Ekspose di lingkup ditjen phka, jakarta 2008Helmi .
Dokumen ini memberikan informasi mengenai Taman Nasional Taka Bonerate, termasuk penjelasan tentang lokasi, luas wilayah, zonasi, organisasi pengelola, fungsi-fungsi pengelolaan, upaya pemberdayaan masyarakat, dan koordinasi dengan pemerintah daerah. Tujuan utamanya adalah melestarikan sumber daya alam di kawasan TNTB secara berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat setempat.
Indonesia memiliki kawasan karst terluas di Asia Tenggara yakni 142.000 km2 dan sekitar 15%-nya masuk dalam kawasan lindung (Clements et al 2006). Luasan karst tersebut belum banyak diungkap kekayaannya. Eksplorasi dan penelitian kawasan karst di Indonesia umumnya dilakukan oleh negara lain (Perancis, Inggris, Australia, Italia, dan lain-lain).
Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...CIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan hutan di Provinsi Papua, mencakup fungsi hutan, komoditas unggulan kehutanan menurut wilayah adat, dan pembentukan unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan penunjang tertentu seperti Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi dan Lindung.
Dokumen tersebut merangkum hasil identifikasi potensi wilayah Kabupaten Bandung Barat sebagai kawasan geopark. Terdapat 15 objek yang berpotensi menjadi geopark, dan wilayahnya dibagi menjadi 4 subwilayah berdasarkan usia geologi. Hasil analisis menunjukkan geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity memenuhi syarat untuk menjadikan Kabupaten Bandung Barat sebagai kawasan geopark, meskipun perlu pengembangan sarana, sumber daya
Mangrove management as an essential ecosystem area: A case study from Teluk P...CIFOR-ICRAF
Mangrove di Teluk Pangpang, Banyuwangi ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial pada tahun 2010 untuk melindungi ekosistemnya. Namun, pengelolaannya masih menghadapi tantangan seperti perbedaan pemahaman antar pihak dan keaktifan anggota pengelola yang perlu ditingkatkan. Upaya yang dilakukan antara lain penyusunan rencana pengelolaan, pembentukan forum pengelola, dan pelatihan untuk masyarakat.
Ekspose di lingkup ditjen phka, jakarta 2008Helmi .
Dokumen ini memberikan informasi mengenai Taman Nasional Taka Bonerate, termasuk penjelasan tentang lokasi, luas wilayah, zonasi, organisasi pengelola, fungsi-fungsi pengelolaan, upaya pemberdayaan masyarakat, dan koordinasi dengan pemerintah daerah. Tujuan utamanya adalah melestarikan sumber daya alam di kawasan TNTB secara berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat setempat.
Indonesia memiliki kawasan karst terluas di Asia Tenggara yakni 142.000 km2 dan sekitar 15%-nya masuk dalam kawasan lindung (Clements et al 2006). Luasan karst tersebut belum banyak diungkap kekayaannya. Eksplorasi dan penelitian kawasan karst di Indonesia umumnya dilakukan oleh negara lain (Perancis, Inggris, Australia, Italia, dan lain-lain).
Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...CIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan hutan di Provinsi Papua, mencakup fungsi hutan, komoditas unggulan kehutanan menurut wilayah adat, dan pembentukan unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan penunjang tertentu seperti Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi dan Lindung.
Dokumen tersebut merangkum hasil identifikasi potensi wilayah Kabupaten Bandung Barat sebagai kawasan geopark. Terdapat 15 objek yang berpotensi menjadi geopark, dan wilayahnya dibagi menjadi 4 subwilayah berdasarkan usia geologi. Hasil analisis menunjukkan geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity memenuhi syarat untuk menjadikan Kabupaten Bandung Barat sebagai kawasan geopark, meskipun perlu pengembangan sarana, sumber daya
Mangrove management as an essential ecosystem area: A case study from Teluk P...CIFOR-ICRAF
Mangrove di Teluk Pangpang, Banyuwangi ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial pada tahun 2010 untuk melindungi ekosistemnya. Namun, pengelolaannya masih menghadapi tantangan seperti perbedaan pemahaman antar pihak dan keaktifan anggota pengelola yang perlu ditingkatkan. Upaya yang dilakukan antara lain penyusunan rencana pengelolaan, pembentukan forum pengelola, dan pelatihan untuk masyarakat.
