Makalah ini membahas tentang pengambilan keputusan secara objektif dan konstruktif. Pembahasan mencakup teori-teori pengambilan keputusan seperti teori rasional komprehensif, teori inkremental, dan teori pengamatan terpadu. Juga dibahas mengenai kriteria, fungsi, tujuan, faktor-faktor yang mempengaruhi, model, serta langkah-langkah pengambilan keputusan.
1. MAKALAH
PENGAMBILAN KEPUTUSAN SECARA OBJEKTIF DAN
KONSTRUKTIF
OLEH :
NAMA
: FRANCISCO SOARES VITAL
NIM
: 10.01.02.625
FAKULTAS
: EKONOMI
JURUSAN
: AKUNTANSI
SEMESTER
: VI
KELAS
: A/REGULER
MATA KULIAH
: TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
UNIVERSIDADE DA PAZ
UNPAZ
DILI-TIMOR LESTE
2013
2. KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis
tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Pengambilan Keputusan Secara Objektif Dan
Konstruktif”.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Alice de Fatima, SE selaku
dosen Teori Pengambilan Keputusan yang telah memberikan tugas makalah ini agar
dapat memperluas pemahaman penulis mengenai pengambilan keputusan didalam
suatu organisasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Dili, ...../......./2013
Penulis
3. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ........................................................................................................................... 1
1.2 Perumusan masalah .................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan dan manfaat ................................................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan .................................................................................................................................. 2
1.3.2 Manfaat ............................................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Teori Pengambilan Keputusan ................................................................................. 3
2.2 Definisi-Definisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli ................................................. 3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Teori Pengambilan Keputusan ................................................................................................... 6
3.1.1 Teori Rasional Komprehensif .............................................................................................. 6
3.1.2 Teori Inkremental................................................................................................................. 7
3.1.3 Teori Pengamatan Terpadu .................................................................................................. 8
3.2 Kriteria Pengambilan Keputusan ................................................................................................ 9
3.2.1 Nilai-Nilai Politik ................................................................................................................ 9
3.2.2 Nilai-Nilai Organisasi .......................................................................................................... 9
3.2.3 Nilai-Nilai Pribadi................................................................................................................ 9
3.2.4 Nilai-Nilai Kebijaksanaan ................................................................................................... 10
3.2.5 Nilai-Nilai Ideologis ........................................................................................................... 10
3.3 Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan ............................................................................. 10
3.3.1 Fungsi Pengambilan Keputusan .......................................................................................... 10
3.3.2 Tujuan Pengambilan Keputusan ......................................................................................... 11
3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan keputusan .................................................... 11
3.4.1 Komposisi Kelompok ......................................................................................................... 11
3.5 Model Pengambilan Keputusan ................................................................................................. 11
3.6 Langkah-Langkah dalam Pengambilan Keputusan ................................................................... 12
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 13
4.2 Saran .......................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 14
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari kita sebenarnya adalah kehidupan yang selalu bergumul
dengan keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang diperoleh setelah
mengevaluasi berbagai alternatif. Di dalam arti tersebut, terkandung unsur situasi
dasar, peluang munculnya situasi dasar, dan aktifitas pencapaian keputusan. Lantas
pertanyaannya, apakah setelah evaluasi alternatif serta merta begitu saja hadir
keputusan? Iya, secara rasional kesimpulan tersirat dalam premis-premis sehingga
hanya kepentingan perumusan saja. Walaupun berbagai literatur yang memandang
keputusan sebagai proses menampilkan tersurat kata keputusan di dalam modelnya.
Kajian tentang keputusan juga banyak berbasis metode. Basis kajian tersebut,
dipandang lebih menarik daripada domain pengambilan keputusan itu sendiri.
Berdasarkan kajian metode, keputusan terpecah menjadi empat, yaitu, metode
keputusan rasional, metode keputusan tawar menawar, metode keputusan agregatif,
dan metode keputusan keranjang sampah. Sehubungan dengan pendekatan metode
berbagai aliran pun dapat sesuai untuk mengkaji keputusan. Aliran-aliran yang
dimaksudkan adalah birokratik, manajemen saintifik, hubungan kemanusiaan,
rasionalitas ekonomi, kepuasan dan analisis sistem.
