Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
9. Persyaratan K3 pemasangan instalasi, perlengkapan dan peralatan instalasi di Distribusi.pdf
1. K1.3 Persyaratan K3 pemasangan
instalasi, perlengkapan dan
peralatan instalasi di Distribusi
2.
3.
4. Ruang lingkup pemasangan Distribusi
• SUTM : Tiang dan peralatan kelengkapannya,
konduktor dan peralatan kelengkapannya
serta peralatan pengaman dan pemutus.
• SKTM : Kabel tanah (Indoor dan outdoor
termination, pelindung).
• Gardu Trafo : Transformator, Tiang, Pondasi
Tiang, rangka tempat Transformator, Panel LV,
pipa pelindung, instalasi grounding.
5. • SKTR dan SUTR : sama dengan SUTM dan
SKTM yang membedakan adalah di dimensi.
• Konsfigurasi Jaringan sistem Tenaga Listrik
1. Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Sistem distribusi merupakan keseluruhan
komponen dari sistem tenaga listrik yang
menghubungkan secara langsung antara sumber
daya yang besar (seperti gardu transmisi) dengan
konsumen tenaga listrik. Secara umum yang
termasuk ke dalam sistem distribusi antara lain:
6. Sistem Distribusi :
• Gardu Induk (GI)
• Jaringan Distribusi Primer
• Gardu Distribusi (Gardu transfomator)
• Jaringan Distribusi Sekunder.
7. Gardu induk (GI)
• Pada bagian ini jika sistem pendistribusian
tenaga listrik dilakukan secara langsung, maka
bagian pertama dari sistem distribusi tenaga
listrik adalah pusat pembangkit tenaga listrik
dan umumnya terletak di pinggiran kota.
Untuk menyalurkan tenaga listrik ke pusat –
pusat beban (konsumen) dilakukan dengan
jaringan distribusi primer dan jaringan
distribusi sekunder.
8. • Jika sistem pendistribusian tenaga listrik
dilakukan secara tidak langsung maka bagian
pertama dari sistem pendistribusian tenaga
listrik adalah gardu yang berfungsi
menurunkan tegangan dari jaringan transmisi
dan menyalurkan tenaga listrik melalui
jaringan distribusi primer.
9. Jaringan distribusi primer
• Jaringan distribusi primer merupakan awal
penyaluran tenaga listrik dari gardu induk ke
konsumen untuk sistem pendistribusian
langsung. Sedangkan untuk sistem
pendistribusian tidak langsung merupakan tahap
berikutnya dari jaringan transmisi dalam upaya
menyalurkan tenaga listrik ke konsumen. Jaringan
distribusi primer atau jaringan distribusi tegangan
menengah memiliki tegangan sistem sebesar 20
kV. Seperti pada gambar di bawah ini
11. Gardu Distribusi
• Gardu Distribusi mempunyai dua sistem
jaringan yaitu jaringan distrribusi
primer(Tegangan Menengah) dan Jaringan
distribusi sekunder (Tegangan Rendah). Gardu
distribusi baik pasangan luar maupun
pasangan dalam, dipasang trafo penurun
tegangan untuk merubah tegangan menengah
menjadi tegangan rendah untuk memasok
beban – beban konsumen.
12. Jaringan Distribusi Sekunder
• Sifat pelayanan sistem distribusi sangat luas dan
kompleks karena konsumen harus dilayani mempunyai
lokasi dan karakteristik yang berbeda. Sistem distribusi
harus dapat melayani konsumen yang terkonsentrasi di
kota, pinggiran kota dan konsumen di daerah terpencil.
Sedangkan dari karakteristiknya, terdapat konsumen
perumahan dan konsumen dunia industri. Sistem
konstruksi saluran distribusi terdiri dari saluran udara
dan saluran bawah tanah. Pemilihan konstruksi
tersebut didasarkan pada pertimbangan sebagai
berikut: alasan teknis yaitu berupa persyaratan teknis,
alasan ekonomis, alasan estetika dan alasan pelayanan
yaitu kontinuitas pelayanan sesuai jenis konsumen:
13. Jaringan distribusi terdapat
4 Konfigurasi
1. Sistem Radial
• Sistem distribusi dengan pola radial ini adalah
sistem distribusi yang paling sederhana dan
ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa
penyulang yang mensuplai gardu distribusi
secara radial.
15. • Dalam penyulang tersebut
dipasang gardu- gardu distribusi
untuk konsumen , gardu distribusi
adalah tempat dimana trafo untuk
konsumen dipasang. Bisa dalam
bangunan beton atau dipasang
diatas tiang.
•
16. • Keuntungan dari sistem ini tidak rumit dan lebih
murah dibanding dengan sistem yang lain.
Namun keadaaan sistem ini lebih rendah
dibanding dengan sistem lainnya. Kurangnya
keandalan disebabkan karena hanya terdapat
satu jalur utama yang menyuplai gardu distribusi,
sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami
gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam,
kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu
distribusi yang paling ujung kurang baik / rendah
, hal ini disebabkan jatuh tegangan terbesar ada
di ujung saluran.
18. Sistem Hantaran Penghubung
(Tie Line).
• Sistem distribusi Tie Line seperti
ditunjukkan Gambar , umumnya
digunakan untuk pelanggan khusus yang
tidak boleh padam (Bandar Udara
,Industri besar dll ).
19. • Sistem ini memiliki minimal dua penyulang
sekaligus dengan tambahan Automatic
Change Over Switch / Automatic Transfer
Switch, dan setiap penyulang terkoneksi ke
gardu pelanggan khusus tersebut sehingga
bila salah satu penyulang mengalami
gangguan maka pasokan listrik akan di pindah
ke penyulang lain.
20. Sistem Loop
• Pada Jaringan Tegangan Menengah
Struktur Lingkaran (Loop) seperti Gambar
dibawah ini dimungkinkan
pemasokannya dari beberapa gardu
induk, sehingga dengan demikian tingkat
keandalannya relatif lebih baik.
22. Sistem Spindel.
• Sistem Spindel seperti pada Gambardibawah
ini adalah suatu pola kombinasi jaringan dari
pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari
beberapa penyulang (feeder) yang
tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan
tegangan tersebut berakhir pada sebuah
Gardu Hubung (GH).
24. • Pada sebuah sistem spindel biasanya
terdiri dari beberapa penyulang aktif dan
sebuah penyulang cadangan (express)
yang akan dihubungkan melalui gardu
hubung. Pola spindle biasanya digunakan
pada jaringan tegangan menengah (JTM)
yang menggunakan kabel tanah / saluran
kabel tanah tegangan menengah (SKTM).
25. • Namun pada pengoperasiannya, sistem
spindel berfungsi sebagai sistem radial.
Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri
dari gardu distribusi yang berfungsi untuk
mendistribusikan tegangan kepada
konsumen baik konsumen tegangan
rendah (TR) atau tegangan menengah
(TM).
26. • Pembumian atau Grounding
adalah benda logam yang di
tanam dalam tanah berfungsi
sebagai pelepasan muatan listrik
, tanah atau bumi adalah sebuah
masa yang bersifat netral dan
memiliki volume yang luar biasa
besar sehingga mampu untuk
menyerap dan menetralkan
muatan listrik sebesar apapun .
Pemasangan Grounding
27. • Meniadakan bahaya tegangan atau arus
kejut,
• Meniadakan bahaya kebakaran
• Meniadakan ketidakstabilan tegangan
Tujuan Grounding
28. • Bagian pembuangan muatan listrik dari
lightening arrester
• Bagian instalasi yang terbuat dari logam
• Titik netral dari transformator atau
generator
Hal-hal yang harus ditanahkan
29. • Pengaruh keadaan struktur tanah
• Pengaruh unsur kimia
• Pengaruh iklim
• Pengaruh temperatur tanah
Faktor yang mempengaruhi
Tahanan Jenis Tanah
30. • Gardu Induk merupakan suatu sistem
Instalasi listrik yang terdiri dari
beberapa peralatan listrik dan
menjadi penghubung listrik dari
jaringan transmisi ke jaringan
distribusi primer.
• Gardu Induk befungsi sebagai
penyalur daya (KVA, MVA) sesuai
dengan tegangan operasinya.
Sistem pentanahan gardu induk
31. • Karena peranannya yang sangat penting
dalam menyalurkan daya listrik dan
menjadi penghubung listrik dari jaringan
transmisi ke jaringan distribusi primer
maka harus diterapkan sistem
pentanahan yang memenuhi persyaratan
sistem pengaman yaitu :
32. • Sensitivity : Sistem pentanahan Gardu Induk
harus peka terhadap gangguan yang terjadi, dan
secara proposional mampu mendeteksi
gangguan dengan tepat di area atau zona yang di
amankan
Kepekaan (Sensitivity) dan
Keandalan (Reliability)
Sistem Pentanahan Gardu Induk harus
handal. Tidak boleh gagal, mampu bekerja
sesuai dengan pengaturan yang diterapkan
pada sistem pentanahan tersebut.
33. Hal – hal yang diperlukan dalam
pemasangan gounding
41. cara penggunaan earth tester:
Pada switch pilih mode Ω.
Tekan push button.
Lihat penunjuk voltase tanah
apabila jarum bergerak
dengan cepat sampai
mentok ke ujung volt
meter, check kembali
instalasi kabel.
Cara kerja Earth Tester
• Adjust ohm meter sampai nilai
voltase pada galvanometer “0 volt”.
• Lakukan instalasi earth tester seperti
tampak jarak L adalah sebesar 5 meter.
Baca nilai resistansi yang terbaca pada alat
tersebut. Itulah nilai resistansi tanah.
