SlideShare a Scribd company logo
PENGERTIAN TES, JENIS-JENIS TES, 
A. Pengertian Tes 
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu 
dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes hasil belajar adalah 
sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa 
dengan tujuan untuk mengukur kemajuan belajar siswa. 
B. Jenis-Jenis Tes 
1. Dari segi bentuk pelaksanaannya 
a. Tes Tertulis ( paper and pencil test) 
Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan kertas dan pencil 
sebagai instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan soal atau jawaban ujian pada kertas 
ujian secara tertulis, baik dengan tulisan tangan maupun menggunakan komputer. 
b. Tes Lisan ( oral test) 
Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka antara guru dan murid. 
c. Tes Perbuatan (performance test) 
Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam melakukan sesuatu unit 
kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan perbuatan peserta didik. 
2. Dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawabannya 
a. Tes Essay (uraian) 
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan siswa menyusun, 
mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan bahasa sendiri. Tes essay ini 
sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan atau 
mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri. 
b. Tes Objektif 
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan alternatif 
jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam bentuk, antara lain ; 
Tes Betul-Salah (TrueFalse) 
Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)
Tes Menjodohkan (Matching) 
Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis) 
3. Dari segi fungsi tes di sekolah 
a. Tes Formatif 
Tes Formatif, yaitu tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan belajar selama proses 
pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikankan dalam tiap satuan unit pembelajaran. 
Manfaat tes formatif bagi peserta didik adalah : 
Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi dalam tiap unit 
pembelajaran. 
Merupakan penguatan bagi peserta didik. 
Merupakan usaha perbaikan bagi siswa, karena dengan tes formatif peserta didik mengetahui 
kelemahan-kelemahan yang dimilikinya. 
Peserta didik dapat mengetahui bagian dari bahan yang mana yang belum dikuasainya. 
b. Tes Summatif 
Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui penguasaan atau pencapaian peserta 
didik dalam bidang tertentu. Tes sumatif dilaksanakan pada tengah atau akhir semester. 
c. Tes Penempatan 
Tes penempatan adalah tes yang diberikan dalam rangka menentukan jurusan yang akan 
dimasuki peserta didik atau kelompok mana yang paling baik ditempati atau dimasuki peserta 
didik dalam belajar. 
d. Tes Diagnostik 
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mendiagosis penyebab kesulitan yang 
dihadapi seseorang baik dari segi intelektual, emosi, fisik dan lain-lain yang mengganggu 
kegiatan belajarnya. 
C. Ciri-ciri Tes Yang Baik 
Sebuah tes dikatakan baik jika memenuhi persyaratan: 
1. Bersifat valid atau memiliki validitas yang cukup tinggi. Suatu tes dikatakan valid bila 
tes itu isinya dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur, artinya alat ukur yang 
digunakan tepat
2. Bersifat reliable, atau memiliki reliabelitas yang baik. Reliabelitas sering diartikan 
dengan keterandalan. Suatu tes dikatakan relliabel jika tes itu diberikan berulang-ulang 
memberikan hasil yang sama. 
3. Bersifat praktis atau memiliki kepraktisan. Tes memiliki sifat kepraktisan artinya 
praktis dari segi perencanaan, pelaksanaan tes dan memiliki nilai ekonomi tetapi harus 
tetap mempertimbangkan kerahasiaan tes. 
Namun syarat minimum yang harus dimiliki oleh sebuah tes yang baik adalah valid dan 
reliable. 
D. Langkah-langkah Pengembangan Tes 
Ada enam tahap dalam merencanakan dan menyusun tes agar diperoleh tes yang baik,yaitu: 
1) Pengembangan spesifikasi tes 
Spesifikasi tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan keseluruhan kualitas tes dan ciri-ciri 
yang harus dimiliki oleh tes yang akan dikembangkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah : 
a) Menentukan tujuan, tujuan pembelajaran yang baik hendaklah berorientasi kepada 
peserta didik, bersifat menguraikan hasil belajar, harus jelas dan dapat dimengerti, 
mengandung kata kerja yang jelas (kata kerja operasional), serta dapat diamati dan dapat di 
ukur. 
b) Menyusun kisi-kisi soal, penyusunan kisi-kisi soal bertujuan untuk merumuskan setepat 
mungkin ruang lingkup, tekanan dan bagian-bagian tes sehingga perumusan tersebut dapat 
menjadi petunjuk yang efektif bagi penyusun tes. 
c) Memilih tipe soal, dalam memilih tipe soal perlu diperhatikan kesesuaian antara tipe 
soal dengan materi, tujuan evaluasi, skoring, pengelolaan hasil evaluasi, penyelenggaraan tes, 
