1. Penelitian ini bertujuan mengetahui dampak penerapan model pembelajaran kooperatif tipe PBCG terhadap hasil belajar siswa pada subkonsep sistem indera manusia.
2. Hasil analisis menunjukkan peningkatan hasil belajar sebesar 54% dan keterampilan siswa di atas 80% setelah diterapkannya model PBCG.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe PBCG efektif meningkatkan hasil belajar sis
Jurnal dina amalia (5215095035) , pevote vol 4, no.7, september 2009SODRI UNJ
Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar KKPI siswa SMK Negeri 1 Jakarta melalui model pemecahan masalah dan penilaian portofolio. Penelitian dilakukan selama empat siklus dengan menggunakan metode pemecahan masalah dan penilaian portofolio berupa jobsheet dan tugas. Hasilnya menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa setelah menerapkan penilaian berbasis portofolio dan pemecahan masalah.
Desain pembelajaran memerlukan kompetensi guru untuk merencanakan pembelajaran yang efektif dengan mempertimbangkan tujuan, analisis kebutuhan peserta didik, dan strategi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
Jurnal dina amalia (5215095035) , pevote vol 4, no.7, september 2009SODRI UNJ
Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar KKPI siswa SMK Negeri 1 Jakarta melalui model pemecahan masalah dan penilaian portofolio. Penelitian dilakukan selama empat siklus dengan menggunakan metode pemecahan masalah dan penilaian portofolio berupa jobsheet dan tugas. Hasilnya menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa setelah menerapkan penilaian berbasis portofolio dan pemecahan masalah.
Desain pembelajaran memerlukan kompetensi guru untuk merencanakan pembelajaran yang efektif dengan mempertimbangkan tujuan, analisis kebutuhan peserta didik, dan strategi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas beberapa model pengajaran yang dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu kelompok model pengolahan informasi, kelompok model pengajaran sosial, kelompok model pengajaran personal, dan kelompok sistem perilaku. Setiap kelompok terdiri atas beberapa model pengajaran dengan penjelasan strategi dan tahapan pelaksanaannya.
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk belajar dalam kelompok kecil dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Terdapat beberapa tipe model pembelajaran kooperatif seperti STAD, TGT, dan Jigsaw yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu dalam pelaksanaannya. Model ini bertujuan untuk memotivasi siswa saling belajar dan menghargai kerja sama.
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”Dwi Budiwiwaramulja
Model pembelajaran "ANTUSIAS" dirancang untuk meningkatkan semangat belajar siswa dengan menggunakan lima tahapan yaitu analisis, tata ulang, selaras, implementasi, dan awasi. Tahapan-tahapan tersebut mencakup kegiatan seperti menganalisis kebutuhan belajar siswa, merancang tujuan dan strategi pembelajaran, menyelaraskannya dengan sistem informasi multimedia, mengimplementasikan hasil perancangan ke kelas, serta
Model pembelajaran kooperatif didasarkan pada teori-teori kognitif Piaget dan Vygotsky serta teori psikologi sosial Dewey yang menempatkan interaksi sosial sebagai faktor penting dalam pembelajaran. Model ini perlu diterapkan karena mampu mengurangi dampak negatif kompetisi dan memberikan manfaat seperti hasil belajar yang lebih baik serta peningkatan kepercayaan diri dan keterampilan sosial peserta didik.
Makalah ini membahas tentang pembelajaran kontekstual (CTL) dan pembelajaran berbasis kearifan lokal (PAIKEM). CTL adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa untuk menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata. PAIKEM adalah pendekatan yang memanfaatkan nilai-nilai budaya lokal dalam pembelajaran. Makalah ini juga menjelaskan karakteristik, penerapan, serta kele
Model pengajaran terdiri daripada lima komponen utama: analisis, rekabentuk, pembangunan, pelaksanaan dan penilaian. Komponen-komponen ini saling berhubung untuk memastikan proses pengajaran dan pembelajaran berjalan dengan cekap dan berkesan.
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran efektif yang meliputi definisi pembelajaran, ciri-ciri pembelajaran efektif seperti menggunakan metode jigsaw, kritik terbuka, penilaian rekan sekelompok, pendekatan bermain dalam pembelajaran, dan menguasai kemahiran belajar. "
Model pembelajaran tutorial adalah suatu pola pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran secara mandiri. Tutorial memberikan bimbingan dan bantuan kepada siswa untuk belajar secara efektif. Metode tutorial menyampaikan materi pelajaran dalam bentuk modul yang dipelajari siswa secara independen dengan konsultasi periodik. Fungsinya untuk meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa dan pemahaman materi pelaj
Dokumen tersebut membahas tentang pengajaran berpusat pada siswa dan pendekatan konstruktivis dalam pengajaran. Teori konstruktivis menekankan bahwa siswa harus menjadikan informasi baru menjadi miliknya sendiri melalui proses konstruksi pengetahuan. Pembelajaran kooperatif digunakan untuk memfasilitasi proses konstruksi pengetahuan dengan bekerja sama dalam kelompok kecil. Guru perlu mengajarkan pemecahan masalah
Teks tersebut membahas beberapa model pembelajaran dan pendekatan yang ada, termasuk model interaksi sosial, pemrosesan informasi, personal, modifikasi tingkah laku, dan desain pembelajaran.
Dokumen tersebut merangkum tentang penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 9 Lawa untuk menangani rendahnya capaian nilai rata-rata siswa dalam IPS.
Dokumen tersebut membahas beberapa model pengajaran yang dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu kelompok model pengolahan informasi, kelompok model pengajaran sosial, kelompok model pengajaran personal, dan kelompok sistem perilaku. Setiap kelompok terdiri atas beberapa model pengajaran dengan penjelasan strategi dan tahapan pelaksanaannya.
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk belajar dalam kelompok kecil dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Terdapat beberapa tipe model pembelajaran kooperatif seperti STAD, TGT, dan Jigsaw yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu dalam pelaksanaannya. Model ini bertujuan untuk memotivasi siswa saling belajar dan menghargai kerja sama.
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”Dwi Budiwiwaramulja
Model pembelajaran "ANTUSIAS" dirancang untuk meningkatkan semangat belajar siswa dengan menggunakan lima tahapan yaitu analisis, tata ulang, selaras, implementasi, dan awasi. Tahapan-tahapan tersebut mencakup kegiatan seperti menganalisis kebutuhan belajar siswa, merancang tujuan dan strategi pembelajaran, menyelaraskannya dengan sistem informasi multimedia, mengimplementasikan hasil perancangan ke kelas, serta
Model pembelajaran kooperatif didasarkan pada teori-teori kognitif Piaget dan Vygotsky serta teori psikologi sosial Dewey yang menempatkan interaksi sosial sebagai faktor penting dalam pembelajaran. Model ini perlu diterapkan karena mampu mengurangi dampak negatif kompetisi dan memberikan manfaat seperti hasil belajar yang lebih baik serta peningkatan kepercayaan diri dan keterampilan sosial peserta didik.
Makalah ini membahas tentang pembelajaran kontekstual (CTL) dan pembelajaran berbasis kearifan lokal (PAIKEM). CTL adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa untuk menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata. PAIKEM adalah pendekatan yang memanfaatkan nilai-nilai budaya lokal dalam pembelajaran. Makalah ini juga menjelaskan karakteristik, penerapan, serta kele
Model pengajaran terdiri daripada lima komponen utama: analisis, rekabentuk, pembangunan, pelaksanaan dan penilaian. Komponen-komponen ini saling berhubung untuk memastikan proses pengajaran dan pembelajaran berjalan dengan cekap dan berkesan.
