SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
HIGHLIGHT PERUBAHAN PERMENDAGRI NOMOR 113 TAHUN 2014
TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
1. PENGELOLA KEUANGAN DESA
a. Pengelolaan keuangan Desa dalam Permendagri PKD yang baru disesuikan dengan organisasi pemerintah Desa dengan berpedoman pada konsep
pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau mengeluarkan uang sebagaimana dinyatakan pada pasal
5(4) Permendagri 13/2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Namun demikian, apa yang diatur dalam Permendagri Pengelolaan Keuangan
Daerah tidaklah bisa diterapkan seluruhnya, karena keterbatasan personil yang ada di Desa.
b. Pengelola Keuangan Desa berdasarkan Permendagri 113/2014 adalah Perangkat Desa dengan penekanan pada penyebutan fungsi, sedangkan pada
perubahan, penekanan pada Perangkat Desa dengan penyebutan (nomenklatur) sesuai SOTK Pemerintahan Desa yang diatur dalam Permendagri
84/2015 tentang SOTK Desa.
Alasan:
- untuk memudahkan pemahaman dan agar permendagri tentang pengelolaan keuangan Desa tidak terkesan membuat struktur baru
- menghindari kerancuan penyebutan sekaligus mengharmonisasikan dengan aturan terkait, terutama dengan Permendagri Nomor 114 tentang
Pedoman Pembangunan Desa dan Perka LKPP tentang Pengadaan Barang dan Jasa.
c. Pelaksana Kegiatan berdasarkan Permendagri 113/2014 adalah Kepala Seksi (Kasi), sedangkan pada perubahan adalah Kepala Seksi (Kasi) dan
Kepala Urusan (Kaur) selain Kaur Keuangan dengan penyebutan pelaksana kegiatan anggaran.
Alasan:
- Pengaturan dalam perubahan Permendagri 113/2014 adalah mempertegas tugas dan fungsiKasi dan Kaur (diluar Kaur Keuangan) sebagaimana
diatur dalam Permendagri 84/2015.
- Menghindari kerancuan penyebutan sekaligus mengharmonisasikan dengan aturan terkait, terutama dengan Permendagri Nomor 114 tentang
Pedoman Pembangunan Desa dan Perka LKPP tentang Pengadaan Barang dan Jasa.
d. Terdapat pengaturan untuk pembentukan tim yang melaksanakan kegiatan karena kondisi yang diatur dalam Permendagri 114/2014 tentang
pengelolaan Pedoman Pembangunan Desa, dan juga Perka LKPP 13/2013 beserta aturan perubahannya. Revisi permendagri 113/2014 melakukan
proses harmonisasi agar ketiga aturan tersebut saling menguatkan dan berada pada koridor aturan yang seharusnya sehingga tidak menimbulkan
kebingungan di lapangan.
e. Pelaksana fungsi Bendahara pada perubahan Permendagri 113/2014 adalah Kaur Keuangan
Alasan:
- Masih ada ketidakkesepahaman terkait SOTK Pemerintah Desa apakah Staf Kaur Keuangan adalah Perangkat Desa atau bukan?
- Fungsi Kaur Keuangan sebagaimana tercantum dalam Permandagri 84/2015 adalah membantu tugas sekretaris Desa dalam melaksanakan urusan
keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan,
dan administrasi penghasilan Kades, Perangkat Desa, BPD dan lembaga pemerintahan desa lainnya. Semua tugas dan fungsi tersebut adalah
keseluruhan tugas dalam pengelolaan keuangan Desa.
Pasal 8 Permendagri 83/2015 mengatur bahwa Kades dapat mengangkat unsur staf Perangkat Desa untuk membantu Kaur, Kasi dan Kepala
Kewilayahan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan Desa, sehingga dengan adanya aturan ini, pengadaan staf Kaur Keuangan adalah
opsional. Staf Kaur Keuangan diangkat apabila dibutuhkan, sedangkan pelaksana fungsi bendahara wajib adanya.
2. KODEFIKASI BIDANG, SUB BIDANG, DAN KEGIATAN SERTA PENGKODEFIKASIAN KLASIFIKASI EKONOMI (PENDAPATAN, BELANJA DAN
PEMBIAYAAN)
- Pemberian kode rekening adalah sesuatu yang standar, yang juga sebelumnnya diatur dalam Permendagri 113/2014. Namun Kode rekening yang
ada di Permendagri 113/2014 hanya berupa contoh di dalam format APB Desa, sedangkan di dalam Permendagri yang baru diformalkan dalam suatu
format tersendiri.
- Pengkodefikasian juga berguna dalam penyusunan pelaporan dan analisa.
3. PENDAPATAN
- Terjadi inkonsistensi dalam pengertian pendapatan yang diatur dalam Permendagri 113, ketika pendapatan dari swadaya, partisipasi dan gotong
royong yang berupa tenaga dan barang dinilai dengan uang dan dihitung menjadi pendapatan Desa (Pasal 9 ayat [6]). Ketidakkonsistenan ini
menimbulkan ketidakjelasan basis akuntasi yang digunakan dalam pengelolaan keuangan Desa yang diatur dalam Permendari 113/2014
- Permendagri yang baru telah menetapkan basis akuntansi yang digunakan adalah basis Kas, sehingga semua pengaturannya jelas dan beberapa
pengertian disesuaikan dengan basis akuntansi yang digunakan. (lihat perubahan pengertian dari pendapatan yang berasal dari swaadaya,
partisipasi dan gotong royong di Permendari revisi Pasal 12 ayat (4)
- Penambahan jenis pendapatan dari kelompok pendapatan lain-lain ditambahkan dan dirinci, karena menyangkut pengkodefikasiannya dalam
penyusunan APB Desa.
- Dalam permendagri 113/2014, tidak terdapat ruang untuk penerimaan dari pengembalian kerugian Desa, baik disebabkan karena kesalahan
administrasi maupun pidana. Dengan adanya jenis pendapatan dari koreksi kesalahan belanja tahun anggaran sebelumnya yang mengakibatkan
penerimaan di kas Desa pada tahun anggaran berjalan, maka ada ruang bagi penerimaan dari kasus kerugian Desa yang diputuskan untuk
dikembalikan ke Desa.
4. PEMBAGIAN BIDANG DAN SUB BIDANG
Perubahan Permendagri 113/2014 mengusung konsep pembagian Bidang kedalam Sub Bidang, dimana dalam Sub Bidang terbagi dalam kegiatan-
kegiatan. Penetapan Sub Bidang merujuk pada Urusan yang diatur dalam UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan demikian terjadi
perubahan format APBDesa.
Dasar pemikiran perubahan dimaksud adalah:
1. Tujuan pengaturan Desa dan tujuan pembangunan Desa (Ps. 4 dan 78 UU Desa) menyiratkan Desa menangani multi urusan (pelayanan publik
termasuk pelayanan dasar, pemberdayaan masyarakat, pengembangan ekonomi,pengelolaan SDA dan lingkungan)
2. Pembagian sub Bidang berdasarkan urusan akan memudahkan sinergi, koordinasi dan pembinaan oleh dinas sektor terkait, sehingga DPMD fokus
pada pembinaan Pemdes dan pemberdayaan.
3. Membantu membuat Desa memperhatikan urusan2 pelayanan dasar dan Pemberdayaan
4. Memudahkan monitoring, tidak hanya kabupaten tapi juga oleh masyarakat
5. Memudahkan evaluasi
6. Selain itu, adalah kebutuhan pemerintah untuk menilai seberapa besar kontribusi/dukungan APB Desa untuk masing2 urusan/fungsi
pemerintahan. Apalagi dengan pembagian urusan menurut UU 23/2014 yang terdiri dari urusun wajib pelayanan dasar, urusan wajib non pelayanan
dasar, dan urusan pilihan. Dengan klasifikasi ini akan terlihat bagaimana dukungan APBDesa untuk penerapan SPM dan pemenuhan pelayanan
dasar.
5. JENIS BELANJA
- Permendagri 113/2014 hanya mengatur 3 jenis belanja, yaitu pegawai, barang/jasa, dan modal. Sedangkan Permendagri yang baru menambahkan
jenis belanja tak terduga, yang dananya diblok untuk membiayai kegiatan yang berada dalam bidang penanggulangan bencana, keadaan darurat dan
mendesak.
- Baik Permendagri 113/2014 maupun revisinya, tidak mengatur adanya jenis belanja hibah dan bantuan sosial (bansos). Namun demikian, dapat
dimungkinkan pelaksanaan hibah dan bansos dilakukan.
- Hibah dimungkinkan dapat dilakukan melalui pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat untuk menunjang pelaksanaan kegiatan.
Jadi hibah dalam Permendagri ini berbeda dengan hibah yang diatur dalam pengelolaan keuangan Daerah. Dalam pengelolaan keuangan daerah,
hibah yang diberikan untuk menunjang aktivitas organisasi, yang dananya dianggarkan dalam jenis belanja hibah. Sedangkan dalam pengelolaan
keuangan Desa, hibah diberikan untuk menunjang pelaksanaa kegiatan, yang dananya dianggarkan dalam jenis belanja barang/jasa.
- Bantuan sosial dimungkinkan dapat dilakukan dari slot jenis belanja tak terduga. Bantuan sosial yang dimaksud disini adalah bantuan yang
dilakukan untuk penanggulangan bencana, keadaan darurat dan mendesak, yang kejadiannya tidak diprediksi sebelumnya.
- Alasan mengapa Permendagri pengelolaan keuangan Desa tidak mengatur jenis belanja hibah dan bansos, karena sangat rawan terjadi
penyimpangan (moral hazard). Dengan jumlah Desa lebih dari 74.000, pengawasan akan menjadi sangat sulit dilakukan apabila Pemerintah Desa
diperkenankan untuk memberikan hibah dan bansos.
6. PENGHASILAN KADES DAN PERANGKAT
Dalam Permendagri yang baru, Kepala Desa dan perangkat Desa mendapatkan jaminan sosial (kesehatan dan ketenagakerjaan), sebagimana diatur
dalam UU mengenai BPJS sesuai kemampuan APBDesa.
7. BELANJA TAK TERDUGA
- Dalam Permendagri 113/2014, belanja tak terduga bukan merupakan jenis belanja, tetapi dikategorikan sebagai bidang ke-5, sehingga terjadi
kerancuan pengaturan.
- Apa yang diatur dalam Pasal 17 Permendagri 113/2014, dapat terakomodir dengan aturan yang baru dalam slot belanja tak terduga untuk
mendanai kegiatan penggulangan bencana, darurat dan mendesa, walaupun tidak secara eksplisit disebutkan.
8. PENYERTAAN MODAL
- Belum ada pengaturan terkait penyertaan modal pada Permendagri 113/2014
- Memberikan kepastian aturan tentang Penyertaan Modal kepada BUMDes sekaligus membatasi penggunaan anggaran untuk BUMDes dengan
persyaratan uji kelayakan
9. PERENCAAN APB DESA (TAMBAHAN ATURAN PERKADES PENJABARAN APB DESA)
- Sesuai amanat UU 6/2014 Pasal 69 ayat (12) dan Permendagri 111/2014 Pasal 27 ayat (2) bahwa dalam pelaksanaan Peraturan Desa, Kepala Desa
menetapkan Peraturan Kepala Desa sebagai aturan Pelaksanaannya. Perkades tentang Penjabaran APBDes menjadi aturan Pelaksanaan Perdes
tentang APBDes.
- Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APB Desa, terlebih dahulu telah diintrodusir dalam PMK mengenai tata cara pengalokasian, penyaluran,
penggunaan, pemantauan dan evaluasi Dana Desa, padahal peraturan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan Desa tidak mengaturnya.
- Pengaturan terkait Perkades tentang Penjabaran APBDesa mengacu pada sistem Pengelolaan Keuangan Daerah, yang memberikan ruang untuk
perubahan yang dibutuhkan segera, dan menjawab pertanyaan:
- Peraturan apa yang mengakomodir adanya tambahan bantuan dan/ atau perubahan anggaran setelah APBDesa disahkan?
- Peraturan apa yang menjadi payung hukum untuk kegiatan yang didanai dari SiLPA?
10.EVALUASI APB DESA
- Revisi Permendagri 113/2014 merumuskan secara jelas aturan terkait evaluasi APBDesa termasuk memberikan pedoman evaluasi yang merupakan
lampiran dalam peraturan menteri ini.
- Aturan sebagaimana tersebut di atas adalah sebuah kebutuhan riil yang diminta oleh Kabupaten maupun kecamatan untuk diatur.
11.PENETAPAN APB DESA
- Waktu penetapan APB Desa disesuaikan dengan UU 6/2014 dan Permendagri 111/2014.
- Dalam Permendagri 113/2014, terdapat inkonsistensi aturan antara Pasal 22 ayat (2) dengan Pasal 22 ayat (3).
- Dalam Permendagri yang baru, aturannya kemudian diperjelas, bahwa jika Bupati/Wali Kota melakukan pembatalan APB Desa, maka Desa hanya
dapat melakukan pengeluaran terhadap operasional penyelenggarakan pemerintahan Desa dengan pagu TA sebelumnya sampai penyempurnaan
dilakukan dan disetujui. Sedangkan aturan pemberlakuan pagu TA sebelumnya sebagaimana dimaksud Pasal 22 ayat (2) dihapus. Pemberlakuan
aturan tersebut tidak mungkin dilakukan, karena sebagian besar pendapatan Desa adalah berasal dari Dana Transfer yang harus dieksekusi habis.
Selain itu, pos belanja terbesar dalam APBDesa adalah terkait dengan pembangunan, sedangkan untuk operasional dan siltap hanya maksimal 30%.
Hal ini berbeda dengan APBN atau APBD yang pos belanja pegawainya terkadang lebih besar dari belanja pembangunan.
12.INFORMASI APB DESA
Sebagai konsekuensi dari diberlakukannya UU Desa, Pemerintah Desa dituntut untuk mempraktikkan keterbukaan informasi. Sebab, UU Desa
mengkonstruksi Desa sebagai komunitas yang berpemerintahan sendiri (self governing community) yang berpegang pada asas demokrasi, dimana
warga Desa juga diberikan hak untuk turut memegang kendali atas penyelenggaraan pemerintahan tersebut. Keterbukaan informasi yang dipraktikkan
oleh Pemerintah Desa dimaksudkan agar warga Desa mengetahui berbagai informasi tentang kebijakan dan praktik penyelenggaraan pemerintahan
yang dijalankan, salah satunya adalah APB Desa. Melalui mekanisme ini maka akan terbangun akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan
Desa.Sehingga pengaturan penyampaian informasi mengenai APB Desa perlu dituangkan secara jelas, karena merupakan adalah amanat UU yang
merupakan bagian dari penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
13.PERUBAHAN APB DESA DAN PENJABARAN APB DESA
- Pengaturan tentang perubahan Perdes mengenai APB Desa dan Perkades mengenai Penjabaran APB Desa dikonstruksikan sesuai prinsip hukum
yang dipahami umum, dimana perubahan Perdes, dilakukan dengan Perdes, dan perubahan Perkades melalui Perkades juga. Pada pengaturan
dalam Permendagri 113/2014 (Pasal 34), perubahan Perdes dapat dilakukan melalui perubahan Perkades, yang secara logika hukum tidak sesuai.
- Adanya pengaturan perubahan Perdes dan Perkades memungkinkan Pemerintah Desa untuk melakukan perubahan yang diperlukan sehingga
memberikan kemudahan bagi Pemerintah Desa, meskipun tetap memperhatikan syarat-syarat yang ditetapkan.
14.PELAKSANAAN APB DESA
Pengaturan tahapan pelaksanaan dalam Permendagri 113/2014 sangat simple, dan tidak menggambarkansecara jelas bagaimana alur pelaksanaan
angaran pendapatan, belanja dan pembiayaan dilakukan. Padahal, kunci utama dari pengelolaan keuangan Desa, adalah pengaturan dalam tahapan
pelaksanaan APB Desa. Dalam bagian ini, Permendagri 113/2014 hanya mengatur tata cara pencairan anggaran untuk kegiatan melalui penyedia. Oleh
karena itu, Permendagri yang baru secara jelas telah merumuskan alur pelaksanaan angaran pendapatan, belanja dan pembiayaan.
15.PENGATURAN WAJIB ADANYA REKENING KAS DESA
Pengaturan ini perlu karena, terdapat beberapa kasus dimana uang kas Desa (dana transfer) disimpan di Rekening Pemerintah Daerah, karena tidak
adanya pelayanan perbankan di Desa atau di kecamatan yang bersangkutan
16.PENGATURAN TENTANG PELAPORAN NOMOR REKENING KAS DESA
- Pengaturan bahwa nomor rekening kas Desa dilaporkan, adalah merupakan bagian dari alat untuk melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap ketaatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyalurkan dana rransfer, terutama Dana Desa, sesuai dengan ketentuan peraturan.
- Pengaturan dalam permendagri 113/2014 bahwa bendahara dapat menyimpan uang dalam kas Desa dalam jumlah tertentu, tidak tepat, karena
memang uang Desa disimpan di dalam kas Desa. Sehingga secara redaksional, klausul ini perlu dirubah.
17.PENGATURAN DPA (PERSIAPAN PELAKSAAN KEGIATAN)
- Pengaturan adanya DPA (maupun DPPA dan DPAL) adalah bagian dari proses harmonisasi dengan Permendagri 114/2014yang mengatur tahapan