Dengan demikian pengetahuan alternatif model, metode, aliran digunakan untuk
penentuan pegangan sendiri. Seperti berkenaan dengan ini saya sendiri lebih
menyukai cukup tiga aktifitas saja untuk sampai pada keputusan,yaitu: kehadiran
tujuan, aktifitas pencarian informasi atau alternatif, dan aktifitas evaluasi alternatif.
Banyak sedikitnya informasi yang dilakukan mempengaruhi kecepatan dan
kerumitan pengambilan keputusan. Untuk membeli sebuah ballpoint tidak sama
kecepatan dan kerumitan pengambilan keputusannya dengan membeli pesawat
terbang pribadi
1.2 Perumusan Masalah
Pada makalah ini penulis akan membahas masalah :
1) Teori pengambilan keputusan
2) Kriteria pengambilan keputusan
3) Fungsi dan tujuan pengambilan keputusan
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
5) Model pengambilan keputusan
1
5. 6) Langkah-langkah/proses pengambilan keputusan
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dan teori pengambilan keputusan
Untuk mengetahui kriteria-kriteria dalam pengambilan keputusan
Memahami fungsi dan tujuan pengambilan keputusan
Dapat mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan
Mengenal model-model pengambilan keputusan
Mengetahui langkah-langkah/proses dalam pengambilan keputusan
1.3.2 Manfaat
Untuk menambah wawasan dan kerangka berpikir penulis.
Di harapkan menjadi referensi bagi pembaca.
2
6. BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas
utama dari seorang pemimpin. Pengambilan keputusan ( decision making) diproses
oleh pengambil keputusan yang hasilnya keputusan. Keputusan-keputusan ini akan
menimbulkan aktivitas-aktivitas, sehingga proses manajemen dapat terlaksana.
Keputusan akan menimbulkan aktivitas dan atau mengakhiri aktivitas.
Pengambilan keputusan merupakan tugas utama seorang manajer sehari-hari, bahkan
manajer diberi gaji oleh perusahaan justru untuk mengambil keputusan yang baik,
tepat, dan menguntungkan perusahaan yang dipimpinnya. Setiap pengambil
keputusan harus bertanggung jawab terhadap resiko keputusan yang diambilnya.
Definisi Theo Haiman, Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan,
suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat suatu keputusan
sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling
efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pengambilan keputusan adalah suatu proses
penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk melakukan
aktivitas-aktivitas pada masa yang akan datang
2.2 Defenisi-defenisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli :
a.
G. R. Terry
Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai “pemilihan alternatif
kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.
b.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai
sesuatu cara bertindak-adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat
dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat
dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
c.
Theo Haiman
Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan
cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara
bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti
penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
d.
Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik
dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang
akan datang.
3
7. e.
Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam
gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa
pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan
perorangan.
f. Simon, H.A (1997) memperkenalkan metode proses pengambilan yang oleh
terdiri dari empat fase utama yaitu :
1. Fase Intelijen
Proses pengambilan keputusan yang berawal dari fase ini dimana
penyelidikan dan mengindentifikasi lingkup problematika yang dikumpulkan.
2. Fase Desain
Tahap ini merupakan proses konstruksi dengan membuat perkiraan-perkiraan
kemungkinan terjadi dari setiap variabel dan hubungan antara variabelnya.
Tahap ini meliputi proses untuk mengembangkan dan menganalisa alternatif
tindakan yang bisa dilakukan.
3. Fase Pemilihan
Setelah menganalisa alternatif-alternatif tindakan maka pada tahap ini
dilakukan proses pemilihan diantara alternatif untuk dijalankan. Proses
pemilihan ini meliputi mencari, megevaluasi dan merekomendasikan solusi
yang tepat dari model. Solusi dari suatu model adalah satu kesatuan nilai
variabel keputusan dalam beberapa alternatif yang dipilih.
4. Fase Implementasi
Pada tahap ini solusi yang telah disepakati mulai dijalankan.
g. Herbert A.
Ada 3 tahap pokok:
1. Penyelidikan: mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan
keputusan. Data mentah diperoleh, diolah, dan diuji untuk dijadikan petunjuk
yang dapat mengidentifikasi persoalan.
