SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
HUKUM HOOKE

A. Tujuan
1. Menentukan Konstanta Total Pegas secara Seri dan Paralel.
2. Menentukan Persamaan Gerak Sistem.
B. Dasar Teori
Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis. Elastis atau elastsisitas
adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya ketika gaya luar
yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada
sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan
karet, yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah pertambahan panjang.
Perlu diketahui bahwa gaya yang diberikan juga memiliki batas-batas
tertentu. Sebuah karet bisa putus jika gaya tarik yang diberikan sangat besar,
melawati batas elastisitasnya. Demikian juga sebuah pegas tidak akan kembali ke
bentuk semula jika diregangkan dengan gaya yang sangat besar. Jadi benda-benda
elastis tersebut memiliki batas elastisitas. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika
pada pegas tersebut tidak diberikan gaya.
Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik dengan luas penampang
benda.

Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang benda ketika
diberi gaya dengan panjang awal benda.

Getaran (oscillation) merupakan salah satu bentuk gerak benda yang cukup banyak
dijumpai gejalanya. Dalam getaran, sebuah benda melakukan gerak bolak - balik
menurut lintasan tertentu melalui titik setimbangnya. Waktu yang diperlukan untuk
melakukan satu gerakan bolak - balik dinamakan periode (dilambangkan dengan T,
satuannya sekon (s). Simpangan maksimum getaran dinamakan amplitudo.
Hukum Hooke menjelaskan tentang batas elastisitas. “Elastisitas benda hanya
berlaku sampai suatu batas yaitu batas elastisitas.”
Grafik tegangan terhadap regangan untuk menjelaskan hukum Hooke:

Titik O ke titik B adalah masa deformasi elastis, yaitu perubahan bentuk yang dapat
kembali ke bentuk semula. Titik A adalah batas hukum Hooke yang grafiknya
merupakan garis lurus. Titik B adalah batas elastis, dan grafik selanjutnya
merupakan masa deformasi plastis, yaitu perubahan bentuk yang tidak dapat
kembali ke bentuk semula. Titik C adalah titik tekuk (yield point), dimana hanya
dibutuhkan gaya yang kecil untuk memperbesar pertambahan panjang. Titik D
adalah tegangan maksimum (ultimate stress), dimana benda benar-benar
mengalami perubahan bentuk secara permanen. Titik E adalah titik patah, dimana
benda akan patah/putus bila gaya yang diberikan sampai ke titik tersebut.
Gaya elastisitas/pegas adalah gaya yang mengembalikan pegas agar kembali ke
bentuk semula setelah meregang/menekan. Gaya pegas berlawanan arah dengan
gaya berat dan pertambahan panjang, dapat dirumuskan:

Tetapan pegas dapat ditentukan melalui persamaan berikut:
Persamaan gerak getaran dapat diturunkan dari dua buah hukum gerak, yaitu
Hukum II Newton dan Hukum Hooke. Jika gaya pegas adalah satu - satunya gaya luar
yang bekerja pada benda, maka pada benda berlaku Hukum II Newton

Atau

Persamaan diatas merupakan persamaan gerak getaran selaras (simple harmonic
motion). Dalam getaran selaras, benda berosilasi di antara dua posisi dalam waktu
(periode) tertentu dengan asumsi tanpa kehilangan tenaga mekaniknya. Dengan kata
lain, simpangan maksimum (amplitudo) getaran tetap.
Dapat ditulis menjadi
Persamaan diatas disebut persamaan diferensial, karena mengandung suku yang
berupa diferensial. Penyelesaian dari Persamaan tersebut dapat berbentuk

Gambar simpangan getaran selaras sederhana.

Fungsi x periodik dan berulang pada simpangan yang sama dengan keanikan
sebesar 2 Periode getaran T adalah waktu yang diperlukan benda untuk menjalani
gerakan satu putaran (cycle). Ini berarti nilai x pada saat t sama dengan nilai x pada
saat t + T. Berdasarkan kenyataan ini bahwa :
Kebalikan dari periode dinamakan f. Frekuensi menyatakan jumlah getaran per
satuan waktu. Satuannya adalah hertz (Hz)

Dengan demikian, frekuensi sudutnya adalah

Persamaan gerak getaran di atas dapat juga dinyatakan dalam cosinus, yaitu

Suatu getaran memiliki persamaan simpangan unik yang bentuk de_nitifnya
ditentukan oleh posisi awal dan kecepatan awal (keduaya sering disebut sebagai
syarat awal).
Karakteristik Rangkaian Pegas
Pada dasarnya rangkaian pegas ada dua, yaitu rangakaian seri dan paralel.
Jika sebuah sistem tersusun atas rangkaian seri dan paralel, rangkaian itu disebut
rangakaian kompleks. Dalam bahasan ini akan dijelaskan nilai konstanta pegas (k)
sistem untuk pegas-pegas yang tersusun secara seri dan paralel. Pada rangkaian
seri, gaya yang bekerja pada setiap pegas sama tetapi pertambahan panjang
setiap pegas berbeda. Sedangkan pada rangkaina paralel, gaya yang bekerja pada
setiap pegas berbeda tetapi pertambahan panjang setiap pegas adalah sama.
Contoh rangkaian seri dan paralel dari tiga pegas dapat dilihat pada gambar
berikut :
Rangkaian Seri
Rangkaian Paralel

Untuk rangkaian pegas secara seri berlaku kaitan, yitu perubahan panjang
total pegas merupakan penjumlahan perubahan panjang masing-masing pegas.
Sehingga, dapat dirumuskan :

Δxtotal = Δx1 + Δx2 + Δx3
Dengan menerapkan hukum Hooke F = k Δx dan gaya pada setiap pegas sama
dengan gaya total yang bekerja (
), diperoleh nilai konstanta
pegas untuk rangkaian pegas secara seri adalah

Jika ada n pegas yang tersusun secara seri, nilai konstanta pegas totalnya adalah

Jika hanya ada dua pegas yang disusun secara seri, nilai konstanta pegas totalnya
adalah

Sedangkan dengan rangkaian pegas secara paralel berlaku kaitan gaya total
yang bekerja pada pegas sama dengan jumlah dari gaya-gaya yang bekerja pada
masing-masing pegas, yaitu
Dengan menerapkan hukum Hooke F = k Δx dan pertambahan panjang pada
masing-masing pegas sama dengan pertambahan panjang total (Δxtotal=Δx1=Δx2=
Δx3), diperoleh nilai konstanta pegas untuk rangkaian pegas secara seri adalah
Jika ada n pegas yang tersusun secara paralel, nilai konstanta pegas totalnya
adalah

Benda yang melakukan gerak lurus berubah beraturan, mempunyai
percepatan yang tetap, Ini berarti pada benda senantiasa bekerja gaya yang
tetap

baik

arahnya

maupun besarnya. Bila gayanya selalu berubah-ubah,

percepatannyapun berubah-ubah pula.
Gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut Gerak
Periodik. Gerak periodik ini selalu dapat dinyatakan dalam fungsi sinus atau cosinus,
oleh sebab itu gerak periodik disebut Gerak Harmonik. Jika gerak yang periodik
ini bergerak bolak-balik melalui lintasan yang sama disebut Getaran atau Osilasi.
Gerak Harmonic Sederhana adalah gerak bolak-balik yang melewati titik
keseimbangan dengan frekuensi tetap dan tidak mengalami redaman atau damping.
Dengan kata lain, gaya yang bekerja pada partikel hanya bergantung pada posisi.
Gerak harmonic teredam dimana gaya yang bekerja pada partikel bergantung pada
posisi dan kecepatan partikel. Adapun gerak harmonic teredam terpaksa, yaitu gerak
partikel dipaksa untuk melakukan gerak teredam karena adanya gaya luar yang
bekerja pada partikel. Gerak harmonik teredam dibagi menjadi 3 kelompok:
1. Sangat teredam (overdamping)
Over damping mirip seperti critical damping. Bedanya pada critical
damping benda tiba lebih cepat di posisi setimbangnya sedangkan pada over
damping benda lama sekali tiba di posisi setimbangnya. Hal ini disebabkan
karena redaman yang dialami oleh benda sangat besar.
Ini terjadi jika
Persamaan geraknya :

2. Teredam kritis (critical damping)
Benda yang mengalami critical damping biasanya langsung berhenti berosilasi
(benda langsung kembali ke posisi setimbangnya). Benda langsung berhenti
berosilasi karena redaman yang dialaminya cukup besar.
Ini terjadi jika
Persamaan geraknya :
3. Kurang teredam (underdamping)
Benda yang mengalami underdamped biasanya melakukan beberapa osilasi
sebelum berhenti. Benda masih melakukan beberapa getaran sebelum berhenti
karena redaman yang dialaminya tidak terlalu besar.
Ini terjadi jika
Persamaan geraknya :

Grafik simpangan terhadap waktu dalam gerak harmonic teredam.
C. Alat dan Bahan
2 buah pegas
1 buah statif
Neraca O-hauss

