SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Ius Constitutum dan Ius Constituendum
dalam
Pelindungan Data Pribadi di Indonesia
A. Pendahuluan
Dalam Naskah Akademik RUU Perlindungan Data Pribadi:
Dalam konteks perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
tujuan bernegara sesuai dengan Alinea ke-4 Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diwujudkan
dalam bentuk pelindungan data pribadi dari setiap penduduk atau
warga negara Indonesia.
A. Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi sangat pesat dalam satu dasawarsa terakhir ini
menyebabkan pengumpulan data penggunanya juga meningkat secara signifikan.
Peretas/hacker mendapat keuntungan sangat besar apabila dapat mengakses
data-data tersebut dan menjualnya.
Beberapa contoh kasus: Tokopedia, Bhineka dan Kreditplus.
Selain e-commerce juga terdapat kasus data profiling, spionase, pembuatan akun
palsu, penipuan dalam jaringan, pencucian uang, transaksi ilegal, kasus skimming
atau penyalinan data dan informasi kartu ATM
A. Pendahuluan
Apakah ius constitutum yang sudah ada sudah cukup untuk menghasilkan efek
jera terhadap para peretas?
Belum cukup. Ini dikarenakan peraturan perundang-undangan tentang
pelindungan data pribadi masih bersifat parsial dan sektoral, sehingga belum
bisa memberikan pelindungan yang optimal dan efektif.
Belum jelasnya sanksi bagi peretas yang mencuri dan/atau menjual data-data
pribadi
Dorongan bagi Pemerintah dan Dewan
Perwakilan Rakyat untuk mengambil inisiatif
untuk merumuskan Rancangan Undang-Undang
Pelindungan Data Pribadi
A. Pendahuluan
Pertengahan tahun 2018, General Data Protection Regulation (GDPR)
berlaku di Uni Eropa, dan sejak saat itu, dimulailah tren peduli pada
pelindungan data pribadi di seluruh dunia.
Rancangan Undang Undang Perlindungan Data Pribadi juga
mengadopsi prinsip utama General Data Protection Regulation, yaitu
pelindungan data tidak hanya sebatas pelindungan terhadap individu,
tapi juga kedaulatan data negara.
Ius constitutum yang ada sekarang, yang mengatur mengenai pelindungan data
pribadi, masih berserakan tidak beraturan di berbagai peraturan perundang-
undangan, dan masih banyak hal yang belum jelas, sehingga mengakibatkan
pelindungan hukum tidak optimal.
Maka dari itu, Rancangan Undang Undang Perlindungan Data Pribadi dianggap
perlu segera mungkin disahkan menjadi bukan lagi sekedar ius constituendum,
namun menjadi ius constitutum dalam waktu dekat.
A. Pendahuluan
A. Pendahuluan
Pengaturan pelindungan data pribadi bertujuan antara lain melindungi dan
menjamin hak dasar warga negara terkait dengan pelindungan data pribadi,
menjamin masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dari pemerintah,
korporasi, pelaku usaha, dan organisasi/institusi lainnya, mendorong
pertumbuhan ekonomi digital dan industri teknologi informasi dan
komunikasi, dan mendukung peningkatan daya saing industri dalam negeri.
B. Permasalahan
Bagaimanakah ius constitutum dan ius constituendum
pelindungan data pribadi di Indonesia?
C. Pembahasan
Ius Constitutum Pelindungan Data Pribadi di Indonesia
Terkait aturan perundang-undangan tentang perlindungan data pribadi
di Indonesia, yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tanggal April 21, 2008
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
tanggal 25 November 2016 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
2. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 20 Tahun
2016 tanggal 1 Desember 2016 tentang Perlindungan Data Pribadi
Dalam Sistem Elektronik .
3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tanggal 10 Oktober
2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik
C. Pembahasan
Ketiga peraturan perundang-undangan tersebut dapat dikatakan sebagai
tiga serangkai peraturan perundang-undangan yang dijadikan acuan untuk
pelindungan data pribadi secara umum.
Ius Constitutum Pelindungan Data Pribadi di Indonesia
Namun ternyata terdapat banyak peraturan perundang-undangan (“PUU”)
yang mengatur pelindungan data pribadi di Indonesia, terdapat 30 Undang
Undang, 2 Peraturan Pemerintah, 1 Peraturan Presiden, 2 Peraturan Menteri.
C. Pembahasan
Ius Constitutum Pelindungan Data Pribadi di Indonesia
Contoh konkret dari pengaturan yang masih sektoral adalah dari pengertian
data pribadi, adalah sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 1 angka 29 PP 71/2019, data pribadi adalah setiap data
tentang seseorang baik yang teridentifikasi dan/atau dapat diidentifikasi
secara tersendiri atau dikombinasi dengan informasi lainnya baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui Sistem Elektronik dan/atau
nonelektronik.
2. Pasal 1 angka 22 Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006 sebagaimana
diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tanggal 24
Desember 2013 tentang Administrasi Kependudukan, data pribadi adalah
data perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat, dan dijaga kebenaran
serta dilindungi kerahasiaannya.
C. Pembahasan
Ius Constitutum Pelindungan Data Pribadi di Indonesia
Yang merupakan “data pribadi” memiliki cakupan yang berbeda-beda.
1. Pasal 84 ayat (1) Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006 sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tanggal 24 Desember 2013 tentang
Administrasi Kependudukan, data pribadi penduduk yang harus dilindungi memuat:
(i) keterangan tentang cacat fisik dan/atau mental, (ii) sidik jari, (iii) iris mata, (iv)
tanda tangan, dan (v) elemen data lainnya yang merupakan aib seseorang.
2. Bab I Nomor 1 Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 14 Tahun 2014, data
dan/atau informasi pribadi konsumen adalah data dan/atau informasi yang mencakup
sebagai berikut:
a. a. Perseorangan: (i) nama, (ii) alamat, (iii) tanggal lahir dan/atau umur, (iv)
nomor telepon, dan/atau (v) nama ibu kandung.
b. b. Korporasi: (i) nama, (ii) alamat, (iii) nomor telepon, (iv) susunan direksi dan
komisaris termasuk dokumen identitas berupa Kartu Tanda
Penduduk/paspor/izin tinggal, dan/atau (v) susunan pemegang saham.
C. Pembahasan
Ius Constitutum Pelindungan Data Pribadi di Indonesia
Hak-hak yang dimiliki konsumen apabila data pribadinya diperlakukan tidak semestinya
juga tersebar, yakni:
1. Pasal 26 Permenkominfo 20/2016, pemilik data pribadi berhak:
a. Atas kerahasiaan data pribadinya;
b. Mengajukan pengaduan dalam rangka penyelesaian sengketa data pribadi atas
kegagalan perlindungan kerahasiaan data pribadinya oleh penyelenggara sistem
elektronik kepada Menteri;
c. Mendapatkan akses atau kesempatan untuk mengubah atau memperbarui data
pribadinya tanpa mengganggu sistem pengelolaan data pribadi, kecuali
ditentukan lain oleh ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. Mendapatkan akses atau kesempatan untuk memperoleh historis data pribadinya
yang pernah diserahkan kepada penyelenggara sistem elektronik sepanjang
masih sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. Meminta pemusnahan data perseorangan tertentu miliknya dalam sistem
elektronik yang dikelola oleh penyelenggara sistem elektronik, kecuali ditentukan
lain oleh ketentuan peraturan perundang-undangan.
C. Pembahasan
Ius Constitutum Pelindungan Data Pribadi di Indonesia
2. Pasal 26 ayat (2) UU ITE, setiap orang yang dilanggar haknya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1): “Kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan,
penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang menyangkut data pribadi
seseorang harus dilakukan atas persetujuan orang yang bersangkutan” dapat
mengajukan gugatan atas kerugian yang ditimbulkan berdasarkan Undang-Undang ini.
C. Pembahasan
Ius Constituendum Pelindungan Data Pribadi di Indonesia
Pelindungan data pribadi merupakan salah satu hak asasi manusia yang merupakan
bagian dari pelindungan diri pribadi, perlu diberikan landasan hukum yang kuat untuk
memberikan keamanan atas data pribadi, berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, ditujukan untuk menjamin hak warga negara atas
pelindungan diri pribadi dan menumbuhkan kesadaran masyarakat serta menjamin
pengakuan dan penghormatan atas pentingnya pelindungan data pribadi, dan bahwa
pengaturan data pribadi saat ini terdapat dalam beberapa peraturan perundang-
undangan maka untuk meningkatkan efektivitas dalam pelaksanaan pelindungan data
pribadi diperlukan pengaturan mengenai pelindungan data pribadi dalam suatu undang-
undang.
C. Pembahasan
Ius Constituendum Pelindungan Data Pribadi di Indonesia
Seperti General Data Protection Regulation, Rancangan Undang Undang
Perlindungan Data Pribadi juga merupakan landasan hukum yang kuat untuk
memberikan rasa keamanan bagi para pemilik data pribadi, sehingga sangat
besar urgensinya agar ius constituendum ini diubah menjadi ius constitutum
secepatnya, tanpa mengompromikan kualitasnya.
D. Kesimpulan
Pengaturan pelindungan data pribadi di Indonesia pada tataran ius constitutum
atau hukum positif masih kurang optimal dikarenakan banyaknya peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang pelindungan data pribadi tetapi
pengaturannya masing-masing masih kurang baik dan kurang mendetil. Selain
karena pengaturan yang sifatnya masih sektoral dan terpisah-pisah.
Kekurangan lain adalah terlihatnya betapa banyaknya hal-hal baru yang baru
diatur di Rancangan Undang Undang Perlindungan Data Pribadi, antara lain,
pembagian tugas pengendali dan prosesor data pribadi, pengiriman data ke luar
negeri dengan standar yang lebih memadai, peran dari data protection officer,
perluasan hak-hak yang dimiliki oleh pemilik data pribadi, serta pengaturan
sanksi pidana yang konkrit.
D. Kesimpulan
Kasus-kasus kebocoran data pribadi yang tak tertangani dengan baik karena
belum ada payung hukum setingkat undang-undang yang khusus mengatur
pelindungan data pribadi dan beberapa jenis kejahatan belum tercakup dalam
ius constitutum, misalnya, tentang penjualan dan pembelian data pribadi atau
pemasangan alat visual yang tidak sah.
Rekomendasi bagi Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat, yakni bagi
Pemerintah, dapat direkomendasikan untuk segera memfinalisasi draf Rancangan
Undang Undang Perlindungan Data Pribadi agar dapat disahkan menjadi Undang
Undang mengingat kasus kebocoran data yang tiada henti sudah cukup
meresahkan publik, dan ius constitutum yang ada sudah tidak relevan untuk
mengantisipasi bentuk-bentuk kejahatan yang terjadi.
D. Kesimpulan
Pemerintah perlu untuk memperkuat peran Badan Siber dan Sandi Negara untuk
mengantisipasi serangan siber dari dalam maupun luar negeri agar kinerja
Kementerian Komunikasi dan Informatika menjadi lebih fokus kepada
penanganan kebocoran/penyalahgunaan data pribadi bersama Kepolisian dan
juga Penyelenggara Sistem Elektronik.

More Related Content

What's hot

SURAT DAKWAAN MDS (Tugas 1).docx
SURAT DAKWAAN MDS (Tugas 1).docxSURAT DAKWAAN MDS (Tugas 1).docx
SURAT DAKWAAN MDS (Tugas 1).docxLeoSusanto5
 
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahannurul khaiva
 
Pelanggaran hak-dan-pengingkaran-kewajiban-sebagai-warganegara
Pelanggaran hak-dan-pengingkaran-kewajiban-sebagai-warganegaraPelanggaran hak-dan-pengingkaran-kewajiban-sebagai-warganegara
Pelanggaran hak-dan-pengingkaran-kewajiban-sebagai-warganegarakhairul akbary
 
Sistem Pemerintahan
Sistem PemerintahanSistem Pemerintahan
Sistem PemerintahanSigit Pandu
 
SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIK
SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIKSUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIK
SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIKMuhamad Yogi
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiKardoman Tumangger
 
Rpp kls 7 sem 1 pkn bab v lingkungan tempat tinggalku suaib lupojo, s.pd
Rpp kls 7 sem 1 pkn bab v lingkungan tempat tinggalku suaib lupojo, s.pdRpp kls 7 sem 1 pkn bab v lingkungan tempat tinggalku suaib lupojo, s.pd
Rpp kls 7 sem 1 pkn bab v lingkungan tempat tinggalku suaib lupojo, s.pdBro Rayn
 
Mencermati Sistem Lembaga Peradilan di Indonesia
Mencermati Sistem Lembaga Peradilan di IndonesiaMencermati Sistem Lembaga Peradilan di Indonesia
Mencermati Sistem Lembaga Peradilan di IndonesiaMuhamad Yogi
 
Suprastruktur dan Infrastruktur Politik di Indonesia
Suprastruktur dan Infrastruktur Politik di IndonesiaSuprastruktur dan Infrastruktur Politik di Indonesia
Suprastruktur dan Infrastruktur Politik di Indonesiabulan purnama
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalNuelnuel11
 
Menyibak kasus pelanggaran hak dan kewajiban
Menyibak kasus pelanggaran hak dan kewajibanMenyibak kasus pelanggaran hak dan kewajiban
Menyibak kasus pelanggaran hak dan kewajibanPutri Shafira
 
Laporan Akhir Magang Fakultas Hukum
 Laporan Akhir Magang Fakultas Hukum Laporan Akhir Magang Fakultas Hukum
Laporan Akhir Magang Fakultas HukumTotok Priyo Husodo
 
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanAdhi Panjie Gumilang
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRITri Widodo W. UTOMO
 
Lkpd ppl2 angkatan 4
Lkpd ppl2 angkatan 4Lkpd ppl2 angkatan 4
Lkpd ppl2 angkatan 4SeprianoPPKn
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahDadang Solihin
 
RPP PPKN Kelas XI Semester Ganjil K13 1 Lembar
RPP PPKN Kelas XI Semester Ganjil K13 1 LembarRPP PPKN Kelas XI Semester Ganjil K13 1 Lembar
RPP PPKN Kelas XI Semester Ganjil K13 1 Lembarafifahdhaniyah
 

What's hot (20)

SURAT DAKWAAN MDS (Tugas 1).docx
SURAT DAKWAAN MDS (Tugas 1).docxSURAT DAKWAAN MDS (Tugas 1).docx
SURAT DAKWAAN MDS (Tugas 1).docx
 
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
 
Pelanggaran hak-dan-pengingkaran-kewajiban-sebagai-warganegara
Pelanggaran hak-dan-pengingkaran-kewajiban-sebagai-warganegaraPelanggaran hak-dan-pengingkaran-kewajiban-sebagai-warganegara
Pelanggaran hak-dan-pengingkaran-kewajiban-sebagai-warganegara
 
Sistem Pemerintahan
Sistem PemerintahanSistem Pemerintahan
Sistem Pemerintahan
 
SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIK
SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIKSUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIK
SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIK
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
 
Rpp kls 7 sem 1 pkn bab v lingkungan tempat tinggalku suaib lupojo, s.pd
Rpp kls 7 sem 1 pkn bab v lingkungan tempat tinggalku suaib lupojo, s.pdRpp kls 7 sem 1 pkn bab v lingkungan tempat tinggalku suaib lupojo, s.pd
Rpp kls 7 sem 1 pkn bab v lingkungan tempat tinggalku suaib lupojo, s.pd
 
Mencermati Sistem Lembaga Peradilan di Indonesia
Mencermati Sistem Lembaga Peradilan di IndonesiaMencermati Sistem Lembaga Peradilan di Indonesia
Mencermati Sistem Lembaga Peradilan di Indonesia
 
Suprastruktur dan Infrastruktur Politik di Indonesia
Suprastruktur dan Infrastruktur Politik di IndonesiaSuprastruktur dan Infrastruktur Politik di Indonesia
Suprastruktur dan Infrastruktur Politik di Indonesia
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
Menyibak kasus pelanggaran hak dan kewajiban
Menyibak kasus pelanggaran hak dan kewajibanMenyibak kasus pelanggaran hak dan kewajiban
Menyibak kasus pelanggaran hak dan kewajiban
 
Laporan Akhir Magang Fakultas Hukum
 Laporan Akhir Magang Fakultas Hukum Laporan Akhir Magang Fakultas Hukum
Laporan Akhir Magang Fakultas Hukum
 
Disertasi Boy Nurdin
Disertasi Boy NurdinDisertasi Boy Nurdin
Disertasi Boy Nurdin
 
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
 
Lkpd ppl2 angkatan 4
Lkpd ppl2 angkatan 4Lkpd ppl2 angkatan 4
Lkpd ppl2 angkatan 4
 
Hukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah DaerahHukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah Daerah
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
RPP PPKN Kelas XI Semester Ganjil K13 1 Lembar
RPP PPKN Kelas XI Semester Ganjil K13 1 LembarRPP PPKN Kelas XI Semester Ganjil K13 1 Lembar
RPP PPKN Kelas XI Semester Ganjil K13 1 Lembar
 
Studi Kasus Hukum Adat Madura
Studi Kasus Hukum Adat MaduraStudi Kasus Hukum Adat Madura
Studi Kasus Hukum Adat Madura
 

Similar to Ius Constitutum dan Ius Constituendum Pelindungan Data Pribadi

BAHAN 3-BERSIH-Hasil Timus Timsin (29-30 Agustus 2022) RUU PDP v3.pdf
BAHAN 3-BERSIH-Hasil Timus Timsin (29-30 Agustus 2022) RUU PDP v3.pdfBAHAN 3-BERSIH-Hasil Timus Timsin (29-30 Agustus 2022) RUU PDP v3.pdf
BAHAN 3-BERSIH-Hasil Timus Timsin (29-30 Agustus 2022) RUU PDP v3.pdfCIkumparan
 
Draft RUU Perlindungan Data Pribadi
Draft RUU Perlindungan Data PribadiDraft RUU Perlindungan Data Pribadi
Draft RUU Perlindungan Data PribadiICT Watch
 
Kebijakan Perlindungan Data Pribadi Melalui RUU PDP
Kebijakan Perlindungan Data Pribadi Melalui RUU PDPKebijakan Perlindungan Data Pribadi Melalui RUU PDP
Kebijakan Perlindungan Data Pribadi Melalui RUU PDPUnggul Sagena
 
UU Pelindungan Data Pribadi Nomor 27 Tahun 2022
UU Pelindungan Data Pribadi Nomor 27 Tahun 2022UU Pelindungan Data Pribadi Nomor 27 Tahun 2022
UU Pelindungan Data Pribadi Nomor 27 Tahun 2022Achmad Syafaat
 
RUU Perlindungan Data Pribadi
RUU Perlindungan Data PribadiRUU Perlindungan Data Pribadi
RUU Perlindungan Data Pribadinurcholistri
 
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Perlindungan Data Pribadi Menghadirkan Negara
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Perlindungan Data Pribadi Menghadirkan NegaraID IGF 2016 - Hukum 1 - Perlindungan Data Pribadi Menghadirkan Negara
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Perlindungan Data Pribadi Menghadirkan NegaraIGF Indonesia
 
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan Informasi
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan InformasiTantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan Informasi
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan InformasiICT Watch
 
Kerangka Legal Etik untuk Pemerintah Mengakses Big Data
Kerangka Legal Etik untuk Pemerintah Mengakses Big DataKerangka Legal Etik untuk Pemerintah Mengakses Big Data
Kerangka Legal Etik untuk Pemerintah Mengakses Big DataDiyanah Shabitah
 
55032-Article Text-156754-1-10-20220222.pdf
55032-Article Text-156754-1-10-20220222.pdf55032-Article Text-156754-1-10-20220222.pdf
55032-Article Text-156754-1-10-20220222.pdfARRYWIDODO1
 
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Implikasi ...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Implikasi ...Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Implikasi ...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Implikasi ...SeptianCahyo10
 
73375-1021-231844-1-10-20210819.pdf
73375-1021-231844-1-10-20210819.pdf73375-1021-231844-1-10-20210819.pdf
73375-1021-231844-1-10-20210819.pdfRubySkatepunk
 
RUU PDP APRIL 2019
RUU PDP APRIL 2019RUU PDP APRIL 2019
RUU PDP APRIL 2019ICT Watch
 
Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...
Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...
Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...Abd Rahman
 
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiSIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiwingpie
 
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiBab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiaudi15Ar
 
Putu Riski Ananda Kusuma.pptx
Putu Riski Ananda Kusuma.pptxPutu Riski Ananda Kusuma.pptx
Putu Riski Ananda Kusuma.pptxRiskiAnanda28
 
Cyber crime
Cyber crimeCyber crime
Cyber crimetahmabsi
 

Similar to Ius Constitutum dan Ius Constituendum Pelindungan Data Pribadi (20)

BAHAN 3-BERSIH-Hasil Timus Timsin (29-30 Agustus 2022) RUU PDP v3.pdf
BAHAN 3-BERSIH-Hasil Timus Timsin (29-30 Agustus 2022) RUU PDP v3.pdfBAHAN 3-BERSIH-Hasil Timus Timsin (29-30 Agustus 2022) RUU PDP v3.pdf
BAHAN 3-BERSIH-Hasil Timus Timsin (29-30 Agustus 2022) RUU PDP v3.pdf
 
Draft RUU Perlindungan Data Pribadi
Draft RUU Perlindungan Data PribadiDraft RUU Perlindungan Data Pribadi
Draft RUU Perlindungan Data Pribadi
 
Kebijakan Perlindungan Data Pribadi Melalui RUU PDP
Kebijakan Perlindungan Data Pribadi Melalui RUU PDPKebijakan Perlindungan Data Pribadi Melalui RUU PDP
Kebijakan Perlindungan Data Pribadi Melalui RUU PDP
 
UU Pelindungan Data Pribadi Nomor 27 Tahun 2022
UU Pelindungan Data Pribadi Nomor 27 Tahun 2022UU Pelindungan Data Pribadi Nomor 27 Tahun 2022
UU Pelindungan Data Pribadi Nomor 27 Tahun 2022
 