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan. Revisi Permendagri 113/2014 memformalkan proses pelaksanaan kegiatan yang diatur dalam
Permendagri 114/2014.
- Bagi pengelolaan keuangan Desa (PPKD) DPA akan menjadi alat pengendalian Pelaksanaan Kegiatan Anggaran, sekaligus mempertegas bahwa
pelaksanaan kegiatan secara teknis dilaksanakan oleh perangkat Desa (Kasi dan Kaur), bukan Kades
- Bagi Pembina dan Pengawas (Pemerintah Daerah/Pusat), DPA akan menjadi alat monitoring dan evaluasi kegiatan yang dilaksanakan.
Catatan khusus:
Dari hasil monitoring dan evaluasi Pengelolaan Keuangan Desa, pelaksanaan kegiatan di Desa dilakukan tanpa perencanaan yang memadai. Kegiatan
dilakukan sesuai kemauan Kepala Desa kapan akan dilaksanakan. Begitu juga dengan pengeluaran anggaran. Dan di beberapa tempat, uang Desa
keluar dari kantong Kepala Desa.
18.PENGATURAN RAK DESA (PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN)
- RAK Desaakan menjadi alat pengendalian pelaksanaan kegiatan anggaran, sekaligus mempertegas bahwa pelaksanaan kegiatan secara teknis
dilaksanakan oleh perangkat Desa, dalam hal ini Kaur keuangan, bukan Kades.
- RAK akan menjadi alat monitoring dan evaluasi kegiatan yang dilaksanakan.
19.PELAKSANAAN KEGIATAN SWAKELOLA (PAYUNG HUKUM PADAT KARYA)
- Pengaturan dalam Permendagri 113/2014 berkonotasi pada kegiatan yang seluruhnya dilaksanakan oleh pihak ketiga (penyedia), padahal secara
implisit UU Desa dan peraturan pelaksanaanya mendorong agar pelaksanaan kegiatan pembangunan menggunakan sumber daya lokal. Dorongan itu
kemudian sekarang secara ekspilisit dalam aturan pelaksanaan program padat karya tunai.
- Padat karya tunai akan terkendala pelaksanaanya di lapangan, karena Permendagri 113/2014 mengatur bahwa pengajuan pencairan anggaran dari
pelaksana kegiatan dilakukan dengan mengajukan SPP dan dilengkapi dengan bukti transaksi. Aturan ini menyiratkan bahwa pelaksana kegiatan
dalam melakukan kegiatan harus menggunakan uang pribadi terlebih dahulu.
- Permendagri baru merumuskan beberapa klasul tambahan dalam pelaksanaan kegiatan, yang memberikan gambaran bahwa kegiatan dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu melalui pengadaansecara swakelola dan melalui penyedia. Secara ekplisit, dibunyikan bahwa pelaksanaan kegiatan
diutamakan dilakukan dengan cara pengadaan swakelola. Dukungan terhadap kegiatan secara swakelola ini adalah adanya tambahan pengaturan
bahwa pengajuan pencairan dengan SPP tidak perlu melampirkan bukti transaksi. Bukti transaksi disampaikan setelah pengadaan barang/jasa telah
diterima dan dibayar. Dengan demikian, Permendagri yang baru mengatur adanya “uang panjar” untuk pengadaan melalui swakelola. Untuk
pengadaan yang seluruhnya dilakukan melalui penyedia, aturan tidak berubah.
20.PENGATURAN DPAL
Revisi ini mengintrodusir Pengaturan tentang DPAL yang menjadi dasar untuk penggunaan SiLPA, berdasarkan alasan:
- Memberikan kepastian hukum
- Mekanisme yang sama juga terdapat dalam pengelolaan keuangan daerah
- Memberikan kemudahan bagi Desa untuk mengeksekusi sisa anggaran, terutama Dana Desa yang berdasarkan aturan dalam PMK harus
dihabiskan dalam periode tertentu. Dana Desa yang tidak habis digunakan akan menyebabkan Desa menerima sanksi pengurangan jumlah Dana
Desa yang diterima.
21.PENATAUSAHAAN
Pengaturan tentang penatausahaan diatur lebih detail, karena revisi permendgri ini mengatur hal-hal baru terkait penatausahaan misal adanya
pembedaan siapa yang menerima uang dari Kaur Keuangan.
22.PELAPORAN
- Dalam peraturan baru, Kadeshanya menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa semester pertama kepada Bupati/Walikota
- Kades menyusun laporan realisasi pelaksanaan APBDesa dengan cara menggabungkan seluruh laporan realisasi pelaksanaan APBDesa dari Kasi dan
Kaur selaku pelaksana kegiatan anggaran
- Bupati/Walikota menyampaikan Laporan konsolidasi realisasi pelaksanaan APBDesa kepada Menteri Dalam Negeri
Alasan perubahan aturan:
- Laporan semester akhir ditiadakan, dan langsung menjadi bagian dari laporan pertanggungjawaban, dengan waktu dan format yang
diharmonisasikan dengan Permendagri 46/2016 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Peraturan Menteri Keuangan.
- Mempertegas hierarki tugas dan hierarki dokumen serta sumbernya, dan menghindari penyusunan laporan tanpa dasar dan tanpa data.
- Mempertegas fungsi pembinaan dan pengawasan Kemendagri terhadap pelaksanan Pengelolaan Keuangan Desa yang dilakukan oleh Pemerintah
Desa
23.PERTANGGUNGJAWABAN
Salah satu perbedaan yang mendasar antara Permendagri 113/2014 dengan Permendagri yang baru, selain format APB Desa, adalah aturan yang
berkenaan dengan laporan pertnggungjawaban, dengan alasan:
- Permendagri baru menstandarkan bentuk laporan yang lazim digunakan dalam laporan keuangan negara/ daerah, sekaligus mengharmonisasikan
bentuk laporan yang dibutuhkan K/L terkait terutama Kementerian Keuangan, untuk menghindari permintaan laporan yang berulang dengan format
yang berbeda.
- Mempertegas kewenangan Kemendagri, sebagai leader (koordinator) dalam pengaturan terkait pengelolaan keuangan Desa, dengan mengakomodir
kebutuhan pemerintah termasuk di dalamnya terkait K/L terkait atas data, terutama data penggunaan Dana Desa dan ADD .
- Kebutuhan data terkait kekayaan milik Desa, jumlah uang dalam Kas Desa dll, penggunaan anggaran pada kegiatan yang berkorelasi langsung
dengan urusan sektor/dinas terkait dapat tersedia dan tercatat dengan baik
24.PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Dengan Permendagri yang baru, Pembinaan dan pengawasan dapat dilakukan secara sistematis dan berdaya guna. Karena, pengaturan dalam
Permendagri yang baru memungkinkan untuk itu, karena data tersedia secara lengkap dan tersusun rapi.
- Dengan adanya pengaturan kode rekening bidang, sub bidang, dan kegiatan kemudian pengkodean di klasifikasi ekonomi pada pendapatan, belanja
dan pembiayaan, APB Desa yang merupakan dasar dari pengelolaan keuangan Desa, dan penjabarannya, dapat tersusun secara rapi dan sistematis,
sehingga memudahkan dalam proses pengawasan, dan juga memudahkan dalam proses penyusunan laporan.
- Proses pelaksanaan kegiatan di lapangan menggunakan DPA/RAK yang menjadi alat pengendalian kegiatan bagi pelaksana kegiatan anggaran dan
bendahara. Dengan melihat dokumen DPA dan RAK, pembinaan dan pengawasan menjadi mudah untuk dilakukan.
- Pembagian sub Bidang berdasarkan urusan yang diatur dalam UU 23/2014 akan memudahkan sinergi, koordinasi dan pembinaan oleh dinas sektor
terkait, sehingga Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa, dan Kementerian Keuangan fokus pada pembinaan dan pengawasan dalam
pengelolaan keuanganya. Sedangkan, substansi pelaksanaan kegiatan, pembinaan dapat dilakukan oleh sektor terkait.
- Selain itu, dengan sistem building blok kegiatan dalam satu sub bidang, yang dipakai dalam Permendagri ini, evaluasi oleh sektor terkait juga dapat
dilakukan dengan mudah, karena agregasi data dapat dengan mudah melihat berapa jumlah kegiatan dan dana yang dianggarkan untuk misal,
sektor pendidikan dan kesehatan dalam APB Desa. Dengan demikian, permintaan laporan secara mendadak, sebagaimana permintaan laporan
output dalam dengan mudah terpenuhi dan tentunya dengan data yang valid.