serta ketersediaan dana dan kepraktisan. 
d) Merencanakan tingkat kesukaran soal, untuk soal objektif dapat diketahui melalui uji 
coba atau dapat juga diperkirakan berdasarkan berat ringannya beban penyeleaian soal 
tersebut 
e) Merencanakan banyak soal 
f) Merencanakan jadwal penerbitan soal 
2) Penulisan soal 
3) Penelaahan soal, yaitu menguji validitas soal yang bertujuan untuk mencermati apakah 
butir-butir soal yang disusun sudah tepat untuk mengukur tujuan pembelajaran yang sudah 
dirumuskan, ditinjau dari segi isi/materi, kriteria dan psikologis. 
4) Pengujian butir-butir soal secara empiris, kegiatan ini sangat penting jika soal yang 
dibuat akan dibakukan.
5) Penganalisisan hasil uji coba. 
6) Pengadministrasian soal 
E. Menganalisis Tes 
Menganalisis instrument (alat evaluasi) bertujuan untuk mengetahui apakah alat ukur yang 
digunakan atau yang akan digunakan sudah memenuhi syarat-syarat sebagai alat ukur yang 
baik, tepat mengukur sesuatu sesuai tujuan yang telah dirumuskan. Sebuah instrument 
dikatakan baik jika memenuhi syarat validitas, reliabelitas dan bersifat praktis. 
1. Validitas Tes 
Suatu tes dikatakan valid jika tes itu dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid 
disebut juga sahih, terandalkan atau tepat. Tes hasil belajar yang valid, harus dapat 
menggambarkan hasil belajar yang di ukur 
Macam-macam validitas 
1). Validitas isi (content validity) 
Validitas isi sering juga disebut validitas logis atau validitas rasional. Validitas isi dapat 
dianalisis dengan bantuan kisi-kisi tes dan pedoman penelaahan butir soal. 
Penelaahan butir soal secara umum ditinjau dari tiga aspek yaitu: 
1. 
1. Aspek materi 
2. Aspek bahasa 
3. Aspek konstruksi 
2). Validitas ramalan (predictive validity) 
Suatu tes dikatakan memiliki validitas ramalan, apabila hasil pengukuran yang dilakukan 
dengan tes itu dapat digunakan untuk meramalkan, atau tes itu mempunyai daya prediksi 
yang cukup kuat. Untuk mengetahui apakah suatu tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai 
tes yang memiliki validitas ramalan dapat dilakukan dengan mengkorelasikan tes hasil belajar 
yang sedang diuji dengan kriterium yang ada. 
3) Validitas bandingan (concurent validity) 
Suatu tes dikatakan memiliki validitas concurrent, apabila tes tersebut mempunyai kesesuaian 
dengan hasil pengukuran lain yang dilaksanakan saat itu. Misalnya, membandingkan hasil tes 
dari soal yang sedang dicari validitasnya dengan hasil tes dari soal standar. Jika terdapat
korelasi yang positif antara kedua tes tersbut, berarti soal tes yang dibuat mempunyai 
validitas concurrent. 
4).Construct validity (validitas konstruk) 
Validitas konstruk artinya butir-butir soal dalam tes tersebut membangun setiap aspek 
berpikir seperti yang tercantum dalam tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. 
Penganalisisan validitas ini dapat dilakukan dengan jalan melakukan pencocokan antara 
aspek berpikir yang dikehendaki diungkapkan oleh tujuan pembelajaran, yaitu melalui 
penelaahan butir-butir soal. 
Meski terdapat beberapa jenis validitas, dalam periode terakhir validitas dianggap sebagai 
suatu konsep utuh, tidak dipilah-pilah sebagai jenis validitas. 
 Cara menentukan validitas instrumen 
Validitas instrument dapat diketahui dengan mencari korelasi hasil instrument dengan dengan 
kriterium atau melakukan analisis butir. Apabila data yang digunakan adalah data interval 
maka dapat digunakan rumus Product Moment Korelasi, sebagai berikut : 
v Rumus Angka Kasar 
Keterangan : 
= Koefisien korelasi antara instrument X dan instrument Y 
v Rumus untuk skor deviasi 
Kriteria- kriteria hasil validitas : 
Antara sangat tinggi 
Antara tinggi
Antara cukup 
Antara rendah 
Antara sangat rendah (Yusuf, 2005:75). 
 Cara menentukan validitas tiap butir soal 
Tinggi rendahnya validitas soal secara keseluruhan berhubungan dengan validitas tiap butir 
soal. Validitas butir soal dapat dicari dalam hubungannya dengan skor total tiap individu 
yang ikut serta dalam evaluasi. Langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut : 
1. Skor suatu instrument dengan baik dan teliti 
Untuk individu yang benar diberi angka 1, sedangkan yang salah diberi angka nol. 
2. Jumlahkan skor total untuk tiap individu. 
3. Gunakan rumus product moment correlation atau korelasi biserial. 
2. Reliabilitas 
Suatu alat ukur dikatakan reliabel, apabila alat ukur itu dicobakan kepada objek yang sama 
secara berulang-ulang maka hasilnya akan tetap sama, konsisten, stabil atau relatif sama. 
 Faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas 
a. Konstruksi item yang tidak tepat, sehingga tidak dapat mempunyai daya pembeda yang 
kuat. 
b. Panjang/pendeknya suatu instrumen 
c. Evaluasi yang surjektif akan menurunkan reliabilitas 
d. Ketidaktepatan waktu yang diberikan 
e. Kemampuan yang ada dalam kelompok 
f. Luas/tidaknya sampel yang diambil. 
 Teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar 
a. Bentuk objektif 
1) Metode Belah dua
Dalam pelaksanaanya,seorang penilai hanya melakukan ujian satu kali terhadap sejumlah 
peserta, sehingga tidak ada pengaruh dari instrumen yang terdahulu. Jumlah butir soal yang 
diberikan harus genap sehingga dapat dibagi dua dan tiap kelompok mempunyai jumlah butir 
yang sama. Koefisien reliabilitas akan menunjukkan internal konsistensi dari pada butir soal 
dalam keseluruhan instrumen. Cara membelah dua instrumen tersebut dapat dilakukan 
dengan cara nomor genap dan ganjil, awal dan akhir. Untuk menentukan reliabilitas kedua 
bagian instrumen tersebut dapat digunakan Product Moment Coorelation, sedangkan untuk 
mencari reliabilitas keseluruhan instrumen dapat digunakan rumus Spearman Brown, sebagai 
berikut : 
Keterangan : 
: koefisien reliabilitas 
r : korelasi antara bagian instrumen 
2) Metode Ulangan 
Pelaksanaannya dilakukan dua kali kepada sejumlah subjek yang sama, dalam waktu yang 
berbeda. Reliabilitas metode ulangan ini untuk melihat bagaimana stabilnya skor setiap 
individu apabila dilakukan pengujian dalam waktu yang berbeda, dengan kondisi dan 
perlengkapan yang sama/ hampir bersamaan. Rumus yang digunakan untuk menentukan 
metode ulangan ini adalah Product Moment Correlation. 
3) Metode Bentuk Paralel 
Bentuk ini dapat digunakan untuk memperkirakan reliabilitas dari semua tipe, tetapi koefisien 
yang dihasilkan hanya menggambarkan ekivalensi antara kedua instrumen. Tidak akan 
menunjukkan ekivalensi dalam kesukaran butir dan isi. Kedua bentuk instrumen yang 
diberikan mengukura hal yang sama, dengan memiliki tingkat kesukaran yang sama, 
pengetahuan dan keterangpilan yang sama dengan sistematika yang tidak berbeda antara 
kedua bentuk instrumen tersebut, tetapi dalam bentuk pertanyaan yang berbeda. Rumus yang 
dapat digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen dalam bentuk paralel ini adalah 
product moment correlation dan Rank order correlation. 
b. Bentuk essay 
Rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas tes berbentuk uraian dinamakan rumus 
Alpha, yaitu : 
Dimana: 
: Koefisien reliabilitas tes 
n : banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
: Jumlah variansi skor dari tiap-tiap butir item 
:Variansitotal 
Interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes pada umumnya digunakan patokan sebagai 
berikut: 
0,80 < r11 £ 1,00 reliabilitas sangat tinggi 
0,60 < r11 £ 0,80 reliabilitas tinggi 
0,40 < r11 £ 0,60 reliabilitas sedang 
0,20 < r11 £ 0,40 reliabilitas rendah 
0,00 < r11 £ 0,20 reliabilitas sangat rendah 
Nilai r yang diperoleh dibandingkan dengan rtabel. Jika rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan 
bahwa soal tes reliabel. 
3. Analisis soal tes 
Untuk mendapatkan kualitas soal yang baik, maka dilakukan langkah-langkah sebagai 
berikut: 
1) Daya pembeda 
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang 
pandai dengan siswa yang bodoh. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut 
indek diskriminan. Untuk menentukan daya pembeda soal dapat dilakukan seperti yang 
dikemukakan oleh Prawironegoro (1985:11): 
Terlebih dahulu dicari degress of freedom (df) dengan rumus: 
df = (nt – 1) + (nr – 1) 
dimana: 
nt = nr = 27% x N 
kemudian digunakan rumus: 
dimana: 
Ip = daya pembeda soal 
Mt = rata-rata skor dari kelompok tinggi
Mr = rata-rata skor dari kelompok rendah 
= jumlah kuadrat deviasi skor kelompok tinggi 
= jumlah kuadrat deviasi skor kelompok rendah 
n = 27% x N 
N = banyak pengikut tes 
Soal mempunyai daya pembeda yang berarti (signifikan) jika Ip hitung ³ Ip tabel pada derajat 
kebebasan yang sudah ditentukan. 
2) Indek kesukaran. 
Agar tes dapat digunakan secara luas, setiap soal harus diselidiki tingkat kesukarannya yaitu 
apakah soal tersebut termasuk soal yang mudah, sedang atau sukar. Untuk menentukan indek 
kesukaran digunakan rumus yang dikemukakan Prawironegoro (1985:14) yaitu: 
dimana: 
Ik = indeks kesukaran 
Dt = jumlah skor dari kelompok tinggi 
Dr = jumlah skor dari kelompok rendah 
m = skor setiap soal jika benar 
n = 27% x N 
N = banyak pengikut tes 
Soal dinyatakan sukar, jika 0% £ Ik < 27% 
sedang, jika 27% £ Ik £ 73% 
mudah, jika Ik > 73% 
3) Penerimaan soal 
Setiap soal yang telah dianalisa perlu diklasifikasikan menjadi soal yang tetap dipakai, 
direvisi atau dibuang. Menurut Prawironegoro (1985:16) tentang klasifikasi soal: 
a) Soal yang baik akan tetap dipakai jika Ip signifikan dan 0% < Ik £ 100%. 
b) Soal diperbaiki jika:
i. Ip signifikan dan Ik = 100% atau Ik = 0%. 
ii. Ip tidak signifikan dan 0% < Ik < 100%. 
c) Soal diganti jika Ip tidak signifikan dan Ik = 100% atau Ik = 0%.

