Mahasiswa mampu menerapkan berbagai konsep psikososial dalam praktik keperawatan yang mencakup konsep diri, kesehatan spiritual, seksualitas, stress adaptasi dan konsep kehilangan, kematian dan berduka
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan JiwaLautan Jiwa
PowerPoint oleh dr. Lahargo Kembaren, SpKJ, psikiater di RS Marzoeki Mahdi, Bogor. Dipresentasikan di Seminar Awam Kesehatan Jiwa “Lebih Dalam tentang Macam dan Gejala Gangguan Jiwa” yang diselenggarakan oleh Yayasan Cahaya Jiwa pada tanggal 23 Januari 2017 di Cianjur, Jawa Barat.
Apakah gangguan/masalah kejiwaan itu? Apa sajakah jenis-jenis gangguan/masalah kejiwaan itu? PowerPoint ini menjelaskan hal-hal tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami. Ini adalah dokumen yang sangat lengkap, yang memperkenalkan definisi, cara menguji apakah seseorang mengalami gangguan/masalah kejiwaan atau tidak, serta penjelasan secara agak detail tentang jenis-jenis gangguan/masalah kejiwaan yang sering ditemui di masyarakat.
Dokumen ini tidak berada dalam domain publik, oleh karena itu harap cantumkan nama penulisnya, dan silakan minta izin kepada penulisnya tersebut jika ingin mereproduksi presentasi ini. Silakan kontak penulisnya melalui Facebook di https://www.facebook.com/lahargo.kembaren .
Mahasiswa mampu menerapkan berbagai konsep psikososial dalam praktik keperawatan yang mencakup konsep diri, kesehatan spiritual, seksualitas, stress adaptasi dan konsep kehilangan, kematian dan berduka
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan JiwaLautan Jiwa
PowerPoint oleh dr. Lahargo Kembaren, SpKJ, psikiater di RS Marzoeki Mahdi, Bogor. Dipresentasikan di Seminar Awam Kesehatan Jiwa “Lebih Dalam tentang Macam dan Gejala Gangguan Jiwa” yang diselenggarakan oleh Yayasan Cahaya Jiwa pada tanggal 23 Januari 2017 di Cianjur, Jawa Barat.
Apakah gangguan/masalah kejiwaan itu? Apa sajakah jenis-jenis gangguan/masalah kejiwaan itu? PowerPoint ini menjelaskan hal-hal tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami. Ini adalah dokumen yang sangat lengkap, yang memperkenalkan definisi, cara menguji apakah seseorang mengalami gangguan/masalah kejiwaan atau tidak, serta penjelasan secara agak detail tentang jenis-jenis gangguan/masalah kejiwaan yang sering ditemui di masyarakat.
Dokumen ini tidak berada dalam domain publik, oleh karena itu harap cantumkan nama penulisnya, dan silakan minta izin kepada penulisnya tersebut jika ingin mereproduksi presentasi ini. Silakan kontak penulisnya melalui Facebook di https://www.facebook.com/lahargo.kembaren .
Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses penuaan/masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut
Geriatrik berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang berusia lanjut.
Keperawatan Gerontik : suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosio-spritual dan kultural yang holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Lingkup askep gerontik meliputi
Pencegahan terhadap ketidakmampuan akibat proses penuaan
Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses penuaan
Pemulihan ditujukan untuk upaya mengatasi kebutuhan akibat proses penuaan
Menghidupkan Pembelajaran Daring menurut Bonk & Khoo (2014)Uwes Chaeruman
TEC-VARIETY adalah suatu framework meghidupkan aktivitas pembelajaran daring agar lebih hidup. framework ini ditawarkan oleh Curtis J. Bonk dan Elaine Khoo (2014). Silakan dicicipi.
Hybrid Learning: antara Tech, Teach, and Touch Uwes Chaeruman
Hybrid/blended learning adalah kombinasi strategi terbaik antara aktivitas pembelajaran sinkron dan asinkron sedemikian rupa untuk menciptakan pengelaman belajar yang efektif, menantang dan menarik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Bagaimana tip melaksanakan hybrid learning? Slide presentasi ini mengajaka Anda untuk mendalami lebih jauh tentang hal tersebut.
