja
entitas atas hal biaya jasa, efisiensi dan pencapaian tujuan.
Laporan keuangan sektor publik memiliki aspek prediktif dan prospektif
dalam penggunaan uang. Prediksi kualitas dan ragam sumber daya yang
disyaratkan untuk operasi berkelanjutan dan mempengaruhi berbagai risiko
ketidakpastian dalam berasosiasi. Laporan keuangan juga dapat
menyediakan informasi untuk :
a. Mengindikasikan apakah sumber daya yang ada dapat digunakan secara legal
sesuai dengan anggaran yang disahkan.
b. Mengindikasikan apakah sumber daya yang ada digunakan sesuai persyaratan
legal dan kontraktual, termasuk kriterian keuangan yang telah ditetapkan
otoritas legislative (appropriate)
4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Sektor Publik
Ada beberapa karakteristik kualitatif pokok :
Dapat Dipahami.
Maksudnya adalah pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai
tentang aktivitas ekonomi, bisnis, akuntansi, serta mempunyai kemauan untuk
belajar tentang informasi yang disampaikan.
Relevan.
Relevan apabila informasi tersebut mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai
dalam menilai peristiwa masa lalu dan masa kini, atau memperkirakan masa
depan.
Materialitas.
Materialitas dapat diinterprestasikan sebagai ambang batas hasil penerapan
informasi sesuai dengan salah satu karakteristik kualitatif pokok.
Keandalan.
Mempunyai informasi yang memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian
yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya.
Penyajian Jujur.
Informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya.
Substansi Mengungguli Bentuk.
Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang
tampak dari bentuk hukum.
Netralitas.
Informasi harus dapat diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, tidak
bergantung pada pihak tertentu.
Sehat.
Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa
dan keadaan tertentu.
Kelengkapan.
Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan
biaya.
Dapat Dibandingkan.
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas pada periode
untuk mengidentifikasi tren posisi dan kinerja keuangan.
Kendala Informasi yang Relevan dan Andal.
Dalam hal ini manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relative
antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi yang anda.
2 | KELOMPOK III
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
4. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat.
Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan kendala pervasive dari
pada karakteristik kualitatif.
Keseimbangan diantara Karakteristik Kualitatif.
Keseimbangan aau trade off diantara berbagai karakteristik kualitatif sering
diperlukan.
Penyajian Wajar.
Standar akuntansi keuangan sector public memberikan panduan tentang batasan
laporan keungan yang dianggap wajar.
5. Elemen Laporan Keuangan Sektor Publik
Laporan keuangan sector publik menggambarkan dampak keuangan dari transaksi
dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut
karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan elemen laporan keuangan
sektor publik. Unsur yang berkaitan dengan pengukuran posisi keuangan mencakup
Aktiva, Kewajiban, Ekuitas. Sedangkan elemen yang berkaitan dengan kinerja dalam
laporan kinerja keuangan adalah pendapatan dan biaya. Laporan aktiva/ekuitas neto
biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan kinerja keuangan dan perubahan
dalam berbagai unsur laporan posisi keuangan.
Posisi Keuangan
Unsur yang terkait langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva,
kewajiban dan ekuitas. Pos-pos ini didefinisikan sebagai berikut :
a. Aktiva adalah sumber yang dikendalikan oleh suatu entitas sebagai hasil dari
peristiwa masa lalu. Dari sumber-sumber tersebut, manfaat ekonomi masa depan
atau jasa potensial yang mengalir masuk ke entitas, diharapkan ada.
b. Kewajiban adalah hutang masa kini dari suatu entitas yang timbul dari peristiwa
masa lalu. Dengan demikian , penyelesaian hutang itu merupakan arus keluar
sumber-sumber yang dimiliki suatu entitas dengan manfaat masa depan atau jasa
potensial.
c. Ekuitas adalah hak residual aktiva pemerintah pusat/daerah setelah dikurangi
semua kewajiban.
AKTIVA
Manfaat ekonomis masa depan atau jasa potensial yang berwujud dalam aktiva
adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung
maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada entitas. Manfaat ekonomi
masa depan atau jasa potensial yang terwujud dalam aktiva, dapat mengalir ke dalam
entitas dengan beberapa cara, misalnya aktiva dapat :
a. Digunakan sendiri maupun bersama dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat
b. Dipertukarkan dengan aktiva lain
c. Digunakan untuk menyelesaikan kewajiban. Dibagikan kepada para pemilik
entitas
KEWAJIBAN
Kewajiban biasanya timbul akibat penyerahan aktiva atau entitas telah membuat
perjanjian yang tidak dapat dibatalkan untuk membeli aktiva. Penyelesaian
kewajiban masa kini biasanya mengorbankan sumber daya untuk memenuhi tuntutan
pihak lain. penyelesaian kewajiban dapat dilakukan dengan berbagai cara :
3 | KELOMPOK III
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
5. a.
b.
c.
d.
e.
Pembayaran kas
Penyerahan aktiva lain
Pemberian Jasa
Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain
Konversi kewajiban menjadi ekuitas
EKUITAS
Ekuitas biasanya dinyatakan sebagai residual. Pembentukan cadangan dianjurkan
untuk memberikan perlindungan tambahan kepada entitas atas deficit yang terjadi.
Jumlah ekuitas yang ditampilkan dalam laporan posisi keuangan tergantung pada
pengukuran aktiva dan kewajiban.
KINERJA.
