2. Dalil dari dua syarat di atas disebutkan sekaligus dalam firman Allah Ta’ala,
ْنَمَف
َءاَقِل وُج ْرَي َانَك
َمْعَيْلَف ِهِبَر
ْل
ااحِلاَص ا
ًلَمَع
َ
َل َو
َر ِةَداَبِعِب ْك ِ
رْشُي
ادَحََ ِهِب
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah
ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya“.” (QS. Al Kahfi: 110)
3. Maha suci Allah anu ngawasa sagala kerajaan,
Oge anjena nu Maha Kawasa kana sagala sesuatu,
nu ngajadikan maot jeng hidup, supaya Allah nguji anjen,
saha di antara aranjen nu lewih hade amalnya.
Jeng anjena nu Maha Gagah oge Maha Pengampura,
Al-Mulku (1-2)
4. Payunen pengersa, pangatur waktu nu tos masihan waktos.
Pangersa para tokoh alim ulama, tokoh masyarakat, oge para kasepuhan,
Aparatur pamarentah ti ngawitan pa RT, RW, Kadus oge Kepala Desa atanapi.
Rengrengan panitia iyeu kagiatan, nu tos ngorbankeun sagala tanagi,
emutan oge hartana.
Mugia sadayana sing ditambih2 kabarokahan yuswa oge elmuna, kalawan
sing istiqomah dina ibadahna..kalawan aya dina ridho Allah SWT
Urang doakeun ku urang sadayana, asal bijil tina qolbu anu bersih, asal
kaluar tina manah anu ikhlas, sanajan ngan saukur kalimat amin. Insya Allah
bakal menembus alam ijabah.
Nasalukal aafiyata, washihata, walbarokata, walmaunnata, walkaromata bisyiril
faatihah…
5. Dari segi ruang lingkup ibadah dibagi 2 bagian:
Ibadah Khashah x Ibadah ‘Ammah
Ibadah Mahdoh x Ghoir Mahdoh
Bersifat vertikal x Horizontal
Habluminallah x Habluminannas
Bersifat ritual x Sosial
Contoh Ritual : Solat, Zakat,Puasa, Haji & Umrah
Contoh Sosial : Menolong, berbuat baik ke tetangga, dll
6. Ibadah dari segi pelaksanaan terbagi menjadi tiga :
1. ibadah jasmaniyah – ruhaniyah : Sholat – puasa
2. ibadah ruhiyah – maliyah : Zakat
3. ibadah jasmaniyah – ruhaniyah – maliyah : Haji
Ibadah dari segi kepentingan terbagi menjadi dua :
1. Fardhi (perorangan) : Sholat
2. Ijtima’i (masyarakat) : zajat & Haji
7. IBADAH DITIBJAU DARI SEGI BENTUKNYA:
Ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah,
seperti: tasbih, tahmid, tahlil, takbir, taslim, do’a, membaca hamdalah oleh
orang bersin, tasymit (menyahuti) orang bersin, memberi tahniyah (salam),
khutbah, menyuruh yang ma’ruf, mencegah yang munkar, bertanya mengenai
sesuatu yang tidak diketahui, menjawab pertanyaan (memberi fatwa),
mengungkapkan persaksian (syahadah), membaca iqamah, membaca adzan,
membaca Al-Qur’an, membaca basmalah ketika hendak makan, minum dan
menyembelih binatang, membaca Al-Qur’an ketika dikejuti syaitan dan lain-lain
sebagainya.
Ibadah-ibadah berupa perbuatan,
seperti menolong orang yang karam atau yang tenggelam, berjihad di jalan Allah
SWT, membela diri dari gangguan, menyelenggarakan mayat dan mandi.
8. Ibadah-ibadah yang berupa menahan diri dari mengerjakan sesuatu pekerjaan.
Termasuk kedalam ibadah ini, ibadah puasa, yaitu menahan diri dari makan,
minum dan dari segala yang merusak puasa.
Ibadah-ibadah yang terdiri dari melakukan dan menahan diri dari suatu
perbuatan, seperti ‘itikaf (duduk dirumah Allah) serta menahan diri
dari ijma’ dan mubasyaroh (bergaul dengan istri), haji, tawaf, wukuf di
Arafah, ihram serta menahan diri ketika haji atau umrah dari menggunting
rambut, memotong kuku, jima’, nikah dan menikahkan, berburu, menutup
muka oleh para wanita dan menutup kepala oleh lelaki.
Ibadah-ibadah yang bersifat menggugurkan hak, seperti membebaskan orang
yang berhutang dari hutangnya dan memaafkan kesalahan dari orang yang
bersalah dan memerdekakan budak dengan kaffarat.