Sistem zonasi digunakan untuk mengelompokan unsur-unsur berdasarkan fungsi yang sama dalam perencanaan penempatan bangunan secara fisik. Dokumen ini membahas tentang zonasi untuk pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat, perlindungan situs warisan budaya, pembatasan pembangunan hanya untuk pariwisata, dan ketentuan larangan pembangunan. Juga dibahas tentang pengusahaan pariwisata alam, zonasi hut
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...Irwan Haribudiman
Dokumen tersebut membahas tentang faktor geografi sebagai sumber daya pariwisata dan modal kepariwisataan di Indonesia. Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang beragam seperti keragaman suku, seni budaya, serta keindahan alam seperti pantai, gunung, dan kekayaan hayati yang dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata. Faktor geografi lainnya seperti iklim, bentuk tanah, hutan, dan flora dan fauna jug
Setiap ilmu pasti tidak dapat berdiri sendiri, karena pasti akan saling berhubungan satu dengan lainnya.
Pariwisata erat kaitannya dengan struktur, bentuk, penggunaan lahan dan perlindungan bentang alam (landscape), selain itu juga terkait dengan kondisi alam, kondisi manusia, dan interaksi diantara keduanya.
Kebijakan pemenuhan tenaga teknis menengah kehutananAdi Pujakesuma
Dokumen tersebut membahas kebijakan pemenuhan tenaga teknis menengah kehutanan di Provinsi Sulawesi Selatan untuk periode 2020-2024, mencakup kondisi umum kawasan hutan, kebutuhan tenaga teknis di bidang perencanaan hutan dan rehabilitasi hutan serta pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Notulen rapat konsultasi publik FSC Controlled Wood dan HCVF di Perum Perhutani KPH Nganjuk membahas peserta rapat, susunan acara, dan resume rapat yang mencakup pembukaan, sambutan, materi konsultasi publik, tanggapan/saran, dan kesimpulan. Tanggapan dan saran stakeholder tertulis dari undangan dan langsung mencakup topik pengelolaan hutan, konservasi, dan kerjasama dengan masyarakat.
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...CIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas upaya rehabilitasi mangrove dan gambut di Indonesia, termasuk program kerja pemerintah, penyebab penurunan luas mangrove, dan strategi nasional pengelolaan ekosistem mangrove. Beberapa inisiatif kunci adalah program Green Port untuk menanam mangrove, revitalisasi lahan gambut, dan pembentukan kelompok kerja multi tingkat untuk koordinasi kebijakan.
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di IndonesiaCIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas tantangan pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia, termasuk kebijakan terkait lahan gambut, kompleksitas kegiatan di lahan gambut, penggunaan api yang menyebabkan kebakaran berulang, serta berbagai masalah teknis dalam melakukan restorasi gambut seperti lokasi yang melintasi batas administratif dan konsesi.
Dokumen tersebut membahas strategi pengelolaan hutan mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali yang berkelanjutan. Berdasarkan analisis SWOT, dua faktor internal terkuat adalah lokasi strategis dan ekosistem mangrove terbesar di Bali, sementara kelemahan internal adalah sampah dan sedimentasi. Faktor eksternal peluang adalah peningkatan wisatawan, ancaman adalah kepentingan pihak ketiga dan sampah. Lima strategi yang disarank
Laporan ini memberikan ringkasan singkat tentang pemeliharaan demoplot sumber benih jati di Kabupaten Muna yang meliputi pembuatan jalur tanaman dan sekat bakar, penyiangan, pemupukan, serta pemagaran areal demoplot."
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)CIFOR-ICRAF
Wetland management (mangrove and peatland)
This session discusses peatland and mangrove ecosystems management, within which they are considered as essential ecosystems. This session further explores the legal aspects related to peatland and mangrove ecosystems management in Indonesia and the operationalization of the regulatory framework.
Speaker: Ir. Wiratno, M.Sc., Director General of Conservation on Natural Resources and Ecosystem, Ministry of Environment and Forestry
Event: Webinar "Menata Peta Jalan Perencanaan untuk Implementasi Program Nasional PME (Peatland and Mangrove Ecosystems)"
Date: May 15, 2020
Dokumen ini membahas tentang faktor geografi sebagai penentu destinasi wisata. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi destinasi wisata, elemen-elemen penting dalam sistem pariwisata seperti daya tarik, fasilitas, dan citra destinasi. Dokumen ini juga menjelaskan perkembangan dan pengelolaan destinasi wisata di Indonesia melalui program DMO yang dirancang untuk meningkatkan sinergi antar pemangku kepentingan pariwisata.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang dua proyek investasi potensial di Kawasan Geopark Gunung Sewu yaitu penanaman tanaman perindang di sepanjang Jalur Jalan Lintas Selatan dan pengembangan situs geosains Bioturbasi Kalingalang."
Dinamika pengelolaan mangrove di daerah: kondisi, tantangan dan peluangCIFOR-ICRAF
The dynamics of mangrove ecosystem management at the sub-national level: condition, challenges, and opportunities
This session explored the current condition, challenges, and opportunities of mangrove management at the regional level. This session also introduced some of the achievements of the Regional Mangrove Working Group (KKMD) and the success story of the involvement of the coastal/fishing community in mangrove ecosystem management.
Speaker: Dr. Rudhi Pribadi, Head of Fisheries and Marine Sciences Study Program Diponegoro University
Event: Webinar "Menata Peta Jalan Perencanaan untuk Implementasi Program Nasional PME (Peatland and Mangrove Ecosystems)"
Date: May 15, 2020
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pelindungan kawasan ekosistem esensial (KEE) bertujuan melindungi ekosistem penting di luar kawasan konservasi melalui pengelolaan berbasis konservasi dan praktik terbaik.
2. Forum kolaborasi antarpemangku kepentingan sangat penting dalam perencanaan, pengelolaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan KEE agar pengelolaannya sesuai dengan kondisi sosial budaya m
Dokumen tersebut membahas tentang Taman Nasional Aketajawe Lolobata di Maluku Utara yang meliputi profil, dasar penetapan, tugas pokok, sistem zonasi, ancaman perambahan hutan, dan dampaknya. Taman Nasional ini memiliki luas 167.300 ha yang dibagi menjadi beberapa zona untuk perlindungan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta memungkinkan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Ancaman utama
Dokumen tersebut merupakan laporan profil KPH Nganjuk yang meliputi identifikasi kawasan bernilai konservasi tinggi (KBKT) berdasarkan enam kriteria NKT sesuai panduan FSC. Proses identifikasi meliputi survey biodiversity, kajian dampak sosial, dan konsultasi dengan masyarakat. Hasilnya menunjukkan adanya kawasan NKT1 (keanekaragaman hayati), NKT3 (ekosistem langka), NKT4 (jasa lingkungan), NKT
Sistem zonasi digunakan untuk mengelompokan unsur-unsur berdasarkan fungsi yang sama dalam perencanaan penempatan bangunan secara fisik. Dokumen ini membahas tentang zonasi untuk pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat, perlindungan situs warisan budaya, pembatasan pembangunan hanya untuk pariwisata, dan ketentuan larangan pembangunan. Juga dibahas tentang pengusahaan pariwisata alam, zonasi hut
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...Irwan Haribudiman
Dokumen tersebut membahas tentang faktor geografi sebagai sumber daya pariwisata dan modal kepariwisataan di Indonesia. Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang beragam seperti keragaman suku, seni budaya, serta keindahan alam seperti pantai, gunung, dan kekayaan hayati yang dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata. Faktor geografi lainnya seperti iklim, bentuk tanah, hutan, dan flora dan fauna jug
Setiap ilmu pasti tidak dapat berdiri sendiri, karena pasti akan saling berhubungan satu dengan lainnya.
Pariwisata erat kaitannya dengan struktur, bentuk, penggunaan lahan dan perlindungan bentang alam (landscape), selain itu juga terkait dengan kondisi alam, kondisi manusia, dan interaksi diantara keduanya.
Kebijakan pemenuhan tenaga teknis menengah kehutananAdi Pujakesuma
Dokumen tersebut membahas kebijakan pemenuhan tenaga teknis menengah kehutanan di Provinsi Sulawesi Selatan untuk periode 2020-2024, mencakup kondisi umum kawasan hutan, kebutuhan tenaga teknis di bidang perencanaan hutan dan rehabilitasi hutan serta pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Notulen rapat konsultasi publik FSC Controlled Wood dan HCVF di Perum Perhutani KPH Nganjuk membahas peserta rapat, susunan acara, dan resume rapat yang mencakup pembukaan, sambutan, materi konsultasi publik, tanggapan/saran, dan kesimpulan. Tanggapan dan saran stakeholder tertulis dari undangan dan langsung mencakup topik pengelolaan hutan, konservasi, dan kerjasama dengan masyarakat.
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...CIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas upaya rehabilitasi mangrove dan gambut di Indonesia, termasuk program kerja pemerintah, penyebab penurunan luas mangrove, dan strategi nasional pengelolaan ekosistem mangrove. Beberapa inisiatif kunci adalah program Green Port untuk menanam mangrove, revitalisasi lahan gambut, dan pembentukan kelompok kerja multi tingkat untuk koordinasi kebijakan.
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di IndonesiaCIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas tantangan pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia, termasuk kebijakan terkait lahan gambut, kompleksitas kegiatan di lahan gambut, penggunaan api yang menyebabkan kebakaran berulang, serta berbagai masalah teknis dalam melakukan restorasi gambut seperti lokasi yang melintasi batas administratif dan konsesi.
Dokumen tersebut membahas strategi pengelolaan hutan mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali yang berkelanjutan. Berdasarkan analisis SWOT, dua faktor internal terkuat adalah lokasi strategis dan ekosistem mangrove terbesar di Bali, sementara kelemahan internal adalah sampah dan sedimentasi. Faktor eksternal peluang adalah peningkatan wisatawan, ancaman adalah kepentingan pihak ketiga dan sampah. Lima strategi yang disarank
Laporan ini memberikan ringkasan singkat tentang pemeliharaan demoplot sumber benih jati di Kabupaten Muna yang meliputi pembuatan jalur tanaman dan sekat bakar, penyiangan, pemupukan, serta pemagaran areal demoplot."
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)CIFOR-ICRAF
Wetland management (mangrove and peatland)
This session discusses peatland and mangrove ecosystems management, within which they are considered as essential ecosystems. This session further explores the legal aspects related to peatland and mangrove ecosystems management in Indonesia and the operationalization of the regulatory framework.
Speaker: Ir. Wiratno, M.Sc., Director General of Conservation on Natural Resources and Ecosystem, Ministry of Environment and Forestry
Event: Webinar "Menata Peta Jalan Perencanaan untuk Implementasi Program Nasional PME (Peatland and Mangrove Ecosystems)"
Date: May 15, 2020
Dokumen ini membahas tentang faktor geografi sebagai penentu destinasi wisata. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi destinasi wisata, elemen-elemen penting dalam sistem pariwisata seperti daya tarik, fasilitas, dan citra destinasi. Dokumen ini juga menjelaskan perkembangan dan pengelolaan destinasi wisata di Indonesia melalui program DMO yang dirancang untuk meningkatkan sinergi antar pemangku kepentingan pariwisata.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang dua proyek investasi potensial di Kawasan Geopark Gunung Sewu yaitu penanaman tanaman perindang di sepanjang Jalur Jalan Lintas Selatan dan pengembangan situs geosains Bioturbasi Kalingalang."
