Daftar Isi:
- Pendahuluan
--- Uang Elektronik (electronic Money)
--- Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK)
- Pertimbangan
--- Multi purposes dan single purpose
--- Tercatat atau tidaknya identitas Pemegang (registered atau unregistered).
--- Media chip atau server pada Penerbit.
--- Transfer dana dan tarik tunai.
- Perizinan
- Dana Float
- Kewajiban
- Masa Berlaku
Meningkatkan Finansial Inklusi Melalui Digitalisasi PerbankanLestari Moerdijat
Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat penetrasi layanan perbankan yang rendah. Dibanding negara berkembang lainnya, Indonesia tergolong tertinggal dalam hal finansial inklusi.
Dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menyebutkan Pemerintah Negara Indonesia mempunyai kewajiban konstitusional melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam konteks perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, tujuan bernegara tersebut diwujudkan dalam bentuk perlindungan data pribadi dari setiap penduduk atau warga negara Indonesia
Daftar Isi:
- Pendahuluan
--- Uang Elektronik (electronic Money)
--- Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK)
- Pertimbangan
--- Multi purposes dan single purpose
--- Tercatat atau tidaknya identitas Pemegang (registered atau unregistered).
--- Media chip atau server pada Penerbit.
--- Transfer dana dan tarik tunai.
- Perizinan
- Dana Float
- Kewajiban
- Masa Berlaku
Meningkatkan Finansial Inklusi Melalui Digitalisasi PerbankanLestari Moerdijat
Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat penetrasi layanan perbankan yang rendah. Dibanding negara berkembang lainnya, Indonesia tergolong tertinggal dalam hal finansial inklusi.
Dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menyebutkan Pemerintah Negara Indonesia mempunyai kewajiban konstitusional melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam konteks perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, tujuan bernegara tersebut diwujudkan dalam bentuk perlindungan data pribadi dari setiap penduduk atau warga negara Indonesia
Pembayaran berbasis digital semakin marak digunakan di era sekarang ini. Bermacam2 jenisnya mulai emoney, ewallet, cryptocurrency, virtual account, dll. Bahkan Banknya juga Bank Digital yang memungkinkan kita membuka tabungan, membuat kartu debit, mengajukan pinjaman, pembayaran ecommerce, dll hanya melalui smartphone. Segala macam kemudahan akses ini menawarkan transaksi yang cepat dan realtime dimana saja dan kapan saja. Tapi apakah sudah dipertimbangkan sisi keamanannya? Seperti apa karakteristik tiap2 jenis pembayaran non tunai ini?
Simplified explanation of blockchain technology, with samples and a bit of technical explanation on principles that enables the technology to be adopted as foundation for crypto-currency. It also touches lightly on the history and regulatory perspective over the emergence of crypto-currency. Explores possible use of blockchain as vehicle for value transfer of valuables such as land deed, marketable securities, etc.
This presentation is in Bahasa Indonesia
Perbankan menjadi sebuah sektor usaha yang dominan saat ini, karena itu pelaku usaha perbankan harus dapat mengamankan usaha perbankan dari ancaman kejahatan. Kegagalan bank mengatasi kejahatan keuangan akan mengakibatkan efek sistemik pada semua aspek ekonomi lainnya. Paparan ini memberikan gambaran bagaimana kejahatan perbankan, ancaman, serta pola pengamanan yang direkomendasikan untuk mencegah kejahatan perbankan.
Cashless Regulation in Indonesia:“Tantangan Indonesia Menuju Cashless Society”Yudi Herdiana
Perubahan gaya hidup dalam membelanjakan atau melakukan pembayaran uang dari yang semula belanja atau membayar menggunakan model cash menjadi model belanja atau pembayaran digital (digital payment), E-Money.
Pembayaran berbasis digital semakin marak digunakan di era sekarang ini. Bermacam2 jenisnya mulai emoney, ewallet, cryptocurrency, virtual account, dll. Bahkan Banknya juga Bank Digital yang memungkinkan kita membuka tabungan, membuat kartu debit, mengajukan pinjaman, pembayaran ecommerce, dll hanya melalui smartphone. Segala macam kemudahan akses ini menawarkan transaksi yang cepat dan realtime dimana saja dan kapan saja. Tapi apakah sudah dipertimbangkan sisi keamanannya? Seperti apa karakteristik tiap2 jenis pembayaran non tunai ini?
Simplified explanation of blockchain technology, with samples and a bit of technical explanation on principles that enables the technology to be adopted as foundation for crypto-currency. It also touches lightly on the history and regulatory perspective over the emergence of crypto-currency. Explores possible use of blockchain as vehicle for value transfer of valuables such as land deed, marketable securities, etc.
