RUU Cipta Kerja dianggap melemahkan perlindungan lingkungan hidup dengan menghapus atau mengubah ketentuan penting dalam UU PPLH seperti penghapusan izin lingkungan, penurunan kriteria AMDAL, dan penghapusan tanggung jawab mutlak pelaku usaha atas pencemaran lingkungan. Hal ini dianggap bertentangan dengan komitmen konstitusi untuk pembangunan berkelanjutan.
Konsep Omnibus Law yang diterapkan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Belgia, Inggris menawarkan pembenahan permasalahan timbulnya konflik dan tumpang tindih (overlapping) suatu norma/ peraturan perundang-undangan. Bila hendak dibenahi satu persatu maka akan memakan waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi proses perancangan dan pembentukan peraturan perundang-undangan di pihak legislatif seringkali menimbulkan deadlock atau tidak sesuai kepentingan.
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPRLestari Moerdijat
Dokumen tersebut membahas konsep omnibus law dan penerapannya dalam pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Beberapa poin kunci yang disebutkan adalah definisi dan kelebihan omnibus law, serta perlunya penerapannya dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan prinsip-prinsip konstitusional.
Disusun Oleh:
1710601068 Jangkung Hermawan
1710601086 Tasya Lucky W
1710601084 Muh Hisyam
1710601071 Tesa Putri D
1710601080 Veren Yonita E
1710601083 Maulana Ali S.Z
1710601070 Nadia Safira
1810601039 Tofik Supriyadi
1810601087 Anita
PROGRAM STUDI HUKUM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TIDAR
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANTOFIK SUPRIYADI
Disusun Oleh:
1710601068 Jangkung Hermawan
1710601086 Tasya Lucky W
1710601084 Muh Hisyam
1710601071 Tesa Putri D
1710601080 Veren Yonita E
1710601083 Maulana Ali S.Z
1710601070 Nadia Safira
1810601039 Tofik Supriyadi
1810601087 Anita
PROGRAM STUDI HUKUM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TIDAR
Dokumen tersebut membahas tentang inkonsistensi dan penyelewengan dalam penegakan hukum di Indonesia. Beberapa contoh diberikan seperti kasus-kasus korupsi besar yang proses hukumnya lambat, sedangkan kasus-kasus kecil sering mendapat hukuman berat. Hal ini menimbulkan ketidakadilan dan kerugian besar bagi negara dan masyarakat. Akibatnya, masyarakat kehilangan kepercayaan pada sistem hukum di
Modul ini membahas tentang hukum perburuhan dan ketenagakerjaan di Indonesia, meliputi pengertian, sejarah perkembangan, tujuan dan undang-undang terkait. Substansi utama meliputi penjelasan mengenai hukum perburuhan, sejarahnya di Indonesia, pendapat para ahli, serta tujuan dan ketentuan dalam UU ketenagakerjaan."
Konsep Omnibus Law yang diterapkan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Belgia, Inggris menawarkan pembenahan permasalahan timbulnya konflik dan tumpang tindih (overlapping) suatu norma/ peraturan perundang-undangan. Bila hendak dibenahi satu persatu maka akan memakan waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi proses perancangan dan pembentukan peraturan perundang-undangan di pihak legislatif seringkali menimbulkan deadlock atau tidak sesuai kepentingan.
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPRLestari Moerdijat
Dokumen tersebut membahas konsep omnibus law dan penerapannya dalam pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Beberapa poin kunci yang disebutkan adalah definisi dan kelebihan omnibus law, serta perlunya penerapannya dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan prinsip-prinsip konstitusional.
Disusun Oleh:
1710601068 Jangkung Hermawan
1710601086 Tasya Lucky W
1710601084 Muh Hisyam
1710601071 Tesa Putri D
1710601080 Veren Yonita E
1710601083 Maulana Ali S.Z
1710601070 Nadia Safira
1810601039 Tofik Supriyadi
1810601087 Anita
PROGRAM STUDI HUKUM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TIDAR
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANTOFIK SUPRIYADI
Disusun Oleh:
1710601068 Jangkung Hermawan
1710601086 Tasya Lucky W
1710601084 Muh Hisyam
1710601071 Tesa Putri D
1710601080 Veren Yonita E
1710601083 Maulana Ali S.Z
1710601070 Nadia Safira
1810601039 Tofik Supriyadi
1810601087 Anita
PROGRAM STUDI HUKUM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TIDAR
Dokumen tersebut membahas tentang inkonsistensi dan penyelewengan dalam penegakan hukum di Indonesia. Beberapa contoh diberikan seperti kasus-kasus korupsi besar yang proses hukumnya lambat, sedangkan kasus-kasus kecil sering mendapat hukuman berat. Hal ini menimbulkan ketidakadilan dan kerugian besar bagi negara dan masyarakat. Akibatnya, masyarakat kehilangan kepercayaan pada sistem hukum di
Modul ini membahas tentang hukum perburuhan dan ketenagakerjaan di Indonesia, meliputi pengertian, sejarah perkembangan, tujuan dan undang-undang terkait. Substansi utama meliputi penjelasan mengenai hukum perburuhan, sejarahnya di Indonesia, pendapat para ahli, serta tujuan dan ketentuan dalam UU ketenagakerjaan."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas serba-serbi hukum perburuhan dan ketenagakerjaan di Indonesia.