Penggaris
Stopwacth
Beban
D. Prosedur Percobaan
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Benda ditimbang menggunakan neraca O-hauss.
3. Digantungkan salah satu pegas pada statif yang disiapkan dan diukur panjang
awal dari pegas tersebut.
4. Digantungkan beban yang telah ditimbang kemudian diukur panjang pegasnya,
maka ditentukan perubahan panjang pegas tersebut(Δx).
5. Ditarik pegas tersebut sampai batas tertentu, kemudian dilepaskan.
6. Dihitung waktu yang diperlukan untuk melakukan 5 kali getaran menggunakan
stopwach.
7. Dicatat waktunya, dilakukan sebanyak 3 kali.
8. Digantungkan dua pegas yang disusun secara seri dan diukur panjang awal dari
masing-masing pegas.
9. Diulangi langkah 4 – 7 untuk pegas dengan susunan seri tersebut.
10. Digantungkan dua pegas yang disusun secara paralel dan diukur panjang awal
dari pegas tersebut.
11. Diulangi langkah 4 – 7 untuk pegas dengan susunan paralel tersebut.
E. Data Percobaan
Massa Benda = 153 gr
1. Untuk Pegas Tunggal
Δx = 5.5 cm
Banyak Getaran
Waktu (sekon)
t1 = 2.29
5
t2 = 2.46
t3 = 2.29
2. Untuk Pegas Rangkaian Seri
Δx = 11.5 cm
Banyak Getaran
Waktu (sekon)
t1 = 2.98
5
t2 = 2.92
t3 = 3.01

3. Untuk Pegas Rangkaian Paralel
Δx = 2.5 cm
Banyak Getaran
Waktu (sekon)
t1 = 1.77
5
t2 = 1.80
t3 = 1.90
F. Analisis Data
Untuk Pegas Tunggal





Jadi, besarnya konstanta pegas tunggal adalah 27 N/m
Untuk Pegas Rangkaian Paralel





Jadi, besarnya konstanta pegas total dari rangkaian seri adalah 16.91 N/m
Untuk Pegas Rangkaian Paralel





Jadi, besarnya konstanta pegas total dari rangkaian paralel adalah 45.69 N/m
Menentukan persamaan gerak sistem untuk pegas tunggal.




Karena
yaitu
maka Gerak Ini merupakan gerak
teredam kurang, dengan persamaan geraknya :
G. Pembahasan
Dari percobaan yang dilakukan kita dapat mengetahui hubungan dari
persamaan Hukum Hooke yaitu F = k Δx dengan besaran-besaran lain diantaranya
Periode, frekuensi, frekuensi sudut, sudut fase awal dan beberapa besaran lainnya.
Namun, dalam percobaan kali ini kita hanya melihat beberapa hubungan saja.
Untuk menjawab tujuan pertama dari praktikum ini. Kita bisa menentukan
besarnya nilai konstanta pegas total apabila pegas tersebut disusun menjadi sebuah
rangkaian baik rangkaian seri,rangkaian paralel ataupun rangkaian seriparalel(gabungan) dengan menggunakan persamaan Hukum Hooke bila diketahui
nilai konstanta dari masing-masing pegas. Jika diketahui membentuk rangkaian seri,
maka nilai konstanta pegas total adalah

Dan jika diketahui membuntuk rangkaian paralel, maka nilai konstanta pegas total
adalah

Namun, karena yang diketahui adalah waktu dan banyaknya getaran yang dilakukan
oleh pegas, maka digunakan hubungan antara Periode, Massa Benda, dan Nilai
Konstanta Pegas yaitu nilai konstanta pegas berbanding terbalik dengan kuadrat
periode dan berbanding lurus dengan massa benda dikalikan 4π2. Dapat dirumuskan:

Maka, dari hasil analisa data didapatkan bahwa nilai konstanta pada pegas tunggal
sebesar 27 N/m. Pada pegas dengan susunan seri, nilai konstanta pegas total adalah
16.91 N/m dan pegas dengan susunan paralel adalah 49.69 N/m.
Dari hasil yang didapatkan dapat diketahui bahwa, jika beberapa pegas
disusun secara seri maka akan memperkecil nilai konstanta pegasnya sehingga
memperlambat waktu yang diperlukan untuk menempuh satu kali getaran
(periodenya). Sebaliknya, jika beberapa pegas disusun secara paralel maka akan
memperbesar nilai konstanta pegasnya sehingga mempercepat waktu yang
diperlukan untuk menempuh satu kali getaran (periodenya). Hal ini bisa dibuktikan
dengan melihat perbandingan antara nilai konstanta saat pegas tunggal, disusun
secara seri dan disusun secara paralel.
Untuk menetukan jenis gerak harmonik teredam pada pegas tersebut dapat
diketahui dengan menentukan nilai c dengan menggunakan hubungan :
Sehingga, didapatkan nilai c adalah
maka sesuai analisis data yang
dilakukan dapat diketahui bahwa pegas tunggal ini merupakan jenis gerak harmonik
peredam kurang. Dimana nilai
yaitu
. Dari hasil ini, dapat
diketaui persamaan gerak tersebut adalah :

