1. 37
KEGIATAN BELAJAR
Permintaan dan Penawaran
PENDAHULUAN
Dalam kegiatan belajar 2 ini dibahas hal-hal yang berhubungan dengan a.
Permintaan, yang meliputi; faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan, fungsi
permintaan, kurva permintaan, dan perubahan kurva permintaan b. Penawaran
yang meliputi; faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, fungsi penawaran,
kurva penawaran, dan perubahan kurva penawaran. c. Harga keseimbangan, yang
meliputi; pendekatan grafik dan pendekatan matematik. d. Elastisitas permintaan
dan penawaran, yang meliputi; elastisitas permintaan, elastisitas pendapatan
elastisitas harga silang dan elastisiitas penawaran. Setelah mempelajari modul ini
diharapkan peserta PPG dalam jabatan memperoleh pemahaman tentang konsep-
konsep yang berkaitan dengan Permintaan dan penawaran, harga keseimbangan
serta konsef elastisitas tersebut.
Materi dalam kegiatan belajar 2 ini disajikan secara sistimatis, yang
menggambarkan bagaimana interaksi yang terjadi antara pihak pembeli
(konsumen) dengan pihak penjual (produsen) dalam kehidupan masyarakat sehari-
hari. Dalam konteks ini umumnya konsumen selalu ingin membeli barang dengan
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Peserta Kompeten dalam Menguasai konsep dasar ekonomi termasuk
ekonomi syariah, permintaan dan penawaran, teori harga, teori pasar, teori
konsumsi, dan teori produksi serta hasil penelitian terkait
PokokMateri :
1. Permintaan.
2. Penawaran
3. Harga keseimbangan
4. Elastisitas.
2
2. 38
harga yang murah dan kualitas yang baik, dilain pihak penjual menginginkan
harga yang mahal, dua paradoks ini kalau dibiarkan menurut ego masing-masing,
maka tidak akan terjadi pasar (jual beli). Untuk itu konsumen harus bersedia
menaikkan harga dan penjualpun harus mau menurunkan harga hingga terjadi
kesepakatan, pada titik harga dan kuantitas yang diinginkan oleh kedua belah
pihak, maka terjadilah apa yang disebut dengan harga dan kuantitas
keseimbangan, dan disinilah terciptanya pasar.
Agar para peserta PPG dalam jabatan dapat memahami materi ini secara
sistimatis, maka para peserta diharapkan proses pembelajatan modul Konsep dasar
ekonomi mikro yang sedang anda ikuti sekarang ini, akan dapat berjalan dengan
lancar dan baik apabila Anda mengikuti langkah-langkah pembelajaran melalui
beberapa petunjuk belajar berikut ini. a) bacalah setiap uraian dengan cermat,
teliti, dan tertib sampai anda memahami pesan, ide, dan makna yang
disampaikan!, b. kerjakan apa yang diminta dan diinstruksikan dalam materi ini,
termasuk tugas, latihan dan tes formatif! c. lakukan diskusi dengan teman-teman
sejawat dalam mengatasi bagian yang belum anda pahami!, d. jangan lupa,
tanamkan pada diri anda bahwa anda akan berhasil dan buktikanlah bahwa anda
memang berhasil!, dan e. tanamkan bahwa bahwa orang sukses selalu mencari
jalan dan orang gagal selalu mencari alasan, anda adalah orang sukses yang selalu
dapat mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. Dalam penyusunan
modul ini tentu masih ada kekurangannya disana sini, sebagaimana tiada gading
yang tak retak, maka kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
ditunggu.
3. 39
A. Permintaan
Permintaan masyarakat terhadap barang pada umumnya berbeda-beda.
Permintaan ini timbul karena adanya kebutuhan seseorang terhadap barang
tertentu. Permintaan adalah kesanggupan pembeli untuk membeli berbagai jumlah
barang dan jasa pada berbagai tingkat harga pada waktu tertentu. Yang dimaksud
waktu tertentu tersebut adalah suatu periode di mana keadaan ceteris paribus
(keadaan di luar harga dan jumlah barang/jasa yang diminta dianggap
tetap/konstan). Berdasarkan definisi diatas kiranya dapat dimengerti bahwa
permintaan berbeda dengan permintaan yang sering kita pergunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Adapun unsur-unsur penting yang terdapat pada definisi
permintaan yakni jumlah barang/jasa, yang diminta, harga, dengan asumsi ceteris
paribus. Definisi di atas menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diminta pada
berbagai tingkat harga, artinya pada berbagai tingkat harga terdapat berbagai
jumlah barang yang diminta, sehingga terdapat hubungan antara tingkat harga
dengan jumlah barang yang diminta.
Pertalian antara harga dan jumlah barang dan jasa yang diminta melahirkan
hukum permintaan yang berbunyi “jumlah barang/jasa yang diminta berbanding
terbalik dengan harga”. Artinya “apabila harga naik maka jumlah barang atau jasa
yang diminta akan turun, sebaliknya, apabila harga turun maka jumlah barang
atau jasa yang diminta akan naik”. Hukum permintaan itu hanya berlaku jika
keadaan ceteris paribus, dan jumlah barang/jasa merupakan variabel atau faktor
yang bergantung pada harga.
Berkaitan dengan berlakunya hukum permintaan ini, maka kaitan antar
barang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu barang komplementer
(pelengkap) dan barang substitusi (pengganti). Untuk barang komplementer, bila
harga barang A naik maka jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan
berkurang, begitu pula permintaan terhadap barang B juga akan turun. Sedangkan
untuk barang substitusi, bila kenaikan harga barang A akan menyebabkan
URAIAN MATERI
4. 40
penurunan terhadap jumlah permintaan barang tersebut, tetapi akan menyebabkan
kenaikan terhadap jumlah permintaan barang B.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan.
Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan perubahan (naik turunnya)
permintaan suatu barang/jasa. Faktor-faktor tersebut angtara lain:
a. Pendapatan
b. Harga barang lain yang terkait (substitusi atau komplimenter)
c. Perkiraan terhadap harga pada masa yang akan dating
d. Jumlah penduduk
e. Selera
Apabila faktor–faktor di atas dianggap tetap atau konstan, maka permintaan
hanya ditentukan oleh harga, artinya besar kecilnya perubahan permintaan di
determinasi/ditentukan oleh besar kecilnya perubahan harga. Dalam hal ini
berlaku perbandingan terbalik antara harga terhadap jumlah permintaan dan
berbanding lurus dengan penawaran. Sebagaimana konsep asli dari penemuannya
(Alferd Marshall), maka perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan
disebut sebagai hukum permintaan.
Adapun bunyi hukum permintaan: “Bila harga suatu barang naik maka
jumlah permintaan barang tersebut akan turun, sebaliknya bila harga barang
tersebut turun maka jumlah permintaannya akan naik dengan asumsi cateris
Paribus (semua faktor yang mempengaruhi permintaan selain harga dianggap
konstan)”.
2. Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara
jumlah suatu barang yang diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Fungsi permintaan mengikuti hukum permintaan. Oleh karena hubungan antara
harga dengan jumlah barang yang diminta adalah negatif (berbanding terbalik),
maka gradien dari fungsi permintaan (b) akan selalu negatif.
Bentuk umum fungsi permintaan adalah:
5. 41
Qd = atau
P =
Dimana:
a = Konstanta
b = Koefesien
P : Harga barang yang diminta
Qd : Banyaknya barang yang diminta
Untuk memperoleh fungsi permintaan dapat dicontohkan sebagai berikut
berikut:
Pada saat harga barang “X” Rp 5,- jumlah yang diminta 40 unit, jika harga
barang tersebut naik menjadi Rp 15,- jumlah yang diminta berkurang menjadi 20
unit, fungsi permintaan barang tersebut dapat dicari dengan menggunakan rumus
sebagai berikut
; ; kita kali silang
Jadi fungsi permintaannya adalah
3. Kurva Permintaan
Kurva permintaan adalah kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara
harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang yang diminta konsumen. Kurva
permintaan merupakan kurva yang menunjukkan tempat titik-titik yang
menggambarkan maksimum pembelian pada harga tertentu dengan anggapan
ceteris paribus (faktor lain dianggap tetap). Kurva permintaan berbentuk garis
lurus yang miring dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini sesuai dengan bunyi
hukum permintaan "Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang
tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau
naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila
harga turun jumlah barang meningkat."
6. 42
Gambar 2.1.Kurva Permintaan
4. Perubahan Kurva Permintaan
Pergerakan kurva permintaan adalah pergerakan yang terjadi pada titik-titik
disepanjang kurva permintaan sebagai akibat dari perubahan harga produk.
Pergerakan di sepanjang kurva permintaan disebabkan karena perubahan harga
produk yang bersangkutan. Pergerakan pada kurva sejalan dengan Hukum
Permintaan, yaitu ketika harga barang naik, maka jumlah permintaan akan turun,
dari gambar 2.2, terlihat bahwa kurva permintaan akan bergerak ke kiri atas
maupun ke kanan bawah. ketika terjadi perubahan harga, grafik bergerak dari satu
titik ke titik lainnya pada kurva permintaan yang sama, yaitu dari P1 ke P2 dan
perubahan kuantitasnya dari Q1 ke Q2. Kita menyebut gerakan sepanjang kurva
permintaan ini sebagai perubahan kuantitas yang diminta, akibat perubahan harga.