Pendapatan bersih (surplus) sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja. Unsur
yang langsung berkaitan dengan pengukuran ini adalah pendapatan dan biaya yang
bisa didefinisikan sebagai berikut :
a. Pendapatan (income) adalah arus kas yang masuk selama periode pelaporan
dengan tujuan peningkatan aktiva/ekuitas neto, dan ini berarti peningkatan
kontribusi dari pemilik.
b. Biaya (expense) adalah pengurangan manfaat ekonomis masa depan selama
periode pelaporan dalam bentuk arus kas keluar atau konsumsi aktiva atau
kewajiban yang mengurangi distribusi ke pemilik. Definisi biaya mencakup
kerugian maupun biaya yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang
biasa.
6. Pengakuan dan Pengukuran Laporan Keuangan Organisasi Sektor
Publik
PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun
dalam jumlah uang dan mencantumkannya kedalam laporan posisi keuangan atau
laporan kinerja keuangan. Pos yang memenuhi suatu unsur harus diakui kalau :
a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut
akan menglir dari atau ke dalam perusahaan
b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal
Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan
Konsep probabilitas digunakan dalam pengertian derajat ketidakpastian bahwa
manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari
atau kendala entitas.
Pengakuan Aktiva
Aktiva diakui dalam laporan posisi keuangan jika kemungkinan besar manfaat
ekonomisnya di masa depan atau jasa potensialnya akan diperoleh oleh entitas dan
aktiva tersebut mempunyai nilai ukur dan dapat diukur dengan andal.
Aktiva tidak diakui dalam laporan posisi keuangan jika pengeluaran telah terjadi dan
manfaat ekonomisnya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah
periode akuntansi berjalan.
4 | KELOMPOK III
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
6. Pengakuan Kewajiban
Pendapatan kewajiban diakui dalam laporan posisi keuangan jika kemungkinan besar
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akandilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur
dengan andal.
Pengakuan Pendapatan
Pendapatan diakui dalam laporan kinerja keuangan jika kenaikan manfaat ekonomi
di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban
telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan pendapatan telah
terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban.
Pengakuan Biaya
Biaya diakui dalam laporan kinerja keuangan kalau penurunan manfaat ekonomi
masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban
telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Jadi pengakuan biaya terjadi bersamaan
dengan pengakuan kenaikan atau penurunan aktiva.
PENGUKURAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap unsur laporan keuangan sektor publik dalam laporan posisi keuangan dan
laporan kinerja keuangan. Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran
tertentu. Berbagai dasar pengukuran adalah sebagai berikut :
a. Biaya historis
Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas yang dibayarkan atau sebesar nilai wajar
imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan.
Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukaran dari
kewajuban atau dalam keadaan tertentu dalam jumlah kas yang diharapkan akan
dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal.
b. Biaya berjalan (current cost)
Aktiva dinilai dalam jumlah kas yang seharusnya dibayar jika aktiva yang sama
atau setara dengan aktiva yang diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakandalam
jumlah kas yang tidak didiskontokan yang mungkin akan diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban.
c. Nilai realisasi/penyelesaian
Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas yang dapat diperoleh sekarang dengan
menjual aktiva dalam pelepasan normal. Kewajiban dinyatakan sebesar nilai
penyelesaian, yaitu jumlah kas yang tidak didiskontokan dibayarkan untuk
memenuhi kewajiban pelaksanaan usaha normal.
d. Nilai sekarang
Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang
didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan
hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas
keluar bersih di masa depan yang didiskontokan nilai sekarang.
7. Perbedaan Akuntansi Berbasis Kas dan Akuntansi Berbasis Akrual
Akuntansi Berbasis Kas
Sistem akuntansi ini hanya mengakui arus kas masuk dan kas keluar. Dalam kasus
ini, laporan keuangan tidak data dihasilkan karena ketiadaan data tentang aktiva dan
5 | KELOMPOK III
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
7. kewajiban. Data yang ada hanya perimbangan kas. Penjualan dicatat saat kas
diterima, pembelian dicatat saat kas diperoleh sehingga tidak ada hutang.
Akuntansi arus kas dipraktekkan di berbagai organisasi sektor publik dan organisasi
non profit, misalnya rekening pemerintah dan pembayaran sederhana. Jenis
informasi yang tidak diberikan dalam laporan arus kas adalah modal dan pendapatan.
Akuntansi Berbasis Akrual
Menurut SSAP 2, definisi konsep akuntansi akrual adalah :
“penerimaan dan biaya bertambah atau dimasukkan tidak sebagai uang yang diterima
atau dibayarkan sesuai satu sama lain dapat dipertahankan atau dianggap benar, dan
berkaitan dengan rekening laba rugi selama periode bersangkutan” Kepastian
penerimaan secara hukum sangat ditentukan dengan faktur yang telah diterbitkan,
demikian juga kepastian munculnya biaya ditentukan penerimaan barang/jasa.
Penerapan basis akrual akan mempengaruhi system akuntansi yang digunakan
seperti penambahan pos-pos akrual dan berbagai formulir pembukuan. Penerapan
basis akrual mengutamakan laporan yang dihasilkan untuk kepentingan kreditor dan
debitor.
Keuntungan Basis Akrual.
1. Penerimaan dan pengeluaran dalam laporan operasional berhubungan dengan
penerimaan dan pemasukannya.
2. Basis akrual menunjukkan gambaran pendapatan.
3. Sebagai alat ukur modal.
Kelemahan Basis Akrual
1. Penentuan pos dan besaran transaksi yang dicatat dalm jurnal dilakukan oleh
individu yang mencatat.
2. Relevansi akuntansi akrual menjadi terbatas ketika dikaitkan dengan nilai
histories dan inflasi.
3. Dalam pembandingan dengan basis kas, penyesuaian akrual membutuhkan
prosedur administrasi yang lebih rumit, sehingga biaya administrasi menjadi
lebih mahal.
4. Peluang manipulasi keuangan yang sulit dikendalikan.
6 | KELOMPOK III
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK