SlideShare a Scribd company logo
APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT HEPATITIS MENGGUNAKAN J2ME
DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR
Heru Susanto1
, Yuliana Setiowati, S.Kom2
, Afrida Helen, ST, M.Kom2
1
Mahasiswa D3, Teknik Informatika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya – ITS
2
Staf Pengajar, Teknik Informatika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya – ITS
Jurusan Teknik Informatika
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia
Tel: +62 (31) 594 7280; Fax: +62 (31) 594 6114
E-mail : herroe_no1@yahoo.com
Abstrak
Kegunaan dari suatu peralatan handphone seperti sekarang ini sangatlah beragam. Selain sebagai
media komunikasi dalam bentuk panggilan suara ataupun pesan singkat, dalam perkembangannya media
ini juga mampu diisi dengan berbagai program aplikasi tambahan untuk kemudahan user. Salah satu
bentuk pemanfaatan dari teknologi handphone tersebut adalah tentang pelayanan kesehatan dalam bentuk
diagnosa penyakit. Diagnosis penyakit Hepatitis dilakukan untuk membantu user dalam penanganan dan
deteksi dini akan penyakit tersebut. Sehingga pelayanan kesehatan dapat lebih cepat dilakukan. Dibangun
dengan menggunakan teknologi J2ME (Java 2 Micro Edition) dengan implementasinya dapat berupa
perangkat mobile yang tidak memberatkan memori, maka aplikasi ini dibuat. Aplikasi ini merupakan
pengembangan dari artificial intelligence yaitu sistem pakar dengan menggunakan metode certainty
factor yang mampu menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan.
Kata Kunci : J2ME, Diagnosis, Hepatitis dan Certainty Factor
Abstract
Usefulness from an equipments handphone such as this time very immeasurable. Besides as
communications media in the form of call voice or the message , in its growth this media also able to be
filled by various additional application program for amenity user. One of forming exploiting from the
technology handphone is about health service in the form of diagnose disease. Diagnose disease Hepatitis
conducted to assist user in handling and detect early the disease. So that the health service earn
conducted quicker. Develop by using technology J2ME (Java 2 Micro Edition) with implementation can
be in the form of peripheral mobile which not weigh against memory, hence this application made. This
application represent development from artificial intelligence that is expert system by using method of
certainty factor capable to show size measure certainty to a fact or order.
Keywords : J2ME, Diagnose, Hepatitis and Certainty Factor
2
A. PENDAHULUAN
Suatu gejala penyakit dapat merupakan
indikasi dari suatu penyakit yang akan diderita.
Setiap orang wajib menjaga kesehatannya
masing-masing, tetapi pada kenyataannya
banyak sekali orang yang lupa atau bahkan
meremehkan gejala penyakit yang dideritanya.
Maka dengan adanya kemajuan teknologi saat
ini, suatu penyakit akan terdeteksi dengan lebih
cepat melalui gejala-gejala tersebut. Tidak
hanya hal tersebut, dalam hal proses diagnosa
dikenal dengan adanya uji tes darah di
laboratorium untuk mengetahui jenis penyakit
yang diderita oleh pasien secara pasti.
Seiring perkembangan teknologi,
dikembangkan pula suatu teknologi yang
mampu mengadopsi proses dan cara berpikir
manusia yaitu teknologi Artificial Intelligence
atau Kecerdasan Buatan. Sistem pakar
merupakan program komputer dapat meniru
proses pemikiran dan pengetahuan pakar untuk
menyelesaikan suatu masalah yang spesifik.
Implementasi sistem pakar banyak digunakan
untuk kepentingan komersial karena sistem
pakar dipandang sebagai cara penyimpanan
pengetahuan pakar dalam bidang tertentu ke
dalam suatu program, sehingga dapat
memberikan keputusan dan melakukan
penalaran secara cerdas. Dengan adanya
teknologi mobile communication seperti
sekarang ini, maka penyajian informasi akan
lebih cepat dan mudah.
Kesehatan organ hati sangat penting
maknanya bagi tubuh manusia. Hati sebagai
organ yang memiliki tugas utama sebagai
penetral racun ditubuh menjadikan racun-racun
yang selama ini masuk melalui tubuh kita dari
makanan atau lingkungan mampu dinetralisir
oleh hati. Manusia tidak akan hidup tanpa organ
hati tersebut. Salah satu penyakit yang
menyerang hati adalah Hepatitis yang terdiri
atas berbagai macam tipe. Kebutuhan informasi
yang cepat dan tepat dari seorang pakar
kesehatan atau dokter spesialis penyakit dalam
sangatlah dibutuhkan. Hal inilah yang
mendorong pembangunan sebuah sistem pakar
diagnosa Hepatitis untuk diwujudkan.
Penanganan solusi kesehatan Hepatitis akan
sangat banyak membantu terutama dalam hal
menjaga kesehatan hati yang mungkin selama
ini diabaikan oleh orang-orang.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut
diatas, dalam pengerjaan proyek akhir ini timbul
permasalahan yang akan dihadapi yang
diantaranya adalah :
1. Mendiagnosa penyakit Hepatitis melalui
penerapan sistem pakar berdasarkan input
gejala maupun hasil tes darah.
2. Mengimplementasikan metode Certainty
Factor guna proses diagnosa penyakit
Hepatitis.
3. Menggunakan teknologi J2ME (Java 2
Micro Edition) sebagai media untuk
mengimplementasikan aplikasi tersebut ke
dalam mobile device yang ada guna
penyajian informasi secara optimal.
C. BATASAN MASALAH
Batasan yang digunakan acuan pada
pembuatan proyek akhir ini yaitu :
1. Mendiagnosis suatu penyakit berdasarkan
gejala-gejala fisik yang diderita ditambah
dengan uji tes darah.
2. Penyakit yang akan didiagnosis adalah
penyakit Hepatitis A, Hepatitis B dan
Hepatitis C.
3. Input berupa gejala-gejala penyakit
Hepatitis yang menyerang pasien dan hasil
tes darah guna akurasi diagnosa.
4. Output berupa identifikasi kemungkinan
jenis penyakit Hepatitis yang menyerang
pasien serta nilai kepastian terhadap
penyakit tersebut. Ditambahkan pula
langkah-langkah sehat berupa terapi dan
pengobatan sederhana.
5. Spesifikasi aplikasi yang dibuat adalah
J2ME Profile ; MIDP 2.1 dan J2ME
Configuration ; CLDC 1.1
6. Perhitungan menggunakan metode faktor
kepastian (certainty factor) yang
menunjukkan ukuran kepastian terhadap
suatu fakta.
7. Representasi pengetahuan yang digunakan
adalah sistem pakar berbasis rule dan
dalam penalaran menggunakan metode
backward chaining.
8. Terbatas pada sumber pengetahuan yang
didapat, baik dari pakar maupun dari buku
dan sumber lain mengenai penyakit
Hepatitis.
D. TUJUAN
Proyek akhir ini bertujuan untuk
membangun sebuah sistem berbasis
pengetahuan kedokteran dalam mendiagnosa
penyakit Hepatitis yang dapat ditampilkan
dalam perangkat mobile, sehingga alasan
efisiensi waktu dan kurangnya pengetahuan
masyarakat akan kesehatan dapat teratasi.
3
E. DASAR TEORI
1. Certainty Factor
Certainty Theory ini diusulkan oleh
Shortliffe dan Buchanan pada tahun 1975 untuk
mengakomadasi ketidakpastian pemikiran
(inexact reasoning) seorang pakar. Teori ini
berkembang bersamaan dengan pembuatan
sistem pakar MYCIN. Team pengembang
MYCIN mencatat bahwa dokter sering kali
menganalisa informasi yang ada dengan
ungkapan seperti misalnya: mungkin,
kemungkinan besar, hampir pasti. Untuk
mengakomodasi hal ini tim MYCIN
menggunakan certainty factor (CF) guna
menggambarkan tingkat keyakinan pakar
terhadap masalah yang sedang dihadapi. Secara
umum, rule direpresentasikan dalam bentuk
sebagai berikut:
IF E1 [AND / OR] E2 [AND / OR] … En
THEN H (CF = CFi)
imana:
E1 ... En : Fakta – fakta (evidence) yang ada.
H : Hipotesa atau konklusi yang
dihasilkan.
CF : Tingkat keyakinan (Certainty Factor)
terjadinya hipotesa H akibat adanya fakta –
fakta E1 s/d En .
Model untuk menghitung Certainty
Factor dari Rule
Ada dua tahap model yang sering digunakan
untuk menghitung tingkat keyakinan (CF) dari
sebuah rule adalah sebagai berikut:
a. Dengan menggali dari hasil wawancara
dengan pakar. Nilai CF(Rule) didapat
dari interpretasi „term‟ dari pakar
menjadi nilai MD/MB tertentu.
Certain Term MD/MB
Tidak Tahu/Tidak Ada
Mungkin
Kemungkinan Besar
Hampir Pasti
Pasti
0 - 0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
b. Menggunakan metode perhitungan.
Faktor kepastian (certainty factor)
menunjukkan ukuran kepastian terhadap
suatu fakta atau aturan. Notasi Faktor
Kepastian :
CF[h,e] = MB[h,e] – MD[h,e]
Dengan:
CF[h,e] : faktor kepastian
MB[h,e] : ukuran kepercayaan terhadap
hipotesis h
MD[h,e] : ukuran ketidakpercayaan
terhadap evidence h
Nilai evidence dikombinasikan untuk
menentukan CF dari suatu hipotesis. Jika
e1 dan e2 adalah observasi, maka :
Jika ada kaidah lain termasuk dalam hipotesis
yang sama tetapi berbeda dalam faktor
kepastian maka perhitungan faktor kepastian
dari kaidah yang sama dihitung dari
penggabungan fungsi untuk faktor kepastian
yang didefinisikan sebagai berikut :
Kedua model tersebut membutuhkan peran serta
aktif dari pakar yang digunakan sebagai domain
knowledge.
2. J2ME (JAVA 2 MICRO EDITION)
J2ME dirancang untuk dapat menjalankan
program Java pada perangkat-perangkat
semacam telepon genggam atau PDA yang
memiliki memori terbatas. Pada gambar di
bawah akan ditunjukkan lingkungan kerja J2ME
pada pemrograman Java.
Gambar Lingkungan Kerja J2ME
J2ME terdiri atas komponen-komponen sebagai
berikut :
 Java Virtual Machine (JVM)
Komponen ini untuk menjalankan
program-program Java pada emulator atau
handheld devices.
4
 Java API (Application Programming
Interface)
Komponen ini merupakan kumpulan
library untuk menjalankan dan
mengembangkan program Java pada
handheld devices.
 Tools lain untuk mengembangkan aplikasi
Java, semacam emulator Java phone, dapat
kita lihat contohnya pada gambar 6.
J2ME Profile
Jika J2ME Configuration menyediakan
library-library Java untuk implementasi fitur-
fitur standar dari sebuah handheld devices,
J2ME Profile menyediakan implementasi-
implementasi tambahan yang sangat spesifik
dari sebuah handheld devices. Saat ini ada lima
kategori J2ME Profile, yakni:
Mobile Information Device Profile (MIDP)
Foundation Profile (FP)
Personal Profile
RMI Profile
Personal Digital Assistance Profile
MIDP (Mobile Information Device Profile)
MIDP menyediakan library-library Java
untuk implementasi dasar interface (GUI),
implementasi jaringan (networking), database,
dan timer. MIDP dirancang khusus untuk
wireless phone dan pager.
MIDP Record Store
Dalam perangkat handphone berbasis Java,
disediakan media penyimpanan yang bersifat
non-volatile. Artinya jika kita menyimpan pada
media yang non-volatile, semacam disket,
hardisk, data tersebut tidak akan hilang jika
terjadi kehilangan energi listrik. Media
penyimpanan non-volatile ini dalam MIDlet
dikenal dengan nama RMS (Record
Management System).
 Manajemen Record Store
Untuk membuka recordstore menggunakan
fungsi statik.
public static RecordStore
openRecordStore(String
recordStoreName,
boolean createIfNecessary) throws
RecordStoreException,
RecordStoreFullException,
RecordStoreNotFoundException
Parameter recordStoreName adalah nama
database yang akan dibuat, parameter
createIfNecessary dapat bernilai true/false.
Jika diset true, maka jika recordstore tidak
ditemukan, otomatis akan langsung dibuat.
Jika diset false, dan recordstore tidak
ditemukan, maka melempar
RecordStoreNotFoundException.
 Menambah Data pada RecordStore
Data dalam database RMS menggunakan
array of bytes. Untuk menambah record
baru menggunakan fungsi addRecord().
public int addRecord(byte[] data,
int offset, int numBytes) throws
RecordStoreNotOpenException,
RecordStoreException,
RecordStoreFullException.
Parameter :
byte[] data : array bit data yang akan
ditambahkan ke RecordStore
int offset : index awal array data yang
akan ditambahkan.
int numBytes : panjang bit data yang akan
ditambahkan.
 Mengambil Data dari RecordStore
Untuk mengambil data dari RecordStore.
Fungsi yang digunakan adalah
getRecord().
public byte[] getRecord(int
RecordID) throws
RecordStoreNotOpenException,
InvalidRecordIDException,
RecordStoreException
RecordID : nomor RecordID yang akan
diambil datanya.
 Menghapus Data dari RecordStore.
Untuk menghapus data dari RecordStore,
fungsi yang digunakan adalah
deleteRecord(int RecordID)
public void deleteRecord(int
RecordID) throws
RecordStoreNotOpenException,
InvalidRecordIDException,
RecordStoreException
 Mengganti Data dari RecordStore
Untuk mengganti data dari RecordStore,
fungsi yang digunakan setRecord().
public void setRecord(int RecordID,
byte[] newData, int offset, int
numBytes) throws
RecordStoreNotOpenException,
InvalidRecordIDException,
RecordStoreException,
RecordStoreFullException.
 Mendapatkan Informasi RecordStore
Setiap record ditandai dengan RecordID.
Mencari RecordID berikutnya
menggunakan fungsi getNextRecordID()
dan untuk mengetahui jumlah record
dengan fungsi getNumRecords().
 Menampilkan Daftar RecordStore.
Untuk mendapatkan semua recordstore
yang terdapat pada MIDlet dapat
menggunakan fungsi listRecordStores().
Jika tidak ada RecordStore maka akan
mengembalikan nilai null.
public static
String[]listRecordStores()
 Menghapus RecordStore
Untuk menghapus RecordStore yang ada
dalam sistem, Anda bisa menggunakan
5
fungsi berikut : public void static
deleteRecordStore(String name)
Parameter name merupakan RecordStore
yang akan dihapus.
F. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
PERANGKAT LUNAK
1. Blok Diagram Perancangan Sistem
RMS Database
(Data Gejala-
gejala penyakit,
nilai MD dan MB)
Telpon Genggam
dengan Fitur Java
MIDP
Sistem
Pakar
Aplikasi Diagnosis J2ME
Diagnosa (Input)
Hipotesa (Output)
USER
Gambar Perancangan Sistem
START
Data gejala
penyakit dan/atau
hasil tes darah serta
data MB dan MD
Input Gejala dan/
atau hasil Tes
Darah dari User
Ada Input
Perhitungan
nilai MB dan
MB baru
Perhitungan
nilai CF
Output tingkat CF,
hipotesa diagnosis
dan langkah terapi
pengobatan
STOP
N
Y
Gambar Diagram Flowcart Sistem
2. Perancangan Data
Dalam perancangan data, akan dijelaskan
mengenai data-data yang terdapat dalam sistem
sesuai dengan fungsinya sebagai data input
sistem. Data-data tersebut adalah data tentang
berbagai jenis penyakit Hepatitis beserta gejala-
gejala klinis yang ditimbulkannya. Serta data
hasil uji lab / Tes Darah berkaitan dengan
penyakit tersebut. Data tersebut masih ditambah
dengan data nilai MB dan MD hasil dari
interpertasi pakar (dapat dilihat pada lampiran).
Data tersebut merupakan data awal sebagai
inputan dari sistem sebelum diproses menjadi
data output.
3. Penyusunan Basis Data
Basis Data merupakan suatu media
penyimpanan yang digunakan untuk
menyimpan data-data penunjang sebagai
inputan sistem dan kemudian diolah menjadi
output sistem. Basis Data yang dibuat pada
proyek akhir ini menggunakan RMS (Record
Management System).
Gambar Desain dan Representasi RMS
User Perangkat Mobile
Proses Diagnosa
Fisik dan/atau Uji
Tes Darah
Proses
Penghitungan
Hasil Diagnosa
Memasukkan gejala
dan/atau hasil tes darah
Gambar Data Flow Diagram Level 0
User User
Perangkat
Mobile
Diagnosa Gejala
Fisik
Uji Tes Darah
Nilai MB dan MD Gejala
Fisik
Nilai MB dan MD Tes
Darah
Memasukkan gejala dan/atau hasil tes
darah
Hasil Diagnosa
Data MB dan MD
Data MB dan MD
Proses Penghitungan CF Proses Penghitungan CF
Diagnosa Lanjut
Gambar Data Flow Diagram Level 1
G. PENGUJIAN
Untuk proses pengujian kali ini, akan
dipilih 2 gejala yang ada yaitu : Gejala mirip Flu
dan Nyeri Perut. Maka lakukan penandaan atas
2 gejala tersebut pada menu Diagnosa.
Gambar Pemilihan Gejala yang Diderita
Setelah dilakukan pemilihan gejala, maka tekan
navigasi OK. Maka akan muncul halaman hasil
yang menunjukkan hipotesa / hasil diagnosa
penyakit yang diderita.
Gejala String()
Value MB float()
Value MD float()
DATA
6
Gambar Hasil Diagnosa Gejala Fisik
Dari hasil diagnosa tersebut dapat
dilakukan cetak laporan sebagai medical
reporting bagi user untuk melakukan tindakan
selanjutnya dalam proses pengobatan maupun
penyembuhannya. Dengan mengakses menu ini
maka akan muncul file teks baru pada memory
card dengan nama report.txt.
Gambar Laporan Diagnosa
Maka nilai CF tertinggi adalah Hepatitis A
dengan nilai CF = 0,52885 dan kondisi derajat
CF = MUNGKIN (lihat Tabel 2.1). Prosedur
pengujian kemudian dilanjutkan dengan
mengakses menu Uji Tes Darah yaitu
melakukan tes darah pada sistem. Sebelum
melakukan tes darah ini,. Terlebih dahulu user
melakukan tes darah secara sebenarnya di
laboratorium, kemudian hasil tes tersebut akan
dijadikan sebagai parameter masukan pada
proses ini. Lakukan pengujian dengan masukan
status antibodi IgM positif dan antibodi IgG
negatif untuk parameter Hepatitis A.
Gambar Uji Tes Darah
Maka dengan mengakses navigasi OK,
akan muncul halaman hasil tes darah.
Gambar Hasil Uji Tes Darah
Tampak cukup signifikan untuknilai CF
Hepatitis A yaitu 0,990577 dengan kondisi
derajat CF = HAMPIR PASTI (lihat Tabel 2.1).
Langkah selanjutnya dapat dilakukan Cetak
Laporan hasil tes darah ini. Maka akan muncul
file teks baru pada memory card dengan nama
reportTesDarah.txt.
Gambar Laporan Diagnosa Tes darah
Perhitungan Manual
Pada pengujian ini dicoba untuk
melakukan perhitungan secara manual untuk
dibandingkan dengan hasil pada pengujian
sistem sebelumnya. Sebagai contoh sebelumnya
yaitu dipilih gejala “Gejala mirip Flu” dan
gejala “Nyeri Perut” dimana akan dilakukan
perhitungan untuk penyakit Hepatitis A,
Hepatitis B dan Hepatitis C.
Tabel Nilai MB dan MD Gejala mirip Flu
Gejala mirip Flu
Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C
MB MD MB MD MB MD
0,21 0,015 0,17 0,015 0,17 0,015
Tabel Nilai MB dan MD Nyeri Perut
Nyeri Perut
Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C
MB MD MB MD MB MD
0,46 0,03 0,31 0,02 - -
7
Dengan menggunakan rumus :
MB Baru = MB I + MB II * ( 1-MB I )
MD Baru = MD I + MD II * ( 1-MD I )
Ket : MB I = Nilai MB gejala I
MB II = Nilai MB gejala II
MD I = Nilai MD gejala I
MD II = Nilai MD gejala II
Didapat nilai untuk setiap penyakit hepatitis A,
B dan C :
 Perhitungan Hepatitis A
MB baru = 0,21 + 0,46 * (1 – 0,21) =
0,5734
MD baru = 0,015 + 0,03 * (1 – 0,015) =
0,04455
 Perhitungan Hepatitis B
MB baru = 0,17 + 0,31 * (1 – 0,17) =
0,4273
MD baru = 0,015 + 0,02 * (1 – 0,015) =
0,0347
 Perhitungan Hepatitis C
MB baru = 0,17 + 0 * (1 – 0,17) = 0,17
MD baru = 0,015 + 0 * (1 – 0,015) = 0,015
Menghitung nilai CF untuk masing-masing
hipotesa penyakit :
 Perhitungan Hepatitis A
CF Hepatitis A = 0,5734 – 0,04455 =
0,52885
 Perhitungan Hepatitis B
CF Hepatitis B = 0,4237 – 0,0347 =
0,3926
 Perhitungan Hepatitis C
CF Hepatitis C = 0,17 – 0,015 = 0,155
Berdasarkan hasil perhitungan diatas,
maka hasilnya sama dengan pengujian pada
sistem. Bahwa nilai CF tertinggi dimiliki oleh
penyakit hepatitis A dengan kondisi derajat CF
= MUNGKIN.
Selain mendiagnosa gejala fisik, sistem
juga mampu mendiagnosa melalui hasil uji tes
darah. User telah mengisi untuk paremeter
Hepatitis A dengan status antibodi IgM positif
dan antibodi IgG negatif. Berikut perhitungan
nilai CF baru atas hasil tes darah tersebut :
Tabel Nilai MB dan MD Tes Darah
antibodi
IgM
antibodi
IgG
MB MD
Positif Negatif 0.99 0.01
Maka dengan menggunakan rumus CF
combine, nilai akhir CF dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
CFCOMBINE = CF1+CF2*(1-CF1)
Ket :
CF1 = Nilai CF pada diagnosa fisik
CF2 = Nilai CF pada hasil tes darah
Didapat nilai untuk setiap penyakit hepatitis A,
B dan C :
CF tes darah Hepatitis A = 0,99 – 0,01 = 0,98
CF tes darah Hepatitis B = 0
CF tes darah Hepatitis C = 0
Maka nilai akhir CF untuk masing-masing
hipotesa penyakit :
CFCOMBINE Hepatitis A = 0,52885 + 0,98 * (1-
0,52885) = 0,990577
CFCOMBINE Hepatitis B = 0,3926 + 0 * (1-
0,3926) = 0,3926
CFCOMBINE Hepatitis C = 0,155 + 0 * (1-0,155)
= 0,155
Berdasarkan hasil perhitungan diatas,
maka hasilnya sama dengan pengujian pada
sistem. Bahwa nilai CF tertinggi dimiliki oleh
penyakit hepatitis A dengan kondisi derajat CF
= HAMPIR PASTI.
H. ANALISA
Hasil dari uji coba aplikasi diagnosis telah
memenuhi tujuan dari pembuatan perangkat
lunak yang telah dipaparkan. Sistem ini dapat
melakukan proses penalaran suatu data yang
berupa gejala untuk mencari suatu informasi
terhadap suatu hipotesa penyakit.
Dari masukan gejala yang akan diberikan
oleh user dalam sistem, terdapat kemungkinan
nilai untuk setiap hipotesa Hepatitis A, B
maupun C hanya memiliki nilai selisih yang
kecil. Hal ini terjadi bila masing-masing gejala
masukan memiliki bobot yang hampir sama atas
penyakit tersebut. Maka untuk mendapatkan
nilai yang signifikan atas hipotesa penyakit
tersebut disarankan untuk melakukan tes darah.
Hasil uji tes darah akan menjadi tolak ukur
tertinggi pada proses diagnosa ini. Pada tes
darah lebih bersifat pasti karena pada proses
yang sebenarnya, tes darah juga memiliki
pertimbangan yang sangat besar untuk diagnosa
penyakit yang biasa dilakukan oleh dokter-
dokter di sekeliling kita.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa
yang telah di bahas pada bab sebelumnya maka
dapat diberikan beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Hasil perbandingan antara diagnosa dengan
menggunakan sistem dan tanpa
menggunakan sistem menunjukkan sistem
sudah mampu mendeteksi penyakit dengan
8
baik dan hasilnya sama melalui masukan
gejala fisik.
2. Gejala fisik maupun uji tes darah masukan
dari user akan diolah dalam proses
diagnosa menjadi hipotesa penyakit yang
diderita menggunakan nilai certainty factor
tertinggi.
J. SARAN
Dari beberapa kesimpulan yang telah
diambil, maka dapat dikemukakan saran-saran
yang akan sangat membantu untuk
pengembangan perangkat lunak ini selanjutnya.
1. Diharapkan untuk pengembangan
selanjutnya dapat membuat aplikasi yang
lebih kompleks. Dengan penambahan pola
diagnosa baru yang tidak menyulitkan akan
dirasa sangat berharga, seperti penambahan
masukan berupa gambar atau video bagian
tubuh yang akan menjadi bahan masukan
proses diagnosa.
2. Pengembangan selanjutnya diharapkan
memiliki tingkat efektifitas yang baik
dalam konsumsi memori saat aplikasi
dijalankan karena keterbatasan kapasitas
memori runtime pada J2ME di perangkat
mobile.
K. DAFTAR PUSTAKA
[1] Arhami, Muhammad. “Konsep Dasar
Sistem Pakar”, Yogyakarta: Andi, 2005.
[2] Astrid, Deasy. Proyek Akhir
“Pembangunan Sistem Pakar Pada
Perangkat Mobile Dengan Wml Dan Php
Untuk Penyakit Paru Pada Anak”.
Surabaya: 2006.
[3] Green, Chris W, “Hepatitis Virus dan
HIV”, Yayasan Spiritia: 2005.
[4] Gregorius S. Budhi, “Proposal
penerapan Probabilitas Penggunaan
Fakta guna menentukan Certainty
Factor sebuah Rule pada Rule Base
Expert System”, Surabaya: 2004.
[5] Kusrini. Seminar ilmiah, “Kuantifikasi
Pertanyaan Untuk Mendapatkan
Certainty Factor Pengguna Pada
Aplikasi Sistem Pakar Untuk Diagnosis
Penyakit”, Yogyakarta: 2006.
[6] Merritt, Dennis, “Building Expert
Systems in Prolog”, Amzi! Inc, USA:
2001.
[7] Pradana, Candra Putra, “Aplikasi Sistem
Pakar Untuk Mobile Device”,
Yogyakarta: 2007.
[8] Riggs, Roger dkk, ”Programming
Wireless Devices with the Java™ 2
Platform, Micro Edition, Second
Edition”, Addison Wesley, USA: 2003.
[9] Rosa AS, ”Pemrograman J2ME (Belajar
Cepat Pemrograman Perangkat
Telekomunikasi Mobile)”, Bandung:
2008.
[10] Topley, Kim, “J2ME in a Nutshell”,
O'Reilly, USA: 2002.
[11] Ubaidurrahman. Proyek Akhir, “Sistem
Pakar Untuk Diagnosa Troubleshooting
Komputer Menggunakan Metode
Certainty Factor”, Yogyakarta: 2006.

More Related Content

What's hot

Revisi proposal penelitian
Revisi proposal penelitianRevisi proposal penelitian
Revisi proposal penelitian
saemantik
 
system pakar untuk mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh tikus
system pakar untuk mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh tikussystem pakar untuk mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh tikus
system pakar untuk mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh tikus
Umii Charunieati
 
0401 06-ext-siti-rohajawati-sitem-pakar-diagnosis
0401 06-ext-siti-rohajawati-sitem-pakar-diagnosis0401 06-ext-siti-rohajawati-sitem-pakar-diagnosis
0401 06-ext-siti-rohajawati-sitem-pakar-diagnosis
Muhammad Dzulfikri
 
Jurnal
Jurnal Jurnal
Jurnal
Taufiq Ophye
 
Tugas sistem pakar
Tugas sistem pakarTugas sistem pakar
Tugas sistem pakar
olbers letfaar
 
Presentation skripsi
Presentation skripsiPresentation skripsi
Presentation skripsi
Heru Bintang Aries
 
Seminar proposal penelitian
Seminar proposal penelitianSeminar proposal penelitian
Seminar proposal penelitian
Queen Anaqi
 
Aplikasi sistem pakar
Aplikasi sistem pakarAplikasi sistem pakar
Aplikasi sistem pakar
Keny Anahid
 
Sistem pakar dianogsa penyakit - Siti Hodijah LP3I
Sistem pakar dianogsa penyakit - Siti Hodijah LP3ISistem pakar dianogsa penyakit - Siti Hodijah LP3I
Sistem pakar dianogsa penyakit - Siti Hodijah LP3I
sitihodijahik
 
Aplikasi sistem pakar_pendeteksi_kerusak (1)
Aplikasi sistem pakar_pendeteksi_kerusak (1)Aplikasi sistem pakar_pendeteksi_kerusak (1)
Aplikasi sistem pakar_pendeteksi_kerusak (1)
andesit
 
Sistem informasi keperawatan berbasis komputer
Sistem informasi keperawatan berbasis komputerSistem informasi keperawatan berbasis komputer
Sistem informasi keperawatan berbasis komputer
Sumadin1112
 
Sistem operasi
Sistem operasiSistem operasi
Sistem operasi
marlinasp
 
Analsis Sistem Kelompok 3
Analsis Sistem Kelompok 3Analsis Sistem Kelompok 3
Analsis Sistem Kelompok 3
NutfahKamila
 
Aplikasi komputer non industri 1 Gunadarma
Aplikasi komputer non industri 1 GunadarmaAplikasi komputer non industri 1 Gunadarma
Aplikasi komputer non industri 1 Gunadarma
marlinasitipriyati
 
Teknologi Untuk Manajemen Informasi
Teknologi Untuk Manajemen InformasiTeknologi Untuk Manajemen Informasi
Teknologi Untuk Manajemen Informasi
dhibah
 

What's hot (20)

Jurnal 17880
Jurnal 17880Jurnal 17880
Jurnal 17880
 
Revisi proposal penelitian
Revisi proposal penelitianRevisi proposal penelitian
Revisi proposal penelitian
 
system pakar untuk mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh tikus
system pakar untuk mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh tikussystem pakar untuk mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh tikus
system pakar untuk mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh tikus
 
0401 06-ext-siti-rohajawati-sitem-pakar-diagnosis
0401 06-ext-siti-rohajawati-sitem-pakar-diagnosis0401 06-ext-siti-rohajawati-sitem-pakar-diagnosis
0401 06-ext-siti-rohajawati-sitem-pakar-diagnosis
 
Ai demam
Ai demamAi demam
Ai demam
 
Jurnal
Jurnal Jurnal
Jurnal
 
Tugas sistem pakar
Tugas sistem pakarTugas sistem pakar
Tugas sistem pakar
 
Presentation skripsi
Presentation skripsiPresentation skripsi
Presentation skripsi
 
Seminar proposal penelitian
Seminar proposal penelitianSeminar proposal penelitian
Seminar proposal penelitian
 
Aplikasi sistem pakar
Aplikasi sistem pakarAplikasi sistem pakar
Aplikasi sistem pakar
 
Sistem pakar dianogsa penyakit - Siti Hodijah LP3I
Sistem pakar dianogsa penyakit - Siti Hodijah LP3ISistem pakar dianogsa penyakit - Siti Hodijah LP3I
Sistem pakar dianogsa penyakit - Siti Hodijah LP3I
 
262
262262
262
 
720 737-1-pb
720 737-1-pb720 737-1-pb
720 737-1-pb
 
Aplikasi sistem pakar_pendeteksi_kerusak (1)
Aplikasi sistem pakar_pendeteksi_kerusak (1)Aplikasi sistem pakar_pendeteksi_kerusak (1)
Aplikasi sistem pakar_pendeteksi_kerusak (1)
 
Sistem informasi keperawatan berbasis komputer
Sistem informasi keperawatan berbasis komputerSistem informasi keperawatan berbasis komputer
Sistem informasi keperawatan berbasis komputer
 
Sistem operasi
Sistem operasiSistem operasi
Sistem operasi
 
Kel.4 sik paper ke computer
Kel.4 sik paper ke computerKel.4 sik paper ke computer
Kel.4 sik paper ke computer
 
Analsis Sistem Kelompok 3
Analsis Sistem Kelompok 3Analsis Sistem Kelompok 3
Analsis Sistem Kelompok 3
 
Aplikasi komputer non industri 1 Gunadarma
Aplikasi komputer non industri 1 GunadarmaAplikasi komputer non industri 1 Gunadarma
Aplikasi komputer non industri 1 Gunadarma
 
Teknologi Untuk Manajemen Informasi
Teknologi Untuk Manajemen InformasiTeknologi Untuk Manajemen Informasi
Teknologi Untuk Manajemen Informasi
 

Viewers also liked

Jurnal ca paru
Jurnal ca paruJurnal ca paru
Jurnal ca paru
yosrasigitpramono
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Akibat Kegan...
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Akibat Kegan...Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Akibat Kegan...
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Akibat Kegan...
pjj_kemenkes
 
Endokrinologi rancangan pembelajaran semester (rps) akreditasi 2016
Endokrinologi rancangan pembelajaran semester (rps)  akreditasi 2016Endokrinologi rancangan pembelajaran semester (rps)  akreditasi 2016
Endokrinologi rancangan pembelajaran semester (rps) akreditasi 2016
WiwinUMRAH
 
Definisi hepatitis
Definisi hepatitisDefinisi hepatitis
Definisi hepatitis
Agilannadarajan4
 
Silabus anfis gooood new
Silabus  anfis gooood newSilabus  anfis gooood new
Silabus anfis gooood new
Abdul Jaelani
 
Analisa jurnal kardiovaskuler sinus arrest
Analisa jurnal kardiovaskuler sinus arrestAnalisa jurnal kardiovaskuler sinus arrest
Analisa jurnal kardiovaskuler sinus arrestNovita Nurkamilah
 
Jurnal Tentang Infeksi Saluran Kemih
Jurnal Tentang Infeksi Saluran KemihJurnal Tentang Infeksi Saluran Kemih
Jurnal Tentang Infeksi Saluran Kemih
Asma Wati
 

Viewers also liked (8)

Jurnal ca paru
Jurnal ca paruJurnal ca paru
Jurnal ca paru
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Akibat Kegan...
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Akibat Kegan...Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Akibat Kegan...
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Akibat Kegan...
 
Endokrinologi rancangan pembelajaran semester (rps) akreditasi 2016
Endokrinologi rancangan pembelajaran semester (rps)  akreditasi 2016Endokrinologi rancangan pembelajaran semester (rps)  akreditasi 2016
Endokrinologi rancangan pembelajaran semester (rps) akreditasi 2016
 
Definisi hepatitis
Definisi hepatitisDefinisi hepatitis
Definisi hepatitis
 
Silabus anfis gooood new
Silabus  anfis gooood newSilabus  anfis gooood new
Silabus anfis gooood new
 
Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
Analisa jurnal kardiovaskuler sinus arrest
Analisa jurnal kardiovaskuler sinus arrestAnalisa jurnal kardiovaskuler sinus arrest
Analisa jurnal kardiovaskuler sinus arrest
 
Jurnal Tentang Infeksi Saluran Kemih
Jurnal Tentang Infeksi Saluran KemihJurnal Tentang Infeksi Saluran Kemih
Jurnal Tentang Infeksi Saluran Kemih
 

Similar to Jurnal sistem pakar penyakit hepatitis dengan menggunakan metode certainty factor (CF)

Tugas fti209 konsep_teknologi
Tugas fti209 konsep_teknologiTugas fti209 konsep_teknologi
Tugas fti209 konsep_teknologi
staffpengajar
 
Fauziah, hapzi ali, tugas 3 minggu 9,sistem pendukung keputusan , ut, 2018
Fauziah, hapzi ali, tugas 3 minggu 9,sistem pendukung keputusan , ut, 2018Fauziah, hapzi ali, tugas 3 minggu 9,sistem pendukung keputusan , ut, 2018
Fauziah, hapzi ali, tugas 3 minggu 9,sistem pendukung keputusan , ut, 2018
fauziah_fauziah
 
Farmakologi(forward chaining)
Farmakologi(forward chaining)Farmakologi(forward chaining)
Farmakologi(forward chaining)
Darmanta Siregar
 
Jurnal Sistem Pakar penyakit unggas menggunakan metode certainty factor (CF)
Jurnal Sistem Pakar penyakit unggas menggunakan metode certainty factor (CF)Jurnal Sistem Pakar penyakit unggas menggunakan metode certainty factor (CF)
Jurnal Sistem Pakar penyakit unggas menggunakan metode certainty factor (CF)
roniracuda
 
PEMODELAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HEPATITIS DENGAN MENGGUNAKA...
PEMODELAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HEPATITIS DENGAN MENGGUNAKA...PEMODELAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HEPATITIS DENGAN MENGGUNAKA...
PEMODELAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HEPATITIS DENGAN MENGGUNAKA...
Yadih Si
 
Information and technology in public health perspective
Information and technology in public health perspectiveInformation and technology in public health perspective
Information and technology in public health perspectiveFIRSAOLIVIA2107
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
pjj_kemenkes
 
SIK 9 Strategi PengembanganSistem Informasi kesehatan.pptx
SIK 9 Strategi PengembanganSistem Informasi kesehatan.pptxSIK 9 Strategi PengembanganSistem Informasi kesehatan.pptx
SIK 9 Strategi PengembanganSistem Informasi kesehatan.pptx
EchiDesnawati1
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
pjj_kemenkes
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
pjj_kemenkes
 
PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI JEJARING RUJUKAN KEGAWATDARURA...
PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI JEJARING RUJUKAN KEGAWATDARURA...PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI JEJARING RUJUKAN KEGAWATDARURA...
PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI JEJARING RUJUKAN KEGAWATDARURA...
Carwoto Sa'an
 
Komputasi dalam Bidang Kesehatan - Tugas Softskill
Komputasi dalam Bidang Kesehatan - Tugas SoftskillKomputasi dalam Bidang Kesehatan - Tugas Softskill
Komputasi dalam Bidang Kesehatan - Tugas Softskill
edielast
 
Kb2 persiapan dan perawatan
Kb2 persiapan dan perawatanKb2 persiapan dan perawatan
Kb2 persiapan dan perawatan
pjj_kemenkes
 
inovasi teknologi dalam peningakatan kesejahteraan masyarakat dalam kesehatan
inovasi teknologi dalam peningakatan kesejahteraan masyarakat dalam kesehataninovasi teknologi dalam peningakatan kesejahteraan masyarakat dalam kesehatan
inovasi teknologi dalam peningakatan kesejahteraan masyarakat dalam kesehatan
tesislisnawati435
 
Komputasi modern-di-bidang-kesehatan
Komputasi modern-di-bidang-kesehatanKomputasi modern-di-bidang-kesehatan
Komputasi modern-di-bidang-kesehatan
Aziz Suhendra
 
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, Unive...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, Unive...SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, Unive...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, Unive...
Fitri Febriani
 

Similar to Jurnal sistem pakar penyakit hepatitis dengan menggunakan metode certainty factor (CF) (20)

Tugas fti209 konsep_teknologi
Tugas fti209 konsep_teknologiTugas fti209 konsep_teknologi
Tugas fti209 konsep_teknologi
 
Fauziah, hapzi ali, tugas 3 minggu 9,sistem pendukung keputusan , ut, 2018
Fauziah, hapzi ali, tugas 3 minggu 9,sistem pendukung keputusan , ut, 2018Fauziah, hapzi ali, tugas 3 minggu 9,sistem pendukung keputusan , ut, 2018
Fauziah, hapzi ali, tugas 3 minggu 9,sistem pendukung keputusan , ut, 2018
 
Farmakologi(forward chaining)
Farmakologi(forward chaining)Farmakologi(forward chaining)
Farmakologi(forward chaining)
 
Jurnal Sistem Pakar penyakit unggas menggunakan metode certainty factor (CF)
Jurnal Sistem Pakar penyakit unggas menggunakan metode certainty factor (CF)Jurnal Sistem Pakar penyakit unggas menggunakan metode certainty factor (CF)
Jurnal Sistem Pakar penyakit unggas menggunakan metode certainty factor (CF)
 
10. bab i
10. bab i10. bab i
10. bab i
 
PEMODELAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HEPATITIS DENGAN MENGGUNAKA...
PEMODELAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HEPATITIS DENGAN MENGGUNAKA...PEMODELAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HEPATITIS DENGAN MENGGUNAKA...
PEMODELAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HEPATITIS DENGAN MENGGUNAKA...
 
Information and technology in public health perspective
Information and technology in public health perspectiveInformation and technology in public health perspective
Information and technology in public health perspective
 
Ti kesehatan, 68-81 abas
Ti kesehatan, 68-81 abasTi kesehatan, 68-81 abas
Ti kesehatan, 68-81 abas
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
 
SIK 9 Strategi PengembanganSistem Informasi kesehatan.pptx
SIK 9 Strategi PengembanganSistem Informasi kesehatan.pptxSIK 9 Strategi PengembanganSistem Informasi kesehatan.pptx
SIK 9 Strategi PengembanganSistem Informasi kesehatan.pptx
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
 
PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI JEJARING RUJUKAN KEGAWATDARURA...
PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI JEJARING RUJUKAN KEGAWATDARURA...PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI JEJARING RUJUKAN KEGAWATDARURA...
PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI JEJARING RUJUKAN KEGAWATDARURA...
 
Modul 8 kb 3
Modul 8 kb 3Modul 8 kb 3
Modul 8 kb 3
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Komputasi dalam Bidang Kesehatan - Tugas Softskill
Komputasi dalam Bidang Kesehatan - Tugas SoftskillKomputasi dalam Bidang Kesehatan - Tugas Softskill
Komputasi dalam Bidang Kesehatan - Tugas Softskill
 
Kb2 persiapan dan perawatan
Kb2 persiapan dan perawatanKb2 persiapan dan perawatan
Kb2 persiapan dan perawatan
 
inovasi teknologi dalam peningakatan kesejahteraan masyarakat dalam kesehatan
inovasi teknologi dalam peningakatan kesejahteraan masyarakat dalam kesehataninovasi teknologi dalam peningakatan kesejahteraan masyarakat dalam kesehatan
inovasi teknologi dalam peningakatan kesejahteraan masyarakat dalam kesehatan
 
Komputasi modern-di-bidang-kesehatan
Komputasi modern-di-bidang-kesehatanKomputasi modern-di-bidang-kesehatan
Komputasi modern-di-bidang-kesehatan
 
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, Unive...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, Unive...SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, Unive...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, Unive...
 

Jurnal sistem pakar penyakit hepatitis dengan menggunakan metode certainty factor (CF)

  • 1. APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT HEPATITIS MENGGUNAKAN J2ME DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR Heru Susanto1 , Yuliana Setiowati, S.Kom2 , Afrida Helen, ST, M.Kom2 1 Mahasiswa D3, Teknik Informatika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya – ITS 2 Staf Pengajar, Teknik Informatika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya – ITS Jurusan Teknik Informatika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia Tel: +62 (31) 594 7280; Fax: +62 (31) 594 6114 E-mail : herroe_no1@yahoo.com Abstrak Kegunaan dari suatu peralatan handphone seperti sekarang ini sangatlah beragam. Selain sebagai media komunikasi dalam bentuk panggilan suara ataupun pesan singkat, dalam perkembangannya media ini juga mampu diisi dengan berbagai program aplikasi tambahan untuk kemudahan user. Salah satu bentuk pemanfaatan dari teknologi handphone tersebut adalah tentang pelayanan kesehatan dalam bentuk diagnosa penyakit. Diagnosis penyakit Hepatitis dilakukan untuk membantu user dalam penanganan dan deteksi dini akan penyakit tersebut. Sehingga pelayanan kesehatan dapat lebih cepat dilakukan. Dibangun dengan menggunakan teknologi J2ME (Java 2 Micro Edition) dengan implementasinya dapat berupa perangkat mobile yang tidak memberatkan memori, maka aplikasi ini dibuat. Aplikasi ini merupakan pengembangan dari artificial intelligence yaitu sistem pakar dengan menggunakan metode certainty factor yang mampu menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan. Kata Kunci : J2ME, Diagnosis, Hepatitis dan Certainty Factor Abstract Usefulness from an equipments handphone such as this time very immeasurable. Besides as communications media in the form of call voice or the message , in its growth this media also able to be filled by various additional application program for amenity user. One of forming exploiting from the technology handphone is about health service in the form of diagnose disease. Diagnose disease Hepatitis conducted to assist user in handling and detect early the disease. So that the health service earn conducted quicker. Develop by using technology J2ME (Java 2 Micro Edition) with implementation can be in the form of peripheral mobile which not weigh against memory, hence this application made. This application represent development from artificial intelligence that is expert system by using method of certainty factor capable to show size measure certainty to a fact or order. Keywords : J2ME, Diagnose, Hepatitis and Certainty Factor
  • 2. 2 A. PENDAHULUAN Suatu gejala penyakit dapat merupakan indikasi dari suatu penyakit yang akan diderita. Setiap orang wajib menjaga kesehatannya masing-masing, tetapi pada kenyataannya banyak sekali orang yang lupa atau bahkan meremehkan gejala penyakit yang dideritanya. Maka dengan adanya kemajuan teknologi saat ini, suatu penyakit akan terdeteksi dengan lebih cepat melalui gejala-gejala tersebut. Tidak hanya hal tersebut, dalam hal proses diagnosa dikenal dengan adanya uji tes darah di laboratorium untuk mengetahui jenis penyakit yang diderita oleh pasien secara pasti. Seiring perkembangan teknologi, dikembangkan pula suatu teknologi yang mampu mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan. Sistem pakar merupakan program komputer dapat meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar untuk menyelesaikan suatu masalah yang spesifik. Implementasi sistem pakar banyak digunakan untuk kepentingan komersial karena sistem pakar dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar dalam bidang tertentu ke dalam suatu program, sehingga dapat memberikan keputusan dan melakukan penalaran secara cerdas. Dengan adanya teknologi mobile communication seperti sekarang ini, maka penyajian informasi akan lebih cepat dan mudah. Kesehatan organ hati sangat penting maknanya bagi tubuh manusia. Hati sebagai organ yang memiliki tugas utama sebagai penetral racun ditubuh menjadikan racun-racun yang selama ini masuk melalui tubuh kita dari makanan atau lingkungan mampu dinetralisir oleh hati. Manusia tidak akan hidup tanpa organ hati tersebut. Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah Hepatitis yang terdiri atas berbagai macam tipe. Kebutuhan informasi yang cepat dan tepat dari seorang pakar kesehatan atau dokter spesialis penyakit dalam sangatlah dibutuhkan. Hal inilah yang mendorong pembangunan sebuah sistem pakar diagnosa Hepatitis untuk diwujudkan. Penanganan solusi kesehatan Hepatitis akan sangat banyak membantu terutama dalam hal menjaga kesehatan hati yang mungkin selama ini diabaikan oleh orang-orang. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, dalam pengerjaan proyek akhir ini timbul permasalahan yang akan dihadapi yang diantaranya adalah : 1. Mendiagnosa penyakit Hepatitis melalui penerapan sistem pakar berdasarkan input gejala maupun hasil tes darah. 2. Mengimplementasikan metode Certainty Factor guna proses diagnosa penyakit Hepatitis. 3. Menggunakan teknologi J2ME (Java 2 Micro Edition) sebagai media untuk mengimplementasikan aplikasi tersebut ke dalam mobile device yang ada guna penyajian informasi secara optimal. C. BATASAN MASALAH Batasan yang digunakan acuan pada pembuatan proyek akhir ini yaitu : 1. Mendiagnosis suatu penyakit berdasarkan gejala-gejala fisik yang diderita ditambah dengan uji tes darah. 2. Penyakit yang akan didiagnosis adalah penyakit Hepatitis A, Hepatitis B dan Hepatitis C. 3. Input berupa gejala-gejala penyakit Hepatitis yang menyerang pasien dan hasil tes darah guna akurasi diagnosa. 4. Output berupa identifikasi kemungkinan jenis penyakit Hepatitis yang menyerang pasien serta nilai kepastian terhadap penyakit tersebut. Ditambahkan pula langkah-langkah sehat berupa terapi dan pengobatan sederhana. 5. Spesifikasi aplikasi yang dibuat adalah J2ME Profile ; MIDP 2.1 dan J2ME Configuration ; CLDC 1.1 6. Perhitungan menggunakan metode faktor kepastian (certainty factor) yang menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta. 7. Representasi pengetahuan yang digunakan adalah sistem pakar berbasis rule dan dalam penalaran menggunakan metode backward chaining. 8. Terbatas pada sumber pengetahuan yang didapat, baik dari pakar maupun dari buku dan sumber lain mengenai penyakit Hepatitis. D. TUJUAN Proyek akhir ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem berbasis pengetahuan kedokteran dalam mendiagnosa penyakit Hepatitis yang dapat ditampilkan dalam perangkat mobile, sehingga alasan efisiensi waktu dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan dapat teratasi.
  • 3. 3 E. DASAR TEORI 1. Certainty Factor Certainty Theory ini diusulkan oleh Shortliffe dan Buchanan pada tahun 1975 untuk mengakomadasi ketidakpastian pemikiran (inexact reasoning) seorang pakar. Teori ini berkembang bersamaan dengan pembuatan sistem pakar MYCIN. Team pengembang MYCIN mencatat bahwa dokter sering kali menganalisa informasi yang ada dengan ungkapan seperti misalnya: mungkin, kemungkinan besar, hampir pasti. Untuk mengakomodasi hal ini tim MYCIN menggunakan certainty factor (CF) guna menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap masalah yang sedang dihadapi. Secara umum, rule direpresentasikan dalam bentuk sebagai berikut: IF E1 [AND / OR] E2 [AND / OR] … En THEN H (CF = CFi) imana: E1 ... En : Fakta – fakta (evidence) yang ada. H : Hipotesa atau konklusi yang dihasilkan. CF : Tingkat keyakinan (Certainty Factor) terjadinya hipotesa H akibat adanya fakta – fakta E1 s/d En . Model untuk menghitung Certainty Factor dari Rule Ada dua tahap model yang sering digunakan untuk menghitung tingkat keyakinan (CF) dari sebuah rule adalah sebagai berikut: a. Dengan menggali dari hasil wawancara dengan pakar. Nilai CF(Rule) didapat dari interpretasi „term‟ dari pakar menjadi nilai MD/MB tertentu. Certain Term MD/MB Tidak Tahu/Tidak Ada Mungkin Kemungkinan Besar Hampir Pasti Pasti 0 - 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 b. Menggunakan metode perhitungan. Faktor kepastian (certainty factor) menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan. Notasi Faktor Kepastian : CF[h,e] = MB[h,e] – MD[h,e] Dengan: CF[h,e] : faktor kepastian MB[h,e] : ukuran kepercayaan terhadap hipotesis h MD[h,e] : ukuran ketidakpercayaan terhadap evidence h Nilai evidence dikombinasikan untuk menentukan CF dari suatu hipotesis. Jika e1 dan e2 adalah observasi, maka : Jika ada kaidah lain termasuk dalam hipotesis yang sama tetapi berbeda dalam faktor kepastian maka perhitungan faktor kepastian dari kaidah yang sama dihitung dari penggabungan fungsi untuk faktor kepastian yang didefinisikan sebagai berikut : Kedua model tersebut membutuhkan peran serta aktif dari pakar yang digunakan sebagai domain knowledge. 2. J2ME (JAVA 2 MICRO EDITION) J2ME dirancang untuk dapat menjalankan program Java pada perangkat-perangkat semacam telepon genggam atau PDA yang memiliki memori terbatas. Pada gambar di bawah akan ditunjukkan lingkungan kerja J2ME pada pemrograman Java. Gambar Lingkungan Kerja J2ME J2ME terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut :  Java Virtual Machine (JVM) Komponen ini untuk menjalankan program-program Java pada emulator atau handheld devices.
  • 4. 4  Java API (Application Programming Interface) Komponen ini merupakan kumpulan library untuk menjalankan dan mengembangkan program Java pada handheld devices.  Tools lain untuk mengembangkan aplikasi Java, semacam emulator Java phone, dapat kita lihat contohnya pada gambar 6. J2ME Profile Jika J2ME Configuration menyediakan library-library Java untuk implementasi fitur- fitur standar dari sebuah handheld devices, J2ME Profile menyediakan implementasi- implementasi tambahan yang sangat spesifik dari sebuah handheld devices. Saat ini ada lima kategori J2ME Profile, yakni: Mobile Information Device Profile (MIDP) Foundation Profile (FP) Personal Profile RMI Profile Personal Digital Assistance Profile MIDP (Mobile Information Device Profile) MIDP menyediakan library-library Java untuk implementasi dasar interface (GUI), implementasi jaringan (networking), database, dan timer. MIDP dirancang khusus untuk wireless phone dan pager. MIDP Record Store Dalam perangkat handphone berbasis Java, disediakan media penyimpanan yang bersifat non-volatile. Artinya jika kita menyimpan pada media yang non-volatile, semacam disket, hardisk, data tersebut tidak akan hilang jika terjadi kehilangan energi listrik. Media penyimpanan non-volatile ini dalam MIDlet dikenal dengan nama RMS (Record Management System).  Manajemen Record Store Untuk membuka recordstore menggunakan fungsi statik. public static RecordStore openRecordStore(String recordStoreName, boolean createIfNecessary) throws RecordStoreException, RecordStoreFullException, RecordStoreNotFoundException Parameter recordStoreName adalah nama database yang akan dibuat, parameter createIfNecessary dapat bernilai true/false. Jika diset true, maka jika recordstore tidak ditemukan, otomatis akan langsung dibuat. Jika diset false, dan recordstore tidak ditemukan, maka melempar RecordStoreNotFoundException.  Menambah Data pada RecordStore Data dalam database RMS menggunakan array of bytes. Untuk menambah record baru menggunakan fungsi addRecord(). public int addRecord(byte[] data, int offset, int numBytes) throws RecordStoreNotOpenException, RecordStoreException, RecordStoreFullException. Parameter : byte[] data : array bit data yang akan ditambahkan ke RecordStore int offset : index awal array data yang akan ditambahkan. int numBytes : panjang bit data yang akan ditambahkan.  Mengambil Data dari RecordStore Untuk mengambil data dari RecordStore. Fungsi yang digunakan adalah getRecord(). public byte[] getRecord(int RecordID) throws RecordStoreNotOpenException, InvalidRecordIDException, RecordStoreException RecordID : nomor RecordID yang akan diambil datanya.  Menghapus Data dari RecordStore. Untuk menghapus data dari RecordStore, fungsi yang digunakan adalah deleteRecord(int RecordID) public void deleteRecord(int RecordID) throws RecordStoreNotOpenException, InvalidRecordIDException, RecordStoreException  Mengganti Data dari RecordStore Untuk mengganti data dari RecordStore, fungsi yang digunakan setRecord(). public void setRecord(int RecordID, byte[] newData, int offset, int numBytes) throws RecordStoreNotOpenException, InvalidRecordIDException, RecordStoreException, RecordStoreFullException.  Mendapatkan Informasi RecordStore Setiap record ditandai dengan RecordID. Mencari RecordID berikutnya menggunakan fungsi getNextRecordID() dan untuk mengetahui jumlah record dengan fungsi getNumRecords().  Menampilkan Daftar RecordStore. Untuk mendapatkan semua recordstore yang terdapat pada MIDlet dapat menggunakan fungsi listRecordStores(). Jika tidak ada RecordStore maka akan mengembalikan nilai null. public static String[]listRecordStores()  Menghapus RecordStore Untuk menghapus RecordStore yang ada dalam sistem, Anda bisa menggunakan
  • 5. 5 fungsi berikut : public void static deleteRecordStore(String name) Parameter name merupakan RecordStore yang akan dihapus. F. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK 1. Blok Diagram Perancangan Sistem RMS Database (Data Gejala- gejala penyakit, nilai MD dan MB) Telpon Genggam dengan Fitur Java MIDP Sistem Pakar Aplikasi Diagnosis J2ME Diagnosa (Input) Hipotesa (Output) USER Gambar Perancangan Sistem START Data gejala penyakit dan/atau hasil tes darah serta data MB dan MD Input Gejala dan/ atau hasil Tes Darah dari User Ada Input Perhitungan nilai MB dan MB baru Perhitungan nilai CF Output tingkat CF, hipotesa diagnosis dan langkah terapi pengobatan STOP N Y Gambar Diagram Flowcart Sistem 2. Perancangan Data Dalam perancangan data, akan dijelaskan mengenai data-data yang terdapat dalam sistem sesuai dengan fungsinya sebagai data input sistem. Data-data tersebut adalah data tentang berbagai jenis penyakit Hepatitis beserta gejala- gejala klinis yang ditimbulkannya. Serta data hasil uji lab / Tes Darah berkaitan dengan penyakit tersebut. Data tersebut masih ditambah dengan data nilai MB dan MD hasil dari interpertasi pakar (dapat dilihat pada lampiran). Data tersebut merupakan data awal sebagai inputan dari sistem sebelum diproses menjadi data output. 3. Penyusunan Basis Data Basis Data merupakan suatu media penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan data-data penunjang sebagai inputan sistem dan kemudian diolah menjadi output sistem. Basis Data yang dibuat pada proyek akhir ini menggunakan RMS (Record Management System). Gambar Desain dan Representasi RMS User Perangkat Mobile Proses Diagnosa Fisik dan/atau Uji Tes Darah Proses Penghitungan Hasil Diagnosa Memasukkan gejala dan/atau hasil tes darah Gambar Data Flow Diagram Level 0 User User Perangkat Mobile Diagnosa Gejala Fisik Uji Tes Darah Nilai MB dan MD Gejala Fisik Nilai MB dan MD Tes Darah Memasukkan gejala dan/atau hasil tes darah Hasil Diagnosa Data MB dan MD Data MB dan MD Proses Penghitungan CF Proses Penghitungan CF Diagnosa Lanjut Gambar Data Flow Diagram Level 1 G. PENGUJIAN Untuk proses pengujian kali ini, akan dipilih 2 gejala yang ada yaitu : Gejala mirip Flu dan Nyeri Perut. Maka lakukan penandaan atas 2 gejala tersebut pada menu Diagnosa. Gambar Pemilihan Gejala yang Diderita Setelah dilakukan pemilihan gejala, maka tekan navigasi OK. Maka akan muncul halaman hasil yang menunjukkan hipotesa / hasil diagnosa penyakit yang diderita. Gejala String() Value MB float() Value MD float() DATA
