SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 
Regulasi Sektor Publik 
Standar Internasional 
Wildha Ardhiyanto 
A31112268 
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 
Universitas Hasanuddin 
Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 0
Kata Pengantar 
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Berkah dan Rahmat-Nya 
sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang 
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk 
dan pedoman bagi para pembaca dalam Pokok Pembahasan AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 
(Regulasi Keuangan Sektor Publik Standar Internasional). 
Semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para 
pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga 
kedepannya dapat lebih baik. 
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Penulis 
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari 
semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. 
Akhir kata, Terima Kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam 
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. 
Makassar, 9 September 2014 
Penulis 
Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 1
DAFTAR ISI 
1. Sampul ................................................................................................................i 
2. Kata Pengantar ....................................................................................................1 
3. Daftar Isi .............................................................................................................2 
4. BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................3 
A. Latar Belakang ........................................................................................3 
B. Rumusan Masalah .....................................................................................3 
C. Tujuan .....................................................................................................3 
5. BAB II : PEMBAHASAN ..................................................................................4 
A. Perkembangan Akuntansi Akrual Sektor Publik ......................................4 
B. International Publik Sektor Accounting Standards (IPSAS) ...................8 
C. Tujuan IPSAS......................................................................................... 9 
D. Karakteristik Laporan Keuangan ........................................................... 10 
6. BAB III : PENUTUP ..........................................................................................12 
a. Kesimpulan .............................................................................................12 
7. Daftar Pustaka .....................................................................................................13 
Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 2
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
International Publik Sektor Accounting Standards Board (IPSASB) merupakan penyusun 
standar akuntansi internasional untuk sektor publik di bawah International Federation of 
Accountants (IFAC). Tahun 2005 IPSASB melakukan peningkatan terhadap standar-standar 
(International Publik Sektor Accounting Standards/IPSAS) yang telah diterbitkan sebelumnya. 
Peningkatan tersebut berupa revisi terhadap 11 standar dari 20 standar yang telah pernah 
diterbitkan. 
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai anggota IFAC dimintakan masukan atas draf 
publikasian (exposure draft/ED) yang dikeluarkan oleh IPSASB. Revisi IPSAS sangat penting 
bagi sektor publik di Indonesia. Revisi tersebut akan mengikat dalam penyajian laporan 
keuangan sektor publik di Indonesia jika nanti disahkan menjadi standar meskipun tetap 
diperhatikan karakteristik Indonesia. Oleh karena itu, agar IPSAS mengakomodasi kepentingan 
kita maka perlu diberi masukan lewat komentar atas ED yang diterbitkan oleh IPSASB. 
Pemberian masukan ini juga dimaksudkan untuk menampilkan pemikiran-pemikiran dari 
Indonesia di forum internasional dalam bidang akuntansi khususnya sektor publik. 
B. Tujuan Penulisan 
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mengetahui: 
1. Akuntansi Akrual Dan Penerapannya Di Sektor Publik 
2. Perkembangan akuntansi akrual sektor publik 
C. Rumusan Masalah 
1. International Publik Sektor Accounting Standards 
2. Tujuan IPSAS 
3. Karakteristik laporan keuangan 
4. Perkembangan akuntansi akrual sektor publik 
Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 3
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Perkembangan Akuntansi Akrual Sektor Publik 
Pada tahun 1980-an terjadi fenomena perubahan gaya manajemen di sektor publik akibat 
stagnansi ekonomi yang menghantam beberapa negara seperti New Zealand, Australia dan 
Inggris. Fenomena perubahan ini popular disebut New Publik Management. Apa yang 
memotivasi perubahan? Alasan utamanya adalah ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja 
Pemerintah yang dianggap tidak efisien dan efektif dalam pengelolaan sumber daya pada tahun 
1970-an dan 1980-an. Ketidakpuasan ini dipicu oleh keadaan utang pemerintah yang terus 
meningkat, pajak lebih tinggi, dan turunnya pertumbuhan ekonomi. Dalam banyak kasus 
pemerintah diminta untuk mereview perannya dalam kegiatan dan operasi serta meningkatkan 
efisiensi dan efektivitas. Pemerintah diinginkan untuk berbuat lebih banyak dengan diiringi 
tuntutan agar manajer sektor publik menjadi lebih akuntabel. Konsep New Publik Management 
mulai diterapkan di Inggris pada tahun 1979 di masa pemerintahan Perdana Menteri Margareth 
Tacther sebagai bentuk perbaikan dari konsep administrasi publik tradisional yang terlihat tidak 
berjalan efisien. Bentuk reformasi yang dilakukan Margareth Tacther adalah melakukan 
pengurangan jumlah kota, mengurangi biaya dan meningkatkan pelayanan (Gruening, 2001:2). 
Stagnansi ekonomi yang dihadapi New Zealand mendorong mereka untuk melakukan inovasi. 
Inovasi yang dilakukan adalah menjalankan privatisasi dan desentralisasi di sektor publik. 
Sedangkan Australia pada tahun 1980-an juga mengalami kesulitan ekonomi yang sangat rumit 
sehingga pada tahun 1983 Perdana Menteri Australia saat itu Robert Hawke telah mendukung 
gagasan pengelolaan berdasarkan hasil (output) dengan memulai reformasi manajemen keuangan 
di sektor publik untuk mencapai tujuan ini. Atas dasar ini pula Australia melakukan privatisasi, 
restrukturisasi pemerintah dan evaluasi program dilakukan untuk mencapai tujuan ini (Janet dan 
Robert, 2007:15). 
Watkins dan Edward (2007: 34) menjelaskan salah satu konsep yang diturunkan dari New 
Publik Management adalah adopsi gaya manajemen sektor privat ke sektor publik. Kebutuhan 
Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 4
transparansi, akuntablitas dan penilaian kinerja dalam sistem New Publik Management 
mendorong penggunaan Akuntansi Akrual. Sektor privat sudah sangat familiar menggunakan 
akuntansi akrual, sedangkan sektor publik baru mengenal penggunaan akuntansi akrual pada 
tahun 1992 ketika New Zealand menjadi Negara pertama yang mengadopsi akuntansi akrual 
sebagai basis pelaporan keuangan. Dalam pemilihan basis akuntansi, akuntansi kas masih 
mendominasi di seluruh dunia. Akan tetapi tren yang terjadi adalah perubahan secara bertahap 
dari akuntansi kas menuju akuntansi akrual. International Federation of Accountants (2010:1) 
merekomendasikan akuntansi akrual akan mendorong transparansi dan akuntabilitas pada 
pengelolaan keuangan sektor publik. 
Pemerintah memberikan pelayanan publik tanpa memprioritaskan keuntungan. Tujuan utama 
dari akuntansi dan penganggaran pemerintah adalah menjelaskan kualitas barang dan jasa publik 
yang diberikan kepada warganya. Sebelumnya pemerintah tidak perlu melaporkan biaya operasi 
dan penerimaan kepada masyarakat dengan model yang sama sebagaimana sektor swasta 
melaporkannya kepada para pemegang saham. Tujuan akuntansi penganggaran pemerintah lebih 
sederhana karena hanya berfokus pada pengendalian input. Pengelolaan keuangan pemerintah 
menekankan bahwa dana harus digunakan secara ketat sesuai dengan anggaran yang telah 
disetujui oleh lembaga legislatif. Penerapan akuntansi berbasis kas pada akuntansi dan 
penganggaran pemerintah konsisten dengan kebutuhan manajemen sektor publik sehingga basis 
ini banyak diadopsi. Situasi mulai berubah pada 1990-an ketika munculnya peristiwa yang 
memicu kekhawatiran dan gencarnya implementasi New Publik Management. Peristiwa yang 
memicu ini antara lain keinginan untuk mengatasi kesulitan fiskal atau krisis utang, keharusan 
menjaga kredibilitas dan reputasi sektor publik sebagai sektor ekonomi yang modern atau 
canggih, adanya tuntutan perubahan oleh organisasiorganisasiinternasional, tekanan dari otoritas 
audit nasional, dan tuntutan masyarakat agaradanya peningkatan akuntabilitas dan kinerja 
pemerintah dalam rangka mendukung efektifitasdan efisiensi. 
Penggunaan akuntansi akrual merupakan salah satu ciri dari praktik manajemen 
keuangan modern (sektor publik) yang bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih 
transparan mengenai biaya (cost) pemerintah dan meningkatkan kualitas pengambilan 
keputusan di dalam pemerintah dengan menggunakan informasi yang diperluas, tidak sekadar 
basis kas. Secara umum, akuntansi akrual telah diterapkan di negara-negara yang lebih dahulu 
Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 5
melakukan reformasi manajemen publik. Tujuan kuncinya adalah untuk meminta 
pertanggungjawaban para manajer dari sisi keluaran (output), hasil (outcome) dan pada saat 
yang sama melonggarkan kontrol atas masukan (input). Para manajer di sektor publik diminta 
agar bertanggung jawab untuk seluruh biaya yang berhubungan dengan output/outcome 
yang dihasilkannya, tidak sekadar dari sisi pengeluaran kas. Dengan demikian akuntansi 
akrual dapat mendukung pengambilan keputusan oleh para manajer secara efisien dan efektif 
(Organisation for Economic Co-operation and Development, 2002:11). 
Salah satu faktor yang mendorong adopsi akuntansi akrual adalah ketidakpuasan dan 
banyaknya kekurangan yang dimiliki oleh basis kas. Meskipun memiliki banyak 
keterbatasan, akuntansi berbasis kas memiliki beberapa kelebihan sehingga masih banyak 
digunakan oleh sektor publik di beberapa Negara. Kelebihan itu adalah sederhana, lebih 
murah dan mudah untuk dipahami oleh non-akuntan (Buhr, 2010:12). Akan tetapi trend dan 
tuntutan akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi mendorong akuntansi akrual untuk diadopsi oleh 
sektor publik. 
Akuntansi berbasis akrual membedakan antara penerimaan kas dan hak untuk mendapatkan 
kas, serta pengeluaran kas dan kewajiban untuk membayarkan kas. Oleh karena itu, dengan 
system akrual pendapatan dan biaya diakui pada saat diperoleh (earned) atau terjadi (incured) 
tanpa memandang apakah kas tersebut diterima atau dikeluarkan. Tujuannya pengenalan accrual 
basis ini adalah untuk memfasilitasi transparansi yang lebih besarpada organisasi pemerintah dan 
meningkatkan efisinsi dan efektifitas. Sementara itu, beberapa Negara Uni Eropa lainnya masih 
mengendalikan pengeluarannya dengan menggunakan cash basis. 
Negara - negara yang mengadopsi akuntansi akrual membutuhkan waktu yang sangat 
lama. Mengapa dibutuhkan waktu begitu lama untuk berubah? Jones dalam Buhr 
(2012:12) menjelaskan tentang kurangnya kebutuhan komparatif laporan keuangan antar 
sektor publik untuk menilai kinerja. Hal ini dikarenakan masing–masing pemerintah memiliki 
kemampuan untuk menetapkan kebijakan keuangan dan akuntansi sesuai keinginannya. Selain 
itu, dulu akuntansi pada sektor publik hanya dilihat sebagai alat pertanggungjawaban bukan 
sebagai alat pengambilan keputusan sehingga keunggulan akuntansi kas yang sangat sederhana 
menyebabkan pemerintah enggan untuk pindah ke akuntansi akrual. 
Memperkenalkan akuntansi akrual mendapatkan tantangan dalam proses adopsinya 
sehingga membutuhkan pendekatan bertahap (Treasury, 2005:40). Perlu diketahui bahwa tidak 
Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 6
ada perubahan mendadak dari kas ke akrual. Perubahan basis akuntansi dilakukan bertahap 
melalui basis kas, basis kas yang dimodifikasi, basis akrual dimodifikasi, dan terakhir basis 
akrual. Kas yang dimodifikasi berbeda dari basis kas dalam akhir tahun penyesuaian dilakukan 
untuk beberapa non-cash item seperti piutang dan utang. Beberapa kasus menunjukkan 
bahwa reformasi ke arah accrual basis ternyata tidak seluruhnya menjamin keberhasilan. Kasus 
yang terjadi di Italia, pengenalan terhadap accrual basis memberikan kotribusi yang kurang 
signifikan terhadap transparasi, efisiensi, dan efektifitas organisasi publik di Negara 
tersbut. Perlu analisis yang mendalam dan kompleks terhadap berbagai faktor lingkungan yang 
mempengaruhinya, salah satunya adalah faktor sosiologi Negara tersebut. 
Perubahan dari cash basis ke accrual basis memang tidak dapat dilakukan secara terburu – 
buru. Akrual Modifikasi berbeda dari 
akuntansi berbasis akrual dalam aset modal tidak diakui sebagai aset melainkan sebagai 
pengeluaran secara penuh dalam periode di mana mereka dibeli. New Zealand menjadi negara 
pertama yang sepenuhnya melaksanakan akuntansi akrual 
baik di tingkat nasional dan lembaga. Reformasi akuntansi akrual di New Zealand 
merupakan paling komprehensif di antara semua negara. Perubahan adalah bagian dari 
gelombang reformasi tahun 1980-an sebagai akibat dari kesulitan fiskal negara. Reformasi ini 
bertujuan untuk mencapai efisiensi. Untuk mencapai tujuan ini New Zealand menjalankan tiga 
kebijakan yaitu memisahkan fungsi komersial dari operasi pemerintah lainnya, menguatkan 
garis pertanggungjawaban menteri dan eksekutif dan merancang anggaran dan sistem 
manajemen keuangan untuk meningkatkan pengukuran kinerja sektor publik. 
Tiga kebijakan ini mempengaruhi adopsi akuntansi akrual di New Zealand. 
Departemen Keuangan New Zealand sudah mulai mempersiapkan akuntansi akrual pada 
tahun 1987. 
Pada tahun 1992 New Zealand berhasil membuat laporan keuangan dengan akuntansi 
akrual di seluruh entitas pemerintah. New Zealand butuh tiga tahun untuk menerapkan akuntansi 
akrual dan empat tahun untuk menghasilkan laporan keuangan konsolidasi untuk seluruh 
pemerintah (Beerson B,2011:17). Secara keseluruhan, reformasi keuangan di New Zealand 
menghasilkan perubahan positif yaitu peningkatan akuntabilitas, kinerja keuangan yang lebih 
baik, mencapai efisiensi dan pengurangan staf. 
Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 7
Lebih lanjut Beerson menjelaskan bahwa New Zealand adalah pelopor dalam adopsi 
akuntansi akrual. Sebagai pelopor tentu New Zealand harus mampu merumuskan konsep 
akuntansi akrual ini tanpa berpanduan dari negara – negara lain. Oleh karena itu 
terdapatbeberapa tantangan yang dialami oleh New Zealand dalam mengadopsi akuntansi akrual 
yaitu biaya implementasi yang cukup besar dan kualitas informasi yang belum langsung 
dirasakan manfaatnya. Akuntansi akrual memerlukan biaya implementasi yang besar. Perubahan 
basis akuntansi memaksa seluruh departemen di New Zealand mengganti sistem informasi 
keuangan mereka hanya dalam waktu dua tahun. Selain itu terdapat risiko pengambilan 
keputusan yang buruk di awal implementasi. Hal ini diakibatkan pemerintah belum terbiasa 
menggunakan informasi akuntansi akrual. Sejak konversi ke akuntansi akrual volume dan 
kompleksitas laporan pemerintah kepada parlemen telah meningkat. Kompleksitas laporan 
keuangan menyebabkan parlemen membutuhkan saran analitis independen dari para ahli yang 
tentu akan memakan waktu dan biaya. 
Contoh kegagalan penerapan akuntansi akrual dapat dilihat di Nepal. Nepal merupakan 
salah satu negara yang kurang mampu secara ekonomi. Keadaan ini menyebabkan Nepal sering 
menerima bantuan dana dari lembaga internasional. Lembaga internasional berharap dana ini 
dapat dipertanggungjawabkan dengan baik sehingga “memaksa” Nepal untuk mengadopsi 
akuntansi akrual. Adhikari P dan Mellemfik F (2011:136) menjelaskan kegagalan 
penerapan akuntansi akrual di Nepal diakibatkan oleh ketidakmampuan lembaga 
internasional dalam melihat rendahnya kemampuan sumber daya manusia dan kurangnya 
motivasi dari pemerintah. Kurangnya motivasi pemerintah karena adopsi akuntansi 
akrual bukan berdasarkan keinginan sendiri melainkan pemaksaan dari organisasi 
internasional. 
B. International Publik Sektor Accounting Standards (IPSAS) 
International Publik Sektor Accounting Standards (IPSAS) adalah standar akuntansi untuk 