More Related Content

What's hot

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021 Pemdes Wonoyoso
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...iniPurwokerto
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...iniPurwokerto
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCABUTAN PE...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCABUTAN PE...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCABUTAN PE...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCABUTAN PE...iniPurwokerto
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODA...iniPurwokerto
 
Sk tim pajak dan retribusi desa tambatan 2014
Sk tim pajak dan retribusi desa tambatan 2014Sk tim pajak dan retribusi desa tambatan 2014
Sk tim pajak dan retribusi desa tambatan 2014herawadi
 
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.Arifuddin Ali
 
Paparan dirjen alokasi dana desa (fix)3
Paparan dirjen   alokasi dana desa (fix)3Paparan dirjen   alokasi dana desa (fix)3
Paparan dirjen alokasi dana desa (fix)3Rooy John
 
PERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdf
PERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdfPERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdf
PERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdfKLINIKBUMISEHATLOMBO
 
Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...
Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...
Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...ppbkab
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO...iniPurwokerto
 
Aspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPD
Aspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPDAspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPD
Aspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPDSutardjo ( Mang Ojo )
 
No. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosial
No. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosialNo. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosial
No. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosialkabupaten_pakpakbharat
 
Pengel keu desa permendagri 113 2014
Pengel keu desa permendagri 113 2014Pengel keu desa permendagri 113 2014
Pengel keu desa permendagri 113 2014Inspektorat
 
Seminar blu aset 6mar2014
Seminar blu aset 6mar2014Seminar blu aset 6mar2014
Seminar blu aset 6mar2014Ambara Sugama
 

What's hot (19)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021
 
Pengelolaan keuangan desa
Pengelolaan keuangan desaPengelolaan keuangan desa
Pengelolaan keuangan desa
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCABUTAN PE...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCABUTAN PE...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCABUTAN PE...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCABUTAN PE...
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODA...
 
Sk tim pajak dan retribusi desa tambatan 2014
Sk tim pajak dan retribusi desa tambatan 2014Sk tim pajak dan retribusi desa tambatan 2014
Sk tim pajak dan retribusi desa tambatan 2014
 
DANA DESA DAN PERIMBANGAN
DANA DESA DAN PERIMBANGANDANA DESA DAN PERIMBANGAN
DANA DESA DAN PERIMBANGAN
 
Perdes no 6 pungutan desa 2017
Perdes no 6 pungutan desa 2017Perdes no 6 pungutan desa 2017
Perdes no 6 pungutan desa 2017
 
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.
 
Paparan dirjen alokasi dana desa (fix)3
Paparan dirjen   alokasi dana desa (fix)3Paparan dirjen   alokasi dana desa (fix)3
Paparan dirjen alokasi dana desa (fix)3
 
PERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdf
PERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdfPERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdf
PERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdf
 
Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...
Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...
Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO...
 
Aspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPD
Aspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPDAspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPD
Aspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPD
 
No. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosial
No. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosialNo. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosial
No. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosial
 
Perdes no 6 pungutan desa 2017
Perdes no 6 pungutan desa 2017Perdes no 6 pungutan desa 2017
Perdes no 6 pungutan desa 2017
 
Pengel keu desa permendagri 113 2014
Pengel keu desa permendagri 113 2014Pengel keu desa permendagri 113 2014
Pengel keu desa permendagri 113 2014
 
Seminar blu aset 6mar2014
Seminar blu aset 6mar2014Seminar blu aset 6mar2014
Seminar blu aset 6mar2014
 

Similar to Highlight pkd 2018 before after 1

Materi Pengelolaan Keuangan desa dan aset
Materi Pengelolaan Keuangan desa dan asetMateri Pengelolaan Keuangan desa dan aset
Materi Pengelolaan Keuangan desa dan asetMbahSantowaanCikeruh
 
Sesi 1 - Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah.pptx
Sesi 1 - Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah.pptxSesi 1 - Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah.pptx
Sesi 1 - Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah.pptxssuserffd8d5
 
Pengutan Kelembagaan 2018.pptx
Pengutan Kelembagaan 2018.pptxPengutan Kelembagaan 2018.pptx
Pengutan Kelembagaan 2018.pptxMeydieSambuaga1
 
[[RTM3 (4)-1.docx
[[RTM3 (4)-1.docx[[RTM3 (4)-1.docx
[[RTM3 (4)-1.docxIslanMuza
 
Menuju puskesmas blud
Menuju puskesmas bludMenuju puskesmas blud
Menuju puskesmas bludBhelhenkJhe
 
Pp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah
Pp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerahPp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah
Pp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerahinggridkhairani
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daerahaRian Saifulloh
 
Kebijakan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan t.pptx
Kebijakan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan t.pptxKebijakan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan t.pptx
Kebijakan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan t.pptxnurhudaya2
 
BIMTEK MANAJAMEN PERANGKAT DESA.pptx
BIMTEK MANAJAMEN PERANGKAT DESA.pptxBIMTEK MANAJAMEN PERANGKAT DESA.pptx
BIMTEK MANAJAMEN PERANGKAT DESA.pptxulfaharahap1
 
Doddy setiadi pedoman asistensi akuntansi dana desa agustus 2015
Doddy setiadi pedoman asistensi akuntansi dana desa agustus 2015Doddy setiadi pedoman asistensi akuntansi dana desa agustus 2015
Doddy setiadi pedoman asistensi akuntansi dana desa agustus 2015ahmadsupantar2
 
659488825-Bimtek-Manajamen-Perangkat-Desa.pptx
659488825-Bimtek-Manajamen-Perangkat-Desa.pptx659488825-Bimtek-Manajamen-Perangkat-Desa.pptx
659488825-Bimtek-Manajamen-Perangkat-Desa.pptxFrankyBalaNaisali
 
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020Arif Efendi
 
Penjelasan atas peraturan pemerintah republik indonesia nomor 60 tahun 2014 t...
Penjelasan atas peraturan pemerintah republik indonesia nomor 60 tahun 2014 t...Penjelasan atas peraturan pemerintah republik indonesia nomor 60 tahun 2014 t...
Penjelasan atas peraturan pemerintah republik indonesia nomor 60 tahun 2014 t...Sumardi Arahbani
 