This presentation is in Bahasa Indonesia
Perbankan menjadi sebuah sektor usaha yang dominan saat ini, karena itu pelaku usaha perbankan harus dapat mengamankan usaha perbankan dari ancaman kejahatan. Kegagalan bank mengatasi kejahatan keuangan akan mengakibatkan efek sistemik pada semua aspek ekonomi lainnya. Paparan ini memberikan gambaran bagaimana kejahatan perbankan, ancaman, serta pola pengamanan yang direkomendasikan untuk mencegah kejahatan perbankan.
Cashless Regulation in Indonesia:“Tantangan Indonesia Menuju Cashless Society”Yudi Herdiana
Perubahan gaya hidup dalam membelanjakan atau melakukan pembayaran uang dari yang semula belanja atau membayar menggunakan model cash menjadi model belanja atau pembayaran digital (digital payment), E-Money.
Pensyarah : Ustazah Kaiyisah Nurulsyakur
Grup : A4CS1113B
Nama Ahli :
1) Nor Aleea binti Mohd Hashim (2018212536)
2) Muhammad Sufi bin Mat Yusoff (2018231062)
3) Kamelia binti Kameel (2018652834)
4) Ahmad Zikri bin Shukeri (2018635814)
5) Nur Hannah binti Zamshary (2018406936)
6) Anis Fitrah binti Deraman (2018423312)
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
Program sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran ilmiah.
Program sarjana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.
2. | 2
Outline
Konsep Virtual Currency
Perkembangan Virtual
Currency
Risiko Virtual Currency
Respon Kebijakan
terhadap Virtual
Currency
Kesimpulan
I II
III IV
V
3. | 3
I. KONSEP VIRTUAL CURRENCY
Karakteristik
Virtual currency memiliki beberapa karakteristik yang berpotensi menimbulkan risiko ...
01
No Regulator
02
Peer-to-peer
03
Pseudonymity
04
No Central
Authority
Tidak terdapat entitas sentral yg menjadi subyek pengaturan
Tidak terdapat pihak yang menjadi penanggung jawab pengelolaan
Penerbitan dan harga ditentukan oleh pasar (supply – demand)
Perlindungan konsumen
Identitas pelaku tersamarkan atau tdk dpt diidentifikasikan dgn transaksinya
sehingga dapat dimanfaatkan untuk aktivitas ilegal
Transaksi tanpa intermediary formal
Settlement finality
Legal status kepemilikan digital currency
Tidak terdapat pihak yang menangani penanganan keluhan atau komplain
Tidak terdapat pengaturan mengenai penyelenggaraannya, termasuk pengaturan terhadap
pengelolaan algoritma virtual currency
Tidak mengikuti best practice atau standar internasional untuk memastikan keamanan dan
efisiensi penyelenggaraan
Tidak terdapat kepastian hukum sehingga sewaktu-waktu dapat terjadi kerugian
4. | 4
I. KONSEP VIRTUAL CURRENCY
Ekosistem Virtual Currency
Dalam ekosistem virtual currency pada umumnya terdapat 4 pelaku, yaitu Exchange,
Wallet, Payment, dan Mining…
Exchange
Menyediakan platform tukar-menukar digital currencies dgn
mata uang nasional atau dengan digital currencies lainnya
Wallet
Menyediakan layanan untuk menyimpan, mengirim, dan
menerima digital currency
Payment
Menyediakan gateway yang menghubungkan pengguna
digital currency melalui transaksi pembayaran
Mining
Melakukan validasi transaksi dan menambahkan suatu
blok baru pada global ledger
5. | 5
Harga Market Cap
BTC/Bitcoin $14,622.90
ETH/Ethereum $1,373.95
BCH/Bitcoin Cash
$2.05XRP/Ripple
$2,722.73
LTC/Litecoin
$0.89
$1.53
MIOTA/IOTA
$251.17
XLM/Stelar $0.67
EOS
$4.06
XEM/NEM
$15.53
33%$246 miliar
$133 miliar
$79 miliar
$47 miliar
$23 miliar
$14 miliar
$14 miliar
$12 miliar
$11 miliat
$10 miliar
Terdapat lebih dari 1.400 cryptocurrencies dgn market cap terbesar adalah Bitcoin (33%) …
Sumber: Coinmarketcap, data per 13 Jan 2018
II. PERKEMBANGAN VIRTUAL CURRENCY
Harga dan Kapitalisasi Pasar Virtual Currency
ADA/Cardano
Total Market Cap VC
USD 752,542,886,784
6. | 6
Harga Bitcoin (April 2013 – Jan 2018)
Rp1.306.348,97
Rp214.409.489,84
II. PERKEMBANGAN VIRTUAL CURRENCY
Perkembangan Bitcoin dan Ethereum
Harga Ethereum (Agustus 2015-Jan 2018)
Rp12.765.198,22
Rp38.286,25
Sumber: CoinGecko, 2018
7. | 7
09.00 WIB
Rp193.805.289,68
07.00 WIB
Rp194.126.675,28
07.00 WIB
Rp203.722.559,65
07.00 WIB
Rp197.902.913,27
07.00 WIB
Rp188.730.022,39
07.00 WIB
Rp208.610.497,00
07.00 WIB
Rp209.917.817,27
Sumber: CoinGeckco, 15 Jan 2018
II. PERKEMBANGAN VIRTUAL CURRENCY
Perkembangan Harga Bitcoin
8. | 8
III. RISIKO VIRTUAL CURRENCY
Virtual currency memiliki risiko yang tinggi pada area sistem pembayaran, SSK, APU PPT,
dan perlindungan konsumen…
Sistem Pembayaran
Risiko konvertibilitas: tidak ada jaminan ditukarkan dengan fiat money, apalagi dgn volatilitas
harga yg tinggi
Risiko perlindungan konsumen: tidak ada pihak yg menangani keluhan nasabah
Risiko operasional: keamanan sistem dan ekosistem di sekelilingnya belum terbukti.
