Dokumen tersebut merangkum biografi dan kepemimpinan Sultan Hasanudin dari Kerajaan Gowa. Sultan Hasanudin dinobatkan menjadi raja pada usia 21 tahun dan dikenal karena gigih melawan penjajahan Belanda serta berupaya mempersatukan kerajaan-kerajaan di Nusantara.
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
KEPEMIMPINAN SULTAN HASANUDIN
1. KEPEMIMPINAN
SULTAN HASANUDIN
Kansha Dianita Pramesti - 2101085019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2022
2. Quotes
“Kita semua saudara, sipakatauki
saling memanusiakanlah sipaikainge’ki
saling mengingatkanlah sipakalebbi’ki
saling menghargailah siri’ na pace
lebih baik mati dengan kehormatan daripada hidup
menanggung malu. Terus tegakkan kebenaran untuk
kemaslahatan umum tanpa pandang bulu, apapun yang
terjadi sebagai sosok ‘Towarani’”
-Sultan Hasanudin-
4. • Hasanuddin lahir di Gowa, Makassar pada 12 Januari 1631 dengan nama Muhammad
Bakir I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape. Dia adalah putra mahkota
Sultan Malik as-Said atau Malikulsaid (1639–1653) dengan I Sabbe To’mo Lakuntu. Kakek
Hasanuddin, Sultan Alauddin (1593–1639) adalah Raja Gowa pertama yang memeluk
agama Islam.
• Sultan Hasanuddin merupakan Sultan Gowa ke-16 di kerajaan Islam Gowa Tallo. Ia
memimpin Kesultanan Gowa sejak 1653 hingga 1669. Sultan Hasanudin merupakan salah
satu raja dari Timur yang populer dengan kegigihannya melawan Belanda di masa
penjajahan. Salah satu gagasannya yang berhasil membuat Belanda atau VOC
kelimpungan ialah menolak monopoli perdagangan oleh VOC.
• Kehebatan Sultan Hasanudin ini membuatnya mendapatkan julukan si ‘Ayam Jantan
dari Timur’ atau DeHaantjes van Het Osten oleh Belanda.
BIOGRAFI SULTAN HASANUDIN
5. Jiwa kepemimpinannya sudah menonjol sejak kecil. Selain dikenal sebagai sosok
yang cerdas, dia juga pandai berdagang. Inilah yang menyebabkannya memiliki
jaringan dagang yang bagus hingga Makassar, bahkan dengan orang asing.
Hasanuddin kecil mendapatkan pendidikan keagamaan di Masjid Bontoala. Sejak
kecil, dia sering diajak ayahnya untuk menghadiri pertemuan penting dengan
harapan bisa menyerap ilmu diplomasi dan strategi perang. Beberapa kali dia
dipercaya menjadi delegasi untuk mengirimkan pesan ke berbagai kerajaan.
Selain dari ayahnya, dia memperoleh bimbingan mengenai pemerintahan melalui
Mangkubumi Kesultanan Gowa, Karaeng Pattingaloang. Sultan Hasanuddin
merupakan guru dari Arung Palakka, salah satu Sultan Bone yang kelak akan
berkongsi dengan Belanda untuk menjatuhkan Kesultanan Gowa.
MASA KECIL SULTAN HASANUDIN
6. Sultan Hasanuddin beberapa kali menjadi utusan,
sekaligus membawa amanah mewakili ayahnya
mengunjungi kerajaan nusantara dengan membawa
titah persatuan nusantara. Terutama pada daerah-
daerah dalam gabungan pengawalan kerajaan
Gowa.
Menjelang umurnya 21 tahun, Sultan Hasanuddin
dipercaya untuk menjabat urusan Pertahanan
Kerajaan Gowa dan banyak membantu ayahnya
mengatur pertahanan guna menangkis serangan
Belanda yang saat itu mulai dilancarkan.
8. Usia 21 tahun
01 Dinobatkan menjadi
Raja Gowa yang ke-16
Tahun 1666-1669
02 Menentang monopoli
VOC (Belanda) terjadi
perang
Tahun 1667
03 Sultan Hasanuddin
menandatangani
Perjanjian Bongaya
Tahun 1670
04 Turun tahta dan wafatnya
Sultan Hasanudin
ALUR KEPEMIMPINAN
SULTAN HASANUDIN
9. Pengangkatan Sultan Hasanudin
sebagai Raja Gowa ke-16
01
I Mallombasi Daeng Mattawang dinobatkan menjadi Raja Gowa ke-16 dengan gelar
Sultan Hasanuddin pada bulan Nopember 1653 menggantikan ayahnya pada saat
beliau berusia 22 tahun. Sultan Hasanuddin bukanlah putra mahkota yang mutlak
menjadi pewaris kerajaan, dikarenakan derajat kebangsawanan ibunya lebih rendah
dari ayahnya.
Sultan Hasanuddin diangkat menjadi raja karena pesan dari ayahnya sebelum
wafat. Wasiat dari Raja kepada Sultan Hasanuddin disetujui oleh Mangkubumi
Kerajaan Karaeng Pattingaloang. karena melihat sifat-sifat Hasanuddin yang tegas,
berani dan juga memiliki kemampuan serta pengetahuan yang luas.