Perbup no. 31_ttg_uang_makan_
Perbup no. 31_ttg_uang_makan_Perbup no. 31_ttg_uang_makan_
Perbup no. 31_ttg_uang_makan_Nandang Sukmara
 
Perbup no. 31_ttg_uang_makan_
Perbup no. 31_ttg_uang_makan_Perbup no. 31_ttg_uang_makan_
Perbup no. 31_ttg_uang_makan_Nandang Sukmara
 
BADAN LAYANAN UMUM-AKNT SEKTOR PUBLIK
BADAN LAYANAN UMUM-AKNT SEKTOR PUBLIKBADAN LAYANAN UMUM-AKNT SEKTOR PUBLIK
BADAN LAYANAN UMUM-AKNT SEKTOR PUBLIKrohima _yesung
 

Similar to Highlight pkd 2018 before after 1 (20)

Materi Pengelolaan Keuangan desa dan aset
Materi Pengelolaan Keuangan desa dan asetMateri Pengelolaan Keuangan desa dan aset
Materi Pengelolaan Keuangan desa dan aset
 
06. pmk 168_bantuan_pemerintah
06. pmk 168_bantuan_pemerintah06. pmk 168_bantuan_pemerintah
06. pmk 168_bantuan_pemerintah
 
Sesi 1 - Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah.pptx
Sesi 1 - Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah.pptxSesi 1 - Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah.pptx
Sesi 1 - Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah.pptx
 
Pengutan Kelembagaan 2018.pptx
Pengutan Kelembagaan 2018.pptxPengutan Kelembagaan 2018.pptx
Pengutan Kelembagaan 2018.pptx
 
[[RTM3 (4)-1.docx
[[RTM3 (4)-1.docx[[RTM3 (4)-1.docx
[[RTM3 (4)-1.docx
 
Menuju puskesmas blud
Menuju puskesmas bludMenuju puskesmas blud
Menuju puskesmas blud
 
Pp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah
Pp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerahPp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah
Pp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah
 
Djauharie blud
Djauharie bludDjauharie blud
Djauharie blud
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
 
Kebijakan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan t.pptx
Kebijakan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan t.pptxKebijakan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan t.pptx
Kebijakan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan t.pptx
 
BIMTEK MANAJAMEN PERANGKAT DESA.pptx
BIMTEK MANAJAMEN PERANGKAT DESA.pptxBIMTEK MANAJAMEN PERANGKAT DESA.pptx
BIMTEK MANAJAMEN PERANGKAT DESA.pptx
 
12015886.ppt
12015886.ppt12015886.ppt
12015886.ppt
 
Doddy setiadi pedoman asistensi akuntansi dana desa agustus 2015
Doddy setiadi pedoman asistensi akuntansi dana desa agustus 2015Doddy setiadi pedoman asistensi akuntansi dana desa agustus 2015
Doddy setiadi pedoman asistensi akuntansi dana desa agustus 2015
 
659488825-Bimtek-Manajamen-Perangkat-Desa.pptx
659488825-Bimtek-Manajamen-Perangkat-Desa.pptx659488825-Bimtek-Manajamen-Perangkat-Desa.pptx
659488825-Bimtek-Manajamen-Perangkat-Desa.pptx
 
Azas pembantuan
Azas pembantuanAzas pembantuan
Azas pembantuan
 
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
 
Penjelasan atas peraturan pemerintah republik indonesia nomor 60 tahun 2014 t...
Penjelasan atas peraturan pemerintah republik indonesia nomor 60 tahun 2014 t...Penjelasan atas peraturan pemerintah republik indonesia nomor 60 tahun 2014 t...
Penjelasan atas peraturan pemerintah republik indonesia nomor 60 tahun 2014 t...
 
Perbup no. 31_ttg_uang_makan_
Perbup no. 31_ttg_uang_makan_Perbup no. 31_ttg_uang_makan_
Perbup no. 31_ttg_uang_makan_
 
Perbup no. 31_ttg_uang_makan_
Perbup no. 31_ttg_uang_makan_Perbup no. 31_ttg_uang_makan_
Perbup no. 31_ttg_uang_makan_
 
BADAN LAYANAN UMUM-AKNT SEKTOR PUBLIK
BADAN LAYANAN UMUM-AKNT SEKTOR PUBLIKBADAN LAYANAN UMUM-AKNT SEKTOR PUBLIK
BADAN LAYANAN UMUM-AKNT SEKTOR PUBLIK
 

Recently uploaded

permendag-no-7-tahun-2024, terkait pembatasan impor barang
permendag-no-7-tahun-2024, terkait pembatasan impor barangpermendag-no-7-tahun-2024, terkait pembatasan impor barang
permendag-no-7-tahun-2024, terkait pembatasan impor barangAli saepudin
 
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa PemerintahPerencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa PemerintahVinaDawatulAropah
 
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptxDashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptxPututJokoWibowo
 
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi PublikInovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Perbandingan Pemerintahan - Sistem Pemerintahan Trias Politica di Indonesia
Perbandingan Pemerintahan - Sistem Pemerintahan Trias Politica di IndonesiaPerbandingan Pemerintahan - Sistem Pemerintahan Trias Politica di Indonesia
Perbandingan Pemerintahan - Sistem Pemerintahan Trias Politica di Indonesiaanissaputriaulia07
 
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan BaratMasterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan BaratRyadhi EthniCitizen
 
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Korporasi Petani
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Korporasi PetaniKebijakan dan Strategi Pengembangan Korporasi Petani
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Korporasi PetaniTiaSofiani
 
Bahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggi
Bahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggiBahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggi
Bahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggi290165
 
02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...
02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...
02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...gulieglue
 

Recently uploaded (9)

permendag-no-7-tahun-2024, terkait pembatasan impor barang
permendag-no-7-tahun-2024, terkait pembatasan impor barangpermendag-no-7-tahun-2024, terkait pembatasan impor barang
permendag-no-7-tahun-2024, terkait pembatasan impor barang
 
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa PemerintahPerencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
 
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptxDashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
 
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi PublikInovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
 
Perbandingan Pemerintahan - Sistem Pemerintahan Trias Politica di Indonesia
Perbandingan Pemerintahan - Sistem Pemerintahan Trias Politica di IndonesiaPerbandingan Pemerintahan - Sistem Pemerintahan Trias Politica di Indonesia
Perbandingan Pemerintahan - Sistem Pemerintahan Trias Politica di Indonesia
 
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan BaratMasterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
 
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Korporasi Petani
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Korporasi PetaniKebijakan dan Strategi Pengembangan Korporasi Petani
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Korporasi Petani
 
Bahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggi
Bahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggiBahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggi
Bahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggi
 
02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...
02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...
02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...
 

