SlideShare a Scribd company logo
Informasi Harga sebagai
titiktumpu (fulcrum) yang
bergeser kiri-kanan
Membaca gerak perubahan harga
(“membaca sebuah antinomic
problem—problem paradoksal”)
bukan ke atas atau ke bawah
Abstract
• Sistem layanan informasi harga komoditas pertanian "LAWANG"
(http://www.lawang.org) selain melayani petani dan pedagang kecil
komoditi pertanian sampai level individual dalam proses price
determination, juga berhubungan dengan penanganan perkara inflasi;
LAWANG menjawab persoalan pengukuran nilai tukar objektif uang
yang dibahas oleh Carl Menger ("Grundsatze der Volkswirtschaftslehre“
(“Principles of Economics”), 1871), Ludwig von Mises ("The Problem Of
Measuring The Objective Exchange-Value Of Money and Variations In
It", 1912) dan oleh Friedrich Hayek ("The Use Of Knowledge in
Society", 1945) dalam tiga solusi di bawah ini yang menjadi arsitektur
sistem LAWANG:
• Bahwasanya (1) Informasi Harga harus terhubung kepada objek-nya (2)
Informasi Harga harus hadir bersama informasi Quantity, dan (3) Nomor
1 dan 2 harus harus bisa terbaca simultan oleh user informasi, karena itu
perlu tampil sekaligus; Kriteria-kriteria itu menentukan model data
(struktur informasi) dasar dari rancang bangun LAWANG.
• LAWANG melayani kebutuhan mikro-ekonomi (Harga, price) dan makro-
ekonomi (Tingkat-harga, price-level) khususnya tracking dan akusisi data
nilai tukar objektif uang
Kapasitas Produksi Konsumsi
Inf Harga & Harga
Inventory
Inventory Coverage
Informasi Harga berbeda dengan Harga
Feedback loop structure of production cycles
(Dennis L. Meadows, Dynamics of Commodity Production Cycles, p.19 , Wright-Allen Press, Inc, 1970)
( - ) ( - )
money price
of commodity
commodity price
of money
TINGKAT HARGA
/
PRICE-LEVEL
HARGA
/
PRICE
Money
in terms of
Commodity
Commodity
in terms of
Money
Inf ormasi
Harga
Informasi
Harga
Informasi
Harga
Kapasitas Produksi Konsumsi
Kapasitas Produksi Konsumsi
The Price is always tends to the Right (or to the Left)
money price of commoditycommodity price of money
Nilai tukar objektif satuan moneter (monetary unit, uang) bisa dan malah perlu dinyatakan
juga dalam satuan-satuan dari any individual commodity
 Tingkat-harga = Price-level  Harga = Price
Sisi Komoditi, Commodity side Sisi Moneter, Monetary side
Informasi harga itu posisi jarum penunjuk sebuah “dial”
Apa (=nilai, harga) yang bisa kita
ketahui dari sebuah
posisi jarum (=informasi
harga, informasi nilai) pada sebuah
“dial” ??
-
Apa yang ditunjukkan oleh
perubahan posisi jarum itu?
Price discovery dan Price determination
Price discovery (Penemuan harga) sering dirancukan dengan Price
determination (Penentuan harga). Kedua konsep ini terkait namun berbeda dan
perlu dipahami ketika membahas isu prices (harga-harga) dan pricing
(mewujudnya harga). Fakta yang membedakan antara kedua konsep
ini, menjelaskan identitas bagaimana mereka saling-terhubung, dan provides
suatu indikasi kapan masalah-masalah price discovery bisa meningkat.
Penentuan harga adalah interaksi dari kekuatan-kekuatan (pengaruh-
pengaruh) luas dari supply [“kapasitas produksi”] dan demand [“konsumsi”]
yang menentukan price-level (Tingkat harga) pasar. Ini adalah interaksi yang
tergambarkan pada kurva supply versus kurva demand, menggambarkan price
level (tingkat-harga) secara umum. [perhatikan: Price-level bukan Price]
Penemuan harga adalah proses di mana pembeli (buyers) dan penjual (sellers)
bertemu pada suatu harga transaksi untuk suatu kualitas dan kuantitas
tertentu suatu produk pada waktu dan tempat spesifik. Ini adalah saat
kejadian di mana informasi harga (“offer” dan “bid”) berubah menjadi harga.
(atau sebaliknya, harga menjadi informasi harga yang baru)
Clement E. Ward & Ted C. Schroeder; Price Determination versus Price Discovery,
Penentuan harga
(Price Determination)
Penemuan Harga
(Price Discovery)
Fakta yang membedakan kedua konsep ini, menyatakan bagaimana keduanya saling-terhubung, dan
mengungkapkan suatu indikasi mengenai kapan masalah-masalah price discovery bisa membesar
Penentuan harga adalah interaksi dari kekuatan-
kekuatan (pengaruh-pengaruh) luas dari supply
[“kapasitas produksi”] dan demand [“konsumsi”]
yang menentukan Price-level (Tingkat harga) pasar
Perhatikan: Tingkat-harga pasar BUKAN harga pasar
“Penentuan” di sini perlu dimengerti sebagai
“tertentukan”  efek dari interaksi-interaksi
Penemuan harga adalah proses di mana pembeli dan
penjual bertemu pada suatu harga transaksi untuk
suatu kualitas dan kuantitas tertentu suatu produk
pada waktu dan tempat spesifik.
Inilah saat kejadian di mana informasi harga (“offer”
dan “bid” bertemu) mewujudkan harga. (atau
sebaliknya, harga menjadi informasi harga, yang baru)
Price discovery dimulai di tingkat-harga (price level)
pasar. Karena pembeli dan penjual menemukan harga-
harga berdasar ekspektasi-ekspektasi takpasti
(uncertain expectations), harga-harga transaksi
berfluktuasi di sekitar market price-level (tingkat-harga
pasar).
Price discovery is
more difficult to
show
graphically, this is
just an attempt
P
S
D
Price
Quantity
0
P
S
D
Price
Quantity
0
P2
P1 S2
S1
D1
D2
Interaksi Price Discovery dengan Price Determination
 Price determination dan price discovery saling terhubung (interrelated).
 Price determination menemukan price level pasar.
 The general level of prices mungkin tinggi atau rendah.
 Namun, ketika market prices are low atau jatuh, questions dan concerns about
price discovery increase.
 Matriks di sini memperlihatkan
potential price discovery problems or
concerns under given supply and
demand scenarios.
 Ketika demand kuat atau meningkat
dan ketika supplies --relatif terhadap
kapasitas produksi (processing
capacity)--adalah kecil atau
berkurang, price discovery problems
umumnya tidak menjadi masalah besar.
 Di dalam kondisi-kondisi seperti
itu, kompetisi umumnya keen, sehingga
memastikan price discovery dengan
efisien.
Price Discovery Concerns dalam berbagai
kondisi Price Determination
Demand for “x”
Supply of “x”
Kuat atau
Meningkat
Lemah atau
Menurun
Besar atau
Bertambah
Potential
Concerns
Probable
Concerns
Kecil atau
Berkurang
Unlikely
Concerns
Potential
Concerns
Nilai tukar objektif dari satuan moneter (monetary unit) bisa dinyatakan dalam satuan-
satuan komoditas apapun. Sebagaimana umumnya kita berbicara tentang money price of
exchangeable goods, demikian juga sebaliknya kita bisa berbicara tentang the commodity
price of money, dan maka ada sekian banyak expressions bagi nilai tukar objektif dari uang
sebanyak jumlah jenis komoditas-komoditas komersil (commercial commodities) yang
dipertukarkan dengan uang. Namun, pernyataan-pernyataan ini hanya menjelaskan sedikit
saja kepada kita; masih meninggalkan persoalan belum terjawab yang perlu dipecahkan.
Ada dua hal penting dalam permasalahan pengukuran nilai tukar objektif dari uang.
1. Kita harus memperoleh pembuktian numerik (numerical demonstration) terhadap fakta
variasi-variasi dalam nilai tukar objective dari uang;  measurability of outer obj exch val
2. Terhadap persoalan itu perlu ditentukan apakah mungkin untuk membuat suatu
pemeriksaan kuantitatif (quantitative examination) atas sebab-sebab (causes) dari
gerakan perubahan harga spesifik, dengan secara khusus merujuk kepada pertanyaan
apakah mungkin menghasilkan alatbukti (evidence) dari variasi-variasi demikian dalam
daya beli (purchasing power) dari uang sebagaimana yang terletak pada sisi moneter dari
rasio itu.[1]  measurability of inner obj exch val
[1] [Following Carl Menger, we should call the first of these two problems the problem of the
measurability of the aussere ["outer"] objective exchange-value of money, the second that
of the measurability of its innere ["inner"] objective exchange-value.
Inti masalah dalam Pengukuran Nilai-tukar Objective Uang menurut von Mises
THE PROBLEM OF MEASURING THE OBJECTIVE EXCHANGE-VALUE OF MONEY AND VARIATIONS IN IT [Ludwig von Mises]
See also Bateson “Numbers are the product of counting. Quantities are the product of measurement.”
Berkenaan dengan problem pertama, jelas bahwa solusinya perlu mengasumsikan eksistensi
suatu good, atau sekumpulan goods, yang nilai tukar objektifnya konstan (unchanging).
Fakta bahwa goods demikian tak akan bisa dibayangkan (inconceivable) tidak perlu klarifikasi
lebih jauh. Karena suatu barang (good) jenis seperti itu hanya bisa eksis jika semua exchange-
ratios di antara semua goods keseluruhannya itu bebas dari variasi-variasi. With the
continually varying foundations on which the exchange-ratios of the market ultimately
rest, presumsi ini tak akan pernah bisa true dalam suatu tatanan sosial (pasar) berdasar the
free exchange of goods.
Mengukur adalah menentukan nisbah (rasio) suatu kuantitas terhadap kuantitas lain yang
invariable atau diasumsikan invariable. Invariabilitas terkait sifat yang akan diukur, atau
setidaknya legitimasi untuk mengasumsikan invariabilitas semacam itu, adalah sesuatu yang
sine qua non ["without which it could not be," an indispensable action or condition] dalam
setiap pengukuran. Hanya jika asumsi ini laik (admissible) maka barulah mungkin untuk
menentukan variasi-variasi yang akan diukur. Kemudian, jika rasio antara tolok ukur (the
measure) dengan objek yang akan diukur berubah, ini hanya bisa dirujuk kepada sebab-
sebab yang langsung mempengaruhi objek yang akan diukur.
Jadi problem-problem di dalam mengukur dua jenis variasi nilai tukar objektif dari uang itu
(“inner“dan “outer” exchange value) berlangsung bersamaan (simultan). Jika yang satu
terbuktikan dapat dipecahkan (soluble, solvable), maka demikian juga yang lainnya; dan bukti
dari ketidak-mungkinan solusi (insolubility) dari yang satu adalah juga bukti insolubility yang
lainnya. (See Menger, Grundsatze, pp. 298 ff.)
Kedua hal itu paradoksal: keduanya terjadi, berlangsung bersamaan
(Ludwig von Mises): Metoda-metoda Penghitungan Bilangan-
bilangan Indeks (1)
Hampir semua upaya yang sejauh ini telah dilakukan untuk memecahkan
permasalahan pengukuran nilai tukar objektif uang berangkat dari gagas bahwa jika
gerakan perubahan harga (price movements) dari sejumlah banyak komoditas
dikombinasikan oleh suatu metode kalkulasi tertentu, efek-efek dari determinan-
determinan gerakan perubahan harga itu yang terletak pada sisi komoditas would
largely cancel one another out, dan karenanya, kalkulasi-kalkulasi semacam itu akan
membuka kemungkinan untuk men-discover arah dan besaran (extent) efek-efek
dari determinan-determinan dari gerakan-gerakan harga itu yang terletak di sisi
moneter
…dalam teori moneter, sebagaimana di dalam tiap cabang investigasi ekonomik
lainnya, it will never be possible to determine the quantitative importance of the
separate factors. Pemeriksaan (examination) [-numerik] pengaruh yang ditimbulkan
oleh determinan-determinan harga-harga terpisah tidak akan pernah mencapai
tingkatan of being able to undertake numerical imputation [assertion] di antara
faktor-faktor berbeda itu. Semua determinan harga-harga memiliki efeknya hanya
melalui medium dari estimasi-estimasi subjektif individual [yang jumlahnya
banyak]; dan kadar [atau “magnitude”] pada faktor tertentu apapun yang
mempengaruhi estimasi-estimasi subjektif ini tidak akan pernah bisa diprediksikan
(Ludwig von Mises): Metoda-metoda Penghitungan Bilangan-
bilangan Indeks (2)
Jika kita tidak memiliki tujuan lain selain untuk pembandingan titik-titik di
dalam waktu yang terletak berdekatan satu sama lain, maka the errors
that are involved dalam tiap metoda penghitungan bilangan-bilangan
apapun bisa so far ignored sehingga memungkinkan kita bisa menarik
konklusi-konklusi kasar tertentu dari mereka.
Maka, misalnya, adalah menjadi mungkin sampai suatu kadar tertentu
menjembatani gap temporal yang terletak, dalam sebuah periode variasi
pada nilai uang, di antara perubahan-perubahan (movements) rates di
sebuah Stock Exchange dan perubahan-perubahan dari daya beli
(purchasing power) yang ter-nyata-kan di dalam harga-harga komoditas.
Dalam cara yang sama kita bisa secara statistikal mengikuti progresi dari
variasi-variasi dalam daya beli (purchasing power) dari bulan ke bulan
THE PROBLEM OF MEASURING THE OBJECTIVE EXCHANGE-VALUE OF MONEY AND VARIATIONS IN IT
[Ludwig von Mises]
Jawaban LAWANG terhadap
problem pengukuran nilai tukar objektif uang
Terhadap dua kondisi yang paradoksal masalah pengukuran nilai tukar objektif dari
uang, LAWANG menjawab sebagai berikut
Problem 1: “Kita harus memperoleh pembuktian numerik (numerical demonstration)
terhadap fakta variasi-variasi dalam nilai tukar objektif uang”
SOLUSI 1: Informasi Harga harus melekat (indicate, “mengunjukan”) kepada
“maklum”nya, OBJECT [numerik]-nya.: “YANG MANA?”, “which one?”
Problem 2: “Terhadap persoalan itu perlu ditentukan apakah mungkin untuk membuat
suatu pemeriksaan kuantitatif (quantitative examination) atas sebab-sebab (causes) dari
gerakan perubahan harga spesifik, dengan secara khusus merujuk kepada pertanyaan
apakah mungkin menghasilkan alatbukti (evidence) dari variasi-variasi demikian dalam daya
beli (purchasing power) dari uang sebagaimana yang terletak pada sisi moneter dari rasio
itu”
SOLUSI 2: Informasi HARGA HARUS HADIR BERSAMA dengan informasi QUANTITY
SOLUSI 3: KEDUA SOLUSI INI – 1 dan 2 - HARUS SIMULTAN HADIR sebagai kesatuan “paket”
informasi; Harus dibaca bersamaan, simultan.
See G. Bateson: Number is Different from Quantity - “Numbers are the product of counting.
Quantities are the product of measurement.” See also David A. Harper : ECONOMIC PATHWAYS TO
NUMERACY
Carl Menger, 1871 in “GRUNDSÄTZE DER
VOLKSWIRTHSCHAFTSLEHRE” (“PRINCIPLES OF ECONOMICS”)
“inner” and “outer” objective exchange value (Tauschwert) of
money:
 "the question of the nature and extent of the influence upon
the exchange ratios between money and commodities
exerted by variations in those determinants of prices that lie
on the monetary side" as the problem of the innere [inner]
objektive Tauschwert [exchange value] of money
 "those concerned with variations in the objective exchange
value of money throughout time and space in general" as
the problem of aussere [outer] objektive Tauschwert
[exchange value] of money.
Grundsatze der Volkswirtschaftslehre (Vienna, lgq),pp. 304 ff
“Sebaik-baiknya nilai adalah yang menjadi dirinya sendiri dan menjadi nilai bagi yang lain” –
Sounds familiar? - Rasanya pernah dengar yang mirip kalimat itu?
“It is more than a metaphor” kata
Friedrich Hayek tahun 1945
• It is more than a metaphor to
describe the price system as a kind
of machinery for registering
change, or a system of
telecommunications which enables
individual producers to watch
merely the movement of a few
pointers, as an engineer might
watch the hands of a few dials, in
order to adjust their activities to
changes of which they may never
know more than is reflected in the
price movement.
"The Use of Knowledge in Society"
full text at the Library of Economics and Liberty
Kesimpulan
Sebuah sistem informasi harga yang benar dan baik harus mampu
menjadi jarum penunjuk pada sebuah dial, yang terhubung dengan
baik dan benar kepada proses real di dunia nyata DAN Informasi itu
harus melekat kepada objek (“maklum”-nya) dari informasi itu
Proses real apa?.. Proses berubahnya quantity, stock, inventory dsb.
“the holy grail” dalam tracking dan “mengunci pengamatan” fasa
(phase) perubahan nilai tukar objektif uang:
1. Informasi Harga harus terhubung kepada Objek-nya. (dalam
bahasa Arab, objek data, objek informasi, objek pengetahuan
dsb., dll., namanya “ma’lum”, di-Indonesia-kan jadi “maklum”)
Contoh penterapannya, klik ini “Cabai merah dan Kebenarannya”
2. Informasi Harga harus hadir bersama informasi Quantity-nya
3. Nomor 1 dan 2 harus harus bisa dibaca simultan oleh user
(pengguna) informasi, karena itu HARUS tampil bersamaan.
(Lebih dari sekedar sebuah metafora)
“You are the needle of a dial”
Appendiks
Formatnya:
 SD<spasi>KOMODITI<kom
a>KOTA<koma>PASAR<ko
ma>HARGA<koma>KUANTI
TAS<koma>SATUAN
• (Nomor Demo sistem)
Kirimkan ke nr
08157003682 (LAWANG)
SD Cabai merah
keriting, Bandung
,Ciroyom, 25000,
450, kg
TO : LAWANG
Simpan Data (SD) : mengisi data
LAWANG: as simple as this!
Fitur-fitur utama LAWANG_1
 Harga terhubungkan, “attached” dengan object
dari harga tersebut yakni “barang/benda-nya”.
‘Ini harganya, yang ini barangnya’: price tagging
 Informasi quantity dari item komoditi (stock)
spesifik akan ter-rekam oleh sistem.
 Dari sekuen data dapat dilihat flow
(aliran), berubahnya quantity
 Perata-rataan dengan jendela periode-bergeser
(‘sliding window’) 24 jam terakhir’ – adjustable
Fitur-fitur utama LAWANG_2
 Informasi spasial dan temporal juga akan ter-rekam:
nama kota, nama pasar, time-stamp pada pesan sms
 Melalui web-browser (internet), peta harga (price
map) interaktif bisa diakses
 Sistem berjalan tanpa operator entry data: data di-
isikan oleh kontributor data (users) sendiri
 Peluang pengembangan LAWANG untuk price
determination & price discovery untuk manajemen
resiko pada sistem ekonomi Resi Gudang (Warehouse
Receipt economy)
Tanya Data (TD) : bertanya kepada sistem
LAWANG
Formatnya:
• TD<spasi>KOMODITI<koma>K
OTA<koma>PASAR
• (Demo sistem) Kirimkan ke nr
08157003682 (LAWANG)
TD Cabai merah
keriting, Bandung
, Ciroyom
TO : LAWANG

More Related Content

What's hot

Makalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestik
Makalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestikMakalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestik
Makalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestikMarobo United
 
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
CharismaBayuRamadhan
 
Elastisitas permintaan dan penawaran
Elastisitas permintaan dan penawaranElastisitas permintaan dan penawaran
Elastisitas permintaan dan penawaran
kartikasn
 
Konsep Elastisitas - BAB III
Konsep Elastisitas - BAB IIIKonsep Elastisitas - BAB III
Konsep Elastisitas - BAB III
Fox Broadcasting
 
Bab 3-elastisitas-permintaan-penawaran
Bab 3-elastisitas-permintaan-penawaranBab 3-elastisitas-permintaan-penawaran
Bab 3-elastisitas-permintaan-penawaranhardomanikfgg
 
Slide 7 (pe)
Slide 7 (pe)Slide 7 (pe)
Slide 7 (pe)
KhairilJaa
 
KELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKROKELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKRO
OctaviaDwiSagitaS
 
Pertemuan Minggu 3 Elastisitas dan Aplikasinya
Pertemuan Minggu 3 Elastisitas dan AplikasinyaPertemuan Minggu 3 Elastisitas dan Aplikasinya
Pertemuan Minggu 3 Elastisitas dan Aplikasinya
Aditya Panim
 
Kelompok 11 pe.mikro slide share
Kelompok 11 pe.mikro slide shareKelompok 11 pe.mikro slide share
Kelompok 11 pe.mikro slide share
Argalekaayu
 
Pengantar ekonomi mikro kelompok 8
Pengantar ekonomi mikro kelompok 8Pengantar ekonomi mikro kelompok 8
Pengantar ekonomi mikro kelompok 8
Rafi
 
Kelompok 10 slideshare
Kelompok 10 slideshareKelompok 10 slideshare
Kelompok 10 slideshare
AdzkiaLarasati
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikroRPKSD
 
Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)
Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)
Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)
Altina Hanum
 
Elastisitas - Ekonomi
Elastisitas - EkonomiElastisitas - Ekonomi
Elastisitas - Ekonomi
Anita Ichwana
 
Makalah elastisitas permintaan dan penawaran
Makalah elastisitas permintaan dan penawaranMakalah elastisitas permintaan dan penawaran
Makalah elastisitas permintaan dan penawaran
Doni Ramdhani
 
M1 47-68
M1 47-68M1 47-68
M1 47-68
SPADAIndonesia
 
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori ProduksiKonsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
Early Ridho Kismawadi
 
Pengantar ilmu ekonomi - elastisitas
Pengantar ilmu ekonomi - elastisitasPengantar ilmu ekonomi - elastisitas
Pengantar ilmu ekonomi - elastisitasnunuoho
 
Elastisitas permintaan
Elastisitas permintaanElastisitas permintaan
Elastisitas permintaan
Meiidhy Meiidhy
 
Elastisitas permintaan dan penawaran
Elastisitas permintaan dan penawaranElastisitas permintaan dan penawaran
Elastisitas permintaan dan penawaran
isty-alkhawarizmi
 

What's hot (20)

Makalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestik
Makalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestikMakalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestik
Makalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestik
 
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
 
Elastisitas permintaan dan penawaran
Elastisitas permintaan dan penawaranElastisitas permintaan dan penawaran
Elastisitas permintaan dan penawaran
 
Konsep Elastisitas - BAB III
Konsep Elastisitas - BAB IIIKonsep Elastisitas - BAB III
Konsep Elastisitas - BAB III
 
Bab 3-elastisitas-permintaan-penawaran
Bab 3-elastisitas-permintaan-penawaranBab 3-elastisitas-permintaan-penawaran
Bab 3-elastisitas-permintaan-penawaran
 
Slide 7 (pe)
Slide 7 (pe)Slide 7 (pe)
Slide 7 (pe)
 
KELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKROKELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKRO
 
Pertemuan Minggu 3 Elastisitas dan Aplikasinya
Pertemuan Minggu 3 Elastisitas dan AplikasinyaPertemuan Minggu 3 Elastisitas dan Aplikasinya
Pertemuan Minggu 3 Elastisitas dan Aplikasinya
 
Kelompok 11 pe.mikro slide share
Kelompok 11 pe.mikro slide shareKelompok 11 pe.mikro slide share
Kelompok 11 pe.mikro slide share
 
Pengantar ekonomi mikro kelompok 8
Pengantar ekonomi mikro kelompok 8Pengantar ekonomi mikro kelompok 8
Pengantar ekonomi mikro kelompok 8
 
Kelompok 10 slideshare
Kelompok 10 slideshareKelompok 10 slideshare
Kelompok 10 slideshare
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 
Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)
Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)
Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)
 
Elastisitas - Ekonomi
Elastisitas - EkonomiElastisitas - Ekonomi
Elastisitas - Ekonomi
 
Makalah elastisitas permintaan dan penawaran
Makalah elastisitas permintaan dan penawaranMakalah elastisitas permintaan dan penawaran
Makalah elastisitas permintaan dan penawaran
 
M1 47-68
M1 47-68M1 47-68
M1 47-68
 
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori ProduksiKonsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
 
Pengantar ilmu ekonomi - elastisitas
Pengantar ilmu ekonomi - elastisitasPengantar ilmu ekonomi - elastisitas
Pengantar ilmu ekonomi - elastisitas
 
Elastisitas permintaan
Elastisitas permintaanElastisitas permintaan
Elastisitas permintaan
 
Elastisitas permintaan dan penawaran
Elastisitas permintaan dan penawaranElastisitas permintaan dan penawaran
Elastisitas permintaan dan penawaran
 

