SlideShare a Scribd company logo
Quotation menjadi Message sebagai Currency
Menumbuhkan Currencies dengan Quotations:
• Untuk bisa me-nyata-kan sesuatu, kita
(masing-masing diri kita) perlu menyatakan hal itu:
so we can stop searching and start finding (discovering)
• Sebelum kita bisa menjelaskan mengapa currency bisa salah – bisa
inflasi dan bisa deflasi - kita perlu menjelaskan mengapa currency
bisa benar – bisa tidak inflasi dan bisa tidak deflasi
•Neither exchange nor ordered relation would be conceivable to us
unless our subjectivity could establish a relationship between a
relator in general and an individual relatum. [Gotthard Günther]
Didi Sugandi, dsugandi@gmail.com - 24 February 2013
“eksistensi karena” “eksistensi untuk”
Mengapa Currency?
• Apa itu currency: John Kutyn: "Nature of Money":
– "Money must be distinguished from currency. Currency is that which is
used in trade as a means of exchange. While money is a form of
currency, currency is much broader. Money may be thought of as
currency which is issued by authority of the state. Currency may be
anything which either through custom or use is used in trade as a means
of exchange. For example, a promissory note may be used as currency
to effect exchanges of goods and services within a community. However,
a promissory note is not issued under the authority of the state, is not a
chattel, and being a debt , does not provide for a final discharge of
debts. Since it is a debt, it’s acceptance depends on the character and
credit of the person who made the promise to pay money. It has a dual
purpose, it can be used to claim money from the issuer, or it can act as
currency. Simply put, a promise to pay money is not money, though it
may be used as currency.“
• Dalam ekonomi komunitas Cina: sebuah janji atau pengakuan utang
misalnya yang ditulis pada secarik kertas (atau bahkan lisan!) bisa menjadi
currency.
Mengapa memperbanyak macam currency itu penting
Menumbuhkan relasi struktural ontologis: 'kalau ada namanya, harus ada
alamatnya' -> terkait re-usability : findability dan usability (bahkan
untuk/oleh pikiran kita sendiri!) --- setiap data bukanlah data sampai ia
melekat kepada 'maklum-nya' (meminjam pernyataan Ibn Arabi: "Pengetahuan
bukanlah pengetahuan jika ia tidak melekat pada ma'lum-nya“  "Maklum
adalah object dari data / informasi / pengetahuan' (atau ‘statement’ /
pernyataan)  Relasi struktural ontologis: concerns the truth or reality of
things
Menumbuhkan relasi struktural epistemologis: (1) sesuatu harus bisa
dipercaya, DAN (2) sesuatu itu harus bisa membuktikan kepercayaan yang
diberikan kepadanya.  Relasi struktural epistemologis: concerns the
respective clarity of states of mind
Sama halnya seperti pada konsep ‘laik terbang’, misalnya: Harus memenangkan
kepercayaan – dipercayai - bahwa benda itu bisa terbang DAN Benda itu harus
bisa membuktikan kepercayaan yang diberikan kepadanya: “bahwa benar ia
bisa terbang”
Memperbanyak hal yang bisa menumbuhkan kepercayaan yang mampu
mengemban kepercayaan itu (eksistensinya) sendiri
• Untuk bisa diakui (dipercaya) dan bisa membuktikan pengakuan
(kepercayaan) yang diletakkan di dalam dirinya, yang perlu mewujud
pada sesuatu adalah sebuah kualitas 'aku adalah dia sebagai aku‘;
• Sebaik-baiknya sesuatu ialah ketika:
Hayek in “A Commodity Reserve Currency”, 1943:
“Since the collection of commodities could always be exchanged
against a fixed sum of money [price], its aggregate price [price-level]
could never fall below that figure [price]; and, since money would be
redeemable at the same (or an only slightly different) rate, their
aggregate price [price-level] could never rise above that figure
[price]” – [bracketed notes added by me: Didi Sugandi]
Ketika currencies juga in terms of ‘segala-sesuatu-yang-lain-selain-dirinya‘
– ia menumbuhkan ‘bilateral exchange values’of each and every other values -
(barang-barang, komoditas dsb) laksana dirinya, - maka ia (sebagai “nilai
agregasi”, pluralistik) tak akan mengalami inflasi ataupun deflasi.
“ia adalah ‘segala-sesuatu-lainnya' laksana (sebagai) dirinya”
Filosofi Sunda lawas mengenal: 'aing innya eta ingnya aing‘ yang maknanya
adalah “aku adalah dia sebagai aku’. “Segala-sesuatu-lainnya - ‘the others’ - dalam
bahasa Sunda dinamakan sebagai ‘dia”. Bukan aku (dia) namun aku juga (aing)
Messages sebagai Currencies
• Seperti setiap hal yang lain-lain juga:
– Ada ‘good promise’, dan ada ‘bad promise’; Ada ‘good standard’ dan ada ‘bad standard’;
Ada ‘good money’, dan ada ‘bad money’; Ada ‘good message’ dan ada ‘bad message’; dsb..
• Tetapi tidak akan ada ‘good money’ tiba-tiba. Tidak akan ada ‘good-anything’ tiba-tiba. Ataupun
kebalikannya. Tidak akan ada yang tiba-tiba tidak ada. (Kecuali dengan campur tangan Tuhan
)
• Tidak ada sesuatu hal-pun yang bisa menjadi benar/baik hanya karena iatiba-
tibadidefinisikan atau dideskripsikan sebagai “benar/baik”. Demikian pula
kebalikannya.
• Namun bisa ia mewujudkan dirinya sendiri (wajada) dalam proses exchange (serah-
terima) antara fungsi “content dan form”, antara “suatu penghubung” (relator:
form: “menjadi penghubung”) dengan “hal-hal-yang-dihubungkan” (relatum:
content: “sebagai keterhubungan”).
• Ini adalah belajar being in the HOW (baca: in the way in which it happens) bagaimana
the Orders dan atau Rules emerge, berfungsi, dan bertumbuh (evolve) bukan hanya karena
pengaruh manajerial (directed) tetapi juga secara natural, organik, spontaneous,
mendayagunakan instrumen untuk discovery - mengungkap relasi-relasi kolektif of each and
every other things yang lebih penting (karena potential bisa dipercaya) bagi kolektif itu sendiri.
Quotation menjadi Message sebagai Currency
Pentingnya Proses di dalam apa kita me-wajada-kan,
me-NYATA-kan:
becoming in the HOW (=“in the way in which it happens”)
• …the monopoly of government of issuing money has not only deprived us of good
money but has also deprived us of the only process by which we can find out
what would be good money [F. A. Hayek, A FREE-MARKET MONETARY SYSTEM]
• “We do not even quite know what exact qualities we want because in the two
thousand years in which we have used coins and other money, we have never been
allowed to experiment with it, we have never been given a chance to find out
what the best kind of money would be”. - [ibid.]
• Proses penting itu adalah berjalan – bertindak, narindak, melangkah di dalam
‘bagaimana mendaya-gunakan instrumen untuk penemuan - discovery’:
– Bagaimana memiliki ability to make better use of symbolic utterance, to connect
the idea with some actions
– Cognition dan volition (the power of choosing or determining: will)
• Lihat juga Searching for possible continuations melalui pengungkapan
kebedaan: "computing with collaborative minds" [Didi Sugandi, 2006]
Friedrich Hayek dalam paparan pada the Gold and
Monetary Conference, New Orleans, November 10, 1977:
“if we ever again are going to have a decent money, it will not come from
government: it will be issued by private enterprise, because providing the
public with good money which it can trust and use can not only be an
extremely profitable business; it imposes on the issuer a discipline to
which the government has never been and cannot be subject. It is a
business which competing enterprise can maintain only if it gives the
public as good a money as anybody else”
ideas appear in two capacities, as it were, as part of their object and as ideas about
that object. While in the natural sciences the contrast between the object of our study and
our explanation of it coincides with the distinction between ideas and objective facts, in the
social sciences it is necessary to draw a distinction between those ideas which are
constitutive of the phenomena we want to explain and the ideas which either we
ourselves or the very people whose actions we have to explain may have formed
about these phenomena and which are not the cause of, but theories about, the
social structures [F A Hayek; THE COUNTER-REVOLUTION OF SCIENCE, p.36 downloadable
here ]
But how come? The answer is: “It’s in the how, in the way it is constituted or
realized, not in the way it is defined or theorized” Hal ini tidak sulit untuk
dimengerti jika kita ingat sesuatu yang dikatakan Hayek:
Two kinds of competitionyang menumbuhkan relasi proemial :
messages menghantar (mediating) dan mendekatkan (immediating) -
menjadi prakata (preface) ke sesuatu yang lebih penting dari dirinya sendiri
1. one competition leading to the choice of standard which may come to be generally
accepted,
– Kondisi ini mungkin untuk tercapai karena sifat “publishing”-nya. Karena peng-umuman-nya maka
validasi atau verifikasi data – apakah correspond dengan objective facts atau tidak - akan lebih
dini, lebih segera terungkap. Data teragregasi (=“content”: relatum) yang mudah terverifikasi
correspond dengan objective facts-nya akan menjadi terpercaya: ‘standard’
2. another one leading to the selection of the particular institutions [entities] which can
be trusted in issuing money [currency] of that standard.
– Kondisi ini mungkin untuk tercapai karena sifat aggregative (re-)sourcing sistem Lawang itu
sendiri; Pada gilirannya nanti sistem (=form : “relator”) akan melahirkan tatanan spontan
(spontaneous, emerging order) yang “menyulitkan untuk membohongi (berbohong)” sekaligus
juga “menyulitkan untuk dibohongi”. Insentif untuk menyatakan data yang benar semakin nyata.
Dua kompetisi ini penumbuh relasi struktural antara “content of form (=hal-hal yang
dihubungkan: relata jika plural, relatum jika singular)” dengan “form” (= penghubung,
relator) - adalah kompetisi hakiki, yang dimaksud oleh Hayek. Proemial adalah
prelude, prefacing = an action or event serving as an introduction to something more
important. Proemial (Greek: prooimion = prelude) - Maka kompetisi ini sebenarnya
perihal men-serah-terima-kan (exchange): mensegerakan relasi-relasi yang lebih
penting dibanding dirinya sendiri, namun ia sendiri semakin menjadi dirinya sendiri,
terkait “content maupun “form”
[Lihat juga “An operator (NOT admissible in classic logic) which exchanges form and