2. Sumber hukum perburuhan dan ketenagakerjaan di Indonesia berasal dari undang-undang, peraturan, kebiasaan, putusan hukum, perjanjian, dan traktat.
3. UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 menjadi payung hukum utama di bidang ketenagakerjaan saat ini.
Teks tersebut membahas tentang penegakan hukum di Indonesia kaitannya dengan UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Teks tersebut menjelaskan latar belakang diterbitkannya UU baru tersebut untuk menekan angka kecelakaan dan pelanggaran, sanksi pidana yang lebih berat dalam UU baru, dan hasil operasi Zebra di mana ribuan pelanggar ditangkap. Teks tersebut juga membahas definisi huk
Issu-Issu Aktual Pemerintahan Daerah Ditinjau dari Optik HANTri Widodo W. UTOMO
Rangkuman singkat dari dokumen tersebut adalah: Pertama, diskusi mengenai reformasi aparatur sipil negara dan pengaturan kembali kedudukan gubernur di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kedua, diskusi mengenai perubahan sistem pemilihan kepala daerah dan pengaturan kedudukan wakil kepala daerah. Ketiga, diskusi mengenai perubahan hirarki peraturan perundang-undangan antara peraturan daerah provinsi dan kabupaten
Terdapat perbedaan pendapat antara Lukman Hakim dan dua narasumber lainnya mengenai penanganan kasus Wakil Presiden RI yang terlibat dalam kasus bank Century. Lukman Hakim berpendapat bahwa proses hukum yang berlaku adalah melalui proses impeachment oleh DPR, MK, dan MPR. Sedangkan Akhiar Salim dan Febridiansyah berpendapat bahwa KPK berhak menyidiki kasus tersebut karena semua warga negara sama di depan
Dokumen tersebut membahas tentang hukum ketenagakerjaan dan hubungan industrial di Indonesia, termasuk definisi pekerja, jenis-jenis perjanjian kerja, dan undang-undang terkait seperti UU Ketenagakerjaan."
Dokumen tersebut membahas mengenai sistem hukum di Indonesia. Secara garis besar dibahas mengenai berbagai bidang hukum seperti hukum pidana, perdata, tata negara, dan acara. Sayangnya penegakan hukum di Indonesia dinilai masih buruk karena pengaruh uang yang dapat memengaruhi proses hukum, seperti terlihat dari kasus korupsi dan pencurian sandal yang dibahas. Transparansi hukum juga masih perlu d
Dokumen tersebut membahas tentang politik hukum di Indonesia, termasuk tujuan dan alasan dibentuknya peraturan perundang-undangan, faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hukum, masalah penegakan hukum, dan politik hak asasi manusia.
1. Tulisan ini membahas efektivitas penegakan hukum lalu lintas dan angkutan di Jembatan Timbang Lubuk Selasih Kabupaten Solok.
2. Pelanggaran yang sering terjadi adalah muatan berlebih, SIM palsu, dan STNK palsu. Faktor penyebabnya adalah hukum, penegak hukum, sarana, dan budaya masyarakat.
3. Upaya penegak hukum meliputi pengawasan, tilang, dan pidana pen
Politik hukum di Indonesia mengarah pada cita-cita bangsa berdasarkan Pancasila untuk mencapai tujuan negara melindungi seluruh bangsa dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum. Kerangka dasar politik hukum nasional dipandu oleh nilai-nilai Pancasila dan sistem hukum Pancasila yang mengedepankan keseimbangan hukum. Prolegnas merupakan wadah perencanaan program pembentukan undang-undang.
Dokumen tersebut membahas latar belakang dan konsep Omnibus Law yang diusulkan pemerintah Indonesia untuk menyederhanakan regulasi dengan menggabungkan beberapa undang-undang yang tumpang tindih ke dalam satu undang-undang besar. Dokumen tersebut juga menjelaskan cakupan Rancangan Undang-Undang Cipta Lapangan Kerja yang merupakan salah satu Omnibus Law yang diajukan pemerintah serta memberikan analisis
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas serba-serbi hukum perburuhan dan ketenagakerjaan di Indonesia.
2. Sumber hukum perburuhan dan ketenagakerjaan di Indonesia berasal dari undang-undang, peraturan, kebiasaan, putusan hukum, perjanjian, dan traktat.
3. UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 menjadi payung hukum utama di bidang ketenagakerjaan saat ini.
Teks tersebut membahas tentang penegakan hukum di Indonesia kaitannya dengan UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Teks tersebut menjelaskan latar belakang diterbitkannya UU baru tersebut untuk menekan angka kecelakaan dan pelanggaran, sanksi pidana yang lebih berat dalam UU baru, dan hasil operasi Zebra di mana ribuan pelanggar ditangkap. Teks tersebut juga membahas definisi huk
Issu-Issu Aktual Pemerintahan Daerah Ditinjau dari Optik HANTri Widodo W. UTOMO
Rangkuman singkat dari dokumen tersebut adalah: Pertama, diskusi mengenai reformasi aparatur sipil negara dan pengaturan kembali kedudukan gubernur di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kedua, diskusi mengenai perubahan sistem pemilihan kepala daerah dan pengaturan kedudukan wakil kepala daerah. Ketiga, diskusi mengenai perubahan hirarki peraturan perundang-undangan antara peraturan daerah provinsi dan kabupaten
Terdapat perbedaan pendapat antara Lukman Hakim dan dua narasumber lainnya mengenai penanganan kasus Wakil Presiden RI yang terlibat dalam kasus bank Century. Lukman Hakim berpendapat bahwa proses hukum yang berlaku adalah melalui proses impeachment oleh DPR, MK, dan MPR. Sedangkan Akhiar Salim dan Febridiansyah berpendapat bahwa KPK berhak menyidiki kasus tersebut karena semua warga negara sama di depan
Dokumen tersebut membahas tentang hukum ketenagakerjaan dan hubungan industrial di Indonesia, termasuk definisi pekerja, jenis-jenis perjanjian kerja, dan undang-undang terkait seperti UU Ketenagakerjaan."