entitas sektor publik yang dikembangkan oleh International Publik Sektor Accounting Standards 
Board (IPSASB). IPSASB merupakan badan yang bernaung di bawah International Federation 
of Accountants (IFAC), organisasi profesi akuntansi di tingkat internasional yang didirikan tahun 
1977. Keberadaan IPSASB bermula dari kesadaran akan manfaat nyata informasi keuangan yang 
konsisten dan terbandingkan (comparable) lintas-jurisdiksi. IPSAS, sebagai standar internasional 
Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 8
akuntansi sektor publik, diharapkan memainkan peran kunci untuk merealisasikan manfaat 
tersebut. 
Dalam mengembangkan standar akuntansi sektor publik, IPSASB sangat mendorong 
keterlibatan pemerintah dan penyusun standar di berbagai negara melalui penyampaian 
tanggapan/komentar atas proposal-proposal IPSASB yang dinyatakan dalam exposure draft. 
IPSAS yang diterbitkan oleh IPSASB terkait dengan pelaporan keuangan sektor publik, baik 
untuk yang masih menganut basis kas (cash basis) maupun yang telah mengadopsi basis akrual 
(accrual basis). IPSAS yang berbasis akrual dikembangkan dengan mengacu 
kepada International Financial Reporting Standards (IFRS), standar akuntansi bisnis yang 
diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB), sepanjang ketentuan-ketentuan 
di dalam IFRS dapat diterapkan di sektor publik. Meskipun demikian, IPSASB tetap 
memperhatikan isu-isu yang spesifik di sektor publik yang tidak tercakup di dalam IFRS. 
Diadopsinya IPSAS oleh pemerintah di berbagai negara diharapkan akan meningkatkan 
kualitas dan daya banding informasi keuangan yang dilaporkan entitas-entitas sektor publik di 
seluruh dunia. Dalam mendorong pengadopsian dan harmonisasi ketentuan-ketentuan akuntansi 
sektor publik di berbagai negara dengan IPSAS, IPSASB menghormati hak pemerintah dan 
penyusun standar di tingkat nasional dalam menetapkan standar dan pedoman pelaporan 
keuangan di dalam jurisdiksi mereka masing-masing. 
Meskipun demikian, laporan keuangan sektor publik hanya boleh mengklaim telah 
mematuhi IPSAS jika laporan keuangan itu memenuhi semua ketentuan yang berlaku di dalam 
masing-masing standar. 
C. Tujuan IPSAS 
Untuk improvisasi kualitas pelaporan keuangan untuk tujuan umum oleh entitas sektor 
publik, yang mengarah ke penilaian informasi yang lebih baik dari alokasi sumber daya 
keputusan yang dibuat oleh Pemerintah, sehingga Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. 
Cakupan IPSAS adalah standar akuntansi untuk aplikasi oleh Pemerintah nasional, regional 
(misalnya, negara bagian, propinsi, teritorial) Pemerintah, lokal (misalnya, kota, kota) 
Pemerintah dan badan pemerintah terkait (misalnya, lembaga,dan komisi. Standar IPSAS secara 
luas digunakan oleh organisasi antar pemerintah. IPSAS tidak berlaku untuk badan usaha 
pemerintah. 
Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 9
Dalam IPSAS( internasional publik sektor accounting standart ) NO. 1 paragraf 37 
disebutkan bahwa manajemen harus memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi entitas dan 
meyakinkan bahwa laporan keuangan telah memberikan informasi sebagai berikut : 
1. Relevan dengan pengambilan keputusan bagi para pemakai. Informasi yang relevan 
harus mempunyai seperangkat standar yang jelas dengan tujuan akuntansi dan 
berlandaskan pada konsep-konsep yang jelas serta dapat diterima umum. 
2. Reliabel (dapat dipercaya) yang berarti informasi harus : 
 Disajikan secara cepat dalam hal kinerja dan posisi keuangan entitas, 
 Mencerminkan substansi ekonomi atas kejadian-kejadian dan transaksi-transaksi dan tidak 
hanya bentuk formalitasnya, 
 Netral yang berarti bebas dari bias dan kesalahan, 
 Kehati-hatian (prudent), dan 
 Lengkap dalam semua hal yang material. 
D. Karakteristik laporan keuangan 
Selanjutnya, lampiran IPSAS No. 1 menyajikan karakteristik kualitatif agar laporan 
keuangan menjadi informasi yang berguna bagi para pemakai laporan keuangan. Karakteristik 
kualitatif tersebut adalah understandability, relevance, reliability, and comparability. 
1. Dapat dimengerti (Understandability) 
Informasi harus dapat dimengerti oleh para pemakai laporan keuangan. Dengan demikian, para 
pemakai laporan keuangan diharapkan dapat dimengerti atau memahami artinya. Untuk tujuan 
ini, para pemakailaporan keuangan diasumsikan mempunyai pengetahuan atas aktivitas dan 
lingkungan entitas yang beroperasi dan mau mempelajari informasi tersebut. 
2. Relevance 
Informasi harus relevan bagi para pemakai laporan keuangan sehingga informasi dapat 
digunakan untuk mengevaluasi masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan dating. Informasi 
yang relevan adalah informasi yang disajikan tepat waktu. 
3. Materiality 
Informasi yang relevan dipengaruhi oleh sifat dan materialnya. Informasi dikatakan material jika 
salah saji laporan keuangan dapat mepengaruhi pengambilan keputusan bagi para pemakai 
laporan keuangan. 
Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 10
4. Reliabilit 
Informasi yang reliabel (dapat dipercaya) adalah informasi yang bebas dari bias dan kesalahan 
material. 
5. Faithul Representation 
Informasi yang mengenai transaksi atau kejadian lainnya secara tepat harus disajikan sesuai 
6. Substance Over Form 
Informasi akuntansi disajikan secara jujur atas transaksi dan kejadian yang harusnya disajikan. 
Transaksi atau kejadian tersebut disajikan sesuai dengan substansinya dan realitas ekonomi, 
bukan hany mengikuti aspek formalitasnya saja. Substansi transaksi dan kejadian lainnya tidak 
selalu konsisten dengan aspek formalitasnya. 
7. Neutrality 
Informasi yang netral adalah informasi yang bebas dari bias. Laporan keuangan dikatakan tidak 
netral jika informasinya telah dipilih dan dirancang untuk memengaruhi pengambilan keputusan 
agar dapat mencapai hasil yang telah ditetapkan sebelumnya. 
8. Prudence 
Kehati-hatian meruoakan pelaksanaan pertimbangan yang memerlukan pembuatan estimasi 
menurut kondisi ketidakpastian, seperti aktiva dan pendapatan yang tidak dinilai terlalu tinggi 
(overstated) dan kewajiban atau beban yang tidak dinilai terlalu rendah (understated). 
9. Completeness 
Informasi laporan keungan harus disajikan secara lengkap dengan batas materialitas dan biaya. 
10. Comparability 
Informasi dalam laporan keuangan dapat diperbandingkan ketika para pemakai laporan keuangan 
mampu mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan antara informasi tersebut dan informasi 
laporan lainnya. Perbandingan tersebut meliputi : 
 Perbandingan laporan keuangan dengan entitas yang berbeda dan 
 Perbandingan laporan keuangan atas periode waktu yang sama. 
Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 11
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Akuntansi akrual merupakan salah satu bagian dari paket reformasi keuangan negara dan 
daerah yang berperan penting dalam peningkatan akuntabilitas, efisiensi dan kinerja pemerintah. 
IPSASB sebagai penyusun standar akuntansi IFAC untuk sektor publik telah menerbitkan empat 
exposure draft (ED) dalam kerangka konvergensi standar akuntansi sektor publik (IPSAS) ke 
standar akuntansi sektor komersial/bisnis (IAS/IFRS). Diakui, kedua sektor ini memang tetap 
berbeda dari berbagai sudut pandang. Akan tetapi penyusun standar sendiri mengakui adanya 
perbedaan-perbedaan tersebut dengan melampirkan hal-hal yang berbeda di kedua sektor ini. 
Perbedaan in dibuat dalam bentuk pembandingan antara IPSAS dengan IAS/IFRS dengan judul 
Comparison to IAS. 
Setiap ED meminta adanya komentar dan tanggapan untuk itu dalam memberikan 
komentar dapat diarahkan pada kondisi yang ada di Indonesia. Hal ini penting karena ruang 
lingkup sektor publik yang dimaksudkan oleh IPSASB adalah sektor pemerintah. 
* 
Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 12
DAFTAR PUSTAKA 
http://accounting-media.blogspot.com/2014/05/international-public-sector-accounting.html 
Bastian, I. 2009. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta. 
http://books.google.co.id/books?id=HKarXQgrf_oC&pg=PA147&lpg=PA147&dq=pengertian+t 
entang+ipsas&source=bl&ots=FIdMNIOxA6&sig=TdxwUK3rGqOaONbaHKsU8Bw0mTo&hl 
=en&sa=X&ei=DVQMVOmEGJKl8AWM1oDABA&ved=0CHIQ6AEwBg#v=onepage&q=pen 
gertian%20tentang%20ipsas&f=false 
Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 13