More Related Content

What's hot

P5 masalah dan judul penelitian
P5 masalah dan judul penelitianP5 masalah dan judul penelitian
P5 masalah dan judul penelitian
M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Metode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian Pengembangan
Metode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian PengembanganMetode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian Pengembangan
Metode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian Pengembangan
Awal Akbar Jamaluddin
 
Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10
Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10
Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10
Septi Dewi
 
Teknik penyusunan soal pilihan ganda
Teknik penyusunan soal pilihan gandaTeknik penyusunan soal pilihan ganda
Teknik penyusunan soal pilihan ganda
Mulyadi Bahri
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilakuAfra Balqis
 
Jenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakJenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakImam Suwandi
 
Critical journal review (cjr) m faiz al ghifari
Critical journal review (cjr) m faiz al ghifariCritical journal review (cjr) m faiz al ghifari
Critical journal review (cjr) m faiz al ghifari
1611SitiAlifah
 
Keberbakatan
KeberbakatanKeberbakatan
Keberbakatan
cindrya
 
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
hairina wasliah
 
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Muhammad Bahrudin
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Agnas Setiawan
 
2. UbD.pptx
2. UbD.pptx2. UbD.pptx
2. UbD.pptx
NafiahHidayah1
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by DesignSMK Negeri 6 Malang
 
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa ReformasiPendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Annisa Ikhsanah
 
Masa Dewasa
Masa DewasaMasa Dewasa
Masa Dewasa
Melda Amelia
 
Angket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswaAngket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswa
Yati Rostiati
 

What's hot (20)

P5 masalah dan judul penelitian
P5 masalah dan judul penelitianP5 masalah dan judul penelitian
P5 masalah dan judul penelitian
 
Metode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian Pengembangan
Metode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian PengembanganMetode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian Pengembangan
Metode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian Pengembangan
 
Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10
Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10
Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10
 
Teknik penyusunan soal pilihan ganda
Teknik penyusunan soal pilihan gandaTeknik penyusunan soal pilihan ganda
Teknik penyusunan soal pilihan ganda
 
Pertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasiPertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasi
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilaku
 
Jenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakJenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimak
 
Critical journal review (cjr) m faiz al ghifari
Critical journal review (cjr) m faiz al ghifariCritical journal review (cjr) m faiz al ghifari
Critical journal review (cjr) m faiz al ghifari
 
Keberbakatan
KeberbakatanKeberbakatan
Keberbakatan
 
Laporan refleksi
Laporan refleksiLaporan refleksi
Laporan refleksi
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
 
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan Sumatif
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
 
2. UbD.pptx
2. UbD.pptx2. UbD.pptx
2. UbD.pptx
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa ReformasiPendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
 
Soal latihan imbuhan
Soal latihan imbuhanSoal latihan imbuhan
Soal latihan imbuhan
 
Masa Dewasa
Masa DewasaMasa Dewasa
Masa Dewasa
 
Angket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswaAngket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswa
 

Viewers also liked

Validitas dan reliabilitas tes
Validitas dan reliabilitas tesValiditas dan reliabilitas tes
Validitas dan reliabilitas tesStevie Principe
 
penyusunan instrumen
penyusunan instrumenpenyusunan instrumen
penyusunan instrumen
iimpunya3
 
Macam-macam tes
Macam-macam tesMacam-macam tes
Macam-macam teskypoenya
 
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran MatematikaEvaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika
Ikak Waysta
 
Subjek dan sasaran evaluasi pendidikan
Subjek dan sasaran evaluasi pendidikanSubjek dan sasaran evaluasi pendidikan
Subjek dan sasaran evaluasi pendidikaneryeryey
 
Prosedur penilaian
Prosedur penilaianProsedur penilaian
Prosedur penilaianmila noor
 
Teknik penilaian-hasil-belajar
Teknik penilaian-hasil-belajarTeknik penilaian-hasil-belajar
Teknik penilaian-hasil-belajarEndah Anggraeni
 
Evaluasi proses dan hasil belajar matematika
Evaluasi proses dan hasil belajar matematikaEvaluasi proses dan hasil belajar matematika
Evaluasi proses dan hasil belajar matematikaDx Lupheparentseverafter
 
Karakteristik RPP KTSP dan Kurikulum 2013
Karakteristik RPP KTSP dan Kurikulum 2013Karakteristik RPP KTSP dan Kurikulum 2013
Karakteristik RPP KTSP dan Kurikulum 2013Zulyy Zelyytta
 
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi PembelajaranSoal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Andy Saputra
 

Viewers also liked (10)