Dokumen tersebut membahas mengenai sistem hukum di Indonesia. Secara garis besar dibahas mengenai berbagai bidang hukum seperti hukum pidana, perdata, tata negara, dan acara. Sayangnya penegakan hukum di Indonesia dinilai masih buruk karena pengaruh uang yang dapat memengaruhi proses hukum, seperti terlihat dari kasus korupsi dan pencurian sandal yang dibahas. Transparansi hukum juga masih perlu d
Dokumen tersebut membahas tentang politik hukum di Indonesia, termasuk tujuan dan alasan dibentuknya peraturan perundang-undangan, faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hukum, masalah penegakan hukum, dan politik hak asasi manusia.
1. Tulisan ini membahas efektivitas penegakan hukum lalu lintas dan angkutan di Jembatan Timbang Lubuk Selasih Kabupaten Solok.
2. Pelanggaran yang sering terjadi adalah muatan berlebih, SIM palsu, dan STNK palsu. Faktor penyebabnya adalah hukum, penegak hukum, sarana, dan budaya masyarakat.
3. Upaya penegak hukum meliputi pengawasan, tilang, dan pidana pen
Politik hukum di Indonesia mengarah pada cita-cita bangsa berdasarkan Pancasila untuk mencapai tujuan negara melindungi seluruh bangsa dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum. Kerangka dasar politik hukum nasional dipandu oleh nilai-nilai Pancasila dan sistem hukum Pancasila yang mengedepankan keseimbangan hukum. Prolegnas merupakan wadah perencanaan program pembentukan undang-undang.
Dokumen tersebut membahas latar belakang dan konsep Omnibus Law yang diusulkan pemerintah Indonesia untuk menyederhanakan regulasi dengan menggabungkan beberapa undang-undang yang tumpang tindih ke dalam satu undang-undang besar. Dokumen tersebut juga menjelaskan cakupan Rancangan Undang-Undang Cipta Lapangan Kerja yang merupakan salah satu Omnibus Law yang diajukan pemerintah serta memberikan analisis
Buruh adalah tulang punggung sektor swasta, yang banyak memberikan sumbangsih terbesar dalam pergerakan roda ekonomi Indonesia. Buruh pada dasarnya adalah seorang manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuanya untuk mendapatkan imbalan baik itu upah (uang) ataupun penghargaan yang harus diberikan pemberi kerja, pengusaha, atau majikan. Buruh masih dianggap spele dan masih dianggap seperti budak pada zaman penjajahan kolonial Belanda. Tonggak meningkatkan taraf hidup dengan sistem pengupahan minimum regional masih banyak yang belum diterapkan, termasuk disektor jasa ataupun pelayanan. Mereka digaji hanya berdasarkan suka-suka kantong tuanya.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum perizinan, termasuk definisi izin, tujuan sistem perizinan, unsur-unsur izin, dan peraturan perizinan yang dikeluarkan pemerintah seperti IMB dan izin usaha."
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta KerjaWahyu Yuns
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1) UU Cipta Kerja akan menyederhanakan perizinan lingkungan dan kehutanan dengan tetap memperhatikan perlindungan lingkungan.
2) Dokumen lingkungan seperti AMDAL akan tetap diperlukan namun prosesnya akan disederhanakan.
3) UU ini bertujuan untuk mendukung penciptaan lapangan kerja serta memberdayakan masyarakat lokal.
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo NugrohoGedhe Foundation
Makalah Bayu Setyo Nugroho, Kepala Desa Dermaji, Lumbir, Banyumas tentang Perencanaan penyelenggaraan pelayanan publik di desa yang menjadi acuan bagi Gerakan Desa Membangun (GDM)
Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomiRosita Dewi
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penulisan makalah yang membahas hubungan antara hukum, politik, dan ekonomi. Dokumen tersebut juga membahas pengertian hukum, unsur-unsur hukum, hubungan antara hukum dan ekonomi, serta sejarah awal perkembangan hukum ekonomi.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengertian dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) serta mekanisme dan manfaat penerapannya bagi perusahaan untuk mencapai kinerja yang berkelanjutan dengan tetap memperhatikan kepentingan para pemangku kepentingan.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan pembangunan hukum di Indonesia. Terdapat tekanan dari pemerintah dan masyarakat untuk menjadikan proses perubahan kebijakan hukum lebih sistematis dan transparan. Riset kebijakan bertujuan memberikan informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan publik.
BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...eko budi sudrajat
Dokumen tersebut membahas tentang good government governance dan good corporate governance. Secara ringkas, good government governance adalah penyelenggaraan pemerintahan yang bertanggung jawab, mencegah korupsi, dan menciptakan kerangka hukum yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Sedangkan good corporate governance adalah prinsip-prinsip yang mengarahkan perusahaan agar beroperasi secara transparan, akuntabel, dan adil guna memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepenting
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...eko budi sudrajat
Dokumen tersebut membahas tentang good government governance dan good corporate governance. Secara ringkas, good government governance adalah penyelenggaraan pemerintahan yang bertanggung jawab, mencegah korupsi, dan menciptakan kerangka hukum yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Sedangkan good corporate governance adalah prinsip-prinsip yang mengarahkan perusahaan agar beroperasi secara transparan, akuntabel, dan adil guna memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepenting
Similar to Asep Warlan Yusuf: Catatan hukum awy terhadap ruu cipta kerja 27 feb 2020 (20)
Pendekatan Legal Kelola Satwa Liar di SulawesiAdi Pujakesuma
Dokumen tersebut membahas pendekatan hukum dalam pengelolaan satwa liar di Sulawesi. Terdapat beberapa poin penting yaitu: (1) peraturan terkait konservasi satwa liar seperti UU No. 5/1990 dan PP No. 7/1999, (2) kriteria satwa yang dilindungi, (3) larangan dan sanksi pidana terhadap pelanggaran perlindungan satwa liar dan ekosistemnya. Dokumen ini juga menjelaskan upaya penegakan huk
Rapat membahas kebijakan pengelolaan hutan produksi dan perhutanan sosial, termasuk alokasi lahan untuk kemitraan dengan masyarakat, program kelola sosial di hutan tanaman industri dan hutan alam, serta dukungan kebijakan untuk industri hasil hutan rakyat."
Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutanAdi Pujakesuma
“PERKEMBANGAN TORA YANG BERASAL
DARI KAWASAN HUTAN”
DISAMPAIKAN OLEH:
DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN PADA RAPAT KERJA NASIONAL LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN. Yogyakarta, 27- 28 Februrai 2020.
NAWACITA RPJMN 2015-2019 dan Dilanjutkan RPJMN 2020-2024.
Tersedianya sumber Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA) dan terlaksananya redistribusi tanah dan legalisasi aset
(teridentifikasi kawasan hutan yang akan dilepaskan sedikitnya sebanyak 4,1 juta ha) • Meningkatnya akses masyarakat untuk mengelola hutan melalui hutan kemasyarakatan, hutan desa, hutan tanaman
rakyat, hutan adat dan hutan rakyat serta kemitraan seluas 12,7 juta ha.
KETERANGAN
a) Kriteria 1 masih menunggu PP untuk menarik 20% (429.358 ha) di
lokasi pelepasan.
b) Kriteria 2 (938.878 ha) masih perlu ditindaklanjut dengan
permohonan daerah sesuai Permenko.
c) Kriteria 3 (39.229 ha) masih perlu ditindaklanjut dengan
permohonan daerah sesuai Permenko.
d) Kriteria 4 sudah dikeluarkan SK Pelepasan (264.578,31 ha) clear
jadi APL, tindak lanjut legalisasi dan reditribusi oleh BPN (Sudah
terbit sertifikat sebanyak 16.340 bidang untuk 6.515 KK pada 41
lokasi)
e) Kriteria 5,6, dan 7 terdiri dari :
1. Data Realisasi Tata Batas 2014 sd 2018 seluas 307.516 ha (clear jadi APL)
tindak lanjut legalisasi dan redistribusi oleh BPN.
2. Realisasi perubahan kawasan hutan dalam rangka RTRWP Kaltim (16.503
ha), Kepri (207.000 ha), Sulsel (72.558 ha), 296.061 ha. (clear jadi APL),
tindak lanjut legalisasi dan redistribusi oleh BPN
6 3. Adendum IUPHHK 34.134 ha (clear jadi APL), tindak
lanjut legalisasi dan redistribusi oleh BPN. 4. Adendum IUPHHK 16.895 ha (Kawasan Hutan), tindak lanjut
Perhutanan Sosial. 5. SK Penyelesaian Pola PPTKH 74 Kabupaten 109.960,4 ha
(perubahan batas) 6. SK Penyelesaian Pola PPTKH 74 Kabupaten 69.176,5 ha
(perhutanan sosial) 7. SK Penyelesaian Pola PPTKH 56 Kabupaten 94.702 ha
(perubahan batas) 8. SK Penyelesaian Pola PPTKH 56 Kabupaten 56.503,5 ha
(perhutanan sosial)
Dokumen tersebut membahas tentang peran Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam pengelolaan hutan dan perhutanan sosial. Dokumen ini menjelaskan tentang luas kawasan hutan yang dikelola masyarakat melalui skema-skema perhutanan sosial dan capaian yang dicapai. Juga dibahas tentang penyuluh kehutanan yang terlibat dalam menduk
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatur pedoman tata kearsipan di lingkungan kementerian tersebut, mencakup sistem sentralisasi kebijakan dan desentralisasi pelaksanaan, organisasi kearsipan pusat dan daerah, pembinaan dan pengawasan kearsipan, serta pembiayaan kegiatan kearsipan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang pengurusan naskah dinas, penataan berkas, dan penyusutan
Prospek alumni smk kehutanan dalam mendukung perhutanan sosialAdi Pujakesuma
PROSPEK ALUMNI SMK KEHUTANAN DALAM MENDUKUNG PERHUTANAN SOSIAL
ECOTOURISM, EDUTOURISM
Wisata Hutan Perhutanan Sosial (wisata Berkelanjutan )
(Solusi Penanganan Konflik Kawasan )
LOKET NURSERY
Pengunjung Cukup Membeli bibit dan menaman di spot tanam kenang
Kebijakan pemenuhan tenaga teknis menengah kehutananAdi Pujakesuma
Dokumen tersebut membahas kebijakan pemenuhan tenaga teknis menengah kehutanan di Provinsi Sulawesi Selatan untuk periode 2020-2024, mencakup kondisi umum kawasan hutan, kebutuhan tenaga teknis di bidang perencanaan hutan dan rehabilitasi hutan serta pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
REVITALISASI SMK DAN TANTANGANNYA DALAM MENYIAPKAN TENAGA KERJA TERAMPIL DI...Adi Pujakesuma
REVITALISASI SMK DAN TANTANGANNYA
DALAM MENYIAPKAN TENAGA KERJA TERAMPIL
DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0.
