SlideShare a Scribd company logo
Catatan Hukum Terhadap:
RUU Cipta Kerja (Omnibus Law) yang berkaitan dengan
UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH
Oleh:
Asep Warlan Yusuf
Pengertian Omnibus Law
• Definisi Omnibus Law berasal dari kata omnibus dan law.
Kata omnibus berasal dari bahasa Latin, omnis, yang berarti “untuk
semuanya” atau “banyak”. Bila digandeng dengan kata law, yang berarti
hukum, maka Omnibus Law dapat didefinisikan sebagai hukum untuk
semua.
• Omnibus Law merupakan metode atau konsep pembuatan peraturan yang
menggabungkan beberapa aturan yang substansi pengaturannya berbeda,
menjadi suatu peraturan besar yang berfungsi sebagai semacam—sebutlah
itu—"undang-undang payung hukum” (umbrella act). Ketika peraturan
semacam payung hukum itu diundangkan maka konsekuensinya bakalan
mencabut beberapa aturan tertentu di mana norma atau substansinya juga
bukan tidak mungkin bakalan dinyatakan tidak berlaku, baik sebagian
maupun secara keseluruhan.
Asep Warlan Yusuf29 Februari 2020 2
• Omnibus law dapat dianggap sebagai UU 'sapu jagat' atau UU
Konsolidasi yang dapat digunakan untuk mengganti beberapa norma
hukum dalam beberapa UU dan mengatur subjek norma-norma yang
akan diharmonisasi. Mekanisme ini dianggap lebih efektif dan efisien
dalam proses pembuatan dan revisi UU. Praktik omnibus law pernah
dilakukan Irlandia untuk melakukan perampingan peraturan
perundangan yang dilakukan hanya lewat satu UU Omnibus
menghapus sekitar 3.225 UU. Capaian Irlandia dianggap sebagai rekor
dunia praktik omnibus law.
Asep Warlan Yusuf29 Februari 2020 3
• Omnibus Law itu satu UU yang dibuat untuk menyasar isu besar dan
mungkin mencabut atau mengubah atau mengamandemen beberapa
UU sekaligus, yang dimaksudkan untuk merampingkan regulasi dari
segi jumlah. Selain itu, menyederhanakan peraturan agar lebih tepat
sasaran.
• Jika melihat sistem perundang-undangan di Indonesia, UU hasil
konsep omnibus law bisa mengarah sebagai “UU Payung” karena
mengatur secara menyeluruh dan kemudian mempunyai kekuatan
terhadap aturan yang lain. Tetapi, Indonesia justru tidak menganut UU
Payung karena posisi seluruh UU adalah sama, harus dilihat bagaimana
isi ketentuan di dalam UU Payung tersebut, apakah bersifat umum atau
detail seperti UU biasa. Dalam konteks RUU Cipta Kerja ini nampaknya
diberlakukan asas lex posterior derogate legi priori, bukan asas lex
spesialis derogate legi generalis.
Asep Warlan Yusuf29 Februari 2020 4
• Ada beberapa kelebihan penerapan metode Omnibus Law dalam
menyelesaikan disharmoni regulasi di Indonesia, antara lain ialah:
a. mengatasi konflik peraturan perundang-undangan baik vertical
maupun horizontal secara cepat, efektif dan efisien.
b. menyeragamkan kebijakan pemerintah baik di tingkat pusat
maupun di daerah untuk menunjang iklim investasi;
c. memangkas pengurusan perizinan lebih terpadu, efisien dan efektif;
d. mampu memutus rantai birokrasi yang berbelit-belit;
e. meningkatnya hubungan koordinasi antar instansi terkait karena
telah diatur dalam kebijakan omnibus regulation yang terpadu;
f. adanya jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi
para pengambil kebijakan.
Asep Warlan Yusuf29 Februari 2020 5
Omnibus Law dalam Konteks Investasi
• Salah satu tujuan konsep omnibus law yang adalah untuk
memudahkan investor untuk menanamkan modal di Indonesia.
Kemudahan berusaha di Indonesia atau Ease of Doing Business
(EODB) secara berangsur-angsur sudah menunjukan perbaikan
menjadi peringkat 91 dari peringkat 106 pada tahun 2016. Untuk
mencapai target yang lebih baik itulah, maka pemerintah harus
melakukan terobosan melalui pembentukan Omnibus Law.
Asep Warlan Yusuf29 Februari 2020 6
Rencana Pembangunan Jangka
Panjang 2005-2025
Visi
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN SEJAHTERA
Mandiri Mempunyai kedudukan yang seimbang dengan negara-
negara lainnya berlandaskan kemampuan dan kekuatan
sendiri
Maju Dibuktikan dengan peningkatan kualitas sumber daya
manusia, tingkat kesejahteraan, penegakan hukum dan
sistem politik yang baik
Adil Tidak ada diskriminasi dalam berbagai bentuk
Sejahtera Dibuktikan dengan tingkat pemenuhan kesejahteraan
Asep Warlan Yusuf-Nov 2018
Tahapan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025
Menata kembali
NKRI,
membangun
Indonesia yang
adil dan damai,
adil dan
demokratis,
dengan tingkat
kesejahteraan
yang lebih baik
RPJMN - I
(2005-2009) Memantapkan
penataan kembali
NKRI,
meningkatkan
kualitas SDM,
membangun
kemampuan IPTEK,
memperkuat daya
saing
perekonomian
RPJMN - II
(2010-2014) Memantapkan
pembangunan
secara menyeluruh
dengan
menekankan
kepada
pembangunan
keunggulan
kompetitif
perekonomian yang
berbasis SDA, SDM
yang berkualitas
dan kemampuan
IPTEK
RPJMN - III
(2015-2019) Mewujudkan
masyarakat
Indonesia yang
mandiri, maju, adil
dan makmur,
melalui percepatan
pembangunan di
berbagai bidang
dengan struktur
perekonomian
yang kokoh
berlandaskan
keunggulan
kompetitif
RPJMN - IV
(2020-2024)
Asep Warlan Yusuf-Nov 2018
Lingkup Kebijakan Investasi:
1. Tata ruang;
2. Infrastruktur;
3. Keamanan dari bencana alam dan bencana sosial
4. Ketenagakerjaan;
5. Pajak dan retribusi;
6. Sistem perizinan;
7. Jaminan kepastian distribusi barang dan jasa;
8. Lingkungan Hidup;
9. Pertanahan;
10.Kemudahan Sumber Pendanaan;
11.Birokrasi yang bersih dari KKN, kompeten, responsif
Asep Warlan Yusuf-Nov 2018
Lingkup Substansi Pembahasan RUU CK
1. Penyederhanaan perizinan
2. Persyaratan investasi
3. Ketenagakerjaan
4. Kemudahan berusaha
5. Kemudahan, pemberdayaan, dan perlindungan UMKM
6. Dukungan riset dan inovasi
7. Adminsitrasi pemerintahan
8. Pengenaan sanksi
9. Penyediaan lahan
10. Investasi dan projek pemerintah
11. Kawasan ekonomi.
RUU Cipta Kerja yang berkaitan dengan UU
No.32 tahun 2009 tentang PPLH
Pertanyaan Hukum:
1. Mengapa dalam RUU Cipta Kerja aspek lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan tidak dijadikan prinsip dalam
penyelenggaraan investasi?
2. Mengapa UU 32 tahun 2009 ttg UU PPLH dianggap menjadi
penghambat dalam investasi, sehingga diperlukan perubahan?
Persetujuan Lingkungan
Pasal 22:
Persetujuan Lingkungan adalah Keputusan Kelayakan Lingkungan
Hidup atau Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dalam rangka memberikan kemudahan bagi pelaku usaha dalam
memperoleh persetujuan lingkungan, Undang-Undang ini mengubah,
menghapus, atau menetapkan pengaturan baru beberapa ketentuan
terkait Perizinan Berusaha yang diatur dalam Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
Amdal, UKL-UPL
• Mengapa kriteria Amdal dihilangkan?
• Bagaimana mekanisme uji kelayakan terhadap amdal?
• Mengapa peran dan fungsi pemerintah daerah dalam kaitan dengan amdal
ditiadakan?
• Mengapa pengatura tentang komisi amdal dihapus?
• Mengapa partisipasi masyarakat dalam penyusunan amdal diminimalkan?
• Mengapa UKL-UPL yang semula sebagai persyaratan (bersifat yuirids) untuk
izin lingkungan diturunkan derajatnya menjadi standar (bersifat teknis)?
• Mengapa UKL-UPL diturunkan kedudukan hukumnya menjadi ‘pernyataan
kesanggupan (SKPPL)’, padahal secara yuridis sangat berbeda antara izin
dengan ‘pernyataan kesanggupan’, dan bagaimana penegakan hukum
terhadap ‘pernyataan kesanggupan’?
Izin Lingkungan
• Mengapa izin lingkungan dihapus/ditiadakan?
• Bagaimana sistem perizinan lingkungan yang diatur dalam UU No.
32/2009 yang merupakan nama diri yaitu ‘Izin Lingkungan’, diubah
menjadi Perizinan Berusaha?
Izin Lingkungan
a. Perizinan lingkungan tetap dipertahakan
b. Penerapan standar pengelolaan lingkungan hidup untuk kegiatan
risiko menengah
c. AMDAL untuk kegiatan risiko tinggi
d. AMDAL disusun oleh profesi bersertifikat
e. Kelayakan AMDAL dievaluasi oleh Pemerintah atau profesi
bersertifikat
f. Pengintegrasian ANDAL lalin ke dalam AMDAL
• Untuk itu, perlu dilakukan kajian yang komprehensif, kohesif,
dan konsisten, sebagaimana pernah diterbitkan Inpres No.
5/1984 di atas, yakni melalui tahapan
a)inventarisasi semua aturan perizinan, lakukan evaluasi dan review
terhadapnya;
b)lakukan penataan kelembagaan instansi pemberi izin;
