1. Nama Kelompok:
• Bella
• Miranti
• Riskania Agustina - C11229010
• Yunita Wahyuningsih –C11229018
BAB 4
Keberlanjutan, Korporasi,
Pasar Modal, dan Ekonomi Global
2. Ekonomi Global dan Krisis
Keuangan
• KrisisEkonomiGlobal
krisis ekonomi adalah suatu kondisi yang mana perekonomian dalam suatu negara mengalami
penurunan yang sangat signifikan. Umumnya, negara yang mengalami kondisi tersebut akan mengalami
penurunan produk domestik bruto, menurunnya harga properti dan saham, dan juga tingginya angka
inflasi.
PenyebabKrisisEkonomi
1. Utang Negara Yang
Berlebihan
penyebab kenapa krisis ekonomi
bisa terjadi adalah karena
menumpuknya beban utang
negara, sehingga negara pun
sudah tidak mampu lagi
membayarnya.
2. Tingginya Laju inflasi
inflasi tersebut terjadi dalam
waktu yang lama dan mengalami
laju yang sangat tinggi, maka hal
tersebut akan menyebabkan nilai
mata uang menjadi rendah dan
membuat perekonomian dalam
suatu negara memburuk.
3. Macetnya Perkembangan
Ekonomi
Penyebab krisis ekonomi lainnya
adalah perkembangan ekonomi
pada suatu negara yang tidak turut
jalan atau macet. Memburuknya
laju perkembangan tersebut,
memungkinkan negara masuk
kedalam jurang krisis ekonomi..
3. 1. membuat peraturan yang lebih efektif
dan dapat ditegakkan secara global untuk
memantau aktivitas dan kinerja perusahaan
dan dengan demikian melindungi investor
dengan lebih baik.
2. pasar global memberdayakan para
pemegang saham untuk mengubah
yurisdiksi hukum perusahaan, sehingga
memungkinkan para pemegang saham
untuk memilih negara yang lebih
melindungi kepentingan investor dengan
sistem tata kelola perusahaan yang lebih
kuat.
PENDEKATAN YANG DISARANKAN UNTUK
MENGATASI KRISIS KEUANGAN GLOBAL
4. Pasar Modal
Sejarah Pasar Modal
• Indonesia sendiri pertama kali memiliki pasar modal di tahun 1977, meski keberadaan
pasar modal sebenarnya sudah ada sejak era Hindia Belanda di tahun 1912 namun
kemudian mati suri sejak Perang Dunia II.
• Pada 10 Agustus 1977, Presiden Soeharto meresmikan dibukanya Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang
dijalankan di bawah Bapepam (Badan Pelaksana Pasar Modal) dengan PT Semen Cibinong sebagai
emiten pertama.
• Lalu pada tahun 1989, pemerintah kembali membuka pasar modal lainnya, yakni Bursa Efek
Surabaya (BES). Namun sejak tahun 2007, BEJ dan BES kemudian digabung menjadi Bursa Efek
Indonesia(BEI).
Menurut UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pengertian pasar modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.
5. Alokasi Modal
Pasar modal memungkinkan
perusahaan untuk mengumpulkan
modal baru dengan menjual
saham atau obligasi kepada
investor.
Perdagangan Surat Berharga
Investor dapat membeli dan
menjual surat berharga seperti
saham dan obligasi di pasar
modal. Hal ini memberikan
likuiditas kepada investor dan
memungkinkan mereka untuk
mengubah portofolio investasi
mereka.
Penilaian Nilai Pasar
Pasar modal mencerminkan
penilaian investor terhadap
nilai perusahaan. Harga
saham yang diperdagangkan
di pasar modal mencerminkan
ekspektasi pasar tentang
kinerja perusahaan.
Fungsi Pasar Modal
Transparansi dan Pelaporan
Perusahaan yang terdaftar di
pasar modal biasanya harus
memberikan laporan
keuangan yang teratur dan
transparan kepada investor
dan regulator
Pengukuran Kinerja
Ekonomi
Pasar modal juga digunakan
sebagai indikator kinerja
ekonomi suatu negara.
Kenaikan atau penurunan
indeks pasar saham sering
kali mencerminkan kondisi
ekonomi.
6. Peran Perusahaan Dalam Masyarakat
1. Mengembangkan Akses Sumber Daya Manusia
Manfaat yang pertama perusahaan bagi masyarakat ialah mengembangkan akses sumber daya manusia, saat
perusahaan dijalankan dengan cara yang baik maka akan memberikan keuntungan bagi perusahaan dan juga masyarakat.
2. Berkontribusi untuk Masyarakat
Saat pemilik mendirikan pabrik di tengah-tengah masyarakat dan juga memperhatikan kenyamanan serta keamanan
untuk masyarakat sekitar. Selain itu, perusahaan juga dapat diwujudkan dengan menyerap tenaga kerja dari warga di
lingkungan perusahaan.
3. Meningkatkan Semangat dan Produktivitas Karyawan
Reputasi perusahaan yang baik merupaka yang berkontribusi besar kepada masyarakat, masyarakat sekitar, dan
lingkungannya. Sementara dari sisi internal, hal ini akan menambah kebanggaan bagi karyawan yang bekerja di
perusahaan tersebut dan dapat berdampak pada peningkatan etos kerja dan produktivitas karyawan.
4. Menjadi Lapangan Kerja untuk Masyarakat Sekitar
Saat mendirikan perusahaan di sekitar lingkungan masyarakat, peluang baik untuk warga sekitar untuk melamar dan
menjadi karyawan di perusahaan tersebut guna untuk mencari penghasilan.
7. SUSTAINABILITY
INFORMATION NEEDS OF
INVESTORS
1. Integrasi informasi keberlanjutan ke dalam analisis investasi dan proses pengambilan keputusan.
2. Penggabungan informasi keberlanjutan ke dalam kebijakan dan praktik kepemilikan investasi.
3. Promosi pengungkapan informasi keberlanjutan yang tepat oleh entitas tempat investor institusi berinvestasi.
4. Promosi penerimaan dan penerapan prinsip-prinsip dalam industri investasi.
5. Kolaborasi di antara para investor institusional untuk meningkatkan efektivitas penerapan prinsip-prinsip
Masyarakat tersebut.
6. Melaporkan inisiatif, kegiatan, dan kemajuan dalam menerapkan prinsip-prinsip ini.
8. 1. Identifikasi dan penilaian potensi risiko dan keuntungan
2. Evaluasi kualitas manajemen
3. Komunikasi dengan pemegang saham, proposal, dan pemungutan suara proksi
4. Pengembangan produk atau portofolio investasi yang disesuaikan
5. Evaluasi manajer aset
Investor menggunakan informasi keberlanjutan
ini dengan tujuan:
9. Pelaporan Perusahaan
Survei PwC tahun 2007 mengungkapkan bahwa para investor menginginkan agar
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) tetap menjadi panduan
utama untuk pelaporan dan analisis keuangan. Lebih khusus lagi, para investor
berharap untuk melihat beberapa perbaikan di berbagai bagian laporan
keuangan. Lima perbaikan yang disarankan dalam laporan laba rugi adalah:
1. Penilaian yang lebih baik mengenai apakah peningkatan pendapatan atau
penghasilan berkelanjutan.
2. Lebih banyak rincian biaya untuk lebih mencerminkan pengaruh operasional
bisnis.
3. Memisahkan revaluasi aset dan liabilitas untuk menghindari pengaburan
kinerja operasi yang mendasarinya.
4. Informasi lebih rinci tentang laba bersih dan ringkasan angka laba lainnya
termasuk laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA).
5. Kurangnya keleluasaan manajemen dalam penentuan kinerja perusahaan
10. INISIATIFTERBARUDALAM
PELAPORANPERUSAHAAN
Pada tahun 2008, IFAC menerbitkan laporan ”Financial Reporting Supply
Chain: Current Perspectives and Directions” dan kemudian membentuk Business
Reporting Project Group untuk mempelajari kemajuan global di bidang tata kelola,
pelaporan keuangan, dan audit.
Tantangan yang harus dihadapi :
1. Tata kelola Perusahaan
2. Pelaporan keuangan
3. Audit keuangan
4. Kegunaan laporan keuangan
11. Perbaikan yang diperlukan dalam pelaporan
keuangan adalah:
• Laporan keuangan yang lebih relevan dan mudah dipahami
oleh berbagai pengguna.
• Penggunaan metode langsung dalam penyusunan laporan
arus kas.
• Lebih banyak dukungan untuk investor ritel.
• Penyederhanaan standar pelaporan keuangan oleh
penyusun standar.
• Beban pelaporan keuangan yang terbatas pada entitas yang
lebih kecil dan tidak terdaftar.
• Mendukung penggunaan nilai wajar dalam pelaporan
keuangan.
• Dukungan terhadap penggunaan standar pelaporan
keuangan berbasis prinsip.
• Konvergensi ke satu set standar pelaporan keuangan
berkualitas tinggi yang diterima secara global dan berbasis
prinsip.
• Penyusun laporan keuangan menjaga perilaku dan
kualifikasi profesional.
12. Pelaporan Perusahaan Berbasis Web
Penggunaan internet dalam pelaporan Perusahaan telah
berkembang selama decade terakhir. Banyak Perusahaan
multinasional telah membangun situs web untuk pelaporan
keuangan.
Penggunaaan teknologi web dalam penyebaran laporan
keuangan membuat penyajian laporan keuangan melalui internet
mirip pelporan berbasis kertas kecuali kecepatannya dalam
distribusi yang jauh lebih besar.
13. Pelaporan Terhubung
Pelaporan yang terhubung adalah konsep baru yang diperkenalkan oleh Prince of
Wales's Accounting for Sustainability untuk memberikan cara alternatif untuk fokus
pada kebutuhan investor jangka panjang dan manajemen.
Tujuan pelaporan yang terhubung adalah untuk menghubungkan keterputusan
hubungan antara arahan strategis, kinerja keuangan, dan pencapaian tujuan sosial
dan lingkungan.
14. ANALISIS BISNIS PREDIKTIF
International Federation of Accountants (IFAC) pada
bulan Mei 2011 menerbitkan International Good Practice
Guidance (IGPG) sebagai upaya untuk menerapkan
analisis bisnis prediktif (PBA) dalam penilaian data bisnis
yang relevan dan faktor pendorong yang dapat
mempengaruhi hasil keuangan dan kinerja operasional.
PBA berfokus pada pencapaian kinerja berkualitas tinggi
di empat area kinerja inti:
1. Ekonomi
2. Strategis
3. Operasional
4. Organisasi dan reputasi
15. Pelaporan Naratif adalah laporan yang
menggambarkan informasi non-keuangan
yang disertakan dalam laporan yang
dipublikasikan untuk membangun
gambaran yang bermakna tentang bisnis
perusahaan, posisi pasar, strategi, kinerja,
dan prospeknya.
Pengertian Pelaporan Naratif
16. PwC melakukan tinjauan atas pelaporan naratif perusahaan-perusahaan FTSE 250
dan FTSE 100 dalam laporan tahunan mereka untuk periode yang berakhir antara 1
April 2009 dan 31 Maret 2010. Tinjauan PwC berfokus pada sembilan area pelaporan:
(1) pendorong eksternal untuk kinerja dan pelaporan keberlanjutan bisnis;
(2) strategi pelaporan korporat;
(3) manajemen risiko;
(4) strategi penyampaian;
(5) ukuran keberhasilan;
(6) Fundamental kinerja;
(7) kemampuan keberlanjutan;
(8) pelaporan segmen; dan
(9) pelaporan remunerasi.
Pelaporan Naratif
18. Menurut OCEG (Open Compliance & Ethics
Group), GRC adalah kemampuan organisasi untuk
mencapai tujuannya dengan andal (tata kelola),
mengatasi ketidakpastian (manajemen risiko), dan
bertindak dengan integritas (kepatuhan).
(www.grcglossary.org)
A. Pengertian GRC (Governance,
Risk Management, and
Compliance)
19. Tata kelola
Tata kelola adalah
serangkaian kebijakan, aturan,
atau kerangka kerja yang
digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan bisnisnya. Tata
kelola menentukan tanggung
jawab pemangku kepentingan
utama, seperti dewan direksi dan
manajemen senior.
Manajemen risiko
Bisnis menghadapi berbagai
tipe risiko, termasuk risiko keuangan,
hukum, strategis, dan keamanan.
