SlideShare a Scribd company logo
JARINGAN TEGANGAN
MENENGAH
Date 21-01-2022
TEAM PRESENTATION
Elsa Safitri
44219008
Muh. Fahmi Alim
Mustakim
44219014
Pembimbing :
Ir. Makmur Saini, M.T., Ph.D.
JARINGAN TEGANGAN
MENENGAH
3A Teknik Pembangkit Energi
01. Deskripsi Umum >
02. Komponen, Konstruksi dan
Penyelenggaraan
>
03. Struktur JTM >
4. Gangguan Pada JTM >
01.
Deskripsi Umum
Jaringan distribusi tegangan menengah adalah jaringan tenaga listrik yang menyalurkan daya listrik dari
gardu induk sub transmisi ke gardu distribusi. Jaringan distribusi tegangan menengah berawal dari
gardu induk/ pusat Listrik pada sistem terpisah/isolated. Bentuk jaringan dapat berbentuk radial atau
tertutup(radial open loop). Standar tegangan menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan di
Indonesia adalah 20kV.
02.
KOMPONEN,
KONSTRUKSI, DAN
PENYELENGGARAAN
JENIS KONSTRUKSI
JTM
B. SKUTM
(Saluran Kabel Udara Tegangan
Menengah)
C. SKTM
(Saluran Kabel Tanah Tegangan
Menengah)
A. SUTM
(Saluran Udara Tegangan
Menengah
A. SUTM
(Saluran Udara Tegangan
Menengah)
A. SUTM (Saluran Udara Tegangan
Menengah
Saluran Udara Tegangan Menengah adalah konstruksi
termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang
sama. Konstruksi ini terbanyak digunakan untuk konsumen
jaringan tegangan menengah yang digunakan di Indonesia.
Adapun ciri utama dari jaringan ini adalah penggunaan
penghantar telanjang yang ditopang dengan isolator pada
tiang besi/beton.
A. SUTM
(Saluran Udara Tegangan
Menengah)
• Ruang Bebas dan Jarak Aman
Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/fase dari
jaringan terhadap benda-benda disekelilingnya baik
secara mekanis atau elektromagnetis yang tidak
memberikan pengaruh membahayakan. Secara rinci
jarak aman jaringan terhadap bangunan lain dapat
dilihat pada table berikut :
+ info >
A. SUTM
(Saluran Udara Tegangan
Menengah)
• Ruang Bebas dan Jarak Aman
Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/fase dari
jaringan terhadap benda-benda disekelilingnya baik
secara mekanis atau elektromagnetis yang tidak
memberikan pengaruh membahayakan. Secara rinci
jarak aman jaringan terhadap bangunan lain dapat
dilihat pada table berikut :
+ info >
X
Ruang Bebas dan Jarak Aman
Khusus terhadap jaringan telekomunikasi,
jarak aman minimal adalah 1m baik vertical
maupun horizontal. Bila dibawah JTM
terdapat JTR, jarak minimal JTM dengan kabel
JTR dibawahnya minimal 120cm.
A. SUTM
(Saluran Udara Tegangan
Menengah)
• Ruang Bebas dan Jarak Aman
Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/fase dari
jaringan terhadap benda-benda disekelilingnya baik
secara mekanis atau elektromagnetis yang tidak
memberikan pengaruh membahayakan. Secara rinci
jarak aman jaringan terhadap bangunan lain dapat
dilihat pada table berikut :
+ info >
JENIS KONSTRUKSI
JTM
B. SKUTM
(Saluran Kabel Udara Tegangan
Menengah)
C. SKTM
(Saluran Kabel Tanah Tegangan
Menengah)
A. SUTM
(Saluran Udara Tegangan
Menengah
• Untuk lebih meningkatkan keamanan dan keandalan
penyaluran tenaga listrik, penggunaan penghantar telanjang
atau penghantar berisolasi setengah pada konstruksi jaringan
Saluran Udara Tegangan Menengah 20kV, dapat juga
digantikan dengan konstruksi penghantar berisolasi penuh
yang dipilin.
B. SKUTM
(Saluran Kabel Udara
Tegangan Menengah)
JENIS KONSTRUKSI
JTM
B. SKUTM
(Saluran Kabel Udara Tegangan
Menengah)
C. SKTM
(Saluran Kabel Tanah Tegangan
Menengah)
A. SUTM
(Saluran Udara Tegangan
Menengah
• Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yang
aman dan andal untuk mendistribusikan
tenaga listrik tegangan menengah, tetapi
relative lebih mahal untuk penyaluran daya
yang sama.
C. SKTM
(Saluran Kabel Tanah
Tegangan Menengah)
• Penggunaan Saluran Kabel bawah tanah tegangan
menengah (SKTM) sebagai jaringan utama
pendistribusian tenaga listrik adalah sebagai upaya
utama peningkatan kualitas pendistribusian.
Dibandingkan dengan SUTM, penggunaan SKTM akan
memperkecil resiko kegagalan operasi akibat faktor
eksternal/meningkatkan keamanan ketenagalistrikan.
Secara garis besar, termasuk dalam kelompok SKTM
adalah:
a. SKTM bawah tanah-underground MV Cable.
b. SKTM Laut – Submarine MV Cable.
C. SKTM
(Saluran Kabel
Tanah
Tegangan
Menengah)
KOMPONEN SUTM
KOMPONEN SUTM
1. Penghantar Telanjang (BC: Bare Conductor)
Konduktor dengan bahan utama tembaga(Cu) atau alluminium (Al) yang di pilin bulat padat , sesuai SPLN
42 -10 : 1986 dan SPLN 74 : 1987 Pilihan konduktor penghantar telanjang yang memenuhi pada dekade
ini adalah AAC atau AAAC. Sebagai akibat tingginya harga tembaga dunia, saat ini belum memungkinkan
penggunaan penghantar berbahan tembaga sebagai pilihan yang baik.
2. Penghantar Berisolasi Setengah AAAC-S (half insulated single core)
Konduktor dengan bahan utama aluminium ini diisolasi dengan material XLPE (croslink polyetilene
langsung), dengan batas tegangan 6 kV dan harus memenuhi SPLN No 43-5-6 tahun 1995
3. Penghantar Berisolasi Penuh (Three single core)
XLPE dan berselubung PVC berpenggantung penghantar baja dengan tegangan Pengenal 12/20 (24) kV
Penghantar jenis ini khusus digunakan untuk SKUTM dan berisolasi penuh. SPLN 43-5- 2:1995-Kabel
A.
Penghanta
r
KOMPONEN SUTM
B.
ISOLATOR
1. Isolator Tumpu
2. Isolator Tarikk
KOMPONEN SUTM
C. PERALATAN
HUBUNG
Pada percabangan atau pengalokasian seksi pada jaringan SUTM untuk maksud
kemudahan operasional harus dipasang Pemutus Beban (Load Break Switch :
LBS), selain LBS dapat juga dipasangkan Fused Cut-Out (FCO).
KOMPONEN SUTM
D. TIANG
1. Tiang Kayu
SPLN 115 : 1995 berisikan tentang Tiang Kayu untuk jaringan distribusi, kekuatan, ketinggian dan
pengawetan kayu sehingga pada beberapa wilayah pengusahaan PT PLN Persero bila suplai kayu
memungkinkan, dapat digunakan sebagai tiang penopang penghantar penghantar SUTM.
2. Tiang Besi
SPLN 115 : 1995 berisikan tentang Tiang Kayu untuk jaringan distribusi, kekuatan, ketinggian dan
pengawetan kayu sehingga pada beberapa wilayah pengusahaan PT PLN Persero bila suplai kayu
memungkinkan, dapat digunakan sebagai tiang penopang penghantar penghantar SUTM
3. Tiang Beton
Untuk kekuatan sama, pilihan tiang jenis ini dianjurkan digunakan di seluruh PLN karena lebih murah
dibandingkan dengan jenis konstruksi tiang lainnya termasuk terhadap kemungkinan penggunaan konstruksi
SPESIFIKASI TEKNIS
MATERIAL
Spesifikasi Konstruksi Tiang
Spesifikasi tiang kayu yang dapat digunakan pada jaringan distribusi harus memenuhi SPLN 115:1995
tentang Tiang kayu untuk jaringan distribusi. Spesifikasi Tiang besi yang dapat dipergunakan pada Saluran
Udara Tegangan Menengah , sesuai SPLN 54 : 1983 tentang Standar Tiang Besi Baja dapat dilihat pada tabel
SPESIFIKASI TEKNIS
MATERIAL
Spesifikasi Konstruksi Tiang
Sedang untuk tiang beton, tipe tubular sesuai SPLN 93 : 1991 tentang Tiang Beton Pratekan untuk jaringan
distribusi, spesifikasi konstruksi tiang beton penampang bulat dapat dilihat pada tabel
KONSTRUKSI &
PENYELENGGARAAN
SUTM & SKUTM
KONSTRUKSI SUTM
1. Ruang Bebas (Right Of Way) dan jarak aman (safety distance)
Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/fase dari jaringan terhadap benda-benda disekelilingnya
KONSTRUKSI SUTM
Spesifikasi Konstruksi SUTM
Secara rinci standar konstruksi Saluran Udara Tegangan Menengah sebagai berikut :
- 1. Konstruksi SUTM sistem 3 kawat
a. Konstruksi SUTM Sirkit Tunggal
b. Konstruksi SUTM Sirkit Ganda
c. Konstruksi Penopang Tiang
- 2. Konstruksi SUTM sistem 4 kawat (jaringan SUTM dengan Penghantar Netral)
a. Konstruksi SUTM Tunggal
b. Konstruksi SUTM Dua Sirkit (Ganda)
c. Konstruksi SUTM tiga sirkit
KONSTRUKSI SUTM
KONSTRUKSI SKUTM
• Saluran kabel udara Tegangan Menengah adalah saluran udara Tegangan Menengah yang
menggunakan kabel sebagai sarana penghantar. Terdapat dua jenis kabel yang dipakai :
• Kabel udara dengan ketahanan isolator 6 kV / half insulated – AAAC – S yang berukuran 150
mm² dan 70 mm².
• Kabel udara dengan ketahanan isolator penuh / 24 kV / Fasa – Fasa ) dari jenis NFA2XSEY –
T, berukuran ( 3 x 150 A1 + 90 SE ) dan 9 3 x 70 A1 + 70 SE ).
• Ruang Bebas dan Jarak Aman
Ruang Bebas ( Right of Way ) dan jarak aman ( Safety Clearence) pada konstruksi SKUTM harus
tetap memenuhi syarat keamanan lingkungan dan keandalan.
PENYELENGGARAAN
SUTM & SKUTM
1. Persiapan Peta Rencana dan Proses Perizinan
Sebelum melaksanakan pekerjaan penarikan penghantar/penggelaran kabel JTM, perlu dilakukan persiapan
teknis dan administratif, berupa :
a. Gambar Rencana Pelaksanaan
b. Izin Pelaksanaan
c. Gambar As Built Drawing Utilitas yang terpasang pada jalur rencana pekerjaan
d. Dokumen-dokumen permintaan material
e. Persiapan Peralatan Kerja dan K2/K3
f. Izin Pelaksanaan Otoritas setempat
g. Pengawas Unit PLN terkait
Prosedur Penyelenggaraan Konstruksi
PENYELENGGARAAN
SUTM & SKUTM
2. Survei dan Penentuan Lokasi Titik Tiang (Pole Staking)
PENYELENGGARAAN
SUTM & SKUTM
3. Pendirian Tiang dan Kelengkapannya
PENYELENGGARAAN
SUTM & SKUTM
4. Pemasangan guy-wire / treckschoor atau Topang Tarik (pole supporter)
Sebelum penarikan penghantar, pasang guy-wire atau tiang topang tarik pada tiang awal, tiang akhir atau tiang sudut sesuai
rancangan konstruksi SUTM pada trase bersangkutan. Periksa ketentuan instalasi guywire, topang tarik, penguatan khusus
pondasi tiang
5. Instalasi Cross-Arm dan Isolator
Sebelum instalasi, perhatikan kesiapan petugas instalasi baik fisik bersangkutan maupun kelengkapan alat kerja dan
keselamatan kerja. Pasang cross-arm pembantu pada tiang sebagai pijakan kerja petugas instalasi 1,2 m dari rencana posisi
cross-arm. Pasang cross-arm pada tiang sesuai rancangan konstruksi SUTM tersebut dan kencangkan masing-masing baut
pengikat minimal 20 Nm dengan menggunakan kunci 19 atau 22. Pada pemasangan isolator, naikkan isolator dengan katrol
dan segera ikatkan pada cross-arm. Perhatikan kesesuaian isolator tumpu atau tarik dengan sudut tiang
PENYELENGGARAAN
SUTM & SKUTM
6. Penarikan Penghantar (Stringing)
Sebelum pelaksanaan penarikan penghantar, periksa hal-hal berikut :
1) Tiang beton diberi penguatan sementara – guywire/treckschor di tiang awal dan tiang ujung
2) Konstruksi instalasi Cross-Arm serta isolator pada masing-masing tiang
3) Kesiapan penghantar dalam drum/haspel pada penopang rol
4) Terpasangnya minimal 2 Stringing Block pada masing-masing tiang.
5) Tenaga kerja penarik penghantar
6) Tenaga pengawas lapangan/keselamatan kerja
7) Petugas pengendali kontrol kecepatan putar drum penghantar
8) Perkakas kerja yang diperlukan
9) Peralatan keselamatan kerja pada ketinggian
PENYELENGGARAAN
SUTM & SKUTM
6. Penarikan Penghantar (Stringing)
Pada saat penarikan perhatikan :
1) Saat menggelar, diharuskan penghantar diawali penghantar tengah, ditarik dari bagian tengah tiang afspan.
2) Potong menurut panjang yang diperlukan dan ikatkan sementara pada travers ujung tiang.
3) Penarikan kedua penghantar pinggir harus dilaksanakan bersama dan balance running blocks atau rollers
selalu dipakai sampai pada waktu penghantar-penghantar diberi kuat tarik dan lendutan tertentu.
4) Periksa dan segera perbaiki penghantar penghantar bilamana pada titik tertentu, stranded penghantar
tersebut terurai, dengan menggunakan repair sleeve
PENYELENGGARAAN
SUTM & SKUTM
7. Penyelesaian Akhir (finishing)
Setelah tahapan konstruksi pemasangan JTM selesai, maka dilanjutkan dengan uji teknis dan
komisioning sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk kemudian diterbitkan Sertifikat Laik
Operasi (SLO) oleh Badan yang berwenang.
KOMPONEN UTAMA
KONSTRUKSI SKTM
1. Penandaan Kabel SKTM
Menggunakan kode pengenal dari masing-masing bahan pada kabel
dimulai dari bagian paling dalam (inti) sampai dengan bagian paling luar
(Selubung Luar)
KOMPONEN UTAMA
KONSTRUKSI SKTM
2 Jenis Kabel SKTM
Spesifikasi konstruksi kabel SKTM harus memenuhi SPLN sebagai
berikut
KONSTRUKSI SKTM
1. Jarak Aman Konstruksi SKTM
Karena menyangkut fasilitas PEMDA seperti jalan raya,
trotoar atau instalasi pengguna lainnya
(telekom/PAM), dikawasan perkotaan pekerjaan
konstruksi SKTM untuk sistem distribusi harus
dilaksanakan dengan ketentuan/seijin PEMDA
setempat. Sebagaimana ditetapkan dalam SNI 04-
0225-2000 tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik,
Jarak aman antara instalasi bawah tanah lain
ditetapkan sebagai berikut:
KONSTRUKSI SKTM
2. Pemilihan Jenis Konstruksi SKTM
Jenis Konstruksi SKTM bawah tanah pada
garis besarnya dibedakan atas sistem
tanam langsung (direct buried cable)
menggunakan pipa saluran/ducting atau
terowongan (tunneling cable). Dasar
pemilihan jenis konstruksi ini secara
ringkas dapat dilihat sebagai berikut.
PENYELENGGARAAN
KONSTRUKSI SKTM
1. Pekerjaan Persiapan Penggelaran Kabel
Sebelum pekerjaan lapangan dilaksanakan, periksa dan persiapkan gambar rencana rute pelaksanaan pelaksanaan
peta 1 : 5000. Pastikan terlebih dulu awal dan akhir penggelaran kabel. Laksanakan Survei rencana trase/jalur kabel
dan pastikan keseluruhan proses periijinan PEMDA atau Pemilik lahan sudah diperoleh untuk keseluruhan trase
SKTM serta penggalian titik kontrol jalur kabel pada tiap 5 meter (injeksi test galian) untuk meneliti kemungkinan
adanya utilitas lain. Dalam hal terdapat instalasi utilitas non PLN lain dibawah tanah, periksa ulang dan laksanakan
konsultasi dengan PEMDA/Pemilik lahan. Siapkan material penunjang
PENYELENGGARAAN
KONSTRUKSI SKTM
2. Pelaksanaan Galian Kabel
Galian kabel harus dilaksanakan sesuai syarat jarak aman SKTM. Tanah bekas galian harus
diletakan sedemikian sehingga tidak turun kembali ke galian atau mengganggu pengguna
jalan/lahan lokasi galian.
3. Handling Transportasi Kabel SKTM
Pekerjaan pemindahan atau pengangkutan kabel harus dilakukan hati-hati dan dilaksanakan sesuai
ketentuan. Untuk jarak pemindahan pendek < 20 meter, haspel dapat digelindingkan dan didorong dengan
Arah berlawanan gulungan kabel.
PENYELENGGARAAN
KONSTRUKSI SKTM
4. Penggelaran Kabel SKTM
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggelaran/penarikan kabel :
1. Jumlah tenaga yang akan melaksanakan penarikan atau penggelaran kabel harus cukup minimal
satu orang per 5 meter kabel. Jadi jika akan menggelar I rol haspel kabel yang panjangnya ± 300 m
diperlukan tenaga minimal 300/3 = 100 orang
2. a. Sebelum dilakukan penarikan atau penggelaran kabel tanah haspel, harus diletakkan
diatas dongkrak untuk memudahkan penarikan. s
b. Kabel dilepas dari rol haspelnya, ditarik dan digelar secara hati – hati jangan sampai
melilit dan menyatu, dsb.
c. Kabel ditarik dengan tangan oleh pekerja–pekerja yang berdiri dengan jarak yang
teratur sepanjang penggalian (1 orang, 1 roller, setiap kurang lebih 5 m)
d. Setiap pekerja menarik kabel secara serentak sesuai aba – aba (komando, suara) pengawas
PENYELENGGARAAN
KONSTRUKSI SKTM
3. Dalam melakukan penarikan kabel pada tikungan / belokan radius lengkungan kabel
selama penggelaran harus selalu lebih dari 20 kali diameter kabelnya.
PENYELENGGARAAN
KONSTRUKSI SKTM
5. Penyambungan Kabel
Penyiapan Kabel yang akan disambung yaitu
PENYELENGGARAAN
KONSTRUKSI SKTM
6. Instalasi Terminal Kabel
7. Pemasangan Penghantar Pembumian
8. Penandaan Konstruksi SKTM
9. Pemeriksaan Akhir dan Komisioning SKTM
10. Konstruksi SKTM dengan Pipa Conduit
11. Konstruksi SKTM dengan Kanal Terowongan
PENYELENGGARAAN
KONSTRUKSI SKTM
12. Penyelesaian Akhir (Finishing)
Setelah tahapan konstruksi pemasangan JTM selesai, maka dilanjutkan
dengan uji teknis dan komisioning sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
untuk kemudian diterbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) oleh Badan yang
berwenang.
03.
STRUKTUR JARINGAN
TEGANGAN
MENENGAH
1. Jaringan Radial
Kerugian tipe jaringan ini apabila jalur utama pasokan
terputus maka seluruh penyulang akan padam.
Kerugian lain mutu tegangan pada gardu distribusi
yang paling akhir kurang baik, hal ini dikarenakan
besarnya rugi-rugi pada saluran.
2. Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)
Bila salah satu penyulang mengalami
gangguan maka pasokan listrik akan dipindah
ke penyulang lain.
3. Jaringan Lingkaran (Loop)
4. Jaringan Spindle
5. Jaringan Gugus atau Kluster
04.
GANGGUAN YANG
SERING TERJADI PADA
JARINGAN TEGANGAN
MENENGAH
1. Gangguan Hubung Singkat
Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fase (3 fase atau 2 fase) atau 1 fase ketanah
dan sifatnya bisa temporer atau permanen.
a. Gangguan Permanen
Hubung singkat pada kabel, belitan trafo, generator, tembusnya isolasi.
b. Gangguan Temporer
Flashover karena sambaran petir, flashover dengan pohon, tertiup angin
2. Gangguan Beban Lebih
Gangguan beban lebih terjadi karena pembebanan sistem distribusi yang melebihi
kapasitas sistem terpasang. Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi
bila dibiarkan terus-menerus berlangsung dapat merusak peralatan.
3. Gangguan Tegangan Lebih
Gangguan tegangan lebih termasuk gangguan yang sering terjadi pada saluran distribusi. Berdasarkan
penyebabnya maka gangguan tegangan lebih ini dapat dikelompokkan atas dua hal, yaitu :
a. Tegangan lebih power frekuensi
Pada sistem distribusi hal ini biasanya disebabkan oleh kesalahan pada AVR atau pengatur tap pada trafo
distribusi.
a. Tegangan lebih surja
Gangguan ini biasanya disebabkan oleh surja hubung atau surja petir.
THANK YOU

More Related Content

What's hot

Jaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendahJaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendah
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timurkonstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
DANA KHOIRIL HUDA
 
Jaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrikJaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrik
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)
JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)
JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
SALURAN TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLT
SALURAN  TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLTSALURAN  TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLT
SALURAN TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLT
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
GIS ( GAS INSULATION SWITHGEAR)
GIS ( GAS INSULATION SWITHGEAR)GIS ( GAS INSULATION SWITHGEAR)
GIS ( GAS INSULATION SWITHGEAR)
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI SISTEM PROTEKSI
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KV
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KVJARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KV
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KV
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
GARDU INDUK
GARDU  INDUK GARDU  INDUK
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya Listrik
Mulia Damanik
 
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI  TENAGA LISTRIKSISTEM TRANSMISI  TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Laporan Pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU)
Laporan Pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU)Laporan Pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU)
Laporan Pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU)
Deva Saputra
 
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU  DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK GARDU  DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Jaringan tegangan rendah
Jaringan tegangan rendahJaringan tegangan rendah
Jaringan tegangan rendah
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
Simon Patabang
 
12.buku pedoman lightning arrester
12.buku pedoman lightning arrester12.buku pedoman lightning arrester
12.buku pedoman lightning arrester
adiskurnia std
 
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduh
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduhKabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduh
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduh
Trisakti University
 

What's hot (20)

Jaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendahJaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendah
 
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timurkonstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
 
Jaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrikJaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrik
 
JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)
JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)
JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)
 
SALURAN TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLT
SALURAN  TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLTSALURAN  TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLT
SALURAN TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLT
 
GIS ( GAS INSULATION SWITHGEAR)
GIS ( GAS INSULATION SWITHGEAR)GIS ( GAS INSULATION SWITHGEAR)
GIS ( GAS INSULATION SWITHGEAR)
 
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KV
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KVJARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KV
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KV
 
GARDU INDUK
GARDU  INDUK GARDU  INDUK
GARDU INDUK
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya Listrik
 
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI  TENAGA LISTRIKSISTEM TRANSMISI  TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
 
Laporan Pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU)
Laporan Pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU)Laporan Pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU)
Laporan Pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU)
 
Spln 68 2-1986
Spln 68 2-1986Spln 68 2-1986
Spln 68 2-1986
 
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU  DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK GARDU  DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
 
Jaringan tegangan rendah
Jaringan tegangan rendahJaringan tegangan rendah
Jaringan tegangan rendah
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
 
12.buku pedoman lightning arrester
12.buku pedoman lightning arrester12.buku pedoman lightning arrester
12.buku pedoman lightning arrester
 
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduh
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduhKabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduh
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduh
 

Similar to JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KV

Jaringan Tegangan Menengah
Jaringan Tegangan Menengah Jaringan Tegangan Menengah
Jaringan Tegangan Menengah
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KVJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PRIMERSISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN DISTRIBUSI SKUNDER 380 /220 V
JARINGAN DISTRIBUSI SKUNDER 380 /220 VJARINGAN DISTRIBUSI SKUNDER 380 /220 V
JARINGAN DISTRIBUSI SKUNDER 380 /220 V
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
muhammad riezky
 
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Transmisi tenaga listrik
Transmisi tenaga listrikTransmisi tenaga listrik
Transmisi tenaga listrik
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Distribusi tganagan tinggi
Distribusi tganagan tinggiDistribusi tganagan tinggi
Distribusi tganagan tinggi
Lipan Jagalon
 
Transmisi Tenaga Listrik
 Transmisi Tenaga Listrik  Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga ListrikTransmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
Kornelia Pakiding
 
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIKSISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN TEGEANGAN MENENGAH ( JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER)
JARINGAN TEGEANGAN MENENGAH ( JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER)JARINGAN TEGEANGAN MENENGAH ( JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER)
JARINGAN TEGEANGAN MENENGAH ( JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER)
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Bab ii
Bab iiBab ii
SISTEM JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK 3B TPE 2019.pptx
SISTEM JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK 3B TPE 2019.pptxSISTEM JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK 3B TPE 2019.pptx
SISTEM JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK 3B TPE 2019.pptx
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN TRANSMISI
JARINGAN TRANSMISIJARINGAN TRANSMISI

Similar to JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KV (20)

Jaringan Tegangan Menengah
Jaringan Tegangan Menengah Jaringan Tegangan Menengah
Jaringan Tegangan Menengah
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KVJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV
 
SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PRIMERSISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
 
JARINGAN DISTRIBUSI SKUNDER 380 /220 V
JARINGAN DISTRIBUSI SKUNDER 380 /220 VJARINGAN DISTRIBUSI SKUNDER 380 /220 V
JARINGAN DISTRIBUSI SKUNDER 380 /220 V
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
Transmisi tenaga listrik
Transmisi tenaga listrikTransmisi tenaga listrik
Transmisi tenaga listrik
 
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
 
Distribusi tganagan tinggi
Distribusi tganagan tinggiDistribusi tganagan tinggi
Distribusi tganagan tinggi
 
Transmisi Tenaga Listrik
 Transmisi Tenaga Listrik  Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
 
Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga ListrikTransmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
 
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIKSISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
pak manan.pdf
pak manan.pdfpak manan.pdf
pak manan.pdf
 
pak manan.pdf
pak manan.pdfpak manan.pdf
pak manan.pdf
 
JARINGAN TEGEANGAN MENENGAH ( JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER)
JARINGAN TEGEANGAN MENENGAH ( JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER)JARINGAN TEGEANGAN MENENGAH ( JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER)
JARINGAN TEGEANGAN MENENGAH ( JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER)
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
SISTEM JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK 3B TPE 2019.pptx
SISTEM JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK 3B TPE 2019.pptxSISTEM JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK 3B TPE 2019.pptx
SISTEM JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK 3B TPE 2019.pptx
 
JARINGAN TRANSMISI
JARINGAN TRANSMISIJARINGAN TRANSMISI
JARINGAN TRANSMISI
 

More from Politeknik Negeri Ujung Pandang

Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIKSISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK  150 kVGARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK  150 kV
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kVGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIKSISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kVJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 kv/380 V/220V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK  20 kv/380 V/220VGARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK  20 kv/380 V/220V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 kv/380 V/220V
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIKGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIKGAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIKSISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 VGARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIKGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIASISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIKGAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
SISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIASISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIA
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 

More from Politeknik Negeri Ujung Pandang (20)

Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
 
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIKSISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK  150 kVGARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK  150 kV
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kVGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
 
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
 
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIKSISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kVJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
 
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 kv/380 V/220V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK  20 kv/380 V/220VGARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK  20 kv/380 V/220V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 kv/380 V/220V
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIKGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIKGAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
 
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
 
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIKSISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 VGARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIKGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIASISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
 
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIKGAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIASISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIA
 

Recently uploaded

Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
muhhaekalsn
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
AzrilAld
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 

Recently uploaded (10)

Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 

JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KV

  • 2. TEAM PRESENTATION Elsa Safitri 44219008 Muh. Fahmi Alim Mustakim 44219014 Pembimbing : Ir. Makmur Saini, M.T., Ph.D.
  • 3. JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 3A Teknik Pembangkit Energi 01. Deskripsi Umum > 02. Komponen, Konstruksi dan Penyelenggaraan > 03. Struktur JTM > 4. Gangguan Pada JTM >
  • 4. 01. Deskripsi Umum Jaringan distribusi tegangan menengah adalah jaringan tenaga listrik yang menyalurkan daya listrik dari gardu induk sub transmisi ke gardu distribusi. Jaringan distribusi tegangan menengah berawal dari gardu induk/ pusat Listrik pada sistem terpisah/isolated. Bentuk jaringan dapat berbentuk radial atau tertutup(radial open loop). Standar tegangan menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan di Indonesia adalah 20kV.
  • 6. JENIS KONSTRUKSI JTM B. SKUTM (Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah) C. SKTM (Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah) A. SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah
  • 7. A. SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah) A. SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah Saluran Udara Tegangan Menengah adalah konstruksi termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini terbanyak digunakan untuk konsumen jaringan tegangan menengah yang digunakan di Indonesia. Adapun ciri utama dari jaringan ini adalah penggunaan penghantar telanjang yang ditopang dengan isolator pada tiang besi/beton.
  • 8. A. SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah) • Ruang Bebas dan Jarak Aman Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/fase dari jaringan terhadap benda-benda disekelilingnya baik secara mekanis atau elektromagnetis yang tidak memberikan pengaruh membahayakan. Secara rinci jarak aman jaringan terhadap bangunan lain dapat dilihat pada table berikut : + info >
  • 9. A. SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah) • Ruang Bebas dan Jarak Aman Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/fase dari jaringan terhadap benda-benda disekelilingnya baik secara mekanis atau elektromagnetis yang tidak memberikan pengaruh membahayakan. Secara rinci jarak aman jaringan terhadap bangunan lain dapat dilihat pada table berikut : + info > X Ruang Bebas dan Jarak Aman Khusus terhadap jaringan telekomunikasi, jarak aman minimal adalah 1m baik vertical maupun horizontal. Bila dibawah JTM terdapat JTR, jarak minimal JTM dengan kabel JTR dibawahnya minimal 120cm.
  • 10. A. SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah) • Ruang Bebas dan Jarak Aman Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/fase dari jaringan terhadap benda-benda disekelilingnya baik secara mekanis atau elektromagnetis yang tidak memberikan pengaruh membahayakan. Secara rinci jarak aman jaringan terhadap bangunan lain dapat dilihat pada table berikut : + info >
  • 11. JENIS KONSTRUKSI JTM B. SKUTM (Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah) C. SKTM (Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah) A. SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah
  • 12. • Untuk lebih meningkatkan keamanan dan keandalan penyaluran tenaga listrik, penggunaan penghantar telanjang atau penghantar berisolasi setengah pada konstruksi jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah 20kV, dapat juga digantikan dengan konstruksi penghantar berisolasi penuh yang dipilin. B. SKUTM (Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah)
  • 13. JENIS KONSTRUKSI JTM B. SKUTM (Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah) C. SKTM (Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah) A. SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah
  • 14. • Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yang aman dan andal untuk mendistribusikan tenaga listrik tegangan menengah, tetapi relative lebih mahal untuk penyaluran daya yang sama. C. SKTM (Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah)
  • 15. • Penggunaan Saluran Kabel bawah tanah tegangan menengah (SKTM) sebagai jaringan utama pendistribusian tenaga listrik adalah sebagai upaya utama peningkatan kualitas pendistribusian. Dibandingkan dengan SUTM, penggunaan SKTM akan memperkecil resiko kegagalan operasi akibat faktor eksternal/meningkatkan keamanan ketenagalistrikan. Secara garis besar, termasuk dalam kelompok SKTM adalah: a. SKTM bawah tanah-underground MV Cable. b. SKTM Laut – Submarine MV Cable. C. SKTM (Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah)
  • 17. KOMPONEN SUTM 1. Penghantar Telanjang (BC: Bare Conductor) Konduktor dengan bahan utama tembaga(Cu) atau alluminium (Al) yang di pilin bulat padat , sesuai SPLN 42 -10 : 1986 dan SPLN 74 : 1987 Pilihan konduktor penghantar telanjang yang memenuhi pada dekade ini adalah AAC atau AAAC. Sebagai akibat tingginya harga tembaga dunia, saat ini belum memungkinkan penggunaan penghantar berbahan tembaga sebagai pilihan yang baik. 2. Penghantar Berisolasi Setengah AAAC-S (half insulated single core) Konduktor dengan bahan utama aluminium ini diisolasi dengan material XLPE (croslink polyetilene langsung), dengan batas tegangan 6 kV dan harus memenuhi SPLN No 43-5-6 tahun 1995 3. Penghantar Berisolasi Penuh (Three single core) XLPE dan berselubung PVC berpenggantung penghantar baja dengan tegangan Pengenal 12/20 (24) kV Penghantar jenis ini khusus digunakan untuk SKUTM dan berisolasi penuh. SPLN 43-5- 2:1995-Kabel A. Penghanta r
  • 18. KOMPONEN SUTM B. ISOLATOR 1. Isolator Tumpu 2. Isolator Tarikk
  • 19. KOMPONEN SUTM C. PERALATAN HUBUNG Pada percabangan atau pengalokasian seksi pada jaringan SUTM untuk maksud kemudahan operasional harus dipasang Pemutus Beban (Load Break Switch : LBS), selain LBS dapat juga dipasangkan Fused Cut-Out (FCO).