Siswa yang memiliki performance value yang dibutuhkan oleh dunia kerja/industri meliputi 3 aspek, yaitu: Knowledge (pengetahuan), Skill (keterampilan) dan Affective (sikap).
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas hasil pengawasan di beberapa provinsi terkait kebijakan dan kinerja pengawasan di Kementerian LHK.
2. Terdapat beberapa temuan dari audit BPK RI mengenai pengelolaan keuangan, aset, dan kinerja satuan kerja di lingkungan Kementerian LHK.
3. Dokumen tersebut juga mengidentifikasi kecenderungan temuan berulang pada satuan kerja
Implementasi Sistem Pengendalian Intern PemerintahAdi Pujakesuma
Laporan ini memberikan informasi mengenai pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di satuan kerja lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di beberapa provinsi di Indonesia bagian timur. Laporan ini mencakup daftar satuan kerja beserta pelaksanaan SPIP mereka di triwulan pertama dan kedua tahun 2018.
Rangkuman hasil pengawasan terkait pengaduan masyarakat perumahan Villa Mutiara terhadap PT. Barry Callebaut dan PT. Comextra Majora di Makassar adalah: tim terpadu melakukan verifikasi dokumen, wawancara, dan kunjungan lapangan untuk menyelidiki dugaan pencemaran lingkungan. Kedua perusahaan belum sepenuhnya mematuhi peraturan terkait pengelolaan limbah cair dan udara.
Asep Warlan Yusuf: Catatan hukum awy terhadap ruu cipta kerja 27 feb 2020
1. Catatan Hukum Terhadap:
RUU Cipta Kerja (Omnibus Law) yang berkaitan dengan
UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH
Oleh:
Asep Warlan Yusuf
2. Pengertian Omnibus Law
• Definisi Omnibus Law berasal dari kata omnibus dan law.
Kata omnibus berasal dari bahasa Latin, omnis, yang berarti “untuk
semuanya” atau “banyak”. Bila digandeng dengan kata law, yang berarti
hukum, maka Omnibus Law dapat didefinisikan sebagai hukum untuk
semua.
• Omnibus Law merupakan metode atau konsep pembuatan peraturan yang
menggabungkan beberapa aturan yang substansi pengaturannya berbeda,
menjadi suatu peraturan besar yang berfungsi sebagai semacam—sebutlah
itu—"undang-undang payung hukum” (umbrella act). Ketika peraturan
semacam payung hukum itu diundangkan maka konsekuensinya bakalan
mencabut beberapa aturan tertentu di mana norma atau substansinya juga
bukan tidak mungkin bakalan dinyatakan tidak berlaku, baik sebagian
maupun secara keseluruhan.
Asep Warlan Yusuf29 Februari 2020 2
3. • Omnibus law dapat dianggap sebagai UU 'sapu jagat' atau UU
Konsolidasi yang dapat digunakan untuk mengganti beberapa norma
hukum dalam beberapa UU dan mengatur subjek norma-norma yang
akan diharmonisasi. Mekanisme ini dianggap lebih efektif dan efisien
dalam proses pembuatan dan revisi UU. Praktik omnibus law pernah
dilakukan Irlandia untuk melakukan perampingan peraturan
perundangan yang dilakukan hanya lewat satu UU Omnibus
menghapus sekitar 3.225 UU. Capaian Irlandia dianggap sebagai rekor
dunia praktik omnibus law.
Asep Warlan Yusuf29 Februari 2020 3
4. • Omnibus Law itu satu UU yang dibuat untuk menyasar isu besar dan
mungkin mencabut atau mengubah atau mengamandemen beberapa
UU sekaligus, yang dimaksudkan untuk merampingkan regulasi dari
segi jumlah. Selain itu, menyederhanakan peraturan agar lebih tepat
sasaran.