2. Perancangan: mendaftar, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan
yang mungkin. Hal ini meliputi proses-proses untuk memahami,
menghasilkan pemecahan dan menguji kelayakan pemecahan tersebut.
3. Pemilihan : memilih arah tindakan tertentu dari semua yang ada. Pilihan
ditentukan dan dilakdanakan.
h. Rubeinstein dan Haberstroh
Langkah-langkah dalam mengambil keputusan:
1) Pengenalan persoalan atau kebutuhan
2) Analisis dan laporan alternatif-alternatif
3) Pemilihan alternatif yang ada
4) Komunikasi dan pelaksanaan keputusan
5) Langkah lanjutan dan umpan balik hasil keputusan.
4
8. i. Newman, Summer, dan Warren
Merinci langkah pengambilan keputusan:
1.
2.
3.
4.
Pembuatan suatu diagnosis
Penemuan penyelasaian alternatif-alternatif
Penganalisaan dan pembandingan alternatif-alternatif
Pemilihan rencana yang diambil
j. Elbing
Menyatakan proses pengambilan keputusan dalam organisasi mencakup:
1)
2)
3)
4)
5)
Identifikasi dan diagnosis masalah
Pengumpulan dan analisis data yang relevan
Pengembangan dan evaluasi alternatif-alternatif
Pemilihan alternatif terbaik
Implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil-hasil
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan
adalah proses pemilihan alternatif solusi untuk masalah. Secara umum pengambilan
keputusan adalah upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memilih alternatif
solusi yang ada.
5
9. BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Teori Pengambilan Keputusan
3.1.1 Teori Rasional Komprehensif
Teori pengambilan keputusan yang paling dikenal dan mungkin pula yang
banyak diterima oleh kalangan luas ialah teori rasional komprehensif. Unsur-unsur
utama dari teori ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat
dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai
masalah-masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain.
Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang mempedomani pembuat
keputusan amat jelas dan dapat ditetapkan rangkingnya sesuai dengan
urutan kepentingannya
Berbagai altenatif untuk memecahkan masalah tersebut diteliti secara saksama.
Akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditimbulkan oleh setiap altenatif Yang
dipilih diteliti. Setiap alternatif dan masing-masing akibat yang menyertainya, dapat
diperbandingkan dengan alternatif-altenatif lainnya. Pembuat keputusan akan
memilih alternatif’ dan akibat-akibatnya’ yang dapat memaksimasi tercapainya
tujuan, nilai atau Sasaran yang telah digariskan.
Teori rasional komprehensif banyak mendapatkan kritik dan kritik yang paling
tajam berasal dari seorang ahli Ekonomi dan Matematika Charles Lindblom (1965 ,
1964′ 1959)’ Lindblom secara tegas menyatakan bahwa para pembuat keputusan itu
sebenarya tidaklah berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit dan
terumuskan dengan jelas. Lebih lanjut, pembuat keputusan kemungkinan juga sulit
untuk memilah-milah secara tegas antara nilai-nilainya sendiri dengan nilai-nilai
yang diyakini masyarakat. Asumsi penganjur model rasionar bahwa antara faktafakta dan nilai-nilai dapat dengan mudah dibedakan, bahkan dipisahkan, tidak pemah
terbukti dalam kenyataan sehari-hari. Akhirnya, masih ada masalah’ yang disebut
,,sunk_cost,,. Keputusan_-keputusan, kesepakatan-kesepakatan dan investasi
terdahulu dalam kebijaksanaan dan program-program yang ada sekarang
kemungkinan akan mencegah pembuat keputusan untuk membuat keputusan yang
berbeda sama sekali dari yang sudah ada.
Untuk konteks negara-negara sedang berkembang, menurut R’s. Milne (1972),
model irasionar komprehensif ini jelas tidak akan muduh diterapkan. Sebabnya ialah:
informasi/data statistik tidak memadai ; tidak memadainya perangkat teori yang siap
pakai untuk kondisi- kondisi negara sedang berkembang ; ekologi budaya di mana
sistem pembuatan keputusan itu beroperasi juga tidak mendukung birokrasi di negara
6
10. sedang-berkembang umumnya dikenal amat lemah dan tidak sanggup memasok
unsur-unsur rasionar dalam pengambilan keputusan.