Highlight pkd 2018 before after 1

  • 1. HIGHLIGHT PERUBAHAN PERMENDAGRI NOMOR 113 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA 1. PENGELOLA KEUANGAN DESA a. Pengelolaan keuangan Desa dalam Permendagri PKD yang baru disesuikan dengan organisasi pemerintah Desa dengan berpedoman pada konsep pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau mengeluarkan uang sebagaimana dinyatakan pada pasal 5(4) Permendagri 13/2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Namun demikian, apa yang diatur dalam Permendagri Pengelolaan Keuangan Daerah tidaklah bisa diterapkan seluruhnya, karena keterbatasan personil yang ada di Desa. b. Pengelola Keuangan Desa berdasarkan Permendagri 113/2014 adalah Perangkat Desa dengan penekanan pada penyebutan fungsi, sedangkan pada perubahan, penekanan pada Perangkat Desa dengan penyebutan (nomenklatur) sesuai SOTK Pemerintahan Desa yang diatur dalam Permendagri 84/2015 tentang SOTK Desa. Alasan: - untuk memudahkan pemahaman dan agar permendagri tentang pengelolaan keuangan Desa tidak terkesan membuat struktur baru - menghindari kerancuan penyebutan sekaligus mengharmonisasikan dengan aturan terkait, terutama dengan Permendagri Nomor 114 tentang Pedoman Pembangunan Desa dan Perka LKPP tentang Pengadaan Barang dan Jasa. c. Pelaksana Kegiatan berdasarkan Permendagri 113/2014 adalah Kepala Seksi (Kasi), sedangkan pada perubahan adalah Kepala Seksi (Kasi) dan Kepala Urusan (Kaur) selain Kaur Keuangan dengan penyebutan pelaksana kegiatan anggaran. Alasan: - Pengaturan dalam perubahan Permendagri 113/2014 adalah mempertegas tugas dan fungsiKasi dan Kaur (diluar Kaur Keuangan) sebagaimana diatur dalam Permendagri 84/2015. - Menghindari kerancuan penyebutan sekaligus mengharmonisasikan dengan aturan terkait, terutama dengan Permendagri Nomor 114 tentang Pedoman Pembangunan Desa dan Perka LKPP tentang Pengadaan Barang dan Jasa. d. Terdapat pengaturan untuk pembentukan tim yang melaksanakan kegiatan karena kondisi yang diatur dalam Permendagri 114/2014 tentang pengelolaan Pedoman Pembangunan Desa, dan juga Perka LKPP 13/2013 beserta aturan perubahannya. Revisi permendagri 113/2014 melakukan proses harmonisasi agar ketiga aturan tersebut saling menguatkan dan berada pada koridor aturan yang seharusnya sehingga tidak menimbulkan kebingungan di lapangan. e. Pelaksana fungsi Bendahara pada perubahan Permendagri 113/2014 adalah Kaur Keuangan Alasan: - Masih ada ketidakkesepahaman terkait SOTK Pemerintah Desa apakah Staf Kaur Keuangan adalah Perangkat Desa atau bukan? - Fungsi Kaur Keuangan sebagaimana tercantum dalam Permandagri 84/2015 adalah membantu tugas sekretaris Desa dalam melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan administrasi penghasilan Kades, Perangkat Desa, BPD dan lembaga pemerintahan desa lainnya. Semua tugas dan fungsi tersebut adalah keseluruhan tugas dalam pengelolaan keuangan Desa. Pasal 8 Permendagri 83/2015 mengatur bahwa Kades dapat mengangkat unsur staf Perangkat Desa untuk membantu Kaur, Kasi dan Kepala Kewilayahan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan Desa, sehingga dengan adanya aturan ini, pengadaan staf Kaur Keuangan adalah opsional. Staf Kaur Keuangan diangkat apabila dibutuhkan, sedangkan pelaksana fungsi bendahara wajib adanya. 2. KODEFIKASI BIDANG, SUB BIDANG, DAN KEGIATAN SERTA PENGKODEFIKASIAN KLASIFIKASI EKONOMI (PENDAPATAN, BELANJA DAN
  • 2. PEMBIAYAAN) - Pemberian kode rekening adalah sesuatu yang standar, yang juga sebelumnnya diatur dalam Permendagri 113/2014. Namun Kode rekening yang ada di Permendagri 113/2014 hanya berupa contoh di dalam format APB Desa, sedangkan di dalam Permendagri yang baru diformalkan dalam suatu format tersendiri. - Pengkodefikasian juga berguna dalam penyusunan pelaporan dan analisa. 3. PENDAPATAN - Terjadi inkonsistensi dalam pengertian pendapatan yang diatur dalam Permendagri 113, ketika pendapatan dari swadaya, partisipasi dan gotong royong yang berupa tenaga dan barang dinilai dengan uang dan dihitung menjadi pendapatan Desa (Pasal 9 ayat [6]). Ketidakkonsistenan ini menimbulkan ketidakjelasan basis akuntasi yang digunakan dalam pengelolaan keuangan Desa yang diatur dalam Permendari 113/2014 - Permendagri yang baru telah menetapkan basis akuntansi yang digunakan adalah basis Kas, sehingga semua pengaturannya jelas dan beberapa pengertian disesuaikan dengan basis akuntansi yang digunakan. (lihat perubahan pengertian dari pendapatan yang berasal dari swaadaya, partisipasi dan gotong royong di Permendari revisi Pasal 12 ayat (4) - Penambahan jenis pendapatan dari kelompok pendapatan lain-lain ditambahkan dan dirinci, karena menyangkut pengkodefikasiannya dalam penyusunan APB Desa. - Dalam permendagri 113/2014, tidak terdapat ruang untuk penerimaan dari pengembalian kerugian Desa, baik disebabkan karena kesalahan administrasi maupun pidana. Dengan adanya jenis pendapatan dari koreksi kesalahan belanja tahun anggaran sebelumnya yang mengakibatkan penerimaan di kas Desa pada tahun anggaran berjalan, maka ada ruang bagi penerimaan dari kasus kerugian Desa yang diputuskan untuk dikembalikan ke Desa. 4. PEMBAGIAN BIDANG DAN SUB BIDANG Perubahan Permendagri 113/2014 mengusung konsep pembagian Bidang kedalam Sub Bidang, dimana dalam Sub Bidang terbagi dalam kegiatan- kegiatan. Penetapan Sub Bidang merujuk pada Urusan yang diatur dalam UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan demikian terjadi perubahan format APBDesa. Dasar pemikiran perubahan dimaksud adalah: 1. Tujuan pengaturan Desa dan tujuan pembangunan Desa (Ps. 4 dan 78 UU Desa) menyiratkan Desa menangani multi urusan (pelayanan publik termasuk pelayanan dasar, pemberdayaan masyarakat, pengembangan ekonomi,pengelolaan SDA dan lingkungan) 2. Pembagian sub Bidang berdasarkan urusan akan memudahkan sinergi, koordinasi dan pembinaan oleh dinas sektor terkait, sehingga DPMD fokus pada pembinaan Pemdes dan pemberdayaan. 3. Membantu membuat Desa memperhatikan urusan2 pelayanan dasar dan Pemberdayaan 4. Memudahkan monitoring, tidak hanya kabupaten tapi juga oleh masyarakat 5. Memudahkan evaluasi 6. Selain itu, adalah kebutuhan pemerintah untuk menilai seberapa besar kontribusi/dukungan APB Desa untuk masing2 urusan/fungsi pemerintahan. Apalagi dengan pembagian urusan menurut UU 23/2014 yang terdiri dari urusun wajib pelayanan dasar, urusan wajib non pelayanan dasar, dan urusan pilihan. Dengan klasifikasi ini akan terlihat bagaimana dukungan APBDesa untuk penerapan SPM dan pemenuhan pelayanan dasar. 5. JENIS BELANJA - Permendagri 113/2014 hanya mengatur 3 jenis belanja, yaitu pegawai, barang/jasa, dan modal. Sedangkan Permendagri yang baru menambahkan jenis belanja tak terduga, yang dananya diblok untuk membiayai kegiatan yang berada dalam bidang penanggulangan bencana, keadaan darurat dan