More Related Content

What's hot

Akuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAAkuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDA
Mahyuni Bjm
 
Akuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilanAkuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilan
sellyhood
 
Tugas ujian teori akuntansi
Tugas ujian teori akuntansi Tugas ujian teori akuntansi
Tugas ujian teori akuntansi
Said Muhamad Rifad
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Bab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
Bab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor PublikBab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
Bab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
Putri Yulia
 
Chp17 advanced accounting beams 11e
Chp17 advanced accounting beams 11eChp17 advanced accounting beams 11e
Chp17 advanced accounting beams 11e
Felix Novendra
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullshandyaa
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Sujatmiko Wibowo
 
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi PemerintahanPersamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Sujatmiko Wibowo
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Mahyuni Bjm
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Fajar Sandy
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Deddi Nordiawan
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahSunar Shun Shun
 
Liabilities & Equity
Liabilities & EquityLiabilities & Equity
Liabilities & EquityIndra Yu
 
Persekutuan Joint Venture (JV)
Persekutuan Joint Venture (JV)Persekutuan Joint Venture (JV)
Persekutuan Joint Venture (JV)
phatar_augrah
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Adi Jauhari
 
Pengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publikPengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publik
Mirsa Niati
 
penganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikpenganggaran sektor publik
penganggaran sektor publik
Ary Efendi
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjonoxyrces
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Sujatmiko Wibowo
 

What's hot (20)

Akuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAAkuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDA
 
Akuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilanAkuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilan
 
Tugas ujian teori akuntansi
Tugas ujian teori akuntansi Tugas ujian teori akuntansi
Tugas ujian teori akuntansi
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
 
Bab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
Bab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor PublikBab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
Bab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
 
Chp17 advanced accounting beams 11e
Chp17 advanced accounting beams 11eChp17 advanced accounting beams 11e
Chp17 advanced accounting beams 11e
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa full
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
 
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi PemerintahanPersamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
 
Liabilities & Equity
Liabilities & EquityLiabilities & Equity
Liabilities & Equity
 
Persekutuan Joint Venture (JV)
Persekutuan Joint Venture (JV)Persekutuan Joint Venture (JV)
Persekutuan Joint Venture (JV)
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
 
Pengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publikPengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publik
 
penganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikpenganggaran sektor publik
penganggaran sektor publik
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
 

Viewers also liked

Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Junianto Junianto
 
IPSAS 22 Sektor Pemerintahan Umum (Government General Sector)
IPSAS 22 Sektor Pemerintahan Umum (Government General Sector)IPSAS 22 Sektor Pemerintahan Umum (Government General Sector)
IPSAS 22 Sektor Pemerintahan Umum (Government General Sector)
Puput Waryanto
 
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publikKerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
Elsita Fransisca Mokodompit
 
Introduction to IPSAS and conceptual framework
Introduction to IPSAS and conceptual frameworkIntroduction to IPSAS and conceptual framework
Introduction to IPSAS and conceptual framework
Foluwa Amisu
 
Ipsas training part ii differences btn ipsas and ifrs
Ipsas training part ii differences btn ipsas and ifrsIpsas training part ii differences btn ipsas and ifrs
Ipsas training part ii differences btn ipsas and ifrsEMAC Consulting Group
 
Makalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor Publik
Makalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor PublikMakalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor Publik
Makalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor Publik
MiRuu Resty
 
M9. industrialisasi dan perkembangan sektor industri
M9. industrialisasi dan perkembangan sektor industriM9. industrialisasi dan perkembangan sektor industri
M9. industrialisasi dan perkembangan sektor industri
erlina na
 
Akuntansi+anggaran
Akuntansi+anggaranAkuntansi+anggaran
Akuntansi+anggaranFrandy11
 
Kerangka konseptual asp
Kerangka konseptual aspKerangka konseptual asp
Kerangka konseptual aspvitalfrans
 
Accrual ipsas
Accrual ipsasAccrual ipsas
Accrual ipsas
Chidananda Jena
 
Standar akuntansi keuangan
Standar akuntansi keuanganStandar akuntansi keuangan
Standar akuntansi keuanganIndra Yu
 
Akuntansi sektor publik
Akuntansi sektor publikAkuntansi sektor publik
Akuntansi sektor publikAsep Sahwani
 
Bab i sejarah & perkembangan akuntansi
Bab i   sejarah & perkembangan akuntansiBab i   sejarah & perkembangan akuntansi
Bab i sejarah & perkembangan akuntansi
Azwan Habibie
 
Standar akuntansi pemerintahan
Standar akuntansi pemerintahanStandar akuntansi pemerintahan
Standar akuntansi pemerintahanAnggun Jayanti
 
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPT
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPTKarakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPT
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPT
Putri Yulia R
 
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sarana Akuntabilitas dan Transparansi Keuang...
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sarana Akuntabilitas dan Transparansi Keuang...Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sarana Akuntabilitas dan Transparansi Keuang...
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sarana Akuntabilitas dan Transparansi Keuang...naim muhammad
 
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahanKerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Muhammad Anshar
 
akuntabilitas-akuntansi sektor publik
akuntabilitas-akuntansi sektor publikakuntabilitas-akuntansi sektor publik
akuntabilitas-akuntansi sektor publik
Radel Dyla
 
Peencanaan dan penganggaran daerah
Peencanaan dan penganggaran daerahPeencanaan dan penganggaran daerah
Peencanaan dan penganggaran daerahMerry Triani
 
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik Fitran Zain
 

Viewers also liked (20)

Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
IPSAS 22 Sektor Pemerintahan Umum (Government General Sector)
IPSAS 22 Sektor Pemerintahan Umum (Government General Sector)IPSAS 22 Sektor Pemerintahan Umum (Government General Sector)
IPSAS 22 Sektor Pemerintahan Umum (Government General Sector)
 
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publikKerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
 
Introduction to IPSAS and conceptual framework
Introduction to IPSAS and conceptual frameworkIntroduction to IPSAS and conceptual framework
Introduction to IPSAS and conceptual framework
 
Ipsas training part ii differences btn ipsas and ifrs
Ipsas training part ii differences btn ipsas and ifrsIpsas training part ii differences btn ipsas and ifrs
Ipsas training part ii differences btn ipsas and ifrs
 
Makalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor Publik
Makalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor PublikMakalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor Publik
Makalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor Publik
 
M9. industrialisasi dan perkembangan sektor industri
M9. industrialisasi dan perkembangan sektor industriM9. industrialisasi dan perkembangan sektor industri
M9. industrialisasi dan perkembangan sektor industri
 
Akuntansi+anggaran
Akuntansi+anggaranAkuntansi+anggaran
Akuntansi+anggaran
 
Kerangka konseptual asp
Kerangka konseptual aspKerangka konseptual asp
Kerangka konseptual asp
 
Accrual ipsas
Accrual ipsasAccrual ipsas
Accrual ipsas
 
Standar akuntansi keuangan
Standar akuntansi keuanganStandar akuntansi keuangan
Standar akuntansi keuangan
 
Akuntansi sektor publik
Akuntansi sektor publikAkuntansi sektor publik
Akuntansi sektor publik
 
Bab i sejarah & perkembangan akuntansi
Bab i   sejarah & perkembangan akuntansiBab i   sejarah & perkembangan akuntansi
Bab i sejarah & perkembangan akuntansi
 
Standar akuntansi pemerintahan
Standar akuntansi pemerintahanStandar akuntansi pemerintahan
Standar akuntansi pemerintahan
 
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPT
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPTKarakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPT
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPT
 
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sarana Akuntabilitas dan Transparansi Keuang...
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sarana Akuntabilitas dan Transparansi Keuang...Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sarana Akuntabilitas dan Transparansi Keuang...
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sarana Akuntabilitas dan Transparansi Keuang...
 