3.1.2 Teori Inkremental
Teori inkremental dalam pengambilan keputusan mencerminkan suatu teori
pengambilan keputusan yang menghindari banyak masalah yang harus
dipertimbangkan (seperti daram teori rasional komprehensif) dan, pada saat yang
sama, merupakan teori yang lebih banyak menggambarkan cara yang ditempuh oleh
pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambil kepurusan sehari-hari. Pokok-pokok
teori inkremental ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan
untuk mencapainya dipandang sebagai sesuatu hal yang saling terkait daripada
sebagai sesuatu hal yang saling terpisah.
Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa altematif
yang langsung berhubungan dengan pokok masalah dan altematif-alternatif ini hanya
dipandang berbeda secara inkremental atau marginal bila dibandingkan dengan
kebijaksanaan yang ada sekarang.
Bagi tiap altematif hanya sejumlah kecil akibat-akibat yang mendasar saja yang
akan dievaluasi.
Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan didedifinisikan secara
terarur.
Pandangan
inkrementalisme
memberikan
kemungkin
untuk
mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan dan sarana serta sarana dan tujuan
sehingga menjadikan dampak dari masalah itu lebih dapat ditanggulangi.
Bahwa tidak ada keputusan atau cara pemecahan yang tepat bagi tiap masalah.
Batu uji bagi keputusan yang baik terletak pada keyakinan bahwa berbagai analisis
pada akhirnya akan sepakat pada keputusan tertentu meskipun tanpa menyepakati
bahwa keputusan itu adalah yang paling tepat sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
Pembuatan keputusan yang inkremental pada hakikatnya bersifat perbaikanperbaikan kecil dan hal ini lebih diarahkan untuk memperbaiki ketidaksempunaan
dari upaya-upaya konkrit dalam mengatasi masalahsosial yang ada sekarang
daripada sebagai upaya untuk menyodorkan tujuan-tujuan sosial yang sama sekali
baru di masa yang akan datang.
Keputusan-keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pada hakikatnya
merupakan produk dari saling memberi dan menerima dan saling percaya di antara
pelbagai pihak yang terlibat dalam proses keputusan tersebut. Dalam masyarakat
yang strukturnya majemuk paham lnkremental ini secara politis lebih aman karena
akan lebih gampang untuk mencapai kesepakatan apabila masalah-masalah yang
diperdebatkan oleh berbagai kelompok yang terlibat hanyalah bersifat upaya untuk
memodifikasi terhadap program-program yang sudah ada daripada jika hal tersebut
7
11. menyangkut isu-isu kebijaksanaan mengenai perubahan-perubahan yang radikal
yang memiliki sifat ” ambil semua atau tidak sama sekali.
Karena para pembuat keputusan itu berada dalam keadaan yang serba tidak pasti
khususnya yang menyangkut akibat-akibat dari tindakan-tindakan mereka di masa
datang, maka keputusan yang bersifat inkremental ini akan dapat mengurangi resiko
dan biaya yang ditimbulkan oleh suasana ketidakpastian itu Paham inkremental ini
juga cukup rcalistis karena ia menyadari bahwa para pembuat keputusan sebenamya
kurang waktu, kurang pengalaman dan kurang sumber-sumber lain yang diperlukan
untuk melakukan analisis yang komprehensif terhadap semua altematif untuk
memecahkan masalah-masalah yang ada
3.1.3 Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory)
Penganjur teori ini adalah ahli sosiologi organisasi Amitai Etzioni. Etzioni
setuju terhadap kritik-kritik para teoritisi inkremental yang diarahkan pada teori
rasional komprehensif, akan tetapi ia juga menunjukkan adanya beberapa kelemahan
yang terdapat pada teori inkremental. Misalnya, keputusan-keputusan yang dibuat
oleh pembuat keputusan penganut model inkremental akan lebih mewakili atau
mencerminkan kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok yang kuat dan
mapan serta kelompok-kelompok yang mampu mengorganisasikan kepentingannya
dalam masyarakat, sementara itu kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok
yang lemah dan yang secara politis tidak mampu mengorganisasikan kepentingannya
praktis akan terabaikan.
