Dokumen tersebut membahas tentang kayu sebagai bahan bangunan. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang (1) pengertian dan bagian-bagian kayu, (2) sifat-sifat fisik dan mekanik kayu, (3) jenis-jenis kayu yang bisa digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan, dan (4) kelebihan dan kelemahan kayu.
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Kayu
1. KAYU
Makalah ini ditulis sebagai pemenuhan tugas “BAHAN BANGUNAN” yang di ampu
oleh bapak Nasyiin Faqih, ST, MT
KELOMPOK 2 :
Amrizal
Muhammad Firman Jauhari
Salwa Imawati
Tunjang Ari Suseno
Wisnu Wahyu Santoso
TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER SATU
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
(UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2014
1
2. DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar belakang....................................................................................................3
B. Permasalahan......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
A. Pengertian Kayu ................................................................................................4
B. Bagian-Bagian Penampang Kayu.......................................................................4
C. Sifat-Sifat Kayu..................................................................................................5
1. Sifat-sifat fisik kayu......................................................................................5
2. Sifat-sifat mekanik kayu...............................................................................7
D. Kayu Yang Bisa Dipergunakan Untuk Bahan Konstruksi Bangunan ...............9
E. Kelebihan Dan Kelemahan Kayu......................................................................11
BAB III PENUTUP......................................................................................................12
A. Kesimpulan.......................................................................................................12
B. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................12
2
3. BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
Kayu bukan hal yang asing di telinga kita. Kayu telah dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Berbagai pemanfatannya telah membantu kehidupan
sehari-hari. Sebagai bahan alam,terdapat kelebihan-kelebihan sendiri yang dimiliki
oleh kayu dan tidak dapat ditemukan pada materia lain. Karena kayu masih Penggunaan
kayu untuk suatu tujuan tertentu tergantung dari sift-sifat kayu yang bersangkutan dan
persyaratan teknis yang diperlukan, yang mengarah ke jenis kayu yang akan di
pilih.Misalkan untuk konstruksi (yang harus kuat,keras,mempunyai keawetan alamyang
tinggi) dapat dipilih jati,balau,bungur,bangkirai dll.Untuklantai (yang harus bersifat
keras,tahan asam,daya abrasi tinggi) dapatdipilih jati,bungur dll.Berbagai macam jenis
kayu yang ada dan secara teknis mengguntungkan.Selain itu kayu memiliki nilai
estetika tersendiri yang dapat menjadi pertimbangan.Oleh karena itu penting bagi kita
untuk mempelajari lebih dalamtentang karakteristik,sifat dan jenis kayu.Kita juga tak
bolehmengabaikan kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh kayu,sehinggakita dapat
memanfaatkan potensi kayu secara maksimal dalam berbagai penggunaannya.Baik
secara material maupun metode konstrusi, mengingat kita berada dalam lingkup teknik
Arsitektur.Dengan mempelajarinya, nantinya dapat membatu pemahaman tentang kayu
pada mata kuliah yang bersangkutan nantinya.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian kayu .
2. Bagian-Bagian Penampang Kayu.
3. Sifat-Sifat Kayu.
4. Kayu yang dipergunakan untuk bahan konstruksi bangunan.
5. Kelebihan dan Kekurangan kayu sebagi bahan kontruksi bangunan.
4. BAB II
PEMBAHASAN
4
A. Pengertian Kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras
karena mengalami lignifikasi (pengayuan).
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot
(meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak
lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan
sebagainya.Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin
pada dinding sel berbagai jaringan di batang.
Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu
serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan.
Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya sejajar
dengan sumbu panjang batang. Sel-sel ini tersusun atas selulosadan diikat menjadi satu
oleh bahan penyemen yang disebut lignin. Arah sumbu panjang ini diacu sebagai arah
serat kayu dan penting untuk dikenal, karena sifat kayu yang sejajar serat sangat
berbeda dengan yang tegak lurus terhadap serat.
B. Bagian-Bagian Penampang Kayu
Senyawa utama penyusun sel kayu dengan komposisinya adalah
selulosa
50%, hemiselulosa 25%, lignin 25%. Sel-sel kayu kemudian secara
kelompok
membentuk pembuluh, parenkim dan serat. Pembuluh memiliki bentuk
seperti
pipa yang berfungsi untuk saluran air dan zat hara. Parenkim memiliki
bentuk
kotak, berdinding tipis dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara hasil
fotosintesis. Serat memiliki bentuk panjang langsing dan berdinding
tebal sertaberfungsi sebagai penguat pohon. Kelompok-kelompok sel kayu
bergabung membentuk bagian/anatomi pohon. Sebatang pohon dipotong
melintang akan diperoleh secara kasar
gambaran dan bagian-bagian kayu seperti terlihat pada Gambar 1.1.
A = kulit luar
B = kulit dalam
C = cambium
D = kayu gubal
E = kayu teras
F = hati kayu
G = jari-jari kayu
5. Gambar 1.1 Pototngan melintang pohon kayu
1. Bagian luar kayu disebut kulit (bark) merupakan lapisan yang padat dan
cukup kasar, bagian kulit yang paling luar sudah mati dan berfungsi sebagai
pelindung kayu terhadap serangan dari luar (iklim, serangan serangga, dan jamur).
2. Sedangkan kulit bagian dalam bersifat hidup dan tipis yang berfungsi sebagai
jalan zat yang mengandung gizi dari akar ke daun.
3. Pada bagian sebelah dalam kulit terdapat lapisan tipis yang disebut lapisan
kambium, lapisan ini merupakan jaringan yang tipis dan bening, berfungsi
sebagai tempat pertumbuhan sel-sel kayu.
4. Disebelah dalam lapisan kambium terdapat bagian kayu lunak yang
berwarna keputih-putihan disebut kayu gubal (sapwood), bagian ini merupakan
kayu muda yang terdiri dari sel-sel yang masih hidup, berfungsi sebagai pengantar
zat-zat makanan dari akar menuju daun dan juga sebagai tempat penyimpanan
bahan makanan, mempunyai ketebalan ± 2 cm sampai 10 cm.
5. Selanjutnya di sebelah dalam dari lapisan kayu gubal terdapat bagian kayu
yang warnanya lebih gelap disebut dengan kayu teras (heartwood), berfungsi
sebagai penguat pohon karena memiliki dinding sel yang lebih tebal dan kuat. Pada
bagian ini tidak terdapat zat-zat makanan, sehingga jika dipakai sebagai
bahan konstruksi akan awet.
Pertumbuhan sel-sel kayu disertai dengan munculnya struktur seperti cincin
yang disebut dengan cincin tahunan (annual ring) yang dapat memperkirakan
umur dari pohon kayu. Pohon kayu yang mengalami pertumbuhan cepat akan
memiliki cincin tahunan yang lebih besar bila dibandingkan dengan pohon kayu
yang memiliki pertumbuhan lambat. Pada bagian tengah batang ada inti (pith)
yang dikelilingi oleh sejumlah cincin tahunan.
5
C. Sifat-Sifat Kayu
Kayu merupakan bahan alam yang tidak homogen. Ketidakhomogenan
ini
disebabkan oleh pola pertumbuhan batang dan kondisi lingkungan
pertumbuhan
yang sering tidak sama. Oleh karena itu , sifat-sifat fisik dan sifat-sifat
mekanik
pada arah longitudinal, radial dan tangensial tidak sama. Kekuatan
kayu pada
arah longitudinal (X) lebih besar dibandingkan dengan arah radial (R)
ataupun
tangensial (T) dan angka kembang susut pada arah longitudinal lebih
kecil dari
pada arah radial maupun arah tangensial.
1. Sifat-sifat fisik kayu
a. Kandungan air
Kayu merupakan material higroskopis, artinya kayu memiliki
kaitan yang
6. sangat erat dengan air baik berupa cairan maupun uap. Kemampuan
menyerap
dan melepaskan air sangat tergantung dari kondisi lingkungan
seperti temperatur dan kelembaban udara.
Kandungan air yang terdapat pada sebuah pohon kayu sangatlah
bervariasi,
tergantung pada jenis spesiesnya. Dalam satu spesies yang sama
terjadi pula
perbedaan kandungan air yang disebabkan oleh umur, ukuran pohon
dan lokasi
penanamannya. Pada bagian batang sebuah kayu terjadi perbedaan
kandungan air, kandungan air pada kayu gubal lebih banyak dari
pada kayu teras.
Air yang terdapat pada batang kayu tersimpan dalam dua
bentuk, yaitu air
bebas (free water) yang terletak di antara sel-sel kayu dan air ikat
(bound water) yang terletak pada dinding sel. Selama air bebas
masih ada, maka dinding sel kayu akan tetap jenuh. Air bebas
merupakan air pertama yang akan berkurang seiring dengan proses
pengeringan, pengeringan selanjutnya akan mengurangi air ikat
pada dinding sel.
Ketika batang kayu mulia diolah (ditebang dan dibentuk),
kandungan air
pada batang berkisar antara 40% hingga 300%. Kandungan air ini
dinamakan
kandungan air segar. Setelah kayu ditebang dan mulai dibentuk atau
diolah,
kandungan air mulai bergerak keluar. Suatu kondisi dimana air
bebas yang
terletak antara sel-sel sudah habis, sedangkan air ikat pada
dinding sel masih
jenuh dinamakan titik jenuh serat (fibre saturation point). Kandungan air
pada
saat titik jenuh serat berkisar antara 25% sampai 30% bergantung
pada jenis kayu itu sendiri.
Pengeringan selanjutnya (kadar air di bawah titik jenuh
serat) akan
mengurangi kandungan air ikat pada dinding sel, menyebabkan
terjadinya
perubahan dimensi tampang melintang batang kayu, peningkatan
kepadatan,
peningkatan sifat-sifat mekanik dan ketahanan lapuk. Kandunga
air pada kayu
akan sangat dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan. Bila
kelembaban
udara lingkungan meningkat, maka kandungan air pada kayu akan
meningkat
pula, dan begitu pula sebaliknya. Pada lingkungan yang memiliki
kelembaban
udara yang stabil, maka kandungan air pada kayu juga akan
cendrung tetap.
6
7. Kondisi kandungan air pada kayu yang tetap ini disebut kadar air
seimbang
(equilibrium moisture content) berkisar antara 12% sampai 17%.
7
b. Kepadatan dan berat jenis
Kepadatan atau berat unit sebuah kayu dinyatakan sebagai berat
per unit
volume. Hal ini ditunjukkan untuk mengetahui porositas atau
prosentase
rongga/void. Kepadatan dan volume sangat bergantung pada
kandungan air.
Kepadatan akan kecil pada inti kayu bagian dasar dan akan
meningkat tajam ke
arah luar penampang (cross section) dan meningkat secara perlahan
ke arah
ketinggian. Kepadatan suatu jenis kayu dapat dihitung dengan
cara membandingkan antara berat kering kayu dengan volume basah.
Berat kering kayu dapat diperoleh dengan cara menyimpan specimen
kayu dalam oven pada suhu 105oC selama 24 jam atau hingga berat
specimen kayu tetap. Berat jenis adalah perbandingan antara
kepadatan kayu dengan kepadatan air pada volume yang sama. Kayu
terdiri dari bagian padat/sel kayu, air dan udara. Volume adalah
jumlah dari volume bagian padat, volume air dan volume udara.
Ketika kayu dimasukkan ke dalam oven atau dikeringkan, maka
volume yang tetap tinggal adalah volume bagian padat dan volume
udara saja, sedangkan airnya sudah menguap/hilang.
c. Cacat kayu
Kerusakan atau cacat pada kayu dapat mengurangi kekuatan dan
bahkan
kayu yang cacat tersebut tidak dipakai sebagai bahan konstruksi.
Cacat kayu yang sering terjadi adalah mata kayu, retak/belah,
pecah, pingul, serat miring, gubal, lubang serangga, serta lapuk
dan hati rapuh.
Mata kayu
sering terdapat pada batang kayu yang merupakan bekas
cabang kayu yang patah. Pada daerah mata kayu terjadi pembengkokkan
arah serat, sehingga kekuatan kayu menjadi berkurang. Menurut Desch
dan Dinwoodie
(1981), penurunan kekuatan akibat mata kayu pada kuat geser dan kuat
tekan tegak lurus tegak lurus serat relatif kecil, pada kuat tekan sejajar
serat cukup besar, dan penurunan kekuatan yangpaling besar terjadi pada
kuat tarik sejajarserat. Untuk keperluan konstruksi, dihindari
penggunaan batang kayu yang memiliki mata kayu.
Retak/belah
pada kayu terjadi karena proses penurunan kandungan air
(pengeringan) yang terlalu cepat. Proses pengeringan ini memaksa air
pada batang
bagian dalam kayu untuk segera keluar, sehingga terbentuklah retak.
Pada batang
kayu yang tipis, retak dapat terjadi lebih besar dan disebut dengan belah.
Pecah
dapat disebabkan karena jatuh saat menebang.
8. 8
Pingul
merupakan kayu yang tidak
persegian, terjadi karena kembang susut.
Kondisi lingkungan yang memiliki kelembaban udara tidak tetap
(fluktuatif) dapat menyebabkan ukuran batang kayu tidak stabil. Proses
penyusutan (shrinkage) batang kayu terjadi apabila kelembaban udara di
sekitar batang kayu memaksa air pada batang kayu keluar, dan
sebaliknya apabila kandungan air pada kayu meningkat akibat tingginya
kelembaban udara, maka batang kayu akan mengembang (swalling).
Besarnya kembang susut paling kecil terjadi pada arah longitudinal,
sedangkan kembang susut paling besar terjadi pada arah longitudinal.
2. Sifat-sifat mekanik kayu
a. Kuat tarik sejajar serat
Elemen kontruksi yang menerima beban tarik dapat dengan mudah kita temukan
pada konstruksi rangka. Kuat tarik dapat dihitung dengan cara membagi beban
tarik dengan luas tampang (cross section). Kayu memiliki kuat tarik yang lebih
besar pada arah panjang batang (sejajar serat) dari pada arah radial (tegak lurus
serat), sehingga pada konstruksi kayu harus dihindari pembebanan tarik yang
tegak lurus serat kayu. Kegagalan tarik memiliki kecendrungan untuk bergerak
melalui bagian yang lebih rendah kepadatannya (kayu muda/gubal), tetapi
berbentuk zig-zag pada kayu yang kepadatannya tinggi (kayu teras).
Apabila batang kayu ditarik dengan beban tarik tertentu, maka panjang
batang kayu akan bertambah. Regangan didefinisikan sebagai nilai banding
antara pertambahan panjang dengan panjang batang awal. Untuk regangan yang
kecil biasanya terjadi secara linier-elastik, sedangkan untuk
nilai regangan yang besar terjadi secara nonlinier-nonelastik
seperti diperlihatkan pada
Gambar Kurva tegangan-regangan sejajar serat.
Modulus of Elasticity (MOE) merupakan angka kemiringan titik
sebanding
atau σe / εe. Dimana σe adalah tegangan sebanding, dan εe
adalah regangan sebanding. Nilai MOE menunjukkan perilaku
elastisitas suatu bahan dimana regangan yang terjadi akibat
penambahan beban akan hilang apabila beban kerja tersebut
dihilangkan. Persamaan E = σ / ε, dikenal sebagai persamaan
Hook yang berlaku pada semua bahan yang bersifat elastic seperti
karet, sedangkan kayu memilki daerah elastisitas dan
nonelastisitas pada kurva t5egangan-regangannya. Namun karena
mudahnya penggunaan persamaan Hook ini, maka analisis struktur
kayu masih dibatasi pada daerah elastisitas saja.
9. 9
b. Kuat tekan sejejar serat
Batang yang mengalami gaya tekan dijumpai pada konstruksi
kuda-kuda dan elemen kolom pada portal. Kuat tekan dapat
diperoleh dengan cara membagi besar gaya tekan dengan luas
tampang batang. Menurut Koebler (1980), untuk batang yang
memiliki panjang lebih dari 11 kali tebal batang, kegagalan
tekan batang akan disertai dengan munculnya tekuk atau buckling
pada batang. Menurut Somaji (1995), kuat tekan kayu pada arah
tegak lurus serat berkisar antara 12% sampai 18% dari kuat tekan
sejajar serat. Kuat tekan kayu baik arah sejajar serat maupun
arah tegak lurus serat akan meningkat apabila kadar air menurun.
Untuk kadar air di bawah 30% (titik jenuh serat), penururnan
setiap 1% kandungan air akan meningkatkabn kuat tekan antara 4%
sampai 6%.
c. Kuat lentur
Kuat lentur kayu merupakan salah satu sifat mekanik kayu yang
tertinggi, bila dibandingkan dengan sifat mekanik yang lain
seperti kuat tartik, kuat tekan, maupun kuat geser. Akibat kuat
lentur yang tinggi dan berat jenis yang kecil menyebabkan kayu
banyak dipakai untuk elemen lentur pada struktur ringan.
Tegangan lentur dari suatu tampang yang memilki momen lembam I
dan bending momen M dapat dihitung dengan persamaan : ………
1.1) dimana y adalah jarak dari garis netral ketitik yang
ditinjau tegangan lenturnya. Akibat bending momen M, pada sisi
atas tampang batang akan mengalami gaya tekan, sedangkan pada
sisi bawah akan mengalami tarik. Seiring dengan meningkatnya
bending momen, maka daerah sisi tekan akan membesar, sehingga
letak garis netral akan bergerak ke bawah. Urutan kegagalan
sangat ditentukan oleh jenis kayu itu sendiri, sebagai contoh
untuk kayu-kayu yang tidak diawetkan, kegagalan diawali pada
daerah tekan, kemudian diikuti oleh kegagalan daerah tarik atau
daerah geser. Tegangan lentur maksimum yang terjadi pada saat
keruntuhan dikenal dengan istilah Modulus of Repture (MOR).
d. Kuat geser sejajar serat
Pada batang yang mengalami beban bending momen seringkali
disertai
dengan gaya geser. Kekuatan geser kayu akan didukung oleh zat
lignin, oleh
karena itu kuat geser kayu merupakan sifat mekanik kayu yang
paling lemah disbanding dengan sifat mekanik lainnya. Kayu
memiliki kuat geser sejajar serat yang lebih kecil dibandingkan
dengan kuat geser tegak lurus serat. Cacat kayu seperti retak
atau mata kayu akan sangat mempengaruhi kuat geser kayu.
e. Perilaku terhadap temperatur tinggi
Sebagian kayu tersusun atas selulosa, lignin dan hemiselulosa
yang kesemuanya itu merupakan senyawa yang terbentuk dari unsur
Carbon, Hidrogen dan Oksigen. Unsur-unsur ini (Carbon, Hidrogen
dan Oksigen) mudah terbakarKayu digolongkan sebagai material
10. yang mudah terbakar apabila ada peningkatan temperatur ruangan
yang berlebihan. Oleh karena itu, kayu digolongkan sebagai
material yang mudah terbakar (combustible material). Perilaku
struktur kayu dalam merespon api berbeda dengan bahan struktur
lainnya seperti beton atau baja. Ketika api sudah cukup untuk
membakar kayu bagian luar, maka kayu bagian luar akan terbakar
dan berubah menjadi arang. Waktu yang dibutuhkan oleh api untuk
membakar kayu bagian luar sangat tergantung dari kadar air kayu
awal, dimensi batang kayu, ketersediaan oksigen dan temperatur
api itu sendiri. Oleh karena rendahnya angka penyebaran panas
(thermal conductivity) kayu dan air yang ada dalam kayu, maka untuk
temperatur yang kecil dibutuhkan waktu yang lama agar api dapat
membakar bagian dalam kayu. Hemiselulosa pada kayu Oak mulai
mengalami pyrolisis (penguraian/perubahan material akibat
temperatur) pada temperature 150oC sampai 180oC. Pyrolisis pada
selulosa terjadi pada temperature 280oC sampai 350oC, sedangkan
lignin akan mulai mengalami pyrolisis pada temperatur 350oC sampai
400oC, dan pyrolisis yang lengkap pada lignin terjadi pada
temperatur 450oC sampai 500oC. Pyrolisis kayu dapat terjadi pada
temperatur 150oC atau bahkan lebih rendah lagi jika waktu
pembakaran diperpanjang. Akibat yang lebih jauh dari proses
terbakarnya kayu pada bidang struktur adalah terjadinya
perubahan sifat-sifat fisik dan mekanik dari kayu itu sendiri.