c)secara teknis manajerial usahakan diselenggarakan Sistem Satu
Atap atau Sistem Satu Pintu dalam rangka pelayanan izin;
d)lakukan berbagai pembinaan, pelatihan, dan capacity building
bagi aparat pemberi izin;
e)sosialisasikan berbagai ketentuan di bidang perizinan.
Asep Warlan Yusuf 2019
Tanggung jawab Mutlak (strict liability)
• Mengapa rumusan ‘tanggung jawab mutlak’ dalam Pasal 88 mengenai
frasa ‘tanpa perlu pembuktian unsur kesalahan’ (liability without
fault) ditiadakan/dihapus? Apabila dihapus maka menjadi perbuatan
melawan hukum/PMH biasa (liability based on falult).
Sanksi Administratif
• Mengapa pengaturan mengenai jenis, sifat, dan keterkaitan antar
jenis sanksi administratif ditiadakan dalam UU Cipta Kerja?
• Bagaimana hubungan antara sanksi administasi dengan ketentuan
pidana?
• Bagaimana membedakan mekanisme penerapan sanksi administratif
karena pelanggaran hukum administrasi dengan pengenaan sanksi
administratif berupa denda dalam Ketentuan Pidana.
Ultimum Remidium
• Mengapa tindak pidana lingkungan sebagai kejahatan (Pasal 97 UU
PPLH) diterapkan sanksi administratif berupa denda?
• Apakah kriteria pengenaan sanksi administratif dalam kejahatan
lingkungan?
• Bagaimana kriteria dan mekanismenya ketika tidak dijalankannya
sanksi administrasi (tidak membayar denda) kemudian dipidana?
Komitmen dan Prinsip Dasar dalam UU No. 32 tahun
2009 tentang PPLH yang harus dipertahankan:
• bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi
setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal
28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
• bahwa pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan
oleh Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip
pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;
• bahwa semangat otonomi daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan NKRI telah membawa perubahan hubungan dan
kewenangan antara Pemerintah dan pemerintah daerah, termasuk di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
• bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah
mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya, sehingga perlu dilakukan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten
oleh semua pemangku kepentingan;
• bahwa pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan
perubahan iklim sehingga memperparah penurunan kualitas
lingkungan hidup karena itu perlu dilakukan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup;
• Ketersediaan sumber daya alam secara kuantitas ataupun kualitas tidak
merata, sedangkan kegiatan pembangunan membutuhkan sumber daya
alam yang semakin meningkat. Kegiatan pembangunan juga mengandung
risiko terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan. Kondisi ini dapat
mengakibatkan daya dukung, daya tampung, dan produktivitas lingkungan
hidup menurun yang pada akhirnya menjadi beban sosial.
• Oleh karena itu, lingkungan hidup Indonesia harus dilindungi dan dikelola
dengan baik berdasarkan asas tanggung jawab negara, asas keberlanjutan,
dan asas keadilan. Selain itu, pengelolaan lingkungan hidup harus dapat
memberikan kemanfaatan ekonomi, sosial, dan budaya yang dilakukan
berdasarkan prinsip kehati-hatian, demokrasi lingkungan, desentralisasi,
serta pengakuan dan penghargaan terhadap kearifan lokal dan kearifan
lingkungan.
• Upaya preventif dalam rangka pengendalian dampak lingkungan hidup
perlu dilaksanakan dengan mendayagunakan secara maksimal instrumen
pengawasan dan perizinan. Dalam hal pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup sudah terjadi, perlu dilakukan upaya represif berupa
penegakan hukum yang efektif, konsekuen, dan konsisten terhadap
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang sudah terjadi.
• Penegakan hukum pidana dalam UU PPLH memperkenalkan ancaman
hukuman minimum di samping maksimum, perluasan alat bukti,
pemidanaan bagi pelanggaran baku mutu, keterpaduan penegakan hukum
pidana, dan pengaturan tindak pidana korporasi. Penegakan hukum pidana
lingkungan tetap memperhatikan asas ultimum remedium yang
mewajibkan penerapan penegakan hukum pidana sebagai upaya terakhir
setelah penerapan penegakan hukum administrasi dianggap tidak berhasil.
Penerapan asas ultimum remedium ini hanya berlaku bagi tindak pidana
formil tertentu, yaitu pemidanaan terhadap pelanggaran baku mutu air
limbah, emisi, dan gangguan.
Ruang Lingkup Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup:
• Perencanaan
• Pemanfaatan
• Pengendalian
• Pemeliharaan
• Pengawasan
• Penegakan hukum
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
Pokok-pokok Pengaturan UU No. 32 tahun 2009 tentang
PPLH yang tidak dan yang akan diubah oleh RUU Cipta
Kerja:
1. Keadilan Lingkungan Hidup
2. Pengintegrasian pembangunan berwawasan lingkungan (Eco
Development) dalam kebijakan pembangunan;
3. Penguatan demokrasi lingkungan:
a. penghormatan dan pemenuhan hak atas LH yang baik dan
sehat
b. partisipasi masyarakat
b. keterlibatan peran masyarakat
c. hak memperoleh pendidikan LH
d. hak gugat organisasi (legal standing)
e. gugatan perwakilan (class action)
f. anti slapp suit
g. keterbukaan informasi LH
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
4. kewajiban memiliki dokumen LH terkait
amdal, UKL-UPL
5. kedudukan, tujuan, dan fungsi izin
lingkungan;
6. Kejelasan dan penguatan instrumen
ekonomi
7. memperkuat kemitraan dengan dunia
usaha dalam membangun komitmen
terhadap PPLH;
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
8. kejelasan, kepastian, dan kelengkapan dalam
pengenaan sanksi administratif;
9. kejelasan pengaturan tentang prinsip
pencemar membayar (polluter pays Principle);
10. kejelasan dalam penentuan tanggung jawab
dan kompensasi/imbal jasa dalam pelestarian
dan pemanfaatan SDA
11. kejelasan dalam pengaturan tanggung jawab
mutlak (strict liability);
12. kejelasan pengaturan dalam penyelesaian
sengketa di luar pengadilan (altenative
dispute resolution);
13. adanya pengaturan tanggung jawab pidana
(criminal liability) bagi pejabat pemberi izin
dan/atau pengawas;
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
14. pembentukan lembaga penyediaan jasa
pelayanan penyelesaian sengketa
(establishment for ADR services);
15. Prinsip delik formal disamping delik
materil, terkait dengan pidana ultimum
remedium dan primum remidium;
16. Prinsip tanggung jawab korporasi
(corporate liability);
17. pengenaan hukuman tata tertib di luar
hukuman pidana (extra penal sanction);
dan
18. pengenaan sistem insentif dan disinsentif.
19. Kejelasan dalam mengatur prinsip
penguasaan negara (management
authority);
20. kejelasan dalam pengaturan lingkup
pencemaran dan kerusakan LH
21. Penguatan dalam membangun
kelembagaan PPLH;
22. Penguatan otonomi daerah dalam
Penyelenggaraan PPLH.
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
Ketentuan apakah dari UU No. 32 tahun 2009 ttg UUPLH
yang diubah oleh RUU Cipta Kerja?
• Norma Prinsip: tidak berubah
• Norma Kebijakan: ada yang berubah
• Norma teknis: Sebagian berubah
• Norma Prosedur: banyak berubah
PENEGAKAN HUKUM
LINGKUNGAN
Penghentian
Pelanggaran,
pengendalian, dan
pemulihan
Efek Jera dan
Efek Derita
Ganti Rugi dan
Pemulihan
Lingkungan
ADMINISTRASI
(Pasal 76 sd 83)
PIDANA
(pasal 93 sd 120)
PERDATA
(pasal83 sd93)
FUNGSIFUNGSI FUNGSI
29/02/2020Asep Warlan Yusuf 32
Teknik drafting/cara merumuskan norma
• Untuk mencapai kepastian hukum, sehingga diperlukan harmonisasi
untuk menghindari terjadinya konflik, kontradiksi, tumpeng tindih,
gap, inkonsistensi.
• Penempatan norma: batang tubuh, penjelasan, delegasi ke PP
• Rumusan ketentuan pidana: ultimum remidium, primum remidium
34
Terima kasih
Ringkasan Biodata
Prof. Dr. ASEP WARLAN YUSUF, SH.,MH
Tempat/tanggal lahir : Bandung, 9 Juli 1960
Alamat Rumah : Jln. Solo No. 38 Antapani Bandung
Tlp/Fax. (022) 7204775
HP: 0816.62.4195
e-mail: warlan@unpar.ac.id
Alamat Kantor : Kampus Fakultas Hukum Universitas
Parahyangan
Jalan Ciumbuleuit 94 Bandung, 40141
Pangkat/Jabatan Akademik: IV/E - Guru Besar
29/02/2020 35Asep Warlan Yusuf