Karena sudut fase awal
tersebut akan menjadi :

Maka, grafik hubungan antara

dianggap sama dengan nol maka persamaan

dengan waktu adalah :

1.5

1

0.5

0
1
-0.5

-1

-1.5

2

3

4

5

6

7
DAFTAR PUSTAKA

 Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.
 Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.
 Tim Penyusun. 2013. Penuntun Praktikum Eksperimen Fisika 1. Kupang : Lab. Fisika
FST – UNC.
 Tipler, P.A.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik (terjemahan). Jakarta : Penebit
Erlangga.
 Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas (terjemahan). Jakarta :
Penerbit Erlangga.

More Related Content

What's hot

Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gayaPerc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gayaSMA Negeri 9 KERINCI
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibelumammuhammad27
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hookeumammuhammad27
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasKLOTILDAJENIRITA
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Rezki Amaliah
 
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)Rezki Amaliah
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoffumammuhammad27
 
2 hasil pengamata atwood
2 hasil pengamata atwood2 hasil pengamata atwood
2 hasil pengamata atwoodBayu Pranata
 
Osilasi fisika dasar 1
Osilasi fisika dasar 1Osilasi fisika dasar 1
Osilasi fisika dasar 1RifkaNurbayti
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.umammuhammad27
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom HidrogenKhotim U
 
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
HUKUM NEWTON TENTANG GERAKHUKUM NEWTON TENTANG GERAK
HUKUM NEWTON TENTANG GERAKDiana Amrita
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERMUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaSahrul Sindriana
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiWidya arsy
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstoneumammuhammad27
 
Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)
Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)
Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)Alfi Tranggono
 
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docxumammuhammad27
 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanSMA Negeri 9 KERINCI
 

What's hot (20)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PESAWAT ATWOOD
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PESAWAT ATWOODLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PESAWAT ATWOOD
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PESAWAT ATWOOD
 
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gayaPerc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
 
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
 
2 hasil pengamata atwood
2 hasil pengamata atwood2 hasil pengamata atwood
2 hasil pengamata atwood
 
Osilasi fisika dasar 1
Osilasi fisika dasar 1Osilasi fisika dasar 1
Osilasi fisika dasar 1
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
 
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
HUKUM NEWTON TENTANG GERAKHUKUM NEWTON TENTANG GERAK
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas Resonansi
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
 
Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)
Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)
Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)
 
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
 

Similar to HOOKE'S LAW

ml f n/wifopfwiopfhpiehfpeihf'pqifhqpfhiq'[dhq[
ml f n/wifopfwiopfhpiehfpeihf'pqifhqpfhiq'[dhq[ml f n/wifopfwiopfhpiehfpeihf'pqifhqpfhiq'[dhq[
ml f n/wifopfwiopfhpiehfpeihf'pqifhqpfhiq'[dhq[abua2
 
Laporan Fisika - ayunan sederhana
Laporan Fisika - ayunan sederhanaLaporan Fisika - ayunan sederhana
Laporan Fisika - ayunan sederhanaDayana Florencia
 
Elastisitas dan getaran
Elastisitas dan getaranElastisitas dan getaran
Elastisitas dan getaranAndi Widya
 
Elastisitas dan gerak harmonik sederhana
Elastisitas dan gerak harmonik sederhanaElastisitas dan gerak harmonik sederhana
Elastisitas dan gerak harmonik sederhanaBella Andreana
 
Bandul sederhana
Bandul sederhanaBandul sederhana
Bandul sederhanatrokefluent
 
BAB 3 Gaya Pegas (Bilingual)
BAB 3 Gaya Pegas (Bilingual)BAB 3 Gaya Pegas (Bilingual)
BAB 3 Gaya Pegas (Bilingual)Fani Diamanti
 
Elastisitas dan Hukum Hooke
Elastisitas dan Hukum HookeElastisitas dan Hukum Hooke
Elastisitas dan Hukum HookeSaffanahpertiwi
 
Elastisitas Dan Hukum Hooke
Elastisitas Dan Hukum HookeElastisitas Dan Hukum Hooke
Elastisitas Dan Hukum HookeDwiyan S
 
Handout getaran harmonis
Handout getaran harmonisHandout getaran harmonis
Handout getaran harmonissyifa tunnisa
 