Lebih lanjut dengan memusatkan perhatiannya pada kepentingan/tujuan jangka
pendek dan hanya berusaha untuk memperhatikan variasi yang terbatas dalam
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ada sekarang, maka model inkremental cenderung
mengabaikan peluang bagi perlunya pembaruan sosial (social inovation) yang
mendasar.
Oleh karena itu, menurut Yehezkel Dror (1968) gaya inkremental dalam
pembuatan keputusan cenderung menghasilkan kelambanan dan terpeliharanya
status quo, sehingga merintangi upaya menyempurnakan proses pembuatan
keputusan itu sendiri. Bagi sarjana seperti Dror– yang pada dasamya merupakan
salah seorang penganjur teori rasional yang terkemuka — model inkremental ini
justru dianggapnya merupakan strategi yang tidak cocok untuk diterapkan di negaranegara sedang berkembang, sebab di negara-negara ini perubahan yang kecil-kecilan
(inkremental) tidaklah memadai guna tercapainya hasil berupa perbaikan-perbaikan
besar-besaran.
Model pengamatan terpadu juga memperhitungkan tingkat kemampuan para
pembuat keputusan yang berbeda-beda. Secara umum dapat dikatakan, bahwa
semakin besar kemampuan para pembuat keputusan untuk memobilisasikan
8
12. kekuasaannya guna mengimplementasikan keputusan-keputusan mereka, semakin
besar keperluannya untuk melakukan scanning dan semakin menyeluruh scanning
itu, semakin efektif pengambilan keputusan ‘tersebul Dengan demikian, moder
pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan kompromi yang
menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif dan moder inkremental
dalam proses pengambilan keputusan.
3.2 Kriteria pengambilan Keputusan
Menurut konsepsi Anderson, nilai-nilai yang kemungkinan menjadi pedoman
perilaku para pembuat keputusan itu dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)
kategori, yaitu:
3.2.1 Nilai-nilai Politik
Pembuat keputusan mungkin melakukan penilaian atas altematif kebijaksanaan
yang dipilihnya dari sudut pentingnya altematif-altematil itu bagi partai politiknya
atau bagi kelompok-kelompok klien dari badan atau organisasi yang dipimpinnya.
Keputusan-keputusan yang lahir dari tangan para pembuat keputusan seperti ini
bukan mustahil dibuat demi keuntungan politik’ dan kebijaksanaan dengan demikian
akan dilihat sebagai instrumen untuk memperluas pengaruh-pengaruh politik atau
untuk mencapai tujuan dan kepentingan dari partai politik atau tujuan dari kelompok
kepentingan yang bersangkutan.
3.2.2 Nilai-nilai organisasi
Para pembuat kepurusan, khususnya birokrat (sipil atau militer), mungkin dalam
mengambil keputusan dipengaruhi oleh nilai-nilai organisasi di mana ia terlibat di
dalamnya’ Organisasi, semisal badan-badan administrasi, menggunakan berbagai
bentuk ganjaran dan sanksi dalam usahanya untuk memaksa para anggotanya
menerima, dan bertindak sejalan dengan nilai-nilai yang telah digariskan oleh
organisasi. Sepanjang nilai-nilai semacam itu ada, orang-orang yang bertindak
selaku pengambil keputusan dalam organisasi itu kemungkinan akan dipedomani
oleh pertimbangan-pertimbangan semacam itu sebagai perwujudan dari hasrat untuk
melihat organisasinya tetap lestari, unuk tetap maju atau untuk memperlancar
program-program dan kegiatan-kegiatannya atau atau untuk mempertahankan
kekuasaan dan hak-hak istimewa yang selama ini dinikmati.
3.2.3 Nilai-nitai Pribadi
Hasrat untuk melindungi atau memenuhi kesejateraan atau kebutuhan fisik atau
kebutuhan finansial’ reputasi diri, atau posisi historis kemungkinan juga digunakanoleh para pembuat teputusan sebagai kriteria dalam pengambilan keputusan.
