SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
KAYU 
Makalah ini ditulis sebagai pemenuhan tugas “BAHAN BANGUNAN” yang di ampu 
oleh bapak Nasyiin Faqih, ST, MT 
KELOMPOK 2 : 
Amrizal 
Muhammad Firman Jauhari 
Salwa Imawati 
Tunjang Ari Suseno 
Wisnu Wahyu Santoso 
TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER SATU 
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN 
(UNSIQ) 
JAWA TENGAH DI WONOSOBO 
2014 
1
DAFTAR ISI 
DAFTAR ISI.............................................................................................................2 
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3 
A. Latar belakang....................................................................................................3 
B. Permasalahan......................................................................................................3 
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4 
A. Pengertian Kayu ................................................................................................4 
B. Bagian-Bagian Penampang Kayu.......................................................................4 
C. Sifat-Sifat Kayu..................................................................................................5 
1. Sifat-sifat fisik kayu......................................................................................5 
2. Sifat-sifat mekanik kayu...............................................................................7 
D. Kayu Yang Bisa Dipergunakan Untuk Bahan Konstruksi Bangunan ...............9 
E. Kelebihan Dan Kelemahan Kayu......................................................................11 
BAB III PENUTUP......................................................................................................12 
A. Kesimpulan.......................................................................................................12 
B. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................12 
2
BAB I 
PENDAHULUAN 
3 
A. Latar Belakang 
Kayu bukan hal yang asing di telinga kita. Kayu telah dimanfaatkan untuk 
memenuhi kebutuhan manusia. Berbagai pemanfatannya telah membantu kehidupan 
sehari-hari. Sebagai bahan alam,terdapat kelebihan-kelebihan sendiri yang dimiliki 
oleh kayu dan tidak dapat ditemukan pada materia lain. Karena kayu masih Penggunaan 
kayu untuk suatu tujuan tertentu tergantung dari sift-sifat kayu yang bersangkutan dan 
persyaratan teknis yang diperlukan, yang mengarah ke jenis kayu yang akan di 
pilih.Misalkan untuk konstruksi (yang harus kuat,keras,mempunyai keawetan alamyang 
tinggi) dapat dipilih jati,balau,bungur,bangkirai dll.Untuklantai (yang harus bersifat 
keras,tahan asam,daya abrasi tinggi) dapatdipilih jati,bungur dll.Berbagai macam jenis 
kayu yang ada dan secara teknis mengguntungkan.Selain itu kayu memiliki nilai 
estetika tersendiri yang dapat menjadi pertimbangan.Oleh karena itu penting bagi kita 
untuk mempelajari lebih dalamtentang karakteristik,sifat dan jenis kayu.Kita juga tak 
bolehmengabaikan kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh kayu,sehinggakita dapat 
memanfaatkan potensi kayu secara maksimal dalam berbagai penggunaannya.Baik 
secara material maupun metode konstrusi, mengingat kita berada dalam lingkup teknik 
Arsitektur.Dengan mempelajarinya, nantinya dapat membatu pemahaman tentang kayu 
pada mata kuliah yang bersangkutan nantinya. 
B. Rumusan Masalah 
1. Pengertian kayu . 
2. Bagian-Bagian Penampang Kayu. 
3. Sifat-Sifat Kayu. 
4. Kayu yang dipergunakan untuk bahan konstruksi bangunan. 
5. Kelebihan dan Kekurangan kayu sebagi bahan kontruksi bangunan.
BAB II 
PEMBAHASAN 
4 
A. Pengertian Kayu 
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras 
karena mengalami lignifikasi (pengayuan). 
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot 
(meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak 
lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan 
sebagainya.Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin 
pada dinding sel berbagai jaringan di batang. 
Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu 
serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan. 
Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya sejajar 
dengan sumbu panjang batang. Sel-sel ini tersusun atas selulosadan diikat menjadi satu 
oleh bahan penyemen yang disebut lignin. Arah sumbu panjang ini diacu sebagai arah 
serat kayu dan penting untuk dikenal, karena sifat kayu yang sejajar serat sangat 
berbeda dengan yang tegak lurus terhadap serat. 
B. Bagian-Bagian Penampang Kayu 
Senyawa utama penyusun sel kayu dengan komposisinya adalah 
selulosa 
50%, hemiselulosa 25%, lignin 25%. Sel-sel kayu kemudian secara 
kelompok 
membentuk pembuluh, parenkim dan serat. Pembuluh memiliki bentuk 
seperti 
pipa yang berfungsi untuk saluran air dan zat hara. Parenkim memiliki 
bentuk 
kotak, berdinding tipis dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan 
sementara hasil 
fotosintesis. Serat memiliki bentuk panjang langsing dan berdinding 
tebal sertaberfungsi sebagai penguat pohon. Kelompok-kelompok sel kayu 
bergabung membentuk bagian/anatomi pohon. Sebatang pohon dipotong 
melintang akan diperoleh secara kasar 
gambaran dan bagian-bagian kayu seperti terlihat pada Gambar 1.1. 
A = kulit luar 
B = kulit dalam 
C = cambium 
D = kayu gubal 
E = kayu teras 
F = hati kayu 
G = jari-jari kayu
Gambar 1.1 Pototngan melintang pohon kayu 
1. Bagian luar kayu disebut kulit (bark) merupakan lapisan yang padat dan 
cukup kasar, bagian kulit yang paling luar sudah mati dan berfungsi sebagai 
pelindung kayu terhadap serangan dari luar (iklim, serangan serangga, dan jamur). 
2. Sedangkan kulit bagian dalam bersifat hidup dan tipis yang berfungsi sebagai 
jalan zat yang mengandung gizi dari akar ke daun. 
3. Pada bagian sebelah dalam kulit terdapat lapisan tipis yang disebut lapisan 
kambium, lapisan ini merupakan jaringan yang tipis dan bening, berfungsi 
sebagai tempat pertumbuhan sel-sel kayu. 
4. Disebelah dalam lapisan kambium terdapat bagian kayu lunak yang 
berwarna keputih-putihan disebut kayu gubal (sapwood), bagian ini merupakan 
kayu muda yang terdiri dari sel-sel yang masih hidup, berfungsi sebagai pengantar 
zat-zat makanan dari akar menuju daun dan juga sebagai tempat penyimpanan 
bahan makanan, mempunyai ketebalan ± 2 cm sampai 10 cm. 
5. Selanjutnya di sebelah dalam dari lapisan kayu gubal terdapat bagian kayu 
yang warnanya lebih gelap disebut dengan kayu teras (heartwood), berfungsi 
sebagai penguat pohon karena memiliki dinding sel yang lebih tebal dan kuat. Pada 
bagian ini tidak terdapat zat-zat makanan, sehingga jika dipakai sebagai 
bahan konstruksi akan awet. 
Pertumbuhan sel-sel kayu disertai dengan munculnya struktur seperti cincin 
yang disebut dengan cincin tahunan (annual ring) yang dapat memperkirakan 
umur dari pohon kayu. Pohon kayu yang mengalami pertumbuhan cepat akan 
memiliki cincin tahunan yang lebih besar bila dibandingkan dengan pohon kayu 
yang memiliki pertumbuhan lambat. Pada bagian tengah batang ada inti (pith) 
yang dikelilingi oleh sejumlah cincin tahunan. 
5 
C. Sifat-Sifat Kayu 
Kayu merupakan bahan alam yang tidak homogen. Ketidakhomogenan 
ini 
disebabkan oleh pola pertumbuhan batang dan kondisi lingkungan 
pertumbuhan 
yang sering tidak sama. Oleh karena itu , sifat-sifat fisik dan sifat-sifat 
mekanik 
pada arah longitudinal, radial dan tangensial tidak sama. Kekuatan 
kayu pada 
arah longitudinal (X) lebih besar dibandingkan dengan arah radial (R) 
ataupun 
tangensial (T) dan angka kembang susut pada arah longitudinal lebih 
kecil dari 
pada arah radial maupun arah tangensial. 
1. Sifat-sifat fisik kayu 
a. Kandungan air 
Kayu merupakan material higroskopis, artinya kayu memiliki 
kaitan yang
sangat erat dengan air baik berupa cairan maupun uap. Kemampuan 
menyerap 
dan melepaskan air sangat tergantung dari kondisi lingkungan 
seperti temperatur dan kelembaban udara. 
Kandungan air yang terdapat pada sebuah pohon kayu sangatlah 
bervariasi, 
tergantung pada jenis spesiesnya. Dalam satu spesies yang sama 
terjadi pula 
perbedaan kandungan air yang disebabkan oleh umur, ukuran pohon 
dan lokasi 
penanamannya. Pada bagian batang sebuah kayu terjadi perbedaan 
kandungan air, kandungan air pada kayu gubal lebih banyak dari 
pada kayu teras. 
Air yang terdapat pada batang kayu tersimpan dalam dua 
bentuk, yaitu air 
bebas (free water) yang terletak di antara sel-sel kayu dan air ikat 
(bound water) yang terletak pada dinding sel. Selama air bebas 
masih ada, maka dinding sel kayu akan tetap jenuh. Air bebas 
merupakan air pertama yang akan berkurang seiring dengan proses 
pengeringan, pengeringan selanjutnya akan mengurangi air ikat 
pada dinding sel. 
Ketika batang kayu mulia diolah (ditebang dan dibentuk), 
kandungan air 
pada batang berkisar antara 40% hingga 300%. Kandungan air ini 
dinamakan 
kandungan air segar. Setelah kayu ditebang dan mulai dibentuk atau 
diolah, 
kandungan air mulai bergerak keluar. Suatu kondisi dimana air 
bebas yang 
terletak antara sel-sel sudah habis, sedangkan air ikat pada 
dinding sel masih 
jenuh dinamakan titik jenuh serat (fibre saturation point). Kandungan air 
pada 
saat titik jenuh serat berkisar antara 25% sampai 30% bergantung 
pada jenis kayu itu sendiri. 
Pengeringan selanjutnya (kadar air di bawah titik jenuh 
serat) akan 
mengurangi kandungan air ikat pada dinding sel, menyebabkan 
terjadinya 
perubahan dimensi tampang melintang batang kayu, peningkatan 
kepadatan, 
peningkatan sifat-sifat mekanik dan ketahanan lapuk. Kandunga 
air pada kayu 
akan sangat dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan. Bila 
kelembaban 
udara lingkungan meningkat, maka kandungan air pada kayu akan 
meningkat 
pula, dan begitu pula sebaliknya. Pada lingkungan yang memiliki 
kelembaban 
udara yang stabil, maka kandungan air pada kayu juga akan 
cendrung tetap. 
6
Kondisi kandungan air pada kayu yang tetap ini disebut kadar air 
seimbang 
(equilibrium moisture content) berkisar antara 12% sampai 17%. 
7 
b. Kepadatan dan berat jenis 
Kepadatan atau berat unit sebuah kayu dinyatakan sebagai berat 
per unit 
volume. Hal ini ditunjukkan untuk mengetahui porositas atau 
prosentase 
rongga/void. Kepadatan dan volume sangat bergantung pada 
kandungan air. 
Kepadatan akan kecil pada inti kayu bagian dasar dan akan 
meningkat tajam ke 
arah luar penampang (cross section) dan meningkat secara perlahan 
ke arah 
ketinggian. Kepadatan suatu jenis kayu dapat dihitung dengan 
cara membandingkan antara berat kering kayu dengan volume basah. 
Berat kering kayu dapat diperoleh dengan cara menyimpan specimen 
kayu dalam oven pada suhu 105oC selama 24 jam atau hingga berat 
specimen kayu tetap. Berat jenis adalah perbandingan antara 
kepadatan kayu dengan kepadatan air pada volume yang sama. Kayu 
terdiri dari bagian padat/sel kayu, air dan udara. Volume adalah 
jumlah dari volume bagian padat, volume air dan volume udara. 
Ketika kayu dimasukkan ke dalam oven atau dikeringkan, maka 
volume yang tetap tinggal adalah volume bagian padat dan volume 
udara saja, sedangkan airnya sudah menguap/hilang. 
c. Cacat kayu 
Kerusakan atau cacat pada kayu dapat mengurangi kekuatan dan 
bahkan 
kayu yang cacat tersebut tidak dipakai sebagai bahan konstruksi. 
Cacat kayu yang sering terjadi adalah mata kayu, retak/belah, 
pecah, pingul, serat miring, gubal, lubang serangga, serta lapuk 
dan hati rapuh. 
 Mata kayu 
sering terdapat pada batang kayu yang merupakan bekas 
cabang kayu yang patah. Pada daerah mata kayu terjadi pembengkokkan 
arah serat, sehingga kekuatan kayu menjadi berkurang. Menurut Desch 
dan Dinwoodie 
(1981), penurunan kekuatan akibat mata kayu pada kuat geser dan kuat 
tekan tegak lurus tegak lurus serat relatif kecil, pada kuat tekan sejajar 
serat cukup besar, dan penurunan kekuatan yangpaling besar terjadi pada 
kuat tarik sejajarserat. Untuk keperluan konstruksi, dihindari 
penggunaan batang kayu yang memiliki mata kayu. 
 Retak/belah 
pada kayu terjadi karena proses penurunan kandungan air 
(pengeringan) yang terlalu cepat. Proses pengeringan ini memaksa air 
pada batang 
bagian dalam kayu untuk segera keluar, sehingga terbentuklah retak. 
Pada batang 
kayu yang tipis, retak dapat terjadi lebih besar dan disebut dengan belah. 
 Pecah 
dapat disebabkan karena jatuh saat menebang.
8 
 Pingul 
merupakan kayu yang tidak 
persegian, terjadi karena kembang susut. 
Kondisi lingkungan yang memiliki kelembaban udara tidak tetap 
(fluktuatif) dapat menyebabkan ukuran batang kayu tidak stabil. Proses 
penyusutan (shrinkage) batang kayu terjadi apabila kelembaban udara di 
sekitar batang kayu memaksa air pada batang kayu keluar, dan 
sebaliknya apabila kandungan air pada kayu meningkat akibat tingginya 
kelembaban udara, maka batang kayu akan mengembang (swalling). 
Besarnya kembang susut paling kecil terjadi pada arah longitudinal, 
sedangkan kembang susut paling besar terjadi pada arah longitudinal. 
2. Sifat-sifat mekanik kayu 
a. Kuat tarik sejajar serat 
Elemen kontruksi yang menerima beban tarik dapat dengan mudah kita temukan 
pada konstruksi rangka. Kuat tarik dapat dihitung dengan cara membagi beban 
tarik dengan luas tampang (cross section). Kayu memiliki kuat tarik yang lebih 
besar pada arah panjang batang (sejajar serat) dari pada arah radial (tegak lurus 
serat), sehingga pada konstruksi kayu harus dihindari pembebanan tarik yang 
tegak lurus serat kayu. Kegagalan tarik memiliki kecendrungan untuk bergerak 
melalui bagian yang lebih rendah kepadatannya (kayu muda/gubal), tetapi 
berbentuk zig-zag pada kayu yang kepadatannya tinggi (kayu teras). 
Apabila batang kayu ditarik dengan beban tarik tertentu, maka panjang 
batang kayu akan bertambah. Regangan didefinisikan sebagai nilai banding 
antara pertambahan panjang dengan panjang batang awal. Untuk regangan yang 
kecil biasanya terjadi secara linier-elastik, sedangkan untuk 
nilai regangan yang besar terjadi secara nonlinier-nonelastik 
seperti diperlihatkan pada 
Gambar Kurva tegangan-regangan sejajar serat. 
Modulus of Elasticity (MOE) merupakan angka kemiringan titik 
sebanding 
atau σe / εe. Dimana σe adalah tegangan sebanding, dan εe 
adalah regangan sebanding. Nilai MOE menunjukkan perilaku 
elastisitas suatu bahan dimana regangan yang terjadi akibat 
penambahan beban akan hilang apabila beban kerja tersebut 
dihilangkan. Persamaan E = σ / ε, dikenal sebagai persamaan 
Hook yang berlaku pada semua bahan yang bersifat elastic seperti 
karet, sedangkan kayu memilki daerah elastisitas dan 
nonelastisitas pada kurva t5egangan-regangannya. Namun karena 
mudahnya penggunaan persamaan Hook ini, maka analisis struktur 
kayu masih dibatasi pada daerah elastisitas saja.
9 
b. Kuat tekan sejejar serat 
Batang yang mengalami gaya tekan dijumpai pada konstruksi 
kuda-kuda dan elemen kolom pada portal. Kuat tekan dapat 
diperoleh dengan cara membagi besar gaya tekan dengan luas 
tampang batang. Menurut Koebler (1980), untuk batang yang 
memiliki panjang lebih dari 11 kali tebal batang, kegagalan 
tekan batang akan disertai dengan munculnya tekuk atau buckling 
pada batang. Menurut Somaji (1995), kuat tekan kayu pada arah 
tegak lurus serat berkisar antara 12% sampai 18% dari kuat tekan 
sejajar serat. Kuat tekan kayu baik arah sejajar serat maupun 
arah tegak lurus serat akan meningkat apabila kadar air menurun. 
Untuk kadar air di bawah 30% (titik jenuh serat), penururnan 
setiap 1% kandungan air akan meningkatkabn kuat tekan antara 4% 
sampai 6%. 
c. Kuat lentur 
Kuat lentur kayu merupakan salah satu sifat mekanik kayu yang 
tertinggi, bila dibandingkan dengan sifat mekanik yang lain 
seperti kuat tartik, kuat tekan, maupun kuat geser. Akibat kuat 
lentur yang tinggi dan berat jenis yang kecil menyebabkan kayu 
banyak dipakai untuk elemen lentur pada struktur ringan. 
Tegangan lentur dari suatu tampang yang memilki momen lembam I 
dan bending momen M dapat dihitung dengan persamaan : ……… 
1.1) dimana y adalah jarak dari garis netral ketitik yang 
ditinjau tegangan lenturnya. Akibat bending momen M, pada sisi 
atas tampang batang akan mengalami gaya tekan, sedangkan pada 
sisi bawah akan mengalami tarik. Seiring dengan meningkatnya 
bending momen, maka daerah sisi tekan akan membesar, sehingga 
letak garis netral akan bergerak ke bawah. Urutan kegagalan 
sangat ditentukan oleh jenis kayu itu sendiri, sebagai contoh 
untuk kayu-kayu yang tidak diawetkan, kegagalan diawali pada 
daerah tekan, kemudian diikuti oleh kegagalan daerah tarik atau 
daerah geser. Tegangan lentur maksimum yang terjadi pada saat 
keruntuhan dikenal dengan istilah Modulus of Repture (MOR). 
d. Kuat geser sejajar serat 
Pada batang yang mengalami beban bending momen seringkali 
disertai 
dengan gaya geser. Kekuatan geser kayu akan didukung oleh zat 
lignin, oleh 
karena itu kuat geser kayu merupakan sifat mekanik kayu yang 
paling lemah disbanding dengan sifat mekanik lainnya. Kayu 
memiliki kuat geser sejajar serat yang lebih kecil dibandingkan 
dengan kuat geser tegak lurus serat. Cacat kayu seperti retak 
atau mata kayu akan sangat mempengaruhi kuat geser kayu. 
e. Perilaku terhadap temperatur tinggi 
Sebagian kayu tersusun atas selulosa, lignin dan hemiselulosa 
yang kesemuanya itu merupakan senyawa yang terbentuk dari unsur 
Carbon, Hidrogen dan Oksigen. Unsur-unsur ini (Carbon, Hidrogen 
dan Oksigen) mudah terbakarKayu digolongkan sebagai material
yang mudah terbakar apabila ada peningkatan temperatur ruangan 
yang berlebihan. Oleh karena itu, kayu digolongkan sebagai 
material yang mudah terbakar (combustible material). Perilaku 
struktur kayu dalam merespon api berbeda dengan bahan struktur 
lainnya seperti beton atau baja. Ketika api sudah cukup untuk 
membakar kayu bagian luar, maka kayu bagian luar akan terbakar 
dan berubah menjadi arang. Waktu yang dibutuhkan oleh api untuk 
membakar kayu bagian luar sangat tergantung dari kadar air kayu 
awal, dimensi batang kayu, ketersediaan oksigen dan temperatur 
api itu sendiri. Oleh karena rendahnya angka penyebaran panas 
(thermal conductivity) kayu dan air yang ada dalam kayu, maka untuk 
temperatur yang kecil dibutuhkan waktu yang lama agar api dapat 
membakar bagian dalam kayu. Hemiselulosa pada kayu Oak mulai 
mengalami pyrolisis (penguraian/perubahan material akibat 
temperatur) pada temperature 150oC sampai 180oC. Pyrolisis pada 
selulosa terjadi pada temperature 280oC sampai 350oC, sedangkan 
lignin akan mulai mengalami pyrolisis pada temperatur 350oC sampai 
400oC, dan pyrolisis yang lengkap pada lignin terjadi pada 
temperatur 450oC sampai 500oC. Pyrolisis kayu dapat terjadi pada 
temperatur 150oC atau bahkan lebih rendah lagi jika waktu 
pembakaran diperpanjang. Akibat yang lebih jauh dari proses 
terbakarnya kayu pada bidang struktur adalah terjadinya 
perubahan sifat-sifat fisik dan mekanik dari kayu itu sendiri. 
Penurunan kekuatan kayu akibat terjadinya peningkatan temperatur 
tidak terjadi secara linier melainkan cendrung berbentuk 
lengkung. Perilaku ini disebabkan oleh kehadiran arang (sisa 
material kayu yang terbakar) yang berfungsi sebagai pelindung 
kayu bagian dalam, sehingga struktur terhindar dari keruntuhan 
seketika (brittle collapse). 
D. Kayu Yang Bisa Dipergunakan Untuk Bahan Konstruksi Bangunan 
10 
1. Kayu jati 
Kayu ini sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. 
Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan 
utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II 
dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan 
serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada 
kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati. 
Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang 
ditandai dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh 
dengan baik di daerah kering dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa. 
Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah mulai 
ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada di 
bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply langsung 
dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai 
kayu jati selain dari 2 daerah tersebut.Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, 
ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, 
ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan 
seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain 
melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat 
memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan 
kekurangan kualitas kayu tersebut.
11 
2. Kayu Merbau 
Kayu mwerbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil 
sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan 
terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai 
adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon 
merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II 
dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu 
merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu 
merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki 
tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. 
Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu 
merbau kami berasal dari Irian / Papua. 
3. Kayu Bangkirai 
Kayu bengkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu 
dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat 
kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain 
itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut 
dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini 
tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini 
sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai 
termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan 
bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring 
/ decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau 
Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah 
disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, 
dengan warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu 
teras kadang terlihat coklat kemerahan. 
4. kayu kamper 
Telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau. 
Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat 
kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu 
panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. 
Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, 
sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan 
tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon 
kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah 
daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan 
daerah lain di Kalimantan. 
5. Kayu kelapa 
Adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan 
kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga 
harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon 
kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber 
yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus 
dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak 
juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon 
kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal 
dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa 
umumnya berwarna terang. 
6. Kayu meranti merah
Jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat, namun 
tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti juga 
tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar 
ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon 
meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan. 
12 
7. Kayu gelam 
Sering digunakan pada bagian perumahan, perahu, kayu bakar, pagar, atau tiang 
tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya dikenal dan dipakai 
sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa 
dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat 
dibuat arang atau arang aktif untuk bahan penyerap. Kayu ini banyak digunakan 
untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan lainnya. Berdasarkan 
catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang 
tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan.Jenis ini 
dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan 
telian.Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m 
dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 
400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut. Kayu ulin banyak 
digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), 
papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan 
kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin 
termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I. 
8. Kayu Akasia (acacia mangium), 
Mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat 
sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan 
sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti 
mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 
650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya 
rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, 
maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk 
digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan meibel- furnitur. 
E. Kelebihan Dan Kelemahan Kayu 
Kayu, mungkin dan hampir pasti setiap hari kita melihat yang namanya kayu. Mulai 
dari meja, kursi, pintu, rangka atap, dan masih banyak lagi benda yang menggunakan 
kayu sebagai bahan pembuatannya. Meski saat ini sudah ada bahan alternatif pengganti 
kayu, misalkan saja baja, besi, plastik, dan lain sebagainya, namun kayu masihlah 
menjadi bahan yang paling banyak dipergunakan. 
Dibandingkan dengan material lain, kayu memiliki beberapa kelebihan, diantaranya 
adalah: 
1. Kayu mudah dalam pengerjaan, bisa dibuat atau dibentuk sesuai keinginan, misalkan 
saja untuk ukiran, desain kusen, dll. Selain itu, kayu juga mudah untuk dipaku, 
dibaut, dan direkatkan. 
2. Kualitas kayu bisa dilihat secara visual, misalkan saja bila terjadi cacat kayu dapat 
diketahui secara kasat mata. 
3. Kayu lebih tahan terhadap tekanan dan lenturan. 
4. Dengan adanya bermacam jenis kayu, maka kayu memiliki tekstur yang baik dan 
indah. 
5. Kayu memiliki berat jenis yang cukup ringan sehingga bisa mengapung dan sifat 
resonansinya. 
6. Kayu dapat diubah menjadi bentuk pulp (bubur kayu), dan bisa diolah untuk 
dijadikan bahan produk lainnya, misal untuk bahan baku pembuatan kertas. 
Sedangkan kekurangan atau kelemahan material kayu diantaranya adalah:
1. Tidak tahan api, sehingga kayu mudah terbakar, apalagi kalau dalam kondisi kering. 
2. Kayu tidak dapat dimanfaatkan secara keseluruhan sehingga sisa penggunaan kayu 
13 
hanya menjadi limbah. 
3. Untuk pekerjaan tertentu (yang besar atau lebar), kayu tidak bisa menutup secara 
keselurahan karena terbatasnya diameter kayu. Biasanya untuk menyikapi hal ini 
kayu harus disambung atau diperlebar/perbesar. 
4. Kayu mudah diserang oleh serangga pemakan kayu seperti rayap atau serangga 
lainnya. 
5. Kayu mengandung air dan berpengaruh besar terhadap bentuk kayu. Kayu yang 
belum kering biasanya masih mengalami penyusutan atau perubahan bentuk, oleh 
karena itu kayu harus dikeringkan sebelum digunakan. 
6. Kayu bersifat higroskopis, dan sensitif terhadap kelembaban. 
BAB III 
PUNUTUP 
A. Kesimpulan 
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras 
karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Senyawa utama penyusun sel kayu 
dengan komposisinya adalah selulosa 50%, hemiselulosa 25%, lignin 25%. 
Sel-sel kayu kemudian secara kelompok membentuk pembuluh, parenkim dan 
serat. Pembuluh memiliki bentuk seperti pipa yang berfungsi untuk 
saluran air dan zat hara Kayu merupakan bahan alam yang tidak 
homogen. Ketidakhomogenan ini disebabkan oleh pola pertumbuhan batang 
dan kondisi lingkungan pertumbuhan yang sering tidak sama. Oleh karena 
itu , sifat-sifat fisik dan sifat-sifat mekanik pada arah 
longitudinal, radial dan tangensial tidak sama. Kayu merupakan bahan
bangunan memiliki banyak kelebihan untuk digunakan material dan konstruksi 
bangunan karena mudah ditemukan dan mudah dibentuk sesuai keperluan. Kayu 
memiliki kuat tarik dan kuat lentur serta kekuatannya yang lain yang cukup baik untuk 
digunakan sebagai bahan bangunan. Kayu memiliki beberapa jenis sambungan yang 
dapat diterapkan untuk kayu sebagai bahan konstruksi bangunan. Kayu memiliki 
tekstur yang khas yang dapat dimanfaatkan. Berdasarkan kelas mutunya, kayu karet, 
tata dan tusam dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan struktural, sedangkan yang 
lain dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan non struktural.Kayu yang diteliti baik 
yang berasal dari hutan tanaman (HTI) maupun dari tanaman rakyat tergolong kelas 
kuat III-V, hanya karet dan gmelina tergolong kelas kuat II-III. 
14 
B. DAFTAR PUSTAKA 
Mulyani,ST,MT.Sruktur kayu 
http://kampuzsipil.blogspot.com/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayu-yang.html 
http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.com/2013/03/jenis-dan-ciri-kayu-untuk-bahan-konstruksi. 
html 
http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/bahanajar/Mulyati/Struktur%20Kayu/Materi%20Pertemuan 
%20I,II,III.pdf 
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/196012241991011- 
NANDAN_SUPRIATNA/KB_D-3/Sambungan_Kayu.pdf 
http://illbeyourpaparazzi.blogspot.com/2011/04/kayu-sebagai-bahan-bangunan.html

More Related Content

What's hot

Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanPenentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanMOSES HADUN
 
Dasar sambungan kayu
Dasar sambungan kayuDasar sambungan kayu
Dasar sambungan kayuM Firdaus
 
Contoh soal struktur_kayu
Contoh soal struktur_kayuContoh soal struktur_kayu
Contoh soal struktur_kayuihsanlubis1
 
Kayu Jati Untuk Konstruksi Indonesia
Kayu Jati Untuk Konstruksi IndonesiaKayu Jati Untuk Konstruksi Indonesia
Kayu Jati Untuk Konstruksi IndonesiaFenny Bernavida
 
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia )
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia ) Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia )
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia ) Athif Muhammad
 
Pedoman pembebanan jembatan jalan raya
Pedoman pembebanan jembatan jalan rayaPedoman pembebanan jembatan jalan raya
Pedoman pembebanan jembatan jalan rayaYusrizal Mahendra
 
VINEER DAN KAYU LAPIS
VINEER DAN KAYU LAPISVINEER DAN KAYU LAPIS
VINEER DAN KAYU LAPISEDIS BLOG
 
RPP SMK Konstruksi Bangunan Kelas X
RPP SMK Konstruksi Bangunan Kelas XRPP SMK Konstruksi Bangunan Kelas X
RPP SMK Konstruksi Bangunan Kelas XDiva Pendidikan
 
329571577 rpp-batu-beton-keramik-genting-i
329571577 rpp-batu-beton-keramik-genting-i329571577 rpp-batu-beton-keramik-genting-i
329571577 rpp-batu-beton-keramik-genting-iNovia Sumanti
 
Kegiatan Pasca Panen Talas (Kelompok Talas).pptx
Kegiatan Pasca Panen Talas (Kelompok Talas).pptxKegiatan Pasca Panen Talas (Kelompok Talas).pptx
Kegiatan Pasca Panen Talas (Kelompok Talas).pptxQoifaniAzZahra
 
Pengawetan Kayu Secara Tradisional dan Modern.pptx
Pengawetan Kayu Secara Tradisional dan Modern.pptxPengawetan Kayu Secara Tradisional dan Modern.pptx
Pengawetan Kayu Secara Tradisional dan Modern.pptxklaudiuskristo
 
SNI Kayu
SNI KayuSNI Kayu
SNI KayuTiwi20
 
Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)
Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)
Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)Ibel007
 

What's hot (20)

Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanPenentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
 
Dasar sambungan kayu
Dasar sambungan kayuDasar sambungan kayu
Dasar sambungan kayu
 
Kayu _ Material dan Konstruksi
Kayu _ Material dan KonstruksiKayu _ Material dan Konstruksi
Kayu _ Material dan Konstruksi
 
Contoh soal struktur_kayu
Contoh soal struktur_kayuContoh soal struktur_kayu
Contoh soal struktur_kayu
 
Kayu Jati Untuk Konstruksi Indonesia
Kayu Jati Untuk Konstruksi IndonesiaKayu Jati Untuk Konstruksi Indonesia
Kayu Jati Untuk Konstruksi Indonesia
 
Kayu kelas II
Kayu kelas IIKayu kelas II
Kayu kelas II
 
Struktur atap
Struktur atapStruktur atap
Struktur atap
 
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia )
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia ) Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia )
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia )
 
Pedoman pembebanan jembatan jalan raya
Pedoman pembebanan jembatan jalan rayaPedoman pembebanan jembatan jalan raya
Pedoman pembebanan jembatan jalan raya
 
VINEER DAN KAYU LAPIS
VINEER DAN KAYU LAPISVINEER DAN KAYU LAPIS
VINEER DAN KAYU LAPIS
 
RPP SMK Konstruksi Bangunan Kelas X
RPP SMK Konstruksi Bangunan Kelas XRPP SMK Konstruksi Bangunan Kelas X
RPP SMK Konstruksi Bangunan Kelas X
 
329571577 rpp-batu-beton-keramik-genting-i
329571577 rpp-batu-beton-keramik-genting-i329571577 rpp-batu-beton-keramik-genting-i
329571577 rpp-batu-beton-keramik-genting-i
 
Teknologi bahan 1
Teknologi bahan 1Teknologi bahan 1
Teknologi bahan 1
 
Kegiatan Pasca Panen Talas (Kelompok Talas).pptx
Kegiatan Pasca Panen Talas (Kelompok Talas).pptxKegiatan Pasca Panen Talas (Kelompok Talas).pptx
Kegiatan Pasca Panen Talas (Kelompok Talas).pptx
 
Kayu
KayuKayu
Kayu
 
Pengawetan Kayu Secara Tradisional dan Modern.pptx
Pengawetan Kayu Secara Tradisional dan Modern.pptxPengawetan Kayu Secara Tradisional dan Modern.pptx
Pengawetan Kayu Secara Tradisional dan Modern.pptx
 
BETON
BETONBETON
BETON
 
SNI Kayu
SNI KayuSNI Kayu
SNI Kayu
 
Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)
Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)
Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)
 
Mektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanahMektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanah
 

Viewers also liked

Struktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti PutihStruktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti PutihReski Aprilia
 
Volume kubikasi kayu pohon (vegetasi hutan alam) terukur dari banir hingga be...
Volume kubikasi kayu pohon (vegetasi hutan alam) terukur dari banir hingga be...Volume kubikasi kayu pohon (vegetasi hutan alam) terukur dari banir hingga be...
Volume kubikasi kayu pohon (vegetasi hutan alam) terukur dari banir hingga be...helmut simamora
 
Sni 7973 2013 spesifikasi desain untuk konstruksi kayu
Sni 7973 2013  spesifikasi desain untuk konstruksi kayuSni 7973 2013  spesifikasi desain untuk konstruksi kayu
Sni 7973 2013 spesifikasi desain untuk konstruksi kayuIrbah Mahdiah Ulfa
 
Tabel volume kubikasi kayu (meter kubik, m 3) dari tinggi batang pohon teruku...
Tabel volume kubikasi kayu (meter kubik, m 3) dari tinggi batang pohon teruku...Tabel volume kubikasi kayu (meter kubik, m 3) dari tinggi batang pohon teruku...
Tabel volume kubikasi kayu (meter kubik, m 3) dari tinggi batang pohon teruku...helmut simamora
 
Struktur fungsi tumbuhan SMP
Struktur fungsi tumbuhan SMPStruktur fungsi tumbuhan SMP
Struktur fungsi tumbuhan SMPsekolah maya
 
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Iqrimha Lairung
 

Viewers also liked (7)

Sni kayu-2002
Sni kayu-2002Sni kayu-2002
Sni kayu-2002
 
Struktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti PutihStruktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti Putih
 
Volume kubikasi kayu pohon (vegetasi hutan alam) terukur dari banir hingga be...
Volume kubikasi kayu pohon (vegetasi hutan alam) terukur dari banir hingga be...Volume kubikasi kayu pohon (vegetasi hutan alam) terukur dari banir hingga be...
Volume kubikasi kayu pohon (vegetasi hutan alam) terukur dari banir hingga be...
 
Sni 7973 2013 spesifikasi desain untuk konstruksi kayu
Sni 7973 2013  spesifikasi desain untuk konstruksi kayuSni 7973 2013  spesifikasi desain untuk konstruksi kayu
Sni 7973 2013 spesifikasi desain untuk konstruksi kayu
 
Tabel volume kubikasi kayu (meter kubik, m 3) dari tinggi batang pohon teruku...
Tabel volume kubikasi kayu (meter kubik, m 3) dari tinggi batang pohon teruku...Tabel volume kubikasi kayu (meter kubik, m 3) dari tinggi batang pohon teruku...
Tabel volume kubikasi kayu (meter kubik, m 3) dari tinggi batang pohon teruku...
 
Struktur fungsi tumbuhan SMP
Struktur fungsi tumbuhan SMPStruktur fungsi tumbuhan SMP
Struktur fungsi tumbuhan SMP
 
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
 

Similar to Kayu

BAHAN_06_07_KAYU.pdf wood material civil
BAHAN_06_07_KAYU.pdf wood material civilBAHAN_06_07_KAYU.pdf wood material civil
BAHAN_06_07_KAYU.pdf wood material civilJjungkookSea
 
ILMU KAYU PERTUMBUHAN POHON
ILMU KAYU PERTUMBUHAN POHONILMU KAYU PERTUMBUHAN POHON
ILMU KAYU PERTUMBUHAN POHONEDIS BLOG
 
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19YosEpPldSinaGa
 
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahMakalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahVina Widya Putri
 
KARAKTERISTIK DAN SIFAT-SIFAT KAYU
KARAKTERISTIK DAN SIFAT-SIFAT KAYUKARAKTERISTIK DAN SIFAT-SIFAT KAYU
KARAKTERISTIK DAN SIFAT-SIFAT KAYUCintaPadostahiMuliaS
 
Kelompok 1 struktur kayu
Kelompok  1 struktur kayuKelompok  1 struktur kayu
Kelompok 1 struktur kayuayu andriani
 
ILMU KAYU PENDAHULUAN
ILMU KAYU PENDAHULUANILMU KAYU PENDAHULUAN
ILMU KAYU PENDAHULUANEDIS BLOG
 
ppt fisika kayu_anggitya tiara pakpahan(g1012211004).pptx
ppt fisika kayu_anggitya tiara pakpahan(g1012211004).pptxppt fisika kayu_anggitya tiara pakpahan(g1012211004).pptx
ppt fisika kayu_anggitya tiara pakpahan(g1012211004).pptxViniElvionika
 
Modul bahan bangunan kayu
Modul bahan bangunan kayuModul bahan bangunan kayu
Modul bahan bangunan kayudoloksanggul
 
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan Daun
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan DaunMenggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan Daun
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan DaunMentari Arsharanti
 
SIFAT FISIS KAYU, BERAT JENIS DAN KADAR AIR
SIFAT FISIS KAYU, BERAT JENIS DAN KADAR AIRSIFAT FISIS KAYU, BERAT JENIS DAN KADAR AIR
SIFAT FISIS KAYU, BERAT JENIS DAN KADAR AIRMOSES HADUN
 
Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tikfirayuu
 

Similar to Kayu (20)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
BAHAN_06_07_KAYU.pdf wood material civil
BAHAN_06_07_KAYU.pdf wood material civilBAHAN_06_07_KAYU.pdf wood material civil
BAHAN_06_07_KAYU.pdf wood material civil
 
Laporan akhir ilmu kayu
Laporan akhir ilmu kayuLaporan akhir ilmu kayu
Laporan akhir ilmu kayu
 
Konstruksi kayu
Konstruksi kayuKonstruksi kayu
Konstruksi kayu
 
ILMU KAYU PERTUMBUHAN POHON
ILMU KAYU PERTUMBUHAN POHONILMU KAYU PERTUMBUHAN POHON
ILMU KAYU PERTUMBUHAN POHON
 
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
 
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahMakalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
 
KARAKTERISTIK DAN SIFAT-SIFAT KAYU
KARAKTERISTIK DAN SIFAT-SIFAT KAYUKARAKTERISTIK DAN SIFAT-SIFAT KAYU
KARAKTERISTIK DAN SIFAT-SIFAT KAYU
 
Kelompok 1 struktur kayu
Kelompok  1 struktur kayuKelompok  1 struktur kayu
Kelompok 1 struktur kayu
 
Kayu
KayuKayu
Kayu
 
ILMU KAYU PENDAHULUAN
ILMU KAYU PENDAHULUANILMU KAYU PENDAHULUAN
ILMU KAYU PENDAHULUAN
 
Sifat kayu
Sifat kayuSifat kayu
Sifat kayu
 
Akar tumbuhan
Akar tumbuhanAkar tumbuhan
Akar tumbuhan
 
ppt fisika kayu_anggitya tiara pakpahan(g1012211004).pptx
ppt fisika kayu_anggitya tiara pakpahan(g1012211004).pptxppt fisika kayu_anggitya tiara pakpahan(g1012211004).pptx
ppt fisika kayu_anggitya tiara pakpahan(g1012211004).pptx
 
Batang
BatangBatang
Batang
 
Modul bahan bangunan kayu
Modul bahan bangunan kayuModul bahan bangunan kayu
Modul bahan bangunan kayu
 
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan Daun
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan DaunMenggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan Daun
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan Daun
 
SIFAT FISIS KAYU, BERAT JENIS DAN KADAR AIR
SIFAT FISIS KAYU, BERAT JENIS DAN KADAR AIRSIFAT FISIS KAYU, BERAT JENIS DAN KADAR AIR
SIFAT FISIS KAYU, BERAT JENIS DAN KADAR AIR
 
Struktur dan Fungsi Tumbuhan
Struktur dan Fungsi TumbuhanStruktur dan Fungsi Tumbuhan
Struktur dan Fungsi Tumbuhan
 
Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tik
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 

Kayu

  • 1. KAYU Makalah ini ditulis sebagai pemenuhan tugas “BAHAN BANGUNAN” yang di ampu oleh bapak Nasyiin Faqih, ST, MT KELOMPOK 2 : Amrizal Muhammad Firman Jauhari Salwa Imawati Tunjang Ari Suseno Wisnu Wahyu Santoso TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER SATU UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ) JAWA TENGAH DI WONOSOBO 2014 1
  • 2. DAFTAR ISI DAFTAR ISI.............................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3 A. Latar belakang....................................................................................................3 B. Permasalahan......................................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4 A. Pengertian Kayu ................................................................................................4 B. Bagian-Bagian Penampang Kayu.......................................................................4 C. Sifat-Sifat Kayu..................................................................................................5 1. Sifat-sifat fisik kayu......................................................................................5 2. Sifat-sifat mekanik kayu...............................................................................7 D. Kayu Yang Bisa Dipergunakan Untuk Bahan Konstruksi Bangunan ...............9 E. Kelebihan Dan Kelemahan Kayu......................................................................11 BAB III PENUTUP......................................................................................................12 A. Kesimpulan.......................................................................................................12 B. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................12 2
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 3 A. Latar Belakang Kayu bukan hal yang asing di telinga kita. Kayu telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berbagai pemanfatannya telah membantu kehidupan sehari-hari. Sebagai bahan alam,terdapat kelebihan-kelebihan sendiri yang dimiliki oleh kayu dan tidak dapat ditemukan pada materia lain. Karena kayu masih Penggunaan kayu untuk suatu tujuan tertentu tergantung dari sift-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan, yang mengarah ke jenis kayu yang akan di pilih.Misalkan untuk konstruksi (yang harus kuat,keras,mempunyai keawetan alamyang tinggi) dapat dipilih jati,balau,bungur,bangkirai dll.Untuklantai (yang harus bersifat keras,tahan asam,daya abrasi tinggi) dapatdipilih jati,bungur dll.Berbagai macam jenis kayu yang ada dan secara teknis mengguntungkan.Selain itu kayu memiliki nilai estetika tersendiri yang dapat menjadi pertimbangan.Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempelajari lebih dalamtentang karakteristik,sifat dan jenis kayu.Kita juga tak bolehmengabaikan kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh kayu,sehinggakita dapat memanfaatkan potensi kayu secara maksimal dalam berbagai penggunaannya.Baik secara material maupun metode konstrusi, mengingat kita berada dalam lingkup teknik Arsitektur.Dengan mempelajarinya, nantinya dapat membatu pemahaman tentang kayu pada mata kuliah yang bersangkutan nantinya. B. Rumusan Masalah 1. Pengertian kayu . 2. Bagian-Bagian Penampang Kayu. 3. Sifat-Sifat Kayu. 4. Kayu yang dipergunakan untuk bahan konstruksi bangunan. 5. Kelebihan dan Kekurangan kayu sebagi bahan kontruksi bangunan.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 4 A. Pengertian Kayu Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang. Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan. Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu panjang batang. Sel-sel ini tersusun atas selulosadan diikat menjadi satu oleh bahan penyemen yang disebut lignin. Arah sumbu panjang ini diacu sebagai arah serat kayu dan penting untuk dikenal, karena sifat kayu yang sejajar serat sangat berbeda dengan yang tegak lurus terhadap serat. B. Bagian-Bagian Penampang Kayu Senyawa utama penyusun sel kayu dengan komposisinya adalah selulosa 50%, hemiselulosa 25%, lignin 25%. Sel-sel kayu kemudian secara kelompok membentuk pembuluh, parenkim dan serat. Pembuluh memiliki bentuk seperti pipa yang berfungsi untuk saluran air dan zat hara. Parenkim memiliki bentuk kotak, berdinding tipis dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis. Serat memiliki bentuk panjang langsing dan berdinding tebal sertaberfungsi sebagai penguat pohon. Kelompok-kelompok sel kayu bergabung membentuk bagian/anatomi pohon. Sebatang pohon dipotong melintang akan diperoleh secara kasar gambaran dan bagian-bagian kayu seperti terlihat pada Gambar 1.1. A = kulit luar B = kulit dalam C = cambium D = kayu gubal E = kayu teras F = hati kayu G = jari-jari kayu
  • 5. Gambar 1.1 Pototngan melintang pohon kayu 1. Bagian luar kayu disebut kulit (bark) merupakan lapisan yang padat dan cukup kasar, bagian kulit yang paling luar sudah mati dan berfungsi sebagai pelindung kayu terhadap serangan dari luar (iklim, serangan serangga, dan jamur). 2. Sedangkan kulit bagian dalam bersifat hidup dan tipis yang berfungsi sebagai jalan zat yang mengandung gizi dari akar ke daun. 3. Pada bagian sebelah dalam kulit terdapat lapisan tipis yang disebut lapisan kambium, lapisan ini merupakan jaringan yang tipis dan bening, berfungsi sebagai tempat pertumbuhan sel-sel kayu. 4. Disebelah dalam lapisan kambium terdapat bagian kayu lunak yang berwarna keputih-putihan disebut kayu gubal (sapwood), bagian ini merupakan kayu muda yang terdiri dari sel-sel yang masih hidup, berfungsi sebagai pengantar zat-zat makanan dari akar menuju daun dan juga sebagai tempat penyimpanan bahan makanan, mempunyai ketebalan ± 2 cm sampai 10 cm. 5. Selanjutnya di sebelah dalam dari lapisan kayu gubal terdapat bagian kayu yang warnanya lebih gelap disebut dengan kayu teras (heartwood), berfungsi sebagai penguat pohon karena memiliki dinding sel yang lebih tebal dan kuat. Pada bagian ini tidak terdapat zat-zat makanan, sehingga jika dipakai sebagai bahan konstruksi akan awet. Pertumbuhan sel-sel kayu disertai dengan munculnya struktur seperti cincin yang disebut dengan cincin tahunan (annual ring) yang dapat memperkirakan umur dari pohon kayu. Pohon kayu yang mengalami pertumbuhan cepat akan memiliki cincin tahunan yang lebih besar bila dibandingkan dengan pohon kayu yang memiliki pertumbuhan lambat. Pada bagian tengah batang ada inti (pith) yang dikelilingi oleh sejumlah cincin tahunan. 5 C. Sifat-Sifat Kayu Kayu merupakan bahan alam yang tidak homogen. Ketidakhomogenan ini disebabkan oleh pola pertumbuhan batang dan kondisi lingkungan pertumbuhan yang sering tidak sama. Oleh karena itu , sifat-sifat fisik dan sifat-sifat mekanik pada arah longitudinal, radial dan tangensial tidak sama. Kekuatan kayu pada arah longitudinal (X) lebih besar dibandingkan dengan arah radial (R) ataupun tangensial (T) dan angka kembang susut pada arah longitudinal lebih kecil dari pada arah radial maupun arah tangensial. 1. Sifat-sifat fisik kayu a. Kandungan air Kayu merupakan material higroskopis, artinya kayu memiliki kaitan yang
  • 6. sangat erat dengan air baik berupa cairan maupun uap. Kemampuan menyerap dan melepaskan air sangat tergantung dari kondisi lingkungan seperti temperatur dan kelembaban udara. Kandungan air yang terdapat pada sebuah pohon kayu sangatlah bervariasi, tergantung pada jenis spesiesnya. Dalam satu spesies yang sama terjadi pula perbedaan kandungan air yang disebabkan oleh umur, ukuran pohon dan lokasi penanamannya. Pada bagian batang sebuah kayu terjadi perbedaan kandungan air, kandungan air pada kayu gubal lebih banyak dari pada kayu teras. Air yang terdapat pada batang kayu tersimpan dalam dua bentuk, yaitu air bebas (free water) yang terletak di antara sel-sel kayu dan air ikat (bound water) yang terletak pada dinding sel. Selama air bebas masih ada, maka dinding sel kayu akan tetap jenuh. Air bebas merupakan air pertama yang akan berkurang seiring dengan proses pengeringan, pengeringan selanjutnya akan mengurangi air ikat pada dinding sel. Ketika batang kayu mulia diolah (ditebang dan dibentuk), kandungan air pada batang berkisar antara 40% hingga 300%. Kandungan air ini dinamakan kandungan air segar. Setelah kayu ditebang dan mulai dibentuk atau diolah, kandungan air mulai bergerak keluar. Suatu kondisi dimana air bebas yang terletak antara sel-sel sudah habis, sedangkan air ikat pada dinding sel masih jenuh dinamakan titik jenuh serat (fibre saturation point). Kandungan air pada saat titik jenuh serat berkisar antara 25% sampai 30% bergantung pada jenis kayu itu sendiri. Pengeringan selanjutnya (kadar air di bawah titik jenuh serat) akan mengurangi kandungan air ikat pada dinding sel, menyebabkan terjadinya perubahan dimensi tampang melintang batang kayu, peningkatan kepadatan, peningkatan sifat-sifat mekanik dan ketahanan lapuk. Kandunga air pada kayu akan sangat dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan. Bila kelembaban udara lingkungan meningkat, maka kandungan air pada kayu akan meningkat pula, dan begitu pula sebaliknya. Pada lingkungan yang memiliki kelembaban udara yang stabil, maka kandungan air pada kayu juga akan cendrung tetap. 6
  • 7. Kondisi kandungan air pada kayu yang tetap ini disebut kadar air seimbang (equilibrium moisture content) berkisar antara 12% sampai 17%. 7 b. Kepadatan dan berat jenis Kepadatan atau berat unit sebuah kayu dinyatakan sebagai berat per unit volume. Hal ini ditunjukkan untuk mengetahui porositas atau prosentase rongga/void. Kepadatan dan volume sangat bergantung pada kandungan air. Kepadatan akan kecil pada inti kayu bagian dasar dan akan meningkat tajam ke arah luar penampang (cross section) dan meningkat secara perlahan ke arah ketinggian. Kepadatan suatu jenis kayu dapat dihitung dengan cara membandingkan antara berat kering kayu dengan volume basah. Berat kering kayu dapat diperoleh dengan cara menyimpan specimen kayu dalam oven pada suhu 105oC selama 24 jam atau hingga berat specimen kayu tetap. Berat jenis adalah perbandingan antara kepadatan kayu dengan kepadatan air pada volume yang sama. Kayu terdiri dari bagian padat/sel kayu, air dan udara. Volume adalah jumlah dari volume bagian padat, volume air dan volume udara. Ketika kayu dimasukkan ke dalam oven atau dikeringkan, maka volume yang tetap tinggal adalah volume bagian padat dan volume udara saja, sedangkan airnya sudah menguap/hilang. c. Cacat kayu Kerusakan atau cacat pada kayu dapat mengurangi kekuatan dan bahkan kayu yang cacat tersebut tidak dipakai sebagai bahan konstruksi. Cacat kayu yang sering terjadi adalah mata kayu, retak/belah, pecah, pingul, serat miring, gubal, lubang serangga, serta lapuk dan hati rapuh.  Mata kayu sering terdapat pada batang kayu yang merupakan bekas cabang kayu yang patah. Pada daerah mata kayu terjadi pembengkokkan arah serat, sehingga kekuatan kayu menjadi berkurang. Menurut Desch dan Dinwoodie (1981), penurunan kekuatan akibat mata kayu pada kuat geser dan kuat tekan tegak lurus tegak lurus serat relatif kecil, pada kuat tekan sejajar serat cukup besar, dan penurunan kekuatan yangpaling besar terjadi pada kuat tarik sejajarserat. Untuk keperluan konstruksi, dihindari penggunaan batang kayu yang memiliki mata kayu.  Retak/belah pada kayu terjadi karena proses penurunan kandungan air (pengeringan) yang terlalu cepat. Proses pengeringan ini memaksa air pada batang bagian dalam kayu untuk segera keluar, sehingga terbentuklah retak. Pada batang kayu yang tipis, retak dapat terjadi lebih besar dan disebut dengan belah.  Pecah dapat disebabkan karena jatuh saat menebang.
  • 8. 8  Pingul merupakan kayu yang tidak persegian, terjadi karena kembang susut. Kondisi lingkungan yang memiliki kelembaban udara tidak tetap (fluktuatif) dapat menyebabkan ukuran batang kayu tidak stabil. Proses penyusutan (shrinkage) batang kayu terjadi apabila kelembaban udara di sekitar batang kayu memaksa air pada batang kayu keluar, dan sebaliknya apabila kandungan air pada kayu meningkat akibat tingginya kelembaban udara, maka batang kayu akan mengembang (swalling). Besarnya kembang susut paling kecil terjadi pada arah longitudinal, sedangkan kembang susut paling besar terjadi pada arah longitudinal. 2. Sifat-sifat mekanik kayu a. Kuat tarik sejajar serat Elemen kontruksi yang menerima beban tarik dapat dengan mudah kita temukan pada konstruksi rangka. Kuat tarik dapat dihitung dengan cara membagi beban tarik dengan luas tampang (cross section). Kayu memiliki kuat tarik yang lebih besar pada arah panjang batang (sejajar serat) dari pada arah radial (tegak lurus serat), sehingga pada konstruksi kayu harus dihindari pembebanan tarik yang tegak lurus serat kayu. Kegagalan tarik memiliki kecendrungan untuk bergerak melalui bagian yang lebih rendah kepadatannya (kayu muda/gubal), tetapi berbentuk zig-zag pada kayu yang kepadatannya tinggi (kayu teras). Apabila batang kayu ditarik dengan beban tarik tertentu, maka panjang batang kayu akan bertambah. Regangan didefinisikan sebagai nilai banding antara pertambahan panjang dengan panjang batang awal. Untuk regangan yang kecil biasanya terjadi secara linier-elastik, sedangkan untuk nilai regangan yang besar terjadi secara nonlinier-nonelastik seperti diperlihatkan pada Gambar Kurva tegangan-regangan sejajar serat. Modulus of Elasticity (MOE) merupakan angka kemiringan titik sebanding atau σe / εe. Dimana σe adalah tegangan sebanding, dan εe adalah regangan sebanding. Nilai MOE menunjukkan perilaku elastisitas suatu bahan dimana regangan yang terjadi akibat penambahan beban akan hilang apabila beban kerja tersebut dihilangkan. Persamaan E = σ / ε, dikenal sebagai persamaan Hook yang berlaku pada semua bahan yang bersifat elastic seperti karet, sedangkan kayu memilki daerah elastisitas dan nonelastisitas pada kurva t5egangan-regangannya. Namun karena mudahnya penggunaan persamaan Hook ini, maka analisis struktur kayu masih dibatasi pada daerah elastisitas saja.
  • 9. 9 b. Kuat tekan sejejar serat Batang yang mengalami gaya tekan dijumpai pada konstruksi kuda-kuda dan elemen kolom pada portal. Kuat tekan dapat diperoleh dengan cara membagi besar gaya tekan dengan luas tampang batang. Menurut Koebler (1980), untuk batang yang memiliki panjang lebih dari 11 kali tebal batang, kegagalan tekan batang akan disertai dengan munculnya tekuk atau buckling pada batang. Menurut Somaji (1995), kuat tekan kayu pada arah tegak lurus serat berkisar antara 12% sampai 18% dari kuat tekan sejajar serat. Kuat tekan kayu baik arah sejajar serat maupun arah tegak lurus serat akan meningkat apabila kadar air menurun. Untuk kadar air di bawah 30% (titik jenuh serat), penururnan setiap 1% kandungan air akan meningkatkabn kuat tekan antara 4% sampai 6%. c. Kuat lentur Kuat lentur kayu merupakan salah satu sifat mekanik kayu yang tertinggi, bila dibandingkan dengan sifat mekanik yang lain seperti kuat tartik, kuat tekan, maupun kuat geser. Akibat kuat lentur yang tinggi dan berat jenis yang kecil menyebabkan kayu banyak dipakai untuk elemen lentur pada struktur ringan. Tegangan lentur dari suatu tampang yang memilki momen lembam I dan bending momen M dapat dihitung dengan persamaan : ……… 1.1) dimana y adalah jarak dari garis netral ketitik yang ditinjau tegangan lenturnya. Akibat bending momen M, pada sisi atas tampang batang akan mengalami gaya tekan, sedangkan pada sisi bawah akan mengalami tarik. Seiring dengan meningkatnya bending momen, maka daerah sisi tekan akan membesar, sehingga letak garis netral akan bergerak ke bawah. Urutan kegagalan sangat ditentukan oleh jenis kayu itu sendiri, sebagai contoh untuk kayu-kayu yang tidak diawetkan, kegagalan diawali pada daerah tekan, kemudian diikuti oleh kegagalan daerah tarik atau daerah geser. Tegangan lentur maksimum yang terjadi pada saat keruntuhan dikenal dengan istilah Modulus of Repture (MOR). d. Kuat geser sejajar serat Pada batang yang mengalami beban bending momen seringkali disertai dengan gaya geser. Kekuatan geser kayu akan didukung oleh zat lignin, oleh karena itu kuat geser kayu merupakan sifat mekanik kayu yang paling lemah disbanding dengan sifat mekanik lainnya. Kayu memiliki kuat geser sejajar serat yang lebih kecil dibandingkan dengan kuat geser tegak lurus serat. Cacat kayu seperti retak atau mata kayu akan sangat mempengaruhi kuat geser kayu. e. Perilaku terhadap temperatur tinggi Sebagian kayu tersusun atas selulosa, lignin dan hemiselulosa yang kesemuanya itu merupakan senyawa yang terbentuk dari unsur Carbon, Hidrogen dan Oksigen. Unsur-unsur ini (Carbon, Hidrogen dan Oksigen) mudah terbakarKayu digolongkan sebagai material
  • 10. yang mudah terbakar apabila ada peningkatan temperatur ruangan yang berlebihan. Oleh karena itu, kayu digolongkan sebagai material yang mudah terbakar (combustible material). Perilaku struktur kayu dalam merespon api berbeda dengan bahan struktur lainnya seperti beton atau baja. Ketika api sudah cukup untuk membakar kayu bagian luar, maka kayu bagian luar akan terbakar dan berubah menjadi arang. Waktu yang dibutuhkan oleh api untuk membakar kayu bagian luar sangat tergantung dari kadar air kayu awal, dimensi batang kayu, ketersediaan oksigen dan temperatur api itu sendiri. Oleh karena rendahnya angka penyebaran panas (thermal conductivity) kayu dan air yang ada dalam kayu, maka untuk temperatur yang kecil dibutuhkan waktu yang lama agar api dapat membakar bagian dalam kayu. Hemiselulosa pada kayu Oak mulai mengalami pyrolisis (penguraian/perubahan material akibat temperatur) pada temperature 150oC sampai 180oC. Pyrolisis pada selulosa terjadi pada temperature 280oC sampai 350oC, sedangkan lignin akan mulai mengalami pyrolisis pada temperatur 350oC sampai 400oC, dan pyrolisis yang lengkap pada lignin terjadi pada temperatur 450oC sampai 500oC. Pyrolisis kayu dapat terjadi pada temperatur 150oC atau bahkan lebih rendah lagi jika waktu pembakaran diperpanjang. Akibat yang lebih jauh dari proses terbakarnya kayu pada bidang struktur adalah terjadinya perubahan sifat-sifat fisik dan mekanik dari kayu itu sendiri. Penurunan kekuatan kayu akibat terjadinya peningkatan temperatur tidak terjadi secara linier melainkan cendrung berbentuk lengkung. Perilaku ini disebabkan oleh kehadiran arang (sisa material kayu yang terbakar) yang berfungsi sebagai pelindung kayu bagian dalam, sehingga struktur terhindar dari keruntuhan seketika (brittle collapse). D. Kayu Yang Bisa Dipergunakan Untuk Bahan Konstruksi Bangunan 10 1. Kayu jati Kayu ini sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati. Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik di daerah kering dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai kayu jati selain dari 2 daerah tersebut.Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut.
  • 11. 11 2. Kayu Merbau Kayu mwerbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau kami berasal dari Irian / Papua. 3. Kayu Bangkirai Kayu bengkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan. 4. kayu kamper Telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan. 5. Kayu kelapa Adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna terang. 6. Kayu meranti merah
  • 12. Jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan. 12 7. Kayu gelam Sering digunakan pada bagian perumahan, perahu, kayu bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya dikenal dan dipakai sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk bahan penyerap. Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan.Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian.Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut. Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I. 8. Kayu Akasia (acacia mangium), Mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan meibel- furnitur. E. Kelebihan Dan Kelemahan Kayu Kayu, mungkin dan hampir pasti setiap hari kita melihat yang namanya kayu. Mulai dari meja, kursi, pintu, rangka atap, dan masih banyak lagi benda yang menggunakan kayu sebagai bahan pembuatannya. Meski saat ini sudah ada bahan alternatif pengganti kayu, misalkan saja baja, besi, plastik, dan lain sebagainya, namun kayu masihlah menjadi bahan yang paling banyak dipergunakan. Dibandingkan dengan material lain, kayu memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah: 1. Kayu mudah dalam pengerjaan, bisa dibuat atau dibentuk sesuai keinginan, misalkan saja untuk ukiran, desain kusen, dll. Selain itu, kayu juga mudah untuk dipaku, dibaut, dan direkatkan. 2. Kualitas kayu bisa dilihat secara visual, misalkan saja bila terjadi cacat kayu dapat diketahui secara kasat mata. 3. Kayu lebih tahan terhadap tekanan dan lenturan. 4. Dengan adanya bermacam jenis kayu, maka kayu memiliki tekstur yang baik dan indah. 5. Kayu memiliki berat jenis yang cukup ringan sehingga bisa mengapung dan sifat resonansinya. 6. Kayu dapat diubah menjadi bentuk pulp (bubur kayu), dan bisa diolah untuk dijadikan bahan produk lainnya, misal untuk bahan baku pembuatan kertas. Sedangkan kekurangan atau kelemahan material kayu diantaranya adalah:
  • 13. 1. Tidak tahan api, sehingga kayu mudah terbakar, apalagi kalau dalam kondisi kering. 2. Kayu tidak dapat dimanfaatkan secara keseluruhan sehingga sisa penggunaan kayu 13 hanya menjadi limbah. 3. Untuk pekerjaan tertentu (yang besar atau lebar), kayu tidak bisa menutup secara keselurahan karena terbatasnya diameter kayu. Biasanya untuk menyikapi hal ini kayu harus disambung atau diperlebar/perbesar. 4. Kayu mudah diserang oleh serangga pemakan kayu seperti rayap atau serangga lainnya. 5. Kayu mengandung air dan berpengaruh besar terhadap bentuk kayu. Kayu yang belum kering biasanya masih mengalami penyusutan atau perubahan bentuk, oleh karena itu kayu harus dikeringkan sebelum digunakan. 6. Kayu bersifat higroskopis, dan sensitif terhadap kelembaban. BAB III PUNUTUP A. Kesimpulan Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Senyawa utama penyusun sel kayu dengan komposisinya adalah selulosa 50%, hemiselulosa 25%, lignin 25%. Sel-sel kayu kemudian secara kelompok membentuk pembuluh, parenkim dan serat. Pembuluh memiliki bentuk seperti pipa yang berfungsi untuk saluran air dan zat hara Kayu merupakan bahan alam yang tidak homogen. Ketidakhomogenan ini disebabkan oleh pola pertumbuhan batang dan kondisi lingkungan pertumbuhan yang sering tidak sama. Oleh karena itu , sifat-sifat fisik dan sifat-sifat mekanik pada arah longitudinal, radial dan tangensial tidak sama. Kayu merupakan bahan
  • 14. bangunan memiliki banyak kelebihan untuk digunakan material dan konstruksi bangunan karena mudah ditemukan dan mudah dibentuk sesuai keperluan. Kayu memiliki kuat tarik dan kuat lentur serta kekuatannya yang lain yang cukup baik untuk digunakan sebagai bahan bangunan. Kayu memiliki beberapa jenis sambungan yang dapat diterapkan untuk kayu sebagai bahan konstruksi bangunan. Kayu memiliki tekstur yang khas yang dapat dimanfaatkan. Berdasarkan kelas mutunya, kayu karet, tata dan tusam dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan struktural, sedangkan yang lain dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan non struktural.Kayu yang diteliti baik yang berasal dari hutan tanaman (HTI) maupun dari tanaman rakyat tergolong kelas kuat III-V, hanya karet dan gmelina tergolong kelas kuat II-III. 14 B. DAFTAR PUSTAKA Mulyani,ST,MT.Sruktur kayu http://kampuzsipil.blogspot.com/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayu-yang.html http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.com/2013/03/jenis-dan-ciri-kayu-untuk-bahan-konstruksi. html http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/bahanajar/Mulyati/Struktur%20Kayu/Materi%20Pertemuan %20I,II,III.pdf http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/196012241991011- NANDAN_SUPRIATNA/KB_D-3/Sambungan_Kayu.pdf http://illbeyourpaparazzi.blogspot.com/2011/04/kayu-sebagai-bahan-bangunan.html