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran efektif yang meliputi definisi pembelajaran, ciri-ciri pembelajaran efektif seperti menggunakan metode jigsaw, kritik terbuka, penilaian rekan sekelompok, pendekatan bermain dalam pembelajaran, dan menguasai kemahiran belajar. "
Model pembelajaran tutorial adalah suatu pola pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran secara mandiri. Tutorial memberikan bimbingan dan bantuan kepada siswa untuk belajar secara efektif. Metode tutorial menyampaikan materi pelajaran dalam bentuk modul yang dipelajari siswa secara independen dengan konsultasi periodik. Fungsinya untuk meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa dan pemahaman materi pelaj
Dokumen tersebut membahas tentang pengajaran berpusat pada siswa dan pendekatan konstruktivis dalam pengajaran. Teori konstruktivis menekankan bahwa siswa harus menjadikan informasi baru menjadi miliknya sendiri melalui proses konstruksi pengetahuan. Pembelajaran kooperatif digunakan untuk memfasilitasi proses konstruksi pengetahuan dengan bekerja sama dalam kelompok kecil. Guru perlu mengajarkan pemecahan masalah
Teks tersebut membahas beberapa model pembelajaran dan pendekatan yang ada, termasuk model interaksi sosial, pemrosesan informasi, personal, modifikasi tingkah laku, dan desain pembelajaran.
Dokumen tersebut merangkum tentang penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 9 Lawa untuk menangani rendahnya capaian nilai rata-rata siswa dalam IPS.
Beberapa model pembelajaran yang dijelaskan dalam dokumen tersebut adalah model kooperatif, contextual teaching and learning (CTL), mind mapping, dan artikulasi. Model kooperatif menekankan kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk saling membantu memahami materi, sedangkan CTL menghubungkan materi dengan konteks kehidupan nyata siswa. Model mind mapping dapat mengembangkan kreativitas siswa, dan model artikulasi menuntut siswa aktif
Paragraf tersebut membahas model pembelajaran snowball throwing. Model ini melibatkan siswa secara aktif dalam membangun pengetahuan melalui pertanyaan, diskusi kelompok, dan menjawab pertanyaan teman. Model ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman siswa secara mendalam melalui kerjasama dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Buku ini membahas model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivisme seperti pengajaran langsung, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan pembelajaran model diskusi. Setiap model dijelaskan langkah-langkah pelaksanaannya beserta refleksi manfaat model tersebut dalam pembelajaran.
Model pembelajaran dalam pendidikan jasmani membahas beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru penjas di sekolah, diantaranya model pembelajaran konvensional, inkuiri, kooperatif, dan taktis. Setiap model memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda-beda sehingga perlu dipilih sesuai kondisi siswa dan materi pembelajaran.
Bab ini membahas strategi pembelajaran konstruktivisme dan hasil belajar. Strategi pembelajaran konstruktivisme mencakup pengajaran berbasis masalah, kooperatif, kerja, inquiry, tugas, dan layanan. Konstruktivisme menekankan pengetahuan dibangun oleh pengalaman. Tahapan belajar mengajar konstruktivisme terdiri dari pemanasan, eksplorasi, konsolidasi, pembentukan sikap, dan penilaian. Hasil bel
Bab pertama membahas tentang model pembelajaran terpadu yang merupakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep secara holistik dan otentik. Bab kedua membahas landasan teori pembelajaran terpadu yang meliputi teori perkembangan, konstruktivisme, vygotsky, bandura dan bruner. Bab ketiga membahas model kurikulum pembelajaran terpadu yang meliputi
Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar KKPI siswa SMK Negeri 1 Jakarta melalui model pemecahan masalah dan penilaian portofolio. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode pemecahan masalah dan penilaian berbasis portofolio untuk mengukur peningkatan penguasaan materi siswa. Hasilnya menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan terse
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHInterest_Matematika_2011
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match untuk pembelajaran matematika. Model ini melatih siswa bekerja sama dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar melalui kegiatan mencari pasangan soal dan jawaban dalam suasana menyenangkan. Model ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa dan motivasi belajar melalui aktivitas kelompok.
Model pembelajaran yang dijelaskan dalam dokumen tersebut mencakup pengertian, dasar pertimbangan pemilihan, ciri-ciri, jenis-jenis model berdasarkan teori, dan beberapa model desain pembelajaran seperti model PPSI, Glasser, Gerlach dan Ely, serta Kemp. Beberapa model pembelajaran yang dijelaskan lebih lanjut meliputi pembelajaran kontekstual, kooperatif, berbasis masalah, berbasis komputer, dan PAKEM.
1. LEMBAR PENGESAHAN
JURNAL
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PBCG (Practice
and Bridge Card Games) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA SUBKONSEP SISTEM INDERA MANUSIA DI KELAS XI
Bandung, Juli 2012
Telah disetujui oleh salah satu dosen pembimbing
Pembimbing
Dra. Hj.Lilis Suhaerah.,M.Kes.
NIP.196204051985112001
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2012
2. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PBCG (Practice
and Bridge Card Games) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA SUBKONSEP SISTEM INDERA MANUSIA DI KELAS XI
Delita Septia Rosdiana
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi
H. Dadi Setia Adi, Ph.D. dan Dra.Lilis Suhaerah.,M.Kes.
Dosen Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNPAS
Penelitian ini bertujuan mengetahui dampak dari penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe PBCG terhadap hasil belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode pre-eksperimen. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Bandung dengan sampel sebanyak satu kelas yang ditentukan dengan
metode purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis tes dengan menggunakan uji t
didapatkan hasil thit (33,55), sedangkan t(0,01) yaitu 2,74. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan. Dengan persentase peningkatan hasil (gain) sebesar 0,54
atau sebesar 54% yang terkategorikan sedang. Pada keterampilan siswa yang diukur dengan
lembar performance setiap kelompok siswa rata-rata nilai persentase di atas 80%. Dapat
dikatakan tingkat keterampilan siswa dalam pembelajaran sangat baik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe PBCG
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sistem indera manusia. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe PBCG dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe PBCG, Sistem Indera Manusia.
3. PENDAHULUAN kerja kelompok dan dalam waktu
singkat membuat mereka berpikir
1. Latar Belakang
tentang materi pelajaran (Silberman,
Permasalahan yang muncul di 2009: xxii).
dunia pendidikan khususnya di
lingkungan sekolah adalah selama a. Rumusan Masalah
proses pembelajaran yang berdampak
pada hasil belajar. Sebab selama ini Rumusan masalah pada
hanya berupa proses transfer informasi penelitian ini adalah : Apakah
yang dilakukan oleh guru tanpa penerapan model kooperatif tipe
melibatkan peran serta siswa pada saat PBCG dapat meningkatkan hasil
pembelajaran. belajar siswa pada subkonsep sistem
Keberhasilan belajar banyak indera di kelas XI?
sekali faktor-faktor yang berpengaruh Dari rumusan masalah yang
antara lain tujuan, guru, anak didik, telah dibuat maka penulis membuat
kegiatan pengajaran dan evaluasi batasan masalah agar permasalahan
(Fathurrahman, 2007 : 115). lebih terarah, yaitu :
Model pembelajaran a. Penelitian dilakukan pada kelas XI
kooperatif tipe PBCG merupakan IPA pada semester 2.
modifikasi model pembelajaran b. Analisis data didasarkan pada hasil
kooperatif-aktif Indeks Card Match belajar siswa berupa penguasaan
(ICM) yang mana mengolaborasikan konsep siswa dalam ranah kognitif
antara metode praktikum dengan serta keterampilan siswa dalam
metode memasangkan kartu. Model ranah psikomotor sesuai dengan
pembelajaran kooperatif merupakan taksonomi bloom.
model pembelajaran yang melibatkan c. Model pembelajaran yang
siswa secara berkelompok yang mana digunakan adalah model
sebuah proses pembelajaran yang pembelajaran kooperatif tipe PBCG
kesatuan sumber kumpulan strategi- (Practice and Bridge Card Games).