content - by Gotthard Günther” ]
Quotation menjadi Message - yang “memberi guna (quality)”,
memungkinkan ia menjadi “good message”
• Quotation adalah pernyataan/message yang diumumkan. Dalam bahasa
Sanskrit quotation adalah “patraka”; “Price-quotation” dalam bahasa Sanskrit
adalah “mulyapatraka” (“Mulya” adalah “pricy/costly”: ingat ungkapan “logam
mulia” dsb)
• Dalam kodifikasi pengetahuan - untuk bisa 'berlaku' (conceivable, intelligible,
bisa dibayangkan, bisa dimengerti) bagi orang lain atau oleh sebanyak-
banyaknya orang – Message perlu mewujud sebagai the signifier (penanda)
sekaligus juga menjadi the signified (yang ditanda-kan).
• Dalam metabahasa lanjut kita bisa lihat bahwa currency adalah suatu
manifestasi (wujud) sebuah'note' - sebuah message - maka currency (atau
uang, misalnya) seharusnya adalah laksana*)
– signifier (penanda, tag) dan sekaligus
– signified (yang di-tanda-kan, mark)
Agar bisa ia menjadi sebuah prelude/preface, prakata (akad) yang
menumbuhkan proses penemuan arah ke relasi “more important” bagi
keduabelah pihak: signifier dan signified
• *) Dalam bahasa Sanskrit kata laksana memiliki pengertian ‘quality yang
mendefinisikan (define)‘ dan ‘quality’ itu sendiri adalah makna dari kata Sanskrit
‘gunah’ (guna)
Message-writing ke dalam sistem Lawang adalah
meng-akad-kan: me-NYATA-kan arah ke
discovery “relasi yang lebih penting”
• Perkara ontologis itu
begini: “kalau namanya
ada, alamatnya harus ada”.
Kalau ada sifatnya, dzatnya
harus ada; Kalau ada data,
informasi, maka object dari
data, object dari informasi
(dalam bahasa Arabik:
"ma'lum"-nya) harus ada.
• Perkara epistemologi itu
begini: "kalau sesuatu
dipercaya, ia harus bisa
membuktikan kepercayaan
yang diberikan kepadanya".
Dalam bahasa Inggeris ini
perkara "intelligibility".
Sesuatu itu intelligible (laik)
kalau memenuhi dua
syarat: (1) memperoleh
kepercayaan dan (2) bisa
membuktikan kepercayaan
yang diberikan kepadanya.
Cukup dengan menggunakan SMS saja -
(selain via internet / web browser)
• Untuk BERTANYA (Query) ke sistem LAWANG, kirim sms ke nomor XXX-
XXX-XXXX berisi:
– TD<spasi>Nama_komoditi<koma>Nama_Kota<koma>
Nama_pasar
• Untuk MENGISI (Posting) ke sistem LAWANG, kirim sms ke nomor XXX-
XXX-XXXX berisi:
– SD<spasi>Nama_komoditi<koma>Nama_pasar<koma>Nama_Ko
ta<koma>Harga<koma>Kuantitas<koma>Satuan
Note:
“Kuantitas” adalah kuantitas yang ada/dimiliki
“Satuan” misalnya: kg, liter, ekor dlsb. yang berlaku umum di suatu pasar
daerah tertentu.
Tetapi karena kita melukisnya bersama,
kita perlu melihat gambar besarnya – ‘hasilnya’ - juga
• Walau hanya sekedar mengisi databukan bertanya seorang user akan mendapat
respon dari sistem segera setelah ia mem-posting sebuah data: stata sistem (system
state) termutakhir meng-ikut-sertakan input terakhir dari kontributor - yakni data
dari user tersebut.
• Sangat crucial, penting; Seseorang perlu ikut merasakan – mengalami menjadi
dan sebagai subjective subject, bukan sekedar objective subject - bahwa ia
adalah unsur dari pembentukan stata sistem. Karena itulah maka sistem
(“Lawang”) perlu menumbuhkan dan memelihara responsiveness-nya (sistem
harus interaktif) dan real-time. Menulis, menyatakan message (“mem-posting
data”) adalah ibarat menyatakan akad dalam suatu serah-terima
(exchange), yaitu menumbuhkan message itu sendiri menjadi prakata (prelude,
preface) laksana menyediakan proses menemukan arah ke “hubungan yang
lebih penting” bagi kedua sisi: pihak signifier (quotation) maupun signified
(currency)
• Melalui akses web-browser, peta harga (price map) interaktif dan realtime bisa
disaksikan
• What such a competitive process can accomplish, Hayek argued, is the discovery of
possibilities and preferences that no one had hitherto realized (Hayek, 1968).
Interaksi dasar dengan sistem Lawang via SMS
• Dalam sistem Lawang, harga terhubungkan, “attached” dengan object dari
harga tersebut yakni “barang/benda-nya”. “Ini harganya, yang ini (atau itu)
bendanya”. Spesifik.
• Quantity akan tercatatkan.
Appendiks 1: A relation, a relationship and the relatum (Gotthard Günther)
• Jangan dirancukan:
• Hubungan = relation
• Keterhubungan = relationship (= berupa relator = Penghubung)
• Hal-hal yang dihubungkan = relatum jika individual; Jika plural: relata
• Relata adalah entitas-entitas (plural) yang dihubungkan oleh keterhubungan (relationship), oleh
the relator (penghubung); Sebuah hubungan (relation) adalah totalitas yang mewujud – emerge
karena keterhubungan (relationship) DAN hal-hal plural yang dihubungkan (relata). Maka, Hubungan
(Relation) adalah keduanya: Keterhubungan (berupa Relator) DAN Hal-hal jamak yang
dihubungkan (the Relata).
• Ketiga pembedaan ini: Hubungan (relation), Penghubung (relator), dan Hal-hal yang secara individual
dihubungkan (relatum) akan memampukan kita mengerti soal BAGAIMANA pembedaan form dan content
atau, antara subjektivitas dan objektivitas tercermin dalam “suatu algoritma” spesifik (= HOW = “the
way in which it happens” - “processuality” - bukan sekedar dalam pendeskripsiannya/teorinya).
• Pembedaan antara form dan content of form secara algoritmatikal ekuivalen dengan pembedaan antara
keterhubungan (relationship: berupa relator) dan ‘individual yang dihubungkan’ (relatum).
Selalu, ketika istilah'subject' digunakan ia dimaknai sebagai relator dan ketika, disadari atau tidak, merujuk
'objects' ia adalah perihal relata. Namun ketika istilah 'relation' digunakan (yakni “penghubung” DAN “yang
dihubungkan”) ia terjebak merujuk situasi majemuk subjek-objek lebur tak-bisa diurai. Akhirnya subjektivitas
yang terlibatkan pada relasi menyeluruh selalu adalah objective subject bukannya subjective subject -
yang akibatnya menimbulkan pemisahan: dalam proses self-reference, sebagai image dirinya sendiri (“the
I”) dan pada proses hetero-reference sebuah image dari other egos, “the Thous” (Du, the Yous).
• Jadi jelas mengapa logika klasik tak mampu menangani problem subjektivitas. Sebuah two-
valued logic (kalau itu memang relasional) hanya deals dengan relations, artinya: sintesa pre-
established antara relationship (relator) dan relatum. Maka theory of types atau bahkan metalanguage
juga mengimplikasikan relations sebagai relata. Apa yang tak pernah dibahas teori tradisional itu
adalah prosesualitas tentang relationship (sebagai relator) sebagaimana (= menjadi)
penghubung individual relatum. Penting disadari bahwa ini adalah prosesualitas, bukan teori atau
pendeskripsian koneksi–koneksi yang mungkin antara sebuah relation dengan sebuah relatum.
Appendiks 2: Cognition and Volition [Gotthard Günther]
• How could the distinction between form and content be reflected in any sort of logical algorithm if the
classic tradition of logic insists that in all logical relations that are used in abstract calculi the division between
form and content is absolute?
• Neither exchange nor ordered relation would be conceivable to us unless our subjectivity could
establish a relationship between a relator in general and an individual relatum. Thus the
proemial relationship provides a deeper foundation of logic as an abstract potential from which
the classic relations of symmetrical exchange and proportioned order emerge.
• It does so, because the proemial relationship constitutes relation as such; it defines the difference
between relation and unity—or, which is the same—between a distinction and what is
distinguished, which is again the same as the difference between subject and object.
– [from Gotthard Günther, Cognition and Volition, Cybernetics Technique in Brain Research and the
Educational Process, 1971 Fall Conference of American Society for Cybernetics, Washington D.C., 119-
135], selengkapnya di http://www.vordenker.de/ggphilosophy/c_and_v.pdf
– Proemial adalah prelude, prefacing = an action or event serving as an introduction to
something more important. Proemial (Greek: prooimion = prelude)
– Definition of VOLITION
• 1 - an act of making a choice or decision; also : a choice or decision made
• 2 - the power of choosing or determining : will
• Good Message bisa laksana prakata, akad (‘preface’) ke “something more important”
Rujukan
• A Commodity Reserve Currency [from F.A. Hayek – Individualism and Economic Order]
https://www.facebook.com/notes/didi-sugandi/a-commodity-reserve-currency-from-fa-hayek-individualism-
and-economic-order/413375102413
• A FREE-MARKET MONETARY SYSTEM [F. A. Hayek] https://www.facebook.com/notes/didi-sugandi/a-
free-market-monetary-system-f-a-hayek/409719222413
• Cabai Merah dan Kebenaran-nya: Hak-nya [versi Reloaded1, 13 Mei 2011]
https://www.facebook.com/notes/didi-sugandi/cabai-merah-dan-kebenaran-nya-hak-nya-versi-reloaded1-13-
mei-2011/10150184426277414
• LawangTani: Layanan informasi harga pasar produk pertanian mewujudkan real societal
economy: real goods, real price, real time https://www.facebook.com/notes/didi-sugandi/lawangtani-
layanan-informasi-harga-pasar-produk-pertanian-mewujudkan-real-societ/418518102413
• Kodifikasi Pengetahuan untuk "computing with collaborative minds“
https://www.facebook.com/notes/didi-sugandi/kodifikasi-pengetahuan-untuk-computing-with-collaborative-
minds/10150490128777414
• Kepercayaan laksana*) sesuatu yang dipertukarkan: informasi harga, harga dan pemrosesan
informasi https://www.facebook.com/notes/didi-sugandi/kepercayaan-laksana-sesuatu-yang-dipertukarkan-
informasi-harga-harga-dan-pemrose/10151040001322414
• Kodifikasi Pengetahuan (Knowledge Codification) – (set of pictures @ my FB Album)
https://www.facebook.com/media/set/?set=a.3192931181717.247683.1219040856&type=3
• Menumbuhkan rantai-nilai & rantai-guna (a set of pictures @ my FB Album)
https://www.facebook.com/media/set/?set=a.3119186458145.246221.1219040856&type=3
• “An operator (NOT admissible in classic logic: "Aristotelian") which exchanges form and content
- by Gotthard Günther” https://www.facebook.com/notes/didi-sugandi/an-operator-not-admissible-in-
classic-logic-aristotelian-which-exchanges-form-an/10151242494887414
• I, punched card, https://www.slideshare.net/dsugandi/i-punched-card