Optimalisasi Pemanfaatan Video dalam Pembelajaran Jarak Jauh danDaringUwes Chaeruman
Optimalisasi Pemanfaatan Video dalam Pembelajaran Daring. Siklus bola salju perolehan dan pemanfaatan video dalam pembelajaran jarak jauh dan daring. Pertama mulung (by utlization), kedua buat sendiri (by design). Kategori by design, dapat dibagi dua: 1) DIY (do it yourself video; video buatan sendiri; 2) Video Pro, dibuat secara kolaboratif oleh tim secara profesional. Plus didalamya dibahasa bagaimana penerapannya dalam pembelajaran jarak jauh dan daring.
Tips dan Contoh Cara Merumuskan Tujuan PembelajaranUwes Chaeruman
Tips dan Contoh Cara Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Apa yang dimaksud dengan tujuan pembelajaran? Apa saja komponen tujuan pembelajaran yang baik? Seperti apakah contoh rumusan tujuan pembelajaran yang baik itu? Slide ini membahas semua itu. Semoga bermanfaat.
Contoh Merdeka Belajar dalam Pembelajaran DaringUwes Chaeruman
Dua contoh model pembelajaran Lee & Hannafin (2016), dan Sugata Mitra (2010). Model ini mendorong pengembangan generasi Indonesia kedepan yang mandiri.
Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring masa Covid-19Uwes Chaeruman
Sharing tentang peluan dan tantangan pembelajaran daring pada masa Covid-19 dan New Normal. Bersama Asosiasi Dosen Pemerhati Pendidikan Indonesia Sulawesi Barat.
Implementasi Kampus Merdeka & Merdeka Belajar Uwes Chaeruman
Urun ide implementasi kampus merdeka untuk program studi teknologi pendidikan se-Indonesia. Bahan diskusi pada pertemuan (webinar) antar koordinator program studi teknologi pendidikan se-Indonesia.
Model pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi untuk memupuk siswa mandiri nan tangguh. versi youtube dapat dilihat di https://youtu.be/dAByFBRhqb4
Radio & Televisi Edukasi mendukung Remote Teaching dalam Covid-19Uwes Chaeruman
Radio & Televisi Edukasi mendukung Remote Teaching dalam Covid-19. banyak yang harus dipertimbangkan. content, akses, format sajian, dll. broadcast vs on demand, professionally generated vs user generated content?
Sharing ide, bagaimana mendisfusikan inovasi praktek pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi terbaik dari para guru model [duta rumah belajar]. Strategi yang didasarkan atas prinsip difusi inovasi (Rogers) & manajemen pengetahuan (SECI Takeuci-Nonaka). Strategi 1) getok tular; 2) sesi berbagi [sharing session]; 3) unjuk gigi [publikasi]; 4) search, research dan republish; 5) pastikan aksesible, terbuka dan gratis.
Trend, Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring Uwes Chaeruman
Sharing trend, peluang, dan tantangan pembelajaran daring selama dan pasca pandemi Covid-19. Lima langkah menuju trasnformasi: 1) pemerataan akses ICT; 2) Perubahan Mindset; 3) kepemimpinan sekolah atau perguruan tinggi; 4) modeling dan guru penggerak; dan 5) peran teknologi dan teknolog pendidikan.
Sharing implementasi blended learning dalam era Covid-19 kepada teman-teman dosen di UNG. Ada beberapa Tips: 1) jadilah pemulung (kurator materi); 2) DIY Content (kembangkan konten buatan sendiri, slide presentasi, pdf, video presentasi, dll); 3) rangkai aktivitas pembelajaran dengan rumus PEDATI; 4) asuh aktivitas pembelajaran daring dengan rumus COI
1. Semester 01
Prodi Kebidanan
Keterampilan Dasar Kebidanan 3
Kegiatan Belajar 2
Asuhan Pada Klien Yang Menghadapi
Kehilangan & Kematian
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2013
3. 1
1. Obyek eksternal. Misalnya kehilangan
hewan kesayangan dan harta benda.