Ppt elastisitas bahan
Ppt elastisitas bahanPpt elastisitas bahan
Ppt elastisitas bahanrikaomamih
 
Bab 3 Gaya pada Benda Elastis dan Hubungan Gaya dengan Gerak Getaran.ppt
Bab 3 Gaya pada Benda Elastis dan Hubungan Gaya dengan Gerak Getaran.pptBab 3 Gaya pada Benda Elastis dan Hubungan Gaya dengan Gerak Getaran.ppt
Bab 3 Gaya pada Benda Elastis dan Hubungan Gaya dengan Gerak Getaran.pptdevisari01
 
Laporan pelengkungan batang
Laporan pelengkungan batangLaporan pelengkungan batang
Laporan pelengkungan batangdedeknurhuda
 

Similar to HOOKE'S LAW (20)

ml f n/wifopfwiopfhpiehfpeihf'pqifhqpfhiq'[dhq[
ml f n/wifopfwiopfhpiehfpeihf'pqifhqpfhiq'[dhq[ml f n/wifopfwiopfhpiehfpeihf'pqifhqpfhiq'[dhq[
ml f n/wifopfwiopfhpiehfpeihf'pqifhqpfhiq'[dhq[
 
Laporan Fisika - ayunan sederhana
Laporan Fisika - ayunan sederhanaLaporan Fisika - ayunan sederhana
Laporan Fisika - ayunan sederhana
 
gaya pegas
gaya pegas gaya pegas
gaya pegas
 
SEMFIS.docx
SEMFIS.docxSEMFIS.docx
SEMFIS.docx
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
Elastisitas dan getaran
Elastisitas dan getaranElastisitas dan getaran
Elastisitas dan getaran
 
Elastisitas dan gerak harmonik sederhana
Elastisitas dan gerak harmonik sederhanaElastisitas dan gerak harmonik sederhana
Elastisitas dan gerak harmonik sederhana
 
Bandul sederhana
Bandul sederhanaBandul sederhana
Bandul sederhana
 
BAB 3 Gaya Pegas (Bilingual)
BAB 3 Gaya Pegas (Bilingual)BAB 3 Gaya Pegas (Bilingual)
BAB 3 Gaya Pegas (Bilingual)
 
Hukum hooke dan_elastisitas
Hukum hooke dan_elastisitasHukum hooke dan_elastisitas
Hukum hooke dan_elastisitas
 
elastisitas .pdf
elastisitas .pdfelastisitas .pdf
elastisitas .pdf
 
Elastisitas dan Hukum Hooke
Elastisitas dan Hukum HookeElastisitas dan Hukum Hooke
Elastisitas dan Hukum Hooke
 
Elastisitas Zat Padat
Elastisitas Zat PadatElastisitas Zat Padat
Elastisitas Zat Padat
 
Elastisitas
ElastisitasElastisitas
Elastisitas
 
Elastisitas Dan Hukum Hooke
Elastisitas Dan Hukum HookeElastisitas Dan Hukum Hooke
Elastisitas Dan Hukum Hooke
 
Handout getaran harmonis
Handout getaran harmonisHandout getaran harmonis
Handout getaran harmonis
 
Ppt elastisitas bahan
Ppt elastisitas bahanPpt elastisitas bahan
Ppt elastisitas bahan
 
Bab 3 Gaya pada Benda Elastis dan Hubungan Gaya dengan Gerak Getaran.ppt
Bab 3 Gaya pada Benda Elastis dan Hubungan Gaya dengan Gerak Getaran.pptBab 3 Gaya pada Benda Elastis dan Hubungan Gaya dengan Gerak Getaran.ppt
Bab 3 Gaya pada Benda Elastis dan Hubungan Gaya dengan Gerak Getaran.ppt
 
Sifat zat mekanik
Sifat zat mekanikSifat zat mekanik
Sifat zat mekanik
 
Laporan pelengkungan batang
Laporan pelengkungan batangLaporan pelengkungan batang
Laporan pelengkungan batang
 