Viewers also liked

Prosesualitas (Processuality)
Prosesualitas (Processuality)Prosesualitas (Processuality)
Prosesualitas (Processuality)
Didi Sugandi
 
Trikotomi nilai
Trikotomi nilaiTrikotomi nilai
Trikotomi nilai
Didi Sugandi
 
Menghidupi Tri-Dimensi Nusantara
Menghidupi Tri-Dimensi NusantaraMenghidupi Tri-Dimensi Nusantara
Menghidupi Tri-Dimensi Nusantara
Didi Sugandi
 
Kodifikasi Pengetahuan
Kodifikasi PengetahuanKodifikasi Pengetahuan
Kodifikasi Pengetahuan
Didi Sugandi
 
Lawang (BI presentation)_1st draft
Lawang (BI presentation)_1st draftLawang (BI presentation)_1st draft
Lawang (BI presentation)_1st draftDidi Sugandi
 
Value, form, medium, and exchange v3.0
Value, form, medium, and exchange v3.0Value, form, medium, and exchange v3.0
Value, form, medium, and exchange v3.0
Didi Sugandi
 
Peirce’s Existential Graphs
Peirce’s Existential GraphsPeirce’s Existential Graphs
Peirce’s Existential Graphs
Didi Sugandi
 
Aktual dan real dan fakta
Aktual dan real dan faktaAktual dan real dan fakta
Aktual dan real dan fakta
Didi Sugandi
 
Seven economic objects and activity domain
Seven economic objects and activity domainSeven economic objects and activity domain
Seven economic objects and activity domain
Didi Sugandi
 
Pola arsitektural data Lawang
Pola arsitektural data LawangPola arsitektural data Lawang
Pola arsitektural data Lawang
Didi Sugandi
 
Semiosis komoditas sebagai suatu relasi di antara relasi relasi
Semiosis komoditas sebagai suatu relasi di antara relasi relasiSemiosis komoditas sebagai suatu relasi di antara relasi relasi
Semiosis komoditas sebagai suatu relasi di antara relasi relasi
Didi Sugandi
 
Quotation menjadi Message sebagai Currency
Quotation menjadi Message sebagai CurrencyQuotation menjadi Message sebagai Currency
Quotation menjadi Message sebagai Currency
Didi Sugandi
 
Eksperimen pikiran: Mapping dan Modeling
Eksperimen pikiran: Mapping dan ModelingEksperimen pikiran: Mapping dan Modeling
Eksperimen pikiran: Mapping dan Modeling
Didi Sugandi
 
Outer and inner objective exchange value of money
Outer and inner objective exchange value of moneyOuter and inner objective exchange value of money
Outer and inner objective exchange value of money
Didi Sugandi
 
Inflasi, exchange rate & exchange ratio
Inflasi, exchange rate & exchange ratioInflasi, exchange rate & exchange ratio
Inflasi, exchange rate & exchange ratioDidi Sugandi
 
Lawang versi 2.0
Lawang versi 2.0Lawang versi 2.0
Lawang versi 2.0
Didi Sugandi
 
The name, naming the name and name of the name
The name, naming the name and name of the nameThe name, naming the name and name of the name
The name, naming the name and name of the name
Didi Sugandi
 

Viewers also liked (17)

Prosesualitas (Processuality)
Prosesualitas (Processuality)Prosesualitas (Processuality)
Prosesualitas (Processuality)
 
Trikotomi nilai
Trikotomi nilaiTrikotomi nilai
Trikotomi nilai
 
Menghidupi Tri-Dimensi Nusantara
Menghidupi Tri-Dimensi NusantaraMenghidupi Tri-Dimensi Nusantara
Menghidupi Tri-Dimensi Nusantara
 
Kodifikasi Pengetahuan
Kodifikasi PengetahuanKodifikasi Pengetahuan
Kodifikasi Pengetahuan
 
Lawang (BI presentation)_1st draft
Lawang (BI presentation)_1st draftLawang (BI presentation)_1st draft
Lawang (BI presentation)_1st draft
 
Value, form, medium, and exchange v3.0
Value, form, medium, and exchange v3.0Value, form, medium, and exchange v3.0
Value, form, medium, and exchange v3.0
 
Peirce’s Existential Graphs
Peirce’s Existential GraphsPeirce’s Existential Graphs
Peirce’s Existential Graphs
 
Aktual dan real dan fakta
Aktual dan real dan faktaAktual dan real dan fakta
Aktual dan real dan fakta
 
Seven economic objects and activity domain
Seven economic objects and activity domainSeven economic objects and activity domain
Seven economic objects and activity domain
 
Pola arsitektural data Lawang
Pola arsitektural data LawangPola arsitektural data Lawang
Pola arsitektural data Lawang
 
Semiosis komoditas sebagai suatu relasi di antara relasi relasi
Semiosis komoditas sebagai suatu relasi di antara relasi relasiSemiosis komoditas sebagai suatu relasi di antara relasi relasi
Semiosis komoditas sebagai suatu relasi di antara relasi relasi
 
Quotation menjadi Message sebagai Currency
Quotation menjadi Message sebagai CurrencyQuotation menjadi Message sebagai Currency
Quotation menjadi Message sebagai Currency
 
Eksperimen pikiran: Mapping dan Modeling
Eksperimen pikiran: Mapping dan ModelingEksperimen pikiran: Mapping dan Modeling
Eksperimen pikiran: Mapping dan Modeling
 
Outer and inner objective exchange value of money
Outer and inner objective exchange value of moneyOuter and inner objective exchange value of money
Outer and inner objective exchange value of money
 
Inflasi, exchange rate & exchange ratio
Inflasi, exchange rate & exchange ratioInflasi, exchange rate & exchange ratio
Inflasi, exchange rate & exchange ratio
 
Lawang versi 2.0
Lawang versi 2.0Lawang versi 2.0
Lawang versi 2.0
 
The name, naming the name and name of the name
The name, naming the name and name of the nameThe name, naming the name and name of the name
The name, naming the name and name of the name
 

Similar to Pergerakan Harga itu ke kiri ke kanan bukan ke atas ke bawah

Tugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar MikroTugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
YohanaCristanti
 
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potxTugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
kholishfahmi14
 
Permintaan, Penawaran, dan Terbentuknya Harga Pasar
Permintaan, Penawaran, dan Terbentuknya Harga PasarPermintaan, Penawaran, dan Terbentuknya Harga Pasar
Permintaan, Penawaran, dan Terbentuknya Harga Pasar
Thufailah Mujahidah
 
RINGKASAN KASUS BAB 5 ELASTISITAS PERMINTAAN - KELOMPOK 14.pptx
RINGKASAN KASUS BAB 5 ELASTISITAS PERMINTAAN - KELOMPOK 14.pptxRINGKASAN KASUS BAB 5 ELASTISITAS PERMINTAAN - KELOMPOK 14.pptx
RINGKASAN KASUS BAB 5 ELASTISITAS PERMINTAAN - KELOMPOK 14.pptx
NshyFdh
 
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptxSELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
DellaWidyasari
 
Memangnya, seharusnya harga cabai merah itu berapa sih, sebenarnya?
Memangnya, seharusnya harga cabai merah itu berapa sih, sebenarnya?Memangnya, seharusnya harga cabai merah itu berapa sih, sebenarnya?
Memangnya, seharusnya harga cabai merah itu berapa sih, sebenarnya?
Didi Sugandi
 
Eko 12, Aulia Putri Khairani (X MIPA 3),Ranti Pusriana, tentang permintaan da...
Eko 12, Aulia Putri Khairani (X MIPA 3),Ranti Pusriana, tentang permintaan da...Eko 12, Aulia Putri Khairani (X MIPA 3),Ranti Pusriana, tentang permintaan da...
Eko 12, Aulia Putri Khairani (X MIPA 3),Ranti Pusriana, tentang permintaan da...
Auliaputri02
 
TUGAS EKO 12,DITO RAHMANDIKA PUTRA,RANTI PUSRIANA,TERBENTUKNYA KESEIMBANGAN P...
TUGAS EKO 12,DITO RAHMANDIKA PUTRA,RANTI PUSRIANA,TERBENTUKNYA KESEIMBANGAN P...TUGAS EKO 12,DITO RAHMANDIKA PUTRA,RANTI PUSRIANA,TERBENTUKNYA KESEIMBANGAN P...
TUGAS EKO 12,DITO RAHMANDIKA PUTRA,RANTI PUSRIANA,TERBENTUKNYA KESEIMBANGAN P...
Dito Rahmandika Putra
 
Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...
Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...
Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...
Ramadhani Sheba Arifin
 
Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...
Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...
Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...
Zahra Nabila
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
Ninis Banuwati
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
Ninis Banuwati
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
Ninis Banuwati
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
audi15Ar
 
Tugas eko12, Dellanavuri DY, Ranti Pusriana, permintaan dan penawaran, SMAN12...
Tugas eko12, Dellanavuri DY, Ranti Pusriana, permintaan dan penawaran, SMAN12...Tugas eko12, Dellanavuri DY, Ranti Pusriana, permintaan dan penawaran, SMAN12...
Tugas eko12, Dellanavuri DY, Ranti Pusriana, permintaan dan penawaran, SMAN12...
delladhania
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
SeptianaRozziRahmawa
 
TUGAS EKO 12,BERLIANA AYU PRAMUDITA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017
TUGAS EKO 12,BERLIANA AYU PRAMUDITA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017TUGAS EKO 12,BERLIANA AYU PRAMUDITA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017
TUGAS EKO 12,BERLIANA AYU PRAMUDITA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017
berliana pramudita
 
TUGAS EKO 12 ,ALYA ALEVIA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017
TUGAS EKO 12 ,ALYA ALEVIA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017TUGAS EKO 12 ,ALYA ALEVIA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017
TUGAS EKO 12 ,ALYA ALEVIA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017
alyaalevia
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
SukmaAsri
 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptxKELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
HestyTyas1
 

Similar to Pergerakan Harga itu ke kiri ke kanan bukan ke atas ke bawah (20)

Tugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar MikroTugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
 
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potxTugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
 
Permintaan, Penawaran, dan Terbentuknya Harga Pasar
Permintaan, Penawaran, dan Terbentuknya Harga PasarPermintaan, Penawaran, dan Terbentuknya Harga Pasar
Permintaan, Penawaran, dan Terbentuknya Harga Pasar
 
RINGKASAN KASUS BAB 5 ELASTISITAS PERMINTAAN - KELOMPOK 14.pptx
RINGKASAN KASUS BAB 5 ELASTISITAS PERMINTAAN - KELOMPOK 14.pptxRINGKASAN KASUS BAB 5 ELASTISITAS PERMINTAAN - KELOMPOK 14.pptx
RINGKASAN KASUS BAB 5 ELASTISITAS PERMINTAAN - KELOMPOK 14.pptx
 
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptxSELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
 
Memangnya, seharusnya harga cabai merah itu berapa sih, sebenarnya?
Memangnya, seharusnya harga cabai merah itu berapa sih, sebenarnya?Memangnya, seharusnya harga cabai merah itu berapa sih, sebenarnya?
Memangnya, seharusnya harga cabai merah itu berapa sih, sebenarnya?
 
Eko 12, Aulia Putri Khairani (X MIPA 3),Ranti Pusriana, tentang permintaan da...
Eko 12, Aulia Putri Khairani (X MIPA 3),Ranti Pusriana, tentang permintaan da...Eko 12, Aulia Putri Khairani (X MIPA 3),Ranti Pusriana, tentang permintaan da...
Eko 12, Aulia Putri Khairani (X MIPA 3),Ranti Pusriana, tentang permintaan da...
 
TUGAS EKO 12,DITO RAHMANDIKA PUTRA,RANTI PUSRIANA,TERBENTUKNYA KESEIMBANGAN P...
TUGAS EKO 12,DITO RAHMANDIKA PUTRA,RANTI PUSRIANA,TERBENTUKNYA KESEIMBANGAN P...TUGAS EKO 12,DITO RAHMANDIKA PUTRA,RANTI PUSRIANA,TERBENTUKNYA KESEIMBANGAN P...
TUGAS EKO 12,DITO RAHMANDIKA PUTRA,RANTI PUSRIANA,TERBENTUKNYA KESEIMBANGAN P...
 
Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...
Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...
Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...
 
Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...
Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...
Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
 
Tugas eko12, Dellanavuri DY, Ranti Pusriana, permintaan dan penawaran, SMAN12...
Tugas eko12, Dellanavuri DY, Ranti Pusriana, permintaan dan penawaran, SMAN12...Tugas eko12, Dellanavuri DY, Ranti Pusriana, permintaan dan penawaran, SMAN12...
Tugas eko12, Dellanavuri DY, Ranti Pusriana, permintaan dan penawaran, SMAN12...
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
 
TUGAS EKO 12,BERLIANA AYU PRAMUDITA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017
TUGAS EKO 12,BERLIANA AYU PRAMUDITA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017TUGAS EKO 12,BERLIANA AYU PRAMUDITA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017
TUGAS EKO 12,BERLIANA AYU PRAMUDITA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017
 
TUGAS EKO 12 ,ALYA ALEVIA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017
TUGAS EKO 12 ,ALYA ALEVIA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017TUGAS EKO 12 ,ALYA ALEVIA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017
TUGAS EKO 12 ,ALYA ALEVIA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptxKELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
 

More from Didi Sugandi

System, System’s environment, and Understanding.pptx
System, System’s environment, and Understanding.pptxSystem, System’s environment, and Understanding.pptx
System, System’s environment, and Understanding.pptx
Didi Sugandi
 
Fayakun, maka kun.pptx
Fayakun, maka kun.pptxFayakun, maka kun.pptx
Fayakun, maka kun.pptx
Didi Sugandi
 
When you're a hammer, every problem looks like a nail
When you're a hammer, every problem looks like a nailWhen you're a hammer, every problem looks like a nail
When you're a hammer, every problem looks like a nail
Didi Sugandi
 
Epistemics, epistemology and gnosis
Epistemics, epistemology and gnosisEpistemics, epistemology and gnosis
Epistemics, epistemology and gnosis
Didi Sugandi
 
Relasi implikatif - KARENA, JADI
Relasi implikatif - KARENA, JADIRelasi implikatif - KARENA, JADI
Relasi implikatif - KARENA, JADI
Didi Sugandi
 
Mengenali diri sendiri kognisi (cognition) sebagai 'science of the experience...
Mengenali diri sendiri kognisi (cognition) sebagai 'science of the experience...Mengenali diri sendiri kognisi (cognition) sebagai 'science of the experience...
Mengenali diri sendiri kognisi (cognition) sebagai 'science of the experience...
Didi Sugandi
 
Relationship, economy and business
Relationship, economy and businessRelationship, economy and business
Relationship, economy and business
Didi Sugandi
 
Mapping thought in motion
Mapping thought in motionMapping thought in motion
Mapping thought in motion
Didi Sugandi
 
Mengurus Solusi dan mengurus Masalah
Mengurus Solusi dan mengurus MasalahMengurus Solusi dan mengurus Masalah
Mengurus Solusi dan mengurus Masalah
Didi Sugandi
 
No propositions, please
No propositions, pleaseNo propositions, please
No propositions, please
Didi Sugandi
 
Upaya menemukan (to discover) sebuah 'normal'
Upaya menemukan (to discover) sebuah 'normal'Upaya menemukan (to discover) sebuah 'normal'
Upaya menemukan (to discover) sebuah 'normal'
Didi Sugandi
 
Makna, Arti, Nilai, Harga
Makna, Arti, Nilai, HargaMakna, Arti, Nilai, Harga
Makna, Arti, Nilai, Harga
Didi Sugandi
 
Sistem antisipatoris (anticipatory system) LAWANG.ppt
Sistem antisipatoris (anticipatory system) LAWANG.pptSistem antisipatoris (anticipatory system) LAWANG.ppt
Sistem antisipatoris (anticipatory system) LAWANG.ppt
Didi Sugandi
 
Pengembangan agrikultur didukung (supported) dan dilayani (serviced) oleh ict
Pengembangan agrikultur didukung (supported) dan dilayani (serviced) oleh ictPengembangan agrikultur didukung (supported) dan dilayani (serviced) oleh ict
Pengembangan agrikultur didukung (supported) dan dilayani (serviced) oleh ict
Didi Sugandi
 
Mengapa rupiah sulit menjadi 'unit of account' jika hanya merujuk kepada mata...
Mengapa rupiah sulit menjadi 'unit of account' jika hanya merujuk kepada mata...Mengapa rupiah sulit menjadi 'unit of account' jika hanya merujuk kepada mata...
Mengapa rupiah sulit menjadi 'unit of account' jika hanya merujuk kepada mata...
Didi Sugandi
 