Gambar 2.2. Pergerakan Kurva Permintaan
Selain pergerakan, kurva permintaan juga bisa mengalami pergeseran, baik
ke kanan maupun ke kiri. Pergeseran ini terjadi karena berubahnya jumlah
barang/jasa yang diminta konsumen sebagai akibat dari berbagai faktor kecuali
P
D
Q
Miringnya Slope kurve
permintaan tersebut
menunjukan adanya
hukum permintaan, dan
lurusnya kurva permintaan
menunukkan adanya
anggapan ceteris paribus
7. 43
faktor harga produk tersebut. Sebagai contoh pendapatan, maka akan terjadi
pergeseran kurva permintaan (shifting). Untuk barang normal, apabila pendapatan
konsumen meningkat, maka jumlah barang yang diminta akan meningkat pula dan
kurva permintaan akan bergeser ke kanan. Dan begitupun sebaliknya, apabila
pendapatan memurun, maka jumlah barang yang diminta juga akan menurun
Apabila digambarkan dalam sebuah kurva, berturut-turut adalah sebagai berikut:
Bila pendapatan meningkat, kurva permintaan bergeser sejajar ke kanan. Jika
pendapatan menurun, kurva permintaan bergeser sejajar ke kiri.
Gambar 2.3. Pergeseran Kurva Permintaan
Untuk lebih mempermudah dalam memahami pergeseran kurva permintaan.
Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1. Pergeseran Kurva Permintaan
Faktor pergeseran kurva permintaan
Geser ke
kanan
Geser ke kiri
1. Pendapatan Naik Turun
2. Selera konsumen Naik Turun
3. Harga Barang Subtitusi Naik Turun
4. Harga Barang Komplementer Turun Naik
5. Perkiraan Harga Naik Turun
B. Penawaran
Penawaran digunakan untuk menunjukkan perilaku para produsen di sesuatu
pasar. Penawaran adalah kesanggupan penjual/produsen untuk menjual (melepas)
berbagai jumlah barang atau jasa yang pada berbagai tingkat harga waktu tertentu.
Penawaran berasal dari pihak produsen dan muncul sebagai akibat adanya
permintaan dari konsumen.
8. 44
Sama halnya dengan permintaan, didalam penawaran juga terdapat hukum
penawaran. Hukum penawaran menjelaskan hubungan antara harga suatu barang
dengan jumlah penawaran barang tersebut. Hukum penawaran berbunyi, “semakin
tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut ditawarkan
oleh para produsen. Sebaliknya semakin rendah harga suatu barang, semakin
sedikit jumlah barang yang ditawarkan oleh para produsen.”
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah barang yang
ditawarkan oleh seorang produsen. Sedikit banyaknya barang atau jasa yang
ditawarkan oleh produsen, dipengaruhi oleh berbagai faktor,yaitu:
a. Harga barang itu sendiri
b. Harga input/biaya produksi
c. Teknologi produksi
d. Harga barang lain yang terkait
Apabila beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat penawaraan diatas
dianggap tetap selain harga barang terkait. Maka penawaran hanya ditentukan
oleh harga, artinya besar kecilnya perubahan penawaran dideterminasi/ditentukan
oleh besar kecilnya perubahan harga. Dalam hal ini berlaku perbandingan lurus
antara harga terhadap jumlah barang yang ditawarkan (penawaran). Sebagaimana
konsep asli dari penemunya (Alfared Marshall), maka perbandingan lurus antara
harga terhadap penawaran disebut sebagai hukum penawaran. Hukum penawaran
berbunyai : apabila harga naik maka penawaran akan meningkat, apabila harga
turun maka penawaran akan turun dengan asumsi Cateris Paribus.
2. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara
jumlah suatu barang yang ditawarkan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Fungsi penawaran harus sesuai dengan hukum penawaran.
Dengan demikian, hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang
9. 45
ditawarkan adalah positif (berbanding lurus), sehingga gradien dari fungsi
penawaran (b) akan selalu positif.
Bentuk umum fungsi penawaran adalah:
Qs = atau
P =
Dimana: a = Konstanta
b = Koefesien
P = Harga barang yang ditawarkan
Qs = Banyaknya barang yang ditawarkan
Untuk memperoleh fungsi permintaan dapat dicontohkan sebagai berikut
berikut:
Pada saat harga barang “X” Rp 5,- jumlah yang ditawarkan 5 unit, jika harga
barang tersebut naik menjadi Rp 15,- jumlah yang ditawarkan bertambah menjadi
55 unit, buatlah fungsi penawaran barang tersebut.