Validitas dan reliabilitas tes
Validitas dan reliabilitas tesValiditas dan reliabilitas tes
Validitas dan reliabilitas tes
 
penyusunan instrumen
penyusunan instrumenpenyusunan instrumen
penyusunan instrumen
 
Macam-macam tes
Macam-macam tesMacam-macam tes
Macam-macam tes
 
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran MatematikaEvaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika
 
Subjek dan sasaran evaluasi pendidikan
Subjek dan sasaran evaluasi pendidikanSubjek dan sasaran evaluasi pendidikan
Subjek dan sasaran evaluasi pendidikan
 
Prosedur penilaian
Prosedur penilaianProsedur penilaian
Prosedur penilaian
 
Teknik penilaian-hasil-belajar
Teknik penilaian-hasil-belajarTeknik penilaian-hasil-belajar
Teknik penilaian-hasil-belajar
 
Evaluasi proses dan hasil belajar matematika
Evaluasi proses dan hasil belajar matematikaEvaluasi proses dan hasil belajar matematika
Evaluasi proses dan hasil belajar matematika
 
Karakteristik RPP KTSP dan Kurikulum 2013
Karakteristik RPP KTSP dan Kurikulum 2013Karakteristik RPP KTSP dan Kurikulum 2013
Karakteristik RPP KTSP dan Kurikulum 2013
 
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi PembelajaranSoal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
 

Similar to Jenis jenis tes

Alat tes dan evaluasi Pembelajaran pada Sekolah Dasar
Alat tes dan evaluasi Pembelajaran pada Sekolah DasarAlat tes dan evaluasi Pembelajaran pada Sekolah Dasar
Alat tes dan evaluasi Pembelajaran pada Sekolah Dasar
ssuser9b9d2e
 
Tes dalam-dunia-pendidikan1
Tes dalam-dunia-pendidikan1Tes dalam-dunia-pendidikan1
Tes dalam-dunia-pendidikan1Ir. Zakaria, M.M
 
Pengertian evaluasi pendidikan
Pengertian evaluasi pendidikanPengertian evaluasi pendidikan
Pengertian evaluasi pendidikanHanapi Hasan
 
PPT TEHNIK DAN INTRUMEN EVALUASI.pptx
PPT TEHNIK DAN INTRUMEN EVALUASI.pptxPPT TEHNIK DAN INTRUMEN EVALUASI.pptx
PPT TEHNIK DAN INTRUMEN EVALUASI.pptx
muhiqbal44
 
Validitas dan Reliabilitas.pptx
Validitas dan Reliabilitas.pptxValiditas dan Reliabilitas.pptx
Validitas dan Reliabilitas.pptx
paksobat
 
Ciri tes hasil belajar
Ciri tes hasil belajar Ciri tes hasil belajar
Ciri tes hasil belajar
ahmad akhyar
 
ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL.pptx
ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL.pptxANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL.pptx
ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL.pptx
Nasrudin Tobat
 
Tes objektif dan pengembangan tes objektif
Tes objektif dan pengembangan tes objektifTes objektif dan pengembangan tes objektif
Tes objektif dan pengembangan tes objektif
mafia_konoha
 
TES HASIL BELAJAR
TES HASIL BELAJARTES HASIL BELAJAR
TES HASIL BELAJAR
arisantomico
 
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
widyani siregar
 
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatanEvaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
UHN
 
AFI PARNAWI, M.Pd. Evaluasi pembelajaran
AFI PARNAWI, M.Pd. Evaluasi pembelajaranAFI PARNAWI, M.Pd. Evaluasi pembelajaran
AFI PARNAWI, M.Pd. Evaluasi pembelajaran
Dr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Menelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil BelajarMenelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil Belajar
Fitri Yusmaniah
 
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarTeknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarKumala Lestari
 
Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soalselvyimelia
 
Kriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen EvaluasiKriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen Evaluasi
Rofiani Intan
 
Konsep dasar evaluasi
Konsep dasar evaluasiKonsep dasar evaluasi
Konsep dasar evaluasiapil73
 
12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasik12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasikAgus Suratno
 

Similar to Jenis jenis tes (20)

Alat tes dan evaluasi Pembelajaran pada Sekolah Dasar
Alat tes dan evaluasi Pembelajaran pada Sekolah DasarAlat tes dan evaluasi Pembelajaran pada Sekolah Dasar
Alat tes dan evaluasi Pembelajaran pada Sekolah Dasar
 
Tes dalam-dunia-pendidikan1
Tes dalam-dunia-pendidikan1Tes dalam-dunia-pendidikan1
Tes dalam-dunia-pendidikan1
 
Pengertian evaluasi pendidikan
Pengertian evaluasi pendidikanPengertian evaluasi pendidikan
Pengertian evaluasi pendidikan
 
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
 
PPT TEHNIK DAN INTRUMEN EVALUASI.pptx
PPT TEHNIK DAN INTRUMEN EVALUASI.pptxPPT TEHNIK DAN INTRUMEN EVALUASI.pptx
PPT TEHNIK DAN INTRUMEN EVALUASI.pptx
 
Validitas dan Reliabilitas.pptx
Validitas dan Reliabilitas.pptxValiditas dan Reliabilitas.pptx
Validitas dan Reliabilitas.pptx
 