strategi pembelajaran yang
komprehensif. Belajar aktif meliputi
berbagai cara untuk membuat peserta
didik aktif sejak awal melalui
aktifitas-aktifitas yang membangun
4. DASAR TEORITIS yang telah dipelajarinya selama
proses pembelajaran baik secara
A. Hasil Belajar
pengetahuan, keterampilan serta
Dalam menilai keberhasilan
sikap yang tampak setelah proses
pembelajaran siswa di sekolah
belajar.
tentunya bagaimana menilai
B. Model Pembelajaran
terhadap tingkat keberhasilan atas
Model pembelajaran dapat
proses pembelajaran yang telah
didefinisikan sebagai kerangka
dilakukan oleh guru di kelas.
konseptual yang melukiskan prosedur
Berdasarkan pernyataan tersebut
sistematis dalam mengorganisasikan
maka didukung pula oleh
pengalaman belajar untuk mencapai
pengertian hasil belajar menurut
tujuan belajar. Menurut Arends, model
para ahli sebagai berikut :
pembelajaran mengacu pada
a. Menurut Sudjana (2000 : 53)
pendekatan yang akan digunakan,
(dalam Sri Muhidah, 2010 :21)
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
hasil belajar adalah produk
pembelajaran, lingkungan
(output) yang dihasilkan dari
pembelajaran, dan pengelolaan kelas
proses pembelajaran yang
(Suprijono, 2012 : 46).
harus dikuasai siswa dalam
bentuk : (a) kemahiran
C. Model Pembelajaran Kooperatif
intelektual (b) informasi verbal
Salah satunya adalah
(c) mengatur kegiatan
pembelajaran kooperatif, model
intelektual (d) keterampilan
pembelajaran ini merujuk pada
motorik.
berbagai macam metode pengajaran di
b. Menurut Gagne
mana para siswa bekerja dalam
(Dahar,1996:11) hasil belajar
kelompok-kelompok kecil untuk saling
merupakan suatu gambaran
membantu satu sama lainnya dalam
hasil dari tujuan-tujuan yang
mempelajari materi pelajaran (Slavin,
harus dicapai dalam
2005 : 4).
pembelajaran.
Menurut Suprijono (2012 : 58)
Oleh karena itu dapat
model pembelajaran kooperatif akan
disimpulkan bahwa hasil belajar
dapat menumbuhkan pembelajaran
merupakan tingkat kemampuan
efektif yaitu pembelajaran yang
siswa dalam menguasai materi
bercirikan : (1) “memudahkan siswa
5. belajar” sesuatu yang “bermanfaat” 1. Praktikum membangkitkan
seperti fakta, keterampilan, nilai, motivasi belajar.
konsep, dan bagaimana hidup serasi 2. Praktikum dapat
dengan sesama; (2) pengetahuan, nilai, mengembangkan keterampilan
dan keterampilan diakui oleh mereka dasar melakukan eksperimen.
yang berkompeten menilai. 3. Praktikum menjadi wahana
D. Model Pembelajaran Kooperatif tipe belajar pendekatan ilmiah.
PBCG (Practice and Bridge Card 4. Praktikum dapat menunjang
Games) materi pelajaran
Pada penelitian ini model
pembelajaran kooperatif tipe PBCG Metode Bridge Card Games
(Practice and Bridge Card Games) yang Berdasarkan pernyataan
di maksud adalah model pembelajaran sebelumnya dikatakan bahwa
yang mengkolaborasikan dua metode metode bridge card games
belajar yaitu metode praktikum dan merupakan adopsi dari metode
metode Bridge Card Games (BCG) yang indeks card match yang secara
diadopsi dari Indeks Card Match (ICM) sintaks atau langkah
yang kedua-duanya secara teknis pembelajarannya hampir sama.
dilakukan secara berkelompok. Dalam Bridge card merupakan sebuah
usaha pengkolaborasian ini menjadikan metode permainan yang biasa
siswa mampu bekerja sama dalam dimainkan oleh masyarakat. Bridge
kelompok serta mampu bertanggung jawab adalah permainan kartu yang
terhadap apa yang menjadi tugas masing- mengandalkan baik kemampuan
masing dari setiap siswa. bermain maupun keuntungan.
Metode Praktikum (Senapatama.2011.Permainan
Practice atau kita kenal dengan kartu bridge. (Online) tersedia
metode praktikum merupakan kegiatan dalam
dalam pembelajaran IPA merupakan http://senapatama.blogspot.com/201
bagian integral dari belajar mengajar, 1/10/permainan-kartu-bridge.html)
khusus biologi (Rika dan Toto, 2009 : Pada model PBCG materi
75, dalam Liana,2012 :12). Woulnough disampaikan selama kegiatan
dan Allshop mengemukakan kegiatan praktikum.
praktikum, antara lain :
6. Sintaks atau langkah g. Dan sisa dari kartu A
pembelajarannya adalah sebagai digabungkan ke dalam
berikut : kelompok kartu B kemudian
a. Siswa dibagi ke dalam beberapa dikocok kembali.
kelompok, yang terdiri dari 4 h. Ketua kelompok bertugas
orang setiap anggotanya membuka tumpukan kartu
b. Kemudian siswa mendapatkan kelompok B, lalu setiap anggota
LKS sesuai dengan materi yang kelompok mencocokkan dari
sedang dipelajari. setiap kartu,
c. Siswa mengerjakan Lembar i. Setelah kartu di tangan
Kerja Siswa yang telah kelompok habis, siswa
disediakan untuk melakukan mendapatkan kertas kunci
observasi dalam kegiatan jawaban untuk mencocokkan
praktikum sesuai dengan materi pasangan kartu yang benar. Bila
yang sedang dipelajari. pasangan kartunya benar maka
d. Siswa setelah mengerjakan mendapatkan nilai 25 poin dari
lembar LKS tersebut kemudian satu pasang kartu yang benar,
siswa duduk perkelompok dan apabila siswa memasangkan
mendapatkan satu paket kartu kartu yang salah maka siswa
yang terdiri dari sepasang kartu mendapatkan poin -10.
A dan kartu B j. Waktu yang diberikan 20 menit,
e. Kartu A berisikan kumpulan selama permainan.
konsep-konsep sesuai materi
yang sedang dipelajari, HASIL PENELITIAN
sedangkan kartu B adalah
Berdasarkan hasil uji
berisikan pengertian istilah
intrumen yang telah peneliti
konsep, atau sebuah pernyataan
lakukan setelah menganalisis
yang berkaitan dengan konsep
kesahihan serta keajegan dari soal-
yang telah ada pada kartu A.
soal yang telah dibuat dengan
f. Kartu A dikocok oleh ketua
menggunakan program ANATES,
kelompok, kemudian dibagikan
didapatkan data hasil uji intrumen
kepada seluruh anggota
soal terlampir pada 4.a dapat
kelompok sebanyak enam buah
disimpulkan bahwa dari 36 soal
kartu konsep.
7. yang dipakai hanya 20 soal dengan kooperatif tipe PBCG. Dengan data
reliabilitas tesnya adalah 0,56 serta sebagai berikut :
korelasi XY nya sebesar 0,39.
Tabel 4.2 Data Perbandingan nilai
Sedangkan dalam menguji
Pretest-Postest
intrumen lembar unjuk kerja yang
telah dibuat, dalam hal ini peneliti
X2hitung X2 Ketera
menyerahkan kepada dosen ahli
tabel ngan
untuk menjudge kelayakan
instrumen dapat dipakai Data Pre- 6,61 11, Distribusi
semestinya. Test 03 normal
Data Post- 1,9 11, Distribusi
1. Hasil Tes
Test 03 normal
Adapun hasil nilai pre-test dan
post-test dapat dilihat pada tabel 4.1
sebagai berikut : Berdasarkan data tersebut
dengan menghitung gainnya dengan
Tabel 4.1: Hasil Pre-Test Dan
mendapatkan rata-rata sebesar 54%.