Untuk menjawab contoh tersebut kita menggunakan rumus sebagai berikut
; ; kita kali silang
Jadi fungsi penawarannya adalah
3. Kurva Penawaran
Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara
kuantitas suatu barang yang di tawarkan pada berbagai tingkat harga, dengan
asumsi ceteris paribus. Pada sepanjang kurva penawaran menunjukkan perubahan
harga dan kuantitas yang ditawarkan. Kurva penawaran dapat dibentuk dengan
menghubungkan titik-titik pasangan nilai harga pada sumbu tegak dan kuantitas
yang ditawarkan produsen pada sumbu datar.
10. 46
Gambar 2.4. Kurva Penawaran
Gambar 2.4 diatas menunjukkan bahwa hubungan antara harga dan
kuantitas yang ditawarkan, jika harga naik maka kuantitas barang yang ditawarkan
semakain meningkat. Sebaliknya, jika harga turun maka kuantitas maka barang
yang ditawarkan semakin sedikit. Alasan rasional yang dapat dikemukakan disini
ialah karena produsen ingin memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya
dengan berusaha menjual barang sebanyak-banyaknya, tetapi mempunyai kendala
yaitu keterbatasan modal.
4. Perubahan Kurva Penawaran
Perubahan kurva penawaran terdiri dari pergerakan kurva dan pergeseran
kurva. Pergerakan kurva penawaran merupakan pergerakan yang terjadi pada
titik-titik disepanjang kurva penawaran yang diakibatkan oleh berubahnya jumlah
produk yang ditawarkan produsen sebagai akibat dari perubahan harga produk
tersebut. Pergerakan di sepanjang kurva penawaran disebabkan karena perubahan
harga produk yang bersangkutan. Pergerakan ini sejalan dengan Hukum
Penawaran, yaitu ketika harga barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan
akan bertambah, sehingga titik pada kurva penawaran akan bergerak ke kanan,
begitupun sebaliknya.
P S
K
L
M
N
O
Q
Hubungan antara harga dan kuantitas
yang ditawarkan adalah searah.
Konsekuensinya adalah jika harga naik,
kuantitas barang yang ditawarkan
semakin meningkat. Sebaliknya, jika
harga turun maka kuantitas yang
ditawarkan semakin sedikit.
11. 47
Gambar 2.5. Pergerakan Kurva Penawaran Akibat Perubahan Harga
Sama halnya pada pergeseran kurva permintaan, kurva penawaran juga
dapat mengalami pergeseran karena adanya perubahan faktor-faktor yang
memengaruhi penawaran selain faktor harga. Bergesernya kurva penawaran
ditandai dengan bergeraknya kurva ke kanan atau ke kiri. Salah satu faktor
tersebut adalah biaya produksi. Seperti diperkirakan harga jeruk bulan depan akan
naik karena harga pupuk naik. Kenaikan harga jeruk menyebabkan penurunan
penawaran jeruk. Sehingga ketika diperkirakan harga di masa depan naik, maka
produsen akan mengurangi jumlah barang yang dijualnya.
Gambar 2.6. Pergeseran Kurva Penawaran Selain dari Perubahan Harga
Untuk lebih mempermudah dalam memahami pergeseran kurva penawaran.
Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
12. 48
Tabel 2.2. Pergeseran Kurva Penawaran
No Faktor pergeseran kurva penawaran Ke kanan Ke kiri
1 Harga input Murah Mahal
2 Tekhnologi Modern Tradisional
3 Jumlah penjual Banyak Sedikit
4 Pajak Rendah Tinggi
C. Harga Keseimbangan
Keseimbangan pasar terjadi jika pada tingkat harga tertentu, jumlah barang
yang ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta (terjadi keseimbangan
antara permintaan dan penawaran). Secara geometris keseimbangan pasar terjadi
pada saat kurva penawaran berpotongan dengan kurva permintaan pasarnya.
Interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran di pasar, akan melahirkan
keseimbangan harga dan jumlah (kuantitas) barang yang selanjutnya disebut
dengan keseimbangan pasar. Pada kondisi ini, akan tercipta harga keseimbangan
(equilibrium price) dan jumlah keseimbangan (equilibrium quantity). Pada
kondisi keseimbangan, harga dan kuantitas cenderung tetap tidak berubah, selama
faktor lain tetap (ceteri paribus).