Manajemen risiko yang baik membantu
bisnis mengidentifikasi risiko-risiko
tersebut dan menemukan cara untuk
memulihkan risiko yang ditemukan.
Perusahaan menggunakan program
manajemen risiko korporasi untuk
memprediksi potensi masalah dan
meminimalkan kerugiannya.
Kepatuhan
Kepatuhan adalah tindakan
mengikuti peraturan, hukum, dan
undang-undang yang berlaku. Pada
GRC, kepatuhan meliputi penerapan
prosedur untuk memastikan bahwa
aktivitas bisnis patuh terhadap
peraturan masing-masing. Misalnya,
organisasi kesehatan harus patuh
terhadap undang-undang seperti
HIPAA yang melindungi privasi
pasien
GRC (Governance, Risk
Management, and Compliance)
21. Manfaat penerapan GRC bagi perusahaan antara lain:
1. Perusahaan dapat mengambil keputusan dengan
lebih baik dalam lingkungan sadar risiko.
2. GRC yang terintegrasi akan memperbaiki dan
menyelaraskan secara objektif visi, misi maupun nilai
dari perusahaan.
3. Membuat organisasi jadi lebih cepat dan lebih yakin
dalam membuat keputusan yang terbaik.
4. Keberlanjutan dari kinerja yang dapat diandalkan dan
penyampaian nilai
5. Alokasi biaya pada inisiatif yang tepat waktu dan
sasarannya dapat dialokasikan secara baik
6. Mendorong integrasi data dan informasi dalam
organisasi yang akan mengarah pada inovasi dan
perbaikan terintegrasi dalam model tiga lini tersebut
22. PELAPORANKEBERLANJUTAN
Laporan keberlanjutan atau sustainability
report adalah praktik pengukuran,
pengungkapan, dan upaya akuntabilitas dari
kinerja perusahaan/organisasi dalam mencapai
tujuan pembangunan berkelanjutan kepada
para pemangku kepentingan secara internal
maupun eksternal.
Pengertian lain menyebutkan bahwa
sustainability report adalah laporan yang
berdasarkan pada konsep sustainable
development
23. Pelaporan perusahaan dan keuangan sejak krisis
keuangan menjadi sasaran pengawasan ketat para
pembuat kebijakan, regulator, dan pengguna laporan.
Investor menuntut informasi keuangan dan non-
keuangan yang lebih akurat, dapat diandalkan, dan
relevan mengenai KPI seperti tata kelola perusahaan,
penilaian risiko, model bisnis yang menciptakan kinerja
yang berkelanjutan, dan isu-isu yang strategis dan
penting bagi semua pemangku kepentingan.
Kepercayaan investor dan kepercayaan publik
terhadap pelaporan perusahaan menentukan
keandalan dan kegunaan laporan perusahaan.
Laporan keberlanjutan dapat memberikan
informasi yang relevan kepada investor dan pasar
modal mengenai kinerja. Laporan keberlanjutan
memberikan informasi yang persuasif kepada investor
dan pemangku kepentingan agar mereka dapat
mengambil keputusan investasi yang tepat. Informasi
yang paling persuasif adalah informasi yang dapat
diandalkan, bermanfaat, bersifat lintas waktu, tepat
waktu, dan relevan dengan kelima dimensi kinerja.
24. KESIMPULAN
Sejak pergantian abad, pelaporan perusahaan telah
diperluas lebih dari sekadar pelaporan keuangan. Sekarang ini,
laporan tersebut mencakup berbagai pemangku kepentingan
atau stakeholder yang meliputi pemegang saham, pemerintah,
karyawan, hingga masyarakat secara umum dan berbagai
dimensi kinerja keberlanjutan yang relevan dengan isu-isu
ekonomi, tata kelola, sosial, etika, dan lingkungan (EGSEE). Maka
dari itu saat ini telah banyak perusahaan global yang menyadari
bahwa melaporkan kinerja keuangan mereka melalui
penggunaan laba bersih keuangan konvensional tidak lagi
memadai. Melalui laporan keberlanjutan, aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan dapat dilihat dan dinilai oleh semua
pihak dan menjadikan perusahaan tidak menyalahi aturan yang
dapat menimbulkan kerugian berbagai pihak.