• Jika melihat sistem perundang-undangan di Indonesia, UU hasil
konsep omnibus law bisa mengarah sebagai “UU Payung” karena
mengatur secara menyeluruh dan kemudian mempunyai kekuatan
terhadap aturan yang lain. Tetapi, Indonesia justru tidak menganut UU
Payung karena posisi seluruh UU adalah sama, harus dilihat bagaimana
isi ketentuan di dalam UU Payung tersebut, apakah bersifat umum atau
detail seperti UU biasa. Dalam konteks RUU Cipta Kerja ini nampaknya
diberlakukan asas lex posterior derogate legi priori, bukan asas lex
spesialis derogate legi generalis.
Asep Warlan Yusuf29 Februari 2020 4
5. • Ada beberapa kelebihan penerapan metode Omnibus Law dalam
menyelesaikan disharmoni regulasi di Indonesia, antara lain ialah:
a. mengatasi konflik peraturan perundang-undangan baik vertical
maupun horizontal secara cepat, efektif dan efisien.
b. menyeragamkan kebijakan pemerintah baik di tingkat pusat
maupun di daerah untuk menunjang iklim investasi;
c. memangkas pengurusan perizinan lebih terpadu, efisien dan efektif;
d. mampu memutus rantai birokrasi yang berbelit-belit;
e. meningkatnya hubungan koordinasi antar instansi terkait karena
telah diatur dalam kebijakan omnibus regulation yang terpadu;
f. adanya jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi
para pengambil kebijakan.
Asep Warlan Yusuf29 Februari 2020 5
6. Omnibus Law dalam Konteks Investasi
• Salah satu tujuan konsep omnibus law yang adalah untuk
memudahkan investor untuk menanamkan modal di Indonesia.
Kemudahan berusaha di Indonesia atau Ease of Doing Business
(EODB) secara berangsur-angsur sudah menunjukan perbaikan
menjadi peringkat 91 dari peringkat 106 pada tahun 2016. Untuk
mencapai target yang lebih baik itulah, maka pemerintah harus
melakukan terobosan melalui pembentukan Omnibus Law.
Asep Warlan Yusuf29 Februari 2020 6
7. Rencana Pembangunan Jangka
Panjang 2005-2025
Visi
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN SEJAHTERA
Mandiri Mempunyai kedudukan yang seimbang dengan negara-
negara lainnya berlandaskan kemampuan dan kekuatan
sendiri
Maju Dibuktikan dengan peningkatan kualitas sumber daya
manusia, tingkat kesejahteraan, penegakan hukum dan
sistem politik yang baik
Adil Tidak ada diskriminasi dalam berbagai bentuk
Sejahtera Dibuktikan dengan tingkat pemenuhan kesejahteraan
Asep Warlan Yusuf-Nov 2018
8. Tahapan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025
Menata kembali
NKRI,
membangun
Indonesia yang
adil dan damai,
adil dan
demokratis,
dengan tingkat
kesejahteraan
yang lebih baik
RPJMN - I
(2005-2009) Memantapkan
penataan kembali
NKRI,
meningkatkan
kualitas SDM,
membangun
kemampuan IPTEK,
memperkuat daya
saing
perekonomian
RPJMN - II
(2010-2014) Memantapkan
pembangunan
secara menyeluruh
dengan
menekankan
kepada
pembangunan
keunggulan
kompetitif
perekonomian yang
berbasis SDA, SDM
yang berkualitas
dan kemampuan
IPTEK
RPJMN - III
(2015-2019) Mewujudkan
masyarakat
Indonesia yang
mandiri, maju, adil
dan makmur,
melalui percepatan
pembangunan di
berbagai bidang
dengan struktur
perekonomian
yang kokoh
berlandaskan
keunggulan
kompetitif
RPJMN - IV
(2020-2024)
Asep Warlan Yusuf-Nov 2018
9. Lingkup Kebijakan Investasi:
1. Tata ruang;
2. Infrastruktur;
3. Keamanan dari bencana alam dan bencana sosial
4. Ketenagakerjaan;
5. Pajak dan retribusi;
6. Sistem perizinan;
7. Jaminan kepastian distribusi barang dan jasa;
8. Lingkungan Hidup;
9. Pertanahan;
10.Kemudahan Sumber Pendanaan;
11.Birokrasi yang bersih dari KKN, kompeten, responsif
Asep Warlan Yusuf-Nov 2018
10. Lingkup Substansi Pembahasan RUU CK
1. Penyederhanaan perizinan
2. Persyaratan investasi
3. Ketenagakerjaan
4. Kemudahan berusaha
5. Kemudahan, pemberdayaan, dan perlindungan UMKM
6. Dukungan riset dan inovasi
7. Adminsitrasi pemerintahan
8. Pengenaan sanksi
9. Penyediaan lahan
10. Investasi dan projek pemerintah
11. Kawasan ekonomi.
11. RUU Cipta Kerja yang berkaitan dengan UU
No.32 tahun 2009 tentang PPLH
12. Pertanyaan Hukum:
1. Mengapa dalam RUU Cipta Kerja aspek lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan tidak dijadikan prinsip dalam
penyelenggaraan investasi?
2. Mengapa UU 32 tahun 2009 ttg UU PPLH dianggap menjadi
penghambat dalam investasi, sehingga diperlukan perubahan?