More Related Content

What's hot

PERMINTAAN AKAN UANG
PERMINTAAN AKAN UANGPERMINTAAN AKAN UANG
PERMINTAAN AKAN UANG
hildarusdiana
 
Permintaan uang
Permintaan uangPermintaan uang
Permintaan uang
Desirobianisah
 
Uang dan permintaan uang
Uang dan permintaan uangUang dan permintaan uang
Uang dan permintaan uang
Universitas Sebelas Maret
 
Perkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masa
Perkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masaPerkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masa
Perkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masa
An Nisbah
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Teori Kuantitas Uang
Teori Kuantitas UangTeori Kuantitas Uang
Teori Kuantitas Uang
Nana Tauran Sidik
 
Pptuangdanbank 130327100321-phpapp02 editor
Pptuangdanbank 130327100321-phpapp02 editorPptuangdanbank 130327100321-phpapp02 editor
Pptuangdanbank 130327100321-phpapp02 editor
eka lacuba
 
Uang
UangUang
Uang
CNVIP
 
Ekonomi moneter (permintaan uang)
Ekonomi moneter (permintaan uang)Ekonomi moneter (permintaan uang)
Ekonomi moneter (permintaan uang)
Wisnu G P
 
Teori permintaan-akan-uang-klasik-dan-keynes1
Teori permintaan-akan-uang-klasik-dan-keynes1Teori permintaan-akan-uang-klasik-dan-keynes1
Teori permintaan-akan-uang-klasik-dan-keynes1
vita indra mustika
 
Moneter (money supply endegenous keynes) ala Syamsul Alam
Moneter (money supply endegenous keynes) ala Syamsul AlamMoneter (money supply endegenous keynes) ala Syamsul Alam
Moneter (money supply endegenous keynes) ala Syamsul Alam
syamsulalameconomic
 
Makalah kebijakan moneter islami
Makalah kebijakan moneter islamiMakalah kebijakan moneter islami
Makalah kebijakan moneter islami
Noeghraha Prathama
 
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes ModernTeori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Muhammad Khoirul Fuddin
 
Uang beredar dan permintaan uang
Uang beredar dan permintaan uangUang beredar dan permintaan uang
Uang beredar dan permintaan uang
Yesica Adicondro
 
Esensi dasar uang dalam ekonomi moneter islam (2)
Esensi dasar uang dalam ekonomi moneter islam (2)Esensi dasar uang dalam ekonomi moneter islam (2)
Esensi dasar uang dalam ekonomi moneter islam (2)
Muhammad Khoirul Fuddin
 
Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11
Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11
Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 

What's hot (17)

PERMINTAAN AKAN UANG
PERMINTAAN AKAN UANGPERMINTAAN AKAN UANG
PERMINTAAN AKAN UANG
 
Permintaan uang
Permintaan uangPermintaan uang
Permintaan uang
 
Uang dan permintaan uang
Uang dan permintaan uangUang dan permintaan uang
Uang dan permintaan uang
 
Perkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masa
Perkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masaPerkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masa
Perkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masa
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
Teori Kuantitas Uang
Teori Kuantitas UangTeori Kuantitas Uang
Teori Kuantitas Uang
 
Pptuangdanbank 130327100321-phpapp02 editor
Pptuangdanbank 130327100321-phpapp02 editorPptuangdanbank 130327100321-phpapp02 editor
Pptuangdanbank 130327100321-phpapp02 editor
 
Uang
UangUang
Uang
 
Kel.4 salam
Kel.4 salamKel.4 salam
Kel.4 salam
 
Ekonomi moneter (permintaan uang)
Ekonomi moneter (permintaan uang)Ekonomi moneter (permintaan uang)
Ekonomi moneter (permintaan uang)
 
Teori permintaan-akan-uang-klasik-dan-keynes1
Teori permintaan-akan-uang-klasik-dan-keynes1Teori permintaan-akan-uang-klasik-dan-keynes1
Teori permintaan-akan-uang-klasik-dan-keynes1
 
Moneter (money supply endegenous keynes) ala Syamsul Alam
Moneter (money supply endegenous keynes) ala Syamsul AlamMoneter (money supply endegenous keynes) ala Syamsul Alam
Moneter (money supply endegenous keynes) ala Syamsul Alam
 
Makalah kebijakan moneter islami
Makalah kebijakan moneter islamiMakalah kebijakan moneter islami
Makalah kebijakan moneter islami
 
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes ModernTeori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
 
Uang beredar dan permintaan uang
Uang beredar dan permintaan uangUang beredar dan permintaan uang
Uang beredar dan permintaan uang
 
Esensi dasar uang dalam ekonomi moneter islam (2)
Esensi dasar uang dalam ekonomi moneter islam (2)Esensi dasar uang dalam ekonomi moneter islam (2)
Esensi dasar uang dalam ekonomi moneter islam (2)
 
Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11
Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11
Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11
 

Similar to Quotation menjadi Message sebagai Currency

Modul 4 KB 1
Modul 4 KB 1Modul 4 KB 1
Ppt uang dan bank
Ppt uang dan bankPpt uang dan bank
Ppt uang dan bank
Stanley Banggala
 
Inflasi, exchange rate & exchange ratio
Inflasi, exchange rate & exchange ratioInflasi, exchange rate & exchange ratio
Inflasi, exchange rate & exchange ratioDidi Sugandi
 
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuanganM odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
sman 2 mataram
 
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuanganM odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangansman 2 mataram
 
Uts ekonomi moneter ( uang )
Uts ekonomi moneter ( uang )Uts ekonomi moneter ( uang )
Uts ekonomi moneter ( uang )Khaerul Kurniawan
 
Alat pembayaran tunai
Alat pembayaran tunai Alat pembayaran tunai
Alat pembayaran tunai
Amphie Yuurisman
 
Uang dan Perbankkan
Uang dan PerbankkanUang dan Perbankkan
Uang dan Perbankkan
Jogo Hera
 
Budaya risywah di tengah kita
Budaya risywah di tengah kitaBudaya risywah di tengah kita
Budaya risywah di tengah kitaMuhsin Hariyanto
 
BAB 1.pptx
BAB 1.pptxBAB 1.pptx
BAB 1.pptx
Anugerah7
 
Teori teori uang, dan motif memegang uang
Teori teori uang, dan motif memegang uangTeori teori uang, dan motif memegang uang
Teori teori uang, dan motif memegang uang
rikimaulana23
 
4. Uang dan Bank.pptx
4. Uang dan Bank.pptx4. Uang dan Bank.pptx
4. Uang dan Bank.pptx
WinaPaul
 
Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)
Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)
Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)Ratu Angriani
 
Uang dan bank (moneter)
Uang dan bank (moneter)Uang dan bank (moneter)
Uang dan bank (moneter)
ratu angriani
 
FLUKTUASI NILAI TUKAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI MAKRO ISLAM (3).docx
FLUKTUASI NILAI TUKAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI MAKRO ISLAM (3).docxFLUKTUASI NILAI TUKAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI MAKRO ISLAM (3).docx
FLUKTUASI NILAI TUKAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI MAKRO ISLAM (3).docx
IsmanLeandro
 
Uang - Money
Uang - MoneyUang - Money
Makalahjumlahuangberedarminggu 1-141022021445-conversion-gate02
Makalahjumlahuangberedarminggu 1-141022021445-conversion-gate02Makalahjumlahuangberedarminggu 1-141022021445-conversion-gate02
Makalahjumlahuangberedarminggu 1-141022021445-conversion-gate02
Jechlien Meliinda
 
konsep kapital sosial, Modal Sosial, potensi dan aktualisasinya untuk pembang...
konsep kapital sosial, Modal Sosial, potensi dan aktualisasinya untuk pembang...konsep kapital sosial, Modal Sosial, potensi dan aktualisasinya untuk pembang...
konsep kapital sosial, Modal Sosial, potensi dan aktualisasinya untuk pembang...
HisnuddinLubis
 

Similar to Quotation menjadi Message sebagai Currency (20)

Definisi uang
Definisi uangDefinisi uang
Definisi uang
 
Modul 4 KB 1
Modul 4 KB 1Modul 4 KB 1
Modul 4 KB 1
 
Ppt uang dan bank
Ppt uang dan bankPpt uang dan bank
Ppt uang dan bank
 
Inflasi, exchange rate & exchange ratio
Inflasi, exchange rate & exchange ratioInflasi, exchange rate & exchange ratio
Inflasi, exchange rate & exchange ratio
 
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuanganM odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
 
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuanganM odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
M odul ekonomi sma uang dan lembaga keuangan
 
Uts ekonomi moneter ( uang )
Uts ekonomi moneter ( uang )Uts ekonomi moneter ( uang )
Uts ekonomi moneter ( uang )
 
Alat pembayaran tunai
Alat pembayaran tunai Alat pembayaran tunai
Alat pembayaran tunai
 
Bab xviii memahami uang dan perbankan
Bab xviii memahami uang dan perbankanBab xviii memahami uang dan perbankan
Bab xviii memahami uang dan perbankan
 
Uang dan Perbankkan
Uang dan PerbankkanUang dan Perbankkan
Uang dan Perbankkan
 
Budaya risywah di tengah kita
Budaya risywah di tengah kitaBudaya risywah di tengah kita
Budaya risywah di tengah kita
 
BAB 1.pptx
BAB 1.pptxBAB 1.pptx
BAB 1.pptx
 
Teori teori uang, dan motif memegang uang
Teori teori uang, dan motif memegang uangTeori teori uang, dan motif memegang uang
Teori teori uang, dan motif memegang uang
 
4. Uang dan Bank.pptx
4. Uang dan Bank.pptx4. Uang dan Bank.pptx
4. Uang dan Bank.pptx
 
Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)
Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)
Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)
 
Uang dan bank (moneter)
Uang dan bank (moneter)Uang dan bank (moneter)
Uang dan bank (moneter)
 
FLUKTUASI NILAI TUKAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI MAKRO ISLAM (3).docx
FLUKTUASI NILAI TUKAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI MAKRO ISLAM (3).docxFLUKTUASI NILAI TUKAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI MAKRO ISLAM (3).docx
FLUKTUASI NILAI TUKAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI MAKRO ISLAM (3).docx
 
Uang - Money
Uang - MoneyUang - Money
Uang - Money
 
Makalahjumlahuangberedarminggu 1-141022021445-conversion-gate02
Makalahjumlahuangberedarminggu 1-141022021445-conversion-gate02Makalahjumlahuangberedarminggu 1-141022021445-conversion-gate02
Makalahjumlahuangberedarminggu 1-141022021445-conversion-gate02
 
konsep kapital sosial, Modal Sosial, potensi dan aktualisasinya untuk pembang...
konsep kapital sosial, Modal Sosial, potensi dan aktualisasinya untuk pembang...konsep kapital sosial, Modal Sosial, potensi dan aktualisasinya untuk pembang...
konsep kapital sosial, Modal Sosial, potensi dan aktualisasinya untuk pembang...
 