  • 20. KOMPONEN SUTM D. TIANG 1. Tiang Kayu SPLN 115 : 1995 berisikan tentang Tiang Kayu untuk jaringan distribusi, kekuatan, ketinggian dan pengawetan kayu sehingga pada beberapa wilayah pengusahaan PT PLN Persero bila suplai kayu memungkinkan, dapat digunakan sebagai tiang penopang penghantar penghantar SUTM. 2. Tiang Besi SPLN 115 : 1995 berisikan tentang Tiang Kayu untuk jaringan distribusi, kekuatan, ketinggian dan pengawetan kayu sehingga pada beberapa wilayah pengusahaan PT PLN Persero bila suplai kayu memungkinkan, dapat digunakan sebagai tiang penopang penghantar penghantar SUTM 3. Tiang Beton Untuk kekuatan sama, pilihan tiang jenis ini dianjurkan digunakan di seluruh PLN karena lebih murah dibandingkan dengan jenis konstruksi tiang lainnya termasuk terhadap kemungkinan penggunaan konstruksi
  • 21. SPESIFIKASI TEKNIS MATERIAL Spesifikasi Konstruksi Tiang Spesifikasi tiang kayu yang dapat digunakan pada jaringan distribusi harus memenuhi SPLN 115:1995 tentang Tiang kayu untuk jaringan distribusi. Spesifikasi Tiang besi yang dapat dipergunakan pada Saluran Udara Tegangan Menengah , sesuai SPLN 54 : 1983 tentang Standar Tiang Besi Baja dapat dilihat pada tabel
  • 22. SPESIFIKASI TEKNIS MATERIAL Spesifikasi Konstruksi Tiang Sedang untuk tiang beton, tipe tubular sesuai SPLN 93 : 1991 tentang Tiang Beton Pratekan untuk jaringan distribusi, spesifikasi konstruksi tiang beton penampang bulat dapat dilihat pada tabel
  • 24. KONSTRUKSI SUTM 1. Ruang Bebas (Right Of Way) dan jarak aman (safety distance) Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/fase dari jaringan terhadap benda-benda disekelilingnya
  • 25. KONSTRUKSI SUTM Spesifikasi Konstruksi SUTM Secara rinci standar konstruksi Saluran Udara Tegangan Menengah sebagai berikut : - 1. Konstruksi SUTM sistem 3 kawat a. Konstruksi SUTM Sirkit Tunggal b. Konstruksi SUTM Sirkit Ganda c. Konstruksi Penopang Tiang - 2. Konstruksi SUTM sistem 4 kawat (jaringan SUTM dengan Penghantar Netral) a. Konstruksi SUTM Tunggal b. Konstruksi SUTM Dua Sirkit (Ganda) c. Konstruksi SUTM tiga sirkit KONSTRUKSI SUTM
  • 26. KONSTRUKSI SKUTM • Saluran kabel udara Tegangan Menengah adalah saluran udara Tegangan Menengah yang menggunakan kabel sebagai sarana penghantar. Terdapat dua jenis kabel yang dipakai : • Kabel udara dengan ketahanan isolator 6 kV / half insulated – AAAC – S yang berukuran 150 mm² dan 70 mm². • Kabel udara dengan ketahanan isolator penuh / 24 kV / Fasa – Fasa ) dari jenis NFA2XSEY – T, berukuran ( 3 x 150 A1 + 90 SE ) dan 9 3 x 70 A1 + 70 SE ). • Ruang Bebas dan Jarak Aman Ruang Bebas ( Right of Way ) dan jarak aman ( Safety Clearence) pada konstruksi SKUTM harus tetap memenuhi syarat keamanan lingkungan dan keandalan.
  • 27. PENYELENGGARAAN SUTM & SKUTM 1. Persiapan Peta Rencana dan Proses Perizinan Sebelum melaksanakan pekerjaan penarikan penghantar/penggelaran kabel JTM, perlu dilakukan persiapan teknis dan administratif, berupa : a. Gambar Rencana Pelaksanaan b. Izin Pelaksanaan c. Gambar As Built Drawing Utilitas yang terpasang pada jalur rencana pekerjaan d. Dokumen-dokumen permintaan material e. Persiapan Peralatan Kerja dan K2/K3 f. Izin Pelaksanaan Otoritas setempat g. Pengawas Unit PLN terkait Prosedur Penyelenggaraan Konstruksi
  • 28. PENYELENGGARAAN SUTM & SKUTM 2. Survei dan Penentuan Lokasi Titik Tiang (Pole Staking)
  • 29. PENYELENGGARAAN SUTM & SKUTM 3. Pendirian Tiang dan Kelengkapannya
  • 30. PENYELENGGARAAN SUTM & SKUTM 4. Pemasangan guy-wire / treckschoor atau Topang Tarik (pole supporter) Sebelum penarikan penghantar, pasang guy-wire atau tiang topang tarik pada tiang awal, tiang akhir atau tiang sudut sesuai rancangan konstruksi SUTM pada trase bersangkutan. Periksa ketentuan instalasi guywire, topang tarik, penguatan khusus pondasi tiang 5. Instalasi Cross-Arm dan Isolator Sebelum instalasi, perhatikan kesiapan petugas instalasi baik fisik bersangkutan maupun kelengkapan alat kerja dan keselamatan kerja. Pasang cross-arm pembantu pada tiang sebagai pijakan kerja petugas instalasi 1,2 m dari rencana posisi cross-arm. Pasang cross-arm pada tiang sesuai rancangan konstruksi SUTM tersebut dan kencangkan masing-masing baut pengikat minimal 20 Nm dengan menggunakan kunci 19 atau 22. Pada pemasangan isolator, naikkan isolator dengan katrol dan segera ikatkan pada cross-arm. Perhatikan kesesuaian isolator tumpu atau tarik dengan sudut tiang
  • 31. PENYELENGGARAAN SUTM & SKUTM 6. Penarikan Penghantar (Stringing) Sebelum pelaksanaan penarikan penghantar, periksa hal-hal berikut : 1) Tiang beton diberi penguatan sementara – guywire/treckschor di tiang awal dan tiang ujung 2) Konstruksi instalasi Cross-Arm serta isolator pada masing-masing tiang 3) Kesiapan penghantar dalam drum/haspel pada penopang rol 4) Terpasangnya minimal 2 Stringing Block pada masing-masing tiang. 5) Tenaga kerja penarik penghantar 6) Tenaga pengawas lapangan/keselamatan kerja 7) Petugas pengendali kontrol kecepatan putar drum penghantar 8) Perkakas kerja yang diperlukan 9) Peralatan keselamatan kerja pada ketinggian
  • 32. PENYELENGGARAAN SUTM & SKUTM 6. Penarikan Penghantar (Stringing) Pada saat penarikan perhatikan : 1) Saat menggelar, diharuskan penghantar diawali penghantar tengah, ditarik dari bagian tengah tiang afspan. 2) Potong menurut panjang yang diperlukan dan ikatkan sementara pada travers ujung tiang. 3) Penarikan kedua penghantar pinggir harus dilaksanakan bersama dan balance running blocks atau rollers selalu dipakai sampai pada waktu penghantar-penghantar diberi kuat tarik dan lendutan tertentu. 4) Periksa dan segera perbaiki penghantar penghantar bilamana pada titik tertentu, stranded penghantar tersebut terurai, dengan menggunakan repair sleeve
  • 33. PENYELENGGARAAN SUTM & SKUTM 7. Penyelesaian Akhir (finishing) Setelah tahapan konstruksi pemasangan JTM selesai, maka dilanjutkan dengan uji teknis dan komisioning sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk kemudian diterbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) oleh Badan yang berwenang.
  • 34. KOMPONEN UTAMA KONSTRUKSI SKTM 1. Penandaan Kabel SKTM Menggunakan kode pengenal dari masing-masing bahan pada kabel dimulai dari bagian paling dalam (inti) sampai dengan bagian paling luar (Selubung Luar)
  • 35. KOMPONEN UTAMA KONSTRUKSI SKTM 2 Jenis Kabel SKTM Spesifikasi konstruksi kabel SKTM harus memenuhi SPLN sebagai berikut