  • 3. mendesak. - Baik Permendagri 113/2014 maupun revisinya, tidak mengatur adanya jenis belanja hibah dan bantuan sosial (bansos). Namun demikian, dapat dimungkinkan pelaksanaan hibah dan bansos dilakukan. - Hibah dimungkinkan dapat dilakukan melalui pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat untuk menunjang pelaksanaan kegiatan. Jadi hibah dalam Permendagri ini berbeda dengan hibah yang diatur dalam pengelolaan keuangan Daerah. Dalam pengelolaan keuangan daerah, hibah yang diberikan untuk menunjang aktivitas organisasi, yang dananya dianggarkan dalam jenis belanja hibah. Sedangkan dalam pengelolaan keuangan Desa, hibah diberikan untuk menunjang pelaksanaa kegiatan, yang dananya dianggarkan dalam jenis belanja barang/jasa. - Bantuan sosial dimungkinkan dapat dilakukan dari slot jenis belanja tak terduga. Bantuan sosial yang dimaksud disini adalah bantuan yang dilakukan untuk penanggulangan bencana, keadaan darurat dan mendesak, yang kejadiannya tidak diprediksi sebelumnya. - Alasan mengapa Permendagri pengelolaan keuangan Desa tidak mengatur jenis belanja hibah dan bansos, karena sangat rawan terjadi penyimpangan (moral hazard). Dengan jumlah Desa lebih dari 74.000, pengawasan akan menjadi sangat sulit dilakukan apabila Pemerintah Desa diperkenankan untuk memberikan hibah dan bansos. 6. PENGHASILAN KADES DAN PERANGKAT Dalam Permendagri yang baru, Kepala Desa dan perangkat Desa mendapatkan jaminan sosial (kesehatan dan ketenagakerjaan), sebagimana diatur dalam UU mengenai BPJS sesuai kemampuan APBDesa. 7. BELANJA TAK TERDUGA - Dalam Permendagri 113/2014, belanja tak terduga bukan merupakan jenis belanja, tetapi dikategorikan sebagai bidang ke-5, sehingga terjadi kerancuan pengaturan. - Apa yang diatur dalam Pasal 17 Permendagri 113/2014, dapat terakomodir dengan aturan yang baru dalam slot belanja tak terduga untuk mendanai kegiatan penggulangan bencana, darurat dan mendesa, walaupun tidak secara eksplisit disebutkan. 8. PENYERTAAN MODAL - Belum ada pengaturan terkait penyertaan modal pada Permendagri 113/2014 - Memberikan kepastian aturan tentang Penyertaan Modal kepada BUMDes sekaligus membatasi penggunaan anggaran untuk BUMDes dengan persyaratan uji kelayakan 9. PERENCAAN APB DESA (TAMBAHAN ATURAN PERKADES PENJABARAN APB DESA) - Sesuai amanat UU 6/2014 Pasal 69 ayat (12) dan Permendagri 111/2014 Pasal 27 ayat (2) bahwa dalam pelaksanaan Peraturan Desa, Kepala Desa menetapkan Peraturan Kepala Desa sebagai aturan Pelaksanaannya. Perkades tentang Penjabaran APBDes menjadi aturan Pelaksanaan Perdes tentang APBDes. - Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APB Desa, terlebih dahulu telah diintrodusir dalam PMK mengenai tata cara pengalokasian, penyaluran, penggunaan, pemantauan dan evaluasi Dana Desa, padahal peraturan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan Desa tidak mengaturnya. - Pengaturan terkait Perkades tentang Penjabaran APBDesa mengacu pada sistem Pengelolaan Keuangan Daerah, yang memberikan ruang untuk perubahan yang dibutuhkan segera, dan menjawab pertanyaan: - Peraturan apa yang mengakomodir adanya tambahan bantuan dan/ atau perubahan anggaran setelah APBDesa disahkan? - Peraturan apa yang menjadi payung hukum untuk kegiatan yang didanai dari SiLPA?
  • 4. 10.EVALUASI APB DESA - Revisi Permendagri 113/2014 merumuskan secara jelas aturan terkait evaluasi APBDesa termasuk memberikan pedoman evaluasi yang merupakan lampiran dalam peraturan menteri ini. - Aturan sebagaimana tersebut di atas adalah sebuah kebutuhan riil yang diminta oleh Kabupaten maupun kecamatan untuk diatur. 11.PENETAPAN APB DESA - Waktu penetapan APB Desa disesuaikan dengan UU 6/2014 dan Permendagri 111/2014. - Dalam Permendagri 113/2014, terdapat inkonsistensi aturan antara Pasal 22 ayat (2) dengan Pasal 22 ayat (3). - Dalam Permendagri yang baru, aturannya kemudian diperjelas, bahwa jika Bupati/Wali Kota melakukan pembatalan APB Desa, maka Desa hanya dapat melakukan pengeluaran terhadap operasional penyelenggarakan pemerintahan Desa dengan pagu TA sebelumnya sampai penyempurnaan dilakukan dan disetujui. Sedangkan aturan pemberlakuan pagu TA sebelumnya sebagaimana dimaksud Pasal 22 ayat (2) dihapus. Pemberlakuan aturan tersebut tidak mungkin dilakukan, karena sebagian besar pendapatan Desa adalah berasal dari Dana Transfer yang harus dieksekusi habis. Selain itu, pos belanja terbesar dalam APBDesa adalah terkait dengan pembangunan, sedangkan untuk operasional dan siltap hanya maksimal 30%. Hal ini berbeda dengan APBN atau APBD yang pos belanja pegawainya terkadang lebih besar dari belanja pembangunan. 12.INFORMASI APB DESA Sebagai konsekuensi dari diberlakukannya UU Desa, Pemerintah Desa dituntut untuk mempraktikkan keterbukaan informasi. Sebab, UU Desa mengkonstruksi Desa sebagai komunitas yang berpemerintahan sendiri (self governing community) yang berpegang pada asas demokrasi, dimana warga Desa juga diberikan hak untuk turut memegang kendali atas penyelenggaraan pemerintahan tersebut. Keterbukaan informasi yang dipraktikkan oleh Pemerintah Desa dimaksudkan agar warga Desa mengetahui berbagai informasi tentang kebijakan dan praktik penyelenggaraan pemerintahan yang dijalankan, salah satunya adalah APB Desa. Melalui mekanisme ini maka akan terbangun akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa.Sehingga pengaturan penyampaian informasi mengenai APB Desa perlu dituangkan secara jelas, karena merupakan adalah amanat UU yang merupakan bagian dari penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas. 13.PERUBAHAN APB DESA DAN PENJABARAN APB DESA - Pengaturan tentang perubahan Perdes mengenai APB Desa dan Perkades mengenai Penjabaran APB Desa dikonstruksikan sesuai prinsip hukum yang dipahami umum, dimana perubahan Perdes, dilakukan dengan Perdes, dan perubahan Perkades melalui Perkades juga. Pada pengaturan dalam Permendagri 113/2014 (Pasal 34), perubahan Perdes dapat dilakukan melalui perubahan Perkades, yang secara logika hukum tidak sesuai. - Adanya pengaturan perubahan Perdes dan Perkades memungkinkan Pemerintah Desa untuk melakukan perubahan yang diperlukan sehingga memberikan kemudahan bagi Pemerintah Desa, meskipun tetap memperhatikan syarat-syarat yang ditetapkan. 14.PELAKSANAAN APB DESA Pengaturan tahapan pelaksanaan dalam Permendagri 113/2014 sangat simple, dan tidak menggambarkansecara jelas bagaimana alur pelaksanaan angaran pendapatan, belanja dan pembiayaan dilakukan. Padahal, kunci utama dari pengelolaan keuangan Desa, adalah pengaturan dalam tahapan pelaksanaan APB Desa. Dalam bagian ini, Permendagri 113/2014 hanya mengatur tata cara pencairan anggaran untuk kegiatan melalui penyedia. Oleh karena itu, Permendagri yang baru secara jelas telah merumuskan alur pelaksanaan angaran pendapatan, belanja dan pembiayaan.