Dengan siapa aku bernafas_metafisikanya bernafas (metaphysics of breathing)
Dengan siapa aku bernafas_metafisikanya bernafas (metaphysics of breathing)Dengan siapa aku bernafas_metafisikanya bernafas (metaphysics of breathing)
Dengan siapa aku bernafas_metafisikanya bernafas (metaphysics of breathing)
Didi Sugandi
 
Setelah Makna, barulah Arti
Setelah Makna, barulah ArtiSetelah Makna, barulah Arti
Setelah Makna, barulah Arti
Didi Sugandi
 
Apakah hal itu berada di dalam diri kita, ataukah diri kita berada dalam hal ...
Apakah hal itu berada di dalam diri kita, ataukah diri kita berada dalam hal ...Apakah hal itu berada di dalam diri kita, ataukah diri kita berada dalam hal ...
Apakah hal itu berada di dalam diri kita, ataukah diri kita berada dalam hal ...
Didi Sugandi
 
Value, use value, exchange value and price mapping, modeling, measuring, emul...
Value, use value, exchange value and price mapping, modeling, measuring, emul...Value, use value, exchange value and price mapping, modeling, measuring, emul...
Value, use value, exchange value and price mapping, modeling, measuring, emul...
Didi Sugandi
 
Mental model: naming the name v0.3
Mental model: naming the name v0.3Mental model: naming the name v0.3
Mental model: naming the name v0.3
Didi Sugandi
 

More from Didi Sugandi (20)

System, System’s environment, and Understanding.pptx
System, System’s environment, and Understanding.pptxSystem, System’s environment, and Understanding.pptx
System, System’s environment, and Understanding.pptx
 
Fayakun, maka kun.pptx
Fayakun, maka kun.pptxFayakun, maka kun.pptx
Fayakun, maka kun.pptx
 
When you're a hammer, every problem looks like a nail
When you're a hammer, every problem looks like a nailWhen you're a hammer, every problem looks like a nail
When you're a hammer, every problem looks like a nail
 
Epistemics, epistemology and gnosis
Epistemics, epistemology and gnosisEpistemics, epistemology and gnosis
Epistemics, epistemology and gnosis
 
Relasi implikatif - KARENA, JADI
Relasi implikatif - KARENA, JADIRelasi implikatif - KARENA, JADI
Relasi implikatif - KARENA, JADI
 
Mengenali diri sendiri kognisi (cognition) sebagai 'science of the experience...
Mengenali diri sendiri kognisi (cognition) sebagai 'science of the experience...Mengenali diri sendiri kognisi (cognition) sebagai 'science of the experience...
Mengenali diri sendiri kognisi (cognition) sebagai 'science of the experience...
 
Relationship, economy and business
Relationship, economy and businessRelationship, economy and business
Relationship, economy and business
 
Mapping thought in motion
Mapping thought in motionMapping thought in motion
Mapping thought in motion
 
Mengurus Solusi dan mengurus Masalah
Mengurus Solusi dan mengurus MasalahMengurus Solusi dan mengurus Masalah
Mengurus Solusi dan mengurus Masalah
 
No propositions, please
No propositions, pleaseNo propositions, please
No propositions, please
 
Upaya menemukan (to discover) sebuah 'normal'
Upaya menemukan (to discover) sebuah 'normal'Upaya menemukan (to discover) sebuah 'normal'
Upaya menemukan (to discover) sebuah 'normal'
 
Makna, Arti, Nilai, Harga
Makna, Arti, Nilai, HargaMakna, Arti, Nilai, Harga
Makna, Arti, Nilai, Harga
 
Sistem antisipatoris (anticipatory system) LAWANG.ppt
Sistem antisipatoris (anticipatory system) LAWANG.pptSistem antisipatoris (anticipatory system) LAWANG.ppt
Sistem antisipatoris (anticipatory system) LAWANG.ppt
 
Pengembangan agrikultur didukung (supported) dan dilayani (serviced) oleh ict
Pengembangan agrikultur didukung (supported) dan dilayani (serviced) oleh ictPengembangan agrikultur didukung (supported) dan dilayani (serviced) oleh ict
Pengembangan agrikultur didukung (supported) dan dilayani (serviced) oleh ict
 
Mengapa rupiah sulit menjadi 'unit of account' jika hanya merujuk kepada mata...
Mengapa rupiah sulit menjadi 'unit of account' jika hanya merujuk kepada mata...Mengapa rupiah sulit menjadi 'unit of account' jika hanya merujuk kepada mata...
Mengapa rupiah sulit menjadi 'unit of account' jika hanya merujuk kepada mata...
 
Dengan siapa aku bernafas_metafisikanya bernafas (metaphysics of breathing)
Dengan siapa aku bernafas_metafisikanya bernafas (metaphysics of breathing)Dengan siapa aku bernafas_metafisikanya bernafas (metaphysics of breathing)
Dengan siapa aku bernafas_metafisikanya bernafas (metaphysics of breathing)
 
Setelah Makna, barulah Arti
Setelah Makna, barulah ArtiSetelah Makna, barulah Arti
Setelah Makna, barulah Arti
 
Apakah hal itu berada di dalam diri kita, ataukah diri kita berada dalam hal ...
Apakah hal itu berada di dalam diri kita, ataukah diri kita berada dalam hal ...Apakah hal itu berada di dalam diri kita, ataukah diri kita berada dalam hal ...
Apakah hal itu berada di dalam diri kita, ataukah diri kita berada dalam hal ...
 
Value, use value, exchange value and price mapping, modeling, measuring, emul...
Value, use value, exchange value and price mapping, modeling, measuring, emul...Value, use value, exchange value and price mapping, modeling, measuring, emul...
Value, use value, exchange value and price mapping, modeling, measuring, emul...
 
Mental model: naming the name v0.3
Mental model: naming the name v0.3Mental model: naming the name v0.3
Mental model: naming the name v0.3
 