Risiko setelmen: di mana nasabah melakukan transaksi melalui virtual environment shg tidak
ada jaminan setelmen
Stabilitas Sistem
Keuangan
Risiko stabilitas sistem keuangan apabila terjadi bubble burst karena terdapat interaksi antara
virtual currency dan ekonomi riil.
Risiko volatilitas harga yang tinggi karena nilainya ditentukan pada ekspektasi penawaran dan
permintaan di masa mendatang (spekulatif)
Terdapat pula risiko regulatory arbitrage karena transaksi dapat dilakukan dari negara lain
dengan ketentuan yang lebih akomodatif.
9. | 9
III. RISIKO VIRTUAL CURRENCY
Aktivitas Ilegal
Risiko pencucian uang dan pendanaan terorisme:
- mekanisme transfer tidak melewati intitusi formal yang memiliki sistem APUPPT shg tidak
dapat dilakukan idenfikasi dan monitoring thd pergerakan transaksi.
- pseudonimity dari mekanisme transaksi menyebabkan pelaku transaksi tidak dapat
diidenfikasi
- transaksi lebih cepat dan lebih mudah untuk dipindahkan, bahkan hingga ke luar negeri.
- menyulitkan untuk dilakukan pembekuan atau penyitaan terkait kasus kejahatan.
Perlindungan
Konsumen
Belum terdapat regulasi yang mengatur virtual currency meningkatkan eksposur pengguna
terhadap kerugian keuangan.
Tidak terdapat pengelola yang jelas sehingga sulit untuk meminta pertanggungjawaban
ketika terjadi permasalahan
Virtual currency memiliki risiko yang tinggi pada area sistem pembayaran, SSK, APU PPT,
dan perlindungan konsumen…
10. | 10
III. RISIKO VIRTUAL CURRENCY
Fraud terhadap Virtual Currency
Mt. Gox merupakan suatu perusahaan bitcoin exchange di Jepang.
Terjadi pencurian bitcoin dari pemegang wallet yang dikelola oleh Mt. Gox.
Akibatnya Mt. Gox menghentikan perdagangan, perusahaan dan layanan penukaran, dan
mengajukan kepailitan.
Kerugian sebesar 850 ribu bitcoin atau setara USD450 juta pada saat itu
(sumber: Reuters – Business News, 30 Maret 2014)
Virtual currency exchange yang bermarkas di London
Hacker yang berhasil meretas hot wallet di Bitstamp sehingga Bitstamp terpaksa menutup
situs dan meminta semua nasabah untuk berhenti melakukan deposit ke wallet
Kerugian 19 ribu bitcoin atau setara USD5juta pada saat itu
(sumber: Fortune, 6 Jan 2015)
Terdapat beberapa kasus fraud virtual currency yang merugikan pemegang virtual
currency …
Exchange yang didirikan oleh warga negara Amerika bernama Trendon Shavers.
Melakukan penipuan melalui skema Ponzi untuk menipu para korbannya
Kerugian USD4,5 juta
(sumber: reuters, Juli 2016)
Mt. Gox
(2014)
Bitstamp
(2015)
Bitcoin Saving
& Trust (2015)
11. | 11
III. RISIKO VIRTUAL CURRENCY
Fraud terhadap Virtual Currency
Exchange virtual currency
Mengalami tiga kali kasus pencurian dalam dua bulan.
Kerugian USD230 ribu
(sumber: Themerkle, 18 Apr 2016)
Exchange virtual currency di Hong Kong
Terjadi peretasan pada wallet Bitfinex.