Untuk memperoleh harga dan kuantitas keseimbangan diilustrasikan pada
data Tabel 2.3 di bawah ini. Berdasarkan data Tabel 2.3 dapat ditentukan harga
keseimbangan dan kuantitas keseimbangan untuk harga barang X.
Tabel 2.3. Permintaan dan Penawaran barang X pada Berbagai Tingkat Harga
Nomor
Harga/unit
(Rp)
Jumlah yang Ditawarkan
(Unit)
Jumlah yang Diminta
(Unit)
1
2
3
4
5
Pe 10
15
20
5
30
55
80
40
30
20
10
Berdasarkan Tabel 2.3 terlihat bahwa keseimbangan pasar terjadi pada saat
jumlah penawaran dan permintaan mencapai jumlah 30 unit per bulan dan pada
harga Rp10,- per unit. Dengan demikian, 30 unit per bulan merupakan jumlah
13. 49
keseimbangan (equilibrium quantity) dan harga Rp10,,- per unit merupakan harga
keseimbangan (price quantity). Seandainya, dicoba dengan harga Rp5,-, apakah
yang akan terjadi? Pada harga tersebut permintaan melebihi penawaran.
Konsumen akan berebut untuk memperoleh sejumlah bbarang X yang dibutuhkan.
Hal ini akan menyebabkan harga X naik. Adapun pada harga Rp15,- jumlah yang
ditawarkan lebih besar dari jumlah yang diminta, sehingga persediaan X akan
menumpuk.
Berdasarkan fungsi permintaan dan fungsi penawaran barang X
sebelumnya, Anda dapat mencari harga keseimbangan pasar dan jumlah
keseimbangan pasar. Pada dasarnya, harga keseimbangan terjadi apabila jumlah X
yang diminta di pasar sama dengan jumlah X yang ditawarkan. Secara matematis
hal ini ditunjukkan oleh persamaan Qd = Qs.
Fungsi Permintaannya Qd = 50 - 2P
Fungsi penawarannya Qs = -20 +5P
Harga keseimbangana dapat dihitung sebagai berikut:
Qd = Qs
50 - 2P = -20 + 5P
50 + 20 = 5P + 2P
70 = 7P
P = 10
Jadi harga keseibangan adalah sebesar Rp 10,-. Untuk menghitung
quantitas keseimbangan masukkan nilai P kedalam salah satu persamaan.
Misalkan nilai P = 10 masukkan kedalam persamaan Qd
Qd = 50 - 2P
Qd = 50 – 2(10)
Qd = 50 – 20
Qd = 30
Jika nilai P = 10 dimasukkan kedalam persamaan Qs
Qs = -20 + 5P
Qs = -20 + 5(10)
Qs = -20 + 50
Qs = 30
14. 50
Jadi quantitas keseimbangan adalah 30 unit
Lihat kembali Tabel 2.3 (skedul permintaan dan penawaran barang X).
Kurva permintaan dan penawaran berdasarkan data Tabel 2.3 tergambar pada
Kurva 2.7 berikut.
Gambar 2.7. Keseimbangan Pasar
Gambar 2.7 menjelaskan keseimbangan pasar yang ditunjukkan oleh titik
keseimbangan (titik E). Jika dari titik keseimbangan (E) ditarik garis ke sumbu Q,
akan diperoleh jumlah keseimbangan (Qd = Qs) sebesar 30. Jika dari titik
keseimbangan ditarik garis ke sumbu P, akan diperoleh harga keseimbangan
sebesar Rp 10,-. Berdasarkan Gambar 2.7 harga keseimbangan pasar dan jumlah
keseimbangan pasar terjadi di titik perpotongan antara kurva permintaan dan
kurva penawaran, yaitu pada titik E..
Dalam keseimbangan pasar, perubahan atas faktor-faktor lain selain harga
akan mempengaruhi permintaan dan penawaran yang menyebabkan perubahan
keadaan keseimbangan. Ada empat kemungkinan perubahan/pergeseran kurva
permintaan dan penawaran, yaitu: permintaan bertambah (kurva permintaan
bergeser ke kanan), permintaan berkurang (kurva permintaan bergeser ke kiri),
penawaran bertambah (kurva penawaran bergeser ke kanan) dan penawaran
berkurang (Kurva penawaran bergeser ke kiri). Salah satu faktor yang
menyebabkan pergeseran pada keseimbangan pasar adalah pendapatan. Perubahan
pendapatan dapat menggeser fungsi permintaan akan membawa konsekuensi.
E
15. 51
Apabila pendapatan meningkat maka fungsi permintaan bergeser ke kanan,
konsekuensinya adalah keseimbangan konsumen akan berubah.