More from Didi Sugandi

System, System’s environment, and Understanding.pptx
System, System’s environment, and Understanding.pptxSystem, System’s environment, and Understanding.pptx
System, System’s environment, and Understanding.pptx
Didi Sugandi
 
Fayakun, maka kun.pptx
Fayakun, maka kun.pptxFayakun, maka kun.pptx
Fayakun, maka kun.pptx
Didi Sugandi
 
When you're a hammer, every problem looks like a nail
When you're a hammer, every problem looks like a nailWhen you're a hammer, every problem looks like a nail
When you're a hammer, every problem looks like a nail
Didi Sugandi
 
Epistemics, epistemology and gnosis
Epistemics, epistemology and gnosisEpistemics, epistemology and gnosis
Epistemics, epistemology and gnosis
Didi Sugandi
 
Relasi implikatif - KARENA, JADI
Relasi implikatif - KARENA, JADIRelasi implikatif - KARENA, JADI
Relasi implikatif - KARENA, JADI
Didi Sugandi
 
Mengenali diri sendiri kognisi (cognition) sebagai 'science of the experience...
Mengenali diri sendiri kognisi (cognition) sebagai 'science of the experience...Mengenali diri sendiri kognisi (cognition) sebagai 'science of the experience...
Mengenali diri sendiri kognisi (cognition) sebagai 'science of the experience...
Didi Sugandi
 
Relationship, economy and business
Relationship, economy and businessRelationship, economy and business
Relationship, economy and business
Didi Sugandi
 
Mapping thought in motion
Mapping thought in motionMapping thought in motion
Mapping thought in motion
Didi Sugandi
 
Mengurus Solusi dan mengurus Masalah
Mengurus Solusi dan mengurus MasalahMengurus Solusi dan mengurus Masalah
Mengurus Solusi dan mengurus Masalah
Didi Sugandi
 
No propositions, please
No propositions, pleaseNo propositions, please
No propositions, please
Didi Sugandi
 
Upaya menemukan (to discover) sebuah 'normal'
Upaya menemukan (to discover) sebuah 'normal'Upaya menemukan (to discover) sebuah 'normal'
Upaya menemukan (to discover) sebuah 'normal'
Didi Sugandi
 
Makna, Arti, Nilai, Harga
Makna, Arti, Nilai, HargaMakna, Arti, Nilai, Harga
Makna, Arti, Nilai, Harga
Didi Sugandi
 
Sistem antisipatoris (anticipatory system) LAWANG.ppt
Sistem antisipatoris (anticipatory system) LAWANG.pptSistem antisipatoris (anticipatory system) LAWANG.ppt
Sistem antisipatoris (anticipatory system) LAWANG.ppt
Didi Sugandi
 
Pengembangan agrikultur didukung (supported) dan dilayani (serviced) oleh ict
Pengembangan agrikultur didukung (supported) dan dilayani (serviced) oleh ictPengembangan agrikultur didukung (supported) dan dilayani (serviced) oleh ict
Pengembangan agrikultur didukung (supported) dan dilayani (serviced) oleh ict
Didi Sugandi
 
Mengapa rupiah sulit menjadi 'unit of account' jika hanya merujuk kepada mata...
Mengapa rupiah sulit menjadi 'unit of account' jika hanya merujuk kepada mata...Mengapa rupiah sulit menjadi 'unit of account' jika hanya merujuk kepada mata...
Mengapa rupiah sulit menjadi 'unit of account' jika hanya merujuk kepada mata...
Didi Sugandi
 
Dengan siapa aku bernafas_metafisikanya bernafas (metaphysics of breathing)
Dengan siapa aku bernafas_metafisikanya bernafas (metaphysics of breathing)Dengan siapa aku bernafas_metafisikanya bernafas (metaphysics of breathing)
Dengan siapa aku bernafas_metafisikanya bernafas (metaphysics of breathing)
Didi Sugandi
 
Setelah Makna, barulah Arti
Setelah Makna, barulah ArtiSetelah Makna, barulah Arti
Setelah Makna, barulah Arti
Didi Sugandi
 
Apakah hal itu berada di dalam diri kita, ataukah diri kita berada dalam hal ...
Apakah hal itu berada di dalam diri kita, ataukah diri kita berada dalam hal ...Apakah hal itu berada di dalam diri kita, ataukah diri kita berada dalam hal ...
Apakah hal itu berada di dalam diri kita, ataukah diri kita berada dalam hal ...
Didi Sugandi
 
Value, use value, exchange value and price mapping, modeling, measuring, emul...
Value, use value, exchange value and price mapping, modeling, measuring, emul...Value, use value, exchange value and price mapping, modeling, measuring, emul...
Value, use value, exchange value and price mapping, modeling, measuring, emul...
Didi Sugandi
 
Mental model: naming the name v0.3
Mental model: naming the name v0.3Mental model: naming the name v0.3
Mental model: naming the name v0.3
Didi Sugandi
 

More from Didi Sugandi (20)

System, System’s environment, and Understanding.pptx
System, System’s environment, and Understanding.pptxSystem, System’s environment, and Understanding.pptx
System, System’s environment, and Understanding.pptx
 
Fayakun, maka kun.pptx
Fayakun, maka kun.pptxFayakun, maka kun.pptx
Fayakun, maka kun.pptx
 
When you're a hammer, every problem looks like a nail
When you're a hammer, every problem looks like a nailWhen you're a hammer, every problem looks like a nail
When you're a hammer, every problem looks like a nail
 
Epistemics, epistemology and gnosis
Epistemics, epistemology and gnosisEpistemics, epistemology and gnosis
Epistemics, epistemology and gnosis
 
Relasi implikatif - KARENA, JADI
Relasi implikatif - KARENA, JADIRelasi implikatif - KARENA, JADI
Relasi implikatif - KARENA, JADI
 
Mengenali diri sendiri kognisi (cognition) sebagai 'science of the experience...
Mengenali diri sendiri kognisi (cognition) sebagai 'science of the experience...Mengenali diri sendiri kognisi (cognition) sebagai 'science of the experience...
Mengenali diri sendiri kognisi (cognition) sebagai 'science of the experience...
 
Relationship, economy and business
Relationship, economy and businessRelationship, economy and business
Relationship, economy and business
 
Mapping thought in motion
Mapping thought in motionMapping thought in motion
Mapping thought in motion
 
Mengurus Solusi dan mengurus Masalah
Mengurus Solusi dan mengurus MasalahMengurus Solusi dan mengurus Masalah
Mengurus Solusi dan mengurus Masalah
 
No propositions, please
No propositions, pleaseNo propositions, please
No propositions, please
 
Upaya menemukan (to discover) sebuah 'normal'
Upaya menemukan (to discover) sebuah 'normal'Upaya menemukan (to discover) sebuah 'normal'
Upaya menemukan (to discover) sebuah 'normal'
 
Makna, Arti, Nilai, Harga
Makna, Arti, Nilai, HargaMakna, Arti, Nilai, Harga
Makna, Arti, Nilai, Harga
 
Sistem antisipatoris (anticipatory system) LAWANG.ppt
Sistem antisipatoris (anticipatory system) LAWANG.pptSistem antisipatoris (anticipatory system) LAWANG.ppt
Sistem antisipatoris (anticipatory system) LAWANG.ppt
 
Pengembangan agrikultur didukung (supported) dan dilayani (serviced) oleh ict
Pengembangan agrikultur didukung (supported) dan dilayani (serviced) oleh ictPengembangan agrikultur didukung (supported) dan dilayani (serviced) oleh ict
Pengembangan agrikultur didukung (supported) dan dilayani (serviced) oleh ict
 
Mengapa rupiah sulit menjadi 'unit of account' jika hanya merujuk kepada mata...
Mengapa rupiah sulit menjadi 'unit of account' jika hanya merujuk kepada mata...Mengapa rupiah sulit menjadi 'unit of account' jika hanya merujuk kepada mata...
Mengapa rupiah sulit menjadi 'unit of account' jika hanya merujuk kepada mata...
 
Dengan siapa aku bernafas_metafisikanya bernafas (metaphysics of breathing)
Dengan siapa aku bernafas_metafisikanya bernafas (metaphysics of breathing)Dengan siapa aku bernafas_metafisikanya bernafas (metaphysics of breathing)
Dengan siapa aku bernafas_metafisikanya bernafas (metaphysics of breathing)
 
Setelah Makna, barulah Arti
Setelah Makna, barulah ArtiSetelah Makna, barulah Arti
Setelah Makna, barulah Arti
 
Apakah hal itu berada di dalam diri kita, ataukah diri kita berada dalam hal ...
Apakah hal itu berada di dalam diri kita, ataukah diri kita berada dalam hal ...Apakah hal itu berada di dalam diri kita, ataukah diri kita berada dalam hal ...
Apakah hal itu berada di dalam diri kita, ataukah diri kita berada dalam hal ...
 
Value, use value, exchange value and price mapping, modeling, measuring, emul...
Value, use value, exchange value and price mapping, modeling, measuring, emul...Value, use value, exchange value and price mapping, modeling, measuring, emul...
Value, use value, exchange value and price mapping, modeling, measuring, emul...
 