2. Lingkungan yang dikenal. Misalnya
pindah rumah, dirawat di rumah sakit
atau pindah pekerjaan.
3. Seseorang yang berarti. Misalnya
kepergian suami/astri, anak, anggota
keluarga dll.
4. Bagi diri sendiri (loss of self). Misalnya
hilangnya sebagian anggota tubuh,
fungsi fisik dan psikologis maupun
gangguan tumbuh kembang.
5. Kehilangan seseorang yang berarti.
Misal kematian salah seorang anggota
keluarga, teman dekat atau adanya
perpisahan.
2
Sumber
kehilangan
3
4
5
4. Dampak
Kehilangan
1. Masa kanak-kanak, dampak
kehilangan bisa mengancam
kemampuan perkembangannya,
menjadi regresi dan merasa takut
ditinggal.
2. Masa remaja, dapat mengalami
disintegrasi dalam keluarga
3. Dewasa tua, adanya kematian
pasangan hidup membuat semangat
hidupnya menurun.
5. Tipe
Kehilangan
1. Aktual atau nyata. Kehilangan tipe ini
mudah dikenal atau diidentifikasi oleh
orang lain, misalnya amputasi, kematian
orang yang sangat berarti.
2. Persepsi. Kehilangan tipe ini hanya
dialami oleh individu yang
mengalaminya dan sulit dibuktikan oleh
orang lain. Misalnya saat seseorang
berhenti bekerja, menyebabkan
kemandirian dan kebebasannya
menurun
7. Fase Denial
Adalah tidak mempercayai
kenyataan. Reaksi pertama adalah
syok. Sering bekata “itu tidak mungkin,
saya tidak percaya itu”.
8. Fase Anger
Pada fase ini seseorang mulai sadar
akan kenyataan dan menimpakaan
kesalahan pada orang lain kadang
disertai perilaku agresif.
9. Fase Bergaining
Seseorang akan berkata “ kenapa
harus terjadi pada saya ? “ kalau saja
yang sakit bukan saya “ seandainya
saya hati-hati “.
10. Fase Depresi
Menunjukan sikap menarik diri, tidak
mau bicara atau putus asa. Biasanya
menolak makan, susah tidur, libido
menurun.
11. Fase Acceptance
Seseorang menerima kenyataan yang terjadi.
Biasanya akan berkata ” apa yang dapat saya
lakukan agar saya cepat sembuh”, “ yah,
akhirnya saya harus operasi “
12. Tindakan Untuk
Melewati Masa
Berduka
1. Membangkitkan harapan
2. Berpartisipasi dalam memberi perawatan,
berbagi informasi dengan petugas lain.
3. Memberikan dukungan moral (support)
4. Memenuhi kebutuhan spiritual
13. Kritis
Adalah suatu kondisi yang mana
pasien dalam keadaan gawat tetapi
masih ada kemungkinan untuk
mempertahankan kehidupan.
14. Terminal
Adalah fase akhir kehidupan klien,
menjelang kematian (sakaratul maut),
yang dapat berlangsung dalam waktu
singkat atau panjang. Bagi setiap
orang, kematian merupakan suatu
kehilangan, yang tidak dapat dihindari
oleh siapa pun.
16. Tanda-Tanda
Klinis
Menjelang
Kematian
1. Hilang Tonus Otot
2. Sirkulasi Darah Berkurang
3. Perubahan Tanda – Tanda Vital
4. Gangguan Sensorik
5. Perubahan Tingkat Kesadaran
6. Tanda-tanda Klinis Sesaat Menjelang
Kematian : Pupil melebar, tidak dapat
bergerak, refleks hilang, nadi lambat dan
lemah.