  • 36. KONSTRUKSI SKTM 1. Jarak Aman Konstruksi SKTM Karena menyangkut fasilitas PEMDA seperti jalan raya, trotoar atau instalasi pengguna lainnya (telekom/PAM), dikawasan perkotaan pekerjaan konstruksi SKTM untuk sistem distribusi harus dilaksanakan dengan ketentuan/seijin PEMDA setempat. Sebagaimana ditetapkan dalam SNI 04- 0225-2000 tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik, Jarak aman antara instalasi bawah tanah lain ditetapkan sebagai berikut:
  • 37. KONSTRUKSI SKTM 2. Pemilihan Jenis Konstruksi SKTM Jenis Konstruksi SKTM bawah tanah pada garis besarnya dibedakan atas sistem tanam langsung (direct buried cable) menggunakan pipa saluran/ducting atau terowongan (tunneling cable). Dasar pemilihan jenis konstruksi ini secara ringkas dapat dilihat sebagai berikut.
  • 38. PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI SKTM 1. Pekerjaan Persiapan Penggelaran Kabel Sebelum pekerjaan lapangan dilaksanakan, periksa dan persiapkan gambar rencana rute pelaksanaan pelaksanaan peta 1 : 5000. Pastikan terlebih dulu awal dan akhir penggelaran kabel. Laksanakan Survei rencana trase/jalur kabel dan pastikan keseluruhan proses periijinan PEMDA atau Pemilik lahan sudah diperoleh untuk keseluruhan trase SKTM serta penggalian titik kontrol jalur kabel pada tiap 5 meter (injeksi test galian) untuk meneliti kemungkinan adanya utilitas lain. Dalam hal terdapat instalasi utilitas non PLN lain dibawah tanah, periksa ulang dan laksanakan konsultasi dengan PEMDA/Pemilik lahan. Siapkan material penunjang
  • 39. PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI SKTM 2. Pelaksanaan Galian Kabel Galian kabel harus dilaksanakan sesuai syarat jarak aman SKTM. Tanah bekas galian harus diletakan sedemikian sehingga tidak turun kembali ke galian atau mengganggu pengguna jalan/lahan lokasi galian. 3. Handling Transportasi Kabel SKTM Pekerjaan pemindahan atau pengangkutan kabel harus dilakukan hati-hati dan dilaksanakan sesuai ketentuan. Untuk jarak pemindahan pendek < 20 meter, haspel dapat digelindingkan dan didorong dengan Arah berlawanan gulungan kabel.
  • 40. PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI SKTM 4. Penggelaran Kabel SKTM Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggelaran/penarikan kabel : 1. Jumlah tenaga yang akan melaksanakan penarikan atau penggelaran kabel harus cukup minimal satu orang per 5 meter kabel. Jadi jika akan menggelar I rol haspel kabel yang panjangnya ± 300 m diperlukan tenaga minimal 300/3 = 100 orang 2. a. Sebelum dilakukan penarikan atau penggelaran kabel tanah haspel, harus diletakkan diatas dongkrak untuk memudahkan penarikan. s b. Kabel dilepas dari rol haspelnya, ditarik dan digelar secara hati – hati jangan sampai melilit dan menyatu, dsb. c. Kabel ditarik dengan tangan oleh pekerja–pekerja yang berdiri dengan jarak yang teratur sepanjang penggalian (1 orang, 1 roller, setiap kurang lebih 5 m) d. Setiap pekerja menarik kabel secara serentak sesuai aba – aba (komando, suara) pengawas
  • 41. PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI SKTM 3. Dalam melakukan penarikan kabel pada tikungan / belokan radius lengkungan kabel selama penggelaran harus selalu lebih dari 20 kali diameter kabelnya.
  • 42. PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI SKTM 5. Penyambungan Kabel Penyiapan Kabel yang akan disambung yaitu
  • 43. PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI SKTM 6. Instalasi Terminal Kabel 7. Pemasangan Penghantar Pembumian 8. Penandaan Konstruksi SKTM 9. Pemeriksaan Akhir dan Komisioning SKTM 10. Konstruksi SKTM dengan Pipa Conduit 11. Konstruksi SKTM dengan Kanal Terowongan
  • 44. PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI SKTM 12. Penyelesaian Akhir (Finishing) Setelah tahapan konstruksi pemasangan JTM selesai, maka dilanjutkan dengan uji teknis dan komisioning sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk kemudian diterbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) oleh Badan yang berwenang.
  • 46. 1. Jaringan Radial Kerugian tipe jaringan ini apabila jalur utama pasokan terputus maka seluruh penyulang akan padam. Kerugian lain mutu tegangan pada gardu distribusi yang paling akhir kurang baik, hal ini dikarenakan besarnya rugi-rugi pada saluran.
  • 47. 2. Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line) Bila salah satu penyulang mengalami gangguan maka pasokan listrik akan dipindah ke penyulang lain.
  • 50. 5. Jaringan Gugus atau Kluster
  • 51. 04. GANGGUAN YANG SERING TERJADI PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
  • 52. 1. Gangguan Hubung Singkat Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fase (3 fase atau 2 fase) atau 1 fase ketanah dan sifatnya bisa temporer atau permanen. a. Gangguan Permanen Hubung singkat pada kabel, belitan trafo, generator, tembusnya isolasi. b. Gangguan Temporer Flashover karena sambaran petir, flashover dengan pohon, tertiup angin
  • 53. 2. Gangguan Beban Lebih Gangguan beban lebih terjadi karena pembebanan sistem distribusi yang melebihi kapasitas sistem terpasang. Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila dibiarkan terus-menerus berlangsung dapat merusak peralatan. 3. Gangguan Tegangan Lebih Gangguan tegangan lebih termasuk gangguan yang sering terjadi pada saluran distribusi. Berdasarkan penyebabnya maka gangguan tegangan lebih ini dapat dikelompokkan atas dua hal, yaitu : a. Tegangan lebih power frekuensi Pada sistem distribusi hal ini biasanya disebabkan oleh kesalahan pada AVR atau pengatur tap pada trafo distribusi. a. Tegangan lebih surja Gangguan ini biasanya disebabkan oleh surja hubung atau surja petir.

Editor's Notes

  1. (Setelah Titik)Secara rinci Jarak aman jaringan terhadap bangunan lain dapat dilihat pada tabel. Khusus terhadap jaringan telekomunikasi, jarak aman minimal adalah 1 m baik vertikal atau horizontal. Bila dibawah JTM terdapat JTR, jarak minimal antara JTM dengan kabel JTR dibawahnya minimal 120 cm
  2. (Setelah Titik) SKUTM yang menggunakan kabel Twisted, jarak aman sekurang – kurangnya 60 cm, dan ROW kabel tidak boleh bersentuhan dengan pohon / bangunan. Pada titik sambungan SKUTM kabel Twisted dan SUTM AAAC, jarak aman sama dengan ketentuan pada SUTM AAAC.
  3. Fungsi Utama survei adalah menentukan rute/lintasan optimal konstruksi jaringan yang akan dipasang.