Dinamika pengelolaan mangrove di daerah: kondisi, tantangan dan peluangCIFOR-ICRAF
The dynamics of mangrove ecosystem management at the sub-national level: condition, challenges, and opportunities
This session explored the current condition, challenges, and opportunities of mangrove management at the regional level. This session also introduced some of the achievements of the Regional Mangrove Working Group (KKMD) and the success story of the involvement of the coastal/fishing community in mangrove ecosystem management.
Speaker: Dr. Rudhi Pribadi, Head of Fisheries and Marine Sciences Study Program Diponegoro University
Event: Webinar "Menata Peta Jalan Perencanaan untuk Implementasi Program Nasional PME (Peatland and Mangrove Ecosystems)"
Date: May 15, 2020
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pelindungan kawasan ekosistem esensial (KEE) bertujuan melindungi ekosistem penting di luar kawasan konservasi melalui pengelolaan berbasis konservasi dan praktik terbaik.
2. Forum kolaborasi antarpemangku kepentingan sangat penting dalam perencanaan, pengelolaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan KEE agar pengelolaannya sesuai dengan kondisi sosial budaya m
Dokumen tersebut membahas tentang Taman Nasional Aketajawe Lolobata di Maluku Utara yang meliputi profil, dasar penetapan, tugas pokok, sistem zonasi, ancaman perambahan hutan, dan dampaknya. Taman Nasional ini memiliki luas 167.300 ha yang dibagi menjadi beberapa zona untuk perlindungan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta memungkinkan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Ancaman utama
Dokumen tersebut merupakan laporan profil KPH Nganjuk yang meliputi identifikasi kawasan bernilai konservasi tinggi (KBKT) berdasarkan enam kriteria NKT sesuai panduan FSC. Proses identifikasi meliputi survey biodiversity, kajian dampak sosial, dan konsultasi dengan masyarakat. Hasilnya menunjukkan adanya kawasan NKT1 (keanekaragaman hayati), NKT3 (ekosistem langka), NKT4 (jasa lingkungan), NKT
Dokumen ini membahas program pengelolaan hutan adat oleh masyarakat suku Dayak Paser di Kalimantan Timur yang dilakukan oleh organisasi PADI Indonesia sejak tahun 1990-an. Program ini telah mengelola hutan adat seluas 61.800 hektar di 8 desa untuk memenuhi kebutuhan pangan, air, obat-obatan masyarakat serta menghasilkan listrik mikrohidro dan produk hutan lainnya. Pelajaran penting dari program ini adalah penting
Materi pembinaan Kelompok Pecinta Alam 2014Imam Tolkha
Taman Nasional Taka Bonerate memiliki peran penting dalam konservasi lingkungan. Kelompok Pecinta Alam (KPA) dapat membantu upaya konservasi dengan melakukan aktivitas seperti transplantasi karang, penanaman mangrove, dan sosialisasi pentingnya lingkungan bagi masa depan. Namun, beberapa KPA belum memahami makna dan peranannya dalam pelestarian lingkungan sehingga perlu meningkatkan kesadaran mereka.
Provinsi Papua Barat ditetapkan sebagai provinsi konservasi pada tahun 2015 untuk melindungi sumber daya alam secara berkelanjutan dan mendukung kesejahteraan masyarakat. Kebijakan ini memberikan manfaat jangka pendek, menengah, dan panjang seperti pelestarian ekosistem, peningkatan perekonomian mikro, dan perlindungan sumber daya alam untuk generasi mendatang.
Laporan ini menyarankan model implementasi multisistem silvikultur dan multi usaha untuk pengelolaan ekosistem gambut yang berkelanjutan. Laporan ini mengkategorikan zona-zona pengelolaan gambut dan merekomendasikan model pengelolaan lahan serta kegiatan multi usaha yang sesuai dengan karakteristik setiap zona berdasarkan fungsi ekologi, ekonomi dan sosial.