Kerugian USD330 ribu
(sumber: Financial Times, 4 Agt 2016)
Terdapat beberapa kasus fraud virtual currency yang merugikan pemegang virtual
currency …
Bitfinex
(2015)
Shapeshift
(2016)
Online platform yang melayani penjualan narkoba
FBI berhasil membekukan sekitar USD28,5 juta
(sumber: Forbes, 25 Okt 2013)
Silkroad
(2013)
12. | 12
IV. RESPONS KEBIJAKAN TERHADAP VIRTUAL CURRENCY
Perlunya Pengaturan
Perlu dilakukan pengaturan terhadap virtual currency karena memiliki risiko tinggi yang
berdampak terhadap SSK, Perlindungan Konsumen, dan APUPPT …
Isu Pokok Pertimbangan Implikasi
VC sebagai Uang/Alat
Pembayaran
Tidak diterbitkan oleh otoritas moneter/otoritas
berwenang
Tidak memenuhi karakteristik uang
Tidak mempunyai status hukum yang jelas
VC sebagai Komoditas
Tidak memiliki underlying asset yang mendasari nilainya,
melainkan hanya berdasarkan algoritma matematis
Volatilitas harga sangat tinggi dan adanya ketidakpastian
supply di masa datang karena beberapa VC membatasi
penerbitan hingga jumlah tertentu
Tidak ada administrator yang bertanggung jawab atas
penerbitannya
Dimanfaatkan sebagai regulatory arbitrage karena
transaksi dapat dilakukan dari negara lain dengan
ketentuan yang lebih akomodatif
SSK
Perlindungan
Konsumen
APUPPT
13. | 13
IV. RESPONS KEBIJAKAN TERHADAP VIRTUAL CURRENCY
Perlunya Pengaturan
Isu Pokok Pertimbangan Implikasi
Penyelenggara VC
(Exchange & Penyedia
Wallet)
Tidak diatur otoritas manapun shg tdk memiliki kewajiban kehati-
hatian sbgm institusi formal lainnya
Kebanyakan penyelenggara tdk ada kantor fisik, hanya website
yang tidak jelas yurisdiksinya
Risiko perlindungan konsumen tinggi
Tidak ada KYC dan monitoring transaksi berpotensi untuk aktivitas
ilegal
Initial Coin Offering
(ICO)
SSK
Perlindungan
Konsumen
APUPPT
Menyiasati ketentuan fund raising yang ketat shg dana diperoleh
lebih cepat dan mudah
Risiko tinggi krn tdk diawasi atau diatur otoritas, a.l. tdk ada
asesmen thd institusi & penetapan nilai yg tdk jelas
Didasarkan pada proposal project yg tidak adaverifikasi oleh pihak
berwenang shg tidak dpt dipertanggungjawabkan kebenarannya
Penggunaan coin rentan untuk dimanfaatkan bagi aktivitas ilegal
Risiko konvertibilitas, di mana investor tidak dapat mencairkan
nilai investasi dari coin krn pasar sekunder tidak berkembang
Tidak ada pengawasan thd penggunaan dana yg berhasil
dikumpulkan
Perlu dilakukan pengaturan terhadap virtual currency karena memiliki risiko tinggi yang berdampak
terhadap SSK, Perlindungan Konsumen, dan APUPPT …
14. | 14
IV. RESPONS KEBIJAKAN TERHADAP VIRTUAL CURRENCY
Pengaturan Virtual Currency oleh Bank Indonesia
Bank Indonesia telah menerbitkan ketentuan dan pernyataan yang tegas mengenai virtual currency…
Mata uang adalah uang yg dikeluarkan oleh NKRI dan setiap transaksi yg mempunyai tujuan pembayaran, atau
kewajiban lain yg harus dipenuhi dengan uang, atau transaksi keuangan lainnya yg dilakukan di Wilayah NKRI
wajib menggunakan Rupiah.
UU No. 7 tahun 2011
Mata Uang
Seluruh transaksi di Indonesia wajib menggunakan Rupiah
PBI No. 17/3/PBI/2015
Kewajiban Penggunaan Rupiah
Pasal 34: PJSP dilarang melakukan pemrosesan transaksi pembayaran dengan virtual currency
PBI No. 18/40/PBI/2016
Penyelenggaraan PTP
Pasal 8: Penyelenggara TekFin dilarang melakukan kegiatan SP dengan virtual currency
PBI No. 19/12/PBI/2017
Penyelenggaraan TekFin
16. | 16
V. KESIMPULAN
Virtual currency memiliki risiko tinggi yang dapat mengganggu stabilitas sistem
keuangan, rawan risiko penggunaan untuk pencucian uang dan pendanaan
terorisme serta merugikan konsumen.