RUU Perlindungan Data Pribadi
RUU Perlindungan Data PribadiRUU Perlindungan Data Pribadi
RUU Perlindungan Data Pribadi
 
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Perlindungan Data Pribadi Menghadirkan Negara
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Perlindungan Data Pribadi Menghadirkan NegaraID IGF 2016 - Hukum 1 - Perlindungan Data Pribadi Menghadirkan Negara
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Perlindungan Data Pribadi Menghadirkan Negara
 
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan Informasi
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan InformasiTantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan Informasi
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan Informasi
 
Kerangka Legal Etik untuk Pemerintah Mengakses Big Data
Kerangka Legal Etik untuk Pemerintah Mengakses Big DataKerangka Legal Etik untuk Pemerintah Mengakses Big Data
Kerangka Legal Etik untuk Pemerintah Mengakses Big Data
 
55032-Article Text-156754-1-10-20220222.pdf
55032-Article Text-156754-1-10-20220222.pdf55032-Article Text-156754-1-10-20220222.pdf
55032-Article Text-156754-1-10-20220222.pdf
 
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Implikasi ...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Implikasi ...Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Implikasi ...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Implikasi ...
 
73375-1021-231844-1-10-20210819.pdf
73375-1021-231844-1-10-20210819.pdf73375-1021-231844-1-10-20210819.pdf
73375-1021-231844-1-10-20210819.pdf
 
RUU PDP APRIL 2019
RUU PDP APRIL 2019RUU PDP APRIL 2019
RUU PDP APRIL 2019
 
Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...
Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...
Laporan penelitian penerapan_bantuan_timbal_balik_dalam_masalah_pidana_terhad...
 
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiSIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
 
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiBab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
 
RPP PDP.pdf
RPP PDP.pdfRPP PDP.pdf
RPP PDP.pdf
 
Putu Riski Ananda Kusuma.pptx
Putu Riski Ananda Kusuma.pptxPutu Riski Ananda Kusuma.pptx
Putu Riski Ananda Kusuma.pptx
 
Cybersecurity Policy - Director of Information Security
Cybersecurity Policy - Director of Information SecurityCybersecurity Policy - Director of Information Security
Cybersecurity Policy - Director of Information Security
 
PKM Cheppy Fix edit
PKM Cheppy Fix editPKM Cheppy Fix edit
PKM Cheppy Fix edit
 
Cyber crime
Cyber crimeCyber crime
Cyber crime
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 

Recently uploaded (12)

Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 

Ius Constitutum dan Ius Constituendum Pelindungan Data Pribadi

  • 1. Ius Constitutum dan Ius Constituendum dalam Pelindungan Data Pribadi di Indonesia
  • 2. A. Pendahuluan Dalam Naskah Akademik RUU Perlindungan Data Pribadi: Dalam konteks perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tujuan bernegara sesuai dengan Alinea ke-4 Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diwujudkan dalam bentuk pelindungan data pribadi dari setiap penduduk atau warga negara Indonesia.
  • 3. A. Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi sangat pesat dalam satu dasawarsa terakhir ini menyebabkan pengumpulan data penggunanya juga meningkat secara signifikan. Peretas/hacker mendapat keuntungan sangat besar apabila dapat mengakses data-data tersebut dan menjualnya. Beberapa contoh kasus: Tokopedia, Bhineka dan Kreditplus. Selain e-commerce juga terdapat kasus data profiling, spionase, pembuatan akun palsu, penipuan dalam jaringan, pencucian uang, transaksi ilegal, kasus skimming atau penyalinan data dan informasi kartu ATM
  • 4. A. Pendahuluan Apakah ius constitutum yang sudah ada sudah cukup untuk menghasilkan efek jera terhadap para peretas? Belum cukup. Ini dikarenakan peraturan perundang-undangan tentang pelindungan data pribadi masih bersifat parsial dan sektoral, sehingga belum bisa memberikan pelindungan yang optimal dan efektif. Belum jelasnya sanksi bagi peretas yang mencuri dan/atau menjual data-data pribadi Dorongan bagi Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengambil inisiatif untuk merumuskan Rancangan Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi
  • 5. A. Pendahuluan Pertengahan tahun 2018, General Data Protection Regulation (GDPR) berlaku di Uni Eropa, dan sejak saat itu, dimulailah tren peduli pada pelindungan data pribadi di seluruh dunia. Rancangan Undang Undang Perlindungan Data Pribadi juga mengadopsi prinsip utama General Data Protection Regulation, yaitu pelindungan data tidak hanya sebatas pelindungan terhadap individu, tapi juga kedaulatan data negara.
  • 6. Ius constitutum yang ada sekarang, yang mengatur mengenai pelindungan data pribadi, masih berserakan tidak beraturan di berbagai peraturan perundang- undangan, dan masih banyak hal yang belum jelas, sehingga mengakibatkan pelindungan hukum tidak optimal. Maka dari itu, Rancangan Undang Undang Perlindungan Data Pribadi dianggap perlu segera mungkin disahkan menjadi bukan lagi sekedar ius constituendum, namun menjadi ius constitutum dalam waktu dekat. A. Pendahuluan
  • 7. A. Pendahuluan Pengaturan pelindungan data pribadi bertujuan antara lain melindungi dan menjamin hak dasar warga negara terkait dengan pelindungan data pribadi, menjamin masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dari pemerintah, korporasi, pelaku usaha, dan organisasi/institusi lainnya, mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan industri teknologi informasi dan komunikasi, dan mendukung peningkatan daya saing industri dalam negeri.
  • 8. B. Permasalahan Bagaimanakah ius constitutum dan ius constituendum pelindungan data pribadi di Indonesia?
  • 9. C. Pembahasan Ius Constitutum Pelindungan Data Pribadi di Indonesia Terkait aturan perundang-undangan tentang perlindungan data pribadi di Indonesia, yaitu: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tanggal April 21, 2008 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tanggal 25 November 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. 2. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 20 Tahun 2016 tanggal 1 Desember 2016 tentang Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik . 3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tanggal 10 Oktober 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik
  • 10. C. Pembahasan Ketiga peraturan perundang-undangan tersebut dapat dikatakan sebagai tiga serangkai peraturan perundang-undangan yang dijadikan acuan untuk pelindungan data pribadi secara umum. Ius Constitutum Pelindungan Data Pribadi di Indonesia Namun ternyata terdapat banyak peraturan perundang-undangan (“PUU”) yang mengatur pelindungan data pribadi di Indonesia, terdapat 30 Undang Undang, 2 Peraturan Pemerintah, 1 Peraturan Presiden, 2 Peraturan Menteri.
  • 11. C. Pembahasan Ius Constitutum Pelindungan Data Pribadi di Indonesia Contoh konkret dari pengaturan yang masih sektoral adalah dari pengertian data pribadi, adalah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 1 angka 29 PP 71/2019, data pribadi adalah setiap data tentang seseorang baik yang teridentifikasi dan/atau dapat diidentifikasi secara tersendiri atau dikombinasi dengan informasi lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Sistem Elektronik dan/atau nonelektronik. 2. Pasal 1 angka 22 Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tanggal 24 Desember 2013 tentang Administrasi Kependudukan, data pribadi adalah data perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat, dan dijaga kebenaran serta dilindungi kerahasiaannya.