13. Persetujuan Lingkungan
Pasal 22:
Persetujuan Lingkungan adalah Keputusan Kelayakan Lingkungan
Hidup atau Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dalam rangka memberikan kemudahan bagi pelaku usaha dalam
memperoleh persetujuan lingkungan, Undang-Undang ini mengubah,
menghapus, atau menetapkan pengaturan baru beberapa ketentuan
terkait Perizinan Berusaha yang diatur dalam Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
14. Amdal, UKL-UPL
• Mengapa kriteria Amdal dihilangkan?
• Bagaimana mekanisme uji kelayakan terhadap amdal?
• Mengapa peran dan fungsi pemerintah daerah dalam kaitan dengan amdal
ditiadakan?
• Mengapa pengatura tentang komisi amdal dihapus?
• Mengapa partisipasi masyarakat dalam penyusunan amdal diminimalkan?
• Mengapa UKL-UPL yang semula sebagai persyaratan (bersifat yuirids) untuk
izin lingkungan diturunkan derajatnya menjadi standar (bersifat teknis)?
• Mengapa UKL-UPL diturunkan kedudukan hukumnya menjadi ‘pernyataan
kesanggupan (SKPPL)’, padahal secara yuridis sangat berbeda antara izin
dengan ‘pernyataan kesanggupan’, dan bagaimana penegakan hukum
terhadap ‘pernyataan kesanggupan’?
15. Izin Lingkungan
• Mengapa izin lingkungan dihapus/ditiadakan?
• Bagaimana sistem perizinan lingkungan yang diatur dalam UU No.
32/2009 yang merupakan nama diri yaitu ‘Izin Lingkungan’, diubah
menjadi Perizinan Berusaha?
16. Izin Lingkungan
a. Perizinan lingkungan tetap dipertahakan
b. Penerapan standar pengelolaan lingkungan hidup untuk kegiatan
risiko menengah
c. AMDAL untuk kegiatan risiko tinggi
d. AMDAL disusun oleh profesi bersertifikat
e. Kelayakan AMDAL dievaluasi oleh Pemerintah atau profesi
bersertifikat
f. Pengintegrasian ANDAL lalin ke dalam AMDAL
17. • Untuk itu, perlu dilakukan kajian yang komprehensif, kohesif,
dan konsisten, sebagaimana pernah diterbitkan Inpres No.
5/1984 di atas, yakni melalui tahapan
a)inventarisasi semua aturan perizinan, lakukan evaluasi dan review
terhadapnya;
b)lakukan penataan kelembagaan instansi pemberi izin;
c)secara teknis manajerial usahakan diselenggarakan Sistem Satu
Atap atau Sistem Satu Pintu dalam rangka pelayanan izin;
d)lakukan berbagai pembinaan, pelatihan, dan capacity building
bagi aparat pemberi izin;
e)sosialisasikan berbagai ketentuan di bidang perizinan.
Asep Warlan Yusuf 2019
18. Tanggung jawab Mutlak (strict liability)
• Mengapa rumusan ‘tanggung jawab mutlak’ dalam Pasal 88 mengenai
frasa ‘tanpa perlu pembuktian unsur kesalahan’ (liability without
fault) ditiadakan/dihapus? Apabila dihapus maka menjadi perbuatan
melawan hukum/PMH biasa (liability based on falult).
19. Sanksi Administratif
• Mengapa pengaturan mengenai jenis, sifat, dan keterkaitan antar
jenis sanksi administratif ditiadakan dalam UU Cipta Kerja?
• Bagaimana hubungan antara sanksi administasi dengan ketentuan
pidana?
• Bagaimana membedakan mekanisme penerapan sanksi administratif
karena pelanggaran hukum administrasi dengan pengenaan sanksi
administratif berupa denda dalam Ketentuan Pidana.
20. Ultimum Remidium
• Mengapa tindak pidana lingkungan sebagai kejahatan (Pasal 97 UU
PPLH) diterapkan sanksi administratif berupa denda?
• Apakah kriteria pengenaan sanksi administratif dalam kejahatan
lingkungan?
• Bagaimana kriteria dan mekanismenya ketika tidak dijalankannya
sanksi administrasi (tidak membayar denda) kemudian dipidana?
21. Komitmen dan Prinsip Dasar dalam UU No. 32 tahun
2009 tentang PPLH yang harus dipertahankan:
• bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi
setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal
28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
• bahwa pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan
oleh Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip
pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;
• bahwa semangat otonomi daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan NKRI telah membawa perubahan hubungan dan
kewenangan antara Pemerintah dan pemerintah daerah, termasuk di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
22. • bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah
mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya, sehingga perlu dilakukan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten
oleh semua pemangku kepentingan;
• bahwa pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan
perubahan iklim sehingga memperparah penurunan kualitas
lingkungan hidup karena itu perlu dilakukan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup;
23. • Ketersediaan sumber daya alam secara kuantitas ataupun kualitas tidak
merata, sedangkan kegiatan pembangunan membutuhkan sumber daya
alam yang semakin meningkat. Kegiatan pembangunan juga mengandung
risiko terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan. Kondisi ini dapat
mengakibatkan daya dukung, daya tampung, dan produktivitas lingkungan
hidup menurun yang pada akhirnya menjadi beban sosial.