Post-Test
Cara penghitungannya terlampir pada
lampiran 5.A.
Tes awal Tes akhir
(Pre-test) (Post-test) Tahapan selanjutnya dalam
pengolahan data pretest dan postest
54,65 78,76
tersebut adalah sebagai berikut :
SD 9,58 9,021
a. Uji Normalitas
N 38 38
Untuk mengetahui data tersebut
Nilai minimum 40 50 normal atau tidak harus dilakukan uji
Nilai 85 95 normalitas dengan menggunakan uji
maksimum
Chi- Kuadrat (X2) dengan kriteria
pengujian jika X2tabel lebih besar dari
Pengolahan data pre-test dilakukan X2hitung , maka data berdistribusi normal.
untuk mengetahui seberapa jauh Hasil uji normalitas terangkum dalam
penguasaan konsep siswa sebelum tabel 4.2
kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran
8. Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji
20 S20 70 90 0,666667
Normalitas Pretest-Postest
21 S21 50 75 0,5
Nama
22 S22 50 75 0,5
No siswa Pretest Postest Gain
23 S23 45 70 0,454545
1 S1 50 75 0,5
24 S24 45 70 0,454545
2 S2 60 80 0,5
25 S25 45 70 0,454545
3 S3 60 80 0,5
26 S26 40 65 0,416667
4 S4 65 85 0,571429
27 S27 55 80 0,555556
5 S5 55 75 0,444444
28 S28 55 80 0,555556
6 S6 55 80 0,555556
29 S29 60 85 0,625
7 S7 55 80 0,555556
30 S30 60 85 0,625
8 S8 65 80 0,428571
31 S31 55 80 0,555556
9 S9 70 95 0,833333
32 S32 60 85 0,625
10 S10 40 50 0,166667
33 S33 75 95 0,8
11 S11 60 85 0,625
34 S34 60 85 0,625
12 S12 50 75 0,5
35 S35 55 80 0,555556
13 S13 55 80 0,555556
36 S36 55 80 0,555556
14 S14 40 65 0,416667
37 S37 45 70 0,454545
15 S15 55 80 0,555556
38 S38 60 90 0,75
16 S16 60 85 0,625
17 S17 85 95 0,666667
2110 3005 20,8202
18 S18 45 75 0,545455
tersebut berdistribusi normal. Perhitungan
19 S19 45 75 0,545455 hasil uji normalitas pada data pre-test dan
post-test dapat dilihat pada lampiran.
Karena kedua data tersebut berdistribusi
Berdasarkan perhitungan uji
normal maka selanjutnya dilakukan uji
normalitas pada kedua data yaitu data pre-
homogenitas.
test dan post-test, dengan menggunakan
taraf kepercayaan α = 0,01, jika X2hit<
X2tab. Didapatkan hasil bahwa kedua data
PEMBAHASAN
9. A. Pembahasan lingkungan yang mendukung serta tidak
Berdasarkan hasil analisis data pre- membuat siswa merasa bosan juga dapat
test dan post-test dengan menggunakan meningkatkan keaktifan siswa dalam
uji-t didapatkan hasil post-test thitung proses pembelajaran agar materi berkesan
(33,55) sedangkan ttabel (2,43). Hasil lebih lama dalam memori siswa.