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem MangroveCIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas strategi nasional pengelolaan ekosistem mangrove di Indonesia. Strategi ini mencakup pendekatan yang menyeluruh, menyentuh semua aspek, membumi dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, dan membudayakan pengelolaan mangrove. Strategi khususnya meliputi pemanfaatan mangrove untuk pariwisata, perlindungan iklim, mitigasi bencana, dan peningkatan produktivitas perikanan. Dokumen juga membahas ker
Tiga program utama diusulkan untuk mengelola kawasan Taman Nasional Tesso Nilo secara lestari:
1) Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat sekitar untuk meningkatkan ekonomi mereka melalui ekowisata dan rehabilitasi hutan bersama.
2) Mengusulkan lahan baru untuk pemukiman masyarakat dan menegakkan hukum terhadap pelaku perambahan hutan.
3) Melestarikan ekosistem Tesso Nilo dengan merehabilitasi la
Similar to Peran Masyarakat Adat, KKBHL, Jkt 20-23 Okt 2013 (20)
Over 25 years of experience managing several national parks in Indonesia, including Tanjung Puting National Park, Komodo National Park, Kayan Mentarang National Park, and Taka Bonerate National Park. Educated in forest resource conservation at Bogor Agricultural University. Has coordinated conservation efforts and served as a liaison between parks and government/non-governmental organizations.
Helmi, Komodo Dragon, National Park Indonesia, Presentation, Galapagos Equa...Helmi .
1) Komodo dragons still exist on 5 islands within Komodo National Park in Indonesia, including an estimated population of over 3,000 dragons spread across the islands.
2) The park contains diverse terrestrial and marine habitats that are home to over 1,000 fish species, 385 coral species, mangroves, and sea grass, and is a UNESCO World Heritage Site designated to protect biodiversity including the Komodo dragon.
3) Park management goals include ensuring the long-term survival of Komodo dragons, sustainable use of resources for tourism, education and research, and protecting fish and invertebrate stocks.
Local communities in Indonesia's Lore Lindu National Park are well-placed to develop detailed zoning plans for the park through participatory planning. The Ngata Toro indigenous community within the park has worked with outside support to document their local knowledge and traditions, and to map their interactions with the landscape. This informed a participatory planning process to manage ecosystems in a way that combines modern conservation, traditional practices, and high local involvement. Recognizing Ngata Toro's lands and knowledge has given them access to resources while establishing a new institution for women's roles in decisions. Their pre-existing zoning system demonstrates how local communities can effectively manage resources when local wisdom, needs, traditions and rights shape natural resource governance at a fine scale.
Kayan Mentarang National Park is located in Indonesia and contains highly diverse flora, fauna, and habitats as well as diverse local cultures and traditions. The document discusses how biological and cultural diversity are interconnected, but recent developments are disconnecting people from nature. It suggests that conservation needs to be integrated into our minds and implemented through principles like protecting life support systems, preserving species diversity, and sustainably using biological resources. Finally, it proposes strengthening collaboration between local, national, and global frameworks to fulfill livelihoods and conserve the natural and cultural wealth of Kayan Mentarang National Park.
This document summarizes Ir. Helmi's report on accompanying the Ngata Toro customary community to receive the Equator Initiative Prize from February 4-22, 2004 in Kuala Lumpur, Malaysia. It describes the preparatory activities in Indonesia, including obtaining passports and permission letters. It then outlines the community's activities while in Malaysia, including presenting their biodiversity conservation initiatives, participating in dialogue sessions, and receiving an award of $30,000. The document includes statements from Naftali and Rukmini requesting that Ir. Helmi accompany them to help communicate their ideas and wishes. It provides background on the Ngata Toro community's philosophy and phases of initiatives to document traditional knowledge, establish partnerships,
Taka Bonerate National Park is located in Selayar District, South Sulawesi, Indonesia. The park aims to preserve the tropical marine ecosystem by revitalizing indigenous knowledge and customary laws regarding access, control, and wise use of resources. It also aims to maximize benefits from preserving the ecosystem to ensure sustainability of nature-based local economic activities. The park objectives include maintaining biodiversity and cultural diversity.
