Saya lulusan 2018 S1 Pendidikan Manajemen Perkantoran di Universitas Pendidikan Indonesia. Disini saya akan membagikan semua materi yang sudah saya dan teman kelas saya kerjakan selama masa kuliah. Semoga bermanfaat. :)
Saya lulusan 2018 S1 Pendidikan Manajemen Perkantoran di Universitas Pendidikan Indonesia. Disini saya akan membagikan semua materi yang sudah saya dan teman kelas saya kerjakan selama masa kuliah. Semoga bermanfaat. :)
Menurut Robbins (2003) grup dan tim adalah kumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain, bekerja untuk tujuan yang sama, dan menganggap diri mereka sebagai kelompok.
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Menganalisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi.
Membandingkan kelompok dengan tim.
Membandingkan lima tipe tim.
Mengidentifikasi karakteristik dari tim yang efektif.
Memperlihatkan bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain tim.
Memutuskan kapan menggunakan para individual dan bukannya tim.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Group
Group adalah sekelompok orang atau lebih yang memiliki tujuan untuk
saling berinteraksi, mempengaruhi, dan bergantung, yang memiliki tujuan
yang sama ( Robbins dan Judge, 2015). Group memiliki 5 jenis, yaitu formal
dan informal, primal dan sekunder, Co-acting, counteracting, dan reference.
(Mc Kenna, 2011). Group memiliki 4 karakteristik kelompok kerja, yaitu
norms, cohesiveness, cohesiveness dan productivity, dan communication dan
interaction (Mc Kenna, 2011).
3. TIM
Tim adalah sekumpulan individu dalam jumlah yang kecil dengan
kemampuan yang dapat saling melengkapi satu dengan yang lain dan
memiliki tujuan, performance goals, dan mengharuskan mereka memiliki
tanggung jawab ( Moorhead dan Griffin, 2010). Tim memiliki jenis-jenis,
yaitu problem solving team, self-managed work team, cross fungtional team,
virtual team, dan multiteam system. Untuk menjadikan sebuah tim, ada
beberapa tahap, yaitu rencana dan tujuan umum, tujuan yang spesifik,
keberhasilan tim, mental model, level konflik, dan kemalasan sosial.
( Moorhead dan Griffin, 2010).
4. PROSES PEMBUATAN GROUP DAN
TIM- Forming : Pembentukan tim dari individu-individu yang belum
memiliki tujuan yang sama (Tuckman, 2002).
- Torming : Anggota kelompok yang terbentuk mulai beradaptasi
dengan aturan dan anggota kelompok yang lain. Akan ada
kemungkinan perpecahan atau penyatuan dalam tahap ini
(Tuckman, 2002).
5. - Norming : Pada tahap ini, konflik di kelompok tersebut mulai reda dan
para anggota kelompok mulai mampu bekerja sama dengan baik dan
mampu menyelesaikan masalah di kelompok tersebut (Tuckman, 2002).
- Performing : Setiap anggota kelompok mulai mampu menjankan tugas-
tugas yang ada di kelompok, dan bisa mematuhi setiap peraturan yang
ada (Tuckman, 2002).
- Adjoining : Tahap ini merupakan tahap akhir, dimana di tahap ini para
anggota kelompok sudah memiliki kepuasan atas hasil kerja mereka.
Namun di tahap ini juga beresiko membuat beberapa anggota menjadi
cepat puas dan sering lupa tujuan awal kelompok (Tuckman, 2002).
6. GEJALA YANG TIMBUL PADA KELOMPOK
- Konformisme : Anggota kelompok dengan tanpa sadar mulai mengikuti
pola perilaku tertentu (Munandar, 2001).
- Cohesiveness : Anggota kelompok menerima kesepakatan dan mau
bekerjasama dalam mencapai visi dan misi dari kelompok tersebut
(Munandar, 2001).
- Sinergi : Pengambilan keputusan dari kelompok dihasilkan dari diskusi
dan dan akhirnya disepakati oleh anggota kelompok (Munandar, 2001).
7. - GroupThink : Setiap solusi yang dihasilkan berdasarkan ide
yang disepakati oleh para anggota kelompok (Munandar, 2001).
- Polarisasi kelompok : Terjadinya diffusion of resposibility, social
comparison process, dan Persuasive (Munandar, 2001).
8. TIM YANG EFEKTIF
Robbins, 2015 mengatakan bahwa untuk membangun tim yang
efektif diperlukan beberapa hal. Pertama, perlu adanya rancangan
pekerjaan tim yang jelas. Didalam kelompok, perlu dibangun
rancangan pekerjaan yang nantinya dapat mencapai tujuan
kelompok dan mampu membuat individu didalamnya bisa bekerja
dengan nyaman. Hal yang kedua, yaitu menentukan komposisi.
Tujuan dari menentukan posisi adalah untuk memetakan jobdesk
para anggota kelompok sesuai dengan kemampuan mereka masing-
masing.
9. Dengan menentukan komposisi yang tepat, tujuan dari kelompok
tersebut dapat tercapai. Bagian ketiga adalah penentuan konteks,
yang bertujuan saling mengaitkan antar anggota kelompok demi
memenuhi visi dan misi kelompok. Dan yang terakhir adalah
memahami proese menjadi bagian penting, agar kelompok bisa
memahami visi dan misi kelompok tersebut dan tidak terburu-buru
didalam mengerjakan sesuatu.
10. DAFTAR PUSTAKA
- A.S, Munandar. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI.
- Griffin, R. W., dan Moorhead, G. 2010. Organizational Behaviour:
Managing People and Organizations (9). Mason OH: South-Western.
- Liberman, B., G.Seidman., K.Y.A. McKenna., L. E. Buffardi. 2011.
Employee Job Attitudes and Organizational Characteristics as
Predictors of Cyberloafing.Computers in Human Behavior..
11. - Robbin & Judge. 2015. Perilaku Organisasi Edisi 16. Jakarta.
Salemba Empat
- Tuckman, B.W. 2002. APA Symposium Paper, Chicago 2002
Academic Procrastinators: Their Rationalizations and Web-
Course Performance.http://all.successcenter-
ohiostate.edu/references/procrastinator_APA_ paper.htm