Recently uploaded

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

HOOKE'S LAW

  • 1. HUKUM HOOKE A. Tujuan 1. Menentukan Konstanta Total Pegas secara Seri dan Paralel. 2. Menentukan Persamaan Gerak Sistem. B. Dasar Teori Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis. Elastis atau elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah pertambahan panjang. Perlu diketahui bahwa gaya yang diberikan juga memiliki batas-batas tertentu. Sebuah karet bisa putus jika gaya tarik yang diberikan sangat besar, melawati batas elastisitasnya. Demikian juga sebuah pegas tidak akan kembali ke bentuk semula jika diregangkan dengan gaya yang sangat besar. Jadi benda-benda elastis tersebut memiliki batas elastisitas. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan gaya. Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik dengan luas penampang benda. Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang benda ketika diberi gaya dengan panjang awal benda. Getaran (oscillation) merupakan salah satu bentuk gerak benda yang cukup banyak dijumpai gejalanya. Dalam getaran, sebuah benda melakukan gerak bolak - balik menurut lintasan tertentu melalui titik setimbangnya. Waktu yang diperlukan untuk
  • 2. melakukan satu gerakan bolak - balik dinamakan periode (dilambangkan dengan T, satuannya sekon (s). Simpangan maksimum getaran dinamakan amplitudo. Hukum Hooke menjelaskan tentang batas elastisitas. “Elastisitas benda hanya berlaku sampai suatu batas yaitu batas elastisitas.” Grafik tegangan terhadap regangan untuk menjelaskan hukum Hooke: Titik O ke titik B adalah masa deformasi elastis, yaitu perubahan bentuk yang dapat kembali ke bentuk semula. Titik A adalah batas hukum Hooke yang grafiknya merupakan garis lurus. Titik B adalah batas elastis, dan grafik selanjutnya merupakan masa deformasi plastis, yaitu perubahan bentuk yang tidak dapat kembali ke bentuk semula. Titik C adalah titik tekuk (yield point), dimana hanya dibutuhkan gaya yang kecil untuk memperbesar pertambahan panjang. Titik D adalah tegangan maksimum (ultimate stress), dimana benda benar-benar mengalami perubahan bentuk secara permanen. Titik E adalah titik patah, dimana benda akan patah/putus bila gaya yang diberikan sampai ke titik tersebut. Gaya elastisitas/pegas adalah gaya yang mengembalikan pegas agar kembali ke bentuk semula setelah meregang/menekan. Gaya pegas berlawanan arah dengan gaya berat dan pertambahan panjang, dapat dirumuskan: Tetapan pegas dapat ditentukan melalui persamaan berikut:
  • 3. Persamaan gerak getaran dapat diturunkan dari dua buah hukum gerak, yaitu Hukum II Newton dan Hukum Hooke. Jika gaya pegas adalah satu - satunya gaya luar yang bekerja pada benda, maka pada benda berlaku Hukum II Newton Atau Persamaan diatas merupakan persamaan gerak getaran selaras (simple harmonic motion). Dalam getaran selaras, benda berosilasi di antara dua posisi dalam waktu (periode) tertentu dengan asumsi tanpa kehilangan tenaga mekaniknya. Dengan kata lain, simpangan maksimum (amplitudo) getaran tetap. Dapat ditulis menjadi Persamaan diatas disebut persamaan diferensial, karena mengandung suku yang berupa diferensial. Penyelesaian dari Persamaan tersebut dapat berbentuk Gambar simpangan getaran selaras sederhana. Fungsi x periodik dan berulang pada simpangan yang sama dengan keanikan sebesar 2 Periode getaran T adalah waktu yang diperlukan benda untuk menjalani gerakan satu putaran (cycle). Ini berarti nilai x pada saat t sama dengan nilai x pada saat t + T. Berdasarkan kenyataan ini bahwa :