tersebut menunjukkan bahwa terjadi Begitupun pada keterampilan siswa
peningkatan hasil belajar siswa setelah yang termasuk ke dalam ranah psikomotor,
siswa mengalami pembelajaran dengan berdasarkan data yang diperoleh siswa
menggunakan model pembelajaran setiap kelompok mendapatkan rata-rata
kooperatif tipe PBCG. diatas 75. Bila dilihat persentasenya rata-
rata mendapatkan diatas 80% yang artinya
Berdasarkanhasilpenelitian yang
tingkat keberhasilan siswa dalam ranah
telahdidapatkan,
psikomotornya sangat baik. Selama proses
hasilbelajarsiswasebelummelaksanakanbel
pembelajaran diperoleh informasi dari
ajarmengajardenganmenggunakanmodel
siswa disela pembelajaran mengenai
pembelajaran kooperatif tipe PBCG rata –
penilaian terhadap penerapan model
rata nilaitesawalsebesar55,52 setelah
pembelajaran kooperatif tipe PBCG.
melakukan kegiatan pembelajaran dengan
Berdasarkan pernyataan siswa terdapat
menggunakan model pembelajaran
respon positif dan merasa senang serta
kooperatif tipe PBCG rata-rata nilai yang
aktif selama belajar karena mereka merasa
diperoleh sebesar 79,07. Berdasarkan
dilibatkan sepenuhnya dalam proses
kriteria ketuntasan minimum di sekolah
belajar.
tempat penelitian yaitu SMA Negeri 2
Berdasarkan uraian di atas dapat
Bandung dengan nilai kriteria ketuntasan
disimpulkan bahwa adanya peningkatan
minimum yaitu 75.
hasil belajar yang diperoleh siswa antara
Bahwaseorangsiswadikatakanmencapaiket
hasil belajar sebelum penerapan model
untasanhasilbelajarapabilamendapatkannil
pembelajaran kooperatif tipe PBCG
ai ≥75. Dengan demikian maka dapat
dengan sesudah penerapan model
dikatakan materi yang disampaikan guru
pembelajaran kooperatif tipe PBCG. Hal
dapat diterima oleh siswa. Materi yang
ini disebabkan model pembelajaran
telah disampaikan oleh guru apapun
kooperatif tipe PBCG dapat membuat
materinya, tergantung guru dalam memilih
siswa merasa senang dan aktif dalam
model pembelajaran yang kiranya dapat
proses pembelajaran dari awal
sesuai dengan karakter siswa, kondisi
pembelajaran hingga akhir pembelajaran
10. sehingga siswa merasa tidak bosan selama sekolah. Penggunaan model pembelajaran
proses pembelajaran berlangsung. kooperatif tipe PBCG menjadi salah satu
pembelajaran yang variatif yang bisa
Dengan demikian model
diterapkan dalam proses pembelajaran di
pembelajaran kooperatif tipe PBCG dapat
kelas.
digunakan sebagai alternatif model
pembelajaran berkelompok yang aktif
sehingga bisa diterapkan oleh guru di
Daftar Pustaka
Dahar,R.W.1996.Teori-teori
Belajar.Jakarta : Penerbit Erlangga
Fathurrahman, Pupuh.2007. Strategi
Belajar Mengajar-Strategi
Mewujudkan Pembelajaran
Bermakna Melalui Penanaman
Konsep Umum dan Konsep Islam.
Bandung : PT. Refika Aditama
Liana,L.2011.Perbandingan Hasil Belajar
Siswa antara Penggunaan
Praktikum Terintegrasi dengan
Praktikum Parsial Pada Konsep
Pencemaran Air.FKIP UNPAS :
tidak diterbitkan.
Muhidah,Sri.2010.Penggunaan Metode
BioCard Dalam Pembelajaran
Biologi Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa SMAN 2 Indramayu
Pada SubKonsep Rantai
Makanan.FKIP UNPAS : tidak
diterbitkan.
Senapatama.2011.Permainan Kartu
Bridge.
(Online :
http://senapatama.blogspot.com/201
1/10/permaianan-kartu-bridge.html)
diakses 9 Mei 2012
Silberman,Mel.2009.Active Learning 101
Strategi Pembelajaran
Aktif.Yogyakarta : Insan Madani
Slavin,R.2005.Cooperative Learning
Teori, Riset dan Praktik.Bandung :
Penerbit Nusa Media.