  • 5. 15.PENGATURAN WAJIB ADANYA REKENING KAS DESA Pengaturan ini perlu karena, terdapat beberapa kasus dimana uang kas Desa (dana transfer) disimpan di Rekening Pemerintah Daerah, karena tidak adanya pelayanan perbankan di Desa atau di kecamatan yang bersangkutan 16.PENGATURAN TENTANG PELAPORAN NOMOR REKENING KAS DESA - Pengaturan bahwa nomor rekening kas Desa dilaporkan, adalah merupakan bagian dari alat untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap ketaatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyalurkan dana rransfer, terutama Dana Desa, sesuai dengan ketentuan peraturan. - Pengaturan dalam permendagri 113/2014 bahwa bendahara dapat menyimpan uang dalam kas Desa dalam jumlah tertentu, tidak tepat, karena memang uang Desa disimpan di dalam kas Desa. Sehingga secara redaksional, klausul ini perlu dirubah. 17.PENGATURAN DPA (PERSIAPAN PELAKSAAN KEGIATAN) - Pengaturan adanya DPA (maupun DPPA dan DPAL) adalah bagian dari proses harmonisasi dengan Permendagri 114/2014yang mengatur tahapan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan. Revisi Permendagri 113/2014 memformalkan proses pelaksanaan kegiatan yang diatur dalam Permendagri 114/2014. - Bagi pengelolaan keuangan Desa (PPKD) DPA akan menjadi alat pengendalian Pelaksanaan Kegiatan Anggaran, sekaligus mempertegas bahwa pelaksanaan kegiatan secara teknis dilaksanakan oleh perangkat Desa (Kasi dan Kaur), bukan Kades - Bagi Pembina dan Pengawas (Pemerintah Daerah/Pusat), DPA akan menjadi alat monitoring dan evaluasi kegiatan yang dilaksanakan. Catatan khusus: Dari hasil monitoring dan evaluasi Pengelolaan Keuangan Desa, pelaksanaan kegiatan di Desa dilakukan tanpa perencanaan yang memadai. Kegiatan dilakukan sesuai kemauan Kepala Desa kapan akan dilaksanakan. Begitu juga dengan pengeluaran anggaran. Dan di beberapa tempat, uang Desa keluar dari kantong Kepala Desa. 18.PENGATURAN RAK DESA (PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN) - RAK Desaakan menjadi alat pengendalian pelaksanaan kegiatan anggaran, sekaligus mempertegas bahwa pelaksanaan kegiatan secara teknis dilaksanakan oleh perangkat Desa, dalam hal ini Kaur keuangan, bukan Kades. - RAK akan menjadi alat monitoring dan evaluasi kegiatan yang dilaksanakan. 19.PELAKSANAAN KEGIATAN SWAKELOLA (PAYUNG HUKUM PADAT KARYA) - Pengaturan dalam Permendagri 113/2014 berkonotasi pada kegiatan yang seluruhnya dilaksanakan oleh pihak ketiga (penyedia), padahal secara implisit UU Desa dan peraturan pelaksanaanya mendorong agar pelaksanaan kegiatan pembangunan menggunakan sumber daya lokal. Dorongan itu kemudian sekarang secara ekspilisit dalam aturan pelaksanaan program padat karya tunai. - Padat karya tunai akan terkendala pelaksanaanya di lapangan, karena Permendagri 113/2014 mengatur bahwa pengajuan pencairan anggaran dari pelaksana kegiatan dilakukan dengan mengajukan SPP dan dilengkapi dengan bukti transaksi. Aturan ini menyiratkan bahwa pelaksana kegiatan
  • 6. dalam melakukan kegiatan harus menggunakan uang pribadi terlebih dahulu. - Permendagri baru merumuskan beberapa klasul tambahan dalam pelaksanaan kegiatan, yang memberikan gambaran bahwa kegiatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu melalui pengadaansecara swakelola dan melalui penyedia. Secara ekplisit, dibunyikan bahwa pelaksanaan kegiatan diutamakan dilakukan dengan cara pengadaan swakelola. Dukungan terhadap kegiatan secara swakelola ini adalah adanya tambahan pengaturan bahwa pengajuan pencairan dengan SPP tidak perlu melampirkan bukti transaksi. Bukti transaksi disampaikan setelah pengadaan barang/jasa telah diterima dan dibayar. Dengan demikian, Permendagri yang baru mengatur adanya “uang panjar” untuk pengadaan melalui swakelola. Untuk pengadaan yang seluruhnya dilakukan melalui penyedia, aturan tidak berubah. 20.PENGATURAN DPAL Revisi ini mengintrodusir Pengaturan tentang DPAL yang menjadi dasar untuk penggunaan SiLPA, berdasarkan alasan: - Memberikan kepastian hukum - Mekanisme yang sama juga terdapat dalam pengelolaan keuangan daerah - Memberikan kemudahan bagi Desa untuk mengeksekusi sisa anggaran, terutama Dana Desa yang berdasarkan aturan dalam PMK harus dihabiskan dalam periode tertentu. Dana Desa yang tidak habis digunakan akan menyebabkan Desa menerima sanksi pengurangan jumlah Dana Desa yang diterima. 21.PENATAUSAHAAN Pengaturan tentang penatausahaan diatur lebih detail, karena revisi permendgri ini mengatur hal-hal baru terkait penatausahaan misal adanya pembedaan siapa yang menerima uang dari Kaur Keuangan. 22.PELAPORAN - Dalam peraturan baru, Kadeshanya menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa semester pertama kepada Bupati/Walikota - Kades menyusun laporan realisasi pelaksanaan APBDesa dengan cara menggabungkan seluruh laporan realisasi pelaksanaan APBDesa dari Kasi dan Kaur selaku pelaksana kegiatan anggaran - Bupati/Walikota menyampaikan Laporan konsolidasi realisasi pelaksanaan APBDesa kepada Menteri Dalam Negeri Alasan perubahan aturan: - Laporan semester akhir ditiadakan, dan langsung menjadi bagian dari laporan pertanggungjawaban, dengan waktu dan format yang diharmonisasikan dengan Permendagri 46/2016 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Peraturan Menteri Keuangan. - Mempertegas hierarki tugas dan hierarki dokumen serta sumbernya, dan menghindari penyusunan laporan tanpa dasar dan tanpa data. - Mempertegas fungsi pembinaan dan pengawasan Kemendagri terhadap pelaksanan Pengelolaan Keuangan Desa yang dilakukan oleh Pemerintah Desa 23.PERTANGGUNGJAWABAN Salah satu perbedaan yang mendasar antara Permendagri 113/2014 dengan Permendagri yang baru, selain format APB Desa, adalah aturan yang berkenaan dengan laporan pertnggungjawaban, dengan alasan: - Permendagri baru menstandarkan bentuk laporan yang lazim digunakan dalam laporan keuangan negara/ daerah, sekaligus mengharmonisasikan bentuk laporan yang dibutuhkan K/L terkait terutama Kementerian Keuangan, untuk menghindari permintaan laporan yang berulang dengan format yang berbeda. - Mempertegas kewenangan Kemendagri, sebagai leader (koordinator) dalam pengaturan terkait pengelolaan keuangan Desa, dengan mengakomodir
  • 7. kebutuhan pemerintah termasuk di dalamnya terkait K/L terkait atas data, terutama data penggunaan Dana Desa dan ADD . - Kebutuhan data terkait kekayaan milik Desa, jumlah uang dalam Kas Desa dll, penggunaan anggaran pada kegiatan yang berkorelasi langsung dengan urusan sektor/dinas terkait dapat tersedia dan tercatat dengan baik 24.PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Dengan Permendagri yang baru, Pembinaan dan pengawasan dapat dilakukan secara sistematis dan berdaya guna. Karena, pengaturan dalam Permendagri yang baru memungkinkan untuk itu, karena data tersedia secara lengkap dan tersusun rapi. - Dengan adanya pengaturan kode rekening bidang, sub bidang, dan kegiatan kemudian pengkodean di klasifikasi ekonomi pada pendapatan, belanja dan pembiayaan, APB Desa yang merupakan dasar dari pengelolaan keuangan Desa, dan penjabarannya, dapat tersusun secara rapi dan sistematis, sehingga memudahkan dalam proses pengawasan, dan juga memudahkan dalam proses penyusunan laporan. - Proses pelaksanaan kegiatan di lapangan menggunakan DPA/RAK yang menjadi alat pengendalian kegiatan bagi pelaksana kegiatan anggaran dan bendahara. Dengan melihat dokumen DPA dan RAK, pembinaan dan pengawasan menjadi mudah untuk dilakukan. - Pembagian sub Bidang berdasarkan urusan yang diatur dalam UU 23/2014 akan memudahkan sinergi, koordinasi dan pembinaan oleh dinas sektor terkait, sehingga Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa, dan Kementerian Keuangan fokus pada pembinaan dan pengawasan dalam pengelolaan keuanganya. Sedangkan, substansi pelaksanaan kegiatan, pembinaan dapat dilakukan oleh sektor terkait. - Selain itu, dengan sistem building blok kegiatan dalam satu sub bidang, yang dipakai dalam Permendagri ini, evaluasi oleh sektor terkait juga dapat dilakukan dengan mudah, karena agregasi data dapat dengan mudah melihat berapa jumlah kegiatan dan dana yang dianggarkan untuk misal, sektor pendidikan dan kesehatan dalam APB Desa. Dengan demikian, permintaan laporan secara mendadak, sebagaimana permintaan laporan output dalam dengan mudah terpenuhi dan tentunya dengan data yang valid.