9. IBADAH DIBAGI 2 UKURAN (IBADAH JADI – IBADAH DITARIMA)
Jadi : ibadah jadi diukurna ku Hukum :
Asal Syarat & Rukun cumpon = eta ibadah JADI dihukumana = SYAH
Ditarima : ibadah ditarima & henteuna ku Allah
Diukurna ku Akhlak & Tingkah laku saba’da migawe ibadah
Diukur: Syah : mimiti ngalaksanajeun ibadah,
Ditarima : saatos ibadah
Naha aya ibadah nujadi tapi teu ditarima? kantenan
Setiap ibadah nu jadi, can tangtu ditarima.. setiap nu ditarima ku Allah pasti
Jadi.
Ibu nyadiakeun tuangen ka caroge (dongeng nyangu nyadiakan salaki)
10. Keur ibadah nu ditarima (Makbul), syaratna kudu mabrur (pinuh
barokah Allah)
Dari sisi bahasa, al mabrur adalah isim maf’ul dari akar kata al birru.
Al birru itu artinya kebaikan atau kebajikan.
Mabrur teh ibadahna aya dampak saentos dilaksanakeun
Ilaharna Mabrur identik jeung HAJI/UMROH
Sakabeh ibadah kudu MABRUR (Zakat, Puasa, Sholat, Rumah tangga)
Dari sisi istilah, haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah,
kemudian berdampak pada kebaikan diri, serta bermanfaat bagi orang
lain.
11. MABRUR = nu aya pangaruh, koret jadi berehan, cerewed jadi
bageur, kedul jadi daekan
Contoh dongeng :
pra/pasca Sholat , pra/pasca Puasa, pra/pasca Haji, pra/pasca minggon
MABRUR X MARDUD
Supaya MABRUR = kudu apal makna, hakekat, tujuan ibadah
Ibadah Pangberatna Merangan Hawa Nafsu (lain dipaehan), eleh ku
zakat, puasa, shalat.
Zaman Ayeuna teknologi maju (ekonomi, kesehatan, agama) tapi
negara pinuh ku musibah= Leungit Barokah
Conto : naek beca ningali tuur, teu lacur sabab peluh
Ibadah dihargaan ku Alah: Taat, Merangan hawa nafsu = Diganjar
dunia jeng diakherat
12. MABRUR = nu aya pangaruh, koret jadi berehan, cerewed jadi
bageur, kedul jadi daekan
Contoh dongeng :
pra/pasca Sholat , pra/pasca Puasa, pra/pasca Haji, pra/pasca minggon
MABRUR X MARDUD
Supaya MABRUR = kudu apal makna, hakekat, tujuan ibadah,
elmuna
IBADAH PANGBERATNA : MERANGAN HAWA NAFSU
sholat aki2 jeng pemuda), ngaji tibatan diimah aya nunagih (NGUNGSI), ……. SHOLAT CAPE,
HENTE SHOLAT CAPE MENDING SHOLAT
IBADAH make elmuna :
Shodaqoh pang alusna keur sehat contoh :
Shodaqoh keur waktu koret
13. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa ada seseorang yang menemui
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia berkata,
اَي
َظْعََ ِةَقَدهصل ُّىََ ِ ه
َّللا َلوُسَر
َلاَق ارْجََ ُم
«
هدَصَت ْنََ
َتْنََ َو َق
َت َو َرْقَفْل َىشْخَت ، ٌحي َِحش ٌحي ِحَص
َىنِغْل ُلُمْأ
ِهْمُت ََل َو ،
َذِإ ىهتَح ُل
َك ٍنًَلُفِل َتْلُق َومُقْلُحْل ِتَغَلَب
َك ْدَق َو ، َذَك ٍنًَلُفِل َو ، َذ
ٍنًَلُفِل َان
»
“Wahai Rasulullah, sedekah yang mana yang lebih besar pahalanya?” Beliau
menjawab, “Engkau bersedekah pada saat kamu masih sehat, saat kamu
takut menjadi fakir, dan saat kamu berangan-angan menjadi kaya. Dan
janganlah engkau menunda-nunda sedekah itu, hingga apabila nyawamu
telah sampai di tenggorokan, kamu baru berkata, “Untuk si fulan sekian dan
untuk fulan sekian, dan harta itu sudah menjadi hak si fulan.” (Muttafaqun
‘alaih. HR. Bukhari no. 1419 dan Muslim no. 1032).
14. Al-Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi RA berkata:
Sesungguhnya pahala shodaqoh ada lima macam;
1) Memberi satu sama dengan memberi 10, yaitu shodaqoh kepada orang
yang sehat.
2) Memberi satu sama dengan memberi 90, yaitu shodaqoh kepada orang
yang buta dan orang yang kena musibah.