1. Peran Masyarakat Adat
Dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi
Taman Nasional Kayan Mentarang
Oleh: Ir Helmi, Kepala Balai TN Kayan Mentarang
Disampaikan pada Rapat Koordinasi Direktorat KKBHL Ditjen PHKA
Dengan Tema “Menjaga Eksistensi Kawasan Konservasi”
Jakarta, Hotel Peninsula, 20-23 Oktober 2013
2. Taman Nasional Di Batas Negara
• Taman Nasional di Batas
Negara “Kayan Mentarang”
(ke luar pertahanan ke
dalam pembangunan)
• CAGAR ALAM
Surat Keputusan Menteri Pertanian tahun 1980 tentang penunjukan Cagar
Alam Kayan Mentarang seluas 1.6 juta ha (SK. No. 847/Kpts/Um/II/1980 )
Memiliki keanekaragaman hayati tinggi
Tempat kehidupan masyarakat tradisional etnis
Dayak yang keberadaannya perlu diperhatikan
• TAMAN NASIONAL
Surat Keputusan Menteri Kehutanan tahun 1996 tentang penunjukan
TNKM seluas 1.360.500 ha ( SK. No. 631/KPTS-II/1996)
BTNKM (P.03/Menhut-II/2007)
3. Ruang & Kelembagaan yang Mengawal Ruang
(11 wilayah adat; TNKM di Batas Negara; 3 Seksi BTNKM)
4.
5. Tupoksi BTNKM
• Peraturan Menteri Kehutanan: P.03/Menhut-II/2007 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman
Nasional, dengan fungsi yang diselenggarakan sbb:
a. Penataan zonasi, penyusunan rencana kegiatan,
pemantauan dan evaluasi pengelolaan kawasan taman
nasional
b. Pengelolaan kawasan taman nasional
c. Penyidikan, perlindungan dan pengamanan kawasan taman
nasional
d. Pengendalian kebakaran hutan
e. Promosi, informasi konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya
f. Pengembangan bina cinta alam serta penyuluhan konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
g. Kerja sama pengembangan konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya serta pengembangan kemitraan
h. Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan taman
nasional
i. Pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan dan
pariwisata alam
j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga
Masyarakat Adat
Penguatan jalin hubungan keanekaragaman hayati (flora, fauna, habitat) &
keanekaragaman budaya (tradisi, adat istiadat, bahasa daerah)
6. Mindset
Fungsi
Elemen
P O A C Mindset Strategy Output
SDM
BUDGET
SARPRAS
JUKLAK
JUKNIS
Standar,
metode,...
BTNKM BTNKM BTNKM
•BTNKM
•Pusat
•Pihak terkait
Internal
lembaga
BTNKM
Memandu
proses internal
lembaga
BTNKM
Managemen
efektip
MARKET:
•Penelitian
•Pendidikan
•Ilmu
pengetahuan
•Budidaya
•Rekreasi
•Wisata alam
Membangun
jembatan
kepada
lembaga
dengan fungsi
terkait
Co -
managemen
•BTNKM
•Stakeholder
•Stakeholder
•Kontrol publik
Lembaga
sebagai
pelayan
publik
•Komunikasi
•Market
advokasi
Suplay
demand
optimal
BUDAYA:
•Tradisi
•Adat istiadat
•Bahasa daerah
•Rightholder
•BTNKM
Rightholder Masyarakat
setempat
•Rightholder
•BTNKM
•Masyarakat
setempat
Terkait
keanekarag
aman hayati
Sustainable use
Pondasi
kawasan
kokoh
Mekanisme pengambilan keputusan lokal /musyawarah mufakat membuat keputusan : pegayam,
7. UPAYA BTNKM & PARA PIHAK
(2010-2013)
Terhimpun draft zonasi TNKM
• Proses pengajuan ke Dirjen PHKA
Terimplementasi pengelolaan
kolaboratif TNKM melalui praktek
mahasiswa di wilayah SPTN II Long
Alango (2011-2012)
Tersusun MoU BTNKM & BPTU
Teralokasi & terimplementasi
sumberdaya BTNKM untuk
penguatan BPTU (2012-2013-….)
