1. Nama : Alfian Tri Yulianto
NIM : 1708101071
Pembimbing : Dr. Akhmad Affandi, M. Ag.
Zahrotus Saidah, MA.Pd.
2. Latar Belakang
Tujuan pembelajaran pada era Kurikulum 2013 yang bertujuan menciptakan generasi
yang memiliki produktivitas, inovasi, dan kreativitas. Pembelajaran diharapkan
mendorong pengembangan pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan, tidak hanya
fokus pada aspek pengetahuan.
Kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran aktif dan kontekstual, dengan fokus
pada pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa. Pembelajaran saintifik, seperti
inkuiri dan pembelajaran berbasis masalah, menjadi pilihan utama.
Keterampilan berpikir kritis bagi siswa dapat membantu mereka mengevaluasi
informasi, menemukan kebenaran, dan mengatasi masalah secara sistematis.
Model pembelajaran tradisional sering kali tidak mendukung siswa untuk belajar secara
aktif, kooperatif, dan kontekstual. Pembelajaran masih terlalu terpusat pada peran guru.
Model pembelajaran cooperative learning, khususnya tipe jigsaw, diperkenalkan sebagai
solusi inovatif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Cooperative
learning dijelaskan sebagai pendekatan di mana siswa bekerja sama dalam berbagai
kegiatan untuk berbagi informasi dan saling mengajar satu sama lain.
Tujuan dari penelitian yang dilakukan, yaitu mengimplementasikan model cooperative
learning tipe jigsaw untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada mata
pelajaran fiqih di MAN 3 Cirebon.
3. Identifikasi Masalah
1. Pembelajaran yang terlalu terpusat pada peran guru dan minimnya keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran. Siswa cenderung bersikap pasif dalam mencari dan mengolah informasi, yang
berdampak negatif pada hasil belajar mereka.
2. Siswa kurang memiliki kemampuan berpikir kritis yang memadai dikarenakan terdapat permasalahan
dalam proses pembelajaran yang belum optimal.
3. Perlu adanya inovasi dalam pendekatan dan model pembelajaran agar proses pembelajaran dapat
berjalan efektif dan optimal.
Pembatasan Masalah
Dalam rangka mengatasi keterbatasan waktu, biaya, dan sumber daya, penelitian ini
memfokuskan masalah pada Implementasi Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran fiqih. Penelitian ini terbatas pada kelas X di MAN 3
Cirebon dan difokuskan pada penerapan model cooperative learning tipe jigsaw dalam pembelajaran fiqih,
khususnya pada materi "Haji dan Umroh".
Fokus penelitian mencakup evaluasi kondisi belajar siswa, efektivitas penggunaan model pembelajaran
cooperative learning tipe jigsaw, dan upaya meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa di konteks
pembelajaran fiqih di MAN 3 Cirebon. Pembatasan masalah ini diperlukan untuk menjaga ketepatan dan
fokus penelitian, memastikan hasil yang relevan dan bermanfaat dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran fiqih.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada mata pelajaran
fiqih di MAN 3 Cirebon?
2. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa melalui model cooperative learning tipe
Jigsaw pada mata pelajaran fiqih di MAN 3 Cirebon?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat model cooperative learning tipe jigsaw dalam meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN 3 Cirebon?
4. Tujuan
1. Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada mata
pelajaran fiqih di MAN 3 Cirebon.
2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa melalui model cooperative learning
tipe Jigsaw pada mata pelajaran fiqih di MAN 3 Cirebon.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat model cooperative learning tipe jigsaw dalam
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN 3 Cirebon.
Manfaat Penelitian
Manfaat secara Teoritis:
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi penting dalam bidang teoritis terkait pembelajaran model
cooperative learning tipe jigsaw pada mata pelajaran fiqih. Hasilnya dapat menjadi referensi berharga bagi
penulis, pembaca, dan penelitian berikutnya yang tertarik pada pengembangan model pembelajaran yang
efektif.
Manfaat secara Praktis:
Peneliti berharap penelitian ini akan memperluas pengetahuan dan wawasan, memberikan perspektif baru
terkait implementasi model pembelajaran, serta menjadi landasan bagi peran guru di masa depan.
5. Kerangka Pemikiran
Berpikir Kritis
Berfikir merupakan aktivitas mental yang melibatkan proses lebih kompleks daripada sekadar mengingat
dan memahami. Karena mengingat dan memahami dapat dianggap sebagai tindakan yang lebih pasif jika
dibandingkan dengan berfikir. (Sanjaya, 2006:228)
Keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan untuk mengelola dan mengevaluasi informasi, ide,
argumen, atau situasi secara cermat dan logis. Ini melibatkan kemampuan untuk merumuskan pertanyaan,
menganalisis informasi, mengidentifikasi asumsi, dan membuat penilaian berdasarkan bukti yang ada.
Pembelajaran
Belajar adalah tindakan yang dilakukan oleh individu untuk mencapai tingkat kompetensi yang
diharapkan. Melalui proses belajar, seseorang dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang lebih unggul. Inti dari proses belajar adalah meningkatkan kemampuan atau kompetensi pribadi.