3) Memberi satu sama dengan memberi 900, yaitu shodaqoh kepada
kerabatnya yang sedang membutuhkan.
4) Memberi satu sama dengan memberi 100.000, yaitu shodaqoh kepada
kedua orangtuanya.
5) Memberi satu sama dengan memberi 900.000, yaitu shodaqoh kepada
orang alim dan orang faqih (orang yang faham ilmu agama)
15. 1) Memberi satu sama dengan memberi 10, yaitu shodaqoh
kepada orang yang sehat.
ٍةَرْشَعِب ٌةَد ِح َوَف
َص َىَلع َيِه َو
،ِمْس ِجْل ِْحي ِح
Dalil ini mengacu pada firman Allah SWT,
ْمََُرْشَعُۥهَلَفِةَنَسَحْٱلِبَءٓاَجنَم
هسٱلِبَءٓاَجنَم َۖو اَهِلاَث
َزْجُي َ
ًلَفِةَئِي
َونُمَلْظُي َ
ًلْمُه َاوَهَلْثِم ه
َلِإٓى
“Barang siapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya.
Dan barang siapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya.
Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi).” (QS Al-An’am ayat 160)
16. 2) Memberi satu sama dengan memberi 90, yaitu shodaqoh
kepada orang yang buta dan orang yang kena musibah.
َْنيِعْسِتب ٌةَد ِح َو َو
َلىَع َيِه َو
يَلَتْبُمْل َو ىَمْع َ
َل
Dalilnya adalah Hadits Qudsi, Rasulullah SAW bersabda
“Jika Aku mengambil penglihatan hamba-Ku, maka tidak ada balasan yang
lebih pantas kecuali surga.” (HR. Bukhari).
Mengambil hikmah dari hadits tersebut menandakan bahwa bila kita
bersedekah untuk orang yang buta maka akan ada pahala yang besar untuk
didapatkan.
Mengapa demikian? karena hal tersebut memberikan kemudahan kepada
orang yang sedang kesulitan.
17. 3) Memberi satu sama dengan memberi 900, yaitu shodaqoh
kepada kerabatnya yang sedang membutuhkan.
ٌةَد ِح َو َو
ٍةَئاِمِعْسِتِب
َيِه َو
ٍةَب َرَق ْيِذ ىَلَع
اجَتْحُم
Ini adalah jenis sedekah untuk kerabat dan saudara yang membutuhkan.
Dalilnya adalah hadits Nabi SAW,
Rasulullah SAW bersabda “Sedekah kepada orang miskin hanya mendapatkan
pahala sedekah saja, sedang sedekah kepada sanak kerabat mengandung dua
keutamaan, yaitu sedekah dan menyambung tali kekerabatan.”
(HR. Tirmidzi)
18. 4) Memberi satu sama dengan memberi 100.000, yaitu shodaqoh kepada
kedua orangtuanya.
ٍفْلََ ِةَئاِمِب ٌةَد ِح َو َو
َع َيِه َو
َلى
ِْني َوَب َ
َل
a
Tingkatan keempat dari balasan pahala sedekah adalah mendapatkan balasan
hingga 100.000 kali lipat kebaikan.
Ini adalah bentuk sedekah kepada orang tua.
19. ۡيَدِل َوِب َنسۡنِ ۡ
َل َانۡيهص َو َو
ۡه َو ٗهُّمُ ُهۡتَلَمَح ِۚه
ىلَع اان
َ ِنۡيَماَع ۡىِف ٗهُلصِف هو ٍنۡه َو
ۡىِل ۡ
رُكۡش ِن
ۡي ِ
صَمۡل هىَلِ َؕ
َكۡيَدِل َـوِل َو
ُر
Ini adalah balasan Allah SWT bagi siapapun yang memuliakan orang tua.
Allah SWT berfirman,
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.” (QS. Lukman: 14).
20. 5) Memberi satu sama dengan memberi 900.000, yaitu
shodaqoh kepada orang alim dan orang faqih (orang
yang faham ilmu agama)
ْلََ ِةَئاِمِعْسِتِبةَد ِح َو َو
ٍف
ٍمِلاَع لىَع َيِه َو
ٍهْيِقَف ْوََ
Tingkatan kelima atau terakhir dari balasan pahala sedekah sebagaimana
yang tertulis di dalam kitab Bughyatul Musytarsyidin adalah sedekah yang
dibalas dengan 900.000 kali lipat kebaikan.
Ini adalah sedekah kepada orang yang berilmu alias orang yang alim atau
ulama.
21. Durratin Nasihin Kisah ini menceritakan empat
golongan yang berebut masuk surga yakni Orang
alim, Syahid, Orang kaya (dermawan), serta Haji
mabrur.