Pergerakan Harga itu ke kiri ke kanan bukan ke atas ke bawah

  • 1. Informasi Harga sebagai titiktumpu (fulcrum) yang bergeser kiri-kanan Membaca gerak perubahan harga (“membaca sebuah antinomic problem—problem paradoksal”) bukan ke atas atau ke bawah
  • 2. Abstract • Sistem layanan informasi harga komoditas pertanian "LAWANG" (http://www.lawang.org) selain melayani petani dan pedagang kecil komoditi pertanian sampai level individual dalam proses price determination, juga berhubungan dengan penanganan perkara inflasi; LAWANG menjawab persoalan pengukuran nilai tukar objektif uang yang dibahas oleh Carl Menger ("Grundsatze der Volkswirtschaftslehre“ (“Principles of Economics”), 1871), Ludwig von Mises ("The Problem Of Measuring The Objective Exchange-Value Of Money and Variations In It", 1912) dan oleh Friedrich Hayek ("The Use Of Knowledge in Society", 1945) dalam tiga solusi di bawah ini yang menjadi arsitektur sistem LAWANG: • Bahwasanya (1) Informasi Harga harus terhubung kepada objek-nya (2) Informasi Harga harus hadir bersama informasi Quantity, dan (3) Nomor 1 dan 2 harus harus bisa terbaca simultan oleh user informasi, karena itu perlu tampil sekaligus; Kriteria-kriteria itu menentukan model data (struktur informasi) dasar dari rancang bangun LAWANG. • LAWANG melayani kebutuhan mikro-ekonomi (Harga, price) dan makro- ekonomi (Tingkat-harga, price-level) khususnya tracking dan akusisi data nilai tukar objektif uang
  • 3. Kapasitas Produksi Konsumsi Inf Harga & Harga Inventory Inventory Coverage Informasi Harga berbeda dengan Harga Feedback loop structure of production cycles (Dennis L. Meadows, Dynamics of Commodity Production Cycles, p.19 , Wright-Allen Press, Inc, 1970) ( - ) ( - ) money price of commodity commodity price of money TINGKAT HARGA / PRICE-LEVEL HARGA / PRICE Money in terms of Commodity Commodity in terms of Money
  • 4. Inf ormasi Harga Informasi Harga Informasi Harga Kapasitas Produksi Konsumsi Kapasitas Produksi Konsumsi The Price is always tends to the Right (or to the Left) money price of commoditycommodity price of money Nilai tukar objektif satuan moneter (monetary unit, uang) bisa dan malah perlu dinyatakan juga dalam satuan-satuan dari any individual commodity  Tingkat-harga = Price-level  Harga = Price Sisi Komoditi, Commodity side Sisi Moneter, Monetary side
  • 5. Informasi harga itu posisi jarum penunjuk sebuah “dial” Apa (=nilai, harga) yang bisa kita ketahui dari sebuah posisi jarum (=informasi harga, informasi nilai) pada sebuah “dial” ?? - Apa yang ditunjukkan oleh perubahan posisi jarum itu?
  • 6. Price discovery dan Price determination Price discovery (Penemuan harga) sering dirancukan dengan Price determination (Penentuan harga). Kedua konsep ini terkait namun berbeda dan perlu dipahami ketika membahas isu prices (harga-harga) dan pricing (mewujudnya harga). Fakta yang membedakan antara kedua konsep ini, menjelaskan identitas bagaimana mereka saling-terhubung, dan provides suatu indikasi kapan masalah-masalah price discovery bisa meningkat. Penentuan harga adalah interaksi dari kekuatan-kekuatan (pengaruh- pengaruh) luas dari supply [“kapasitas produksi”] dan demand [“konsumsi”] yang menentukan price-level (Tingkat harga) pasar. Ini adalah interaksi yang tergambarkan pada kurva supply versus kurva demand, menggambarkan price level (tingkat-harga) secara umum. [perhatikan: Price-level bukan Price] Penemuan harga adalah proses di mana pembeli (buyers) dan penjual (sellers) bertemu pada suatu harga transaksi untuk suatu kualitas dan kuantitas tertentu suatu produk pada waktu dan tempat spesifik. Ini adalah saat kejadian di mana informasi harga (“offer” dan “bid”) berubah menjadi harga. (atau sebaliknya, harga menjadi informasi harga yang baru) Clement E. Ward & Ted C. Schroeder; Price Determination versus Price Discovery,
  • 7. Penentuan harga (Price Determination) Penemuan Harga (Price Discovery) Fakta yang membedakan kedua konsep ini, menyatakan bagaimana keduanya saling-terhubung, dan mengungkapkan suatu indikasi mengenai kapan masalah-masalah price discovery bisa membesar Penentuan harga adalah interaksi dari kekuatan- kekuatan (pengaruh-pengaruh) luas dari supply [“kapasitas produksi”] dan demand [“konsumsi”] yang menentukan Price-level (Tingkat harga) pasar Perhatikan: Tingkat-harga pasar BUKAN harga pasar “Penentuan” di sini perlu dimengerti sebagai “tertentukan”  efek dari interaksi-interaksi Penemuan harga adalah proses di mana pembeli dan penjual bertemu pada suatu harga transaksi untuk suatu kualitas dan kuantitas tertentu suatu produk pada waktu dan tempat spesifik. Inilah saat kejadian di mana informasi harga (“offer” dan “bid” bertemu) mewujudkan harga. (atau sebaliknya, harga menjadi informasi harga, yang baru) Price discovery dimulai di tingkat-harga (price level) pasar. Karena pembeli dan penjual menemukan harga- harga berdasar ekspektasi-ekspektasi takpasti (uncertain expectations), harga-harga transaksi berfluktuasi di sekitar market price-level (tingkat-harga pasar). Price discovery is more difficult to show graphically, this is just an attempt P S D Price Quantity 0 P S D Price Quantity 0 P2 P1 S2 S1 D1 D2
  • 8. Interaksi Price Discovery dengan Price Determination  Price determination dan price discovery saling terhubung (interrelated).  Price determination menemukan price level pasar.  The general level of prices mungkin tinggi atau rendah.  Namun, ketika market prices are low atau jatuh, questions dan concerns about price discovery increase.  Matriks di sini memperlihatkan potential price discovery problems or concerns under given supply and demand scenarios.  Ketika demand kuat atau meningkat dan ketika supplies --relatif terhadap kapasitas produksi (processing capacity)--adalah kecil atau berkurang, price discovery problems umumnya tidak menjadi masalah besar.  Di dalam kondisi-kondisi seperti itu, kompetisi umumnya keen, sehingga memastikan price discovery dengan efisien. Price Discovery Concerns dalam berbagai kondisi Price Determination Demand for “x” Supply of “x” Kuat atau Meningkat Lemah atau Menurun Besar atau Bertambah Potential Concerns Probable Concerns Kecil atau Berkurang Unlikely Concerns Potential Concerns
  • 9. Nilai tukar objektif dari satuan moneter (monetary unit) bisa dinyatakan dalam satuan- satuan komoditas apapun. Sebagaimana umumnya kita berbicara tentang money price of exchangeable goods, demikian juga sebaliknya kita bisa berbicara tentang the commodity price of money, dan maka ada sekian banyak expressions bagi nilai tukar objektif dari uang sebanyak jumlah jenis komoditas-komoditas komersil (commercial commodities) yang dipertukarkan dengan uang. Namun, pernyataan-pernyataan ini hanya menjelaskan sedikit saja kepada kita; masih meninggalkan persoalan belum terjawab yang perlu dipecahkan. Ada dua hal penting dalam permasalahan pengukuran nilai tukar objektif dari uang. 1. Kita harus memperoleh pembuktian numerik (numerical demonstration) terhadap fakta variasi-variasi dalam nilai tukar objective dari uang;  measurability of outer obj exch val 2. Terhadap persoalan itu perlu ditentukan apakah mungkin untuk membuat suatu pemeriksaan kuantitatif (quantitative examination) atas sebab-sebab (causes) dari gerakan perubahan harga spesifik, dengan secara khusus merujuk kepada pertanyaan apakah mungkin menghasilkan alatbukti (evidence) dari variasi-variasi demikian dalam daya beli (purchasing power) dari uang sebagaimana yang terletak pada sisi moneter dari rasio itu.[1]  measurability of inner obj exch val [1] [Following Carl Menger, we should call the first of these two problems the problem of the measurability of the aussere ["outer"] objective exchange-value of money, the second that of the measurability of its innere ["inner"] objective exchange-value. Inti masalah dalam Pengukuran Nilai-tukar Objective Uang menurut von Mises THE PROBLEM OF MEASURING THE OBJECTIVE EXCHANGE-VALUE OF MONEY AND VARIATIONS IN IT [Ludwig von Mises] See also Bateson “Numbers are the product of counting. Quantities are the product of measurement.”