Ciri tes hasil belajar
Ciri tes hasil belajar Ciri tes hasil belajar
Ciri tes hasil belajar
 
ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL.pptx
ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL.pptxANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL.pptx
ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL.pptx
 
kelompok 8
kelompok 8kelompok 8
kelompok 8
 
Tes objektif dan pengembangan tes objektif
Tes objektif dan pengembangan tes objektifTes objektif dan pengembangan tes objektif
Tes objektif dan pengembangan tes objektif
 
TES HASIL BELAJAR
TES HASIL BELAJARTES HASIL BELAJAR
TES HASIL BELAJAR
 
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
 
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatanEvaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
 
AFI PARNAWI, M.Pd. Evaluasi pembelajaran
AFI PARNAWI, M.Pd. Evaluasi pembelajaranAFI PARNAWI, M.Pd. Evaluasi pembelajaran
AFI PARNAWI, M.Pd. Evaluasi pembelajaran
 
Menelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil BelajarMenelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil Belajar
 
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarTeknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
 
Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soal
 
Kriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen EvaluasiKriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen Evaluasi
 
Konsep dasar evaluasi
Konsep dasar evaluasiKonsep dasar evaluasi
Konsep dasar evaluasi
 
12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasik12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasik
 

Jenis jenis tes

  • 1. PENGERTIAN TES, JENIS-JENIS TES, A. Pengertian Tes Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur kemajuan belajar siswa. B. Jenis-Jenis Tes 1. Dari segi bentuk pelaksanaannya a. Tes Tertulis ( paper and pencil test) Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan kertas dan pencil sebagai instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan soal atau jawaban ujian pada kertas ujian secara tertulis, baik dengan tulisan tangan maupun menggunakan komputer. b. Tes Lisan ( oral test) Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka antara guru dan murid. c. Tes Perbuatan (performance test) Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam melakukan sesuatu unit kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan perbuatan peserta didik. 2. Dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawabannya a. Tes Essay (uraian) Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri. b. Tes Objektif Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam bentuk, antara lain ; Tes Betul-Salah (TrueFalse) Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)
  • 2. Tes Menjodohkan (Matching) Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis) 3. Dari segi fungsi tes di sekolah a. Tes Formatif Tes Formatif, yaitu tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikankan dalam tiap satuan unit pembelajaran. Manfaat tes formatif bagi peserta didik adalah : Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi dalam tiap unit pembelajaran. Merupakan penguatan bagi peserta didik. Merupakan usaha perbaikan bagi siswa, karena dengan tes formatif peserta didik mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya. Peserta didik dapat mengetahui bagian dari bahan yang mana yang belum dikuasainya. b. Tes Summatif Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui penguasaan atau pencapaian peserta didik dalam bidang tertentu. Tes sumatif dilaksanakan pada tengah atau akhir semester. c. Tes Penempatan Tes penempatan adalah tes yang diberikan dalam rangka menentukan jurusan yang akan dimasuki peserta didik atau kelompok mana yang paling baik ditempati atau dimasuki peserta didik dalam belajar. d. Tes Diagnostik Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mendiagosis penyebab kesulitan yang dihadapi seseorang baik dari segi intelektual, emosi, fisik dan lain-lain yang mengganggu kegiatan belajarnya. C. Ciri-ciri Tes Yang Baik Sebuah tes dikatakan baik jika memenuhi persyaratan: 1. Bersifat valid atau memiliki validitas yang cukup tinggi. Suatu tes dikatakan valid bila tes itu isinya dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur, artinya alat ukur yang digunakan tepat
  • 3. 2. Bersifat reliable, atau memiliki reliabelitas yang baik. Reliabelitas sering diartikan dengan keterandalan. Suatu tes dikatakan relliabel jika tes itu diberikan berulang-ulang memberikan hasil yang sama. 3. Bersifat praktis atau memiliki kepraktisan. Tes memiliki sifat kepraktisan artinya praktis dari segi perencanaan, pelaksanaan tes dan memiliki nilai ekonomi tetapi harus tetap mempertimbangkan kerahasiaan tes. Namun syarat minimum yang harus dimiliki oleh sebuah tes yang baik adalah valid dan reliable. D. Langkah-langkah Pengembangan Tes Ada enam tahap dalam merencanakan dan menyusun tes agar diperoleh tes yang baik,yaitu: 1) Pengembangan spesifikasi tes Spesifikasi tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan keseluruhan kualitas tes