Penurunan kekuatan kayu akibat terjadinya peningkatan temperatur
tidak terjadi secara linier melainkan cendrung berbentuk
lengkung. Perilaku ini disebabkan oleh kehadiran arang (sisa
material kayu yang terbakar) yang berfungsi sebagai pelindung
kayu bagian dalam, sehingga struktur terhindar dari keruntuhan
seketika (brittle collapse).
D. Kayu Yang Bisa Dipergunakan Untuk Bahan Konstruksi Bangunan
10
1. Kayu jati
Kayu ini sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan
utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II
dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan
serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada
kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati.
Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang
ditandai dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh
dengan baik di daerah kering dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa.
Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah mulai
ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada di
bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply langsung
dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai
kayu jati selain dari 2 daerah tersebut.Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal,
ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat,
ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan
seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain
melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat
memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan
kekurangan kualitas kayu tersebut.
11. 11
2. Kayu Merbau
Kayu mwerbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil
sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan
terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai
adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon
merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II
dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu
merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu
merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki
tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis.
Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu
merbau kami berasal dari Irian / Papua.
3. Kayu Bangkirai
Kayu bengkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu
dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat
kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain
itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut
dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini
tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini
sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai
termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan
bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring
/ decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau
Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah
disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas,
dengan warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu
teras kadang terlihat coklat kemerahan.
4. kayu kamper
Telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau.
Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat
kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu
panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui.
Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar,
sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan
tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon
kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah
daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan
daerah lain di Kalimantan.
5. Kayu kelapa
Adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan
kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga
harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon
kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber
yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus
dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak
juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon
kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal
dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa
umumnya berwarna terang.
6. Kayu meranti merah
12. Jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat, namun
tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti juga
tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar
ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon
meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan.
12
7. Kayu gelam
Sering digunakan pada bagian perumahan, perahu, kayu bakar, pagar, atau tiang
tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya dikenal dan dipakai
sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa
dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat
dibuat arang atau arang aktif untuk bahan penyerap. Kayu ini banyak digunakan
untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan lainnya. Berdasarkan
catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang
tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan.Jenis ini
dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan
telian.Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m
dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian
400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut. Kayu ulin banyak
digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu),
papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan
kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin
termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I.
8. Kayu Akasia (acacia mangium),
Mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat
sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan
sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti
mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas
650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya
rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu,
maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk
digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan meibel- furnitur.
E. Kelebihan Dan Kelemahan Kayu
Kayu, mungkin dan hampir pasti setiap hari kita melihat yang namanya kayu. Mulai
dari meja, kursi, pintu, rangka atap, dan masih banyak lagi benda yang menggunakan
kayu sebagai bahan pembuatannya. Meski saat ini sudah ada bahan alternatif pengganti
kayu, misalkan saja baja, besi, plastik, dan lain sebagainya, namun kayu masihlah
menjadi bahan yang paling banyak dipergunakan.
Dibandingkan dengan material lain, kayu memiliki beberapa kelebihan, diantaranya
adalah:
1. Kayu mudah dalam pengerjaan, bisa dibuat atau dibentuk sesuai keinginan, misalkan
saja untuk ukiran, desain kusen, dll. Selain itu, kayu juga mudah untuk dipaku,
dibaut, dan direkatkan.