Mental model: naming the name v0.3
Mental model: naming the name v0.3Mental model: naming the name v0.3
Mental model: naming the name v0.3
 

Quotation menjadi Message sebagai Currency

  • 1. Quotation menjadi Message sebagai Currency Menumbuhkan Currencies dengan Quotations: • Untuk bisa me-nyata-kan sesuatu, kita (masing-masing diri kita) perlu menyatakan hal itu: so we can stop searching and start finding (discovering) • Sebelum kita bisa menjelaskan mengapa currency bisa salah – bisa inflasi dan bisa deflasi - kita perlu menjelaskan mengapa currency bisa benar – bisa tidak inflasi dan bisa tidak deflasi •Neither exchange nor ordered relation would be conceivable to us unless our subjectivity could establish a relationship between a relator in general and an individual relatum. [Gotthard Günther] Didi Sugandi, dsugandi@gmail.com - 24 February 2013 “eksistensi karena” “eksistensi untuk”
  • 2. Mengapa Currency? • Apa itu currency: John Kutyn: "Nature of Money": – "Money must be distinguished from currency. Currency is that which is used in trade as a means of exchange. While money is a form of currency, currency is much broader. Money may be thought of as currency which is issued by authority of the state. Currency may be anything which either through custom or use is used in trade as a means of exchange. For example, a promissory note may be used as currency to effect exchanges of goods and services within a community. However, a promissory note is not issued under the authority of the state, is not a chattel, and being a debt , does not provide for a final discharge of debts. Since it is a debt, it’s acceptance depends on the character and credit of the person who made the promise to pay money. It has a dual purpose, it can be used to claim money from the issuer, or it can act as currency. Simply put, a promise to pay money is not money, though it may be used as currency.“ • Dalam ekonomi komunitas Cina: sebuah janji atau pengakuan utang misalnya yang ditulis pada secarik kertas (atau bahkan lisan!) bisa menjadi currency.
  • 3. Mengapa memperbanyak macam currency itu penting Menumbuhkan relasi struktural ontologis: 'kalau ada namanya, harus ada alamatnya' -> terkait re-usability : findability dan usability (bahkan untuk/oleh pikiran kita sendiri!) --- setiap data bukanlah data sampai ia melekat kepada 'maklum-nya' (meminjam pernyataan Ibn Arabi: "Pengetahuan bukanlah pengetahuan jika ia tidak melekat pada ma'lum-nya“  "Maklum adalah object dari data / informasi / pengetahuan' (atau ‘statement’ / pernyataan)  Relasi struktural ontologis: concerns the truth or reality of things Menumbuhkan relasi struktural epistemologis: (1) sesuatu harus bisa dipercaya, DAN (2) sesuatu itu harus bisa membuktikan kepercayaan yang diberikan kepadanya.  Relasi struktural epistemologis: concerns the respective clarity of states of mind Sama halnya seperti pada konsep ‘laik terbang’, misalnya: Harus memenangkan kepercayaan – dipercayai - bahwa benda itu bisa terbang DAN Benda itu harus bisa membuktikan kepercayaan yang diberikan kepadanya: “bahwa benar ia bisa terbang”
  • 4. Memperbanyak hal yang bisa menumbuhkan kepercayaan yang mampu mengemban kepercayaan itu (eksistensinya) sendiri • Untuk bisa diakui (dipercaya) dan bisa membuktikan pengakuan (kepercayaan) yang diletakkan di dalam dirinya, yang perlu mewujud pada sesuatu adalah sebuah kualitas 'aku adalah dia sebagai aku‘; • Sebaik-baiknya sesuatu ialah ketika: Hayek in “A Commodity Reserve Currency”, 1943: “Since the collection of commodities could always be exchanged against a fixed sum of money [price], its aggregate price [price-level] could never fall below that figure [price]; and, since money would be redeemable at the same (or an only slightly different) rate, their aggregate price [price-level] could never rise above that figure [price]” – [bracketed notes added by me: Didi Sugandi] Ketika currencies juga in terms of ‘segala-sesuatu-yang-lain-selain-dirinya‘ – ia menumbuhkan ‘bilateral exchange values’of each and every other values - (barang-barang, komoditas dsb) laksana dirinya, - maka ia (sebagai “nilai agregasi”, pluralistik) tak akan mengalami inflasi ataupun deflasi. “ia adalah ‘segala-sesuatu-lainnya' laksana (sebagai) dirinya” Filosofi Sunda lawas mengenal: 'aing innya eta ingnya aing‘ yang maknanya adalah “aku adalah dia sebagai aku’. “Segala-sesuatu-lainnya - ‘the others’ - dalam bahasa Sunda dinamakan sebagai ‘dia”. Bukan aku (dia) namun aku juga (aing)
  • 5. Messages sebagai Currencies • Seperti setiap hal yang lain-lain juga: – Ada ‘good promise’, dan ada ‘bad promise’; Ada ‘good standard’ dan ada ‘bad standard’; Ada ‘good money’, dan ada ‘bad money’; Ada ‘good message’ dan ada ‘bad message’; dsb.. • Tetapi tidak akan ada ‘good money’ tiba-tiba. Tidak akan ada ‘good-anything’ tiba-tiba. Ataupun kebalikannya. Tidak akan ada yang tiba-tiba tidak ada. (Kecuali dengan campur tangan Tuhan ) • Tidak ada sesuatu hal-pun yang bisa menjadi benar/baik hanya karena iatiba- tibadidefinisikan atau dideskripsikan sebagai “benar/baik”. Demikian pula kebalikannya. • Namun bisa ia mewujudkan dirinya sendiri (wajada) dalam proses exchange (serah- terima) antara fungsi “content dan form”, antara “suatu penghubung” (relator: form: “menjadi penghubung”) dengan “hal-hal-yang-dihubungkan” (relatum: content: “sebagai keterhubungan”). • Ini adalah belajar being in the HOW (baca: in the way in which it happens) bagaimana the Orders dan atau Rules emerge, berfungsi, dan bertumbuh (evolve) bukan hanya karena pengaruh manajerial (directed) tetapi juga secara natural, organik, spontaneous, mendayagunakan instrumen untuk discovery - mengungkap relasi-relasi kolektif of each and every other things yang lebih penting (karena potential bisa dipercaya) bagi kolektif itu sendiri. Quotation menjadi Message sebagai Currency
  • 6. Pentingnya Proses di dalam apa kita me-wajada-kan, me-NYATA-kan: becoming in the HOW (=“in the way in which it happens”) • …the monopoly of government of issuing money has not only deprived us of good money but has also deprived us of the only process by which we can find out what would be good money [F. A. Hayek, A FREE-MARKET MONETARY SYSTEM] • “We do not even quite know what exact qualities we want because in the two thousand years in which we have used coins and other money, we have never been allowed to experiment with it, we have never been given a chance to find out what the best kind of money would be”. - [ibid.] • Proses penting itu adalah berjalan – bertindak, narindak, melangkah di dalam ‘bagaimana mendaya-gunakan instrumen untuk penemuan - discovery’: – Bagaimana memiliki ability to make better use of symbolic utterance, to connect the idea with some actions – Cognition dan volition (the power of choosing or determining: will) • Lihat juga Searching for possible continuations melalui pengungkapan kebedaan: "computing with collaborative minds" [Didi Sugandi, 2006]
  • 7. Friedrich Hayek dalam paparan pada the Gold and Monetary Conference, New Orleans, November 10, 1977: “if we ever again are going to have a decent money, it will not come from government: it will be issued by private enterprise, because providing the public with good money which it can trust and use can not only be an extremely profitable business; it imposes on the issuer a discipline to which the government has never been and cannot be subject. It is a business which competing enterprise can maintain only if it gives the public as good a money as anybody else” ideas appear in two capacities, as it were, as part of their object and as ideas about that object. While in the natural sciences the contrast between the object of our study and our explanation of it coincides with the distinction between ideas and objective facts, in the social sciences it is necessary to draw a distinction between those ideas which are constitutive of the phenomena we want to explain and the ideas which either we ourselves or the very people whose actions we have to explain may have formed about these phenomena and which are not the cause of, but theories about, the social structures [F A Hayek; THE COUNTER-REVOLUTION OF SCIENCE, p.36 downloadable here ] But how come? The answer is: “It’s in the how, in the way it is constituted or realized, not in the way it is defined or theorized” Hal ini tidak sulit untuk dimengerti jika kita ingat sesuatu yang dikatakan Hayek:
  • 8. Two kinds of competitionyang menumbuhkan relasi proemial : messages menghantar (mediating) dan mendekatkan (immediating) - menjadi prakata (preface) ke sesuatu yang lebih penting dari dirinya sendiri 1. one competition leading to the choice of standard which may come to be generally accepted, – Kondisi ini mungkin untuk tercapai karena sifat “publishing”-nya. Karena peng-umuman-nya maka validasi atau verifikasi data – apakah correspond dengan objective facts atau tidak - akan lebih dini, lebih segera terungkap. Data teragregasi (=“content”: relatum) yang mudah terverifikasi correspond dengan objective facts-nya akan menjadi terpercaya: ‘standard’ 2. another one leading to the selection of the particular institutions [entities] which can be trusted in issuing money [currency] of that standard. – Kondisi ini mungkin untuk tercapai karena sifat aggregative (re-)sourcing sistem Lawang itu sendiri; Pada gilirannya nanti sistem (=form : “relator”) akan melahirkan tatanan spontan (spontaneous, emerging order) yang “menyulitkan untuk membohongi (berbohong)” sekaligus juga “menyulitkan untuk dibohongi”. Insentif untuk menyatakan data yang benar semakin nyata. Dua kompetisi ini penumbuh relasi struktural antara “content of form (=hal-hal yang dihubungkan: relata jika plural, relatum jika singular)” dengan “form” (= penghubung, relator) - adalah kompetisi hakiki, yang dimaksud oleh Hayek. Proemial adalah prelude, prefacing = an action or event serving as an introduction to something more important. Proemial (Greek: prooimion = prelude) - Maka kompetisi ini sebenarnya perihal men-serah-terima-kan (exchange): mensegerakan relasi-relasi yang lebih penting dibanding dirinya sendiri, namun ia sendiri semakin menjadi dirinya sendiri, terkait “content maupun “form” [Lihat juga “An operator (NOT admissible in classic logic) which exchanges form and content - by Gotthard Günther” ]
