SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Oleh: 
Zaenal Arifin, ST, MPIA 
Plt. Kasubdit Perkotaan 
Jakarta, 20 Juni 2013
OUTLINE 
I. Isu Pembangunan Perkotaan 
II. Konsep dan Prinsip Dasar 
Pembangunan Perkotaan 
III. Visi, Misi dan Sasaran 
IV. Indikator Pembangunan Perkotaan 
V. Kebijakan dan Regulasi Pembangunan 
Perkotaan di Indonesia 
2
Isu Pembangunan Perkotaan 
3
Isu Strategis Perkotaan 
ISU NASIONAL 
1. Belum optimalnya peran kota sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi regional dan 
ISU UMUM ISU SPESIFIK 
1. Belum optimalnya modal sosial masyarakat 
perkotaan 
2. Belum optimalnya pengembangan ekonomi 
lokal perkotaan 
3. Belum optimalnya penyediaan Sarana 
Prasarana perkotaan 
4. Belum efisiennya penyelenggaraan 
Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah 
di perkotaan 
5. Belum optimalnya Pengelolaan Lingkungan, 
Mitigasi dan Adaptasi Bencana serta 
Perubahan Iklim 
6. Belum optimalnya Tata Kelola dan 
Kelembagaan pemerintah daerah dalam 
pembangunan dan pengelolaan perkotaan 
1. Kota Metropolitan dan Besar 
a. Terjadinya urban sprawl 
b. Belum beroperasinya sistem angkutan massal 
c. Belum optimalnya kerjasama antar kota & 
kota-kab. 
d. Meningkatnya kriminalitas dan konflik sosial 
e. Belum optimalnya inovasi pendayagunaan 
sumber daya non-pemerintah 
2. Kota Menengah dan Kecil 
a. Belum optimalnya pengembangan ekonomi 
lokal 
b. Belum memadainya prasarana permukiman 
c. Belum optimalnya Kerjasama antar kota & 
kota-kab. pengembangan produk unggulan 
nasional 
2. Adanya ketimpangan pembangunan antarwilayah 
3. Belum optimalnya tata kelola dan kelembagaan pemerintahan perkotaan 
4. Rendahnya ketahanan kota terhadap bencana & perubahan iklim.
Potret Perkotaan Indonesia 
5 
• Jumlah penduduk Indonesia di kawasan perkotaan telah mencapai 50%. 
• Tingkat pertumbuhan 5,89% per tahun (tingkat pertumbuhan rata-rata 
nasional sebesar 1,17%/tahun). 
100.0% 
80.0% 
60.0% 
40.0% 
20.0% 
0.0% 
2010 2015 2020 2025 
Persentase Penduduk 
Tahun 
Perdesaan 
Perkotaan 
Sumber : BPS 2008 
Tahun 2025 
67,5% 
Penduduk Indonesia akan tinggal di kawasan perkotaan 
Kita berada di ERA KOTA !
Perkembangan Jumlah Kota 
Otonom 
6 
Peningkatan Jumlah Kota Otonom di Indonesia Tahun 1950-2012 
Sumber: Kementerian PU, 2010 dan State of Indonesian Cities 2010 
120 
100 
80 
60 
40 
20 
0 
Jumlah Kota
7 
Persentase Kontribusi PDRB Kota Terhadap Nasional 
2005 2006 2007 2008 2009 2010 
Persentase Kontribusi PDRB ADHB Kota Terhadap 
Nasional 
45.00 
40.00 
35.00 
30.00 
25.00 
20.00 
15.00 
10.00 
5.00 
0.00 
% kontribusi 
Kota Kecil (11%) 0.17 0.18 0.18 0.17 0.20 0.20 
Kota Sedang (56%) 7.51 7.24 7.04 7.05 6.68 6.55 
Kota Besar (16%) 5.88 5.80 5.82 5.90 5.97 6.01 
Kota Metropolitan (15%) 27.17 26.94 27.66 27.07 27.89 27.96 
Total (98 kota otonom) 40.73 40.16 40.70 40.20 40.74 40.72 
Kontribusi PDRB Kota Metropolitan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 
Kota Menengah yang mempunyai jumlah kota paling banyak
Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Antar Kota 
PKN KBI 
PKW KBI 
Tahun 2008 2009 2010 
Indeks 
Ketimpangan 
Tahun 
ket. 
Ketimpangan 2008 2009 2010 
Antara Kota-Kota PKN 
9,24 9,44 9,67Dengan Jakarta 
2,13 2,21 2,16 Tanpa Jakarta 
Antara Kota-Kota PKW 4,57 4,71 4,71 
1,14 1,14 1,16 
Tahun 2008 2009 2010 ket. 
Indeks 
Ketimpangan 
6,66 6,80 6,94 
Dengan 
Jakarta 
2,02 2,05 2,01 
Tanpa 
Jakarta 
Tahun 2008 2009 2010 
Indeks 
4,14 4,18 4,20 
Ketimpangan 
Tahun 2008 2009 2010 
Indeks 
1,37 0,79 0,82 
Ketimpangan 
 Ketimpangan kota-kota PKN dan PKW di Indonesia Bagian Barat lebih tinggi 
dibandingkan Indonesia Bagian Timur. 
 Ketimpangan kota-kota PKN dengan Jakarta lebih tinggi dibandingkan tanpa 
Jakarta. 
Berdasarkan Fungsi Kota di KBI-KTI 
PKN KTI 
PKW KTI 
8
Perkembangan Kota 
Perkembangan lahan terbangun di perkotaan terus meningkat 
Tingkat 
Bencana 
infrastruktur lingkungan Sosial 
Rata-Rata rasio panjang 
jalan per 1.000 penduduk 
Tahun 2010 (standar 0,6 
km/1.000 penduduk) 
Kecil 4,17 
Sedang 2,06 
Besar 1,02 
Metropolitan 1,02 
Rata-Rata Indeks 
Lingkungan Hidup Kota 
Tahun 2008 
Kecil - 
Sedang 80,52 
Besar 60,08 
Metropolitan 44,60 
Kota dgn 
Tingkat 
Rawan 
Bencana 
Tinggi 
84% 
Kota dgn 
Tingkat 
Rawan 
Bencana 
Sedang 
jumlah tindak pidana di 
400,000 
300,000 
200,000 
100,000 
16% - 
Indonesia 
2003 2005 2008 2010 
9 
Perkotaan Jakarta Th. 2002 Perkotaan Jakarta Th. 2011
Kemiskinan Perkotaan 
10 
10 
Penduduk Miskin Menurut Tipologi Kota Tahun 
2005-2010 
2005 2006 2007 2008 2009 2010 
Jumlah Penduduk Miskin (000) 
1800.0 
1600.0 
1400.0 
1200.0 
1000.0 
800.0 
600.0 
400.0 
200.0 
0.0 
orang (000) 
Kecil 43.7 45.5 58.5 64.1 82.1 83.6 
Sedang 1093.7 1144.2 1064.2 1153.5 1229.4 1206.5 
Besar 659.5 733.4 689.1 733.4 956.2 945.2 
Metropolitan 1147.9 1354.1 1298.9 1354.7 1529.2 1597.6 
Sumber:Diolah dari Data dan Informasi Kemiskinan 2005-2010, BPS
Berdasarkan penghitungan evaluasi capaian penyediaan 
SPP pada tahun 2012, rata-rata persentase pencapaian 
penyediaan Standar Pelayanan Perkotaan di kota-kota di 
Indonesia adalah sebesar 
30%. 
11 
EVALUASI CAPAIAN KOTA-KOTA
Visi, Misi dan Sasaran 
12
KONSEP DAN PRINSIP DASAR 
BERTAHAP DAN TERUKUR 
KESETARAAN DAN KEADILAN 
13 
PRINSIP DASAR 
KEMANDIRIAN 
PARTISIPATIF 
KOLABORASI DAN SINERGI 
TATA KELOLA YANG BAIK 
KEBERLANJUTAN 
KONSEP DASAR 
Geografis-Demografis 
Ekonomis KOTA 
Fisik 
Sosialis-Antropologis
VISI PEMBANGUNAN PERKOTAAN NASIONAL 
KOTA BERKELANJUTAN 2050 
Green City Livable City Smart City 
Green Openspace 
Green Waste 
Green Transportation 
Green Water 
Green Energy 
Green Building 
K 
o 
m 
p 
o 
n 
e 
n 
Strong Neighboorhoods Smart Economy 
Smart People 
Smart Governance 
Smart Mobility 
Smart Environment 
Smart Living 
Walkable 
Affordable 
Comfortable 
Culture 
Connectivity
MISI PEMBANGUNAN PERKOTAAN 
15 
1. Meningkatkan pemerataan 
pembangunan kota-kota 
2. Mengembangkan sarana dan 
prasarana 
3. Membangun kawasan hunian 
berbasis lingkungan, sosial 
dan budaya 
4. Meningkatkan 
pengembangan ekonomi 
kota yang produktif, inovatif, 
efisien 
5. Mengembangkan kota-kota 
sesuai tipologinya sebagai 
pendorong pertumbuhan 
ekonomi 
6. Menjaga daya dukung dan 
daya tampung lingkungan 
kota 
7. Mewujudkan kota yang 
responsif dan adaptif 
perubahan iklim dan bencana 
8. Meningkatkan kualitas 
penyelenggaraan tata kelola 
yang transparan, 
akuntabel,dan partisipatif
SASARAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN 
I. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional 
16 
(SPN) 
II. Pencapaian Standar Pelayanan Minimum 
sampai kepada Pemenuhan Standar 
Pelayanan Perkotaan Masa Depan 
III. Peningkatan Tata Kelola dan 
Kelembagaan Pemerintah
ROADMAP PEMBANGUNAN PERKOTAAN 
Kota-kota 
Indonesia 
BASELINE 
Pemenuhan 
Standar 
Pelayanan 
Perkotaan 
GREEN & 
LIVEABLE CITY 
FUTURE 
CITY 
2015 
2050 
2025 
2040 
RPJPN 2005- 
2025 
RPJPN 2026-2046 
SASARAN 
2035 
2045 
SMART 
CITY 
NASIONAL 
SUSTAINABLE 
CITY
KEBIJAKAN TERKAIT SPP 
18
Perwujudan Pemenuhan SPP dan Kota 
Masa Depan 
1. Tersedianya prasarana dan sarana dasar perkotaan yang memenuhi 
Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dalam kurun waktu 10 tahun 
sampai dengan tahun 2025; 
19 
2. Terwujudnya fungsi ekonomi kota berupa kegiatan jasa, 
perdagangan, industri, dengan jangkauan pelayanan nasional dan 
internasional dalam kurun waktu 15 tahun sampai dengan tahun 2030; 
3. Terwujudnya kota metropolitan yang layak huni dalam kurun waktu 
25 tahun sampai dengan tahun 2035; 
4. Terwujudnya kota metropolitan yang berdaya saing ditingkat 
global dalam kurun waktu 30 tahun sampai dengan tahun 2045; 
5. Terwujudnya kota metropolitan yang berkelanjutan dalam kurun 
waktu 35 tahun sampai dengan tahun 2050.
Kebijakan Pemenuhan Standar Pelayanan 
Perkotaan 
Percepatan penerapan dan 
pemenuhan Standar 
Pelayanan Perkotaan 
(SPP). 
K3 
Mengidentifikasi posisi dasar setiap kota 
dalam pemenuhan Standar Pelayanan 
Perkotaan (SPP). 
Menyusun skala prioritas pemenuhan 
Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dan 
mekanisme pembiayaan. 
Meningkatkan alokasi anggaran untuk 
penyediaan prasarana dan sarana 
perkotaan. 
Mempercepat penerapan Standar 
Pelayanan Perkotaan (SPP) sesuai 
tipologi, peran dan fungsinya. 
Penjelasan: 
Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan tersedianya sarana dan prasarana perkotaan untuk 
mendukung kebutuhan penduduk perkotaan sesuai dengan karakteristiknya dengan 
memperhatikan kondisi geografis, sosial, dan ekonomi serta memenuhi standar pelayanan 
perkotaan. Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) merupakan ketentuan tentang jenis dan mutu 
pelayanan dasar perkotaan yang merupakan urusan wajib daerah untuk memenuhi kebutuhan 
masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan. 
20
Kebijakan Pemenuhan Standar Pelayanan 
Perkotaan 
Peningkatan peran serta 
masyarakat, dunia usaha 
dan kerjasama 
internasional dalam 
penyediaan prasarana dan 
sarana kota. 
K4 
Melibatkan masyarakat dalam 
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan 
dan pemeliharaan Kota. 
Meningkatkan dan mengembangkan 
mekanisme insentif dan disinsentif bagi 
masyarakat dan dunia usaha yang terlibat 
dalam penyediaan prasarana dan sarana 
kota. 
Mengoptimalkan dana dan skema 
Corporate Social Responsibility(CSR) serta 
kerjasama internasional dalam 
penyediaanprasarana dan sarana kota. 
Penjelasan: 
Kebijakan ini sebagai respon terhadap keterbatasan kemampuan pemerintah dalam memenuhi 
penyediaan sarana dan prasarana perkotaan. Untuk itu dalam pelaksanaan penyediaan sarana 
dan prasarana perkotaan diperlukan sinergitas antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat 
dengan penekanan pada pemberdayaan masyarakat. 
21
INDIKATOR KSPPN 
22
INDIKATOR PEMBANGUNAN KOTA MASA DEPAN 
23 
Liveable 
City 
Pencegahan Kriminalitas 
Angka Harapan Hidup 
Kualitas Perumahan 
Penurunan Tingkat Korupsi 
Kualitas Penyediaan Energi 
Kualitas Jaringan Drainase Kualitas Penyediaan Air Minum 
Kualitas Pelayanan Transportasi 
Umum Massal 
Kualitas Sarana Sosial 
Sarana dan Prasarana Perkotaan untuk 
Penduduk Berkebutuhan Khusus
INDIKATOR PEMBANGUNAN KOTA MASA DEPAN 
24 
Masyarakat Melek/Paham ICT 
Kapasitas SDM untuk Inovasi, 
Kreasi dan Kewirausahaan 
e-komersial 
Kualitas Tenaga Kerja 
Pelayanan WLAN di Area Publik 
Kontribusi Sektor 
Telekomunikasi 
Pencitraan Kota (City Branding) 
Industri Kreatif & UMKM 
Kecepatan Transmisi broadband 
(bit/detik) 
Informasi Kondisi Lingkungan 
Sistem Peringatan Dini Terhadap 
Bencana dan Perubahan Iklim 
berbasis ICT 
Forum Komunikasi Pemerintah- 
Masyarakat-Swasta berbasis ICT 
Smart 
City 
Pemanfaatan ICT untuk 
manajemen lalu lintas, perizinan, 
sistem kesehatan, sistem 
pendidikan, pengelolaan energi, 
perdagangan dan industri
INDIKATOR PEMBANGUNAN KOTA MASA DEPAN 
25 
Green Building 
Pemanfaatan Ruang 
memperhatikan kerentanan 
terhadap bencana dan 
Perubahan Iklim 
Ruang Evakuasi Bencana 
Tingkat Kesempatan Kerja 
Penggunaan energi 
Terbarukan 
Tingkat Investasi 
Tingkat Polusi Udara 
Tingkat Kemiskinan 
Industri Kreatif/UMKM 
Emisi CO2 
Kualitas Pengelolaan Sampah dan 
Pengolahan Limbah (Rumah Tangga 
dan Industri) 
Green 
City 
Penurunan Volume Sampah dan 
Limbah
TINDAK LANJUT 
26
MEKANISME PEMBINAAN 
27 
No Bentuk Pembinaan Pelaksana Target Waktu 
1 Penyusunan RPP tentang SPP, sosialisasi dan diseminasi 
draft RPP tentang SPP di Tingkat Pusat dan Daerah 
 Kemendagri 
 Bappenas 
Maret – Oktober 2013 
2 Pendaftaran dan Pembahasan draft RPP tentang SPP di 
Kemenkum HAM 
 Kemendagri 
 Bappenas 
 TKPPN 
November 2013 
3 Pendampingan dan bimbingan teknis penyusunan 
rencana pencapaian Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) 
di daerah dan mekanisme pembiayaan SPP 
 Kemendagri 
 Kementerian PU 
 Kemenpera 
 Kemenhub 
Januari – Desember 
2014 
4 Monitoring dan evaluasi pencapaian Standar Pelayanan 
Perkotaan (SPP) dan pembangunan perkotaan di daerah 
 Kemendagri 
 Kementerian PU 
 Kemenpera 
 Kemenhub 
2014 – 2025 
5 Peningkatan kapabilitas kelembagan dan koordinasi Tim 
Koordinasi Pembangunan Perkotaan Nasional (TKKPN) 
dan Daerah (TKPPD) sebagai pengendali pemenuhan 
SPP 
 Bappenas 
 Kemendagri 
Januari – Desember 
2014
28 
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASARTRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASARridhofitrah
 
Konsep city changer
Konsep city changerKonsep city changer
Konsep city changerayi sugandhi
 
Sekelumit tentang Social Progress Index
Sekelumit tentang Social Progress IndexSekelumit tentang Social Progress Index
Sekelumit tentang Social Progress IndexRusman R. Manik
 
SIstem Kota dan Pembangunan
SIstem Kota dan Pembangunan SIstem Kota dan Pembangunan
SIstem Kota dan Pembangunan elkana.catur
 
"Kebijakan Teknologi Komunikasi dan Informasi Kabupaten Bantul"
"Kebijakan Teknologi Komunikasi dan Informasi Kabupaten Bantul" "Kebijakan Teknologi Komunikasi dan Informasi Kabupaten Bantul"
"Kebijakan Teknologi Komunikasi dan Informasi Kabupaten Bantul" fasilitatorsid
 
Analisis kesehatan kinerja keuangan badan usaha milik desa
Analisis kesehatan kinerja keuangan badan usaha milik desa  Analisis kesehatan kinerja keuangan badan usaha milik desa
Analisis kesehatan kinerja keuangan badan usaha milik desa Dodi Yudiardi
 
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...Operator Warnet Vast Raha
 
Pertemuan 13 PERENCANAAN WILAYAH KOTA
Pertemuan 13 PERENCANAAN WILAYAH KOTAPertemuan 13 PERENCANAAN WILAYAH KOTA
Pertemuan 13 PERENCANAAN WILAYAH KOTAsuningterusberkarya
 
Hasil Pendataan Potensi Desa 2018
Hasil Pendataan Potensi Desa 2018Hasil Pendataan Potensi Desa 2018
Hasil Pendataan Potensi Desa 2018Wildan Maulana
 
Delapan fungsi keluarga for plkb
Delapan fungsi keluarga for plkbDelapan fungsi keluarga for plkb
Delapan fungsi keluarga for plkbSyafrida Lubis
 
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...Operator Warnet Vast Raha
 

What's hot (12)

TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASARTRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
 
Lapdal profil jembrana
Lapdal profil jembranaLapdal profil jembrana
Lapdal profil jembrana
 
Konsep city changer
Konsep city changerKonsep city changer
Konsep city changer
 
Sekelumit tentang Social Progress Index
Sekelumit tentang Social Progress IndexSekelumit tentang Social Progress Index
Sekelumit tentang Social Progress Index
 
SIstem Kota dan Pembangunan
SIstem Kota dan Pembangunan SIstem Kota dan Pembangunan
SIstem Kota dan Pembangunan
 
"Kebijakan Teknologi Komunikasi dan Informasi Kabupaten Bantul"
"Kebijakan Teknologi Komunikasi dan Informasi Kabupaten Bantul" "Kebijakan Teknologi Komunikasi dan Informasi Kabupaten Bantul"
"Kebijakan Teknologi Komunikasi dan Informasi Kabupaten Bantul"
 
Analisis kesehatan kinerja keuangan badan usaha milik desa
Analisis kesehatan kinerja keuangan badan usaha milik desa  Analisis kesehatan kinerja keuangan badan usaha milik desa
Analisis kesehatan kinerja keuangan badan usaha milik desa
 
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...
 
Pertemuan 13 PERENCANAAN WILAYAH KOTA
Pertemuan 13 PERENCANAAN WILAYAH KOTAPertemuan 13 PERENCANAAN WILAYAH KOTA
Pertemuan 13 PERENCANAAN WILAYAH KOTA
 
Hasil Pendataan Potensi Desa 2018
Hasil Pendataan Potensi Desa 2018Hasil Pendataan Potensi Desa 2018
Hasil Pendataan Potensi Desa 2018
 
Delapan fungsi keluarga for plkb
Delapan fungsi keluarga for plkbDelapan fungsi keluarga for plkb
Delapan fungsi keluarga for plkb
 
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...
 

Similar to kebijakan sinkronisasi spp dan spm

Pengembangan Kota Cerdas di Indonesia
Pengembangan Kota Cerdas di IndonesiaPengembangan Kota Cerdas di Indonesia
Pengembangan Kota Cerdas di IndonesiaInstansi
 
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di IndonesiaProspek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di IndonesiaSiti Sahati
 
20160426 keynote speech Dirjen DJCK_PUPR sosnas KOTAKU 2016-final
20160426 keynote speech Dirjen DJCK_PUPR sosnas KOTAKU 2016-final20160426 keynote speech Dirjen DJCK_PUPR sosnas KOTAKU 2016-final
20160426 keynote speech Dirjen DJCK_PUPR sosnas KOTAKU 2016-finalAdvisory Specialist for P2KP
 
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045Dadang Solihin
 
Guideline_Masterplan_Smart_City-Kemenkominfo 2022.pptx
Guideline_Masterplan_Smart_City-Kemenkominfo 2022.pptxGuideline_Masterplan_Smart_City-Kemenkominfo 2022.pptx
Guideline_Masterplan_Smart_City-Kemenkominfo 2022.pptxWindaFaza
 
urban policy in Indonesia
urban policy in Indonesiaurban policy in Indonesia
urban policy in Indonesiaelkana.catur
 
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA suningterusberkarya
 
Presentasi musrenbang kota solok 25 maret 2014
Presentasi musrenbang kota solok   25 maret 2014 Presentasi musrenbang kota solok   25 maret 2014
Presentasi musrenbang kota solok 25 maret 2014 Anton Setiadi
 
Power point materi pembelajaran mata kuliah teknologi informasi pemerintahan ...
Power point materi pembelajaran mata kuliah teknologi informasi pemerintahan ...Power point materi pembelajaran mata kuliah teknologi informasi pemerintahan ...
Power point materi pembelajaran mata kuliah teknologi informasi pemerintahan ...JayantiKumalasari
 
Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Pengembangan Ekonomi Lokal Mela...
Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Pengembangan Ekonomi Lokal Mela...Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Pengembangan Ekonomi Lokal Mela...
Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Pengembangan Ekonomi Lokal Mela...KPDT
 
Bappeda_Forum Renja Dinkes 2024.pdf
Bappeda_Forum Renja Dinkes 2024.pdfBappeda_Forum Renja Dinkes 2024.pdf
Bappeda_Forum Renja Dinkes 2024.pdfLelihHerawati
 
20140601 the role of business and government in smart sustainable city
20140601 the role of business and government in smart sustainable city20140601 the role of business and government in smart sustainable city
20140601 the role of business and government in smart sustainable cityTelekomunikasi Indonesia
 
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desaAspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desaGedhe Foundation
 
211122_MCR-2030-di-Indonesia-acara-UCLG.pptx
211122_MCR-2030-di-Indonesia-acara-UCLG.pptx211122_MCR-2030-di-Indonesia-acara-UCLG.pptx
211122_MCR-2030-di-Indonesia-acara-UCLG.pptxAlfiannisaLuthfi
 
EXPOSE SOSIALISASI RAT PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2024 (edit adil).pptx
EXPOSE SOSIALISASI RAT PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2024 (edit adil).pptxEXPOSE SOSIALISASI RAT PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2024 (edit adil).pptx
EXPOSE SOSIALISASI RAT PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2024 (edit adil).pptxAwanSenjahari1
 
Ppt muhlizar
Ppt muhlizarPpt muhlizar
Ppt muhlizarMuhlizar
 

Similar to kebijakan sinkronisasi spp dan spm (20)

Pengembangan Kota Cerdas di Indonesia
Pengembangan Kota Cerdas di IndonesiaPengembangan Kota Cerdas di Indonesia
Pengembangan Kota Cerdas di Indonesia
 
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di IndonesiaProspek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
 
20160426 keynote speech Dirjen DJCK_PUPR sosnas KOTAKU 2016-final
20160426 keynote speech Dirjen DJCK_PUPR sosnas KOTAKU 2016-final20160426 keynote speech Dirjen DJCK_PUPR sosnas KOTAKU 2016-final
20160426 keynote speech Dirjen DJCK_PUPR sosnas KOTAKU 2016-final
 
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045
 
Guideline_Masterplan_Smart_City-Kemenkominfo 2022.pptx
Guideline_Masterplan_Smart_City-Kemenkominfo 2022.pptxGuideline_Masterplan_Smart_City-Kemenkominfo 2022.pptx
Guideline_Masterplan_Smart_City-Kemenkominfo 2022.pptx
 
urban policy in Indonesia
urban policy in Indonesiaurban policy in Indonesia
urban policy in Indonesia
 
Bappenas ksppn
Bappenas ksppnBappenas ksppn
Bappenas ksppn
 
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
 
Presentasi musrenbang kota solok 25 maret 2014
Presentasi musrenbang kota solok   25 maret 2014 Presentasi musrenbang kota solok   25 maret 2014
Presentasi musrenbang kota solok 25 maret 2014
 
Power point materi pembelajaran mata kuliah teknologi informasi pemerintahan ...
Power point materi pembelajaran mata kuliah teknologi informasi pemerintahan ...Power point materi pembelajaran mata kuliah teknologi informasi pemerintahan ...
Power point materi pembelajaran mata kuliah teknologi informasi pemerintahan ...
 
Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Pengembangan Ekonomi Lokal Mela...
Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Pengembangan Ekonomi Lokal Mela...Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Pengembangan Ekonomi Lokal Mela...
Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Pengembangan Ekonomi Lokal Mela...
 
Paparan APN 2016
Paparan APN 2016Paparan APN 2016
Paparan APN 2016
 
Bappeda_Forum Renja Dinkes 2024.pdf
Bappeda_Forum Renja Dinkes 2024.pdfBappeda_Forum Renja Dinkes 2024.pdf
Bappeda_Forum Renja Dinkes 2024.pdf
 
20140601 the role of business and government in smart sustainable city
20140601 the role of business and government in smart sustainable city20140601 the role of business and government in smart sustainable city
20140601 the role of business and government in smart sustainable city
 
Training PELD 2014
Training PELD 2014Training PELD 2014
Training PELD 2014
 
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desaAspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
 
211122_MCR-2030-di-Indonesia-acara-UCLG.pptx
211122_MCR-2030-di-Indonesia-acara-UCLG.pptx211122_MCR-2030-di-Indonesia-acara-UCLG.pptx
211122_MCR-2030-di-Indonesia-acara-UCLG.pptx
 
EXPOSE SOSIALISASI RAT PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2024 (edit adil).pptx
EXPOSE SOSIALISASI RAT PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2024 (edit adil).pptxEXPOSE SOSIALISASI RAT PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2024 (edit adil).pptx
EXPOSE SOSIALISASI RAT PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2024 (edit adil).pptx
 
Ppt e gov
Ppt e govPpt e gov
Ppt e gov
 
Ppt muhlizar
Ppt muhlizarPpt muhlizar
Ppt muhlizar
 

kebijakan sinkronisasi spp dan spm

  • 1. Oleh: Zaenal Arifin, ST, MPIA Plt. Kasubdit Perkotaan Jakarta, 20 Juni 2013
  • 2. OUTLINE I. Isu Pembangunan Perkotaan II. Konsep dan Prinsip Dasar Pembangunan Perkotaan III. Visi, Misi dan Sasaran IV. Indikator Pembangunan Perkotaan V. Kebijakan dan Regulasi Pembangunan Perkotaan di Indonesia 2
  • 4. Isu Strategis Perkotaan ISU NASIONAL 1. Belum optimalnya peran kota sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi regional dan ISU UMUM ISU SPESIFIK 1. Belum optimalnya modal sosial masyarakat perkotaan 2. Belum optimalnya pengembangan ekonomi lokal perkotaan 3. Belum optimalnya penyediaan Sarana Prasarana perkotaan 4. Belum efisiennya penyelenggaraan Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah di perkotaan 5. Belum optimalnya Pengelolaan Lingkungan, Mitigasi dan Adaptasi Bencana serta Perubahan Iklim 6. Belum optimalnya Tata Kelola dan Kelembagaan pemerintah daerah dalam pembangunan dan pengelolaan perkotaan 1. Kota Metropolitan dan Besar a. Terjadinya urban sprawl b. Belum beroperasinya sistem angkutan massal c. Belum optimalnya kerjasama antar kota & kota-kab. d. Meningkatnya kriminalitas dan konflik sosial e. Belum optimalnya inovasi pendayagunaan sumber daya non-pemerintah 2. Kota Menengah dan Kecil a. Belum optimalnya pengembangan ekonomi lokal b. Belum memadainya prasarana permukiman c. Belum optimalnya Kerjasama antar kota & kota-kab. pengembangan produk unggulan nasional 2. Adanya ketimpangan pembangunan antarwilayah 3. Belum optimalnya tata kelola dan kelembagaan pemerintahan perkotaan 4. Rendahnya ketahanan kota terhadap bencana & perubahan iklim.
  • 5. Potret Perkotaan Indonesia 5 • Jumlah penduduk Indonesia di kawasan perkotaan telah mencapai 50%. • Tingkat pertumbuhan 5,89% per tahun (tingkat pertumbuhan rata-rata nasional sebesar 1,17%/tahun). 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% 20.0% 0.0% 2010 2015 2020 2025 Persentase Penduduk Tahun Perdesaan Perkotaan Sumber : BPS 2008 Tahun 2025 67,5% Penduduk Indonesia akan tinggal di kawasan perkotaan Kita berada di ERA KOTA !
  • 6. Perkembangan Jumlah Kota Otonom 6 Peningkatan Jumlah Kota Otonom di Indonesia Tahun 1950-2012 Sumber: Kementerian PU, 2010 dan State of Indonesian Cities 2010 120 100 80 60 40 20 0 Jumlah Kota
  • 7. 7 Persentase Kontribusi PDRB Kota Terhadap Nasional 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Persentase Kontribusi PDRB ADHB Kota Terhadap Nasional 45.00 40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 % kontribusi Kota Kecil (11%) 0.17 0.18 0.18 0.17 0.20 0.20 Kota Sedang (56%) 7.51 7.24 7.04 7.05 6.68 6.55 Kota Besar (16%) 5.88 5.80 5.82 5.90 5.97 6.01 Kota Metropolitan (15%) 27.17 26.94 27.66 27.07 27.89 27.96 Total (98 kota otonom) 40.73 40.16 40.70 40.20 40.74 40.72 Kontribusi PDRB Kota Metropolitan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Kota Menengah yang mempunyai jumlah kota paling banyak
  • 8. Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Antar Kota PKN KBI PKW KBI Tahun 2008 2009 2010 Indeks Ketimpangan Tahun ket. Ketimpangan 2008 2009 2010 Antara Kota-Kota PKN 9,24 9,44 9,67Dengan Jakarta 2,13 2,21 2,16 Tanpa Jakarta Antara Kota-Kota PKW 4,57 4,71 4,71 1,14 1,14 1,16 Tahun 2008 2009 2010 ket. Indeks Ketimpangan 6,66 6,80 6,94 Dengan Jakarta 2,02 2,05 2,01 Tanpa Jakarta Tahun 2008 2009 2010 Indeks 4,14 4,18 4,20 Ketimpangan Tahun 2008 2009 2010 Indeks 1,37 0,79 0,82 Ketimpangan  Ketimpangan kota-kota PKN dan PKW di Indonesia Bagian Barat lebih tinggi dibandingkan Indonesia Bagian Timur.  Ketimpangan kota-kota PKN dengan Jakarta lebih tinggi dibandingkan tanpa Jakarta. Berdasarkan Fungsi Kota di KBI-KTI PKN KTI PKW KTI 8
  • 9. Perkembangan Kota Perkembangan lahan terbangun di perkotaan terus meningkat Tingkat Bencana infrastruktur lingkungan Sosial Rata-Rata rasio panjang jalan per 1.000 penduduk Tahun 2010 (standar 0,6 km/1.000 penduduk) Kecil 4,17 Sedang 2,06 Besar 1,02 Metropolitan 1,02 Rata-Rata Indeks Lingkungan Hidup Kota Tahun 2008 Kecil - Sedang 80,52 Besar 60,08 Metropolitan 44,60 Kota dgn Tingkat Rawan Bencana Tinggi 84% Kota dgn Tingkat Rawan Bencana Sedang jumlah tindak pidana di 400,000 300,000 200,000 100,000 16% - Indonesia 2003 2005 2008 2010 9 Perkotaan Jakarta Th. 2002 Perkotaan Jakarta Th. 2011
  • 10. Kemiskinan Perkotaan 10 10 Penduduk Miskin Menurut Tipologi Kota Tahun 2005-2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Penduduk Miskin (000) 1800.0 1600.0 1400.0 1200.0 1000.0 800.0 600.0 400.0 200.0 0.0 orang (000) Kecil 43.7 45.5 58.5 64.1 82.1 83.6 Sedang 1093.7 1144.2 1064.2 1153.5 1229.4 1206.5 Besar 659.5 733.4 689.1 733.4 956.2 945.2 Metropolitan 1147.9 1354.1 1298.9 1354.7 1529.2 1597.6 Sumber:Diolah dari Data dan Informasi Kemiskinan 2005-2010, BPS
  • 11. Berdasarkan penghitungan evaluasi capaian penyediaan SPP pada tahun 2012, rata-rata persentase pencapaian penyediaan Standar Pelayanan Perkotaan di kota-kota di Indonesia adalah sebesar 30%. 11 EVALUASI CAPAIAN KOTA-KOTA
  • 12. Visi, Misi dan Sasaran 12
  • 13. KONSEP DAN PRINSIP DASAR BERTAHAP DAN TERUKUR KESETARAAN DAN KEADILAN 13 PRINSIP DASAR KEMANDIRIAN PARTISIPATIF KOLABORASI DAN SINERGI TATA KELOLA YANG BAIK KEBERLANJUTAN KONSEP DASAR Geografis-Demografis Ekonomis KOTA Fisik Sosialis-Antropologis
  • 14. VISI PEMBANGUNAN PERKOTAAN NASIONAL KOTA BERKELANJUTAN 2050 Green City Livable City Smart City Green Openspace Green Waste Green Transportation Green Water Green Energy Green Building K o m p o n e n Strong Neighboorhoods Smart Economy Smart People Smart Governance Smart Mobility Smart Environment Smart Living Walkable Affordable Comfortable Culture Connectivity
  • 15. MISI PEMBANGUNAN PERKOTAAN 15 1. Meningkatkan pemerataan pembangunan kota-kota 2. Mengembangkan sarana dan prasarana 3. Membangun kawasan hunian berbasis lingkungan, sosial dan budaya 4. Meningkatkan pengembangan ekonomi kota yang produktif, inovatif, efisien 5. Mengembangkan kota-kota sesuai tipologinya sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi 6. Menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan kota 7. Mewujudkan kota yang responsif dan adaptif perubahan iklim dan bencana 8. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan tata kelola yang transparan, akuntabel,dan partisipatif
  • 16. SASARAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN I. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional 16 (SPN) II. Pencapaian Standar Pelayanan Minimum sampai kepada Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan Masa Depan III. Peningkatan Tata Kelola dan Kelembagaan Pemerintah
  • 17. ROADMAP PEMBANGUNAN PERKOTAAN Kota-kota Indonesia BASELINE Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan GREEN & LIVEABLE CITY FUTURE CITY 2015 2050 2025 2040 RPJPN 2005- 2025 RPJPN 2026-2046 SASARAN 2035 2045 SMART CITY NASIONAL SUSTAINABLE CITY
  • 19. Perwujudan Pemenuhan SPP dan Kota Masa Depan 1. Tersedianya prasarana dan sarana dasar perkotaan yang memenuhi Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dalam kurun waktu 10 tahun sampai dengan tahun 2025; 19 2. Terwujudnya fungsi ekonomi kota berupa kegiatan jasa, perdagangan, industri, dengan jangkauan pelayanan nasional dan internasional dalam kurun waktu 15 tahun sampai dengan tahun 2030; 3. Terwujudnya kota metropolitan yang layak huni dalam kurun waktu 25 tahun sampai dengan tahun 2035; 4. Terwujudnya kota metropolitan yang berdaya saing ditingkat global dalam kurun waktu 30 tahun sampai dengan tahun 2045; 5. Terwujudnya kota metropolitan yang berkelanjutan dalam kurun waktu 35 tahun sampai dengan tahun 2050.
  • 20. Kebijakan Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan Percepatan penerapan dan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP). K3 Mengidentifikasi posisi dasar setiap kota dalam pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP). Menyusun skala prioritas pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dan mekanisme pembiayaan. Meningkatkan alokasi anggaran untuk penyediaan prasarana dan sarana perkotaan. Mempercepat penerapan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) sesuai tipologi, peran dan fungsinya. Penjelasan: Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan tersedianya sarana dan prasarana perkotaan untuk mendukung kebutuhan penduduk perkotaan sesuai dengan karakteristiknya dengan memperhatikan kondisi geografis, sosial, dan ekonomi serta memenuhi standar pelayanan perkotaan. Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) merupakan ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar perkotaan yang merupakan urusan wajib daerah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan. 20
  • 21. Kebijakan Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan Peningkatan peran serta masyarakat, dunia usaha dan kerjasama internasional dalam penyediaan prasarana dan sarana kota. K4 Melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemeliharaan Kota. Meningkatkan dan mengembangkan mekanisme insentif dan disinsentif bagi masyarakat dan dunia usaha yang terlibat dalam penyediaan prasarana dan sarana kota. Mengoptimalkan dana dan skema Corporate Social Responsibility(CSR) serta kerjasama internasional dalam penyediaanprasarana dan sarana kota. Penjelasan: Kebijakan ini sebagai respon terhadap keterbatasan kemampuan pemerintah dalam memenuhi penyediaan sarana dan prasarana perkotaan. Untuk itu dalam pelaksanaan penyediaan sarana dan prasarana perkotaan diperlukan sinergitas antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dengan penekanan pada pemberdayaan masyarakat. 21
  • 23. INDIKATOR PEMBANGUNAN KOTA MASA DEPAN 23 Liveable City Pencegahan Kriminalitas Angka Harapan Hidup Kualitas Perumahan Penurunan Tingkat Korupsi Kualitas Penyediaan Energi Kualitas Jaringan Drainase Kualitas Penyediaan Air Minum Kualitas Pelayanan Transportasi Umum Massal Kualitas Sarana Sosial Sarana dan Prasarana Perkotaan untuk Penduduk Berkebutuhan Khusus
  • 24. INDIKATOR PEMBANGUNAN KOTA MASA DEPAN 24 Masyarakat Melek/Paham ICT Kapasitas SDM untuk Inovasi, Kreasi dan Kewirausahaan e-komersial Kualitas Tenaga Kerja Pelayanan WLAN di Area Publik Kontribusi Sektor Telekomunikasi Pencitraan Kota (City Branding) Industri Kreatif & UMKM Kecepatan Transmisi broadband (bit/detik) Informasi Kondisi Lingkungan Sistem Peringatan Dini Terhadap Bencana dan Perubahan Iklim berbasis ICT Forum Komunikasi Pemerintah- Masyarakat-Swasta berbasis ICT Smart City Pemanfaatan ICT untuk manajemen lalu lintas, perizinan, sistem kesehatan, sistem pendidikan, pengelolaan energi, perdagangan dan industri
  • 25. INDIKATOR PEMBANGUNAN KOTA MASA DEPAN 25 Green Building Pemanfaatan Ruang memperhatikan kerentanan terhadap bencana dan Perubahan Iklim Ruang Evakuasi Bencana Tingkat Kesempatan Kerja Penggunaan energi Terbarukan Tingkat Investasi Tingkat Polusi Udara Tingkat Kemiskinan Industri Kreatif/UMKM Emisi CO2 Kualitas Pengelolaan Sampah dan Pengolahan Limbah (Rumah Tangga dan Industri) Green City Penurunan Volume Sampah dan Limbah
  • 27. MEKANISME PEMBINAAN 27 No Bentuk Pembinaan Pelaksana Target Waktu 1 Penyusunan RPP tentang SPP, sosialisasi dan diseminasi draft RPP tentang SPP di Tingkat Pusat dan Daerah  Kemendagri  Bappenas Maret – Oktober 2013 2 Pendaftaran dan Pembahasan draft RPP tentang SPP di Kemenkum HAM  Kemendagri  Bappenas  TKPPN November 2013 3 Pendampingan dan bimbingan teknis penyusunan rencana pencapaian Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) di daerah dan mekanisme pembiayaan SPP  Kemendagri  Kementerian PU  Kemenpera  Kemenhub Januari – Desember 2014 4 Monitoring dan evaluasi pencapaian Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dan pembangunan perkotaan di daerah  Kemendagri  Kementerian PU  Kemenpera  Kemenhub 2014 – 2025 5 Peningkatan kapabilitas kelembagan dan koordinasi Tim Koordinasi Pembangunan Perkotaan Nasional (TKKPN) dan Daerah (TKPPD) sebagai pengendali pemenuhan SPP  Bappenas  Kemendagri Januari – Desember 2014