  • 10. Berkenaan dengan problem pertama, jelas bahwa solusinya perlu mengasumsikan eksistensi suatu good, atau sekumpulan goods, yang nilai tukar objektifnya konstan (unchanging). Fakta bahwa goods demikian tak akan bisa dibayangkan (inconceivable) tidak perlu klarifikasi lebih jauh. Karena suatu barang (good) jenis seperti itu hanya bisa eksis jika semua exchange- ratios di antara semua goods keseluruhannya itu bebas dari variasi-variasi. With the continually varying foundations on which the exchange-ratios of the market ultimately rest, presumsi ini tak akan pernah bisa true dalam suatu tatanan sosial (pasar) berdasar the free exchange of goods. Mengukur adalah menentukan nisbah (rasio) suatu kuantitas terhadap kuantitas lain yang invariable atau diasumsikan invariable. Invariabilitas terkait sifat yang akan diukur, atau setidaknya legitimasi untuk mengasumsikan invariabilitas semacam itu, adalah sesuatu yang sine qua non ["without which it could not be," an indispensable action or condition] dalam setiap pengukuran. Hanya jika asumsi ini laik (admissible) maka barulah mungkin untuk menentukan variasi-variasi yang akan diukur. Kemudian, jika rasio antara tolok ukur (the measure) dengan objek yang akan diukur berubah, ini hanya bisa dirujuk kepada sebab- sebab yang langsung mempengaruhi objek yang akan diukur. Jadi problem-problem di dalam mengukur dua jenis variasi nilai tukar objektif dari uang itu (“inner“dan “outer” exchange value) berlangsung bersamaan (simultan). Jika yang satu terbuktikan dapat dipecahkan (soluble, solvable), maka demikian juga yang lainnya; dan bukti dari ketidak-mungkinan solusi (insolubility) dari yang satu adalah juga bukti insolubility yang lainnya. (See Menger, Grundsatze, pp. 298 ff.) Kedua hal itu paradoksal: keduanya terjadi, berlangsung bersamaan
  • 11. (Ludwig von Mises): Metoda-metoda Penghitungan Bilangan- bilangan Indeks (1) Hampir semua upaya yang sejauh ini telah dilakukan untuk memecahkan permasalahan pengukuran nilai tukar objektif uang berangkat dari gagas bahwa jika gerakan perubahan harga (price movements) dari sejumlah banyak komoditas dikombinasikan oleh suatu metode kalkulasi tertentu, efek-efek dari determinan- determinan gerakan perubahan harga itu yang terletak pada sisi komoditas would largely cancel one another out, dan karenanya, kalkulasi-kalkulasi semacam itu akan membuka kemungkinan untuk men-discover arah dan besaran (extent) efek-efek dari determinan-determinan dari gerakan-gerakan harga itu yang terletak di sisi moneter …dalam teori moneter, sebagaimana di dalam tiap cabang investigasi ekonomik lainnya, it will never be possible to determine the quantitative importance of the separate factors. Pemeriksaan (examination) [-numerik] pengaruh yang ditimbulkan oleh determinan-determinan harga-harga terpisah tidak akan pernah mencapai tingkatan of being able to undertake numerical imputation [assertion] di antara faktor-faktor berbeda itu. Semua determinan harga-harga memiliki efeknya hanya melalui medium dari estimasi-estimasi subjektif individual [yang jumlahnya banyak]; dan kadar [atau “magnitude”] pada faktor tertentu apapun yang mempengaruhi estimasi-estimasi subjektif ini tidak akan pernah bisa diprediksikan
  • 12. (Ludwig von Mises): Metoda-metoda Penghitungan Bilangan- bilangan Indeks (2) Jika kita tidak memiliki tujuan lain selain untuk pembandingan titik-titik di dalam waktu yang terletak berdekatan satu sama lain, maka the errors that are involved dalam tiap metoda penghitungan bilangan-bilangan apapun bisa so far ignored sehingga memungkinkan kita bisa menarik konklusi-konklusi kasar tertentu dari mereka. Maka, misalnya, adalah menjadi mungkin sampai suatu kadar tertentu menjembatani gap temporal yang terletak, dalam sebuah periode variasi pada nilai uang, di antara perubahan-perubahan (movements) rates di sebuah Stock Exchange dan perubahan-perubahan dari daya beli (purchasing power) yang ter-nyata-kan di dalam harga-harga komoditas. Dalam cara yang sama kita bisa secara statistikal mengikuti progresi dari variasi-variasi dalam daya beli (purchasing power) dari bulan ke bulan THE PROBLEM OF MEASURING THE OBJECTIVE EXCHANGE-VALUE OF MONEY AND VARIATIONS IN IT [Ludwig von Mises]
  • 13. Jawaban LAWANG terhadap problem pengukuran nilai tukar objektif uang Terhadap dua kondisi yang paradoksal masalah pengukuran nilai tukar objektif dari uang, LAWANG menjawab sebagai berikut Problem 1: “Kita harus memperoleh pembuktian numerik (numerical demonstration) terhadap fakta variasi-variasi dalam nilai tukar objektif uang” SOLUSI 1: Informasi Harga harus melekat (indicate, “mengunjukan”) kepada “maklum”nya, OBJECT [numerik]-nya.: “YANG MANA?”, “which one?” Problem 2: “Terhadap persoalan itu perlu ditentukan apakah mungkin untuk membuat suatu pemeriksaan kuantitatif (quantitative examination) atas sebab-sebab (causes) dari gerakan perubahan harga spesifik, dengan secara khusus merujuk kepada pertanyaan apakah mungkin menghasilkan alatbukti (evidence) dari variasi-variasi demikian dalam daya beli (purchasing power) dari uang sebagaimana yang terletak pada sisi moneter dari rasio itu” SOLUSI 2: Informasi HARGA HARUS HADIR BERSAMA dengan informasi QUANTITY SOLUSI 3: KEDUA SOLUSI INI – 1 dan 2 - HARUS SIMULTAN HADIR sebagai kesatuan “paket” informasi; Harus dibaca bersamaan, simultan. See G. Bateson: Number is Different from Quantity - “Numbers are the product of counting. Quantities are the product of measurement.” See also David A. Harper : ECONOMIC PATHWAYS TO NUMERACY
  • 14. Carl Menger, 1871 in “GRUNDSÄTZE DER VOLKSWIRTHSCHAFTSLEHRE” (“PRINCIPLES OF ECONOMICS”) “inner” and “outer” objective exchange value (Tauschwert) of money:  "the question of the nature and extent of the influence upon the exchange ratios between money and commodities exerted by variations in those determinants of prices that lie on the monetary side" as the problem of the innere [inner] objektive Tauschwert [exchange value] of money  "those concerned with variations in the objective exchange value of money throughout time and space in general" as the problem of aussere [outer] objektive Tauschwert [exchange value] of money. Grundsatze der Volkswirtschaftslehre (Vienna, lgq),pp. 304 ff “Sebaik-baiknya nilai adalah yang menjadi dirinya sendiri dan menjadi nilai bagi yang lain” – Sounds familiar? - Rasanya pernah dengar yang mirip kalimat itu?
  • 15. “It is more than a metaphor” kata Friedrich Hayek tahun 1945 • It is more than a metaphor to describe the price system as a kind of machinery for registering change, or a system of telecommunications which enables individual producers to watch merely the movement of a few pointers, as an engineer might watch the hands of a few dials, in order to adjust their activities to changes of which they may never know more than is reflected in the price movement. "The Use of Knowledge in Society" full text at the Library of Economics and Liberty
  • 16. Kesimpulan Sebuah sistem informasi harga yang benar dan baik harus mampu menjadi jarum penunjuk pada sebuah dial, yang terhubung dengan baik dan benar kepada proses real di dunia nyata DAN Informasi itu harus melekat kepada objek (“maklum”-nya) dari informasi itu Proses real apa?.. Proses berubahnya quantity, stock, inventory dsb. “the holy grail” dalam tracking dan “mengunci pengamatan” fasa (phase) perubahan nilai tukar objektif uang: 1. Informasi Harga harus terhubung kepada Objek-nya. (dalam bahasa Arab, objek data, objek informasi, objek pengetahuan dsb., dll., namanya “ma’lum”, di-Indonesia-kan jadi “maklum”) Contoh penterapannya, klik ini “Cabai merah dan Kebenarannya” 2. Informasi Harga harus hadir bersama informasi Quantity-nya 3. Nomor 1 dan 2 harus harus bisa dibaca simultan oleh user (pengguna) informasi, karena itu HARUS tampil bersamaan. (Lebih dari sekedar sebuah metafora) “You are the needle of a dial”
  • 17. Appendiks Formatnya:  SD<spasi>KOMODITI<kom a>KOTA<koma>PASAR<ko ma>HARGA<koma>KUANTI TAS<koma>SATUAN • (Nomor Demo sistem) Kirimkan ke nr 08157003682 (LAWANG) SD Cabai merah keriting, Bandung ,Ciroyom, 25000, 450, kg TO : LAWANG Simpan Data (SD) : mengisi data LAWANG: as simple as this!
  • 18. Fitur-fitur utama LAWANG_1  Harga terhubungkan, “attached” dengan object dari harga tersebut yakni “barang/benda-nya”. ‘Ini harganya, yang ini barangnya’: price tagging  Informasi quantity dari item komoditi (stock) spesifik akan ter-rekam oleh sistem.  Dari sekuen data dapat dilihat flow (aliran), berubahnya quantity  Perata-rataan dengan jendela periode-bergeser (‘sliding window’) 24 jam terakhir’ – adjustable
  • 19. Fitur-fitur utama LAWANG_2  Informasi spasial dan temporal juga akan ter-rekam: nama kota, nama pasar, time-stamp pada pesan sms  Melalui web-browser (internet), peta harga (price map) interaktif bisa diakses  Sistem berjalan tanpa operator entry data: data di- isikan oleh kontributor data (users) sendiri  Peluang pengembangan LAWANG untuk price determination & price discovery untuk manajemen resiko pada sistem ekonomi Resi Gudang (Warehouse Receipt economy)
  • 20. Tanya Data (TD) : bertanya kepada sistem LAWANG Formatnya: • TD<spasi>KOMODITI<koma>K OTA<koma>PASAR • (Demo sistem) Kirimkan ke nr 08157003682 (LAWANG) TD Cabai merah keriting, Bandung , Ciroyom TO : LAWANG

Editor's Notes

  1. Sebuah sistem informasi harga yang benar dan baik harus mampu menjadi jarum penunjuk pada sebuah dial