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahanKerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
 
akuntabilitas-akuntansi sektor publik
akuntabilitas-akuntansi sektor publikakuntabilitas-akuntansi sektor publik
akuntabilitas-akuntansi sektor publik
 
Peencanaan dan penganggaran daerah
Peencanaan dan penganggaran daerahPeencanaan dan penganggaran daerah
Peencanaan dan penganggaran daerah
 
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik
 

Similar to International public sector accounting standards board

Akm maksi anggun mita tri kusumawardani
Akm maksi anggun mita tri kusumawardaniAkm maksi anggun mita tri kusumawardani
Akm maksi anggun mita tri kusumawardani
AnggunKusumawardani
 
Analisis penyajian dan penerapat laporan keuangan kab. bogor berdasarkan stan...
Analisis penyajian dan penerapat laporan keuangan kab. bogor berdasarkan stan...Analisis penyajian dan penerapat laporan keuangan kab. bogor berdasarkan stan...
Analisis penyajian dan penerapat laporan keuangan kab. bogor berdasarkan stan...
ginasyarifah2
 
Analisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGOR
Analisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGORAnalisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGOR
Analisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGOR
FaishalIhsanudin
 
Reformasi akuntansi sektor publik
Reformasi akuntansi sektor publikReformasi akuntansi sektor publik
Reformasi akuntansi sektor publik
Siti Sahati
 
Akuntansi Sektor Publik Kelompok 5 kelas 4B - Akuntansi
Akuntansi Sektor Publik Kelompok 5 kelas 4B - AkuntansiAkuntansi Sektor Publik Kelompok 5 kelas 4B - Akuntansi
Akuntansi Sektor Publik Kelompok 5 kelas 4B - Akuntansi
Dicky Maulana Hadi Tamma
 
Jurnal Akunting Dan Auditing Mardiasmo
Jurnal Akunting Dan Auditing MardiasmoJurnal Akunting Dan Auditing Mardiasmo
Jurnal Akunting Dan Auditing Mardiasmogueste4aa42e
 
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdfKelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
AdindaMaharani14
 
makalah akuntansi sektor publik
makalah akuntansi sektor publikmakalah akuntansi sektor publik
makalah akuntansi sektor publikNova Amelia
 
komparasi akuntansi sektor publik dengan a kuntansi sektor bisnis
komparasi akuntansi sektor publik dengan a kuntansi sektor bisniskomparasi akuntansi sektor publik dengan a kuntansi sektor bisnis
komparasi akuntansi sektor publik dengan a kuntansi sektor bisnis
Fathur Pottermania
 
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGORANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
gitamelania1
 
PPT_Kelompok 5_Sustainability Reporting.pptx
PPT_Kelompok 5_Sustainability Reporting.pptxPPT_Kelompok 5_Sustainability Reporting.pptx
PPT_Kelompok 5_Sustainability Reporting.pptx
erlyndakasim2
 
Kerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi Keuangan
Kerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi KeuanganKerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi Keuangan
Kerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi Keuangan
Amrul Rizal
 
Transparan akuntansi 1 by diahandani.blogspot.com
Transparan akuntansi 1 by diahandani.blogspot.comTransparan akuntansi 1 by diahandani.blogspot.com
Transparan akuntansi 1 by diahandani.blogspot.comAndani Abayz
 
Transparan akuntansi 1 by diahandani.blogspot.com
Transparan akuntansi 1 by diahandani.blogspot.comTransparan akuntansi 1 by diahandani.blogspot.com
Transparan akuntansi 1 by diahandani.blogspot.comAndani Abayz
 
Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7)
Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7)Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7)
Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7)
Taufiq Arrahman
 
PPT Paper Akuntansi Manajemen Pemerintah Daerah
PPT Paper Akuntansi Manajemen Pemerintah DaerahPPT Paper Akuntansi Manajemen Pemerintah Daerah
PPT Paper Akuntansi Manajemen Pemerintah Daerah
AnditaKusumaningrum1
 
1 prinsip akuntansi dan pelaksanaannya
1 prinsip akuntansi dan pelaksanaannya1 prinsip akuntansi dan pelaksanaannya
1 prinsip akuntansi dan pelaksanaannyaHamzah Robbani
 
Modul bab i kelas x iis
Modul bab i kelas x iisModul bab i kelas x iis
Modul bab i kelas x iis
Ella Ekaristy Tarigan
 

Similar to International public sector accounting standards board (20)

Akm maksi anggun mita tri kusumawardani
Akm maksi anggun mita tri kusumawardaniAkm maksi anggun mita tri kusumawardani
Akm maksi anggun mita tri kusumawardani
 
Analisis penyajian dan penerapat laporan keuangan kab. bogor berdasarkan stan...
Analisis penyajian dan penerapat laporan keuangan kab. bogor berdasarkan stan...Analisis penyajian dan penerapat laporan keuangan kab. bogor berdasarkan stan...
Analisis penyajian dan penerapat laporan keuangan kab. bogor berdasarkan stan...
 
Analisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGOR
Analisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGORAnalisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGOR
Analisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGOR
 
Reformasi akuntansi sektor publik
Reformasi akuntansi sektor publikReformasi akuntansi sektor publik
Reformasi akuntansi sektor publik
 
Akuntansi Sektor Publik Kelompok 5 kelas 4B - Akuntansi
Akuntansi Sektor Publik Kelompok 5 kelas 4B - AkuntansiAkuntansi Sektor Publik Kelompok 5 kelas 4B - Akuntansi
Akuntansi Sektor Publik Kelompok 5 kelas 4B - Akuntansi
 
Jurnal Akunting Dan Auditing Mardiasmo
Jurnal Akunting Dan Auditing MardiasmoJurnal Akunting Dan Auditing Mardiasmo
Jurnal Akunting Dan Auditing Mardiasmo
 
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdfKelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
makalah akuntansi sektor publik
makalah akuntansi sektor publikmakalah akuntansi sektor publik
makalah akuntansi sektor publik
 
komparasi akuntansi sektor publik dengan a kuntansi sektor bisnis
komparasi akuntansi sektor publik dengan a kuntansi sektor bisniskomparasi akuntansi sektor publik dengan a kuntansi sektor bisnis
komparasi akuntansi sektor publik dengan a kuntansi sektor bisnis
 
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGORANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
 
makalah madya
makalah madyamakalah madya
makalah madya
 
PPT_Kelompok 5_Sustainability Reporting.pptx
PPT_Kelompok 5_Sustainability Reporting.pptxPPT_Kelompok 5_Sustainability Reporting.pptx
PPT_Kelompok 5_Sustainability Reporting.pptx
 
Kerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi Keuangan
Kerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi KeuanganKerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi Keuangan
Kerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi Keuangan
 
Transparan akuntansi 1 by diahandani.blogspot.com
Transparan akuntansi 1 by diahandani.blogspot.comTransparan akuntansi 1 by diahandani.blogspot.com
Transparan akuntansi 1 by diahandani.blogspot.com
 
Transparan akuntansi 1 by diahandani.blogspot.com
Transparan akuntansi 1 by diahandani.blogspot.comTransparan akuntansi 1 by diahandani.blogspot.com
Transparan akuntansi 1 by diahandani.blogspot.com
 
Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7)
Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7)Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7)
Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7)
 
PPT Paper Akuntansi Manajemen Pemerintah Daerah
PPT Paper Akuntansi Manajemen Pemerintah DaerahPPT Paper Akuntansi Manajemen Pemerintah Daerah
PPT Paper Akuntansi Manajemen Pemerintah Daerah
 