  • 9. Quotation menjadi Message - yang “memberi guna (quality)”, memungkinkan ia menjadi “good message” • Quotation adalah pernyataan/message yang diumumkan. Dalam bahasa Sanskrit quotation adalah “patraka”; “Price-quotation” dalam bahasa Sanskrit adalah “mulyapatraka” (“Mulya” adalah “pricy/costly”: ingat ungkapan “logam mulia” dsb) • Dalam kodifikasi pengetahuan - untuk bisa 'berlaku' (conceivable, intelligible, bisa dibayangkan, bisa dimengerti) bagi orang lain atau oleh sebanyak- banyaknya orang – Message perlu mewujud sebagai the signifier (penanda) sekaligus juga menjadi the signified (yang ditanda-kan). • Dalam metabahasa lanjut kita bisa lihat bahwa currency adalah suatu manifestasi (wujud) sebuah'note' - sebuah message - maka currency (atau uang, misalnya) seharusnya adalah laksana*) – signifier (penanda, tag) dan sekaligus – signified (yang di-tanda-kan, mark) Agar bisa ia menjadi sebuah prelude/preface, prakata (akad) yang menumbuhkan proses penemuan arah ke relasi “more important” bagi keduabelah pihak: signifier dan signified • *) Dalam bahasa Sanskrit kata laksana memiliki pengertian ‘quality yang mendefinisikan (define)‘ dan ‘quality’ itu sendiri adalah makna dari kata Sanskrit ‘gunah’ (guna)
  • 10. Message-writing ke dalam sistem Lawang adalah meng-akad-kan: me-NYATA-kan arah ke discovery “relasi yang lebih penting” • Perkara ontologis itu begini: “kalau namanya ada, alamatnya harus ada”. Kalau ada sifatnya, dzatnya harus ada; Kalau ada data, informasi, maka object dari data, object dari informasi (dalam bahasa Arabik: "ma'lum"-nya) harus ada. • Perkara epistemologi itu begini: "kalau sesuatu dipercaya, ia harus bisa membuktikan kepercayaan yang diberikan kepadanya". Dalam bahasa Inggeris ini perkara "intelligibility". Sesuatu itu intelligible (laik) kalau memenuhi dua syarat: (1) memperoleh kepercayaan dan (2) bisa membuktikan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
  • 11. Cukup dengan menggunakan SMS saja - (selain via internet / web browser) • Untuk BERTANYA (Query) ke sistem LAWANG, kirim sms ke nomor XXX- XXX-XXXX berisi: – TD<spasi>Nama_komoditi<koma>Nama_Kota<koma> Nama_pasar • Untuk MENGISI (Posting) ke sistem LAWANG, kirim sms ke nomor XXX- XXX-XXXX berisi: – SD<spasi>Nama_komoditi<koma>Nama_pasar<koma>Nama_Ko ta<koma>Harga<koma>Kuantitas<koma>Satuan Note: “Kuantitas” adalah kuantitas yang ada/dimiliki “Satuan” misalnya: kg, liter, ekor dlsb. yang berlaku umum di suatu pasar daerah tertentu.
  • 12. Tetapi karena kita melukisnya bersama, kita perlu melihat gambar besarnya – ‘hasilnya’ - juga • Walau hanya sekedar mengisi databukan bertanya seorang user akan mendapat respon dari sistem segera setelah ia mem-posting sebuah data: stata sistem (system state) termutakhir meng-ikut-sertakan input terakhir dari kontributor - yakni data dari user tersebut. • Sangat crucial, penting; Seseorang perlu ikut merasakan – mengalami menjadi dan sebagai subjective subject, bukan sekedar objective subject - bahwa ia adalah unsur dari pembentukan stata sistem. Karena itulah maka sistem (“Lawang”) perlu menumbuhkan dan memelihara responsiveness-nya (sistem harus interaktif) dan real-time. Menulis, menyatakan message (“mem-posting data”) adalah ibarat menyatakan akad dalam suatu serah-terima (exchange), yaitu menumbuhkan message itu sendiri menjadi prakata (prelude, preface) laksana menyediakan proses menemukan arah ke “hubungan yang lebih penting” bagi kedua sisi: pihak signifier (quotation) maupun signified (currency) • Melalui akses web-browser, peta harga (price map) interaktif dan realtime bisa disaksikan • What such a competitive process can accomplish, Hayek argued, is the discovery of possibilities and preferences that no one had hitherto realized (Hayek, 1968).
  • 13. Interaksi dasar dengan sistem Lawang via SMS • Dalam sistem Lawang, harga terhubungkan, “attached” dengan object dari harga tersebut yakni “barang/benda-nya”. “Ini harganya, yang ini (atau itu) bendanya”. Spesifik. • Quantity akan tercatatkan.
  • 14. Appendiks 1: A relation, a relationship and the relatum (Gotthard Günther) • Jangan dirancukan: • Hubungan = relation • Keterhubungan = relationship (= berupa relator = Penghubung) • Hal-hal yang dihubungkan = relatum jika individual; Jika plural: relata • Relata adalah entitas-entitas (plural) yang dihubungkan oleh keterhubungan (relationship), oleh the relator (penghubung); Sebuah hubungan (relation) adalah totalitas yang mewujud – emerge karena keterhubungan (relationship) DAN hal-hal plural yang dihubungkan (relata). Maka, Hubungan (Relation) adalah keduanya: Keterhubungan (berupa Relator) DAN Hal-hal jamak yang dihubungkan (the Relata). • Ketiga pembedaan ini: Hubungan (relation), Penghubung (relator), dan Hal-hal yang secara individual dihubungkan (relatum) akan memampukan kita mengerti soal BAGAIMANA pembedaan form dan content atau, antara subjektivitas dan objektivitas tercermin dalam “suatu algoritma” spesifik (= HOW = “the way in which it happens” - “processuality” - bukan sekedar dalam pendeskripsiannya/teorinya). • Pembedaan antara form dan content of form secara algoritmatikal ekuivalen dengan pembedaan antara keterhubungan (relationship: berupa relator) dan ‘individual yang dihubungkan’ (relatum). Selalu, ketika istilah'subject' digunakan ia dimaknai sebagai relator dan ketika, disadari atau tidak, merujuk 'objects' ia adalah perihal relata. Namun ketika istilah 'relation' digunakan (yakni “penghubung” DAN “yang dihubungkan”) ia terjebak merujuk situasi majemuk subjek-objek lebur tak-bisa diurai. Akhirnya subjektivitas yang terlibatkan pada relasi menyeluruh selalu adalah objective subject bukannya subjective subject - yang akibatnya menimbulkan pemisahan: dalam proses self-reference, sebagai image dirinya sendiri (“the I”) dan pada proses hetero-reference sebuah image dari other egos, “the Thous” (Du, the Yous). • Jadi jelas mengapa logika klasik tak mampu menangani problem subjektivitas. Sebuah two- valued logic (kalau itu memang relasional) hanya deals dengan relations, artinya: sintesa pre- established antara relationship (relator) dan relatum. Maka theory of types atau bahkan metalanguage juga mengimplikasikan relations sebagai relata. Apa yang tak pernah dibahas teori tradisional itu adalah prosesualitas tentang relationship (sebagai relator) sebagaimana (= menjadi) penghubung individual relatum. Penting disadari bahwa ini adalah prosesualitas, bukan teori atau pendeskripsian koneksi–koneksi yang mungkin antara sebuah relation dengan sebuah relatum.
  • 15. Appendiks 2: Cognition and Volition [Gotthard Günther] • How could the distinction between form and content be reflected in any sort of logical algorithm if the classic tradition of logic insists that in all logical relations that are used in abstract calculi the division between form and content is absolute? • Neither exchange nor ordered relation would be conceivable to us unless our subjectivity could establish a relationship between a relator in general and an individual relatum. Thus the proemial relationship provides a deeper foundation of logic as an abstract potential from which the classic relations of symmetrical exchange and proportioned order emerge. • It does so, because the proemial relationship constitutes relation as such; it defines the difference between relation and unity—or, which is the same—between a distinction and what is distinguished, which is again the same as the difference between subject and object. – [from Gotthard Günther, Cognition and Volition, Cybernetics Technique in Brain Research and the Educational Process, 1971 Fall Conference of American Society for Cybernetics, Washington D.C., 119- 135], selengkapnya di http://www.vordenker.de/ggphilosophy/c_and_v.pdf – Proemial adalah prelude, prefacing = an action or event serving as an introduction to something more important. Proemial (Greek: prooimion = prelude) – Definition of VOLITION • 1 - an act of making a choice or decision; also : a choice or decision made • 2 - the power of choosing or determining : will • Good Message bisa laksana prakata, akad (‘preface’) ke “something more important”
  • 16. Rujukan • A Commodity Reserve Currency [from F.A. Hayek – Individualism and Economic Order] https://www.facebook.com/notes/didi-sugandi/a-commodity-reserve-currency-from-fa-hayek-individualism- and-economic-order/413375102413 • A FREE-MARKET MONETARY SYSTEM [F. A. Hayek] https://www.facebook.com/notes/didi-sugandi/a- free-market-monetary-system-f-a-hayek/409719222413 • Cabai Merah dan Kebenaran-nya: Hak-nya [versi Reloaded1, 13 Mei 2011] https://www.facebook.com/notes/didi-sugandi/cabai-merah-dan-kebenaran-nya-hak-nya-versi-reloaded1-13- mei-2011/10150184426277414 • LawangTani: Layanan informasi harga pasar produk pertanian mewujudkan real societal economy: real goods, real price, real time https://www.facebook.com/notes/didi-sugandi/lawangtani- layanan-informasi-harga-pasar-produk-pertanian-mewujudkan-real-societ/418518102413 • Kodifikasi Pengetahuan untuk "computing with collaborative minds“ https://www.facebook.com/notes/didi-sugandi/kodifikasi-pengetahuan-untuk-computing-with-collaborative- minds/10150490128777414 • Kepercayaan laksana*) sesuatu yang dipertukarkan: informasi harga, harga dan pemrosesan informasi https://www.facebook.com/notes/didi-sugandi/kepercayaan-laksana-sesuatu-yang-dipertukarkan- informasi-harga-harga-dan-pemrose/10151040001322414 • Kodifikasi Pengetahuan (Knowledge Codification) – (set of pictures @ my FB Album) https://www.facebook.com/media/set/?set=a.3192931181717.247683.1219040856&type=3 • Menumbuhkan rantai-nilai & rantai-guna (a set of pictures @ my FB Album) https://www.facebook.com/media/set/?set=a.3119186458145.246221.1219040856&type=3 • “An operator (NOT admissible in classic logic: "Aristotelian") which exchanges form and content - by Gotthard Günther” https://www.facebook.com/notes/didi-sugandi/an-operator-not-admissible-in- classic-logic-aristotelian-which-exchanges-form-an/10151242494887414 • I, punched card, https://www.slideshare.net/dsugandi/i-punched-card