9
13. Para politisi yang menerima uang sogok untuk membuat kepurusan tertentu
yang menguntungkan si pemberi uang sogok, misalnya sebagai hadiah pemberian
perizinan atau penandatanganan kontrak pembangunan proyek tertentu, jelas
mempunyai kepentingan pribadi dalam benaknya. Seorang presiden yang
mengatakan di depan para wartawan bahwa ia akan menggebut siapa saja yang
bertindak inkonstirusional, jelas juga dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan
pribadinya’misalnya agar ia mendapat tempat terhormat dalam sejarah bangsa
sebagai seseorang yang konsisten dan nasionalis.
3.2.4 Nilai-nilai Kebijaksanaan
Dari perbincangan di atas, satu hal hendaklah dicamkan, yakni janganlah kita
mempunyai anggapan yang sinis dan kemudian menarik kesimpulan bahwa para
pengambil keputusan politik inr semata-mata hanyalah dipengaruhi oleh
pertimbangan-penimbangan demi keuntungan politik, organisasi atau pribadi. Sebab,
para pembuat keputusan mungkin pula bertindak berdasarkan atas penepsi mereka
terhadap kepentingan umum atau keyakinan tertentu mengenai kebijaksanaan negara
apa yang sekiranya secara moral tepat dan benar. Seorang wakil rakyat yang
mempejuangkan undang-undang hak kebebasan sipil mungkin akan bertindak sejalan
dengan itu karena ia yakin bahwa tindakan itulah yang secara moral benar, dan
bahwa persamaan hak-hak sipil itu memang merupakan tujuan kebijaksanaan negara
yang diinginkan, tanpa mempedulikan bahwa perjuangan itu mungkin akan
menyebabkannya mengalami resiko-resiko politik yang fatal.
3.2.5 Nilai-nilai Ideologis
Ideologi pada hakikatnya merupakan serangkaian nilai-nilai dan keyakinan yang
secara logis saling berkaitan yang mencerminkan gambaran sederhana mengenai
dunia serta berfungsi sebagai pedoman benindak bagi masyarakat yang meyakininya.
Di berbagai negara sedang berkembang di kawasan Asia, Afrika dan Timur Tengah
nasionalisme yang mencerminkan hasrat dari orang-orang atau bangsa yang
bersangkutan untuk merdeka dan menentukan nasibnya sendiri — telah memberikan
peran penting dalam mewamai kebijaksanaan luar negeri maupun dalam negeri
mereka. Pada masa gerakan nasional menuju kemerdekaan, nasionalisme telah
berfungsi sebagai minyak bakar yang mengobarkan semangat perjuangan bangsabangsa di negara-negara sedang berkembang melawan kekuatan kolonial.
3.3 Fungsi Dan Tujuan Pengambilan Keputusan
3.3.1 Fungsi Pengambilan Keputusan
Individual atau kelompok baik secara institusional ataupun organisasional,
sifatnya futuristik.
10
14. 3.3.2 Tujuan Pengambilan Keputusan
Tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak berkaitan dengan
masalah lain)
Tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan, dapat bersifat kontradiktif
ataupun tidak kontradiktif)
3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
3.4.1 Komposisi kelompok
Ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun komposisi kelompok yaitu :
penerimaan tujuan umum; mempengaruhi kerjasama dan tukar informasi
pembagian (divisibilitas) tugas kelompok; tidak semua tugas dapat dibagi
komunikasi dan status struktur; biasanya yang osisinya tertinggi paling
mendominasi dalam kelompok.
ukuran kelompok; semakin besar kelompok semakin menyebar opini,
konsekuensinya adalah semakin lemah partisipasi individu dalam kelompok
tersebut.
Kesamaan anggota kelompok Keputusan kelompok akan cepat dan mudah
dibuat bila anggota kelompok sama satu dengan yang lain.
Pengaruh (pengkutuban) polarisasi kelompok. Seringkali keputusan yang
dibuat kelompok lebih ekstrim dibandingkan keputusan individu. Hal itu
disebabkan karena adanya perbadingan sosial. Tidak semua orang berada di
atas rata-rata. Oleh karena itu untuk mengimbanginya perlu dibuat keputusan
yang jauh dari pendapat orang tersebut.