1 prinsip akuntansi dan pelaksanaannya
1 prinsip akuntansi dan pelaksanaannya1 prinsip akuntansi dan pelaksanaannya
1 prinsip akuntansi dan pelaksanaannya
 
Modul bab i kelas x iis
Modul bab i kelas x iisModul bab i kelas x iis
Modul bab i kelas x iis
 

Recently uploaded

Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
tikasianturi1410
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
IGNATIUSOKIDEWABRATA
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
MohammadAthianManan
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 

Recently uploaded (17)

Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 

International public sector accounting standards board

  • 1. MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Regulasi Sektor Publik Standar Internasional Wildha Ardhiyanto A31112268 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 0
  • 2. Kata Pengantar Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Berkah dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk dan pedoman bagi para pembaca dalam Pokok Pembahasan AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK (Regulasi Keuangan Sektor Publik Standar Internasional). Semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, Terima Kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Makassar, 9 September 2014 Penulis Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 1
  • 3. DAFTAR ISI 1. Sampul ................................................................................................................i 2. Kata Pengantar ....................................................................................................1 3. Daftar Isi .............................................................................................................2 4. BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................3 A. Latar Belakang ........................................................................................3 B. Rumusan Masalah .....................................................................................3 C. Tujuan .....................................................................................................3 5. BAB II : PEMBAHASAN ..................................................................................4 A. Perkembangan Akuntansi Akrual Sektor Publik ......................................4 B. International Publik Sektor Accounting Standards (IPSAS) ...................8 C. Tujuan IPSAS......................................................................................... 9 D. Karakteristik Laporan Keuangan ........................................................... 10 6. BAB III : PENUTUP ..........................................................................................12 a. Kesimpulan .............................................................................................12 7. Daftar Pustaka .....................................................................................................13 Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 2
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang International Publik Sektor Accounting Standards Board (IPSASB) merupakan penyusun standar akuntansi internasional untuk sektor publik di bawah International Federation of Accountants (IFAC). Tahun 2005 IPSASB melakukan peningkatan terhadap standar-standar (International Publik Sektor Accounting Standards/IPSAS) yang telah diterbitkan sebelumnya. Peningkatan tersebut berupa revisi terhadap 11 standar dari 20 standar yang telah pernah diterbitkan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai anggota IFAC dimintakan masukan atas draf publikasian (exposure draft/ED) yang dikeluarkan oleh IPSASB. Revisi IPSAS sangat penting bagi sektor publik di Indonesia. Revisi tersebut akan mengikat dalam penyajian laporan keuangan sektor publik di Indonesia jika nanti disahkan menjadi standar meskipun tetap diperhatikan karakteristik Indonesia. Oleh karena itu, agar IPSAS mengakomodasi kepentingan kita maka perlu diberi masukan lewat komentar atas ED yang diterbitkan oleh IPSASB. Pemberian masukan ini juga dimaksudkan untuk menampilkan pemikiran-pemikiran dari Indonesia di forum internasional dalam bidang akuntansi khususnya sektor publik. B. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mengetahui: 1. Akuntansi Akrual Dan Penerapannya Di Sektor Publik 2. Perkembangan akuntansi akrual sektor publik C. Rumusan Masalah 1. International Publik Sektor Accounting Standards 2. Tujuan IPSAS 3. Karakteristik laporan keuangan 4. Perkembangan akuntansi akrual sektor publik Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 3
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Perkembangan Akuntansi Akrual Sektor Publik Pada tahun 1980-an terjadi fenomena perubahan gaya manajemen di sektor publik akibat stagnansi ekonomi yang menghantam beberapa negara seperti New Zealand, Australia dan Inggris. Fenomena perubahan ini popular disebut New Publik Management. Apa yang memotivasi perubahan? Alasan utamanya adalah ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah yang dianggap tidak efisien dan efektif dalam pengelolaan sumber daya pada tahun 1970-an dan 1980-an. Ketidakpuasan ini dipicu oleh keadaan utang pemerintah yang terus meningkat, pajak lebih tinggi, dan turunnya pertumbuhan ekonomi. Dalam banyak kasus pemerintah diminta untuk mereview perannya dalam kegiatan dan operasi serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Pemerintah diinginkan untuk berbuat lebih banyak dengan diiringi tuntutan agar manajer sektor publik menjadi lebih akuntabel. Konsep New Publik Management mulai diterapkan di Inggris pada tahun 1979 di masa pemerintahan Perdana Menteri Margareth Tacther sebagai bentuk perbaikan dari konsep administrasi publik tradisional yang terlihat tidak berjalan efisien. Bentuk reformasi yang dilakukan Margareth Tacther adalah melakukan pengurangan jumlah kota, mengurangi biaya dan meningkatkan pelayanan (Gruening, 2001:2). Stagnansi ekonomi yang dihadapi New Zealand mendorong mereka untuk melakukan inovasi. Inovasi yang dilakukan adalah menjalankan privatisasi dan desentralisasi di sektor publik. Sedangkan Australia pada tahun 1980-an juga mengalami kesulitan ekonomi yang sangat rumit sehingga pada tahun 1983 Perdana Menteri Australia saat itu Robert Hawke telah mendukung gagasan pengelolaan berdasarkan hasil (output) dengan memulai reformasi manajemen keuangan di sektor publik untuk mencapai tujuan ini. Atas dasar ini pula Australia melakukan privatisasi, restrukturisasi pemerintah dan evaluasi program dilakukan untuk mencapai tujuan ini (Janet dan Robert, 2007:15). Watkins dan Edward (2007: 34) menjelaskan salah satu konsep yang diturunkan dari New Publik Management adalah adopsi gaya manajemen sektor privat ke sektor publik. Kebutuhan Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 4
  • 6. transparansi, akuntablitas dan penilaian kinerja dalam sistem New Publik Management mendorong penggunaan Akuntansi Akrual. Sektor privat sudah sangat familiar menggunakan akuntansi akrual, sedangkan sektor publik baru mengenal penggunaan akuntansi akrual pada tahun 1992 ketika New Zealand menjadi Negara pertama yang mengadopsi akuntansi akrual sebagai basis pelaporan keuangan. Dalam pemilihan basis akuntansi, akuntansi kas masih mendominasi di seluruh dunia. Akan tetapi tren yang terjadi adalah perubahan secara bertahap dari akuntansi kas menuju akuntansi akrual. International Federation of Accountants (2010:1) merekomendasikan akuntansi akrual akan mendorong transparansi dan akuntabilitas pada pengelolaan keuangan sektor publik. Pemerintah memberikan pelayanan publik tanpa memprioritaskan keuntungan. Tujuan utama dari akuntansi dan penganggaran pemerintah adalah menjelaskan kualitas barang dan jasa publik yang diberikan kepada warganya. Sebelumnya pemerintah tidak perlu melaporkan biaya operasi dan penerimaan kepada masyarakat dengan model yang sama sebagaimana sektor swasta melaporkannya kepada para pemegang saham. Tujuan akuntansi penganggaran pemerintah lebih sederhana karena hanya berfokus pada pengendalian input. Pengelolaan keuangan pemerintah menekankan bahwa dana harus digunakan secara ketat sesuai dengan anggaran yang telah disetujui