More Related Content

What's hot

Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, excecutive summary tm 7
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, excecutive summary tm 7Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, excecutive summary tm 7
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, excecutive summary tm 7
WennaSustiany
 
Uas sosiologi soal lalu lintas
Uas sosiologi soal lalu lintasUas sosiologi soal lalu lintas
Uas sosiologi soal lalu lintas
Brigita Manohara
 
3339 id-pertanggungjawaban-korporasi-sebagai-pelakutindak-pidana-pencucian-ua...
3339 id-pertanggungjawaban-korporasi-sebagai-pelakutindak-pidana-pencucian-ua...3339 id-pertanggungjawaban-korporasi-sebagai-pelakutindak-pidana-pencucian-ua...
3339 id-pertanggungjawaban-korporasi-sebagai-pelakutindak-pidana-pencucian-ua...
Hudzaifah Avempace
 
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILAIMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILAMuhamad Yogi
 
Issu-Issu Aktual Pemerintahan Daerah Ditinjau dari Optik HAN
Issu-Issu Aktual Pemerintahan Daerah Ditinjau dari Optik HANIssu-Issu Aktual Pemerintahan Daerah Ditinjau dari Optik HAN
Issu-Issu Aktual Pemerintahan Daerah Ditinjau dari Optik HAN
Tri Widodo W. UTOMO
 
Studi kasus hukum tata negara
Studi kasus hukum tata negaraStudi kasus hukum tata negara
Business law module 5
Business law   module 5Business law   module 5
Business law module 5
wisnu wardhana, i nyoman
 
Ilmu Negara ~ Trias Politika
Ilmu Negara ~ Trias PolitikaIlmu Negara ~ Trias Politika
Ilmu Negara ~ Trias Politika
arjunowidya
 
Hukum
HukumHukum
Hukum
febry777
 
Urgensi bantuan hukum terhadap saksi dalam kasus korupsi
Urgensi bantuan hukum terhadap saksi dalam kasus korupsiUrgensi bantuan hukum terhadap saksi dalam kasus korupsi
Urgensi bantuan hukum terhadap saksi dalam kasus korupsi
Arif Sharon Simanjuntak
 