  • 6. 6 Gambar Hasil Diagnosa Gejala Fisik Dari hasil diagnosa tersebut dapat dilakukan cetak laporan sebagai medical reporting bagi user untuk melakukan tindakan selanjutnya dalam proses pengobatan maupun penyembuhannya. Dengan mengakses menu ini maka akan muncul file teks baru pada memory card dengan nama report.txt. Gambar Laporan Diagnosa Maka nilai CF tertinggi adalah Hepatitis A dengan nilai CF = 0,52885 dan kondisi derajat CF = MUNGKIN (lihat Tabel 2.1). Prosedur pengujian kemudian dilanjutkan dengan mengakses menu Uji Tes Darah yaitu melakukan tes darah pada sistem. Sebelum melakukan tes darah ini,. Terlebih dahulu user melakukan tes darah secara sebenarnya di laboratorium, kemudian hasil tes tersebut akan dijadikan sebagai parameter masukan pada proses ini. Lakukan pengujian dengan masukan status antibodi IgM positif dan antibodi IgG negatif untuk parameter Hepatitis A. Gambar Uji Tes Darah Maka dengan mengakses navigasi OK, akan muncul halaman hasil tes darah. Gambar Hasil Uji Tes Darah Tampak cukup signifikan untuknilai CF Hepatitis A yaitu 0,990577 dengan kondisi derajat CF = HAMPIR PASTI (lihat Tabel 2.1). Langkah selanjutnya dapat dilakukan Cetak Laporan hasil tes darah ini. Maka akan muncul file teks baru pada memory card dengan nama reportTesDarah.txt. Gambar Laporan Diagnosa Tes darah Perhitungan Manual Pada pengujian ini dicoba untuk melakukan perhitungan secara manual untuk dibandingkan dengan hasil pada pengujian sistem sebelumnya. Sebagai contoh sebelumnya yaitu dipilih gejala “Gejala mirip Flu” dan gejala “Nyeri Perut” dimana akan dilakukan perhitungan untuk penyakit Hepatitis A, Hepatitis B dan Hepatitis C. Tabel Nilai MB dan MD Gejala mirip Flu Gejala mirip Flu Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C MB MD MB MD MB MD 0,21 0,015 0,17 0,015 0,17 0,015 Tabel Nilai MB dan MD Nyeri Perut Nyeri Perut Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C MB MD MB MD MB MD 0,46 0,03 0,31 0,02 - -
  • 7. 7 Dengan menggunakan rumus : MB Baru = MB I + MB II * ( 1-MB I ) MD Baru = MD I + MD II * ( 1-MD I ) Ket : MB I = Nilai MB gejala I MB II = Nilai MB gejala II MD I = Nilai MD gejala I MD II = Nilai MD gejala II Didapat nilai untuk setiap penyakit hepatitis A, B dan C :  Perhitungan Hepatitis A MB baru = 0,21 + 0,46 * (1 – 0,21) = 0,5734 MD baru = 0,015 + 0,03 * (1 – 0,015) = 0,04455  Perhitungan Hepatitis B MB baru = 0,17 + 0,31 * (1 – 0,17) = 0,4273 MD baru = 0,015 + 0,02 * (1 – 0,015) = 0,0347  Perhitungan Hepatitis C MB baru = 0,17 + 0 * (1 – 0,17) = 0,17 MD baru = 0,015 + 0 * (1 – 0,015) = 0,015 Menghitung nilai CF untuk masing-masing hipotesa penyakit :  Perhitungan Hepatitis A CF Hepatitis A = 0,5734 – 0,04455 = 0,52885  Perhitungan Hepatitis B CF Hepatitis B = 0,4237 – 0,0347 = 0,3926  Perhitungan Hepatitis C CF Hepatitis C = 0,17 – 0,015 = 0,155 Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka hasilnya sama dengan pengujian pada sistem. Bahwa nilai CF tertinggi dimiliki oleh penyakit hepatitis A dengan kondisi derajat CF = MUNGKIN. Selain mendiagnosa gejala fisik, sistem juga mampu mendiagnosa melalui hasil uji tes darah. User telah mengisi untuk paremeter Hepatitis A dengan status antibodi IgM positif dan antibodi IgG negatif. Berikut perhitungan nilai CF baru atas hasil tes darah tersebut : Tabel Nilai MB dan MD Tes Darah antibodi IgM antibodi IgG MB MD Positif Negatif 0.99 0.01 Maka dengan menggunakan rumus CF combine, nilai akhir CF dapat dihitung dengan menggunakan rumus : CFCOMBINE = CF1+CF2*(1-CF1) Ket : CF1 = Nilai CF pada diagnosa fisik CF2 = Nilai CF pada hasil tes darah Didapat nilai untuk setiap penyakit hepatitis A, B dan C : CF tes darah Hepatitis A = 0,99 – 0,01 = 0,98 CF tes darah Hepatitis B = 0 CF tes darah Hepatitis C = 0 Maka nilai akhir CF untuk masing-masing hipotesa penyakit : CFCOMBINE Hepatitis A = 0,52885 + 0,98 * (1- 0,52885) = 0,990577 CFCOMBINE Hepatitis B = 0,3926 + 0 * (1- 0,3926) = 0,3926 CFCOMBINE Hepatitis C = 0,155 + 0 * (1-0,155) = 0,155 Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka hasilnya sama dengan pengujian pada sistem. Bahwa nilai CF tertinggi dimiliki oleh penyakit hepatitis A dengan kondisi derajat CF = HAMPIR PASTI. H. ANALISA Hasil dari uji coba aplikasi diagnosis telah memenuhi tujuan dari pembuatan perangkat lunak yang telah dipaparkan. Sistem ini dapat melakukan proses penalaran suatu data yang berupa gejala untuk mencari suatu informasi terhadap suatu hipotesa penyakit. Dari masukan gejala yang akan diberikan oleh user dalam sistem, terdapat kemungkinan nilai untuk setiap hipotesa Hepatitis A, B maupun C hanya memiliki nilai selisih yang kecil. Hal ini terjadi bila masing-masing gejala masukan memiliki bobot yang hampir sama atas penyakit tersebut. Maka untuk mendapatkan nilai yang signifikan atas hipotesa penyakit tersebut disarankan untuk melakukan tes darah. Hasil uji tes darah akan menjadi tolak ukur tertinggi pada proses diagnosa ini. Pada tes darah lebih bersifat pasti karena pada proses yang sebenarnya, tes darah juga memiliki pertimbangan yang sangat besar untuk diagnosa penyakit yang biasa dilakukan oleh dokter- dokter di sekeliling kita. I. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian dan analisa yang telah di bahas pada bab sebelumnya maka dapat diberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil perbandingan antara diagnosa dengan menggunakan sistem dan tanpa menggunakan sistem menunjukkan sistem sudah mampu mendeteksi penyakit dengan
  • 8. 8 baik dan hasilnya sama melalui masukan gejala fisik. 2. Gejala fisik maupun uji tes darah masukan dari user akan diolah dalam proses diagnosa menjadi hipotesa penyakit yang diderita menggunakan nilai certainty factor tertinggi. J. SARAN Dari beberapa kesimpulan yang telah diambil, maka dapat dikemukakan saran-saran yang akan sangat membantu untuk pengembangan perangkat lunak ini selanjutnya. 1. Diharapkan untuk pengembangan selanjutnya dapat membuat aplikasi yang lebih kompleks. Dengan penambahan pola diagnosa baru yang tidak menyulitkan akan dirasa sangat berharga, seperti penambahan masukan berupa gambar atau video bagian tubuh yang akan menjadi bahan masukan proses diagnosa. 2. Pengembangan selanjutnya diharapkan memiliki tingkat efektifitas yang baik dalam konsumsi memori saat aplikasi dijalankan karena keterbatasan kapasitas memori runtime pada J2ME di perangkat mobile. K. DAFTAR PUSTAKA [1] Arhami, Muhammad. “Konsep Dasar Sistem Pakar”, Yogyakarta: Andi, 2005. [2] Astrid, Deasy. Proyek Akhir “Pembangunan Sistem Pakar Pada Perangkat Mobile Dengan Wml Dan Php Untuk Penyakit Paru Pada Anak”. Surabaya: 2006. [3] Green, Chris W, “Hepatitis Virus dan HIV”, Yayasan Spiritia: 2005. [4] Gregorius S. Budhi, “Proposal penerapan Probabilitas Penggunaan Fakta guna menentukan Certainty Factor sebuah Rule pada Rule Base Expert System”, Surabaya: 2004. [5] Kusrini. Seminar ilmiah, “Kuantifikasi Pertanyaan Untuk Mendapatkan Certainty Factor Pengguna Pada Aplikasi Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit”, Yogyakarta: 2006. [6] Merritt, Dennis, “Building Expert Systems in Prolog”, Amzi! Inc, USA: 2001. [7] Pradana, Candra Putra, “Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mobile Device”, Yogyakarta: 2007. [8] Riggs, Roger dkk, ”Programming Wireless Devices with the Java™ 2 Platform, Micro Edition, Second Edition”, Addison Wesley, USA: 2003. [9] Rosa AS, ”Pemrograman J2ME (Belajar Cepat Pemrograman Perangkat Telekomunikasi Mobile)”, Bandung: 2008. [10] Topley, Kim, “J2ME in a Nutshell”, O'Reilly, USA: 2002. [11] Ubaidurrahman. Proyek Akhir, “Sistem Pakar Untuk Diagnosa Troubleshooting Komputer Menggunakan Metode Certainty Factor”, Yogyakarta: 2006.