  • 4. Kebalikan dari periode dinamakan f. Frekuensi menyatakan jumlah getaran per satuan waktu. Satuannya adalah hertz (Hz) Dengan demikian, frekuensi sudutnya adalah Persamaan gerak getaran di atas dapat juga dinyatakan dalam cosinus, yaitu Suatu getaran memiliki persamaan simpangan unik yang bentuk de_nitifnya ditentukan oleh posisi awal dan kecepatan awal (keduaya sering disebut sebagai syarat awal). Karakteristik Rangkaian Pegas Pada dasarnya rangkaian pegas ada dua, yaitu rangakaian seri dan paralel. Jika sebuah sistem tersusun atas rangkaian seri dan paralel, rangkaian itu disebut rangakaian kompleks. Dalam bahasan ini akan dijelaskan nilai konstanta pegas (k) sistem untuk pegas-pegas yang tersusun secara seri dan paralel. Pada rangkaian seri, gaya yang bekerja pada setiap pegas sama tetapi pertambahan panjang setiap pegas berbeda. Sedangkan pada rangkaina paralel, gaya yang bekerja pada setiap pegas berbeda tetapi pertambahan panjang setiap pegas adalah sama. Contoh rangkaian seri dan paralel dari tiga pegas dapat dilihat pada gambar berikut : Rangkaian Seri Rangkaian Paralel Untuk rangkaian pegas secara seri berlaku kaitan, yitu perubahan panjang total pegas merupakan penjumlahan perubahan panjang masing-masing pegas. Sehingga, dapat dirumuskan : Δxtotal = Δx1 + Δx2 + Δx3
  • 5. Dengan menerapkan hukum Hooke F = k Δx dan gaya pada setiap pegas sama dengan gaya total yang bekerja ( ), diperoleh nilai konstanta pegas untuk rangkaian pegas secara seri adalah Jika ada n pegas yang tersusun secara seri, nilai konstanta pegas totalnya adalah Jika hanya ada dua pegas yang disusun secara seri, nilai konstanta pegas totalnya adalah Sedangkan dengan rangkaian pegas secara paralel berlaku kaitan gaya total yang bekerja pada pegas sama dengan jumlah dari gaya-gaya yang bekerja pada masing-masing pegas, yaitu Dengan menerapkan hukum Hooke F = k Δx dan pertambahan panjang pada masing-masing pegas sama dengan pertambahan panjang total (Δxtotal=Δx1=Δx2= Δx3), diperoleh nilai konstanta pegas untuk rangkaian pegas secara seri adalah Jika ada n pegas yang tersusun secara paralel, nilai konstanta pegas totalnya adalah Benda yang melakukan gerak lurus berubah beraturan, mempunyai percepatan yang tetap, Ini berarti pada benda senantiasa bekerja gaya yang tetap baik arahnya maupun besarnya. Bila gayanya selalu berubah-ubah, percepatannyapun berubah-ubah pula. Gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut Gerak Periodik. Gerak periodik ini selalu dapat dinyatakan dalam fungsi sinus atau cosinus, oleh sebab itu gerak periodik disebut Gerak Harmonik. Jika gerak yang periodik ini bergerak bolak-balik melalui lintasan yang sama disebut Getaran atau Osilasi. Gerak Harmonic Sederhana adalah gerak bolak-balik yang melewati titik keseimbangan dengan frekuensi tetap dan tidak mengalami redaman atau damping. Dengan kata lain, gaya yang bekerja pada partikel hanya bergantung pada posisi. Gerak harmonic teredam dimana gaya yang bekerja pada partikel bergantung pada posisi dan kecepatan partikel. Adapun gerak harmonic teredam terpaksa, yaitu gerak
  • 6. partikel dipaksa untuk melakukan gerak teredam karena adanya gaya luar yang bekerja pada partikel. Gerak harmonik teredam dibagi menjadi 3 kelompok: 1. Sangat teredam (overdamping) Over damping mirip seperti critical damping. Bedanya pada critical damping benda tiba lebih cepat di posisi setimbangnya sedangkan pada over damping benda lama sekali tiba di posisi setimbangnya. Hal ini disebabkan karena redaman yang dialami oleh benda sangat besar. Ini terjadi jika Persamaan geraknya : 2. Teredam kritis (critical damping) Benda yang mengalami critical damping biasanya langsung berhenti berosilasi (benda langsung kembali ke posisi setimbangnya). Benda langsung berhenti berosilasi karena redaman yang dialaminya cukup besar. Ini terjadi jika Persamaan geraknya : 3. Kurang teredam (underdamping) Benda yang mengalami underdamped biasanya melakukan beberapa osilasi sebelum berhenti. Benda masih melakukan beberapa getaran sebelum berhenti karena redaman yang dialaminya tidak terlalu besar. Ini terjadi jika Persamaan geraknya : Grafik simpangan terhadap waktu dalam gerak harmonic teredam.
  • 7. C. Alat dan Bahan 2 buah pegas 1 buah statif Neraca O-hauss Penggaris Stopwacth Beban