  • 12. C. Pembahasan Ius Constitutum Pelindungan Data Pribadi di Indonesia Yang merupakan “data pribadi” memiliki cakupan yang berbeda-beda. 1. Pasal 84 ayat (1) Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tanggal 24 Desember 2013 tentang Administrasi Kependudukan, data pribadi penduduk yang harus dilindungi memuat: (i) keterangan tentang cacat fisik dan/atau mental, (ii) sidik jari, (iii) iris mata, (iv) tanda tangan, dan (v) elemen data lainnya yang merupakan aib seseorang. 2. Bab I Nomor 1 Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 14 Tahun 2014, data dan/atau informasi pribadi konsumen adalah data dan/atau informasi yang mencakup sebagai berikut: a. a. Perseorangan: (i) nama, (ii) alamat, (iii) tanggal lahir dan/atau umur, (iv) nomor telepon, dan/atau (v) nama ibu kandung. b. b. Korporasi: (i) nama, (ii) alamat, (iii) nomor telepon, (iv) susunan direksi dan komisaris termasuk dokumen identitas berupa Kartu Tanda Penduduk/paspor/izin tinggal, dan/atau (v) susunan pemegang saham.
  • 13. C. Pembahasan Ius Constitutum Pelindungan Data Pribadi di Indonesia Hak-hak yang dimiliki konsumen apabila data pribadinya diperlakukan tidak semestinya juga tersebar, yakni: 1. Pasal 26 Permenkominfo 20/2016, pemilik data pribadi berhak: a. Atas kerahasiaan data pribadinya; b. Mengajukan pengaduan dalam rangka penyelesaian sengketa data pribadi atas kegagalan perlindungan kerahasiaan data pribadinya oleh penyelenggara sistem elektronik kepada Menteri; c. Mendapatkan akses atau kesempatan untuk mengubah atau memperbarui data pribadinya tanpa mengganggu sistem pengelolaan data pribadi, kecuali ditentukan lain oleh ketentuan peraturan perundang-undangan; d. Mendapatkan akses atau kesempatan untuk memperoleh historis data pribadinya yang pernah diserahkan kepada penyelenggara sistem elektronik sepanjang masih sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan e. Meminta pemusnahan data perseorangan tertentu miliknya dalam sistem elektronik yang dikelola oleh penyelenggara sistem elektronik, kecuali ditentukan lain oleh ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 14. C. Pembahasan Ius Constitutum Pelindungan Data Pribadi di Indonesia 2. Pasal 26 ayat (2) UU ITE, setiap orang yang dilanggar haknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1): “Kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan, penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang menyangkut data pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan orang yang bersangkutan” dapat mengajukan gugatan atas kerugian yang ditimbulkan berdasarkan Undang-Undang ini.
  • 15. C. Pembahasan Ius Constituendum Pelindungan Data Pribadi di Indonesia Pelindungan data pribadi merupakan salah satu hak asasi manusia yang merupakan bagian dari pelindungan diri pribadi, perlu diberikan landasan hukum yang kuat untuk memberikan keamanan atas data pribadi, berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, ditujukan untuk menjamin hak warga negara atas pelindungan diri pribadi dan menumbuhkan kesadaran masyarakat serta menjamin pengakuan dan penghormatan atas pentingnya pelindungan data pribadi, dan bahwa pengaturan data pribadi saat ini terdapat dalam beberapa peraturan perundang- undangan maka untuk meningkatkan efektivitas dalam pelaksanaan pelindungan data pribadi diperlukan pengaturan mengenai pelindungan data pribadi dalam suatu undang- undang.
  • 16. C. Pembahasan Ius Constituendum Pelindungan Data Pribadi di Indonesia Seperti General Data Protection Regulation, Rancangan Undang Undang Perlindungan Data Pribadi juga merupakan landasan hukum yang kuat untuk memberikan rasa keamanan bagi para pemilik data pribadi, sehingga sangat besar urgensinya agar ius constituendum ini diubah menjadi ius constitutum secepatnya, tanpa mengompromikan kualitasnya.
  • 17. D. Kesimpulan Pengaturan pelindungan data pribadi di Indonesia pada tataran ius constitutum atau hukum positif masih kurang optimal dikarenakan banyaknya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pelindungan data pribadi tetapi pengaturannya masing-masing masih kurang baik dan kurang mendetil. Selain karena pengaturan yang sifatnya masih sektoral dan terpisah-pisah. Kekurangan lain adalah terlihatnya betapa banyaknya hal-hal baru yang baru diatur di Rancangan Undang Undang Perlindungan Data Pribadi, antara lain, pembagian tugas pengendali dan prosesor data pribadi, pengiriman data ke luar negeri dengan standar yang lebih memadai, peran dari data protection officer, perluasan hak-hak yang dimiliki oleh pemilik data pribadi, serta pengaturan sanksi pidana yang konkrit.
  • 18. D. Kesimpulan Kasus-kasus kebocoran data pribadi yang tak tertangani dengan baik karena belum ada payung hukum setingkat undang-undang yang khusus mengatur pelindungan data pribadi dan beberapa jenis kejahatan belum tercakup dalam ius constitutum, misalnya, tentang penjualan dan pembelian data pribadi atau pemasangan alat visual yang tidak sah. Rekomendasi bagi Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat, yakni bagi Pemerintah, dapat direkomendasikan untuk segera memfinalisasi draf Rancangan Undang Undang Perlindungan Data Pribadi agar dapat disahkan menjadi Undang Undang mengingat kasus kebocoran data yang tiada henti sudah cukup meresahkan publik, dan ius constitutum yang ada sudah tidak relevan untuk mengantisipasi bentuk-bentuk kejahatan yang terjadi.
  • 19. D. Kesimpulan Pemerintah perlu untuk memperkuat peran Badan Siber dan Sandi Negara untuk mengantisipasi serangan siber dari dalam maupun luar negeri agar kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika menjadi lebih fokus kepada penanganan kebocoran/penyalahgunaan data pribadi bersama Kepolisian dan juga Penyelenggara Sistem Elektronik.