10. Sultan Hasanuddin memerintah Kerajaan Gowa ketika Belanda sedang berusaha
menguasai hasil rempah-rempah dan memonopoli hasil perdagangan wilayah timur
Indonesia. Salah satu caranya adalah melarang orang Makasar berdagang dengan
musuh-musuh Belanda seperti Portugis.
Sultan Hasanuddin melanjutkan perjuangan ayahandanya melawan VOC yang
menjalankan monopoli perdagangannya di Indonesia bagian timur. VOC menganggap
orang - orang Makasar dan Kerajaan Gowa sebagai penghalang dan saingan berat.
Bahkan VOC menganggap sebagai musuh yang sangat berbahaya.
Itu sebabnya Kerajaan Gowa menentang usaha monopoli VOC dan ini yang
membuat VOC berusaha untu menghancurkan dan menyingkirkan Kerajaan Gowa.
Kerajaan Gowa pada saat itu merupakan kerajaan terbesar yang menguasai jalur
perdagangan.
Menentang Usaha
Monopoli VOC
02
11. Dalam perjalanannya, terjadi pertempuran yang berlangsung di medan perang
Sulawesi Selatan antara orang-orang Makassar yang dipimpin oleh Sultan
Hasanuddin dengan VOC dipimpin oleh Laksamana Speelman.
Tahun 1666, di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman, Belanda berusaha
menundukkan kerajaan-kerajaan kecil, tetapi mereka belum berhasil menundukkan
Kerajaan Gowa. Karena Sultan Hasanuddin berusaha menggabungkan kekuatan
kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan Belanda.
Pada saat peperangan Belanda terus menambah kekuatan pasukannya hingga pada
akhirnya Gowa terdesak dan semakin lemah. Dengan berbagai pertimbangan
akhirnya Sultan Hasanuddin bersedia menandatangani Perjanjian Bungaya, pada 18
November 1667.
Peperangan Melawan Belanda
dan Perjanjian Bongaya
03
12. Setelah merasa Perjanjian Bongaya itu
sangat merugikan bagi rakyat dan
Kerajaan Gowa, akhirnya pada 12 April
1668 perang kembali pecah.
Sultan Hasanuddin memberikan
perlawanan sengit. Bantuan tentara
dari luar, menambah kekuatan pasukan
Belanda, hingga akhirnya berhasil
menerobos benteng terkuat Kerajaan
Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada
tanggal 24 Juni 1669.
Peperangan Melawan Belanda
dan Perjanjian Bongaya
13. Setelah diadakan "pengampunan umum". Siapa yang mau menyerah diampuni
Belanda. Beberapa pembesar kerajaan menyatakan menyerah. Karaeng Tallo dan
Karaeng Lengkese menyatakan tunduk pada Perjanjian Bungaya.
Sultan Hasanuddin sudah bersumpah tidak akan sudi bekerja sama dengan penjajah
Belanda. Pada tanggal 29 Juni 1669 Sultan Hasanuddin meletakkan jabatan sebagai
Raja Gowa ke-16 setelah selama 16 tahun berperang melawan penjajah dan
berusaha mempersatukan kerajaan Nusantara.
Sesudah turun tahta, Sultan Hasanuddin banyak mencurahkan waktunya sebagai
pengajar Agama Islam dan berusaha menanamkan rasa kebangsaan dan persatuan.
Sultan Hasanuddin
Turun Tahta
04
14. Pada hari Kamis tanggal 12 Juni 1670 bertepatan dengan tanggal 23 Muharram
1081 Hijriah. Sultan Hasanuddin wafat dalam usia 39 tahun. Beliau
dimakamkan disuatu bukit di pemakaman Raja-raja Gowa di dalam benteng
Kale Gowa di Kampung Tamalate
Nama Sultan Hasanuddin abadi. Menghormati jasanya dengan mengabadikan
namanya menjadi nama jalan pada hampir disetiap Kota di Nusantara.
Universitas Hasanuddin sebagai salah satu universitas terkemuka di Indonesia
bagian Timur, mempergunakan namanya dan memakai lambangnya "Ayam
Jantan Dari Timur".
Mengabadikan namanya dan menjadikan semboyannya "Abbatireng Ri
Pollipukku" (setia pada Negeriku). Sultan Hasanuddin dianugerahi gelar
Pahlawan Nasional, untuk menghargai jasa-jasa kepahlawanannya.
Wafatnya Sultan Hasanuddin
16. Keunggulan Sultan Hasanuddin ialah diangkat
menjadi sultan ke-16 Gowa Pada usia yang
masih muda yaitu, 21tahun.
Selain itu, Sultan Hasanudin juga memiliki
pendirian yang kuat untuk menentang Belanda
demi mensejahterakan rakyatnya.
KEUNGGULAN KEPEMIMPINAN
SULTAN HASANUDIN
18. • Berani
• Cerdas
• Gagah
• Teguh pendirian
• Mementingkan
kesejahteraan rakyatnya
• Arif dan Bijaksana
• Berwibawa
• Gigih
• Rela berkorban dan,
• Cinta tanah air
Berikut adalah beberapa nilai
keteladanan Sultan Hasanuddin: