SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
Download to read offline
‫ى‬ٛ‫ح‬ّ‫ش‬‫ان‬ ًٍ‫ح‬ّ‫ش‬‫انه‬ ‫هللا‬ ‫ثسى‬
Hampir setiap orang menginginkan rezeki berlimpah
dalam menjalani kehidupan dunia, bahkan diwajibkan
bagi seorang suami untuk mencari rezeki (nafkah) bagi
keluarganya
Tidak jarang sebagian manusia mencari rezeki dengan
cara yang kurang pantas ataupun cara-cara yang
diharamkan
Sebagian lainnya mencari rezeki hanya dengan
mengandalkan kemampuan diri tanpa melibatkan Yang
Maha Pemberi Rezeki
Latar Belakang
Idealnya, kita tetap menjalankan kewajiban, tetap mencari
rezeki halal dengan cara yang diridhoi-Nya, insya Allah
hasilnya (kecil ataupun besar) akan cukup dan bermanfaat
bagi diri dan keluarga serta sesama
Untuk itu, mari kita amalkan do‟a-do‟a, dzikir-dzikir, serta
amalan-amalan lainnya yang dianjurkan oleh para Nabi dan
Rasul berdasarkan wahyu, termaktub di dalam Al-Qur‟an dan
Al-Hadits
Dengan begitu, maka rezeki senantiasa bertambah disertai
pahala yang terus mengalir sebagai bekal di akhirat kelak
QS. Fathir (35): 29-30
ٌِ‫إ‬
ٍِٚ‫ز‬‫ان‬
ٌُٕ‫ه‬ْ‫ز‬ٚ
‫بة‬‫ز‬ِ‫ك‬
ِ‫هللا‬
‫ٕا‬ُ‫ي‬‫ب‬‫ل‬‫أ‬ٔ
‫ح‬‫َل‬‫انص‬
‫ٕا‬ُ‫م‬‫ف‬َْ‫أ‬ٔ
‫ب‬ًِ‫ي‬
ْ‫ى‬ُْ‫ب‬ُْ‫ل‬‫ص‬‫س‬
‫ا‬ًّّ‫ش‬ِ‫س‬
ًّ‫خ‬َِٛ‫َل‬‫ع‬ٔ
ٌُٕ‫ج‬ْ‫ش‬ٚ
ًّ‫ح‬‫بس‬‫ج‬ِ‫ر‬
ٍْ‫ن‬
‫ُٕس‬‫ج‬‫ر‬
ْ‫ى‬ُِّٓٛ‫ف‬ُِٕٛ‫ن‬
ْ‫ى‬ُْ‫ُٕس‬‫ج‬ُ‫أ‬
ْ‫ى‬ُْ‫ذ‬ِٚ‫ض‬ٚٔ
ٍِْ‫ي‬
ِِّ‫ه‬ْ‫ع‬‫ف‬
ۚ
َُِّ‫إ‬
‫ٕس‬ُ‫ف‬‫غ‬
‫ٕس‬ُ‫ك‬‫ش‬
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah
dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari
rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-
diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan
perniagaan yang tidak akan merugi,
agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka
dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri
Perniagaan Yang Tidak Pernah Merugi
Dalam hadits dikatakan, Rasulullah shallallahu „alaihi wa
sallam bersabda, “Allah Ta‟ala berfirman padaku, „Berinfaklah
kamu, niscaya Aku akan berinfak (memberikan ganti) kepadamu.‟
Dan Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda, “Pemberian
Allah selalu cukup, dan tidak pernah berkurang walaupun mengalir
siang dan malam. Adakah terpikir olehmu, sudah berapa banyakkah
yang diberikan Allah sejak terciptanya langit dan bumi?
Sesungguhnya apa yang ada di Tangan Allah, tidak pernah
berkurang karenanya.”
HR. Al-Bukhari no. 4684 dan Muslim no. 993
Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah berkata, “Allah sungguh Maha
Kaya. Allah yang memegang setiap rezeki yang tak terhingga, yakni
melebihi apa yang diketahui setiap makhluk-Nya.”
Berdasarkan dalil di atas, salah satu ikhtiar yang
selamanya tidak akan pernah merugi ialah dengan
menyedekahkan sebagian harta kita untuk mereka yang
membutuhkan, karena harta yang kita miliki hanya titipan
sementara dan pada sebagiannya terdapat hak kaum
muslimin. Selain itu, telah banyak kita ketahui pula bahwa
sedekah yang kita berikan dengan mengharap ridho Allah
Azza wa Jalla akan dibalas 10 kali lipat, bahkan hingga
700 kali lipat. Pemberian sedekah dapat diberikan kapan
saja dan kepada siapa saja yang membutuhkan, namun
waktu terbaik ialah saat kita merasa sempit
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki
yang datang kepada Nabi shallallahu „alaihi wa
sallam bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang
paling utama?” Beliau menjawab: “Engkau bersedekah
dalam kondisi sehat dan berat mengeluarkannya, dalam
kondisi kamu khawatir miskin dan mengharap kaya. Maka
janganlah kamu tunda, sehingga ruh sampai di
tenggorokan, ketika itu kamu mengatakan, “Untuk fulan
sekian, untuk fulan sekian, dan untuk fulan sekian.”
Padahal telah menjadi milik si fulan.”
HR. Al-Bukhari dan Muslim
Hampir semua umat muslim mengetahui keutamaan sedekah,
bahkan telah diketahui pula banyak non muslim yang
meyakini hal tersebut. Meski demikian, masih banyak pula
yang belum mengetahui apa yang harus disedekahkan,
padahal sedekah itu sendiri tidak harus dalam bentuk materi,
berupa tenaga pun termasuk sedekah, bahkan tersenyum pun
ialah sedekah. Namun, memang sedekah berupa materi
memiliki keutamaan, lantas apa patokan yang digunakan untuk
menentukan seseorang dikatakan harus sedekah? Apakah
harus menunggu kaya terlebih dahulu? Apakah harus sukses
terlebih dahulu? Apakah harus merasa tercukupi terlebih
dahulu, sementara terkadang manusia selalu merasa tidak
puas?
Dari Said ibn Abu Burdah, dari bapaknya, dari kakeknya, dari Nabi
shallallahu „alaihi wa sallam yang bersabda: “(Wajib) bagi setiap muslim
bersedekah. Mereka (para sahabat) bertanya: “Wahai Nabi Allah,
bagaimana jika seseotang tidak menemukan (harta yang bisa
disedekahkan)?” Beliau menjawab: “Dia bekerja dengan tangannya,
sehingga memberi manfaat bagi dirinya lalu dia bersedekah.” Mereka
bertanya lagi: “Jika dia tidak menemukan juga?” Beliau menjawab: “Dia
membantu orang yang sangat membutuhkan bantuan.” Mereka bertanya
lagi: “Jika dia tidak menemukan juga?” Beliau menjawab: “Hendaklah dia
berbuat kebaikan dan menahan diri dari kejahatan, sesungguhnya yang
demikian itu adalah sedekah baginya.”
HR. Al-Bukhari no. 1353
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
“Sedekah yang terbaik adalah yang dikeluarkan selebih keperluan, dan
mulailah dari orang yang kamu tanggung.”
HR. Al-Bukhari
Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata: “Terdapat kumpulan
sholat-sholat dari tuntunan Nabi shallallahu „alaihi wasallam
sehari semalam sebanyak 40 rakaat, yaitu dengan menjaga 17
rakaat dari sholat fardhu, 10 rakaat atau 12 rakaat dari sholat
rawatib, 11 rakaat atau 13 rakaat sholat malam, maka
keseluruhannya adalah 40 rakaat. Adapun tambahan sholat
selain yang tersebutkan bukanlah sholat rawatib, maka sudah
seharusnyalah bagi seorang hamba untuk senantiasa
menegakkan terus-menerus tuntunan ini selamanya hingga
menjumpai ajal (maut). Sehingga adakah yang lebih cepat
terkabulkannya do‟a dan tersegeranya dibukakan pintu bagi
orang yang mengetuk sehari semalam sebanyak 40 kali?
Allah-lah tempat meminta pertolongan”.
Zadul Ma‟ad 1/327
Shalat Sehari Semalam 40 Raka‟at
Amalan ini punya keunggulan yang luar biasa, bukankah
kita tahu bahwa sholat ialah amalan yang dihisab pertama
kali? Sholat juga merupakan pembeda antara mereka
yang beriman dengan yang kafir? Sholat merupakan
amalan utama yang harus dikerjakan seorang muslim?
Sholat merupakan dzikir dan do‟a yang paling utama?
Maka sholatlah, perbanyaklah sholat, semakin banyak
maka akan terasa semakin dekat dengan Rabb semesta
alam, rasakan kenikmatannya ketika berlama-lama
bermunajat, ketika melantunkan qiro‟at ayat-ayat Al-
Qur‟an yang merdu, ketika bersimpuh ruku‟ dan sujud
dengan tuma‟ninah
Kita juga dianjurkan untuk memperbanyak do‟a ketika sholat,
inilah waktu ketika tidak ada hijab, tidak ada penghalang
antara kita dengan Sang Maha Pencipta, waktu yang sangat
istimewa untuk menyampaikan keluh kesah, mencari solusi
dari setiap permasalahan, memohon ampunan dan bertaubat,
meminta suatu hajat, terutama ketika sujud, inilah saat-saat
kita paling dekat dengan Dzat Yang Maha Pengasih, Dzat yang
akan mengabulkan segala permintaan kita, yang akan
mengampuni dosa-dosa kita, yang akan memberikan rahmat
kepada kita. Selama kita terus mendekati Allah Ta‟ala, maka
Allah akan lebih mendekat kepada kita, akan senantiasa
mengabulkan do‟a-do‟a kita
Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah shallallahu „alaihi
wa sallam bersabda: “Adapun pada waktu ruku‟ maka
agungkanlah nama Tuhan, dan pada waktu sujud maka
bersungguh-sungguhlah dalam berdo‟a, karena sudah
sepantasnya apabila do‟amu pada waktu sujud itu
dikabulkan.”
HR. Muslim
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shallallahu „alaihi
wa sallam bersabda: “Sedekat-dekat hamba kepada Tuhannya
yaitu ketika ia sujud, oleh karena itu perbanyaklah berdo‟a.”
HR. Muslim
Selain sujud dan ruku‟, moment penting yang tidak boleh dilupakan
ialah ketika duduk diantara dua sujud. Moment ini tidak bisa
diremehkan, karena do‟a ketika berada pada posisi ini mengandung
makna yang luar biasa dengan mengharap ampunan, memperbaiki
diri, mengharap kasih sayang Allah, mengharap datangnya
hidayah, serta mengharap diturunkannya rezeki
ُِْٙ‫ل‬ُ‫ص‬ْ‫اس‬ٔ ، َِِٙ‫ذ‬ْْ‫ا‬ٔ ، َِْٙ‫ُش‬‫ج‬ْ‫اج‬ٔ ، ًُِْٙ‫ح‬ْ‫اس‬ٔ ، ِٙ‫ن‬ ْ‫ش‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ا‬ ‫ُى‬ٓ‫انه‬
“Ya Allah ampunilah aku, sayangilah aku, tutupilah kekuranganku,
anugrahkan kepadaku hidayah dan berikanlah rezeki kepadaku.”
HR. At-Tirmidzi no. 284 dishahihkan oleh Imam Al-Albani dalam
Aslu Sifatish Sholatin Nabi no. 807-810
Sudah sangat lazim sekali bahwa salah satu sholat yang diketahui dapat
memperluas rezeki ialah sholat dhuha. Dua raka‟at sholat dhuha disetarakan
dengan sedekah terhadap 360 ruas sendi di dalam tubuh dan tercatat sebagai
hamba yang tidak lalai, empat raka‟at akan dicukupkan rezekinya hingga akhir
siang, enam raka‟at akan tercatat sebagai hamba yang taat terhadap perintah
Rabbnya, delapan raka‟atnya termasuk seorang hamba yang sukses dunia akhirat,
hingga puncaknya dua belas raka‟at akan dibuatkan rumah dari emas di surga
kelak
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Pada pagi hari
diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap
bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid
(alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa
sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai
sedekah. Begitu pula amar ma‟ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar
(melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti)
dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka‟at”
HR. Muslim no. 720
Rutinkan sholat dhuha
Dari Nu‟aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Allah
Ta‟ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau
tinggalkan empat raka‟at shalat di awal siang (di waktu Dhuha).
Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.”
HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At-Tirmidzi no. 475,
Ad-Darimi no. 1451 (Syaikh Al-Albani dan Syaikh Syu‟aib Al-
Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
“Siapa saja yang shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuat
untuknya sebuah istana yang terbuat dari emas di surga.”
HR. Ibnu Majah
Siapa yang tidak mengetahui keutamaan dzikir, amalan yang sangat
ringan sekali untuk dilakukan, namun memiliki efek yang sangat luar
biasa salah satunya dalam membuka pintu rezeki, tidak ada lagi
amalan yang lebih sederhana dari sekedar berdzikir dengan
mengingat kebesaran Allah Tabaroka wa Ta‟ala. Pernah diceritakan
dalam suatu kisah, ketika suatu negeri mengalami kemarau yang
berkepanjangan karena sudah sekian lama tidak diturunkan hujan
dari langit setetespun, hingga akhirnya hujan pun turun dengan
deras disebabkan dzikirnya semut-semut yang mengharap rezeki
dari Maha Pemberi Rezeki. Seandainya manusia dapat mendengar
bahasa binatang dan seluruh benda yang ada di dunia ini, maka kita
akan mendapati bahwa segala sesuatu apapun yang ada di alam
semesta ini senantiasa berdzikir terhadap Allah Rabbal Alamin.
Lebih hebatnya lagi, amalan ini tidak mengenal tempat dan waktu,
dapat dilakukan kapanpun dimanapun dan dalam kondisi apapun
Dzikir Pagi dan Petang
QS. Al Baqarah (2): 152
ٌُِٔ‫ش‬ُ‫ف‬ْ‫ك‬‫ر‬ ‫َل‬ٔ ِٙ‫ن‬ ‫ٔا‬ُ‫ش‬ُ‫ك‬ْ‫ش‬‫ا‬ٔ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ْ‫ش‬ُ‫ك‬ْ‫ر‬‫أ‬ َُِٙٔ‫ش‬ُ‫ك‬ْ‫بر‬‫ف‬
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku
QS. Al Jumu‟ah (62): 10
‫ا‬‫ر‬ِ‫ئ‬‫ف‬
ِ‫ذ‬ِٛ‫ع‬ُ‫ل‬
ُ‫ح‬‫َل‬‫انص‬
‫ٔا‬ُ‫ش‬ِ‫ش‬‫ز‬َْ‫ب‬‫ف‬
ِٙ‫ف‬
ِ‫ض‬ْ‫س‬ ْ
‫اْل‬
‫ٕا‬ُ‫غ‬‫ْز‬‫ث‬‫ا‬ٔ
ٍِْ‫ي‬
ِ‫م‬ْ‫ع‬‫ف‬
ِ‫هللا‬
‫ٔا‬ُ‫ش‬ُ‫ك‬ْ‫ار‬ٔ
‫هللا‬
‫ا‬ًّ‫ش‬ِٛ‫ث‬‫ك‬
ْ‫ى‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ع‬‫ن‬
ٌُٕ‫ح‬ِ‫ه‬ْ‫ف‬ُ‫ر‬
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung
Dalam Musnad Imam Ahmad diceritakan bahwa ketika menjelang ajal Rasulullah, Beliau
memanggil putrinya dan berkata, “Aku perintahkan engkau agar selalu mengucapkan
Subhanallah wa bihamdihi, karena kalimat tersebut merupakan doa seluruh makhluk dan
dengan kalimat itulah semua makhluk mendapat limpahan rezeki.”
Diriwayatkan dalam “Shahih Bukhari” bahwa suatu ketika
datang seorang lelaki mengeluhkan keadaannya kepada
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam. Ia berkata, “Dunia ini
telah berpaling dariku dan yang telah kuperoleh dari tanganku
sangatlah sedikit.” Rasulullah bertanya kepadanya, “Apakah
engkau tidak pernah membaca doanya para Malaikat dan
tasbihnya seluruh makhluk yang dengan itu mereka mendapat
limpahan rezeki?” Lelaki itu bertanya, “Doa apakah itu wahai
Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Subhanallah wa
bihamdihi subhanallahil adzim, dan beristighfarlah kepada
Allah sebanyak seratus kali diantara waktu terbitnya fajar
hingga menjelang waktu shalatmu, dengan itu dunia akan
tunduk dan merangkak mendatangimu, dan Allah menciptakan
dari setiap kalimat tersebut Malaikat yang selalu bertasbih
kepada Allah hingga hari kiamat dan untukmu pahalanya.”
Do‟a Nabi Sulaiman „alaihissalam
QS. Shaad (38): 35
ُ‫بة‬ْْٕ‫ان‬ ‫ذ‬َْ‫أ‬ ‫ك‬َِ‫إ‬ ۖ ِ٘‫ذ‬ْ‫ع‬‫ث‬ ٍِْ‫ي‬ ٍ‫ذ‬‫ح‬ ِ
‫ْل‬ ِٙ‫غ‬‫ج‬ُْٚ ‫َل‬ ‫ب‬ًّ‫ك‬ْ‫ه‬ُ‫ي‬ ِٙ‫ن‬ ْ‫ت‬ْٔ ِٙ‫ن‬ ْ‫ش‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ا‬ ِّ‫ة‬‫س‬ ‫بل‬‫ل‬
Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan
anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki
oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Pemberi"
Do‟a Para Nabi dan Rasul
Asbabun nuzul ayat tersebut bercerita bahwa suatu
ketika Nabi Sulaiman „alaihissalam. kehilangan
kerajaannya atau kekuasaan atas kerajaannya. Pada
sebagian kasus, terutama sekarang ini justru respon yang
muncul ketika seorang muslim kehilangan hartanya, entah
karena bencana alam atau musibah lain, misalkan
mengalami kerugian besar atau mempunyai hutang
menggunung dan tidak mampu membayar, seringkali
hanya berharap agar dicukupkan harta, diberikan
pengganti yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari
Hikmah yang harus diambil dari ayat tersebut ialah bahwa
pada kondisi seperti itu Nabi Sulaiman „alaihissalam tidak
pernah sama sekali mengecilkan kekuasaan Rabb Yang Maha
Pemberi Rezeki, tiada yang tidak mungkin bagi-Nya, sehingga
Nabi Sulaiman justru meminta, berdo‟a, berharap agar
diberikan kekuasaan/kerajaan yang jauh lebih besar lagi,
bahkan meminta kerajaan yang tidak akan pernah ada seorang
manusia pun yang mampu menandinginya. Maka dari itu,
berdo‟alah dengan mengharap yang terbaik dari Allah Ta‟ala,
tidak ada yang mustahil bagi-Nya, Allah bisa dengan sangat
mudah membalikan kesulitan kita menjadi kebahagiaan. Jangan
takut bermimpi besar, karena kita bergantung pada Dzat Yang
Maha Besar yang tiada tandingannya
Do‟a Nabi Yunus „alaihissalam
QS. Al-Anbiya (21): 87-88
‫َل‬ِ‫إ‬ ّٰ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫َل‬ ٌْ‫أ‬ ِ‫د‬‫ب‬ًُ‫ه‬ُّ‫انظ‬ ِٙ‫ف‬ ٰ
ٖ‫بد‬ُ‫ف‬ ِّْٛ‫ه‬‫ع‬ ‫س‬ِ‫ذ‬ْ‫م‬َ ٍْ‫ن‬ ٌْ‫أ‬ ٍ‫ظ‬‫ف‬ ‫ًّب‬‫ج‬ِ‫ظ‬‫ب‬‫غ‬ُ‫ي‬ ‫ت‬ْ‫ر‬ ْ‫ر‬ِ‫إ‬ ٌُُِّٕ‫ان‬ ‫ا‬‫ر‬ٔ
َْ‫أ‬
ًٍِِٛ‫ن‬‫ب‬‫انظ‬ ٍِ‫ي‬ ُ‫ذ‬ُُْ‫ك‬ َِِّٙ‫إ‬ ‫ك‬َ‫ب‬‫ْح‬‫ج‬ُ‫س‬ ‫ذ‬
ٍُِِٛ‫ي‬ْ‫ؤ‬ًُْ‫ان‬ ِٙ‫ج‬َُُْ ‫ك‬ِ‫ن‬ ٰ‫ز‬‫ك‬ٔ ۚ ِّ‫ى‬‫غ‬ْ‫ان‬ ٍِ‫ي‬ ُِ‫ب‬ُْٛ‫ج‬َٔ ُّ‫ن‬ ‫ب‬ُْ‫ج‬‫ج‬‫ْز‬‫س‬‫ب‬‫ف‬
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan
marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya
(menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap:
"Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya
aku adalah termasuk orang-orang yang zalim"
Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari
pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang
beriman
Dari Sa‟ad bin Abi Waqash bahwasanya Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabat
yang tengah duduk-duduk bersama beliau, “Maukah kalian
apabila aku beritahukan kepada kalian sebuah do‟a, tatkala
seseorang diantara kalian ditimpa sebuah kesusahan atau
musibah duniawi, ia memanjatkan do‟a tersebut sehingga ia
diberi jalan keluar dari kesulitannya?” Para sahabat
menjawab, “Tentu saja, wahai Rasulullah.” Maka beliau
bersabda, “Itulah do‟a Dzun Nun: Tidak ada Ilah yang berhak
diibadahi selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang zhalim.”
HR. Al-Hakim no. 1818 dan Ibnu Abi Dunya (Dinyatakan shahih
oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami‟ As-Shaghir no. 2605
dan Silsilah As-Shahihah no. 1744)
Do‟a Nabi Musa „alaihissalam
QS. Thoha (20): 25-28
ِ٘‫س‬ْ‫ذ‬‫ص‬ ِٙ‫ن‬ ْ‫ح‬‫ش‬ْ‫ش‬‫ا‬ ِّ‫ة‬‫س‬ ‫بل‬‫ل‬
ِ٘‫ش‬ْ‫ي‬‫أ‬ ِٙ‫ن‬ ْ‫ش‬ِّ‫س‬ٚٔ
َِٙ‫ب‬‫س‬ِ‫ن‬ ٍِْ‫ي‬ ًّ‫ح‬‫ذ‬ْ‫م‬ُ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫اح‬ٔ
ِٙ‫ن‬ْٕ‫ل‬ ‫ُٕا‬ٓ‫م‬ْ‫ف‬ٚ
Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku,
dan mudahkanlah untukku urusanku,
dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,
supaya mereka mengerti perkataanku,
Berikut kami sarikan penjelasan Syaikh As Sa‟di rahimahullah dalam kitab tafsirnya ketika
menafsirkan ayat di atas
Pertama:
ِ٘‫س‬ْ‫ذ‬‫ص‬ ِٙ‫ن‬ ْ‫ح‬‫ش‬ْ‫ش‬‫ا‬ ِّ‫ة‬‫س‬
“Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku”
Maksudnya adalah lapangkanlah, janganlah perkataan dan perbuatanku ini menyakiti dan
janganlah hatiku ini terkotori dengan yang demikian, dan jangan pula hatiku ini dipersempit.
Karena jika hati telah sempit, maka orang yang memiliki hati tersebut sulit memberikan
hidayah (petunjuk ilmu) pada orang yang didakwahi
Allah Ta‟ala telah berkata pada Nabi-Nya Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam, “Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya
kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu.” (QS. Ali Imron: 159). Semoga saja seseorang yang didakwahi dapat menerima
dakwah dengan sikap lemah lembut dan lapangnya jiwa
Kedua:
ْ‫ش‬ِّ‫س‬ٚٔ
ِٙ‫ن‬
ِ٘‫ش‬ْ‫ي‬‫أ‬
“dan mudahkanlah untukku urusanku”
Maksudnya adalah mudahkanlah setiap urusan dan setiap
jalan yang ditempuh untuk mengharap ridho-Mu,
mudahkanlah segala kesulitan yang ada di hadapanku. Di
antara dimudahkan suatu urusan yaitu seseorang yang
memohon diberikan berbagai kemudahan dari berbagai pintu,
ia dimudahkan untuk berbicara dengan setiap orang dengan
tepat, dan ia mendakwahi seseorang melalui jalan yang
membuat orang lain mudah menerima
Ketiga:
ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫اح‬ٔ
ًّ‫ح‬‫ذ‬ْ‫م‬ُ‫ع‬
ٍِْ‫ي‬
َِٙ‫ب‬‫س‬ِ‫ن‬
‫ُٕا‬ٓ‫م‬ْ‫ف‬ٚ
ِٙ‫ن‬ْٕ‫ل‬
“dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti
perkataanku”
Dahulu Nabi Musa „alaihissalam memiliki kekurangan, yaitu rasa
kaku dalam lisannya. Hal ini membuat orang lain sulit memahami
yang beliau ucapkan, demikianlah dikatakan oleh para pakar tafsir.
Sebagaimana Allah Ta‟ala berfirman, “Dan saudaraku Harun, dia
lebih fasih lidahnya daripadaku” (QS. Al-Qashshash: 34). Oleh
karena itu, Nabi Musa meminta pada Allah agar dilepaskan dari
kekakuan lidahnya sehingga orang bisa memahami apa yang
diucapkan oleh Musa. Akhirnya tercapailah maksud yang beliau
minta
Do‟a Nabi Adam „alaihissalam
QS. Al-A‟raf (7): 23
ٍِٚ‫ش‬ِ‫بس‬‫خ‬ْ‫ان‬ ٍِ‫ي‬ ٍَُٕ‫ك‬ُ‫ن‬ ‫ب‬ًُْ‫ح‬ْ‫ش‬‫ر‬ٔ ‫ب‬ُ‫ن‬ ْ‫ش‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ر‬ ْ‫ى‬‫ن‬ ٌِْ‫إ‬ٔ ‫ب‬ُ‫س‬ُ‫ف‬َْ‫أ‬ ‫ب‬ًُْ‫ه‬‫ظ‬ ‫ب‬ُ‫ث‬‫س‬ ‫بَل‬‫ل‬
Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami
sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi
rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang
yang merugi.”
Karena berbuat zalim, Nabi Adam „alaihissalam sampai terusir dari
surga dan terpisah dari Siti Hawa selama 300 tahun. Selama itu,
Nabi Adam selalu berdo‟a mengakui kesalahan dan memohon
ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala hingga akhirnya dapat
dipertemukan kembali
QS. Nuh (71): 10-12
‫ا‬ًّ‫س‬‫ب‬‫ف‬‫غ‬ ٌ‫ب‬‫ك‬ َُِّ‫إ‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬‫ث‬‫س‬ ‫ُٔا‬‫ش‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ْز‬‫س‬‫ا‬ ُ‫ذ‬ْ‫ه‬ُ‫م‬‫ف‬
‫ا‬ًّ‫س‬‫ا‬‫س‬ْ‫ذ‬ِ‫ي‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ْٛ‫ه‬‫ع‬ ‫بء‬ً‫انس‬ ِ‫م‬ِ‫س‬ْ‫ش‬ُٚ
‫ا‬ًّ‫س‬‫ب‬َْٓ‫أ‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬‫ن‬ ْ‫م‬‫ع‬ْ‫ج‬ٚٔ ٍ‫د‬‫ب‬ُ‫ج‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬‫ن‬ ْ‫م‬‫ع‬ْ‫ج‬ٚٔ ٍُِٛ‫ث‬ٔ ٍ‫ال‬ْٕ‫ي‬‫أ‬ِ‫ث‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ْ‫د‬ِ‫ذ‬ًُْٚٔ
maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada
Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-,
niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan
untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya)
untukmu sungai-sungai
Perbanyak Istighfar
Istighfar akan menghilangkan kesusahan, gundah gulana, dan
mengundang terbukanya pintu rezeki. Sebagaimana yang tertera dalam
kitab Riyadhus Shalihin dalam hadits riwayat Abu Dawud dijelaskan,
“Barangsiapa yang terbiasa istighfar, Allah akan menjadikan untuknya
jalan keluar dari setiap kesempitan dan kesusahannya, dan diberi rezeki
dari arah yang tidak disangka-sangka.”
“Barangsiapa memperbanyak istighfar, niscaya Allâh merubah setiap
kesedihannya menjadi kegembiraan; Allah Azza wa Jalla memberikan
solusi dari setiap kesempitannya (kesulitannya), dan Allâh anugerahkan
rezeki dari jalur yang tiada disangka-sangka.”
HR. Ahmad dan Al-Hakim
“Aku pernah mendengar Rasulullah Shallahu „Alaihi wa Sallam bersabda,
„Demi Allah, sesungguhnya aku biasa memohon ampunan dan bertaubat
kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.”
HR. Al-Bukhori
Dari Abu Said Al-Khudri diriwayatkan bahwa pada suatu hari Rasulullah shallallahu „alaihi
wa sallam memasuki masjid. Tiba-tiba ada seorang pemuda yang sudah duduk lama di
masjid, pemuda itu bernama Abu Umamah. Rasulullah bertanya kepadanya: “Wahai Abu
Umamah, mengapa aku melihatmu duduk di masjid pada waktu-waktu di luar shalat?” Abu
Umamah menjawab, “Aku sedang dilanda kesusahan dan dililit hutang-hutang wahai
Rasulullah” Rasulullah kemudian bersabda kepadanya, “Ketahuilah aku akan mengajarkan
kepadamu ucapan yang apabila engkau mengucapkannya, maka Allah akan menyingkirkan
kesedihan dan membayarkan hutang-hutangmu. Ucapkanlah pada waktu pagi dan sore:
Allahumma inni audzubika minal hammi wal hazani wa audzubika minal „ajzi wal kasali wa
audzubika minal jubni wal bukhli wa audzubika min ghalabatiddaini wa qahrirrijali
(Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku
berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari
pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-
wenangan manusia)”
Kata Abu Umamah: “Setelah membaca do‟a tersebut, Allah berkenan menghilangkan
kebingunganku dan membayarkan lunas semua hutangku.”
HR. Abu Daud 4/353
Do‟a Agar Terlepas Dari Hutang
Allahumma inni as-alukal huda wat-tuqa wal-„afafa wal-ghina
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kehormatan diri, dan rasa
cukup
HR. Muslim no. 4898, At-Tirmidzi no. 3411, dan Ibnu Majah no. 3822
Allahummakfini bi halalika „an haramika wa aghnini bi fadhlika „amman siwaka
Ya Allah, cukupilah aku dengan rezeki-Mu yang halal sehingga aku tidak mencari-cari (mengonsumsi)
yang haram, dan jadikanlah aku merasa cukup dengan karunia-Mu sehingga aku tidak memerlukan
uluran tangan selain-Mu
HR. At-Tirmidzi no. 3486, Ahmad no. 1250, dan Al-Hakim no. 1929 (Dinyatakan hasan oleh At-Tirmidzi
dan Al-Albani, dan dinyatakan shahih oleh Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)
Allahumma inni a‟udzubika min ghalabatiddayni wa ghalabatil aduwwi wa syamaatatil a‟daa‟i
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari jeratan hutang, bahaya musuh, dan dari
kemenangan pihak musuh
HR. An-Nasa‟i (Hadits ini shahih menurut Hakim)
Nabi shallallahu „alaihi wa sallam biasa berdo‟a di akhir shalat
(sebelum salam):
Allahumma inni a‟udzubika minal ma‟tsami wal maghrom
Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak
utang
Lalu ada yang berkata kepada beliau shallallahu „alaihi wa sallam,
“Kenapa engkau sering meminta perlindungan dalam masalah
hutang?” Lalu Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
“Jika orang yang berhutang berkata, dia akan sering berdusta. Jika
dia berjanji, dia akan mengingkari.”
HR. Al-Bukhari no. 2397
Seringkali manusia kurang bersyukur terhadap apa yang
dimiliki, selalu merasa kekurangan, dan tidak pernah
merasa puas. Tidak ada yang keliru dengan pola
berharap dan meminta diberikan harta yang banyak untuk
mencukupi kebutuhan hidup, karena Allah Maha Pemberi
Rezeki, tidak ada illah lain yang mampu melakukan hal
serupa, hanya kepada-Nya lah tempat meminta segala
permohonan
Jangan Lupa Bersyukur
Namun, ada kewajiban lain yang harus kita senantiasa
jalankan, yaitu mensyukuri apa yang ada, yang mungkin
tanpa sepengetahuan kita bahwa selama ini nikmat yang
kita rasakan, rezeki yang kita dapatkan begitu besar
dibandingkan amal yang selama ini kita kerjakan.
Lagipula masalah rezeki hanya Allah yang sanggup
mengaturnya, Ia atur sedemikian rupa agar manusia tidak
khilaf ketika diuji dengan harta yang banyak maupun
yang sedikit. Dan justru dengan mensyukuri yang ada,
niscaya akan semakin bertambah sesuai janji-Nya yang
termaktub dalam Al-Qur‟an
QS. Ibrahim (14): 7
‫ذ‬ِٚ‫ذ‬‫ش‬‫ن‬ ِٙ‫ث‬‫ا‬‫ز‬‫ع‬ ٌِ‫إ‬ ْ‫ى‬ُ‫ر‬ْ‫ش‬‫ف‬‫ك‬ ٍِْ‫ئ‬‫ن‬ٔ ۖ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ذ‬ِٚ‫ص‬‫ْل‬ ْ‫ى‬ُ‫ر‬ْ‫ش‬‫ك‬‫ش‬ ٍِْ‫ئ‬‫ن‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ُّ‫ث‬‫س‬ ٌ‫ر‬‫أ‬‫ر‬ ْ‫ر‬ِ‫إ‬ٔ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"
Manusia dituntut untuk dapat melakukan hubungan
secara seimbang antara hubungannya dengan Allah
(Hablum minallah) dan hubungan dengan sesama
(Hablum minannas). Menjaga hubungan dengan manusia
tidak dapat dianggap enteng, banyak keutamaan-
keutamaan yang sangat disayangkan untuk dilewatkan.
Ini pun salah satu amalan yang dapat meringankan
kesulitan-kesulitan hidup kita. Ketika kita berbuat baik
kepada orang lain, maka Allah yang akan membalas
kebaikan kita dengan balasan yang jauh lebih baik
Menolong Sesama
Contoh lain yang dapat kita ambil ibrohnya ialah ketika ada
keluarga, saudara, atau tetangga yang meninggal, dimana
dalam lingkungan tersebut diwajibkan ada yang mengurusi
jenazah mulai dari memandikan hingga mengantarnya ke liang
lahat. Pahala yang didapat pun tidak main-main, yaitu sebesar
2 qirath (1 qirath nya saja kurang lebih sebesar gunung uhud).
Bayangkan jika yang meninggal ialah orang yang beragama
islam namun berperangai buruk, sering meresahkan warga
sekitar, apakah ada yang mau mengurusi jenazahnya? Tentu
secara logika tidak akan ada yang mau mengurusnya, jika
demikian maka jenazah tersebut akan terlantar dan membusuk
begitu saja. Namun, risalah dalam agama ini begitu sempurna,
sehingga meskipun memendam perasaan yang tidak nyaman,
namun kewajiban tersebut disertai pahala besar yang menanti
di akhirat kelak
QS. Al Anfal (8): 74
ٍِٚ‫ز‬‫ان‬ٔ
‫ٕا‬ُُ‫آي‬
‫ُٔا‬‫ش‬‫بج‬ْٔ
‫ٔا‬ُ‫ذ‬ْ‫ب‬‫ج‬ٔ
ِٙ‫ف‬
ِ‫م‬ِٛ‫ج‬‫س‬
ِ‫هللا‬
ٍِٚ‫ز‬‫ان‬ٔ
‫ا‬ْٔٔ‫آ‬
‫ُٔا‬‫ش‬‫ص‬َٔ
‫ك‬ِ‫ئ‬ٰ‫ٔن‬ُ‫أ‬
ُ‫ى‬ُْ
ٌُُِٕ‫ي‬ْ‫ؤ‬ًُْ‫ان‬
‫ب‬ًّّ‫م‬‫ح‬
ۚ
ْ‫ى‬ُٓ‫ن‬
‫ح‬‫ش‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ي‬
‫ق‬ْ‫ص‬ِ‫س‬ٔ
‫ى‬ِٚ‫ش‬‫ك‬
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta
berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang
memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan
(kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-
orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh
ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia
“Seorang Muslim adalah saudara Muslim lainnya. Ia tidak
boleh menzhaliminya dan tidak boleh membiarkannya
diganggu orang lain (bahkan ia wajib menolong dan
membelanya). Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya,
maka Allâh Azza wa Jalla senantiasa akan menolongnya.
Barangsiapa melapangkan kesulitan seorang Muslim, maka
Allâh akan melapangkan baginya dari salah satu kesempitan
di hari Kiamat dan barangsiapa menutupi (aib) seorang
Muslim, maka Allâh menutupi (aib)nya pada hari Kiamat.”
HR. Al-Bukhâri no. 2442 dan 6951, Muslim no. 2580, Ahmad
2/91, Abu Dâwud no. 4893, At-Tirmidzi no. 1426, dan Ibnu
Hibbân no. 533
Dalam riwayat lain disebutkan, dari Ibnu Umar, bahwa seorang lelaki mendatangi
Nabi shallallahu „alaihi wa sallam dan berkata,”Wahai Rasulullah, siapakah orang
yang paling dicintai Allah dan amal apakah yang paling dicintai Allah?”
Rasulullah menjawab, ”Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling
bermanfaat buat manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan
yang engkau masukkan kedalam diri seorang muslim atau engkau menghilangkan
suatu kesulitan atau engkau melunasi utang atau menghilangkan
kelaparan." Rasulullah meneruskan sabdanya: "Dan sesungguhnya aku berjalan
bersama seorang saudaraku untuk (menuaikan) suatu kebutuhan lebih aku sukai
daripada aku beritikaf di masjid ini—yaitu Masjid Madinah—selama satu bulan.
Dan barangsiapa yang menghentikan amarahnya maka Allah akan menutupi
kekurangannya dan barangsiapa menahan amarahnya padahal dirinya sanggup
untuk melakukannya maka Allah akan memenuhi hatinya dengan harapan pada
hari kiamat. Dan barangsiapa yang berjalan bersama saudaranya untuk
(menunaikan) suatu keperluan sehingga tertunaikan (keperluan) itu maka Allah
akan meneguhkan kakinya pada hari tidak bergemingnya kaki-kaki (hari
perhitungan).”
HR. Thabrani
Do‟a merupakan senjata bagi seorang muslim, senjata
utama yang tidak akan pernah dimiliki oleh orang kafir.
Sebagai seorang muslim berdo‟a tidak hanya merupakan
kebutuhan, namun ia merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan. Dalam berdo‟a pun sudah diatur tata
caranya, adab-adabnya, agar do‟a kita senantiasa
diijabah oleh Rabb Maha Pengasih
Perbanyak Berdo‟a dan Kenali Waktu Mustajabnya
Ketika seorang anak kecil menginginkan sesuatu, maka ia akan
meminta kepada orang tuanya dengan permintaan terbaik,
sikap yang siap berbakti, dengan nada yang lemah lembut dan
penuh harap. Bayangkan jika anak tersebut meminta dengan
nada sambil berteriak, tidak mengindahkan perintah orang
tuanya, maka kecil kemungkinannya permintaan tersebut akan
dipenuhi. Untuk itu pun, penting bagi kita mengetahui tata
cara, adab-adab ketika berdo‟a kepada Rabb, salah satu hal
yang tidak kalah penting ialah mengetahui waktu-waktu
mustajab do‟a, ketika itu tidak ada penghalang antara kita
dengan Pemilik „Arsy, do‟a-do‟a kita akan senantiasa
dikabulkan oleh-Nya
QS. Al-Mu-min (40): 60
‫ى‬ُٓ‫ج‬ ٌُٕ‫ه‬ُ‫خ‬ْ‫ذ‬ٛ‫س‬ ِٙ‫ر‬‫بد‬‫ج‬ِ‫ع‬ ٍْ‫ع‬ ٌُٔ‫ش‬ِ‫ج‬ْ‫ك‬‫ْز‬‫س‬ٚ ٍِٚ‫ز‬‫ان‬ ٌِ‫إ‬ ۚ ْ‫ى‬ُ‫ك‬‫ن‬ ْ‫ت‬ِ‫ج‬‫ْز‬‫س‬‫أ‬ َُِٕٙ‫ع‬ْ‫د‬‫ا‬ ُ‫ى‬ُ‫ك‬ُّ‫ث‬‫س‬ ‫بل‬‫ل‬ٔ
ٍِٚ‫ش‬ِ‫اخ‬‫د‬
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam
dalam keadaan hina dina“
“Sesunguhnya Rabb kalian tabaroka wa ta‟ala Maha Pemalu lagi Maha
Mulia. Dia malu terhadap hamba-Nya, jika hamba tersebut
menengadahkan tangan kepada-Nya , lalu kedua tangan tersebut kembali
dalam keadaan hampa.”
HR. Abu Daud no. 1488 dan At Tirmidzi no. 3556 (Syaikh Al-Albani dalam
Shohih wa Dho‟if Sunan Abi Daud mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Diantara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh
Allah Ta‟ala adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan
oleh Allah bahwa do‟a ketika waktu-waktu tersebut dikabulkan. Diantara waktu-
waktu tersebut adalah:
 Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir
 Ketika berbuka puasa
 Ketika malam lailatul qadar
 Ketika adzan berkumandang
 Di antara adzan dan iqamah
 Ketika sedang sujud dalam shalat
 Ketika sebelum salam pada shalat wajib
 Pada hari Jum‟at
 Ketika turun hujan
 Pada hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar
 Ketika hari arafah
 Ketika perang berkecamuk
 Ketika meminum air zam-zam
Taqwa dan tawakkal merupakan pilar dalam beribadah
dan berharap kepada Allah Azza wa Jalla. Dibanding
bahasan lain, poin ini lebih banyak memiliki referensi
dalil-dalil Al-Qur‟an, dimana isinya merupakan
Kalamullah, perkataan Allah secara langsung, janji-janji
Allah, tiada yang dapat menghalangi, dan tiada yang
berhak meragukan apa yang telah disampaikan-Nya
Esensi Taqwa dan Tawakkal
QS. Al-Ma‟idah (5): 66
ْٕ‫ن‬ٔ
ْ‫ى‬َُٓ‫أ‬
‫ٕا‬ُ‫ي‬‫ب‬‫ل‬‫أ‬
‫اح‬‫س‬ْٕ‫انز‬
‫م‬ِٛ‫ج‬َِْ ْ
‫اْل‬ٔ
‫ب‬‫ي‬ٔ
‫ل‬ِ‫ض‬َُْ‫أ‬
ْ‫ى‬ِْٓٛ‫ن‬ِ‫إ‬
ٍِْ‫ي‬
ْ‫ى‬ِِّٓ‫ث‬‫س‬
‫ٕا‬ُ‫ه‬‫ك‬‫ْل‬
ٍِْ‫ي‬
ْ‫ى‬ِِٓ‫ل‬ْٕ‫ف‬
ٍِْ‫ي‬ٔ
ِ‫ذ‬ْ‫ح‬‫ر‬
ْ‫ى‬ِِٓ‫ه‬ُ‫ج‬ْ‫س‬‫أ‬
ۚ
ْ‫ى‬ُُِْٓ‫ي‬
‫خ‬‫ي‬ُ‫أ‬
‫ح‬‫ذ‬ِ‫ص‬‫ز‬ْ‫م‬ُ‫ي‬
ۖ
‫ش‬ِٛ‫ث‬‫ك‬ٔ
ْ‫ى‬ُُِْٓ‫ي‬
‫بء‬‫س‬
‫ب‬‫ي‬
ٌُٕ‫ه‬ًْ‫ع‬ٚ
Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan
(hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan
kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan
mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka.
Diantara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan
alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan
mereka
QS. Al-Maidah (5): 100
ْ‫م‬ُ‫ل‬
‫َل‬
ِٕ٘‫ْز‬‫س‬ٚ
ُ‫ث‬ِٛ‫ج‬‫خ‬ْ‫ان‬
ُ‫ِّت‬ٛ‫انط‬ٔ
ْٕ‫ن‬ٔ
‫ك‬‫ج‬‫ج‬ْ‫ع‬‫أ‬
ُ‫ح‬‫ش‬ْ‫ث‬‫ك‬
ِ‫ث‬ِٛ‫ج‬‫خ‬ْ‫ان‬
ۚ
‫ٕا‬ُ‫م‬‫بر‬‫ف‬
‫هللا‬
‫ب‬ٚ
ِٙ‫ن‬ُٔ‫أ‬
ِ‫ة‬‫ب‬‫ج‬ْ‫ن‬ ْ
‫اْل‬
ْ‫ى‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ع‬‫ن‬
ٌُٕ‫ح‬ِ‫ه‬ْ‫ف‬ُ‫ر‬
Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik,
meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu,
maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal,
agar kamu mendapat keberuntungan"
QS. Al-Jinn (72): 16
ٌْ‫أ‬ٔ
ِٕ‫ن‬
‫ٕا‬ُ‫ي‬‫ب‬‫م‬‫ْز‬‫س‬‫ا‬
ٗ‫ه‬‫ع‬
ِ‫خ‬‫م‬ِٚ‫ش‬‫انط‬
ْ‫ى‬ُْ‫ب‬ُْٛ‫ْم‬‫س‬‫ْل‬
ًّ‫ء‬‫ب‬‫ي‬
‫ب‬ًّ‫ل‬‫ذ‬‫غ‬
Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di
atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan
memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki
yang banyak)
QS. Al-A‟raf (7): 96
ْٕ‫ن‬ٔ
ٌ‫أ‬
‫م‬ْْ‫أ‬
ٰ
ٖ‫ش‬ُ‫م‬ْ‫ان‬
‫ٕا‬ُُ‫آي‬
‫ا‬ْٕ‫م‬‫ار‬ٔ
‫ب‬ُْ‫ح‬‫ز‬‫ف‬‫ن‬
ْ‫ى‬ِْٓٛ‫ه‬‫ع‬
ٍ‫د‬‫ب‬‫ك‬‫ش‬‫ث‬
ٍِ‫ي‬
ِ‫ء‬‫ب‬ً‫انس‬
ِ‫ض‬ْ‫س‬ ْ
‫اْل‬ٔ
ٍِْ‫ك‬ٰ‫ن‬ٔ
‫ُٕا‬‫ث‬‫ز‬‫ك‬
ْ‫ى‬ُْ‫ب‬َْ‫ز‬‫خ‬‫أ‬‫ف‬
‫ب‬ًِ‫ث‬
‫ٕا‬َُ‫ب‬‫ك‬
ٌُٕ‫ج‬ِ‫س‬ْ‫ك‬ٚ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya
QS. Al-A‟raf (7): 128
‫بل‬‫ل‬
ٰ
ٗ‫ٕس‬ُ‫ي‬
ِِّ‫ي‬ْٕ‫م‬ِ‫ن‬
‫ٕا‬ُُِٛ‫ع‬‫ْز‬‫س‬‫ا‬
ِ‫بّلل‬ِ‫ث‬
‫ُٔا‬‫ش‬ِ‫ج‬ْ‫اص‬ٔ
ۖ
ٌِ‫إ‬
‫ض‬ْ‫س‬ ْ
‫اْل‬
ِ ِ
‫ّلل‬
‫ب‬ُٓ‫ث‬ِ‫ُٕس‬ٚ
ٍْ‫ي‬
ُ‫ء‬‫ب‬‫ش‬ٚ
ٍِْ‫ي‬
ِِِ‫د‬‫ب‬‫ج‬ِ‫ع‬
ۖ
ُ‫خ‬‫ج‬ِ‫ل‬‫ب‬‫ع‬ْ‫ان‬ٔ
ٍِٛ‫م‬‫ز‬ًُْ‫ه‬ِ‫ن‬
Musa berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan
kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini)
kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang
dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan
yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa"
QS. Ali Imran (3): 160
ٌِْ‫إ‬
ُ‫ى‬ُ‫ك‬ْ‫ش‬ُ‫ص‬ُْٚ
ُ‫هللا‬
‫َل‬‫ف‬
‫ت‬ِ‫ن‬‫ب‬‫غ‬
ْ‫ى‬ُ‫ك‬‫ن‬
ۖ
ٌِْ‫إ‬ٔ
ْ‫ى‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ُ‫ز‬ْ‫خ‬ٚ
ًٍْ‫ف‬
‫ا‬‫ر‬
ِ٘‫ز‬‫ان‬
ْ‫ى‬ُ‫ك‬ُ‫ش‬ُ‫ص‬ُْٚ
ٍِْ‫ي‬
ِِِ‫ذ‬ْ‫ع‬‫ث‬
ۗ
ٗ‫ه‬‫ع‬ٔ
ِ‫هللا‬
ِ‫م‬‫ك‬ٕ‫ز‬ْٛ‫ه‬‫ف‬
ٌُُِٕ‫ي‬ْ‫ؤ‬ًُْ‫ان‬
Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang
dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu
(tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan
yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah
itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang
mukmin bertawakkal
QS. At-Thalaq (65): 2-4
ْ‫ى‬ُ‫ك‬ُِْ‫ي‬ ٍ‫ل‬ْ‫ذ‬‫ع‬ ْ٘ٔ‫ر‬ ‫ٔا‬ُ‫ذ‬ِْٓ‫ش‬‫أ‬ٔ ٍ‫ُٔف‬‫ش‬ْ‫ع‬ًِ‫ث‬ ٍُُْٕ‫ل‬ِ‫بس‬‫ف‬ ْٔ‫أ‬ ٍ‫ُٔف‬‫ش‬ْ‫ع‬ًِ‫ث‬ ٍُُْٕ‫ك‬ِ‫س‬ْ‫ي‬‫أ‬‫ف‬ ٍُٓ‫ه‬‫ج‬‫أ‬ ٍْ‫غ‬‫ه‬‫ث‬ ‫ا‬‫ر‬ِ‫ئ‬‫ف‬
‫أ‬ٔ
ۚ ِ ِ
‫ّلل‬ ‫ح‬‫بد‬ٓ‫انش‬ ‫ٕا‬ًُِٛ‫ل‬
‫ًّب‬‫ج‬‫ش‬ْ‫خ‬‫ي‬ ُّ‫ن‬ ْ‫م‬‫ع‬ْ‫ج‬ٚ ‫هللا‬ ِ‫ك‬‫ز‬ٚ ٍْ‫ي‬ٔ ۚ ِ‫ش‬ِ‫خ‬ ْ
ٜ‫ا‬ ِ‫و‬ْْٕٛ‫ان‬ٔ ِ‫بّلل‬ِ‫ث‬ ٍُِ‫ي‬ْ‫ُؤ‬ٚ ٌ‫ب‬‫ك‬ ٍْ‫ي‬ ِِّ‫ث‬ ُ‫ع‬‫ُٕع‬ٚ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ِ‫ن‬ ٰ‫ر‬
ۚ ِِِ‫ش‬ْ‫ي‬‫أ‬ ُ‫غ‬ِ‫ن‬‫ب‬‫ث‬ ‫هللا‬ ٌِ‫إ‬ ۚ ُُّ‫ج‬ْ‫س‬‫ح‬ ُٕٓ‫ف‬ ِ‫هللا‬ ٗ‫ه‬‫ع‬ ْ‫م‬‫ك‬ٕ‫ز‬ٚ ٍْ‫ي‬ٔ ۚ ُ‫ت‬ِ‫س‬‫ز‬ْ‫ح‬ٚ ‫َل‬ ُ‫ْث‬ٛ‫ح‬ ٍِْ‫ي‬ ُّْ‫ل‬ُ‫ص‬ْ‫ش‬ٚٔ
‫ل‬
‫ًّا‬‫س‬ْ‫ذ‬‫ل‬ ٍ‫ء‬ْٙ‫ش‬ ِّ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ن‬ ُ‫هللا‬ ‫م‬‫ع‬‫ج‬ ْ‫ذ‬
ِ‫ح‬ٚ ْ‫ى‬‫ن‬ ِٙ‫ئ‬‫انَل‬ٔ ٍ‫ُش‬ْٓ‫ش‬‫أ‬ ُ‫خ‬‫ث‬‫َل‬‫ث‬ ٍُُٓ‫ر‬‫ذ‬ِ‫ع‬‫ف‬ ْ‫ى‬ُ‫ز‬ْ‫ج‬‫ر‬ْ‫اس‬ ٌِِ‫إ‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ب‬‫س‬َِ ٍِْ‫ي‬ ِ‫ط‬ِٛ‫ح‬ًْ‫ان‬ ٍِ‫ي‬ ٍْ‫س‬ِ‫ئ‬ٚ ِٙ‫ئ‬‫انَل‬ٔ
ْ‫ع‬
ِ‫ل‬‫ب‬ًْ‫ح‬ ْ
‫اْل‬ ُ‫د‬‫َٔل‬ُ‫أ‬ٔ ۚ ٍ
‫ًّا‬‫ش‬ْ‫س‬ُٚ ِِِ‫ش‬ْ‫ي‬‫أ‬ ٍِْ‫ي‬ ُّ‫ن‬ ْ‫م‬‫ع‬ْ‫ج‬ٚ ‫هللا‬ ِ‫ك‬‫ز‬ٚ ٍْ‫ي‬ٔ ۚ ٍُٓ‫ه‬ًْ‫ح‬ ٍْ‫ع‬‫ع‬ٚ ٌْ‫أ‬ ٍُُٓ‫ه‬‫ج‬‫أ‬
Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka
dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah
dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu
tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran
dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat.
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-
sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang
(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan
ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu
Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (menopause)
di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu
(tentang masa iddahnya), maka masa iddah mereka adalah tiga
bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak
haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah
mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya.
Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah
menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya
QS. Al-Anfal (8): 2-4
ْ‫ى‬ُْٓ‫ر‬‫اد‬‫ص‬ ُُّ‫ر‬‫ب‬ٚ‫آ‬ ْ‫ى‬ِْٓٛ‫ه‬‫ع‬ ْ‫ذ‬ِٛ‫ه‬ُ‫ر‬ ‫ا‬‫ر‬ِ‫إ‬ٔ ْ‫ى‬ُُٓ‫ث‬ُٕ‫ه‬ُ‫ل‬ ْ‫ذ‬‫ه‬ِ‫ج‬ٔ ُ‫هللا‬ ‫ش‬ِ‫ك‬ُ‫ر‬ ‫ا‬‫ر‬ِ‫إ‬ ٍِٚ‫ز‬‫ان‬ ٌُُِٕ‫ي‬ْ‫ؤ‬ًُْ‫ان‬ ‫ب‬ًَِ‫إ‬
ِٚ‫إ‬
ٌُٕ‫ه‬‫ك‬ٕ‫ز‬ٚ ْ‫ى‬ِِّٓ‫ث‬‫س‬ ٰ
ٗ‫ه‬‫ع‬ٔ ‫ب‬ًَّ‫ب‬ً
ٌُٕ‫م‬ِ‫ف‬ُُْٚ ْ‫ى‬ُْ‫ب‬ُْ‫ل‬‫ص‬‫س‬ ‫ب‬ًِ‫ي‬ٔ ‫ح‬‫َل‬‫انص‬ ًٌُِٕٛ‫م‬ُٚ ٍِٚ‫ز‬‫ان‬
‫ى‬ِٚ‫ش‬‫ك‬ ‫ق‬ْ‫ص‬ِ‫س‬ٔ ‫ح‬‫ش‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ي‬ٔ ْ‫ى‬ِِّٓ‫ث‬‫س‬ ‫ذ‬ُِْ‫ع‬ ‫بد‬‫ج‬‫س‬‫د‬ ْ‫ى‬ُٓ‫ن‬ ۚ ‫ب‬ًّّ‫م‬‫ح‬ ٌُُِٕ‫ي‬ْ‫ؤ‬ًُْ‫ان‬ ُ‫ى‬ُْ ‫ك‬ِ‫ئ‬ٰ‫ٔن‬ُ‫أ‬
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah
iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari
rezeki yang Kami berikan kepada mereka
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan
memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta
rezeki (nikmat) yang mulia
QS. Hud (11): 1-3
ٍ‫ش‬ِٛ‫ج‬‫خ‬ ٍ‫ى‬ِٛ‫ك‬‫ح‬ ٌُْ‫ذ‬‫ن‬ ٍِْ‫ي‬ ْ‫ذ‬‫ه‬ِّ‫ص‬ُ‫ف‬ ‫ى‬ُ‫ث‬ ُُّ‫ر‬‫ب‬ٚ‫آ‬ ْ‫ذ‬ًِ‫ك‬ْ‫ح‬ُ‫أ‬ ‫بة‬‫ز‬ِ‫ك‬ ۚ ‫انش‬
‫ش‬ِٛ‫ش‬‫ث‬ٔ ‫ش‬ِٚ‫ز‬َ ُُِّْ‫ي‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬‫ن‬ َُِِٙ‫إ‬ ۚ ‫هللا‬ ‫َل‬ِ‫إ‬ ‫ٔا‬ُ‫ذ‬ُ‫ج‬ْ‫ع‬‫ر‬ ‫َل‬‫أ‬
ِ‫ر‬ ‫م‬ُ‫ك‬ ِ‫د‬ْ‫ُؤ‬ٚٔ ًًّّٗ‫س‬ُ‫ي‬ ٍ‫م‬‫ج‬‫أ‬ ٰ
ٗ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ب‬ًُّ‫س‬‫ح‬ ‫ًّب‬‫ع‬‫ب‬‫ز‬‫ي‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ْ‫ع‬ِّ‫ز‬ًُٚ ِّْٛ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ُٕا‬‫ث‬ُٕ‫ر‬ ‫ى‬ُ‫ث‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬‫ث‬‫س‬ ‫ٔا‬ُ‫ش‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ْز‬‫س‬‫ا‬ ٌِ‫أ‬ٔ
‫ف‬ ٘
‫اة‬‫ز‬‫ع‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ْٛ‫ه‬‫ع‬ ُ‫بف‬‫خ‬‫أ‬ َِِّٙ‫ئ‬‫ف‬ ‫ا‬ْٕ‫ن‬ٕ‫ر‬ ٌِْ‫إ‬ٔ ۖ ُّ‫ه‬ْ‫ع‬‫ف‬ ٍ‫م‬ْ‫ع‬
ٍ‫ش‬ِٛ‫ج‬‫ك‬ ٍ‫و‬ْٕٚ
Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan
secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu,
agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi
peringatan dan pembawa khabar gembira kepadamu daripada-Nya,
dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika
kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus
menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan
kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu
berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat
QS. Hud (11): 6
۞
‫ب‬‫ي‬ٔ
ٍِْ‫ي‬
ٍ‫خ‬‫اث‬‫د‬
ِٙ‫ف‬
ِ‫ض‬ْ‫س‬ ْ
‫اْل‬
‫َل‬ِ‫إ‬
ٗ‫ه‬‫ع‬
ِ‫هللا‬
‫ب‬ُٓ‫ل‬ْ‫ص‬ِ‫س‬
ُ‫ى‬‫ْه‬‫ع‬ٚٔ
‫ب‬ْ‫ش‬‫م‬‫ْز‬‫س‬ُ‫ي‬
‫ب‬ٓ‫ع‬‫د‬ْٕ‫ْز‬‫س‬ُ‫ي‬ٔ
ۚ
‫م‬ُ‫ك‬
ِٙ‫ف‬
ٍ‫ة‬‫ب‬‫ز‬ِ‫ك‬
ٍٍِٛ‫ج‬ُ‫ي‬
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi
melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia
mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang
nyata (Lauh mahfuzh)
QS. At-Taubah (9): 59
ْٕ‫ن‬ٔ
ْ‫ى‬َُٓ‫أ‬
‫ُٕا‬‫ظ‬‫س‬
‫ب‬‫ي‬
ُ‫ى‬ُْ‫ب‬‫آر‬
ُ‫هللا‬
ُُّ‫ن‬ُٕ‫س‬‫س‬ٔ
‫ٕا‬ُ‫ن‬‫ب‬‫ل‬ٔ
‫ب‬ُُ‫ج‬ْ‫س‬‫ح‬
ُ‫هللا‬
‫ب‬ُِٛ‫ر‬ْ‫ُؤ‬ٛ‫س‬
ُ‫هللا‬
ٍِْ‫ي‬
ِِّ‫ه‬ْ‫ع‬‫ف‬
ُُّ‫ن‬ُٕ‫س‬‫س‬ٔ
‫ب‬َِ‫إ‬
ٗ‫ن‬ِ‫إ‬
ِ‫هللا‬
ٌُٕ‫ج‬ِ‫غ‬‫ا‬‫س‬
Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang
diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan
berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan
memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian
(pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-
orang yang berharap kepada Allah," (tentulah yang
demikian itu lebih baik bagi mereka)
Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang
memutuskan gantungannya selain kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala,
maka Allah akan mencukupi baginya segala kebutuhannya, dan Allah
akan mendatangkan rezeki baginya dari yang tak terduga.”
HR. Thabrani dalam Ash-Shagir 1/115-116 dan diriwayatkan oleh Ibnu Abu
Halim seperti yang disebutkan dalam Ibnu Katsir 8/174 dan Abu Shaikh
dalam At-Targhib 2/538 lihat Majmu‟ Az-Zawa‟id 10/303
Dari „Umar bin Khaththab radhiyallahu‟anhu, dari Rasulullah shallallahu
„alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Seandainya kalian sungguh-sungguh
bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberi kalian rezeki
sebagaimana Allah memberi rezeki kepada seekor burung yang pergi
dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.“
HR. Imam Ahmad, Tirmidzi, Nasa‟i, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, dan Al-
Hakim (Imam Tirmidzi berkata: hasan shahih)
Instagram: @abumusthofa17
Whatsapp: 08122 404 2003
Email: abumusthofa17@gmail.com
Supported By:
@musthofahoney
https://tokko.io/musthofahoney
Kontak

More Related Content

Similar to ebook rezeki.pdf

Similar to ebook rezeki.pdf (20)

PPTDAURH.ppt
PPTDAURH.pptPPTDAURH.ppt
PPTDAURH.ppt
 
4 golongan manusia yang dirindukan syurga
4 golongan manusia yang dirindukan syurga4 golongan manusia yang dirindukan syurga
4 golongan manusia yang dirindukan syurga
 
Salat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih Ibadah
Salat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih IbadahSalat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih Ibadah
Salat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih Ibadah
 
St komaria
St komaria St komaria
St komaria
 
Kurniaan dan keluasan rahmat allah
Kurniaan dan keluasan rahmat allahKurniaan dan keluasan rahmat allah
Kurniaan dan keluasan rahmat allah
 
Pai
PaiPai
Pai
 
! 4 tips shalat khusyuk baru 8 juli 2011
! 4 tips shalat khusyuk baru   8 juli 2011! 4 tips shalat khusyuk baru   8 juli 2011
! 4 tips shalat khusyuk baru 8 juli 2011
 
Hadist
HadistHadist
Hadist
 
Doa agar cepat hamil lengkap
Doa agar cepat hamil lengkapDoa agar cepat hamil lengkap
Doa agar cepat hamil lengkap
 
Shodaqoh
ShodaqohShodaqoh
Shodaqoh
 
Program keajaiban sedekah
Program keajaiban sedekahProgram keajaiban sedekah
Program keajaiban sedekah
 
Program Keajaiban Sedekah
Program Keajaiban SedekahProgram Keajaiban Sedekah
Program Keajaiban Sedekah
 
Ppt salat jenazah
Ppt salat jenazahPpt salat jenazah
Ppt salat jenazah
 
Zikir dan doa
Zikir dan doaZikir dan doa
Zikir dan doa
 
Shodaqoh.docx
Shodaqoh.docxShodaqoh.docx
Shodaqoh.docx
 
Tujuh kalimah dimuliakan allah swt dan malaikat
Tujuh kalimah dimuliakan allah swt dan malaikatTujuh kalimah dimuliakan allah swt dan malaikat
Tujuh kalimah dimuliakan allah swt dan malaikat
 
Artipenting dzikir dan doa
Artipenting dzikir dan doaArtipenting dzikir dan doa
Artipenting dzikir dan doa
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Tuntutan shalat hajat
Tuntutan shalat hajatTuntutan shalat hajat
Tuntutan shalat hajat
 
43. rizki berkah
43. rizki berkah43. rizki berkah
43. rizki berkah
 

ebook rezeki.pdf

  • 1.
  • 3. Hampir setiap orang menginginkan rezeki berlimpah dalam menjalani kehidupan dunia, bahkan diwajibkan bagi seorang suami untuk mencari rezeki (nafkah) bagi keluarganya Tidak jarang sebagian manusia mencari rezeki dengan cara yang kurang pantas ataupun cara-cara yang diharamkan Sebagian lainnya mencari rezeki hanya dengan mengandalkan kemampuan diri tanpa melibatkan Yang Maha Pemberi Rezeki Latar Belakang
  • 4. Idealnya, kita tetap menjalankan kewajiban, tetap mencari rezeki halal dengan cara yang diridhoi-Nya, insya Allah hasilnya (kecil ataupun besar) akan cukup dan bermanfaat bagi diri dan keluarga serta sesama Untuk itu, mari kita amalkan do‟a-do‟a, dzikir-dzikir, serta amalan-amalan lainnya yang dianjurkan oleh para Nabi dan Rasul berdasarkan wahyu, termaktub di dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadits Dengan begitu, maka rezeki senantiasa bertambah disertai pahala yang terus mengalir sebagai bekal di akhirat kelak
  • 5. QS. Fathir (35): 29-30 ٌِ‫إ‬ ٍِٚ‫ز‬‫ان‬ ٌُٕ‫ه‬ْ‫ز‬ٚ ‫بة‬‫ز‬ِ‫ك‬ ِ‫هللا‬ ‫ٕا‬ُ‫ي‬‫ب‬‫ل‬‫أ‬ٔ ‫ح‬‫َل‬‫انص‬ ‫ٕا‬ُ‫م‬‫ف‬َْ‫أ‬ٔ ‫ب‬ًِ‫ي‬ ْ‫ى‬ُْ‫ب‬ُْ‫ل‬‫ص‬‫س‬ ‫ا‬ًّّ‫ش‬ِ‫س‬ ًّ‫خ‬َِٛ‫َل‬‫ع‬ٔ ٌُٕ‫ج‬ْ‫ش‬ٚ ًّ‫ح‬‫بس‬‫ج‬ِ‫ر‬ ٍْ‫ن‬ ‫ُٕس‬‫ج‬‫ر‬ ْ‫ى‬ُِّٓٛ‫ف‬ُِٕٛ‫ن‬ ْ‫ى‬ُْ‫ُٕس‬‫ج‬ُ‫أ‬ ْ‫ى‬ُْ‫ذ‬ِٚ‫ض‬ٚٔ ٍِْ‫ي‬ ِِّ‫ه‬ْ‫ع‬‫ف‬ ۚ َُِّ‫إ‬ ‫ٕس‬ُ‫ف‬‫غ‬ ‫ٕس‬ُ‫ك‬‫ش‬ Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam- diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri Perniagaan Yang Tidak Pernah Merugi
  • 6. Dalam hadits dikatakan, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta‟ala berfirman padaku, „Berinfaklah kamu, niscaya Aku akan berinfak (memberikan ganti) kepadamu.‟ Dan Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda, “Pemberian Allah selalu cukup, dan tidak pernah berkurang walaupun mengalir siang dan malam. Adakah terpikir olehmu, sudah berapa banyakkah yang diberikan Allah sejak terciptanya langit dan bumi? Sesungguhnya apa yang ada di Tangan Allah, tidak pernah berkurang karenanya.” HR. Al-Bukhari no. 4684 dan Muslim no. 993 Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah berkata, “Allah sungguh Maha Kaya. Allah yang memegang setiap rezeki yang tak terhingga, yakni melebihi apa yang diketahui setiap makhluk-Nya.”
  • 7. Berdasarkan dalil di atas, salah satu ikhtiar yang selamanya tidak akan pernah merugi ialah dengan menyedekahkan sebagian harta kita untuk mereka yang membutuhkan, karena harta yang kita miliki hanya titipan sementara dan pada sebagiannya terdapat hak kaum muslimin. Selain itu, telah banyak kita ketahui pula bahwa sedekah yang kita berikan dengan mengharap ridho Allah Azza wa Jalla akan dibalas 10 kali lipat, bahkan hingga 700 kali lipat. Pemberian sedekah dapat diberikan kapan saja dan kepada siapa saja yang membutuhkan, namun waktu terbaik ialah saat kita merasa sempit
  • 8. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?” Beliau menjawab: “Engkau bersedekah dalam kondisi sehat dan berat mengeluarkannya, dalam kondisi kamu khawatir miskin dan mengharap kaya. Maka janganlah kamu tunda, sehingga ruh sampai di tenggorokan, ketika itu kamu mengatakan, “Untuk fulan sekian, untuk fulan sekian, dan untuk fulan sekian.” Padahal telah menjadi milik si fulan.” HR. Al-Bukhari dan Muslim
  • 9. Hampir semua umat muslim mengetahui keutamaan sedekah, bahkan telah diketahui pula banyak non muslim yang meyakini hal tersebut. Meski demikian, masih banyak pula yang belum mengetahui apa yang harus disedekahkan, padahal sedekah itu sendiri tidak harus dalam bentuk materi, berupa tenaga pun termasuk sedekah, bahkan tersenyum pun ialah sedekah. Namun, memang sedekah berupa materi memiliki keutamaan, lantas apa patokan yang digunakan untuk menentukan seseorang dikatakan harus sedekah? Apakah harus menunggu kaya terlebih dahulu? Apakah harus sukses terlebih dahulu? Apakah harus merasa tercukupi terlebih dahulu, sementara terkadang manusia selalu merasa tidak puas?
  • 10. Dari Said ibn Abu Burdah, dari bapaknya, dari kakeknya, dari Nabi shallallahu „alaihi wa sallam yang bersabda: “(Wajib) bagi setiap muslim bersedekah. Mereka (para sahabat) bertanya: “Wahai Nabi Allah, bagaimana jika seseotang tidak menemukan (harta yang bisa disedekahkan)?” Beliau menjawab: “Dia bekerja dengan tangannya, sehingga memberi manfaat bagi dirinya lalu dia bersedekah.” Mereka bertanya lagi: “Jika dia tidak menemukan juga?” Beliau menjawab: “Dia membantu orang yang sangat membutuhkan bantuan.” Mereka bertanya lagi: “Jika dia tidak menemukan juga?” Beliau menjawab: “Hendaklah dia berbuat kebaikan dan menahan diri dari kejahatan, sesungguhnya yang demikian itu adalah sedekah baginya.” HR. Al-Bukhari no. 1353 Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: “Sedekah yang terbaik adalah yang dikeluarkan selebih keperluan, dan mulailah dari orang yang kamu tanggung.” HR. Al-Bukhari
  • 11. Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata: “Terdapat kumpulan sholat-sholat dari tuntunan Nabi shallallahu „alaihi wasallam sehari semalam sebanyak 40 rakaat, yaitu dengan menjaga 17 rakaat dari sholat fardhu, 10 rakaat atau 12 rakaat dari sholat rawatib, 11 rakaat atau 13 rakaat sholat malam, maka keseluruhannya adalah 40 rakaat. Adapun tambahan sholat selain yang tersebutkan bukanlah sholat rawatib, maka sudah seharusnyalah bagi seorang hamba untuk senantiasa menegakkan terus-menerus tuntunan ini selamanya hingga menjumpai ajal (maut). Sehingga adakah yang lebih cepat terkabulkannya do‟a dan tersegeranya dibukakan pintu bagi orang yang mengetuk sehari semalam sebanyak 40 kali? Allah-lah tempat meminta pertolongan”. Zadul Ma‟ad 1/327 Shalat Sehari Semalam 40 Raka‟at
  • 12. Amalan ini punya keunggulan yang luar biasa, bukankah kita tahu bahwa sholat ialah amalan yang dihisab pertama kali? Sholat juga merupakan pembeda antara mereka yang beriman dengan yang kafir? Sholat merupakan amalan utama yang harus dikerjakan seorang muslim? Sholat merupakan dzikir dan do‟a yang paling utama? Maka sholatlah, perbanyaklah sholat, semakin banyak maka akan terasa semakin dekat dengan Rabb semesta alam, rasakan kenikmatannya ketika berlama-lama bermunajat, ketika melantunkan qiro‟at ayat-ayat Al- Qur‟an yang merdu, ketika bersimpuh ruku‟ dan sujud dengan tuma‟ninah
  • 13. Kita juga dianjurkan untuk memperbanyak do‟a ketika sholat, inilah waktu ketika tidak ada hijab, tidak ada penghalang antara kita dengan Sang Maha Pencipta, waktu yang sangat istimewa untuk menyampaikan keluh kesah, mencari solusi dari setiap permasalahan, memohon ampunan dan bertaubat, meminta suatu hajat, terutama ketika sujud, inilah saat-saat kita paling dekat dengan Dzat Yang Maha Pengasih, Dzat yang akan mengabulkan segala permintaan kita, yang akan mengampuni dosa-dosa kita, yang akan memberikan rahmat kepada kita. Selama kita terus mendekati Allah Ta‟ala, maka Allah akan lebih mendekat kepada kita, akan senantiasa mengabulkan do‟a-do‟a kita
  • 14. Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: “Adapun pada waktu ruku‟ maka agungkanlah nama Tuhan, dan pada waktu sujud maka bersungguh-sungguhlah dalam berdo‟a, karena sudah sepantasnya apabila do‟amu pada waktu sujud itu dikabulkan.” HR. Muslim Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: “Sedekat-dekat hamba kepada Tuhannya yaitu ketika ia sujud, oleh karena itu perbanyaklah berdo‟a.” HR. Muslim
  • 15. Selain sujud dan ruku‟, moment penting yang tidak boleh dilupakan ialah ketika duduk diantara dua sujud. Moment ini tidak bisa diremehkan, karena do‟a ketika berada pada posisi ini mengandung makna yang luar biasa dengan mengharap ampunan, memperbaiki diri, mengharap kasih sayang Allah, mengharap datangnya hidayah, serta mengharap diturunkannya rezeki ُِْٙ‫ل‬ُ‫ص‬ْ‫اس‬ٔ ، َِِٙ‫ذ‬ْْ‫ا‬ٔ ، َِْٙ‫ُش‬‫ج‬ْ‫اج‬ٔ ، ًُِْٙ‫ح‬ْ‫اس‬ٔ ، ِٙ‫ن‬ ْ‫ش‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ا‬ ‫ُى‬ٓ‫انه‬ “Ya Allah ampunilah aku, sayangilah aku, tutupilah kekuranganku, anugrahkan kepadaku hidayah dan berikanlah rezeki kepadaku.” HR. At-Tirmidzi no. 284 dishahihkan oleh Imam Al-Albani dalam Aslu Sifatish Sholatin Nabi no. 807-810
  • 16. Sudah sangat lazim sekali bahwa salah satu sholat yang diketahui dapat memperluas rezeki ialah sholat dhuha. Dua raka‟at sholat dhuha disetarakan dengan sedekah terhadap 360 ruas sendi di dalam tubuh dan tercatat sebagai hamba yang tidak lalai, empat raka‟at akan dicukupkan rezekinya hingga akhir siang, enam raka‟at akan tercatat sebagai hamba yang taat terhadap perintah Rabbnya, delapan raka‟atnya termasuk seorang hamba yang sukses dunia akhirat, hingga puncaknya dua belas raka‟at akan dibuatkan rumah dari emas di surga kelak Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma‟ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka‟at” HR. Muslim no. 720 Rutinkan sholat dhuha
  • 17. Dari Nu‟aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta‟ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka‟at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At-Tirmidzi no. 475, Ad-Darimi no. 1451 (Syaikh Al-Albani dan Syaikh Syu‟aib Al- Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih) “Siapa saja yang shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuat untuknya sebuah istana yang terbuat dari emas di surga.” HR. Ibnu Majah
  • 18. Siapa yang tidak mengetahui keutamaan dzikir, amalan yang sangat ringan sekali untuk dilakukan, namun memiliki efek yang sangat luar biasa salah satunya dalam membuka pintu rezeki, tidak ada lagi amalan yang lebih sederhana dari sekedar berdzikir dengan mengingat kebesaran Allah Tabaroka wa Ta‟ala. Pernah diceritakan dalam suatu kisah, ketika suatu negeri mengalami kemarau yang berkepanjangan karena sudah sekian lama tidak diturunkan hujan dari langit setetespun, hingga akhirnya hujan pun turun dengan deras disebabkan dzikirnya semut-semut yang mengharap rezeki dari Maha Pemberi Rezeki. Seandainya manusia dapat mendengar bahasa binatang dan seluruh benda yang ada di dunia ini, maka kita akan mendapati bahwa segala sesuatu apapun yang ada di alam semesta ini senantiasa berdzikir terhadap Allah Rabbal Alamin. Lebih hebatnya lagi, amalan ini tidak mengenal tempat dan waktu, dapat dilakukan kapanpun dimanapun dan dalam kondisi apapun Dzikir Pagi dan Petang
  • 19. QS. Al Baqarah (2): 152 ٌُِٔ‫ش‬ُ‫ف‬ْ‫ك‬‫ر‬ ‫َل‬ٔ ِٙ‫ن‬ ‫ٔا‬ُ‫ش‬ُ‫ك‬ْ‫ش‬‫ا‬ٔ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ْ‫ش‬ُ‫ك‬ْ‫ر‬‫أ‬ َُِٙٔ‫ش‬ُ‫ك‬ْ‫بر‬‫ف‬ Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku QS. Al Jumu‟ah (62): 10 ‫ا‬‫ر‬ِ‫ئ‬‫ف‬ ِ‫ذ‬ِٛ‫ع‬ُ‫ل‬ ُ‫ح‬‫َل‬‫انص‬ ‫ٔا‬ُ‫ش‬ِ‫ش‬‫ز‬َْ‫ب‬‫ف‬ ِٙ‫ف‬ ِ‫ض‬ْ‫س‬ ْ ‫اْل‬ ‫ٕا‬ُ‫غ‬‫ْز‬‫ث‬‫ا‬ٔ ٍِْ‫ي‬ ِ‫م‬ْ‫ع‬‫ف‬ ِ‫هللا‬ ‫ٔا‬ُ‫ش‬ُ‫ك‬ْ‫ار‬ٔ ‫هللا‬ ‫ا‬ًّ‫ش‬ِٛ‫ث‬‫ك‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ع‬‫ن‬ ٌُٕ‫ح‬ِ‫ه‬ْ‫ف‬ُ‫ر‬ Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung Dalam Musnad Imam Ahmad diceritakan bahwa ketika menjelang ajal Rasulullah, Beliau memanggil putrinya dan berkata, “Aku perintahkan engkau agar selalu mengucapkan Subhanallah wa bihamdihi, karena kalimat tersebut merupakan doa seluruh makhluk dan dengan kalimat itulah semua makhluk mendapat limpahan rezeki.”
  • 20. Diriwayatkan dalam “Shahih Bukhari” bahwa suatu ketika datang seorang lelaki mengeluhkan keadaannya kepada Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam. Ia berkata, “Dunia ini telah berpaling dariku dan yang telah kuperoleh dari tanganku sangatlah sedikit.” Rasulullah bertanya kepadanya, “Apakah engkau tidak pernah membaca doanya para Malaikat dan tasbihnya seluruh makhluk yang dengan itu mereka mendapat limpahan rezeki?” Lelaki itu bertanya, “Doa apakah itu wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Subhanallah wa bihamdihi subhanallahil adzim, dan beristighfarlah kepada Allah sebanyak seratus kali diantara waktu terbitnya fajar hingga menjelang waktu shalatmu, dengan itu dunia akan tunduk dan merangkak mendatangimu, dan Allah menciptakan dari setiap kalimat tersebut Malaikat yang selalu bertasbih kepada Allah hingga hari kiamat dan untukmu pahalanya.”
  • 21. Do‟a Nabi Sulaiman „alaihissalam QS. Shaad (38): 35 ُ‫بة‬ْْٕ‫ان‬ ‫ذ‬َْ‫أ‬ ‫ك‬َِ‫إ‬ ۖ ِ٘‫ذ‬ْ‫ع‬‫ث‬ ٍِْ‫ي‬ ٍ‫ذ‬‫ح‬ ِ ‫ْل‬ ِٙ‫غ‬‫ج‬ُْٚ ‫َل‬ ‫ب‬ًّ‫ك‬ْ‫ه‬ُ‫ي‬ ِٙ‫ن‬ ْ‫ت‬ْٔ ِٙ‫ن‬ ْ‫ش‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ا‬ ِّ‫ة‬‫س‬ ‫بل‬‫ل‬ Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi" Do‟a Para Nabi dan Rasul
  • 22. Asbabun nuzul ayat tersebut bercerita bahwa suatu ketika Nabi Sulaiman „alaihissalam. kehilangan kerajaannya atau kekuasaan atas kerajaannya. Pada sebagian kasus, terutama sekarang ini justru respon yang muncul ketika seorang muslim kehilangan hartanya, entah karena bencana alam atau musibah lain, misalkan mengalami kerugian besar atau mempunyai hutang menggunung dan tidak mampu membayar, seringkali hanya berharap agar dicukupkan harta, diberikan pengganti yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari
  • 23. Hikmah yang harus diambil dari ayat tersebut ialah bahwa pada kondisi seperti itu Nabi Sulaiman „alaihissalam tidak pernah sama sekali mengecilkan kekuasaan Rabb Yang Maha Pemberi Rezeki, tiada yang tidak mungkin bagi-Nya, sehingga Nabi Sulaiman justru meminta, berdo‟a, berharap agar diberikan kekuasaan/kerajaan yang jauh lebih besar lagi, bahkan meminta kerajaan yang tidak akan pernah ada seorang manusia pun yang mampu menandinginya. Maka dari itu, berdo‟alah dengan mengharap yang terbaik dari Allah Ta‟ala, tidak ada yang mustahil bagi-Nya, Allah bisa dengan sangat mudah membalikan kesulitan kita menjadi kebahagiaan. Jangan takut bermimpi besar, karena kita bergantung pada Dzat Yang Maha Besar yang tiada tandingannya
  • 24. Do‟a Nabi Yunus „alaihissalam QS. Al-Anbiya (21): 87-88 ‫َل‬ِ‫إ‬ ّٰ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫َل‬ ٌْ‫أ‬ ِ‫د‬‫ب‬ًُ‫ه‬ُّ‫انظ‬ ِٙ‫ف‬ ٰ ٖ‫بد‬ُ‫ف‬ ِّْٛ‫ه‬‫ع‬ ‫س‬ِ‫ذ‬ْ‫م‬َ ٍْ‫ن‬ ٌْ‫أ‬ ٍ‫ظ‬‫ف‬ ‫ًّب‬‫ج‬ِ‫ظ‬‫ب‬‫غ‬ُ‫ي‬ ‫ت‬ْ‫ر‬ ْ‫ر‬ِ‫إ‬ ٌُُِّٕ‫ان‬ ‫ا‬‫ر‬ٔ َْ‫أ‬ ًٍِِٛ‫ن‬‫ب‬‫انظ‬ ٍِ‫ي‬ ُ‫ذ‬ُُْ‫ك‬ َِِّٙ‫إ‬ ‫ك‬َ‫ب‬‫ْح‬‫ج‬ُ‫س‬ ‫ذ‬ ٍُِِٛ‫ي‬ْ‫ؤ‬ًُْ‫ان‬ ِٙ‫ج‬َُُْ ‫ك‬ِ‫ن‬ ٰ‫ز‬‫ك‬ٔ ۚ ِّ‫ى‬‫غ‬ْ‫ان‬ ٍِ‫ي‬ ُِ‫ب‬ُْٛ‫ج‬َٔ ُّ‫ن‬ ‫ب‬ُْ‫ج‬‫ج‬‫ْز‬‫س‬‫ب‬‫ف‬ Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim" Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman
  • 25. Dari Sa‟ad bin Abi Waqash bahwasanya Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabat yang tengah duduk-duduk bersama beliau, “Maukah kalian apabila aku beritahukan kepada kalian sebuah do‟a, tatkala seseorang diantara kalian ditimpa sebuah kesusahan atau musibah duniawi, ia memanjatkan do‟a tersebut sehingga ia diberi jalan keluar dari kesulitannya?” Para sahabat menjawab, “Tentu saja, wahai Rasulullah.” Maka beliau bersabda, “Itulah do‟a Dzun Nun: Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim.” HR. Al-Hakim no. 1818 dan Ibnu Abi Dunya (Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami‟ As-Shaghir no. 2605 dan Silsilah As-Shahihah no. 1744)
  • 26. Do‟a Nabi Musa „alaihissalam QS. Thoha (20): 25-28 ِ٘‫س‬ْ‫ذ‬‫ص‬ ِٙ‫ن‬ ْ‫ح‬‫ش‬ْ‫ش‬‫ا‬ ِّ‫ة‬‫س‬ ‫بل‬‫ل‬ ِ٘‫ش‬ْ‫ي‬‫أ‬ ِٙ‫ن‬ ْ‫ش‬ِّ‫س‬ٚٔ َِٙ‫ب‬‫س‬ِ‫ن‬ ٍِْ‫ي‬ ًّ‫ح‬‫ذ‬ْ‫م‬ُ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫اح‬ٔ ِٙ‫ن‬ْٕ‫ل‬ ‫ُٕا‬ٓ‫م‬ْ‫ف‬ٚ Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku,
  • 27. Berikut kami sarikan penjelasan Syaikh As Sa‟di rahimahullah dalam kitab tafsirnya ketika menafsirkan ayat di atas Pertama: ِ٘‫س‬ْ‫ذ‬‫ص‬ ِٙ‫ن‬ ْ‫ح‬‫ش‬ْ‫ش‬‫ا‬ ِّ‫ة‬‫س‬ “Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku” Maksudnya adalah lapangkanlah, janganlah perkataan dan perbuatanku ini menyakiti dan janganlah hatiku ini terkotori dengan yang demikian, dan jangan pula hatiku ini dipersempit. Karena jika hati telah sempit, maka orang yang memiliki hati tersebut sulit memberikan hidayah (petunjuk ilmu) pada orang yang didakwahi Allah Ta‟ala telah berkata pada Nabi-Nya Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam, “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imron: 159). Semoga saja seseorang yang didakwahi dapat menerima dakwah dengan sikap lemah lembut dan lapangnya jiwa
  • 28. Kedua: ْ‫ش‬ِّ‫س‬ٚٔ ِٙ‫ن‬ ِ٘‫ش‬ْ‫ي‬‫أ‬ “dan mudahkanlah untukku urusanku” Maksudnya adalah mudahkanlah setiap urusan dan setiap jalan yang ditempuh untuk mengharap ridho-Mu, mudahkanlah segala kesulitan yang ada di hadapanku. Di antara dimudahkan suatu urusan yaitu seseorang yang memohon diberikan berbagai kemudahan dari berbagai pintu, ia dimudahkan untuk berbicara dengan setiap orang dengan tepat, dan ia mendakwahi seseorang melalui jalan yang membuat orang lain mudah menerima
  • 29. Ketiga: ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫اح‬ٔ ًّ‫ح‬‫ذ‬ْ‫م‬ُ‫ع‬ ٍِْ‫ي‬ َِٙ‫ب‬‫س‬ِ‫ن‬ ‫ُٕا‬ٓ‫م‬ْ‫ف‬ٚ ِٙ‫ن‬ْٕ‫ل‬ “dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” Dahulu Nabi Musa „alaihissalam memiliki kekurangan, yaitu rasa kaku dalam lisannya. Hal ini membuat orang lain sulit memahami yang beliau ucapkan, demikianlah dikatakan oleh para pakar tafsir. Sebagaimana Allah Ta‟ala berfirman, “Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripadaku” (QS. Al-Qashshash: 34). Oleh karena itu, Nabi Musa meminta pada Allah agar dilepaskan dari kekakuan lidahnya sehingga orang bisa memahami apa yang diucapkan oleh Musa. Akhirnya tercapailah maksud yang beliau minta
  • 30. Do‟a Nabi Adam „alaihissalam QS. Al-A‟raf (7): 23 ٍِٚ‫ش‬ِ‫بس‬‫خ‬ْ‫ان‬ ٍِ‫ي‬ ٍَُٕ‫ك‬ُ‫ن‬ ‫ب‬ًُْ‫ح‬ْ‫ش‬‫ر‬ٔ ‫ب‬ُ‫ن‬ ْ‫ش‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ر‬ ْ‫ى‬‫ن‬ ٌِْ‫إ‬ٔ ‫ب‬ُ‫س‬ُ‫ف‬َْ‫أ‬ ‫ب‬ًُْ‫ه‬‫ظ‬ ‫ب‬ُ‫ث‬‫س‬ ‫بَل‬‫ل‬ Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” Karena berbuat zalim, Nabi Adam „alaihissalam sampai terusir dari surga dan terpisah dari Siti Hawa selama 300 tahun. Selama itu, Nabi Adam selalu berdo‟a mengakui kesalahan dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala hingga akhirnya dapat dipertemukan kembali
  • 31. QS. Nuh (71): 10-12 ‫ا‬ًّ‫س‬‫ب‬‫ف‬‫غ‬ ٌ‫ب‬‫ك‬ َُِّ‫إ‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬‫ث‬‫س‬ ‫ُٔا‬‫ش‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ْز‬‫س‬‫ا‬ ُ‫ذ‬ْ‫ه‬ُ‫م‬‫ف‬ ‫ا‬ًّ‫س‬‫ا‬‫س‬ْ‫ذ‬ِ‫ي‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ْٛ‫ه‬‫ع‬ ‫بء‬ً‫انس‬ ِ‫م‬ِ‫س‬ْ‫ش‬ُٚ ‫ا‬ًّ‫س‬‫ب‬َْٓ‫أ‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬‫ن‬ ْ‫م‬‫ع‬ْ‫ج‬ٚٔ ٍ‫د‬‫ب‬ُ‫ج‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬‫ن‬ ْ‫م‬‫ع‬ْ‫ج‬ٚٔ ٍُِٛ‫ث‬ٔ ٍ‫ال‬ْٕ‫ي‬‫أ‬ِ‫ث‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ْ‫د‬ِ‫ذ‬ًُْٚٔ maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai Perbanyak Istighfar
  • 32. Istighfar akan menghilangkan kesusahan, gundah gulana, dan mengundang terbukanya pintu rezeki. Sebagaimana yang tertera dalam kitab Riyadhus Shalihin dalam hadits riwayat Abu Dawud dijelaskan, “Barangsiapa yang terbiasa istighfar, Allah akan menjadikan untuknya jalan keluar dari setiap kesempitan dan kesusahannya, dan diberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” “Barangsiapa memperbanyak istighfar, niscaya Allâh merubah setiap kesedihannya menjadi kegembiraan; Allah Azza wa Jalla memberikan solusi dari setiap kesempitannya (kesulitannya), dan Allâh anugerahkan rezeki dari jalur yang tiada disangka-sangka.” HR. Ahmad dan Al-Hakim “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallahu „Alaihi wa Sallam bersabda, „Demi Allah, sesungguhnya aku biasa memohon ampunan dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” HR. Al-Bukhori
  • 33. Dari Abu Said Al-Khudri diriwayatkan bahwa pada suatu hari Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam memasuki masjid. Tiba-tiba ada seorang pemuda yang sudah duduk lama di masjid, pemuda itu bernama Abu Umamah. Rasulullah bertanya kepadanya: “Wahai Abu Umamah, mengapa aku melihatmu duduk di masjid pada waktu-waktu di luar shalat?” Abu Umamah menjawab, “Aku sedang dilanda kesusahan dan dililit hutang-hutang wahai Rasulullah” Rasulullah kemudian bersabda kepadanya, “Ketahuilah aku akan mengajarkan kepadamu ucapan yang apabila engkau mengucapkannya, maka Allah akan menyingkirkan kesedihan dan membayarkan hutang-hutangmu. Ucapkanlah pada waktu pagi dan sore: Allahumma inni audzubika minal hammi wal hazani wa audzubika minal „ajzi wal kasali wa audzubika minal jubni wal bukhli wa audzubika min ghalabatiddaini wa qahrirrijali (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang- wenangan manusia)” Kata Abu Umamah: “Setelah membaca do‟a tersebut, Allah berkenan menghilangkan kebingunganku dan membayarkan lunas semua hutangku.” HR. Abu Daud 4/353 Do‟a Agar Terlepas Dari Hutang
  • 34. Allahumma inni as-alukal huda wat-tuqa wal-„afafa wal-ghina Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kehormatan diri, dan rasa cukup HR. Muslim no. 4898, At-Tirmidzi no. 3411, dan Ibnu Majah no. 3822 Allahummakfini bi halalika „an haramika wa aghnini bi fadhlika „amman siwaka Ya Allah, cukupilah aku dengan rezeki-Mu yang halal sehingga aku tidak mencari-cari (mengonsumsi) yang haram, dan jadikanlah aku merasa cukup dengan karunia-Mu sehingga aku tidak memerlukan uluran tangan selain-Mu HR. At-Tirmidzi no. 3486, Ahmad no. 1250, dan Al-Hakim no. 1929 (Dinyatakan hasan oleh At-Tirmidzi dan Al-Albani, dan dinyatakan shahih oleh Al-Hakim dan Adz-Dzahabi) Allahumma inni a‟udzubika min ghalabatiddayni wa ghalabatil aduwwi wa syamaatatil a‟daa‟i Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari jeratan hutang, bahaya musuh, dan dari kemenangan pihak musuh HR. An-Nasa‟i (Hadits ini shahih menurut Hakim)
  • 35. Nabi shallallahu „alaihi wa sallam biasa berdo‟a di akhir shalat (sebelum salam): Allahumma inni a‟udzubika minal ma‟tsami wal maghrom Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang Lalu ada yang berkata kepada beliau shallallahu „alaihi wa sallam, “Kenapa engkau sering meminta perlindungan dalam masalah hutang?” Lalu Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Jika orang yang berhutang berkata, dia akan sering berdusta. Jika dia berjanji, dia akan mengingkari.” HR. Al-Bukhari no. 2397
  • 36. Seringkali manusia kurang bersyukur terhadap apa yang dimiliki, selalu merasa kekurangan, dan tidak pernah merasa puas. Tidak ada yang keliru dengan pola berharap dan meminta diberikan harta yang banyak untuk mencukupi kebutuhan hidup, karena Allah Maha Pemberi Rezeki, tidak ada illah lain yang mampu melakukan hal serupa, hanya kepada-Nya lah tempat meminta segala permohonan Jangan Lupa Bersyukur
  • 37. Namun, ada kewajiban lain yang harus kita senantiasa jalankan, yaitu mensyukuri apa yang ada, yang mungkin tanpa sepengetahuan kita bahwa selama ini nikmat yang kita rasakan, rezeki yang kita dapatkan begitu besar dibandingkan amal yang selama ini kita kerjakan. Lagipula masalah rezeki hanya Allah yang sanggup mengaturnya, Ia atur sedemikian rupa agar manusia tidak khilaf ketika diuji dengan harta yang banyak maupun yang sedikit. Dan justru dengan mensyukuri yang ada, niscaya akan semakin bertambah sesuai janji-Nya yang termaktub dalam Al-Qur‟an
  • 38. QS. Ibrahim (14): 7 ‫ذ‬ِٚ‫ذ‬‫ش‬‫ن‬ ِٙ‫ث‬‫ا‬‫ز‬‫ع‬ ٌِ‫إ‬ ْ‫ى‬ُ‫ر‬ْ‫ش‬‫ف‬‫ك‬ ٍِْ‫ئ‬‫ن‬ٔ ۖ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ذ‬ِٚ‫ص‬‫ْل‬ ْ‫ى‬ُ‫ر‬ْ‫ش‬‫ك‬‫ش‬ ٍِْ‫ئ‬‫ن‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ُّ‫ث‬‫س‬ ٌ‫ر‬‫أ‬‫ر‬ ْ‫ر‬ِ‫إ‬ٔ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"
  • 39. Manusia dituntut untuk dapat melakukan hubungan secara seimbang antara hubungannya dengan Allah (Hablum minallah) dan hubungan dengan sesama (Hablum minannas). Menjaga hubungan dengan manusia tidak dapat dianggap enteng, banyak keutamaan- keutamaan yang sangat disayangkan untuk dilewatkan. Ini pun salah satu amalan yang dapat meringankan kesulitan-kesulitan hidup kita. Ketika kita berbuat baik kepada orang lain, maka Allah yang akan membalas kebaikan kita dengan balasan yang jauh lebih baik Menolong Sesama
  • 40. Contoh lain yang dapat kita ambil ibrohnya ialah ketika ada keluarga, saudara, atau tetangga yang meninggal, dimana dalam lingkungan tersebut diwajibkan ada yang mengurusi jenazah mulai dari memandikan hingga mengantarnya ke liang lahat. Pahala yang didapat pun tidak main-main, yaitu sebesar 2 qirath (1 qirath nya saja kurang lebih sebesar gunung uhud). Bayangkan jika yang meninggal ialah orang yang beragama islam namun berperangai buruk, sering meresahkan warga sekitar, apakah ada yang mau mengurusi jenazahnya? Tentu secara logika tidak akan ada yang mau mengurusnya, jika demikian maka jenazah tersebut akan terlantar dan membusuk begitu saja. Namun, risalah dalam agama ini begitu sempurna, sehingga meskipun memendam perasaan yang tidak nyaman, namun kewajiban tersebut disertai pahala besar yang menanti di akhirat kelak
  • 41. QS. Al Anfal (8): 74 ٍِٚ‫ز‬‫ان‬ٔ ‫ٕا‬ُُ‫آي‬ ‫ُٔا‬‫ش‬‫بج‬ْٔ ‫ٔا‬ُ‫ذ‬ْ‫ب‬‫ج‬ٔ ِٙ‫ف‬ ِ‫م‬ِٛ‫ج‬‫س‬ ِ‫هللا‬ ٍِٚ‫ز‬‫ان‬ٔ ‫ا‬ْٔٔ‫آ‬ ‫ُٔا‬‫ش‬‫ص‬َٔ ‫ك‬ِ‫ئ‬ٰ‫ٔن‬ُ‫أ‬ ُ‫ى‬ُْ ٌُُِٕ‫ي‬ْ‫ؤ‬ًُْ‫ان‬ ‫ب‬ًّّ‫م‬‫ح‬ ۚ ْ‫ى‬ُٓ‫ن‬ ‫ح‬‫ش‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ي‬ ‫ق‬ْ‫ص‬ِ‫س‬ٔ ‫ى‬ِٚ‫ش‬‫ك‬ Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang- orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia
  • 42. “Seorang Muslim adalah saudara Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzhaliminya dan tidak boleh membiarkannya diganggu orang lain (bahkan ia wajib menolong dan membelanya). Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allâh Azza wa Jalla senantiasa akan menolongnya. Barangsiapa melapangkan kesulitan seorang Muslim, maka Allâh akan melapangkan baginya dari salah satu kesempitan di hari Kiamat dan barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh menutupi (aib)nya pada hari Kiamat.” HR. Al-Bukhâri no. 2442 dan 6951, Muslim no. 2580, Ahmad 2/91, Abu Dâwud no. 4893, At-Tirmidzi no. 1426, dan Ibnu Hibbân no. 533
  • 43. Dalam riwayat lain disebutkan, dari Ibnu Umar, bahwa seorang lelaki mendatangi Nabi shallallahu „alaihi wa sallam dan berkata,”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling dicintai Allah dan amal apakah yang paling dicintai Allah?” Rasulullah menjawab, ”Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan kedalam diri seorang muslim atau engkau menghilangkan suatu kesulitan atau engkau melunasi utang atau menghilangkan kelaparan." Rasulullah meneruskan sabdanya: "Dan sesungguhnya aku berjalan bersama seorang saudaraku untuk (menuaikan) suatu kebutuhan lebih aku sukai daripada aku beritikaf di masjid ini—yaitu Masjid Madinah—selama satu bulan. Dan barangsiapa yang menghentikan amarahnya maka Allah akan menutupi kekurangannya dan barangsiapa menahan amarahnya padahal dirinya sanggup untuk melakukannya maka Allah akan memenuhi hatinya dengan harapan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang berjalan bersama saudaranya untuk (menunaikan) suatu keperluan sehingga tertunaikan (keperluan) itu maka Allah akan meneguhkan kakinya pada hari tidak bergemingnya kaki-kaki (hari perhitungan).” HR. Thabrani
  • 44. Do‟a merupakan senjata bagi seorang muslim, senjata utama yang tidak akan pernah dimiliki oleh orang kafir. Sebagai seorang muslim berdo‟a tidak hanya merupakan kebutuhan, namun ia merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan. Dalam berdo‟a pun sudah diatur tata caranya, adab-adabnya, agar do‟a kita senantiasa diijabah oleh Rabb Maha Pengasih Perbanyak Berdo‟a dan Kenali Waktu Mustajabnya
  • 45. Ketika seorang anak kecil menginginkan sesuatu, maka ia akan meminta kepada orang tuanya dengan permintaan terbaik, sikap yang siap berbakti, dengan nada yang lemah lembut dan penuh harap. Bayangkan jika anak tersebut meminta dengan nada sambil berteriak, tidak mengindahkan perintah orang tuanya, maka kecil kemungkinannya permintaan tersebut akan dipenuhi. Untuk itu pun, penting bagi kita mengetahui tata cara, adab-adab ketika berdo‟a kepada Rabb, salah satu hal yang tidak kalah penting ialah mengetahui waktu-waktu mustajab do‟a, ketika itu tidak ada penghalang antara kita dengan Pemilik „Arsy, do‟a-do‟a kita akan senantiasa dikabulkan oleh-Nya
  • 46. QS. Al-Mu-min (40): 60 ‫ى‬ُٓ‫ج‬ ٌُٕ‫ه‬ُ‫خ‬ْ‫ذ‬ٛ‫س‬ ِٙ‫ر‬‫بد‬‫ج‬ِ‫ع‬ ٍْ‫ع‬ ٌُٔ‫ش‬ِ‫ج‬ْ‫ك‬‫ْز‬‫س‬ٚ ٍِٚ‫ز‬‫ان‬ ٌِ‫إ‬ ۚ ْ‫ى‬ُ‫ك‬‫ن‬ ْ‫ت‬ِ‫ج‬‫ْز‬‫س‬‫أ‬ َُِٕٙ‫ع‬ْ‫د‬‫ا‬ ُ‫ى‬ُ‫ك‬ُّ‫ث‬‫س‬ ‫بل‬‫ل‬ٔ ٍِٚ‫ش‬ِ‫اخ‬‫د‬ Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina“ “Sesunguhnya Rabb kalian tabaroka wa ta‟ala Maha Pemalu lagi Maha Mulia. Dia malu terhadap hamba-Nya, jika hamba tersebut menengadahkan tangan kepada-Nya , lalu kedua tangan tersebut kembali dalam keadaan hampa.” HR. Abu Daud no. 1488 dan At Tirmidzi no. 3556 (Syaikh Al-Albani dalam Shohih wa Dho‟if Sunan Abi Daud mengatakan bahwa hadits ini shahih)
  • 47. Diantara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah Ta‟ala adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa do‟a ketika waktu-waktu tersebut dikabulkan. Diantara waktu- waktu tersebut adalah:  Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir  Ketika berbuka puasa  Ketika malam lailatul qadar  Ketika adzan berkumandang  Di antara adzan dan iqamah  Ketika sedang sujud dalam shalat  Ketika sebelum salam pada shalat wajib  Pada hari Jum‟at  Ketika turun hujan  Pada hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar  Ketika hari arafah  Ketika perang berkecamuk  Ketika meminum air zam-zam
  • 48. Taqwa dan tawakkal merupakan pilar dalam beribadah dan berharap kepada Allah Azza wa Jalla. Dibanding bahasan lain, poin ini lebih banyak memiliki referensi dalil-dalil Al-Qur‟an, dimana isinya merupakan Kalamullah, perkataan Allah secara langsung, janji-janji Allah, tiada yang dapat menghalangi, dan tiada yang berhak meragukan apa yang telah disampaikan-Nya Esensi Taqwa dan Tawakkal
  • 49. QS. Al-Ma‟idah (5): 66 ْٕ‫ن‬ٔ ْ‫ى‬َُٓ‫أ‬ ‫ٕا‬ُ‫ي‬‫ب‬‫ل‬‫أ‬ ‫اح‬‫س‬ْٕ‫انز‬ ‫م‬ِٛ‫ج‬َِْ ْ ‫اْل‬ٔ ‫ب‬‫ي‬ٔ ‫ل‬ِ‫ض‬َُْ‫أ‬ ْ‫ى‬ِْٓٛ‫ن‬ِ‫إ‬ ٍِْ‫ي‬ ْ‫ى‬ِِّٓ‫ث‬‫س‬ ‫ٕا‬ُ‫ه‬‫ك‬‫ْل‬ ٍِْ‫ي‬ ْ‫ى‬ِِٓ‫ل‬ْٕ‫ف‬ ٍِْ‫ي‬ٔ ِ‫ذ‬ْ‫ح‬‫ر‬ ْ‫ى‬ِِٓ‫ه‬ُ‫ج‬ْ‫س‬‫أ‬ ۚ ْ‫ى‬ُُِْٓ‫ي‬ ‫خ‬‫ي‬ُ‫أ‬ ‫ح‬‫ذ‬ِ‫ص‬‫ز‬ْ‫م‬ُ‫ي‬ ۖ ‫ش‬ِٛ‫ث‬‫ك‬ٔ ْ‫ى‬ُُِْٓ‫ي‬ ‫بء‬‫س‬ ‫ب‬‫ي‬ ٌُٕ‫ه‬ًْ‫ع‬ٚ Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka
  • 50. QS. Al-Maidah (5): 100 ْ‫م‬ُ‫ل‬ ‫َل‬ ِٕ٘‫ْز‬‫س‬ٚ ُ‫ث‬ِٛ‫ج‬‫خ‬ْ‫ان‬ ُ‫ِّت‬ٛ‫انط‬ٔ ْٕ‫ن‬ٔ ‫ك‬‫ج‬‫ج‬ْ‫ع‬‫أ‬ ُ‫ح‬‫ش‬ْ‫ث‬‫ك‬ ِ‫ث‬ِٛ‫ج‬‫خ‬ْ‫ان‬ ۚ ‫ٕا‬ُ‫م‬‫بر‬‫ف‬ ‫هللا‬ ‫ب‬ٚ ِٙ‫ن‬ُٔ‫أ‬ ِ‫ة‬‫ب‬‫ج‬ْ‫ن‬ ْ ‫اْل‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ع‬‫ن‬ ٌُٕ‫ح‬ِ‫ه‬ْ‫ف‬ُ‫ر‬ Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan"
  • 51. QS. Al-Jinn (72): 16 ٌْ‫أ‬ٔ ِٕ‫ن‬ ‫ٕا‬ُ‫ي‬‫ب‬‫م‬‫ْز‬‫س‬‫ا‬ ٗ‫ه‬‫ع‬ ِ‫خ‬‫م‬ِٚ‫ش‬‫انط‬ ْ‫ى‬ُْ‫ب‬ُْٛ‫ْم‬‫س‬‫ْل‬ ًّ‫ء‬‫ب‬‫ي‬ ‫ب‬ًّ‫ل‬‫ذ‬‫غ‬ Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak)
  • 52. QS. Al-A‟raf (7): 96 ْٕ‫ن‬ٔ ٌ‫أ‬ ‫م‬ْْ‫أ‬ ٰ ٖ‫ش‬ُ‫م‬ْ‫ان‬ ‫ٕا‬ُُ‫آي‬ ‫ا‬ْٕ‫م‬‫ار‬ٔ ‫ب‬ُْ‫ح‬‫ز‬‫ف‬‫ن‬ ْ‫ى‬ِْٓٛ‫ه‬‫ع‬ ٍ‫د‬‫ب‬‫ك‬‫ش‬‫ث‬ ٍِ‫ي‬ ِ‫ء‬‫ب‬ً‫انس‬ ِ‫ض‬ْ‫س‬ ْ ‫اْل‬ٔ ٍِْ‫ك‬ٰ‫ن‬ٔ ‫ُٕا‬‫ث‬‫ز‬‫ك‬ ْ‫ى‬ُْ‫ب‬َْ‫ز‬‫خ‬‫أ‬‫ف‬ ‫ب‬ًِ‫ث‬ ‫ٕا‬َُ‫ب‬‫ك‬ ٌُٕ‫ج‬ِ‫س‬ْ‫ك‬ٚ Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya
  • 53. QS. Al-A‟raf (7): 128 ‫بل‬‫ل‬ ٰ ٗ‫ٕس‬ُ‫ي‬ ِِّ‫ي‬ْٕ‫م‬ِ‫ن‬ ‫ٕا‬ُُِٛ‫ع‬‫ْز‬‫س‬‫ا‬ ِ‫بّلل‬ِ‫ث‬ ‫ُٔا‬‫ش‬ِ‫ج‬ْ‫اص‬ٔ ۖ ٌِ‫إ‬ ‫ض‬ْ‫س‬ ْ ‫اْل‬ ِ ِ ‫ّلل‬ ‫ب‬ُٓ‫ث‬ِ‫ُٕس‬ٚ ٍْ‫ي‬ ُ‫ء‬‫ب‬‫ش‬ٚ ٍِْ‫ي‬ ِِِ‫د‬‫ب‬‫ج‬ِ‫ع‬ ۖ ُ‫خ‬‫ج‬ِ‫ل‬‫ب‬‫ع‬ْ‫ان‬ٔ ٍِٛ‫م‬‫ز‬ًُْ‫ه‬ِ‫ن‬ Musa berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa"
  • 54. QS. Ali Imran (3): 160 ٌِْ‫إ‬ ُ‫ى‬ُ‫ك‬ْ‫ش‬ُ‫ص‬ُْٚ ُ‫هللا‬ ‫َل‬‫ف‬ ‫ت‬ِ‫ن‬‫ب‬‫غ‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬‫ن‬ ۖ ٌِْ‫إ‬ٔ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ُ‫ز‬ْ‫خ‬ٚ ًٍْ‫ف‬ ‫ا‬‫ر‬ ِ٘‫ز‬‫ان‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ُ‫ش‬ُ‫ص‬ُْٚ ٍِْ‫ي‬ ِِِ‫ذ‬ْ‫ع‬‫ث‬ ۗ ٗ‫ه‬‫ع‬ٔ ِ‫هللا‬ ِ‫م‬‫ك‬ٕ‫ز‬ْٛ‫ه‬‫ف‬ ٌُُِٕ‫ي‬ْ‫ؤ‬ًُْ‫ان‬ Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal
  • 55. QS. At-Thalaq (65): 2-4 ْ‫ى‬ُ‫ك‬ُِْ‫ي‬ ٍ‫ل‬ْ‫ذ‬‫ع‬ ْ٘ٔ‫ر‬ ‫ٔا‬ُ‫ذ‬ِْٓ‫ش‬‫أ‬ٔ ٍ‫ُٔف‬‫ش‬ْ‫ع‬ًِ‫ث‬ ٍُُْٕ‫ل‬ِ‫بس‬‫ف‬ ْٔ‫أ‬ ٍ‫ُٔف‬‫ش‬ْ‫ع‬ًِ‫ث‬ ٍُُْٕ‫ك‬ِ‫س‬ْ‫ي‬‫أ‬‫ف‬ ٍُٓ‫ه‬‫ج‬‫أ‬ ٍْ‫غ‬‫ه‬‫ث‬ ‫ا‬‫ر‬ِ‫ئ‬‫ف‬ ‫أ‬ٔ ۚ ِ ِ ‫ّلل‬ ‫ح‬‫بد‬ٓ‫انش‬ ‫ٕا‬ًُِٛ‫ل‬ ‫ًّب‬‫ج‬‫ش‬ْ‫خ‬‫ي‬ ُّ‫ن‬ ْ‫م‬‫ع‬ْ‫ج‬ٚ ‫هللا‬ ِ‫ك‬‫ز‬ٚ ٍْ‫ي‬ٔ ۚ ِ‫ش‬ِ‫خ‬ ْ ٜ‫ا‬ ِ‫و‬ْْٕٛ‫ان‬ٔ ِ‫بّلل‬ِ‫ث‬ ٍُِ‫ي‬ْ‫ُؤ‬ٚ ٌ‫ب‬‫ك‬ ٍْ‫ي‬ ِِّ‫ث‬ ُ‫ع‬‫ُٕع‬ٚ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ِ‫ن‬ ٰ‫ر‬ ۚ ِِِ‫ش‬ْ‫ي‬‫أ‬ ُ‫غ‬ِ‫ن‬‫ب‬‫ث‬ ‫هللا‬ ٌِ‫إ‬ ۚ ُُّ‫ج‬ْ‫س‬‫ح‬ ُٕٓ‫ف‬ ِ‫هللا‬ ٗ‫ه‬‫ع‬ ْ‫م‬‫ك‬ٕ‫ز‬ٚ ٍْ‫ي‬ٔ ۚ ُ‫ت‬ِ‫س‬‫ز‬ْ‫ح‬ٚ ‫َل‬ ُ‫ْث‬ٛ‫ح‬ ٍِْ‫ي‬ ُّْ‫ل‬ُ‫ص‬ْ‫ش‬ٚٔ ‫ل‬ ‫ًّا‬‫س‬ْ‫ذ‬‫ل‬ ٍ‫ء‬ْٙ‫ش‬ ِّ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ن‬ ُ‫هللا‬ ‫م‬‫ع‬‫ج‬ ْ‫ذ‬ ِ‫ح‬ٚ ْ‫ى‬‫ن‬ ِٙ‫ئ‬‫انَل‬ٔ ٍ‫ُش‬ْٓ‫ش‬‫أ‬ ُ‫خ‬‫ث‬‫َل‬‫ث‬ ٍُُٓ‫ر‬‫ذ‬ِ‫ع‬‫ف‬ ْ‫ى‬ُ‫ز‬ْ‫ج‬‫ر‬ْ‫اس‬ ٌِِ‫إ‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ب‬‫س‬َِ ٍِْ‫ي‬ ِ‫ط‬ِٛ‫ح‬ًْ‫ان‬ ٍِ‫ي‬ ٍْ‫س‬ِ‫ئ‬ٚ ِٙ‫ئ‬‫انَل‬ٔ ْ‫ع‬ ِ‫ل‬‫ب‬ًْ‫ح‬ ْ ‫اْل‬ ُ‫د‬‫َٔل‬ُ‫أ‬ٔ ۚ ٍ ‫ًّا‬‫ش‬ْ‫س‬ُٚ ِِِ‫ش‬ْ‫ي‬‫أ‬ ٍِْ‫ي‬ ُّ‫ن‬ ْ‫م‬‫ع‬ْ‫ج‬ٚ ‫هللا‬ ِ‫ك‬‫ز‬ٚ ٍْ‫ي‬ٔ ۚ ٍُٓ‫ه‬ًْ‫ح‬ ٍْ‫ع‬‫ع‬ٚ ٌْ‫أ‬ ٍُُٓ‫ه‬‫ج‬‫أ‬ Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar
  • 56. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka- sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (menopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya
  • 57. QS. Al-Anfal (8): 2-4 ْ‫ى‬ُْٓ‫ر‬‫اد‬‫ص‬ ُُّ‫ر‬‫ب‬ٚ‫آ‬ ْ‫ى‬ِْٓٛ‫ه‬‫ع‬ ْ‫ذ‬ِٛ‫ه‬ُ‫ر‬ ‫ا‬‫ر‬ِ‫إ‬ٔ ْ‫ى‬ُُٓ‫ث‬ُٕ‫ه‬ُ‫ل‬ ْ‫ذ‬‫ه‬ِ‫ج‬ٔ ُ‫هللا‬ ‫ش‬ِ‫ك‬ُ‫ر‬ ‫ا‬‫ر‬ِ‫إ‬ ٍِٚ‫ز‬‫ان‬ ٌُُِٕ‫ي‬ْ‫ؤ‬ًُْ‫ان‬ ‫ب‬ًَِ‫إ‬ ِٚ‫إ‬ ٌُٕ‫ه‬‫ك‬ٕ‫ز‬ٚ ْ‫ى‬ِِّٓ‫ث‬‫س‬ ٰ ٗ‫ه‬‫ع‬ٔ ‫ب‬ًَّ‫ب‬ً ٌُٕ‫م‬ِ‫ف‬ُُْٚ ْ‫ى‬ُْ‫ب‬ُْ‫ل‬‫ص‬‫س‬ ‫ب‬ًِ‫ي‬ٔ ‫ح‬‫َل‬‫انص‬ ًٌُِٕٛ‫م‬ُٚ ٍِٚ‫ز‬‫ان‬ ‫ى‬ِٚ‫ش‬‫ك‬ ‫ق‬ْ‫ص‬ِ‫س‬ٔ ‫ح‬‫ش‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ي‬ٔ ْ‫ى‬ِِّٓ‫ث‬‫س‬ ‫ذ‬ُِْ‫ع‬ ‫بد‬‫ج‬‫س‬‫د‬ ْ‫ى‬ُٓ‫ن‬ ۚ ‫ب‬ًّّ‫م‬‫ح‬ ٌُُِٕ‫ي‬ْ‫ؤ‬ًُْ‫ان‬ ُ‫ى‬ُْ ‫ك‬ِ‫ئ‬ٰ‫ٔن‬ُ‫أ‬ Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia
  • 58. QS. Hud (11): 1-3 ٍ‫ش‬ِٛ‫ج‬‫خ‬ ٍ‫ى‬ِٛ‫ك‬‫ح‬ ٌُْ‫ذ‬‫ن‬ ٍِْ‫ي‬ ْ‫ذ‬‫ه‬ِّ‫ص‬ُ‫ف‬ ‫ى‬ُ‫ث‬ ُُّ‫ر‬‫ب‬ٚ‫آ‬ ْ‫ذ‬ًِ‫ك‬ْ‫ح‬ُ‫أ‬ ‫بة‬‫ز‬ِ‫ك‬ ۚ ‫انش‬ ‫ش‬ِٛ‫ش‬‫ث‬ٔ ‫ش‬ِٚ‫ز‬َ ُُِّْ‫ي‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬‫ن‬ َُِِٙ‫إ‬ ۚ ‫هللا‬ ‫َل‬ِ‫إ‬ ‫ٔا‬ُ‫ذ‬ُ‫ج‬ْ‫ع‬‫ر‬ ‫َل‬‫أ‬ ِ‫ر‬ ‫م‬ُ‫ك‬ ِ‫د‬ْ‫ُؤ‬ٚٔ ًًّّٗ‫س‬ُ‫ي‬ ٍ‫م‬‫ج‬‫أ‬ ٰ ٗ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ب‬ًُّ‫س‬‫ح‬ ‫ًّب‬‫ع‬‫ب‬‫ز‬‫ي‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ْ‫ع‬ِّ‫ز‬ًُٚ ِّْٛ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ُٕا‬‫ث‬ُٕ‫ر‬ ‫ى‬ُ‫ث‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬‫ث‬‫س‬ ‫ٔا‬ُ‫ش‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ْز‬‫س‬‫ا‬ ٌِ‫أ‬ٔ ‫ف‬ ٘ ‫اة‬‫ز‬‫ع‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ْٛ‫ه‬‫ع‬ ُ‫بف‬‫خ‬‫أ‬ َِِّٙ‫ئ‬‫ف‬ ‫ا‬ْٕ‫ن‬ٕ‫ر‬ ٌِْ‫إ‬ٔ ۖ ُّ‫ه‬ْ‫ع‬‫ف‬ ٍ‫م‬ْ‫ع‬ ٍ‫ش‬ِٛ‫ج‬‫ك‬ ٍ‫و‬ْٕٚ Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu, agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa khabar gembira kepadamu daripada-Nya, dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat
  • 59. QS. Hud (11): 6 ۞ ‫ب‬‫ي‬ٔ ٍِْ‫ي‬ ٍ‫خ‬‫اث‬‫د‬ ِٙ‫ف‬ ِ‫ض‬ْ‫س‬ ْ ‫اْل‬ ‫َل‬ِ‫إ‬ ٗ‫ه‬‫ع‬ ِ‫هللا‬ ‫ب‬ُٓ‫ل‬ْ‫ص‬ِ‫س‬ ُ‫ى‬‫ْه‬‫ع‬ٚٔ ‫ب‬ْ‫ش‬‫م‬‫ْز‬‫س‬ُ‫ي‬ ‫ب‬ٓ‫ع‬‫د‬ْٕ‫ْز‬‫س‬ُ‫ي‬ٔ ۚ ‫م‬ُ‫ك‬ ِٙ‫ف‬ ٍ‫ة‬‫ب‬‫ز‬ِ‫ك‬ ٍٍِٛ‫ج‬ُ‫ي‬ Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)
  • 60. QS. At-Taubah (9): 59 ْٕ‫ن‬ٔ ْ‫ى‬َُٓ‫أ‬ ‫ُٕا‬‫ظ‬‫س‬ ‫ب‬‫ي‬ ُ‫ى‬ُْ‫ب‬‫آر‬ ُ‫هللا‬ ُُّ‫ن‬ُٕ‫س‬‫س‬ٔ ‫ٕا‬ُ‫ن‬‫ب‬‫ل‬ٔ ‫ب‬ُُ‫ج‬ْ‫س‬‫ح‬ ُ‫هللا‬ ‫ب‬ُِٛ‫ر‬ْ‫ُؤ‬ٛ‫س‬ ُ‫هللا‬ ٍِْ‫ي‬ ِِّ‫ه‬ْ‫ع‬‫ف‬ ُُّ‫ن‬ُٕ‫س‬‫س‬ٔ ‫ب‬َِ‫إ‬ ٗ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ‫هللا‬ ٌُٕ‫ج‬ِ‫غ‬‫ا‬‫س‬ Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang- orang yang berharap kepada Allah," (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)
  • 61. Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang memutuskan gantungannya selain kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala, maka Allah akan mencukupi baginya segala kebutuhannya, dan Allah akan mendatangkan rezeki baginya dari yang tak terduga.” HR. Thabrani dalam Ash-Shagir 1/115-116 dan diriwayatkan oleh Ibnu Abu Halim seperti yang disebutkan dalam Ibnu Katsir 8/174 dan Abu Shaikh dalam At-Targhib 2/538 lihat Majmu‟ Az-Zawa‟id 10/303 Dari „Umar bin Khaththab radhiyallahu‟anhu, dari Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Seandainya kalian sungguh-sungguh bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada seekor burung yang pergi dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.“ HR. Imam Ahmad, Tirmidzi, Nasa‟i, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, dan Al- Hakim (Imam Tirmidzi berkata: hasan shahih)
  • 62. Instagram: @abumusthofa17 Whatsapp: 08122 404 2003 Email: abumusthofa17@gmail.com Supported By: @musthofahoney https://tokko.io/musthofahoney Kontak