• Pendampingan
Patroli udara TNKM
Tersusun draft MoU BTNKM & Korem
091/Aji Surya Natakesuma (ASN)
Sosialisasi Tata Batas perubahan
8. Upaya Penguatan Di Batas Negara
(batas TNKM batas negara)
• Patroli Udara bersama TNI
di batas negara
Memastikan tidak ada
penggeseran patok batas
yang juga merupakan pal
batas TNKM
Memastikan tidak ada
kegiatan illegal di dalam
kawasan TNKM
Menyusun draft MoU
BTNKM & Korem VI/ASN
9. Upaya Penguatan Di Masyarakat
(penguatan jalin hubungan keanekaragaman hayati & keanekaragaman budaya)
10. Intervensi Konservasi
(jalin hubungan keanekaragaman hayati dan keanekaragaman budaya)
Pendekatan ilmu pengetahuan
melalui colaborasi:
Skripsi berjudul: Etnobotani Pangan
Masyarakat Suku Dayak Kenyah Di
Sekitar Taman Nasional Kayan
Mentarang Kalimantan Timur
Skripsi berjudul: Kearifan Lokal Dalam
Perburuan Satwa Liar Suku Dayak
Kenyah Di Taman Nasional Kayan
Mentarang Kalimantan Timur
Skripsi berjudul: Identifikasi Batas
Lapang Tana “Ulen” Lalut Birai Dan
Inventarisasi Aturan Pengelolaannya
Laporan Prkatek Kerja Lapang 2011 &
2012 Mahasiswa Konservasi Fahutan
IPB
(flora)
(fauna)
(habitat)
11. Pemberdayaan Masyarakat
(Meningkatkan peran dan fungsi BPTU)
• BTNKM alokasikan
sumber daya
– Penguatan organisasi BPTU melalui
alokasi sumber daya BTNKM untuk
pengelola BPTU 2012, 2013,…….
– Pengelolaan Tana Ulen oleh
masyarakat setempat di Long Alango
– Penguatan dukungan fasilitas
transportasi air (long boat, ketinting)
12. Upaya Penguatan Ruang Kelola
(memandu aspirasi)
• Sosialisasi Taman
Nasional Kayan
Mentarang
Membangun kesepahaman di
tingkat masyarakat tentang
ruang kelola / zonasi (Zona
inti, zona rimba, zona
pemanfaatan, zona khusus)
Sosialisasi Kriteria dan
Indikator Zonasi TNKM
13. Upaya Penguatan Di Masyarakat
(penyelarasan perubahan tata ruang)
• Sosialisasi Tata Batas
(2013) utk antisipasi
Perubahan Tata Ruang
• Pertemuan dengan Perangkat Desa,
Ketua Adat Desa, Perwakilan FoMMA
wilayah Kecamatan Bahau Hulu (25
September 2013)
• Rancangan Trayek Tata Batas,
dikomunikasikan dengan masyarakat
setempat bersama Ka BPKH IV
samarinda & Dinas Kehutanan Kab
Malinau di Long Alango (25
September 2013) dihadiri perwakilan
Desa (perangkat pemerintahan Desa,
perangkat Adat Desa, perwakilan
FoMMA Desa)
14. Tantangan
• Menginegtrasikan Batas Taman Nasional Kayan
Mentarang Batas Negara ke dalam pelaksanaan
Tupoksi TN
• Mengintegrasikan jalin hubungan keanekaragaman
hayati dan keanekaragaman budaya ke dalam
pelaksanaan Tupoksi TN
• Melaraskan Tupoksi TN (P.03/Menhut-II/2007)
dengan SK Kolaboratif TNKM kedalam pelaksanaan
tugas keseharian