7. Pernafasan cheyne’s stokes,
mengorok/stridor, tekanan darah sangat
rendah, mata membuka / menutup
sebagian.
17. Kematian
(Death)
Adalah kondisi berhentinya
pernapasan, nadi, tekanan darah,
serta hilangnya respon terhadap
stimulus eksternal ditandai terhentinya
aktivitas listrik otak, jantung dan paru.
Orang yang ditinggalkan juga
mengalami ase kehilangan penolakan,
kemarahan, tawar-menawar, depresi
dan menerima.
19. Autolysis
Jaringan yang mati akan dihancurkan
oleh enzim-enzim dari lisosom,
mikroorganisme dan jaringan akan
mencair
20. Algor mortis
Perubahan suhu tubuh menjadi dingin
sesuai dengan suhu lingkungan. Tubuh
yang telah mati memerlukan waktu 24
jam hingga 48 jam untuk menjadi
dingin karena metabolisme terhenti
21. Rigor Mortis
Rigor mortis adalah kekakuan sendi
tubuh timbul setelah 2 hingga 4 jam,
diawali pada otot rahang dan
keseluruh otot tubuh selama ± 9
kematian. Rigor mortis akan mencapai
puncaknya setelah 48 jam dan
kemudian menghilang selama 3-4 hari.
22. Livor Mortis
Perubahan warna kulit, biru kehitamhitaman karena sirkulasi darah sudah
tidak berjalan, sehingga terjadi
pelepasan Hb mulai dari anggota
bawah tubuh pasien pada keadaan
telentang. Lebam mayat terjadi sesaat
setelah meninggal dan mulai 15 – 39
menit setelah meninggal.
23. Pembusukan
Proses pembusukan mulai nampak
setelah 34 – 36 jam post mortal,
disebabkan oleh mekanisme kerja
mikroorganisme pembusuk, terutama
golongan clostridium.
24. Pengkajian
tanda
sakaratul maut
& kematian
Tanda Klinis
-
-
Hilangnya tonus otot
Relaksasi otot wajah
Kesulitan berbicara dan menelan
Penurunan aktivitas gastrointestinal
Melemahnya tanda
sirkulasi(dingin,nadi lambat,tekanan
darah rendah
Melemahnya sensasi(mata kabur,
penurunan tingkat kesadaran)
25. Pengkajian
Mendekati Kematian
tanda - Dilatasi pupil tidak mampu bergerak
hilang
sakaratul maut -- Refleknaikturun
Nadi
& kematian - Resp. cheyne stoke dan tek. drh.
turun
26. Asuhan Yang
Diperlukan
• Memberikan dukungan dan
mengembalikan kontrol diri pasien
dengan mengatur ruangan yang
nyaman, membatasi pengunjung
dan membantu aktivitas
• Membantu pasien mengatasi
kesepian, depresi dan takut
• Membantu mempertahankan rasa
aman, percaya diri, harga diri
• Membantu pasien
mempertahankan harapan yang
dimiliki
• Membantu pasien menerima
kenyataan
• Memenuhi kebutuhan fisiologi
• Memfasilitasi kegiatan spiritual.
27. Asuhan Setelah
Kematian
• Atur jenazah dalam posisi anatomis
• Singkirkan pakaian dan alat tenun
yang kotor
• Lepaskan semua alat kedokteran
• Bersihkan tubuh
• Atur tangan sesuai dengan
agama/kepercayaan.
• Tutup kelopak mata, katupkan
rahang / mulut, tutup dengan kapas
atau kain tipis
• Catat semua benda milik pasien
dan berikan keluarganya
• Beri kartu atau tanda pengenal
• Bungkus jenazah dengan kain
panjang
28. Asuhan Pada
Keluarga
1. Dengarkan ekspresi keluarga
2. Beri kesempatan oleh bersama
jenazah
3. Siapkan ruangan khusus oleh rasa
berduka
4. Bantu keluarga oleh membuat
keputusan apa yang perlu
dilakukan pada jenazah
5. Beri dukungan jika terjadi disfungsi
berduka.