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Uiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 
Opini sindo 24 feb-1 mar 2014
Opini sindo 24 feb-1 mar 2014Opini sindo 24 feb-1 mar 2014
Opini sindo 24 feb-1 mar 2014
ekho109
 
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
noidmedia virtual
 
Tesis khairul
Tesis khairul Tesis khairul
Tesis khairul
Willy Junior
 
Arjuno widya pratama Pengantar Ilmu Hukum
Arjuno widya pratama Pengantar Ilmu HukumArjuno widya pratama Pengantar Ilmu Hukum
Arjuno widya pratama Pengantar Ilmu Hukum
arjunowidya
 
Hakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
Hakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan HukumHakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
Hakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
Lisa Tri Setiawati
 
HBL 7, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM PERBURUHAN, UNIVERSITAS MERCU ...
HBL 7, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM PERBURUHAN, UNIVERSITAS MERCU ...HBL 7, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM PERBURUHAN, UNIVERSITAS MERCU ...
HBL 7, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM PERBURUHAN, UNIVERSITAS MERCU ...
sucimeidianapratiwi
 
Politik Hukum - Pertemuan Kedua - 2. politik hukum di indonesia
Politik Hukum - Pertemuan Kedua - 2. politik hukum di indonesiaPolitik Hukum - Pertemuan Kedua - 2. politik hukum di indonesia
Politik Hukum - Pertemuan Kedua - 2. politik hukum di indonesia
Uiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 

What's hot (19)

Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, excecutive summary tm 7
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, excecutive summary tm 7Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, excecutive summary tm 7
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, excecutive summary tm 7
 
Uas sosiologi soal lalu lintas
Uas sosiologi soal lalu lintasUas sosiologi soal lalu lintas
Uas sosiologi soal lalu lintas
 
3339 id-pertanggungjawaban-korporasi-sebagai-pelakutindak-pidana-pencucian-ua...
3339 id-pertanggungjawaban-korporasi-sebagai-pelakutindak-pidana-pencucian-ua...3339 id-pertanggungjawaban-korporasi-sebagai-pelakutindak-pidana-pencucian-ua...
3339 id-pertanggungjawaban-korporasi-sebagai-pelakutindak-pidana-pencucian-ua...
 
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILAIMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
 
Issu-Issu Aktual Pemerintahan Daerah Ditinjau dari Optik HAN
Issu-Issu Aktual Pemerintahan Daerah Ditinjau dari Optik HANIssu-Issu Aktual Pemerintahan Daerah Ditinjau dari Optik HAN
Issu-Issu Aktual Pemerintahan Daerah Ditinjau dari Optik HAN
 
Studi kasus hukum tata negara
Studi kasus hukum tata negaraStudi kasus hukum tata negara
Studi kasus hukum tata negara
 
Business law module 5
Business law   module 5Business law   module 5
Business law module 5
 
Ilmu Negara ~ Trias Politika
Ilmu Negara ~ Trias PolitikaIlmu Negara ~ Trias Politika
Ilmu Negara ~ Trias Politika
 
Hukum
HukumHukum
Hukum
 
Urgensi bantuan hukum terhadap saksi dalam kasus korupsi
Urgensi bantuan hukum terhadap saksi dalam kasus korupsiUrgensi bantuan hukum terhadap saksi dalam kasus korupsi
Urgensi bantuan hukum terhadap saksi dalam kasus korupsi
 
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
 
Opini sindo 24 feb-1 mar 2014
Opini sindo 24 feb-1 mar 2014Opini sindo 24 feb-1 mar 2014
Opini sindo 24 feb-1 mar 2014
 
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
 
Tesis khairul
Tesis khairul Tesis khairul
Tesis khairul
 
Fmb2011
Fmb2011Fmb2011
Fmb2011
 
Arjuno widya pratama Pengantar Ilmu Hukum
Arjuno widya pratama Pengantar Ilmu HukumArjuno widya pratama Pengantar Ilmu Hukum
Arjuno widya pratama Pengantar Ilmu Hukum
 
Hakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
Hakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan HukumHakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
Hakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
 
HBL 7, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM PERBURUHAN, UNIVERSITAS MERCU ...
HBL 7, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM PERBURUHAN, UNIVERSITAS MERCU ...HBL 7, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM PERBURUHAN, UNIVERSITAS MERCU ...
HBL 7, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM PERBURUHAN, UNIVERSITAS MERCU ...
 
Politik Hukum - Pertemuan Kedua - 2. politik hukum di indonesia
Politik Hukum - Pertemuan Kedua - 2. politik hukum di indonesiaPolitik Hukum - Pertemuan Kedua - 2. politik hukum di indonesia
Politik Hukum - Pertemuan Kedua - 2. politik hukum di indonesia
 

Similar to Asep Warlan Yusuf: Catatan hukum awy terhadap ruu cipta kerja 27 feb 2020

Omnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor Pertambangan
Omnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor PertambanganOmnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor Pertambangan
Omnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor Pertambangan
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)
Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)
Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)
Kurniawan Saputra
 
KLP 4 GOOD CORPORATE GOVERNANCE-dikompresi.pptx
KLP 4 GOOD CORPORATE GOVERNANCE-dikompresi.pptxKLP 4 GOOD CORPORATE GOVERNANCE-dikompresi.pptx
KLP 4 GOOD CORPORATE GOVERNANCE-dikompresi.pptx
MuthiaAmeliaPutri1
 
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Penyelesaian perselisihan hubungan industrialPenyelesaian perselisihan hubungan industrial
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Abie Hassan Shadily
 
HUKUM_PERIZINAN_materi.pptx
HUKUM_PERIZINAN_materi.pptxHUKUM_PERIZINAN_materi.pptx
HUKUM_PERIZINAN_materi.pptx
FatmaUlfatunNajicha
 
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta KerjaMateri MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
Wahyu Yuns
 
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo NugrohoModul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Gedhe Foundation
 
sistemadministrasinegara-211121230251.pptx
sistemadministrasinegara-211121230251.pptxsistemadministrasinegara-211121230251.pptx
sistemadministrasinegara-211121230251.pptx
suaeb1
 
Konsep sanksi dalam uu ciptaker
Konsep sanksi  dalam uu ciptakerKonsep sanksi  dalam uu ciptaker
Konsep sanksi dalam uu ciptaker
OHEOKH K.HARIS
 
Brief catatan-kritis-edit
Brief catatan-kritis-editBrief catatan-kritis-edit
Brief catatan-kritis-edit
acep sopandi
 
TELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPD
TELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPDTELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPD
TELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPDprimahendra
 
Dukungan Legal Drafting dalam Pembangunan Daerah
Dukungan Legal Drafting dalam Pembangunan Daerah Dukungan Legal Drafting dalam Pembangunan Daerah
Dukungan Legal Drafting dalam Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi
Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomiHubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi
Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi
Rosita Dewi
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Feniannisa
 
Good_Corporate_Governance_pptx.pptx
Good_Corporate_Governance_pptx.pptxGood_Corporate_Governance_pptx.pptx
Good_Corporate_Governance_pptx.pptx
DiazFayatHabibullah
 
Kebijakan pembangunan hukum
Kebijakan pembangunan hukum Kebijakan pembangunan hukum
Kebijakan pembangunan hukum
Muhamad Aljebra Aliksan Rauf
 
Birokrasi
BirokrasiBirokrasi
Birokrasi
Afzal Rahman
 
002_ PENGANTAR HUKUM KONTRAK KERJA KONSTRUKSI terbaru.pptx
002_ PENGANTAR HUKUM KONTRAK KERJA KONSTRUKSI terbaru.pptx002_ PENGANTAR HUKUM KONTRAK KERJA KONSTRUKSI terbaru.pptx
002_ PENGANTAR HUKUM KONTRAK KERJA KONSTRUKSI terbaru.pptx
abdurahmanmaman3
 
BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...
BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...
BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...
eko budi sudrajat
 
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...
eko budi sudrajat
 

Similar to Asep Warlan Yusuf: Catatan hukum awy terhadap ruu cipta kerja 27 feb 2020 (20)

Omnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor Pertambangan
Omnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor PertambanganOmnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor Pertambangan
Omnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor Pertambangan
 
Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)
Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)
Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)
 
KLP 4 GOOD CORPORATE GOVERNANCE-dikompresi.pptx
KLP 4 GOOD CORPORATE GOVERNANCE-dikompresi.pptxKLP 4 GOOD CORPORATE GOVERNANCE-dikompresi.pptx
KLP 4 GOOD CORPORATE GOVERNANCE-dikompresi.pptx
 
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Penyelesaian perselisihan hubungan industrialPenyelesaian perselisihan hubungan industrial
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial
 
HUKUM_PERIZINAN_materi.pptx
HUKUM_PERIZINAN_materi.pptxHUKUM_PERIZINAN_materi.pptx
HUKUM_PERIZINAN_materi.pptx
 
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta KerjaMateri MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
 
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo NugrohoModul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
 
sistemadministrasinegara-211121230251.pptx
sistemadministrasinegara-211121230251.pptxsistemadministrasinegara-211121230251.pptx
sistemadministrasinegara-211121230251.pptx
 
Konsep sanksi dalam uu ciptaker
Konsep sanksi  dalam uu ciptakerKonsep sanksi  dalam uu ciptaker
Konsep sanksi dalam uu ciptaker
 
Brief catatan-kritis-edit
Brief catatan-kritis-editBrief catatan-kritis-edit
Brief catatan-kritis-edit
 
TELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPD
TELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPDTELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPD
TELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPD
 
Dukungan Legal Drafting dalam Pembangunan Daerah
Dukungan Legal Drafting dalam Pembangunan Daerah Dukungan Legal Drafting dalam Pembangunan Daerah
Dukungan Legal Drafting dalam Pembangunan Daerah
 
Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi
Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomiHubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi
Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Good_Corporate_Governance_pptx.pptx
Good_Corporate_Governance_pptx.pptxGood_Corporate_Governance_pptx.pptx
Good_Corporate_Governance_pptx.pptx
 
Kebijakan pembangunan hukum
Kebijakan pembangunan hukum Kebijakan pembangunan hukum
Kebijakan pembangunan hukum
 
Birokrasi
BirokrasiBirokrasi
Birokrasi
 
002_ PENGANTAR HUKUM KONTRAK KERJA KONSTRUKSI terbaru.pptx
002_ PENGANTAR HUKUM KONTRAK KERJA KONSTRUKSI terbaru.pptx002_ PENGANTAR HUKUM KONTRAK KERJA KONSTRUKSI terbaru.pptx
002_ PENGANTAR HUKUM KONTRAK KERJA KONSTRUKSI terbaru.pptx
 
BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...
BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...
BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...
 
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...
 

More from Adi Pujakesuma

Pendekatan Legal Kelola Satwa Liar di Sulawesi
Pendekatan Legal Kelola Satwa Liar di SulawesiPendekatan Legal Kelola Satwa Liar di Sulawesi
Pendekatan Legal Kelola Satwa Liar di Sulawesi
Adi Pujakesuma
 
PERHUTANAN SOSIAL PADA HUTAN PRODUKSI
PERHUTANAN SOSIAL  PADA HUTAN PRODUKSIPERHUTANAN SOSIAL  PADA HUTAN PRODUKSI
PERHUTANAN SOSIAL PADA HUTAN PRODUKSI
Adi Pujakesuma
 
Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutan
Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutanPerkembangan tora yang berasal dari kawasan hutan
Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutan
Adi Pujakesuma
 
BP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIAL
BP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIALBP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIAL
BP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIAL
Adi Pujakesuma
 
Sosialisasi p.44
Sosialisasi p.44Sosialisasi p.44
Sosialisasi p.44
Adi Pujakesuma
 
Pengelolaan arsip aktif klhk
Pengelolaan arsip aktif klhkPengelolaan arsip aktif klhk
Pengelolaan arsip aktif klhk
Adi Pujakesuma
 
Prospek alumni smk kehutanan dalam mendukung perhutanan sosial
Prospek alumni smk kehutanan dalam mendukung perhutanan sosialProspek alumni smk kehutanan dalam mendukung perhutanan sosial
Prospek alumni smk kehutanan dalam mendukung perhutanan sosial
Adi Pujakesuma
 
Kebijakan pemenuhan tenaga teknis menengah kehutanan
Kebijakan pemenuhan tenaga teknis menengah kehutananKebijakan pemenuhan tenaga teknis menengah kehutanan
Kebijakan pemenuhan tenaga teknis menengah kehutanan
Adi Pujakesuma
 
REVITALISASI SMK DAN TANTANGANNYA DALAM MENYIAPKAN TENAGA KERJA TERAMPIL DI...
REVITALISASI SMK DAN TANTANGANNYA  DALAM MENYIAPKAN TENAGA KERJA TERAMPIL  DI...REVITALISASI SMK DAN TANTANGANNYA  DALAM MENYIAPKAN TENAGA KERJA TERAMPIL  DI...
REVITALISASI SMK DAN TANTANGANNYA DALAM MENYIAPKAN TENAGA KERJA TERAMPIL DI...
Adi Pujakesuma
 
Insp iv bahan pembinaan makassar short
Insp iv bahan pembinaan makassar shortInsp iv bahan pembinaan makassar short
Insp iv bahan pembinaan makassar short
Adi Pujakesuma
 
Insp inves presentasi inspektur investigasi_rev
Insp inves presentasi inspektur investigasi_revInsp inves presentasi inspektur investigasi_rev
Insp inves presentasi inspektur investigasi_rev
Adi Pujakesuma
 
Insp iii startegi mempertahankan opini wtp
Insp iii startegi mempertahankan opini wtpInsp iii startegi mempertahankan opini wtp
Insp iii startegi mempertahankan opini wtp
Adi Pujakesuma
 
Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Implementasi Sistem Pengendalian Intern PemerintahImplementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Adi Pujakesuma
 
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Adi Pujakesuma
 
Bahan presentase kepala balai sep 2018
Bahan presentase kepala balai sep 2018Bahan presentase kepala balai sep 2018
Bahan presentase kepala balai sep 2018
Adi Pujakesuma
 

More from Adi Pujakesuma (15)

Pendekatan Legal Kelola Satwa Liar di Sulawesi
Pendekatan Legal Kelola Satwa Liar di SulawesiPendekatan Legal Kelola Satwa Liar di Sulawesi
Pendekatan Legal Kelola Satwa Liar di Sulawesi
 
PERHUTANAN SOSIAL PADA HUTAN PRODUKSI
PERHUTANAN SOSIAL  PADA HUTAN PRODUKSIPERHUTANAN SOSIAL  PADA HUTAN PRODUKSI
PERHUTANAN SOSIAL PADA HUTAN PRODUKSI
 
Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutan
Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutanPerkembangan tora yang berasal dari kawasan hutan
Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutan
 
BP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIAL
BP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIALBP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIAL
BP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIAL
 
Sosialisasi p.44
Sosialisasi p.44Sosialisasi p.44
Sosialisasi p.44
 
Pengelolaan arsip aktif klhk
Pengelolaan arsip aktif klhkPengelolaan arsip aktif klhk
Pengelolaan arsip aktif klhk
 
Prospek alumni smk kehutanan dalam mendukung perhutanan sosial
Prospek alumni smk kehutanan dalam mendukung perhutanan sosialProspek alumni smk kehutanan dalam mendukung perhutanan sosial
Prospek alumni smk kehutanan dalam mendukung perhutanan sosial
 
Kebijakan pemenuhan tenaga teknis menengah kehutanan
Kebijakan pemenuhan tenaga teknis menengah kehutananKebijakan pemenuhan tenaga teknis menengah kehutanan
Kebijakan pemenuhan tenaga teknis menengah kehutanan
 
REVITALISASI SMK DAN TANTANGANNYA DALAM MENYIAPKAN TENAGA KERJA TERAMPIL DI...
REVITALISASI SMK DAN TANTANGANNYA  DALAM MENYIAPKAN TENAGA KERJA TERAMPIL  DI...REVITALISASI SMK DAN TANTANGANNYA  DALAM MENYIAPKAN TENAGA KERJA TERAMPIL  DI...
REVITALISASI SMK DAN TANTANGANNYA DALAM MENYIAPKAN TENAGA KERJA TERAMPIL DI...
 
Insp iv bahan pembinaan makassar short
Insp iv bahan pembinaan makassar shortInsp iv bahan pembinaan makassar short
Insp iv bahan pembinaan makassar short
 
Insp inves presentasi inspektur investigasi_rev
Insp inves presentasi inspektur investigasi_revInsp inves presentasi inspektur investigasi_rev
Insp inves presentasi inspektur investigasi_rev
 
Insp iii startegi mempertahankan opini wtp
Insp iii startegi mempertahankan opini wtpInsp iii startegi mempertahankan opini wtp
Insp iii startegi mempertahankan opini wtp
 
Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Implementasi Sistem Pengendalian Intern PemerintahImplementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
 
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
 
Bahan presentase kepala balai sep 2018
Bahan presentase kepala balai sep 2018Bahan presentase kepala balai sep 2018
Bahan presentase kepala balai sep 2018
 