oleh lembaga legislatif. Penerapan akuntansi berbasis kas pada akuntansi dan penganggaran pemerintah konsisten dengan kebutuhan manajemen sektor publik sehingga basis ini banyak diadopsi. Situasi mulai berubah pada 1990-an ketika munculnya peristiwa yang memicu kekhawatiran dan gencarnya implementasi New Publik Management. Peristiwa yang memicu ini antara lain keinginan untuk mengatasi kesulitan fiskal atau krisis utang, keharusan menjaga kredibilitas dan reputasi sektor publik sebagai sektor ekonomi yang modern atau canggih, adanya tuntutan perubahan oleh organisasiorganisasiinternasional, tekanan dari otoritas audit nasional, dan tuntutan masyarakat agaradanya peningkatan akuntabilitas dan kinerja pemerintah dalam rangka mendukung efektifitasdan efisiensi. Penggunaan akuntansi akrual merupakan salah satu ciri dari praktik manajemen keuangan modern (sektor publik) yang bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai biaya (cost) pemerintah dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di dalam pemerintah dengan menggunakan informasi yang diperluas, tidak sekadar basis kas. Secara umum, akuntansi akrual telah diterapkan di negara-negara yang lebih dahulu Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 5
  • 7. melakukan reformasi manajemen publik. Tujuan kuncinya adalah untuk meminta pertanggungjawaban para manajer dari sisi keluaran (output), hasil (outcome) dan pada saat yang sama melonggarkan kontrol atas masukan (input). Para manajer di sektor publik diminta agar bertanggung jawab untuk seluruh biaya yang berhubungan dengan output/outcome yang dihasilkannya, tidak sekadar dari sisi pengeluaran kas. Dengan demikian akuntansi akrual dapat mendukung pengambilan keputusan oleh para manajer secara efisien dan efektif (Organisation for Economic Co-operation and Development, 2002:11). Salah satu faktor yang mendorong adopsi akuntansi akrual adalah ketidakpuasan dan banyaknya kekurangan yang dimiliki oleh basis kas. Meskipun memiliki banyak keterbatasan, akuntansi berbasis kas memiliki beberapa kelebihan sehingga masih banyak digunakan oleh sektor publik di beberapa Negara. Kelebihan itu adalah sederhana, lebih murah dan mudah untuk dipahami oleh non-akuntan (Buhr, 2010:12). Akan tetapi trend dan tuntutan akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi mendorong akuntansi akrual untuk diadopsi oleh sektor publik. Akuntansi berbasis akrual membedakan antara penerimaan kas dan hak untuk mendapatkan kas, serta pengeluaran kas dan kewajiban untuk membayarkan kas. Oleh karena itu, dengan system akrual pendapatan dan biaya diakui pada saat diperoleh (earned) atau terjadi (incured) tanpa memandang apakah kas tersebut diterima atau dikeluarkan. Tujuannya pengenalan accrual basis ini adalah untuk memfasilitasi transparansi yang lebih besarpada organisasi pemerintah dan meningkatkan efisinsi dan efektifitas. Sementara itu, beberapa Negara Uni Eropa lainnya masih mengendalikan pengeluarannya dengan menggunakan cash basis. Negara - negara yang mengadopsi akuntansi akrual membutuhkan waktu yang sangat lama. Mengapa dibutuhkan waktu begitu lama untuk berubah? Jones dalam Buhr (2012:12) menjelaskan tentang kurangnya kebutuhan komparatif laporan keuangan antar sektor publik untuk menilai kinerja. Hal ini dikarenakan masing–masing pemerintah memiliki kemampuan untuk menetapkan kebijakan keuangan dan akuntansi sesuai keinginannya. Selain itu, dulu akuntansi pada sektor publik hanya dilihat sebagai alat pertanggungjawaban bukan sebagai alat pengambilan keputusan sehingga keunggulan akuntansi kas yang sangat sederhana menyebabkan pemerintah enggan untuk pindah ke akuntansi akrual. Memperkenalkan akuntansi akrual mendapatkan tantangan dalam proses adopsinya sehingga membutuhkan pendekatan bertahap (Treasury, 2005:40). Perlu diketahui bahwa tidak Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 6
  • 8. ada perubahan mendadak dari kas ke akrual. Perubahan basis akuntansi dilakukan bertahap melalui basis kas, basis kas yang dimodifikasi, basis akrual dimodifikasi, dan terakhir basis akrual. Kas yang dimodifikasi berbeda dari basis kas dalam akhir tahun penyesuaian dilakukan untuk beberapa non-cash item seperti piutang dan utang. Beberapa kasus menunjukkan bahwa reformasi ke arah accrual basis ternyata tidak seluruhnya menjamin keberhasilan. Kasus yang terjadi di Italia, pengenalan terhadap accrual basis memberikan kotribusi yang kurang signifikan terhadap transparasi, efisiensi, dan efektifitas organisasi publik di Negara tersbut. Perlu analisis yang mendalam dan kompleks terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhinya, salah satunya adalah faktor sosiologi Negara tersebut. Perubahan dari cash basis ke accrual basis memang tidak dapat dilakukan secara terburu – buru. Akrual Modifikasi berbeda dari akuntansi berbasis akrual dalam aset modal tidak diakui sebagai aset melainkan sebagai pengeluaran secara penuh dalam periode di mana mereka dibeli. New Zealand menjadi negara pertama yang sepenuhnya melaksanakan akuntansi akrual baik di tingkat nasional dan lembaga. Reformasi akuntansi akrual di New Zealand merupakan paling komprehensif di antara semua negara. Perubahan adalah bagian dari gelombang reformasi tahun 1980-an sebagai akibat dari kesulitan fiskal negara. Reformasi ini bertujuan untuk mencapai efisiensi. Untuk mencapai tujuan ini New Zealand menjalankan tiga kebijakan yaitu memisahkan fungsi komersial dari operasi pemerintah lainnya, menguatkan garis pertanggungjawaban menteri dan eksekutif dan merancang anggaran dan sistem manajemen keuangan untuk meningkatkan pengukuran kinerja sektor publik. Tiga kebijakan ini mempengaruhi adopsi akuntansi akrual di New Zealand. Departemen Keuangan New Zealand sudah mulai mempersiapkan akuntansi akrual pada tahun 1987. Pada tahun 1992 New Zealand berhasil membuat laporan keuangan dengan akuntansi akrual di seluruh entitas pemerintah. New Zealand butuh tiga tahun untuk menerapkan akuntansi akrual dan empat tahun untuk menghasilkan laporan keuangan konsolidasi untuk seluruh pemerintah (Beerson B,2011:17). Secara keseluruhan, reformasi keuangan di New Zealand menghasilkan perubahan positif yaitu peningkatan akuntabilitas, kinerja keuangan yang lebih baik, mencapai efisiensi dan pengurangan staf. Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 7
  • 9. Lebih lanjut Beerson menjelaskan bahwa New Zealand adalah pelopor dalam adopsi akuntansi akrual. Sebagai pelopor tentu New Zealand harus mampu merumuskan konsep akuntansi akrual ini tanpa berpanduan dari negara – negara lain. Oleh karena itu terdapatbeberapa tantangan yang dialami oleh New Zealand dalam mengadopsi akuntansi akrual yaitu biaya implementasi yang cukup besar dan kualitas informasi yang belum langsung dirasakan manfaatnya. Akuntansi akrual memerlukan biaya implementasi yang besar. Perubahan basis akuntansi memaksa seluruh departemen di New Zealand mengganti sistem informasi keuangan mereka hanya dalam waktu dua tahun. Selain itu terdapat risiko pengambilan keputusan yang buruk di awal implementasi. Hal ini diakibatkan pemerintah belum terbiasa menggunakan informasi akuntansi akrual. Sejak konversi ke akuntansi akrual volume dan kompleksitas laporan pemerintah kepada parlemen telah meningkat. Kompleksitas laporan keuangan menyebabkan parlemen membutuhkan saran analitis independen dari para ahli yang tentu akan memakan waktu dan biaya. Contoh kegagalan penerapan akuntansi akrual dapat dilihat di Nepal. Nepal merupakan salah satu negara yang kurang mampu secara ekonomi. Keadaan ini menyebabkan Nepal sering menerima bantuan dana dari lembaga internasional. Lembaga internasional berharap dana ini dapat dipertanggungjawabkan dengan baik sehingga “memaksa” Nepal untuk mengadopsi akuntansi akrual. Adhikari P dan Mellemfik F (2011:136) menjelaskan kegagalan penerapan akuntansi akrual di Nepal diakibatkan oleh ketidakmampuan lembaga internasional dalam melihat rendahnya kemampuan sumber daya manusia dan kurangnya motivasi dari pemerintah. Kurangnya motivasi pemerintah karena adopsi akuntansi akrual bukan berdasarkan keinginan sendiri melainkan pemaksaan dari organisasi internasional. B. International Publik Sektor Accounting Standards (IPSAS) International Publik Sektor Accounting Standards (IPSAS) adalah standar akuntansi untuk entitas sektor publik yang dikembangkan oleh International Publik Sektor Accounting Standards Board (IPSASB). IPSASB merupakan badan yang bernaung di bawah International Federation of Accountants (IFAC), organisasi profesi akuntansi di tingkat internasional yang didirikan tahun 1977. Keberadaan IPSASB bermula dari kesadaran akan manfaat nyata informasi keuangan yang konsisten dan terbandingkan (comparable) lintas-jurisdiksi. IPSAS, sebagai standar internasional Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 8