Editor's Notes

  1. Belajar memahami in the HOW (“in the way in which it happens”) the Orders dan atau Rules emerge, berfungsi, dan bertumbuh (evolve) bukan hanya di bawah pengaruh manajerial (directed) tetapi juga secara spontan How could the distinction between form and content be reflected in any sort of logical algorithm if the classic tradition of logic insists that in all logical relations that are used in abstract calculi the division between form and content is absolute? [Gotthard Gunther] Mendayagunakan Lawang sebagai instrumen untuk discovery Yang lebih presisi dan akurat dibanding “menyatakan” mungkin adalah “mengucapkan” (mengatakan sesuatu ke diri sendiri”)
  2. Dalam ekonomi komunitas Cina: Sebuah janji atau misalnya pengakuan utang yang ditulis pada secarik kertas (atau bahkan lisan!) menjadi currency.
  3. Relasi struktural ontologis  concerns the truth or reality of things Relasi struktural epistemologis  concerns the respective clarity of states of mind
  4. Hayek in “A Commodity Reserve Currency”, 1943: “Since the collection of commodities could always be exchanged against a fixed sum of money, its aggregate price [price level] could never fall below that figure [price]; and, since money would be redeemable at the same (or an only slightly different) rate, their aggregate price [price level] could never rise above that figure [price]. ------------------- Inflasi itu suatu “rate of change”. ------------------- Price dan Price-level itu beda; Price-level itu “aggregate”
  5. Jangan dirancukan hal ini dengan pendeskripsian hubungan yang mungkin antara suatu relation dengan relatum. What such a competitive process can accomplish, Hayek argued, is the discovery of possibilities and preferences that no one had hitherto realized (Hayek, 1968).
  6. Untuk bisa me-nyata-kan sesuatu kita perlu menyatakan hal itu; Untuk menemukan hal itu kita masing-masing perlu menemui hal itu. The way in which it happens itu maksudnya di dalam prosesualitas-nya, “in the processes that constitute” (dalam proses-proses yang mewujudkan sesuatu, - bukan pada / berbeda dengan - deskripsi tentang hal itu) .... ideas appear in two capacities, as it were, as part of their object and as ideas about that object. While in the natural sciences the contrast between the object of our study and our explanation of it coincides with the distinction between ideas and objective facts, in the social sciences it is necessary to draw a distinction between those ideas which are constitutive of the phenomena we want to explain and the ideas which either we ourselves or the very people whose actions we have to explain may have formed about these phenomena and which are not the cause of, but theories about, the social structures [F A Hayek; THE COUNTER-REVOLUTION OF SCIENCE, p.36 ]
  7. Perkara content dan form; No 1 divergen, No 2 convergen; No 1 membedakan, no 2 menyatukan; No 1 disjunctive, no 2 conjunctive; Namun keduanya berjalan “sekaligus” (saling menumbuhkan)
  8. Kata “guna” berasal dari bahasa Sansekerta “gunah” yang maknanya adalah “quality”; Dalam bahasa Sanskrit kata laksana memiliki pengertian 'quality yang mendefinisikan (define)' Kata “mark” bahasa Inggris sepadan dengan “alamaa” bahasa Arab, kemudian menjadi “alamat” dalam bahasa Indonesia  memenuhi syarat “jika namanya ada, harus ada alamatnya”
  9. Kalau nama ("name") ada tapi alamat (address)nya nggak ada nanti Ayu Tingting nggak bisa berhenti nyanyi: "dimanaaaa..dimanaaa dimanaaaa..." endlessly.
  10. Walau hanya sekedar mengisi data (bukan bertanya), user akan mendapat respon dari sistem: stata sistem termutakhir, mengikut sertakan input terakhir dari konributor - yakni data dari user tersebut.
  11. Sangat crucial, penting. Seseorang perlu ikut merasakan bahwa ia adalah bagian dari pembentukan stata sistem (system state). Karena itulah maka sistem perlu memelihara responsiveness-nya (interaktif) dan real-time.
  12. Hayek: Bedakan antara proses-proses yang constitutive DENGAN theori/deskripsi tentang proses itu How could the distinction between form and content be reflected in any sort of logical algorithm if the classic tradition of logic insists that in all logical relations that are used in abstract calculi the division between form and content is absolute?
  13. .... ideas appear in two capacities, as it were, as part of their object and as ideas about that object. While in the natural sciences the contrast between the object of our study and our explanation of it coincides with the distinction between ideas and objective facts, in the social sciences it is necessary to draw a distinction between those ideas which are constitutive of the phenomena we want to explain and the ideas which either we ourselves or the very people whose actions we have to explain may have formed about these phenomena and which are not the cause of, but theories about, the social structures [F A Hayek; THE COUNTER-REVOLUTION OF SCIENCE, p.36 ]