dan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh tes yang akan dikembangkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah : a) Menentukan tujuan, tujuan pembelajaran yang baik hendaklah berorientasi kepada peserta didik, bersifat menguraikan hasil belajar, harus jelas dan dapat dimengerti, mengandung kata kerja yang jelas (kata kerja operasional), serta dapat diamati dan dapat di ukur. b) Menyusun kisi-kisi soal, penyusunan kisi-kisi soal bertujuan untuk merumuskan setepat mungkin ruang lingkup, tekanan dan bagian-bagian tes sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi penyusun tes. c) Memilih tipe soal, dalam memilih tipe soal perlu diperhatikan kesesuaian antara tipe soal dengan materi, tujuan evaluasi, skoring, pengelolaan hasil evaluasi, penyelenggaraan tes, serta ketersediaan dana dan kepraktisan. d) Merencanakan tingkat kesukaran soal, untuk soal objektif dapat diketahui melalui uji coba atau dapat juga diperkirakan berdasarkan berat ringannya beban penyeleaian soal tersebut e) Merencanakan banyak soal f) Merencanakan jadwal penerbitan soal 2) Penulisan soal 3) Penelaahan soal, yaitu menguji validitas soal yang bertujuan untuk mencermati apakah butir-butir soal yang disusun sudah tepat untuk mengukur tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan, ditinjau dari segi isi/materi, kriteria dan psikologis. 4) Pengujian butir-butir soal secara empiris, kegiatan ini sangat penting jika soal yang dibuat akan dibakukan.
  • 4. 5) Penganalisisan hasil uji coba. 6) Pengadministrasian soal E. Menganalisis Tes Menganalisis instrument (alat evaluasi) bertujuan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan atau yang akan digunakan sudah memenuhi syarat-syarat sebagai alat ukur yang baik, tepat mengukur sesuatu sesuai tujuan yang telah dirumuskan. Sebuah instrument dikatakan baik jika memenuhi syarat validitas, reliabelitas dan bersifat praktis. 1. Validitas Tes Suatu tes dikatakan valid jika tes itu dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid disebut juga sahih, terandalkan atau tepat. Tes hasil belajar yang valid, harus dapat menggambarkan hasil belajar yang di ukur Macam-macam validitas 1). Validitas isi (content validity) Validitas isi sering juga disebut validitas logis atau validitas rasional. Validitas isi dapat dianalisis dengan bantuan kisi-kisi tes dan pedoman penelaahan butir soal. Penelaahan butir soal secara umum ditinjau dari tiga aspek yaitu: 1. 1. Aspek materi 2. Aspek bahasa 3. Aspek konstruksi 2). Validitas ramalan (predictive validity) Suatu tes dikatakan memiliki validitas ramalan, apabila hasil pengukuran yang dilakukan dengan tes itu dapat digunakan untuk meramalkan, atau tes itu mempunyai daya prediksi yang cukup kuat. Untuk mengetahui apakah suatu tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tes yang memiliki validitas ramalan dapat dilakukan dengan mengkorelasikan tes hasil belajar yang sedang diuji dengan kriterium yang ada. 3) Validitas bandingan (concurent validity) Suatu tes dikatakan memiliki validitas concurrent, apabila tes tersebut mempunyai kesesuaian dengan hasil pengukuran lain yang dilaksanakan saat itu. Misalnya, membandingkan hasil tes dari soal yang sedang dicari validitasnya dengan hasil tes dari soal standar. Jika terdapat
  • 5. korelasi yang positif antara kedua tes tersbut, berarti soal tes yang dibuat mempunyai validitas concurrent. 4).Construct validity (validitas konstruk) Validitas konstruk artinya butir-butir soal dalam tes tersebut membangun setiap aspek berpikir seperti yang tercantum dalam tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Penganalisisan validitas ini dapat dilakukan dengan jalan melakukan pencocokan antara aspek berpikir yang dikehendaki diungkapkan oleh tujuan pembelajaran, yaitu melalui penelaahan butir-butir soal. Meski terdapat beberapa jenis validitas, dalam periode terakhir validitas dianggap sebagai suatu konsep utuh, tidak dipilah-pilah sebagai jenis validitas.  Cara menentukan validitas instrumen Validitas instrument dapat diketahui dengan mencari korelasi hasil instrument dengan dengan kriterium atau melakukan analisis butir. Apabila data yang digunakan adalah data interval maka dapat digunakan rumus Product Moment Korelasi, sebagai berikut : v Rumus Angka Kasar Keterangan : = Koefisien korelasi antara instrument X dan instrument Y v Rumus untuk skor deviasi Kriteria- kriteria hasil validitas : Antara sangat tinggi Antara tinggi
  • 6. Antara cukup Antara rendah Antara sangat rendah (Yusuf, 2005:75).  Cara menentukan validitas tiap butir soal Tinggi rendahnya validitas soal secara keseluruhan berhubungan dengan validitas tiap butir soal. Validitas butir soal dapat dicari dalam hubungannya dengan skor total tiap individu yang ikut serta dalam evaluasi. Langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut : 1. Skor suatu instrument dengan baik dan teliti Untuk individu yang benar diberi angka 1, sedangkan yang salah diberi angka nol. 2. Jumlahkan skor total untuk tiap individu. 3. Gunakan rumus product moment correlation atau korelasi biserial. 2. Reliabilitas Suatu alat ukur dikatakan reliabel, apabila alat ukur itu dicobakan kepada objek yang sama secara berulang-ulang maka hasilnya akan tetap sama, konsisten, stabil atau relatif sama.  Faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas a. Konstruksi item yang tidak tepat, sehingga tidak dapat mempunyai daya pembeda yang kuat. b. Panjang/pendeknya suatu instrumen c. Evaluasi yang surjektif akan menurunkan reliabilitas d. Ketidaktepatan waktu yang diberikan e. Kemampuan yang ada dalam kelompok f. Luas/tidaknya sampel yang diambil.  Teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar a. Bentuk objektif 1) Metode Belah dua