Gambar 2.8. Implikasi Perubahan Permintaan dan Penawaran
Pada Gambar 2.8 kenaikan pendapatan telah menggeser keseimbangan dari
harga Po menjadi P1 dan telah menggeser kuantitas yang diminta dari Qo menjadi
Q1. Akibat kenaikan pendapatan maka harga keseimbangan meningkat dan jumlah
yang diminta juga meningkat. Kenaikan jumlah yang diminta sebesar Qo menjadi
Q1 juga dapat terjadi karena adanya penurunan harga sampai P2 sebagai akibat
kenaikan penawaran. Oleh karena itu, perubahan jumlah yang diminta dapat
terjadi karena kenaikan harga yang disebabkan oleh kenaikan pendapatan
konsumen, dan dapat pula terjadi karena penurunan harga sebagai akibat kenaikan
penawaran.
Bagi seorang produsen, kenaikan kuantitas yang diminta karena perubahan
pendapatan akan lebih menguntungkan daripada kenaikan kuantitas yang diminta
karena perubahan harga, sebab kenaikan kuantitas yang diminta karena
pendapatan, selain menaikan kuantitas juga menaikan harga. Oleh karenanya,
produsen akan lebih tertarik untuk menjual produknya pada suatu daerah
konsumen yang lebih makmur daripada konsumen yang mengalami krisis.
Perubahan harga dan kuantitas keseimbangan sangat bergantung pada
perubahan permintaan dan penawarannya itu sendiri. Kenaikan permintaan yang
disertai dengan penurunan penawaran yang tidak sebanding akan menyebabkan
harga meningkat dan jumlah barang keseimbangan akan berkurang.
P S1
P1 S2
P0
D2
P2 D1
Q
Q 0 Q1
Produsen akan lebih tertarik
untuk menjual produknya
pada suatu daerah konsumen
yang lebih makmur daripada
konsumen mengalami krisis.
16. 52
D. Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Perubahan harga akan mempengaruhi besarnya jumlah barang yang diminta
(jumlah permintaan) dan jumlah barang yang ditawarkan (penawaran). Seberapa
besar perubahan jumlah barang yang diminta atau ditawarkan sebagai akibat
perubahan harga menunjukkan kepekaan permintaan atau penawaran barang
tersebut terhadap perubahan harga barang yang bersangkutan. Kepekaan ini
selanjutnya dikenal dengan istilah elastisitas.
` Ukuran yang dipakai untuk mengukur derajat kepekaan digunakan
rasio/perbandingan persentase perubahan kuantitas barang yang diminta atau
barang yang ditawarkan dengan persentase perubahan faktor-faktor yang
menyebabkan kuantitas barang itu berubah. Nilai elastisitas hanya dilihat nilai
mutlaknya sehingga meskipun hasilnya secara matematik negatif tetapi yang
dilihat harga positifnya (harga mutlaknya). Yang bergerak sampai tak terhingga,
dan hasilnya diinterpretasikan sebagai berikut :
1 Jika nilai mutlak koefisien elastisitas hasilnya < 1 disebut inelastis, maka
barang yang diperjual belikan termasuk jenis barang yang sifatnya tidak peka
terhadap perubahan harga. Barang-barang yang mempunyai sifat inelastis
umumnya adalah barang-barang yang termasuk kebutuhan pokok.
2 Jika nilai mutlak koefisien elastisitas hasilnya > 1 disebut elastis, maka barang
yang diperjual belikan termasuk jenis barang yang sifatnya peka terhadap
perubahan harga. Barang-barang yang mempunyai sifat elastis adalah barang
kebutuhan mewah atau tersier.
3 Jika nilai mutlak koefisien elastisitas hasilnya = 1 disebut elastis uniter, maka
barang-barang yang diperjual belikan termasuk jenis barang yang tingkat
kepekaannya sebanding dengan perubahan harga. Barang yang mempunyai
koefisien elastisitas uniter pada umumnya adalah barang-barang kebutuhan
sekunder.
1. Elastisitas Permintaan
Pada umumnya faktor yang sering dianalisis sebagai faktor yang
mempengaruhi jumlah yang barang/jasa yang diminta adalah harga barang itu
17. 53
sendiri, pendapatan konsumen, dan harga barang lain. Semua itu dapat dibuat
formulasinya sebagai berikut:
Qbarang X = f ( Pbarang X, I, Py)
Berkaitan dengan uraian di atas, maka elastisitas permintaan dapat dibagi
menjadi tiga yaitu elastisitas permintaan (harga), elastisitas pendapatan, dan
elastisitas harga silang.
a. Elastisitas Harga (Price Elasticity)
Elastisitas harga merupakan perubahan jumlah barang/jasa yang diminta
sebagai akibat perubahan harga. Hal tersebut dapat disusun rumusnya sebagai
berikut:
Dimana:
Q : Jumlah Permintaan (jumlah barang yang diminta)
P : Harga
Elastisitas harga ini mempunyai nilai negatif, artinya kenaikan harga akan
menciptakan penurunan jumlah barang/jasa yang diminta begitupun sebaliknya
penurunan harga akan menyebabkan kenaikan jumlah barang/jasa yang diminta.
