SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Sifat – Sifat Umum Kayu
 Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat yang berbeda-beda. Bahkan kayu
yang berasal dari satu pohon memiliki sifat yang agak berbeda, jika dibandingkan bagian
ujung dan pangkalnya.
 Dalam hubungan itu maka ada baiknya jika sifat-sifat kayu tersebut dipahami lebih
dahulu sebelum kayu dipergunakan sebagai bahan bangunan, industri kayu maupun
sebagai perabotan rumah. Sifat yang dimaksud antara lain berkaitan dengan sifat-sifat
anatomi kayu, sifat fisik, sifat mekanik dan juga sifat kimianya.
 Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radial
Kayu terdiri dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding
selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan hemiselulosa (unsur
karbohidrat) serta berupa lignin (non-karbohidrat).
 Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika
diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial dan radial). Hal ini disebabkan
oleh struktur dan orientasi selulosa dalam dinding sel, bentuk menajang sel-sel kayu dan
pengaturan sel terhadap sumbu vertikal dan horisontal pada batang pohon.
Sifat Fisik Kayu
Beberapa hal yang tergolong dalam sifat fisik kayu adalah : Berat Jenis, Keawetan Alami,
Warna, Higroskopik, Berat, Kekerasan dan lain-lain.
 Berat jenis
Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, berkisar 0,20 sampai 1,28. Berat jenis
merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat kayu. Makin berat kayu itu, umumnya
makin kuat pula kayunya. Semakin ringan suatu jenis kayu, akan berkurang pula
kekuatannya. Berat jenis kayu diperoleh dari perbandingan antara berat suatu volume
kayu tertentu dengan volume air yang sama pada suhu standar.
 Keawetan Kayu Alami
Yang dimaksut dengan keawetaan alami ialah ketahanan kayu terhadap serangan dari
unsure-unsur perusak kayu dari luar seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan
mahluk lainnya yang diukur dengan jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut
disebabkan oleh adanya suatu zat di dalam kayu yang merupakan sebagian unsur racun
bagi perusak-perusak kayu, sehingga perusak tersebut tidak sampai masuk dan tinggal
di dalamnya serta merusak kayu. Misalnya kayu jati memiliki tectoquinon, kayu ulin
memiliki silica dan lain-lain. Keawetan kayu didefinisikan sebagai ketahanan kayu
terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk,
cacing laut dan makhluk lainnya dalam jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut
disebabkan oleh adanya suatu zat didalam kayu (zat ekstraktif) yang merupakan
sebagian unsur racun bagi perusak-perusak kayu, sehingga perusak tersebut tidak
sampai masuk dan tinggal didalamnya serta merusak kayu. Misalnya kayu jati memiliki
tectoquinon, kayu ulin memiliki silika dan lain-lain. Sehingga jenis-jenis kayu ini
mempunyai cukup keawetan secara alami. Klasifikasi kayu di Indonesia membagi
tingkat keawetan kayu kedalam 5 kelas.
 Warna Kayu
Kayu mempunyai warna yang bermacam-macam. Kayu yang berwarna putih misalnya
kayu jelutung, kayu kempas dan renghas bewarna merah. Perbedaan warna ini
disebabkan oleh zat-zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Ada banyak
faktor yang mempengaruhi warna kayu, antara lain: tempat didalam batang, umur
pohon dan kelembaban udara. Kayu tersa umumnya memiliki warna yang lebih jelas
atau lebih gelap daripada warna bagian kayu gubal. Kayu yang umurnya lebih tua
umumnya berwarna lebih gelap daripada kayu yang muda dari jenis yang sama. Kayu
yang kering berbeda pula warnanya dengan kayu yang basah. Demikian pula kayu yang
lama berada diluar kelihatan lebih gelap atau lebih pucat warnanya daripada kayu yang
segar dan kering udara.
 Higroskopik
Kayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu suatu sifat yang dapat menyerap atau
melepaskan air atau kelembaban.Sifat higroskopik ini merupakan suatu petunjuk bahwa
kelembaban kayu sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu udara sekitarnya pada
suatu saat tertentu. Makin lembab udara disekitarnya maka makin tinggi pula
kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Kandungan
air pada kayu seperti ini dinamakan kandungan air kesetimbangan (EMC=Equilibrium
Moisture Content) masuknya air kedalam kayu itu, maka berat kayu akan bertambah.
Selanjutnya masuk dan keluarnya air dari kayu menyebabkan kayu itu basah atau
kering. Akibatnya kayu itu akan mengembang atau menyusut.
 Tekstur
Tekstur ialah ukuran relative sel-sel kayu. Yang dimaksut dengan sel kayu ialah serat-
serat kayu. Jadi dapat dikatakan tekstur ialah ukuran relative serat-serat kayu.
Berdasarkan teksturnya, kayu dapat digolongkan ke dalam :
Kayu bertekstur halus, contoh : giam, lara, kulim dll
Kayu bertekstur sedang, contoh : jati, sonokeling dll
Kayu bertekstur kasar, contoh : meranti, kempas dll
 Serat
Bagian ini terutama menyangkut sifat kayu, yang
menunjukkan arah sel-sel kayu di dalam kayu terhadap
sumbu batang pohon asal potongan tadi. Arah serat dapat
ditentukan oleh alur-alur yang terdapat pada permukaan
kayu. Kayu dikatakan berserat lurus, jika arah sel-sel
kayunya sejajar dengan sumbu batang. Jika arah sel-sel itu
menyimpang atau membentuk sudut terhadap sumbu
panjang batang, dikatakan kayu itu berserat mencong. Serat mencong dapat dibagi lagi
menjadi:
1. Serat berpadu; bila batang kayu terdiri dari lapisan-lapisan yang berselang-seling,
menyimpang ke kiri kemudian ke kanan terhadap sumbu batang, contoh kayu: kulim,
renghas, kapur.
2. Serat berombak; serat-serat kayu yang membentuk gamabaran berombak, contoh kayu:
renghas, merbau dan lain-lain
3. Serat terpilin; serat-serat kayu yang membuat gambaran terpilin (puntiran), seolah-olah
batang kayu dipilin mengelilingi sumbu, contoh kayu: bintangur, kapur, dammar dan
lain-lain
4. Serat diagonal; yaitu serat yang terdapat pada potongan kayu atau papan, yang digergaji
sedemikian rupa sehingga tepinya tidak sejajar arah sumbu, tetapi membentuk sudut
dengan sumbu.
 Berat kayu
Berat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga-rongga
sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan zat-zat ekstraktif di dalamnya.
Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan besarnya berat jenis kayu yang
bersangkutan, dan dipakai sebagai patokan berat kayu. Berdasarkan berat jenisnya,
jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam kelas-kelas sebagai berikut:
Sangat berat = lebih besar dari 0,90
Berat = 0,75 - 0,90
Agak berat = 0,60 - 0,75
Ringan = lebih kecil dari 0,60
Sebagai contoh jenis kayu yang termasuk dalam kelas sangat berat adalah giam, balau, dan
lain-lain. Masuk kelas berat misalnya kulim,sedangkan agak berat misalnya bintangur dan yang
termasuk ringan misalnya pinus dan balsa.
 Kekerasan
Pada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dan berat kayu.
Kayu-kayu yang keras juga temasuk kayu-kayu yang berat. Sebaliknya kayu ringan
adalah juga kayu yang lunak. Berdasarkan kekerasannya, jenis-jenis kayu digolongkan
sebagai berikut:
Kayu sangat keras, contoh: balau,giam, dan lain-lain.
Kayu keras, contoh: kulim, pilang dan lain-lain.
Kayu sedang kekerasannya, contoh: mahoni, meranti, dan lain-lain.
Kayu lunak, contoh: pinus, balsa, dan lain-lain.
Cara menetapkan kekerasan kayu ialah dengan memotong kayu tersebut arah melintang dan
mencatat atau menilai kesan perlawanan oleh kayu itu pada saat pemotongan dan kilapnya
bidang potongan yang dihasilkan. Kayu yang sangat keras akan sulit dipotong melintang
dengan pisau. Pisau tersebut akan meleset dan hasil potongannyaakan member tanda kilauan
pada kayu. Kayu yang lunak akan mudah rusak, dan hasil potongan melintangnya akan
memberikan hasil yang kasar dan suram.
 Kesan raba
Kesan raba sesuatu jenis kayuadalah kesan yang diperoleh pada saat kita meraba
permukaan kayu tersebut. Ada kayu bila diraba member kesan kasar, halus, licin, dingin
dan sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda itu untuk tiap-tiap jenis kayu tergantung
dari: tekstur kayu, besar kecilnya air yang dikandung, dan kadar zat ekstraktif di dalam
kayu. Kesan raba ialah licin, apabila tekstur kayunya halus dan permukaannya
mengandung lilin. Sebaliknya apabila keadaan tekstur kayunya kasar. Kesan raba
dingin ada pada kayu bertekstur halus dan berat jenisnya tinggi, sebaliknya terasa panas
bila teksturnya kasar dan berat jenisnya rendah. Jati member kesan agak berlemak atau
berlilin kalau diraba; sedangkan kayu renghas memberi kesan gatal pada kulit (alergi).
 Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu itu lama tersimpan di udara luar. Untuk
mengetahui bau dan rasa kayu perlu dilakukan pemotongan atau sayatan baru pada kayu
atau dengan membasahi kayu tersebut. Sebab ada jenis-jenis kayu mempunyai bau yang
cepat hilang, atau memiliki bau yang merangsang. Sifat bau dari kayu dapat
digambarkan sesuai dengan bau yang umum dikenal. Untuk menyatakan bau kayu yang
dihadapi, sering kali kita gunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal, misalnya:
bau bawang putih (kulim), bau keasam-asaman (ulin), bau zat penyamak (jati), bau
kamper (kapur) dan lain sebagainya. Kesan raba dan bau tidak jauh berbeda. Adanya
persamaan di antara kesan bau an rasa disebabkan oleh adanya hubungan erat yang
terdapat pada indera pembau dan indera perasa kita.
 Nilai dekoratif :
Umumnya menyangkut jenis-jenis kayu yang akan dibuat untuk tujuan tertentu yang
hanya mementingkan nilai keindahan tertentu pada kayu tersebut. Nilai dekoratif
sesuatu jenis kayu tergantung dari penyebaran warna, arah serat kayu, tekstur dan
pemunculan ria-riap tumbuh yang bersama-sama muncul dalam pola atau bentuk
tertentu. Pola gambar inilah yang membuat sesuatu jenis kayu yang memilikinya
mempunyai suatu nilai dekoratif. Kayu-kayu yang memiliki nilai dekoratif antara lain:
sonokeling, sonokembang, renghas, eboni, dan lain sebagainya.
 Sifat-sifat lain :
Sifat lain antaranya sifat pembakaran. Semua jenis kayu dapat terbakar,tergolong dalam
tingkatan menjadi arang dan sampai menjadi abu. Sifat mudah terbakar ini pada satu
pihak memberi keuntungan, misalnya kalau kayu itu akan dipergunakan sebagai bahan
pembakar. Di lain pihak ada sifat yang merugikan, misalnya kalau kayu itu dipakai
sebagai bahan perabot atau bangunan. Walaupun demikian kayu tidak dapat
ditinggalkan, karena kayu memiliki sifat-sifat menguntungkan yang lebih besar bila
dibandingkan dengan sifat-sifat logam. Proses pembakaran sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor fisik, kimia dan anatomi kayu. Umunya jenis-jenis kayu dengan
pembuluh-pembuluh besar lebih mudah terbakar daripada jenis-jenis kayu yang berat.
Selanjutnya kandungan dammar yang banyak mempercepat pula pembakaran. Dengan
adanya sifat-sifat ini, maka jenis kayu yang dapat digolongkan ke dalam kelas daya
tahan bakar misalnya kayu: merbau, ulin, jati dan lain sebagainya. Daya tahan bakar
yang kecil, misalnya kayu: balsa, sengon, pinus dan lain sebagainya. Daya tahan bakar
kayu dapat ditingkatkan dengan membuat kayu itu menjadi anti api (fire proof) antara
lain:
Menutup kayu itu dengan bahan lapisan yang tidak mudah terbakar, yang berfungsi
melindungi lapisan kayu di bawahnya terhadap api. (Asbes, pelat logam dan lain
sebagainya).
Menutup kayu itu dengan bahan-bahan kimia yang bersifat mencegah terbakarnya
kayu, misalnya: jenis cat tahan api, persenyawaan garam antara lain amoniun dan boor
zuur, dengan mengimpregnir kayu itu dengan macam-macam bahan kimia yang bersifat
mengurangi terbakarnya kayu. Ada juga bahan-bahan lain yang menghasilkan gas yang
dapat mencegah api tersebut.
 Sifat kayu tehadap suara :
Sifat akustik : sifat akustik kayu sangat penting dalam hubungan dengan alat-alat music
dan konstruksi bangunan. Dasar akustik menunjukkan, bahwa kemampuan untuk
meneruskan atau tidak meneruskan suara erat hubungannya dengan elastisitas kayu.
Jadi sepotong kayu dapat bergetar bebas, jika dipukul akan mengeluarkan suara
tingginya tergantung pada frekuensi alami getaran kayu tersebut. Frekuensi ini
ditentukan oleh kerapatan/elastisitas dan ukuran kayu tersebut. Kayu yang telah
kehilangan elastisitas misalnya akibat serangan jamur, jika dipukul akan memberikan
suara yang keruh, sedang kayu yang sehat suaranya akan nyaring.
Sifat resonansi : yaitu turut bergetarnya dengan gelombang sxuara, karena kayu
memiliki sifat elastisitas. Kualitas nada yang dikeluarkan oleh kayu sangat baik. Oleh
sebab itu banyak kayu dipakai untuk alat-alat music: kulintang, piano, biola, guitar, dan
lain-lain. Kemampuan benda untuk mengabsorpsi suara tergantung pada masa dan pada
sifat-sifat akustik permukaan benda, yaitu mampu tidaknya permukaan benda
mengabsorpsi suara atau memantulkan suara. Struktur kayu mempunyai sifat demikian,
sehingga kalau kayu tidak dapat bergetar dengan mudah, permukaannya mempunyai
sifat meredam gelombang suara. Karena itu kayu serupa ini baik kalau dipakai sebagai
lantai atau parket.
Sifat Mekanik Kayu
Sifat-sifat mekanik atau kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk menahan muatan dari
luar. Yang dimaksuddengan muatandari luar ialah gaya-gaya di luar benda yang mempunyai
kecenderungan untuk mengubah bentuk dan besarnya benda. Kekuatan kayu memegang
peranan penting dalam penggunaan kayu untuk bangunan, perkakas dan lain penggunaan.
Hakekatnya hamper pada semua penggunaan kayu, dibutuhkan syarat kekuatan. Dalam
hubungan ini dibedakan beberapa macam kekuatan sebagai berikut:
Keteguhan tarik
Kekuatanatauketeguhantarik suatujenis kayuialah kekuatankayuuntuk menahan gaya-gaya
yang berusaha menarik kayu itu. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah sejajar arah serat.
Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan
tarik sejajar arah serat dan keteguhantarik ini mempunyai hubungan
dengan ketahanan kayu terhadap pembelahan.
Keteguhan tekan/kompresi
Keteguhan tekansuatu jenis kayu ialah kekuatankayu
untuk menahan muatan jika kayu itu dipergunakan
untuk penggunaan tertentu. Dalam hal ini dibedakan
2 macam kompresi yaitu kompresi tegak lurus arah
serat dan kompresi sejajar arah serat. Keteguhan
kompresi tegaklurus serat menentukan ketahanan
kayu terhadap beban. Seperti halnya berat rel kereta api oleh
bantalan di bawahnya. Keteguhan ini mempunyai hubungan juga
dengan kekerasan kayu dan keteguhan geser. Keteguhan kompresi
tegaklurus arah serat pada semua kayu lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah
serat.
Keteguhan geser
Yang dimaksud dengan keteguhan geser ialah suatu ukuran kekuatan
kayu dalam hal kemampuanya menahan gaya-gaya, yang membuat
suatu bagian kayutersebut bergeser atau bergelingsir dari bagian lain
di dekatnya.Dalam hubungan ini dibedakan 3 macam keteguhangeser
sejajar arah serat, keteguhan geser tegaklurus arah serat dan
keteguhan geser miring. Pada keteguhan geser tegaklurus arah serat
jauh lebih besar daripada keteguhan geser sejajar arah serat.
Keteguhan lengkung (lentur)
Ialah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan
beban-beban mati maupun hidup selain beban pukulan
yang harus dipikul oleh kayu tersebut, misalnya
blandar. Dalam hal ini dibedakan keteguhan lengkung
static dan keteguhan lengkung pukul. Yang pertama
enunjukkan kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan,
sedangkan keteguhan pukul adalah kekuatan kayu yang menahan gaya yang mengenainya
secara mendadak seperti pukulan.
Kekakuan
Kekakuan kayu baik yang dipergunakan sebagai blandar ataupun tiang ialah suatu ukuran
kekuatannya untuk mampu menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut
dinyatakan dengan istilah modulus elastisitas yang berasal dari pengujian-pengujian
keteguhan lengkung statik.
Keuletan
Keuletan ialah suatu istilah yan biasa dipergunakan bagi lebih dari satu sifat kayu. Misalnya
kayu yang sukar dibelah, dikatakanulet. Ada pula pengertian bahwa kayu yang ulet itu adalah
kayu yang tidak akan patah sebelum bentuknya berubah karena beban-beban yang sama atau
mendekatiketeguhanmaksimumnya,atau kayu yang telah patahdan dilekuk bolak-balik tanpa
kayu tersebut putus terlepas. Dalam uraian ini keuletan kayu diartikan sebagai kemmpuan
kayuuntuk menyerap sejumlah tenaga yang relative besar atau tahan terhadapkejutan-kejutan
atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta
mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian. Keuletan
kebalikandari kerapuhan kayudalam arti bahwa kayuyang ulet akanpatah secara berangsur-
angsur dan memberi suara peringatan tentang kerusakannya. Sifat keuletan itu terutama
merupakan faktor yang penting untuk menentukan kepastian suatu jenis kayu tertentu untuk
digunakan sebagai tangkai alat pemukul, alat-alat olahraga dan lain penggunaan sebagai
bagian alat untuk mengerjakan sesuatu.
Kekerasan
Yang dimaksud dengan kekerasan kayu ialah suatu ukuran kekuatan kayu menahan gaya yang
membuat takik atau lekukan padanya. Juga dapat diartikan sebagai kemampuan kayu untuk
menahan kikisan (abrasi). Dalam arti yang terakhir kekerasan kayu bersamaan keuletannya
merupakan suatu ukuran tentang ketahanannya terhadap pengausan kayu. Hal ini merupakan
suatu pertimbangan dalam menentukan suatu jenis kayu untuk digunakan sebagai lantai
rumah, balok pengerasan, pelincir sumbu,dan lain-lain. Kekerasan dalam arah sejajar serat
pada umumnya melampaui kekerasan kayu dalam arah lain.
Keteguhan belah
Sifat ini digunakan untuk menyatakan kekuatan
kayu menahan gaya-gaya yang berusaha
membelah kayu. Tegangan belah adalah suatu
tegangan yang terjadi karena adanya gaya yang
berperan sebagai baji. Suatu sifat keteguhan
belah yang rendah sangat baik dalam
pembuatan sirap ataupun pembuatan kayu
bakar.sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan jenis ukir-ukiran
(patung). Contoh: kayu ulin baik untuk pembuatan sirap, kayu sawo baik untuk pembuatan
patung ataupun popor senjata dan lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa kebanyakan kayu
lebih mudah terbelah sepanjang jari-jari (arah radial) daripada dalam arah sejajar lingkaran
tahun (tangensial). Ukuran-ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat kekuatan kayu
atau sifat-sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor- faktor yang mempengaruhi
sifat-sifat mekanik secara garis besar dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu:
Faktor-faktor luar (eksternal) antara lain: pengawetan kayu, kelambaban lingkungan,
pembebanan dan cacat-cacat yang disebabkan jamur serta serangga perusak kayu. Faktor
kedua yaitu faktor dalam kayu (internal) yang bersangkutan antara lain: dan lain sebagainya.
Sifat kekuatan tiap-tiap jenis kayu berbeda-beda. Berdasarkan kekuatannya, jenis-jenis kayu
digolongkan ke dalam 5 kelas kuat yaitu: kelas kuat I sampai dengan kelas kuat V. kayu dari
kelas kuat I memiliki kekuatan lebih dari kayu kelas II, dan seterusnya. Untuk penggunaan
konstruksi berat dianjurkan dipakai jenis-jenis kayu dengan kelas kekuatan I. Untuk
perumahan dapat dipakai jenis-jenis dari kelas II. Kesimpulannya ialah bahwa tiap-tiap
penggunaan harus disesuaikan dengan kelas kekuatannya
Sifat Kimia Kayu
Komponen kimia kayu di dalam kayu mempunyai arti yang penting, karena menentukan
kegunaan sesuatu jenis kayu. Juga dengan mengetahuinya, kita dapat membedakan jenis-jenis
kayu. Susunan kimia kayu digunakan sebagai pengenal ketahanan kayu terhadap serangan
makhluk perusak kayu. Selain itu dapat pula menentukan pengerjaan dan pengolahan kayu,
sehingga didapat hasil yang maksimal. Pada umumnya komponen kimia kayu daun lebar dan
kayu daun jarum terdiri dari 3 unsur:
 Unsur karbohidrat terdiri dari selulosa dan hemiselulosa
 Unsur non- karbohidrat terdiri dari lignin
 Unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan dinamakan zat
ekstraktif
Distribusi komponen kimia tersebut dalam dinding sel kayu tidak merata. Kadar selulosa dan
hemiselulosa banyak tedapat dalam dinding sekunder. Sedangkan lignin banyak terdapat dalam
dinding primer dan lamella tengah. Zat ekstraktif terdapat di luar dinding sel kayu.
Komposisi unsur-unsur kimia dalam kayu adalah:
 Karbon 50%
 Hidrogen 6%
 Nitrogen 0,04 – 0,10%
 Abu 0,20 – 0,50%
 Sisanya adalah oksigen.
Struktur kimia lignin, yang terdiri dari sekitar 30%
dari kayu dan bertanggung jawab untuk banyak sifat-
sifatnya.
Bidang orientasi kayu
Bidang tangensial : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu tegaklurus salah satu jari-
jari kayu, searah serat, tidak melalui sumbu kayu.
Bidang radial : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu searah serat melalui sumbu
kayu.
Bidang aksial/ kepala kayu : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu tegaklurus dengan
sumbu kayu.
Komponen kimia kayu sangat bervariasi, karena dipengaruhi oleh faktor tempat tumbuh,iklim
dan letaknya di dalam batang atau cabang.
Selulosa:
Adalah bahan kristalin untuk membangun dinding-dinding sel. Bahan dasar selulosa ialah
glukosa, gula bermartabat enam, dengan rumus C6H12O6. Molekul-molekul glukosa
disambung menjadi molekul-molekul besar, panjang dan berbentuk rantai dalam susunan
menjadi selulosa. Selulosa merupakan bahan dasar yang penting bagi industri- industry yang
memakai selulosa sebagai bahan baku misalnya: pabrik kertas, pabrik sutera tiruan dan lain
sebagainya.
Lignin:
Merupakan bagian yang bukan karbohidrat, sebagai persenyawaan kimia yang jauh dari
sederhana, tidak berstruktur, bentuknya amorf. Dinding sel tersusun oleh suatu rangka molekul
selulosa, antara lain terdapat pula lignin. Kedua bagian ini merupakan suatu kesatuan yang erat,
yang menyebabkan dinding sel menjadi kuat menyerupai beton bertulang besi. Selulosa
laksana batang-batang besi dan lignin sebagai semen betonnya. Lignin terletak terutama dalam
lamella tengah dan dinding primer. Kadar lignin dalam kayu gubal lebih tinggi daripada kayu
teras. (Kadar selulosa sebaliknya).
Hemiselulosa:
Sealin kedua bahan tersebut di atas, kayu masih mengandung sejumlah zat lain sampai 15-
25%. Antara lain hemiselulosa, semacam selulosa berupa persenyawaan dengan molekul-
molekul besar yang bersifat karbohidrat. Hemiselulosa dapat tersusun oleh gula yang
bermartabat lima dengan rumus C5H10O5 disebut pentosan atau gula bermanfaat enam
C6H12O6 disebut hexosan. Zat-zat ini terdapat sebagai bahan bangunan dinding-dinding sel
juga sebagai bahan zat cadangan.
Zat ekstraktif:
Umumnya adalah zat yang mudah larut dalam pelarut seperti: eter, alcohol, bensin dan air.
Banyaknya rata-rata 3 – 8% dari berat kayu kering tanur. Termasuk didalamnya minyak-
minyakan, resin, lilin, lemak, tannin, gula, pati dan zat wsarna. Zat ekstraktif tidak merupakan
bagian struktur dinding sel, tetapi terdapat dalam rongga sel. Zat ekstraktif memiliki arti yang
penting dalam kayu karena:
Dapat mempengaruhi sifat keawetan, warna, bau dan rasa sesuatu jenis kayu
Dapat digunakan untuk mengenal sesuatu jenis kayu
Dapat digunakan sebagai bahan industry
Dapat menyulitkan dalam pengerjaan dan mengakibatkan kerusakan pada alat-alat
pertukangan.
Abu:
Di samping persenyawaa-persenyawaan organik, di dalam kayu masih ada beberapa zat
organik, yang disebut bagian-bagian abu (mineral pembentuk abu yang tertinggal setelah lignin
dan selulosa habis terbakar). Kadar zat ini bervariasi antara 0,2 – 1% dari berat kayu.

More Related Content

What's hot

Bagi BERAT JENIS DAN KERAPATAN KAYU (1).pptx
Bagi BERAT JENIS DAN KERAPATAN KAYU (1).pptxBagi BERAT JENIS DAN KERAPATAN KAYU (1).pptx
Bagi BERAT JENIS DAN KERAPATAN KAYU (1).pptxmuna20
 
EKOLOGI HUTAN
EKOLOGI HUTANEKOLOGI HUTAN
EKOLOGI HUTANEDIS BLOG
 
ILMU KAYU ULTRA STRUKTUR KAYU
ILMU KAYU ULTRA STRUKTUR KAYUILMU KAYU ULTRA STRUKTUR KAYU
ILMU KAYU ULTRA STRUKTUR KAYUEDIS BLOG
 
MACAM MACAM DAUR
MACAM MACAM DAURMACAM MACAM DAUR
MACAM MACAM DAUREDIS BLOG
 
Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)
Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)
Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)Ibel007
 
Petak Ukur Inventarisasi hutan slide show
Petak Ukur Inventarisasi hutan slide showPetak Ukur Inventarisasi hutan slide show
Petak Ukur Inventarisasi hutan slide showIndraSetiawan115511
 
Laporan ilmu kayu kelompok vi
Laporan ilmu kayu kelompok viLaporan ilmu kayu kelompok vi
Laporan ilmu kayu kelompok vijelfibahri07
 
faktor kerusakan biologis dan non biologis pada kayu.pdf
faktor kerusakan biologis dan non biologis pada kayu.pdffaktor kerusakan biologis dan non biologis pada kayu.pdf
faktor kerusakan biologis dan non biologis pada kayu.pdfNURUSSHAULATIAH
 
ILMU KAYU PERTUMBUHAN POHON
ILMU KAYU PERTUMBUHAN POHONILMU KAYU PERTUMBUHAN POHON
ILMU KAYU PERTUMBUHAN POHONEDIS BLOG
 
Modul bahan bangunan kayu
Modul bahan bangunan kayuModul bahan bangunan kayu
Modul bahan bangunan kayudoloksanggul
 
Ppt kerajinan dari bahan kayu, bambu, rotan, dan tempurung kelapa
Ppt kerajinan dari bahan kayu, bambu, rotan, dan tempurung kelapaPpt kerajinan dari bahan kayu, bambu, rotan, dan tempurung kelapa
Ppt kerajinan dari bahan kayu, bambu, rotan, dan tempurung kelapaCecep Subagja
 
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009EDIS BLOG
 
Prakarya kelas 7 Bahan Serat.pptx
Prakarya kelas 7 Bahan Serat.pptxPrakarya kelas 7 Bahan Serat.pptx
Prakarya kelas 7 Bahan Serat.pptxAlipGunadi1
 
Pk9 s2 kd4.1.t1. proses produksi kerajinan bahan keras alam
Pk9 s2 kd4.1.t1. proses produksi kerajinan bahan keras alamPk9 s2 kd4.1.t1. proses produksi kerajinan bahan keras alam
Pk9 s2 kd4.1.t1. proses produksi kerajinan bahan keras alamAgus Tri
 
Laporan inventarisasi hutan
Laporan inventarisasi hutanLaporan inventarisasi hutan
Laporan inventarisasi hutanabdul gonde
 

What's hot (20)

Bagi BERAT JENIS DAN KERAPATAN KAYU (1).pptx
Bagi BERAT JENIS DAN KERAPATAN KAYU (1).pptxBagi BERAT JENIS DAN KERAPATAN KAYU (1).pptx
Bagi BERAT JENIS DAN KERAPATAN KAYU (1).pptx
 
EKOLOGI HUTAN
EKOLOGI HUTANEKOLOGI HUTAN
EKOLOGI HUTAN
 
ILMU KAYU ULTRA STRUKTUR KAYU
ILMU KAYU ULTRA STRUKTUR KAYUILMU KAYU ULTRA STRUKTUR KAYU
ILMU KAYU ULTRA STRUKTUR KAYU
 
MACAM MACAM DAUR
MACAM MACAM DAURMACAM MACAM DAUR
MACAM MACAM DAUR
 
Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)
Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)
Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)
 
Petak Ukur Inventarisasi hutan slide show
Petak Ukur Inventarisasi hutan slide showPetak Ukur Inventarisasi hutan slide show
Petak Ukur Inventarisasi hutan slide show
 
Laporan ilmu kayu kelompok vi
Laporan ilmu kayu kelompok viLaporan ilmu kayu kelompok vi
Laporan ilmu kayu kelompok vi
 
faktor kerusakan biologis dan non biologis pada kayu.pdf
faktor kerusakan biologis dan non biologis pada kayu.pdffaktor kerusakan biologis dan non biologis pada kayu.pdf
faktor kerusakan biologis dan non biologis pada kayu.pdf
 
ILMU KAYU PERTUMBUHAN POHON
ILMU KAYU PERTUMBUHAN POHONILMU KAYU PERTUMBUHAN POHON
ILMU KAYU PERTUMBUHAN POHON
 
Laporan akhir ilmu kayu
Laporan akhir ilmu kayuLaporan akhir ilmu kayu
Laporan akhir ilmu kayu
 
Modul bahan bangunan kayu
Modul bahan bangunan kayuModul bahan bangunan kayu
Modul bahan bangunan kayu
 
Ppt kerajinan dari bahan kayu, bambu, rotan, dan tempurung kelapa
Ppt kerajinan dari bahan kayu, bambu, rotan, dan tempurung kelapaPpt kerajinan dari bahan kayu, bambu, rotan, dan tempurung kelapa
Ppt kerajinan dari bahan kayu, bambu, rotan, dan tempurung kelapa
 
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
 
Kerajinan serat
Kerajinan seratKerajinan serat
Kerajinan serat
 
Kayu lapis 2
Kayu lapis 2Kayu lapis 2
Kayu lapis 2
 
Prakarya kelas 7 Bahan Serat.pptx
Prakarya kelas 7 Bahan Serat.pptxPrakarya kelas 7 Bahan Serat.pptx
Prakarya kelas 7 Bahan Serat.pptx
 
Pk9 s2 kd4.1.t1. proses produksi kerajinan bahan keras alam
Pk9 s2 kd4.1.t1. proses produksi kerajinan bahan keras alamPk9 s2 kd4.1.t1. proses produksi kerajinan bahan keras alam
Pk9 s2 kd4.1.t1. proses produksi kerajinan bahan keras alam
 
Struktur tumbuhan
Struktur tumbuhanStruktur tumbuhan
Struktur tumbuhan
 
Laporan inventarisasi hutan
Laporan inventarisasi hutanLaporan inventarisasi hutan
Laporan inventarisasi hutan
 
Gymnospermae
GymnospermaeGymnospermae
Gymnospermae
 

Viewers also liked

Ciri ciri kayu
Ciri ciri kayuCiri ciri kayu
Ciri ciri kayuAlif Akram
 
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia )
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia ) Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia )
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia ) Athif Muhammad
 
Kayu (Materi: Bahan Bangunan)
Kayu (Materi: Bahan Bangunan)Kayu (Materi: Bahan Bangunan)
Kayu (Materi: Bahan Bangunan)Vini Andayani
 
Bagian bagian konstruksi_atap
Bagian bagian konstruksi_atapBagian bagian konstruksi_atap
Bagian bagian konstruksi_atapuptalas
 
Struktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti PutihStruktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti PutihReski Aprilia
 
ILMU KAYU PENDAHULUAN
ILMU KAYU PENDAHULUANILMU KAYU PENDAHULUAN
ILMU KAYU PENDAHULUANEDIS BLOG
 
SNI Kayu
SNI KayuSNI Kayu
SNI KayuTiwi20
 
Jenis-jenis Sambungan Kayu
Jenis-jenis Sambungan KayuJenis-jenis Sambungan Kayu
Jenis-jenis Sambungan KayuCatur Prasetyo
 
Kelas iv sd pkn_ressi kartika
Kelas iv sd pkn_ressi kartikaKelas iv sd pkn_ressi kartika
Kelas iv sd pkn_ressi kartikaw0nd0
 

Viewers also liked (20)

struktur kayu I
struktur kayu Istruktur kayu I
struktur kayu I
 
Ciri ciri kayu
Ciri ciri kayuCiri ciri kayu
Ciri ciri kayu
 
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia )
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia ) Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia )
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia )
 
Kayu
KayuKayu
Kayu
 
Kayu (Materi: Bahan Bangunan)
Kayu (Materi: Bahan Bangunan)Kayu (Materi: Bahan Bangunan)
Kayu (Materi: Bahan Bangunan)
 
Kayu
KayuKayu
Kayu
 
Bagian bagian konstruksi_atap
Bagian bagian konstruksi_atapBagian bagian konstruksi_atap
Bagian bagian konstruksi_atap
 
FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB Variabilitas
FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB VariabilitasFAKTOR - FAKTOR PENYEBAB Variabilitas
FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB Variabilitas
 
402 teknik konstruksi kayu
402 teknik konstruksi kayu402 teknik konstruksi kayu
402 teknik konstruksi kayu
 
Struktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti PutihStruktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti Putih
 
ILMU KAYU PENDAHULUAN
ILMU KAYU PENDAHULUANILMU KAYU PENDAHULUAN
ILMU KAYU PENDAHULUAN
 
Kayu _ Material dan Konstruksi
Kayu _ Material dan KonstruksiKayu _ Material dan Konstruksi
Kayu _ Material dan Konstruksi
 
Kayu
KayuKayu
Kayu
 
SNI Kayu
SNI KayuSNI Kayu
SNI Kayu
 
Jenis-jenis Sambungan Kayu
Jenis-jenis Sambungan KayuJenis-jenis Sambungan Kayu
Jenis-jenis Sambungan Kayu
 
Kelas iv sd pkn_ressi kartika
Kelas iv sd pkn_ressi kartikaKelas iv sd pkn_ressi kartika
Kelas iv sd pkn_ressi kartika
 
Kanibalisme suku asmat
Kanibalisme suku asmatKanibalisme suku asmat
Kanibalisme suku asmat
 
Kimia Unsur: Halogen
Kimia Unsur: HalogenKimia Unsur: Halogen
Kimia Unsur: Halogen
 
06d bab ii program s2 1
06d bab ii program s2 106d bab ii program s2 1
06d bab ii program s2 1
 
Perkembangan Provinsi di Indonesia
Perkembangan Provinsi di IndonesiaPerkembangan Provinsi di Indonesia
Perkembangan Provinsi di Indonesia
 

Similar to SIFAT KAYU

ppt fisika kayu_anggitya tiara pakpahan(g1012211004).pptx
ppt fisika kayu_anggitya tiara pakpahan(g1012211004).pptxppt fisika kayu_anggitya tiara pakpahan(g1012211004).pptx
ppt fisika kayu_anggitya tiara pakpahan(g1012211004).pptxViniElvionika
 
KARAKTERISTIK DAN SIFAT-SIFAT KAYU
KARAKTERISTIK DAN SIFAT-SIFAT KAYUKARAKTERISTIK DAN SIFAT-SIFAT KAYU
KARAKTERISTIK DAN SIFAT-SIFAT KAYUCintaPadostahiMuliaS
 
ILMU KAYU CIRI FISIK KAYU
ILMU KAYU CIRI FISIK KAYUILMU KAYU CIRI FISIK KAYU
ILMU KAYU CIRI FISIK KAYUEDIS BLOG
 
2. Mutu dan Jenis Kayu.pdf
2. Mutu dan Jenis Kayu.pdf2. Mutu dan Jenis Kayu.pdf
2. Mutu dan Jenis Kayu.pdfAgilHandayani2
 
KARAKTERISTIK DAN SIFAT KAYU - KONSTRUKSI BANGUNAN
KARAKTERISTIK DAN SIFAT KAYU - KONSTRUKSI BANGUNANKARAKTERISTIK DAN SIFAT KAYU - KONSTRUKSI BANGUNAN
KARAKTERISTIK DAN SIFAT KAYU - KONSTRUKSI BANGUNANCintaPadostahiMuliaS
 
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxPPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxG7CORNELIA
 
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxPPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxG7CORNELIA
 
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxPPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxG7CORNELIA
 
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxPPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxG7CORNELIA
 
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19YosEpPldSinaGa
 
BAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUBAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUMOSES HADUN
 
Karakteristik kayu
Karakteristik kayuKarakteristik kayu
Karakteristik kayuMOSES HADUN
 
604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b
604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b
604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73bAlen Pepa
 
PPT TONI DIAN HAS_G1012211068_B REGULER B.pptx
PPT TONI DIAN HAS_G1012211068_B REGULER B.pptxPPT TONI DIAN HAS_G1012211068_B REGULER B.pptx
PPT TONI DIAN HAS_G1012211068_B REGULER B.pptxTONIDIANHAS
 
Arum Puja Mediana PPT Fisika kayu.pptx
Arum Puja Mediana PPT Fisika kayu.pptxArum Puja Mediana PPT Fisika kayu.pptx
Arum Puja Mediana PPT Fisika kayu.pptxG22Arumpujamediana
 
victor balago_penampilan kayu fisika_2022.pptx
victor balago_penampilan kayu fisika_2022.pptxvictor balago_penampilan kayu fisika_2022.pptx
victor balago_penampilan kayu fisika_2022.pptxI76VictorBalago
 
KESAN RABA BAU DAN RASA.pptx
KESAN RABA BAU DAN RASA.pptxKESAN RABA BAU DAN RASA.pptx
KESAN RABA BAU DAN RASA.pptxKristianFernando5
 

Similar to SIFAT KAYU (20)

ppt fisika kayu_anggitya tiara pakpahan(g1012211004).pptx
ppt fisika kayu_anggitya tiara pakpahan(g1012211004).pptxppt fisika kayu_anggitya tiara pakpahan(g1012211004).pptx
ppt fisika kayu_anggitya tiara pakpahan(g1012211004).pptx
 
KARAKTERISTIK DAN SIFAT-SIFAT KAYU
KARAKTERISTIK DAN SIFAT-SIFAT KAYUKARAKTERISTIK DAN SIFAT-SIFAT KAYU
KARAKTERISTIK DAN SIFAT-SIFAT KAYU
 
ILMU KAYU CIRI FISIK KAYU
ILMU KAYU CIRI FISIK KAYUILMU KAYU CIRI FISIK KAYU
ILMU KAYU CIRI FISIK KAYU
 
2. Mutu dan Jenis Kayu.pdf
2. Mutu dan Jenis Kayu.pdf2. Mutu dan Jenis Kayu.pdf
2. Mutu dan Jenis Kayu.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
KARAKTERISTIK DAN SIFAT KAYU - KONSTRUKSI BANGUNAN
KARAKTERISTIK DAN SIFAT KAYU - KONSTRUKSI BANGUNANKARAKTERISTIK DAN SIFAT KAYU - KONSTRUKSI BANGUNAN
KARAKTERISTIK DAN SIFAT KAYU - KONSTRUKSI BANGUNAN
 
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxPPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
 
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxPPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
 
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxPPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
 
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxPPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
 
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
 
BAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUBAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYU
 
Karakteristik kayu
Karakteristik kayuKarakteristik kayu
Karakteristik kayu
 
604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b
604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b
604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b
 
PPT TONI DIAN HAS_G1012211068_B REGULER B.pptx
PPT TONI DIAN HAS_G1012211068_B REGULER B.pptxPPT TONI DIAN HAS_G1012211068_B REGULER B.pptx
PPT TONI DIAN HAS_G1012211068_B REGULER B.pptx
 
Kayu
KayuKayu
Kayu
 
Arum Puja Mediana PPT Fisika kayu.pptx
Arum Puja Mediana PPT Fisika kayu.pptxArum Puja Mediana PPT Fisika kayu.pptx
Arum Puja Mediana PPT Fisika kayu.pptx
 
Konstruksi kayu
Konstruksi kayuKonstruksi kayu
Konstruksi kayu
 
victor balago_penampilan kayu fisika_2022.pptx
victor balago_penampilan kayu fisika_2022.pptxvictor balago_penampilan kayu fisika_2022.pptx
victor balago_penampilan kayu fisika_2022.pptx
 
KESAN RABA BAU DAN RASA.pptx
KESAN RABA BAU DAN RASA.pptxKESAN RABA BAU DAN RASA.pptx
KESAN RABA BAU DAN RASA.pptx
 

SIFAT KAYU

  • 1. Sifat – Sifat Umum Kayu  Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat yang berbeda-beda. Bahkan kayu yang berasal dari satu pohon memiliki sifat yang agak berbeda, jika dibandingkan bagian ujung dan pangkalnya.  Dalam hubungan itu maka ada baiknya jika sifat-sifat kayu tersebut dipahami lebih dahulu sebelum kayu dipergunakan sebagai bahan bangunan, industri kayu maupun sebagai perabotan rumah. Sifat yang dimaksud antara lain berkaitan dengan sifat-sifat anatomi kayu, sifat fisik, sifat mekanik dan juga sifat kimianya.  Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radial Kayu terdiri dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan hemiselulosa (unsur karbohidrat) serta berupa lignin (non-karbohidrat).  Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial dan radial). Hal ini disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa dalam dinding sel, bentuk menajang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadap sumbu vertikal dan horisontal pada batang pohon. Sifat Fisik Kayu Beberapa hal yang tergolong dalam sifat fisik kayu adalah : Berat Jenis, Keawetan Alami, Warna, Higroskopik, Berat, Kekerasan dan lain-lain.  Berat jenis Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, berkisar 0,20 sampai 1,28. Berat jenis merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat kayu. Makin berat kayu itu, umumnya makin kuat pula kayunya. Semakin ringan suatu jenis kayu, akan berkurang pula kekuatannya. Berat jenis kayu diperoleh dari perbandingan antara berat suatu volume kayu tertentu dengan volume air yang sama pada suhu standar.  Keawetan Kayu Alami Yang dimaksut dengan keawetaan alami ialah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsure-unsur perusak kayu dari luar seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan mahluk lainnya yang diukur dengan jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh adanya suatu zat di dalam kayu yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak-perusak kayu, sehingga perusak tersebut tidak sampai masuk dan tinggal di dalamnya serta merusak kayu. Misalnya kayu jati memiliki tectoquinon, kayu ulin memiliki silica dan lain-lain. Keawetan kayu didefinisikan sebagai ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan makhluk lainnya dalam jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh adanya suatu zat didalam kayu (zat ekstraktif) yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak-perusak kayu, sehingga perusak tersebut tidak sampai masuk dan tinggal didalamnya serta merusak kayu. Misalnya kayu jati memiliki tectoquinon, kayu ulin memiliki silika dan lain-lain. Sehingga jenis-jenis kayu ini mempunyai cukup keawetan secara alami. Klasifikasi kayu di Indonesia membagi tingkat keawetan kayu kedalam 5 kelas.  Warna Kayu
  • 2. Kayu mempunyai warna yang bermacam-macam. Kayu yang berwarna putih misalnya kayu jelutung, kayu kempas dan renghas bewarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh zat-zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Ada banyak faktor yang mempengaruhi warna kayu, antara lain: tempat didalam batang, umur pohon dan kelembaban udara. Kayu tersa umumnya memiliki warna yang lebih jelas atau lebih gelap daripada warna bagian kayu gubal. Kayu yang umurnya lebih tua umumnya berwarna lebih gelap daripada kayu yang muda dari jenis yang sama. Kayu yang kering berbeda pula warnanya dengan kayu yang basah. Demikian pula kayu yang lama berada diluar kelihatan lebih gelap atau lebih pucat warnanya daripada kayu yang segar dan kering udara.  Higroskopik Kayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu suatu sifat yang dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban.Sifat higroskopik ini merupakan suatu petunjuk bahwa kelembaban kayu sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu udara sekitarnya pada suatu saat tertentu. Makin lembab udara disekitarnya maka makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Kandungan air pada kayu seperti ini dinamakan kandungan air kesetimbangan (EMC=Equilibrium Moisture Content) masuknya air kedalam kayu itu, maka berat kayu akan bertambah. Selanjutnya masuk dan keluarnya air dari kayu menyebabkan kayu itu basah atau kering. Akibatnya kayu itu akan mengembang atau menyusut.  Tekstur Tekstur ialah ukuran relative sel-sel kayu. Yang dimaksut dengan sel kayu ialah serat- serat kayu. Jadi dapat dikatakan tekstur ialah ukuran relative serat-serat kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu dapat digolongkan ke dalam : Kayu bertekstur halus, contoh : giam, lara, kulim dll Kayu bertekstur sedang, contoh : jati, sonokeling dll Kayu bertekstur kasar, contoh : meranti, kempas dll  Serat Bagian ini terutama menyangkut sifat kayu, yang menunjukkan arah sel-sel kayu di dalam kayu terhadap sumbu batang pohon asal potongan tadi. Arah serat dapat ditentukan oleh alur-alur yang terdapat pada permukaan kayu. Kayu dikatakan berserat lurus, jika arah sel-sel kayunya sejajar dengan sumbu batang. Jika arah sel-sel itu menyimpang atau membentuk sudut terhadap sumbu panjang batang, dikatakan kayu itu berserat mencong. Serat mencong dapat dibagi lagi menjadi: 1. Serat berpadu; bila batang kayu terdiri dari lapisan-lapisan yang berselang-seling, menyimpang ke kiri kemudian ke kanan terhadap sumbu batang, contoh kayu: kulim, renghas, kapur. 2. Serat berombak; serat-serat kayu yang membentuk gamabaran berombak, contoh kayu: renghas, merbau dan lain-lain
  • 3. 3. Serat terpilin; serat-serat kayu yang membuat gambaran terpilin (puntiran), seolah-olah batang kayu dipilin mengelilingi sumbu, contoh kayu: bintangur, kapur, dammar dan lain-lain 4. Serat diagonal; yaitu serat yang terdapat pada potongan kayu atau papan, yang digergaji sedemikian rupa sehingga tepinya tidak sejajar arah sumbu, tetapi membentuk sudut dengan sumbu.  Berat kayu Berat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan zat-zat ekstraktif di dalamnya. Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan besarnya berat jenis kayu yang bersangkutan, dan dipakai sebagai patokan berat kayu. Berdasarkan berat jenisnya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam kelas-kelas sebagai berikut: Sangat berat = lebih besar dari 0,90 Berat = 0,75 - 0,90 Agak berat = 0,60 - 0,75 Ringan = lebih kecil dari 0,60 Sebagai contoh jenis kayu yang termasuk dalam kelas sangat berat adalah giam, balau, dan lain-lain. Masuk kelas berat misalnya kulim,sedangkan agak berat misalnya bintangur dan yang termasuk ringan misalnya pinus dan balsa.  Kekerasan Pada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dan berat kayu. Kayu-kayu yang keras juga temasuk kayu-kayu yang berat. Sebaliknya kayu ringan adalah juga kayu yang lunak. Berdasarkan kekerasannya, jenis-jenis kayu digolongkan sebagai berikut: Kayu sangat keras, contoh: balau,giam, dan lain-lain. Kayu keras, contoh: kulim, pilang dan lain-lain. Kayu sedang kekerasannya, contoh: mahoni, meranti, dan lain-lain. Kayu lunak, contoh: pinus, balsa, dan lain-lain. Cara menetapkan kekerasan kayu ialah dengan memotong kayu tersebut arah melintang dan mencatat atau menilai kesan perlawanan oleh kayu itu pada saat pemotongan dan kilapnya bidang potongan yang dihasilkan. Kayu yang sangat keras akan sulit dipotong melintang dengan pisau. Pisau tersebut akan meleset dan hasil potongannyaakan member tanda kilauan pada kayu. Kayu yang lunak akan mudah rusak, dan hasil potongan melintangnya akan memberikan hasil yang kasar dan suram.  Kesan raba Kesan raba sesuatu jenis kayuadalah kesan yang diperoleh pada saat kita meraba permukaan kayu tersebut. Ada kayu bila diraba member kesan kasar, halus, licin, dingin dan sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda itu untuk tiap-tiap jenis kayu tergantung dari: tekstur kayu, besar kecilnya air yang dikandung, dan kadar zat ekstraktif di dalam kayu. Kesan raba ialah licin, apabila tekstur kayunya halus dan permukaannya mengandung lilin. Sebaliknya apabila keadaan tekstur kayunya kasar. Kesan raba dingin ada pada kayu bertekstur halus dan berat jenisnya tinggi, sebaliknya terasa panas
  • 4. bila teksturnya kasar dan berat jenisnya rendah. Jati member kesan agak berlemak atau berlilin kalau diraba; sedangkan kayu renghas memberi kesan gatal pada kulit (alergi).  Bau dan Rasa Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu itu lama tersimpan di udara luar. Untuk mengetahui bau dan rasa kayu perlu dilakukan pemotongan atau sayatan baru pada kayu atau dengan membasahi kayu tersebut. Sebab ada jenis-jenis kayu mempunyai bau yang cepat hilang, atau memiliki bau yang merangsang. Sifat bau dari kayu dapat digambarkan sesuai dengan bau yang umum dikenal. Untuk menyatakan bau kayu yang dihadapi, sering kali kita gunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal, misalnya: bau bawang putih (kulim), bau keasam-asaman (ulin), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dan lain sebagainya. Kesan raba dan bau tidak jauh berbeda. Adanya persamaan di antara kesan bau an rasa disebabkan oleh adanya hubungan erat yang terdapat pada indera pembau dan indera perasa kita.  Nilai dekoratif : Umumnya menyangkut jenis-jenis kayu yang akan dibuat untuk tujuan tertentu yang hanya mementingkan nilai keindahan tertentu pada kayu tersebut. Nilai dekoratif sesuatu jenis kayu tergantung dari penyebaran warna, arah serat kayu, tekstur dan pemunculan ria-riap tumbuh yang bersama-sama muncul dalam pola atau bentuk tertentu. Pola gambar inilah yang membuat sesuatu jenis kayu yang memilikinya mempunyai suatu nilai dekoratif. Kayu-kayu yang memiliki nilai dekoratif antara lain: sonokeling, sonokembang, renghas, eboni, dan lain sebagainya.  Sifat-sifat lain : Sifat lain antaranya sifat pembakaran. Semua jenis kayu dapat terbakar,tergolong dalam tingkatan menjadi arang dan sampai menjadi abu. Sifat mudah terbakar ini pada satu pihak memberi keuntungan, misalnya kalau kayu itu akan dipergunakan sebagai bahan pembakar. Di lain pihak ada sifat yang merugikan, misalnya kalau kayu itu dipakai sebagai bahan perabot atau bangunan. Walaupun demikian kayu tidak dapat ditinggalkan, karena kayu memiliki sifat-sifat menguntungkan yang lebih besar bila dibandingkan dengan sifat-sifat logam. Proses pembakaran sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik, kimia dan anatomi kayu. Umunya jenis-jenis kayu dengan pembuluh-pembuluh besar lebih mudah terbakar daripada jenis-jenis kayu yang berat. Selanjutnya kandungan dammar yang banyak mempercepat pula pembakaran. Dengan adanya sifat-sifat ini, maka jenis kayu yang dapat digolongkan ke dalam kelas daya tahan bakar misalnya kayu: merbau, ulin, jati dan lain sebagainya. Daya tahan bakar yang kecil, misalnya kayu: balsa, sengon, pinus dan lain sebagainya. Daya tahan bakar kayu dapat ditingkatkan dengan membuat kayu itu menjadi anti api (fire proof) antara lain: Menutup kayu itu dengan bahan lapisan yang tidak mudah terbakar, yang berfungsi melindungi lapisan kayu di bawahnya terhadap api. (Asbes, pelat logam dan lain sebagainya). Menutup kayu itu dengan bahan-bahan kimia yang bersifat mencegah terbakarnya kayu, misalnya: jenis cat tahan api, persenyawaan garam antara lain amoniun dan boor zuur, dengan mengimpregnir kayu itu dengan macam-macam bahan kimia yang bersifat mengurangi terbakarnya kayu. Ada juga bahan-bahan lain yang menghasilkan gas yang dapat mencegah api tersebut.
  • 5.  Sifat kayu tehadap suara : Sifat akustik : sifat akustik kayu sangat penting dalam hubungan dengan alat-alat music dan konstruksi bangunan. Dasar akustik menunjukkan, bahwa kemampuan untuk meneruskan atau tidak meneruskan suara erat hubungannya dengan elastisitas kayu. Jadi sepotong kayu dapat bergetar bebas, jika dipukul akan mengeluarkan suara tingginya tergantung pada frekuensi alami getaran kayu tersebut. Frekuensi ini ditentukan oleh kerapatan/elastisitas dan ukuran kayu tersebut. Kayu yang telah kehilangan elastisitas misalnya akibat serangan jamur, jika dipukul akan memberikan suara yang keruh, sedang kayu yang sehat suaranya akan nyaring. Sifat resonansi : yaitu turut bergetarnya dengan gelombang sxuara, karena kayu memiliki sifat elastisitas. Kualitas nada yang dikeluarkan oleh kayu sangat baik. Oleh sebab itu banyak kayu dipakai untuk alat-alat music: kulintang, piano, biola, guitar, dan lain-lain. Kemampuan benda untuk mengabsorpsi suara tergantung pada masa dan pada sifat-sifat akustik permukaan benda, yaitu mampu tidaknya permukaan benda mengabsorpsi suara atau memantulkan suara. Struktur kayu mempunyai sifat demikian, sehingga kalau kayu tidak dapat bergetar dengan mudah, permukaannya mempunyai sifat meredam gelombang suara. Karena itu kayu serupa ini baik kalau dipakai sebagai lantai atau parket. Sifat Mekanik Kayu Sifat-sifat mekanik atau kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk menahan muatan dari luar. Yang dimaksuddengan muatandari luar ialah gaya-gaya di luar benda yang mempunyai kecenderungan untuk mengubah bentuk dan besarnya benda. Kekuatan kayu memegang peranan penting dalam penggunaan kayu untuk bangunan, perkakas dan lain penggunaan. Hakekatnya hamper pada semua penggunaan kayu, dibutuhkan syarat kekuatan. Dalam hubungan ini dibedakan beberapa macam kekuatan sebagai berikut: Keteguhan tarik Kekuatanatauketeguhantarik suatujenis kayuialah kekuatankayuuntuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu itu. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat dan keteguhantarik ini mempunyai hubungan dengan ketahanan kayu terhadap pembelahan. Keteguhan tekan/kompresi Keteguhan tekansuatu jenis kayu ialah kekuatankayu untuk menahan muatan jika kayu itu dipergunakan untuk penggunaan tertentu. Dalam hal ini dibedakan 2 macam kompresi yaitu kompresi tegak lurus arah serat dan kompresi sejajar arah serat. Keteguhan kompresi tegaklurus serat menentukan ketahanan kayu terhadap beban. Seperti halnya berat rel kereta api oleh bantalan di bawahnya. Keteguhan ini mempunyai hubungan juga dengan kekerasan kayu dan keteguhan geser. Keteguhan kompresi
  • 6. tegaklurus arah serat pada semua kayu lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat. Keteguhan geser Yang dimaksud dengan keteguhan geser ialah suatu ukuran kekuatan kayu dalam hal kemampuanya menahan gaya-gaya, yang membuat suatu bagian kayutersebut bergeser atau bergelingsir dari bagian lain di dekatnya.Dalam hubungan ini dibedakan 3 macam keteguhangeser sejajar arah serat, keteguhan geser tegaklurus arah serat dan keteguhan geser miring. Pada keteguhan geser tegaklurus arah serat jauh lebih besar daripada keteguhan geser sejajar arah serat. Keteguhan lengkung (lentur) Ialah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban-beban mati maupun hidup selain beban pukulan yang harus dipikul oleh kayu tersebut, misalnya blandar. Dalam hal ini dibedakan keteguhan lengkung static dan keteguhan lengkung pukul. Yang pertama enunjukkan kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan, sedangkan keteguhan pukul adalah kekuatan kayu yang menahan gaya yang mengenainya secara mendadak seperti pukulan. Kekakuan Kekakuan kayu baik yang dipergunakan sebagai blandar ataupun tiang ialah suatu ukuran kekuatannya untuk mampu menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dengan istilah modulus elastisitas yang berasal dari pengujian-pengujian keteguhan lengkung statik. Keuletan Keuletan ialah suatu istilah yan biasa dipergunakan bagi lebih dari satu sifat kayu. Misalnya kayu yang sukar dibelah, dikatakanulet. Ada pula pengertian bahwa kayu yang ulet itu adalah kayu yang tidak akan patah sebelum bentuknya berubah karena beban-beban yang sama atau mendekatiketeguhanmaksimumnya,atau kayu yang telah patahdan dilekuk bolak-balik tanpa kayu tersebut putus terlepas. Dalam uraian ini keuletan kayu diartikan sebagai kemmpuan kayuuntuk menyerap sejumlah tenaga yang relative besar atau tahan terhadapkejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian. Keuletan kebalikandari kerapuhan kayudalam arti bahwa kayuyang ulet akanpatah secara berangsur- angsur dan memberi suara peringatan tentang kerusakannya. Sifat keuletan itu terutama merupakan faktor yang penting untuk menentukan kepastian suatu jenis kayu tertentu untuk digunakan sebagai tangkai alat pemukul, alat-alat olahraga dan lain penggunaan sebagai bagian alat untuk mengerjakan sesuatu. Kekerasan Yang dimaksud dengan kekerasan kayu ialah suatu ukuran kekuatan kayu menahan gaya yang membuat takik atau lekukan padanya. Juga dapat diartikan sebagai kemampuan kayu untuk menahan kikisan (abrasi). Dalam arti yang terakhir kekerasan kayu bersamaan keuletannya merupakan suatu ukuran tentang ketahanannya terhadap pengausan kayu. Hal ini merupakan suatu pertimbangan dalam menentukan suatu jenis kayu untuk digunakan sebagai lantai
  • 7. rumah, balok pengerasan, pelincir sumbu,dan lain-lain. Kekerasan dalam arah sejajar serat pada umumnya melampaui kekerasan kayu dalam arah lain. Keteguhan belah Sifat ini digunakan untuk menyatakan kekuatan kayu menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu. Tegangan belah adalah suatu tegangan yang terjadi karena adanya gaya yang berperan sebagai baji. Suatu sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap ataupun pembuatan kayu bakar.sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan jenis ukir-ukiran (patung). Contoh: kayu ulin baik untuk pembuatan sirap, kayu sawo baik untuk pembuatan patung ataupun popor senjata dan lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa kebanyakan kayu lebih mudah terbelah sepanjang jari-jari (arah radial) daripada dalam arah sejajar lingkaran tahun (tangensial). Ukuran-ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat kekuatan kayu atau sifat-sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor- faktor yang mempengaruhi sifat-sifat mekanik secara garis besar dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu: Faktor-faktor luar (eksternal) antara lain: pengawetan kayu, kelambaban lingkungan, pembebanan dan cacat-cacat yang disebabkan jamur serta serangga perusak kayu. Faktor kedua yaitu faktor dalam kayu (internal) yang bersangkutan antara lain: dan lain sebagainya. Sifat kekuatan tiap-tiap jenis kayu berbeda-beda. Berdasarkan kekuatannya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam 5 kelas kuat yaitu: kelas kuat I sampai dengan kelas kuat V. kayu dari kelas kuat I memiliki kekuatan lebih dari kayu kelas II, dan seterusnya. Untuk penggunaan konstruksi berat dianjurkan dipakai jenis-jenis kayu dengan kelas kekuatan I. Untuk perumahan dapat dipakai jenis-jenis dari kelas II. Kesimpulannya ialah bahwa tiap-tiap penggunaan harus disesuaikan dengan kelas kekuatannya Sifat Kimia Kayu Komponen kimia kayu di dalam kayu mempunyai arti yang penting, karena menentukan kegunaan sesuatu jenis kayu. Juga dengan mengetahuinya, kita dapat membedakan jenis-jenis kayu. Susunan kimia kayu digunakan sebagai pengenal ketahanan kayu terhadap serangan makhluk perusak kayu. Selain itu dapat pula menentukan pengerjaan dan pengolahan kayu, sehingga didapat hasil yang maksimal. Pada umumnya komponen kimia kayu daun lebar dan kayu daun jarum terdiri dari 3 unsur:  Unsur karbohidrat terdiri dari selulosa dan hemiselulosa  Unsur non- karbohidrat terdiri dari lignin  Unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan dinamakan zat ekstraktif Distribusi komponen kimia tersebut dalam dinding sel kayu tidak merata. Kadar selulosa dan hemiselulosa banyak tedapat dalam dinding sekunder. Sedangkan lignin banyak terdapat dalam dinding primer dan lamella tengah. Zat ekstraktif terdapat di luar dinding sel kayu.
  • 8. Komposisi unsur-unsur kimia dalam kayu adalah:  Karbon 50%  Hidrogen 6%  Nitrogen 0,04 – 0,10%  Abu 0,20 – 0,50%  Sisanya adalah oksigen. Struktur kimia lignin, yang terdiri dari sekitar 30% dari kayu dan bertanggung jawab untuk banyak sifat- sifatnya. Bidang orientasi kayu Bidang tangensial : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu tegaklurus salah satu jari- jari kayu, searah serat, tidak melalui sumbu kayu. Bidang radial : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu searah serat melalui sumbu kayu. Bidang aksial/ kepala kayu : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu tegaklurus dengan sumbu kayu. Komponen kimia kayu sangat bervariasi, karena dipengaruhi oleh faktor tempat tumbuh,iklim dan letaknya di dalam batang atau cabang. Selulosa: Adalah bahan kristalin untuk membangun dinding-dinding sel. Bahan dasar selulosa ialah glukosa, gula bermartabat enam, dengan rumus C6H12O6. Molekul-molekul glukosa disambung menjadi molekul-molekul besar, panjang dan berbentuk rantai dalam susunan menjadi selulosa. Selulosa merupakan bahan dasar yang penting bagi industri- industry yang memakai selulosa sebagai bahan baku misalnya: pabrik kertas, pabrik sutera tiruan dan lain sebagainya. Lignin: Merupakan bagian yang bukan karbohidrat, sebagai persenyawaan kimia yang jauh dari sederhana, tidak berstruktur, bentuknya amorf. Dinding sel tersusun oleh suatu rangka molekul selulosa, antara lain terdapat pula lignin. Kedua bagian ini merupakan suatu kesatuan yang erat, yang menyebabkan dinding sel menjadi kuat menyerupai beton bertulang besi. Selulosa laksana batang-batang besi dan lignin sebagai semen betonnya. Lignin terletak terutama dalam lamella tengah dan dinding primer. Kadar lignin dalam kayu gubal lebih tinggi daripada kayu teras. (Kadar selulosa sebaliknya). Hemiselulosa: Sealin kedua bahan tersebut di atas, kayu masih mengandung sejumlah zat lain sampai 15- 25%. Antara lain hemiselulosa, semacam selulosa berupa persenyawaan dengan molekul- molekul besar yang bersifat karbohidrat. Hemiselulosa dapat tersusun oleh gula yang bermartabat lima dengan rumus C5H10O5 disebut pentosan atau gula bermanfaat enam C6H12O6 disebut hexosan. Zat-zat ini terdapat sebagai bahan bangunan dinding-dinding sel juga sebagai bahan zat cadangan. Zat ekstraktif: Umumnya adalah zat yang mudah larut dalam pelarut seperti: eter, alcohol, bensin dan air. Banyaknya rata-rata 3 – 8% dari berat kayu kering tanur. Termasuk didalamnya minyak- minyakan, resin, lilin, lemak, tannin, gula, pati dan zat wsarna. Zat ekstraktif tidak merupakan
  • 9. bagian struktur dinding sel, tetapi terdapat dalam rongga sel. Zat ekstraktif memiliki arti yang penting dalam kayu karena: Dapat mempengaruhi sifat keawetan, warna, bau dan rasa sesuatu jenis kayu Dapat digunakan untuk mengenal sesuatu jenis kayu Dapat digunakan sebagai bahan industry Dapat menyulitkan dalam pengerjaan dan mengakibatkan kerusakan pada alat-alat pertukangan. Abu: Di samping persenyawaa-persenyawaan organik, di dalam kayu masih ada beberapa zat organik, yang disebut bagian-bagian abu (mineral pembentuk abu yang tertinggal setelah lignin dan selulosa habis terbakar). Kadar zat ini bervariasi antara 0,2 – 1% dari berat kayu.