2. Kualitas kayu bisa dilihat secara visual, misalkan saja bila terjadi cacat kayu dapat
diketahui secara kasat mata.
3. Kayu lebih tahan terhadap tekanan dan lenturan.
4. Dengan adanya bermacam jenis kayu, maka kayu memiliki tekstur yang baik dan
indah.
5. Kayu memiliki berat jenis yang cukup ringan sehingga bisa mengapung dan sifat
resonansinya.
6. Kayu dapat diubah menjadi bentuk pulp (bubur kayu), dan bisa diolah untuk
dijadikan bahan produk lainnya, misal untuk bahan baku pembuatan kertas.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan material kayu diantaranya adalah:
13. 1. Tidak tahan api, sehingga kayu mudah terbakar, apalagi kalau dalam kondisi kering.
2. Kayu tidak dapat dimanfaatkan secara keseluruhan sehingga sisa penggunaan kayu
13
hanya menjadi limbah.
3. Untuk pekerjaan tertentu (yang besar atau lebar), kayu tidak bisa menutup secara
keselurahan karena terbatasnya diameter kayu. Biasanya untuk menyikapi hal ini
kayu harus disambung atau diperlebar/perbesar.
4. Kayu mudah diserang oleh serangga pemakan kayu seperti rayap atau serangga
lainnya.
5. Kayu mengandung air dan berpengaruh besar terhadap bentuk kayu. Kayu yang
belum kering biasanya masih mengalami penyusutan atau perubahan bentuk, oleh
karena itu kayu harus dikeringkan sebelum digunakan.
6. Kayu bersifat higroskopis, dan sensitif terhadap kelembaban.
BAB III
PUNUTUP
A. Kesimpulan
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras
karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Senyawa utama penyusun sel kayu
dengan komposisinya adalah selulosa 50%, hemiselulosa 25%, lignin 25%.
Sel-sel kayu kemudian secara kelompok membentuk pembuluh, parenkim dan
serat. Pembuluh memiliki bentuk seperti pipa yang berfungsi untuk
saluran air dan zat hara Kayu merupakan bahan alam yang tidak
homogen. Ketidakhomogenan ini disebabkan oleh pola pertumbuhan batang
dan kondisi lingkungan pertumbuhan yang sering tidak sama. Oleh karena
itu , sifat-sifat fisik dan sifat-sifat mekanik pada arah
longitudinal, radial dan tangensial tidak sama. Kayu merupakan bahan
14. bangunan memiliki banyak kelebihan untuk digunakan material dan konstruksi
bangunan karena mudah ditemukan dan mudah dibentuk sesuai keperluan. Kayu
memiliki kuat tarik dan kuat lentur serta kekuatannya yang lain yang cukup baik untuk
digunakan sebagai bahan bangunan. Kayu memiliki beberapa jenis sambungan yang
dapat diterapkan untuk kayu sebagai bahan konstruksi bangunan. Kayu memiliki
tekstur yang khas yang dapat dimanfaatkan. Berdasarkan kelas mutunya, kayu karet,
tata dan tusam dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan struktural, sedangkan yang
lain dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan non struktural.Kayu yang diteliti baik
yang berasal dari hutan tanaman (HTI) maupun dari tanaman rakyat tergolong kelas
kuat III-V, hanya karet dan gmelina tergolong kelas kuat II-III.
14
B. DAFTAR PUSTAKA
Mulyani,ST,MT.Sruktur kayu
http://kampuzsipil.blogspot.com/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayu-yang.html
http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.com/2013/03/jenis-dan-ciri-kayu-untuk-bahan-konstruksi.
html
http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/bahanajar/Mulyati/Struktur%20Kayu/Materi%20Pertemuan
%20I,II,III.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/196012241991011-
NANDAN_SUPRIATNA/KB_D-3/Sambungan_Kayu.pdf
http://illbeyourpaparazzi.blogspot.com/2011/04/kayu-sebagai-bahan-bangunan.html