Makin datar garis permintaan maka makin elastis, sebaliknya makin curam garis
permintaan makaa makin inelastis.
b. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)
Elastisitas pendapatan merupakan perubahan jumlah yang diminta sebagai
akibat perubahan pendapatan. Hal tersebut dapat disusun rumusnya sebagai
berikut:
Dimana:
Q : Jumlah Permintaan
I : Pendapatan
18. 54
Nilai elastisitas pendapatan dapat digunakan untuk mengetahui jenis suatu
barang. Pada umumnya hubungan antara jenis barang dengan nilai elastisitas
pendapatan dapat dibedakan sebagai berikut:
Barang Normal (EI= positif). Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan dan
jumlah barang normal yang diminta berbanding langsung, artinya kenaikan
pendapatan akan menyebabkan kenaikan jumlah barang yang diminta.
Barang Inferior (EI = negatif). Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan dan
jumlah barang inferior yang diminta berbanding terbalik, artinya kenaikan
pendapatan akan menyebabknan penuunan barang yang diminta.
Barang Kebutuhan pokok (O<EI<1). Hal ini bahwa pendapatan dan jumlah
jumlah kebutuhan barang pokok yang diminta berbanding langsung, tetapi
perubahan pendapatan tidak menyebabkan perubahan permintaan terhadap
barang tersebut sebesar perubahan pendapatan.
Barang Mewah (EI>1). Hal ini bahwa perubahan pendapatan akan
menimbulkan perubahan jumlah yang diminta, tetapi dalam hal ini perubahan
permintaan lebih besar daripada perubahan pendapatan itu sendiri.
c. Elastisitas Harga Silang (Cross Elasticity of Demand)
Elastisitas harga silang merupakan perubahan jumlah suatu barang yang
diminta sebagai akibat perubahan harga barang lain. Hal tersebut dapat disusun
rumusnya sebagai berikut:
Dimana:
Q X : Jumlah barang X yang diminta
Qy : Jumlah barang Y yang diminta
PX : Harga barang X
Py : Harga barang Y
19. 55
Nilai elastisitas harga silang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan
antara suatu barang dengan barang lainnya. Pada umumnya hubungan antar
barang dapat dikelompokan menjadi tiga bagian, yaitu barang komplementer
(pelengkap), barang subtitusi (pengganti), dan barang netral (tidak memiliki kaitan
satu sama lainnya). Hubungan antara barang subtitusi, dan komplementer dengan
elastisitas harga silang adalah sebagai berikut: Barang komplementer (ES <0), hal
ini berarti bahwa kenaikan harga barang X akan menyebabkan penurunan
kuantitas barang Y yang diminta, sedangkanuntuk barang Subtitusi (ES< 0), hal ini
berarti bahwa kenaikan barang X akan menyebabkan kenaikan kuatitas barang Y
yang diminta.
2. Elastisitas Penawaran
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas penawaran didefinisikan sebagai ukuran
kepekaan jumlah penawaran suatu barang terhadap perubahan harga barang itu
sendiri. Elastisitas penawaran mengukur persentase perubahan jumlah penawaran
yang terjadi akibat persentase perubahan harga. Sebagai contoh, jika harga sebuah
barang naik 10%, jumlah penawarannya naik 20%, maka koefesien elastisitas
permintaannya adalah 20% : /10% = 2.
Jumlah barang yang ditawarkan, dalam jangka pendek, berbeda dengan
jumlah barang yang diproduksi, karena sebuah perusahaan biasanya tidak
langsung menawarkan semua produknya ke konsumen, melainkan menyimpan
sebagian produknya untuk dijual dikemudian hari (atau biasa disebut sebagai stok
barang). Meskipun demikian, dalam jangka panjang, jumlah barang yang
ditawarkan dianggap sama dengan jumlah barang yang diproduksi.
Elastisitas penawaran terdiri dari lima jenis, diantaranya:
a. Penawaran Inelastis
Penawaran inelastis terjadi apabila persentase perubahan quantitas yang
ditawarkan lebih kecil dari persentase perubahan harga. Dengan kata lain, harga
yang berubah sebesar x % ternyata diikuti perubahan penawaran kurang dari x %.