• Oleh karena itu, lingkungan hidup Indonesia harus dilindungi dan dikelola
dengan baik berdasarkan asas tanggung jawab negara, asas keberlanjutan,
dan asas keadilan. Selain itu, pengelolaan lingkungan hidup harus dapat
memberikan kemanfaatan ekonomi, sosial, dan budaya yang dilakukan
berdasarkan prinsip kehati-hatian, demokrasi lingkungan, desentralisasi,
serta pengakuan dan penghargaan terhadap kearifan lokal dan kearifan
lingkungan.
24. • Upaya preventif dalam rangka pengendalian dampak lingkungan hidup
perlu dilaksanakan dengan mendayagunakan secara maksimal instrumen
pengawasan dan perizinan. Dalam hal pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup sudah terjadi, perlu dilakukan upaya represif berupa
penegakan hukum yang efektif, konsekuen, dan konsisten terhadap
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang sudah terjadi.
• Penegakan hukum pidana dalam UU PPLH memperkenalkan ancaman
hukuman minimum di samping maksimum, perluasan alat bukti,
pemidanaan bagi pelanggaran baku mutu, keterpaduan penegakan hukum
pidana, dan pengaturan tindak pidana korporasi. Penegakan hukum pidana
lingkungan tetap memperhatikan asas ultimum remedium yang
mewajibkan penerapan penegakan hukum pidana sebagai upaya terakhir
setelah penerapan penegakan hukum administrasi dianggap tidak berhasil.
Penerapan asas ultimum remedium ini hanya berlaku bagi tindak pidana
formil tertentu, yaitu pemidanaan terhadap pelanggaran baku mutu air
limbah, emisi, dan gangguan.
25. Ruang Lingkup Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup:
• Perencanaan
• Pemanfaatan
• Pengendalian
• Pemeliharaan
• Pengawasan
• Penegakan hukum
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
26. Pokok-pokok Pengaturan UU No. 32 tahun 2009 tentang
PPLH yang tidak dan yang akan diubah oleh RUU Cipta
Kerja:
1. Keadilan Lingkungan Hidup
2. Pengintegrasian pembangunan berwawasan lingkungan (Eco
Development) dalam kebijakan pembangunan;
3. Penguatan demokrasi lingkungan:
a. penghormatan dan pemenuhan hak atas LH yang baik dan
sehat
b. partisipasi masyarakat
b. keterlibatan peran masyarakat
c. hak memperoleh pendidikan LH
d. hak gugat organisasi (legal standing)
e. gugatan perwakilan (class action)
f. anti slapp suit
g. keterbukaan informasi LH
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
27. Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
4. kewajiban memiliki dokumen LH terkait
amdal, UKL-UPL
5. kedudukan, tujuan, dan fungsi izin
lingkungan;
6. Kejelasan dan penguatan instrumen
ekonomi
7. memperkuat kemitraan dengan dunia
usaha dalam membangun komitmen
terhadap PPLH;
28. Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
8. kejelasan, kepastian, dan kelengkapan dalam
pengenaan sanksi administratif;
9. kejelasan pengaturan tentang prinsip
pencemar membayar (polluter pays Principle);
10. kejelasan dalam penentuan tanggung jawab
dan kompensasi/imbal jasa dalam pelestarian
dan pemanfaatan SDA
11. kejelasan dalam pengaturan tanggung jawab
mutlak (strict liability);
12. kejelasan pengaturan dalam penyelesaian
sengketa di luar pengadilan (altenative
dispute resolution);
13. adanya pengaturan tanggung jawab pidana
(criminal liability) bagi pejabat pemberi izin
dan/atau pengawas;
29. Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
14. pembentukan lembaga penyediaan jasa
pelayanan penyelesaian sengketa
(establishment for ADR services);
15. Prinsip delik formal disamping delik
materil, terkait dengan pidana ultimum
remedium dan primum remidium;
16. Prinsip tanggung jawab korporasi
(corporate liability);
17. pengenaan hukuman tata tertib di luar
hukuman pidana (extra penal sanction);
dan
18. pengenaan sistem insentif dan disinsentif.
30. 19. Kejelasan dalam mengatur prinsip
penguasaan negara (management
authority);
20. kejelasan dalam pengaturan lingkup
pencemaran dan kerusakan LH
21. Penguatan dalam membangun
kelembagaan PPLH;
22. Penguatan otonomi daerah dalam
Penyelenggaraan PPLH.
Asep Warlan Yusuf, UUPPLH 32/2009
31. Ketentuan apakah dari UU No. 32 tahun 2009 ttg UUPLH
yang diubah oleh RUU Cipta Kerja?
• Norma Prinsip: tidak berubah
• Norma Kebijakan: ada yang berubah
• Norma teknis: Sebagian berubah
• Norma Prosedur: banyak berubah
35. Ringkasan Biodata
Prof. Dr. ASEP WARLAN YUSUF, SH.,MH
Tempat/tanggal lahir : Bandung, 9 Juli 1960
Alamat Rumah : Jln. Solo No. 38 Antapani Bandung
Tlp/Fax. (022) 7204775
HP: 0816.62.4195
e-mail: warlan@unpar.ac.id
Alamat Kantor : Kampus Fakultas Hukum Universitas
Parahyangan
Jalan Ciumbuleuit 94 Bandung, 40141
Pangkat/Jabatan Akademik: IV/E - Guru Besar
29/02/2020 35Asep Warlan Yusuf