Asep Warlan Yusuf: Catatan hukum awy terhadap ruu cipta kerja 27 feb 2020

  • 1. Catatan Hukum Terhadap: RUU Cipta Kerja (Omnibus Law) yang berkaitan dengan UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH Oleh: Asep Warlan Yusuf
  • 2. Pengertian Omnibus Law • Definisi Omnibus Law berasal dari kata omnibus dan law. Kata omnibus berasal dari bahasa Latin, omnis, yang berarti “untuk semuanya” atau “banyak”. Bila digandeng dengan kata law, yang berarti hukum, maka Omnibus Law dapat didefinisikan sebagai hukum untuk semua. • Omnibus Law merupakan metode atau konsep pembuatan peraturan yang menggabungkan beberapa aturan yang substansi pengaturannya berbeda, menjadi suatu peraturan besar yang berfungsi sebagai semacam—sebutlah itu—"undang-undang payung hukum” (umbrella act). Ketika peraturan semacam payung hukum itu diundangkan maka konsekuensinya bakalan mencabut beberapa aturan tertentu di mana norma atau substansinya juga bukan tidak mungkin bakalan dinyatakan tidak berlaku, baik sebagian maupun secara keseluruhan. Asep Warlan Yusuf29 Februari 2020 2
  • 3. • Omnibus law dapat dianggap sebagai UU 'sapu jagat' atau UU Konsolidasi yang dapat digunakan untuk mengganti beberapa norma hukum dalam beberapa UU dan mengatur subjek norma-norma yang akan diharmonisasi. Mekanisme ini dianggap lebih efektif dan efisien dalam proses pembuatan dan revisi UU. Praktik omnibus law pernah dilakukan Irlandia untuk melakukan perampingan peraturan perundangan yang dilakukan hanya lewat satu UU Omnibus menghapus sekitar 3.225 UU. Capaian Irlandia dianggap sebagai rekor dunia praktik omnibus law. Asep Warlan Yusuf29 Februari 2020 3
  • 4. • Omnibus Law itu satu UU yang dibuat untuk menyasar isu besar dan mungkin mencabut atau mengubah atau mengamandemen beberapa UU sekaligus, yang dimaksudkan untuk merampingkan regulasi dari segi jumlah. Selain itu, menyederhanakan peraturan agar lebih tepat sasaran. • Jika melihat sistem perundang-undangan di Indonesia, UU hasil konsep omnibus law bisa mengarah sebagai “UU Payung” karena mengatur secara menyeluruh dan kemudian mempunyai kekuatan terhadap aturan yang lain. Tetapi, Indonesia justru tidak menganut UU Payung karena posisi seluruh UU adalah sama, harus dilihat bagaimana isi ketentuan di dalam UU Payung tersebut, apakah bersifat umum atau detail seperti UU biasa. Dalam konteks RUU Cipta Kerja ini nampaknya diberlakukan asas lex posterior derogate legi priori, bukan asas lex spesialis derogate legi generalis. Asep Warlan Yusuf29 Februari 2020 4
  • 5. • Ada beberapa kelebihan penerapan metode Omnibus Law dalam menyelesaikan disharmoni regulasi di Indonesia, antara lain ialah: a. mengatasi konflik peraturan perundang-undangan baik vertical maupun horizontal secara cepat, efektif dan efisien. b. menyeragamkan kebijakan pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah untuk menunjang iklim investasi; c. memangkas pengurusan perizinan lebih terpadu, efisien dan efektif; d. mampu memutus rantai birokrasi yang berbelit-belit; e. meningkatnya hubungan koordinasi antar instansi terkait karena telah diatur dalam kebijakan omnibus regulation yang terpadu; f. adanya jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi para pengambil kebijakan. Asep Warlan Yusuf29 Februari 2020 5
  • 6. Omnibus Law dalam Konteks Investasi • Salah satu tujuan konsep omnibus law yang adalah untuk memudahkan investor untuk menanamkan modal di Indonesia. Kemudahan berusaha di Indonesia atau Ease of Doing Business (EODB) secara berangsur-angsur sudah menunjukan perbaikan menjadi peringkat 91 dari peringkat 106 pada tahun 2016. Untuk mencapai target yang lebih baik itulah, maka pemerintah harus melakukan terobosan melalui pembentukan Omnibus Law. Asep Warlan Yusuf29 Februari 2020 6
  • 7. Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025 Visi INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN SEJAHTERA Mandiri Mempunyai kedudukan yang seimbang dengan negara- negara lainnya berlandaskan kemampuan dan kekuatan sendiri Maju Dibuktikan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, tingkat kesejahteraan, penegakan hukum dan sistem politik yang baik Adil Tidak ada diskriminasi dalam berbagai bentuk Sejahtera Dibuktikan dengan tingkat pemenuhan kesejahteraan Asep Warlan Yusuf-Nov 2018
  • 8. Tahapan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang adil dan damai, adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik RPJMN - I (2005-2009) Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK, memperkuat daya saing perekonomian RPJMN - II (2010-2014) Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan kepada pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA, SDM yang berkualitas dan kemampuan IPTEK RPJMN - III (2015-2019) Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur, melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif RPJMN - IV (2020-2024) Asep Warlan Yusuf-Nov 2018
  • 9. Lingkup Kebijakan Investasi: 1. Tata ruang; 2. Infrastruktur; 3. Keamanan dari bencana alam dan bencana sosial 4. Ketenagakerjaan; 5. Pajak dan retribusi; 6. Sistem perizinan; 7. Jaminan kepastian distribusi barang dan jasa; 8. Lingkungan Hidup; 9. Pertanahan; 10.Kemudahan Sumber Pendanaan; 11.Birokrasi yang bersih dari KKN, kompeten, responsif Asep Warlan Yusuf-Nov 2018
  • 10. Lingkup Substansi Pembahasan RUU CK 1. Penyederhanaan perizinan 2. Persyaratan investasi 3. Ketenagakerjaan 4. Kemudahan berusaha 5. Kemudahan, pemberdayaan, dan perlindungan UMKM 6. Dukungan riset dan inovasi 7. Adminsitrasi pemerintahan 8. Pengenaan sanksi 9. Penyediaan lahan 10. Investasi dan projek pemerintah 11. Kawasan ekonomi.
  • 11. RUU Cipta Kerja yang berkaitan dengan UU No.32 tahun 2009 tentang PPLH
  • 12. Pertanyaan Hukum: 1. Mengapa dalam RUU Cipta Kerja aspek lingkungan dan pembangunan berkelanjutan tidak dijadikan prinsip dalam penyelenggaraan investasi? 2. Mengapa UU 32 tahun 2009 ttg UU PPLH dianggap menjadi penghambat dalam investasi, sehingga diperlukan perubahan?
  • 13. Persetujuan Lingkungan Pasal 22: Persetujuan Lingkungan adalah Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam rangka memberikan kemudahan bagi pelaku usaha dalam memperoleh persetujuan lingkungan, Undang-Undang ini mengubah, menghapus, atau menetapkan pengaturan baru beberapa ketentuan terkait Perizinan Berusaha yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
  • 14. Amdal, UKL-UPL • Mengapa kriteria Amdal dihilangkan? • Bagaimana mekanisme uji kelayakan terhadap amdal? • Mengapa peran dan fungsi pemerintah daerah dalam kaitan dengan amdal ditiadakan? • Mengapa pengatura tentang komisi amdal dihapus? • Mengapa partisipasi masyarakat dalam penyusunan amdal diminimalkan? • Mengapa UKL-UPL yang semula sebagai persyaratan (bersifat yuirids) untuk izin lingkungan diturunkan derajatnya menjadi standar (bersifat teknis)? • Mengapa UKL-UPL diturunkan kedudukan hukumnya menjadi ‘pernyataan kesanggupan (SKPPL)’, padahal secara yuridis sangat berbeda antara izin dengan ‘pernyataan kesanggupan’, dan bagaimana penegakan hukum terhadap ‘pernyataan kesanggupan’?
  • 15. Izin Lingkungan • Mengapa izin lingkungan dihapus/ditiadakan? • Bagaimana sistem perizinan lingkungan yang diatur dalam UU No. 32/2009 yang merupakan nama diri yaitu ‘Izin Lingkungan’, diubah menjadi Perizinan Berusaha?
  • 16. Izin Lingkungan a. Perizinan lingkungan tetap dipertahakan b. Penerapan standar pengelolaan lingkungan hidup untuk kegiatan risiko menengah c. AMDAL untuk kegiatan risiko tinggi d. AMDAL disusun oleh profesi bersertifikat e. Kelayakan AMDAL dievaluasi oleh Pemerintah atau profesi bersertifikat f. Pengintegrasian ANDAL lalin ke dalam AMDAL