42. • Pemilihan Lokasi
• Pemilihan Bahan
• Penanaman Grounding Road
• Cara Penyambungan Grounding Road dengan
Kabel Grounding
• Penanaman Kabel Grounding
43. • Lakukan pemilihan lokasi penanaman grounding road
disekitar rumah anda, rencanakan berapa titik yang akan
ditanamkan.
• Jika anda akan memasang beberapa buah grounding road
usahakan jangan terlalu berdekatan , ditujukan supaya
pembumian menyebar disekitar rumah anda. Dan juga untuk
menjaga bialamana salah satu grounding rod sitim
pembumiannya tidak bagus maka bisa dibumikan oleh
grounding rod lainnya.
• Harus diperhatikan bahwa masing masing grounding road
semua harus terhubung.
Pemilihan Lokasi
44. • Lakukan pencarian tanah yang mudah
ditancapkan. Hindari penanaman
grounding road di daerah tanah
berbatu atau berpasir.
• Usahakan lokasi penempatan
grounding road tidak terlalu jauh dari
bangunan rumah, tapi harus diingat
jangan sampai merusak sistim instalasi
/ pemipaan yang telah tertanam.
• Usahakan penempatan antara
grounding road dalam garis lurus, tidak
terlalu banyak berbelok belok.
45. • Pemilihan grounding road dan kabel grounding yang akan
diinstlasi harus sesuai standar , baik jenis maupun
ukurannya.
• Grounding road yang paling bagus adalah pipa padat yang
terbuat dari tembaga. Disamping sebagai daya hantar yang
kuat, tembaga tidak mudah berkarat. Anda perlu
memeriksa barang tersebut saat pembelian, karena kadang
kadang banyak pipa yang dijual kelihatannya terbuat dari
bahan tembaga padahal bagian dalamnya adalah besi biasa
tapi bagian luarnya disepuh dengan tembaga. Untuk
menchecknya anda bisa memotong secara diagonal maka
akan kelihatan apakah asli atau tidak.
• Penggunaan besi biasa harus dihindari karena bahan ini
sangat mudah berkarat.
Pemilihan Bahan
46. • Lakukan penggalian tanah ukuran 30 x 30
kedalaman 50 cm
• Pertama coba tancapkan grounding road tersebut
apakah mudah atau susah ditancapkan.
• Jika agak susah , buatkan bentuk lubang dimana
grounding rod akan ditanamkan.
• Tuangkan air kedalam lubang tersebut hingga
penuh
• Tancapkan grounding rod kedalam lubang
tersebut dan tekan secara pelan pelan hingga
beberap centimeter
Penanaman Grounding Road
47. • Angkat sedikit grounding rod, dan biarkan
air turun kebawah
• Tekan kembali grounding rod hingga
beberapa centimeter dari kedalaman awal
• Tuangkan kembali air kedalam lubang , lalu
ulangi menekan grounding rod.
Sepanjang anda tidak menemukan tanah
yang keras atau tanah berbatu , air akan
membantu anda untuk menggeser lumpur
atau pasir di dalam tancapan hingga
grounding roda tertancap sampai habis.
• Lakukan hal tersebut secara berulang
hingga grounding rod tertanam sampai
habis
48. • Cara menghubungkan yang paling bagus antara
grounding rod dengan kabel grounding adalah
dengan sistim pengelasan dengan menggunakan
alat Cadweld. Setiap penyambungan harus
menggunakan bubuk mesiu standar , karena
pemakaian bubuk mesiu akan memepengaruhi
kekuatan sambungannya. Hal ini juga dilakuan
untuk penyambungan antara kabel grounding
dengan kabel grounding dan juga untuk
penyambungan antara kabel grounding ke plate
terminal grounding.
Cara Penyambungan Grounding Road
dengan Kabel Grounding
49.
50. • Lakukan penggalian tanah dari titik dimana
grounding menuju masing masing titik
grounding yang saling terhubung. Dan juga
lakukan penggalian kea rah terminal
grounding
• Buat galian
disepanjang jalur lintasan dengan kedalaman
antara 50 -60 cm
Penanaman Kabel Grounding
51. • Tarik kabel grounding melalui jalur kabel
tersebut, kemudian tempatkan di bawah
galian. Pastikan panjang kabel sudah
cukup hingga proses pengikatan dengan
grounding road tidak akan susah. Jangan
biarkan kabel grounding berlebih.
52. • Setelah semua sambungan telah di koneksi
dengan sistim cadwell, berikan pipa marking
di tempat grounding rod tersebut. Gunakan
pipa PVC 4 ‘’ dan ditutup dop pipa.
53. • Kemudian lakukan penimbunan
tanah didaerah galian sampai
ketinggian 20 cm. Lalu padatkan.
Kemudian beri tanda misalanya batu
bata supaya dikemudian hari jika
ada penggalian di sepanjang areal
penanaman kabel, maka kabel akan
aman.
• Setelah bata terpasang semua,
kemudain timbun kembali hingga
penuh. Lakukan penimbunan hingga
betul betul padat.