SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda - beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara. orang yang dibicarakan. serta
menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan perkembangan zaman, sekarang
ini masyarakat mengalami perubahan sehingga bahasa pun mengalami perubahan. Perubahan
itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Dalam hal ini banyaknya
variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien sehingga dalam
bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu,
yaitu disebut ragam standar (Subarianto, 2000). Adapun pengertian ragam bahasa menurut
beberapa ahli, yaitu sebagai berikut.
1. Ragam bahasa menurut Bachman (1999)
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kavvan bicara, orang yang dibicarakan, serta
menurut medium pembicara.
2. Ragam bahasa menurut Dendy Sugono (1999)
Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pekok, yaitu masalah
penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi. seperti di sekolah, di kantor, atau
di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya, dalam situasi takresmi, seperti
di rumah, di taman, atau di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
3. Ragam bahasa menurut Fishmaned (1968)
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup kemungkinan
untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi anutan bagi
masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah kaidah
tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi
pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan.
Macam macam ragam bahasa dibedakan menjadi 3 yaitu diliat dari cara penuturan,
dilihat dari cara berkomunikasi, dan dilihat dari topik pembicaraan.
Ragam Bahasa Dilihat dari Cara Penuturan
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa dibagi menjadi empat. Yaitu, sebagai berikut
1) Ragam Dialek
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan
bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli.
Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa
Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan “b” pada posisi awal saat
melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dan lain-lain.
Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan “t” seperti pada kata ithu,
kitha, canthik, dan lain-lain.
Ragam dialek/daerah adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok bangsawan di
tempat tertentu (lihat Kridalaksana. 1993:42). Dalam istilah lama disebut dengan logat.
Logat yang paling menonjol yang mudah diamati ialah lafal (lihat Sugono, 1999:11).
Logat daerah yang paling kentara, yakni dari segi tata bunyinya. Logat Indonesia yang
dilafalkan oleh orang Tapanuli dapat dikenali, misalnya karena tekanan kata yang amat
jelas. Logat Indonesia orang Bali dan Jawa, yakni pada pelafalan bunyi /t/ dan /d/-nya.
Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan, turun naiknya nada, dan panjang pendeknya bunyi
bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.
2) Ragam Terpelajar
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan
berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal
dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur
yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin,
pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya
bawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam
kalimat pun sering meninggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
Tingkat pendidikan penutur bahasa Indonesia juga mewarnai penggunaan Bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur berpendidikan
tampak jelas perbedaannya dengan yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak
berpendidikan.
3) Ragam Resmi
Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi. Seperti pertemuan –
pertemuan, peraturan – peraturan, dan perundangan – undangan. Ciri-ciri ragabahasa
resmi adalah sebagai berikut.
 Menggunakan imbuhan secara lengkap.
 Menggunakan kata ganti resmi.
 Menggunakan kata baku.
 Menggunakan EYD.
 Menghindari unsur kedaerahan.
4) Ragam Tidak Resmi
Ragam tidak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi,
seperti dalam pergaulan, atau percakapan pribadi. Ragam bahasa resmi atau tidak resmi
ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa yang digunakan. Semakin tinggi tingkat
kebakuan suatu bahasa, berarti semakin resmi bahasa yang digunakan. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat keformalannya, semakin rendah tingkat kebakuan bahasa yang
digunakan (Sugono, 1998:12-13).
b. Ragam Bahasa Dilihat Dari Cara Berkomunikasi
Macam-macam ragam bahasa dilihat dari cara berkomunikasi dibagi menjadi dua, yaitu seperti
di bawah ini
1) Ragam Lisan
Ragam bahasa lisan adalah suatu ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap (organ
of speech). Dalam ragam bahasa lisan ini, kita harus memperhatikan beberapa hal
seperti tata bahasa. Kosakata, dan lafal dalam pengucapannya. Dalam hal ini dengan
memperhatikan hal-hal tersebut, pembicara dapat mengatur tinggi rendah suara atau
tekanan yang dikeluarkan, mimik/ekspresi muka yang ditunjukkan, serta gerak tangan
atau isyarat untuk mengungkapkan ide sang pembicara. Contoh ragam lisan, yakni
meliputi hal-hal berikut ini.
 Ragam bahasa cakapan.
 Ragam bahasa pidato.
 Ragam bahasa kuliah.
 Ragam bahasa panggung.
Ciri-ciri ragam bahasa lisan. Yakni seperti dibawah ini.
 Memerlukan kehadiran orang lain.
 Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap.
 Terikat ruang dan waktu.
 Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
Ragam bahasa tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan
Kelebihan ragam bahasa lisan. Yakni sebagi berikut.
 Dapat disesuaikan dengan situasi.
 Faktor efisiensi.
 Faktor kejelasan.
 Faktor kecepatan.
 Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas
pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.
Kelemahan ragam bahasa lisan, yakni seperti di bawah ini.
 Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan
 Terdapat frase-frase sederhana.
 Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
 Tidak semua orang bisa melafalkan bahasa lisan dengan benar.
 Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.
2) Ragam Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam bahasa tulis, kita harus
memperhatikan beberapa hal seperti tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata
bahasa dan pemilihan kosakata, dalam hal ini kita dituntut untuk tepat dalam pemilihan
unsur tata bahasa seperti bentuk kata, susunan kalimat, pilihan kata, kebenaran
penggunaan ejaan, dan juga penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide kita.
Contoh ragam tulis, yakni meliputi hal-hal di bawah ini.
 Ragam bahasa teknis
 Ragam bahasa undang-undang
 Ragam bahasa catatan
 Ragam bahasa surat
Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut.
 Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
 Adanya unsur gramatikal (hubungan antar unsur-unsur bahasa dalam satuan
yang lebih besar) yang dinyatakan secara lengkap.
 Tidak terikat oleh ruang dan waktu.
 Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
Sama seperti ragam bahasa lisan, ragam bahasa tulis juga memiliki kelebihan
dan kekurangan
Kelebihan ragam bahasa tulis, yakni sebagai berikut
a) Informasi yang disajikan bisa dipilih oleh sang penulis untuk dikemas
menjadi media atau materi yang lebih menarik dan menyenangkan.
b) Umumnya memiliki kedekatan antara budaya dengan kehidupan
masyarakatnya.
c) Sebagai sarana untuk memperkaya kosakata.
d) Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud/tujuan, memberikan
Informasi, serta dapat mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu
meningkatkan wawasan si pembaca.
Kelemahan ragam bahasa tulis, yakni sebagi berikut
a) Alat atau sarana yang dapat memperjelas pengertian seperti bahasa lisan
tidak ada. Akibatnya, bahasa tulis pun harus disusun lebih sempurna.
b) Tidak mampu menyajikan berita secara lugas dan jujur.
c) Hal yang tidak ada dalam bahasa tulis pun tidak dapat diperjelas.
c. Ragam Bahasa Dilihat dari Topik Pembicaraan
1) Ragam Sosial
Ragam social, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas
kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat.
Misalnya, ragam bahasa yang digunakan dalam keluarga atau persahabatan dua orang
yang akrab dapat dikatakan sebagai ragam sosial. Selain itu, ragam sosial berhubungan
pula dengan tinggi atau rendahnya status kemasyarakatan lingkungan sosial yang
bersangkutan.
2) Ragam Fungsional
Ragam fungsional (profesional) adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi,
lembaga, lungkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional juga
dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya. Ragam fungsional dapat menjadi
bahasa negara dan bahasa teknis keprofesian, seperti bahasa dalam lingkungan
keilmuan/teknologi, kedokteran, dan keagamaan.
3) Ragam Jurnalistik
Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia persuratkabaran
(dunia pers = media massa celak). Dalam perkembangan lebih lanjut, bahasa jurnalistik
adalah bahasa yang dipergunakan oleh seluruh media massa. Dalam hal ini termasuk
media massa audio (radio), audio visual (televisi), dan multimedia (internet). Ragam
bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa yang dibentuk oleh spesifikasi materi
yang disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik termasuk dalam ragam bahasa
Ringkas.
4) Ragam Sastra
Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur. Konotatif, kreatif,
dan inovatif. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan emosi
(perasaan) dan pikiran. Fantasi dan lukisan angan-angan, penghayatan lahir dan batin,
peristiwa dan khayalan dengan bentuk istimewa. Dalam hal ini istimewa karena
kekuatan efeknya pada pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannva. Bahasa
dalam ragam sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian, di samping sebagai alat
komunikasi. Untuk memperbesar efek penuturan dikerahkan segala kemampuan yang
ada pada bahasa. Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan, suara, panjang pendek suara,
persesuaian bunyi kata, sajak, asonansi, posisi kata, ulangan kata/kalimat di mana perlu
dikerahkan untuk mempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya
dengan bahasa dalam karangan umum. Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah. Ragam
bahasa sastra banyak menggunakan kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang
sejelas – jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam
ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi
pembaca.
5) Ragam Politik dan Hukum
Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam rangka menata dan
mengatur kehidupan masyarakat. Dengan sendirinya penguasa merupakan salah satu
sumber penutur bahasa yang mempunyai pengaruh yang besar dalam pengembangan
bahasa di masyarakat. Salah satu ciri khas bahasa hukum adaiah penggunaan kalimat
yang panjang dengan pola kalimat luas. Dalam hal ini diakui bahwa bahasa hukum
Indonesia tidak terlalu memperhatikan sifat dan ciri khas bahasa Indonesia dalam
strukturnya. Hal ini disebabkan hukum Indonesia pada umumnya didasarkan pada
hukum yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis dalam bahasa Belanda.
Namun, terkadang sangat sulit menggunakan kalimat yang pendek dalam bahasa
hukum karena dalam bahasa hukum kejelasan norma-norma dan aturan terkadang
membutuhkan penjelasan yang panjang lebar, jelas kriterianya, keadaan, serta situasi
yang dimaksud.
RAGAM BAHASA BERDASARKAN SITUASI PEMAKAIAN
Yaitu ragam bahasa yang digunakan dalam situasi atau keadaan tertentu. Ada dua masalah
pokok dalam penggunaan bahasa, yaitu penggunaan bahasa baku dan penggunaan bahasa tidak
baku. Penggunaan Bahasa tersebut terkait dengan situasi, yaitu situasi resmi/formal, situasi
semi formal dan situasi tidak resmi.
 Ragam bahasa dalam situasi formal
Digunakan dalam situasi resmi. Ragam formal atau ragam baku yaitu ragam yang
mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan Bahasa baku tidak dapat digunakan untuk
segala keperluan, tetapi hanya untuk:
a. Komunikasi resmi.
b. Wacana teknis
c. Pembicaraan di depan khalayak ramai.
d. Pembicaraan dengan orang yang dihormati.
Ciri-ciri dari ragam bahasa resmi, yaitu:
a. Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten
b. Menggunakan imbuhan secara lengkap
c. Menggunakan kata ganti resmi
d. Menggunakan kata baku
e. Menggunakan EYD
f. Menghindari unsur kedaerahan
Contoh ragam bahasa formal biasanya digunakan saat pidato atau rapat kenegaraan
berbicara kepada orang yang kita hormati.
 Ragam bahasa dalam situasi semiformal
Memiliki keunikan tersendiri, karena berciri mengikuti kaidah dan aturan yang tetap.
Tetapi hanya tidak secara konsisten dilakukan pada saat tujuan tertentu. Contoh yaitu
bahasa jurnalistik, dimana biasanya pembaca berita, membacakan beritanya tidak selalu
dengan kata-kata yang baku, melainkan kadang ditengah- tengah kata-kata baku yang
mereka ucapkan terselip kata-kata yang biasa kita gunakan untuk berbicara kepada
seseorang, dalam hal ini berbicara santai kepada lawan bicara kita dalam membahas
topik yang tidak resmi.
 Ragam bahasa dalam situasi nonformal
Ragam non formal adalah bahasa yang digunakan dalam situasi tak resmi, seperti dalam
pergaulan, dan percakapan pribadi, seperti dalam pergaulan, dan percakapan pribadi.
Ciri-ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari ragam bahasa resmi. Ragam bahasa
bahasa tidak resmi ini digunakan ketika kita berada dalam situasi yang tidak normal.
LARAS BAHASA
Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Laras
bahasa terkait langsung dengan selingkung bidang (home style) dan keilmuan, sehingga
dikenal laras bahasa ilmiah dengan bagian sub- sublarasnya. Pembedaan diantara sub-
sublaras bahasa seperti dalam laras ilmiah itu dapat diamati dari
1. penggunaan kosakata dan bentukan kata;
2. penyusunan frasa,klausa, dan kalimat;
3. penggunaan istilah;
4. pembentukan paragraf;
5. penampilan halteknis;
6. penampilan kekhasan dalam wacana.
Karakteristik bahasa Indonesia ragam ilmiah antara lain cendekia, lugas dan
jelas, menghindari kalimat fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan objektif,
ringkas dan padat, serta konsisten. Bahasa laras ilmiah bersifat cendekia artinya bahasa
Indonesia itu mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir logis,
yakni mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama. Sementara itu, sifat
lugas dan jelas dimaknai bahwa bahasa Indonesia mampu menyampaikan gagasan
ilmiah secara jelas dan tepat. Untuk itu, setiap gagasan diungkapkan secara langsung
sehingga makna yang ditimbulkan adalah makna lugas. Sifat atau karakter selanjutnya
yaitu menghindari kalimat fragmentaris, maksudnya adalah menghindari kalimat yang
belum selesai. Kalimat ini terjadi karena adanya keinginan penulis mengungkapkan
gagasan dalam beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan gagasan yang akan
diungkapkan.
Karakteristik bertolak dari gagasan, artinya penonjolan diarahkan pada gagasan
atau hal yang diungkapkan dan tidak pada pribadi penulis. Implikasinya, kalimat yang
digunakan didominasi oleh kalimat pasif. Sifat formal dan objektif ditandai oleh
kosakata, bentuk kata, dan struktur kalimat. Kosakata yang diucapkan atau dituliskan
bernada formal dan kalimat-kalimatnya mengandung unsur yang lengkap. Sementara
itu, sifat ringkas dan padat direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur bahasa yang
mubazir. Itu berarti menuntut adanya penggunaan bahasa yang hemat. Terakhir, sifat
konsisten ditampakkan pada penggunaan unsur-unsur bahasa seperti tanda baca serta
istilah yang sesuai dengan kaidah, yang semuanya digunakan secara konsisten.
Persyaratan lain bagi sebuah tulisan untuk dikategorikan sebagai karya ilmiah adalah
sebagai berikut (Brotowidjojo, 2002).
A. Karya ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi
hukum alam pada situasi spesifik.
B. Karya ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat terkaan.
Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulisan ilmiah, yakni pencantuman
rujukan dan kutipan yang jelas.
C. Karya ilmiah harus disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara
terkendali, konseptual, dan prosedural.
D. Karya ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan
yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
E. Karya ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian
berdasarkan suatu hipotesis.
F. Karya ilmiah ditulis secara tulus. Hal itu berarti bahwa karya ilmiah hanya
mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang
bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, serta tidak
bersifat ambisius dan berprasangka. Penyajiannya tidak boleh bersifat emotif.
G. Karya ilmiah pada dasarnya bersifat ekspositoris. Jika pada akhirnya timbul kesan
argumentatif dan persuasif, hal itu ditimbulkan oleh penyusunan kerangka karangan
yang cermat. Dengan demikian, fakta dan hukum alam yang diterapkan pada situasi
spesifik itu dibiarkan berbicara sendiri. Pembaca dibiarkan mengambil kesimpulan
sendiri berupa pembenaran dan keyakinan akan kebenaran karya ilmiah tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, dari segi bahasa, dapat dikatakan bahwa karya tulis
ilmiah memiliki tiga ciri, yaitu: (1) harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar
atau mendua makna; (2) harus secara tepat mendefinisikan setiap istilah, sifat, dan
pengertian yang digunakan, agar tidak menimbulkan kerancuan atau keraguan; dan (3)
harus singkat, berlandaskan ekonomi bahasa. Ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah
sebagai berikut.
a. Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas;
b. Struktur wacana bersifat formal, mengacu pada standar konvensi naskah;
c. Singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara lengkap;
d. Cermat dalam menggunakan unsur baku berupa istilah atau kata, ejaan, bentuk kata,
kalimat, paragraf, dan wacana;
e. Konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topik sampai kesimpulan;
f. Menggunakan istilah yang bersifat teknis dalam bidang ilmu tertentu;
g. Objektif, dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum dan menghindari
ungkapan subjektif;
h. Konsisten dalam pembahasan topik, permasalahan, dan tujuan.
Secara lisan seperti dalam presentasi ilmiah juga dituntut agar bahasa lisan yang
digunakan memuat ciri dan karakter bahasa Indonesia ragam ilmiah seperti yang
dikemukakan di atas. Namun unsur-unsur dalam penggunaan bahasa lisan tetap bisa
dimanfaatkan, seperti adanya kesempatan mengulang-ulang atau menekankan,
menggunakan intonasi dan jeda.

More Related Content

Similar to Materi.docx

Tugas kelompok ery ratu mud nana
Tugas kelompok ery ratu mud nanaTugas kelompok ery ratu mud nana
Tugas kelompok ery ratu mud nanataufiq99
 
Ragam bahsa ade dkk
Ragam bahsa ade dkkRagam bahsa ade dkk
Ragam bahsa ade dkkUNIMUS
 
MATERI_1,2.ppt
MATERI_1,2.pptMATERI_1,2.ppt
MATERI_1,2.pptayuuu12
 
Pertemuan ke 1.pptx
Pertemuan ke 1.pptxPertemuan ke 1.pptx
Pertemuan ke 1.pptxFika753292
 
Fungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasional
Fungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasionalFungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasional
Fungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasionalFathimah Aulia
 
Ragam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesiaRagam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesiaUNIB
 
Ragam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesiaRagam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesiaUNIB
 
Arti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasaArti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasaTrisna Monalia
 
Keberagaman bahasa indonesia
Keberagaman bahasa indonesiaKeberagaman bahasa indonesia
Keberagaman bahasa indonesiaFakhri Abdullah
 
Siska yuliana
Siska yulianaSiska yuliana
Siska yulianataufiq99
 
Fungsi bahasa ragam bahasa dan bahasa yang baik dan benar
Fungsi bahasa ragam bahasa dan bahasa yang baik dan benarFungsi bahasa ragam bahasa dan bahasa yang baik dan benar
Fungsi bahasa ragam bahasa dan bahasa yang baik dan benarAMAR MAHARDIKA
 
RAGAM BAHASA INDONESIA
RAGAM BAHASA INDONESIARAGAM BAHASA INDONESIA
RAGAM BAHASA INDONESIAAzmiMustafa4
 

Similar to Materi.docx (20)

Teks 4 ragam bahasa
Teks  4 ragam bahasaTeks  4 ragam bahasa
Teks 4 ragam bahasa
 
MATERI_1,2.ppt
MATERI_1,2.pptMATERI_1,2.ppt
MATERI_1,2.ppt
 
Tugas kelompok ery ratu mud nana
Tugas kelompok ery ratu mud nanaTugas kelompok ery ratu mud nana
Tugas kelompok ery ratu mud nana
 
Ragam bahasa
Ragam bahasaRagam bahasa
Ragam bahasa
 
Ragam Bahasa
Ragam BahasaRagam Bahasa
Ragam Bahasa
 
Ragam bahsa ade dkk
Ragam bahsa ade dkkRagam bahsa ade dkk
Ragam bahsa ade dkk
 
3. Ragam Bahasa Indonesia.ppt
3. Ragam Bahasa Indonesia.ppt3. Ragam Bahasa Indonesia.ppt
3. Ragam Bahasa Indonesia.ppt
 
MATERI_1,2.ppt
MATERI_1,2.pptMATERI_1,2.ppt
MATERI_1,2.ppt
 
Pertemuan ke 1.pptx
Pertemuan ke 1.pptxPertemuan ke 1.pptx
Pertemuan ke 1.pptx
 
Ragam_Bahasa.pptx
Ragam_Bahasa.pptxRagam_Bahasa.pptx
Ragam_Bahasa.pptx
 
Tyara s r
Tyara s rTyara s r
Tyara s r
 
Fungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasional
Fungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasionalFungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasional
Fungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasional
 
Ragam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesiaRagam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesia
 
Ragam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesiaRagam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesia
 
Arti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasaArti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasa
 
Keberagaman bahasa indonesia
Keberagaman bahasa indonesiaKeberagaman bahasa indonesia
Keberagaman bahasa indonesia
 
Siska yuliana
Siska yulianaSiska yuliana
Siska yuliana
 
Ppt b.ind kel 1
Ppt b.ind kel 1Ppt b.ind kel 1
Ppt b.ind kel 1
 
Fungsi bahasa ragam bahasa dan bahasa yang baik dan benar
Fungsi bahasa ragam bahasa dan bahasa yang baik dan benarFungsi bahasa ragam bahasa dan bahasa yang baik dan benar
Fungsi bahasa ragam bahasa dan bahasa yang baik dan benar
 
RAGAM BAHASA INDONESIA
RAGAM BAHASA INDONESIARAGAM BAHASA INDONESIA
RAGAM BAHASA INDONESIA
 

Materi.docx

  • 1. Pengertian Ragam Bahasa Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda - beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara. orang yang dibicarakan. serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan perkembangan zaman, sekarang ini masyarakat mengalami perubahan sehingga bahasa pun mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Dalam hal ini banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien sehingga dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu, yaitu disebut ragam standar (Subarianto, 2000). Adapun pengertian ragam bahasa menurut beberapa ahli, yaitu sebagai berikut. 1. Ragam bahasa menurut Bachman (1999) Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kavvan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. 2. Ragam bahasa menurut Dendy Sugono (1999) Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pekok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi. seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya, dalam situasi takresmi, seperti di rumah, di taman, atau di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku. 3. Ragam bahasa menurut Fishmaned (1968) Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi anutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan. Macam macam ragam bahasa dibedakan menjadi 3 yaitu diliat dari cara penuturan, dilihat dari cara berkomunikasi, dan dilihat dari topik pembicaraan. Ragam Bahasa Dilihat dari Cara Penuturan Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa dibagi menjadi empat. Yaitu, sebagai berikut 1) Ragam Dialek Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli.
  • 2. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan “b” pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dan lain-lain. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan “t” seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dan lain-lain. Ragam dialek/daerah adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok bangsawan di tempat tertentu (lihat Kridalaksana. 1993:42). Dalam istilah lama disebut dengan logat. Logat yang paling menonjol yang mudah diamati ialah lafal (lihat Sugono, 1999:11). Logat daerah yang paling kentara, yakni dari segi tata bunyinya. Logat Indonesia yang dilafalkan oleh orang Tapanuli dapat dikenali, misalnya karena tekanan kata yang amat jelas. Logat Indonesia orang Bali dan Jawa, yakni pada pelafalan bunyi /t/ dan /d/-nya. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan, turun naiknya nada, dan panjang pendeknya bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda-beda. 2) Ragam Terpelajar Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya bawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering meninggalkan awalan yang seharusnya dipakai. Tingkat pendidikan penutur bahasa Indonesia juga mewarnai penggunaan Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur berpendidikan tampak jelas perbedaannya dengan yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak berpendidikan. 3) Ragam Resmi Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi. Seperti pertemuan – pertemuan, peraturan – peraturan, dan perundangan – undangan. Ciri-ciri ragabahasa resmi adalah sebagai berikut.  Menggunakan imbuhan secara lengkap.  Menggunakan kata ganti resmi.  Menggunakan kata baku.  Menggunakan EYD.
  • 3.  Menghindari unsur kedaerahan. 4) Ragam Tidak Resmi Ragam tidak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi, seperti dalam pergaulan, atau percakapan pribadi. Ragam bahasa resmi atau tidak resmi ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa yang digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, berarti semakin resmi bahasa yang digunakan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keformalannya, semakin rendah tingkat kebakuan bahasa yang digunakan (Sugono, 1998:12-13). b. Ragam Bahasa Dilihat Dari Cara Berkomunikasi Macam-macam ragam bahasa dilihat dari cara berkomunikasi dibagi menjadi dua, yaitu seperti di bawah ini 1) Ragam Lisan Ragam bahasa lisan adalah suatu ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap (organ of speech). Dalam ragam bahasa lisan ini, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti tata bahasa. Kosakata, dan lafal dalam pengucapannya. Dalam hal ini dengan memperhatikan hal-hal tersebut, pembicara dapat mengatur tinggi rendah suara atau tekanan yang dikeluarkan, mimik/ekspresi muka yang ditunjukkan, serta gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide sang pembicara. Contoh ragam lisan, yakni meliputi hal-hal berikut ini.  Ragam bahasa cakapan.  Ragam bahasa pidato.  Ragam bahasa kuliah.  Ragam bahasa panggung. Ciri-ciri ragam bahasa lisan. Yakni seperti dibawah ini.  Memerlukan kehadiran orang lain.  Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap.  Terikat ruang dan waktu.  Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara. Ragam bahasa tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan Kelebihan ragam bahasa lisan. Yakni sebagi berikut.  Dapat disesuaikan dengan situasi.
  • 4.  Faktor efisiensi.  Faktor kejelasan.  Faktor kecepatan.  Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur. Kelemahan ragam bahasa lisan, yakni seperti di bawah ini.  Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan  Terdapat frase-frase sederhana.  Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.  Tidak semua orang bisa melafalkan bahasa lisan dengan benar.  Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal. 2) Ragam Tulis Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam bahasa tulis, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan pemilihan kosakata, dalam hal ini kita dituntut untuk tepat dalam pemilihan unsur tata bahasa seperti bentuk kata, susunan kalimat, pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan juga penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide kita. Contoh ragam tulis, yakni meliputi hal-hal di bawah ini.  Ragam bahasa teknis  Ragam bahasa undang-undang  Ragam bahasa catatan  Ragam bahasa surat Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut.  Tidak memerlukan kehadiran orang lain.  Adanya unsur gramatikal (hubungan antar unsur-unsur bahasa dalam satuan yang lebih besar) yang dinyatakan secara lengkap.  Tidak terikat oleh ruang dan waktu.  Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan. Sama seperti ragam bahasa lisan, ragam bahasa tulis juga memiliki kelebihan dan kekurangan Kelebihan ragam bahasa tulis, yakni sebagai berikut
  • 5. a) Informasi yang disajikan bisa dipilih oleh sang penulis untuk dikemas menjadi media atau materi yang lebih menarik dan menyenangkan. b) Umumnya memiliki kedekatan antara budaya dengan kehidupan masyarakatnya. c) Sebagai sarana untuk memperkaya kosakata. d) Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud/tujuan, memberikan Informasi, serta dapat mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu meningkatkan wawasan si pembaca. Kelemahan ragam bahasa tulis, yakni sebagi berikut a) Alat atau sarana yang dapat memperjelas pengertian seperti bahasa lisan tidak ada. Akibatnya, bahasa tulis pun harus disusun lebih sempurna. b) Tidak mampu menyajikan berita secara lugas dan jujur. c) Hal yang tidak ada dalam bahasa tulis pun tidak dapat diperjelas. c. Ragam Bahasa Dilihat dari Topik Pembicaraan 1) Ragam Sosial Ragam social, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Misalnya, ragam bahasa yang digunakan dalam keluarga atau persahabatan dua orang yang akrab dapat dikatakan sebagai ragam sosial. Selain itu, ragam sosial berhubungan pula dengan tinggi atau rendahnya status kemasyarakatan lingkungan sosial yang bersangkutan. 2) Ragam Fungsional Ragam fungsional (profesional) adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lungkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya. Ragam fungsional dapat menjadi bahasa negara dan bahasa teknis keprofesian, seperti bahasa dalam lingkungan keilmuan/teknologi, kedokteran, dan keagamaan. 3) Ragam Jurnalistik Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia persuratkabaran (dunia pers = media massa celak). Dalam perkembangan lebih lanjut, bahasa jurnalistik adalah bahasa yang dipergunakan oleh seluruh media massa. Dalam hal ini termasuk media massa audio (radio), audio visual (televisi), dan multimedia (internet). Ragam bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa yang dibentuk oleh spesifikasi materi
  • 6. yang disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik termasuk dalam ragam bahasa Ringkas. 4) Ragam Sastra Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur. Konotatif, kreatif, dan inovatif. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran. Fantasi dan lukisan angan-angan, penghayatan lahir dan batin, peristiwa dan khayalan dengan bentuk istimewa. Dalam hal ini istimewa karena kekuatan efeknya pada pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannva. Bahasa dalam ragam sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian, di samping sebagai alat komunikasi. Untuk memperbesar efek penuturan dikerahkan segala kemampuan yang ada pada bahasa. Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan, suara, panjang pendek suara, persesuaian bunyi kata, sajak, asonansi, posisi kata, ulangan kata/kalimat di mana perlu dikerahkan untuk mempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan bahasa dalam karangan umum. Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah. Ragam bahasa sastra banyak menggunakan kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas – jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca. 5) Ragam Politik dan Hukum Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam rangka menata dan mengatur kehidupan masyarakat. Dengan sendirinya penguasa merupakan salah satu sumber penutur bahasa yang mempunyai pengaruh yang besar dalam pengembangan bahasa di masyarakat. Salah satu ciri khas bahasa hukum adaiah penggunaan kalimat yang panjang dengan pola kalimat luas. Dalam hal ini diakui bahwa bahasa hukum Indonesia tidak terlalu memperhatikan sifat dan ciri khas bahasa Indonesia dalam strukturnya. Hal ini disebabkan hukum Indonesia pada umumnya didasarkan pada hukum yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis dalam bahasa Belanda. Namun, terkadang sangat sulit menggunakan kalimat yang pendek dalam bahasa hukum karena dalam bahasa hukum kejelasan norma-norma dan aturan terkadang membutuhkan penjelasan yang panjang lebar, jelas kriterianya, keadaan, serta situasi yang dimaksud. RAGAM BAHASA BERDASARKAN SITUASI PEMAKAIAN
  • 7. Yaitu ragam bahasa yang digunakan dalam situasi atau keadaan tertentu. Ada dua masalah pokok dalam penggunaan bahasa, yaitu penggunaan bahasa baku dan penggunaan bahasa tidak baku. Penggunaan Bahasa tersebut terkait dengan situasi, yaitu situasi resmi/formal, situasi semi formal dan situasi tidak resmi.  Ragam bahasa dalam situasi formal Digunakan dalam situasi resmi. Ragam formal atau ragam baku yaitu ragam yang mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan Bahasa baku tidak dapat digunakan untuk segala keperluan, tetapi hanya untuk: a. Komunikasi resmi. b. Wacana teknis c. Pembicaraan di depan khalayak ramai. d. Pembicaraan dengan orang yang dihormati. Ciri-ciri dari ragam bahasa resmi, yaitu: a. Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten b. Menggunakan imbuhan secara lengkap c. Menggunakan kata ganti resmi d. Menggunakan kata baku e. Menggunakan EYD f. Menghindari unsur kedaerahan Contoh ragam bahasa formal biasanya digunakan saat pidato atau rapat kenegaraan berbicara kepada orang yang kita hormati.  Ragam bahasa dalam situasi semiformal Memiliki keunikan tersendiri, karena berciri mengikuti kaidah dan aturan yang tetap. Tetapi hanya tidak secara konsisten dilakukan pada saat tujuan tertentu. Contoh yaitu bahasa jurnalistik, dimana biasanya pembaca berita, membacakan beritanya tidak selalu dengan kata-kata yang baku, melainkan kadang ditengah- tengah kata-kata baku yang mereka ucapkan terselip kata-kata yang biasa kita gunakan untuk berbicara kepada seseorang, dalam hal ini berbicara santai kepada lawan bicara kita dalam membahas topik yang tidak resmi.  Ragam bahasa dalam situasi nonformal Ragam non formal adalah bahasa yang digunakan dalam situasi tak resmi, seperti dalam pergaulan, dan percakapan pribadi, seperti dalam pergaulan, dan percakapan pribadi. Ciri-ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari ragam bahasa resmi. Ragam bahasa bahasa tidak resmi ini digunakan ketika kita berada dalam situasi yang tidak normal.
  • 8. LARAS BAHASA Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Laras bahasa terkait langsung dengan selingkung bidang (home style) dan keilmuan, sehingga dikenal laras bahasa ilmiah dengan bagian sub- sublarasnya. Pembedaan diantara sub- sublaras bahasa seperti dalam laras ilmiah itu dapat diamati dari 1. penggunaan kosakata dan bentukan kata; 2. penyusunan frasa,klausa, dan kalimat; 3. penggunaan istilah; 4. pembentukan paragraf; 5. penampilan halteknis; 6. penampilan kekhasan dalam wacana. Karakteristik bahasa Indonesia ragam ilmiah antara lain cendekia, lugas dan jelas, menghindari kalimat fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, serta konsisten. Bahasa laras ilmiah bersifat cendekia artinya bahasa Indonesia itu mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir logis, yakni mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama. Sementara itu, sifat lugas dan jelas dimaknai bahwa bahasa Indonesia mampu menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas dan tepat. Untuk itu, setiap gagasan diungkapkan secara langsung sehingga makna yang ditimbulkan adalah makna lugas. Sifat atau karakter selanjutnya yaitu menghindari kalimat fragmentaris, maksudnya adalah menghindari kalimat yang belum selesai. Kalimat ini terjadi karena adanya keinginan penulis mengungkapkan gagasan dalam beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan gagasan yang akan diungkapkan. Karakteristik bertolak dari gagasan, artinya penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal yang diungkapkan dan tidak pada pribadi penulis. Implikasinya, kalimat yang digunakan didominasi oleh kalimat pasif. Sifat formal dan objektif ditandai oleh kosakata, bentuk kata, dan struktur kalimat. Kosakata yang diucapkan atau dituliskan bernada formal dan kalimat-kalimatnya mengandung unsur yang lengkap. Sementara itu, sifat ringkas dan padat direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur bahasa yang mubazir. Itu berarti menuntut adanya penggunaan bahasa yang hemat. Terakhir, sifat konsisten ditampakkan pada penggunaan unsur-unsur bahasa seperti tanda baca serta istilah yang sesuai dengan kaidah, yang semuanya digunakan secara konsisten.
  • 9. Persyaratan lain bagi sebuah tulisan untuk dikategorikan sebagai karya ilmiah adalah sebagai berikut (Brotowidjojo, 2002). A. Karya ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik. B. Karya ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat terkaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulisan ilmiah, yakni pencantuman rujukan dan kutipan yang jelas. C. Karya ilmiah harus disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual, dan prosedural. D. Karya ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan. E. Karya ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis. F. Karya ilmiah ditulis secara tulus. Hal itu berarti bahwa karya ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, serta tidak bersifat ambisius dan berprasangka. Penyajiannya tidak boleh bersifat emotif. G. Karya ilmiah pada dasarnya bersifat ekspositoris. Jika pada akhirnya timbul kesan argumentatif dan persuasif, hal itu ditimbulkan oleh penyusunan kerangka karangan yang cermat. Dengan demikian, fakta dan hukum alam yang diterapkan pada situasi spesifik itu dibiarkan berbicara sendiri. Pembaca dibiarkan mengambil kesimpulan sendiri berupa pembenaran dan keyakinan akan kebenaran karya ilmiah tersebut. Berdasarkan uraian di atas, dari segi bahasa, dapat dikatakan bahwa karya tulis ilmiah memiliki tiga ciri, yaitu: (1) harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar atau mendua makna; (2) harus secara tepat mendefinisikan setiap istilah, sifat, dan pengertian yang digunakan, agar tidak menimbulkan kerancuan atau keraguan; dan (3) harus singkat, berlandaskan ekonomi bahasa. Ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah sebagai berikut. a. Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas; b. Struktur wacana bersifat formal, mengacu pada standar konvensi naskah; c. Singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara lengkap; d. Cermat dalam menggunakan unsur baku berupa istilah atau kata, ejaan, bentuk kata, kalimat, paragraf, dan wacana; e. Konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topik sampai kesimpulan;
  • 10. f. Menggunakan istilah yang bersifat teknis dalam bidang ilmu tertentu; g. Objektif, dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum dan menghindari ungkapan subjektif; h. Konsisten dalam pembahasan topik, permasalahan, dan tujuan. Secara lisan seperti dalam presentasi ilmiah juga dituntut agar bahasa lisan yang digunakan memuat ciri dan karakter bahasa Indonesia ragam ilmiah seperti yang dikemukakan di atas. Namun unsur-unsur dalam penggunaan bahasa lisan tetap bisa dimanfaatkan, seperti adanya kesempatan mengulang-ulang atau menekankan, menggunakan intonasi dan jeda.