Penawaran inelastis ditunjukkan dengan koefisien yang besarnya kurang dari 1
(Ed < 1). Penawaran inelastis terjadi kalau persentase perubahan jumlah quantitas
20. 56
yang ditawarkan relatif lebih kecil dibanding persentase perubahan harga. Secara
matematis %ΔQs < %ΔP.
Biasanya terjadi pada barang-barang hasil pertanian, karena barang-barang
produk pertanian tidak mudah untuk menambah atau mengurangi produksinya
dalam jangka pendek.
Gambar 2.9. Kurva Penawaran Inelastis
b. Penawaran Unitary
Penawaran ini terjadi bila persentase perubahan penawaran sama dengan
persentase perubahan harga. Dengan kata lain, perubahan harga yang sebesar x %
diikuti perubahan penawaran sebesar x % pula. Penawaran ini ditunjukkan dengan
koefesien (Es) yang besarnya sama dengan 1 (Es = 1). Penawaran ini bisa terjadi
pada berbagai macam barang yang terjadi pada saat tertentu saja (secara
kebetulan). Terjadi kalau perubahan harga pengaruhnya sebanding terhadap
perubahan kuantitas barang yang ditawarkan. Secara matematis %ΔQd = %ΔP.
Penawaran yang elastis uniter atau elastis proporsional sulit ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, kalaupun terjadi sebenarnya hanyalah secara kebetulan.
Gambar 2.10. Kurva Penawaran Unitary
P
Q
Es < 1
P
Q
Es = 1
21. 57
c. Penawaran Elastis.
Penawaran elastis terjadi bila persentase perubahan penawaran lebih besar
dari persentase perubahan harga. Dengan kata lain, harga yang berubah sebesar x
% diikuti perubahan penawaran lebih besar dari x %. Penawaran ini ditunjukkan
dengan koefisien (Es) yang besarnya melebihi angka 1 (Es > 1). Terjadi kalau
perubahan harga pengaruhnya cukup besar terhadap perubahan kuantitas barang
yang ditawarkan. Secara matematis %ΔQd > %ΔP. Penawaran yang elastis atau
peka terhadap harga dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya
terjadi pada barang hasil industri yang mudah ditambah atau dikurangi
produksinya.
Gambar 2.11. Kurva Penawaran Elastis
d. Penawaran Inelastis Sempurna
Penawaran ini terjadi bila persentase perubahan penawaran sebesar 0 %,
sedangkan persentase perubahan harga sebesar x %. Dengan kata lain, walaupun
harga berubah sebesar x %, penawaran tetap tidak berubah (0%). Penawaran ini
ditunjukkan dengan koefisien (Es) sebesar 0 (Es = 0). Barang yang sifat
penawarannya in elastis sempurna adalah barang yang jumlahnya tidak bisa
ditambah walau harga mengalami kenaikan, contohnya tanah. Ini terjadi pada
barang yang kapasitas produksinya sudah optimum. Dengan kata lain Penawaran
inelastis sempurna terjadi jika tidak ada perubahan jumlah yang ditawarkan
meskipun ada perubahan harga, atau ΔQs = 0, meskipun ΔP ada. Secara
matematis %ΔQs = 0, berapapun perubahan dalam %ΔP. Kasus penawaran
inelastis dalam kenyataan agak sulit ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
P
Q
Es >1
22. 58
Gambar 2.12. Kurva Penawaran Inelastis Sempurna
e. Penawaran Elastis Sempurna
Penawaran ini terjadi bila persentase perubahan penawaran sebesar x %,
sedangkan persentase perubahan harga sebesar 0%. Dengan kata lain, walaupun
harga tidak mengalami perubahan, penawaran mengalami perubahan sebesar x %.
Penawaran ini ditunjukkan dengan koefisien (Es) yang besarnya ~ (Es = ~).
Barang yang bersifat elastis sempurna adalah barang yang pada harga tertentu
penawarannya terus mengalami perubahan. Ini terjadi karena pertambahan jumlah
produsen, penggunaan mesin-mesin modern dan lain-lain contohnya: VCD, buku
gambar, dan lain-lain. Penawaran elastisitas sempurna terjadi jika ada perubahan
jumlah yang ditawarkan meskipun tidak ada perubahan harga, atau ΔQs = Ada
perubahan, meskipun ΔP=0. Secara matematis %ΔQs = Ada, %ΔP = 0. Kasus
penawaran elastis sempurna terjadi pada bila penawaran suatu barang dapat
berubah-ubah meskipun harga barang tersebut tetap.
`
Gambar 2.13. Kurva Penawaran Elastis Sempurna
P
Q
Es = 0
P
Q
Es = ~