(Pribadi, 2009:21)
Pembelajaran adalah upaya untuk mendorong peserta didik agar belajar, atau tindakan yang bertujuan
untuk mengajarkan peserta didik. Dalam kata lain, pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang
terstruktur untuk mengelola sumber-sumber pembelajaran dengan tujuan menciptakan proses
pembelajaran di dalam diri peserta didik.(Sadiman dkk, 1986:7)
Pembelajaran Fiqih
fiqih adalah ilmu yang menjelaskan semua ketentuan hukum agama yang berkaitan dengan aktivitas para
Mukallaf (individu yang berkewajiban) yang didasarkan pada dalil-dalil yang jelas. Ini mencakup berbagai
jenis hukum dalam Islam seperti yang wajib, yang dilarang, yang diperbolehkan, yang dianjurkan, yang
tidak dianjurkan, yang sah, dan sebagainya. (Ash-Shidqy, 1996:29)
Pembelajaran fiqih adalah disiplin ilmu yang mempelajari aturan-aturan hukum dalam Islam yang telah
diwujudkan oleh Allah SWT. Penting bagi pendidik untuk mengajarkan dan menerapkan pengetahuan fiqih
ini kepada siswa, terutama dalam lembaga pendidikan formal seperti sekolah dan madrasah.(Fauziddin,
2016:116)
6. Model cooperative learning
Menurut Abdulhak (2011:19-20), cooperative learning adalah Pembelajaran kooperatif dilakukan melalui
proses berbagi informasi dan ide di antara peserta belajar, dengan tujuan mencapai pemahaman bersama
di antara mereka. Dalam konteks pembelajaran ini, akan ada interaksi yang melibatkan guru, siswa, dan
sesama siswa, menciptakan komunikasi yang berjalan dalam banyak arah (multi way traffic
communication).
Penelitian yang Relevan
Skripsi yang berjudul “Implementasi Model Discovery Learning dalam Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pembelajaran Fiqih di MTs PGRI Selur Ngrayun Ponorogo” karya Irma
Meilani (2022) Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.
Skripsi yang disusun oleh Nur Muttia Ananda Az-Zahra (2022) Program Studi Pendidikan Islam di IAIN
Bone dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Everyone Is a Teacher Here dalam Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran Fikih Kelas XI MA Baytul Mukarromah Kec. Tanete
Riattang Barat Kab. Bone”.
Skripsi yang disusun oleh Nadhirotul Ulfa dari Universitas Islam Malang dengan judul “Implementasi
Pembelajaran Cooperative Learning dalam Membangun Efektivitas Pembelajaran di Madrsah
Tsanawiyah Matla’ul Huda” pada tahun 2020.
7. Kajian Pustaka
Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual atau rencana yang terstruktur dengan baik untuk
mengatur proses pembelajaran dari awal hingga akhir dengan tujuan mencapai hasil belajar yang
diinginkan.
Macam-macam Model Pembelajaran:
Problem Based Learning (PBL)
Project Based Learning (PjBL)
Student Centered Learning (SCL)
Cooperative Learning (CL)
Model Cooperative Learning
Menurut Slavin, cooperative learning adalah model pembelajaran di mana siswa belajar dan berkolaborasi
dalam kelompok kecil yang terdiri dari sekitar 4-6 orang, dengan keanggotaan kelompok yang beragam.
Di sisi lain, Sunal dan Hans mendefinisikan cooperative learning sebagai pendekatan atau rangkaian
strategi yang disusun khusus untuk mendorong dan memotivasi siswa untuk bekerja sama selama proses
pembelajaran.
Tujuan:
Hasil Belajar Akademik, Penerimaan terhadap perbedaan individu, Pengembangan Keterampilan
8. Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Model cooperative learning tipe jigsaw adalah pendekatan pembelajaran kooperatif yang menekankan
pada kerja kelompok siswa dalam kelompok kecil. Menurut Lie (2004:41), model pembelajaran jigsaw
diciptakan untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap tanggung jawab mereka terhadap pembelajaran
pribadi dan juga terhadap pembelajaran rekan-rekan mereka. Siswa tidak hanya bertanggung jawab atas
pemahaman materi yang mereka terima, melainkan juga harus bersedia untuk berbagi dan mengajarkan
materi tersebut kepada anggota kelompok mereka yang lain.
Langkah-langkah:
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok awal, dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5-6
orang. Setiap kelompok ini disebut sebagai kelompok asal.
2. Di dalam setiap kelompok asal, masing-masing siswa diberikan materi yang berbeda untuk dipelajari.
3. Para siswa dengan keahlian atau materi yang serupa, meskipun berasal dari kelompok yang berbeda,
berkumpul dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan memperdalam pemahaman tentang materi yang
telah mereka pelajari.
4. Setelah selesai berdiskusi di dalam kelompok ahli, para ahli kembali ke kelompok asal mereka masing-
masing.
5. Para ahli berbagi pengetahuan yang mereka peroleh selama diskusi dengan kelompok asal mereka.
6. Setiap kelompok mengatur presentasi untuk membagikan hasil diskusi mereka, biasanya dengan
menunjuk satu anggota sebagai perwakilan kelompok.
7. Terakhir, setiap siswa menjalani kuis-kuis individual yang mencakup semua topik yang telah dipelajari
dalam model jigsaw ini.
9. Keterampilan Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah jenis pemikiran yang melibatkan pemecahan masalah, penarikan kesimpulan,
perkiraan kemungkinan, dan pengambilan keputusan dengan niat yang jelas, beralasan, dan tujuan yang
tegas. Dalam definisi yang lebih sederhana,