  • 7. Dalam pelaksanaanya,seorang penilai hanya melakukan ujian satu kali terhadap sejumlah peserta, sehingga tidak ada pengaruh dari instrumen yang terdahulu. Jumlah butir soal yang diberikan harus genap sehingga dapat dibagi dua dan tiap kelompok mempunyai jumlah butir yang sama. Koefisien reliabilitas akan menunjukkan internal konsistensi dari pada butir soal dalam keseluruhan instrumen. Cara membelah dua instrumen tersebut dapat dilakukan dengan cara nomor genap dan ganjil, awal dan akhir. Untuk menentukan reliabilitas kedua bagian instrumen tersebut dapat digunakan Product Moment Coorelation, sedangkan untuk mencari reliabilitas keseluruhan instrumen dapat digunakan rumus Spearman Brown, sebagai berikut : Keterangan : : koefisien reliabilitas r : korelasi antara bagian instrumen 2) Metode Ulangan Pelaksanaannya dilakukan dua kali kepada sejumlah subjek yang sama, dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas metode ulangan ini untuk melihat bagaimana stabilnya skor setiap individu apabila dilakukan pengujian dalam waktu yang berbeda, dengan kondisi dan perlengkapan yang sama/ hampir bersamaan. Rumus yang digunakan untuk menentukan metode ulangan ini adalah Product Moment Correlation. 3) Metode Bentuk Paralel Bentuk ini dapat digunakan untuk memperkirakan reliabilitas dari semua tipe, tetapi koefisien yang dihasilkan hanya menggambarkan ekivalensi antara kedua instrumen. Tidak akan menunjukkan ekivalensi dalam kesukaran butir dan isi. Kedua bentuk instrumen yang diberikan mengukura hal yang sama, dengan memiliki tingkat kesukaran yang sama, pengetahuan dan keterangpilan yang sama dengan sistematika yang tidak berbeda antara kedua bentuk instrumen tersebut, tetapi dalam bentuk pertanyaan yang berbeda. Rumus yang dapat digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen dalam bentuk paralel ini adalah product moment correlation dan Rank order correlation. b. Bentuk essay Rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas tes berbentuk uraian dinamakan rumus Alpha, yaitu : Dimana: : Koefisien reliabilitas tes n : banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
  • 8. : Jumlah variansi skor dari tiap-tiap butir item :Variansitotal Interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut: 0,80 < r11 £ 1,00 reliabilitas sangat tinggi 0,60 < r11 £ 0,80 reliabilitas tinggi 0,40 < r11 £ 0,60 reliabilitas sedang 0,20 < r11 £ 0,40 reliabilitas rendah 0,00 < r11 £ 0,20 reliabilitas sangat rendah Nilai r yang diperoleh dibandingkan dengan rtabel. Jika rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa soal tes reliabel. 3. Analisis soal tes Untuk mendapatkan kualitas soal yang baik, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Daya pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang bodoh. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indek diskriminan. Untuk menentukan daya pembeda soal dapat dilakukan seperti yang dikemukakan oleh Prawironegoro (1985:11): Terlebih dahulu dicari degress of freedom (df) dengan rumus: df = (nt – 1) + (nr – 1) dimana: nt = nr = 27% x N kemudian digunakan rumus: dimana: Ip = daya pembeda soal Mt = rata-rata skor dari kelompok tinggi
  • 9. Mr = rata-rata skor dari kelompok rendah = jumlah kuadrat deviasi skor kelompok tinggi = jumlah kuadrat deviasi skor kelompok rendah n = 27% x N N = banyak pengikut tes Soal mempunyai daya pembeda yang berarti (signifikan) jika Ip hitung ³ Ip tabel pada derajat kebebasan yang sudah ditentukan. 2) Indek kesukaran. Agar tes dapat digunakan secara luas, setiap soal harus diselidiki tingkat kesukarannya yaitu apakah soal tersebut termasuk soal yang mudah, sedang atau sukar. Untuk menentukan indek kesukaran digunakan rumus yang dikemukakan Prawironegoro (1985:14) yaitu: dimana: Ik = indeks kesukaran Dt = jumlah skor dari kelompok tinggi Dr = jumlah skor dari kelompok rendah m = skor setiap soal jika benar n = 27% x N N = banyak pengikut tes Soal dinyatakan sukar, jika 0% £ Ik < 27% sedang, jika 27% £ Ik £ 73% mudah, jika Ik > 73% 3) Penerimaan soal Setiap soal yang telah dianalisa perlu diklasifikasikan menjadi soal yang tetap dipakai, direvisi atau dibuang. Menurut Prawironegoro (1985:16) tentang klasifikasi soal: a) Soal yang baik akan tetap dipakai jika Ip signifikan dan 0% < Ik £ 100%. b) Soal diperbaiki jika:
  • 10. i. Ip signifikan dan Ik = 100% atau Ik = 0%. ii. Ip tidak signifikan dan 0% < Ik < 100%. c) Soal diganti jika Ip tidak signifikan dan Ik = 100% atau Ik = 0%.