3.5 Model Pengambilan Keputusan
Model Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Kepastian (Certainty).
Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) hanya
mempunyai satu hasil (pay off tunggal). Model ini disebut juga Model
Kepastian/ Deterministik.
Model Pengambilan Keputusan dalam kondisi Berisiko (Risk).
Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) mempunyai
sejumlah kemungkinan hasil dan masing-masing kemungkinan hasil
probabilitasnya dapat diperhitungakan atau dapat diketahui. Model
Keputusan dengan Risiko ini disebut juga Model Stokastik.
Model Pengambilan Keputusan dengan Ketidakpastian (Uncertainty).
Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) mempunyai
sejumlah kemungkinan hasil dan masing-masing kemungkinan hasil
probabilitasnya tidak dapat diketahui/ditentukan. Model Keputusan dengan
11
15. kondisi seperti ini adalah situasi yang paling sulit untuk pengambilan
keputusan. (Kondisi yang penuh ketidakpastian ini relevan dengan apa yang
dipelajari dalam Game Theory)
3.6 Langkah-langkah dalam Pengambilan Keputusan
Secara umum, langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
Proses identifikasi atau perumusan persoalan keputusan. Identifikasi masalah
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Penggunaan seven tools dalam
manajemen biasanya dapat membantu proses identifikasi ini.
Penetapan alternatif-alternatif pemecahan persoalan. Alternatif pemecahan
masalah didapatkan dari analisis pemecahaan masalah.
Penetapan kriteria pemilihan alternatif untuk mendapatkan alternatif yang
terbaik. Biasanya kriteria pemilihan ini didasarkan pada pay off atau hasil
dari keputusan.
Pelaksanaan keputusan dan evaluasi hasilnya. Tahap ini disebut tahap
implementasi, dimana alternatif solusi yang terpilih akan diterapkan dalam
jangka waktu tertentu dan setelah itu akan dievaluasi hasilnya berdasarkan
peningkatan atau penurunan pay off atau hasil.
Kesimpulan :
Dari poin-poin diatas dapat kita ketahui bahwa dalam proses pengambilan
keputusan hendaknya di awali dengan jenis keputusan yang akan diambil,
setelah kita mengetahui jenisnya barulah kita tentukan langkah pengambilan
keputusan yang meliputi proses identifikasi, alternatif, kriteria serta
mengevaluasi hasilnya atau disebut tahap implementasi. Sehingga pada akhirnya
terciptalah sebuah keputusan yang adil dan menguntungkan kedua belah pihak.
12
16. BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Definisi Pembuatan Kebijaksanaan Negara sebagai keseluruhan proses yang
menyangkut pengartikulasian dan pendefinisiaan masalah, perumusan kemungkinankemungkinan pemecahan masalah dalam bentuk tuntutan-tuntutan politik,
penyaluran tuntutan-tuntutan tersebut ke dalam sistem politik, pengupayaan
pemberian sanksi-sanksi atau legitimasi dari arah tindakan yang dipilih, pengesahan
dan pelaksanaan /implementasi, monitoring dan peninjauan kembali (umpan balik).
Terdapadat beberapa teori pengambilan keputusan yang dianggap paling sering
dibicarakan dalam pelbagai kepustakaan kebijakan negara diantaranya ; Teori
Rasional Komprehensif, Teori Inkremental, Teori Pengamatan Terpadu (Mixed
Scanning Theory).
Menurut konsepsi Anderson, nilai-nilai yang kemungkinan menjadi pedoman
perilaku para pembuat keputusan itu dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)
kategori, yaitu : Nilai-nilai
4.2 Saran
Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan
sumber yang penulis peroleh. Sehingga isi dari makalah ini masih bersifat umum,
oleh karena itu penulis harapkan agar pembaca bisa mecari sumber yang lain guna
membandingkan dengan pembahasan yang penulis buat, guna mengoreksi bila
terjadi kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
13
17. DAFTAR PUSTAKA
Mulyono (2011) Teori Pengambilan Keputusan,http:// mulyono.blogspot.com,
diaksek 30 April 2011
Anneahira(2011) Pengambilan Keputusan. Hhtp://Anneahira.Blogspot.com,diakses
30 April 2011
14