  • 8. D. Prosedur Percobaan 1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Benda ditimbang menggunakan neraca O-hauss. 3. Digantungkan salah satu pegas pada statif yang disiapkan dan diukur panjang awal dari pegas tersebut. 4. Digantungkan beban yang telah ditimbang kemudian diukur panjang pegasnya, maka ditentukan perubahan panjang pegas tersebut(Δx). 5. Ditarik pegas tersebut sampai batas tertentu, kemudian dilepaskan. 6. Dihitung waktu yang diperlukan untuk melakukan 5 kali getaran menggunakan stopwach. 7. Dicatat waktunya, dilakukan sebanyak 3 kali. 8. Digantungkan dua pegas yang disusun secara seri dan diukur panjang awal dari masing-masing pegas. 9. Diulangi langkah 4 – 7 untuk pegas dengan susunan seri tersebut. 10. Digantungkan dua pegas yang disusun secara paralel dan diukur panjang awal dari pegas tersebut. 11. Diulangi langkah 4 – 7 untuk pegas dengan susunan paralel tersebut. E. Data Percobaan Massa Benda = 153 gr 1. Untuk Pegas Tunggal Δx = 5.5 cm Banyak Getaran Waktu (sekon) t1 = 2.29 5 t2 = 2.46 t3 = 2.29 2. Untuk Pegas Rangkaian Seri Δx = 11.5 cm Banyak Getaran Waktu (sekon) t1 = 2.98 5 t2 = 2.92 t3 = 3.01 3. Untuk Pegas Rangkaian Paralel Δx = 2.5 cm Banyak Getaran Waktu (sekon) t1 = 1.77 5 t2 = 1.80 t3 = 1.90
  • 9. F. Analisis Data Untuk Pegas Tunggal    Jadi, besarnya konstanta pegas tunggal adalah 27 N/m Untuk Pegas Rangkaian Paralel    Jadi, besarnya konstanta pegas total dari rangkaian seri adalah 16.91 N/m
  • 10. Untuk Pegas Rangkaian Paralel    Jadi, besarnya konstanta pegas total dari rangkaian paralel adalah 45.69 N/m Menentukan persamaan gerak sistem untuk pegas tunggal.    Karena yaitu maka Gerak Ini merupakan gerak teredam kurang, dengan persamaan geraknya :
  • 11. G. Pembahasan Dari percobaan yang dilakukan kita dapat mengetahui hubungan dari persamaan Hukum Hooke yaitu F = k Δx dengan besaran-besaran lain diantaranya Periode, frekuensi, frekuensi sudut, sudut fase awal dan beberapa besaran lainnya. Namun, dalam percobaan kali ini kita hanya melihat beberapa hubungan saja. Untuk menjawab tujuan pertama dari praktikum ini. Kita bisa menentukan besarnya nilai konstanta pegas total apabila pegas tersebut disusun menjadi sebuah rangkaian baik rangkaian seri,rangkaian paralel ataupun rangkaian seriparalel(gabungan) dengan menggunakan persamaan Hukum Hooke bila diketahui nilai konstanta dari masing-masing pegas. Jika diketahui membentuk rangkaian seri, maka nilai konstanta pegas total adalah Dan jika diketahui membuntuk rangkaian paralel, maka nilai konstanta pegas total adalah Namun, karena yang diketahui adalah waktu dan banyaknya getaran yang dilakukan oleh pegas, maka digunakan hubungan antara Periode, Massa Benda, dan Nilai Konstanta Pegas yaitu nilai konstanta pegas berbanding terbalik dengan kuadrat periode dan berbanding lurus dengan massa benda dikalikan 4π2. Dapat dirumuskan: Maka, dari hasil analisa data didapatkan bahwa nilai konstanta pada pegas tunggal sebesar 27 N/m. Pada pegas dengan susunan seri, nilai konstanta pegas total adalah 16.91 N/m dan pegas dengan susunan paralel adalah 49.69 N/m. Dari hasil yang didapatkan dapat diketahui bahwa, jika beberapa pegas disusun secara seri maka akan memperkecil nilai konstanta pegasnya sehingga memperlambat waktu yang diperlukan untuk menempuh satu kali getaran (periodenya). Sebaliknya, jika beberapa pegas disusun secara paralel maka akan memperbesar nilai konstanta pegasnya sehingga mempercepat waktu yang diperlukan untuk menempuh satu kali getaran (periodenya). Hal ini bisa dibuktikan dengan melihat perbandingan antara nilai konstanta saat pegas tunggal, disusun secara seri dan disusun secara paralel. Untuk menetukan jenis gerak harmonik teredam pada pegas tersebut dapat diketahui dengan menentukan nilai c dengan menggunakan hubungan :
  • 12. Sehingga, didapatkan nilai c adalah maka sesuai analisis data yang dilakukan dapat diketahui bahwa pegas tunggal ini merupakan jenis gerak harmonik peredam kurang. Dimana nilai yaitu . Dari hasil ini, dapat diketaui persamaan gerak tersebut adalah : Karena sudut fase awal tersebut akan menjadi : Maka, grafik hubungan antara dianggap sama dengan nol maka persamaan dengan waktu adalah : 1.5 1 0.5 0 1 -0.5 -1 -1.5 2 3 4 5 6 7
  • 13. DAFTAR PUSTAKA  Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.  Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.  Tim Penyusun. 2013. Penuntun Praktikum Eksperimen Fisika 1. Kupang : Lab. Fisika FST – UNC.  Tipler, P.A.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik (terjemahan). Jakarta : Penebit Erlangga.  Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.