  • 10. akuntansi sektor publik, diharapkan memainkan peran kunci untuk merealisasikan manfaat tersebut. Dalam mengembangkan standar akuntansi sektor publik, IPSASB sangat mendorong keterlibatan pemerintah dan penyusun standar di berbagai negara melalui penyampaian tanggapan/komentar atas proposal-proposal IPSASB yang dinyatakan dalam exposure draft. IPSAS yang diterbitkan oleh IPSASB terkait dengan pelaporan keuangan sektor publik, baik untuk yang masih menganut basis kas (cash basis) maupun yang telah mengadopsi basis akrual (accrual basis). IPSAS yang berbasis akrual dikembangkan dengan mengacu kepada International Financial Reporting Standards (IFRS), standar akuntansi bisnis yang diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB), sepanjang ketentuan-ketentuan di dalam IFRS dapat diterapkan di sektor publik. Meskipun demikian, IPSASB tetap memperhatikan isu-isu yang spesifik di sektor publik yang tidak tercakup di dalam IFRS. Diadopsinya IPSAS oleh pemerintah di berbagai negara diharapkan akan meningkatkan kualitas dan daya banding informasi keuangan yang dilaporkan entitas-entitas sektor publik di seluruh dunia. Dalam mendorong pengadopsian dan harmonisasi ketentuan-ketentuan akuntansi sektor publik di berbagai negara dengan IPSAS, IPSASB menghormati hak pemerintah dan penyusun standar di tingkat nasional dalam menetapkan standar dan pedoman pelaporan keuangan di dalam jurisdiksi mereka masing-masing. Meskipun demikian, laporan keuangan sektor publik hanya boleh mengklaim telah mematuhi IPSAS jika laporan keuangan itu memenuhi semua ketentuan yang berlaku di dalam masing-masing standar. C. Tujuan IPSAS Untuk improvisasi kualitas pelaporan keuangan untuk tujuan umum oleh entitas sektor publik, yang mengarah ke penilaian informasi yang lebih baik dari alokasi sumber daya keputusan yang dibuat oleh Pemerintah, sehingga Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Cakupan IPSAS adalah standar akuntansi untuk aplikasi oleh Pemerintah nasional, regional (misalnya, negara bagian, propinsi, teritorial) Pemerintah, lokal (misalnya, kota, kota) Pemerintah dan badan pemerintah terkait (misalnya, lembaga,dan komisi. Standar IPSAS secara luas digunakan oleh organisasi antar pemerintah. IPSAS tidak berlaku untuk badan usaha pemerintah. Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 9
  • 11. Dalam IPSAS( internasional publik sektor accounting standart ) NO. 1 paragraf 37 disebutkan bahwa manajemen harus memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi entitas dan meyakinkan bahwa laporan keuangan telah memberikan informasi sebagai berikut : 1. Relevan dengan pengambilan keputusan bagi para pemakai. Informasi yang relevan harus mempunyai seperangkat standar yang jelas dengan tujuan akuntansi dan berlandaskan pada konsep-konsep yang jelas serta dapat diterima umum. 2. Reliabel (dapat dipercaya) yang berarti informasi harus :  Disajikan secara cepat dalam hal kinerja dan posisi keuangan entitas,  Mencerminkan substansi ekonomi atas kejadian-kejadian dan transaksi-transaksi dan tidak hanya bentuk formalitasnya,  Netral yang berarti bebas dari bias dan kesalahan,  Kehati-hatian (prudent), dan  Lengkap dalam semua hal yang material. D. Karakteristik laporan keuangan Selanjutnya, lampiran IPSAS No. 1 menyajikan karakteristik kualitatif agar laporan keuangan menjadi informasi yang berguna bagi para pemakai laporan keuangan. Karakteristik kualitatif tersebut adalah understandability, relevance, reliability, and comparability. 1. Dapat dimengerti (Understandability) Informasi harus dapat dimengerti oleh para pemakai laporan keuangan. Dengan demikian, para pemakai laporan keuangan diharapkan dapat dimengerti atau memahami artinya. Untuk tujuan ini, para pemakailaporan keuangan diasumsikan mempunyai pengetahuan atas aktivitas dan lingkungan entitas yang beroperasi dan mau mempelajari informasi tersebut. 2. Relevance Informasi harus relevan bagi para pemakai laporan keuangan sehingga informasi dapat digunakan untuk mengevaluasi masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan dating. Informasi yang relevan adalah informasi yang disajikan tepat waktu. 3. Materiality Informasi yang relevan dipengaruhi oleh sifat dan materialnya. Informasi dikatakan material jika salah saji laporan keuangan dapat mepengaruhi pengambilan keputusan bagi para pemakai laporan keuangan. Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 10
  • 12. 4. Reliabilit Informasi yang reliabel (dapat dipercaya) adalah informasi yang bebas dari bias dan kesalahan material. 5. Faithul Representation Informasi yang mengenai transaksi atau kejadian lainnya secara tepat harus disajikan sesuai 6. Substance Over Form Informasi akuntansi disajikan secara jujur atas transaksi dan kejadian yang harusnya disajikan. Transaksi atau kejadian tersebut disajikan sesuai dengan substansinya dan realitas ekonomi, bukan hany mengikuti aspek formalitasnya saja. Substansi transaksi dan kejadian lainnya tidak selalu konsisten dengan aspek formalitasnya. 7. Neutrality Informasi yang netral adalah informasi yang bebas dari bias. Laporan keuangan dikatakan tidak netral jika informasinya telah dipilih dan dirancang untuk memengaruhi pengambilan keputusan agar dapat mencapai hasil yang telah ditetapkan sebelumnya. 8. Prudence Kehati-hatian meruoakan pelaksanaan pertimbangan yang memerlukan pembuatan estimasi menurut kondisi ketidakpastian, seperti aktiva dan pendapatan yang tidak dinilai terlalu tinggi (overstated) dan kewajiban atau beban yang tidak dinilai terlalu rendah (understated). 9. Completeness Informasi laporan keungan harus disajikan secara lengkap dengan batas materialitas dan biaya. 10. Comparability Informasi dalam laporan keuangan dapat diperbandingkan ketika para pemakai laporan keuangan mampu mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan antara informasi tersebut dan informasi laporan lainnya. Perbandingan tersebut meliputi :  Perbandingan laporan keuangan dengan entitas yang berbeda dan  Perbandingan laporan keuangan atas periode waktu yang sama. Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 11
  • 13. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Akuntansi akrual merupakan salah satu bagian dari paket reformasi keuangan negara dan daerah yang berperan penting dalam peningkatan akuntabilitas, efisiensi dan kinerja pemerintah. IPSASB sebagai penyusun standar akuntansi IFAC untuk sektor publik telah menerbitkan empat exposure draft (ED) dalam kerangka konvergensi standar akuntansi sektor publik (IPSAS) ke standar akuntansi sektor komersial/bisnis (IAS/IFRS). Diakui, kedua sektor ini memang tetap berbeda dari berbagai sudut pandang. Akan tetapi penyusun standar sendiri mengakui adanya perbedaan-perbedaan tersebut dengan melampirkan hal-hal yang berbeda di kedua sektor ini. Perbedaan in dibuat dalam bentuk pembandingan antara IPSAS dengan IAS/IFRS dengan judul Comparison to IAS. Setiap ED meminta adanya komentar dan tanggapan untuk itu dalam memberikan komentar dapat diarahkan pada kondisi yang ada di Indonesia. Hal ini penting karena ruang lingkup sektor publik yang dimaksudkan oleh IPSASB adalah sektor pemerintah. * Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 12
  • 14. DAFTAR PUSTAKA http://accounting-media.blogspot.com/2014/05/international-public-sector-accounting.html Bastian, I. 2009. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta. http://books.google.co.id/books?id=HKarXQgrf_oC&pg=PA147&lpg=PA147&dq=pengertian+t entang+ipsas&source=bl&ots=FIdMNIOxA6&sig=TdxwUK3rGqOaONbaHKsU8Bw0mTo&hl =en&sa=X&ei=DVQMVOmEGJKl8AWM1oDABA&ved=0CHIQ6AEwBg#v=onepage&q=pen gertian%20tentang%20ipsas&f=false Regulasi Sektor Publik Standar Internasional 13