  • 17. • Untuk itu, perlu dilakukan kajian yang komprehensif, kohesif, dan konsisten, sebagaimana pernah diterbitkan Inpres No. 5/1984 di atas, yakni melalui tahapan a)inventarisasi semua aturan perizinan, lakukan evaluasi dan review terhadapnya; b)lakukan penataan kelembagaan instansi pemberi izin; c)secara teknis manajerial usahakan diselenggarakan Sistem Satu Atap atau Sistem Satu Pintu dalam rangka pelayanan izin; d)lakukan berbagai pembinaan, pelatihan, dan capacity building bagi aparat pemberi izin; e)sosialisasikan berbagai ketentuan di bidang perizinan. Asep Warlan Yusuf 2019
  • 18. Tanggung jawab Mutlak (strict liability) • Mengapa rumusan ‘tanggung jawab mutlak’ dalam Pasal 88 mengenai frasa ‘tanpa perlu pembuktian unsur kesalahan’ (liability without fault) ditiadakan/dihapus? Apabila dihapus maka menjadi perbuatan melawan hukum/PMH biasa (liability based on falult).
  • 19. Sanksi Administratif • Mengapa pengaturan mengenai jenis, sifat, dan keterkaitan antar jenis sanksi administratif ditiadakan dalam UU Cipta Kerja? • Bagaimana hubungan antara sanksi administasi dengan ketentuan pidana? • Bagaimana membedakan mekanisme penerapan sanksi administratif karena pelanggaran hukum administrasi dengan pengenaan sanksi administratif berupa denda dalam Ketentuan Pidana.
  • 20. Ultimum Remidium • Mengapa tindak pidana lingkungan sebagai kejahatan (Pasal 97 UU PPLH) diterapkan sanksi administratif berupa denda? • Apakah kriteria pengenaan sanksi administratif dalam kejahatan lingkungan? • Bagaimana kriteria dan mekanismenya ketika tidak dijalankannya sanksi administrasi (tidak membayar denda) kemudian dipidana?
  • 21. Komitmen dan Prinsip Dasar dalam UU No. 32 tahun 2009 tentang PPLH yang harus dipertahankan: • bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; • bahwa pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; • bahwa semangat otonomi daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan NKRI telah membawa perubahan hubungan dan kewenangan antara Pemerintah dan pemerintah daerah, termasuk di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
  • 22. • bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan; • bahwa pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan perubahan iklim sehingga memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup karena itu perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
  • 23. • Ketersediaan sumber daya alam secara kuantitas ataupun kualitas tidak merata, sedangkan kegiatan pembangunan membutuhkan sumber daya alam yang semakin meningkat. Kegiatan pembangunan juga mengandung risiko terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan. Kondisi ini dapat mengakibatkan daya dukung, daya tampung, dan produktivitas lingkungan hidup menurun yang pada akhirnya menjadi beban sosial. • Oleh karena itu, lingkungan hidup Indonesia harus dilindungi dan dikelola dengan baik berdasarkan asas tanggung jawab negara, asas keberlanjutan, dan asas keadilan. Selain itu, pengelolaan lingkungan hidup harus dapat memberikan kemanfaatan ekonomi, sosial, dan budaya yang dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian, demokrasi lingkungan, desentralisasi, serta pengakuan dan penghargaan terhadap kearifan lokal dan kearifan lingkungan.
  • 24. • Upaya preventif dalam rangka pengendalian dampak lingkungan hidup perlu dilaksanakan dengan mendayagunakan secara maksimal instrumen pengawasan dan perizinan. Dalam hal pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup sudah terjadi, perlu dilakukan upaya represif berupa penegakan hukum yang efektif, konsekuen, dan konsisten terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang sudah terjadi. • Penegakan hukum pidana dalam UU PPLH memperkenalkan ancaman hukuman minimum di samping maksimum, perluasan alat bukti, pemidanaan bagi pelanggaran baku mutu, keterpaduan penegakan hukum pidana, dan pengaturan tindak pidana korporasi. Penegakan hukum pidana lingkungan tetap memperhatikan asas ultimum remedium yang mewajibkan penerapan penegakan hukum pidana sebagai upaya terakhir setelah penerapan penegakan hukum administrasi dianggap tidak berhasil. Penerapan asas ultimum remedium ini hanya berlaku bagi tindak pidana formil tertentu, yaitu pemidanaan terhadap pelanggaran baku mutu air limbah, emisi, dan gangguan.
  • 25. Ruang Lingkup Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup: • Perencanaan • Pemanfaatan • Pengendalian • Pemeliharaan • Pengawasan • Penegakan hukum Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
  • 26. Pokok-pokok Pengaturan UU No. 32 tahun 2009 tentang PPLH yang tidak dan yang akan diubah oleh RUU Cipta Kerja: 1. Keadilan Lingkungan Hidup 2. Pengintegrasian pembangunan berwawasan lingkungan (Eco Development) dalam kebijakan pembangunan; 3. Penguatan demokrasi lingkungan: a. penghormatan dan pemenuhan hak atas LH yang baik dan sehat b. partisipasi masyarakat b. keterlibatan peran masyarakat c. hak memperoleh pendidikan LH d. hak gugat organisasi (legal standing) e. gugatan perwakilan (class action) f. anti slapp suit g. keterbukaan informasi LH Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
  • 27. Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009 4. kewajiban memiliki dokumen LH terkait amdal, UKL-UPL 5. kedudukan, tujuan, dan fungsi izin lingkungan; 6. Kejelasan dan penguatan instrumen ekonomi 7. memperkuat kemitraan dengan dunia usaha dalam membangun komitmen terhadap PPLH;
  • 28. Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009 8. kejelasan, kepastian, dan kelengkapan dalam pengenaan sanksi administratif; 9. kejelasan pengaturan tentang prinsip pencemar membayar (polluter pays Principle); 10. kejelasan dalam penentuan tanggung jawab dan kompensasi/imbal jasa dalam pelestarian dan pemanfaatan SDA 11. kejelasan dalam pengaturan tanggung jawab mutlak (strict liability); 12. kejelasan pengaturan dalam penyelesaian sengketa di luar pengadilan (altenative dispute resolution); 13. adanya pengaturan tanggung jawab pidana (criminal liability) bagi pejabat pemberi izin dan/atau pengawas;
  • 29. Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009 14. pembentukan lembaga penyediaan jasa pelayanan penyelesaian sengketa (establishment for ADR services); 15. Prinsip delik formal disamping delik materil, terkait dengan pidana ultimum remedium dan primum remidium; 16. Prinsip tanggung jawab korporasi (corporate liability); 17. pengenaan hukuman tata tertib di luar hukuman pidana (extra penal sanction); dan 18. pengenaan sistem insentif dan disinsentif.
  • 30. 19. Kejelasan dalam mengatur prinsip penguasaan negara (management authority); 20. kejelasan dalam pengaturan lingkup pencemaran dan kerusakan LH 21. Penguatan dalam membangun kelembagaan PPLH; 22. Penguatan otonomi daerah dalam Penyelenggaraan PPLH. Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
  • 31. Ketentuan apakah dari UU No. 32 tahun 2009 ttg UUPLH yang diubah oleh RUU Cipta Kerja? • Norma Prinsip: tidak berubah • Norma Kebijakan: ada yang berubah • Norma teknis: Sebagian berubah • Norma Prosedur: banyak berubah
  • 32. PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN Penghentian Pelanggaran, pengendalian, dan pemulihan Efek Jera dan Efek Derita Ganti Rugi dan Pemulihan Lingkungan ADMINISTRASI (Pasal 76 sd 83) PIDANA (pasal 93 sd 120) PERDATA (pasal83 sd93) FUNGSIFUNGSI FUNGSI 29/02/2020Asep Warlan Yusuf 32
  • 33. Teknik drafting/cara merumuskan norma • Untuk mencapai kepastian hukum, sehingga diperlukan harmonisasi untuk menghindari terjadinya konflik, kontradiksi, tumpeng tindih, gap, inkonsistensi. • Penempatan norma: batang tubuh, penjelasan, delegasi ke PP • Rumusan ketentuan pidana: ultimum remidium, primum remidium
  • 35. Ringkasan Biodata Prof. Dr. ASEP WARLAN YUSUF, SH.,MH Tempat/tanggal lahir : Bandung, 9 Juli 1960 Alamat Rumah : Jln. Solo No. 38 Antapani Bandung Tlp/Fax. (022) 7204775 HP: 0816.62.4195 e-mail: warlan@unpar.ac.id Alamat Kantor : Kampus Fakultas Hukum Universitas Parahyangan Jalan Ciumbuleuit 94 Bandung, 40141 Pangkat/Jabatan Akademik: IV/E - Guru Besar 29/02/2020 35Asep Warlan Yusuf